• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi perhutani BKPH Padalarang modul penerimaan kayu pengeluaran kayu dan penggajian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi perhutani BKPH Padalarang modul penerimaan kayu pengeluaran kayu dan penggajian"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih

sejalan dengan kemajuan zaman, maka penggunaan komputer pun semakin

meningkat dan peranannya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yang dapat

membantu dan menunjang manusia dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Peranan komputer sangat dibutuhkan dalam membantu menyelesaikan

suatu pekerjaan yang dihadapi, sehingga banyak instansi/lembaga-lembaga yang

menggunakan komputer untuk menunjang dan membantu dalam

menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan komputer suatu pekerjaan akan

terasa lebih cepat terselesaikan dan tidak manual.

Penggunaan komputer yang umum adalah penggunaan komputer di suatu

perusahaan. Fungsi dari penggunaan komputer pada suatu perusahaan pada

umumnya adalah sebagai alat bantu pengolahan data, perhitungan gaji karyawan,

dan lain-lain.

Dengan menggunakan sistem yang bersifat komputerisasi hasil yang

dicapai akan lebih optimal dan pekerjaan yang dilakukan akan lebih mudah,

efektif dan efisien. Pembuatan program aplikasi (software) akan memperluas

pemanfaatan komputer dalam dunia pendidikan maupun dunia kerja untuk

mendapatkan informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu.

Di Perhutani BKPH Padalarang yang berada di bawah naungan Perhutani

(2)

pengeluaran kayu masih mengalami kesulitan dalam pengolahan data karena

masih menggunakan proses pencatatan data dengan mengisi kertas formulir

khusus lalu disimpan disebuah rak lemari. Yang mengakibatkan sulitnya pegawai

jika membutuhkan data dimasa lalu dalam pekerjaannya atau sekedar melihat

kembali data-data terdahulu. Untuk melakukan hal tersebut, para pegawai harus

membuka kembali lemari penyimpanan arsip dan mencari data dengan mencari

satu persatu berdasarkan nomor dokumen dari sekian banyak arsip. Proses

tersebut membutuhkan waktu pencarian yang lama dan tidak efisien.

Juga dalam divisi kepegawain seperti pencatatan data pegawai masih

dilakukan hanya dengan membuat formulir yang berisi data pegawai di aplikasi

Microsoft word lalu diprint dan disimpan dipenyimpanan dokumen khusus

pegawai. Sama halnya dengan data pegawai, pencatatan absen pun dicatat hanya

dengan secarik kertas yang berisi table kosong yang dibuat di aplikasi Microsoft

excel, lalu disimpan pada penyimpanan dokumen khusus absen. Pada saat

penggajian, kepala urusan tata usaha membuat slip gaji di Microsoft word dan

menghitung gaji dengan kalkulator, juga dicocokan data absensi dan pegawai

yaitu dengan membuka lagi lembaran kertas dokumen tersebut untuk melihat data

absen dan data golongan gaji, tunjangan dan lain - lain lalu dihitung berdasarkan

data tersebut menggunakan kalkulator dan dicetak slip gaji di Microsoft word.

Proses ini mengakibatkan lamanya divisi kepegawaian untuk menentukan

penghitungan gaji karena proses pencocokan data yang lama dan tidak efisien.

Berdasarkan permasalahan yang ada di atas maka dibutuhkan sebuah

(3)

itu, pada laporan ini penulis akan membuat suatu sistem informasi yang

dituangkan kedalam judul “Sistem Informasi Perhutani BKPH Padalarang

Modul Penerimaan Pengeluaran Kayu dan Penggajian“ 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan

terjadinya beberapa masalah yaitu :

1. Proses pencatatan data penerimaan kayu dan pengeluaran kayu masih

dilakukan hanya dengan mencatatnya pada sebuah formulir.

2. Adanya keterbatasan dalam proses pencarian data yang membutuhkan waktu

yang cukup lama dan sulit karena bertumpuknya formulir yang berisi data

pada penyimpanan arsip sehingga pegawai harus membuka satu persatu

tumpukan formulir tersebut.

3. Proses penggajian cenderung lebih lama karena diakibatkan oleh sulitnya

mengumpulkan data, karena media penyimpanan masih berupa arsip yang

mengharuskan bagian penggajian mencari data pegawai dan data absensi satu

persatu ditumpukan arsip untuk dicocokan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Dalam pembuatan aplikasi ini ada beberaoa hal dan rumusan masalah yang

harus diperhatikan, antara lain :

1. Bagaimana menggambarkan sistem informasi penerimaan kayu dan

(4)

2. Bagaimana cara menggambarkan sistem informasi proses penggajian yang

sedang berjalan di Perhutani BKPH Padalarang.

3. Bagaimana merancang sistem informasi penerimaan kayu dan pengeluaran

kayu yang sekaligus dapat mempercepat proses pencarian data di Perhutani

BKPH Padalarang.

4. Bagaimana perancangan sistem informasi penggajian yang dapat membantu

mempercepat proses penghitungan gaji yang sedang berjalan.

5. Bagaimana pengujian aplikasi program sistem informasi penerimaan

pengeluaran kayu dan penggajian di Perhutani BKPH Padalarang.

6. Bagaimana mengimplementasikan sistem informasi penerimaan pengeluaran

kayu di Perhutani BKPH Padalarang.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dalam penelitian ini memberikan suatu sistem

informasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam penyajian informasi dan

data yang akurat serta cepat.

1.3.1 Maksud Penelitian.

Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk membangun sistem

informasi penerimaan pengeluaran kayu dan penggajian guna membantu dalam

proses pengolahan data pada Perhutani BKPH Padalarang.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pembuatan penelitian ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui permasalahan bagaimana proses penerimaan kayu,

(5)

2. Untuk membuat suatu Sistem Informasi yang dapat terintegrasi dengan

database dalam pengolahan data, guna mempermudah dalam proses

pencariaan data dan penggajian pada Perhutani BKPH Padalarang.

3. Untuk melakukan pengujian sistem informasi guna mengetahui kesalahan

dan kekurangan di sistem informasi penerimaan pengeluaran kayu dan

penggajian

4. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi pada instansi Perhutani

BKPH Padalarang kedalam bahasa pemgrograman yang terintegrasi dengan

database sehingga menjadi satu paket aplikasi siap pakai.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam sebuah

penelitian, itu memiliki arti yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan. Berikut penulis sampaikan kegunaan penelitian secara praktis

dan akademis.

1.4.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi

yang baik :

1. Bagi Perusahaan.

Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan memberikan

masukan-masukan ke perusahaan atau objek penelitian tentang kekurangan atau

kelemahan yang masih ada pada objek penelitian. Dengan adanya penelitian

ini diharapkan bisa memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dan dapat

(6)

2. Bagi KPH.

Mempermudah proses pencarian data dan mempermudah proses pengeluaran

kayu.

3. Bagi KRPH.

Mempermudah dalam mendapatkan data yang dinginkan dan laporan yang

diperlukan.

4. Bagi Asper.

Diharapkan dapat mempermudah tugas asper sebagai pimpinan di bkph

padalarang dalam memantau data pengeluaran penerimaan kayu dan

penggajian.

5. Bagi Pegawai.

Mempermudah pegawai dalam melakukan pencatatan data penerimaan kayu,

pengeluaran kayu dan penggajian secara efektif dan efisien.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembang Ilmu.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan informasi bagi

pengembang ilmu, terutama mengenai pembuatan Sistem Informasi

Penerimaan Pengeluaran Kayu dan Penggajian berbasis desktop.

