• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen (studi Kasus pada perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen (studi Kasus pada perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

12

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Profitabilitas

Sebuah perusahaan harus memiliki kemampuan untuk tetap bersaing dalam kompetisi dengan perusahaan-perusahan lainnya, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan profitabilitas. Pengertian profitabilitas menurut (Gitman, 2009) adalah:

“Profitabilitas merupakan hubungan antara pendapatan dan biaya yang

dihasilkan dengan menggunakan aset perusahaan, baik lancar maupun tetap, dalam aktivitas produksi”.

Pengertian profitabilitas menurut R. Agus Sartono (2002:120) yang mengemukakan bahwa:

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannnya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri”. Sedangkan R. Agus Sartono (2001:119) berpendapat bahwa:

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini”.

Kemudian ada (Rizal Ahdiputra, 2010) menyatakan bahwa:

(2)

Berdasarkan pengertian–pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri yang merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.

2.1.1.1 Rasio Profitabilitas

Menurut Harmono (2009:109) rasio profitabilitas adalah:

“Analisis profitabilitas ini menggambarkan kinerja fundamel perusahaan

ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba”.

Menurut Sutrisno (2007:215) menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah:

“Rasio keuntungan atau profitability ratio merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan

keuntungan”.

Menurut Agnes Sawir (2005:18), ada beberapa jenis rasio profitabilitas, diantaranya sebagai berikut:

1. Gross Profit Margin (GPM) 2. Net Profit Margin (NPM) 3. Return on Assets (ROA) 4. Return on Equity (ROE)

Adapun penjelasan dari analisis rasio profitabilitas yang umum digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Gross Profit Margin

(3)

secara efisien. Secara matematis rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2. Net Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan net income (laba bersih) dari kegiatan operasi pokok bagi perusahaan yang bersangkutan. Secara matematis Net Profit Margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

3. Return on Assets

Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar Return on Assets (ROA) suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Secara matematis Return on Assets (ROA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

4. Return on Equity

Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (Net Worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.

� � = −

� � =

(4)

Return on Equity (ROE) menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha. Secara matematis Return on Equity (ROE) dapat diukur dengan menggunakan rumus:

2.1.1.2 Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan income atau pendapatan dari pengelolaan aset perusahaan. Selain itu rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari seluruh assets yang dimilik perusahaan. Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2005:91), digunakan untuk:

“Mengukur kemampuan perusahaan adalam memanfaatkan aktivanya

untuk memperoleh laba, kemudian rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kembalian investasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya”.

Sedangkan menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:74), Return on Assets (ROA) adalah:

“Rasio yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa dipoles

dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan angka laba bersih dan total aktiva (total assets) perusahaan”.

Return on Assets (ROA) didasarkan pada pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh para pemegang saham dan kreditor, maka rasio ini-pun harus dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam pengembalian kepada para penanam modal tersebut. Oleh karena itu rasio Return on Assets (ROA) sering disamakan dengan rasio Return on Investment atau ROI. Dalam penelitian ini

(5)

rasio yang digunakan adalah rasio Return on Assets (ROA) yang dikemukakan menurut Irham Fahmi (2014:186) dihitung dengan menggunakan rumus:

Sumber: Irham Fahmi (2014:186) Keterangan:

Earning After Tax = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Assets = Total Aktiva

Rasio Return on Assets (ROA) merupakan indikator keberhasilan perusahaan atas pengelolaan kekayaan (aset) yang dimilik perusahaan, sehingga dengan meningkatnya rasio return on assets (ROA) mencerminkan kinerja perusahaan baik dalam mengelola kekayaan yang dimilikinya, sehingga dapat menghasilkan keuntungan atau laba.

2.1.2 Pengertian Leverage

Seorang penanam modal atau investor baik itu pihak institusi atau publik, sebelum mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tertentu biasanya mereka menilai kondisi perusahan dari segi keuangannya. Dalam menilai kondisi perusahaan tersebut dilakukan suatu analisis-analisis laporan keuangan salah satunya adalah leverage.

Menurut Tung Desem Waringin (2012:24) Leverage secara harfiah berarti:

“Pendongkrak maksudnya adalah alat bantu yang memudahkan atau mempercepat pencapaian tujuan. Arti leverage secara harfiah adalah pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan, leverage juga mempunyai maksud yang serupa. Lebih spesifik lagi, leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan”.

(6)

Menurut Jack Guinan (2010:188), arti dari leverage adalah:

“Jumlah utang yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan.

Perusahaan dengan jumlah utang lebih besar dari ekuitas digolongkan memiliki leverage tinggi”.

Dengan kata lain leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva untuk memperbesar penghasilan bagi pemilik perusahaan. Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini berarti bahwa tingkat ketidakpastian dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperoleh jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, atau dari satu periode ke periode berikutnya. Tetapi yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi serta semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan.

2.1.2.1 Jenis-Jenis Leverage

Menurut Lukman Syamsudin (2004:107-120) beberapa literature membedakan leverage menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Operating Leverage 2. Financial Leverage 3. Total Leverage

(7)

1. Operating leverage

Operating leverage adalah kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap Earnings Befores Interestand Taxes (EBIT).

