• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen Organisasi Dan Dampaknya Pada Kepuasan Kerja Perawat Pada RSUD Cibabat Cimahi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen Organisasi Dan Dampaknya Pada Kepuasan Kerja Perawat Pada RSUD Cibabat Cimahi"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

KOMITMEN ORGANISASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KEPUASAN KERJA PERAWAT PADA RSUD CIBABAT

CIMAHI

Analysis of Leadership Style to Organizational Commitment and the

impact to Job Satisfaction of Nurse In RSUD Cibabat Cimahi

Skripsi

Untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

Nama

: Dara Puspita

NIM

: 21208112

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(3)
(4)

ABSTRACT

"Analysis of Leadership Style to Organizational Commitment and the impact to Job Satisfaction of Nurse In RSUD Cibabat Cimahi" by: Dara Puspita, under the guidance of Dr.Ir.H.Iman Santoso, SE., MM., MBA, Bandung in Faculty of Economics, Computer University of Indonesia 2012.

Development of hospitals in Indonesia runs rapidly. Employee job satisfaction is influenced by many factors,some factors is leadership styles and organizational commitment. Application of the lack of proper leadership style and lack of commitment can lead to dissatisfaction of the employees.

The method used in this research is descriptive and verificative method with quantitative approach. The population consists of 49 people and used Sensus sampling techniques. Techniques of collecting data using interviews, observation, and questionnaires. Methods of analysis using Path Analysis, Product-Moment Correlation Pearson, Method of Succesive Interval (MSI) and the coefficient of determination by using SPSS 18 for windows while to test the hypothesis is partially used t test and simultaneously used Test F.

The results obtained that the partial effect of leadership style on job satisfaction of employees with thitung 5.231 greater than ttabel of 2.013, as well as

organizational commitment on job satisfaction with thitung of 5.904 is greater than

ttabel of 2.013. While the style of leadership and organizational commitment are

simultaneously effect on nurse job satisfaction by the coefficient of determination is 73.5%, while the remaining 26.5% influenced by other factors.

(5)

ABSTRAK

“Analisis Gaya Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasi dan

Dampaknya Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Pada RSUD Cibabat Cimahi”

oleh : Dara Puspita, dibawah bimbingan Dr.Ir.H.Iman Santoso,SE.,MM.,MBA, Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung 2012.

Perkembangan rumah sakit di Indonesia berjalan dengan pesat. Penerapan gaya kepemimpinan yang kurang tepat dan rendahnya komitmen dari karyawan dapat menimbulkan ketidakpuasan dari karyawan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini berjumlah 49 orang dan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan kuesioner. Metode analisis menggunakan analisis jalur (Path Analysis), Korelasi Product-Moment Pearson, Method of Succesive Interval (MSI) dan koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan SPSS 18 for windows sedangkan untuk pengujian hipotesis secara parsial digunakan Uji t dan secara simultan digunakan Uji F.

Hasil yang diperoleh bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan dengan thitung sebesar 5,231 lebih besar dari ttabel

sebesar 2,013, begitu juga dengan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja dengan thitung sebesar 5,904 lebih besar dari ttabel sebesar 2,013. Sedangkan gaya

kepemimpinan dan komitmen organisasi secara bersama – sama berpengaruh

terhadap kepuasan kerja perawat dibuktikan dengan koefisien determinasi sebesar 73,5%, sementara sisanya sebesar 26,5% dipengaruhi faktor lain.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Analisis Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Komitmen

Organisasi Pengaruhnya dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Kerja

Perawat Pada RSUD Cibabat Cimahi”, Penulisan ini dimaksudkan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya, bahwa, dalam skripsi ini

banyak terdapat banyak kekurangan, baik dalam segi penulisan dan

pembahasan. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis

menerima segala saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian laporan kerja praktek terutama kepada

Allah SWT , penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto M.MC, selaku Rektor

Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati, Dra, SE., MSi, selaku Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus

(7)

3. Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si, selaku Ketua Program Studi

Manajemen, Manajemen Pemasaran, Keuangan dan Perbankan.

4. Bapak Dr.Ir.H. Iman Santoso, SE.,MM.,MBA, selaku dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk dapat

membimbing saya dalam menyelesaikan laporan ini.

5. Ibu Trustorini Handayani, SE.,M.Si, selaku Dosen Wali Program

Studi Manajemen kelas MN-3.

6. Ibu Lita Wulantika , SE., MSi, selaku penguji sidang skripsi yang

telah memberikan masukan yang besar bagi penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Staf dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

8. Sekretariat Program Studi Manajemen, Manajemen Pemasaran,

Keuangan dan Perbankan.

9. Bapak Witarsa, selaku pembimbing saya dalam mengumpulkan

berbagai data yang dibutuhkan di RSUD Cibabat Cimahi.

10.Seluruh Staf dan Perawat di Gedung D dan E RSUD Cibabat

(8)

11.Seluruh sahabat – sahabat saya yang selalu memberikan support

dalam menyelesaikan laporan ini terutama teman – teman

mahasiswa MN-3 angkatan 2008 (Wilman, Yana, Dian, Diki,

Henhen, Fuad, dll) dan teman – teman seperjuangan yang tidak

akan saya lupakan (Maria, Cicha, Nurul, Ella, Fika, dan Teh

Rianna).

12.Seluruh teman – teman saya di Spesialisasi Sumber Daya Manusia

angkatan 2008 (Peniel, Ira, Indra, Herdina, dll) yang telah

membantu dalam penulisan ini. Serta pihak – pihak lain yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima Kasih atas bantuan

dan dukungannya.

13.Teristimewa untuk kedua orangtua penulis, Muchtar Effendi dan

Tuti Setiawati, Bapa dan Mama tercinta yang selalu memberikan

kasih sayang dan restu serta memberikan segala yang terbaik

dalam hidup saya. Serta Ahmad Nur Illahi, Angga Maulana, Mimi,

Jabal Nur, Raihan, dan Langit Dzulfikar, Kakak dan adik saya

yang selalu memberikan dorongan moril, candaan, dan support

(9)

14.Teristimewa untuk M.M tersayang dan sohib terbaik Zalu, yang

selalu ada dan selalu memberikan semangat, bantuan, kesabaran,

cinta dan perhatiannya untuk penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semuanya dengan lebih

baik dan sempurna. Semoga skripsi ini dapat menjadi sesuatu yang memiliki

manfaat dan kegunaan bagi seluruh pihak yang membutuhkan dan

memerlukannya.

Akhir kata, sekali lagi penulis menyadari bahwa laporan ini masih

jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran dari para pembaca merupakan

masukan yang sangat membantu bagi penyempurnaan laporan ini dimasa

yang akan datang.

