616.951
Ind
P
KEMENTEAIAH KESEHATANAEPUBLIK INDONESIA
NFEKSI
M ENULAR
S EKSUAL
Pedoman Praktis
Diagnosis
&
Tatalaksana
•
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
•
Tahun 2015
616.951
Ind
P
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
KATA PENGANTAR
Infeksi menular seksual (IMS) merupa kan sal ah satu penyebab permasa lahan kesehatan, sosial dan konomi d i banyak nega ra. Ham pir 500 j uta kasus baru IMS terjadi set iap tahun d i se luru h d unia. Sebenarnya IMS meru pakan penyakit yan g dapat d icegah da n diobati.
Dala m pengendalian HIV, dapat dUelaskan bahwa IMS me rupaka n pintu masuk untuk infeks i HIV, terutam a sifi li s ya ng suda h me njad i p erm asa lahan g loba l, da pat men ingkatkan risiko tertu lar HIV sampai 300 kali li pat. Maka epidem i HIV khususll ya d i Indones ia san gat berkai an dengan peningkatan kasus sifili s, baik di pop ulasi kunci maupun pada populasi umum.
Ko nsekuensi akibat IMS cukup banyak, mis Inya infer ilitas akibat gonore, angka kela hiran mati meningkat, bayi lah ir cacat akibat sifilis serta infeksi human papillomavirus sebaga i pencetu5 kanker mulut ra him yan g juga menjadi pe nyebab kemati an yang cukup besar saat ini.
Maka peng enda li an IMS sudah seh arusnya menjadi program yang ha rus dil aksana ka n mulai dari fas ilitas kesehata n t in g kat p erta ma hingga fasili ltas kesehatan tr ngkat lanjut. Buku Pan duan Praktis Diag nosi s dan Ta t alaksana IMS ini diharapkan dapat menjad r acuan bag i pe laksana layanan kesehatan dalam melakuka n program pengenda li an I MS.
Pengh arg aa n yang setingg iti ngginya di sampaikan kepada W HO dan Tim penyusun serta semua pihak atas perh at ian, bantua n serta kontribusinya dal am penyusunan da n penyempu rnaan buku ini. Semoga Buku Pand uan Praktis Diag nos is dan Tat al aksan a IMS ini be rma nfaat dalam p ro gra m pen gendali an HIVAIDS, khususnya infeksi men ular seksua l d i Indonesia.
Jakarta, November 2015
DAFTAR 151
Kata Pen gantar . . . .. ... . . ... .
Dafta r lsi . ... .. ... . ... • ... • . .... III
I INFE KSI MEN ULAR SEKS UAL . .. 1
n
ANAM N ESIS PASIEN IMS 3 ill PE ERIKSAAN FISIS PASI EN IM S .. 5IV IMS DENGAN GEJA LA DU H TU BUH GENITA L . . . ... ... . ... . . ... . 11
L Gonore ... . .. . 11
2. Infeksi g en ital no nspesifi k 14 3. Trikom o niasi s ... . 16
4. Kan did iasis Vaginalis ... . . . 18
5. Vagi nosis bakteri ... . ... . ... . 20
V . IM S DENG AN BEN TUK ULKUS ... ... . 23
1. Si filis ... . 23
2. Ulkus m ol e .... . . . ... . . .... . ... .. .. .. . . .. ... . 25
3. Herpes ge nita l . .. . . . • . . . 27
VI . IMS BERB EN TUK TO NJO LA N .. .. . ... . . . . ... . ... . ... 29
1. Kon d ilo m ata aku m inatum 29 2. Bubo (limfogranuloma venereum) 31 VII . IM S DE NGAN KO MPUKASI . 33 Nyeri da n p em beng kakan skrotum . . . 33
Pe nyakit radang pa nggul ... . .. . .. ... . .. ... . . ... . . . 35
vrn
KO NSELING BAGI PASIEN IM S .. ... ... . . 37IX . BAGA N ALUR TATALAKSAN A IM S . . . • . . . 39
DA FTAR PUSTAKA .. . ... . 52
-
...
...
-
-,
I. INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Infeks i menular seksu al (IMS) ialah infeks i yang ditularkan teru tama melalui hubungan seksual, baik den gan pasangan het erose ksua l maupun homoseksual. Cara lain ya ng dapat menula rka n I MS yai tu dari ibu ham il yang menderita IMS kepada bayi dalam kandu ngannya atau melalu i darah ya ng tel ah te rcemar IMS.
An gka keja dian IMS t erus men ingkat, meskipu n berb ag ai upaya dan pro gram penanggu la ngan IMS te lah dilakukan. Banyak faktor ya ng dapat mempengaruhi hal ini, antara lain:
1. Perubahan demografik:
2. Perta mbah an j uml ah penduduk y n9 sema kin cep t
3. Mobilitas masyarakat yang bertambah
4. Kemajuan sosial ekonom i, indust ri da n teknolog i yan g menyebabkan lebih banyak kebebasan sosial dan kebebasan se ks.
5. Perubahan nilai sikap dan perilaku, terutama dalam bida ng agama dan moral
6. Pendidi ka n seks yang kurang tepat da n tera baikan
7. Perasaan aman karena ke mu dah an mendapatkan ob at antibi otika dan alat kon t rasepsi
8. Fasilita s kesehata n yang kurang me madai sehin gga pena nganan IMS ti dak se pe rti yang diharapkan.
9. Banya k kasus IMS yang tidak be rgejala, se hi ngga t idak disa da ri pasi en dan menularkan kepada orang lain.
Organisme pen yebab IMS, dapat dibag i dalam kelompok: 1. Bakt eri: mi salnya penyebab gonore, infeksi non gonore, sifil is
2. Vi rus: misal nya penyebab herpes gen ital, ko nd ilomata aku rn inata, HIV/AIDS, Mol uskum kontagiosu m, hepat itis B
3. Prot ozoa: m isal nya penyebab t ri kom oniasis 4. Jamur: misal nya penyebab kandid iasi s vag inalis 5. Ektoparasit misal nya penyebab kutu ke l min, ska bi s
Gejala IMS dapat dikelompokkan menjadi:
1. Gejala duh tubuh genital (gonore, infeksi nongonore, trikomoniasis, kandidosis genital. dan vaginosis bakterial)
2. Gejala tukak/luka/ulkus (sifilis, ulkus mole, herpes genitalis) 3. Gejala tumbuhan/tumor (kondilomata akuminata, bubo)
Gejala di atas, tidak selalu disebabkan oleh IMS, sehlngga perlu dipikirkan diagnosis banding yang lain, dan diperlukan pemeriksaan penunJang. Beberapa IMS tidak menimbulkan geja la atau keluhan, terutama pada perempuan sehingga kecurigaan akan IMS bila pad a anamnesis ditemukan perilaku seksual risiko tinggi.
