• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor – Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada

Remaja Di Kelurahan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh

Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

DANIEL CALTI SIAHAAN

110902013

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : Daniel Calti Siahaan

Nim : 110902013

ABSTRAK

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten

Labuhan Batu Utara

Penelitian dilakukan di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabuapaten Labuhan Batu Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana informan Utama dalam penelitian ini adalah Remaja yang menjadi korban penyalahgunaan Narkoba sebanyak empat orang dan satu informan tambahan yaitu ibu Ros selaku masyarakat yang sangat mengetahui aktivitas remaja penyalahgunaan narkoba dan bapak Djamal selaku lurah Aekkanopan Timur.

Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, studi lapangan, wawancara mendalam dan observasi. Data yang didapat di lapangan kemudian dianalisis oleh peneliti yang dijelaskan secara kualitaif, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur menggunakan narkoba sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar.

Remaja menggunakan narkoba karena pengaruh lingkungan dan teman sepermainan yang cenderung berperilaku menyimpang serta pemahaman yang sangat minim akan bahaya dari narkoba. Keluarga para remaja pengguna narkoba di Kelurahaan Aekkanopan Timur kurang dapat memberikan perhatian, kasih sayang, dan kepeduliannya pada remaja sehingga para remaja cenderung berperilaku sesuai keinginan mereka, tanpa ada yang memperdulikan apa yang mereka lakukan. Bukan hanya itu saja ada faktor lain yang menyebabkan mereka terjerumus dalam penyalahgunaan Narkoba seperti faktor gangguan kepribadian, religiusitas, usia, adanya narkoba itu sendiri, dan lingkungan tempat tinggal.

(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY POLITIC AND SOCIAL SCIENCE

DEPARTEMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE

Name : Daniel Calti Siahaan

Nim : 110902013

ABSTRACT

The Factors that Cause the Drug Abuse in adolescents in East Village Aekkanopan Sub-district Kualuh Hulu North Regency Labuhan Batu.

(This thesis consistsof six chapters, 116 pages, 9 Tablesand Appendix 5)

Research conducted in East Village Aekkanopan Sub-district Kualuh Hulu north Regency Labuhan Batu .The research is descriptive research , where main source of the research is a teenager who are victims of drug abuse as many as four people and one additional informants the mother ros as the teenager was well aware of the activity drug abuse and your djamal as aekkanopan east village .Engineering data collection with the study library , field studies , interviews and observation .

The data available in the field and analyzed by researchers described in kualitaif , so in the end a conclusion can be drawn of this research .The result showed that the youth in east village aekkanopan taking drugs since they sitting in the primary school .

Teenagers taking drugs because the impact of the environment and friends sepermainan that tends to behave as regards as well as the awareness very poor drug will be hazards .The teenagers drug users in east Village Aekkanopan less able to pay attention , affection , intention to teenagers and teenagers tend to behave in accordance their desire , no questions put behind what they are doing .Not only that but there are other factors causing them with the drug abuse as the personality disorder , religiousness , age , the drugs itself , and neighborhood .

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

penulis dapat sampai ke titik ini, dapat menyelesaikan kewajiban sebagai

mahasiswa tingkat akhir.Ini semua bukan karena kuat dan gagah penulis, tapi ini

semua karena berkat-Nya selama ini yang selalu diberikan-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun sebagai salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan

Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu

Utara”.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar,S.Sos,M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(5)

3. Ibu Mastauli Siregar S.Sos, M.SI selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan waktu, kepercayaan, kebahagiaan dan ilmu kepada

(6)

4. Seluruh Staff bagian Kemahasiswaan, administrasi Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial dan bagian pendidikan, yang membantu segala

proses yang dibutuhkan oleh penulis, yaitu Bu Zuraida dan Kak Debby.

5. Terima kasih buat Bapak Sujamal selaku Lurah Aaekkanopan Timur yang

telah membantu penulis untuk melakukan wawancara dan mengumpulkan

data-data yang berhubungan dengan penelitian ini.

6. Terima kasih yang paling istimewa dan paling dalam dalam kepada orang

tua penulis. Skripsi ini penulis persembahkan kepada Bapak tercinta C.Z

Siahaan dan Mama tersayang T .Lubis, yang telah membesarkan dan

mendidik penulis hingga sekarang ini dan telah memberikan doa,

dukungan dan materi sehingga skripsi ini dapat selesai.

7. Terima kasih juga untuk kakak-kakak saya yang selalu mendukung saya

selama ini. Buat kak Grace Calti Siahaan dan laeku Dodin Sinaga, kak

Ivana Calti Siahaan, kak Tince januarti Nababan, bang Agus Nababan,

bang Leo Siahaan, dan kak Maria Siahaan.