Bandung, Agustus 2012

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO

ABSTRACT

ABSTRAK

KATA PENGANTAR…... i

DAFTAR ISI…... v

DAFTAR GAMBAR………. x

DAFTAR TABEL……….. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian……..……… 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah………….. 9

1.2.1. Identifikasi Masalah…………..……….. …. 9

1.2.2. Rumusan Masalah….………. 10

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian.………. 10

1.3.1. Maksud Penelitian…..……… 10

1.3.2. Tujuan Penelitian……….………… 11

1.4. Kegunaan Penelitian…………...………. 12

(11)

1.4.2. Kegunaan Akademis………...…… 12 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian... ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN,

DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka……….. 14

2.1.1. Gaya Kepemimpinan ………. 14

2.1.1.1 Definisi Gaya Kepemimpinan …….. 14

2.1.1.2 Tipe Kepemimpinan... 16

2.1.1.3 Gaya Kepemimpinan Situasional.…. 18

2.1.1.4 Gaya Kepemimpinan Transformasional

Dan Transaksional……… 19

2.1.2. Komitmen Organisasi………...…….... 21

2.1.2.1 Definisi Komitmen Organisasi…… 21

2.1.2.2 Ciri –ciri Komitmen Organisasi…. 22

2.1.2.3 Dimensi Komitmen Organisasi….. 23

2.1.3 Kepuasan Kerja Karyawan………... 24

2.1.3.1 Definisi Kepuasan Kerja Karyawan.. 24

2.1.3.2 Teori tentang Kepuasan Kerja…….. 26

2.1.3.3 Indikator Kepuasan Kerja Karyawan 28

2.1.3.4 Analisis Kepuasan Kerja Karyawan

Dikaitkan dengan variable lain……. 30

(12)

2.2 Kerangka Pemikiran……… 35

2.2.1. Keterkaitan Gaya Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasi … 38 2.2.2 Keterkaitan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan 38 2.2.3 Keterkaitan Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan 40 2.2.4 Keterkaitan Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan……… 41

2.3 Hipotesis……….………..…………... 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian... 45

3.2. Metode Penelitian…………... 45

3.2.1. Desain Penelitian……….. 47

3.2.2. Operasionalisasi Variabel……….…… 52

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data………… 55

3.2.3.1. Sumber Data (Primer dan Sekunder) 55 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data... 56

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data... 58

3.2.4.1 Uji Validitas... 61

(13)

3.2.4.3 Uji MSI... 67

3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis…….. 69

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 69

3.2.5.2. Uji Hipotesis……….………… 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan………. 82

4.1.1 Sejarah Perusahaan………... 84

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan……… 88

4.1.3 Job Description………. 92

4.1.4 Aktivitas Perusahaan……… 100

4.2 Karakteristik Responden………... 102

4.3 Analisis Deskriptif……… 110

4.3.1 Deskriptif Gaya Kepemimpinan (X)……. 110

4.3.2 Deskriptif Komitmen Organisasi (Y)…… 128

4.3.3 Deskriptif Kepuasan Kerja Perawat (Z)…. 137 4.4 Analisis Verifikatif……… 151

4.4.1 Keterkaitan antar Gaya Kepemimpinan (X) Dengan Komitmen Organisasi (Y)……... 151

(14)

4.4.3 Pengaruh Komitmen Organisasi (Y)

Terhadap Kepuasan Kerja Perawat (Z)

Secara Parsial……….. 170

4.4.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X)

dan Komitmen Organisasi (Y) Terhadap

Kepuasan Kerja Perawat (Z) Secara Simultan 172

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan……….. 175

5.2 Saran……… 176

DAFTAR PUSTAKA ... 181

KUESIONER

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam kenyataannya, organisasi pada umumnya selalu dihadapkan

dengan permasalahan mengenai sikap dan perilaku karyawannya di saat

bekerja. Perusahaan didirikan atas dasar mempunyai tujuan, baik tujuan

jangka pendek maupun tujuan jangka panjang, dalam rangka mewujudkan

tujuan tersebut antara komponen yang satu dengan komponen yang lain

harus bekerja secara sinergi dan berkelanjutan.

Terjadinya hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan ini

tidak lepas dari model dan perilaku kepemimpinan, yang mana perilaku

kepemimpinan disini harus sebisa mungkin dapat mempengaruhi,

mengarahkan sekaligus mengendalikan sumber daya yang ada sehingga

dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan dan pada akhirnya

tujuan suatu organisasi dapat terwujudkan.

Perubahan lingkungan bisnis dan organisasi saat ini tidak sekedar

berjalan cepat tetapi juga sangat tidak pasti. Di Indonesia untuk

menghadapi perubahan yang dimaksud baru dimulai dari tingkat atas

(manajemen puncak). Dengan kata lain perubahan dan mampu menjadi

(16)

ketat ini membutuhkan manajemen puncak yang dapat

mengadaptasi semua persaingan tersebut menjadi suatu peluang bisnis

yang mampu mempertahankan perusahaan. Seorang pemimpin yang

mampu mentransformasi perubahan dan persaingan usaha serta didukung

oleh karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi untuk

mendukung pemimpinnya dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan

salah satu jalan untuk mengatasi persaingan tersebut. Dalam memelihara

komitmen organisasi, peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan dan

kepemimpinan yang efektif menjadi syarat utama. Kepemimpinan yang

efektif bisa membantu organisasi untuk bisa bertahan dalam situasi

ketidak pastian di masa datang (Katz and Khan 1978; Koh et al. 1995;

Mowday et al. 1982). Untuk lebih memahami tentang teori kepemimpinan

serta bagaimana kepemimpinan yang efektif, Burns (1978) telah membagi

bahasan tentang kepemimpinan berdasarkan gaya kepemimpinannya ke

dalam 2 katagori, yaitu kepemimpinan transformasionl (transformational

leadership) dan kepemimpinan transaksional (transactional leadership).

Kepemimpinan trasformasional merupakan kepemimpinan yang

kharismatik, kepemimpinan menciptakan visi dan lingkungan yang

memotivasi para karyawan untuk berprestasi melampaui harapan.

Kepemimpinan transformasional terbagi ke dalam 4 dimensi yaitu:

idealized influence, intellectual stimulation, inspirational motivation, dan

(17)

mengungkapkan bahwa pemimpin yang efektif mempengaruhi para

pengikutnya untuk mempunyai optimisme yang lebih besar, rasa percaya

diri, serta komitmen kepada tujuan dan misi organisasi. Dengan demikian

cara-cara perilaku pemimpin dalam mengarahkan pengikutnya akan

berpengaruh terhadap komitmen organisasi karyawan. Kepemimpinan

transformasional mempunyai pengaruh terhadap komitmen, terutama

dalam memobilisasi komitmen dalam suatu organisasi yang mengalami

perubahan (Noel M. Tichy & David 0.Urlich, 1984).Sedangkan menurut

Bycio dkk.(1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional

adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan

perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan

karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut

didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja,

penugasan kerja, dan penghargaan.

Komitmen organisasional secara tradisional dipandang sebagai

konstruk uni-dimensi (satu dimensi) (Porter et al., 1974) dalam Kadir dan

Ardiyanto (2003). Namun demikian, terdapat bukti yang menunjukkan

bahwa individu mengembangkan komitmen pada organisasi tertentu

melalui berbagai dimensi atau sumber-sumber (Ketchand dan Strawser,

1998) dalam Kadir dan Ardiyanto (2003).

Penelitian terhadap perilaku organisasional menyimpulkan bahwa

(18)

(Meyer dan Allen, 1984) yaitu komitmen affective dan komitmen

continuance.

Hasil penelitian Ketchand dan Strawser (1997) dalam Kadir dan

Ardiyanto (2003) menunjukkan bahwa dimensi-dimensi komitmen

organisasional (komitmen affective dan continuance) mempunyai efek

pembeda dengan konsekuensi organisasional yang penting terhadap

kepuasan kerja dan maksud turnover. Secara garis besar dapat diketahui

bahwa komitmen organisasi berpengaruh langsung pada kepuasan kerja

karyawan.