2. Financial Leverage

Financials leverage adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban financial yang sifatnya tetap untuk dipengaruhi EBIT terhadap pendapatan lembar saham biasa.

3. Combined Leverage

Total leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya tetap operasi maupun biaya tetap financial untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap pendapatan perlembar saham, maka total leverage dapat dipandang sebagai refleksi keseluruhan pengaruh dari struktur biaya-biaya operasi dan biaya-biaya tetap financial.

2.1.2.2 Rasio Leverage

Setiap perusahaan dalam proses akhir akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan yang di jadikan sebagai informasi dalam mengambil keputusan dan dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan melalui analisis rasio keuangan yang bertujuan untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan dari berbagai aspek kinerja. Salah satu jenis dari analisis rasio keuangan adalah rasio leverage yang dapat mengukur suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Kasmir (2012:155) mengemukakan bahwa dampak praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio leverage antara lain:

1. Debt to asset tario (debt ratio) 2. Debt to equity ratio

3. Long term to equity ratio 4. Tangible assets debt coverage 5. Current liabilities to net worth 6. Times interest earned

(8)

= � � � �

Menurut Irham Fahmi (2011:127), rasio leverage adalah:

“Mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang”.

Menurut Brigham dan Houston (2010:140), rasio leverage merupakan:

“Rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan

melalui utang (financial leverage)”.

Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk kategori extreme leverage (hutang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa hutang yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar hutang.

Secara umum, Irham Fahmi (2011:127) menyatakan ada beberapa rasio leverage yang dapat dijadikan sebagai metode pengukuran financial leverage antara lain:

a. Debt to Total Assets atau Debt Ratio

Rasio ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu yang diperoleh dari perbandingan total hutang dibagi dengan total asset. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Total Liabilities = Total Hutang

(9)

b. Debt to Equity Ratio

Debt Equity Ratio adalah Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan equitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan dengan seluruh equitas Kasmir (2012:157). Adapun rumus Debt to Equity Ratio adalah:

Keterangan:

Total Shareholder’s Equity = Total modal sendiri

c. Times Interest Earned

Times Interest Earned disebut juga dengan rasio kelipatan. Rasio ini dihitung dengan rumus:

Keterangan:

Earnings Before Interest and Tax (EBIT) = Laba sebelum bunga dan

pajak

Interest Expense = Beban bunga

d. Cash Flow Coverage

Rasio ini dihitung dengan rumus:

= A r K � �

Keterangan:

Depreciation = Depresiasi atau penyusutan

Fixed Cost = Biaya Tetap

Tax = Pajak

DER = � � � � ℎ ℎ ′

(10)

LTDC = Long Term Debt / (Long Term Debt + Ekuitas Pemegang Saham)

Penyusutan adalah penurunan nilai secara berangsur-angsur. Penurunan nilai ini terjadi pada berbagai jenis barang, seperti gedung, kendaraan, peralatan kantor, dan berbagai inventaris lainnya. Bagi suatu perusahaan, penurunan nilai barang dapat diperlambat dengan cara melakukan perawatan secara setiap waktunya. Disinilah timbulnya biaya perawatan tersebut. Fixed Cost adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan selama perusahaan tersebut terus menjalankan aktivitasnya. Contohnya biaya asuransi, biaya pajak, biaya sewa dan biaya-biaya lainnya. Pajak adalah kewajiban perusahaan yang harus selalu dibayar kepada pihak yang berkepentingan atau kepada Negara.

e. Long-Term Debt to Total Capitalization

Long-Term Debt to Total Capitalization disebut juga dengan hutang jangka panjang/total kapitalisasi. Long term debt merupakan sumber dana pinjaman yang bersumber dari hutang jangka panjang, seperti obligasi dan sejenisnya. Adapun rumus yang digunakan untuk rasio ini adalah:

Keterangan:

Long term Debt = Hutang Jangka Panjang

f. Fixed Charge Coverage

(11)

FCC = (Laba Usaha + Beban Bunga) / (Beban Bunga + Beban Sewa)

= Ar K D r A t v t Oper

Pe ge r od Pe H t g B y r Dev de tetap yang berkenan dengan sewa guna usaha. Rumus yang digunakan untuk rasio ini adalah:

g. Cash Flow Adequency

Cash Flow Adequency disebut juga dengan rasio kecukupan arus kas. Kecukupan arus kas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menutup pengeluaran modal, hutang jangka pendek dan pembayarn dividen setiap tahunnya.Dalam konteks ini, suatu perusahaan yang baik adalah yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan arus kas, artinya mampu memberikan arus kas sesuai dengan yang diharapkan. Dan begitu pula sebaliknya, jika arus kas yang dihasilkan tidak sesuai harapan maka memungkinkan perusahaan akan mengalami masalah termasuk mencari dana untuk membayar kewajiban-kewajibannya. Adapun rumus dari Cash Flow Adequency adalah:

2.1.2.3 Debt to Equity Ratio

(12)

semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.

Pengertian menurut Kasmir (2012:158) debt to equity ratio merupakan:

“Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas”.

