Faktor – Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada
Remaja Di Kelurahan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh
Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh:
DANIEL CALTI SIAHAAN
110902013
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Nama : Daniel Calti Siahaan
Nim : 110902013
ABSTRAK
Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten
Labuhan Batu Utara
Penelitian dilakukan di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabuapaten Labuhan Batu Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana informan Utama dalam penelitian ini adalah Remaja yang menjadi korban penyalahgunaan Narkoba sebanyak empat orang dan satu informan tambahan yaitu ibu Ros selaku masyarakat yang sangat mengetahui aktivitas remaja penyalahgunaan narkoba dan bapak Djamal selaku lurah Aekkanopan Timur.
Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, studi lapangan, wawancara mendalam dan observasi. Data yang didapat di lapangan kemudian dianalisis oleh peneliti yang dijelaskan secara kualitaif, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur menggunakan narkoba sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar.
Remaja menggunakan narkoba karena pengaruh lingkungan dan teman sepermainan yang cenderung berperilaku menyimpang serta pemahaman yang sangat minim akan bahaya dari narkoba. Keluarga para remaja pengguna narkoba di Kelurahaan Aekkanopan Timur kurang dapat memberikan perhatian, kasih sayang, dan kepeduliannya pada remaja sehingga para remaja cenderung berperilaku sesuai keinginan mereka, tanpa ada yang memperdulikan apa yang mereka lakukan. Bukan hanya itu saja ada faktor lain yang menyebabkan mereka terjerumus dalam penyalahgunaan Narkoba seperti faktor gangguan kepribadian, religiusitas, usia, adanya narkoba itu sendiri, dan lingkungan tempat tinggal.
UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA
FACULTY POLITIC AND SOCIAL SCIENCE
DEPARTEMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE
Name : Daniel Calti Siahaan
Nim : 110902013
ABSTRACT
The Factors that Cause the Drug Abuse in adolescents in East Village Aekkanopan Sub-district Kualuh Hulu North Regency Labuhan Batu.
(This thesis consistsof six chapters, 116 pages, 9 Tablesand Appendix 5)
Research conducted in East Village Aekkanopan Sub-district Kualuh Hulu north Regency Labuhan Batu .The research is descriptive research , where main source of the research is a teenager who are victims of drug abuse as many as four people and one additional informants the mother ros as the teenager was well aware of the activity drug abuse and your djamal as aekkanopan east village .Engineering data collection with the study library , field studies , interviews and observation .
The data available in the field and analyzed by researchers described in kualitaif , so in the end a conclusion can be drawn of this research .The result showed that the youth in east village aekkanopan taking drugs since they sitting in the primary school .
Teenagers taking drugs because the impact of the environment and friends sepermainan that tends to behave as regards as well as the awareness very poor drug will be hazards .The teenagers drug users in east Village Aekkanopan less able to pay attention , affection , intention to teenagers and teenagers tend to behave in accordance their desire , no questions put behind what they are doing .Not only that but there are other factors causing them with the drug abuse as the personality disorder , religiousness , age , the drugs itself , and neighborhood .
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
penulis dapat sampai ke titik ini, dapat menyelesaikan kewajiban sebagai
mahasiswa tingkat akhir.Ini semua bukan karena kuat dan gagah penulis, tapi ini
semua karena berkat-Nya selama ini yang selalu diberikan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan
Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu
Utara”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Hairani Siregar,S.Sos,M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
3. Ibu Mastauli Siregar S.Sos, M.SI selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan waktu, kepercayaan, kebahagiaan dan ilmu kepada
4. Seluruh Staff bagian Kemahasiswaan, administrasi Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial dan bagian pendidikan, yang membantu segala
proses yang dibutuhkan oleh penulis, yaitu Bu Zuraida dan Kak Debby.
5. Terima kasih buat Bapak Sujamal selaku Lurah Aaekkanopan Timur yang
telah membantu penulis untuk melakukan wawancara dan mengumpulkan
data-data yang berhubungan dengan penelitian ini.
6. Terima kasih yang paling istimewa dan paling dalam dalam kepada orang
tua penulis. Skripsi ini penulis persembahkan kepada Bapak tercinta C.Z
Siahaan dan Mama tersayang T .Lubis, yang telah membesarkan dan
mendidik penulis hingga sekarang ini dan telah memberikan doa,
dukungan dan materi sehingga skripsi ini dapat selesai.
7. Terima kasih juga untuk kakak-kakak saya yang selalu mendukung saya
selama ini. Buat kak Grace Calti Siahaan dan laeku Dodin Sinaga, kak
Ivana Calti Siahaan, kak Tince januarti Nababan, bang Agus Nababan,
bang Leo Siahaan, dan kak Maria Siahaan.
8. Terima kasih juga buat semua keluargaku di Damuli Pekan Pertanian dan
juga di perantauan. Terima kasih buat Oppung, Tulang, Nantulang,
Nanguda, Maktua, Lae, Ito, dan para sepupuku serta adik-adikku. Berkat
doa dan dukungan kalian semua, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
9. Terimakasih juga saya buat untuk seluruh staff dan anggota YAKMI
Medan, kak Ester, kak Lutfi dan lain-lain yang telah membrikan semakan
10.Terima kasih buat teman satu kontrakan Dimas dan Hongi, juga
teman-teman seperjuangan Wandro, Andri, Benget, Mario,lae frans, Jole, Ukap,
Topa, lae Jimmy dan apparaku Juan dan yang lainnya.
11.Terimakasih buat si KUMAN Agnes T.M Pasaribu yang telah
memberikan motivasi dan semangat buat saya.
12.Terimakasih buat kawan boka 3 Faisal, Tono, Rizki dan
kawan-kawan the great brandalz class SMANSAKUH.
13.Seluruh kawan seperjuangan kessos 11 yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu. Makasih buat dukungan dan seluruh kenangan bersama kita
saat jadi peserta inisiasi, panitia bayangan, panitia inti, dan SC paling
bersejarah.
14.Buat para seperjuangan GmnI FISIP USU bung Warren, Yandri, Holong,
Ega, Dani, Moises, Arman, Ahok, Herbin, Prabu dan Sarina Reni, Deva
dan yang lainnya.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Sangat diharapkan saran
dan kritik guna menyempurnakan penulisan karya ilmiah ini. Semoga
bermanfaat.