Menurut Martoyo (2000) definisi atau pengertian kepuasan kerja

adalah keadaan emosional karyawan di mana terjadi ataupun tidak terjadi

titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari

perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang

diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Balas jasa kerja karyawan

ini, baik yang berupa ”finansial” maupun yang ”nonfinansial”. Bila

kepuasan kerja terjadi, maka pada umumnya tercermin pada perasaan

karyawan terhadap pekerjaannya, yang sering diwujudkan dalam sikap

positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi

ataupun ditugaskan kepadanya di lingkungan kerjanya. Sehingga

kepuasan karyawan yang tinggi akan berbanding lurus dengan kontribusi

(19)

Berbagai cara dan metode yang dilakukan untuk meningkatkan

kepuasan kerja karyawan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas

karyawan seperti disiplin pada jam kerja, mematuhi tata tertib perusahaan,

menghasilkan output maksimal, memiliki rasa tanggung jawab pada tugas

dan kewajibannya, bangga akan tempat bekerjanya sehingga

meningkatkan loyalitas, dan bertahan pada perusahaan tersebut.

Rumah sakit umum Cibabat adalah Rumah Sakit milik Pemerintah

Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2001 yang sebelumnya di

bawah naungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Berdiri di area seluas

20.290m2. RSUD Cibabat melayani:

1. Pelayanan Rawat Jalan

2. Pelayanan Rawat Inap

3. Pelayanan Gawat Darurat

4. Pelayanan Radiologi

5. Pelayanan LaboratoriumPatologi Klinik dan Anatomi

6. Pelayanan USG, EKG, EEG, Endoskopi, dll

7. Pelayanan Farmasi

8. Pelayanan Psikologi

9. Pelayanan Bank Darah

(20)

Dengan begitu ada banyak permasalahan yang harus dihadapi

didalamnya terutama yang dapat mengganggu kinerja kerja dan dapat

menurunkan produktivitas dalam bekerja salah satunya yaitu adanya

penyakit dalam bekerja, kelelahan dan kecelakaan yang diakibatkan

adanya gangguan dari lingkungan kerja maupun dari pribadi

masing-masing karyawan yang kurang baik serta tidak sehat.

Dari survey awal yang dilakukan terhadap 14 perawat RSUD

Cibabat Cimahi tepatnya dipopulasi Gedung D dan Gedung E dapat

diketahui bahwa 44,6 % responden merasa gaya kepemimpinan di RSUD

Cibabat Cimahi berpengaruh terhadap hasil kerja mereka. Berdasarkan

tabel kriteria persentase skor tanggapan responden terhadap skor ideal

dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dinilai masih kurang baik.

Sedangkan komitmen organisasi memiliki persentase 70,8 %

sehingga dapat diketahui bahwa perawat merasa 70,8% komitmen

berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat sendiri. Berdasarkan tabel

kriteria persentase skor tanggapan responden terhadap skor ideal dapat

disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dinilai baik. Selain itu hasil

(21)

Tabel 1.1

Masa Kerja Perawat RSUD Cibabat Cimahi

Lama Kerja Jumlah Responden Persentase (%)

< 3 tahun

12 24.5%

3 – 5 tahun

18 36.7%

> 5 tahun

19 38.8%

Jumlah

49 100%

Sumber : Data Bagian Kepegawaian RSUD Cibabat Cimahi

Dari table dan survey diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen

organisasi perawat cukup tinggi dan baik ditandai dengan masa kerja

mayoritas lebih dari 5 tahun.

Namun dari komitmen yang tinggi tidak menjamin pula perawat

RSUD Cibabat puas akan pekerjaannya. Dari survey awal yang dilakukan

dapat diketahui persentasi kepuasan kerja karyawan sebesar 48,6 %,

jumlah ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja perawat RSUD Cibabat

Cimahi masih kurang baik dan penyebabnya diasumsikan adalah gaya

kepemimpinan dan komitmen organisasi yang telah disebutkan diatas.

Dampak dari ketidak puasan itu dapat dilihat pada tabel dibawah

(22)

Tabel 1.2

Tingkat Keterlambatan dan Kemangkiran Pegawai Tahun 2011

Bulan Pegawai yang terlambat dan Pulang

lebih awal

Jan 4 Orang

Feb 6 Orang

Mar 3 Orang

Apr 8 Orang

Mei 5 Orang

Juni 9 Orang

Juli 10 Orang

Agu 9 Orang

Sep 6 Orang

Okt 9 Orang

Nov 11 Orang

Des 14 Orang

Rata – rata kenaikan perbulan 7.8 %

Sumber : Data Bagian Kepegawaian RSUD Cibabat Cimahi

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli terlihat

bahwa terdapat korelasi kuat antara kepuasan kerja dan tingkat

kemangkiran. Artinya, karyawan yang tinggi kepuasan kerjanya akan

(23)

Perusahaan telah banyak melakukan upaya untuk meningkatkan

kemakmuran karyawannya misalnya dengan memperhatikan kompetensi

yang dimiliki karyawan dan pemberian penghargaan kerja seperti

promosi. Namun demikian, dalam kenyataannya masih timbul

ketidakpuasan yang tercermin dari kurang efektifnya kinerja yang

menimbulkan biaya produksi yang besar dan output yang tidak maksimal.

Berdasarkan pemikiran inilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

untuk mengetahui “Analisis Gaya Kepemimpinan terhadap Komitmen

Organisasional dan dampaknya terhadap Kepuasan Kerja Perawat

pada RSUD CIBABAT Cimahi.”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas,

maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang ada yaitu :

1. Gaya kepemimpinan atasan yang dirasa masih kurang baik

oleh bawahan.

2. Tingginya komitmen organisasi namun tidak disertai

dengan peningkatan kepuasan kerja perawat.

(24)

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gaya kepemimpinan di RSUD Cibabat Cimahi.

2. Bagaimana komitmen organisasi di RSUD Cibabat

Cimahi.

3. Bagaimana kepuasan kerja perawat di RSUD Cibabat

Cimahi.

4. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

komitmen organisasi di RSUD Cibabat Cimahi.

5. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja perawat di RSUD Cibabat Cimahi.

6. Seberapa besar pengaruh komitmen organisasi terhadap

kepuasan kerja perawat di RSUD Cibabat Cimahi.

7. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan

komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja perawat di

RSUD Cibabat Cimahi baik secara langsung maupun tidak

langsung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan berbagai

data dan informasi terkait dengan gaya kepemimpinan dan komitmen

organisasi dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja perawatpada

(25)

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan di RSUD Cibabat

Cimahi.

2. Untuk mengetahui komitmen organisasi di RSUD Cibabat

Cimahi

3. Untuk mengetahui kepuasan kerja perawat di RSUD

Cibabat Cimahi

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya

kepemimpinan terhadap komitmen organisasi di RSUD

Cibabat Cimahi.

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya

kepemimpinan terhadap kepuasan kerja perawat di RSUD

Cibabat Cimahi.

6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komitmen

organisasi terhadap kepuasan kerja perawat di RSUD

Cibabat Cimahi.

7. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya

kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap

kepuasan kerja perawat di RSUD Cibabat Cimahi baik

(26)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak

RSUD Cibabat Cimahi terkait dengan peningkatan kepuasan kerja

karyawan sehingga diharapkan berguna untuk meningkatkan

efektivitas organisasinya.

Selain itu juga bagi perawat RSUD Cibabat Cimahi, dapat

memberikan informasi tentang kinerja pelaksanaan pekerjaan yang

baik dan memenuhi kriteria pekerjaan yang layak sebagai kontribusi

yang paling baik bagi RSUD Cibabat Cimahi.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Bagi pengembangan ilmu Manajemen khususnya

Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai referensi tentang

keterkaitan antara gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

terhadap kepuasan kerja karyawan.

