• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konflik Antar Karakter Nenek Dan Karakter Cucu-Cucunya Sebagai Representasi Pertentangan Antara Generasi Konservatif Dan Generasi Progresif Dalam Novel The Frozen Lake Karya Elizabeth Edmondson

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konflik Antar Karakter Nenek Dan Karakter Cucu-Cucunya Sebagai Representasi Pertentangan Antara Generasi Konservatif Dan Generasi Progresif Dalam Novel The Frozen Lake Karya Elizabeth Edmondson"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

CONFLICT BETWEEN GRANDMOTHER AND GRANDCHILDREN AS REPRESENTATION OF OPPOSITION BETWEEN

THE CONSERVATIVE AND THE PROGRESSIVE GENERATIONS IN ELIZABETH EDMONDSON’S THE FROZEN LAKE

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra

Universitas Komputer Indonesia

SULISTIA MEGAWATI 63707004

JURUSAN SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

CONFLICT BETWEEN GRANDMOTHER AND GRANDCHILDREN AS REPRESENTATION OF OPPOSITION BETWEEN

THE CONSERVATIVE AND THE PROGRESSIVE GENERATIONS IN ELIZABETH EDMONDSON’S THE FROZEN LAKE

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra

Universitas Komputer Indonesia

SULISTIA MEGAWATI 63707004

JURUSAN SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(3)

vi

dalam novel ini mampu beradaptasi dengan kebudayaan baru yang dibawa oleh imigran yang datang ke Inggria untuk bekerja, itu sebabnya generasi muda disebut sebagai progressive, sedangkan Sang Nenek adalah generasi tua yang berpegang teguh pada tradisi dan tidak bisa dipengaruhi oleh kebudayaan baru yang dibawa oleh imigran. Tujuan penulisan skripsi ini adalah merepresentasikan konflik antara nenek dan cucu-cucunya yang terdapat dalam novel tersebut The Frozen Lake. Metode yang digunakan untuk menganalisis konflik yang terjadi antara nenek dan cucunya dalam penelitian ini merupakan metode qualitative, yaitu sebuat metode penelitian yang bersifat mendeskripsikan suatu kondisi tertentu.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konflik antara karakter nenek dan cucu-cucunya adalah perwujudan dari pertentangan antara generasi lama yang konservatif dan generasi baru yang progresif. Pada penelitian ini ditemukan bahwa konflik yang terjadi membuat hubungan antara nenek dan cucunya kurang harmonis.

Dalam penelitian ini juga ditemukan dampak dari konlflik yang terjadi dalam novel tersebut dan pengaruhnya terhadap hubungan antara nenek dan cucunya. Pada akhirnya penelitian ini dapat membuktikan bahwa dalam keluarga dapat terjadi pertentangan antara konservatif dan progresif yang kemudian dimenangkan oleh generasi progresif sebagai implikasi bahwa generasi konservatif tidak dapat menerima perubahan.

(4)

vii

young generation is represented by the grandchildren. The grandchildren are progressive person who are influenced by new culture taken by immigrants and they can adapt to that new culture. On the other hand, a conservative person cannot socialize with the new tradition; they keep old tradition and do not want to receive the new influences. The aim of this research is to identify the conflicts occurring between the grandmother and the grandchildren and the influence of the conflicts towards the relationship between them as a representation of the conservative and progressive conflict. The used method to analyze conflict between grandmother and grandchildren in this research is qualitative method in which the conflict is analyzed based on the fact that novel reflects social life.

The result of this research is that there is the effect of the conflict and find the representation of the conflict in this novel and the influence of the conflict towards grandmother and grandchildren relationship. The conflicts make the relationship between grandmother and grandchildren not harmonic.

This research explains the influence of the conflicts towards the relationship between grandmother and grandchildren. Finally, this research shows that in a family the conflict between conservative and the progressive generation occurs and the winner is progressive generation because the conservative cannot receive the new culture.

(5)

viii KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat sehat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian yang berjudul “Konflik Antara Nenek dan Cucu-cucunya pada Novel The Frozen Lake Karya Elizabeth Edmondson” skripsi ini mendeskripsikan konflik yang terjadi antara generasi konserfatif dan generasi progresif serta pengaruh konflik tersebut terhadap hubungan antara generasi konserfatif dan progresif yang direpresentasikan lewat karakter nenek dan cucu-cucunya. Selama proses penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan beberapa hambatan namun berkat bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan penelitian ini. Terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. Rektor Universitas Komputer Indonesia, terima kasih atas semua fasilitas yang telah diberikan, semua itu sangat membantu dalam proses awal kuliah sampai akhir 2. Prof. Dr. Moh. Tadjuddin, M.A. Dekan Fakultas Sastra, terima kasih

banyak atas semua perhatian dan bantuan yang diberikan.

(6)

4. Asih Prihandini,S.S., M.Hum., Sekertaris Jurusan Sastra Inggris, Terima kasih untuk semua ilmu dan pendidikan yang telah diberikan, bantuan dan pengalaman berharga yang tidak dapat dilupakan.

5. Dr. Juanda terima kasih sudah menjadi pembimbing dan dosen wali yang selalu memperhatikan mahasiswanya.

6. Sandya Maulana,S.S., M.Hum., terima kasih banyak atas semua ilmu yang diberikan, waktu yang bapak luangkan untuk membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Ilmu yang bapak berikan akan menjadi bekal hidup dimasa datang, dan terima kasih atas kasih saying yang bapak berikan, semoga semua kebaikan bapak dibalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

7. Nungki Heriyati,S.S., M.A., terima kasih banyak atas semua ilmu yang telah diberikan, terutama dalam bidang sastra sehingga penilis tertarik untuk meneliti karya sastra.

8. Nenden Rikma, S.S., Terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, semua itu mampu membuka celah kosong untuk ditambal dan terus diperbaiki, terima kasih banyak. 9. Dosen Sastra Inggris M. Rayhan Bustam, S.S., dan Tatan Tawami,S.S., terima kasih atas semua ilmu yang diberikan dan semua bantuan yang diberikan.

(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirulkata semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandung, Juli 2011

(8)

1 1.1. Latar Belakang

Karya sastra merupakan gambaran atau imitasi dari kehidupan sosial, hal ini

dikemukakan oleh Wellek dan Werren. Oleh karena itu, bisa diasumsikan bahwa

kehidupan nyata dapat digambarkan melalui karya sastra, karena karya sastra juga

bisa menjadi imitasi dari kehidupan nyata atau kehidupan sosial. Dalam kehidupan

nyata, manusia memiliki kecenderungan dalam melakukan apapun yang mereka

inginkan, seperti halnya dalam mengenakan pakaian dan mengonsumsi makanan.

Ketika mereka memiliki kebebasan untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai

tersebut, mereka akan merasakan hidup lebih nyaman. Namun, ada pula orang-orang

yang tidak bisa memiliki kebebasannya sendiri. Seperti halnya anak-anak, mereka

tidak selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan terutama ketika orangtuanya

melarangnya.

Hal ini tidak hanya terjadi di kehidupan nyata, namun kasus tersebut terjadi

dalam sebuah karya sastra seperti novel. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai

novel sebagai imitasi dari kehidupan nyata, penulis mengetahui adanya kesamaan

dalam sebuah novel yang berjudul The Frozen Lake karya Elizabeth Edmondson.

Dalam novel ini terdapat isu-isu tentang sebuah keluarga. Dalam novel ini, karakter

(9)

untuk memiliki sesuatu yang mereka inginkan, sehingga mereka mematuhi keinginan

orangtuanya meskipun sebenarnya hal itu bertentangan dengan keinginannya. Hal ini

terjadi karena anak-anak dituntut patuh kepada kedua orangtua mereka.

Permasalahan di-atas menarik untuk dianalisis, terutama konflik yang terjadi

dalam novel tersebut. Novel yang berjudul The Frozen Lake karya Elizabeth

Edmondson dipilih karena banyak sekali konflik yang terjadi antara seorang nenek

dengan cucu-cucunya. Konflik tersebut terjadi karena nenek memiliki perbedaan

karakter, pola pikir, paradigma dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak dapat diterima

oleh cucu-cucunya. Meskipun demikian, cucu-cucunya harus tetap mengikuti apa

yang nenek inginkan seperti dalan hal berpakaian, makanan, dan gaya hidup, tanpa

memperhitungkan hal itu.

Lady Richardson adalah karakter nenek yang digambarkan dalam novel ini

berperan sebagai orangtua dari cucu-cucunya. Dia juga memiliki

kewenangankekuasaan penuh terhadap kehidupan cucu-cucunya. Hal ini terjadi

karena dia merasa memiliki kekuasaan terhadap cucu-cucunya sehingga dia merasa

memiliki kewenangan atas mereka. Hal ini terjadi karena Lady Richardson adalah

orang yang selalu menjaga tradisi yang ia miliki, hal ini sangat berbeda dengan

cucunya yang dipengaruhi oleh kehidupan modern sehingga mereka memiliki pola

pikir yang jauh berbeda.

Sebagai generasi muda, Alix, salah seorang cucu Lady Richardson telah

mengubah penampilannya. Dia mulai menggunakan sepatu hak tinggi, stoking, dan

(10)

merasa bahwa ia berhak untuk melakukan hal yang disukainya, hal ini terjadi karena

ia memiliki kekuatan untuk mengatur kehidupannya sendiri. Selain Alix, cucu lainnya

Edwin dan Perdyta, juga mulai terpengaruh oleh budaya modern yang dibawa oleh

para imigran.

Perbedaan pemikiran yang memicu konflik dalam novel ini dapat disebut sebagai

konflik dua generasi. Oleh karena konflik itu, pendekatan sudut pandang progresif

dan konservatif digunakan untuk menganalisis konflik yang terjadi dalam novel ini.

Konservatif adalah sebuah konsep ketika seseorang selalu menjaga tradisi lama

atau tradisional dan menentang modernitas. Sebagaimana dikemukakan oleh

Charlotte Thomson (1999:1). Progresif adalah sebuah konsep ketika seseorang tidak

menentang moedrnisasi namun mereka dapat beradaptasi dan menerimanya, seperti

yang dikatakan oleh Auguste Comte dan Ferdinand Toenis. Dengan kata lain, dalam

novel ini karakter Lady Richardson digambarkan sebagai seorang konservatif dan

cucu-cucunya digambarkan sebagai progresif.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apakah konflik-konflik yang terjadi antara karakter nenek dan cucu-cucunya

sebagau perwujudan konflik antara konservatif dan progresif yang digambarkan

dalam novel The Frozen Lake karya Elizabeth Edmondson?

b. Bagaimana konflik mempengaruhi hubungan antara sudut pandang konservatif

(11)

1.2.Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini untuk mendapat gambaran:

1. Konflik yang terjadi antara generasi konservatif dan progresif dalam novel

The Frozen Lake karya Elizabeth Edmondson.

2. Pengaruh konflik tersebut terhadap hubungan antara konservatif dan

progresif.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang unsur

intrinsik dalam novel, terutama konflik yang disebabkan oleh perbedaan pemikiran

antara progresif dan konservatif. Serta konflik apa saja yang dapat terjadi dalam karya

sastra, dan bagaimana sebuah konflik antara konservatif yang digambarkan oleh Lady

Richardson dan progresif yang digambarkan oleh cucu-cucunya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Untuk menganalisis sebuah karya sastra, unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik

harus diketahui terlebih dahulu. Unsur intrinsik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah konflik dan plot. Seperti yang dikemukakan oleh Lawrence Perrine bahwa

“Conflict is the essence of fiction that creates plot” dan konflik yang dianalisis dalam

penelitian ini adalah man against man. Sedangkan plot adalah “a sequence of

incidents or events of which a story is composed” yaitu susunan peristiwa

(12)

Konflik yang terjadi dalam novel The Frozen Lake terjadi antara karakter nenek

dengan cucu-cucunya. Dalam novel ini karakter nenek digambarkan sebagai seorang

yang memiliki kekuasaan dalam mengambil keputusan terhadap hal-hal yang terjadi

di keluarganya tanpa mempedulikan perasaan cucu-cucunya.

Selain itu, unsur ekstrinsik yang digunakan adalah unsur sejarah pada zaman

Raja Edward, yang berhubungan dengan pertentangan antara pandangan konservatif,

yang merupakan suatu konsep di mana seseorang akan tetap menjaga tradisinya,

dengan pandangan progresif, yakni suatu konsep di mana seseorang tidak lagi akan

menjaga tradisi, namun ia akan beradaptasi atau menerima pengaruh-pengaruh yang

dibawa kebudayaan lain. Hal ini dikemukakan oleh Charlotte Thomson (1999:1),

(13)

Kerangka Pemikiran

Tokoh

The Frozen Lake

Elemen Intrinsik Elemen Ekstrinsik

Masyarakat Inggris tahun 1921 Alur Cerita

Konservatif vs. Progresif

(14)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Unsur-unsur Intrinsik dalam Novel

Novel merupakan karya fiksi yang berisi cerita dan tindakan-tindakan yang

merepresentasikan kehidupan nyata, baik itu kejadian masa lalu atau kejadian masa

kini yang dibuat lebih kompleks di dalam sebuah alur cerita. Novel adalah karya

sastra yang banyak dibaca oleh pembacanya untuk mendapatkan hiburan setelah

mereka menghadapi kepenatan dalam kehidupan mereka. Karya sastra fiksi maupun

nonfiksi dapat menjadi hiburan tersendiri bagi pembaca novel.

Selain unsur ekstrinsik seperti yang telah dijelaskan di subbab sebelumnya,

dalam karya sastra juga terdapat unsur intrinsik yang sangat penting dalam sebuah

karya sastra. Unsur-unsur tersebut di antaranya alur cerita, karakter, konflik, dan

latar/setting. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada alur cerita,

konflik dan karakter.

2.1.1. Alur Cerita

Salah satu unsur intrinsik dalam karya sastra adalah alur cerita Seperti yang

dikemukakan oleh Perrine (1988: 41), alur cerita adalah alur cerita ketika

(15)

dapat menganalisis alur cerita. Hal ini karena dalam alur cerita terdapat rangkaian

cerita yang terdapat dalam sebuah novel.

Dalam alur cerita terdapat suspense yang merupakan “The quality in a story that

makes reader asks “What is going to happen next?” or “How will this turns

out?”(Perrine: 1988 : P.42)”. Pembaca akan merasa penasaran tentang

kejadian-kejadian yang akan dihadapi oleh karakter dalam cerita, hal ini akan membuat

pembaca tertarik untuk terus membaca sebuah cerita. Ada dua bagian dalam suspense

yaitu misteri (mystery) dan kejutan (surprise), hal ini dapat dilihat dari kutipan di

bawah ini:

Mystery is an unusual circumstance when readers need explanation about an event faced by character, or to place protagonist in a dilemma, is condition when protagonist must choose two course of action, and both are undesirable things (Perrine: 1988: 4).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa misteri dapat menarik perhatian pembaca. Mereka

akan merasa ingin tahu tentang kejadian yang akan terjadi pada karakter dalam

sebuah cerita, atau ketika karakter-karakter tersebut dihadapkan pada sebuah masalah.

Pembaca akan penasaran terhadap keputusan yang akan diambil oleh karakter

tersebut. Itulah sebabnya misteri dapat menjadi daya tarik tersendiri dalam sebuat

cerita. Selain itu, dalam sebuah cerita juga terdapat kejutan (surprise) adalah

“Surprise is proportional to the unexpectedness of what happens; it becomes

pronounced when the story departs radically from our expectation (Perrine:

(16)

Kutipan diatas menjelaskan bahwa surprise juga dapat menarik perhatian

pembaca karena dengan adanya surprise pembaca akan lebih tertarik untuk terus

membaca hingga ahir cerita. Tanpa adanya surprise sebuah cerita tidak akan menarik,

ketika mereka merasa penasaran, mereka akan menebak-nebak apa yang akan terjadi

dalam cerita tersebut. Pembaca juga akan merasa penasaran dengan akhir atau ending

dari cerita yang mereka baca, ada dua buah ending yang biasanya terdapat dalam

sebuah cerita yaitu Happy Ending dan Unhappy Ending.

“Happy Ending is the protagonist must solve his problems, defeat the villain, win

the girl, “live happily ever after.”(Perrine: 1988: 45) kebanyakan pembaca lebih

menyukai akhir yang bahagia atau Happy Ending, namun tidak semua cerita berahir

bahagia. Hal ini terjadi karena ada cerita yang mengalami akhir tidak bahagia atau

disebut Unhappy Ending. Ketika tokoh protagonist tidak dapat mendapatkan apa

yang ia inginkan, atau ia tidak dapat hidup bahagia, ataupun ketika cerita berakhir

dengan kematian tokoh protagonisnya.

2.1.2. Karakter

Karakter merupakan bagian dari alur cerita, karakter dalam sebuah cerita

merupakan bagian penting karena karakter menjadi penanda bagi setiap kejadian

yang terjadi dalam cerita tersebut. Oleh karena itu tidaklah mungkin bila dalam

sebuah cerita tidak terdapat karakter atau tokoh karena karakter menjadi objek dari

(17)

haruslah dibangun dengan sempurna, seperti yang dikemukakan oleh Laurence

Perrine dalam bukunya:

“if the main character is male, he need not be perfect, but he must ordinarily be fundamentally descent –honest, good hearted and preferably good looking. If he is not virtuous, he must have strong compensatory qualities – he must be daring, dashing, or gallant. He may defy law and order only if he has a tender heart, great love, or a gentleman’s code (Perrine: 1988: 65)”

Berdasarkan kutipan di-atas, dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah cerita terdapat

karakter yang menjadi salah satu factor penting dalam sebuah cerita. Dapat dikatakan

bahwa karakter merupakan jiwa dari sebuah cerita sehingga seorang penulis akan

menggambarkan seorang karakter dengan sempurna dan cara yang berbeda. Melalui

karya sastra kita dapat mengetahui dan mengerti tentang karakteristik seseorang yang

digambarkan dalam sebuah karya sastra, kita juga dapat mengetahui apa yang mereka

pikirkan dan rasakan. Hal ini dapat kita ketahui karena dalam cerita yang ada dalam

sebuah novel, karena karya sastra merupakan representasi dari dari kehidupan nyata,

sehingga kita dapat mengetahui karakter seseorang melalui karya sastra.

Dalam karya sastra terdapat terdapat karakter round dan flat. Seperti yang

dikatakan oleh Perrine dalam bukunya “Flat characters are characterized by one or

two traits; they can be sum up in a sentence (Perrine: 1988: 67)”. Dari kutipan

tersebut kita dapat mengetahui bahwa karakter flat memiliki karakteristik yang

cenderung sederhana, hanya terdapat beberapa karakteristik dan tidak mengalami

perubahan dalam perjalanan hidupnya disebuah cerita. Sedangkan Round character :

(18)

full analysis” (Perrine: 1988: 67). Dari kutipan di samping kita dapat mengetahui

bahwa dalam karakter round terdapat banyak karakteristik dari seorang tokoh, di sana

juga akan terjadi perubahan karakteristik dari seorang tokoh dalam cerita tersebut.

2.1.3. Konflik

Konflik merupakan salah satu unsur intrinsik dari sebuah karya sastra. Ketika

alur cerita merupakan kejadian yang terjadi dalam sebuah cerita, maka konflik

merupakan “conflict is the essence of fiction that creates alur cerita” (Perrine: 1988:

67). Perrine juga menyatakan bahwa “conflict is a clash of actions, ideas, desires, or

wills” (1988: 42). Konflik dapat terjadi dalam sebuah karya sastra atau nofel karena

adanya karakter dan alur cerita. Sebuah cerita akan menarik ketika kita mengetahui

alur cerita yang terdiri dari karakter yang menjadi pelaku dari kejadian-kejadian

dalam sebuah cerita. Ketika suatu kejadian tidak dapat diselesaikan, hal itu akan

menimbulkan konflik. Ada tiga buah konflik yang dikemukakan ole Perrine yaitu:

man against man, man against environment, man against himself. Namun dalam

penelitian ini hanya akan fokus pada konflik man against man yaitu “The main

character may be pitted against some other person or group of persons.” Seorang

karakter melawan seseorang atau sekelompok orang.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa dalam penelitian ini akan dianalisis

konflik man against man. Konflik tersebut dapat direpresentasikan oleh karakter

(19)

Edmondson, yang melibatkan situasi di London pada tahun 1921 yang melatari

konflik antara konservatif dan progresif.

2.1.4. Konflik sebagai Sumber Data

Konflik yang muncul dalam sebuah karya sastra dapat digunakan sebagai sumber

untuk mendapatkan data yang dapat dianalisis. Ketika konflik ditemukan, itu berarti

bahwa masalah yang membutuhkan solusi, untuk menemukan solusi dari sebuah

konflik yang muncul dapat digunakan teori yang sesuai.

Konflik yang muncul dalam penelitian ini adalah tentang konflik antara seorang

nenek dan cucu-cucunya. Hal ini terjadi karena mereka memiliki perbedaan

pemikiran dan cara dalam menghadapi kehidupan mereka. Karakter nenek dalam

novel The Frozen Lake merupakan gambaran dari generasi tua yang berfikiran

konservatif atau kolot, hal ini terjadi karena karakter nenek ingin selalu tetap menjaga

tradisi. Sementara neneknya memiliki sifat kolot, namun cucu-cucunya memiliki sifat

yang berbeda. Mereka merupakan gambaran dari generasi muda yang memiliki

pemikiran progresif, pemikiran ini terjadi karena mereka tidak ingin menjaga tradisi

keluarga yang diturunkan dari generasi ke generasi. Mereka yang berfikiran progresif

merupakan orang-orang yang terbuka pada perubahan, mereka dapat beradaptasi

dengan perubahan yang terjadi di lingkungan mereka, mereka juga dapat menerima

perbedaan dalam cara berpakaia karena mereka berpendapat bahwa tidak ada aturan

(20)

sukai. Orang-orang yang berpikiran progresif dapat melakukan hal-hal yang mereka

sukai tanpa nemikirkan konsekwensi yang akan mereka tanggung.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa konservatif dan progresif memiliki

pemikiran yang berbeda dalam menghadapi kehidupan mereka sehingga terjadi

konflik diantara mereka. Sebagai contoh karakter Edwin ,cucu dari Lady Richardson,

ingin menikahi Jane yang merupakan seorang imigran dan seorang Yahudi. Sebagai

seseorang yang berpikiran kolot, neneknya tidak ingin hal itu terjadi kerena mereka

tidak menyukai imigran Yahudi. Hal ini menjadi konflik dalam novel ini, namun

masih ada banyak lagi konflik yang terdapat dalam novel ini yang akan dijelaskan di

BAB VI.

2.2. Sejarah Karya Fiksi di Inggris 1900-1929

2.2.1. Inggris Pada Masa Edwardian

Masa Edwardian adalah masa ketika Raja Edward VII memimpin sejak

1901-1910 di Inggris. Kematian Ratu Victoria pada Januari 1901 dan pengambilalihan

kekuasaan oleh anaknya, Edward, menandai berahirnya masa kerajaan Ratu Victoria.

Raja Edward adalah seorang raja yang modern dan fashionable, hal ini terjadi karena

Raja Edward suka mengunjungi tempat-tempat di Benua Eropa yang memiliki selera

(21)

Pada masa Raja Edward, ada hal-hal yang sangat berbeda dengan Kerajaan Ratu

Victoria, seperti yang dijelaskan dalam kutipan yang diambil dari buku Literature

and Culture in Modern Britain:

“A period which begins with the end of Victorianism and ends with the beginning of the modern world including the rise of organized labor, world conflict, new technological innovation, the aggressive appearance of mass consumption, the giving of votes to mature women and to all over 21.” (Bloom: 1993: 4)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa masa Kerajaan Edward bisa disebut juga sebagai

masa-masa modern karena pada saat itu banyaknya pabrik yang didirikan. Banyak

inovasi-inovasi baru dalam teknologi yang bisa membantu dalam kehidupan manusia.

Orang-orang dewasa dapat memberikan suara dalam pemilu ketika mereka berusia

dua puluh satu tahun. Hal ini terjadi karena pada masa itu orang yang berusia dua

puluh satu tahun dianggap dewasa dan dapat memberikan suaranya.

Pada periode ini, orang-orang yang sudah menginjak usia dewasa dapat memilih

hal-hal yang mereka sukai, dan mereka juga dapat mengambil keputusan-keputusan

besar dalam hidup mereka. Hal ini terjadi karena mereka beranggapan bahwa mereka

memiliki hak asasi secara otoritas, sehingga mereka akan dapat bertanggung jawab

pada semua keputusan yang telah mereka ambil. Memilih pekerjaan pun menurut

mereka merupakan sebuah hak asasi yang mereka miliki. Hal ini dapat dilihat dari

kutipan dibawah ini:

(22)

car, nor in the rise in house building and the spread of the suburbs, but were ones of profound individual perception.” (DeGenova: 1990: 9)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa pada masa Kerajaan Edward manusia mulai

menghadapi masa modern mereka memiliki dua macam pilihan; yaitu menjaga dan

menjalankan kehidupan tradisionalnya atau menerima pengaruh-pengaruh modern

yang terjadi. Modernisasi ini pun dapat dilihat dari sisi lain seperti kegiatan ekonomi

yang pada saat itu banyak pabrik memproduksi sepeda motor, mobil, dan

produk-produk teknologi lainnya.

Selain itu, periode ini tidak hanya berfokus pada industri, tapi juga dalam hal

pemberian suara dalam pemilu dan hak lainnya yang tidak semua orang bisa

mendapatkannya. Sebagai contoh, pada periode ini wanita tidak memiliki

kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan ataupun memberikan suara. Untuk

mendapatkan semua itu mereka harus berjuang untuk mendapatkan keadilan dan

hak-hak tersebut. Setelah perjuangan yang cukup berat, pada ahirnya mereka

mendapatkan hak yang mereka inginkan. Mereka dapat memberikan hak suara,

mendapatkan tunjangan kesehatan, dan mendapatkan fasilitas asuransi keamanan

bekerja.