2. Bagi Peneliti Lain.

Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi

untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan khususnya tentang suatu

Sistem Informasi Penerimaan Pengeluaran kayu dan Penggajian berbasis

(7)

3. Bagi Penulis.

Agar dapat menmbah wawasan dan meningkatkan pengetahuan dan

menahami pentingnya teori yang didapat dalam perkuliahan serta dapat

mengaplikasikan teori tersebut kedalam dunia pekerjaan.

1.5 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka perlu adanya

batasan masalah sehingga pembahasan akan lebih terarah dan mempermudah

dalam proses perancangan sistem itu sendiri, maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut :

1. Aplikasi yang dibangun ini hanya mencangkup penerimaan kayu,

pengeluaran kayu dan penggajian.

2. Proses pencatatan absen pegawai hanya mencatat keterangan yang tidak

hadir.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi

Adapun lokasi penelitian dilakukan di instansi Perhutani BKPH

Padalarang yang berlokasi di Jl. Jendral Amir Mahmud, gang Sirnagalih

1.6.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

(8)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian dalam skripsi dibagi kedalam 5 bab, yaitu

Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, batasan masalah, lokasi dan waktu penelitian,

dan sistematika penelitian.

Bab II. LANDASAN TEORI

1

Mengidentifikasi kebutuhan pemakai : a. Observasi a. Perancangan

prosedur ( Flowmap, DFD ) b. Perancangan

Basis Data ( ERD ) c. Database dengan

MySQL

d. Tampilan dan fungsi dengan JAVA

3 Menguji Prototype :

a. User memberikan kritik dan saran

b. Pengujian BlackBox

4

Memperbaiki prototype : a. Melakukan penambahan

kekurangan didalam program yang diminta user

5

Mengembangkan versi produksi :

a. Implementasi SI Perhutani Modul penerimaan kayu, pengeluaran kayu dan penggajian

(9)

Pada bab ini berisi landasan teori yang relevan dengan tema

penelitian skripsi dan juga konsep pembuatan sistem informasi..

Bab III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran objek penelitian yang

menyangkut visi misi perusahaan, struktur organisasi, dll. Didalam

bab ini juga akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan,

untuk membuat sistem informasi meliputi desain penelitian, jenis

dan metode pengumpulan data, dan analisis sistem yang berjalan

dan yang diusulkan.

Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang perancangan sistem, perancangan antar

muka, perancangan arsitektur jaringan, dan implementasi serta

pengujian sistem informasi yang telah dibangun.

Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas sistem

informasi yang telah dibangun berdasarkan identifikasi dan batasan

(10)

10

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem

Sistem dapat didefinisikan menurut dua kelompok pendekatan sistem,

yaitu yang melakukan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen

atau elemen. Definisi sistem berdasarkar pendekatan yang menekankan prosedur

adalah sebagai berikut :

Menurut Jogiyanto H.M (2001 : 2) : “Sistem adalah kumpulan elemen

-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang

beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud, tujuan dan

sasaran yang sama”.

Dari dua pengertian tersebut, terdapat dua kelompok pendekatan di dalam

mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan menekankan

pada komponen atau elemennya. Dapat disimpulkan bahwa sistem adalah

kumpulan dari elemen-elemen atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan

dan memiliki tujuan.

2.1.1. Bentuk Dasar Sistem

Menurut Jogiyanto (2005 : 4) : Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas

masukan(input), proses dan keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini

terdapat satu ataulebih masukan yang akan di proses dan akan menghasilkan suatu

(11)

2.1.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu,yaitu

mempunyai komponen-komponen, batas sistem lingkungan luar

sistem,masukan,keluaran,pengolah dan sasaran atau tujuan.

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi,yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu

kesatuan.Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem

dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.Batas

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu

kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari

sistem yang mempengaruhi operasi sistem.Lingkungan luar sistem

dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan.LIngkungan luar

yang menguntungkan merupakan 11nergy dari sistem dan dengan

demikian harus dijaga dan dipelihara.Sedangkan lingkungan luar yang

merugikan harus ditahan dan dikendalikan,jika tidak maka akan

menggannggu kelangsungan hidup dari sisitem.

(12)

Penghubung merupakan media yang menggabungkan antara satu

subsistem dengan subsistem yang lainnya.Melalui penghubung ini

kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke

subsistem lainnya.Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan

untuk subsistem lainnya melalui penghubung.Dengan penghubung satu

subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya

membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam

sistem.Masukan dapat berupa perawatan dan masukan sinyal menergi

yaitu maintenance input adalah energy yang dimasukkan agar sistem

tersebut dapat berjalan.Sinyal input adalah energi yamg diproses untuk

mendapatkan keluaran dari sistem.

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi

keluaran yag berguna.Keluaran dapat merupakan masukan untuk

subsistem yang lain.

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri

sebagai pengolahnya.Pengolah yang akan merubah masukan menjadi

keluaran.

(13)

Suatu sistem mempunya tujuan dan sasaran,kalau sistem tidak

mempunyai sasaran maka sistem tidak aka nada.Suatu sistem dikatakan

berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.Sasaran sangat

berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan. Menurut

Al-Bahra Ladjmudin (2013:3).

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan

komponen lainnya.Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap

kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut.

Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut

pandang.Seperti contoh sistem yang bersifat abstrak,sistem alamiah,sifat yang

bersifat determinicstic dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup.Adapun

penjelasan lebih detail dan rinci akan dipaparkan dibawah ini

1. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang

tidak tampak secara fisik.

2. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak

dibuat oleh manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang

pencipta alam).

3. Sistem tertentu (deterministic system)dan sistem tak tentu (probabilistic

system).Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang dapat

diprediksi.Sistem tertentu relatif stabil/konstan dalam jangka waktu

yang lama.Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya

(14)

4. Sistem tertutup dan Sistem terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak

terpengaruh dengan lingkungan luarnya.Sistem ini bekerja secara

otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya.Sistem

terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan

lingkungan luarnya.Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan

keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain.Menurut

Al-Bahra Ladjmudin (2013:6)

2.2. Pengertian Informasi

Menurut Jogiyanto H.M (2001 : 8) Informasi adalah data yang telah diolah

menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam

mengambil keputusan saat ini atau mendatang.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil

dari pengolahan satu atau beberapa data yang memberikan arti dan manfaat.

Informasi yang diperoleh dari pengolahan data dapat dinilai berdasarkan sifatnya.

Sifat informasi yang menentukan nilai informasi adalah sebagai berikut :

1. Kemudahan dalam memperoleh

2. Sifat luas dan kelengkapannya

3. Ketelitian (accuracy)

4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)

5. Ketepatan waktu

6. Kejelasan (clarity)

(15)

8. Dapat dibuktikan

9. Tidak ada prasangka, dan

10. Dapat diukur

2.2.1 Konsep dasar informasi

Untuk informasi yang di hasilkan dari suatu proses pengolahan data harus

memiliki kualitas yang berbeda. Menurut Jogianto (2005: 10) kualitas informasi

terdiri dari tiga hal yaitu akurat, relevan dan tepat waktu.

1. Akurat

Akurat Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak

bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber

informasi sampai kepenerima informasi kemungkinan banyak terjadi

gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi terhadap keakuratan sebuah

informasi antara lain adalah:

a. Kelengkapan (Completeness) Informasi

Informasi yang dihasilkan terdiri dari satu kesatuan informasi yang

menyeluruh dan mencangkup berbagai hal yang terkait di dalamnya.

