PERBANDINGAN PEMERIKSAAN URIN SECARA PEWARNAAN GRAM DAN KULTUR URIN
DALAM MENEGAKKAN DIAGNOSIS INFEKSI SALURAN KEMIH
PADA ANAK
TESIS
AMALIA UTAMI PUTRI 077103007/ IKA
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERBANDINGAN PEMERIKSAAN URIN SECARA PEWARNAAN GRAM DAN KULTUR URIN
DALAM MENEGAKKAN DIAGNOSIS INFEKSI SALURAN KEMIH
PADA ANAK
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik(Anak) dalam Program Magister Kedokteran Klinik
Konsentrasi Kesehatan Anak-Spesialis pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
AMALIA UTAMI PUTRI 077103007
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK
Judul Tesis : Perbandingan pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram dan kultur urin dalam menegakkan diagnosis Infeksi saluran kemih pada anak
Nama : Amalia Utami Putri
Nomor Induk Mahasiswa : 077103007
Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Ketua
Prof. Dr. H. Rusdidjas, Sp.A(K)
Anggota
Prof. Dr. Hj. Rafita Ramayati, Sp.A(K)
Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS
Tanggal lulus: 1 Juli 2011
Telah diuji pada tanggal: 1 Juli 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. H. Rusdidjas, Sp.A(K) ... Anggota : 1. Prof. Dr. Hj. Rafita Ramayati, Sp.A(K) ...
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Kesehatan Anak di FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan.
Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Pembimbing utama Prof. Dr. H. Rusdidjas, Sp.A(K) dan Prof. Dr. H. Rafita Ramayati, Sp.A(K), yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.
2. Dr. Oke Rina Ramayani, Sp.A dan Dr. Rosmayanti Siregar, Sp.A yang telah sangat banyak membimbing serta membantu saya dalam menyelesaikan penelitian serta tesis ini.
sekretaris program yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode 2011-2014, Dr. H. Ridwan M Daulay, Sp.A(K dan Prof. Dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan sebelum periode 2011 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.
5. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik dan RS Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.
6. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. H. Syahril Pasaribu, DTMH,MSc (CTM),Sp.A(K) dan Prof. Dr. H. Chairuddin P Lubis, DTM&H, Sp.A(K), serta Dekan FK-USU yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK- USU
7. Seluruh kakak perawat di departemen anak RSUP H. Adam Malik Medan yang ikut membantu penelitian ini sehingga dapat terlaksana dengan baik
Teristimewa untuk suami tercinta Andy Aditya, ST, kedua ananda tersayang Audy Ramadhan dan Syifa Audina, terima kasih atas doa, pengertian, dukungan dan pengorbanan tanpa kenal lelah yang telah diberikan hingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan, mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan rahmat, rezeki, dan karuniaNya buat kita semua.
Kepada yang tercinta orangtua, Alm. Suhairil Utama Putra, H. Chairuddin dan Drg. Hj. Rasida Djas, mertua H. Asril Djohan, SH, dan Hj. Yasma Asril yang selalu mendoakan, memberikan dorongan, bantuan moril dan materil selama penulis mengikuti pendidikan ini. Terima kasih atas doa, pengertian, dan dukungan selama penulis menyelesaikan pendidikan ini, semoga budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan inii bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, Juli 2011
DAFTAR ISI
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 4. HASIL PENELITIAN 20
BAB 5. PEMBAHASAN 23
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 29
BAB 7. RINGKASAN 30
Daftar Pustaka 33
Lampiran
1. Personil Penelitian
2. Biaya penelitian
3. Jadwal Penelitian
4. Penjelasan dan Persetujuan Kepada Orang Tua 5. Status nefrologi anak
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Karakteristik dasar sampel 21
Tabel 4.2 Sensitifitas dan spesifisitas pewarnaan Gram 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Patogenesis dari ISK asending 5
Gambar 2.2 Kerangka konseptual 10
Gambar 3.1 Alur penelitian 17
Gambar 4.1 Profil penelitian 20
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
ISK : Infeksi Saluran Kemih
zα : Deviat baku normal untuk α
n : Jumlah subyek / sampel
> : Lebih besar dari
< : Lebih kecil dari
P : Proporsi
ABSTRAK
Latar belakang. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan adanya invasi kuman patogen pada saluran kemih yang terjadi pada saluran atas atau bawah, tergantung infeksi yang terjadi di ginjal, atau kandung kemih dan uretra. ISK terjadi hampir 10% anak dan merupakan infeksi bakterial terbanyak pada bayi dan anak di seluruh dunia. Prevalensi 3-5% pada perempuan dan ± 1% pada laki-laki. Kultur urin merupakan baku emas untuk tes diagnostik dalam menegakkan ISK. Pewarnaan Gram tanpa sentrifugal dapat dilakukan pada pusat pelayanan kesehatan di daerah dan laboratorium yang terbatas dalam mengevaluasi specimen urin. Pewarnaan Gram dapat menjadi metode efektif dalam menegakkan kemungkinan ISK didaerah pedesaan sehingga menghemat waktu dan biaya.
Objektif. Membandingkan pewarnaan Gram dan kultur urin sebagai tes diagnostik pada infeksi saluran kemih.
Metode. Studi cross-sectional di RSUP. H. Adam Malik dari bulan Mei-Juni 2010. Terdapat 54 partisipan usia 0-14 tahun yang direkrut dengan metode consecutive
sampling. Urin dikumpulkan setelah orificium eksternal dibersihkan. Setetes urin
pada objek glas digunakan untuk pemeriksaan Gram urin. Urin yang ditampung pada tabung reaksi digunakan untuk pemeriksaan kultur urin di laboratorium. Pewarnaan Gram dikatakan positif bila pada pemeriksaan dengan mikroskop cahaya terdapat gram negatif.
Hasil. Jumlah partisipan pada penelitian ini sebanyak 54 orang. Sensitifitas pewarnaan Gram sebesar 88% dengan spesifisitas 100%, nilai duga positif 100% dan nilai duga negatif 90%.
Kesimpulan. Pewarnaan Gram merupakan tes diagnostik alternatif yang baik dalam menegakkan infeksi saluran kemih pada anak.