Selain itu, terjadi perubahan-perubahan lain pada masa ini, hal ini dikemukakan

oleh Bloom (1993:11) “the reason why anarchy and cohesiveness went together was

because the forces of change acted in ways that were not traditional”. Setelah

(23)

mereka. Hasilnya, mereka mulai meninggalkan kehidupan tradisional yang selama ini

mereka jalani dan mereka mulai beradaptasi dengan gaya hidup yang baru. Kondissi

tersebut banyak memberikan inspirasi kepada para penulis karya sastra untuk

mengekspresikan gagasannya berdasarkan fenomena tersebut.

2.2.2. Karya Fiksi di Inggris 1900-2929

Pada masa ini karya sastra sangat berbeda dari karya sastra pada masa

sebelumnya, hal ini diungkapkan oleh Clive Bloom:

“stuck to ‘traditional’ method of writing and avoided innovation in form in to concentrate on either the psychology of bourgeois domesticity or the political and economics inequalities of society”. (Clive Bloom: 1993: 17).

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa konsep konservatif tidak hanya terjadi

dalam karya sastra. Tetapi dapat juga terjadi dalam kehidupan nyata. Pada masa ini,

penulis yang konservatif masih menjaga tradisi mereka dalam menciptakan karya

sastra, sebagai contohnya mereka akan tetap menulis tentang kehidupan kaum

borjuis, politik, dan ketimpangan dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Topik-topik

tersebut lebih menarik bagi penulis yang masih memegang konsep Konservatif

seperti: H.G. Wells and George Bernard Shaw, Henry James and Arnold Bennett,

John Galsworthy and E.M. Forster. Mereka memiliki pemikiran yang sangat berbeda

dengan pemikiran modern, seperti yang dikemukakan dalam kutipan di-bawah ini:

(24)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa penulis yang berpikiran modern lebih tertarik

pada pemikiran pribadi yang merupakan hal penting dalam kaya sastra seni modern.

Pada karya sastra modern terdapat sebuah koneksi antara pembaca dan karya

sastranya. mereka dapat merasakan perasaan unik yang direfleksikan oleh penulis

melalui karya yang dibuatnya. Penulis-penulis modern pada masa ini diantaranya

adalah Virginia Woolf, D.H. Lawrence, James Joyce dan Thomas Hardy.

2.3.Progresif dan Konservatif 2.3.1. Progresif

Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam mengjalani kehidupan mereka, ada

beberapa yang ingin menuruti apa yang orangtua mereka katakan, namun ada juga

yang tidak ingin menuruti orangtianya karena mereka memiliki pemikirannya sendiri,

dan mereka menginginkan perubahan sehingga mereka dapat membuat hidup mereka

lebih nyaman. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidak cocokan diantara keduanya.

Ada orang yang ingin menjaga tradisi seperti dikatakan oleh Auguste Comte and

Ferdinand Toennies yang menyatakan bahwa menunjukan bahwa seseorang akan

menghadapi perubahan dalam kehidupan sosialnya, mereka akan beradaptasi dalam

menerima kebudayaan baru yang dapat membuat mereka lebih nyamandalam

menjalani hiidupnya. Kahidupan sosial dapat bengubah ketika teknologi berkembang,

hal ini dapat merubah gaya hidup dan kehidupan manusia. Mereka beralih dari

kehidupan tradisional yang memiliki banyak aturan dan tradisi-tradisi yang harus

(25)

menerima gaya hidup baru, dan mereka merupakan orang-orang yang tidak ingin

menjaga tradisi. Mereka menyukai perubahan dan dapat beradaptasi dengan itu, maka

orang-orang seperti ini dapat disebut sebagai masyarakat progresif, seperti yang

dijelaskan dalam kutipan dibawah ini:

“Progress is seen as inevitable; humans cannot help but move gradually from a traditional society in which families tend their own fields and are in awe of religion, to a rational and capitalist world of cities and technology in which individuals are part of a larger production system”.(Auguste Comte and Ferdinand Toennies, 19…: )

Kutipan diatas memberikan pernyataan tegas bahwa manusia beralih secara bertahap

dari kehidupan tradisional yang mereka jaga sejak dahulu kala. Ketika sebuah

keluarga memiliki tradisinya sendiri, diharapkan hal tersebut dapat menjadi warisan

yang berharga bagi anak cucu mereka kelak. Akan tetapi tidak semua orang ingin

menjaga tradisinya, ada juga manusia yang mulai membuka dirinya terhadap

kebudayaan baru, dan orang-orang tersebut disebut progresif people.

2.3.2 Konservatif

Teori yang bertentangan dengan progresif adalah konservatif yang memiliki

definisi sangat berbeda. Seseorang bisa dikatakan sebagai seorang konservatif

apabila mereka hanya ingin menjaga tradisi yang telah diturunkan oleh orangtuanya

sebagai warisan yang sangat berharga. Mereka tidak memiliki keinginan untuk

(26)

akan merusak tradisi tradisional mereka, dan mereka juga ingin tetap menjaga tradisi

tersebut seumur hidup.

Mereka yang berpikiran konservatif memiliki pemikirannya sendiri dalam

menjalani kehidupan sehari-hari, misalnya dalam bidang pendidikan. Sebagai tokoh

filsuf seperti Jean-Jacques Rousseau, Wilhelm Wundt, and John Dewey menjelaskan

tntang pengertian pendidikan dalam konteks tradisional seperti dalam Century

Dictionary of the English Language (Appleton, Century, Crofts: New York, 1927):

“The drawing out of a person’s innate talents and abilities by imparting the knowledge of languages, scientific reasoning, history, literature, rhetoric, etc.—the channels through which those abilities would flourish and serve.”(Charlotte Thomson:1999:1)

Seseorang yang memiliki pola pikir konservatif akan memperhatikan dalam

hal peningkatan kualitas pendidikan terutama dalam bahasa, sains, sejarah, sastra, dan

retorika. Mereka menganggap bahwa cabang ilmu pengetahuan tersebut sangat

penting untuk dipelajari daripada bidang ilmu yang lain. Oleh karena itu, mereka

akan memerintahkan generasi muda untuk melakukan hal-hal yang mereka anggap

terbaik karena bagi mereka, pendidikan adalah salah satu hal yang penting dalam

kehidupan keluarga mereka. Hal ini sangat berbeda sekali dengan orang yang

berfokoran progressif, mereka akan memperbolehkan anak-anak mereka untuk

memilih hal-hal yang mereka sukai termasuk dalam memilih pendidikan yang mereka

inginkan. Bila orang-orang konservatif akan menyuruh anaknya untuk belajar sejarah,

sastra atau yang lainnya dan mereka tidak akan membiarkan anak-anaknya belajar

(27)

dimana mereka akan mengizinkan dan mendukung anak-anaknya dalam mempelajari

ilmu yang mereka sukai.

2.4. Keluarga

Keluarga merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Setiap orang

pasti memiliki keluarga, sebuah tempat dimana mereka dapat berbagi kebahagiaan,

kesedihan, dan perasaan lain. Berdasarkan buku yang ditulis oleh Mary Kay

DeGenova, Intimate Relationship, Marriage and Family, devinisi keluarga adalah

sebagai berikut:

“…any group of persons united by the ties of marriage, blood or adoption, or any sexually expressive relationship, in which ; (1) the adults cooperate financially for their mutual support (2) the people are committed to one another in an intimate interpersonal relationship , and (3) the members see their individual identities as importantly attached to the group with an identity of its own.” (DeGenova.1990:2)

Dari kutipan tersebut kita bisa melihat bahwa ketika seseorang menikah berarti

mereka merupakan keluarga dan memiliki hubungan satu sama lain. Pernikahan

bukanlah satu-satunya cara untuk menjalin ikatan keluarga, akan tetapi hubungan

darah dan adopsi juga akan memberikan seseorang sebuah keluarga. Ketika seseorang

memiliki keluarga, mereka merasa bahwa pasangan mereka adalah miliknya sehingga

mereka akan saling menjaga satu sama lain, memenuhi kebutuhan hidup dan mereka

(28)

2.4.1. Keluarga Pada Masa Awal Tahun 1900-an

Pada masa ini keluarga mengalami perubahan dalam komposisi, ukuran, dan

fungsi. Alasan manusia untuk menikah pun mengalami perubahan dan terdapat juga

perubahan lain dalam hal konstruksi keluarga, seperti yang dikatakan oleh Glick

dalam sebuah buku yang berjudul Intimate Relationship, Marriage and Family

menyatakan bahwa: “Families as we know them today are different from those of

previous generations” (Glick.1984,1988, in McGenova.P.2) kutipan di samping

menjelaskan bahwa pengertian keluarga dan fungsi keluarga berubah dari waktu ke

waktu, dan tidak hanya pengertiannya saja yang berubah, namun fungsinya juga

berubah.

Pada tahun 1800-an, manusia menikah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,

untuk menyediakan barang dan jasa satu sama lain, untuk mencapai suatu status

sosial tertentu, menghasilkan keturunan dan untuk membesarkan anak-anak. Akan

tetapi makna dan tujuan dalam pernikahan itu sendiri telah berubah dari waktu ke

waktu, seperti pada tahun 1920-an yakni menusia ingin menikah karena cinta, ingin

memiliki pendamping, dan juga ingin memenuhi perasaan emosional satu sama lain.

2.4.2 Peran Orangtua

Ketika seseorang memiliki sebuah peran, itu berarti mereka memiliki kekuatan

atau power. Generally, power in intimate relationship is define as the ability to

influence ones partner to get what one wants (Beckmar,Harvey,Satre, and

(29)

kehidupan sosial. Dalam keluarga juga terdapat power namun memiliki pengertian

berbeda. Power tersebut biasa juga disebut sebagai Power-Parents Authority,

menurut Zinn dan Eitzen (1990: 165-166):

“First, the family , like all other social organizations, is a power system; that is , power is unequally distributed between parents and children and between spouses, with the male typically dominant. Second, parents have authority over their children. They feel they have the right to punish children in order to shape them in the ways they considers important.”

Berdasarkan kutipan di atas yang menyatakan bahwa keluarga adalah suatu organisasi

yang didalamnya terdapat kepala keluarga sebagai pemegang kedudukan tertinggi dan

anggota keluarga yang memiliki kedudukan inferior. Biasanya, seorang ayah menjadi

kepala keluarga, oleh sebab itu, seorang ayah memiliki kekuasaan untuk membuat

keputusan untuk keluarganya. Terkadang seorang ayah mengambil sebuah keputusan

tanpa bertanya kepada anggota keluarga lain seperti istri, dan anak-anaknya. Apabila

hal ini terjadi, itu berarti bahwa ayah sedang menggunakan kekuasaannya dalam

mengambil sebuah keputusan.

Dalam hal ini, ayah bukanlah satu-satunya orang yang memiliki kekuasaan dalam

sebuah keluarga, akan tetapi ibu juga memiliki power untuk menghukum

anak-anaknya bila mereka melakukan kesalahan atau kenakalan. Maka ibu akan

memberikan hukuman yang merupakan hal biasa dalam beberapa keluarga. Hukuman

yang diberikan biasanya mereka menyuruh anaknya untuk pergi ke loteng dan tinggal

di sana selama beberapa hari tanpa boleh keluar, atau mungkin orang tuanya tidak

(30)

peran ibu biasanya terlihat lebih dominan dalam mengatur jalannya kehidupan rumah

tangga. Sebagai pemegang kendali, ibu biasanya dapat melakukan apapun yang ia

inginkan terhadap keluarganya. Dalam mengambil keputusan, terkadang ibu tidak

bertanya atau mendiskusikannya dengan anggota keluarga lain karena ia berfikir

bahwa keputusan apapun yang ia ambil, semua itu demi kebaikan seluruh anggota

keluarganya. Bagaimanapun juga, ibu berperan besar dalam kelangsungan kehidupan

sebuah keluarga, karena seorang ibu merawat, menjaga dan mendidik anaknya, dan

intensitas waktu bertemu seorang ibu dengan anaknya biasanya lebih banyak

dibandingkan dengan ayah mereka yang sibuk mencari uang.

2.4.3. Skandal

Hal negatif yang bisa merusak nama baik keluarga dan dirinya sendiri biasanya

dikenal sebagai hal yang memalukan, seperti yang dikemukakan dalam kutipan di

bawah ini:

“everyday tragedies are transformed into something extraordinary; the process whereby events that are local and personal become national and public; the process whereby the specific comes to stand for the general.” (Butler and Drakeford: 2005: 1)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa skandal sebenarnya merupakan kejadian

sehari-hari yang ditransfer menjadi sesuatu yang besar. Sebagai contoh ketika seseorang

memiliki persoalan pribadi dan diketahui oleh banyak orang, maka hal ini akan

menjadi skandal yang memalukan karena biasanya sebuah skandal memang banyak

(31)

2.5. Gambaran Keluarga dalam Karya Sastra

Permasalahan keluarga sering menjadi bahan konflik dalam karya sastra terutama

karya fiksi seperti novel. Dalam karya fiksi sering merepresentasi masalah keluarga

yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Ini ditunjukan dalam novel The Frozen Lake

karya Elizabeth Edmondson. Dalam novel ini digambarkan tentang isu-isu keluarga

dan hubungan antara satu karakter dengan karakter yang lain yang menimbulkan

(32)

25 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian ini akan meneliti tentang konflik yg muncul antara dua tokoh yaitu antara nenek dan cucunya. Konflik ini dimulai dari adanya perbedaan pemikiran di antara nenek dan cucunya. Nenek memiliki pemikiran konservatif sedangkan cucu-cucunya memiliki pemikiran yang progresif. Karakter nenek memegang tradisi yang telah diturunkan kepadanya dari generasi-ke generasi, begitu pula ketika dia membesarkan anak cucunya menggunakan adat dan cara yang sama. Sementara cucu-cucunya berpikiran secara modern karena mereka lahir di dunia yang lebih modern dan telah terpengaruh dengan gaya hidup, cara berpakaian, dan adat yang juga lebih modern dari nenek mereka.

Perbedaan-perbedaan yang muncul antara nenek dan cucunya, menjadi penyebab munculnya konflik yang terjadi diantara mereka. Sikap nenek yang tidak mau menerima perubahan yang terjadi pada cucu-cucunya menyebabkan kurang harmonisnya hubungan antara nenek dengan cucunya.

(33)

Hal ini membuat nenek berpikir bahwa jika tetangga di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka mengetahui bahwa bahwa Isabel mengandung, maka hal ini akan membuat nama keluarganya tercoreng. Hal tersebut membuat nenek mengambil sebuah tindakan untuk menutupi skandal tersebut. Hal ini dilakukannya untuk membela Jack karena ia terlalu menyayangi anaknya itu sehingga ia melakukan apapun untuk melindungi anaknya. Sang Nenek melakukan hal tersebut hanya demi anaknya tanpa berpikir apakah hal itu baik atau buruk. Kasih sayang nenek yang berlebihan untuk Jack membuat nenek tidak dapat berpikir jernih lagi. Dia tidak dapat melihat kebenaran, kesalahan, dan bahkan suatu kejahatan yang telah dilakukan anaknya.

Karakterisasi dari tokoh nenek yang digambarkan dalam novel ini menunjukkan bahwa ia tidak menyayangi dan mempedulikan cucu-cucunya. Penggambaran tersebut dapat terlihat dari cara nenek memperlakukan cucu-cucunya. Dalam novel The Frozen Lake karakter nenek digambarkan tidak peduli terhadap semua keinginan cucu-cucunya, dia menginginkan cucunya untuk melakukan apapun sesuai dengan keinginannya, seperti makanan, pakaian, sekolah, dan pekerjaan yang akan dia kerjakan semua harus berdasarkan pilihan nenek mereka.

3.2. Sumber Penelitian

(34)

James Edmundson, yang terjadi sekitar tahun 1930. Dalam novel ini peneliti menemukan banyak konflik yang terjadi yang digambarkan oleh penulis.

3.2.1. Sinopsis

The Frozen Lake karya Elizabeth Edmondson adalah sebuah cerita tentang

sebuah keluarga yang tinggal di Wyncrag, inggris sekitar tahun 1930-an. Dalam novel ini terdapat beberapa karakter yang muncul. Karakter pertama adalah Alix, Alix diceritakan tinggal di London dan jauh dari keluarganya. Alix sebagai wanita yang telah dewasa berhak memustuskan tempat tinggalnya dan apa yang akan dilakukannya. Akhirnya dia memutuskan untuk tinggal di London dan bekerja di sana.

Alix memutuskan untuk meninggalkan keluarganya karena terdapat begitu banyak masalah yang harus dihadapinya, terutama dengan neneknya yang selalu memaksakan kehendaknya terhadap cucu-cucunya untuk mengikuti keinginnanya. Karena itu Alix memiliki rasa benci terhadap neneknya, dan hal itu membuat dia harus tinggal terpisah dari saudara kembarnya yang bernama Edwin dan saudara perempuannya, Perdita.

Di awal cerita dalam novel tersebut, Perdita diperkenalkan sebagai saudara perempuan Alix. Perdita tinggal bersama neneknya di Wyncrag. Disana perdita tidak diperlakukan sebagai mestinya seperti seorang nenek yang menyanyangi cucunya.

(35)

rongsok yang dia miliki untuk digunakan oleh Perdita. Saat perdita menginginkan pakaian baru, neneknya memberikan pakaian bekas. Neneknya memberikan pakaian yang dimilikinya ketika ia seusia dengan Perdita.

Karakter nenek dalam novel ini digambarkan memiliki karakteristik yang sangat kuat, dia memiliki peran yang besar dalam keluarganya. Dia membuat peraturan yang keras untuk mendisiplinkan keluarganya. Jika ada keluarganya yang melanggar maka dia akan langsung menegur pelanggar tersebut. Kondisi ini membuat Alix dan Edwin memutuskan untuk meninggalkan nenek mereka. Perlakuan nenek sangat bertolak belakang jika ia memperlakukan anak-anaknya. Dimana ia akan sangat memperhatikan, mencintai dan menuruti semua keinginan anak-anaknya.

Neneknya ingin menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya. Terutama saat dia menutupi kesalahan yang dilakukan Jack. Jack adalah seorang tentara, yang pada akhirnya dia harus ikut pergi berperang dan mati. Skandal dalam keluarga ini dimulai sebelum Jack menjadi seorang tentara. Jack melakukan penganiayaan secara seksual terhadap Jane, Jack juga melakukan hal yang sama terhadap Isabel yang kemudain diketahuilah bahwa Isabel mengandung dan melahirkan seorang anak perempuan dari Jack yang diberi nama Perdita.

(36)

Alix dan Edwin melihat ada kejangggalan pada sikap nenekya saat mengurus Perdita. Disinilah Alix dan Edwin berusaha untuk mencari kebenaran yang terjadi dalam keluarga mereka.

Selain skandal yang terjadi disebutkan di atas, juga terjadi beberapa skandal lain sebagai pemicu konflik baru. Konflik yang disebabkan oleh sikap sang nenek yang konservatif, hal ini menyebabkan dia tidak memperhatikan keinginan cucu-cucunya tetapi memaksakan kehendaknya terhadap cucu-cucu-cucunya sendiri tanpa berpikir apakah hal tersebut akan disukai atau tidak.

Sebagai contoh, saat Edwin mencitai seorang wanita yang merupakan seorang imigran dan seorang Yahudi, serta ia ingin menikahi wanita tersebut, nenek tidak mengizinkan, karena status wanita itu adalah seorang Yahudi.

Skandal lain yang muncul menjadi konflik adalah permasalahan tentang pekerjaan. Saat Perdita mengingikan untuk menjadi seorang pianis. Dia ingin bersekolah di sekolah musik di London selama dua tahun, tetapi neneknya tidak memberikan izin.

Neneknya mengingikan Perdita bersekolah di sekolah khusus wanita. Dia inign agar Perdita menjadi wanita anggun yang memiliki disiplin diri, akhirnya dia memutuskan agar perdita bersekolah di sekolah itu.

(37)

Di sini dapat terlihat perbedaan sudut pendang antara konservatif dan progresif. Sistem konservatif yang dijalankan nenek dengan semua peraturannya yang kaku dan sistem yang progresif yang dijalankan anggota keluarga lain dengan pandangan yang lebih maju.

Di akhir cerita pada novel ini mulai terlihat pemecahan konflik-konflik yang muncul. Rahasia sang nenek yang akhirnya diketahui oleh cucu-cucunya. Perdita dapat mencapai mimipinya menjadi seorang Pianis, dkhir cerita, Jack akhirnya ditembak mati oleh Isabel.

3.2.2. Biografi Pengarang

Elizabeth Edmondson adalah seorang penulis cerita romantik. Dia lahir di Chile dan belajar di Calcuta dan London sebelum dia mendaftarkan diri di Oxford University. Dia tertarik menulis novel fiksi yang banyak diinspirasi dari lingkungan keluarganya sendiri. Karya fiksi lain yang dia tulis bertemakan detektif, cerita cinta, kehidupan sosial, keluarga dan persahabatan. The Frozen Lake adalah salah satu karyanya yang mengangkat cerita tentang keadaan Inggris

pada tahun 1920. Novel lain yang ditulis olehnya adalah Voyage of Innocence, The Art of Love, dan The Villa in Italy.

3.3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah:

(38)

complex, holistic picture, formed with words, reporting detailed views of informants, and conducted in a natural setting (Cresswell;1994:1)

Metode ini digunakan dalam menganalisa data, karena metode ini dapat merefleksikan kehidupan social yang sesuai dengan penelitian ini. Data yang ditemukan dalam novel dapat dianalisis melalui metode ini. Sehingga dihasilkan penjelasan dan hasil analisis dari data yang telah dikumpulkan.

3.3.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah konflik-konflik yang muncul antara nenek dan cucu-cucunya dalam novel. Pengumpulan data terdiri dari situasi keadaan keluarga Hary (kakek), data yang dikumpulkan adalah data-data yang berhububgan dengan konflik dan skandal yang muncul dalam keluarga yang muncul dalam novel. seperti pada contoh berikut ini, data yang muncul saat Paman Jack merenggut kesucian keponakannya, tetapi ibunya menutupi segala tindak kejahatan anaknya. Data lain yang muncul saat Alix, Edwin, Perdita dan karakter lain yang ingin mengungkap kondisi yang sesungguhnya dalam keluarga mereka.

(39)

muda yang maju karena mereka menerima perubahan tradisi yang terjadi dan turut serta dalam perubahan tersebut.

Proses Pengumpulan Data Dapat Dilihat di Bawah ini: a. Membaca Novel

Novel yang digunakan dalam pengambilan data adalah The Frozen Lake. Penulis membaca novel tersebut secara berulang-ulang dan menemukan permasalah-permasalahan yang muncul, dan permasalahan yang muncul adalah konflik keluarga antara nenek dan cucu-cucunya.

b. Klasifikasi Data

Dalam tahap ini penulis mengklasifikasikan data yang ditemukan berdasarkan konflik yang muncul dan pembagiannya. Data–data yang ditemukan diklasifikasikan menjadi kategori kebohongan, perceraian, gaya hidup, tingkah laku dan usia.

c. Spesifikasi Data

Dalam tahap ini penulis membuat spesifikasi dari data-data yang telah dipilih. Tahap ini dilakukan untuk membantu penulis dalam memahami dan mengerti isi dari permasalahan yang telah dipilih untuk kemudian dianalisis.

3.3.2. Analisis Data

(40)

kumpulkan adalah data-data yang berhubungan dengan konflik antara karakter nenek dan cucuc-cucunya. Bagaimana mereka mencari jalan keluar dari skandal yang semua skandal itu untuk menjaga nama baik keluarga.

Dalam menganalisis data, penulis menemukan sebuah kondisi keluarga di inggris pada tahun 1930. Dimana keadaan keluarga pada zaman itu akan sangat membantu dalamn menganalisis data.

3.4. Contoh Analisis Data

Berikut ini Adalah contoh data yang akan dianalisis. Korpus data dibawah ini adalah satu data yang berkaitan dengan pernikahan, dimana pernikahan yang terjadi ini ditentang oleh neneknya disebabkan calon pengantin wanita adalah seorang Yahudi. Edwin tidak mempersoalkan masalah tersebut karena dia mencintai Lidia yang seorang Yahudi, tapi berbeda dengan pemikiran neneknya yang berpegang pada sistem konservatif sistem ini tidak menyukai imigran dan Yahudi. Karena hal in, Lidia tidak pernah terpikir untuk menikah dengan Edwin walaupun Lidia mencitai Edwin.

“There is a gulf between us, between you [Alix] and me, and between Edwin’s family and me [Lidia]. You are Edwin’s twin, and you are very like him in many ways. When I’m with him, I forget how English he is, but when I see him with you, then I know how big the differences are between us. Love is all very well, but it takes more than love to make a marriage.”(P.400)

(41)

dan perasaan yang dihadapinya. Lidia menyadari bahwa mereka, Lidia dan Edwin, memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Edwin adalah seoarng bangsawan Inggris, dan juga berpendidikan yang tinggi. Latar belakang yang dimilikinya membuat Lidia merasa orang lain yang tidak dipedulikan dan dia menjadi khawatir akan keberadaan nenek Edwin.

Dia merasa seperti itu karena status imigran yang dimilikinya, status tersebut diidentikan dengan harta dan kepemilikan tanah. dia juga merasa dihantui oleh kenangan-kenangannya pada masa lalu. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di-bawah ini:

“I carry a lot of memories, bad memories, around with me,’ Lidia went on.’ That's one thing. Then, when I see Edwin at his family home, in his big family house, all the servants, the whole tra-la that goes with money, I think what do I , an immigrant Jewess, from an intellectual family in Vienna, have to do with such a man?