Menurut Toto Prihadi (2012:263) mendefinisikan debt to equity ratio adalah:

“Rasio yang merupakan perbandingan antara utang dengan equitas. Rasio

satu menunjukan jumlah utang sama dengan jumlah equitas. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi risiko kebangkrutan perusahaan”.

Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:303) debt to equity ratio adalah:

“Rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio adalah rasio yang menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini maka semakin baik”.

Seperti diketahui, dalam menandai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan modal sendiri.

(13)

Menurut Kasmir (2010:113) keuntungan dengan mengetahui rasio ini antara lain:

1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lain.

2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. 3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap

dengan modal.

4. Guna mengambil keputusan penggunaan sumber dana ke depan.

Rumusan untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut:

Sumber: Kasmir (2012:158)

Debt to Equity Ratio (DER) yang semakin besar menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada, kreditor memandang, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Semakin kecil rasio ini semakin baik Kasmir (2010:113). Masih menurut Kasmir untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama, namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini sebaiknya besar.

2.1.3 Kebijakan Dividen

Kebijakan Dividen menurut Handono Mardiyanto (2009:4) adalah:

“Kebijakan dividen adalah seluruh kebijakan manajerial yang dilakukan

untuk menetapkan berapa besar laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa besar laba bersih yang tetap ditahan untuk

(14)

cadangan investasi tahun depan. Kebijakan itu tercermin dari besarnya perbandingan laba yang dibayarkan sebagai dividen terhadap laba bersih (dividend payout ratio)”.

Pengertian kebijakan dividen menurut Agus Sartono (2008:281) menyatakan bahwa:

“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa

datang”.

Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:167) menyatakan bahwa:

“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan

perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan

mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.

Dari beberapa pengertian kebijakan dividen diatas dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen adalah suatu kebijakan manajerial untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan dalam bentuk dividen atau ditahan untuk investasi yang akan datang.

2.1.3.1 Macam-Macam Kebijakan Dividen

Menurut Bambang Riyanto (2001:269) ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu antara lain sebagai berikut:

1. Kebijakan Dividen Stabil.

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah

ekstra tertentu.

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan.

(15)

Berikut ini adalah uraian diatas:

1. Kebijakan Dividen Stabil

Kebijakan dividen yang stabil berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapat tersebut nampak mantap dan relative permanen, barulah besarnya dividen per lembar saham dinaikkan.

Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen stabil antara lain sebagai berikut:

a. Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada

investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.

b. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima

dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan kepastian dividen yang dibayarkan.

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus

jumlah ekstra tertentu

(16)

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang

konstan

Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan berartibahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.

4. Kebijakan dividen yang fleksibel

Kebijakan dividen yang fleksibel menunjukkan bahwa besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.

2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Bambang Riyanto (2008:267), faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Posisi Likuiditas Perusahaan

2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Hutang 3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

4. Pengawasan terhadap Perusahaan Berikut ini adalah uraian diatas: 1. Posisi Likuiditas Perusahaan

(17)

2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Hutang

Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.

3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan earningnya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya.

4. Pengawasan terhadap Perusahaan

Pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan “control”

terhadap perusahaan, berati mengurangi “dividend payout ratio-nya.

2.1.3.3 Dividend Payout Ratio (DPR)

Menurut Toto Prihadi (2012:266)Dividend Payout Ratio (DPR) adalah:

“Rasio yang menggambarkan tingkat presentase dari laba yang dibagi

menjadi dividen”.

(18)

“Dividen tahunan yang dibagi dengan laba tahunan atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba per lembar saham. Rasio tersebut menunjukkan persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai dan juga menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan”.

Sedangkan menurut (Sutrisno, 2005) Dividend Payout Ratio adalah:

“Prosentase laba yang dibagikan sebagai dividen, dimana semakin besar

Dividend Payout Ratio (DPR) semakin kecil porsi dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan”.

Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menurut Agus Sartono (2001:491) menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen adalah:

“Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam

bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk

dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”.

Sedangkann Gitman (2003:570) mengungkapkan pendapatnya tentang dividend payout ratio yaitu:

Dividen Payout Ratio (DPR) menunjukkan persentase masing-masing dolar yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik dalam bentuk uang tunai. Hal ini dihitung dengan membagi dividen kas perusahaan per saham dengan laba per saham”.

Sedangkan pengertian Dividend payout ratio (DPR) menurut (Keown, 2005) adalah sebagai berikut:

Dividen payout ratio (DPR) adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif

terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar saham”.

(19)

= � � � � � ℎ %

dividend per share dengan earnings per share yang mencerminkan kebijakan dividen dari manajemen.

Rasio ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: (Lukas Setia Atmaja, 2003)

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen

Menurut Mamduh M Hanafi (2004:375)menyatakan bahwa:

“Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa

membayar deviden atau meningkatkan deviden”.

Pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio (DPR) yang dikemukakan oleh Sutrisno (2007:117)adalah:

“Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah

keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Oleh karena dividend Payout Ratio (DPR) ditentukan dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio (DPR), perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen, sehingga meningkatnya profitabilitas akan menaikan rasio pembayaran dividen pada

suatu perusahaan (DPR)”.

Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen dikemukakan oleh Suharli (2007:11) yang menyatakan bahwa:

(20)

Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayar dividen”.

Menurut Agus Sartono (2001:122) mengemukakan bahwa:

”Semakin tinggi return on asset maka kemungkinan pembagian dividen

semakin besar”.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Verly Maelani, 2013), (Anggit Satria Prihadi dan R. Djoko Sampurno, 2012), dan (Marpaung dan Hadianto, 2009) yang terbukti bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

2.2.2 Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen

Perusahaan dalam menjalankan kinerjanya perlu memerlukan modal baik dari internal ataupun eksternal perusahaan. Selain memperhatikan profit, perusahaan juga harus memperhatikan tingkat leverage untuk menjaga keseimbangan keuangan di dalam perusahaan tersebut. Leverage menunjukkan sampai sejauh mana efek dengan pendapatan tetap seperti hutang serta saham preferen digunakan dalam struktur modal suatu perusahaan (Brigham dan Houston, 2011:165 Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto).

Indikator leverage yang dipakai adalah Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan rasio dalam mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menunjukkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan serta kemungkinan pembayaran dividen rendah. R Agus Sartono (2001:66).

(21)

penggunaan utang akan meningkatkan risiko bagi perusahaan. Keputusan dalam menentukan jumlah utang yang optimal merupakan suatu proses yang rumit karena akan berdampak pada profitabilitas perusahaan dan besar dividen yang dibagikan. Meningkatnya pinjaman akan mengurangi laba bersih karena digunakan untuk membayar bunga pinjaman maka hak pemegang saham (deviden) juga semakin berkurang. (Arief Basuki, 2012).

Menurut (Suharli dan Oktorina, 2005) dan (Budiarto, 2009)menyatakan bahwa:

“Semakin besar leverage akan mengurangi kemampuan perusahaan dalam

membayar dividen”.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Priachadi dan Sarsiti, 2013), (Samira Hanim dan Moch Dzulkirom AR, 2015), dan (Haryati dan Elida Ilyas, 2011) yang terbukti bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Mamduh M Hanafi (2004:375)

(Arief Basuki, 2012) Profitabilitas

Kebijakan Dividen

(22)

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakam dugaan sementara atau jawaban sementara dan hal ini masih harus dibuktikan dengan melakukan penelitian. Dengan adanya dugaan sementara berfungsi agar lebih terarah dalam melakukan penelitian.

Menurut Deni Darmawan (2013:120) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Sedangkan hipotesis menurut Umi Narimawati (2010:7) menyatakan bahwa hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya dalam suatu analisis statistik.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan hipotesis sebagai berikut:

(23)

90

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai berikut:

1. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan

dividen, artinya apabila profitabilitas meningkat maka kebijakan dividen juga akan meningkat.

2. Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, artinya apabila leverage meningkat maka kebijakan dividen akan menurun.

5.2 Saran

Berdasarkan apa yang penulis temukan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi kegunaan praktis (Bagi Perusahaan)

(24)

mempertimbangkan banyaknya kebutuhan di pasar, dengan begitu tidak terjadi penumpukan persediaan yang akan mengurangi laba. sedangkan meningkatkan penjualan dapat dilakukan dengan membuat strategi penjualan seperti membuat produk baru. Jika keuntungan yang diperoleh meningkat maka laba perushaan juga meningkat, hal ini akan berakibat pada besar atau tidaknya Dividend Payout Ratio yang dibagikan. Selain itu juga dapat dilakukan kebijaksanaan investasi dana dalam aktiva (asset turn over), baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Karena semakin besarnya nilai Return on Asset (ROA) akan menunjukan bahwa kinerja perusahaan semakin baik dan tingkat pengembalian investasi yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) semakin besar. selain itu perusahaan harus memperhatikan penggunaan pendanaan perusahaan baik internal maupun eksternal. Jika pendanaan internal yang digunakan maka akan mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membayar bunga dan penambahan dividen bagi pemegang saham.

 Tingkat hutang yang tinggi tidak baik untuk sebuah perusahaan, karena

(25)

hutang itu, karena perusahaan secara tidak langsung harus membayar bunga yang lebih tinggi.

2. Bagi kegunaan akademis (Bagi Peneliti Lain)

(26)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY AND LEVERAGE TO

DIVIDEND POLICY

(Case Study of Manufacture Sector Automotive and Components Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2011-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Oleh:

Nama: Itsna Nurpadilah Nim: 21111157

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(27)

v

SURAT PERNYATAAN

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN

(28)

vi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 12 2.1.1 Pengertian Profitabilitas .…. ... 12