ABSTRACT
Background Urinary tract infection (UTI) imply invasion of urinary tract by pathogens, which may involve the upper or lower tract depending on the infection in the kidney, or bladder and urethra. UTI affects up to 10% of children and is the most common bacterial infection in infants and young children worldwide. The prevalence is 3-5% in girls and ± 1% in boys. Urine culture is the gold standard diagnostic test of urinary tract infection. Gram stained uncentrifuged urine can be done in the rural health centres and laboratories of the peripheral areas that usually lack appropriate methods of evaluation of urine specimen. Gram staining urine can prove to be an effective method of ruling out the possibility of UTI in rural health centres thus saving time and money resource poor settings.
Objective To compare Gram staining of urine and urine culture as diagnostic test urinary tract infection.
Methods A cross-sectional study was held in H. Adam Malik Hospital since May until June 2010. There were 54 participants 0-to-14 years old recruited using consecutive sampling method. Urine was collected after orificium external was cleaned. A drop of urine was placed on the glass slide for Gram staining urine. The rest of the urine was put in test tube for urine culture in laboratory. Gram staining was positive if the gram negative bacteria was found on examination with light microscope.
Results A total of 54 participants were studied. Sensitivity and specificity of Gram stain urine and urine culture were 88% and 100%, respectively. The positive predictive value (PPV) and negative predictive value (NPV) were 100% and 90%, respectively.
Conclusion Gram staining of urine is a good alternative diagnostic test for urinary tract infection in children.
ABSTRAK
Latar belakang. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan adanya invasi kuman patogen pada saluran kemih yang terjadi pada saluran atas atau bawah, tergantung infeksi yang terjadi di ginjal, atau kandung kemih dan uretra. ISK terjadi hampir 10% anak dan merupakan infeksi bakterial terbanyak pada bayi dan anak di seluruh dunia. Prevalensi 3-5% pada perempuan dan ± 1% pada laki-laki. Kultur urin merupakan baku emas untuk tes diagnostik dalam menegakkan ISK. Pewarnaan Gram tanpa sentrifugal dapat dilakukan pada pusat pelayanan kesehatan di daerah dan laboratorium yang terbatas dalam mengevaluasi specimen urin. Pewarnaan Gram dapat menjadi metode efektif dalam menegakkan kemungkinan ISK didaerah pedesaan sehingga menghemat waktu dan biaya.
Objektif. Membandingkan pewarnaan Gram dan kultur urin sebagai tes diagnostik pada infeksi saluran kemih.
Metode. Studi cross-sectional di RSUP. H. Adam Malik dari bulan Mei-Juni 2010. Terdapat 54 partisipan usia 0-14 tahun yang direkrut dengan metode consecutive
sampling. Urin dikumpulkan setelah orificium eksternal dibersihkan. Setetes urin
pada objek glas digunakan untuk pemeriksaan Gram urin. Urin yang ditampung pada tabung reaksi digunakan untuk pemeriksaan kultur urin di laboratorium. Pewarnaan Gram dikatakan positif bila pada pemeriksaan dengan mikroskop cahaya terdapat gram negatif.
Hasil. Jumlah partisipan pada penelitian ini sebanyak 54 orang. Sensitifitas pewarnaan Gram sebesar 88% dengan spesifisitas 100%, nilai duga positif 100% dan nilai duga negatif 90%.
Kesimpulan. Pewarnaan Gram merupakan tes diagnostik alternatif yang baik dalam menegakkan infeksi saluran kemih pada anak.
ABSTRACT
Background Urinary tract infection (UTI) imply invasion of urinary tract by pathogens, which may involve the upper or lower tract depending on the infection in the kidney, or bladder and urethra. UTI affects up to 10% of children and is the most common bacterial infection in infants and young children worldwide. The prevalence is 3-5% in girls and ± 1% in boys. Urine culture is the gold standard diagnostic test of urinary tract infection. Gram stained uncentrifuged urine can be done in the rural health centres and laboratories of the peripheral areas that usually lack appropriate methods of evaluation of urine specimen. Gram staining urine can prove to be an effective method of ruling out the possibility of UTI in rural health centres thus saving time and money resource poor settings.
Objective To compare Gram staining of urine and urine culture as diagnostic test urinary tract infection.
Methods A cross-sectional study was held in H. Adam Malik Hospital since May until June 2010. There were 54 participants 0-to-14 years old recruited using consecutive sampling method. Urine was collected after orificium external was cleaned. A drop of urine was placed on the glass slide for Gram staining urine. The rest of the urine was put in test tube for urine culture in laboratory. Gram staining was positive if the gram negative bacteria was found on examination with light microscope.
Results A total of 54 participants were studied. Sensitivity and specificity of Gram stain urine and urine culture were 88% and 100%, respectively. The positive predictive value (PPV) and negative predictive value (NPV) were 100% and 90%, respectively.
Conclusion Gram staining of urine is a good alternative diagnostic test for urinary tract infection in children.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih menyerang hampir 10% anak dan infeksi bakterial
terbanyak pada bayi dan anak diseluruh dunia.1 Prevalensi pada anak perempuan 3-5% dan pada anak pria ± 1%,2 di Inggris utara diperkirakan 3.6% pada laki-laki dan 11.3% pada perempuan.3 Infeksi berulang sering terjadi pada penderita yang rentan, atau terjadi karena adanya kelainan
anatomik atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan adanya stasis
urin atau refluks.4 Untuk mencegah terjadinya komplikasi diperlukan penegakan diagnosis dan pengobatan yang cepat karena dari data klinis dan
eksperimen menunjukkan pengobatan yang terlambat meningkatkan resiko
kerusakan ginjal.
Diagnosis infeksi saluran kemih ditegakkan dengan biakan urin yang
sampelnya diambil dari porsi tengah dan ditemukan pertumbuhan bakteri
>100.000 koloni/ml urin dari satu jenis bakteri atau bila ditemukan sampel
>10.000 koloni tetapi disertai gejala klinik yang jelas dianggap ada infeksi
saluran kemih. 5
Untuk penapisan pertama adanya infeksi saluran kemih dapat
digunakan cara dip slide, dipstick test dan pewarnaan Gram. Perhitungan
dengan pewarnaan Gram memberikan korelasi yang tinggi dengan biakan
(kultur) urin.2
Pewarnaan Gram merupakan tes karakteristik terbaik untuk awal
diagnosis infeksi saluran kemih pada bayi-bayi yang demam.
7
Pewarnaan
Gram tanpa sentrifugal merupakan metode sederhana efektif untuk
menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, tidak bergantung kepada
sentrifugal di laboratorium dan media kultur, praktis dapat dilakukan pada
laboratorium di daerah yang terbatas fasilitasnya.9
1.2. Perumusan masalah
Apakah ada perbedaan sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan urin secara
pewarnaan Gram dan kultur urin dalam menegakkan diagnosis infeksi
saluran kemih?
1.3. Hipotesis
Tidak ada perbedaan sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan urin secara
pewarnaan Gram dan kultur urin dalam menegakkan diagnosis infeksi
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui sensitivitas dan
spesifisitas pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram dan kultur dalam
menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih pada anak.
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah dapat menegakkan diagnosis infeksi
saluran kemih pada anak dengan cepat didaerah yang terbatas
laboratoriumnya.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Di bidang akademik / ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang
nefrologi anak, khususnya dalam menegakkan diagnosis infeksi saluran
kemih melalui pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram dan kultur.
2. Di bidang pelayanan masyarakat: dengan mengetahui hasil pemeriksaan
urin secara pewarnaan Gram dan kultur pada penderita infeksi saluran
kemih anak dapat diberikan pengobatan secepatnya.
3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan data terhadap bidang
nefrologi anak mengenai pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram dan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi dan prevalensiinfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih mulai dari uretra, buli-buli,
ureter, sampai jaringan ginjal dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.
Kuman penyebab infeksi saluran kemih umumnya gram negatif seperti
Escherichia coli, Klebsiela sp, Enterobacter sp, Proteus sp dan
Pseudomonas sp. 2,10,11 Infeksi saluran kemih merupakan infeksi bakteri yang sering dijumpai pada bayi dan anak dengan gejala demam.12,13
Prevalensi infeksi saluran kemih menyerang ≤ 5% wanita dan 1 sampai
2% laki-laki dengan prevalensi 5,3% pada bayi-bayi yang demam di
gawat-darurat.
2,14
2.2. Manifestasi klinik infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih sulit didiagnosis pada anak kecil dimana gejala klinis
2.3. Patogenesis infeksi saluran kemih
Patogenesis ISK sangat kompleks karena tergantung banyak faktor seperti
faktor penjamu dan faktor organismenya.19 Bakteri dalam urin bisa berasal dari ginjal, pielum, ureter, vesika urinaria atau dari uretra. Timbulnya suatu
infeksi di saluran kemih tergantung dari faktor predisposisi dan faktor
pertahanan tubuh penderita yang masih belum diketahui dengan pasti.2 Pada bayi, infeksi secara hematogen lebih sering terutama bila ada kelainan
struktur traktus urinarius.
Flora usus 4
Munculnya tipe uropatogenik
Kolonisasi di perineal dan uretra anterior
Barier pertahanan mukosa normal
Sistitis
VIRULENSI BAKTERI FAKTOR PENJAMU
1. Memperkuat perlekatan ke sel uroepitel 2. Refluks vesiko ureter
3. Refluks intrarenal
4. Tersumbatnya saluran kemih 5. Benda asing (kateter urin) Pielonefritis akut
Parut ginjal Urosepsis
2.4. Cara pengambilan sampel urin
Sebelum sampel urin diambil, orifisium uretra eksterna dan daerah sekitarnya
harus dibersihkan terlebih dahulu dengan air dan sabun beberapa kali dan
disiram lalu dikeringkan untuk menghilangkan sel epitel/sekret dan debris
lainnya. Hal tersebut diatas cukup bila untuk pemeriksaan urin rutin saja,
tetapi bila untuk biakan urin selain pencucian seperti tersebut diatas, orifisium
eksterna perlu dicuci dan diseka 3 atau 4 kali dengan kapas yang sudah
dibasahi dengan antiseptik, lalu disiram dengan air dan dikeringkan secara
steril.
Antiseptik yang digunakan bisa larutan 1:1000 benzalkonium klorida
dalam air, larutan ini tidak menyebabkan iritasi. Setelah diseka dengan
antiseptik, lalu disiram lagi dengan air steril agar sisa antiseptik tersebut
hilang. Pengumpulan sampel urin atau anak dibawah 2 tahun dilakukan
dengan pediatric urine collector bag (urogard). Pada anak diatas 2 tahun
biasanya sudah bisa diambil urin pancar tengah.
Bila kedua hal tersebut di atas tidak memungkinkan, dapat juga
diambil sampel urin dengan kateter atau dengan aspirasi suprapubik yang
keduanya dilakukan secara steril. Sampel untuk pembiakan urin sebaiknya
dilakukan segera (kurang dari ½ jam sesudah sampel urin diambil). Bila
waktu tidak memungkinkan dapat disimpan dalam lemari es pada suhu 4 23
sampel urin untuk pemeriksaan rutin yang terbaik adalah pagi hari sesudah
bangun tidur, sedang bila untuk biakan bisa diambil sewaktu asalkan sudah
lebih dari 4 jam urin terkumpul dalam kandung kemih.2
Hasil penelitian di New York, pengambilan sampel urin porsi tengah
lebih sedikit berpotensi terkontaminasi oleh bakteri. Cara terbaik dengan
membuang beberapa tetes urin (ml) pada awal pengambilan dari kateter.
24
2.5. Pemeriksaan urin
Untuk penapisan pertama adanya infeksi saluran kemih atau untuk
mengetahui infeksi berulang dapat digunakan:
1. Cara dip slide yaitu suatu objek gelas yang dilapisi media bakteri
diatasnya, direndam ke dalam pot yang berisi urin didalamnya dan
diinkubasi selama 24 jam.
2
2. Plastik dip stick test yaitu suatu batang plastik tipis yang pada
ujungnya terdapat reagent pads.
a. Untuk mengetahui adanya nitrit dalam urin. Bakteri Gram
negatif dalam urin di kandung kemih mengubah nitrat (yang
berasal dari makanan) menjadi nitrit. Nitrit yang paling baik
ditemukan bila urin dalam kandung kemih sudah tertahan lebih
dari 4 jam.
Leukosit granulosit mengandung esterase yang merupakan
katalisator hydrolysis pyrrole amino acid ester yang
menghasilkan 3-hydroxy 5-phenyl pyrrole; pyrrole ini bereaksi
dengan garam diazonium, yang memberikan warna ungu pada
reagent pads.
3. Perhitungan jumlah bakteri dari sediaan langsung urin tanpa
sentrifugasi yang diwarnai dengan pewarnaan Gram dengan 1 tetes
urin diletakkan di atas gelas objek dan sesudah kering, diwarnai
dengan pewarnaan Gram, memberikan korelasi yang tinggi dengan
biakan urin. Bila ditemukan 1 bakteri Gram negatif/lapang pandang
dengan minyak emersi (oil immersion field = oif); maka 88% dari
padanya ditemukan hasil biakan kuman yang bermakna.20
Hasil penelitian di New York, pewarnaan Gram merupakan tes
karakteristik terbaik untuk awal diagnosis infeksi saluran kemih pada
bayi-bayi yang demam yang berusia kurang dari 60 hari.
Dengan
pemeriksaan mikroskopis pewarnaan Gram dan minyak imersi dari
sedimen urin yang disentrifugasi, bila ditemukan 1 bakteri Gram
negatif berarti sesuai dengan 95% spesifisitas bakteriuria bermakna.
cara terbaik dan dapat dilakukan ditempat dengan cepatnya hasil diperoleh
juga merupakan acuan terbaik untuk memberikan pengobatan antibiotik.
Perhitungan jumlah sel darah putih urin dengan mikroskopis tidak lebih baik
dibanding dengan dipstick urin dan bisa diabaikan. Dipstick dikatakan positif
bila lekosit esterase dan nitrit positif.
Kesimpulan dari penelitian di Rawalpindi, pewarnaan Gram
merupakan metode sederhana efektif untuk menegakkan diagnosis infeksi
saluran kemih, tidak bergantung kepada sentrifugal di laboratorium dan
media kultur, praktis dapat dilakukan pada laboratorium di daerah yang
terbatas fasilitasnya.
1
Penelitian metaanalisis oleh Gorelick dan Shaw menyimpulkan bahwa
adanya bakteri baik dilakukan pewarnaan Gram tanpa sentrifugal dan dipstick
urin atau kombinasi kedua metode guna mendeteksi infeksi saluran kemih
pada anak, sementara untuk menentukan piuria lebih baik dengan analisa
mikroskop (misalnya dengan sentrifugal). 9
: yang diamati dalam penelitian
Gambar 2.2 Kerangka konseptual
Faktor organisme: Jenis kuman
Virulensi
Faktor lingkungan: Status nutrisi Sosioekonomi
Pendidikan Usia Faktor penjamu:
Usia Jenis kelamin Anatomi saluran kemih Perlekatan kuman ke sel
uroepitel
ISK
BAB 3. METODOLOGI
3.1. Desain
Penelitian ini bersifat uji diagnostik untuk melihat perbandingan pemeriksaan
urin secara pewarnaan Gram dengan kultur urin pada anak tersangka infeksi
saluran kemih.
3.2. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di unit rawat jalan dan ruang rawat inap di RSU.
Pusat H. Adam Malik Medan selama 2 bulan mulai Mei – Juni 2010.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah anak yang mengalami infeksi saluran kemih atau yang
disangkakan infeksi saluran kemih. Populasi terjangkau adalah populasi
target yang berusia kurang dari 14 tahun selama bulan Mei - Juni 2010.
Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
3.4. Perkiraan Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus besar sampel untuk
uji diagnostik, yaitu :
n = Zα2 d
PQ
n = jumlah subyek 2
Zα = nilai baku normal = 1,96
P = proporsi pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram
= 85,2% = 0,85.
Q = 1-P = 0,15 7
d = 0,1
Dengan menggunakan rumus di atas didapat jumlah sampel untuk
masing-masing kelompok sebanyak 49 orang.
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria Inklusi
1. Usia kurang dari 14 tahun
2. Disangkakan infeksi saluran kemih dengan/tanpa melihat penyakit
penyerta yang memenuhi salah satu gejala klinis
3. Urin diambil melalui tanpa pemakaian kateter
3.5.2. Kriteria Eksklusi
1. Mendapat pengobatan kortikosteroid dalam jangka waktu lama
2. Telah mendapat pengobatan antibiotik selama 48 jam
3. Pengambilan sampel urin salah
4. Orangtua menolak anaknya untuk dilakukan pemeriksaan urin setelah
dilakukan penjelasan terlebih dahulu
3.6. Persetujuan / Informed Consent
Semua subyek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah
dilakukan penjelasan terlebih dahulu untuk pemeriksaan urin penderita
tersangka infeksi saluran kemih.
3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etis Kesehatan dari Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian
3.8.1 Subjek
3.8.2 Pengukuran
- Melakukan pengambilan sampel dengan menilai kriteria inklusi
dan eksklusi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
- Menjelaskan kepada pasien atau orangtua tentang prosedur
tindakan, tujuan, risiko, dan komplikasi.
- Menyiapkan dua pot steril dan tempel tulisan identitas pasien :
nama, umur, jenis kelamin, dan tanggal pengambilan (untuk
menghindari kontaminasi jangan sentuh bagian dalam).
- Cuci tangan dengan bersih.
- Pada anak laki-laki yang belum disunat : tarik preputium dengan
satu tangan kemudian tangan lain membersihkan gland penis
dengan air atau air sabun, lakukan 2 kali.
- Pada anak laki-laki yang sudah disunat : bersihkan gland penis
dengan air atau air sabun, lakukan 2 kali.
- Pada anak perempuan : pisahkan kedua labia dengan satu
tangan kemudian tangan yang lain membersihkan lekukan
dalam vulva dengan air atau air sabun dari arah depan ke
belakang kemudian bersihkan lagi bagian tengah labia ke
belakang hingga daerah perineum.
- Biarkan pasien berkemih sedikit untuk membersihkan uretra
dari kontaminasi.
- Setelah urin pertama dikeluarkan, ambil sampel urin di
tengah-tengah berkemih ( urin porsi tengah-tengah ) kemudian urin
dimasukkan ke dalam dua pot.
- Setelah sampel cukup, tarik pot dari aliran urin.
- Tutup pot urin.
- Cuci tangan.
- Sampel urin segera dikirimkan ke laboratorium.
- Urin dikumpulkan dalam dua pot urin, masing-masing untuk
pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram dan kultur urin.
- Pot urin pertama: diambil sedikit urin dari pot dengan pipet tetes
kemudian teteskan 1 tetes urin diatas objek gelas untuk
dilakukan pewarnaan Gram. Cara kerja pewarnaan Gram:
1. Buat hapusan pada gelas objek dan fiksasi diatas Bunsen /
nyala api.
23,24
2. Objek glass diletakkan diatas rak pewarnaan
3. Beri 1 tetes kristal violet tunggu selama 1 menit kemudian
dibilas dengan air mengalir.
4. Beri larutan lugol tunggu selama 1 menit kemudian buang
5. Beri larutan alkohol (pelunturan warna) selama 10-30 detik
kemudian dibilas dengam air mengalir
6. Selanjutnya beri 1 tetes safranin tunggu 15 detik kemudian
bilas dengan air dan keringkan.
7. Baca dibawah mikroskop pembesaran 100 x.
Semua cara kerja diatas langsung dilakukan oleh peneliti dan
dibantu oleh 2 orang perawat
- Pot urin kedua untuk dilakukan pemeriksaan. Cara kerja kultur
urin:
1. Bahan urin ditanam ke media padat
Cystine-Lactose-Electrolyte-Deficient (CLED) / Brolacin (warna media
hijau). Bila urin keruh, di sentrifugal terlebih dahulu. 23,24
2. Masukkan media yang sudah ditanam tadi ke dalam
inkubator dengan temperatur 370
3. Media yang tumbuh koloninya tadi dilakukan pengecatan
gram
C selama 24 jam, baru
dibaca.
4. Dan dilanjutkan ke reaksi biokimia apabila yang tumbuh
bakteri gram negatif, masukkan lagi ke inkubator selama
3.8.3 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur penelitian
3.9. Identifikasi Variabel
Variabel bebas Skala
Pewarnaan Gram Nominal
Variabel tergantung Skala
Kultur urin Nominal
Pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram dan kultur
Pewarnaan Gram
Positif : bila dijumpai bakteri gram negatif/lapangan pandang
Kultur urin
Positif : bila dijumpai jumlah pertumbuhan bakteri ≥ 100.000 koloni/ml urin segar
Variabel perancu
- jenis kelamin Nominal
- usia Nominal
- gejala klinis ISK Nominal
3.10. Definisi Operasional
1. Anak adalah usia 0-14 tahun
2. Infeksi saluran kemih adalah adanya pertumbuhan dan perkembangan
bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai
infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.
3. Kultur urin adalah pemeriksaan urin porsi tengah untuk melihat
pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan merupakan pemeriksaan
baku emas dalam menegakkan diagnosis Infeksi saluran kemih.
4. Sangkaan ISK adalah dijumpainya gejala klinis ISK disertai pemeriksaan
urin secara pewarnaan Gram positif.
5. Pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram adalah perhitungan jumlah
bakteri dari sediaan langsung urin tanpa sentrifugasi yang diwarnai
dengan pewarnaan Gram.
3.11. Rencana Pengolahan dan Analisa Data
Data yang terkumpul akan diolah, dianalisis, dan disajikan dengan
menggunakan program komputer (SPSS Versi 14.0, Microsoft Excell tahun
2003). Interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan batas
kemaknaan p < 0.05.
Untuk menilai hubungan antara pemeriksaan urin secara pewarnaan
Gram dengan kultur urin dalam menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih
BAB 4. HASIL PENELITIAN
Subjek dipilih dari pasien rawat jalan dan rawat inap di RS Haji Adam Malik.
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 dan dan karakteristik sampel
dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1 Profil penelitian
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Tampung urin porsi tengah dengan 2 pot urin
Kultur urin Pewarnaan Gram
Tabel 4.1. Karakteristik dasar sampel
Penelitian ini diikuti oleh 54 partisipan. Karakteristik partisipan yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 25 orang (46.3%) dan berjenis kelamin perempuan
sebanyak 29 orang (53.7%) dengan rata-rata usia 4.3 tahun (SD=3.73)..
Tabel 4.2. Sensitifitas dan spesifisitas pewarnaan Gram
Sensitivitas Spesifisitas Nilai duga positif Nilai duga negatif
Pewarnaan Gram
88 100 100 90
Dari tabel 4.2 diperoleh sensitifitas pewarnaan Gram adalah 88%.
Spesifisitas pewarnaan Gram adalah 100%. Nilai duga positif untuk uji
diagnostik ini adalah 100%, dan nilai duga negatif 90%.
Hasil pemeriksaan kultur urin memperlihatkan bahwa bakteri gram negatif
lebih banyak daripada bakteri gram positif, sedangkan Escherichia coli
Tabel 4.3. Jenis bakteri yang ditemukan dari kultur urin
a.Gram negatif b. Gram positif
Gambar 4.2 Gambaran bakteri Gram negatif (a) dan bakteri Gram positif (b)
karena itu perlu diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.15 Epidemiologi ISK pada anak bervariasi dari usia, ras, dan jenis kelamin. Infeksi saluran
kemih bervariasi pada semua usia, Anak dengan riwayat ISK memiliki risiko
menurunkan fungsi ginjal.4 Insiden rata-rata ISK karena bakteri gram negatif meningkat pada wanita dibandingkan laki-laki terutama usia kurang dari 60
tahun.
Penelitian di Amerika Serikat, adanya hubungan anak penderita ISK
dengan adanya riwayat konstipasi namun susah menegakkan diagnosa
konstipasi pada anak dan pemeriksaan radiologis bukan merupakan standar
baku emas untuk konstipasi. 25
26
Insiden ISK lebih besar pada satu tahun pertama kehidupan
untuk semua anak, tetapi meningkat secara nyata pada anak laki-laki setelah
bayi. Hal ini disebabkan tindakan sirkumsisi, dengan angka ISK menjadi
sepuluh kali lebih besar pada yang tidak disirkumsisi. Setelah usia satu
tahun, kondisi sirkumsisi tidak mempengaruhi kejadian ISK pada anak
laki-laki, sehingga insiden ISK menurun secara signifikan.
Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan
pada anak usia kurang dari 14 tahun sesuai dengan kriteria anak di RSUP.H.
Adam Malik Medan. Sampel pada studi ini dipilih secara consecutive
sampling tanpa membedakan jenis kelamin, usia, maupun ras.
31,32 Penelitian di
Amerika Serikat menyimpulkan bahwa sirkumsisi merupakan faktor perancu
Sekitar 1% anak laki-laki dan 3% anak perempuan mengalami ISK
selama tahun pertama kehidupan dan 40% anak perempuan mengalami
infeksi berulang.34 Pada anak perempuan, insiden tinggi pada enam tahun pertama kehidupan. Insiden menetap sampai remaja dan meningkat secara
signifikan pada anak perempuan dengan aktifitas seksual.31,32 Angka insiden kejadian infeksi saluran kemih tidak pasti. Penelitian di Swedia sebanyak
2.2% pada laki-laki dan 2.1% pada perempuan umur 2 tahun, sampai 3,6%
pada laki-laki dan 11, 3% pada perempuan umur 16 tahun.14
Penelitian ini diikuti oleh jumlah sampel yang sedikit sehingga angka
insiden infeksi saluran kemih pada ruang rawat inap dan rawat jalan RSUP.
H. Adam Malik Medan terlihat tinggi pada anak perempuan yang belum
sekolah (55.6%). Pada penelitian ini juga kami tidak membedakan anak
laki-laki yang telah menjalani sirkumsisi atau belum menjalani sirkumsisi dan kami
tidak menilai sirkumsisi sebagai faktor perancu.
Pengumpulan sampel urin atau anak dibawah 2 tahun dilakukan
dengan pediatric urine collector bag (urogard).16 Pada anak diatas 2 tahun biasanya sudah bisa diambil urin pancar tengah.2 Penelitian di Perancis menyatakan bahwa pengambilan sampel urin langsung dari spesimen lebih
urinalisis. Perbedaan metode menjadi alasan penting untuk penatalaksanaan
terapi dan diagnostik pada anak dengan sangkaan ISK.
Penelitian di New York menyimpulkan bahwa pengambilan sampel
urin porsi tengah lebih sedikit berpotensi terkontaminasi oleh bakteri. Cara
terbaik dengan membuang beberapa tetes urin (ml) pada awal pengambilan
dari kateter.
32
21
Penelitian di New York menyarankan membuang beberapa
tetes saat pertama pengambilan sampel urin.34 Penelitian di Kanada menyimpulkan bahwa kontaminasi tertinggi pengambilan urin porsi tengah
pada anak yang sudah bisa berkemih bila genital tidak dibersihkan.35
Sampel untuk pembiakan urin sebaiknya dilakukan segera (kurang
dari ½ jam sesudah sampel urin diambil). Bila waktu tidak memungkinkan
dapat disimpan dalam lemari es pada suhu 4
Sampel
urin pada penelitian ini sebelum diambil terlebih dahulu dilakukan
pembersihan terhadap daerah genital, cara pengambilan sampel urin tanpa
kateter dan untuk subjek usia kurang dari 2 tahun digunakan urogard.
0
C dan masih dapat dilakukan
pembiakan sebelum 48 jam. Waktu pengambilan sampel urin untuk
pemeriksaan rutin yang terbaik adalah pagi hari sesudah bangun tidur,
sedang bila untuk biakan bisa diambil sewaktu asalkan sudah lebih dari 4 jam
urin terkumpul dalam kandung kemih.2 Pada penelitian ini pengambilan sampel urin dilakukan pagi hari. Pemeriksaan urin baik kultur urin atau
Penelitian metaanalisis menyimpulkan bahwa adanya bakteri baik
dilakukan pewarnaan Gram tanpa sentrifugal dan dipstick urin atau kombinasi
kedua metode guna mendeteksi infeksi saluran kemih pada anak, sementara
untuk menentukan piuria lebih baik dengan analisa mikroskop (misalnya
dengan sentrifugal).21 Sedangkan penelitian metaanalisis berikutnya di Amerika Serikat tidak dapat menganalisa secara terpisah antara tes dengan
pewarnaan Gram atau tanpa pewarnaan Gram dalam menilai bakteriuria
karena jumlah sampel yang sedikit yang pernah dilaporkan pada penelitian
terdahulu.36
Hasil penelitian di New York, pewarnaan Gram merupakan tes
karakteristik terbaik untuk awal diagnosis infeksi saluran kemih pada
bayi-bayi yang demam yang berusia kurang dari 60 hari.
Sampel urin pada penelitian ini diperiksa secara pewarnaan
Gram tanpa sentrifugal, oleh karena keterbatasan alat sentrifugal yang ada di
departemen Anak RSUP. H. Adam Malik.
7 Penelitian di Brazil
menyimpulkan bahwa pemeriksaan specimen 10µL urin (tehnik loop
sederhana) pada urin yang diwarnai secara Gram tanpa disentrifugal lebih
cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan 50µL urin (tehnik tetes yang
lama).36 Penelitian di Jepang menyimpulkan bahwa pemeriksaan kuantitatif urin tanpa diputar secara mikroskopis dengan minyak emersi adalah
mempunyai sensitifitas tinggi, spesifisitas tinggi, negative predictive value
(NPV), positive predictive value (PPV) dan direkomendasikan sebagai alat
terbaik untuk menegakkan diagnosa ISK sesuai klinis dan keadaan
laboratorium.39
Tidak ada pemeriksaan urin yang cepat yang dapat mengidentifikasi
semua anak dengan infeksi saluran kemih tanpa pemeriksaan kultur urin.
Deteksi bakteriuria secara mikroskopis dengan pewarnaan Gram merupakan
cara terbaik dan dapat dilakukan ditempat dengan cepatnya hasil diperoleh
juga merupakan acuan terbaik untuk memberikan pengobatan antibiotik. Semua sampel urin pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan
urin secara pewarnaan Gram tanpa disentrifugal dimana usia subjek
penelitian kurang dari 14 tahun.
1,40
Diagnosis infeksi saluran kemih ditegakkan dengan biakan urin yang
sampelnya diambil dari porsi tengah dan ditemukan pertumbuhan bakteri
>100.000 koloni/ml urin dari satu jenis bakteri, atau bila ditemukan sampel
>10.000 koloni tetapi disertai gejala klinik yang jelas dianggap ada infeksi
saluran kemih.5-8,41
Bakteri patogen penyebab infeksi saluran kemih umumnya gram
negatif seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Enterobacter,
Pseudomonas dan Serratia spp dan gram positif seperti streptococci grup B,
Pada penelitian ini semua subyek penelitian diambil
sampel urinnya untuk pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram dan kultur
Enterococcus sp dan Staphylococcus aureus.28 Penelitian di Minnesota, kebanyakan kasus ISK karena bakteremia gram negatif disebabkan oleh
E.coli.25 Sebuah penelitian prospektif mendapatkan penyebab terbanyak ISK pada bayi dan anak adalah Escherichia coli (88%), diikuti Klebsiella
pneumoniae (7%) dan lainnya seperti Enterobacter spp (2%) dan
Staphylococcus aureus (2%).42
Penelitian di Switzerland mendapatkan bahwa anak-anak Swiss yang
datang ke poliklinik anak dengan gejala ISK didapat dan tidak pernah dapat
profilaksis antimikroba, umumnya E.coli resisten terhadap ampisilin dan
kotrimoksazol. Selanjutnya, secara in vitro resisten terhadap nitrofurantoin,
koamoksiclav dan generasi ketiga sefalosporin jarang terjadi.
43
Bakteri
patogen penyebab ISK pada penelitian ini terbanyak adalah Escherichia coli.
Pada penelitian ini bila didapati bakteri dari pemeriksaan kultur urin maka
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemeriksaan urin secara pewarnaan Gram merupakan pewarnaan Gram
merupakan uji diagnostik alternatif yang baik untuk infeksi saluran kemih
pada anak pada daerah yang laboratoriumnya terbatas.
Saran
Besar sampel penelitian sebaiknya dalam jumlah banyak dan sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
1. Williams JB, Macaskill P, Chan SF, Turner MR, Hadson E, Craig JC.
Absolute and relative accuracy of rapid urine test for urinary tract
infection in children: a meta-analysis. Lancet Infect Dis.
2010;10:240-50.
2. Rusdidjas, Ramayati R. Infeksi saluran kemih. Dalam: Alatas H,
Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO. Buku ajar nefrologi anak. Edisi
ke-2. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2002. h. 142-63.
3. Smith G. Management of urinary tract infection. Current Pediatrics.
2004;14:556-62.
4. Elder SJ. Urologic disorder in infants and children. Dalam: Berhman
RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook of
Pediatrics. Edisi 17. Philadelphia: WB Saunders 2000:1785-90.
5. Luco M, Lizama M, Reichard C, Hirsch T. Urine Microscopy as Screen
for Urinary Tract Infections in Pediatric Emergency Unit in Chile.
Pediatric Emergency Care. 2006; 22(10):705-9.
6. Goldsmith MB, Campos MJ. Comparison of Urine Dipstick,
Microscopy, and Culture for Detection of Bacteriuria in Children.
7. Dayan PS, Bennett J, Best R. Bregstein JS, Levine D, Novick MK, et
al. Test characteristics of the urine Gram stain in infants ≤ 60 days of
with fever. Pediatric Emergency Care. 2002;18(1):12-4.
8. Wiwanitkit V, Udomsantisuk N, Boonchalerm C. Diagnostic value and
cost utility analysis for urine Gram stain and urine microscopic
examination as screening tests for urinary tract infection. Urol Res.
2005;33:220-22.
9. Gardezi A, Mirza HS, Khursheed U, Ferooque M, Waqar A.
Microscopy of gram stained uncentrifuged drop of urine for
presumptive diagnosis of urinary tract infections. Pak J Pathol. 2006;
17(3):111-4.
10. Evans JHC. Investigation of urinary tract infection in children. Current
Paediatrics. 2006;16:248-53.
11. Novak R, Powell K, Christopher N. Optimal Diagnostic Testing for
Urinary Tract Infection in Young Children. Pediatric and Developmental
Pathology. 2004. 7: 226-30.
12. Farajnia S, Alikhani MY, Ghotasiou R, Naghii B, Nakhlband A.
Causative agents and antimicrobial susceptibilities of urinary tract
13. World Health Organization. Urinary tract infection in infants and
children in developing countries in the context of IMCI. Department of
child and adolescent health and development. WHO, 2005. h. 1-24.
14. Waisman Y, Zerem E, Amir L, Mimouni M. The Validity of the
Uriscreen Test for Early Detection of Urinary Tract Infection in
Children. Pediatrics. 1999;104(4): 1-4.
15. Lockhart GR, Lewander JW, Cimini MD, Josephson LS, Linakis GJ.
Use of Urinary Gram Stain for Detection of Urinary Tract Infection in
Infants. Ann Emerg Med. 25: 31-5.
16. Palmer LS, Richards I, Kaplan EW. Clinical evaluation of a rapid
diagnostic screen (uriscreen) for bacteriuria in children. The Journal of
Urology. 1997. 157: 654-7.
17. National Collaborating Centre for Women’s and Children’s Health.
Urinary tract infaction in children diagnosis, treatment and long-term
management. Commissioned by the National Institute for Health and
Clinical Excellent. August 2007
18. Royal Society of Medicine Press. Effective Health Care Bulletins.
Diagnosing UTI in the under five. The University of York. 2004;8(6):
1-11
20. American Academy of Pediatrics. Practice parameter. The Diagnosis,
Treatment and Evaluation of the Initial Urinary Tract Infection in febrile
Infants and Young Children. Pediatrics. 1999; 103: 1-12
21. Gorelick MH, Shaw KN. Screening tests for urinary tract infection: a
meta-analysis. Pediatrics. 1999; 104:e54
22. Madiyono B, Moechlisan S, Sastoasmoro S, Budiman I, Purwanto SH.
Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S,
penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3.
Jakarta: Sagung Seto; 2008.h. 302-30
23. Prinsip-prinsip Mikrobiologi Kedokteran Klinis. Dalam: Jawetz E,
Melnick LJ, Adelberg AE, Brooks FG, Butel SJ, Ornston NL.
Mikrobiolgi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC; 1996.h.697-9.
24. Standar Operating Procedure. Instalasi Patologi klinik RSUP. H. Adam
Malik, April 2009
25. Al-Hasan MN, Eckel-Passow JE, Baddour LM. Bacteremia
complicating gram-negative urinary tract infections: A
population-based study. J Inf. 2010;60:278-85
26. Giramonti KM, Kogan BA, Agboola OO, Ribons L, Dangman B.The
association of constipation with childhood urinary tract infection. J
27. Dear P. Infection in the newborn. Dalam: Rennie JM, penyunting.
Roberton’s textbook of neonatology. Edisi 4. Churchill Livingstone:
Elsevier 2005:1011-92
28. Zorc JJ, Kiddoo DA, Shaw KN. Diagnosis and management of
pediatric urinary tract infections. Clin Microbiol Rev. 2005;
18(2):417-22
29. Heffner VA, Gorelick MH. Pediatric urinary tract infection. Clin Ped
Emerg Med. 2008; 9:233-7
30. Watson AR. Pediatric urinary tract infection. EAU update.
2004;2:94-100
31. Etoubleau C, Reveret M, Brouet D, Badier I, Brosset P, Fourcade L, et
al. Moving from bag to catheter for urine collection in non-toilet-trained
children suspected of having urinary tract infection: a paired
comparison of urine cultures. J Pediatr. 2009;154:803-6
32. McGillivray D, Mok E, Mulrooney E, Kramer MS. A head-to-head
comparison:”clean-void” bag versus catheter urinalysis in the diagnosis
of urinary tract infection in young children. J Pediatr. 2005;147:451-6
33. Van Howe RS. Effect of confounding in the association between
circumcision status and urinary tract infection. J Inf. 2005;51:59-68
evaluate for a urinary tract infection. Ped Emerg Care.
2000;16(2):88-90
35. Vaillancourt S, McGillivray D, Zhang X, Kramer MS.To clean or not to
clean: effect on contamination rates in midstream urine collections in
toilet-trained children. Pediatrics. 2007;119(6):e1288-93
36. Huicho L, Campos-Sanchez M, Alamo C. Metaanalysis of urine
screening test for determining the risk of urinary tract infection in
children. Pediatr Infect Dis J. 2002;21:1-11
37. Cardoso CL, Muraro CB, Siqueira VL, Guilhermetti M.Simplified
technique for detection of significant bacteriuria by microscopic
examination of urine. J.Clin.Microbiol. 1998;36(3):820-3
38. Hiraoka M, Hida Y, Mori Y, Tsukahara H, Ohshima, Yoshida H,
Mayumi M. Quantitative unspun-urine microscopy as a quick, reliable
examination for bacteriuria. Scan J Clin Lab Invest. 2005;65:125-32
39. Yildirim M, Sahin I, Kucukbayrak A, Oksuz S, Acar S, Yavuz MT. The
validity of the rapidly diagnostic tests for early detection of urinary tract
infection. Duzce Tip Fakultesi Dergisi 2008;3:39-42
40. Dunne WM. Laboratory diagnosis of urinary tract infection in children.
41. Lambert H, Coulthard M. The child with urinary tract infection. Dalam:
Webb NJA, Postlethwaite RJ, penyunting. Clinical Paediatric
Nephrology. Edisi 3. Oxford: University Press 2002:197-225
42. Ismaili K, Lolin K, Damry N, Alexander M, Lepage P, Hall M. Febrile
urinary tract infections in 0-to-3-month-old infants: a prospective
follow-up study. J Pediatr. 2011;158:91-4
43. Borsari AG, Bucher B, Brazzola P, Simonetti GD, Dolina M, Bianchetti
MG. Susceptibility of Escherichia coli strains isolated from outpatient
children with community-acquired urinary tract infection in Southern
LAMPIRAN
1. Personil Penelitian
1. Ketua Penelitian
Nama : dr. Amalia Utami Putri
Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak
FK-USU/RSHAM
2. Anggota Penelitian
1. Prof. dr. H. Rusdidjas, SpA(K)
2. Prof. dr. Hj. Rafita R, SpA(K)
3. dr. Oke Rina, sp.A
4. dr. Rosmayanti Siregar, sp.A
5. dr. Syarifah Julinawati
6. dr. Meirina Daulay
2. Biaya Penelitian
1. Bahan / perlengkapan : Rp. 25.000.000
2. Transportasi / Akomodasi : Rp. 2.000.000
3. Penyusunan / penggandaan : Rp. 2.000.000
4. Seminar hasil penelitian : Rp. 6.000.000
3. Jadwal Penelitian
WAKTU
KEGIATAN
MEI 2010 JUNI 2010
Persiapan
Pelaksanaan
Penyusunan hasil pemeriksaan
4. Penjelasan dan Persetujuan Kepada Orang Tua
Yth. Bapak / Ibu ……….
Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri (dengan menunjukkan surat
tugas dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU). Nama saya dokter
Amalia Utami Putri dan kawan-kawan bertugas di divisi Nefrologi Departemen
Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik. Saat ini, kami sedang
melaksanakan penelitian melihat ada/tidak bakteri dalam urin dengan
pemeriksaan urin secara mikroskopis (pewarnaan Gram) dan kultur urin pada
anak yang tersangka infeksi saluran kemih. Kami memohon izin kepada
Bapak/Ibu sebagai orangtua dari ...agar
membantu kami dalam pendataan kondisi kesehatan anak Bapak/Ibu.
Berdasarkan penelitian sebelumnya tidak dijumpai efek samping dari
pemeriksaan ini.
Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya diperiksa urinnya secara
mikroskopis (pewarnaan Gram) dan kultur, maka kami mengharapkan
Bapak / Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan
(PSP).
Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu,
kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Tim Peneliti
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ... Umur ... tahun L / P
Alamat : ...
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan
PERSETUJUAN untuk dilakukan pemeriksaan urin terhadap anak saya :
Nama : ...
Umur : ... tahun ... bulan L / P
Alamat Rumah : ...
yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko yang dapat
ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti
sepenuhnya. Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan.
... , ... 2010
Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan
dr. ... ...
5. Status Nefrologi
No. Reg : Tanggal: Dilakukan oleh:
IDENTITAS PRIBADI
Nama : ………...Jenis Kelamin: L / P
Tempat/Tanggal Lahir :... Anak Ke : ... dari ...bersaudara
Alamat Rumah : ………...……....
………...
Nomor Telpon/HP : ………...…
IDENTITAS ORANG TUA Ibu Ayah
Nama: : ... Tanggal lahir : ... Suku bangsa : ... Pekerjaan : ... Pendidikan : ... Tinggi/berat badan : ... Penyakit (jika ada) : ... Riwayat kelainan keturunan dalam keluarga : ya/tidak
ANAMNESE :
Penyakit yang sedang dialami (jika ada) : ... Penyakit terdahulu yang pernah dialami (jika ada) : ...
PEMERIKSAAN FISIK
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : dr. Amalia Utami Putri
Tempat/Tanggal lahir : Medan/ 26 Oktober 1980
Alamat : Jl. Amaliun no. 144 Medan
Pekerjaan : PNS RSUD. Tengku Mansyur Tanjung Balai
(sejak Oktober 2010)
Nama suami : Andy Aditya, ST
Nama ayah : Alm. Suhairil Utama Putra
Nama ibu : drg. Rasida Djas
PENDIDIKAN:
1986-1992 : SD. Kemala Bhayangkari 1 Medan
1992-1995 : SMP Negeri 1 Medan
1995-1998 : SMA Negeri 2 Medan
1998-1999 : Fakultas Ekonomi Akuntansi, Universitas Syiah Kuala
1999-2005 : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sumatera Utara
2007-sekarang : Pendidikan Program Dokter Spesialis Anak, Universitas