8. Terima kasih juga buat semua keluargaku di Damuli Pekan Pertanian dan

juga di perantauan. Terima kasih buat Oppung, Tulang, Nantulang,

Nanguda, Maktua, Lae, Ito, dan para sepupuku serta adik-adikku. Berkat

doa dan dukungan kalian semua, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

9. Terimakasih juga saya buat untuk seluruh staff dan anggota YAKMI

Medan, kak Ester, kak Lutfi dan lain-lain yang telah membrikan semakan

(7)

10.Terima kasih buat teman satu kontrakan Dimas dan Hongi, juga

teman-teman seperjuangan Wandro, Andri, Benget, Mario,lae frans, Jole, Ukap,

Topa, lae Jimmy dan apparaku Juan dan yang lainnya.

11.Terimakasih buat si KUMAN Agnes T.M Pasaribu yang telah

memberikan motivasi dan semangat buat saya.

12.Terimakasih buat kawan boka 3 Faisal, Tono, Rizki dan

kawan-kawan the great brandalz class SMANSAKUH.

13.Seluruh kawan seperjuangan kessos 11 yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu. Makasih buat dukungan dan seluruh kenangan bersama kita

saat jadi peserta inisiasi, panitia bayangan, panitia inti, dan SC paling

bersejarah.

14.Buat para seperjuangan GmnI FISIP USU bung Warren, Yandri, Holong,

Ega, Dani, Moises, Arman, Ahok, Herbin, Prabu dan Sarina Reni, Deva

dan yang lainnya.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih

banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Sangat diharapkan saran

dan kritik guna menyempurnakan penulisan karya ilmiah ini. Semoga

bermanfaat.

Medan, September 2015

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

1.4 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Narkoba ... 11

2.1.1 Pengertian Narkoba ... 11

2.2 Penyalahgunaan ... 24

2.2.1 Pengertian Penyalahgunaan Narkoba ... 25

2.2.2 Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba ... 26

2.2.3 Tahap-Tahap Penyalahgunaan Narkoba ... 28

2.2.4 Dampak Penyalahgunaan Narkoba ... 29

2.2.5 Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ... 30

2.3 Proses Terjebak Narkoba ... 33

(9)

2.5 Ciri Psikologis Dan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba ... 35

2.6 Remaja... 36

2.6.1 Pengertian Remaja ... 36

2.6.2 Ciri-Ciri Umum Remaja ... 37

2.6.3 Proses Perubahan Pada Masa Remaja ... 39

2.7 Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba ... 40

2.8 Alasan Remaja Menggunakan Narkoba ... 41

2.9 Faktor-Faktor Remaja Menggunakan Narkoba ... 42

2.10 Kerangka Pemikiran ... 54

2.11 Definisi Konsep dan Operasional... 56

2.11.1 Definisi Konsep ... 56

2.11.2 Definisi Operasional ... 58

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 60

3.2 Pendekatan Penelitian dan Kedudukan Penelitian ... 61

3.3 Lokasi Penelitian ... 62

3.4 Pertimbangan Etik ... 62

3.5 Unit Analisis dan Informan ... 63

3.5.1 Unit Analisis ... 63

3.5.2 Informan ... 63

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.7 Teknik Analisis Data ... 65

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahaan Aekkanopan Timur ... 67

4.2 Struktur Organisasi ... 69

(10)

4.4 Sarana dan Prasarana... 75

4.4.1 Sarana Tempat Ibadah ... 76

4.4.2 Sarana Kesehatan ... 76

4.4.3 Sarana Pendidikan ... 78

BAB V ANALISIS DATA 5.1Data Informan ... 79

5.2 Analisis Data ... 100

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 111

6.2 Saran ... 112

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Wilayah Kelurahaan Aekkanopan Timur ... 69

Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa ... 72

Tabel 3 jumlah penduduk berdasarkan Agama ... 73

Tabel 4 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ... 73

Tabel 5 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian ... 75

Tabel 6 Jumlah sarana Ibadah ... 76

Tabel 7 Jumlah sarana Kesehatan ... 77

Tabel 8 Jumlah profesi kesehatan ... 78

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman wawancara

2. Surat Keputusan Penunjukkan Dosen Pembimbing

3. Surat Izin Penelitian

(13)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : Daniel Calti Siahaan

Nim : 110902013

ABSTRAK

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten

Labuhan Batu Utara

Penelitian dilakukan di Kelurahaan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabuapaten Labuhan Batu Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana informan Utama dalam penelitian ini adalah Remaja yang menjadi korban penyalahgunaan Narkoba sebanyak empat orang dan satu informan tambahan yaitu ibu Ros selaku masyarakat yang sangat mengetahui aktivitas remaja penyalahgunaan narkoba dan bapak Djamal selaku lurah Aekkanopan Timur.

Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, studi lapangan, wawancara mendalam dan observasi. Data yang didapat di lapangan kemudian dianalisis oleh peneliti yang dijelaskan secara kualitaif, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Remaja di Kelurahaan Aekkanopan Timur menggunakan narkoba sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar.