Bagi peneliti lain sebagai bahan referensi lain yang ingin

mengkaji dalam bidang yang sama.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian tugas ini dilakukan pada RSUD Cibabat Cimahi

(27)

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan biasanya memakan waktu

cukup lama. Agar penelitian dapat dilakukan secara efisien dan

efektif, maka jadwal penelitian harus direncanakan terlebih

dahulu.Penelitian yang penulis lakukan telah terjadwal dalam

beberapa tahap dan disertai dengan lama waktu penelitian yang

dibutuhkan. Adapun lamanya penelitian yang dilakukan oleh

penulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.3

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Bulan Mar’12 Apr’12 Mei’12 Jun’12 Agu’12

Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

2 Pengumpulan

Data

3 Penyusunan

UP

4 Persentasi

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Gaya Kepemimpinan

2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Pernyataan mengenai pemimpin mempunyai banyak pengertian.

Definisi pemimpin banyak, sesuai dengan pribadinya masing-masing dan

sesuai dengan situasinya.

Definisi Ralf M. Stogdill dalam Yayat Hayati (2004: 47),

“Kepemimpinan manajerial sebagai proses mengarahkan dan

mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas dari anggota

kelompok”.

Sedangkan menurut Sukanto Reksohadiprojo dalam Yayat Hayati

(2004: 47) mengemukakan bahwa kepemimpinan ialah proses

memanfaatkan kekuasaan untuk mendapatkan pengaruh pribadi. Usaha

mempengaruhi ini merupakan proses merubah sikap dan prilaku

(29)

seseorang atau sekelompok orang lain sehingga produktivitas

dapat ditingkatkan.

Menurut Blancard & Hersey dalam Edy Sutrisno (2010: 214)

dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia bahwa

“Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu dan

kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu“.

Anoraga dalam Edy Sutrisno (2010 : 214) mengemukakan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain,

melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan

maksud untuk menggerakkan orang – orang agar dengan penuh

pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti kehendak

pimpinan itu.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah proses pemanfaatan kekuasaan untuk mempengaruhi individu atau

pihak lain agar produktivitas meningkat sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai. Dengan mempengaruhi bawahannya, seorang

pemimpin berharap bawahannya bisa bergerak dalam suatu ikatan

tertentu, aktivitas terarah, sadar dan bekerjasama dengan penuh tanggung

(30)

2.1.1.2 Tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan menurut Yayat Hayati (2004) yaitu:

1. Tipe Otokratik

Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan

otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik

dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya

seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois.

Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang

menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :

 kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan

alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan

demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka

 pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian

tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan

kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.

 Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan

keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang

otokratik antara lain:

(31)

dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya

 bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi

 menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya

penyimpangan oleh bawahan.

2. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan

masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris.

Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi

yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau

seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai

tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama

dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

3. Tipe Kharismatik

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada

tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada

karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat

sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang

sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah

seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut

tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang

(32)

4. Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan

berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri

dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi

tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang

harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu

sering intervensi.

2.1.1.3 Gaya Kepemimpinan Situasional

Menurut Sedarmayanti (2011 : 22) Kepemimpinan Situasional

adalah kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling

mempengaruhi antara;

1. Tingkat bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin

(perilaku tugas)

2. Tingkat dukungan sosio emosional yang disediakan oleh

pemimpin (perilaku hubungan)

3. Tingkat kesiapan yang diperlihatkan para bawah dalam

melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu (kematangan

bawahan)

Konsep ini telah dikembangkan untuk membantu orang dalam

menjalankan gaya kepemimpinannya tersebut dengan tanpa

memperhatikan perannya yang efektif didalam interaksinya dengan pihak

(33)

hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan kematangan

para karyawannya. Walaupun ada beberapa variabel yang penting lainya

misalnya : waktu kerja, pengawasan, organisasi dan tugas-tugas pekerjaan

akan tetapi dalam gaya kepemimpinan ini penekanannya hanyalah pada

perilaku pemimpin dan bawahannya.

2.1.1.4 Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional

Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah

diformulasi oleh Burns (1978) dari penelitian mengenai pemimpin –

pemimpin politik.

Burns dalam Sovyia Desianty menjelaskan kepemimpinan

transformasional sebagai sebuah proses yang padanya para pemimpin dan

pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang

lebih tinggi. Bass dalam Gary Yukl (2005:305) menyebutkan empat jenis

perilaku transformasional adalah:

 Pengaruh ideal, yaitu perilaku yang membangkitkan emosi

dan identifikasi yang kuat dari pengikut terhadap pemimpin.

 Stimulasi Intelektual, yaitu perilaku meningkatkan kesadaran

pengikut akan permasalahan dan mempengaruhi para

pengikut untuk memandang masalah dari perspektif yang

(34)

 Pertimbangan individual, meliputi pemberian

dukungan,dorongan, dan pelatihan bagi pengikut.

 Motivasi inspirasional yaitu meliputi penyampaian visi yang

menarik, dengan menggunakan symbol untuk memfokuskan

upaya bawahan, dan membuat model perilaku yang tepat.

Menurut Bass & Avolio dalam Gary Yukl (2005: 306)

kepemimpinan transaksional meliputi tiga jenis perilaku yaitu:

 Perilaku penghargaan yang berhubungan meliputi klarifikasi

pekerjaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan penghargaan

dan penggunaan insentif dan penghargaan yang berhubungan

untuk mempengaruhi motivasi

 Manajemen pasif dengan pengecualian meliputi penggunaan

hukuman yang berhubungan dan tindakan korektif lainnya

sebagai respon atas penyimpangan dari standar kinerja yang

diterima.

 Manajemen aktif dengan pengecualian yaitu perilaku dalam

hal mencari kesalahan dan melaksanakan peraturan untuk

menghindari kesalahan

Menurut Bass dalam Gary Yukl, kepemimpinan transformasional

dan transaksional itu berbeda tetapi bukan proses yang sama – sama

(35)

motivasi dan kinerja dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional,

tetapi pemimpin yang efektif menggunakan kombinasi dari kedua jenis

kepemimpinan tersebut.

Proses mempengaruhi dalam kepemimpinan transaksional dan

transformasional tidak dijelaskan secara rinci, namun dapat disimpulkan

dari gambaran perilaku dan pengaruhnya pada motivasi pengikut. Proses

mempengaruhi yang utama bagi kepemimpinan transaksional barangkali

merupakan kepatuhan instrumental. Kepemimpinan transformasional

berangkali melibatkan internalisasi karena motivasi inspirasional meliputi

pengucapan visi yang menarik yang menghubungkan sasaran tugas

dengan nilai – nilai dan idealisme pengikut. Kepemimpinan ini

mencondongkan karisma yang diterima pengikut sebagai pengaruh ideal.

2.1.2 Komitmen Organisasi

2.1.2.1Definisi Komitmen Organisasi

Menurut L. Mathis-John H. Jackson, komitmen organisasi adalah

tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan

organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau

meninggalkan perusahaan pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran

dan angka perputaran karyawan.

Komitmen organisasi merupakan dorongan dalam diri individu untuk

(36)

dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. (Winner dalam Rahadyan

Probo Tranggono dan Andi Kartika , 2008)

Menurut Luthans dalam Kaswan (2012) komitmen organisasi

sering didefinisikan sebagai sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan

pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi

mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta

kemajuan yang berkelanjutan.

Grusky (1966) dalam Abdul Rohman (2009) mengemukakan

bahwa komitmen organisasi adalah sifat hubungan antara anggota

organisasi dengan sistem secara keseluruhan.

Dari definsi diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi

merupakan dorongan dari invidu untuk meningkatkan loyalitas pada

perusahaan, mengutamakan kepentingan organisasi dan kemajuan yang

berkelanjutan.