Bila IMS tidak ditangani secara tepat dapat menimbu lkan::
Infertilitas atau kemandulan baik pada lakiIaki mau pun perempuan (gonore dan infeksi Chlamydia)
Kanker leher rahim (infeksi human papilloma virus/HPV)
Bayi lahir cacat, prematur, atau lahir mati (sifills dan herpes genitalis Kematlan (sifilis, AIDS).
Berbagai cara hubungan seksual yang dapat menyebabkan IMS, yaltu : Kelamin dengan kelamin (genitogenltal)
Mulut denga n kelamin (orogenital) Anus dengan kelamin (anogenital) Tangan dengan kelamin (mano genital)
...
•
•
,
II. ANAMNESIS PASIEN IMS
Masalah IMS bersi fat sensit if dan menyangkut persoala n p ribadi yang sering menj adi rahasia pasien, yai tu masalah seksualitas. Keterampilan komunikas i dasar menj ad i j auh lebih pe nting di bandin gkan anamnes is biasa. Ko munikasi do kter dengan pasien IMS bertujuan untu k memb uka pe luang agar pasien lebi h mempercayai dokt ern ya sehingga kepatuhan berobat le bih t erj amin. Dengan interaksi yang lebih bai k, diharapkan edu kas i meng enai peri laku seksual yang aman lebi h dapat dipah am i dan dipatuhi. Tatalaksana pasien IMS atau dengan d iduga IMS bergantung pada ku alitas ko nsultasl awa l yaitu saat anamnesis pasien IMS.
Anamnesis pa sien IMS harus dilakukan dalam rua ngan yang d apat menjami n privasi pasi en, yaitu tertutuo dan sebai knya kedap suara. Pada saat anamn sis, dokter harus menanyakan mengenai keluhan utama dan riwayat perjalanan penyakit; leb ih dala m mengenali perilaku seksual beri siko yang mendasari ke luh an dan gej ala yang di alam i pasien. Saat an amnesis ini meru pakan kesem pata n awal membangun relasi saling percaya se hingga pasi n mau lebih t erbuka.
Dokter haru s cukup teram pil unt uk m enanyakan ha l yang sensiti f, dengan ca ra tidak meng ha im i. Keterampilan ini harus disertai rasa nyam an dan tidak can ggung saat memb icarakan masalah seksual kepa da pasien da d sega la lapisan usia, kelas sosial, jeni s ke lamin, etnis dan ras, se rt a apa pun o ri entas i se ksu al pas ien
Ketera m pilan komu ni kasi saat meng ha dapi pasien IMS :
1. Sambut pasi en deng an sopan saat masuk ruangan 2. Pe rt ahankan ko ntak mata
3. Bahasa tu buh yang pant as
4. Meng wa li pemb icara an dengan pertanyaan terb uka 5. Gal i lebih la njut kelu han uta ma
6. Lanj utkan d en gan pertanyaa n t ertutu p 7. Perhatikan tandat anda kegelisah an pasien
8. Kenali isyarat nonverb al pasie n
Anamnesis pasien dengan dugaan IMS harus mencakup' 1. Keluhan dan geJala yang dirasakan.
2. Pengobatan yang telah dibenkan. baik topikal ataupun sistemik. Tanyakan tentang penggunaan antibiotika, serta riwayat alergi obat. 3. Riwayat seksual pentlng untuk menentukan "risiko" pasien:
a) Adakah koitus suspektus; apakah bergantiganti dengan banyak pasangan
b) Adakah kontak seksual setelah mengalami gejala infeksi
4, Cara hubungan seksual. gemtogenital. orogenital atau anogenltal
langkah pengambilan
spesimen,
dalam keadaan spekulum terpasang:1. Sediaan apus
serviks:
Bersihkan serviks dari cairan vagina yang menutupinya, dengan kasa steril
Masukkan lid' kapas steril atau sengkelit steril sekali pakai ke dalam endoserviks
Apuskan ke atas kaca objek yang telah diberi diberi tanda S atau C
Lakukan pengambilan ufang dengan sengkelit lain untuk
pemeriksaan biakan ThayerMartin atau PCR (dengan swab
khusus) bila tersedla.
2. Sediaan apus
vagina:
Apuskan lid, kapas steril atau sengkelit steril sekali pakai ke dinding vagina
Apuskan ke atas kaca objek yan elah diberi tanda V 3. Sediaan dari forniks posterior untuk sediaan basah
Ambil cairan vagina yang tergenang di daerah forniks posterior menggunakan sengkelit steril sekali pakai
Oleskan!campurkan dengan 12 tetes larutan NaCI fisiologis yang telah disiapkan di atas kaca objek. Tutup dengan kaca tutup 4. Pemeriksaan pH vagina
Tempelkan kertas pH pada dinding vagina, lihat perubahan warna yang terjadl. Sesuaikan warna tersebut dengan warna yang ada pada penuntun pH.
S. Keluarkan spekulum secara hatihati.
6. Cairan vagina yang menempel pada spekulum ditetesi dengan larutan KOH 10%, kemudian cium bau yang dihasilkan dan campuran
tersebut
(tes
amin atau tes whiff).7. Ambil cairan dari uretra dengan sengkelit steril sekali pakal, kemudian apuskan d, atas kaca objek yang bertanda U.
8. Semua spesimen dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pewarnaan Gram, sedangkan sediaan basah langsung dibaca di bawah mikroskop
III. PEMERIKSAAN FISIS PASIEN IMS
Pemeriksaa n fi sis pasi en IMS m fipu ti:
1. Pe meriksaan f isis mum 2. Pemeriksaan genitalia ekstern a
3. Pasien perempuan, dapat di lanjutkan denga n pemeriksaan inspeku lo dan b imanual
4. Pemeriksaan anoskop i da pat di laku kan atas ind ikasi
Pada saat melaku kan pemeriksaan fisis umu m
Perhatikan kea daan umu m tampak sakit / tidak, lema h, obes itas / gem uk / kurus.
Perik sa kuli t seluruh tubuh, terut ama telapak tangan, telapak kaki . Periksa kelenjar getah be ni ng su perfisial, adaka h pembesaran dan
rasa nyeri
Pem eriksaan ge nitalia ekstema dilaku kan dalam ruangan tertutup yang menjamin privasi pasi en, denga n sumber cahaya yang ba ik . Pasi en harus dijela skan terlebih dulu tentan g pemeriksaan yang akan dilakukan; pasi en haru s membu ka pakaian dalam untu k memuda hkan pemeriksaan. Pe meriksa harus selalu mengguna kan sarung t angan .
Pemeriksaan fisis pasien laki-Iaki
Pasien dal am posisi be rdi ri ata u berbaring . Pemeriksaa n meliputi inspeksi dan palpasi. Da erah kela min dan sekitarnya harus terb uka, sehingga memudahkan pemeriks aan.
Inspeksi genital eksterna: laporkan adakah ulkus/erosi atau lesi la in (vesike l, tonjo lan/ kutil)
Periksa dan raba sel uruh kelenjar getah bening supefisial,
perhatikan ko nsistensi, ukuran, nyeri/ t idak, tanda radang pada ku lit di atas/sekit ar.
Inspeksi skrotum, laporkan adakah as imetri, kemerahan, kemu dia n raba t est is dan epididimis ; laporkan ada kah pembengkakan, atau rasa nyeri
Inspeksi penis, dari dasar/pangkal sampai ujung. Inspeksi daerah subprepusium (pada pasien yang tldak disirkumsisi), perhatikan daerah sulkus koronarius dan kelenjar Tyson : laporkan tanda inflamasi dan membesar/tidak.
- Inspeksi muara uretra, adakah tanda inflamasl Blla tidak tampak duh tubuh uretra, lakukan pengurutan searah (paslen harus menahan miksi minimal 3 jam).
- Inspeksi muara kelenjar parauretra apakah ada tanda radang.
Pemeriksaan fisis pasien perempuan
Pasien berbaring dalam posisi litotomi
Pemeriksaan dlmulai dari daerah inguinal dan sekitarnya, genitalia eksterna dan introitus vagina
Bila duh tubuh banyak, bersihkan dengan kain kasa, penksa labia mayora, dan labia minora. Periksa dan laporkan apakah terdapat ulkus/erosl, kUtll, vesikel, atau lesl lain
Lakukan palpasl pada kelenjar Bartholin, lihat muara duktus, adakah duh tubuh dan pembengkakan.
Bila terdapat sarana spekulum, lakukan pemeriksaan inspekulo,
inspeksi daerah serviks, adakah duh tubuh, tanda inflamasi, ulkus/erosi, mudah berdarah atau ada benjolan Kemudian lihat dinding vagina, adakah duh tubuh, atau lesi lain. Lakukan sekaligus pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium; dari serv ks, fomiks posterior dan dinding vagina.
Pemeriksaan daerah anus untuk pasien laki-Iaki dan perempuan
Posisi pasien tldur miring dengan menekuk lutut atau dengan posisi sujud; membelakangi pemeriksa.
Prosed ur pemeri ksaan anoskopi
1. Se bel um melakukan pemenksaan anoskopi, la kukan in speksi daerah an us dan sekitarn ya, kemud ian lakukan pe meriksaan rektu m dengan jari t angan (digital recta l examina tion ).
2. Bila menggun akan anoskop dengan bag ian obturator yang dapat dilepaskan, pastikan bahwa obturator telah terpasan g d engan benar.
3. Be ri pel umas se panj ang bada n an oskop dengan pelu mas sta ndar'd at au lidokain
4. Masukkan anoskop secara pe rlahan, deng an sedikit tekanan un tuk melawa n tahanan akibat kontraksi otot sfi ngter an us ekst erna. Teru s dorong alat anoskop sampai mencapai anorekt um
Pada pemeriksaa n duh tubuh genital, perhatikan:
• Juml ah • Warna
• Konsistens i • Bau
Pad a pemeriksaan ulkus atau luka di daerah g enital, pe rhatikan:
• Lokasi • Batas / t ep i
• Jumlah • Dinding
• Bentuk • Dasar luka
• Uku ran • Rasa nyeri
Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan lab oratori um
Siapkan sara na yan g digunakan untuk penga mbilan spes imen:
Speku lum steril
Kaca objek yang tela h di beri ta nda asal spesi me n (mi sal nya U=u retra; V=vag ina; S atau C=serviks)
Kaca o bjek yang telah dit tesi larutan NaCI fisiolo g is untuk
pemeriksaan sediaan basah
Kaca tut up
Seng kel it steril sekal i paka i atau kapa s li di ka pas steril
Langkah pengambilan
spesimen,
dalam keadaan spekulum terpasang:1. Sediaan apus
servlks:
Bersihkan serviks dari cairan vagina yang menutuplnya, dengan kasa steril
Masukkan lidi kapas steril atau sengkelit steril sekah pakal ke dalam endoserviks
Apuskan ke atas kaca objek yang telah diberi diben tanda 5 atau C
Lakukan pengambilan ulang dengan sengkelit lain untuk pemeriksaan blakan ThayerMartin atau PCR (dengan swab khusus) bila tersedia.
2. Sediaan apus
vagina'
Apuskan hdi kapas steril atau sengkelit steril sekall pakai ke dinding vagina
Apuskan ke atas kaca objek yan elah diberi tanda V 3. Sediaan dari forntks posterior untuk sediaan basah
Ambit cairan vagina yang tergenang di daerah forniks posterior menggunakan sengkelit steri! sekali pakai
Oleskan/campurkan dengan 12 tetes larutan NaCI fislologis yang telah disiapkan di atas kaca objek. Tutup dengan kaca tutup 4. Pemeriksaan pH vagina
Tempe lkan kertas pH pada dinding vagina, lihat perubahan warna yang teoadi Sesuaikan warna tersebut dengan warna yang ada pada penuntun pH.
S. Keluarkan spekulum secara hatihati.
6. Cairan vag ina yang menempel pada spekulum ditetesi dengan larutan KOH 10%, kemudlan cium bau yang dihasllkan dari campuran tersebut (tes amin atau tes whiff).
7 Ambil cairan dari uretra dengan sengkelit steril sekali pakai, kemudian apuskan di atas kaca objek yang bertanda U
8. Semua spesimen dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pewarnaan Gram, sedangkan sediaan basah langsung dibaca di bawah mikroskop
Pemeriksaan bimanual, dilakukan dengan eara:
1. Pakai sa run g tangan st eril.
2. Masukkan dua jari (t elunjuk dan jari te ngah ) ke dalam vagi na, sam bi l t an gan yang lain meraba dan menekan dindi ng peru t.
3. Catat ukuran, mobil itas dan kons iste nsi uterus; adakah nyeri goyan g se rviks, adaka h nyeri t ekan adneksa.
Langkah pengambilan spesimen pasien laki-Iaki
1. Bila duh tu buh uretra banyak, ostiu m at au m uara uret ra dib ersihkan denga n ka in kasa steril dan kering.
2. Duh t ubuh uretra dia m bil dengan sengkelit yang dim asu kkan ke dal am uretra samp i fo ssa navi ku laris ata u sekitar 1 2 em,
3. Kemud ian oles kan pada kaca obyek bersih, untuk dilakukan pewarna an Gram .
-
-
-
IV.IMS DENGAN GEJALA DUH TUBUH GENITAL
IV. I.
GONOREDefinisi
Gonore mencakup semua infeksi ya ng di sebabkan oleh
Neisseria
gonorrh oeae.
Diagnosis ditegakkan atas dasar
1. Anamnesis
a. Masa tuna s 25 hari (bera rti 2 5 hari sebe lum gejala muncu l t erjad i kontak seksua l t ersangka) pada pria; sedangkan pada wan ita su lit di tentuka n oleh karena pada umum nya ti dak menim bul kan kel uhan atau gej ala
b. Keluhan
- Pada laki-Iaki t erdapat rasa t idak nyaman atau panas disa lu ran kemi h, rasa nyeri saat berkemih (d isu ria), sering berkem ih (pol akisu ria), keluar duh tu bu h berwa rna pu tih atau kuning ke hijauan kent al dari uretra, kad ang kada ng dapat dise rta i da rah, dapat pula timbul rasa nye ri saat ereksi.
- Pada perempuan umumnya berlangsung tanpa kelu han, karena infeksi awa l terj ad i pada serviks. Bila ada keputihan, bi asanya berwarn a putih, kuning ke hij auan, agak kenta l. Bila in feksi mengenai sa lu ra n kemih, tim bu l rasa nye ri sa at berkemih . Bil a inf eksi mengenai ke lenja r Bart oli n dapat ti mbu l abses. Infeksi ya ng t idak dio bati dapat menjalar ke alat dalam ron gga pe lvis da n menimbu lkan rasa pe rut bagi an bawah (tanda salp ingitis atau ad neks it is). Bila berla nj ut, dapat menim bul ka n kompl ik asi pada sa lura n telur atau indung telur (keadaa n ini da pat men imbulkan kehamilan di lu ar kandungan ataupu n ke mandul an).
2. Pemeriksaan kJinis
Pada laki-Iaki: orificium uretra hiperemis, udem, dan ektropion, disertal duh tubuh yang mukopurulen
Pada perempuan. tampak serviks dengan hiperemis, kadang-kadang erosi dan sekret mukopurulen, tampak mengalir dari dalam serviks Kadangkadang disertai rasa nyeri perut bag Ian bawah
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan sediaan apus duh tubuh uretra atau serviks yang diwarnai dengan pewarnaan Gram, ditemukan
• diplokokus negatifGram intraselular
• lekosit polimorionuklear pada sedlaan hapus serviks perempuan > 30/lpb, pada sediaan hapus uretra lakiIaki > 5/lpb
Bila fasihtas memungktnkan, ditakukan biakan pad a media Thayer-Martin atau Modifikasl ThayerThayer-Martin ditanjutkan pemeriksaan resistensi.
Pengobatan
GONORE AKUT TANPA
GONORE DENGAN KOMPUKASI KOMPllKASI
Se Ikslm 400 m per oral dosls Sefikslm 400 mg/hari per oral,
tungga ATAU selam 5 hari ATAU
Seftriakson 250 mg injeksi Seftriakson 250 mg/han njeksi intramuskular, dosis tunggal ATAU intramuskular, setama 3 had ATAU Kanamisin 2 gr InJeksl
mtramuskular, dosis tungg I
Gambar IV.La. Duh tubuh uret ra dengan penyebab N. gonorrhoeae
Gambar 1V.1.b. SeNisitis dengan pe nyebab N. gonorrhoeae
Gambar 1V.1.c. Diplokokus Gram-negatif di d lam dan di lu ar sel leu kosit polimorfonukleat
IV.2. INFEKSI GENITAL NON SPESIFIK
Definisi
Infeksi genital nonspesifik (lGNS) merupakan Infeksi traktus genital dengan penyebab yang tidak spesifik. Paling sering disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis dan Ureaplasma urealyticum
Istilah ini lebih sering dipakai untuk perempuan, sedangkan untuk laki-laki dipakal istilah uretritis nonspesifik (UNS).
Diagnosis ditegakkan atas dasar
1. Anamnesis'
a. Masa Inkubasi biasanya lebih lama dibandingkan dengan gonore, yakni 13 minggu atau lebih
b. Keluhan mirip gonore, tetapi lebih ringan, duh tubuh lebih sediklt dan serosa Keluhan yang paling umum ialah ditemukan bercak di celana dalam pada pagi had.
2. Pemeriksaan klinis:
a. Pada laki-Iaki: orificium uretra hiperemls, udem, disertai duh tubuh yang seromukoid, mukoid, atau mukopurulen
b. Pada perempuan: serviks tampak h peremis, rapuh dan mudah berdarah saat dilakukan in spekulo. Disertai duh tubuh mukopurulen
3. Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan sediaan apus duh tubuh uretra atau serviks yang diwarnai dengan pewarnaan Gram:
• Ttdak ditemukan d' plokokus negatifGram intraselular
• Lekos lt polimorfonuklear pada sediaan hapus serviks perempuan
> 30/lpb, pada sediaan hapus uretra lakiIakl > 5/lpb
Pengoboton
Dosisiklin · 2 x 100 mg per ho ri per oral , se lomo 7 hori ATAU Azitroml In 1 gr per oral dosis tunggol ATAU
Tetro siklin" 4 x 500 mg per hori per ora l, selomo 7 hori ATAU Eritroml In 4 x 500 mg per horl per orol. selomo 7 hori
Gombar
[image:31.445.1.434.10.586.2]15
Gambar IV.2.a. Tampa k du h yan g menga lir dari serviks, m ukopurulen
Gambar IV.2.b. Duh yang kelu ar lebih (a ir dan tidak sebanya k pada gon ore
Gambar IV.2.c. Tidak ditemukan diplokokus Gram -negatif intra-dan ekstraselular. Sell eukoslt PMN
IV.l. TRIKOMONIASIS
Definisi
Trikomoniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit
Trichomonas vaginalis. Infeksi trikomoniasis pada laki-Iaki sangat jarang
ditemukan di Indonesia.
Diagnosis ditegakkan atas dasar
1. Anamnesis
a. Masa inkubasi sukar untuk dipastikan, berkisar antara beberapa hari sampal 4 minggu
b. Sering tanpa gejala, kalau ada biasanya berupa duh tubuh vagina yang banyak dan berbau busuk, warna kunrng hijau, kadang-kadang berbusa. Duh tubuh yang banyak menimbulkan keluhan gatal dan perih pada vulva dan kulit di sekitarnya.
c. Keluhan lam, dapat berupa dispareunia. pendarahan pasca koitus, dan pendarahan diantara haid.
2. Pemeriksaan klinis
a. Pada keadaan akut, tampak labia mayora dan minora hiperemis dan udem sehingga pemasangan spekulum sering sulit dan menimbulkan rasa nyeri
b. Pada daerah forniks posterior, tampak duh tubuh seropurulen. jumlah banyak dan tergenang serta berbusa. Daerah serviks, tampak bintikbintik pendarahan (strawberry cervix) yang menunjukkan inflamasi berat.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pada sediaan basah dengan larutan NaCI fisiologls, dari bahan duh tubuh yang diambil dari forniks posterior, ditemukan Trichomonas vaginalis yang ditandai dengan pergerakannya yang khas
b. pH vagina> 5.0
Pengoboton
Metronidozo l 2 gra m per ora l dosis tunggal ATAU
[image:33.445.6.423.9.574.2] [image:33.445.4.425.82.594.2]Metronidozol 2 500 m hon per orol selama 7 hori ATAU セMMセMMMMMMMMMMセ@ Tinidazol 2 gram per oral dosis tungga l
Gambar
Gambar IV.l.a. Duh tubuh vag ina tampak berbusa
Gambar IV.l.b. Permu kaa n se rviks menunJ ukkan bi ntik-binti k perdarah an sehin gga menyerupai buah strawberry
VA.
KANDIDIASIS VAGINALISDefinisi
Kandidosis vaginalis ialah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh jamur Candida Sp. (paling sering spesies albicans)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
1. Anamnesis
a. Masa inkubasi sukar diketahui, oleh karena penyakit ini mempunyai faktor predisposisi, antara lain kehamilan, OM. pemakaian obat-obatan (golongan imunosupresif, antibiotika, kontrasepsi hormonal)
b. Terdapat rasa gatal disertai keputihan berbau asam
2. Pemeriksaan klinis
a. Perempuan: terdapat duh tubuh berwarna putih susu, bergumpal sepertl kepa!a susu atau susu pecah. Oaerah vulva atau vagina hiperemis disertai meserasi, fisura, dan kadang-kadang tampak gambaran lesi satelit (papulopustular).
b. laki-Iaki: sulkus koronarius dan glans penis, hiperemis, hingga maserasi
3. Pemeriksaan penunjang
a. Oengan pemeriksaan mikroskopik dari duh tubuh vagina atau apusan dan glans penis dengan
dengan pewarnaan Gram. Tampak blastospora dan atau pseudohifa. b. pH vagina < 4,5
sediaan ele
basah men J
KOH amur
10% atau berupa :
Pengobatan
Gambar IV.4.a. Duh tub uh p utih su su
da n ergumpal merupa kan tanda khas k ndidiasis vaginalis.
Gambar IV.4.b. Sediaan apus duh
tubuh vagina me nunj ukka n gambaran pseu dohifa da n blastospora.
Gambar IV.4.c. Pad a sedi aan basafl
den gan iarutan KOH 10% tampal pseudoh ifa dan blastospora.
IV.S.
VAGINOSIS BAKTERIALDefinisi
Vaginosis baktenal ialah gejala klinis berupa keputihan pada wanita akibat pergantlan Lactobacillus spp. yang merupakan flora normal vagina, dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
1. Anamnesis:
a. Masa inkubasi sulit ditentukan, karena penyebabnya bukan organisme tunggal
b. Keluhan keputihan berbau amis, terutama setelah hubungan seksual
2. Pemeriksaan klinis:
duh vagina homogen, berwarna putih keabu-abuan, melekat pada dindmg vagina. Tidak dijumpai peradangan pada vagina dan vulva3. Pemeriksaan penunjang:
a. pH vagina >4,5b. tes amin poslt.f
c. Pada pemeriksaan mikroskopik, sediaan basah atau sediaan yang diwamai dengan pewarnaan Gram ditemukan "clue cells ·
Pengobatan
Catatan:
Gambar
Gambar IV.S.a. Duh tubuh pada vaginos is bakten al umumnya putih abu -a bu dan melekat pada daer·ah labia mayor a.
Gambar IV.S.b. Pemeriksaan sedi aan apu s dengan pewarn aa n Gram dan sedi aan 「。 セ。 ィ@ dengan larutan KO H 10% menunjukka n
gambaran clue cell.
-セ@
w
-
-
セ@セ@
-
w
V.IMS DENGAN BENTUK U LKUS
V.I.SIFILIS
Definisi
Sifilis ialah infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum, dan bers ifat kronis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
l. Anamnesis
a. Masa inku basi berkisar antara 10-90 hari.
b. Ta nyakan tentan g luka dl ke lam in, dan bercak d i bagia n t ubuh lain terutama di tel apak tangan dan kaki, t idak gatal.
2. Pemeriksaan Klinis
a. Stadium I: terdapat ulkus yan g berbentu k bu lat / lonjong, tepi
teratu r, di nd ing t idak berga un g, t idak nyeri tekan (i ndolen), teraba masa kera s (in du rasi), permukaan ulkus bersih . Pembesaran ke lenjar geta h beni 9 setempat tanpa t anda ra dang akut.
b. Stadium
n:
kelainan kulit berupa lesi ma kula, eri tema, pa pul, papulo skuamosa, berukuran milier sam pai lentikuler, terda pat hampir di seluruh t ubuh teruta ma dite lapak tang an dan kaki . Lesi pada daerah perbatasan an tara kulit dan ram but disebut coronaveneris . Di daera h li patan, yang umumnya lembab, dapat
ditemukan ke lainan berupa ko ndilom a lata . Tidak pernah dit emuka n ben tuk ves ikel atau bula. Pembesaran kelenj ar get ah ben ing genera li sata dapat ditemu kan tanp a rasa nyeri atau tanda radan g akut lain, sehingga disebut sebagai limfad enopati .
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan dengan m ikroskop la pa ngan gelap (darkfield) dari spesi men se rum yang diambil dari lesi ku lit. Pemeri ksaa n ini perl u keteram pil an khusu s.
b. Pemeri ksaa n se rolog i antibodi : t es RPR (Rap id Plasma Reagin) / VD RL (Venereal Disease Research Laboratory), TPHA (Treponema
pallidum haemagglutination assay) atau TP-rapid (Treponema
pal/idum rapid test).
Pengobatan
SIFIUS STD 1 & 2 SIFIUS LATEN
Penisilin-G prokain dalam akua Penisilin-G prokain dalam akua 600.000 IU/hari IM selama 10 hari 600.000 IU 1M, 1
x
sehari selama 30earn
Doksisiklin* 2 x 100 mg/hari per Doksisiklin* 2 x 100 mg/hari per oral selama 30 hari ATAU ' - - - -oral selama >30 hari ATAU
E n p r
[image:42.443.13.433.11.585.2]a
Gambar
Gambar V.I. Ulkus sifilis biasanya sohter. dasar berslh, tepi
V.2. ULKUS MOLE (CHANCROID)
Definisi
Ul kus mole ialah infeksi yang disebabkan ol eh Haemophylus ducreyi.
Diagnosis ditegakkan atas dasar 1. Anamnesis
a. Masa in kubasi berkisar an tara 2-10 hari, dengan wa ktu re rata 7 hari.
b. Te rdapat beberapa luka / t ukak yan g sa ngat nyeri
2. Pemeriksaan klinis
a. Ditemuka n ul kus multipel, t epi t id ak teratur, berbatas tegas, dinding bergau ng, permukaan kotor, da n sangat nyeri. Terda pat pseu do ind urasi.
b. Pembesara n kelenjar getah bening regional d isertai t an da rad an g aku t dapat dit emukan
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaa n sedi aan langsun g spesimen dari dasar ulkus/tepi ul kus yang di wa rn ai deng an pewarna Gram, akan tampak ba sil keeil negatif- Gram yang berderet sepe rt i ran tai. Sensitifitas peme riksa an ea ra ini rendah.
Pengobatan
Siprofl oksasin* 2 x 500 mg per oral, dosis tu nggal selama 3 hari ATAU Azitromlsin 1 gram per oral, dosis t unggal ATAU
Erit romisi n 4 x 500 mg per ora l, sel am a 7 hari ATAU Seftiakson 250 m in eksl intramuskular, dosis tu n al
C a tatan : • Ti dak ba leh di berika n kepada wa nita hamil atau m enyusui
Gombar
Gambar V.2.a. Les i ulkus mole berupa ulkus multlpel disertai tanda radang dan sangat nyen.
V.3.
HERPES GENITALISDefinisi
Herpes genita lis ial ah i feksi pad a genital yang di seba bka n oleh Herpes simplex virus (H SV), bersifat kambuhan atau rekurens .
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
1. Anamnesis
a. Masa inku basi berkisar antara 2 - 10 hari, teta pi dapat lebih lama sa mpai 3 minggu
b. Di mulai dengan rasa seperti te rbakar dan gatal, beberapa jam sebelum t imbul nya I si ku lit
c.
Kada ng-kada ng disertai gej al a ko nst it usi, misalnya lemas, dema m, dan nyeri ototd. Timbul vesikel be rkelompok yang mu dah pecah
e. Gejala pada lesi awa l (primer) bi asa nya lebih berat da n lebih lama .
f. Pada lesi berul an g (rekurens), blasanya didahului ol eh fa kto r pencetus, misalnya st ress ps ikis, t rauma, koitus, maka nan pedas, al koh o!, obat-obatan dan beberapa hal ya ng sulit diketa hui
2. Pemeriksaan kli nis
a. Oi daerah genital dite mu kan vesikel/erosi/u lkus yang berketo mpok, dan nyeri
b. Dapat di sertai pe mbesaran kelenj ar geta h bening reg ional
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeri ksaa n Tzan k: den gan pewarn aan Giemsa atau Wright dari bahan apu sa n yang berasal da ri dasar vesikel/ul kus akan tampak sel ra ksasa berinti banyak
b. Untuk fasifitas yang memungkin kan, dapat dilakuka n pemeriksaan serol ogi dan pemeriksaan peR.
Pengobatan, terdapat 2 macam cara pengobatan
a. Terapi episodik: obat diberikan setiap episode tlmbul lesi. baik lesi inisial atau lesi rekurens.
b. Terapi supresi: bila rekurensi terjadi 6 kali atau lebih dalam setahun, diberi obat selama 1 tahun dengan dosis yang lebih rendah dari dosis episodik.
LESI PRIMER LESI REKURENS
Asiklovlr 5
x
200mglhan per
Gejalari
oral selama 7 han ATAU
n
obatanAsiklovir 3 x 400 mg/hari Gejala sedang: dapat diberikan selama 7 hari ATAU asiklovir krim
Valasitdovir 2 Ie 500 mg/han
GejIIla
danlama:
per
oral selarna7
hari
- Aslklovlr 5 x 200 rng/han per oral,selama 5 han
ATAU
- Valaslklovtr 2 SOOmg/han per oral
selarna 5 han
Sila gejala berat: dapat Terapi supresi, diberikan selama 1 diberikan asiklovir 5 mg/kgBB tahun:
intravena, setiap 8 jam selama - asiklovir 2-3 x 200 mg perhari ATAU
[image:46.445.19.430.12.586.2]7 hari - valasiklovir 1 x 500 mg perhari
Gambar
Gambar V.3.a. Herpes
geOitalis lesi primer. dengan gejala yang lebih parah dan lebih lama .
Gambar V.3.b. Herpes
-
I \,.
I \,.
I .;..
VI. IMS BERBENTUK TONJOLAN
VI.I. KONDILOMA AKUMINA TUM
Definisi
Kond il om ata akuminata ial ah infeksi menular seksua l yang d isebabkan oleh
human papilloma virus
(HPV)Diagnosis ditegakkan atas dasar
1. Anamnesis
a. Masa inkubasi berkisar antara 1-8 bulan (rerata 2- 3 bulan)
b. Kebanyakan didapatkan pada lokasi ya ng seri ng t erkena t ra um a saat be rhubungan seksua l, t umbu h bin til- bintil ya ng run cing seperti kutif, dapat membesar sehing ga menyerupa i j en gger ayam.
2.
Pemeriksaan klinis
Tampak vegetasi dengan permukaan yang runcing-runci ng seperti jari verukosa) atau papul dengan perm ukaa n datar, mult ipel, dan tersebar diskret
3.
Pemeriksaan penunjang
a. Pada lesi yang meragukan/subkli nis: dapat di lakukan tes asa m asetat 5% dibubuhkan pada lesi yan g dicurigai selam a 5 menit. Hasi l: lesi akan beru bah warna m njadi putih
(acetowhite
pos itif). b. Bila ada fasilitas, dapat dilanjut kan dengan pemeriksaan kol posko piata u hist opatologi
Pengoboton
Tinktura podofilin· 10-25% ATAU
Loruton osom trtkloro-asetot 80·90%, A,...!T....:.U.:.;:A=---_ _ _ _ _ _ _ _ _ __
Salop osom solisilot 20 -40%, ATAU
lmiquimod 5 % ATAU
Tindakon bedah skalpel/ bedoh beku/bed ah I istrik/bedah laser
C a talan: ' li dok dopa; di be rika n pa da ib u hom il
V1.2. LlMFOGRAN ULOMA V ENEREUM
Definisi
Li mfogran ulo ma venereum (l GV) atau bubo ialah infeksi yang mengenai sistem saluran pembul uh limfe dan kelenjar limfe daerah genital, ya ng disebabkan oleh Chlamydia trachom atis ser var Ll, L2 dan L3.
Saat ini kasus suda h sangatjaran g ditemuka n.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
a. M sa inkubasi antara 3-20 hari
b. Biasanya dimulai dengan bintik kecil at au erosi yang kada ng -kadang ta npa disadari ol eh pasien ya ng disebut sebagai afek primer.
c.
Timbul benjo lan nyeri di li pat paha, disertai tanda rad ang akut d. Dapat disertai geJala ko nst itusi, yaitu demam, menggigil, sakitkepala dan mual
2. Pemeriksaan kli nis
Ditemukan pembesaran ke lenjar getah bening ingui nal medial ya ng menyatu dengan t an da radang akut, nyeri tekan, su kar digerakkan dari dasar akibat perl ekata n. Bi la telah berlangsung lama, terdapat fl uktuasi.
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak diperlukan
Pengobatan
Doksisikl in· 2 x 100 mg/ hori selo mo 14 hari ATAU Tetroslklin· 4 x 500 Ihori selo m 14 hori ATAU Eritromisin 4 x 500 mg/ha ri se lo mo 14 ho ri
Cototon : ·tido k dopot di be ri ko n ke podo wonito homil
-
-
...
,
VII. IMS DENGAN KOMPLIKASI
VII. I ,
NYERI DAN PEMBENGKAKAN SKROTUM DENGAN PENYEBAB IMSPendahuluan
Nyeri dan pem bengkakan skrotum dapat disebabkan oleh keadaa n pato logis o rgan d i dalam skrot m, misalnya testis, epid idimis, dan vas defe rens.
M enurut penye babnya dibagi atas: 1. Penyebab in feksi:
a. Patogen penyebab IMS: N. gonorrh oeae, Ch lamydia trach oma tis
b. Patogen penyebab infeks i bu kan IMS: m isalnya Pseudomonas aeruginosa, fv1ycobacterim tubercu losis, virus penyebab infeks i
parotitis, dan lain-lain
c.
Penyebab infeksi organis me enterik, t erutam a pada laki -I aki yang melakukan hu bungan seksual anogen ital inse rtif2. Penyebab non-i nfe ksi:
Misal nya t rauma, to rsio testis, tum or testis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
a. P m bengkakan dan nyeri skrotu m mumnya unilat eral, akut, dan da pat d isertai gejal a kon st itus i
b. Kadang- kadang t erdapat kelu han du h tu buh uretra atau d isuria
c.
Adanya riw aya t d uh tubuh uretra atau ko ntak se ksual t ersang kaseb el umnya
2. Pemeriksaan klinis
a. Skrotum udem, eritem, ke mera ha n, pada perabaan kosistensi padat dan nyeri te kan.
b. Duh t ubuh uret ra dapat ta mpak pada pasien yang belum miksi sebel um pem eri ksaan, namu n dapat pula be rsifat asi mt om atik
-tanpa duh tubuh . Blla tidak ada duh tubuh uretra, dapat dilakukan masase u retra
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan duh tubuh uretra dengan pewarnaan Gram untuk mengetahw penyebab (gonore atau non-gonore)
b. Bila memungkinkan, dapat dilakukan kultur N.gonorrhoeae, dan pemeriksaan rapid test antigen Chlamydia trochomatis.
Pengobatan
Sesuai dengan kemungkinan penyebab yang paling sering.
PENYEBAB
TERAPI
セMMMMM Gonore dan klamidio MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM MMMMセMM MMMM MMセ@
e nokson
250
mg/hon, tnleksiI romu kulor sloma 3 han
DITAMBAH
Do ••klln
100
mg per oral2
koh sehor! I ma 14 hanGonore, klomidio don organisme enterik
Orgonilme
enterikSefiksim
400
mg/hari per oral selama5
hariATAU
Seftriokson
250
mg/hari, injeksiintromuskular selomo 3 hari DITAMBAH Levofloksosin*
500
mg per oral sekoli sehori seloma 10 horiMMMMセMMMMMMMMMMMMMMMMMMセ@
L oflo OSlO
500
mg per oralelomo 10 han
VII.2. PENYAKIT RADANG PANGGUL DE NGA N PENYEBAB IMS
Definisi
Penyakit rad ang pangg ul (PRP) ada lah infeksi yang di se babkan oleh pe nyebaran asendens mikroorganisme da ri vagina atau se rviks ke endometriu m, t uba falopi, dan/ atau st rukt ur di se kitarnya. Pera danga n o rgan yang da pat dit imbulkan ada lah : endometritis, paramet ri tis, salping itis, oophori tis, peritonit is d i daera h pelvik, abses tuba atau t uba-ovari um
Penyeba b PRP terseri ng ialah Neisseria gonorrhoeae dan/ata u Chlamydia trachomatis. Penyebab lain adala h bakteri te rten tu yang terd apat di vag ina.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
1. Anamnesis
a. Nyeri perut bawah, biasa nya 1 ming gu se belum haid atau pada masa pram enst ruasi, tergantung pada penyebab.
b. M enora gia atau metrorag i
c.
Disuria bila infeksi berhu bungan dengan gono ko kus atauCh lamy dia
d. Du h t ubu h vag ina
e. Dispa reu nia
2. Pemeriksaan klin is
a. Demam
b. Nyeri t ekan pe rut bawah
c.
Dengan pem eri ksaan spekulum tampak du h tu bu h serviks atau vagi na yang mu ko purulend. Pada pem eriksaan bi ma nu al, didapatkan nyeri adneksa dan nyeri goyang serviks
Diagnosis band ing adala h ape nd isit is akut, keha milan ekt opi k, atau kondisi abdomen ak ut lai n yang pe rlu penanganan segera .
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan duh tubuh serviks dengan pewarnaan Gram, dapat dit emukan' leukosit polimorfonuklear "> 30/lpb dan/atau
diptokokus negatif-Gram intra dan ekstraselular
b. Pemeriksaan antigen ChlamydIa cara EUSA (bila memungkinkan)
c.