Remaja menggunakan narkoba karena pengaruh lingkungan dan teman sepermainan yang cenderung berperilaku menyimpang serta pemahaman yang sangat minim akan bahaya dari narkoba. Keluarga para remaja pengguna narkoba di Kelurahaan Aekkanopan Timur kurang dapat memberikan perhatian, kasih sayang, dan kepeduliannya pada remaja sehingga para remaja cenderung berperilaku sesuai keinginan mereka, tanpa ada yang memperdulikan apa yang mereka lakukan. Bukan hanya itu saja ada faktor lain yang menyebabkan mereka terjerumus dalam penyalahgunaan Narkoba seperti faktor gangguan kepribadian, religiusitas, usia, adanya narkoba itu sendiri, dan lingkungan tempat tinggal.

(14)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY POLITIC AND SOCIAL SCIENCE

DEPARTEMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE

Name : Daniel Calti Siahaan

Nim : 110902013

ABSTRACT

The Factors that Cause the Drug Abuse in adolescents in East Village Aekkanopan Sub-district Kualuh Hulu North Regency Labuhan Batu.

(This thesis consistsof six chapters, 116 pages, 9 Tablesand Appendix 5)

Research conducted in East Village Aekkanopan Sub-district Kualuh Hulu north Regency Labuhan Batu .The research is descriptive research , where main source of the research is a teenager who are victims of drug abuse as many as four people and one additional informants the mother ros as the teenager was well aware of the activity drug abuse and your djamal as aekkanopan east village .Engineering data collection with the study library , field studies , interviews and observation .

The data available in the field and analyzed by researchers described in kualitaif , so in the end a conclusion can be drawn of this research .The result showed that the youth in east village aekkanopan taking drugs since they sitting in the primary school .

Teenagers taking drugs because the impact of the environment and friends sepermainan that tends to behave as regards as well as the awareness very poor drug will be hazards .The teenagers drug users in east Village Aekkanopan less able to pay attention , affection , intention to teenagers and teenagers tend to behave in accordance their desire , no questions put behind what they are doing .Not only that but there are other factors causing them with the drug abuse as the personality disorder , religiousness , age , the drugs itself , and neighborhood .

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya

(NAPZA) atau yang sering dikenal masyarakat adalah NARKOBA (Narkotika

dan Bahan/ Obat Berbahaya) merupakan masalah yang sangat urgent dan

kompleks. hal ini menyangkut besarnya efek negatif dari penyalahgunaan narkoba.

Banyak kasus yang menunjukkan akibat dari permasalahan tersebut telah banyak

menyebabkan kerugian, baik materi maupun non materi. Kejadian tersebut bisa

saja seperti kasus perampokan, perceraian, pembunuhan atau kesulitan lainnya.

Saat ini penyalahgunaan narkoba/napza sudah sangat memprihatinkan,

terlihat dengan makin banyaknya pengguna narkoba/napza dari semua kalangan.

Narkoba/napza sangat mudah didapatkan, baik oleh kalangan dewasa, remaja,

bahkan anak-anak. Namun yang lebih memprihatinkan, penyalahgunaan

narkoba/naza saat ini justru banyak dilakukan oleh kalangan remaja. Padahal

mereka adalah generasi penerus bangsa.

Hal yang sangat menghawatirkan kita semua yaitu dari hasil survey BNN

baru-baru ini menyebutkan bahwa sebanyak 26.500 kasus narkoba berhasil

diungkap selama tahun 2011. Jumlah ini meningkat 12,62% dibandingkan tahun

2010 yang sebanyak 23.531 kasus. Ironisnya, jumlah pengguna narkoba atau zat

aditif yang berbahaya lain dan disalahgunakan untuk kepentingan sesaat paling

banyak adalah kelompok usia remaja atau pemuda-pemudi dengan kisaran usia

(16)

Hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan, prevalensi

penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar mencapai 4,7 persen dari jumlah

pelajar dan mahasiswa atau sekitar 921.695 orang. Dari jumlah tersebut, 61 persen

di antaranya menggunakan narkoba jenis analgesik dan 39 persen jenis ganja,

amphetamine, ekstasi dan lem.

Pada Tahun 2011, siswa SMP pengguna narkoba berjumlah 1.345 orang.

Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada

Januari-Febuari Tahun 2013 tercatat 262 orang. Dikalangan SMA, pada Tahun 2011

tercatat ada 3.817 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus

Tahun 2013 tercatat sebanyak 519 orang.

Secara keseluruhan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia tiap tahun

semakin meningkat. Dapat kita lihat begitu maraknya khasus-khasus

penyalahgunaan narkoba di media elek tronik maupun media cetak. Data yang

diperoleh dari hasil survey Badan Narkotika Negara (BNN) bekerja sama dengan

Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PUSLITKES UI), angka

prevelensi penyalahggunaan narkoba pada tahun 2008 sebesar 1,99% atau sekitar

3,3 juta orang dari penduduk Indonesia. Pada tahun 2010 angka prevelensi

tersebut meningkat menjadi 2,21% atau 3,8 juta orang dan diproyeksikan tahun

2015 akan meningkat menjadi 2,8% atau 5,1-5,6 juta orang. Angka prevelensi

Sumatera Utara, pada tahun 2010 jumlah penyalahgunaan narkotika mencapai

2,2% dari 12 juta penduduk.