Karena apabila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya

akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan

tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap

kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah

(16)

b. Kebenaran (Correctness) Informasi

Informasi yang di hasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah

benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses

tersebut.

c. Keamanan (Security) Informasi

Sebuah informasi harus aman, dalam arti hanya di akses oleh

pihak-pihak yang berkepentingan saja sesuai dengan sifat dan tujuan

dari informasi tersebut.

2. Relevan

Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lain

berbeda, maka informasi bisa di katakana berguna jika benar-benar

berguna dan di butuhkan pemakainya.

3. Tepat pada waktunya

Beberapa informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena

informasi merpakan landasan di dalam mengambil keputusan.

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Al-Bahra Ladjmudin (2013:14) Sistem Informasi adalah

sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan

informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi.

Bila mengacu pada definisi sistem maka sistem informasi dapat

(17)

komponen - komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu

menyajikan informasi. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah

perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan dengan tujuan untuk

mengelola data sehingga menghasilkan informasi yang berguna. Sistem informasi

juga mempunyai beberapa komponen, yaitu :

1. Hardware (perangkat keras)

seperti : keyboard, monitor, microprocessor dan lain sebagainya.

2. Software (perangkat lunak)

3. Brainware (manusia)

4. Data

5. Prosedur atau metode-metode.

2.3.1. Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2005:12) Istilah dalam komponen sistem informasi

adalah blok bangunan (building block) yang dapat di bagi menjadi enam blok,

yaitu :

1. Blok masukan (input block)

Blok input merupakan data–data yang masuk ke dalam sistem informasi,

yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar yang dapat diolah menjadi

suatu informasi tertentu.

2. Blok model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik

yang akan mengolah data input untuk menghasilkan suatu informasi yang

(18)

3. Blok keluaran (output block)

Merupakan informasi yang menghasilkan sekumpulan data yang nantinya

akan disimpan berupa data cetak laporan.

4. Blok teknologi (technologi block)

Blok teknologi merupakan penunjang utama dalam berlangsunganya

sistem informasi. Yang memiliki beberapa komponen yaitu alat

memasukan data (input device), alat untuk menyimpan dan mengakses

data (storege device), alat untuk menghasilkan dan mengirimkan

keluaran (output divice) dan alat untuk membantuk pengendalian sistem

secara keseluruan (control device). Teknologi informasi terdiri dari 3

(tiga) bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainare), perangkat

lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

5. Blok basis data (database block)

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan

digunakan oleh perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu di

simpan dan perlu di organisasi sedemikian rupa, supaya informasi

yang dihasilkan berkualitas.

6. Blok kendali (control block)

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan

bahwa hal–hal yang dapat merusak sistem dapat di cegah bila terlanjur

(19)

2.4 Pengertian Gaji

Menurut Soemarso S. “Gaji sebagai imbalan yang diberikan kepada

pegawai yang diberi tugas- tugas administrasi dan pimpinan yang jumlahnya

biasa tetap secara bulanan”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001: 373), “gaji merupakan pembayaran

atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai

jenjang jabatan menager, pegawai administrasi, supervisor, dll yang pada

umumnya gaji dibayarkan tetap tiap bulan”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gaji

merupakan sejumlah uang yang ditetapkan dan diterima seseorang atas

pekerjaannya yang ditetapkan berdasarkan perhitungan masa waktu panjang (satu

bulan).

2.5 JAVA RMI

1. RMI (Remote Method Invocation)

RMI menyediakan sarana dimana client server dapat berkomunikasi dan

saling bertukar informasi. RMI memungkinkan pengembang

perangkat lunak untuk merancang aplikasi terdistribusi dimana methods

dari remote object dapat dipanggil dari JVM (Java Virtual Machine) lain,

yang mungkin berjalan pada host yang berbeda.

Remote object adalah object dari RMI yang direferensikan secara remote.

Pemrogram seakan-akan memanggil method dari kelas file lokal

sedangkan dalam kenyataannya method yang bersifat remote disimpan di

(20)

remote object, membuat referensi dan menunggu client untuk memanggil

methods dari remote object ini. Sedangkan client akan mendapatkan

remote reference dari satu atau lebih remote object dan memanggil

methods untuk remote object tersebut.

Adapun dalam membangun RMI diperlukan langkah-langkah yaitu :

1. Membuat interface yang turunan dari kelas java.rmi.Remote dan setiap

method yang dideklarasikan melemparkan eksepsi

java.rmi.RemoteException.

2. Membuat kelas yang turunan dari kelas java.rmi.UnicastRemoteObject

dan mengimplementasi semua method dari interface yang sudah dibuat

tadi.

3. Kelas yang telah dibuat tadi harus memiliki konstruktor yang

melempareksepsi java.rmi.RemoteException.

4. Seluruh method yang di-override di interface tersebut harus melempar

eksepsi java.rmi.RemoteException.

2.6 Perangkat Lunak Pendukung

Untuk membuat sistem informasi yang terkomputerisasi tentu memerlukan

perangkat lunak, yang berfungsi sebagai pendukung pembuatan sistem informasi

tersebut. Adapun perangkat lunak pendukung yang digunakan peneliti adalah

(21)

2.6.1 Netbeans

NetBeans merupakan sebuah proyek kode terbuka yang sukses dengan

pengguna yang sangat luas, komunitas yang terus tumbuh, dan memiliki hampir

100 mitra (dan terus bertambah!). Sun Microsystems mendirikan proyek kode

terbuka NetBeans pada bulan Juni 2000 dan terus menjadi sponsor utama. Saat ini

terdapat dua produk : NetBeans IDE dan NetBeans Platform.

NetBeans IDE adalah sebuah lingkungan pengembangan - sebuah kakas

untuk pemrogram menulis, mengompilasi, mencari kesalahan dan menyebarkan

program. Netbeans IDE ditulis dalam Java - namun dapat mendukung bahasa

pemrograman lain. Terdapat banyak modul untuk memperluas Netbeans IDE.

Netbeans IDE adalah sebuah produk bebas dengan tanpa batasan bagaimana

digunakan.

Tersedia juga NetBeans Platform; sebuah fondasi yang modular dan dapat

diperluas yang dapat digunakan sebagai perangkat lunak dasar untuk membuat

aplikasi desktop yang besar. Mitra ISV menyediakan plug-in bernilai tambah yang

dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam Platform dan dapat juga digunakan

untuk membuat kakas dan solusi sendiri.

Kedua produk adalah kode terbuka (open source) dan bebas (free) untuk

penggunaan komersial dan non komersial. Kode sumber tersedia untuk guna ulang

dengan lisensi Common Development and Distribution License (CDDL).

2.6.1 MySQL

Menurut Betha Sidik (2005 : 1) dalam buku yang berjudul MySQL untuk

(22)

perangkat lunak sistem manajemen basis data yang sangat popular dikalangan

pemrograman web, terutama dilingkungan linux dengan menggunakan script PHP

dan Perl”. MySQL merupakan database yang paling populer digunakan untuk

membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan

pengelola datanya.

Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul

dibandingkan database server lainnya, terutama dalam kecepatan. Berikut ini

adalah bebrapa kelebihan MySQL, antara lain :

1. Portability

Database MySQL berfungsi dengan stabil tanpa kendala, berarti berlaku pada

berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X

Server, Solaris, Amiga, HP-Unix, dan lain-lain.

2. Multiuser

MySQL merupakan database yang dapat digunakan untuk menangani

beberapa user dalam waktu bersamaan tanpa mengalami masalah. Dan

memungkinkan sebuah database server MySQL dapat diakses klien secara

bersamaan pula.