2.1.1.1 Rasio Profitabilitas ... 13 2.1.1.2 Return on Assets ... 15 2.1.2 Pengertian Leverage ... 16 2.1.2.1 Jenis-Jenis Leverage ... 17 2.1.2.2 Rasio Leverage ... 18 2.1.2.3 Debt to Equity Ratio ... 22 2.1.3 Pengertian Kebijakan Dividen ... 24 2.1.3.1 Macam-Macam Kebijakan Dividen ... 25 2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kebijakan Dividen ... 27 2.1.3.3 Dividend Payout Ratio ... 28 2.2 Kerangka Pemikiran ... 30 2.2.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen 30 2.2.2 Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen ... 31 2.3 Hipotesis ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(29)

vii

3.4.1 Populasi ... 38 3.4.2 Penarikan Sampel ... 39 3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40 3.5 Metode Pengumpulan Data ... 41 3.6 Metode Pengujian Data ... 42 3.6.1 Rancangan Analisis ... 42 3.6.2 Pengujian Hipotesis/Data ... 50

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

(30)

viii

4.1.2.6 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (t) ... 83 4.2 Hasil Pembahasan ... 86 4.2.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen 86 4.2.2 Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 90 5.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(31)

93

Agus Sartono. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Albrecht, Steve dan Red Skousen. 2001. Akuntansi Keuangan, Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Non parametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anggit Satria Pribadi dan R. Djoko Sampurno 2012. Analisis Pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, Dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio. DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT. Vol 1 No 1 Tahun 2012. Hal: 212-211.

Anjar Wibisono 2008. Pengaruh rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap dividend payout ratio. Terakreditasi SK Dirjen DIKTI no 43/DIKTI/KGP/2008 ISSN: 1693-5241.

Arief Basuki. 2012. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Net Profit Margin Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Universitas Diponegoro. Semarang.

Arief Sugiono. 2009. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: PT Grasindo.

Bambang Riyanto. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 7. BPFE: Yogyakarta.

Brealey, R. Stewart Myers dan Alan Marcus. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Penerjemah Ali Akbar Yulianto. Salemba Empat. Jakarta. Dekeng Setyo Budiarto. 2009. Prediksi Tingkat Pengembalian Investasi Sekuritas

(32)

94

Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantiatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dergibson Siagian dan Sugiarto. 2008. Metode Statistika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. 2005 Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi). Edisi Kedua. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Dyah Handayani BS. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007. Universitas Diponegoro. Semarang.

David. 2010. Analisis Cash Position, Leverage, Growth, Lliquidity terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen. ISSN: 1907-4913 No 1 Vol 5. Elyzabet Indrawati Marpaung dan Bram Hadianto 2009. Pengaruh Profitabilitas

dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen: Studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi. Vol 1 No 1 Mei 2009. Hal: 70-84.

Gitman, Lawrence J,. and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. Thirteenth Edition. Pierson Education Limited. United States of America.

Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Handono Mardiyanto. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo. Harmono. 2011. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Score Card

Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryati dan Elida Ilyas. 2011. Pengaruh Financial Leverage, Investasi, Likuiditas, Serta Risiko Perusahaan Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Ekonomi. Vol 19 No 3 September 2011.

Henryanto Wijaya. 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio. Vol 12 No 1 April 2012. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

(33)

95

Jack Guinan. 2010. INVESTOPEDIA: Cara Mudah Memahami Istilah Investasi, Cetakan I. Jakarta : Hikmah.

Jeffry Ray Alfon’s. 2013. The Analysis of Factors Affecting Dividend Payout Ratio in The Go Public Companies Listed at Indonesia Stock Exchange in Period 2006-2010. Vol 1 No 3.

John, S. Franklin and K. Muthusamy. 2010. Leverage, Growth, and Profitability as Determinants of Dividend Payout Ratio – Evidence from Indian Paper Industry. Journal of Business Management. 26-30.

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Andi.

Junaidi, H. Azwir dan Meilda Wiguna. 2014. Pengaruh Return on Equity, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Jakarta Islamic Index yang Listing di BEI Periode 2008-2012. Jurnal FEKON. Vol 1 No 2 Oktober 2014.

Jurica Lucyanda dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol 4 No 2 September 2012. Hal: 129-138. ISSN: 2085-4277.

Kartika Nuringsih. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Juli-Desember. Vol 2 No 2. Hal: 103-123.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Khoirul Hikmah dan Ririn Astuti. 2013. Growth of Sales, Investment, Liquidity,

Profitability, dan Size of Firm terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Vol 2 No 1.

Lalu Candra Karami. 2011. The Influence of Leverage and Liquidity on Dividend Policy (Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45 in 2008-2010).

Lisa Marlina dan Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol 2 No 1 Januari 2009. ISSN: 1978−8339.

(34)

96

Mahmud M Hanafi. 2012. Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE – YOGYAKARTA.

Mardaleni. 2014. Analisis Pengaruh Return on Equity, Debt Equity Ratio dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013. Jurnal Apresiasi Ekonomi. Vol 2 No 2 Mei 2014. Hal: 73-79.

Mashuri. 2008. Penelitian Verifikatif. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.

Michell Suharli dan Megawati Oktorina. 2005. Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities melalui rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi Solo.

M. Faisal Abdullah. 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbitan Universitas Muhammadiyah. Malang.

Munsa Ipaktri. 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, likuiditas dan Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Priachadi dan Sarsiti. 2013. Pengaruh Growth Opportunity, Debt to Equity Ratio dan Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio. Vol 10 No 1. Prihantoro. 2003. Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan

Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Bisnis. Vol 8 No 1 Jilid 8. Hal: 7-14. Putu Anom Mahadwartha. 2002. Interpedensi antara Kebijakan Leverage dengan

Kebijakan Dividen: Perspektif Teori Keagenan. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi. Vol 2 No 2. Hal: 635-647.

