• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tutorial A11 - GUS2 Pc1

N/A
N/A
Eca Yunidra

Academic year: 2025

Membagikan "Tutorial A11 - GUS2 Pc1"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

GUS2-Pc1

Gonorrhoeae

Tutorial A11

(2)

Meet the team

(3)

Meet the team

Akbar Hakim Habibie (220100002) Arryan Bramlie (220100028)

Ika Bella Purba (220100078)

Chintya Febrina Pelawi (220100184) Andi Sri Mulyani (220100120)

Benedict Sitorus (220100103)

Fina indah permata (220100221) Cezia irini kareth (220100097)

Marshanda Febriana (220100258)

Muhammad Abrar Haidar Gunawan (220100229)

(4)

Skenario

(5)

Anatomi Organ Genital Pria

Ikabella Purba

(6)

Interna 1. Testis

2. Epididymis

3. Vas Deferens

4. Ductus Ejaculatorius 5. Vesikula seminalis

6.Kelenjar prostat Eksterna 1. Penis 2. Glans 3. Uretra 4. Scrotum

ANATOMI GENITALIA PRIA

(7)

TESTIS DAN EPIDIDIMIS

Testis

Struktur : oval dan agak gepeng.

Letak : Berada dalam scrotum

Fungsi : penghasil spermatozoa dan produksi steroid seks pada pria.

Epididimis

Struktur : berbentuk “koma” yang berada di batas posterolateral testis. Merupakan saluran berkelok kelok tidak teratur .

Fungsi : Epididimis adalah lokasi maturasi sperma.

Duktus berawal dari puncak testis (kaput epididimis) dan setelah melewati jalan berliku-liku duktus ini

berakhir sebagai ekor epididimis dan kemudian

menjadi vas (duktus) deferen

(8)

LAPISAN PEMBUNGKUS TESTIS

Kulit

Tunica dartos

Fascia spermatica eksterna

M. cremasterica (homolog dengan m.obliqus abdominis eksterna)

Fascia spermatica interna Tunica vaginalis

Tunica Albuginea

(9)

VAS DEFEREN DAN VESICULA SEMINALIS

VAS DEFEREN

Letak : Organ ini merupakan saluran

panjang dan tebal, mulai dari epididimis hingga ke rongga panggul. Organ ini

terletak di belakang kandung kemih.

Saluran ini bermuara dari epididimis.

Saluran Vas Deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma.

Fungsi : Vas deferens berfungsi

mengantar sperma matang ke penis, sebagai persiapan ejakulasi

VESICULA SEMINALIS

Letak : Vesicula Seminalis sepasang struktur berongga

dan berkantung pada dasar vesika urinaria didepan

rektum. Masing-masing vesikula seminalis memiliki

panjang 5 cm dan menempel erat pada vesika urinaria.

Fungsi : Vas deferen berperan dalam mengalirkan

sperma. Vesica seminalis memproduksi sekitar 50 – 60%

total cairan semen. Komponen penting semen yang

berasal dari vesikula seminalis adalah fruktosa dan

prostagland

(10)

VAS DEFEREN DAN VESICULA SEMINALIS

(11)

KELENJAR PROSTAT DAN PENIS

Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra pria.Lobus media prostat secara histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi urethra dan

memisahkannya dengan ductus ejaculatorius.

Penis terdiri dari jaringan cavernosa

(erektil) dan dilalui urethra. Permukaan posterior yang lunak adalah yang paling dekat dengan urethra,Ujung penis disebut glans penis yang dilapisi dengan

preputium.

(12)

VASKULARISASI DAN INERVASI

VASKULARISASI

Arteri Pudenda mendarahi penis dari

permukaan dorsal dan memasuki corpus cavernosum. 2 Arteri dorsalis penis & 1 vena dorsalis penis terutama mendarahi

corpus cavernosa penis. Cabang dari arteri scrotalis & a.pudenda interna kulit testis

PERSARAFAN

Persarafan penis berasal dari nervus

pudendus ( S2,3 dan 4 ) dan pleksus

otonom pelvis.

(13)

Histologi Organ Vital Pria

Cezia Irini Kareth

(14)

Testis

(15)

Saluran yang berlekuk-lekuk Dilapisi epitel berlapis kubis yang berada di atas membran basalis

Di luar tubulus terdapat sel myoid peritubular

Di dalam tubulus seminiferus terdapat dua macam sel yaitu sel sertoli dan sel

spermatogenik

Terdapat jaringan intertisial

diantara tubulus yang terdapat sel leyding(menghasilkan

hormon testosteron)

Tubulus seminiferus

(16)

Lumen berkelanjutan dari tubulus seminiferus

Dilapisi oleh epitel selapis kubis hingga silindris

Lumen ini akan berlanjut ke

mediastinum menjadi rate testis

Tubulus rektus

(17)

Lumen berkelanjutan dari tubulus rektus

Dilapisi oleh epitel selapis kubis hingga silindris

Berada di daerah mediastinum Lumen ini akan berlanjut

menjadi duktus eferens

Rete testis

(18)

Lumen berkelanjutan dari rete testis

Dilapisi oleh epitel selapis silindris dengan tinggi yang tidak sama

Beberapa sel epitelnya terdapat silia

Duktus eferens

(19)

Lumen berkelanjutan dari duktus eferens

Dilapisi oleh epitel berderet silindris dengan stereocilia Sel nya tingginya sama

Dalam saluran ini,spermatozoa berjalan lamban untuk

mencapai kematangan

Epididimis

(20)

Lumen berkelanjutan dari epididimis

Dilapisi oleh epitel berderet silindris dengan stereocilia Sel nya tingginya sama

Mukosa melipat sehingga

lumen tampak seperti bintang Lapian muskularis

tebal(longlitudinal-sirkular- longlitudinal)

Duktus deferens

(21)

Kelenjar genitalia

Vesikula

seminalis Kelenjar prostat

(22)

Lumen mukosa banyak

mengandung lipatan yang bercabang

Dilapisi oleh epitel selapis

silindris atau berderet silindris Dalam satu lapangan

pandang,terdapat lebih dari satu lumen

Vesikula seminalis

(23)

Organ padat yang mengelilingi uretra

Jaringan intertisial diisi otot polos

Terdapat bentukan homogen yang disebut corpora amylacea

Kelenjar prostat

(24)

Penis Terdiri dari tiga tabung jaringan erektil

Corpus cavernosum Corpus spongiosum

Pada corpus spongiosum terdapat lumen uretra pars cavernosum

Corpus diliputi lapisan tunika albuginea

Penis

(25)

Patofisiologi Nyeri BAK

dan Keluar Cairan

(26)

Patofisiologi Nyeri BAK

Pada Pria

(27)

Kondisi Patologis Mekanisme Patofisiologi Proses Inflamasi & Respon Nyeri

Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi bakteri pada uretra/kandung kemih menyebabkan inflamasi

lokal.

Bakteri seperti Escherichia coli merangsang pelepasan sitokin proinflamasi (IL-1, IL-6, TNF-α).

Sitokin ini menyebabkan edema, hiperemia, dan sensitisasi serabut saraf afferent. Akibatnya, terjadi

hiperalgesia dan rasa nyeri saat buang air kecil.

Uretritis Peradangan uretra akibat infeksi menular seksual

(IMS).

Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia

trachomatis menyebabkan infiltrasi leukosit PMN ke dalam mukosa uretra. Inflamasi ini merangsang

reseptor nyeri pada mukosa uretra, menyebabkan

sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil

(28)

Kondisi Patologis Mekanisme Patofisiologi Proses Inflamasi & Respon Nyeri

Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)

Batu ginjal atau ureter menyebabkan obstruksi dan iritasi mekanis pada

saluran kemih.

Gesekan antara batu dan dinding uretra

menyebabkan erosi dan inflamasi lokal. Aktivasi saraf somatosensorik akibat iritasi ini

menyebabkan nyeri tajam saat buang air kecil, terutama saat batu bergerak melalui uretra.

Trauma atau Iritasi Mekanis

Kerusakan epitel uretra akibat kateterisasi, hubungan seksual, atau

prosedur medis.

Trauma menyebabkan destruksi jaringan lokal dan pelepasan mediator inflamasi yang sensitisasi nociceptors. Hal ini memicu nyeri saat buang air

kecil.

(29)

Patofisiologi Keluar Sekret

Dari Kemaluan Pria

(30)

Kondisi

Patologis Etiologi Mekanisme Patofisiologis Jenis Sekret Gejala Tambahan

Uretritis Gonokokal

Neisseria gonorrhoeae

Bakteri N. gonorrhoeae

menginfeksi sel epitel uretra, menyebabkan peradangan hebat dan infiltrasi neutrofil.

Inflamasi ini menghasilkan eksudat purulen yang keluar

dari uretra.

Sekret purulen, kental, dan

berwarna kuning-hijau

Disuria, nyeri saat buang air kecil, frekuensi

buang air kecil meningkat.

Prostatitis Escherichia coli, Proteus mirabilis

Infeksi bakteri pada kelenjar prostat menyebabkan

peradangan yang melibatkan infiltrasi leukosit, edema, dan

penyempitan uretra, menghasilkan keluarnya

sekret dari uretra.

Sekret putih atau jernih,

kadang purulen

Nyeri pelvis, nyeri saat ejakulasi, disuria, demam pada prostatitis

akut.

(31)

Kondisi

Patologis Etiologi Mekanisme Patofisiologis Jenis Sekret Gejala Tambahan

Uretritis Non-

Gonokokal (NGU)

Chlamydia trachomatis, Mycoplasma

genitalium

Infeksi oleh bakteri ini menyebabkan peradangan

mukosa uretra dengan

respon inflamasi lebih ringan dibandingkan gonore.

Sekret

mukopurulen, lebih ringan dari

gonore

Disuria ringan, keluarnya

sekret

terutama di pagi hari.

Balanitis

Candida albicans, Streptococcus, Staphylococcus

Peradangan pada glans penis dan preputium akibat

infeksi jamur atau bakteri menyebabkan iritasi dan produksi sekret. Jika infeksi

melibatkan meatus uretra, sekret keluar dari uretra.

Sekret purulen atau serous, sering disertai dengan eritema

Eritema dan edema pada

glans penis, gatal, dan

iritasi

(32)

DD cairan dari kemaluan (+ Uretritis NON Go-GO)

Benedict A.R. Sitorus

(33)

Diagnosa Banding

Cairan dari Kemaluan

(34)

Diagnosa Banding

TRICHOMONIASIS

Merupakan salah satu dari 3 penyebab

vaginitis selain bakteri anaerob dan jamur candida. Duh tubuhnya biasanya berwarna kuning kehijauan, mukopurulen dan

berbusa

01 BAKTERIAL VAGINOSIS

Terjadi pergeseran dari flora normal yang dominan lactobacillus menjadi

perpaduan antara Mycoplasma genital G. vaginalis dan bakteri anaerob. Duh tubuhnya putih encer dengan bau

amis. Dijumpai clue cells

02

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A,. K, Simadibrata, M,. Setiyohadi, B,. Syam, F, A. (2014). Ilmu penyakit dalam. Jakarta : InternaPublishing

(35)

Diagnosa Banding

VULVOVAGINITIS CANDIDIASIS

Gejala klinis tidak spesifik, pasien sering tidak mengetahui adanya perubahan pada cairan vaginanya. Gejala paling sering adalah iritasi, rasa gatal, nyeri, ataupun cairan yang kental

03

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A,. K, Simadibrata, M,. Setiyohadi, B,. Syam, F, A. (2014). Ilmu penyakit dalam. Jakarta : InternaPublishing

(36)

Pada Pria

(37)

GONORRHEA 01

Masa inkubasi 2-5 hari dengan gejala awal nyeri disertai rasa terbakar saat

buang air kecil dan keluar discharge yang mukoid

URETRITIS

NONSPESIFIK

02

Disebut juga Uretritis Nongonokokal.

Merupakan infeksi pada uretra yang ditularkan melalui hubungan seksual namun tidak dijumpai adanya gonore.

Pada Pria

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A,. K, Simadibrata, M,. Setiyohadi, B,. Syam, F, A. (2014). Ilmu penyakit dalam. Jakarta : InternaPublishing

(38)

Etiologi, Faktor Resiko Dari IMS

Arryan Bramlie

(39)

Etiologi

Reno, Hillary,

Laura Qulter.2024.

Sexually

Transmitted Infection. CDC

Yellow Book 2024

(40)

Etiologi

Reno, Hillary,

Laura Qulter.2024.

Sexually

Transmitted Infection. CDC

Yellow Book 2024

(41)

Etiologi

Reno, Hillary,

Laura Qulter.2024.

Sexually

Transmitted Infection. CDC

Yellow Book 2024

(42)

Etiologi

Reno, Hillary,

Laura Qulter.2024.

Sexually

Transmitted Infection. CDC

Yellow Book 2024

(43)

Etiologi

Reno, Hillary,

Laura Qulter.2024.

Sexually

Transmitted Infection. CDC

Yellow Book 2024

(44)

Etiologi

Reno, Hillary,

Laura Qulter.2024.

Sexually

Transmitted Infection. CDC

Yellow Book 2024

(45)

Etiologi

Reno, Hillary,

Laura Qulter.2024.

Sexually

Transmitted Infection. CDC

Yellow Book 2024

(46)

Etiologi

Reno, Hillary,

Laura Qulter.2024.

Sexually

Transmitted Infection. CDC

Yellow Book 2024

(47)

Faktor Risiko

Memiliki banyak pasangan seks Melakukan seks dengan pasangan anonim

Melakukan hubungan seks anal, vaginal, atau oral tanpa kondom

Melakukan seks di bawah pengaruh obat-obatan atau

alkohol

Reno, Hillary, Laura Qulter.2024. Sexually Transmitted Infection. CDC Yellow Book 2024

(48)

Jenis-Jenis Duh Tubuh Yang Keluar Dari Urethra Laki-Laki

(Fisiologis + Patologis)

Chintya Febrina Pelawi

(49)

Fisiologis

SISTEM URINARIA SISTEM REPRODUKSI

Urine.

Urine adalah cairan yang dihasilkan oleh ginjal dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih.

Fungsinya adalah membuang sisa metabolisme dan zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh,

termasuk air, garam, dan bahan kimia lain.

01 02

1. Cairan Pra-ejakulasi

Cairan pra-ejakulasi dikeluarkan dari uretra pria dalam jumlah hingga 4 ml selama gairah seksual, sebelum ejakulasi. Cairan ini dikatakan

berasal dari kelenjar Cowper dan kelenjar Littre, yang terbuka di

berbagai tempat di sepanjang uretra. Kelenjar ini mengeluarkan cairan alkali yang mengandung banyak enzim dan lendir tetapi tidak

mengandung sperma.

2. Semen (air mani)

Cairan kental berwarna putih kekuningan yang keluar dari organ

reproduksi pria saat ejakulasi. Selain cairan organ reproduksi, cairan ini juga mengandung SPERMATOZOA dan plasma nutrisinya.

Killick, S. R. et al. (2011) “Sperm content of pre-ejaculatory fluid,” Human fertility (Cambridge, England), 14(1), pp. 48–52. doi:

10 3109/14647273 2010 520798

Semen - MeSH - NCBI (no date) Nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/mesh?

Db=mesh&Cmd=DetailsSearch&Term=%22Semen%22%5BMeSH+Terms%5D (Accessed: September 5, 2024).

(50)

Patologis

URETHRITIS GONORE URETRITIS NON SPESIFIK

Penyebab:

mukopurulen : cairan duh tubuh yang keluar dari uretra kondisi dalam keadaan kental, kuning

kehijauan .

01 02

Neisseria gonorrhoeae. Penyebab NGU yang paling umum adalah Chlamydia trachomatis , yang mencakup 15% hingga 40% kasus NGU. Penyebab paling umum kedua adalah Mycoplasma genitalium, yang mencakup 15% hingga 20% kasus NGU; meskipun pengujian yang luas untuk mycoplasma tidak tersedia. Penyebab NGU yang kurang umum termasuk infeksi dengan Trichomonas vaginalis , virus herpes simpleks, virus Epstein Barr, dan Adenovirus . Bakteri enterik adalah penyebab NGU yang tidak umum yang biasanya terlihat pada pria yang melakukan hubungan seks anal insertif. Pada hampir setengah dari semua kasus NGU, etiologinya tidak teridentifikasi.

Uretritis non spesifik dapat didiagnosis dengan salah satu hal berikut ini:

1. Keluarnya cairan mukoid, mukopurulen, atau purulen pada pemeriksaan

2. Pewarnaan Gram pada sekresi uretra menunjukkan adanya 2 sel darah putih (WBC) per bidang imersi minyak.

3. Tes esterase leukosit positif pada urinalisis atau pemeriksaan mikroskopis sedimen dari urin pertama yang menunjukkan jumlah WBC sama dengan 10 per bidang pandang daya tinggi.

Springer, C. and Salen, P. (2023) Gonorrhea. StatPearls Publishing.

Territo, H. and Ashurst, J. V. (2023) Nongonococcal Urethritis. StatPearls Publishing.

(51)

Masa Inkubasi Pada Penyakit Duh Tubuh

Pada Urethra Laki-Laki

Muhammad Abrar Haidar Gunawan

(52)

GONORRHEA CHLAMYDIA

❖ Penyebab Bakteri: Treponema pallidum

❖ Masa Inkubasi: Antara 10 hingga 90 hari, dengan rata-rata sekitar 21 hari untuk munculnya luka primer (chancre) yang merupakan tanda awal infeksi.

❖ Discharge yang Dihasilkan:

Chancre: Luka atau ulkus yang muncul di area genital, anus, atau mulut. Luka ini biasanya tidak

menimbulkan discharge, tetapi dapat terinfeksi sekunder.

SYPHILIS

❖ Penyebab Bakteri: Chlamydia trachomatis

❖ Masa Inkubasi: Masa inkubasi trachoma bervariasi, 5 – 21 hari setelah terinfeksi. Onsetnya sering asimptomatik, jarang akut. Namun, beberapa orang mungkin tidak

menunjukkan gejala sama sekali atau gejalanya bisa muncul lebih lambat.

❖ Discharge yang Dihasilkan:

Pria: Discharge dari uretra umumnya berwarna putih atau keruh dan

mungkin tidak terlalu melimpah.

Nyeri saat berkemih dan rasa gatal di ujung penis juga bisa terjadi.

❖ Penyebab Bakteri: Neisseria gonorrhoeae

❖ Masa Inkubasi: 2 hingga 5 hari setelah melakukan hubungan

seksual atau terinfeksi. Gejala

dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat pada beberapa kasus.

❖ Discharge yang Dihasilkan:

Pria: Discharge dari uretra biasanya berwarna kuning atau hijau dan bisa kental. Discharge ini sering kali

disertai dengan nyeri saat berkemih dan nyeri di testis.

01 02 03

Holmes KK, Johnson DW, Trostle HJ. An estimate of the risk of men acquiring gonorrhea by sexual contact with infected females. Am J Epidemiol. 1970 Feb;91(2):170-4. doi: 10.1093/oxfordjournals.aje.a121125. PMID: 5416250.

Bazan JA, Peterson AS, Kirkcaldy RD, et al. Notes from the field. Increase in Neisseria meningitidis–associated urethritis among men at two sentinel clinics — Columbus, Ohio, and Oakland County, Michigan, 2015. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 65:550–552, 2016. doi:

10.15585/mmwr.mm6521a5external icon

(53)

CHANCROID LYMPHOGRANULOMA VENEREUM (LGV)

❖ Penyebab Bakteri: Chlamydia

trachomatis (serovar L1, L2, atau L3)

❖ Masa Inkubasi: Antara 1 hingga 4

minggu setelah terinfeksi. Infeksi ini dapat menyebabkan gejala seperti luka kecil di area genital yang sering kali tidak disadari, diikuti oleh pembengkakan kelenjar

getahbening.

❖ Discharge yang Dihasilkan:

Pria dan Wanita: Luka kecil di area genital yang bisa disertai dengan discharge dari area yang terinfeksi jika terdapat infeksi sekunder. Pembengkakan dan nyeri di

kelenjar getah bening (buboes) juga dapat terjadi.

❖ Penyebab Bakteri: Haemophilus ducreyi

❖ Masa Inkubasi: Antara 3 hingga 10 hari setelah terinfeksi. Gejala

biasanya dimulai dengan munculnya luka atau ulkus di area genital.

❖ Discharge yang Dihasilkan:

Pria dan Wanita: Luka atau ulkus yang menyakitkan di area genital yang bisa mengeluarkan nanah.

Pembengkakan dan nyeri di kelenjar getah bening di area panggul juga bisa terjadi.

04 05

Holmes KK, Johnson DW, Trostle HJ. An estimate of the risk of men acquiring gonorrhea by sexual contact with infected females. Am J Epidemiol. 1970 Feb;91(2):170-4. doi: 10.1093/oxfordjournals.aje.a121125. PMID: 5416250.

Bazan JA, Peterson AS, Kirkcaldy RD, et al. Notes from the field. Increase in Neisseria meningitidis–associated urethritis among men at two sentinel clinics — Columbus, Ohio, and Oakland County, Michigan, 2015. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 65:550–552, 2016. doi:

10.15585/mmwr.mm6521a5external icon

(54)

PENYEBAB MASA INKUBASI

Pria: Discharge dari uretra biasanya ringan, bisa berwarna putih atau keruh. Gejala lain termasuk nyeri saat berkemih dan gatal atau rasa terbakar di ujung penis.

DISCHARGE YANG DIHASILKAN

Masa inkubasi NSU bisa bervariasi dan tidak selalu jelas karena infeksi ini tidak memiliki penyebab spesifik yang mudah di identifikasi. Pada laki-laki masa inkubasi uretritis non spesifik 1 sampai 5 minggu setelah melakukan hubungan seksual atau terpapar iritan atau patogen.

Uretritis non-spesifik (NSU) adalah peradangan uretra yang tidak disebabkan oleh patogen yang dapat di identifikasi melalui tes standar seperti gonore atau klamidia. Penyebabnya bisa mencakup infeksi oleh bakteri lain, iritasi, atau bahkan alergi.

❖ ❖ ❖

Holmes KK, Johnson DW, Trostle HJ. An estimate of the risk of men acquiring gonorrhea by sexual contact with infected females. Am J Epidemiol. 1970 Feb;91(2):170-4. doi: 10.1093/oxfordjournals.aje.a121125. PMID: 5416250.

Bazan JA, Peterson AS, Kirkcaldy RD, et al. Notes from the field. Increase in Neisseria meningitidis–associated urethritis among men at two sentinel clinics — Columbus, Ohio, and Oakland County, Michigan, 2015. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 65:550–552, 2016. doi:

10.15585/mmwr.mm6521a5external icon

URETRITIS NON SPESIFIK

(55)

Penegakan Diagnosis

Gonorhea

Marshanda Febriana

(56)

01 02 03

Diagnosis

ANAMNESIS PEMERIKSAAN

FISIK

dijumpai Diplokokus gram

negatif, intraseluler dan ekstra seluler

PEMERIKSAAN PENUNJANG

dijumpai duh uretra

mukopurulen tanpa darah, OUE eritema, edema dan ektropion dan pembesaran kelenjar ketah bening pada lipatan paha kiri dan kanan

adanya cairan seperti nanah yang keluar dari kemaluan nya dan melakukan hubungan

seksual dengan wanita yang

baru dikenalnya 4 hari yang lalu

(57)

Pada kasus, dari pemerikaaan duh tubuh dengan pengecatan gram (sediaan langsung) dijumpai:

diplokokus gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler.

Hasil pemeriksaan gram ditemukannya bakteri

Nesseria gonorrhoaeae yang berbentuk seperti biji kopi berpasangan yang terdapat di dalam dan diluar polymorpho leukosit dan tidak menyerap pewarnaan gram.

Pada pria pemeriksaan gram memiliki sensitivitas tinggi sekitar 90-95 % dan spesifitas 90-99%. Jadi dengan pemeriksaan langsung sudah cukup tidak perlu dilakukan kultur

Interpretasi hasil pemeriksaan penunjang

(58)

Pemeriksaan yang sering dilakukan dengan cara pewarnaan Gram, dengan ditemukannya bakteri gonokokus Gram negatif intraseluler dan ekstraseluler.

Yang akan memakai beberapa reagensia seperti : karbol-gentian violet, lugol/Iodine, fuchsin-air (safranin) dan aseton alkohol

Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas >90% dan spesifisitas 98%

pada laki-laki dengan urethritis purulen.

Pada pemeriksaan Gram dengan spesimen endoserviks memiliki sensitivitas sekitar 50% dan spesifisitas 95%

pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding

PEWARNAAN GRAM

(59)

pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding

KULTUR

media agar yang digunakan ialah media Thayer-Martin yang selektif untuk isolasi Neisseria

gonorrhoeae.

Media ini mengandung vankomisin untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, nistatin untuk menghambat pertumbuhan jamur.

Kultur diinkubasi pada suhu 35 °C - 37°C dan atmosfer yang mengandung CO2 5%.

Pemeriksaan kultur dari bahan duh uretra pria memiliki sensitivitas lebih tinggi yaitu 94% - 98% dan spesifisitas sama yaitu 98%.

(60)

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A,. K, Simadibrata, M,. Setiyohadi, B,. Syam, F, A. (2014). Ilmu penyakit dalam. Jakarta : InternaPublishing.

Adhata, A. R. (n.d.). DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA GONORE. Jurnalmedikahutama.com.

Referensi

(61)

Tatalaksana Gonorhea

& Edukasi Gonorhea

Fina indah permata

(62)

Tatalaksana

Sefiksim 400mg + azitromisin 1 gr secara oral

atau

doksisiklin 100mg 2 x 1

selama 7 hari seftriakson 250 mg.i.m

+azitromisin 1gr atau

doksisiklin 100 mg 2x1 selama 7 hari

UMI Medical Journal Vol 3 Issue I (juni,2022)

Harlim, Ago. "Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fk Uki." (2019).

(63)

Tatalaksana

kanamisin 2 gr , i.m .

tiamfenikol 2,5-3,5 gram kuinolon :

levofloksasin 250 mg ,oral ,dosis tunggal

UMI Medical Journal Vol 3 Issue I (juni,2022)

Harlim, Ago. "Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fk Uki." (2019).

(64)

Edukasi

Pasien harus menjauhi aktivitas seksual setidaknya selama satu minggu setelah dimulainya terapi antibiotik.

Pasien ini tidak boleh melakukan hubungan seksual sebelum diobati dengan benar dan dinyatakan sembuh .

Pasien datang kontrol 1 minggu setelah dilakukan pengobatan untuk bisa dinyatakan sembuh .

Bekas pakaian dalam tidak boleh dicampur adukan dengan penghuni rumah lainnya.

Setelah memegang alat kelamin harus dicuci tangan dengan sabun .

Springer, C. and Salen, P. (2023) Gonorrhea. StatPearls Publishing

(65)

Prognosis, Komplikasi, SKDI Gonorhea

Akbar Hakim Habibie

(66)

Dengan terapi segera, infeksi gonokokal pada uretra jarang menyebabkan

morbiditas jangka panjang.

PROGNOSIS

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A,. K, Simadibrata, M,. Setiyohadi, B,. Syam, F, A. (2014). Ilmu penyakit dalam. Jakarta : InternaPublishing

(67)

KOMPLIKASI

TISONITIS PARAURETRITIS

Bila hanya duktus yang terkena, biasanya tanpa gejala.

Bila infeksi terjadi pada kelenjar Cowper dapat terjadi abses.

Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan pada daerah perineum disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan disuria.

COWPERITIS

Sering terjadi pada orang

hipospadia. Ditemukan pus pada muara duktus pararuretritis. Perlu pengamatan cermat dengan cara menekan kelenjar yang terletak pada tepi lubang kencing akan terlihat kelar nanah dari saluran kelenjar.

Kelenjar ini menghasilkan smegma.

Biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan kurang baik. Ditemukan pus,

pembengkakan serta nyeri tekan pada preputium. Apabila duktus

tertutup, akan menyebabkan abses.

01 02 03

Lokal

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A,. K, Simadibrata, M,. Setiyohadi, B,. Syam, F, A. (2014). Ilmu penyakit dalam. Jakarta : InternaPublishing

(68)

KOMPLIKASI

PROSTATITIS VESIKULITIS

Epididimitis dan tali spermatika membengkak dan terasa panas, juga testis, sehingga menyerupai hidrokel sekunder, pada penekanan terasa nyeri sekali. Keadaan yang mempermudah timbulnya

epididimitis adalah trauma pada uretra bagian posterior yang di sebabkan oleh salah penanganan atau kelalaian penderita sendiri.

EPIDIDIMITIS

Radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus

ejakulatoria, dapat timbul menyertai prostatitis akut atau epididimitis

akut. Gejala berupa demam,

polikasuria, nyeri pada saat ereksi dan ejakulasi, hematuri terminal, dan spasme mengandung darah.

Prostatitis akut ditandai dengan demam, malaise, disuria, retensi urin, obstipasi dan rasa tidak enak pada daerah suprapubis.

Bila prostatitis kronik, gejala ringan dan intermiten. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam

apabila duduk terlalu lama.

01 02 03

Asendens

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A,. K, Simadibrata, M,. Setiyohadi, B,. Syam, F, A. (2014). Ilmu penyakit dalam. Jakarta : InternaPublishing

(69)

KOMPLIKASI

01 02 03

Diseminata

ARTRITIS MIOKARDITIS DERMATITIS

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A,. K, Simadibrata, M,. Setiyohadi, B,. Syam, F, A. (2014). Ilmu penyakit dalam. Jakarta : InternaPublishing

(70)

SKDI

Mampu mendiagnosis tepat

Tatalaksana mandiri dan tuntas

(71)

Aspek Otonom Dalam

Lingkungan Etik Kedokteran Dalam Pencegahan IMS pada

Anak Remaja

Andi Sri Mulyani

(72)

Otonomi adalah prinsip dalam etik kedokteran yang menekankan hak individu untuk membuat keputusan sendiri mengenai perawatan kesehatan mereka. Prinsip ini menjadi dasar dalam praktik medis, di mana pasien diberi hak untuk menentukan tindakan medis apa yang akan diambil setelah menerima informasi yang cukup dan jelas.

Pengertian Otonomi dalam Etik

Kedokteran:

(73)

• Pada usia 18 tahun, seseorang dianggap sudah dewasa secara hukum di Indonesia dan memiliki hak penuh atas otonomi pribadinya, termasuk dalam pengambilan keputusan terkait kesehatan. Ini berarti remaja pada usia ini dapat memberikan "informed consent" tanpa perlu persetujuan dari orang tua atau wali.

• Remaja usia 18 tahun memiliki hak untuk memutuskan apakah mereka akan menerima tindakan pencegahan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS), seperti vaksinasi HPV, penggunaan kondom, atau konsultasi kesehatan seksual.

Otonomi pada remaja 18 tahun

(74)

• Dalam konteks pencegahan IMS, dokter harus memastikan bahwa remaja mendapatkan semua informasi yang relevan dan akurat tentang risiko IMS dan opsi pencegahan yang tersedia. Ini termasuk menjelaskan secara transparan tentang manfaat dan risiko dari berbagai tindakan pencegahan.

• Dokter juga harus menghormati keputusan yang diambil oleh remaja, meskipun keputusan tersebut mungkin berbeda dengan saran medis yang diberikan. Namun, dokter tetap berkewajiban untuk memastikan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan pemahaman yang baik terhadap informasi yang diberikan.

Etika Kedokteran Dalam pencegahan IMS

(75)

Di Indonesia, usia di mana seorang anak dianggap memiliki hak penuh atas dirinya sendiri, termasuk dalam pengambilan keputusan medis seperti tindakan pencegahan Infeksi

Menular Seksual (IMS), umumnya adalah 18 tahun. Pada usia ini, individu sudah dianggap dewasa menurut hukum dan

memiliki hak penuh untuk membuat keputusan medis sendiri tanpa memerlukan persetujuan dari orang tua atau wali.

Hukum dan Undang-undang

(76)

• UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan: Pasal 56 mengatur bahwa setiap orang memiliki hak untuk

mendapatkan informasi lengkap mengenai prosedur medis yang akan dilakukan dan memberikan persetujuan tanpa

tekanan. Remaja 18 tahun dapat memberikan persetujuan ini sendiri.

• UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sudah tidak berlaku lagi untuk individu berusia 18 tahun ke atas, karena mereka tidak lagi dianggap anak di bawah umur menurut undang-undang.

• Peraturan Menteri Kesehatan No.

290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan

Medis juga mengakui hak pasien dewasa untuk memberikan persetujuan mereka sendiri terhadap tindakan medis.

Hukum dan Undang-undang

(77)

Thank you!

slebew

Referensi

Dokumen terkait

- Diagnosis keracunan merkuri dapat ditegakkan dengan anamnesis untuk mengetahui riwayat pajanan dan pemeriksaan fisik sesuai efek yang ditimbulkan. Pemeriksaan

Diagnosis diabetes melitus didasarkan pada bukti yang diperoleh dari anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan penunjang. 6 Pada anamnesis ditanyakan riwayat keluarga,

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang kemudian terbentuk suatu kriteria klinis diagnosis pneumonia yaitu : adanyanya infiltrat baru atau

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit batu ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan

Demam Kasus 2 Jenis Demam Demam Tinggi Terus Menerus Riwayat Sumber Penluaran (+) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Banding Diagnosis Kerja Terapi Pemutusan

Dalam menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus obstetri yang harus dilakukan terhadap pasien adalah anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Pada kasus

Diagnosis: Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien dapat didiagnosis menderita Sindrom Koroner Akut (STEMI), sinus bradikardi,

Diagnosis dan Prognosis Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik, gejala klinis dan didukung dengan pemeriksaan penunjang yaitu dengan pemeriksaan darah rutin, kimia darah,