Pemeriksaan duh tubuh vagina dengan pewarnaan Gram, kadang-kadang dapat ditemukan clue cells.Pengobatan
Pengobatan yang diberikan harus efektif untuk semua kuman penyebab, yaitu untuk N. gonorrhoeae, Chlamydia tra chom a tis, dan vaginosis bakterial
al ATAU Kanamisln 2 gr in 'eksi ゥョエイ。ュオウォオ ⦅ LML イャ。 セ _ _
DrrAMBAH
Doksisiklin * 100 mg 2 kali sehari Rer oral selama 14 hari
ATAU
GMMMMセ@ En romisin 500 m Qer oral 4 kah sehari selama 14 hanDrrAMBAH
セMMMMMMMMMMMセMMMMセ@ MMMMMセMMMMMMMMMMM
Metromdazol 500 r 2 kah sehan selama 14 han
-
-
VIII. KONSELING BAGI PASIEN IMS
Ko nseli ng bagi pas ie IMS merupakan pel uang penting untu k dapat sekaligus mem beri kan edukas i t entan g pen cegahan infeksi HIV pada seseo ran g ya ng berisiko terhadap penyakit tersebut Tuj ua n konseli ng adalah untuk mern ba nt u pas len meng atasi rnasalah yan g di hadapi seh ubung an dengan IM S ya ng diderit anya, sedangkan eduka si bertujuan agar pasie n mau meng uba h perilaku se ksual berisi ko menj adi perilaku seks ual arnan. Ked ua pe ngertian ini perlu dipaha mi de ngan benar.
Pa da umumnya pasi en IM S, membut uhkan penjelasan tent ang penya kit, j enis obat ya ng digunaka n, dan pesan-pesa n lain yang bersifa t umum. Penjel asa n do kte r diharapka n dapat mendo ron g pasien untuk m au menuntaskan pengobatan deng an benar. Da lam memberikan penjelasan, do kt er atau perawa sebaiknya rnen ggu nakan bahasa ya ng mu dah dipahami da dimengerti oleh pasien, dan bila dianggap perlu dapat digu nak n istilah -i stilah setempat.
Beberapa pe an edukasi I MS yang pertu disarnpaikan :
1. M engobati se ndiri cukup berbahaya
2. IM S um umnya ditu larkan melalu i hubung an seksua l.
3. IMS adalah ォッ セヲ 。 ォエッイ@ atau faktor risi ko dal am penularan HIV. 4. IMS harus diobati secara paripurna da n tu nta s.
5. Pasangan seksual perlu di periksa da n diobat i
6. Ko ndom dapat melin dungi diri dari infe ksi IMS da n HIV.
7. Ti dak di ke nai ad anya pencegaha n primer terhadap IM S dengan
obat.
8. Kompli kas i IMS dapat mem ba haya kan pasien.
-'
J
--
-
..
....
-
-
-IX. BAGAN ALUR TATALAKSA A IMS
Pen ata lo ksonoe n IMS tergontung pede kel uho n posien d en fosil itos d iog nosti k yang ada pada tempat peloya na n kesehatan .
Untuk itu perlu d iketo hui beberepo bog an olur yo n g d isesuoikon de ng an kel uhon pasien don fosilitos yang ado
Bogan 1. Du h tu bu h uretra loki -loki deng on pend ekaton sind rom
Bag a n 1 A. D uh tubuh uretra loki-loki deng a n pemeriksaan mi kroskop
Bagan 2. U lkus genital dengo n pendekaton sind ro m
Bag an 2 A. Ul kus genital untuk ten a ga medis
Baga n 3 . Bu bo in g uin a l
Bagan 4 . Pe mbengkaken skrotu m
Bagan 5. Duh tu bu h vagi na den gon pendekato n sin drom
Bagan 5 A. Duh tu buh vag ina den gan pemeriksaan inspekulo
Bogan 5 B. D uh tu b uh vagina de ga n pem erikso a n inspekulo da n mikroskop
Bog an 6 . Nyeri perut bagian bawoh poda w an ito deng an pe ndekatan si ndrom
Bag a n 7. To njolan ( vegetosi ) pado genital
Bagan 8. Pro ktitis o ki bat IMS dengan pe ndekatan si ndro m
---_.
_ Pla_
•
Baglln I.
DUH TUBUH URETRA LAKI· LAKI DENGAN PENDEKATAN SINDROM
---
._01"--'
.-..
..
....-,-
...
-...
_
...
-,
,
--+
--,
-I MNMMセ@
•
-,-
セMᆳ
' - - .
....
""-c.. _ _ _ ...
. . . . _10li0_ _ _ _ _ 10li0 . . . _
-,-
-
K セセ@ C·)
...,
Il10_. _ _
---,----. ---,----.---,----.1
._----
---
NセBセ...
...
Bagan IA.
DUH ruBUH URETRA LAKJ.lAKI DE PEMERIKSAAN MIKROSKOP
Bagan 2.
ULKUS GENITAL DENGAN PENDEKATAN SINDROM
セ Nᆳ
c.._ ... _
• ' & .
.-l
r
•
.,-
...
_
...
-...""
....
_lU· .. _ ...
t
,...._-
r
セ@!
セ@.1.
...._..,IQ!j
,_
_.-...
..,
,
...
..,.-,
-...:oc_)
"'_1_ ... _ ... 1
..._,_._.0:
, " " ' ;
...._.-
• _ _ _ _ bo'wBagan 2 A.
ULKUS GENITAL OLEH TENAGA HEDIS
•
•
Bagan 1.BUBO INGUINAL
. -,.
_.-
....
_.
,....
セ@
....
Mセ
1>_
Nセ ....
...q11l2)...-.-.,..---..
...
-
...
_-
...
_
.
.
.,..._
...
--1
..-..
-
...
--_.
MNNNMMセM
...
...
-
_
...
---
..
.-Bagan 4.
PEMBENGKAKAANSKROTUM
Bapn 5.
DUH TUBUH VAGINA DENGAN PENDEKATAN SINDROM
_.-
_ _ M-r.
"._
MM
--
Mセ
I•
-
..
..
'
I
_-1_
...
..._-.-,
,.)
---.-.--
... _.1
.--...-
.-
...
_-.----
...
セ@...
Bagan SA
DUH TUBUH VAGINA DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKULO
Bagan 58.
DUH TU8UH VAGINA DENGAN INSPEKULO DAN MIKROSKOP
•
Bagan 6.
NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
yo. )
bセ ァ。 ョ@ 7.
TONJOLAN 01 DAERAH GENITAL
•
Bapn8
PROKTT11S DENGAN PENYEBAB IMS DENGAN PENDEKATAN SlNDROM
-YlDM--+
-T'IDAII
YA
DAFTAR PUSTAKA
Jeffrey DK, Klausner, Edward W, et 01. Current Diagnosis & Treatment of Sexually Transmitted Diseases .. The Me Grow Hill Companies,. 2007
2 King K Holmes, et 01. Sexual ly Transmitted Diseases. The Me Grow Hill Companies. 4th Edition 2008
3. Sjaiful FD, Wresti I, Farida Z Infeksi Menular Seksuo l. Baiai Penerbit Fakultos Kedakteran Universitas Indonesia. Edisi keempat 2014
4. Pedoman Nasionol Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011. Kementenan Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit don Penyehoton lingkungan, 2011 .
5. CDC-USA. Sexual ly Transmitted Diseases Treatment GUidelines 2015. MWWR,2015
i@ セ@
1