Regina Ariesta Aljannah. 2010. Analisis Pengaruh Hutang, Profitabilitas, Likuiditas dan Pertumbuhan Terhadap Dividen (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008). Universitas Diponegoro. Semarang.

Rizal Adhiputra. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada perusahaan manufaktur Di Bursa Efek indonesia. Jurnal Akuntansi & Manajemen. Semarang.

(35)

97

Rini Dwiyani Hadiwidjaja dan Lely Fera Triani. 2009. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Vol 5 No 2.

Rizal Ahmad. 2009. Pengaruh Profitability dan Oppurtunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 2 No 2.

Rizky Febriani Utami. 2008. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007. Universitas Gunadarma. Depok.

Salvatore Wika Lingga Pradana dan I Putu Sugiartha Sanjaya. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow, dan Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Septi Rahayuningtyas dan Siti Ragil Handayani. 2014. Pengaruh Rasio-Rasio

Keuangan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan yang Listing di BEI Tahun 2009-2011. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 7 No 2 Januari 2014.

Siti Syamsiroh Difah. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2004-2009. Universitas Diponegoro. Semarang. Smith, Skousen. 2009. Akuntansi Intermetiate. Edisi kelima belas. Jakarta:

Erlangga. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti 2004.

Sofyan Syafri Harahap. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suharli. 2007. Pengaruh Profitability dan Invesment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat. Jurnal Ekomomi Akuntansi. Hal: 9-17.

Suherli dan Sofyan S Harahap. 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Dividen. Jakarta: Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi. Vol 4 No 1.

(36)

98

Susana Damayanti dan Fatchan Achyani. 2006. Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 5 No 1 April. Hal: 51-62.

Susan Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung: Penerbit PUSTAKA. Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta:

EKONISIA.

Tita Deitiana. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen Terhadap Harga Saham. Universitas Trisakti.

Toto Prihadi. 2012. Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK. PPM Manajemen. Jakarta.

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi. Genesis.

Umi Narimawati, Sri Dewi A, & Lina I. 2011. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

Van Horne, James C dan John M Machowicz, JR. 2007. Fundamental of Financial Management. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Buku 2. Edisi 12. Salemba 4. Jakarta.

Verly Maelani. 2013. Pengaruh Cash Position, Debt to Equity, Return on Asset Terhadap Dividend payout Ratio pada Perusahaan Non Keuangan yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi. Vol 1 No 1.

Warner R Murhadi. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta. Salemba Empat.

Wicaksana, I Gede A. 2012. Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Dan Return on Asset Terhadap kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Tesis Tidak Dipublikasikan Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Udayana Denpasar.

(37)

99

http://www.beritasatu.com/emiten/198985-laba-bersih-astra-semester-i-naik-11-ke-rp-98-triliun.html

www.icmd.co.id

www.idx.co.id

(38)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Itsna Nurpadilah

Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 09 Agustus 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Warga Negara : Indonesia

Alamat Rumah : Kp. Srengseng Jaya RT/RW 001/002

Des. Sukadarma Kec. Sukatani Kab. Bekasi 17630 Pendidikan Formal

Tahun Pendidikan Keterangan

1999-2005 SD Negeri 02 Sukadarma Lulus dan Berizasah 2005-2008 SMP Negeri 1 Sukatani Lulus dan Berizasah 2008-2011 SMA Negeri 1 Cikarang Utara Lulus dan Berizasah

(39)

iii

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “PENGARUH PROFITABILITAS

DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN”.

Laporan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan baik dari segi materi maupun teknisnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kriktik yang bersifat membangun dari para pembaca.

Dalam penyusunan laporan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang telah memberikan saran yang bersifat moril maupun materiil yang bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

(40)

iv

6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bantuan, do’a serta amal kebajikan yang telah diberikan

mendapatkan balasan dari Alllah SWT. Akhir kata semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

.

Bandung, Agustus 2015 Penulis

(41)
(42)
(43)
(44)

Stock Exchange Period 2011-2013) on the automotive sector and manufacturing companies of components listed in the Indonesia Stock Exchange and how much leverage influence on policy in the automotive sector and manufacturing companies of components listed in the Indonesia Stock Exchange.

The method used in this research is descriptive analysis and verification. Statistical tests used in the multiple regression analysis through the testing phase classical assumption test, regression analysis, partial correlation analysis, coefficient of determination and hypothesis testing using SPSS V.21 .1 for windows.

Results of testing the hypothesis in this study show that (1) changes in the profitability of significant and positive impact on dividend policy on the automotive sector and manufacturing companies of components listed in the Indonesia Stock Exchange, (2) changes in leverage significant and negative effect on dividend policy on manufacturing sector automotive and components listed in the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: profitability, leverage and dividend policy.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan perekonomian suatu negara tidak dapat terpisahkan dari dunia investasi yang dapat diukur dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan berupa surat utang (obligasi), ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivative maupun instrumen lainnya (IDX, 2010). Pasar modal berperan penting sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dan menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi (IDX, 2010). Pihak yang kelebihan dana (investor) dana yang membutuhkan dana (investor) bertemu dan melakukan transaksi di pasar modal (Aljannah, 2010).