3. Security

Sistem keamanan pada MySQL mempunyai beberapa lapisan keamanan

seperti tingkatan subnetmask, hostname, dan izin akses user dengan sistem

perizinan yang mendetil serta kata sandi terenkripsi.

(23)

MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan jumlah

records lebih dari 50 juta dan 60 ribu table serta 5 milyar baris. Selain itu

batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

2.7 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem merupakan metode-metode

yang akan digunakan dalam melakukan perancangan sistem informasi serta untuk

pengembangan sistem informasi tersebut.

2.7.1. Metode Pendekatan

Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan Metode pendekatan

terstruktur. Metode terstruktur adalah pengembangan sebuah model dari

hasil analisa pemecahan masalah dengan menggunakan sebuah sistem

komputer yang memiliki komponen-komponen dan hubungannya yang

sama atau serupa dengan permasalahan aslinya .Metode pendekatan

terstruktur memiliki tool-tool (alat bantu)untuk perancangan sistem seperti

flowmap,diagram konteks,data flow diagram dan kamus data.

2.7.2. Metode Pengembangan

Untuk mempermudah penyusunan laporan dan pembuatan perangkat lunak

maka metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode

(24)

Membuat Prototype Mengidentifikasikan kebutuhan

pemakai

Memperbaiki Prototype Menguji Prototype

Mengembangkan versi Produksi

1. Pengembangan dan pemakai bertemu

2. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem

3. Pengembangan mulai membuat protype

4. Pemakai menguji prototype dan memberikan kritikan atau sasaran

5. Pengembangan melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai (User)

6. Pengembangan perampungan sistem dengan masukan terakhir dari pemakai

Gambar 2.1 Mekanisme pengembangan sistem dengan Prototype

(Sumber : Abdul Kadir(2003:417))

Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Kebutuhan Pemakai

Pada tahap ini merupakan tahap awal dalam membangun sebuah sistem

informasi, dimana antara pemakai sistem (users) dan pengembang sistem

bertemu. Users menjelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibangun

oleh pengembang sistem.

2. Pembuatan Prototype

Setelah menganalisa sistem yang akan dikembangkan serta kebutuhan -

kebutuhan sistem untuk sistem yang akan dibangun, pengembang sistem

(25)

yang akan dibangun, dan kemudian diimplementasikan dengan pembuatan

coding yaitu menterjemahkan hasil rancangan kedalam bentuk bahasa

pemograman yang akan menjadi sebuah sistem informasi yang diharapkan

oleh Users.

3. Pengujian Prototype

Setelah tahap pembuatan prototype selesai, kemudian pengembang sistem

dan Users melakukan pengujian program agar program dapat digunakan

sesuai dengan kebutuhan, dan users memberikan saran atau masukan bila

terdapat kekurangan pada program.

4. Perbaikan Prototype

Pada tahap ini pengembang sistem melakukan perbaikan dan modifikasi

(26)

26

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian yang dilakukan

untuk mendapatkan data data relevan yang berkaitan dengan objek penelitian

tersebut

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lingkup

Departemen Kehutanan yang mengelola hutan dipulau Jawa. Terdapat tiga

unit kerja, masing-masing, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa

Timur dan Unit III Jawa Barat dan Banten.

Jawa Barat wilayah penyangga ibu kota Jakarta. Dengan posisi demikian,

maka hutan di Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu penyangga

kesinambungan lingkungan dengan kedudukan yang amat penting.

Dengan luas sekitar 4,4 juta Ha, secara kedudukan geografis kedua

propinsi ini berada 1040 – 1080 18 BT 50 51-70 50 LS. Dari luas

keseluruhan, 22,2% diantaranya merupakan lahan datar dengan kemiringan

0-3% yang sebagian besar berada dibagian utara. Seme ntara itu bagian tengah

selatan bertopografio landai sampai curam, berbukit serta bergunung dengan

ketinggian ada yang mencapai 3.078 m dpl.

Propinsi Jawa Barat dan Banten dipengaruhi oleh 55 buah aliran

(27)

sunda, 12 ke Laut Jawa, dan selebihnya bermuara ke Sungai Samudera

Indonesia. Beberapa DAS yang besar diantaranya Cisanggarung, Cimanuk,

Cipanunggara, Citarum dan DAS Ciujung. Terkelolanya hutan dipulau Jawa

Barat secara baik 6 akan menunjang keseimbangan lingkungan dalam

menghadapi pesatnya laju pertumbuhan penduduk dengan segala dampaknya.

Selain itu di Jawa Barat terdapat 3 bendungan besar sebagai pembangkit

listrik untuk menyuplai kebutuhan listrik daerah Jawa, Bali, madura dan Jakarta.

Bendungan tersebut masing-masing Jatiluhur, Cirata, dan Saguling.

Ketiganya mengandalkan pasokan air dari sungai Citarum.

Berdasarkan kepemilikannya, hutan terbagi menjadi hutan negara dan

hutan milik. Hutan negara adalah kawasan hutan dan hutan yang tumbuh

diatas tanah yang tidak dibebani hak milik. Sementara hutan milik adalah

hutan yang tumbuh diatas tanah yang dibebani hak milik.

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 3.1.2.1Visi

Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

3.1.2.2 Misi

a. Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari

berdasarkan karakteristik wilayah dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai

(DAS) serta meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu,

(28)

kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin

pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

b. Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta

sumberdaya manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal

serta memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan

lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi

petani hutan.

c. Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara

regional dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam

penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional dan internasional.

3.1.3 Struktur Organisasi Perhutani BKPH Padalarang

Berdasarkan surat keputusan direksi Perum Perhutani nomor 199 / KPTS /

DIR / 2009 Tanggal 04 Mei 2009. Perum Perhutani BKPH Padalarang terdiri dari

4 sub direksi yang membawahi beberapa seksi, untuk lebih jelas dapat dilihat pada

gambar struktur organisasi berikut.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi di Perhutani BKPH Padalarang

Sumber : Perhutani BKPH Padalarang KPH

Asper / KBKPH

Kepala Urusan

TU & TK KAUR PHBM

(29)

Keterangan :

Struktur Organisasi Perhutani BKPH Padalarang terdiri dari :

1. Asisten Perhutani atau Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan

2. Kepala Urusan Tata Usaha dan Teknik Kehutanan

3. Kepala Urusan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat.

4. Mandor atau Kepala Resort Pemangkuan Hutan.

3.1.4 Deskripsi Tugas

Dari penjelasan mengenai struktur jabatan Perum Perhutani BKPH

Padalarang, masing- masing bagian mempunyai tugas dan fungsinya sendiri.

Adapun tugas Perhutani BKPH Padalarang adalah sebagai berikut:

1. Asper atau KBKPH.

a. Mengelola kawasan hutan secara teknis diwilayahnya serta menjadi pembantu

atau pemegang cabang

b. Selain itu Asper juga berwenang untuk mengawasi dan memonitor kemajuan

pekerjaan di wilayahnya.

2. Kaur TU dan TK.

a. Membantu Asper membuat usulan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya.

b. Membantu Asper membuat laporan administrasi keuangan dan laporan lainya

tingkat BKPH.

c. Membantu Asper Membuat rencana dan usulan bidang kepegawaian.

d. Membuat melaksanakan urusan Umum dan perkantoran.

e. Membantu Asper dalam menginvestasikan pekerjaan, asset dan membuat

(30)

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Asper/KBKPH sesuai

bidangnya.

g. Bertanggungjawab kepada Asper/KBKPH.

