1
Dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih
sejalan dengan kemajuan zaman, maka penggunaan komputer pun semakin
meningkat dan peranannya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yang dapat
membantu dan menunjang manusia dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Peranan komputer sangat dibutuhkan dalam membantu menyelesaikan
suatu pekerjaan yang dihadapi, sehingga banyak instansi/lembaga-lembaga yang
menggunakan komputer untuk menunjang dan membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan komputer suatu pekerjaan akan
terasa lebih cepat terselesaikan dan tidak manual.
Penggunaan komputer yang umum adalah penggunaan komputer di suatu
perusahaan. Fungsi dari penggunaan komputer pada suatu perusahaan pada
umumnya adalah sebagai alat bantu pengolahan data, perhitungan gaji karyawan,
dan lain-lain.
Dengan menggunakan sistem yang bersifat komputerisasi hasil yang
dicapai akan lebih optimal dan pekerjaan yang dilakukan akan lebih mudah,
efektif dan efisien. Pembuatan program aplikasi (software) akan memperluas
pemanfaatan komputer dalam dunia pendidikan maupun dunia kerja untuk
mendapatkan informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu.
Di Perhutani BKPH Padalarang yang berada di bawah naungan Perhutani
pengeluaran kayu masih mengalami kesulitan dalam pengolahan data karena
masih menggunakan proses pencatatan data dengan mengisi kertas formulir
khusus lalu disimpan disebuah rak lemari. Yang mengakibatkan sulitnya pegawai
jika membutuhkan data dimasa lalu dalam pekerjaannya atau sekedar melihat
kembali data-data terdahulu. Untuk melakukan hal tersebut, para pegawai harus
membuka kembali lemari penyimpanan arsip dan mencari data dengan mencari
satu persatu berdasarkan nomor dokumen dari sekian banyak arsip. Proses
tersebut membutuhkan waktu pencarian yang lama dan tidak efisien.
Juga dalam divisi kepegawain seperti pencatatan data pegawai masih
dilakukan hanya dengan membuat formulir yang berisi data pegawai di aplikasi
Microsoft word lalu diprint dan disimpan dipenyimpanan dokumen khusus
pegawai. Sama halnya dengan data pegawai, pencatatan absen pun dicatat hanya
dengan secarik kertas yang berisi table kosong yang dibuat di aplikasi Microsoft
excel, lalu disimpan pada penyimpanan dokumen khusus absen. Pada saat
penggajian, kepala urusan tata usaha membuat slip gaji di Microsoft word dan
menghitung gaji dengan kalkulator, juga dicocokan data absensi dan pegawai
yaitu dengan membuka lagi lembaran kertas dokumen tersebut untuk melihat data
absen dan data golongan gaji, tunjangan dan lain - lain lalu dihitung berdasarkan
data tersebut menggunakan kalkulator dan dicetak slip gaji di Microsoft word.
Proses ini mengakibatkan lamanya divisi kepegawaian untuk menentukan
penghitungan gaji karena proses pencocokan data yang lama dan tidak efisien.
Berdasarkan permasalahan yang ada di atas maka dibutuhkan sebuah
itu, pada laporan ini penulis akan membuat suatu sistem informasi yang
dituangkan kedalam judul “Sistem Informasi Perhutani BKPH Padalarang
Modul Penerimaan Pengeluaran Kayu dan Penggajian“ 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan
terjadinya beberapa masalah yaitu :
1. Proses pencatatan data penerimaan kayu dan pengeluaran kayu masih
dilakukan hanya dengan mencatatnya pada sebuah formulir.
2. Adanya keterbatasan dalam proses pencarian data yang membutuhkan waktu
yang cukup lama dan sulit karena bertumpuknya formulir yang berisi data
pada penyimpanan arsip sehingga pegawai harus membuka satu persatu
tumpukan formulir tersebut.
3. Proses penggajian cenderung lebih lama karena diakibatkan oleh sulitnya
mengumpulkan data, karena media penyimpanan masih berupa arsip yang
mengharuskan bagian penggajian mencari data pegawai dan data absensi satu
persatu ditumpukan arsip untuk dicocokan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Dalam pembuatan aplikasi ini ada beberaoa hal dan rumusan masalah yang
harus diperhatikan, antara lain :
1. Bagaimana menggambarkan sistem informasi penerimaan kayu dan
2. Bagaimana cara menggambarkan sistem informasi proses penggajian yang
sedang berjalan di Perhutani BKPH Padalarang.
3. Bagaimana merancang sistem informasi penerimaan kayu dan pengeluaran
kayu yang sekaligus dapat mempercepat proses pencarian data di Perhutani
BKPH Padalarang.
4. Bagaimana perancangan sistem informasi penggajian yang dapat membantu
mempercepat proses penghitungan gaji yang sedang berjalan.
5. Bagaimana pengujian aplikasi program sistem informasi penerimaan
pengeluaran kayu dan penggajian di Perhutani BKPH Padalarang.
6. Bagaimana mengimplementasikan sistem informasi penerimaan pengeluaran
kayu di Perhutani BKPH Padalarang.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dalam penelitian ini memberikan suatu sistem
informasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam penyajian informasi dan
data yang akurat serta cepat.
1.3.1 Maksud Penelitian.
Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk membangun sistem
informasi penerimaan pengeluaran kayu dan penggajian guna membantu dalam
proses pengolahan data pada Perhutani BKPH Padalarang.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembuatan penelitian ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui permasalahan bagaimana proses penerimaan kayu,
2. Untuk membuat suatu Sistem Informasi yang dapat terintegrasi dengan
database dalam pengolahan data, guna mempermudah dalam proses
pencariaan data dan penggajian pada Perhutani BKPH Padalarang.
3. Untuk melakukan pengujian sistem informasi guna mengetahui kesalahan
dan kekurangan di sistem informasi penerimaan pengeluaran kayu dan
penggajian
4. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi pada instansi Perhutani
BKPH Padalarang kedalam bahasa pemgrograman yang terintegrasi dengan
database sehingga menjadi satu paket aplikasi siap pakai.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam sebuah
penelitian, itu memiliki arti yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Berikut penulis sampaikan kegunaan penelitian secara praktis
dan akademis.
1.4.1 Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi
yang baik :
1. Bagi Perusahaan.
Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan memberikan
masukan-masukan ke perusahaan atau objek penelitian tentang kekurangan atau
kelemahan yang masih ada pada objek penelitian. Dengan adanya penelitian
ini diharapkan bisa memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dan dapat
2. Bagi KPH.
Mempermudah proses pencarian data dan mempermudah proses pengeluaran
kayu.
3. Bagi KRPH.
Mempermudah dalam mendapatkan data yang dinginkan dan laporan yang
diperlukan.
4. Bagi Asper.
Diharapkan dapat mempermudah tugas asper sebagai pimpinan di bkph
padalarang dalam memantau data pengeluaran penerimaan kayu dan
penggajian.
5. Bagi Pegawai.
Mempermudah pegawai dalam melakukan pencatatan data penerimaan kayu,
pengeluaran kayu dan penggajian secara efektif dan efisien.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Pengembang Ilmu.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan informasi bagi
pengembang ilmu, terutama mengenai pembuatan Sistem Informasi
Penerimaan Pengeluaran Kayu dan Penggajian berbasis desktop.