Medan, September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9
1.4 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Narkoba ... 11
2.1.1 Pengertian Narkoba ... 11
2.2 Penyalahgunaan ... 24
2.2.1 Pengertian Penyalahgunaan Narkoba ... 25
2.2.2 Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba ... 26
2.2.3 Tahap-Tahap Penyalahgunaan Narkoba ... 28
2.2.4 Dampak Penyalahgunaan Narkoba ... 29
2.2.5 Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ... 30
2.3 Proses Terjebak Narkoba ... 33
2.5 Ciri Psikologis Dan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba ... 35
2.6 Remaja... 36
2.6.1 Pengertian Remaja ... 36
2.6.2 Ciri-Ciri Umum Remaja ... 37
2.6.3 Proses Perubahan Pada Masa Remaja ... 39
2.7 Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba ... 40
2.8 Alasan Remaja Menggunakan Narkoba ... 41
2.9 Faktor-Faktor Remaja Menggunakan Narkoba ... 42
2.10 Kerangka Pemikiran ... 54
2.11 Definisi Konsep dan Operasional... 56
2.11.1 Definisi Konsep ... 56
2.11.2 Definisi Operasional ... 58
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 60
3.2 Pendekatan Penelitian dan Kedudukan Penelitian ... 61
3.3 Lokasi Penelitian ... 62
3.4 Pertimbangan Etik ... 62
3.5 Unit Analisis dan Informan ... 63
3.5.1 Unit Analisis ... 63
3.5.2 Informan ... 63
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 64
3.7 Teknik Analisis Data ... 65
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahaan Aekkanopan Timur ... 67
4.2 Struktur Organisasi ... 69
4.4 Sarana dan Prasarana... 75
4.4.1 Sarana Tempat Ibadah ... 76
4.4.2 Sarana Kesehatan ... 76
4.4.3 Sarana Pendidikan ... 78
BAB V ANALISIS DATA 5.1Data Informan ... 79
5.2 Analisis Data ... 100
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 111
6.2 Saran ... 112
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Wilayah Kelurahaan Aekkanopan Timur ... 69
Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa ... 72
Tabel 3 jumlah penduduk berdasarkan Agama ... 73
Tabel 4 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ... 73
Tabel 5 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian ... 75
Tabel 6 Jumlah sarana Ibadah ... 76
Tabel 7 Jumlah sarana Kesehatan ... 77
Tabel 8 Jumlah profesi kesehatan ... 78
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman wawancara
2. Surat Keputusan Penunjukkan Dosen Pembimbing
3. Surat Izin Penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Nama : Daniel Calti Siahaan
Nim : 110902013
ABSTRAK
Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten
Labuhan Batu Utara
Penelitian dilakukan di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabuapaten Labuhan Batu Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana informan Utama dalam penelitian ini adalah Remaja yang menjadi korban penyalahgunaan Narkoba sebanyak empat orang dan satu informan tambahan yaitu ibu Ros selaku masyarakat yang sangat mengetahui aktivitas remaja penyalahgunaan narkoba dan bapak Djamal selaku lurah Aekkanopan Timur.
Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, studi lapangan, wawancara mendalam dan observasi. Data yang didapat di lapangan kemudian dianalisis oleh peneliti yang dijelaskan secara kualitaif, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur menggunakan narkoba sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar.
Remaja menggunakan narkoba karena pengaruh lingkungan dan teman sepermainan yang cenderung berperilaku menyimpang serta pemahaman yang sangat minim akan bahaya dari narkoba. Keluarga para remaja pengguna narkoba di Kelurahaan Aekkanopan Timur kurang dapat memberikan perhatian, kasih sayang, dan kepeduliannya pada remaja sehingga para remaja cenderung berperilaku sesuai keinginan mereka, tanpa ada yang memperdulikan apa yang mereka lakukan. Bukan hanya itu saja ada faktor lain yang menyebabkan mereka terjerumus dalam penyalahgunaan Narkoba seperti faktor gangguan kepribadian, religiusitas, usia, adanya narkoba itu sendiri, dan lingkungan tempat tinggal.
UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA
FACULTY POLITIC AND SOCIAL SCIENCE
DEPARTEMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE
Name : Daniel Calti Siahaan
Nim : 110902013
ABSTRACT
The Factors that Cause the Drug Abuse in adolescents in East Village Aekkanopan Sub-district Kualuh Hulu North Regency Labuhan Batu.
(This thesis consistsof six chapters, 116 pages, 9 Tablesand Appendix 5)
Research conducted in East Village Aekkanopan Sub-district Kualuh Hulu north Regency Labuhan Batu .The research is descriptive research , where main source of the research is a teenager who are victims of drug abuse as many as four people and one additional informants the mother ros as the teenager was well aware of the activity drug abuse and your djamal as aekkanopan east village .Engineering data collection with the study library , field studies , interviews and observation .
The data available in the field and analyzed by researchers described in kualitaif , so in the end a conclusion can be drawn of this research .The result showed that the youth in east village aekkanopan taking drugs since they sitting in the primary school .
Teenagers taking drugs because the impact of the environment and friends sepermainan that tends to behave as regards as well as the awareness very poor drug will be hazards .The teenagers drug users in east Village Aekkanopan less able to pay attention , affection , intention to teenagers and teenagers tend to behave in accordance their desire , no questions put behind what they are doing .Not only that but there are other factors causing them with the drug abuse as the personality disorder , religiousness , age , the drugs itself , and neighborhood .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) atau yang sering dikenal masyarakat adalah NARKOBA (Narkotika
dan Bahan/ Obat Berbahaya) merupakan masalah yang sangat urgent dan
kompleks. hal ini menyangkut besarnya efek negatif dari penyalahgunaan narkoba.
Banyak kasus yang menunjukkan akibat dari permasalahan tersebut telah banyak
menyebabkan kerugian, baik materi maupun non materi. Kejadian tersebut bisa
saja seperti kasus perampokan, perceraian, pembunuhan atau kesulitan lainnya.
Saat ini penyalahgunaan narkoba/napza sudah sangat memprihatinkan,
terlihat dengan makin banyaknya pengguna narkoba/napza dari semua kalangan.
Narkoba/napza sangat mudah didapatkan, baik oleh kalangan dewasa, remaja,
bahkan anak-anak. Namun yang lebih memprihatinkan, penyalahgunaan
narkoba/naza saat ini justru banyak dilakukan oleh kalangan remaja. Padahal
mereka adalah generasi penerus bangsa.
Hal yang sangat menghawatirkan kita semua yaitu dari hasil survey BNN
baru-baru ini menyebutkan bahwa sebanyak 26.500 kasus narkoba berhasil
diungkap selama tahun 2011. Jumlah ini meningkat 12,62% dibandingkan tahun
2010 yang sebanyak 23.531 kasus. Ironisnya, jumlah pengguna narkoba atau zat
aditif yang berbahaya lain dan disalahgunakan untuk kepentingan sesaat paling
banyak adalah kelompok usia remaja atau pemuda-pemudi dengan kisaran usia
Hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan, prevalensi
penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar mencapai 4,7 persen dari jumlah
pelajar dan mahasiswa atau sekitar 921.695 orang. Dari jumlah tersebut, 61 persen
di antaranya menggunakan narkoba jenis analgesik dan 39 persen jenis ganja,
amphetamine, ekstasi dan lem.
Pada Tahun 2011, siswa SMP pengguna narkoba berjumlah 1.345 orang.
Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada
Januari-Febuari Tahun 2013 tercatat 262 orang. Dikalangan SMA, pada Tahun 2011
tercatat ada 3.817 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus
Tahun 2013 tercatat sebanyak 519 orang.
Secara keseluruhan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia tiap tahun
semakin meningkat. Dapat kita lihat begitu maraknya khasus-khasus
penyalahgunaan narkoba di media elek tronik maupun media cetak. Data yang
diperoleh dari hasil survey Badan Narkotika Negara (BNN) bekerja sama dengan
Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PUSLITKES UI), angka
prevelensi penyalahggunaan narkoba pada tahun 2008 sebesar 1,99% atau sekitar
3,3 juta orang dari penduduk Indonesia. Pada tahun 2010 angka prevelensi
tersebut meningkat menjadi 2,21% atau 3,8 juta orang dan diproyeksikan tahun
2015 akan meningkat menjadi 2,8% atau 5,1-5,6 juta orang. Angka prevelensi
Sumatera Utara, pada tahun 2010 jumlah penyalahgunaan narkotika mencapai
2,2% dari 12 juta penduduk.
Penyalahgunaan narkoba pada remaja saat ini tidak hanya terjadi di
Hal itu dapat kita lihat dari berbagai media begitu banyaknya kasus-kasus
penyalahgunaan narkoba di daerah-daerah luar kota metropolitan. Dari tingkat
Provinsi ketingkat Kabupaten bahkan pedesaan tak jarang lagi kita dengan kasus
penyalahgunaan narkoba. Seperti kasus yang ditemukan dari koran Metro Siantar
di Aekkanopan bahwa remaja putus sekolah dibekuk sedang menggunakan
narkoba (Metro Siantar, 2015). Ditambah lagi kasus yang ditemukan dari koran
SBN terdapat 2 orang pemuda yang lagi asik pakai sabu tertangkap oleh
Kepolisian Sektor kualuh Hulu (SBN, 2015).
Dalam kehidupan sehari-hari pastinya kita memiliki teman sebaya di
setiap lingkungan tempat kita tinggal. Dari lingkungan sekitar itu juga kita bisa
melihat sejauh mana penyalahgunaan narkoba pada remaja, mungkin saja ada
teman kita yang candu terhadap narkoba. Sungguh ironis jika hal itu terjadi dan
kita pun diam tak berdaya. Masalah ini bukan hanya masalah pemerintah saja,
melainkan masalah kita bersama. Pengguna narkoba pada remaja bukanlah pelaku
melainkan korban. Seperti kasus yang ditemukan dari koran harian orbit bahwa
remaja ditangkap sedang menggunakan narkoba (harian orbit, 2014). Remaja
yang notabennya menimba ilmu, memperjuangkan pendidikan dan menjalankan
hobby telah dirusak oleh kehadiran narkoba yang menjadi hantu bagi kaum
remaja saat ini.
Pada dasarnya peredaran narkotika di Indonesia apabila ditinjau dari aspek
yuridis adalah sah keberadaannya. Undang-Undang Narkotika hanya melarang
penggunaan narkotika tanpa izin oleh undang-undang yang dimaksud. Keadaan
objek bisnis dan berdampak pada kegiatan merusak mental, baik fisik maupun
psikis generasi muda.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika telah memberi
perlakuan yang berbeda bagi pelaku penyalahgunaan narkotika, sebelum
undang-undang ini berlaku tidak ada perbedaan perlakuan antara pengguna, pengedar,
bandar, maupun produsen narkotika. Pengguna atau pecandu narkotika di satu sisi
merupakan pelaku tindak pidana, namun di sisi lain merupakan korban. Pengguna
atau pecandu narkotika menurut undang-undang sebagai pelaku tindak pidana
narkotika adalah dengan adanya ketentuan Undang-Undang Narkotika yang
mengatur mengenai pidana penjara yang diberikan pada para pelaku
penyalahgunaan narkotika. Kemudian di sisi lain, pecandu narkotika tersebut
merupakan korban adalah ditunjukkan dengan adanya ketentuan bahwa terhadap
pecandu narkotika dapat dijatuhi vonis rehabilitasi (Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika).
Remaja merupakan individu yang rentan dan mudah terpengaruh. Dimana
pada masa – masa remaja sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun
kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai
seorang remaja. Mereka mudah dipengaruhi karena didalam diri remaja tersebut
banyak perubahan dan tidak stabilnya emosi cenderung menimbulkan perilaku
yang nakal. Demikian pula mereka yang berusia 21 tahun sampai 25 tahun,
menurut Dr. Zakiah Daradjat walaupun dari perkembangan jasmani dan
kecerdasan telah betul-betul dewasa dan emosinya juga sudah stabil, namun dari
Dalam perspektif psikologi perkembangan masa remaja memang masa
yang berbahaya, karena pada masa ini seorang mengalami masa transisi atau
peralihan dari masa kehidupan anak-anak menuju kedewasaan yang sering
ditandai dengan krisis kepribadian. Perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat
menyebabkan kegelisahan-kegelisahan internal, misalnya perubahan peranan,
timbul rasa tertekan, dorongan untuk mendapatkan kebebasan, kegoncangan
emosional, rasa ingin tahu yang menonjol, adanya fantasi yang berlebihan, ikatan
kelompok yang kuat dan krisis identitas (http//www.bkkbn.co.id, diakses pada 04
Mei 2015. pukul 01:45).
Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan terhadap
pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah
sekali terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya.
Remaja juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya.
Karena kondisi kejiwaan yang labil dan remaja mudah terpengaruh. Mereka
cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau pusing-pusing memikirkan
dampak negatifnya. Di berbagai komunitas dan kota besar metropolitan, jangan
heran jika hura-hura, seks bebas, menghisap ganja dan adiktif lainnya cenderung
mudah menggoda para remaja.
Awalnya remaja hanya merokok dan minum minuman keras, kemudian
lamakelamaan ketagihan dan berkembang menjadi pecandu obat-obat terlarang
dan narkoba kemudian menjadi pengedar atau Bandar narkoba. (AMA,
Ciraulo&Shader, Davinson&Neale, dalam Sarafino, 1998:58). Sangat banyak
mengakibatkan seorang remaja dibekuk oleh aparat negara sehingga masuk ke
penjara. Tidak hanya itu saja, bahkan sering juga seorang remaja sampai berujung
kepada kematian di umur yang cukup muda dikarenakan overdosis.
Remaja yang mengkonsumsi narkoba dikategorikan menjadi dua bagian
yakni remaja sebagai pengguna dan remaja sebagai pecandu. Dikategorikan
sebagai pengguna yaitu remaja yang mengkonsumsi narkoba hanya sekali-sekali
dan tidak mempunyai dampak fisik dan psikis tertentu apabila tidak
mengkonsumsi. Rata-rata remaja tersebut mempunyai statement “ Kalau ada
dipakai, kalau tidak ada tidak dicari.“ Sedangkan remaja yang di kategorikan
sebagai pecandu yaitu remaja yang mengkonsumsi secara rutin setiap hari karena
apabila remaja tersebut tidak mengkonsumsi maka akan terjadi ganguan fisik dan
psikis seperti yang dijelaskan sebelumnya. Oleh sebab itu tidak jarang remaja
yang menjadi pecandu narkoba tersebut pada akhirnya menjadi seorang pengedar
bahkan narkoba bandar narkoba guna mendapatkan narkoba yang lebih mudah.
Kondisi keluarga berpengaruh pada terjadinya penyalahgunaan narkoba
pada remaja. Dalam hal ini kondisi keluarga ditandai dengan keutuhan keluarga,
kesibukan orangtua, hubungan interpersonal antar keluarga, dapat merupakan
faktor yang berperan serta pada penyalahgunaan narkoba. Keluarga yang tidak
mengenal Tuhan, tidak harmonis atau mempunyai tuntutan yang terlalu tinggi,
tidak ada pendidikan keluarga, tidak ada dorongan dan bimbingan bagi
anak-anaknya, tidak mengenal rasa cinta dan kasih sayang, kurang perhatian keluarga
salah satu faktor penyebab anak atau remaja akan membingungkan dirinya dan
Apapun bentuk ekspresi kejiwaan remaja yang diperlukan adalah tempat
penyaluran yang sehat, kebutuhan efektifitas sosial, melakukan sosialisasi
kelompok yang memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Mereka ingin dianggap
kehadirannya dalam wujud apresiasif dan butuh penghargaan. Apabila hal ini
tidak terwujud maka penyaluran potensi dirinya itu terlepas dalam bentuk
kenakalan (http//bkkbn.co.id ,diakses pada, 04 Mei 2015 pukul 02:00 WIB).
Semakin berkembangnya remaja pengguna narkoba merupakan salah satu
permasalahan sosial yang harus ditangani secara serius dan tidak bisa dipandang
sebelah mata apalagi remaja tersebut sampai menjadi pecandu narkoba.
Berdasarkan informasi dari media cetak, media elektronik, dan masyarakat,
penulis mengetahui bahwa penyalahgunaan narkoba tersebut telah merambah
sampai ke seluruh wilayah pedesaan di seluruh Indonesia. Dengan melihat
kondisi-kondisi tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dengan fokus wilayah
di Kelurahan Aekkanopan Timur yang merupakan daerah tempat tinggal penulis.
Remaja sebagai aset bangsa, generasi bangsa harus lebih diperhatikan
tingkat kecermatannya dalam memilih teman bergaul agar tidak terjerumus dalam
penyalahgunaan narkoba, karena setiap tahunnya apabila tidak dilakukan
pencegahan sejak dini pasti akan senakin bertambah remaja pengguna narkoba.
Penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini bisa menjadi suatu solusi untuk
mencegah semakin berkembangnya remaja pengguna narkoba di Indonesia pada
umumnya dan pada khususnya di Kelurahan Aekkanopan Timur. Atas dasar itulah
penyalahgunaan Narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh
Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dalam
penelitian ini rumusan masalah yang akan diangkat adalah ”Apakah yang
menjadi faktor-faktor penyebab Penyalahgunaan narkoba di Kelurahaan
Aekkanopan Timur ?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab remaja menggunakan narkoba di Kelurahan Aekkanopan
Timur.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan pengetahuan dan
mengenai penyalahgunaan narkoba dan juga dapat dijadikan
refrensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan
kontribusi bagi beberapa pihak dalam mengatasi berkembangnya
remaja pengguna narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur, serta
menghasilkan beberapa solusi yang nantinya dapat dijadikan bahan
pembelajaran sekaligus bahan evaluasi khususnya bagi orangtua
dan guru dalam menangani berkembangnya pengguna narkoba
dikalangan remaja di Kelurahan Aekkanopan Timur
1.4 sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disajikan dalam VI bab dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika
Penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menguraikan secara teritis
variabel-variabel yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, Pendekatan Penelitian
dan Kedudukan Penelitian, lokasi penelitian, Unit Analisis
dan Informan, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari
hasil penelitian dan analisisnya.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian yang diperoleh dari
hasil penelitian analisisnya.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Narkoba
2.1.1 Pengertian Narkoba
Istilah narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika Nasional
(BNN) No SE/03/IV/2002 merupakan akronim dari narkotika, psikotropika dan
bahan adiktif lainnya. Narkoba yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika
dimasukan ke dalam tubuh baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,
intravena dan lain sebagainya dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan
perilaku seseorang.
I. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnnya rasa, mengurangi sampai menghilangi rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Berdasarkan bahan asalnya, Narkotika terbagi dalam 3 golongan yaitu:
1. Alami
Jenis zat/obat yang timbul dari alam tanpa adanya proses fermentasi,
isolasi atau proses produksi lainnya. Contoh jenis obat ini adalah: ganja, opium,
Didalam undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Narkotika
yang berasal dari alam dan tidak boleh digunakan untuk terapi adalah golongan I
terdiri dari:
a) Tanaman papaver soniferum L
b) Opium mentah, opium masak (candu,jicing,jicingko)
c) Opium obat
d) Tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina,ekgonim (kerja alkoid
koka berbeda dengan alkoid opium).
e) Heroin, morfin (alkoid opium yang telah diisolasi)
f) Ganja, damar ganja.
2. Semi Sintesis
Yakni zat yang diproses sedemikian rupa melalui proses ekstrasi dan
isolasi. Contohnya: morfin, heroin, kodein dan lain-lain. Jenis obat ini menurut
Undang-undang No.35 tahun 2009 tentang narkotika termasuk dalam narkotika
golongan I.
3. Sintesis
Jenis obat atau zat yang diproduksi secara sintesis untuk keperluan medis
dan penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit (analgesik) seperti
penekanan batuk (antitusif). Jenis obat yang masuk dalam kategori sistensis antara
lain: Amfetamin, Dekssamfetamin, Penthidin, Meperidin, Methadon, Dipipanon,
Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap manusia, narkotika dapat
dibagi kedalam 3 jenis yaitu:
a. Depressan (downer)
Jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas membuat pengguna
menjadi tertidur atau tidak sadar.
b. Stimulan (upper)
Jenis zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja(segar dan bersemangat) secara berlebih-lebihan.
c. Halusinogen
Zat kimia aktif atau obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi,
dapat merubah perasaan dan pikiran.
Jenis – Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan
A. Ganja
Dikenal dengan nama: cannabis, mariyuana, hasish, gelek, budha stick,
cimeng, grass, rumput dan sayur.
a. Bentuk :
Berupa tanaman yang dikeringkan. Daun ganja bentuknya memanjang,
pinggirannya bergerigi, ujungnya lancip, urat daun memanjang
ditengah pangkal hingga ujung bila diraba bagian belakang agak kasar.
Jumlah helai daun ganja selalu ganjil yaitu 5,7 atau helai.
b. Warna :
c. Penggunaan :
Dihisap dari gulungan menyerupai rokok atau dapat juga dihisap
dengan menggunakan pipa rokok. Daun ganja mengandung zat THC
yaitu zat penyebab terjadinya halusinasi. Getah yang kering disebut
hasish, apabila dicairkan akan menyebabkan minyak yang dikenal
dengan minyak kanabis.
d. Efek :
a) Denyut jantung semakin cepat, temperatur badan menurun
b) Nafsu makan bertambah
c) Santai, tenang dan melayang-layang
d) Pikiran selalu rindu pada ganja
e) Daya tahan menghadapi problema menjadi lemah
f) Malas, apatis
g) Tidak peduli dan kehilangan semangat untuk belajar maupun
bekerja
h) Persepsi waktu dan pertimbangan intelektual maupun moral
terganggu.
Efek paling terburuk dari pemakain ganja secara kronis dapat
menyebabkan kanker paru-paru dikarenakan pengaruh tar pada ganja jauh lebih
tinggi daripada tar yang terkandung didalam tembakau, dan penggunaan ganja
dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan. Hampir
setiap orang yang menjadi pecandu narkoba yang lebih berat seperti heorin pada
B. Cocain
Berasal dari tanaman coca yang banyak dijumpai di Columbia di Ameriak Latin.
a. Bentuk
Berupa bubuk, daun coca, buah coca dan cocain kristal.
b. Warna
a) Cairan berwarna putih/tidak berwarna
b) Kristal berwarna putih
c) Tablet berwarna putih
d) Bubuk/serbuk seperti tepung
c. Penggunaan
Dengan cara menghirup melalui hidung dengan menggunakan alat
penyedot atau dapat juga dibakar bersama-sama dengan tembakau bagi perokok,
ditelan bersama minuman atau disuntikan pada pembuluh darah.
d. Efek
a) Tidak bergairah bekerja
b) Tidak bisa tidur
c) Halusinasi
d) Tidak nafsu makan
e) Berbuat dan berpikir tanpa tujuan
f) Merasa gelisah dan cemas berlebihan
Selanjutnya apabila sudah pada tingkat over dosis atau takaran yang
pernapasan dan terhadap serangan jantung. Disamping itu juga dapat
menimbulkan keracunan pada susunan saraf sehingga korban dapat mengalami
kejang-kejang, tingkah laku yang kasar, pikiran yang kacau dan mata yang gelap.
Dampak negatif yang sangat berbahaya dari penyalahgunaan kokain dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah diotak (stroke)
C. Morfin dan Heroin (Nama lain: Putaw, Smack, Junk, Horse, H, PT, Etep,
Bedak Putih).
Morfin dan heroin berasal dari getah opium yang membeku sendiri dari
tanaman papaver somniferum dengan melalui proses pengolahan dapat
menghasilkan morfin, kemudian dengan proses tertentu dapat menghasilkan
heroin yang mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin.
a. Bentuk : berupa serbuk.
b. Warna : Putih, abu-abu, kecoklatan hingga coklat tua.
c. Penggunaan Dengan cara menghirup asapnya setelah bubuk heroin dibakar
diatas kertas timah pembungkus rokok (sniffing) dengan menyuntikannya
langsung ke pembuluh darah setelah heroin dilarutkan dalam air.
d. Efek
a) Menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan dungu, jalan
mengambang
b) Rasa sakit seluruh badan
c) Badan gemetar, jantung berdebar-debar
d) Susah tidur dan nafsu makan berkurang
f) Problem pada kesehatan: bengkak pada daerah menyuntik, tetanus,
HIV/AIDS, hepatitis B dan C, problem jantung, dada dan paru-paru
serta sulit buang air, ada wanita menggangu sirkulasi menstruasi.
Gejala putus zat (sakaw) adalah sangat menyiksa sehingga yang
bersangkutan akan berusaha untuk mengkonsumsi heroin, oleh karena itu pecandu
heroin akan berusaha dengan cara apapun dan resiko apapun guna memperoleh
heroin. Mereka tidak segan-segan melakukan tindakan-tindakan kekerasan atau
kejahatan misalnya mencuri, menodong, merampok dan melakukan pembunuhan.
Telah banyak remaja putri yang terlibat dalam pelacuran hanya sekedar untuk
mendapatkan uang guna membeli heroin. Pecandu heroin sangat sulit untuk
menghentikan pemakaian heroin dan cenderung untuk mengkonsumsi dalam
jumlah/dosis semakin bertambah dan sesering mungkin, akibatnya adalah over
dosis.
D. Katinone
Merupakan tanaman khat (chata edulis) yang bukan asli tanaman
Indonesia, melainkan tanaman yang dibawa oleh turis luar negeri. Tanaman ini
pada hakikatnya berasal dari Timur Tengah yaitu negara Yaman yang dibawa
pada tahun 1997.
Tanaman ini dikenal juga dengan sebutan Teh Arab dengan dua jenis yaitu
khat yang berwarna merah dan warna hijau. Pengaruh yang ditimbulkan antara
lain: tidak bisa tidur, dapat merusak gigi, merusak susunan pusat syaraf manusia
Tanaman khat mengandung zat narkotika “Chatinone” yang termasuk
Narkotika Golongan I nomor urut 35 lampiran Undang-undang No 35 Tahun
2009.
II. Psikotropika
Zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Dalam bidang farmakologi, Psikotropika dapat dibedakan ke dalam 3 golongan
yaitu:
a. Golongan psikostimulansi
Jenis zat yang menimbulkan rangsangan. Jenis obat yang termasuk
kedalam golongan psikostimulansi adalah:
a) Amfetamin (lebih populer dikalangan masyarakat sebagai shabu-shabu
dan ekstasy)
b) Desamfetamine
b. Golongan psikodepresen
Golongan obat tidur, penenang dan obat anti cemas. Merupakan jenis obat
yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas. Jenis obat yang termasuk
golongan ini adalah:
a) Amobarbital
b) Pheno karkital
c) Penti karkital
Jenis obat-obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas dan
digunakan sangat luas dalam terapi. Jenis obat yang termasuk ke dalam golongan
sedativa adalah :
a) Diazepam
b) Klobazam
c) Bromazepam
d) Fenibarbital
e) Barbital
f) Klonazepam
g) Klordiazepam
h) Klordiazepoxide
i) Nitrazezam seperti BK, DUM dan MG
Jenis – Jenis Psiktoropika yang sering disalahgunakan :
A. Ekstasy
Dikenal dengan nama : Inex, I, Kancing, Huge Drug, Yuppie Drug,
Essence, Clarity, Butterfly dan Black Hearth.
a) Bentuk : berupa tablet dan kapsul
b) Warna : bermacam-macam
c) Penggunaan : ditelan
d) Efek :
a. Timbul rasa gembira yang berlebihan.
b. Merasa cemas Tidak mau diam
c. Rasa percaya diri meningkat
e. Susah tidur
f. Sakit kepala dan pusing-pusing, mual dan muntah.
Pemakaian ekstasy dapat mendorong tubuh untuk melakukan aktifitas
yang melampau batas kemampuannya akibatnya dapat menyebabkan kekurangan
cairan pada tubuh ( dehidrasi) karena terlalu banyak menggerakan tenaga dan
terlalu banyak berkeringat. Pada pemakaian yang berlebihan (over dosis)
mengakibatkan penglihatan kabur, mudah tersinggung (pemarah), tekanan darah
meningkat, nafsu makan berkurang dan denyut jantung bertambah cepat.
Kematian sering terjadi karena pemakaian yang berlebihan yang dapat
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak.
B. Shabu – Shabu
Dikenal dengan nama : Kristal, Ubas, SS dan Mecin
a) Bentuk : berupa Kristal
b) Warna : Putih
c) Penggunaan :Dibakar dengan menggunakan aluminium foil dan asapnya
dihirup melalui hidung. Dibakar dengan menggunakan botol kaca khusus
(bong) dan disuntikan.
d) Efek :
a. Badannya merasa lebih kuat dan energik (meningkatkan stamina)
b. Tidak mau diam
c. Rasa percaya diri meningkat
d. Rasa ingin diperhatikan orang lain
e. Nafsu makan berkurang akibatnya badan semakin kurus.
g. Jantungnya berdebar-debar
h. Tekanan darah meningkat
i. Mengalami gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan
Penggunan shabu-shabu mendorong tubuh melakukan aktifitas yang
melampaui batas kemampuan fisik, berkeringat secara berlebihan sehingga dapat
menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi).
Bagi mereka yang sudah ketagihan, apabila pemakainnya dihentikan
(putus zat) akan menimbulkan gejala-gejala berikut:
1. Merasa lelah dan tidak berdaya (stamina menurun)
2. Kehilangan semangat hidup yang dapat menyebabkan bunuh diri
3. Merasa cemas dan gelisah secara berlebihan, kehilangan rasa percaya diri
4. Susah tidur.
III. Bahan Adiktif
Bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan
kerja biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan
(adiksi) yaitu keinginan untuk menggunakan kembali secara terus menerus.
Jenis – Jenis Bahan Adiktif :
A. Inhalen
Zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thinner)
a) Penggunaan
Dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian mendadak
seperti tercekik (sudden sniffing, death syndrome)
a. Hilang ingatan
b. Tidak dapat berpikir
c. Mudah berdarah dan memar
d. Kerusakan sistem syaraf
e. Kerusakan hati dan ginjal
f. Sakit maag
g. Sakit pada waktu buang air kecil
h. Kejang-kejang otot dan batuk-batuk
Penyalahgunaan inhalen dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan
otot, syaraf dan organ tubuh lain. Menghirup sambil mengunakan obat anti
depresi seperti obat penenang oabat tidur, alkohol akan meningkatkan resiko over
dosis dan dapat mematikan dan jika pengguna melakukan aktifitas normal seperti
berlari atau berteriak dapat mengakibatkan kematian karena gagal jantung.
B. Alkohol
Minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil
pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi atau destilasi,
baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain, mencampur
konsentrat dengan ethanol ataupun dengan proses pengenceran minuman yang
mengandung ethanol.
Efek yang ditimbulkan dari alkohol adalah :
a) Menyebabkan depresi pada sistem syaraf pusat
b) Jika penggunaan dicampur dengan obat lain
d) Menyebabkan oedema otak (pembengkakan dan terbendungnya darah dari
otak)
e) Menimbulkan habilutasi, toleransi dan ketagihan
f) Mengakibatkan mundurnya kepribadian
g) Peradangan dilambung (gastritis)
h) Melemahkan jantung dan hati semakin keras
C. Tembakau/Rokok
Zat yang berhubungan luas dengan penggunaan tembakau biasanya dalam
bentuk rokok. Pengaruh penggunaannya hanya dapat dilihat apabila digunakan
dalam jumlah besar dan jangka waktu yang lama. Zat tembakau itu sendiri
merupakan zat yang menimbulkan ketergantungan pada umumnya. Sebenarnya
hal yang paling mempengaruhi adalah racun dalam tembakau yang disebut
nikotin. Nikotin adalah satu dari 4.000 zat kimia pada tembakau. Rokok
mengandung 43 zat kimia beracun termasuk tar dan karbon monoksida yang
dinyatakan sebagai penyebab kanker. 2 tetes nikotin murni dapat membunuh
orang dewasa secara instan.
Efek yang dapat ditimbulkan dari Tembakau/Rokok adalah:
a) Menyumbat saluran-saluran darah baik dari manapun menuju jantung
sehingga memperlambat aliran darah.
b) Menimbulkan penyakit kanker
c) Serangan jantung
d) Impotensi dan gangguan kehamilan dan janin
D. Obat Penenang (Obat tidur, Pil koplo, BK, Nipam, Valium, Lexotan dan
a. Bentuk : Tablet, Kapsul dan Serbuk
b. Cara penggunaan : ditelan secara langsung
c. Efek yang dapat ditimbulkan
a) Bicara jadi pelo, memperlambat respon fisik, mental dan emosi. Dalam
dosis tinggi akan membuat pengguna tidur, kemudian akan menimbulkan
perasaan cemas, sensitive dan marah.
b) Penggunaan campuran dengan alkohol dapat berakibat kematian
c) Gejala putus zat berakibat halusinasi buruk dan bingung.
Zat yang mudah Menguap (Lem aica aibon, Thinner, Bensin dan Spritus).
Efek yang dapat ditimbulkan adalah :
a) Memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pusat
b) Menimbulkan perasaan senang, puyeng, penurunan kesadaran, gangguan
penglihatan dan pelo.
c) Problem kesehatan terutama otak, lever, ginjal dan paru-paruKematian
timbul akibat berhentinya pernafasan dan gangguan pada jantung
Zat yang menimbulkan halusinasi (Jamur, Kecubung, Kotoran kerbau dan sapi)
Bekerja pada sistem syaraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan emosi
pengguna.
Efek yang dapat ditimbulkan adalah:
a) Perubahan pada proses berpikir, hilangnya kontrol, hilangnya orientasi dan
depresi
b) Karena halusinasi bisa menimbulkan kecelakaan
2.2.1 Pengertian Penyalahgunaan Narkoba.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba di luar keperluan
medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum
(Pasal 59, Undang-undang Nomor 5, tahun 1997, tentang Psikotropika dan Pasal
84, 85 dn 86, Undang-undang Nomor 35, tahun 2009, tentang Narkotika).
Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu proses yang makin meningkat
dari taraf coba-coba ke taraf penggunaan untuk hiburan, penggunaan situasional,
penggunaan teratur sampai kepada ketergantungan. Memasuki taraf coba-coba
bisa langsung terseret kepada taraf ketergantungan oleh karena sifat narkoba yang
mempunyai daya menimbulkan ketergantungan yang tinggi. Penyalahgunaan
narkoba dapat menimbulkan gangguan-gangguan tertentu pada badan dan jiwa
seseorang dengan akibat sosial yang tidak diinginkan dan merugikan. (Widjono,
1981:1).
Penggunaan narkoba secara suntik dan menggunakan jarum suntik secara
bergilir dapat menimbulkan ketularan penyakit HIV/AIDS. Hepatitis B, Hepatitis
C, dan penyakit infeksi lainnya yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh.
Penggunaan narkoba secara berulang kali akan menimbulkan ketergantungan
yang makin lama memerlukan jumlah narkoba yang makin tinggi dosisnya untuk
menghasilkan khasiat yang sama (menimbulkan daya toleransi). Bila pemakaian
narkoba dihentikan atau dikurangi secara mendadak akan menimbulkan gejala
putus narkoba (withdrawal syndrome), yaitu perasaan nyeri seluruh badan yang
tidak terperikan.
Sekali mencoba narkoba berisiko timbul keinginan untuk mencoba dan
umumnya, baru timbul keinginan untuk menghentikannya dalam keadaan sudah
terlambat, yaitu sudah berada dalam cengkeraman ketergantungan yang tidak bisa
ditinggalkan (BNN, 2004: 9-10).
Penyalahgunan adalah seseorang yang mempunyai masalah secara
langsung berhubungan dengan narkoba. Masalah tersebut bisa muncul dalam
ranah fisik, mental, emosional, maupun spritual. Penyalah guna menolak untuk
berhenti sama sekali dan selamanya. Sedangkan pecandu adalah seseorang yang
sudah mengalami hasrat/obsesi secara mental dan emosional serta fisik. Bagi
pecandu, tidak ada hal yang lebih penting selain memperoleh narkoba, sehingga
jika tidak mendapatkannya, ia akan mengalami gejala-gejala putus obat dan
kesakitan.
2.2.2 Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba
Mekanisme atau proses terjadinya penyalahgunaan Narkoba dapat
dijelaskan sesuai dengan rumus umum terjadinya kejahatan yang telah dikenal
luas di kalangan Kepolisian, yaitu : C = N + K dimana : C :
Crime/Kejahatan/Penyalahgunaan Narkoba. N : Niat K : Kesempatan . Niat
adalah sama dengan Demand dalam hukum ekonomi, yaitu timbulmya keinginan
dan permintaan dari seseorang terhadap Narkoba. Dalam teori Psikologi, niat atau
demand ini dipengaruhi oleh tiga faktor yang satu dengan yang lain saling
a. Faktor predisposisi
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang tersebut, seperti adanya
gangguan kepribadian, adanya kecemasan, depresi atau menderita suatu penyakit
tertentu yang secara medis memerlukan pengobatan psikotropika dan atau
narkotika.
b. Faktor kontribusi
Adalah faktor yang berasal dari luar, yang biasanya berasal dari
lingkungan terdekatnya yang dapat memberikan pengaruh pada sese-orang untuk
melakukan bentuk penyimpangan sosial. Misalkan kondisi keluarga yang tidak
utuh (cerai), kesibukan orang tua, hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga,
dan lain-lain. Kedua faktor predisposisi dan faktor kontribusi ini akan saling
mempengaruhi dan membentuk kepribadian seseorang menjadi kelompok rentan.
c. Faktor pencetus
Adalah faktor yang berasal dari luar yang dapat memberikan pengaruh
langsung kepada kelompok rentan untuk melakukan penyalah-gunaan Narkoba.
Misalkan adanya bujukan, jebakan, desakan dan tekan-an dari teman sebaya,
berada di lingkungan pemakai Narkoba, dan lain-lain. Interaksi dari ketiga faktor
tersebut di atas menyebabkan peningkatan demand seseorang atau timbul niat
untuk menyalahgunakan Narkoba. Jika orang tersebut berhubungan dengan
pertemuan antara supply and demand atau dengan kata lain terjadi
penyalahgunaan Narkoba.
2.2.3 Tahap – tahap penyalahgunaan Narkoba
Narkoba merupakan suatu zat atau substansi yang dapat menimbulkan
ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya. Proses terjadinya
ketergan-tungan dapat secara bertahap yang pada garis besarnya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Tahap pengenalan awal.
Pada tahap ini terjadi konsumsi Narkoba untuk pertama kalinya oleh
seseorang baik secara sengaja karena alasan medis atau karena
ketidaktahuan/secara tidak sengaja mengkonsumsi Narkoba, misalkan
minumannya dicampur Narkoba oleh orang lain. Pada umumnya orang tersebut
belum merasakan ”reaksi enak” (halusinasi daneforia) dari Narkoba karena
memang tidak ada niat/maksud untuk mendapatkan atau mengetahui reaksi dari
Narkoba yang terkonsumsi tadi.
b. Tahap rekreasional
Pada tahap ini seseorang telah dengan sengaja untuk coba-coba atau iseng
ingin mengetahui reaksi dari Narkoba. Biasanya mereka akan merasakan reaksi
halusinasi dan eforia sesuai yang diharapkan, sehingga secara psikologis dan efek
bulan sekali dan seterusnya. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa dari sepuluh
orang yang coba-coba, sembilan orang (90 %) akan berlanjut menjadi
ketergantungan.
c. Tahap habitual/kebiasaan
Para pengguna sudah mengkonsumsi Narkoba secara teratur misalnya tiap
minggu atau dua hari sekali. Pada tahap ini telah terjadi toleransi, yaitu mereka
harus meningkatkan dosis pemakaian guna meng-hasilkan efek atau reaksi yang
diharapkan. Konsumsi Narkoba sudah menjadi kebiasaan dan 95 % sampai 99 %
orang yang telah memasuki tahap ini akan berlanjut menjadi ketergantungan.
Orang ini belum terganggu fungsi sosialnya sehingga masih mampu melakukan
pekerjaan atau aktifitas rutin seperti sekolah, bekerja, dan lain-lain.
d. Tahap adiksi/ketagihan
Pada tahap ini dapat dipastikan 100 % akan menjadi ketergan-tungan baik
secara fisik, psikologis dan sosial. Penggunaan Narkoba akan dilakukan setiap
hari dan kalau tidak menggunakan maka semua aktifitas atau pekerjaan rutin
menjadi terganggu. Mereka merasa sudah tidak bisa hidup tanpa Narkoba.
e. Tahap dependensi/ketergantungan Universitas Sumatera Utara
Sama dengan tahap adiksi yaitu telah terjadi ketergantungan baik secara
fisik, psikologis dan sosial, bedanya mereka yang telah memasuki tahap ini sudah
tidak merasakan lagi nikmat atau ”reaksi enak” dari Narkoba, sedangkan pada
tahap adiksi mereka masih dapat menikmati ”reaksi enak” seperti halusinasi,
bertujuan hanya untuk menghi-langkan rasa sakit yang berlebihan dan supaya
tidak dianggap sebagai orang gila. Penggunaan Narkoba menjadi sangat intensif
beberapa kali sehari, karena begitu reaksi obat/Narkoba sudah habis akan terjadi
gejala putus obat (sakau) seperti rasa sakit yang amat sangat dan tidak
tertahan-kan serta tidak bisa diatasi dengan apa saja kecuali mengkon-sumsi Narkoba lagi.
Dengan demikian mereka sudah tidak mungkin lagi bersosialisasi di
tengah-tengah masyarakat apalagi melakukan aktifitas sehari-hari.
2.2.4 Dampak penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan Narkoba ini akan memberikan dampak yang sangat luas
dan kompleks sebagai berikut :
a) Dampak terhadap pribadi/individu pemakai
b) Terjadi gangguan fisik dan penyakit yang diakibatkan langsung dari efek
samping Narkoba seperti kerusakan dan kegagalan fungsi organ-organ
vital, seperti merusak ginjal, liver, otak (susunan saraf), jantung, kulit dan
lain-lain.
c) Selain itu dapat secara tidak langsung menyebabkan penyakit lain yang
lebih serius diakibatkan perilaku menyimpang karena penga-ruh Narkoba,
seperti tertular HIV/AIDS, Hepatitis C, penyakit kulit dan kelamin, dan
lain-lain.
d) Terjadi gangguan kepribadian dan psikologis secara drastis seperti berubah
e) Dapat menyebabkan kematian yang disebabkan karena over dosis atau
kecelakaan karena penurunan tingkat kesadaran.
f) Dampak terhadap keluarga antara lainnya Mencuri uang atau menjual
barang-barang di rumah guna dibelikan Narkoba.
g) Perilaku di luar dapat mencemarkan nama baik keluarga. Keluarga
menjadi tertekan karena salah satu anggota keluarganya menjadi target
operasi polisi dan menjadi musuh masyarakat.
h) Dampak terhadap masyarakat/lingkungan social.
(http://ananglgcenatcenut.blogspot.com. Diakses tanggal 07 Mei 2015 pukul
20:45 WIB.
2.2.5 Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
Zat Psikotropika dapat menimbulkan bahaya adiksi (ketergantungan).
Jenis candu, menurut Hastutiningrum (1997), antara lain menekan fungsi jantung
dan pernafasan, kemunduran fisik dan psikis, merusak generasi, ketergantungan
dan bahkan kematian. Sedangkan jenis koka, antara lain menyebabkan bertambah
aktifnya kerja mental, berkurangnya kelelahan, halusinasi, insomnia, euphoria,
dan ketergantungan.
Sementara MDMA (Metilen Dioksi Metaamfetamin), salah satu derivat
amfetamin yang masuk golongan psikotropika yang dikenal pula dengan nama
ekstasi atau inex, menurut Soewadi (1996), antara lain dapat memberikan
meningkatkan gairah, paranoid, halusinasi dan rasa melayang. Secara fisik dapat
terjadi kaedaan sebagai berikut: ketergantungan, meningkatnya denyut jantung,
naiknya suhu badan,penglihatan kabur, berkeringat, perilaku tidaj wajar dan
kejang.
Penyalahgunaan narkoba, menurutnya, juga dapat menghilangkan
pengendalian diri sehinga dapat membuat seseorang lepas kontrol, menjadi
hyperaktif, dan meningkatnya aktivitas seksual. di samping itu seseorang bisa
menjadi lebih berani dan agresif, perilaku berubah, banyak bicara, tidak dapat
menyembunyikan rahasia hati, emosi menjadi lebih labil dan kontrol diri hilang,
terjadi gangguan daya ingat, rasa percaya diri berlebihan, kepribadian jadi sangat
ekspansif disertai meningkatnya efek yang patologik dengan letupan emosi yang
berlebihan.
Hawari juga menyebut berbagai jenis narkoba dan akibat serta bahayanya.
Minuman keras adalah jenis adalah jenis minuman yang mengandung alkohol
yang termasuk zat adiktif. Artinya, zat tersebut dapat menimbulkan adiksi, yaitu
ketagihan dan ketergantungan. Minuman keras dapat menimbulkan gangguan
mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam funsi berfikir, perasaan dan
perilaku.
Timbulnya GMO disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf
pusat (otak). Karena sifat adiktif alkohol ini peminum lama-kelamaan, tanpa
disadari, akan menambah takaran/dosis samai pada dosis keracunan (intoksikasi)
a) terdapat dampak perubahan perilaku, misalnya perkelahian dan tindak
kekerasan, ketidakmampuan menilai realitas, gangguan dalam fungsi
sosial dan pekerjaan;
b) timbul gejala fisiologik, misalnya pembicaraan cadel, gangguan
koordinasi, cara berjalan yang tidak mantab, dan muka merah;
c) timbul gejala psikologik, misalnya perubahan perasaan, mudah marah dan
tersinggung, banyak bicara (melantur), dan gangguan perhatian.
Ganja yang termasuk narkotika, dapat merupakan pencetus bagi terjadinya
gangguan jiwa, yaitu adanya waham (delusi) mirip dengan waham yang terdapat
pada gangguan jiwa skizofrenia. Pemakaian ganja juga dapat menimbulkan
dampak munculnya gangguan mental organik (GMO) pada pengisap ganja yaitu:
a) euforia, rasa gembira tanpa sebab;
b) perasaan identifikasi subjektif, yaitu mengalami gangguan persepsi tentang
diri dan lingkungannya, halusinasi, dan ilusi (wham);
c) perasaan waktu berlalu dengan lambat, misalnya waktu 10 menit bisa
dirasakan 1 jam;
d) apatis, sikap acuh tak acuh terhadap diri dan lingkungan, tidak ada
kemauan atau inisiatif, dan masa bodoh;
e) timbul gejala fisik yaitu mata merah, nafsu makan bertambah dan mulut
kering;
f) efek dalam tingkah laku terjadi gangguan dalam perilaku, misalnya
muncul kecurigaan yang berlebihan, ketakutan berlebihan, aktivitas
2.3 Proses terjebak narkoba
2.4 Beberapa Gejala dini Penyalahgunaan Narkoba
Gejala dini penyalahgunaan narkoba yang dapat dijadikan salah satu tolak
ukur bagi orangtua, antara lain :
1. Prestasi di sekolah tiba-tiba menurun secara mencolok, enggan belajar atau 1. Kompromi
Tidak dengan tegas menentukan sikap menentang narkoba mau bergaul dengan pemakai narkoba
Segan menolak tawaran atau ajakan teman untuk mencoba memakai narkoba, lalu ikut-ikutan memakai
Narkoba.
Dengan memakai beberapa kali, tubuh sudah menjadi toleransi, perlu peningkatan dosis pemakaian.
Peningkatan dosis dan tambah jenis narkoba yang dipakai dengan dosis yang terus bertambah.
Pemakaian narkoba sudah menjadi kebiasaan yang mengikat.
Keterikatan pada narkoba yang sudah mendalam sehingga tidak dapat terlepas, gejala putus obat yang
berat.
Keracunan oleh narkoba, mengalami kerusakan pada organ tubuh dan otak, hilang kesadaran.
2. Perubahan pola tidur: pagi susah dibangunkan, malam suak begadang.
Anak-anak yang besar biasanya pulang ralut malam tanpa alasan yang
jelas.
3. Selera makan bekurang. Bisa terlihat dari berat badan yang cenderung
turun atau kurus.
4. Banyak menghindari pertemuan dengan anggota keluarga lainnya, karena
takut ketahuan jika ia menggunakan narkoba. Banyak mengurung diri
dikamar dan menolak diajak makan bersama-sama dengan anggota
keluarga lainnya.
5. Suka berbohong.
6. Pengeluarannya lebih besar dari sebelumnya tanpa jelas kegunaannya.
7. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibanding
sebelumnya.
8. Sesekali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara cadel atau berjalan
sempoyongan, paling terlihat dari pandangan mata yang kuyu atau sering
menatap kosong.
2.5 Ciri Psikologis Dan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba
Beberapa anak dan remaja yang lebih rentan atau mempunyai
kemungkinan desar dalam penyalahgunaan narkoba daripada anak atau remaja
1. Mudah mengalami kekecewaan dan kecenderungan menjadi agresif dan
destruktif sebagai cara menanggulangi perasaan kecewa tersebut.
2. Adanya perasaan minder/rendah diri (low self-esteem).
3. Sifat tidak bias menunggu atau bersabar yang berlebihan.
4. Suka berpetualang, mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung
resiko bahaya yang berlebihan.
5. Sifat menjadi bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak
sanggup berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
6. Adanya hambatan atau penyimpangan seksual.
7. Adanya keterbelakangan mental.
8. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan
dalam pendidikan, pekerjaan atau lapangan kegiatan yang lain. Biasanya
terlihat dari prestasi belajar yang cenderung rendah.
9. Kurangnya partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
10.Cenderung mengabaikan peraturan-peraturan.
11.Kurang suka berolahraga
12.Suka melancarkan protes sosial
13.Cenderung makan berlebihan
14.Mempunyai anggapan bahwa hubungan dalam keluarganya kurang dekat,
meskipun sering kali kenyataannya tidak demikian.
15.Sudah merokok pada usia lebih dini dari usia rata-rata perokok lainnya.
2.6 Remaja
Remaja dalam bahasa Latin adalah adolescence, yang artinya “tumbuh
atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Istilah adolescence sesungguhnya
mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan
fisik secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa
bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
sama, atau paling tidak sejajar (Hurlock, 1991).
(World Health Organization,)
Remaja adalah suatu masa ketika :
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.
Perjalanan hidup manusia oleh para ahli psikologi dibagi dalam beberapa
tahapan kehidupan yaitu masa pra kelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak, masa
remaja dan masa dewasa. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting,
sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya
dengan kegagalan kemungkinan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan
kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan
penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka
manusia itu manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan
hidupnya.
2.6.2 Ciri-Ciri Umum Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan,
baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik,
dimana tubu berkembang pesat sehingg mencapai bentuk tubuh orang dewasa
yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja
berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa.
Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari
orangtua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang
dewasa (Clarke-Stewart & Friedman,1998).
Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan
dalam lingkungan seperti sikap orangtua atau anggota keluarga lain, guru, teman
sebaya maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi
terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan
tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya.
Adanya perubahan baik didalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan
remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutahan
psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut remaja memperluas
lingkungan sosialnya diluar lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman
Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai
berikut: (Konopka,1973 dalam Pikunas,1976;Ingersoll1989).
1. Masa Remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan
berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung
pada orangtua. Fokus dari tahapan ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan
kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.
2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru.
Teman sebaya masih memiiki peran penting, namun individu sudah mampu
mengarahkan diri sendiri (self directed). Pada masa ini remaja mulai
mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas
dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional
yang ingin dicapai. Selain ini penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi
individu
3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tuuan vokasional dan
mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi
matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa juga
menjadi ciri dari tahap in (Agustiani, 2006:29).
Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan
manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut
bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak
dan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain bersifat biologis atau
fisiologis juga bersifat psikologis.
Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek
tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa
remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya
dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku remaja.
Secara ringkas, proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek
yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan seperti berikut ini.
1. Perubahan fisik
Rangkaian yang paling jelas yang nampak dialami oleh masa remaja
adalah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas
atau awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16
tahun pada pria (Hurlock, 1973). Hormon baru diproduksi oleh kelenjar endokrin,
dan ini membawa perubahan dalam ciri seks primer dan memunculkan
ciri-ciri seks sekunder. Gajala ini memberi isyarat bahwa fungsi reproduksi atau
kemampuan untuk menghasilkan keturunan sudah mulai bekerja. Seiring dengan
itu, berlangsung pula pertumbuhan yang pesat pada tubuh dan anggota-anggota
tubuh untuk mencapai proporsi seperti orang dewasa. Seorang individu lalu
memulai terlihat berbeda, dan sebagai konsekuensi dari hormon yang baru, dia
2. Perubahan Emosional
Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal tadi adalah perubahan
dalam aspek emosionalitas pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik
hormon tadi dan juga pengaruh lingkungan yang terkait dengan perubahan
badaniah tersebut. Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan
dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan baru.
Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan
hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Keterbatasannya untuk secara
kognitif mengolah perubahan-perubahan baru tersebut bisa membawa perubahan
besar dalam fluktuasi emosinya. Dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh
sosial yang juga senantiasa berubah, seperti tekanan dari teman sebaya, media
masa dan minat pada jenis seks lain, remaja menjadi lebih terorientasi secara
seksual. Ini semua menuntut kemampuan pengendalian dan pengaturan baru atas
perilakunya.
2.7 Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
Masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa awal, seiring ditandai dengan konflik dan stress. Dalam
masa peralihan ini remaja perlu banyak belajar berbagai keterampilan intelektual
dan sosial baru. Perjuangan remaja untuk dapat berfungsi dengan tepat dalam
peran-peran baru mereka, sering menimbulkan situasi yang penuh stres dan untuk
mengatasi hal tersebut banyak diantara mereka yang lari atau menggunakan
narkoba, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang menggunakan narkoba