3. Kaur PHBM.

a. Membantu PHBM & Bina Lingkungan dalam menyusun rencana stategi

PHBM.

b. Membantu PHBM & Bina Lingkungn Melakukan pendampingan dan

penyuluhan kepada, Mandor, KRPH dan Asper dalam pelaksanaan PHBM

serta Program Kemitraan

c. Bersama PHBM KPH melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan PHBM dan Program Kemitraan.

d. Bersama Kaur Humas membantu PHBM & Bina Lingkungan dalam

mengkomunikasikan dan mempublikasikan kegiatan PHBM dan Program

Kemitraan.

e. Memfasilitasi Terselenggaranya proses implementasi PHBM.

f. Bertanggung jawab Kepada Adm/KKPH.

4. KRPH

a. Mengusulkan Rencana Pengelolaan sumberdaya hutan (RTT dan rencana

lain)

b. Memimpin penyelenggaraan aktivitas pengelolaan sumberdaya hutan berupa :

1. Pembinaan sumber daya hutan.

2. Konservasi sumberdaya hutan

(31)

4. Perlindungan dan pengamanan sumberdaya hutan setra asset perusahaan.

c. Melaksanakan dan mengembangkan pengelolaan Sumberdaya Hutan

Bersama masyarakat (PHBM).

d. Melaksanakan pembinaan sumberdaya manusia dan keselamatan kerja.

e. Memberikan pelayanan kepada masyarakat.

f. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pengendalian pengolahan sumberdaya

hutan di wilayah kerjanya.

g. Melaporkan kemajuan pekerjaan secara periodik kepada Asper.

h. Bertanggung jawab Kepada Asper.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Jonathan Sarwono (2006:15)

“Kata sistematis merupakan kata kunci yang berkaitan dengan metode ilmiah

yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan”.

Metode penelitian juga merupakan mekanisme atau cara mendapatkan

pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisi data

yang dikerjakan secara sistematis.

3.3.2.1Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan

perencanaan dan pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan

dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Pengertian desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84)

(32)

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian

merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam

melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

3.3.2.2Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data ini terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber

data sekunder.

3.2.2.1Sumber Data Primer

Sumber primer ini adalah suatu objek ataupun dokumen asli yang berupa

material mentah dari pelaku utamanya yang disebut sebagai first-hand

information. Data-data yang dikumpulkan di sumber primer ini berasal dari situasi

langsung yang aktual ketika suatu peristiwa itu terjadi.

Teknik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data

primer antara lain observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner.

1. Wawancara

Melakukan tanya jawab pada pihak yang berkepentingan agar penelitian yang

dilakukan sesuai dengan masalah yang terjadi serta mengumpulkan data-data

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang sering terjadi

(33)

2. Observasi

Melakukan observasi dengan melihat dokumen-dokumen dan meninjau

langsung bagaimana cara kerja dalam sebuah perusahaan sehingga diperoleh

data yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

3. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang

berkaitan dengan objek yang diteliti, diberikan kepada pimpinan atau pihak

yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan langsung dengan objek

yang diteliti yaitu divisi akuntansi dan divisi satuan pengawas internal dan

divisi keuangan.

3.2.2.2Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dimana ini berarti data yang dikumpulkan ini

berasal dari tangan kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum

penelitian dilakukan. Data sekunder ini juga bisa berupa artikel-artikel dalam

surat kabar ataupun majalah yang populer, buku, artikel- artikel dari jurnal

ilmiah, buletin statistik, laporan-laporan, arsip organisasi, publikasi pemerintah,

informasi dari organisasi, analisis yang dibuat oleh para ahli, hasil survei

terdahulu, catatan-catatan publik mengenai peristiwa-peristiwa resmi serta

catatan-catatan perpustakaan.

3.3.2.3Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem merupakan metode-metode

yang akan digunakan dalam melakukan perancangan sistem informasi serta untuk

(34)

3.2.3.1Metode Pendekatan

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan

terstruktur. Metode terstruktur adalah pengembangan sebuah model dari hasil

analisa pemecahan masalah dengan menggunakan sebuah sistem komputer yang

memiliki komponen-komponen dan hubungannya yang sama atau serupa dengan

permasalahan aslinya .Metode pendekatan terstruktur memiliki tool-tool (alat

bantu) untuk perancangan sistem seperti flowmap, diagram konteks, data flow

diagram dan kamus data.

3.2.3.2Metode Pengembangan

Untuk mempermudah penyusunan laporan dan pembuatan perangkat lunak

maka metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode paradigma

prototype model seperti yang tertera pada gambar berikut ini :

Gambar 3.2 Mekanisme pengembangan sistem dengan Prototype

Sumber : Abdul Kadir (2003:417) Meningkatkan

1. Pengembang dan pemakai bertemu 2. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem

3. Pengembangmulai membuat prototype

4. Pemakai menguji prototype dan memberikan kritik dan saran

5. Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan ( user )

(35)

Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Kebutuhan Pemakai

Pada tahap ini merupakan tahap awal dalam membangun sebuah sistem

informasi, dimana antara pemakai sistem (users) dan pengembang sistem

bertemu. Users menjelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibangun oleh

pengembang sistem.

b. Pembuatan Prototype

Setelah menganalisa sistem yang akan dikembangkan serta kebutuhan -

kebutuhan sistem untuk sistem yang akan dibangun, pengembang sistem mulai

membuat prototype. Pembuatan ini meliputi : perancangan sistem yang akan

dibangun, dan kemudian diimplementasikan dengan pembuatan coding yaitu

menterjemahkan hasil rancangan kedalam bentuk bahasa pemograman yang

akan menjadi sebuah sistem informasi yang diharapkan oleh Users.

c. Pengujian Prototype

Setelah tahap pembuatan prototype selesai, kemudian pengembang sistem dan

Users melakukan pengujian program agar program dapat digunakan sesuai

dengan kebutuhan, dan users memberikan saran atau masukan bila terdapat

kekurangan pada program.

d. Perbaikan Prototype

Pada tahap ini pengembang sistem melakukan perbaikan dan modifikasi

(36)

3.2.3.3Alat Bantu Analisis dan Perancangan

1. Flow Map

Menurut pendapat Andri Kristanto (2008:60) Flow Map adalah aliran data

berbentuk dokumen atau formulir didalam suatu sistem informasi yang merupakan

suatu aktifitas yang terkait dalam hubungannya dengan kebutuhan data dan

informasi. Proses aliran dokumen ini terjadi dengan entitas diluar sistem.

2. Diagram Konteks

Menurut Andri Kristanto (2008:70) Diagram konteks (Context Diagram)

adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entitas

luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan

dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

3. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang digunakan untuk meng

kan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan

secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut

mengalir ataupun lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (Jogiyanto,

HM, 2005 :700).

4. Kamus Data

Menurut Andri Kristanto (2008:72) Kamus Data adalah kumpulan

elemen-elemen atau simbol-simbol yang di gunakan untuk membantu dalam

(37)

5. Perancangan Basis Data

Tujuan perancangan adalah untuk mendefinisikan informasi apa yang

dibutuhkan oleh sistem yang akan dibangun sehingga mudah untuk dilakukan

transformasi kedalam kode aktual dan kita bisa memiliki basis data yang kompak

dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan

mudah dalam pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data.

6. Normalisasi

Andri Kristanto (2008:82) Untuk memberikan panduan yang sangat

membantu bagi pengembang dalam menciptakan suatu table yang kuran efisien,

maka diciptakanlah suatu teknik untuk mengurangi ketidakefisienan tabel dengan

menggunakan teknik normalisasi. Normalisasi merupakan suatu proses

pengelompokkan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan

relasinya.