2.1.2.2 Ciri – ciri Komitmen Organisasi

Menurut Fink dalam Kaswan (2012:293), komitmen organisasi

bersifat multi dimensi dan dapat dikelompokan menjadi sepuluh, yaitu :

1. Selalu berupaya untuk mensukseskan organisasi.

2. Selalu mencari informasi tentang organisasi.

3. Selalu mencari keseimbangan antara sasaran organisasi dengan

(37)

4. Selalu berupaya untuk memaksimumkan kontribusi kerjanya

sebagai bagian dari organisasi secara keseluruhan.

5. Menaruh perhatian pada hubungan kerja antar unit organisasi.

6. Berpikir positif terhadap kritik dari teman kerja.

7. Menempatkan prioritas organisasi di atas departemennya.

8. Tidak melihat organisasi lain sebagai unit yang lebih menarik

9. Memiliki keyakinan bahwa organisasi akan berkembang

10.Berpikir positif pada pimpinan puncak organisasi.

2.1.2.3 Dimensi Komitmen Organisasi

Menurut Mayer dan Allen dalam Kaswan (2012:293) komitmen

organisasi terdiri atas tiga dimensi :

1. Komitmen Afektif menunjukkan kuatnya keinginan emosional

karyawan untuk beradaptasi dengan nilai – nilai yang ada agar tujuan dan

keinginannya untuk tetap di organisasi dapat terwujud. Komitmen afektif

dapat timbul pada diri seorang karyawan dikarenakan adanya:

karakteristik individu, karakteristik struktur organisasi, signifikansi tugas,

berbagai keahlian,umpan balik dari pemimpin, dan keterlibatan dalam

manajemen. Umur dan lama masa kerja di organisasi dangat berhubungan

positif dengan komitmen afektif. Karyawan yang memiliki komitmen

afektif akan cenderung untuk tetap dalam satu organisasi karena mereka

(38)

2. Komitmen Kelanjutan merupakan komitmen yang didasari atas

kekhawatiran seseorang terhadap kehilangan sesuatu yang telah diperoleh

selama ini dalam organisasi, seperti : gaji, fasilitas, dan yang lainnya. Hal

– hal yang menyebabkan adanya komitmen kelanjutan, antara lain adalah

umur, jabatan, dan berbagai fasilitas serta berbagai tunjangan yang

diperoleh. Komitmen ini akan menurun jika terjadi pengurangan terhadap

berbagai fasilitas dan kesejahteraan yang diperoleh karyawan.

3. Komitmen Normatif menunjukkan tanggung jawab moral

karyawan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Penyebab timbulnya

komitmen ini adalah tuntutan sosial yang merupakan hasil pengalaman

seseorang dalam berinteraksi dengan sesama atau munculnya kepatuhan

yang permanen terhadap seorang panutan atau pemilik organisasi

dikarenakan balas jasa, respek social, budaya atau agama.

2.1.3 Kepuasan Kerja Karyawan

2.1.3.1 Definisi Kepuasan Kerja Karyawan

Locke dalam Kaswan (2012) memberikan definisi komprehensif

dari kepuasan kerja yang meliputi reaksi atau sikap kognitif, afektif, dan

evaluative dan menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah “ keadaan emosi

yang senang atau emosi positif yang berasal dari penelitian pekerjaan atau

(39)

karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal

yang dinilai penting (Luthans ,2006).”

Selain itu Noe dkk dalam Kaswan (2012) mendefinisikan

kepuasan kerja sebagai “ perasaan senang yang dihasilkan dari persepsi

bahwa pekerjaannya memenuhi atau memungkinkan pemenuhan nilai –

nilai penting pekerjaannya”. Definisi ini merefleksikan tiga aspek penting

pekerjaan. Pertama, kepuasan merupakan fungsi nilai, yang didefinisikan

sebagai “apa yang diinginkan seseorang untuk diperoleh baik secara sadar

atau tidak sadar.” Kedua, definisi ini menekankan bahwa karyawan yang

berbeda memiliki pandangan yang berbeda tentang nilai mana yang

penting, dan ini amat oenting dalam menentukkan sifat dan derajat

kepuasan kerja. Seorang mungkin menilai gaji diatas segalanya; yang lain

menilai wilayah tertentu. Ketiga dalam persepsi. Persepsi individu

mungkin tidak sepenuhnya merupakan refleksi sepenuhnya dari realita,

dan orang yang berbeda mungin memandang situasi yang sama dengan

cara yang berbeda.

Menurut Robbins dalam Sedarmayanti (2011: 264 ) definisi atau

pengertian kepuasan kerja adalah Sikap umum terhadap pekerjaan

seorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang

diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka

(40)

Menurut Satria dari World Wide Web (2008) definisi atau

pengertian kepuasan kerja adalah sikap yang dimiliki pekerja tentang

pekerjaan mereka. Hal tersebut merupakan hasil persepsi mereka tentang

pekerjaan.

Sehingga dapat disimpulkan pengertian kepuasan kerja adalah

sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku

terhadap pekerjaannya dengan persepsi apakah keinginan dan

kebutuhannya telah terpenuhi atau belum.

2.1.3.2 Teori tentang Kepuasan Kerja

Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang

membuat sebagian orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada

beberapa lainnya. Ada beberapa teori tentang kepuasan kerja yaitu :

1. Two Factor Theory

Wibowo dalam Kaswan (2012) menyatakan kepuasan dan

ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda

yaitu motivators dan hygiene factors.

Pada teori ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar

pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan

(41)

Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau

maintainance factors.

Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan

pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat

pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan

untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan

dengan tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators.

Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg dalam

Kaswan (2012) menyatakan bahwa karakteristik kerja dapat

dikelompokan menjadi dua kategori :

a. Penyebab ketidakpuasan (dissatisfaction) yang disebut

extrinsic factor / factor hygiene atau faktor pemeliharaan.

Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka dapat

menyebabkan ketidakpuasan kerja, tetapi jika terpenuhi belum

tentu menjamin kepuasan kerja. Adapun yang termasuk faktor

– faktor hygiene adalah gaji, kebijakan pengawasan, hubungan

antara atasan dengan bawahan, kondisi kerja, keamanan kerja

dan status pekerjaan.

b. Kategori kedua adalah penyebab kepuasan ( satisfaction) yang

(42)

termasuk faktor – faktor ini adalah prestasi, pengakuan,

tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, dan pengendalian diri.

2. Value Theory

Menurut Locke (1969,1976) teori kepuasan kerja terjadi pada

tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan.

Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan

sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan

antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang.

Semakin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.

2.1.3.3 Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Luthans dalam Kaswan (2012) menyatakan bahwa

indikator kepuasan kerja didasarkan pada lima (5) karakteristik,dengan

deskripsi sebagai berikut :

1. The work (Pekerjaan itu sendiri) – tanggung jawab,

kepentingan dan pertumbuhan

Tiap karyawan dimungkinkan mempunyai pendapat yang

subyektif atas tingkat tanggung jawab,kepentingan, dan

pertumbuhan dari pekerjaan yang dimiliki. Sangat

dimungkinkan karyawan akan merasakan suatu kepuasan jika

(43)

jawab, kepentingan, dan pekerjaan tersebut juga mempunyai

prospek pertumbuhan sebagai media pembelajaran.

2. Quality of supervision (Kualitas Supervisi) – bantuan teknis

dan motivasi social

Kualitas supervisi merupakan bentuk penilaian karyawan atas

manfaat dari aktivitas supervise. Secara umum, dipahami

bahwa jika melalui aktivitas supervise karyawan merasa

terbantu untuk urusan teknis, dan merasa termotivasi, maka

tingkat kepuasan karyawan akan terjaga.