“Our money is New-money, and it comes from industry and business, not from land and great marriages, Alix said” (P.400)

(42)

suatu hari Lidia mengirimi surat kepada Edwin bahwa ia telah berada di Inggris. Selama di Inggris hubungan mereka menjadi dekat kembali.

Berdasarkan pengakuaan Alix tentang Edwin, terlihat bahwa Edwin telah dibesarkan dan terpengaruh oleh nilai-nilai kehidupan modern. Karena pengaruh-pengaruh itu, dia menjadi sosok yang tidak terlalu mempedulikan harta maupun status derajat. Dia akan melakukan apa yang dia senangi karena dia merupakan seorang pria modern, dan tidak mempedulikan nilai-nilai tersebut.

Cara pandang Edwin berbeda dengan neneknya yang memiliki sudut pandang konservatif. Karena pemikirannya itu neneknya tidak menyetujui jika Edwin menikahi Lidia. Dia menginginkan Edwin menikah dengan wanita yang memiliki status derajat yang sama dengannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini:

“Lidia started on the soup plates,‘Aha, your grandmother. There is one good reason why I should not marry Edwin. Your grandmother hates Jews, as we know; she would be hostile to her grandsons bringing home a Jewish bride. In fact, such a thing would not happen, for she would not let me in the house, and would drive Edwin away from his childhood home and his family.”(P.401)

(43)
(44)

37 BAB IV ANALISIS DATA

Konflik yang terjadi antara nenek dan cucu-cucunya pada novel The Frozen Lake

karya Elizabeth Edmondson dianalisis dalam bab ini. Konflik tersebut disebabkan

oleh perbedaan sudut pandang di antara mereka dalam menghadapi permasalahan

yang muncul, nenek yang mempunyai pemikiran konservatif dan cucu-cucunya yang

mempunyai pemikiran progresif. Konflik antara nenek, cucu-cucunya dan karakter

lain yang ada dalam novel ini membantu nenek untuk menyembunyikan rahasia besar

dari cucu-cucunya yang lain.

4.1. Konflik Konservatifvs. Progresif

Bermacam-macam konflik yang terjadi antara nenek dan cucu-cucunya di

analisis dalam subbab berikut ini. Konflik tersebut terdiri atas skandal keluarga

diantaranya gaya hidup, perilaku, dan pendidikan.

4.1.1. Skandal Keluarga 4.1.1.1. Kebohongan

Alix dan Edwin merasa ada yang aneh tentang kematian ibu mereka. Hal ini

membuat Alix dan Edwin penasaran tentang keadaan yang sebenarnya terjadi. Nenek

selalu berkata bahwa Helena, ibu dari Alix dan Edwin, meninggal saat dia melahirkan

(45)

bahwa tanggal kematian Helena dan kelahiran Perdita berbeda. Alix dan saudara

kembarnya, Edwin, mencoba untuk menemukan fakta di balik kematian ibu mereka

dan identitas Perdita.

Pada saat pencarian, Alix menemukan surat kabar di atas loteng, sebuah surat

kabar yang sudah tua yang menjadi petunjuk dari semua rahasia yang disembunyikan

oleh nenek dan anak-anaknya. Surat kabar tersebut menuliskan tentang sebuah

kecelakaan mobil, tertulis bahwa Helena mengemudi sendirian dan mengalami

kecelakaan hingga dia meninggal, teapi nenek mereka selalu berkata bahwa Helena

meninggal di rumah sakit saat melahirkan Perdita. Dari keadaan tersebut bisa

disimpulkan bahwa ada ketidakjujuran dan kebohongan didalam keluarga. Alix dan

Edwin ingin menemukan kebenaran, maka mereka berencana untuk bertanya pada

bibi Trudy tentang fakta yang terjadi pada kematian ibu mereka enam belas tahun

yang lalu.

Edwin dan Alix menunggu bibi Trudy untuk menunjukkan surat kabar yang

mereka temukan di loteng. Edwin sangat emosional saat dia meminta Trudy utuk

membacanya, Trudy terkejut ketika dia tahu bahwa Alix menemukan surat kabar

tersebut. Awalnya, dia tidak ingin memberitahu kebenarannya dan berkelit bahwa ada

kesalahan tanggal saat ibu mereka meninggal.

“Trudy had collected herself. ‘of course it’s a mistake about the data. Helena died in September. Or was it October?

‘You’re telling us she died after Perdita was born, which was on

(46)

Kutipan di atas menunjukkan ada beberapa orang dalam keluarga yang menutupi

kebenaran, karakter Trudy terlihat sangat bingung saat dia menghadapi fakta bahwa

Alix menemukan surat kabar yang dikirim oleh ibu Helena yang menuliskan tentang

kecelakaan yang menyebabkan kematian Helena. Dia terlihat sangat gugup untuk

menjelaskan berita yang tertulis, dan sangat takut untuk mengatakan situasi

sebenarnya saat ibu Alix meninggal. Karakter nenek takut bahwa cucu-cucunya akan

menemukan petunjuk yang dapat membongkar rahasia kematian Helena.

Nenek dan anak-anaknya, Trudy dan Saul, bersekongkol untuk menyembunyikan

semua rahasia dalam keluarga. Salah satu rahasia terbesar adalah ketika nenek tidak

memberitahu siapa ibu Perdita yang sebenarnya. Dia mempunyai alasan tersendiri

untuk tidak memberitahu kebenaran pada setiap orang di keluarganya. Dia menyadari

bahwa jika dia tidak membuat kebohongan akan menjadi sebuah masalah yang besar

dan sesuatu akan memperemalukan nama keluarga. Sebagai seorang yang konsevatif,

dia melakukan semua yang dia bisa untuk melindungi keluarganya dari apapun.

Bukan hanya nenek yang menyembunyikan rahasia, tapi Trudy dan Saul

membantunya juga karena mereka hanya ingin mematuhi perintah ibu mereka meski

itu salah. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini:

“Saul had spotted the newspaper, ‘what’s this, what’s this?

(47)

‘Trudie took no notice of her brother, but spoke directly to Edwin in a rush of coherence. ‘Helena wasn’t Perdita’s mother and Perdita isn’t your sister. She is your niece. Isabel was her mother.’(P.414)

Kutipan tersebut menunjukkan situasi saat Saul memasuki ruangan tempat Trudy

diinterogasi oleh Alix dan Edwin. Dia terlihat seperti orang tidak bersalah ketika dia

menemukan surat kabar di tangan Alix. Dia bertingkah seperti orang yang tidak tahu

apa-apa karena persekongkolan antara nenek dan anak-anaknya untuk

menyembunyikan fakta. Saul juga memerintahkan saudaranya Trudy untuk tidak

memberitahu yang sebenarnya, tapi Trudy tidak mematuhi saudaranya.

Trudy berpikir bahwa ini adalah saatnya untuk memberitahu yang sebenarnya,

dia tidak peduli saudaranya maka dia tetap membuka rahasia bahwa Perdita bukanlah

putri Helena namu ia adalah cucu Helena. Rahasia tersebut ditutupi selama enam

belas tahun oleh nenek mereka tapi dibuka oleh anaknya. Dalam novel ini, karakter

nenek berkata bahwa Perdita adalah saudara Alix dan Edwin, tapi faktanya itu semua

bohong, karena Perdita bukan saudara perempuan mereka. Dia adalah putri Isabel,

Isabel adalah saudara Edwin dan Alix, yang berarti bahwa Perdita bukan saudara

mereka melainkan keponakan mereka.

Nenek dan anak-anaknya berpikir bahwa seorang gadis berumur empat belas

tahun mempunyai anak tanpa menikah adalah skandal yang harus ditutupi, ini adalah

alasan mereka menutupi status Perdita dari anggota keluarga yang lain. Sebagai

seorang yang konservatif, nenek ingin menyelamatkan keluarganya dari skandal

(48)

membantu ibunya untuk menyembunyikan skandal yang memalukan tersebut. Dia

berpikir untuk mengirim Perdita pergi dari Wyncrag merupakan jalan terbaik untuk

menyelamatkan keluarganya.

“Saul took no notice, I said at the time the child should be send to the adoption.’

I know the pretence of Helena being the mother wouldn’t work. I knew it would all come out, sooner or later, and there’d be scandal.”

“the scandal is that it was kept quite for so long,’ said Edwin. ‘ and I don’t care whether Perdy was my sister and any niece; she is one of the family and her place is here at Wyncrag, as it always has been. (Edmondson: 2005: 415)

Saul mengingat situasi ketika mereka membuat keputusan tentang kehidupan Perdita.

Saul memberi saran pada saudara dan neneknya untuk mengirim Perdita untuk di

adopsi. Dia menyadari bahwa jika Perdita tetap tinggal di rumah, rahasia ini akan

terbuka suatu hari. Keadaan yang dikhawatirkan Saul terjadi, rahasia itu ditemukan

Alix dan Edwin. Dia tidak punya pilihan lain selain memberitahu yang sebenarnya

tentang Perdita dan Helena. Tapi Edwin mempunyai pendapat yang berbeda dengan

Saul. Dia pikir bahwa tempat Perdita adalah di Wyncrag, tinggal bersama

keluarganya. Sebagai konservatif yang dipengaruhi oleh pola pikir nenek, Saul hanya

ingin menjaga nilai keluarga dengan menyembunyikan semua skandal dan mengirim

Perdita untuk diadopsi. Saul sebagai gambaran progresif, dia pikir semua yang sudah

terjadi, Perdita adalah anggota keluarga, maka tempatnya adalah di Wyncrag. Dia

(49)

apa yang neneknya pikir dalam waktu yang lama. Dia hanya berpikir tentang

kehidupan Perdita karena ini bukan kesalahannya. Oleh karena itu, dia akan lebih

aman ketika masih berada dalam keluarga. Edwin berpendapat bahwa

keselamatannya terjamin saat dia bersama keluarganya, karena jika dia diadopsi maka

orang-orang akan bertanya tentang latar belakang keluarganya. Jika itu terjadi,

Perdita akan merasa tidak nyaman ketika dia tinggal bersama orang asing. Edwin

berpikir bahwa Perdita akan merasa lebih nyaman ketika dia tinggal bersama

keluarganya. Sebagai seorang yang progresif, Edwin tidak berpikir tentang nilai

keluarga harus di jaga oleh setiap orang. Pada saat itu, he lebih peduli dengan Perdita.

Di samping ketidakjujuran dalam keluarga sebagai skandal, ada juga skandal lain

yang dapat mempermalukan nama keluarga. Skandal itu adalah masalah perceraian,

hal ini menjasi skandal keluarga bila melihat latar belakang nenek yang merupakan

seorang Firm Christian (seorang Kristen yang taat), bisa dibilang nenek merupakan

seorang Puritan. Dalam agama nenek percerayan merupakan suatu hal yang tidak

boleh dilakukan.

4.1.1.2 Perceraian

Ada skandal lain dalam keluarga, seperti yang disebutkan sebelumnya. Masalah

perceraian terjadi di antara Jane dan Saul. Jane merasa tidak bahagia dengan

pernikahannya dengan Saul. Dia tidak mencintai Saul, jadi dia tidak merasa nyaman

menjadi istrinya. Pernikahan mereka diatur oleh nenek untuk menyembunyikan

(50)

dia tau bahwa neneknya adalah wanita tegas tentang peraturan yang dia jaga sejak

lama.

Setiap anggota keluarga tahu bahwa nenek akan menjaga tradisi konserfatif dan

tidak akan membiarkan apapun mengacaukannya. Nenek tidak mengizinkan

perzinahan terjadi dan dia tidak menyukai perceraian di keluarganya.

‘Angela says Mummy is a firm Christian who disapproved of adultery and divorce and lax behavior;’(P.233)

Kutipan di atas menunjukkan karakteristik nenek generasi tua yang ingin menjaga

tradisi. Angela, salah satu anggota keluarga, tahu sangat baik bagaimana nenek tidak

pernah menyetujui jika ada perzinahan terjadi di keluarganya. Dia juga tidak akan

mengijinkan perceraian dan kelakuan bebas terjadi karena itu akan merusak nama

keluarga.

Ketika perzinahan, perceraian atau kelakuan bebas terjadi dalam keluarganya, dia

akan menjadi sangat marah karena itu adalah skandal. Ketika skandal terjadi dalam

sebuah keluarga, itu akan mengubah anggapan orang lain terhadap keluarga.

Terkadang mereka akan kehilangan nama baik keluarga. Nenek tidak ingin itu terjadi

dan setiap orang tahu bagaimana dia menjaga tradisi lama untuk menjaga nama baik

keluarga meskipun ada anggota keluarga yang membuat beberapa skandal.

Pada masa itu, wanita tidak punya banyak kesempatan untuk mendapatkan apa

yang dia mau karena terlalu banyak peraturan yang harus dipatuhi. Wanita yang baik

(51)

disebut sopan ketika dia berbicara dengan nada yang rendah; ketika dia tertawa, dia

akan menutupi mulutnya dengan tangan dan tertawa dengan pelan; ketika dia

berjalan, dia akan berjalan dengan perlahan dan elegan. Ini semua peraturan dari

kehidupan sosial yang dibentuk oleh keadaan sosial pada masa itu.

“And Aunt Jane was more being outspoken than usual, there was almost a reckless air about her, as thought she’d come to some decision about her life. Perhaps she was going to divorce Uncle Saul, Alix thought, and then laugh at such a preposterous notion; grandmamma wouldn’t tolerate divorce in the family, not for a moment. Aunt Jane chance of a divorce would be if Uncle Saul agreed to it, and he would never , ever go against his mother’s wishes”. (P.178)

Situasi yang tercermin di atas tentang bibi Jane, dia adalah seorang gadis muda yang

menikah tanpa cinta. Dia menikah dengan paman Saul, sebenarnya dia tidak ingin

menikah dengannya karena dia jatuh cinta pada orang lain. Tapi situasi tidak

mengizinkannya untuk menikahi orang yang dia cintai, nenek mengatur

pernikahannya dengan Saul, dan dia tidak dapat menolaknya.

Pada masa itu, beberapa wanita memiliki pemikiran terbuka, banyak di antara

mereka yang berani memilih sesuatu yang mereka inginkan. Karakter Jane adalah

jenis konservatif sama seperti nenek, Jane tidak dapat memilih sesuatu yang dia mau.

Dalam permasalahan ini, dia ingin bercerai dengan Saul tapi dia tidak bisa, karena

pada masa itu perceraian adalah sesuatu yang memalukan dan Saul tidak akan pernah

(52)

4.1.2. Gaya Hidup

Ada beberapa perbedaan selera dan gaya hidup antara nenek dan cucu-cucunya.

Sebagai contoh ketika Perdita membeli gaun di Manchester, karena dia akan

menghadiri pesta dansa. Dia memilih gaun merah yang indah yang membuatnya

terlihat cantik. Dia mengenakan gaun baru tersebut dan menunjukkan kepada Alix

untuk tahu pendapatnya tentang penampilan Perdita.

“Perdita was wearing the red dress they had bought in Manchester. The silk velvet was sumptuous in the soft lighting. And it turned the gold and garnet ornament she had around her neck into something more than a trinket. She looked magnificent.”(P.462)

Situasi di atas menggambarkan situasi ketika Perdita menunjukkan gaun barunya

pada Alix, saudaranya. Warna merah membuat gaunnya terlihat elegan, dia memakai

emas dengan hiasan garnet di lehernya membuat dia terlihat cantik. Ini adalah jenis

gaya modern dan Perdita sangat menyukai gaun barunya. Gaun merah barunya

dengan asesoris membuatnya terlihat cantik dan elegan, seperti apa yang dikatakan

Alix di bawah ini.

“It’s perfectly lovely, and you do like nice, but grandmamma isn’t going to like it.

(53)

us goes are you sure you won’t come? Why, you might meet the man of your life there.”(P.263)

Kutipan di atas adalah situasi ketika Alix mengomentari gaun baru Perdita. Dia pikir

bahwa itu sangat bagus dan Perdita terlihat cantik. Tapi dia sadar bahwa jika nenek

tahu tentang gaun Perdita, dia yakin nenek tidak akan menyukai

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi penambahan karagenan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap ketebalan, warna, kadar air, pH dan sensori dari selai mangga lembaran... iv

Tempat tinggal sebahagian besar petani berhampiran dengan kawasan ladang di mana rumah mereka merupakan rumah tidak kekal yang bila-bila masa boleh ditinggalkan

Lutke koje ožive u ruci djeteta omogućavaju mu sudjelovanje u zamišljenom svijetu koji je samo stvorilo.Lutka zamjenjuje živa bića, njome dijete u igri manipulira

Bahan ajar pada materi bangun ruang sisi datar mampu membuat peserta. didik untuk aktif dalam proses

dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak mempunyai pola makan yang kurang baik dan mengalami dismenorea yaitu 76 orang (90,2%) sedangkan responden yang paling

Atraksi budaya dan pemandangan menarik merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat, aksesibilitas yang optimal seperti tersedianya

Hubungan kuantitatif antara muatan bersih atom pada atom-atom penyusun kerangka utama senyawa 1,10-fenantrolin sebagai gambaran struktur elektronik menunjukkan hubungan

Pos Tarif/ HS 8704, 8705, dan 8716 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 118 Tahun 2018 tentang Ketentuan Impor Barang