Adapun tujuan dari normalisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Meminimalkan duplikasi data

b. Menyediakan fleksibilitas yang diperlukan untuk kebutuhan

fungsional yang berbeda.

c. Memungkinkan suatu model untuk digambarkan dalam perancangan

database.

7. Tabel Relasi

Menurut Andri Kristanto (2008:90) Tabel relasi adalah hubungan atau

asosiasi suatu entitas dengan dirinya sendiri atau hubungan dengan entitas lainnya.

(38)

mengelola/mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang akan

berdampak pula pada bagaimana mengelompokkan dan membentuk keseluruhan

data yang terkait dalam sistem yang akan ditinjau.

3.2.3.4Pengujian Software

Pengujian yang digunakan untuk menguji sistem yang baru adalah metode

pengujian blackbox. Pengujian blackbox menurut Roger S Pressman berfokus

pada persyaratan fungsional perangkat lunak (Pressman,Roger, 2002 :551).

Pengujian black box itu sendiri adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa

memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan

untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian

black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada

spesifikasi perangkat lunak. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan

dalam kategori :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

2. Kesalahan Interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

4. Kesalahan kinerja

5. Inisialisasi yaitu dimana kita mendeklarisasikan suatu variabel dan kesalahan

terminasi.

3.3 Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis sistem merupakan suatu tahap pemahaman proses yang bertujuan

untuk mengetahui proses apa saja yang terlibat di dalam sistem, bagaimana kerja

(39)

proses yang lainnya. Dari pemahaman proses tersebut maka dapat dilakukan suatu

evaluasi dan usulan terhadap sistem yang ada, untuk dikembangkan lebih lanjut.

3.3.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen yang sedang berjalan menguraikan dokumen-dokumen

yang di gunakan pada Sistem Informasi di Perum Perhutani BKPH Padalarang

diantaranya.

1. Nama Dokumen : DK301

Sumber : KRPH atau pegawai lapangan

Distribusi : KAUR Tata Kelola

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Fungsi : Sebagai data penerimaan kayu bernomor

Elemen Data : Jenis kayu, nomor kayu, ukuran, volume, yang

mengerjakan

2. Nama Dokumen : DK302

Sumber : KRPH atau pegawai lapangan

Distribusi : KAUR Tata Kelola

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Fungsi : Sebagai data penerimaan kayu tak bernomor

Elemen Data : Jenis kayu, nomor kayu, ukuran, volume, yang

(40)

3. Nama Dokumen : DK 307

Sumber : KPH

Distribusi : KAUR Tata Kelola

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Fungsi : Formulir untuk pengambilan kayu

Elemen Data : No dokumen, nama

6. Nama Dokumen : DK305

Fungsi : Sebagai bukti untuk kph yang berisi jumlah

penerimaan kayu dari krph ke bkph

Sumber : KAUR Tata Kelola

Rangkap : Dua

Distribusi : KAUR Tata Kelola, KPH

Elemen data : jumlah kayu, volume kayu, banyak kayu perkubik

7. Nama Dokumen : Data Pegawai

Fungsi : Data pegawai pada perhutani

Sumber : Pegawai

Rangkap : Satu

Distribusi : KAUR Tata Usaha

Elemen data : nip, nama pegawai, jenis kelamin, alamat, tanggal

lahir, jabatan, masa kerja, status

8. Nama Dokumen : Data Absensi

(41)

Sumber : Pegawai

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Distribusi : Bagian Tata Usaha

Elemen Data : nip, nama, status absen

9. Nama Dokumen : Data Gaji

Fungsi : Data gaji pada perhutani

Sumber : Kaur Tata Usaha

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Distribusi : Bagian Tata Usaha

Elemen Data : golongan, nominal gaji

10.Nama Dokumen : Data Tunjangan

Fungsi : Data tunjangan pada perhutani

Sumber : Kaur Tata Usaha

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Distribusi : Bagian Tata Usaha

Elemen Data : jenis tunjangan, nominal tunjangan

11.Nama Dokumen : Slip Gaji

Fungsi : Slip gaji adalah bukti pembayaran gaji kepada

pegawai

(42)

Rangkap : Dua

Distribusi : KAUR Tata Usaha , Pimpinan, Pegawai

Elemen data : no slip, nip, nama pegawai, jabatan, gaji yang

diterima

12.Nama Dokumen : Laporan Penerimaan Kayu

Fungsi : Sebagai bukti bahwa data kayu sudah diterima

Sumber : BKPH

Rangkap : Tiga

Distribusi : KPH, KRPH, KAUR Tata Kelola

Elemen data : Jenis kayu, volume kayu, no dokumen

13.Nama Dokumen : Laporan Pengeluaran Kayu

Fungsi : Sebagai bukti bahwa data kayu sudah dikeluarkan

Sumber : KAUR Tata Kelola

Rangkap : Tiga

Distribusi : KPH, KRPH, KAUR Tata Kelola

Elemen data : Jenis kayu, volume kayu, no dokumen

14.Nama Dokumen : Laporan Gaji

Fungsi : Sebagai bukti data pegawai yang sudah digaji

Sumber : KAUR Tata Usaha

Rangkap : Dua

Distribusi : KAUR Tata Usaha, Asper

(43)

3.3.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan

Analisis prosedur disini menjelaskan secara sistematis kegiatan – kegiatan

yang dilakukan didalam sistem informasi yang sedang berjalan di Perhutani

BKPH Padalarang.

Prosedur penerimaan kayu bernomor dan tak bernomor pada Perum

Perhutani BKPH Padalarang diantaranya sebagai berikut :

1. KRPH atau pegawai lapangan membawa formulir DK 301 untuk kayu

bernomor dan formulir DK 302 untuk kayu tak bernomor yang berisi data

kayu hasil tebangan dari wilayahnya, kemudian diberikan kepada KAUR

Tata Kelola.

2. KAUR Tata Kelola melakukan pencatatan dan menghitung apakah data

sudah benar sesuai data yang ada dilapangan, hasil dari pengecekan oleh

KAUR Tata Kelola lalu dipindahkan ke formulir DK305.

3. DK305 ini rangkap dua, diterima oleh ASPER untuk dicek apakah sesuai,

jika sesuai dan benar maka bukti ini disahkan, rangkap satu dikirim ke

KPH sebagai bukti ketersediaan kayu di BKPH, rangkap kedua disimpan di

kaur tu sebagai bukti dan arsip.

4. Kaur TU membuat laporan penerimaan kayu dan mengambil data dari arsip

DK305, lalu laporan ini diberikan kepada asper untuk disahkan.

5. Asper lalu mengesahkan laporan ini, dan dikirim lagi kepada kaur tu. Kaur

TU lalu menyerahkan lembar pertama untuk KRPH sebagai bukti bahwa

data kayu sudah diterima oleh bkph dan disetor ke KPH, lembar kedua

(44)

Prosedur pengeluaran kayu pada Perum Perhutani BKPH Padalarang

diantaranya sebagai berikut :

1. Pegawai KPH membawa formulir DK307 yang berisi data dan jenis kayu

yang akan diambil, formulir ini diserahkan kepada KAUR Tata Kelola

2. Formulir ini dicek, apakah kayu yang diminta KPH masih tersedia di BKPH

atau tidak, jika ada maka dibuatkan surat pengambilan dua rangkap.