3. Relationships with co-worker (Hubungan dengan rekan) –

harmoni social dan dihargai

Keberadaan karyawan dalam lingkungan kerja tidak terlepas

dari lingkungan karyawan yaitu sesama karyawan. Untuk itu,

kepuasan karyawan juga terpicu oleh respon lingkungan. Jika

karyawan merasa dihargai dalam lingkungan kerjanya,maka

sangat dimungkinkan kepuasan kerja akan meningkat.

Pengukuran atas variable ini sangat tergantung pada penilaian

karyawan atas respon lingkungan kerjanya.

4. Promotion opportunities (Peluang Promosi) – kesempatan

untuk berkembang

Ingin mencapai karir yang lebih tinggi merupakan salah satu

(44)

promosi juga menjadi perhatian untuk memicu kepuasan kerja

karyawan. Karyawan akan merasa puas jika dalam pekerjaan,

kesempatan promosi terbuka dengan luas. Namun pengukuran

atas variable ini juga tergantung pada penilaian karyawan atas

kesempatan promosi yang diberikan ditempat kerjanya

dibandingkan dengan tuntutan maupun keinginan karyawan.

5. Pay (Imbalan)

Imbalan atas pekerjaan pada dasarnya merupakan suatu bentuk

ganti rugi atas kontribusi yang telah diberikan karyawan pada

perusahaan. Penilaian kepuasan atas gaji ini sangat subyektif

karena tiap karyawan mempunyai tuntutan gaji yang berbeda

sesuai dengan beban hidupnya. Untuk itu,maka pengukuran

terhadap variable gaji dikembalikan pada penilaian karyawan.

2.1.3.4 Analisis Kepuasan Kerja Karyawan dikaitkan dengan

variabel lain

Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat

bersifat positif atau negatif. Kekuatan hubungan mempunyai rentang dari

lemah sampai kuat. Hubungan yang kuat menunjukkan bahwa manajer

dapat mempengaruhi dengan signifikan variabel lainnya dengan

meningkatkan kepuasan kerja ( Kreitner dan Kinicki dalam Kaswan ,

(45)

Korelasi antara kepuasan kerja dengan berbagai variabel diatas,

dapat diringkas sebagai berikut :

Tabel 2.1

Variabel – variabel yang Berhubungan dengan Kepuasan

Variable – variable yang

Berhubungan dengan Kepuasan

Arah Hubungan

Kuatnya

Hubungan

Motivasi Positif Sedang

Pelibatan pekerjaan (oleh pemimpin) Positif Sedang

Komitmen Organisasi Positif Sedang

Kemangkiran Negatif Kuat

Keterlambatan Negatif Lemah

Pergantian Karyawan Negatif Sedang

Penyakit jantung Negatif Sedang

Perasaan Stres Negatif Kuat

Kinerja Positif Lemah

(46)

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Table 2.2

Penelitian – penelitian Terdahulu

No Nama Penulis Tahun Judul Perbedaan Persamaan

(47)
(48)
(49)

Gharakhani sedangkan penelitian

Kepuasan kerja karyawan merupakan hal yang penting bagi

karyawan. Jika karyawan merasa puas baik tentang pekerjaannya maupun

imbalannya dapat dipastikan bahwa produktivitas yang dihasilkan juga

maksimal dan hasil yang diberikan juga sesuai harapan perusahaan atau

bahkan lebih. Tetapi jika karyawan belum merasakan kepuasan kerja yang

diinginkan maka produktivitasnya juga menurun.

Kepuasan kerja yang terpenuhi diharapkan dapat memacu

semangat kerja dan disiplin kerja yang tinggi. Peranan pemimpin

dibutuhkan juga untuk mewujudkan lingkungan yang mendukung hal

tersebut. Hubungan antara atasan dan bawahan mempengaruhi keadaan

emosional dari karyawan. Dengan dukungan yang didapatkan secara

penuh dari atasan memungkinkan karyawan juga bekerja dengan penuh

tanggung jawab. Karyawan akan merasakan hubungan yang harmonis

dengan atasan jika atasan memberikan pengaruh atau gaya kepemimpinan

(50)

menentukan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi yang

diinginkan bawahan. Gaya kepemimpinan juga bermacam – macam

jenisnya seperti gaya kepemimpina transformasional yang lebih condong

terhadap pengaruh karismatik yang mendukung secara penuh setiap

pekerjaan bawahan sehingga bawahan akan merasa bahwa pemimpin

merupakan panutan yang paling baik dalam pekerjaannya. Dari gaya ini

diharapkan dapat menimbulkan kepercayaan dan rasa tanggung jawab

bawahan terhadap hasil pekerjaan yang diinginkan oleh atasan. Selain itu

juga terdapat gaya kepemimpinan transaksional yang mencerminkan

transaksi antara atasan dan bawahan. Secara garis besar gaya

kepemimpinan ini menunjukkan bahwa atasan akan memberikan imbalan

yang sesuai dengan hasil pekerjaan yang dihasilkan bawahan dan jika

hasil pekerjaannya tidak sesuai dengan harapan atasan maka akan

diberlakukan hukuman yang sesuai. Gaya ini lebih kepada umpan balik

yang diberikan atasan akan sesuai dengan usaha yang dilakukan bawahan

dan dengan adanya hukuman yang diberlakukan bawahan akan lebih

disiplin dan bertanggung jawab.

Selain itu kepuasan kerja yang tinggi juga diharapkan akan

meimbulkan loyalitas yang tinggi pada perusahaan. Loyalitas berkaitan

erat dengan komitmen organisasi. Dengan komitmen organisasi yang

tinggi diharapkan karyawan akan bertahan untuk bekerja pada perusahaan

(51)

dilihat dari masa kerja pegawai. Komitmen organisasi juga menimbulkan

rasa nyaman dan betah untuk bekerja di suatu perusahaan sehingga timbul

pemikiran bahwa jika pegawai keluar dari perusahaan tersebut pegawai

belum tentu menerima imbalan yang lebih baik. Jika pegawai bekerja di

suatu perusahaan dalam waktu lama, perusahaan akan meminimalisir

biaya turnover karyawan.

RSUD Cibabat Cimahi merupakan perusahaan jasa yang dituntut

untuk memberikan pelayanan terbaik di kota Cimahi. Sebagai rumah sakit

yang ditunjuk untuk melayani jamkesmas,askeskin dan berbagai asuransi

kesehatan untuk semua kalangan masyarakat, RSUD Cibabat Cimahi

dipastikan akan memiliki kegiatan pekerjaan yang jauh lebih banyak dan

lebih rumit dibandingkan rumah sakit lain di Kota Cimahi.Hal ini juga

pasti mempengaruhi produktivitas perawat yang ada. Dengan tuntutan

pekerjaan yang lebih tinggi perawat diharapkan dapat memberikan

pelayanan terbaik untuk semua pasien.

Kepuasan kerja perawat RSUD Cibabat Cimahi dirasakan masih

kurang, hal ini terlihat dari survey yang telah dilakukan bahwa hanya

48.6% perawat yang merasa kepuasan kerjanya sudah memadai.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa kinerja yang tinggi sangat

dibutuhkan agar pelayanan dapat diberikan semaksimal mungkin. Dengan

banyaknya prestasi yang telah didapat RSUD Cibabat Cimahi tentu saja

(52)

dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan RSUD Cibabat Cimahi dan

hal tersebut dapat diwujudkan apabila kepuasan kerja perawat juga

terpenuhi.