Penyalahgunaan narkoba pada remaja saat ini tidak hanya terjadi di

(17)

Hal itu dapat kita lihat dari berbagai media begitu banyaknya kasus-kasus

penyalahgunaan narkoba di daerah-daerah luar kota metropolitan. Dari tingkat

Provinsi ketingkat Kabupaten bahkan pedesaan tak jarang lagi kita dengan kasus

penyalahgunaan narkoba. Seperti kasus yang ditemukan dari koran Metro Siantar

di Aekkanopan bahwa remaja putus sekolah dibekuk sedang menggunakan

narkoba (Metro Siantar, 2015). Ditambah lagi kasus yang ditemukan dari koran

SBN terdapat 2 orang pemuda yang lagi asik pakai sabu tertangkap oleh

Kepolisian Sektor kualuh Hulu (SBN, 2015).

Dalam kehidupan sehari-hari pastinya kita memiliki teman sebaya di

setiap lingkungan tempat kita tinggal. Dari lingkungan sekitar itu juga kita bisa

melihat sejauh mana penyalahgunaan narkoba pada remaja, mungkin saja ada

teman kita yang candu terhadap narkoba. Sungguh ironis jika hal itu terjadi dan

kita pun diam tak berdaya. Masalah ini bukan hanya masalah pemerintah saja,

melainkan masalah kita bersama. Pengguna narkoba pada remaja bukanlah pelaku

melainkan korban. Seperti kasus yang ditemukan dari koran harian orbit bahwa

remaja ditangkap sedang menggunakan narkoba (harian orbit, 2014). Remaja

yang notabennya menimba ilmu, memperjuangkan pendidikan dan menjalankan

hobby telah dirusak oleh kehadiran narkoba yang menjadi hantu bagi kaum

remaja saat ini.

Pada dasarnya peredaran narkotika di Indonesia apabila ditinjau dari aspek

yuridis adalah sah keberadaannya. Undang-Undang Narkotika hanya melarang

penggunaan narkotika tanpa izin oleh undang-undang yang dimaksud. Keadaan

(18)

objek bisnis dan berdampak pada kegiatan merusak mental, baik fisik maupun

psikis generasi muda.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika telah memberi

perlakuan yang berbeda bagi pelaku penyalahgunaan narkotika, sebelum

undang-undang ini berlaku tidak ada perbedaan perlakuan antara pengguna, pengedar,

bandar, maupun produsen narkotika. Pengguna atau pecandu narkotika di satu sisi

merupakan pelaku tindak pidana, namun di sisi lain merupakan korban. Pengguna

atau pecandu narkotika menurut undang-undang sebagai pelaku tindak pidana

narkotika adalah dengan adanya ketentuan Undang-Undang Narkotika yang

mengatur mengenai pidana penjara yang diberikan pada para pelaku

penyalahgunaan narkotika. Kemudian di sisi lain, pecandu narkotika tersebut

merupakan korban adalah ditunjukkan dengan adanya ketentuan bahwa terhadap

pecandu narkotika dapat dijatuhi vonis rehabilitasi (Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2009 tentang Narkotika).

Remaja merupakan individu yang rentan dan mudah terpengaruh. Dimana

pada masa – masa remaja sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun

kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai

seorang remaja. Mereka mudah dipengaruhi karena didalam diri remaja tersebut

banyak perubahan dan tidak stabilnya emosi cenderung menimbulkan perilaku

yang nakal. Demikian pula mereka yang berusia 21 tahun sampai 25 tahun,

menurut Dr. Zakiah Daradjat walaupun dari perkembangan jasmani dan

kecerdasan telah betul-betul dewasa dan emosinya juga sudah stabil, namun dari

(19)

Dalam perspektif psikologi perkembangan masa remaja memang masa

yang berbahaya, karena pada masa ini seorang mengalami masa transisi atau

peralihan dari masa kehidupan anak-anak menuju kedewasaan yang sering

ditandai dengan krisis kepribadian. Perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat

menyebabkan kegelisahan-kegelisahan internal, misalnya perubahan peranan,

timbul rasa tertekan, dorongan untuk mendapatkan kebebasan, kegoncangan

emosional, rasa ingin tahu yang menonjol, adanya fantasi yang berlebihan, ikatan

kelompok yang kuat dan krisis identitas (http//www.bkkbn.co.id, diakses pada 04

Mei 2015. pukul 01:45).

Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan terhadap

pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah

sekali terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya.

Remaja juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya.

Karena kondisi kejiwaan yang labil dan remaja mudah terpengaruh. Mereka

cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau pusing-pusing memikirkan

dampak negatifnya. Di berbagai komunitas dan kota besar metropolitan, jangan

heran jika hura-hura, seks bebas, menghisap ganja dan adiktif lainnya cenderung

mudah menggoda para remaja.

Awalnya remaja hanya merokok dan minum minuman keras, kemudian

lamakelamaan ketagihan dan berkembang menjadi pecandu obat-obat terlarang

dan narkoba kemudian menjadi pengedar atau Bandar narkoba. (AMA,

Ciraulo&Shader, Davinson&Neale, dalam Sarafino, 1998:58). Sangat banyak

(20)

mengakibatkan seorang remaja dibekuk oleh aparat negara sehingga masuk ke

penjara. Tidak hanya itu saja, bahkan sering juga seorang remaja sampai berujung

kepada kematian di umur yang cukup muda dikarenakan overdosis.

Remaja yang mengkonsumsi narkoba dikategorikan menjadi dua bagian

yakni remaja sebagai pengguna dan remaja sebagai pecandu. Dikategorikan

sebagai pengguna yaitu remaja yang mengkonsumsi narkoba hanya sekali-sekali

dan tidak mempunyai dampak fisik dan psikis tertentu apabila tidak

mengkonsumsi. Rata-rata remaja tersebut mempunyai statement “ Kalau ada

dipakai, kalau tidak ada tidak dicari.“ Sedangkan remaja yang di kategorikan

sebagai pecandu yaitu remaja yang mengkonsumsi secara rutin setiap hari karena

apabila remaja tersebut tidak mengkonsumsi maka akan terjadi ganguan fisik dan

psikis seperti yang dijelaskan sebelumnya. Oleh sebab itu tidak jarang remaja

yang menjadi pecandu narkoba tersebut pada akhirnya menjadi seorang pengedar

bahkan narkoba bandar narkoba guna mendapatkan narkoba yang lebih mudah.

Kondisi keluarga berpengaruh pada terjadinya penyalahgunaan narkoba

pada remaja. Dalam hal ini kondisi keluarga ditandai dengan keutuhan keluarga,

kesibukan orangtua, hubungan interpersonal antar keluarga, dapat merupakan

faktor yang berperan serta pada penyalahgunaan narkoba. Keluarga yang tidak

mengenal Tuhan, tidak harmonis atau mempunyai tuntutan yang terlalu tinggi,

tidak ada pendidikan keluarga, tidak ada dorongan dan bimbingan bagi

anak-anaknya, tidak mengenal rasa cinta dan kasih sayang, kurang perhatian keluarga

salah satu faktor penyebab anak atau remaja akan membingungkan dirinya dan

(21)

Apapun bentuk ekspresi kejiwaan remaja yang diperlukan adalah tempat

penyaluran yang sehat, kebutuhan efektifitas sosial, melakukan sosialisasi

kelompok yang memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Mereka ingin dianggap

kehadirannya dalam wujud apresiasif dan butuh penghargaan. Apabila hal ini

tidak terwujud maka penyaluran potensi dirinya itu terlepas dalam bentuk

kenakalan (http//bkkbn.co.id ,diakses pada, 04 Mei 2015 pukul 02:00 WIB).

Semakin berkembangnya remaja pengguna narkoba merupakan salah satu

permasalahan sosial yang harus ditangani secara serius dan tidak bisa dipandang

sebelah mata apalagi remaja tersebut sampai menjadi pecandu narkoba.

Berdasarkan informasi dari media cetak, media elektronik, dan masyarakat,

penulis mengetahui bahwa penyalahgunaan narkoba tersebut telah merambah

sampai ke seluruh wilayah pedesaan di seluruh Indonesia. Dengan melihat

kondisi-kondisi tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dengan fokus wilayah

di Kelurahan Aekkanopan Timur yang merupakan daerah tempat tinggal penulis.

Remaja sebagai aset bangsa, generasi bangsa harus lebih diperhatikan

tingkat kecermatannya dalam memilih teman bergaul agar tidak terjerumus dalam

penyalahgunaan narkoba, karena setiap tahunnya apabila tidak dilakukan

pencegahan sejak dini pasti akan senakin bertambah remaja pengguna narkoba.

Penulis sangat berharap hasil dari penelitian ini bisa menjadi suatu solusi untuk

mencegah semakin berkembangnya remaja pengguna narkoba di Indonesia pada

umumnya dan pada khususnya di Kelurahan Aekkanopan Timur. Atas dasar itulah

(22)

penyalahgunaan Narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh

Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dalam

penelitian ini rumusan masalah yang akan diangkat adalah ”Apakah yang

menjadi faktor-faktor penyebab Penyalahgunaan narkoba di Kelurahaan

Aekkanopan Timur ?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor-faktor penyebab remaja menggunakan narkoba di Kelurahan Aekkanopan

Timur.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan pengetahuan dan

(23)

mengenai penyalahgunaan narkoba dan juga dapat dijadikan

refrensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan

kontribusi bagi beberapa pihak dalam mengatasi berkembangnya

remaja pengguna narkoba di Kelurahan Aekkanopan Timur, serta

menghasilkan beberapa solusi yang nantinya dapat dijadikan bahan

pembelajaran sekaligus bahan evaluasi khususnya bagi orangtua

dan guru dalam menangani berkembangnya pengguna narkoba

dikalangan remaja di Kelurahan Aekkanopan Timur

1.4 sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam VI bab dengan sistematika

sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika

Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menguraikan secara teritis

variabel-variabel yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep

(24)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, Pendekatan Penelitian

dan Kedudukan Penelitian, lokasi penelitian, Unit Analisis

dan Informan, teknik pengumpulan data dan teknik

analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari

hasil penelitian dan analisisnya.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian yang diperoleh dari

hasil penelitian analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Narkoba

2.1.1 Pengertian Narkoba

Istilah narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika Nasional

(BNN) No SE/03/IV/2002 merupakan akronim dari narkotika, psikotropika dan

bahan adiktif lainnya. Narkoba yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika

dimasukan ke dalam tubuh baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,

intravena dan lain sebagainya dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan

perilaku seseorang.

I. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnnya rasa, mengurangi sampai menghilangi rasa

nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Berdasarkan bahan asalnya, Narkotika terbagi dalam 3 golongan yaitu:

1. Alami

Jenis zat/obat yang timbul dari alam tanpa adanya proses fermentasi,

isolasi atau proses produksi lainnya. Contoh jenis obat ini adalah: ganja, opium,

(26)

Didalam undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Narkotika

yang berasal dari alam dan tidak boleh digunakan untuk terapi adalah golongan I

terdiri dari:

a) Tanaman papaver soniferum L

b) Opium mentah, opium masak (candu,jicing,jicingko)

c) Opium obat

d) Tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina,ekgonim (kerja alkoid

koka berbeda dengan alkoid opium).

e) Heroin, morfin (alkoid opium yang telah diisolasi)

f) Ganja, damar ganja.

2. Semi Sintesis

Yakni zat yang diproses sedemikian rupa melalui proses ekstrasi dan

isolasi. Contohnya: morfin, heroin, kodein dan lain-lain. Jenis obat ini menurut

Undang-undang No.35 tahun 2009 tentang narkotika termasuk dalam narkotika

golongan I.

3. Sintesis

Jenis obat atau zat yang diproduksi secara sintesis untuk keperluan medis

dan penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit (analgesik) seperti

penekanan batuk (antitusif). Jenis obat yang masuk dalam kategori sistensis antara

lain: Amfetamin, Dekssamfetamin, Penthidin, Meperidin, Methadon, Dipipanon,

(27)

Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap manusia, narkotika dapat

dibagi kedalam 3 jenis yaitu:

a. Depressan (downer)

Jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas membuat pengguna

menjadi tertidur atau tidak sadar.

b. Stimulan (upper)

Jenis zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan

kegairahan kerja(segar dan bersemangat) secara berlebih-lebihan.

c. Halusinogen

Zat kimia aktif atau obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi,

dapat merubah perasaan dan pikiran.

Jenis – Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan

A. Ganja

Dikenal dengan nama: cannabis, mariyuana, hasish, gelek, budha stick,

cimeng, grass, rumput dan sayur.

a. Bentuk :

Berupa tanaman yang dikeringkan. Daun ganja bentuknya memanjang,

pinggirannya bergerigi, ujungnya lancip, urat daun memanjang

ditengah pangkal hingga ujung bila diraba bagian belakang agak kasar.

Jumlah helai daun ganja selalu ganjil yaitu 5,7 atau helai.

b. Warna :

(28)

c. Penggunaan :

Dihisap dari gulungan menyerupai rokok atau dapat juga dihisap

dengan menggunakan pipa rokok. Daun ganja mengandung zat THC

yaitu zat penyebab terjadinya halusinasi. Getah yang kering disebut

hasish, apabila dicairkan akan menyebabkan minyak yang dikenal

dengan minyak kanabis.

d. Efek :

a) Denyut jantung semakin cepat, temperatur badan menurun

b) Nafsu makan bertambah

c) Santai, tenang dan melayang-layang

d) Pikiran selalu rindu pada ganja

e) Daya tahan menghadapi problema menjadi lemah

f) Malas, apatis

g) Tidak peduli dan kehilangan semangat untuk belajar maupun

bekerja

h) Persepsi waktu dan pertimbangan intelektual maupun moral

terganggu.

Efek paling terburuk dari pemakain ganja secara kronis dapat

menyebabkan kanker paru-paru dikarenakan pengaruh tar pada ganja jauh lebih

tinggi daripada tar yang terkandung didalam tembakau, dan penggunaan ganja

dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan. Hampir

setiap orang yang menjadi pecandu narkoba yang lebih berat seperti heorin pada

(29)

B. Cocain

Berasal dari tanaman coca yang banyak dijumpai di Columbia di Ameriak Latin.

a. Bentuk

Berupa bubuk, daun coca, buah coca dan cocain kristal.

b. Warna

a) Cairan berwarna putih/tidak berwarna

b) Kristal berwarna putih

c) Tablet berwarna putih

d) Bubuk/serbuk seperti tepung

c. Penggunaan

Dengan cara menghirup melalui hidung dengan menggunakan alat

penyedot atau dapat juga dibakar bersama-sama dengan tembakau bagi perokok,

ditelan bersama minuman atau disuntikan pada pembuluh darah.

d. Efek

a) Tidak bergairah bekerja

b) Tidak bisa tidur

c) Halusinasi

d) Tidak nafsu makan

e) Berbuat dan berpikir tanpa tujuan

f) Merasa gelisah dan cemas berlebihan

Selanjutnya apabila sudah pada tingkat over dosis atau takaran yang

(30)

pernapasan dan terhadap serangan jantung. Disamping itu juga dapat

menimbulkan keracunan pada susunan saraf sehingga korban dapat mengalami

kejang-kejang, tingkah laku yang kasar, pikiran yang kacau dan mata yang gelap.

Dampak negatif yang sangat berbahaya dari penyalahgunaan kokain dapat

menyebabkan pecahnya pembuluh darah diotak (stroke)

C. Morfin dan Heroin (Nama lain: Putaw, Smack, Junk, Horse, H, PT, Etep,

Bedak Putih).

Morfin dan heroin berasal dari getah opium yang membeku sendiri dari

tanaman papaver somniferum dengan melalui proses pengolahan dapat

menghasilkan morfin, kemudian dengan proses tertentu dapat menghasilkan

heroin yang mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin.

a. Bentuk : berupa serbuk.

b. Warna : Putih, abu-abu, kecoklatan hingga coklat tua.

c. Penggunaan Dengan cara menghirup asapnya setelah bubuk heroin dibakar

diatas kertas timah pembungkus rokok (sniffing) dengan menyuntikannya

langsung ke pembuluh darah setelah heroin dilarutkan dalam air.

d. Efek

a) Menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan dungu, jalan

mengambang

b) Rasa sakit seluruh badan

c) Badan gemetar, jantung berdebar-debar

d) Susah tidur dan nafsu makan berkurang

(31)

f) Problem pada kesehatan: bengkak pada daerah menyuntik, tetanus,

HIV/AIDS, hepatitis B dan C, problem jantung, dada dan paru-paru

serta sulit buang air, ada wanita menggangu sirkulasi menstruasi.

Gejala putus zat (sakaw) adalah sangat menyiksa sehingga yang

bersangkutan akan berusaha untuk mengkonsumsi heroin, oleh karena itu pecandu

heroin akan berusaha dengan cara apapun dan resiko apapun guna memperoleh

heroin. Mereka tidak segan-segan melakukan tindakan-tindakan kekerasan atau

kejahatan misalnya mencuri, menodong, merampok dan melakukan pembunuhan.

Telah banyak remaja putri yang terlibat dalam pelacuran hanya sekedar untuk

mendapatkan uang guna membeli heroin. Pecandu heroin sangat sulit untuk

menghentikan pemakaian heroin dan cenderung untuk mengkonsumsi dalam

jumlah/dosis semakin bertambah dan sesering mungkin, akibatnya adalah over

dosis.

D. Katinone

Merupakan tanaman khat (chata edulis) yang bukan asli tanaman

Indonesia, melainkan tanaman yang dibawa oleh turis luar negeri. Tanaman ini

pada hakikatnya berasal dari Timur Tengah yaitu negara Yaman yang dibawa

pada tahun 1997.

Tanaman ini dikenal juga dengan sebutan Teh Arab dengan dua jenis yaitu

khat yang berwarna merah dan warna hijau. Pengaruh yang ditimbulkan antara

lain: tidak bisa tidur, dapat merusak gigi, merusak susunan pusat syaraf manusia

(32)

Tanaman khat mengandung zat narkotika “Chatinone” yang termasuk

Narkotika Golongan I nomor urut 35 lampiran Undang-undang No 35 Tahun

2009.

II. Psikotropika

Zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Dalam bidang farmakologi, Psikotropika dapat dibedakan ke dalam 3 golongan

yaitu:

a. Golongan psikostimulansi

Jenis zat yang menimbulkan rangsangan. Jenis obat yang termasuk

kedalam golongan psikostimulansi adalah:

a) Amfetamin (lebih populer dikalangan masyarakat sebagai shabu-shabu

dan ekstasy)

b) Desamfetamine

b. Golongan psikodepresen

Golongan obat tidur, penenang dan obat anti cemas. Merupakan jenis obat

yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas. Jenis obat yang termasuk

golongan ini adalah:

a) Amobarbital

b) Pheno karkital

c) Penti karkital

(33)

Jenis obat-obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas dan

digunakan sangat luas dalam terapi. Jenis obat yang termasuk ke dalam golongan

sedativa adalah :

a) Diazepam

b) Klobazam

c) Bromazepam

d) Fenibarbital

e) Barbital

f) Klonazepam

g) Klordiazepam

h) Klordiazepoxide

i) Nitrazezam seperti BK, DUM dan MG

Jenis – Jenis Psiktoropika yang sering disalahgunakan :

A. Ekstasy

Dikenal dengan nama : Inex, I, Kancing, Huge Drug, Yuppie Drug,

Essence, Clarity, Butterfly dan Black Hearth.

a) Bentuk : berupa tablet dan kapsul

b) Warna : bermacam-macam

c) Penggunaan : ditelan

d) Efek :

a. Timbul rasa gembira yang berlebihan.

b. Merasa cemas Tidak mau diam

c. Rasa percaya diri meningkat

(34)

e. Susah tidur

f. Sakit kepala dan pusing-pusing, mual dan muntah.