3. Rangkap pertama untuk kph sebagai bukti pengambilan kayu dilapangan,

rangkap kedua untuk kaur tu sebagai arsip di bkph

4. Lalu kaur tu membuat laporan pengeluaran kayu tiga rangkap dan mengambil

data dari surat pengambilan kayu. Lalu laporan dini diberikan kepada asper

untuk disahkan. Sesudah disahkan laporan rangkap pertama di berikan kepada

KRPH sebagai bukti, lalu rangkap lainnya diberikan kepada kaur tu

5. Oleh kaur tu rangkap kedua diberikan kepada kph untuk bukti dan rangkap

ketiga disimpan untuk arsip

Prosedur penggajian yang berjalan pada Perum Perhutani BKPH

Padalarang diantaranya sebagai berikut :

1. Pegawai mengisi data pegawai di Perum Perhutani BKPH Padalarang.

2. Dari data pegawai tersebut kemudian di buat daftar pegawai oleh bagian

TU. Untuk di buat laporan daftar pegawai. Laporan daftar pegawai

tersebut dicetak dua rangkap. Rangkap pertama diberikan kepada bagian TU

sebagai arsip dan rangkap kedua diberikan kepada pimpinan.

3. Dari laporan daftar pegawai tersebut kemudian bagian TU menghitung

(45)

4. Slip gaji tersebut kemudian diserahkan kepada bagian TU untuk dicek

dan kemudian diserahkan kepada pimpinan untuk disahkan. Setelah itu

diberikan kembali kepada bagian TU untuk dilakukan pembayaran gaji

kepada pegawai.

5. Slip gaji beserta uang pembayaran gaji kemudian diserahkan kepada

pegawai sebagai bukti pembayaran gaji.

6. Dari slip gaji yang sudah di cek disahkan oleh pimpinan maka

dibuatlah laporan gaji.

7. Laporan gaji di cetak dua rangkap. Rangkap pertama diserakan kepada

pimpinan untuk diarsipkan, rangkap ke dua diserahkan kepada bagian

TU.

3.3.2.1 Flow Map

Bagan alir Flowmapmenunjukkan arus dari pekerjaan secara keseluruhan

dari sistem termasuk arus laporan dan formulir beserta

tembusan-tembusannya. Bagan alir ini digunakan terutama untuk alat bantu

komunikasi dan untuk dokumentasi. Flowmap ini menjelaskan urut-urutan

dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem

(46)

Flow map penerimaan kayu yang sedang berjalan.

Gambar 3.3 Flow map penerimaan kayu yang sedang berjalan.

Penerimaan Kayu Yang Sedang Berjalan

ASPER

KAUR TK KPH

KRPH

Formulir DK 301 atau DK 302

Formulir DK 301 atau DK 302

Laporan Formulir DK305 Yang Disahkan kayu yang sudah

disahkan Laporan penerimaan

(47)

Keterangan :

A1 : Arsip DK305

B1 : Arsip Laporan Penerimaan Kayu Yang Disahkan

DK301 : Formulir Penerimaan Kayu Bernomor

DK302 : Formulir Penerimaan Kayu Tak Bernomor

(48)

Flow map pengeluaran kayu yang sedang berjalan.

Gambar 3.4 Flowmap pengeluaran kayu yang sedang berjalan Keterangan :

A 1 : Arsip Ketersediaan Kayu

B1 : Arsip Pengeluaran Kayu

DK307 : Formulir pengeluaran kayu

Pengeluaran Kayu Yang Sedang Berjalan

(49)

Flow map penggajian yang sedang berjalan

Gambar 3.5 Flowmap penggajian yang sedang berjalan Keterangan :

A1 : Arsip daftar pegawai

B1 : Arsip absen

Penggajian Yang Sedang Berjalan

Kaur TU Asper

(50)

C1 : Arsip gaji pokok

D1 : Arsip tunjangan

E1 : Arsip slip gaji yang sudah disahkan

F1 : Arsip laporan gaji

G1 : Arsip data pegawai

3.3.2.2 Diagram Konteks

Diagram konteks ini merupakan gambaran secara umum sistem yang

berjalan secara menyeluruh, dan dengan diagram konteks ini akan diketahui

seluruh masukan ke sistem atau keluaran dari sistem dan siapa saja yang

memberikan data ke sistem dan kepada siapa saja data informasi yang dihasilkan

sistem.

Adapun gambaran umum sistem dari flow map yang berjalan adalah

sebagai berikut

Gambar 3.6 Diagram konteks yang sedang berjalan

Sistem Informasi modul Penerimaan kayu dan penggajian KRPH Slip gaji yang sudah disahkan

Pengeluaran Kayu

Formulir

Laporan pengeluaran kayu Laporan Penerimaan kayu

ASPER Slip Gaji

(51)

3.3.2.3 Data Flow Diagram

Data flow diagram merupakan bagian dari analisis sistem berdasarkan

flow map dan digram konteks diatas. Data flow diagram ini juga pemecahan dari

diagram konteks yang didalamnya terdapat proses-proses berikut penyimpanan

data.

Gambar 3.7 Dfd level 1 yang sedang berjalan

1.0

Arsip Laporan Penerimaan Kayu yang sudah disahkan

Laporan penerimaan kayu yang sudah disahkan

Pegawai Slip gaji pegawai yang sudah disahkan

Data pegawai

Arsip Slip gaji Slip gaji

KPH

Pengeluaran Kayu

Laporan pengeluaran kayu Formulir

Arsip Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan

Yang sudah disahkan

Slip gaji yang sudah disahkan Slip gaji yang akan disahkan

Laporan gaji

Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan Laporan pengeluaran Kayu

(52)

Gambar 3.8 Dfd level 1 proses 2 yang sedang berjalan

3.3.3 Evaluasi Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengevaluasi sistem

berdasarkan sistem pengolahan data dan penggajian yang sedang berjalan di

Perum Perhutani BKPH Padalarang yang masih terdapat permasalahan -

permasalahan, yaitu:

Tabel 3.1 Evaluasi sitem yang berjalan

2.1

Slip gaji yang sudah disahkan 2.4

Buat lap gaji Lap gaji pegawai

Arsip laporan gaji Slip gaji yang disahkan

Data Pegawai

Absensi Data absensi

Slip gaji yang disahkan Pegawai

No. Permasalahan Solusi Bagian

1. Dalam pengolahan data

penerimaan kayu dan

pengambilan kayu masih belum

Membangun sistem

informasi penerimaan

dan pengambilan kayu

(53)

terkomputerisasi yang terintegrasi

dengan database sehingga

pengolahan data penerimaan dan

pengeluaran kayu kurang efektif

dan efisien selain itu belum

adanya laporan dari penerimaan

dan pengambilan yang tercetak

secara otomatis

terkomputerisasi yang

terintegrasi dengan

database sehingga

penerimaan dan

pengambilan kayu dapat

berjalan efektif dan

efisien

2. Dalam proses penggajian masih

belum terkomputerisasi dalam

artian tidak saling terhubung

dalam proses pengambilan data di

penghitungan gaji. Pegawai harus

membuka arsip pegawai, arsip geji

pokok , arsip tunjangan dan arsip

absen untuk mengecek kecocokan

data

Membangun sistem

penggajian yang dapat

mempermudah dalam

proses perhitungan gaji,

dan saling terhubungnya

antara dokumen –

dokumen yang

dibutuhkan dalam proses

penghitungan

(54)

54 4.1.1 Perancangan Sistem

Pada tahap perancangan sistem ini akan dijelaskan mengenai perancangan

pada objek yang digunakan, perancangan arsitektur program yang akan dibuat,

perancangan tampilan dan perancangan menu pada form yang dibutuhkan.

4.1.1 Tujuan Perancangan Sistem

Dalam membangun suatu sistem, perancangan sistem merupakan langkah

yang sangat penting, karena bila di tahap perancangan sistem terdapat suatu

kesalahan maka akan salah pula di tahap berikutnya. Tujuan dari perancangan

sistem secara garis besar adalah untuk menghasilkan bentuk rancangan yang dapat

memenuhi kebutuhan akan penyelesaian masalah secara cepat dan benar.