2. Bagi Peneliti Lain.
Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi
untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan khususnya tentang suatu
Sistem Informasi Penerimaan Pengeluaran kayu dan Penggajian berbasis
3. Bagi Penulis.
Agar dapat menmbah wawasan dan meningkatkan pengetahuan dan
menahami pentingnya teori yang didapat dalam perkuliahan serta dapat
mengaplikasikan teori tersebut kedalam dunia pekerjaan.
1.5 Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka perlu adanya
batasan masalah sehingga pembahasan akan lebih terarah dan mempermudah
dalam proses perancangan sistem itu sendiri, maka penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Aplikasi yang dibangun ini hanya mencangkup penerimaan kayu,
pengeluaran kayu dan penggajian.
2. Proses pencatatan absen pegawai hanya mencatat keterangan yang tidak
hadir.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi
Adapun lokasi penelitian dilakukan di instansi Perhutani BKPH
Padalarang yang berlokasi di Jl. Jendral Amir Mahmud, gang Sirnagalih
1.6.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian dalam skripsi dibagi kedalam 5 bab, yaitu
Bab I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, lokasi dan waktu penelitian,
dan sistematika penelitian.
Bab II. LANDASAN TEORI
1
Mengidentifikasi kebutuhan pemakai : a. Observasi a. Perancangan
prosedur ( Flowmap, DFD ) b. Perancangan
Basis Data ( ERD ) c. Database dengan
MySQL
d. Tampilan dan fungsi dengan JAVA
3 Menguji Prototype :
a. User memberikan kritik dan saran
b. Pengujian BlackBox
4
Memperbaiki prototype : a. Melakukan penambahan
kekurangan didalam program yang diminta user
5
Mengembangkan versi produksi :
a. Implementasi SI Perhutani Modul penerimaan kayu, pengeluaran kayu dan penggajian
Pada bab ini berisi landasan teori yang relevan dengan tema
penelitian skripsi dan juga konsep pembuatan sistem informasi..
Bab III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang gambaran objek penelitian yang
menyangkut visi misi perusahaan, struktur organisasi, dll. Didalam
bab ini juga akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan,
untuk membuat sistem informasi meliputi desain penelitian, jenis
dan metode pengumpulan data, dan analisis sistem yang berjalan
dan yang diusulkan.
Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang perancangan sistem, perancangan antar
muka, perancangan arsitektur jaringan, dan implementasi serta
pengujian sistem informasi yang telah dibangun.
Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas sistem
informasi yang telah dibangun berdasarkan identifikasi dan batasan
10
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem
Sistem dapat didefinisikan menurut dua kelompok pendekatan sistem,
yaitu yang melakukan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen
atau elemen. Definisi sistem berdasarkar pendekatan yang menekankan prosedur
adalah sebagai berikut :
Menurut Jogiyanto H.M (2001 : 2) : “Sistem adalah kumpulan elemen
-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang
beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud, tujuan dan
sasaran yang sama”.
Dari dua pengertian tersebut, terdapat dua kelompok pendekatan di dalam
mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan menekankan
pada komponen atau elemennya. Dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan
dan memiliki tujuan.
2.1.1. Bentuk Dasar Sistem
Menurut Jogiyanto (2005 : 4) : Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas
masukan(input), proses dan keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini
terdapat satu ataulebih masukan yang akan di proses dan akan menghasilkan suatu
2.1.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu,yaitu
mempunyai komponen-komponen, batas sistem lingkungan luar
sistem,masukan,keluaran,pengolah dan sasaran atau tujuan.
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi,yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu
kesatuan.Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem
dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem.Lingkungan luar sistem
dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan.LIngkungan luar
yang menguntungkan merupakan 11nergy dari sistem dan dengan
demikian harus dijaga dan dipelihara.Sedangkan lingkungan luar yang
merugikan harus ditahan dan dikendalikan,jika tidak maka akan
menggannggu kelangsungan hidup dari sisitem.
Penghubung merupakan media yang menggabungkan antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya.Melalui penghubung ini
kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem lainnya.Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan
untuk subsistem lainnya melalui penghubung.Dengan penghubung satu
subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya
membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam
sistem.Masukan dapat berupa perawatan dan masukan sinyal menergi
yaitu maintenance input adalah energy yang dimasukkan agar sistem
tersebut dapat berjalan.Sinyal input adalah energi yamg diproses untuk
mendapatkan keluaran dari sistem.
6. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yag berguna.Keluaran dapat merupakan masukan untuk
subsistem yang lain.
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri
sebagai pengolahnya.Pengolah yang akan merubah masukan menjadi
keluaran.
Suatu sistem mempunya tujuan dan sasaran,kalau sistem tidak
mempunyai sasaran maka sistem tidak aka nada.Suatu sistem dikatakan
berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.Sasaran sangat
berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan. Menurut
Al-Bahra Ladjmudin (2013:3).
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan
komponen lainnya.Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap
kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut.
Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut
pandang.Seperti contoh sistem yang bersifat abstrak,sistem alamiah,sifat yang
bersifat determinicstic dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup.Adapun
penjelasan lebih detail dan rinci akan dipaparkan dibawah ini
1. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik.
2. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak
dibuat oleh manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang
pencipta alam).
3. Sistem tertentu (deterministic system)dan sistem tak tentu (probabilistic
system).Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang dapat
diprediksi.Sistem tertentu relatif stabil/konstan dalam jangka waktu
yang lama.Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya
4. Sistem tertutup dan Sistem terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya.Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya.Sistem
terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya.Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan
keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain.Menurut
Al-Bahra Ladjmudin (2013:6)
2.2. Pengertian Informasi
Menurut Jogiyanto H.M (2001 : 8) Informasi adalah data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
mengambil keputusan saat ini atau mendatang.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil
dari pengolahan satu atau beberapa data yang memberikan arti dan manfaat.
Informasi yang diperoleh dari pengolahan data dapat dinilai berdasarkan sifatnya.
Sifat informasi yang menentukan nilai informasi adalah sebagai berikut :
1. Kemudahan dalam memperoleh
2. Sifat luas dan kelengkapannya
3. Ketelitian (accuracy)
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)
5. Ketepatan waktu
6. Kejelasan (clarity)
8. Dapat dibuktikan
9. Tidak ada prasangka, dan
10. Dapat diukur
2.2.1 Konsep dasar informasi
Untuk informasi yang di hasilkan dari suatu proses pengolahan data harus
memiliki kualitas yang berbeda. Menurut Jogianto (2005: 10) kualitas informasi
terdiri dari tiga hal yaitu akurat, relevan dan tepat waktu.
1. Akurat
Akurat Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak
bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber
informasi sampai kepenerima informasi kemungkinan banyak terjadi
gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi terhadap keakuratan sebuah
informasi antara lain adalah:
a. Kelengkapan (Completeness) Informasi
Informasi yang dihasilkan terdiri dari satu kesatuan informasi yang
menyeluruh dan mencangkup berbagai hal yang terkait di dalamnya.
Karena apabila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya
akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan
tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap
kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah
b. Kebenaran (Correctness) Informasi
Informasi yang di hasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah
benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses
tersebut.
c. Keamanan (Security) Informasi
Sebuah informasi harus aman, dalam arti hanya di akses oleh
pihak-pihak yang berkepentingan saja sesuai dengan sifat dan tujuan
dari informasi tersebut.