2.2.1 Keterkaitan antara Gaya Kepemimpinan dengan Komitmen

Organisasi

Gary Yukl (1994) dalam Sovyia Desianty (2005 : 70)

mengungkapkan bahwa pemimpin yang efektif mempengaruhi para

pengikutnya untuk mempunyai optimisme yang lebih besar, rasa percaya

diri, serta komitmen kepada tujuan dan misi organisasi. Dengan demikian

cara-cara perilaku pemimpin dalam mengarahkan pengikutnya akan

berpengaruh terhadap komitmen organisasi karyawan.

Pegawai yang memiliki komitmen terhadap organisasi biasanya

memiliki catatan kehadiran yang baik, menunjukkan kesetiaan secara

sukarela terhadap kebijakan perusahaan, dan memiliki tingkat pergantian

yang rendah.(Kaswan , 2012 :293)

2.2.2 Keterkaitan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kepuasan

Kerja Karyawan

Menurut Hasibuan (2007)dalam Dwi Indah Mustikorini (2006

:157) kepuasan kerja karyawan dipengaruhi factor – factor sebagai berikut

(53)

1. Balas jasa yang adil dan layak

2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian

3. Berat ringannya pekerjaan

4. Suasana dan lingkungan pekerjaan

5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya

7. Sifat pekerjaan monoton/tidak

Selain itu House dalam Gary Yukl (2005: 256) menyebutkan

“fungsi motivasional dari pemimpin terdiri dari pembayaran pribadi yang

makin meningkat bagi para bawahan atas pencapaian sasaran kerja dan

membuat jalur untuk pembayaran ini menjadi lebih mudah dijalani

dengan menjernihkannya, dengan mengurangi hambatan jalan dan lubang,

dan sambil berjalan juga meningkatkan kesempatan untuk kepuasan

pribadi.” Pemimpin juga mempengaruhi kepuasan bawahan, khususnya

kepuasan terhadap pemimpin.

Pendapat diatas diperkuat dengan House dan Dessler dalam Gary

Yukl (2005: 256) yang menyebutkan bahwa , “ perilaku pemimpin akan

dipandang dapat diterima oleh bawahan hingga batas dimana para

bawahan melihat perilaku demikian sebagai sumber kepuasan segera atau

sebagai instrument untuk kepuasan mendatang.” Pengaruh dari tindakan

(54)

seperti pengaruh pada kinerja bawahan. Bergantung pada situasinya,

perilaku pemimpin dapat mempengaruhi kepuasan dan kinerja dengan

cara yang sama, atau berbeda keduanya, atau salah satu.

Siagian dalam Qurratul Aini dkk (2004 : 227) mengemukakan

bahwa pegawai bawahan akan bersedia bekerja keras jika pemimpinnya

menerapkan gaya yang direktif yaitu gaya kepemimpinan yang

dilaksanakan oleh pimpinan kepada bawahan dengan banyak memberikan

pengarahan dan petunjuk, tetapi sedikit dukungan. Di samping itu,

biasanya menggunakan komunikasi satu arah.Inisiatif pemecahan masalah

dan keputusan hanya dilakukan oleh pemimpin dan pelaksanaannya

diawasi secara ketat oleh pemimpin.

2.2.3 Keterkaitan antara Komitmen Organisasi dengan Kepuasan

Kerja Karyawan.

Arnold dan Feldman serta Stumpf dan Hartman dalam R. Yudhi

Satria R.A (2005: 123) mengindikasikan bahwa kepuasan kerja

dipengaruhi secara positif oleh komitmen organisasi (dalam Riggio,

1990).

Menurut Kreitner dan Kinicki (2001) dalam Kaswan (2012: 289),

hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif

(55)

organisasi arah hubungannya positif dengan kuatnya hubungan

dikategorikan pada kategori sedang.

Hal tersebut diperkuat dengan teori Mathieu (1991) dalam R.

Yudhi Satria R.A (2005: 123), peningkatan komitmen organisasi dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan kepuasan kerja dan

sebaliknya.Namun menurut Mathieu perlu dilakukan penelitian lebih

dalam lagi untuk memperjelas hal-hal yang mendasari hubungan kedua

variabel tersebut.

2.2.4 Keterkaitan antara gaya kepemimpinan dan komitmen

organisasi dengan kepuasan kerja karyawan

Teori yang dikemukakan Soejadi (1996) dalam Qurratul Aini, Sito

Meiyanto, dan Andreasta Meliala (2004), mengemukakan bahwa ada

beberapa factor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan yang paling

penting adalah komitmen, gaji, promosi, rekan sekerja, atasan (gaya

kepemimpinan) dan pekerjaan itu sendiri.

Penerapan gaya kepemimpinan yang tepat akan dapat

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Begitu pula apabila terjadi

peningkatan komitmen kerja karyawan akan dapat menyebabkan

(56)

ada korelasi positif antara persepsi gaya kepemimpinan dan komitmen

organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Hubungan antara variabel – variabel tersebut ditunjukkan pada

gambar berikut ini:

(Gary Yukl, 1994)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasi dan dampaknya terhadap Kepuasan Kerja

(57)

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiono dalam Umi Narimawati dkk (2010) hipotesis

penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan harus

didasarkan pada teori yang relavan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan pada kerangka pemikiran diatas mengenai teori-teori

yang ada tentang variabel X (Gaya Kepemimpinan), variable Y

(Komitmen Organisasi) dan variabel Z (Kepuasan Kerja Karyawan),

maka penulis berasumsi mengambil keputusan sementara ( hipotesis)

secara deskriptif sebagai berikut:

1. Diduga Gaya kepemimpinan pada RSUD Cibabat Cimahi cukup

baik

2. Diduga Komitmen Organisasi pada RSUD Cibabat Cimahi sudah

tinggi.

3. Diduga Kepuasan Kerja Perawat pada RSUD Cibabat Cimahi

belum dapat dikatakan puas.

Sedangkan pengambilan keputusan sementara (hipotesis) secara

verifikatif sebagai berikut:

4. Diduga gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dengan

(58)

5. Diduga gaya kepemimpinan berpengaruh positif dengan kepuasan

kerja perawat pada RSUD Cibabat Cimahi

6. Diduga komitmen organisasi berpengaruh secara positif kepuasan

kerja perawat pada RSUD Cibabat Cimahi

7. Diduga gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi

berpengaruh secara positif terhadap kepuasan kerja perawat pada

RSUD Cibabat Cimahi baik secara langsung maupun tidak

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Rumah Sakit Umum Cibabat adalah Rumah Sakit milik Pemerintah

Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2001 yang sebelumnya di

bawah naungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini berdiri

diarea seluas 20.290 m2. Dengan area sebesar itu RSUD Cibabat Cimahi telah

memiliki Gedung Gakin, Kompleks Masjid dan 4 Gedung yang terintegrasi

sesuai kebutuhan pasien yaitu Gedung IGD (Instalasi Gawat Darurat),

gedung B dan Gedung C sebagai pusat pelayanan medik , Gedung D sebagai

Kantor admnistrasi, kepegawaian dan lain- lain. Bahkan saat ini juga sedang

dilakukan pengembangan Gedung C dan IGD yang akan diperluas untuk

(60)

Gambar 4.1

Denah RSUD Cibabat Cimahi

RSUD Cibabat Cimahi melayani masyarakat dalam bidang kesehatan

baik pelayanan secara umum maupun pelayanan yang bersifat spesialistik.

Pelayanan RSUD Cibabat kepada masyarakat yaitu pelayanan rawat jalan

untuk poliklinik, pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Pelayanan Rawat

Inap, Pelayanan Tindakan Operatif (Di Kamar Operasi), Pelayanan

Persalinan dan Pelayanan bagi Keluarga Miskin (GAKIN).