Perancangan sistem menggambarkan suatu rancangan sistem yang

akan dibangun sebelum dilakukan pengkodean ke dalam suatu bahasa

pemrograman. Dalam perancangan suatu sistem tidak terlepas dari hasil analisis,

karena dari hasil analisis sistem baru dapat dibuat suatu perancangan sistem.

4.1.2 Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan

Adapun gambaran umum dari sistem yang diusulkan adalah penulis akan

merancang sebuah sistem terkomputerisasi dan otomatisasi yang sebelumnya

tidak ada, sehingga proses pengelolaan data penerimaan kayu, pengeluaran

(55)

lebih mudah dan efisien.

4.1.3 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan

Perancangan prosedur merupakan awal dari pembuatan sistem yang akan

dibuat. Sedangkan perancangan prosedur yang diusulkan merupakan tahap untuk

memperbaiki atau meningkatkan efisiensi kerja.Perbedaan antara prosedur yang

lama dan yang diusulkan adalah jika yang lama menggunakan cara manual dan

dokumen. Sedangkan sistem informasi yang baru menggunakan alat bantu

komputer dan dilakukan secara otomatis. Berikut adalah proses atau prosedur

yang diusulkan :

Prosedur penerimaan kayu pada Perhutani BKPH Padalarang diantaranya

sebagai berikut :

1. KRPH atau pegawai lapangan membawa formulir DK301 dan DK302 yang

berisi data hasil tebangan kemudian diberikan kepada KAUR Tata Kelola.

2. Pada bagian kaur tata kelola lalu menginputkan data tersebut kesistem dan

mencetak laporan gabungan, yang berisi data gabungan kayu yang berasal dari

formulir DK301 dan DK302.

3. Laporan gabungan tersebut dicetak dua rangkap dan diberikan kepada asper

untuk disahkan

4. Kemudian asper memberikan laporan gabungan yang sudah disahkan tersebut

kepada kph dan krph sebagai laporan.

Prosedur pengeluaran kayu pada Perhutani BKPH Padalarang diantaranya

(56)

1. KPH atau pegawai setingkat membawa formulir DK307 yang berisi data kayu

apa saja yang akan diambil, lalu formulir tersebut diserahkan kepada KAUR

Tata Kelola.

2. KAUR Tata Kelola lalu mencari ketersediaan kayu didatabase, jika tidak

tersedia maka formulir itu dikembalikan lagi kepada KPH.

3. Jika tersedia maka KAUR Tata Kelola menginputkan kayu apa saja yang akan

diambil lalu dibuatkan laporan untuk pengambilan kayu.

4. Laporan pengambilan kayu dicetak dua rangkap lalu diberikan kepada asper

untuk disahkan.

5. Laporan pengambilan kayu yang sudah disahkan oleh asper lalu rangkap

pertama diberikan kepada kph untuk bukti sekaligus syarat pengambilan kayu,

rangkap kedua diberikan kepada krph untuk laporan pengeluaran.

Prosedur penggajian pada Perhutani BKHP Padalarang diantaranya sebagai berikut :

1. Pegawai memberikan informasi data baik data tentang dirinya maupun data

absensi ke kaur tu.

2. Lalu kaur tu menginput data tersebut kepada sistem, jika absensi kaur tu

menginputkan data tersebut ke sistem setiap harinya secara berkala.

3. lalu kaur tu mencetak slip gaji, yang berisi informasi gaji pegawai yang sudah

di hitung otomatis oleh sistem.

4. Slip gaji dicetak duang rangkap, lalu diberikan kepada asper untuk disahkan.

(57)

5. Kaur tu lalu menyimpan salah satu rangkap slip gaji untuk disimpan sebagai

arsip, dan memberikan rangkap lainnya untuk diberikan lagi kepada pegawai.

Prosedur yang lama maupun yang baru tidak jauh berbedah, hanya mengurangi

beberapa dokumen yang bisa disatukan dan hanya pengolahan datanya saja yang

berubah dari manual menjadi terkomputerisasi.

4.1.3.1Flow Map

Pada dasarnya flowmap sistem yang diusulkan oleh penulis dalam sistem

yang telah berjalan sebelumnya tidak jauh berbeda, hanya untuk membedakan antara

sistem yang sedang berjalan dengan yang diusulkan terletak dalam tata cara proses

penginputan data dan penyimpanannya yaitu dari proses manual ke metode

(58)

Gambar 4.1 Flowmap penerimaan kayu yang diusulkan Keterangan :

DK 301 : Formulir penerimaan kayu bernomor

DK302 : Formulir penerimaan kayu tak bernomor

Flowmap Penerimaan kayu yang diusulkan

KAUR TK ASPER KPH

KRPH

DK301 / DK302 DK301 / DK302

(59)

Gambar 4.2 Flowmap penggajian yang diusulkan

Flowmap penggajian yang diusulkan

Kaur TU Asper

Data pegawai Data pegawai

Input data pegawai

Proses penghitungan gaji

Cetak slip gaji

Slip gaji Slip gaji

Disahkan

Slip gaji yang sudah disahkan Slip gaji yang

sudah disahkan

Slip gaji Slip gaji

Slip gaji yang sudah disahkan Slip gaji yang

sudah disahkan

A1 Data induk

pegawai

B1

Data kehadiran Data kehadiran Input data kehadiran

Laporan daftar pegawai Buat laporan data

(60)

Keterangan :

A1 : Arsip slip gaji yang sudah disahkan

B1 : Arsip data induk pegawai

C1 : Laporan daftar pegawai

D1 : Laporan kehadiran

(61)

Gambar 4.3 Flowmap Pengeluaran kayu yang diusulkan Keterangan :

DK307 : Formulir yang berisi data kayu yang akan di ambil berdasarkan nomor

dokumen

Flowmap Pengeluaran kayu yang diusulkan

KAUR TK ASPER KRPH

KPH

Gambar

Gambar 3.2 Mekanisme pengembangan sistem dengan Prototype
Gambar 3.3 Flow map penerimaan kayu yang sedang berjalan.
Gambar 3.4 Flowmap pengeluaran kayu yang sedang berjalan
Gambar 3.5 Flowmap penggajian yang sedang berjalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi RSUD Dr.H.Kumpulan Pane, sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan sistem informasi Akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di masa sekarang ataupun masa yang akan datang.

Metode yang digunakan dalam membuat sistem informasi perusahaan adalah metode prototyping , metode tersebut adalah proses pembuatan model sederhana software yang

Pembuatan perancangan sistem informasi ini membahas tentang penerimaan karyawan berbasis web, perancangan sistem ini dibuat untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan

Bagi RSUD Dr.H.Kumpulan Pane, sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan sistem informasi Akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di masa sekarang ataupun masa yang akan

Metode yang digunakan oleh penulis dalam melakukan pembuatan sistem informasi penggajian berbasis desktop pada usaha konveksi Warhole Convection ini adalah metode

Maka dari itu penelitian ini ingin mengangkat sebuah perancangan sistem informasi website yang akan digunakan untuk media promosi agrowisata di daerah tersebut serta

Metode yang dipakai dalam pengembangan sistem informasi ini adalah waterfall model, dan perancangan yang digunakan untuk membangun Sistem Informasi Perpustakaan UIN

Akan tetapi, kita sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, maka diperlukan sistem yang dapat digunakan untuk melakukan pengolahan informasi yang dibutuhkan dengan baik dan sesuai