2. Relevan
Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lain
berbeda, maka informasi bisa di katakana berguna jika benar-benar
berguna dan di butuhkan pemakainya.
3. Tepat pada waktunya
Beberapa informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena
informasi merpakan landasan di dalam mengambil keputusan.
2.3. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Al-Bahra Ladjmudin (2013:14) Sistem Informasi adalah
sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan
informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi.
Bila mengacu pada definisi sistem maka sistem informasi dapat
komponen - komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu
menyajikan informasi. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan dengan tujuan untuk
mengelola data sehingga menghasilkan informasi yang berguna. Sistem informasi
juga mempunyai beberapa komponen, yaitu :
1. Hardware (perangkat keras)
seperti : keyboard, monitor, microprocessor dan lain sebagainya.
2. Software (perangkat lunak)
3. Brainware (manusia)
4. Data
5. Prosedur atau metode-metode.
2.3.1. Komponen Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto (2005:12) Istilah dalam komponen sistem informasi
adalah blok bangunan (building block) yang dapat di bagi menjadi enam blok,
yaitu :
1. Blok masukan (input block)
Blok input merupakan data–data yang masuk ke dalam sistem informasi,
yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar yang dapat diolah menjadi
suatu informasi tertentu.
2. Blok model (model block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik
yang akan mengolah data input untuk menghasilkan suatu informasi yang
3. Blok keluaran (output block)
Merupakan informasi yang menghasilkan sekumpulan data yang nantinya
akan disimpan berupa data cetak laporan.
4. Blok teknologi (technologi block)
Blok teknologi merupakan penunjang utama dalam berlangsunganya
sistem informasi. Yang memiliki beberapa komponen yaitu alat
memasukan data (input device), alat untuk menyimpan dan mengakses
data (storege device), alat untuk menghasilkan dan mengirimkan
keluaran (output divice) dan alat untuk membantuk pengendalian sistem
secara keseluruan (control device). Teknologi informasi terdiri dari 3
(tiga) bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainare), perangkat
lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
5. Blok basis data (database block)
Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan
digunakan oleh perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu di
simpan dan perlu di organisasi sedemikian rupa, supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas.
6. Blok kendali (control block)
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal–hal yang dapat merusak sistem dapat di cegah bila terlanjur
2.4 Pengertian Gaji
Menurut Soemarso S. “Gaji sebagai imbalan yang diberikan kepada
pegawai yang diberi tugas- tugas administrasi dan pimpinan yang jumlahnya
biasa tetap secara bulanan”.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001: 373), “gaji merupakan pembayaran
atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai
jenjang jabatan menager, pegawai administrasi, supervisor, dll yang pada
umumnya gaji dibayarkan tetap tiap bulan”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gaji
merupakan sejumlah uang yang ditetapkan dan diterima seseorang atas
pekerjaannya yang ditetapkan berdasarkan perhitungan masa waktu panjang (satu
bulan).
2.5 JAVA RMI
1. RMI (Remote Method Invocation)
RMI menyediakan sarana dimana client server dapat berkomunikasi dan
saling bertukar informasi. RMI memungkinkan pengembang
perangkat lunak untuk merancang aplikasi terdistribusi dimana methods
dari remote object dapat dipanggil dari JVM (Java Virtual Machine) lain,
yang mungkin berjalan pada host yang berbeda.
Remote object adalah object dari RMI yang direferensikan secara remote.
Pemrogram seakan-akan memanggil method dari kelas file lokal
sedangkan dalam kenyataannya method yang bersifat remote disimpan di
remote object, membuat referensi dan menunggu client untuk memanggil
methods dari remote object ini. Sedangkan client akan mendapatkan
remote reference dari satu atau lebih remote object dan memanggil
methods untuk remote object tersebut.
Adapun dalam membangun RMI diperlukan langkah-langkah yaitu :
1. Membuat interface yang turunan dari kelas java.rmi.Remote dan setiap
method yang dideklarasikan melemparkan eksepsi
java.rmi.RemoteException.
2. Membuat kelas yang turunan dari kelas java.rmi.UnicastRemoteObject
dan mengimplementasi semua method dari interface yang sudah dibuat
tadi.
3. Kelas yang telah dibuat tadi harus memiliki konstruktor yang
melempareksepsi java.rmi.RemoteException.
4. Seluruh method yang di-override di interface tersebut harus melempar
eksepsi java.rmi.RemoteException.
2.6 Perangkat Lunak Pendukung
Untuk membuat sistem informasi yang terkomputerisasi tentu memerlukan
perangkat lunak, yang berfungsi sebagai pendukung pembuatan sistem informasi
tersebut. Adapun perangkat lunak pendukung yang digunakan peneliti adalah
2.6.1 Netbeans
NetBeans merupakan sebuah proyek kode terbuka yang sukses dengan
pengguna yang sangat luas, komunitas yang terus tumbuh, dan memiliki hampir
100 mitra (dan terus bertambah!). Sun Microsystems mendirikan proyek kode
terbuka NetBeans pada bulan Juni 2000 dan terus menjadi sponsor utama. Saat ini
terdapat dua produk : NetBeans IDE dan NetBeans Platform.
NetBeans IDE adalah sebuah lingkungan pengembangan - sebuah kakas
untuk pemrogram menulis, mengompilasi, mencari kesalahan dan menyebarkan
program. Netbeans IDE ditulis dalam Java - namun dapat mendukung bahasa
pemrograman lain. Terdapat banyak modul untuk memperluas Netbeans IDE.
Netbeans IDE adalah sebuah produk bebas dengan tanpa batasan bagaimana
digunakan.
Tersedia juga NetBeans Platform; sebuah fondasi yang modular dan dapat
diperluas yang dapat digunakan sebagai perangkat lunak dasar untuk membuat
aplikasi desktop yang besar. Mitra ISV menyediakan plug-in bernilai tambah yang
dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam Platform dan dapat juga digunakan
untuk membuat kakas dan solusi sendiri.
Kedua produk adalah kode terbuka (open source) dan bebas (free) untuk
penggunaan komersial dan non komersial. Kode sumber tersedia untuk guna ulang
dengan lisensi Common Development and Distribution License (CDDL).
2.6.1 MySQL
Menurut Betha Sidik (2005 : 1) dalam buku yang berjudul MySQL untuk
perangkat lunak sistem manajemen basis data yang sangat popular dikalangan
pemrograman web, terutama dilingkungan linux dengan menggunakan script PHP
dan Perl”. MySQL merupakan database yang paling populer digunakan untuk
membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan
pengelola datanya.
Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul
dibandingkan database server lainnya, terutama dalam kecepatan. Berikut ini
adalah bebrapa kelebihan MySQL, antara lain :
1. Portability
Database MySQL berfungsi dengan stabil tanpa kendala, berarti berlaku pada
berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X
Server, Solaris, Amiga, HP-Unix, dan lain-lain.
2. Multiuser
MySQL merupakan database yang dapat digunakan untuk menangani
beberapa user dalam waktu bersamaan tanpa mengalami masalah. Dan
memungkinkan sebuah database server MySQL dapat diakses klien secara
bersamaan pula.
3. Security
Sistem keamanan pada MySQL mempunyai beberapa lapisan keamanan
seperti tingkatan subnetmask, hostname, dan izin akses user dengan sistem
perizinan yang mendetil serta kata sandi terenkripsi.
MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan jumlah
records lebih dari 50 juta dan 60 ribu table serta 5 milyar baris. Selain itu
batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
2.7 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Metode pendekatan dan pengembangan sistem merupakan metode-metode
yang akan digunakan dalam melakukan perancangan sistem informasi serta untuk
pengembangan sistem informasi tersebut.
2.7.1. Metode Pendekatan
Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan Metode pendekatan
terstruktur. Metode terstruktur adalah pengembangan sebuah model dari
hasil analisa pemecahan masalah dengan menggunakan sebuah sistem
komputer yang memiliki komponen-komponen dan hubungannya yang
sama atau serupa dengan permasalahan aslinya .Metode pendekatan
terstruktur memiliki tool-tool (alat bantu)untuk perancangan sistem seperti
flowmap,diagram konteks,data flow diagram dan kamus data.
2.7.2. Metode Pengembangan
Untuk mempermudah penyusunan laporan dan pembuatan perangkat lunak
maka metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode
Membuat Prototype Mengidentifikasikan kebutuhan
pemakai
Memperbaiki Prototype Menguji Prototype
Mengembangkan versi Produksi
1. Pengembangan dan pemakai bertemu
2. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem
3. Pengembangan mulai membuat protype
4. Pemakai menguji prototype dan memberikan kritikan atau sasaran
5. Pengembangan melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai (User)
6. Pengembangan perampungan sistem dengan masukan terakhir dari pemakai
Gambar 2.1 Mekanisme pengembangan sistem dengan Prototype
(Sumber : Abdul Kadir(2003:417))
Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Kebutuhan Pemakai
Pada tahap ini merupakan tahap awal dalam membangun sebuah sistem
informasi, dimana antara pemakai sistem (users) dan pengembang sistem
bertemu. Users menjelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibangun
oleh pengembang sistem.
2. Pembuatan Prototype
Setelah menganalisa sistem yang akan dikembangkan serta kebutuhan -
kebutuhan sistem untuk sistem yang akan dibangun, pengembang sistem
yang akan dibangun, dan kemudian diimplementasikan dengan pembuatan
coding yaitu menterjemahkan hasil rancangan kedalam bentuk bahasa
pemograman yang akan menjadi sebuah sistem informasi yang diharapkan
oleh Users.
3. Pengujian Prototype
Setelah tahap pembuatan prototype selesai, kemudian pengembang sistem
dan Users melakukan pengujian program agar program dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan, dan users memberikan saran atau masukan bila
terdapat kekurangan pada program.
4. Perbaikan Prototype
Pada tahap ini pengembang sistem melakukan perbaikan dan modifikasi
26
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai
topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian yang dilakukan
untuk mendapatkan data data relevan yang berkaitan dengan objek penelitian
tersebut
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lingkup
Departemen Kehutanan yang mengelola hutan dipulau Jawa. Terdapat tiga
unit kerja, masing-masing, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa
Timur dan Unit III Jawa Barat dan Banten.
Jawa Barat wilayah penyangga ibu kota Jakarta. Dengan posisi demikian,
maka hutan di Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu penyangga
kesinambungan lingkungan dengan kedudukan yang amat penting.
Dengan luas sekitar 4,4 juta Ha, secara kedudukan geografis kedua
propinsi ini berada 1040 – 1080 18 BT 50 51-70 50 LS. Dari luas
keseluruhan, 22,2% diantaranya merupakan lahan datar dengan kemiringan
0-3% yang sebagian besar berada dibagian utara. Seme ntara itu bagian tengah
selatan bertopografio landai sampai curam, berbukit serta bergunung dengan
ketinggian ada yang mencapai 3.078 m dpl.
Propinsi Jawa Barat dan Banten dipengaruhi oleh 55 buah aliran
sunda, 12 ke Laut Jawa, dan selebihnya bermuara ke Sungai Samudera
Indonesia. Beberapa DAS yang besar diantaranya Cisanggarung, Cimanuk,
Cipanunggara, Citarum dan DAS Ciujung. Terkelolanya hutan dipulau Jawa
Barat secara baik 6 akan menunjang keseimbangan lingkungan dalam
menghadapi pesatnya laju pertumbuhan penduduk dengan segala dampaknya.
Selain itu di Jawa Barat terdapat 3 bendungan besar sebagai pembangkit
listrik untuk menyuplai kebutuhan listrik daerah Jawa, Bali, madura dan Jakarta.
Bendungan tersebut masing-masing Jatiluhur, Cirata, dan Saguling.
Ketiganya mengandalkan pasokan air dari sungai Citarum.
Berdasarkan kepemilikannya, hutan terbagi menjadi hutan negara dan
hutan milik. Hutan negara adalah kawasan hutan dan hutan yang tumbuh
diatas tanah yang tidak dibebani hak milik. Sementara hutan milik adalah
hutan yang tumbuh diatas tanah yang dibebani hak milik.
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 3.1.2.1Visi
Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
3.1.2.2 Misi
a. Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari
berdasarkan karakteristik wilayah dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai
(DAS) serta meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu,
kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin
pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.
b. Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta
sumberdaya manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal
serta memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan
lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi
petani hutan.
c. Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara
regional dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam
penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional dan internasional.
3.1.3 Struktur Organisasi Perhutani BKPH Padalarang
Berdasarkan surat keputusan direksi Perum Perhutani nomor 199 / KPTS /
DIR / 2009 Tanggal 04 Mei 2009. Perum Perhutani BKPH Padalarang terdiri dari
4 sub direksi yang membawahi beberapa seksi, untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar struktur organisasi berikut.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi di Perhutani BKPH Padalarang
Sumber : Perhutani BKPH Padalarang KPH
Asper / KBKPH
Kepala Urusan
TU & TK KAUR PHBM
Keterangan :
Struktur Organisasi Perhutani BKPH Padalarang terdiri dari :
1. Asisten Perhutani atau Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
2. Kepala Urusan Tata Usaha dan Teknik Kehutanan
3. Kepala Urusan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat.
4. Mandor atau Kepala Resort Pemangkuan Hutan.
3.1.4 Deskripsi Tugas
Dari penjelasan mengenai struktur jabatan Perum Perhutani BKPH
Padalarang, masing- masing bagian mempunyai tugas dan fungsinya sendiri.
Adapun tugas Perhutani BKPH Padalarang adalah sebagai berikut:
1. Asper atau KBKPH.
a. Mengelola kawasan hutan secara teknis diwilayahnya serta menjadi pembantu
atau pemegang cabang
b. Selain itu Asper juga berwenang untuk mengawasi dan memonitor kemajuan
pekerjaan di wilayahnya.
2. Kaur TU dan TK.
a. Membantu Asper membuat usulan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya.
b. Membantu Asper membuat laporan administrasi keuangan dan laporan lainya
tingkat BKPH.
c. Membantu Asper Membuat rencana dan usulan bidang kepegawaian.
d. Membuat melaksanakan urusan Umum dan perkantoran.
e. Membantu Asper dalam menginvestasikan pekerjaan, asset dan membuat
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Asper/KBKPH sesuai
bidangnya.
g. Bertanggungjawab kepada Asper/KBKPH.
3. Kaur PHBM.
a. Membantu PHBM & Bina Lingkungan dalam menyusun rencana stategi
PHBM.
b. Membantu PHBM & Bina Lingkungn Melakukan pendampingan dan
penyuluhan kepada, Mandor, KRPH dan Asper dalam pelaksanaan PHBM
serta Program Kemitraan
c. Bersama PHBM KPH melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan PHBM dan Program Kemitraan.
d. Bersama Kaur Humas membantu PHBM & Bina Lingkungan dalam
mengkomunikasikan dan mempublikasikan kegiatan PHBM dan Program
Kemitraan.
e. Memfasilitasi Terselenggaranya proses implementasi PHBM.
f. Bertanggung jawab Kepada Adm/KKPH.
4. KRPH
a. Mengusulkan Rencana Pengelolaan sumberdaya hutan (RTT dan rencana
lain)
b. Memimpin penyelenggaraan aktivitas pengelolaan sumberdaya hutan berupa :
1. Pembinaan sumber daya hutan.
2. Konservasi sumberdaya hutan
4. Perlindungan dan pengamanan sumberdaya hutan setra asset perusahaan.
c. Melaksanakan dan mengembangkan pengelolaan Sumberdaya Hutan
Bersama masyarakat (PHBM).
d. Melaksanakan pembinaan sumberdaya manusia dan keselamatan kerja.
e. Memberikan pelayanan kepada masyarakat.
f. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pengendalian pengolahan sumberdaya
hutan di wilayah kerjanya.
g. Melaporkan kemajuan pekerjaan secara periodik kepada Asper.
h. Bertanggung jawab Kepada Asper.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Jonathan Sarwono (2006:15)
“Kata sistematis merupakan kata kunci yang berkaitan dengan metode ilmiah
yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan”.
Metode penelitian juga merupakan mekanisme atau cara mendapatkan
pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisi data
yang dikerjakan secara sistematis.
3.3.2.1Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan
perencanaan dan pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan
dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
Pengertian desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84)
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
3.3.2.2Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data ini terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder.
3.2.2.1Sumber Data Primer
Sumber primer ini adalah suatu objek ataupun dokumen asli yang berupa
material mentah dari pelaku utamanya yang disebut sebagai first-hand
information. Data-data yang dikumpulkan di sumber primer ini berasal dari situasi
langsung yang aktual ketika suatu peristiwa itu terjadi.
Teknik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
primer antara lain observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner.
1. Wawancara
Melakukan tanya jawab pada pihak yang berkepentingan agar penelitian yang
dilakukan sesuai dengan masalah yang terjadi serta mengumpulkan data-data
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang sering terjadi
2. Observasi
Melakukan observasi dengan melihat dokumen-dokumen dan meninjau
langsung bagaimana cara kerja dalam sebuah perusahaan sehingga diperoleh
data yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
3. Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang
berkaitan dengan objek yang diteliti, diberikan kepada pimpinan atau pihak
yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan langsung dengan objek
yang diteliti yaitu divisi akuntansi dan divisi satuan pengawas internal dan
divisi keuangan.
3.2.2.2Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dimana ini berarti data yang dikumpulkan ini
berasal dari tangan kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum
penelitian dilakukan. Data sekunder ini juga bisa berupa artikel-artikel dalam
surat kabar ataupun majalah yang populer, buku, artikel- artikel dari jurnal
ilmiah, buletin statistik, laporan-laporan, arsip organisasi, publikasi pemerintah,
informasi dari organisasi, analisis yang dibuat oleh para ahli, hasil survei
terdahulu, catatan-catatan publik mengenai peristiwa-peristiwa resmi serta
catatan-catatan perpustakaan.
3.3.2.3Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Metode pendekatan dan pengembangan sistem merupakan metode-metode
yang akan digunakan dalam melakukan perancangan sistem informasi serta untuk
3.2.3.1Metode Pendekatan
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan
terstruktur. Metode terstruktur adalah pengembangan sebuah model dari hasil
analisa pemecahan masalah dengan menggunakan sebuah sistem komputer yang
memiliki komponen-komponen dan hubungannya yang sama atau serupa dengan
permasalahan aslinya .Metode pendekatan terstruktur memiliki tool-tool (alat
bantu) untuk perancangan sistem seperti flowmap, diagram konteks, data flow
diagram dan kamus data.
3.2.3.2Metode Pengembangan
Untuk mempermudah penyusunan laporan dan pembuatan perangkat lunak
maka metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode paradigma
prototype model seperti yang tertera pada gambar berikut ini :
Gambar 3.2 Mekanisme pengembangan sistem dengan Prototype
Sumber : Abdul Kadir (2003:417) Meningkatkan
1. Pengembang dan pemakai bertemu 2. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem
3. Pengembangmulai membuat prototype
4. Pemakai menguji prototype dan memberikan kritik dan saran
5. Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan ( user )
Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Kebutuhan Pemakai
Pada tahap ini merupakan tahap awal dalam membangun sebuah sistem
informasi, dimana antara pemakai sistem (users) dan pengembang sistem
bertemu. Users menjelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibangun oleh
pengembang sistem.
b. Pembuatan Prototype
Setelah menganalisa sistem yang akan dikembangkan serta kebutuhan -
kebutuhan sistem untuk sistem yang akan dibangun, pengembang sistem mulai
membuat prototype. Pembuatan ini meliputi : perancangan sistem yang akan
dibangun, dan kemudian diimplementasikan dengan pembuatan coding yaitu
menterjemahkan hasil rancangan kedalam bentuk bahasa pemograman yang
akan menjadi sebuah sistem informasi yang diharapkan oleh Users.
c. Pengujian Prototype
Setelah tahap pembuatan prototype selesai, kemudian pengembang sistem dan
Users melakukan pengujian program agar program dapat digunakan sesuai
dengan kebutuhan, dan users memberikan saran atau masukan bila terdapat
kekurangan pada program.
d. Perbaikan Prototype
Pada tahap ini pengembang sistem melakukan perbaikan dan modifikasi
3.2.3.3Alat Bantu Analisis dan Perancangan
1. Flow Map
Menurut pendapat Andri Kristanto (2008:60) Flow Map adalah aliran data
berbentuk dokumen atau formulir didalam suatu sistem informasi yang merupakan
suatu aktifitas yang terkait dalam hubungannya dengan kebutuhan data dan
informasi. Proses aliran dokumen ini terjadi dengan entitas diluar sistem.
2. Diagram Konteks
Menurut Andri Kristanto (2008:70) Diagram konteks (Context Diagram)
adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entitas
luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan
dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
3. Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang digunakan untuk meng
kan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan
secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut
mengalir ataupun lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (Jogiyanto,
HM, 2005 :700).
4. Kamus Data
Menurut Andri Kristanto (2008:72) Kamus Data adalah kumpulan
elemen-elemen atau simbol-simbol yang di gunakan untuk membantu dalam
5. Perancangan Basis Data
Tujuan perancangan adalah untuk mendefinisikan informasi apa yang
dibutuhkan oleh sistem yang akan dibangun sehingga mudah untuk dilakukan
transformasi kedalam kode aktual dan kita bisa memiliki basis data yang kompak
dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan
mudah dalam pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data.
6. Normalisasi
Andri Kristanto (2008:82) Untuk memberikan panduan yang sangat
membantu bagi pengembang dalam menciptakan suatu table yang kuran efisien,
maka diciptakanlah suatu teknik untuk mengurangi ketidakefisienan tabel dengan
menggunakan teknik normalisasi. Normalisasi merupakan suatu proses
pengelompokkan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan
relasinya.
Adapun tujuan dari normalisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Meminimalkan duplikasi data
b. Menyediakan fleksibilitas yang diperlukan untuk kebutuhan
fungsional yang berbeda.
c. Memungkinkan suatu model untuk digambarkan dalam perancangan
database.
7. Tabel Relasi
Menurut Andri Kristanto (2008:90) Tabel relasi adalah hubungan atau
asosiasi suatu entitas dengan dirinya sendiri atau hubungan dengan entitas lainnya.
mengelola/mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang akan
berdampak pula pada bagaimana mengelompokkan dan membentuk keseluruhan
data yang terkait dalam sistem yang akan ditinjau.
3.2.3.4Pengujian Software
Pengujian yang digunakan untuk menguji sistem yang baru adalah metode
pengujian blackbox. Pengujian blackbox menurut Roger S Pressman berfokus
pada persyaratan fungsional perangkat lunak (Pressman,Roger, 2002 :551).
Pengujian black box itu sendiri adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa
memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan
untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian
black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada
spesifikasi perangkat lunak. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan
dalam kategori :
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang
2. Kesalahan Interface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
4. Kesalahan kinerja
5. Inisialisasi yaitu dimana kita mendeklarisasikan suatu variabel dan kesalahan
terminasi.
3.3 Analisis Sistem Yang Berjalan
Analisis sistem merupakan suatu tahap pemahaman proses yang bertujuan
untuk mengetahui proses apa saja yang terlibat di dalam sistem, bagaimana kerja
proses yang lainnya. Dari pemahaman proses tersebut maka dapat dilakukan suatu
evaluasi dan usulan terhadap sistem yang ada, untuk dikembangkan lebih lanjut.
3.3.1 Analisis Dokumen
Analisis dokumen yang sedang berjalan menguraikan dokumen-dokumen
yang di gunakan pada Sistem Informasi di Perum Perhutani BKPH Padalarang
diantaranya.
1. Nama Dokumen : DK301
Sumber : KRPH atau pegawai lapangan
Distribusi : KAUR Tata Kelola
Bentuk : Dokumen
Rangkap : Satu
Fungsi : Sebagai data penerimaan kayu bernomor
Elemen Data : Jenis kayu, nomor kayu, ukuran, volume, yang
mengerjakan
2. Nama Dokumen : DK302
Sumber : KRPH atau pegawai lapangan
Distribusi : KAUR Tata Kelola
Bentuk : Dokumen
Rangkap : Satu
Fungsi : Sebagai data penerimaan kayu tak bernomor
Elemen Data : Jenis kayu, nomor kayu, ukuran, volume, yang
3. Nama Dokumen : DK 307
Sumber : KPH
Distribusi : KAUR Tata Kelola
Bentuk : Dokumen
Rangkap : Satu
Fungsi : Formulir untuk pengambilan kayu
Elemen Data : No dokumen, nama
6. Nama Dokumen : DK305
Fungsi : Sebagai bukti untuk kph yang berisi jumlah
penerimaan kayu dari krph ke bkph
Sumber : KAUR Tata Kelola
Rangkap : Dua
Distribusi : KAUR Tata Kelola, KPH
Elemen data : jumlah kayu, volume kayu, banyak kayu perkubik
7. Nama Dokumen : Data Pegawai
Fungsi : Data pegawai pada perhutani
Sumber : Pegawai
Rangkap : Satu
Distribusi : KAUR Tata Usaha
Elemen data : nip, nama pegawai, jenis kelamin, alamat, tanggal
lahir, jabatan, masa kerja, status
8. Nama Dokumen : Data Absensi
Sumber : Pegawai
Bentuk : Dokumen
Rangkap : Satu
Distribusi : Bagian Tata Usaha
Elemen Data : nip, nama, status absen
9. Nama Dokumen : Data Gaji
Fungsi : Data gaji pada perhutani
Sumber : Kaur Tata Usaha
Bentuk : Dokumen
Rangkap : Satu
Distribusi : Bagian Tata Usaha
Elemen Data : golongan, nominal gaji
10.Nama Dokumen : Data Tunjangan
Fungsi : Data tunjangan pada perhutani
Sumber : Kaur Tata Usaha
Bentuk : Dokumen
Rangkap : Satu
Distribusi : Bagian Tata Usaha
Elemen Data : jenis tunjangan, nominal tunjangan
11.Nama Dokumen : Slip Gaji
Fungsi : Slip gaji adalah bukti pembayaran gaji kepada
pegawai
Rangkap : Dua
Distribusi : KAUR Tata Usaha , Pimpinan, Pegawai
Elemen data : no slip, nip, nama pegawai, jabatan, gaji yang
diterima
12.Nama Dokumen : Laporan Penerimaan Kayu
Fungsi : Sebagai bukti bahwa data kayu sudah diterima
Sumber : BKPH
Rangkap : Tiga
Distribusi : KPH, KRPH, KAUR Tata Kelola
Elemen data : Jenis kayu, volume kayu, no dokumen
13.Nama Dokumen : Laporan Pengeluaran Kayu
Fungsi : Sebagai bukti bahwa data kayu sudah dikeluarkan
Sumber : KAUR Tata Kelola
Rangkap : Tiga
Distribusi : KPH, KRPH, KAUR Tata Kelola
Elemen data : Jenis kayu, volume kayu, no dokumen
14.Nama Dokumen : Laporan Gaji
Fungsi : Sebagai bukti data pegawai yang sudah digaji
Sumber : KAUR Tata Usaha
Rangkap : Dua
Distribusi : KAUR Tata Usaha, Asper
3.3.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan
Analisis prosedur disini menjelaskan secara sistematis kegiatan – kegiatan
yang dilakukan didalam sistem informasi yang sedang berjalan di Perhutani
BKPH Padalarang.
Prosedur penerimaan kayu bernomor dan tak bernomor pada Perum
Perhutani BKPH Padalarang diantaranya sebagai berikut :
1. KRPH atau pegawai lapangan membawa formulir DK 301 untuk kayu
bernomor dan formulir DK 302 untuk kayu tak bernomor yang berisi data
kayu hasil tebangan dari wilayahnya, kemudian diberikan kepada KAUR
Tata Kelola.
2. KAUR Tata Kelola melakukan pencatatan dan menghitung apakah data
sudah benar sesuai data yang ada dilapangan, hasil dari pengecekan oleh
KAUR Tata Kelola lalu dipindahkan ke formulir DK305.
3. DK305 ini rangkap dua, diterima oleh ASPER untuk dicek apakah sesuai,
jika sesuai dan benar maka bukti ini disahkan, rangkap satu dikirim ke
KPH sebagai bukti ketersediaan kayu di BKPH, rangkap kedua disimpan di
kaur tu sebagai bukti dan arsip.
4. Kaur TU membuat laporan penerimaan kayu dan mengambil data dari arsip
DK305, lalu laporan ini diberikan kepada asper untuk disahkan.
5. Asper lalu mengesahkan laporan ini, dan dikirim lagi kepada kaur tu. Kaur
TU lalu menyerahkan lembar pertama untuk KRPH sebagai bukti bahwa
data kayu sudah diterima oleh bkph dan disetor ke KPH, lembar kedua
Prosedur pengeluaran kayu pada Perum Perhutani BKPH Padalarang
diantaranya sebagai berikut :
1. Pegawai KPH membawa formulir DK307 yang berisi data dan jenis kayu
yang akan diambil, formulir ini diserahkan kepada KAUR Tata Kelola
2. Formulir ini dicek, apakah kayu yang diminta KPH masih tersedia di BKPH
atau tidak, jika ada maka dibuatkan surat pengambilan dua rangkap.
3. Rangkap pertama untuk kph sebagai bukti pengambilan kayu dilapangan,
rangkap kedua untuk kaur tu sebagai arsip di bkph
4. Lalu kaur tu membuat laporan pengeluaran kayu tiga rangkap dan mengambil
data dari surat pengambilan kayu. Lalu laporan dini diberikan kepada asper
untuk disahkan. Sesudah disahkan laporan rangkap pertama di berikan kepada
KRPH sebagai bukti, lalu rangkap lainnya diberikan kepada kaur tu
5. Oleh kaur tu rangkap kedua diberikan kepada kph untuk bukti dan rangkap
ketiga disimpan untuk arsip
Prosedur penggajian yang berjalan pada Perum Perhutani BKPH
Padalarang diantaranya sebagai berikut :
1. Pegawai mengisi data pegawai di Perum Perhutani BKPH Padalarang.
2. Dari data pegawai tersebut kemudian di buat daftar pegawai oleh bagian
TU. Untuk di buat laporan daftar pegawai. Laporan daftar pegawai
tersebut dicetak dua rangkap. Rangkap pertama diberikan kepada bagian TU
sebagai arsip dan rangkap kedua diberikan kepada pimpinan.
3. Dari laporan daftar pegawai tersebut kemudian bagian TU menghitung
4. Slip gaji tersebut kemudian diserahkan kepada bagian TU untuk dicek
dan kemudian diserahkan kepada pimpinan untuk disahkan. Setelah itu
diberikan kembali kepada bagian TU untuk dilakukan pembayaran gaji
kepada pegawai.
5. Slip gaji beserta uang pembayaran gaji kemudian diserahkan kepada
pegawai sebagai bukti pembayaran gaji.
6. Dari slip gaji yang sudah di cek disahkan oleh pimpinan maka
dibuatlah laporan gaji.
7. Laporan gaji di cetak dua rangkap. Rangkap pertama diserakan kepada
pimpinan untuk diarsipkan, rangkap ke dua diserahkan kepada bagian
TU.
3.3.2.1 Flow Map
Bagan alir Flowmapmenunjukkan arus dari pekerjaan secara keseluruhan
dari sistem termasuk arus laporan dan formulir beserta
tembusan-tembusannya. Bagan alir ini digunakan terutama untuk alat bantu
komunikasi dan untuk dokumentasi. Flowmap ini menjelaskan urut-urutan
dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem
Flow map penerimaan kayu yang sedang berjalan.
Gambar 3.3 Flow map penerimaan kayu yang sedang berjalan.
Penerimaan Kayu Yang Sedang Berjalan
ASPER
KAUR TK KPH
KRPH
Formulir DK 301 atau DK 302
Formulir DK 301 atau DK 302
Laporan Formulir DK305 Yang Disahkan kayu yang sudah
disahkan Laporan penerimaan
Keterangan :
A1 : Arsip DK305
B1 : Arsip Laporan Penerimaan Kayu Yang Disahkan
DK301 : Formulir Penerimaan Kayu Bernomor
DK302 : Formulir Penerimaan Kayu Tak Bernomor
Flow map pengeluaran kayu yang sedang berjalan.
Gambar 3.4 Flowmap pengeluaran kayu yang sedang berjalan Keterangan :
A 1 : Arsip Ketersediaan Kayu
B1 : Arsip Pengeluaran Kayu
DK307 : Formulir pengeluaran kayu
Pengeluaran Kayu Yang Sedang Berjalan
Flow map penggajian yang sedang berjalan
Gambar 3.5 Flowmap penggajian yang sedang berjalan Keterangan :
A1 : Arsip daftar pegawai
B1 : Arsip absen
Penggajian Yang Sedang Berjalan
Kaur TU Asper
C1 : Arsip gaji pokok
D1 : Arsip tunjangan
E1 : Arsip slip gaji yang sudah disahkan
F1 : Arsip laporan gaji
G1 : Arsip data pegawai
3.3.2.2 Diagram Konteks
Diagram konteks ini merupakan gambaran secara umum sistem yang
berjalan secara menyeluruh, dan dengan diagram konteks ini akan diketahui
seluruh masukan ke sistem atau keluaran dari sistem dan siapa saja yang
memberikan data ke sistem dan kepada siapa saja data informasi yang dihasilkan
sistem.
Adapun gambaran umum sistem dari flow map yang berjalan adalah
sebagai berikut
Gambar 3.6 Diagram konteks yang sedang berjalan
Sistem Informasi modul Penerimaan kayu dan penggajian KRPH Slip gaji yang sudah disahkan
Pengeluaran Kayu
Formulir
Laporan pengeluaran kayu Laporan Penerimaan kayu
ASPER Slip Gaji
3.3.2.3 Data Flow Diagram
Data flow diagram merupakan bagian dari analisis sistem berdasarkan
flow map dan digram konteks diatas. Data flow diagram ini juga pemecahan dari
diagram konteks yang didalamnya terdapat proses-proses berikut penyimpanan
data.
Gambar 3.7 Dfd level 1 yang sedang berjalan
1.0
Arsip Laporan Penerimaan Kayu yang sudah disahkan
Laporan penerimaan kayu yang sudah disahkan
Pegawai Slip gaji pegawai yang sudah disahkan
Data pegawai
Arsip Slip gaji Slip gaji
KPH
Pengeluaran Kayu
Laporan pengeluaran kayu Formulir
Arsip Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan
Yang sudah disahkan
Slip gaji yang sudah disahkan Slip gaji yang akan disahkan
Laporan gaji
Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan Laporan pengeluaran Kayu
Gambar 3.8 Dfd level 1 proses 2 yang sedang berjalan
3.3.3 Evaluasi Sistem Yang Berjalan
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengevaluasi sistem
berdasarkan sistem pengolahan data dan penggajian yang sedang berjalan di
Perum Perhutani BKPH Padalarang yang masih terdapat permasalahan -
permasalahan, yaitu:
Tabel 3.1 Evaluasi sitem yang berjalan
2.1
Slip gaji yang sudah disahkan 2.4
Buat lap gaji Lap gaji pegawai
Arsip laporan gaji Slip gaji yang disahkan
Data Pegawai
Absensi Data absensi
Slip gaji yang disahkan Pegawai
No. Permasalahan Solusi Bagian
1. Dalam pengolahan data
penerimaan kayu dan
pengambilan kayu masih belum
Membangun sistem
informasi penerimaan
dan pengambilan kayu
terkomputerisasi yang terintegrasi
dengan database sehingga
pengolahan data penerimaan dan
pengeluaran kayu kurang efektif
dan efisien selain itu belum
adanya laporan dari penerimaan
dan pengambilan yang tercetak
secara otomatis
terkomputerisasi yang
terintegrasi dengan
database sehingga
penerimaan dan
pengambilan kayu dapat
berjalan efektif dan
efisien
2. Dalam proses penggajian masih
belum terkomputerisasi dalam
artian tidak saling terhubung
dalam proses pengambilan data di
penghitungan gaji. Pegawai harus
membuka arsip pegawai, arsip geji
pokok , arsip tunjangan dan arsip
absen untuk mengecek kecocokan
data
Membangun sistem
penggajian yang dapat
mempermudah dalam
proses perhitungan gaji,
dan saling terhubungnya
antara dokumen –
dokumen yang
dibutuhkan dalam proses
penghitungan
54 4.1.1 Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan sistem ini akan dijelaskan mengenai perancangan
pada objek yang digunakan, perancangan arsitektur program yang akan dibuat,
perancangan tampilan dan perancangan menu pada form yang dibutuhkan.
4.1.1 Tujuan Perancangan Sistem
Dalam membangun suatu sistem, perancangan sistem merupakan langkah
yang sangat penting, karena bila di tahap perancangan sistem terdapat suatu
kesalahan maka akan salah pula di tahap berikutnya. Tujuan dari perancangan
sistem secara garis besar adalah untuk menghasilkan bentuk rancangan yang dapat
memenuhi kebutuhan akan penyelesaian masalah secara cepat dan benar.
Perancangan sistem menggambarkan suatu rancangan sistem yang
akan dibangun sebelum dilakukan pengkodean ke dalam suatu bahasa
pemrograman. Dalam perancangan suatu sistem tidak terlepas dari hasil analisis,
karena dari hasil analisis sistem baru dapat dibuat suatu perancangan sistem.
4.1.2 Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan
Adapun gambaran umum dari sistem yang diusulkan adalah penulis akan
merancang sebuah sistem terkomputerisasi dan otomatisasi yang sebelumnya
tidak ada, sehingga proses pengelolaan data penerimaan kayu, pengeluaran
lebih mudah dan efisien.
4.1.3 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan
Perancangan prosedur merupakan awal dari pembuatan sistem yang akan
dibuat. Sedangkan perancangan prosedur yang diusulkan merupakan tahap untuk
memperbaiki atau meningkatkan efisiensi kerja.Perbedaan antara prosedur yang
lama dan yang diusulkan adalah jika yang lama menggunakan cara manual dan
dokumen. Sedangkan sistem informasi yang baru menggunakan alat bantu
komputer dan dilakukan secara otomatis. Berikut adalah proses atau prosedur
yang diusulkan :
Prosedur penerimaan kayu pada Perhutani BKPH Padalarang diantaranya
sebagai berikut :
1. KRPH atau pegawai lapangan membawa formulir DK301 dan DK302 yang
berisi data hasil tebangan kemudian diberikan kepada KAUR Tata Kelola.
2. Pada bagian kaur tata kelola lalu menginputkan data tersebut kesistem dan
mencetak laporan gabungan, yang berisi data gabungan kayu yang berasal dari
formulir DK301 dan DK302.
3. Laporan gabungan tersebut dicetak dua rangkap dan diberikan kepada asper
untuk disahkan
4. Kemudian asper memberikan laporan gabungan yang sudah disahkan tersebut
kepada kph dan krph sebagai laporan.
Prosedur pengeluaran kayu pada Perhutani BKPH Padalarang diantaranya
1. KPH atau pegawai setingkat membawa formulir DK307 yang berisi data kayu
apa saja yang akan diambil, lalu formulir tersebut diserahkan kepada KAUR
Tata Kelola.
2. KAUR Tata Kelola lalu mencari ketersediaan kayu didatabase, jika tidak
tersedia maka formulir itu dikembalikan lagi kepada KPH.
3. Jika tersedia maka KAUR Tata Kelola menginputkan kayu apa saja yang akan
diambil lalu dibuatkan laporan untuk pengambilan kayu.
4. Laporan pengambilan kayu dicetak dua rangkap lalu diberikan kepada asper
untuk disahkan.
5. Laporan pengambilan kayu yang sudah disahkan oleh asper lalu rangkap
pertama diberikan kepada kph untuk bukti sekaligus syarat pengambilan kayu,
rangkap kedua diberikan kepada krph untuk laporan pengeluaran.
Prosedur penggajian pada Perhutani BKHP Padalarang diantaranya sebagai berikut :
1. Pegawai memberikan informasi data baik data tentang dirinya maupun data
absensi ke kaur tu.
2. Lalu kaur tu menginput data tersebut kepada sistem, jika absensi kaur tu
menginputkan data tersebut ke sistem setiap harinya secara berkala.
3. lalu kaur tu mencetak slip gaji, yang berisi informasi gaji pegawai yang sudah
di hitung otomatis oleh sistem.
4. Slip gaji dicetak duang rangkap, lalu diberikan kepada asper untuk disahkan.
5. Kaur tu lalu menyimpan salah satu rangkap slip gaji untuk disimpan sebagai
arsip, dan memberikan rangkap lainnya untuk diberikan lagi kepada pegawai.
Prosedur yang lama maupun yang baru tidak jauh berbedah, hanya mengurangi
beberapa dokumen yang bisa disatukan dan hanya pengolahan datanya saja yang
berubah dari manual menjadi terkomputerisasi.
4.1.3.1Flow Map
Pada dasarnya flowmap sistem yang diusulkan oleh penulis dalam sistem
yang telah berjalan sebelumnya tidak jauh berbeda, hanya untuk membedakan antara
sistem yang sedang berjalan dengan yang diusulkan terletak dalam tata cara proses
penginputan data dan penyimpanannya yaitu dari proses manual ke metode
Gambar 4.1 Flowmap penerimaan kayu yang diusulkan Keterangan :
DK 301 : Formulir penerimaan kayu bernomor
DK302 : Formulir penerimaan kayu tak bernomor
Flowmap Penerimaan kayu yang diusulkan
KAUR TK ASPER KPH
KRPH
DK301 / DK302 DK301 / DK302
Gambar 4.2 Flowmap penggajian yang diusulkan
Flowmap penggajian yang diusulkan
Kaur TU Asper
Data pegawai Data pegawai
Input data pegawai
Proses penghitungan gaji
Cetak slip gaji
Slip gaji Slip gaji
Disahkan
Slip gaji yang sudah disahkan Slip gaji yang
sudah disahkan
Slip gaji Slip gaji
Slip gaji yang sudah disahkan Slip gaji yang
sudah disahkan
A1 Data induk
pegawai
B1
Data kehadiran Data kehadiran Input data kehadiran
Laporan daftar pegawai Buat laporan data
Keterangan :
A1 : Arsip slip gaji yang sudah disahkan
B1 : Arsip data induk pegawai
C1 : Laporan daftar pegawai
D1 : Laporan kehadiran
Gambar 4.3 Flowmap Pengeluaran kayu yang diusulkan Keterangan :
DK307 : Formulir yang berisi data kayu yang akan di ambil berdasarkan nomor
dokumen
Flowmap Pengeluaran kayu yang diusulkan
KAUR TK ASPER KRPH
KPH