Cakupan pasien RSUD Cibabat Cimahi pada tahun 2010 baik untuk

Rawat Inap dan Rawat Jalan berjumlah 91.443 orang karena cakupannya

tidak hanya wilayah Kota Cimahi saja melainkan termasuk Kabupaten

(61)

Pada bahasan ini penulis akan membahas sejarah RSUD Cibabat

Cimahi, Struktur Organisasi pada RSUD Cibabat Cimahi, Uraian Pekerjaan

(Job Description) Perawat RSUD Cibabat Cimahi, serta aspek kegiatan

perusahaan.

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi ini

bermula sekitar tahun1943 yang saat itu masih bertempat di kediaman Mr.

Rydee dimana pada saat masa itu masih dalam pendudukan kolonial Jepang.

Pada masa ini RSUD Cibabat Cimahi bernama Klinik Kesehatan Masyarakat

dan Tahanan Perang Belanda. Lalu pada kemerdekaan Republik Indonesia

tahun 1945 berganti nama menjadi Klinik Kesehatan Plus Markas Badan

Keamanan Rakyat (BKR) dan berubah nama menjadi Klinik Kesehatan Plus

Markas BKR dan Markas Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 1947.

Lalu menjadi Rumah Sakit Pembantu Cibabat dibawah koordinasi Kantor

Kesehatan Kab. Bandung pada tahun 1949. Lalu pada tahun 1978 menjadi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas D dibawah koordinasi Dinas Kesehatan

Kab. Bandung. RSU Kelas D – Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas

Kesehatan Kab. Bandung pada tahun 1985. Kemudian untuk RSU

(62)

di tahun 1987. RSUD Kelas C – Unit Swadana Daerah (USD) Kab. Bandung

tahun 1996. Pada tahun 2001 menjadi RSUD Kota Cimahi Kelas B Non

Pendidikan, dan semenjak tahun 2009 sampai sekarang menjadi Badan

Pelayanan Umum Daerah (BLUD).

Visi, Misi dan Tujuan R.S.U.D. Cibabat

Visi dari R.S.U.D. Cibabat adalah “Mewujudkan Pelayanan

Kesehatan Prima Tahun 2012.” Dengan Motto “Mitra Anda Menuju Sehat”

Sementara misinya adalah “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Untuk Kepuasan Pelanggan.” dengan falsafah antara lain;

Kualitas Pelayanan Kesehatan Tujuan Utama

Kepuasan Pelanggan Paling Utama

Pegawai Modal Utama

Kerjasama Kunci Utama.

Adapun tujuan dari R.S.U.D. Cibabat diantaranya :

1. Meningkatkan mutu, efisiensi dan akuntabilitas pelayanan kesehatan.

2. Mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna sesuai kebutuhan

masyarakat.

(63)

4. Mewujudkan kemandirian rumah sakit.

Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 9 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota

Cimahi.

2. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 Lembaga Teknis Daerah dan

Kantor Pelayanan Perijinan terpadu Kota Cimahi.

3. Peraturan Daerah Kota Cimahi No. 6 Tahun 2008 Tentang Penetapan

Tarip Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi.

4. Peraturan Walikota Cimahi Nomor. 20 Tahun 2008 tentang Penetapan

Tarip Pelayanan Kesehatan Kelas II, II dan VIP, Tindakan Medik dan

Pelayanan Non Kesehatan RSU Cibabat Cimahi.

5. Kep Menkes RI Nomor 39/Menkes/SK/2002 tentang Pe-ningkatan

Kelas RSU Cibabat Milik Pemerintah Kabupaten Bandung menjadi

Rumah Sakit Kelas B.

6. Keputusan Walikota Cimahi Nomor : 900/Kep.201-059/2009 Tentang

RSUD Cibabat Cimahi Sebagai Pola Pengelolaan Keuangan Badan

(64)

Makna Lambang Rumah Sakit

Gambar 4.2

Lambang RSUD Cibabat Cimahi

 Bola Dunia dengan lambang Bhakti Husada

Melambangkan kebulatan tekad (komitmen), kebersamaan, kesatuan tujuan

dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang sifatnya universal (mendunia)

yang tidak dibatasi oleh letak geografis, agama, ras, gender, dll.

 Latar Orange dan Garis Kuning Keemasan

Melambangkan kekuatan internal organisasi yang mengandung nilai-nilai

pegawai yang optimisme dan intelek-tualitas yang tinggi sebagai human

(65)

4.1.2 Struktur Organisasi RSUD Cibabat Cimahi

Organisasi menurut Edgar H.Shein dalam Yayat Hayati (2004: 8)

yaitu koordinasi yang direncanakan mengenai kegiatan – kegiatan sejumlah

orang untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian kerja dan fungsi

berdasarkan tingkatan otoritas (kewenangan) dan tanggung jawab.

Didalam organisasi formal, hubungan antara orang – orang dan antara

pekerjaan diatur dan ditampilkan dalam struktur organisasi. Pada dasarnya

struktur organisasi menurut Yayat Hayati (2008) adalah kerangka yang

menunjukkan segenap tugas pekerjaan serta hubungannya satu sama lain dan

batas wewenang serta tanggung jawab setiap anggota organisasi dalam

pencapaian tujuan organisasi. Dalam hal ini seluruh proses kerj aterikat

dengan aturan yang dirumuskan secara resmi dan yang keberlakuannya

bersifat tegas.

RSUD Cibabat Cimahi menyadari akan pentingnya menyusun suatu

tingkatan wewenang dan struktur organisasi, dimana struktur tersebut dapat

meningkatkan kinerja organisasi dan meningkatkan kualitas pelayanan yang

(66)

RSUD Cibabat mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan

kebijakan teknis operasional di bidang pelayanan medis, keuangan dan

program serta melaksankan urusan ketatausahaan.

RSUD Cibabat menyelenggarakan fungsi :

a. Perumuskan kebijakan teknis operasional di bidang Pelayanan

b. Perumuskan kebijakan teknis operasional di bidang Penunjang Medis

c. Perumusan kebijakan teknis operasional bidang Akuntansi, Keuangan,

Umum dan Program;

d. Pelaksanaan urusan Ketatausahaan.

Unsur dalam struktur organisasi RSUD Cibabat Cimahi yaitu sebagai

berikut:

a. Direktur

b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

c. Wakil Direktur Pelayanan

d. Bagian Umum dan Program, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2  Lambang RSUD Cibabat Cimahi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanggal 16 Agustus 2016 Panitia telah melakukan evaluasi dokumen kualifikasi dan pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi administrasi, teknis dan harga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel Motivasi dan variabel Kesejahteraan terhadap Disiplin Kerja Karyawan Penelitian ini dilakukan

data menggunakan uji T berpasangan. Kesimpulan : Ada perbedaan pengetahuan dan prektek pencegahan pada ibu di wilayah endemis dan non endemis DBD. Kata Kunci :

XYZ ini membutuhkan pengolahan data yang baik serta kegiatan penyimpanan atau pengeluaran yang lebih akurat, cepat dan tidak harus membuang waktu yang banyak, maka kegiatan

MALANG - Sebanyak 20 orang volunter dari Amerika Serikat yang tergabung dalam United State Peace Corps memilih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai tempat belajar bahasa

Beberapa peneliti yang mengadopsi konsep TAM dari Davis untuk melakukan analisis persepsi nasabah terhadap penggunaan teknologi informasi sebagai layanan perbankkan

Gambar 4 : Kerangka Pemikiran Dampak Kredit Usaha Kecil Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Peningkatan Pendapatan Pada Usaha Kecil...

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi