• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Dan Pembuatan Sistem Pengamanan Sepeda Motor Berbasis Mikrokontroller Atmega 8 Via Ponsel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Dan Pembuatan Sistem Pengamanan Sepeda Motor Berbasis Mikrokontroller Atmega 8 Via Ponsel"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

SISTEM PENGAMANAN SEPEDA MOTOR BERBASIS

MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 VIA PONSEL

SKRIPSI

NELLY MARISI SITUMEANG

130821020

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

SISTEM PENGAMANAN SEPEDA MOTOR BERBASIS

MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 VIA PONSEL

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains

NELLY MARISI SITUMEANG

130821020

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

i

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

PENGAMANAN SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 VIA PONSEL

Kategori : SKRIPSI

Nama : NELLY MARISI SITUMEANG

Nomor Induk Mahasiswa : 130821020

Program Studi : SARJANA (S1) FISIKA INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dikeluarkan di Medan, 31 Agustus 2015

Pembimbing

Dr. Marhaposan Situmorang NIP. 19551030 198003 1 003

Diketahui/disetujui oleh Program Studi S-1 Fisika

Ketua,

(4)
(5)

iii

PERNYATAAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGAMANAN SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 VIA PONSEL

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2015 Penulis

(6)

iv

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Skripsi ini adalah laporan penelitian yang mengambil judul Perancangan dan Pembuatan Sistem Pengamanan Sepeda Motor Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 8 Via Ponsel.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Sutarman,M.Scselaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Marhaposan Situmorang selaku Ketua Departemen Fisika FMIPA USU yang telah membantu proses pelaksanaan penelitian sekaligus sebagai pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan selama pembuatan skripsi.

3. Bapak Dr.Bisman P,M.Eng.Sc, Bapak Drs.Kurnia Brahmana,M.Si, dan Bapak Tua Raja Simbolon,S.Si.,M.Si sebagai dosen penguji yang memberikan arahan dan bimbingannya.

4. Orang tua terkasih Bapak N.Situmeang dan Ibu B.br.Panjaitan yang selalu memberi dukungan dan doa hingga penulis dapat menyelesaikan kuliah S1 di Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh dosen yang mengajar di Jurusan Fisika Ekstensi

6. Bapak Johaidin Saragih,S.Si.,M.Si selaku dosen yang turut memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan skripsi.

7. Suami tersayang Brigadir Paiyan Situngkir dan putra/i tercintaku Ine Lasniroha Situngkir dan Freo Hasintongan Situngkir

(7)

v

ABSTRAK

(8)

vi

ABSTRACT

(9)

vii

DAFTAR ISI

Hal

PERSETUJUAN ... i

PERNYATAAN ... ii

PENGHARGAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 1

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Rumusan Masalah ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 2

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor Posisi (limit switch)... 4

2.2 Motor DC... 5

2.2.1 Komponen Utama Motor DC... 5

2.2.2 Prinsip Kerja Motor DC... 6

2.3 Buzzer... 7

2.4 Mikrokontroller ATMega 8 ... 8

2.4.1 Arsitektur Mikrokontroller ATMega 8 ... 8

2.4.2 Konfigurasi Pin ATMega 8 ... 9

2.4.3 Memori AVR ATMega ... 13

2.5 Relay ... 14

2.5.1 Teori Relay ... 14

2.5.2 Prinsip Kerja Relay ... 15

2.6 Field Effect Transistor (FET) 16 BAB 3 METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian ... 18

3.2 Perancangan Pengendalian Sistem... 19

3.3 Rangkaian Keseluruhan Sistem... 21

3.3.1 Rangkaian power Supply... 22

3.3.2 Rangkaian Mikrokontroller ATMega 8... 22

3.3.3 Rangkaian Relay... 23

3.3.4 Rangkaian Buzzer... 24

3.3.5 Rangkaian Motor DC... 25

3.4 Perancangan Algoritma Program... 27

3.5 Perancangan Program Sistem... 28

(10)

viii

4.2 Pengujian delay/tundaan waktu... 32

4.3 Pengujian sensor limit switch... 33

4.4 Pengujian input kunci kontak/ignition key... 33

4.5 Pengujian pengaktifan alarm... 34

4.6 Pengujian Keseluruhan rangkaian... 34

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 37

5.2 Saran... 37

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Simbol dan bentuk limit switch ... 3

Gambar 2.2 Konstruksi dan simbol limit switch ... 3

Gambar 2.3 Bentuk Fisik Motor DC ... 4

Gambar 2.4 Komponen Utama Motor DC ... 4

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Motor DC ... 5

Gambar 2.6 Simbol dan bentuk Fisik buzzer ... 6

Gambar 2.7 Konfigurasi Pin ATMega 8 ... 8

Gambar 2. 8 Bentuk Fisik ATmega8 ... 10

Gambar 2.9 Status Register ATMega 8 ... 10

Gambar 2.10 Peta Memori Atmega 8 ... 12

Gambar 2.11 Bentuk dan simbol relay ... 13

Gambar 2.12 Prinsip Kerja Relay ... 14

Gambar 2.13 Simbol FET ... 15

Gambar 2.14 Bentuk fisik mosfet IRF Z44 ... 16

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem ... 17

Gambar 3.2 Gambar Rangkaian Keseluruhan Sistem ... 19

Gambar 3.3 Rangkaian Power Supply ... 20

Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Sistem Minimum ATmega8 ... 20

Gambar 3.5 Rangkaian Relay ... 21

Gambar 3.6 Rangkaian Buzzer ... 22

Gambar 3.7 Rangkaian Motor DC ... 23

(12)

v

ABSTRAK

(13)

vi

ABSTRACT

(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pada zaman sekarang, kejahatan semakin merajalela terutama pencurian sepeda motor. Sasaran utama para curanmor adalah lingkungan kampus dimana mahasiswa/i rata-rata memiliki sepeda motor. Dan tidak hanya itu, di keramaian pun para curanmor dapat melakukan aksi dengan mudahnya. Untuk itu sangat diperlukan kewaspadaan yang ekstra untuk menjaga sepeda motor kita.

Dengan meningkatnya tindak kriminalitas, khususnya pencurian sepeda motor sekarang ini, bukanlah hal mengherankan apabila semakin hari manusia menginginkan suatu sistem keamanan sepeda motor yang modern. Biasanya, solusi yang biasa dilakukan oleh pemilik kendaraan adalah dengan membuat kunci ganda berupa gembok, tetapi pemilik sering lupa bahkan malas memasangnya. Apalagi pencuri kendaraan bermotor dapat membuat kunci-kunci duplikat sehingga pencuri kendaraan bermotor bisa dengan santai melakukan aksinya dengan tidak mengundang kecurigaan.

Di sisi lain, seiring dengan perkembangan teknologi, handphone merupakan salah satu teknologi yang sangat digandrungi masyarakat. Dengan uang di bawah satu juta saja sudah dapat memiliki ponsel, dan dengan menambahkan sedikit rangkaian berbasis mikrokontroller maka fungsi ponsel tidak hanya untuk sarana alat komunikasi via suara ataupun SMS (Short Massage Service) tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat pengaman pada sepeda motor yang nantinya dapat juga dikembangkan pada mobil.

Di era dimana saat curanmor ditakuti namun ponsel digandrungi, inilah saatnya memanfaatkan teknologi dari ponsel yang telah dimiliki banyak pihak sebagai sistem keamanan serta kepraktisan untuk hidup lebih baik.

1.2.

Tujuan Penelitian

Tujuan pembuatan alat ini adalah :

(15)

2

2. Mengoptimalkan fungsi ponsel selain sebagai alat komunikasi

3. Menjaga sepeda motor dari curanmor yang semakin hari semakin merajalela 4. Menekan angka kriminalitas khususnya curanmor

1.3.

Batasan Masalah

Batasan Masalah dalam pembahasan pembuatan alat ini antara lain : 1. Program ini dibangun dengan menggunakan Bahasa Pemrograman C

2. Desain dan pembuatan rangkaian mikrokontroller yang nantinya dipasang di dalam sepeda motor

3. Bagaimana mengatur sistem alarm pada sepeda motor yang dikontrol IC mikrokontroller ATMega 8 yang dapat bekerja secara baik

4. Tidak membahas lebih lanjut mengenai komponen tambahan yang digunakan untuk berkomunikasi dari ponsel ke mikrokontroller yang dipasang pada sepeda motor

1.4.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah untuk Skripsi ini antara lain :

1. Bagaimana membuat sistem pengamanan sepeda motor yang baik dandapat dipergunakan sehari-hari

2. Bagaimana membuat dan merancang alat yang memiliki sistem yang baik dengan modal yang murah dan dapat dipakai setiap pemilik sepeda motor.

1.5.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari pembuatan alat SISTEM PENGAMANAN SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 VIA PONSEL yaitu :

1. Secara teoritis manfaat dari alat ini digunakan untuk mengamankan sepeda motor dari aksi curanmor dan membuat efek jera para curanmor untuk melakukan aksinya.

(16)

3

1.6

Sistematika Penulisan

Untuk memberi gambaran dalam mempermudah serta memahami tentang sistematika kerja dari alat PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGAMANAN SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 VIA PONSEL, maka penulis menulis skripsi ini dengan sistematika penulisan sbagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang pembahsan mengenai Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas teori-teori yang mendukung pembahasan tentang Sensor Posisi (limit switch), Motor DC, Buzzer, Mikrokontroller ATMega 8, Relay, dan Field Effect Transistor (FET).

BAB 3 METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian dan perancangan sistem yaitu diagram blok rangkaian, skematik dan kerja setiap rangkaian.

BAB 4 DATA DAN ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang pengujian alat dan juga analisa tugas akhir yang telah dibuat.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan seluruh proses perancangan dan pembuatan skripsi ini.

(17)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Sensor Posisi (limit switch)

Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol limit switch ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 . Simbol dan bentuk limit switch

Limit switch umumnya digunakan untuk : Memutuskan dan menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau benda lain. Menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil. Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek.

Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.

Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar di bawah:

(18)

5

2.2

Motor DC

Motor DC merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah

energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk,

misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor,

mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah seperti: mixer, bor

listrik,fan,angin.

Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak

mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan

mengatur:

• Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan

kecepatan

• Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak

langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus

dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk

kisaran kecepatan yang luas.

Gambar 2.3 Bentuk Fisik Motor DC

2.2.1 Komponen Utama Motor DC

(19)

6

1. KutubMedan

Kutub medan digambarkan sebagai interaksi dua kutub magnet akan

menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub

medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang

diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan:

kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi

bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih

besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.

Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai

penyedia struktur medan.

2. Dinamo

Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi

elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as

penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,

dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,

sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi,

arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.

3. Komutator

Komutator terdapat terutama dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk

membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu

dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya. Selain itu komutator

berfungsi untuk menyearahkan tegangan yang dihasilkan rotor menjadi

tegangan DC.

2.2.2 Prinsip Kerja Motor DC

(20)

7

Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan

untuk diubah menjadi energi mekanik. Bagian utama motor DC adalah statos dan

rotor dimana kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak

berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Bentuk

motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di

antara kutub-kutub magnet permanen. Catu tegangan dc dari baterai menuju ke

lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua segmen yang terhubung

dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas disebut angker

dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di antara

medan magnet.

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara

sempurna, maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang

disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang

dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor.

2.3

Buzzer

pengingat pesan dan tanda pastinya sudah sering ditemukan di beberapa perangkat elektronik di pasar. Pada era teknologi modern ini, pastinya alarm sudah tersedia di beberapa perangkat elektronik seperti ponsel dan juga jam memiliki alarm sebagai tanda peringatan. Rangkaian alarm atau tanda pengingat ini sudah menjadi salah satu penunjang penting dan tidak dapat dipisahkan di beberapa perangkat elektronik tersebut.

Gambar 2.6 Simbol dan Bentuk Fisik buzzer

(21)

8

komponen R4 LDR memiliki fungsi untuk mendeteksi atau melakukan penginderaan cahaya yang berada di sekitar ruangan di dekat rangkaian tersebut. Manfaat utama komponen LDR ini adalah cara menerima cahaya yang masuk. Apabila cahaya terang, tingkat resistensi dari LDR ini akan rendah dan tidak membuat rangkaian tersebut mengalirkan arus ke arah buzzer atau speaker yang terdapat di dalam rangkaian tersebut.

Hal kebalikannya justru terjadi jika LDR menerima cahaya rendah atau gelap sama sekali. Hasilnya, tingkat resistansi menjadi lebih tinggi sehingga bisa menimbulkan aliran ke arah komponen buzzer. Bersamaan dengan keadaan tingkat resistansi yang tinggi, nantinya komponen IC akan terpicu dan mendorong buzzer untuk menghasilkan suara yang nyaring dan mendeteksi adanya gangguan. Rangkaian ini juga bisa menggunakan cahaya sebagai alat pengaktifannya jika relay dan juga transistor terhubung dengan pin 3 atau output dari IC 1.

2.4

Mikrokontroller ATMega 8

2.4.1 Arsitektur Mikrokontroller ATMega 8

AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte.

(22)

9

tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 – 5,5 V.

2.4.2 Konfigurasi Pin ATMega 8

Gambar 2.7 Konfigurasi Pin ATMega 8

ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.

a. VCC

Merupakan supply tegangan digital. b. GND

Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding. c. Port B (PB7...PB0)

(23)

10

clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter 2 maka PB6 dan PB7 (TOSC 2 dan TOSC 1) digunakan untuk saluran input timer.

d. Port C (PC5…PC0)

Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam masing-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source).

e. RESET/PC6

Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pinI/O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pinyang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa 8 minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja.

f. Port D (PD7…PD0)

Port D merupakan 8-bit bi-directionalI/O dengan internal pull-upresistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada portini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.

g. AVcc

Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.

h. AREF

(24)

11

Gambar 2. 8 Bentuk Fisik ATmega8

Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari kebanyakan hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian. Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logic Unit) hal tersebut seperti yang tertulis dalam data sheet khususnya pada bagian Instruction Set Reference. Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang penggunaan kebutuhan instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat. Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun hal tersebut harus dilakukan melalui software. Berikut adalah gambar status register.

Gambar 2.9 Status Register ATMega 8 • Bit 7(I)

(25)

12

abaikan. Bit ini akan dibersihkan atau clear oleh hardware setelah sebuah interupsi di jalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat diset dan di-reset melalui aplikasi dan intruksi SEI dan CLL.

• Bit 6(T)

Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instructions BLD (Bit Load) and BST (Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dalam Register File dapat disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan instruksi BST, dan sebuah bit di dalam bit ini dapat disalin ke dalam bit di dalam register pada Register File dengan menggunakan perintah BLD.

• Bit 5(H)

Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatika BCD. • Bit 4(S)

Merupakan Sign bit. Bit ini selalu merupakan sebuah ekslusif di antara Negative Flag(N) dan two’s Complement Overflow Flag (V).

• Bit 3(V)

Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi aritmatika dua komplemen.

• Bit 2(N)

Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negative di dalam sebuah fungsi logika atai aritmatika.

• Bit 1(Z)

Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah jasil nol “0” dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

• Bit 0(C)

(26)

13 2.4.3 Memori AVR ATMega

Gambar 2.10 Peta Memori Atmega 8

Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Memori Flash

Memori flash adalah memori ROM tempat kode-kode program berada. Kata flash menunjukan jenis ROM yang dapat ditulis dan dihapus secara elektrik. Memori flash terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian aplikasi dan bagian boot. Bagian aplikasi adalah bagian kode-kode program apikasi berada. Bagian boot adalah bagian yang digunakan khusus untuk booting awal yang dapat diprogram untuk menulis bagian aplikasi tanpa melalui programmer/downloader, misalnya melalui USART.

2. Memori Data

(27)

14

32 GPR (General Purphose Register) adalah register khusus yang bertugas untuk membantu eksekusi program oleh ALU (Arithmatich Logic Unit), dalam instruksi assembler setiap instruksi harus melibatkan GPR. Dalam bahasa C biasanya digunakan untuk variabel global atau nilai balik fungsi dan nilainilai yang dapat memperingan kerja ALU. Dalam istilah processor komputer sahari-hari GPR dikenal sebagai “chace memory”.

I/O register dan Aditional I/O register adalah register yang difungsikan khusus untuk mengendalikan berbagai pheripheral dalam mikrokontroler seperti pin port, timer/counter, usart dan lain-lain. Register ini dalam keluarga mikrokontrol MCS51 dikenal sebagai SFR(Special Function Register).

3. EEPROM

EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip mati (off), digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan terhadap gangguan catu daya.

2.5

Relay

2.5.1 Teori Relay

(28)

15

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

• Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)

• Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :

Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)

2.5.2 Prinsip Kerja Relay

Gambar 2.12 Prinsip Kerja Relay

(29)

16

listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.

Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :

• Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.

• Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbaik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

2.6

Field Effect Transistor (FET)

Gambar 2.13 Simbol FET

Field Effect Transistor (FET) merupakan suatu jenis transistor khusus. Tidak seperti transistor biasa, yang akan menghantar bila diberi arus basis, transistor jenis ini akan menghantar bila diberikan tegangan (jadi bukan arus). Kaki-kakinya diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).

Jenis FET ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P.

Kanal n dibuat dari bahan semikonduktor tipe n dan kanal p dibuat dari semikonduktor tipe p. Ujung atas dinamakan Drain dan ujung bawah dinamakan Source. Pada kedua sisi kiri dan kanan terdapat implant semikonduktor yang berbeda tipe. Terminal kedua sisi implant ini terhubung satu dengan lainnya secara internal dan dinamakan Gate.

(30)

17

berkenaan dengan lapisan deplesi (depletion layer). Lapisan ini terbentuk antara semikonduktor tipe n dan tipe p, karena bergabungnya elektron dan hole di sekitar daerah perbatasan. Sama seperti medan listrik, lapisan deplesi ini bisa membesar atau mengecil tergantung dari tegangan antara gate dengan source.

Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan. Ujud fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Seperti halnya dengan transistor, ada dua jenis FET yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat beberapa macam FET ialah Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET).

[image:30.595.145.470.332.500.2]

MOSFET yang digunakan dalam rangkaian alat ini adalah Mosfet IRF Z44 Kanal P dengan bentuk fisik sebagai berikut:

(31)

18

BAB 3

METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1

Diagram Blok Sistem

Secara garis besar, sistem ini dibuat selalu menyala atau standby agar dapat menerima input dari kontak motor pada saat kapan pun sehingga jika ada yang membuka kontak motor maupun merubah posisi stang dari posisi kunci ke posisi bebas maka interupt pada AVR akan mendapat input.

Apabila ada yang melakukan kontak pada motor dengan dibukanya kemudi (stang) maka sensor posisi (limit switch) akan segera memberikan sinyal pada Mikrokontroller ATMega 8 yang akan segera men-dial nomor ponsel pemilik selama 10 detik (bisa diprogram sesuai keinginan), ignition (mesin motor) akan mati kemudian klakson (buzzer) pada motor akan berbunyi. Jika pemilik kendaraan mendapat panggilan dari ponsel kendaraan, maka pemilik bisa menerima panggilan tersebut untuk mendengarkan alarm yang berbunyi atau pemilik bisa tidak menerima panggilan tersebut dan langsung menuju motor untuk mengetahui apa yang terjadi.

(32)
[image:32.595.109.533.55.305.2]

19

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

Pada blok diagram di atas, terdapat 3 bagian penting dari sistem yaitu bagian in put yang terdiri dari sensor posisi, kontak motor, dan driver; bagian ouput yang terdiri dari klakson motor (buzzer), ignition; dan bagian pengendali yaitu mikrokontroller ATMega 8.

Untuk set up bentuk fisik rangkaian keseluruhan pada sepeda motor dapat dilihat pada Lampiran A.

3.2

Perancangan Pengendali Sistem

Rancangan rangkaian sistem pengamanan sepeda motor berbasis mikrokontroler ATmega8 via ponsel menggunakan komponen-komponen elektronik digital dan analog. Terdapat beberapa bagian utama dan fungsi dari rangkaian antara lain yaitu:

Sensor Posisi (Limit switch)

Merupakan input yang berfungsi sebagai sensor yang mendeteksi posisi suatu benda dalam hal ini adalah stang kemudi sepeda motor.

Mikrokontroler ATmega8

Merupakan pusat proses untuk mengendalikan semua perangkat pada sistem ini. Pada rangkaian ini, mikrokontroler telah diprogram untuk dapat

Sensor Posisi Ignition Klakson Motor (Buzzer)

AVR

ATMEGA 8

Kontak Motor Driver Ponsel Nokia Ponsel Pemilik Motor Input Input Output Output Rx Tx

ser

(33)

20

berfungsi sebagai pengendali yaitu membaca sensor, membaca kode kunci dan mengaktifkan buzzer.

Motor DC

Merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dimana Energi mekanik inilah yang akan menggerakkan

ponsel Nokia N105 secara mekanis untuk melakukan panggilan ke ponsel

pemilik motor.

Telepon Seluler

Merupakan output yang berfungsi untuk melakukan panggilan darurat pada saat terjadi gangguan pada sepeda motor. Ponsel diaktifkan oleh sistem mekanis rangkaian yaitu gerak mekanis untuk melakukan penekanan tombol.

Driver

Merupakan rangkaian yang berfungsi untuk menguatkan arus dari mikrokontroler agar dapat mengendalikan beban.

Buzzer

Merupakan output yang akan berbunyi jika sensor limit switch mendeteksi adanya gangguan pada sepeda motor.

Relay

(34)

21

3.3

Rangkaian Keseluruhan Sistem

[image:34.595.115.506.183.576.2]

Berikut ini merupakan rangkaian keseluruhan sistem dimana rangkaian ini akan dibagi dalam 5 blok rangkaian, yaitu : rangkaian power supply, rangkaian mikrokontroller ATMega 8, rangkaian relay, rangkaian buzzer dan rangkaian motor DC.

Gambar 3.2 Gambar Rangkaian Keseluruhan Sistem

(35)
[image:35.595.213.441.110.231.2]

22 3.3.1 Rangkaian power Supply

Gambar 3.3 Rangkaian Power Supply

Power supply keluaran 5 Volt berfungsi untuk mencatu keseluruhan sistem mikrokontroler, sensor limit switch, buzzer, dan relay. Power supply keluaran 5 Volt ini dibentuk oleh IC regulator 7805 kapasitor 220uF/25V dan 10uF/5V.

3.3.2 Rangkaian Mikrokontroler ATmega8

Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Sistem Minimum ATmega8

Mikrokontroler berfungsi sebagai pengendali utama sistem. Mikrokontroler merupakan suatu komponen kontrol yang dapat diprogram ulang. Tipe

[image:35.595.133.499.376.686.2]
(36)

23

mikrokontroler dalam rancangan ini adalah tipe AVR yaitu ATmega8. Mikrokontroler tersebut diprogram dengan bahasa tingkat tinggi yaitu bahasa C. IC ATmega8 memiliki 3 buah port I/O termasuk 1 port analog yaitu port B, port C, port D. Pada rangkaian ini, mikrokontroler berfungsi sebagai pengendali yaitu membaca sensor limit switch, mengaktifkan buzzer dan mengendalikan motor DC dan relay. Rancangan ini menggunakan pemrograman bahasa C yaitu CV AVR 2.0.4.9. Port C dipilih sebagai input dari sensor limit switch yaitu masukan analog, sedangkan output ignition cut,motor DC dan buzzer dipilih port D. Port B0 dan B1 dipilih sebagai output untuk dioda foto dengan pull up resistor.

PC.0 terhubung ke sensor limit switch yaitu sebagai sensor posisi adalah sensor yang mendeteksi posisi suatu benda dalam hal ini adalah stang kemudi sepeda motor. Sensor digunakan untuk mendeteksi keadaan stang kemudi pada saat tidak digunakan atau posisi kunci. Jika posisi berubah, sensor akan memberikan logika yang berbeda pada Mikrokontroller sehingga Mikrokontroller dapat mengetahui apakah sepeda motor terganggu/digerakkan tanpa melalui kode ignition.

Logika yang diberikan untuk kondisi stang terkunci adalah 0 (nol) dan posisi stang bebas adalah logika 1 (satu).

3.3.3 Rangkaian Relay

[image:36.595.216.508.484.596.2]

Gambar 3.5 Rangkaian Relay

Relay merupakan komponen elektro mekanik yaitu campuran komponen listrik dengan saklar mekanik. Pada umumnya relay disebut juga dengan saklar elektronik. Fungsi relay dalam rancangan adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik dengan ukuran cukup besar. Dalam rancangan ini relay digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan sistem pengapian yaitu

(37)

24

pengapian sepeda motor sehingga tidak dapat diakses atau dijalankan tanpa kontrol dari user. Titik pengapian yang dikontrol adalah titik sambungan antara sumber tegangan dengan rangkaian pengapian sehingga jika diputuskan oleh relay, sepeda motor tidak dapat dihidupkan.

Transistor NPN BD 139 sebagai driver adalah komponen untuk menguatkan arus. Rangkaian membutuhkan penguat karena output yang diberikan oleh sebuah Mikrokontroller sangat kecil dan tidak dapat menggerakkan beban seperti relay. Rangkaian penguat arus yang digunakan adalah penguat arus common emitor.

3.3.4 Rangkaian Buzzer

Klakson/buzzer atau disebut juga sirine merupakan komponen yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi suara. Fungsi komponen tersebut adalah untuk memberikan alert atau peringatan serta menarik perhatian bahwa ada sepeda motor yang diganggu atau hendak dicuri.

[image:37.595.237.408.483.681.2]

Sirine berbunyi pada saat stang kemudi berusaha diubah posisinya dari posisi kunci ke posisi bebas. Sirine akan berhenti dalam waktu tertentu jika kondisi stang kembali normal atau pemberian kode ignition yang benar.

Gambar 3.6 Rangkaian Buzzer

(38)

25

12 Volt, sedangkan kaki lainnya dihubungkan ke kaki Drain pada mosfet IRFZ44P. Maka ketika PD.2 berlogika 1 (high), mosfet akan ON yang mengakibatkan buzzer berbunyi. Sebaliknya jika PD.2 berlogika 0 (low), mosfet akan OFF sehingga buzzer tidak berbunyi.

3.3.5 Rangkaian Motor DC

Motor DC merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah

energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik inilah yang akan

menggerakkan ponsel Nokia N105 secara mekanis untuk melakukan panggilan ke

ponsel pemilik motor.

Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak

mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan

mengatur:

• Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan

kecepatan

• Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak

langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus

dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk

(39)
[image:39.595.192.514.68.330.2]

26

Gambar 3.7 Rangkaian Motor DC

Transistor NPN yaitu TIP 31 sebagai driver adalah komponen untuk menguatkan arus. Rangkaian membutuhkan penguat karena output yang diberikan oleh sebuah Mikrokontroller sangat kecil dan tidak dapat menggerakkan beban seperti motor DC. Rangkaian penguat arus yang digunakan adalah penguat arus common emitor.

Ponsel merupakan alat pendukung dan bukan bagian dari rancangan. Fungsi ponsel adalah untuk melakukan panggilan darurat pada saat terjadi gangguan pada sepeda motor. Ponsel diaktifkan oleh sistem mekanis rangkaian yaitu gerak mekanis untuk melakukan penekanan tombol. Pada saat komunikasi terhubung antara ponsel dalam rangkaian dengan ponsel pemilik kendaraan akan dapat didengar bahwa sirine sedang berbunyi sehingga pemilik kendaraan dapat segera menuju kembali ke lokasi dimana kendaraan tersebut disimpan. Jenis ponsel yang digunakan adalah ponsel GSM standar merek nokia. Pengguna ponsel seperti pada umumnya yaitu dapat memberikan kartu GSM yang aktif sehingga dapat melakukan panggilan.

(40)

27

3.4

Perancangan Algoritma Program

Perancangan software adalah proses perancangan untuk pembuatan program yang nantinya akan dijalankan oleh mikrokontroler. Sebuah mikrokontroler tidak akan bekerja sebelum diberikan program.

Sebelum membuat program untuk sistem ini, ada baiknya membuat terlebih dahulu flowchart dari program yang ingin dibuat. Dengan flowchart dapat mengerti kemana arah tujuan program yang akan dibuat. Flowchart dapat dilihat pada gambar 3.8

[image:40.595.190.436.239.716.2]

No Yes No Yes

Gambar 3.8 Flowchart Rangkaian

Mulai

Sensor =1 ?

Aktifkan ponsel memanggil pemilik motor Inisialisasi & Nilai awal

Baca Sensor Limit Sw

Sistem dinonaktifkan

?

Kunci stang utk mematikan alarm &

Masukkan kode Ignition

Selesai

(41)

28

Prinsip Kerja Rangkaian secara Keseluruhan yaitu pada saat semua komponen telah terhubung menjadi sebuah sistem. Pada saat diaktifkan status alarm dalam keadaan aktif dan posisi stang kemudi harus pada posisi kunci. Dalam keadaan aktif, jika stang diluruskan, sensor akan memberikan sinyal yaitu logika 1 pada mikrokontroller sehingga mikrokontroller akan merespons dengan mengaktifkan sirine/alarm dan melakukan panggilan telepon pada pemilik kendaraan. Sedangkan jika sensor aktif dan pemilik hendak menggunakan kendaraan maka pemilik harus memberikan masukan lebih dahulu berupa kode ignition. Kode Ignition diberikan melalui kunci kontak dengan memutar balik kunci sebanyak 3 kali. Jika kode terverifikasi maka sistem akan dinonaktifkan kemudian pengapian akan terhubung atau on dan pemilik dapat menggunakan kendaraannya. Untuk mengunci kembali pemilik kendaraan harus mencabut kunci kontak dan mengatur posisi stang pada posisi kunci sehingga dalam waktu 10 detik sistem akan otomatis aktif kembali, pada saat itu pengapian telah dimatikan atau diputuskan.

3.5

Perancangan Program Sistem

Program dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman C yaitu CV AVR (Code Vision AVR) Ver 2.0.4.9. Program ditulis pada editor tersebut sesuai dengan bahasa C.

Bagian ini akan menjelaskan proses pembuatan program mulai dari awal dan prinsip kerja dari program tersebut.

1. Perintah dibawah merupakan perintah untuk mengikutsertakan file-file bantu yaitu delay.h, mega8.h dan sebagainya. Dimana file tersebut telah tersedia dalam CV AVR.

#include < mega8.h >

#include < stdio.h >

#include < delay.h >

2. Perintah dibawah merupakan perintah untuk mendeklarasikan variabel-variabel yang digunakan yaitu variabel-variabel i,j dengan tipe data integer dan k,M,n tipe karakter variabel alarm

(42)

29

3. Perintah dibawah merupakan perintah awal atau pembuka program utama.

void main(void)

4. Perintah dibawah merupakan perintah untuk inisialisasi port B,C,D dan nilai awal port B,C,D.

// Input/Output Ports initialization

// Port B initialization

PORTB=0xFC;

DDRB=0x03;

// Port C initialization

PORTC=0xFF;

DDRC=0x00;

// Port D initialization

PORTD=0x00;

DDRD=0x0F;

Alarm = 1;

k = 0;

n = 0;

M = 0;

5. Perintah dibawah merupakan perintah dimana lampu LED merah yang terhubung pada Port B.1 akan berkedip 3 kali dengan durasi atau tundaan 500 ms

for (i=0;i<3;i++) {PORTB.1 = 1;delay_ms(500);PORTB.1 =

0;delay_ms(500);}

PORTB.0 = 1;

6. Perintah di bawah ini merupakan perintah untuk sensor limit switch, while merupakan perintah untuk melakukan pengujian atas beberapa kondisi.

while (1)

{ if (Alarm == 1){PORTB.1 = 0;delay_ms(500);PORTB.1 =

1;}delay_ms(500);

if ((Alarm == 1)&&(PINC.0 == 1)){for (i=1;i<60;i++) {PORTD.1

= 1;delay_ms(200);PORTD.1 = 0;delay_ms(200);}} //jika alarm

(43)

30

Jika alarm aktif (1) dan Limit switch diganggu (PINC.0=1), hal ini memberi respon buzzer akan berbunyi dengan durasi selama 60 x 400 ms (24s).

7. Perintah – perintah dibawah ini merupakan perintah input kunci kontak atau ignition key.

if ((Alarm == 1)&&(PINB.3 == 0)){n = 0;while(PINB.3 ==

0){delay_ms(1000);n++; // jika alarm aktif dan kunci kontak

diputar

if (n > 10){PORTD.2 = 0;n = 0;j++;for (i=1;i<100;i++)

{PORTD.1 = 1;delay_ms(100);PORTD.1 =

0;delay_ms(100);}}//jika kunci kontak di hidupkan terus

tanpa melalui kode

}

k++;

}

if (k == 3){Alarm = 0;M = 0;k = 0;PORTB.0 = 0;PORTD.2

= 1;}//jika kunci kontak diputar mencapai 3 kali, maka

sistem alarm dimatikan

jika alarm aktif (1) dan kunci kontak diputar balik sebanyak 3 kali dalam tundaan waktu 1000 ms (1s), posisi limit switch dalam keadaan tertutup, buzzer akan berbunyi 3 kali kemudian lampu hijau hidup, lampu merah berhenti berkedip dan relay pengapian akan aktif. Pada kondisi tersebut, sepeda motor dapat digunakan secara normal dan buzzer tidak berbunyi saat stang diluruskan.

8. Perintah dibawah merupakan perintah untuk pengaktifan alarm.

if ((Alarm == 0)&&(PINC.0 == 0)&&(PINB.3 == 1)){M++;} //jika

stang pada posisi kunci dan kunci kontak dicabut counter M

akan mulai menghitung

if (M > 20){PORTD.2 = 0;PORTB.0 = 1;M = 0;Alarm =

1;for (i=0;i<3;i++) {PORTD.1 = 1;delay_ms(100);PORTD.1 =

0;delay_ms(500);}}// jika Counter M mencapai 10 detik maka

(44)

31

(45)

32

BAB 4

PENGUJIAN RANGKAIAN

4.1

Pengujian Input output port

List program pengujian input output port adalah sebagai berikut :

PORTB=0xFC;

DDRB=0x03;

// Port C initialization

PORTC=0xFF;

DDRC=0x00;

// Port D initialization

PORTD=0x00;

DDRD=0x0F;

Perintah di atas adalah perintah untuk menentukan Input Output dan nilai awal dari port. Setelah program selesai dibuat dan dicompile kemudian diunduh ke dalam IC target menggunakan downloader. Setelah itu aktifkan catu daya rangkaian dan ukur dengan voltmeter dari tiap pin IC yang ada pada mikrokontroller. Dari hasil pengukuran dapat diketahui apakah IC tersebut dalam rangkaian bekerja dengan baik atau tidak yaitu dengan membandingkan data pada program dengan data pengukuran. Setelah diuji dan dibandingkan diperoleh kesimpulan bahwa Port B memiliki nilai Input/Output pada bit pertama dan Output pada bit kedua sedangkan bit berikutnya adalah input dengan nilai logika 1. Demikian juga untuk Port C semua pin berlogika 1 dan fungsinya adalah sebagai input. Port D memiliki fungsi 4 bit pertama sebagai output dan 4 bit berikutnya sebagai input dengan nilai awal 0 Volt atau logika 0.

4.2

Pengujian delay/tundaan waktu

List program pengujian delay/tundaan waktu adalah sebagai berikut :

for (i=0;i<3;i++) {PORTB.1 = 1;delay_ms(500);PORTB.1 =

0;delay_ms(500);}

(46)

33

saat rangkaian diaktifkan memberikan kesimpulan bahwa program tundaan waktu telah bekerja dengan baik.

4.3

Pengujian sensor limit switch

Setelah diunduh dan dijalankan program tersebut, pengujian dilakukan dengan mengamati respon output jika limit switch diberi perubahan posisi/keadaan yaitu pada saat limit switch dalam keadaan tertutup (stang pada posisi kunci) maka output program tersebut adalah lampu merah berkedip sebagai tanda alarm sedang aktif. Kemudian posisi limit switch diubah menjadi posisi terbuka, hal ini memberi respon buzzer akan berbunyi dengan durasi selama 600 x 400 ms. Dari output tersebut dapat disimpulkan bahwa limit switch bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

List program pengujian sensor limit switch adalah sebagai berikut :

if ((Alarm == 1)&&(PINC.0 == 1)){for (i=1;i<60;i++) {PORTD.1 =

1;delay_ms(200);PORTD.1 = 0;delay_ms(200);}} //jika alarm aktif

dan stang digeser

Adapun tegangan saat sensor Limit switch terbuka (logika 1) adalah 4,78 V dan pada saat tertutup (logika 0) adalah 0 V.

4.4

Pengujian input kunci kontak atau ignition key

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat dimatikan dengan kode yang dimasukkan melalui kunci kontak.

Dengan list program sebagai berikut :

if ((Alarm == 1)&&(PINB.3 == 0)){n = 0;while(PINB.3 ==

0){delay_ms(1000);n++; // jika alarm aktif dan kunci kontak

diputar

if (n

> 10){PORTD.2 = 0;n = 0;j++;for (i=1;i<100;i++) {PORTD.1 =

1;delay_ms(100);PORTD.1 = 0;delay_ms(100);}}//jika kunci kontak di

hidupkan terus tanpa melalui kode

}

k++;

}

if (k == 3){Alarm = 0;M = 0;k = 0;PORTB.0 = 0;PORTD.2 =

1;}//jika kunci kontak diputar mencapai 3 kali, maka sistem alarm

(47)

34

Setelah program diunduh dan dijalankan pada rangkaian dalam keadaan aktif dan posisi limit switch dalam keadaan tertutup, lampu indikator merah akan berkedip yang memberikan indikasi sistem alarm dalam keadaan aktif. Untuk menonaktifkan sistem, program dibuat untuk mendeteksi kontak menggunakan kode yang dibuat. Dalam hal ini adalah memutar kunci kontak ke posisi ON dan mematikannya dalam waktu 1 detik sebanyak 3 kali. Output yang diperoleh adalah buzzer akan berbunyi 3 kali kemudian lampu hijau hidup, lampu merah berhenti berkedip dan relay pengapian akan aktif. Pada kondisi tersebut, sepeda motor dapat digunakan secara normal dan buzzer tidak berbunyi saat stang diluruskan. Hal ini membuktikan program untuk menonaktifkan sistem telah bekerja dengan baik.

4.5

Pengujian pengaktifan alarm

if ((Alarm == 0)&&(PINC.0 == 0)&&(PINB.3 == 1)){M++;} //jika stang

pada posisi kunci dan kunci kontak dicabut counter M akan mulai

menghitung

if (M > 20){PORTD.2 = 0;PORTB.0 = 1;M = 0;Alarm = 1;for

(i=0;i<3;i++) {PORTD.1 = 1;delay_ms(100);PORTD.1 =

0;delay_ms(500);}}// jika Counter M mencapai 10 detik maka sistem

alarm diaktifkan

Program di atas adalah untuk mengaktifkan alarm secara otomatis. Setelah dijalankan pada rangkaian dapat diperhatikan bahwa jika posisi limit switch dalam keadaan tertutup dan kunci kontak dicabut (dalam keadaan off) maka dalam waktu 10 detik alar akan otomatis aktif. Hal ini dapat dilihat dengan bunyi buzzer, lampu merah berkedip 3 kali, lampu hijau mati dan relay dalam keadaan off. Jika hasil uji adalah sama dengan keadaan tersebut maka pengujian dinyatakan berhasil.

4.6

Pengujian Keseluruhan Rangkaian

Pengujian keseluruhan dilakukan setelah semua program dan rangkaian digabungkan menjadi suatu sistem yang utuh. Program secara keseluruhan yaitu :

#include <mega8.h>

#include <stdio.h>

(48)

35

unsigned char i,j,Alarm,k,M,n;

void main(void)

{

// Input/Output Ports initialization

// Port B initialization

PORTB=0xFC;

DDRB=0x03;

// Port C initialization

PORTC=0xFF;

DDRC=0x00;

// Port D initialization

PORTD=0x00;

DDRD=0x0F;

Alarm = 1;

k = 0;

n = 0;

M = 0;

for (i=0;i<3;i++) {PORTB.1 = 1;delay_ms(500);PORTB.1 =

0;delay_ms(500);}

PORTB.0 = 1;

while (1)

{ if (Alarm == 1){PORTB.1 = 0;delay_ms(500);PORTB.1 =

1;}delay_ms(500);

if ((Alarm == 1)&&(PINC.0 == 1)){for (i=1;i<60;i++) {PORTD.1 =

1;delay_ms(200);PORTD.1 = 0;delay_ms(200);}} //jika alarm aktif

dan stang digeser

if ((Alarm == 1)&&(PINB.3 == 0)){n = 0;while(PINB.3 ==

0){delay_ms(1000);n++; // jika alarm aktif dan kunci kontak

diputar

if (n

> 10){PORTD.2 = 0;n = 0;j++;for (i=1;i<100;i++) {PORTD.1 =

1;delay_ms(100);PORTD.1 = 0;delay_ms(100);}}//jika kunci kontak di

hidupkan terus tanpa melalui kode

}

(49)

36

}

if (k == 3){Alarm = 0;M = 0;k = 0;PORTB.0 = 0;PORTD.2 =

1;}//jika kunci kontak diputar mencapai 3 kali, maka sistem alarm

dimatikan

if ((Alarm == 0)&&(PINC.0 == 0)&&(PINB.3 == 1)){M++;}

//jika stang pada posisi kunci dan kunci kontak dicabut counter M

akan mulai menghitung

if (M > 20){PORTD.2 = 0;PORTB.0 = 1;M = 0;Alarm = 1;for

(i=0;i<3;i++) {PORTD.1 = 1;delay_ms(100);PORTD.1 =

0;delay_ms(500);}}// jika Counter M mencapai 10 detik maka sistem

alarm diaktifkan

}

}

(50)

37

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

1. Keberhasilan panggilan telepon sangat dipengaruhi oleh layanan jaringan karena jika tidak ada layanan tersebut maka panggilan tidak dapat bekerja.

2. Dengan menggunakan sistem alarm dan panggilan telepon diharapkan dapat mengurangi pencurian dan pemilik dapat lebih cepat mengetahui jika kendaraannya terganggu.

5.2

Saran

1. Sistem alarm perlu dilengkapi dengan batere cadangan agar jika batere utama dirusak rangkaian masih dapat bekerja

(51)

38

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan Dayat (2009). ATMega 8 dan Aplikasinya . Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Nurcahyo Sidik (2012).Aplikasi dan Teknik Pemrograman Mikrokontroller AVR Atmel . Yogyakarta: Penerbit Andi .

Sasongko Bagus Hari (2012).Pemrograman Mikrokontroller dengan Bahasa C .Yogyakarta: Penerbit Andi .

Zakariya,Arif.”Tiga Komponen Utama Motor DC”.2 Mei 2011

Syarif,Muhammad.”Port dan Pin Mikrokontroller ATMega 8”.12 Maret 2014

Alrilla.”Instruksi-instruksi pada codevision AVR”.September 2014

Alkrytania,Degesha “Makalah Buzzer”.6 Desember 2013

Kho,Dickson.”Pengertian Relay dan Fungsinya”.7 Maret 2015

Gambar

Gambar 2.1 . Simbol dan bentuk limit switch
Gambar 2.3 Bentuk Fisik Motor DC
Gambar 2.5 Prinsip Kerja Motor DC
Gambar 2.6 Simbol dan Bentuk Fisik buzzer
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Data hasil monitoring potensi daya dan energi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai parameter pertimbangan kelayakan pemasangan PLTS rooftop pada daerah tropis. u caPan

Oleh sebab itu, strategi yang perlu diusung adalah fokus pada pengembangan iptek yang sesuai realita kebutuhan dan/atau menjadi solusi bagi persoalan nyata

Pada sesi ini anak dikenalkan pada contoh-contoh kegagalan dalam berelasi dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman anak akan pentingnya ketrampilan berkomunikasi secara

Menimbang, bahwa kesempatan untuk mempelajari berkas perkara telah diberitahukan kepada Terdakwa pada tanggal 13 Mei 2011 telah melakukan pemeriksaan berkas

Variabel Promosi secara parsial mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap Minat Beli konsumen untuk berbelanja pada Giant Hyprmarket

(6) Variabel kontrol yaitu leverage tidak berpengaruh terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah dalam

Bila mahasiswa mengalami kejenuhan dalam belajar, bisa juga mengadakan e- learning dengan hanya menggali dan menelusuri materi dan dijadikan bahan diskusi di pertemuan barikutnya