Investor memiliki tujuan utama dalam berinvestasi yaitu untuk memperoleh return yang dapat berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain) (Handayani, 2010). Dividen merupakan distribusi pendapatan perusahaan yang merupakan hak pemegang saham yang dapat berbentuk kas, aktiva atau bentuk lain Sugiono (2009). Kebijakan dividen adalah kebijakan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham yang akan dibagikan dalam bentuk dividen dan besarnya laba ditahan untuk kebutuhan perkembangan usaha (Gitosudarmo dan Basri, 2008).

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang sulit juga dilematis bagi pihak manajemen perusahaan sebab kebijakan tersebut harus diformulasikan untuk dua dasar tujuan dengan memperhatikan maksimalisasi kekayaan para pemegang saham dan pembiayaan yang cukup,hal tersebut sesuai dengan teori residual dividen bahwa kelebihan kas yang timbul setelah dana kebutuhan investasi terpenuhi seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen (Wicaksana, 2012).

(45)

yang dapat diukur melalui jumlah laba operasi atau laba bersih perusahaan (Brealey, Myers dan Marcus, 2008). Rasio ini memiliki peranan utama dalam hubungannya dengan dividen karena merupakan bagian dari laba yang diperoleh perusahaan. Keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban tetapnya berupa bunga dan pajak. Perusahaan yang mengalami kerugian akan menyulitkan dalam hal pembayaran dividen. Sehingga semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Rasio utang atau yang diistilahkan dengan leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Irawati, 2006). Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar penggunaan utang yang mengakibatkan semakin besar pula risiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Penggunaan utang ditujukan untuk membantu dalam pencapaian laba yang diharapkan perusahaan. Namun laba bersih yang diperoleh tersebut tidak serta merta diikuti dengan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen, sebab kewajiban membayar utang lebih diutamakan daripada membayar dividen. Semakin tinggi penggunaan utang perusahaan menyebabkan semakin sulit perusahaan untuk membayar dividen (Wicaksana, 2012).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik meneliti hubungan profitabilitas dan leverage terhadap kebijakan dividen dan menulis hasilnya dalam skripsi dengan judul

“Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen”. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen.

2. Seberapa besar pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah mencari data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan yang jelas tentang pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan bahan perbandingan bagi penelitian berikutnya mengenai pengaruh pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen.

1.4.2 Kegunaan Akademis

(46)

2.1.1.1 Rasio Profitabilitas

Menurut Harmono (2009:109) rasio profitabilitas adalah analisis profitabilitas ini menggambarkan kinerja fundamel perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba.

Rasio profitabilitas yang digunakan sebagai indikator profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return on Assets.

Menurut Irham Fahmi (2014:186), Return on Assets (ROA) didasarkan pada pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh para pemegang saham dan kreditor, maka rasio ini-pun harus dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam pengembalian kepada para penanam modal tersebut. Return on Asset = Earning After Tax / Total Asset.

2.1.2 Leverage

Menurut Jack Guinan (2010:188), arti dari leverage adalah jumlah utang yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan. Perusahaan dengan jumlah utang lebih besar dari ekuitas digolongkan memiliki leverage tinggi.

2.1.2.2 Rasio Leverage

Menurut Menurut Irham Fahmi (2011:127), rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.

Rasio leverage yang digunakan sebagai indikator profitabilitas dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio.

Menurut Kasmir (2012:158), Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Debt to Equity Ratio = Total Liabilities / Total Shareholder’s Equity.

2.1.3 Kebijakan Dividen

Menurut I Made Sudana (2011:167), arti dari kebijakan dividen adalah bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan.

2.1.3.3 Dividend Payout Ratio

Menurut Keown (2005), arti dari dividen payout ratio adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar saham.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen

Suharli (2007:11) yang menyatakan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungannya lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayar dividen.

2.2.2 Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen

(47)

III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2) metode penelitian adalah metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2010:38), operasionalisasi variabel meruoakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen”. Maka terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel Bebas / Independent (X)

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Profitabilitas dan Leverage. 2. Variabel Terikat / Dependent (Y)

Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kebijakan Dividen.

3.3 Sumber Data

Menurut Andi Supangat (2007:2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian baru para pengguna.

Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain yaitu diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id). Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dengan materi terkait mengenai profitabilitas, leverage terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat Serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi yang di ambil oleh penulis adalah 12 perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen dengan laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan selama 3 periode yaitu dari tahun 2011-2013, sehingga terdapat 36 (tiga puluh enam) laporan keuangan yang menjadi populasi.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009:78) menyatakan bahwa sensus atau sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

(48)

Kd = r2 x %

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Pengambilan data diperoleh melalui Indonesian Stock Exchange (IDX) Kota Bandung yang beralamat di Jalan Veteran No.10 telepon: (022) 4214349 Fax: (022) 4214359 Email: pipm.bandung@idx-pipm.net. Dan data didapat juga melalui website Indonesian Stock Exchange (IDX) yaitu www.idx.co.id

3.4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 6 bulan yang dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2015.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013: 224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.

3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41), rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Sebelum dilakukan pembentukan model regresi, sebelumnya dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu supaya model yang terbentuk memberikan estimasi yang BLUE. Pengujian asumsi ini terdiri atas empat pengujian, yakni Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastistias dan Uji Multikolinieritas.

2. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

3. Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Ridwan dan Sunarto (2007:81) Dimana:

(49)

Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji satu pihak (one tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (H0) : β= 0 dan hipotesis alternatifnya (H1) : β≠ 0

H0 : β= 0 : Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

H1 : β≠ 0 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

H0 : β= 0 : Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

H1 : β≠ 0 : Leverage berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis

4.1.1 Deskriptif Data Penelitian 4.1.1.1 Analisis Deskriptif Profitabilitas

Return on Assets (ROA) didasarkan pada pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh para pemegang saham dan kreditor, maka rasio ini-pun harus dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam pengembalian kepada para penanam modal tersebut Irham Fahmi (2014:186).

Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan grafik yang menggambarkan perkembangan profitabilitas yang diukur oleh ROA perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013:

Gambar 4.1

Grafik Perkembangan ROA Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di BEI

Berdasarkan grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ROA pada perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013 perkembangan fluktuatif. Terjadi peningkatan pada tahun 2012, Peningkatan tersebut terjadi karena pada tahun tersebut seluruh perusahaan tidak ada yang mengalami kerugian pada tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan derastis dari tahun sebelumnya karena total asset yang tidak seimbang dengan laba bersih.

(50)

Gambar 4.2

Grafik Perkembangan DER Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di BEI

Berdasarkan tabel dan grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa DER pada perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013 perkembangan fluktuatif. Terjadi penurunan pada tahun 2012, penurunan tersebut terjadi karena perusahaan dengan tingkat hutang yang rendah cenderung membayarkan dividen yang tinggi karena beban bunga yang harus dibayarkan kepada kreditur relatif rendah dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan derastis dari tahun sebelumnya karena perusahaan menambah hutang untuk keperluan kegiatan operasinya, seperti penambahan kapasitas produksi ban dan melakukan ekspansi.

4.1.1.3 Analisis Deskriptif Kebijakan Dividen

Dividen payout ratio (DPR) adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar saham Keown (2005).

Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan grafik yang menggambarkan perkembangan kebijakan dividen yang diukur oleh DPR perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013:

Gambar 4.3

(51)

Sedangkan pada tahun 2013 terjadi pengingkatan karena perusahaan tersebut mampu membagikan dividen, peningkatan Dividend Payout ratio dilihat dari peningkatan dividen per lembar saham dan laba per lembar saham yang diperolehnya.

4.1.2 Analisis Verifikatif 4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pembentukan model regresi, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu supaya model yang terbentuk memberikan estimasi yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimated). Pengujian asumsi ini terdiri atas empat pengujian, yakni uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastistias dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Berikut disajikan hasil output program SPSS 16.0 uji normalitas data dengan menggunakan uji normal p-plot.

Gambar 4.4 Uji Normalitas

Berdasarkan grafik normalitas menggunakan normal p-plot di atas, diketahui bahwa titik-titik menyebar mengikuti garis diagonal yang menunjukan bahwa data sudah memenuhi asumsi normalitas terbukti dari normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut.

(52)

pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model regresi

berdistribusi normal. 2. Uji Multikoliniearitas

Semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF), (Gujarati, 2003: 351) Hasil uji Multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa kedua variabel bebas memiliki nilai tolerance masing-masing variable yaitu 0,980 lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF masing-masing 1,020 kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak memiliki masalah multikolinieritas antar variable bebas dalam model regresi tersebut.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi kesalahan atau ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk menguji adanya gejala heteroskedastisitas digunakan pengujian dengan metode scatter plot, dengan kriteria hasil sebagai berikut:

1. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Grafik Perkembangan ROA Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif dan Komponen Gambar 4.1 yang Terdaftar di BEI
Grafik Perkembangan DER Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif dan Komponen Gambar 4.2 yang Terdaftar di BEI
Gambar 4.4 Uji Normalitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 500a. Lainnya

Tabungan haji adalah Simpanan pihak ketiga yang penarikannya dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan ibadah haji atau pada saat. tertentu sesuai dengan

l':asi ataur lronrurnikasi mernakai alat rnassa seperti perst radio, televj-si dan film- Para nabi-nabi rnenyebarluraskan ide dan gagasennya kepada utrnatnya antara

Prioritas pemanfaatan ruang pada ruang yang dorong perkembangannya menjadi diarahkan pada pengembangan jaringan jalan baru sebagai pembentuk struktur ruang utama

[r]

Social Return on Investment (SROI) provides a framework for measuring the social impact of a community development programme by incorporating social, environmental and

[r]

Kuesioner yang digunakan sebagai dasar penelitian kuantitaf dalam penelitian ini menggunakan skala likert untuk melihat tingkat jawaban dari pertanyaan