Pemakaian ekstasy dapat mendorong tubuh untuk melakukan aktifitas

yang melampau batas kemampuannya akibatnya dapat menyebabkan kekurangan

cairan pada tubuh ( dehidrasi) karena terlalu banyak menggerakan tenaga dan

terlalu banyak berkeringat. Pada pemakaian yang berlebihan (over dosis)

mengakibatkan penglihatan kabur, mudah tersinggung (pemarah), tekanan darah

meningkat, nafsu makan berkurang dan denyut jantung bertambah cepat.

Kematian sering terjadi karena pemakaian yang berlebihan yang dapat

mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak.

B. Shabu – Shabu

Dikenal dengan nama : Kristal, Ubas, SS dan Mecin

a) Bentuk : berupa Kristal

b) Warna : Putih

c) Penggunaan :Dibakar dengan menggunakan aluminium foil dan asapnya

dihirup melalui hidung. Dibakar dengan menggunakan botol kaca khusus

(bong) dan disuntikan.

d) Efek :

a. Badannya merasa lebih kuat dan energik (meningkatkan stamina)

b. Tidak mau diam

c. Rasa percaya diri meningkat

d. Rasa ingin diperhatikan orang lain

e. Nafsu makan berkurang akibatnya badan semakin kurus.

(35)

g. Jantungnya berdebar-debar

h. Tekanan darah meningkat

i. Mengalami gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan

Penggunan shabu-shabu mendorong tubuh melakukan aktifitas yang

melampaui batas kemampuan fisik, berkeringat secara berlebihan sehingga dapat

menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi).

Bagi mereka yang sudah ketagihan, apabila pemakainnya dihentikan

(putus zat) akan menimbulkan gejala-gejala berikut:

1. Merasa lelah dan tidak berdaya (stamina menurun)

2. Kehilangan semangat hidup yang dapat menyebabkan bunuh diri

3. Merasa cemas dan gelisah secara berlebihan, kehilangan rasa percaya diri

4. Susah tidur.

III. Bahan Adiktif

Bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan

kerja biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan

(adiksi) yaitu keinginan untuk menggunakan kembali secara terus menerus.

Jenis – Jenis Bahan Adiktif :

A. Inhalen

Zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thinner)

a) Penggunaan

Dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian mendadak

seperti tercekik (sudden sniffing, death syndrome)

(36)

a. Hilang ingatan

b. Tidak dapat berpikir

c. Mudah berdarah dan memar

d. Kerusakan sistem syaraf

e. Kerusakan hati dan ginjal

f. Sakit maag

g. Sakit pada waktu buang air kecil

h. Kejang-kejang otot dan batuk-batuk

Penyalahgunaan inhalen dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan

otot, syaraf dan organ tubuh lain. Menghirup sambil mengunakan obat anti

depresi seperti obat penenang oabat tidur, alkohol akan meningkatkan resiko over

dosis dan dapat mematikan dan jika pengguna melakukan aktifitas normal seperti

berlari atau berteriak dapat mengakibatkan kematian karena gagal jantung.

B. Alkohol

Minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil

pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi atau destilasi,

baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain, mencampur

konsentrat dengan ethanol ataupun dengan proses pengenceran minuman yang

mengandung ethanol.

Efek yang ditimbulkan dari alkohol adalah :

a) Menyebabkan depresi pada sistem syaraf pusat

b) Jika penggunaan dicampur dengan obat lain

(37)

d) Menyebabkan oedema otak (pembengkakan dan terbendungnya darah dari

otak)

e) Menimbulkan habilutasi, toleransi dan ketagihan

f) Mengakibatkan mundurnya kepribadian

g) Peradangan dilambung (gastritis)

h) Melemahkan jantung dan hati semakin keras

C. Tembakau/Rokok

Zat yang berhubungan luas dengan penggunaan tembakau biasanya dalam

bentuk rokok. Pengaruh penggunaannya hanya dapat dilihat apabila digunakan

dalam jumlah besar dan jangka waktu yang lama. Zat tembakau itu sendiri

merupakan zat yang menimbulkan ketergantungan pada umumnya. Sebenarnya

hal yang paling mempengaruhi adalah racun dalam tembakau yang disebut

nikotin. Nikotin adalah satu dari 4.000 zat kimia pada tembakau. Rokok

mengandung 43 zat kimia beracun termasuk tar dan karbon monoksida yang

dinyatakan sebagai penyebab kanker. 2 tetes nikotin murni dapat membunuh

orang dewasa secara instan.

Efek yang dapat ditimbulkan dari Tembakau/Rokok adalah:

a) Menyumbat saluran-saluran darah baik dari manapun menuju jantung

sehingga memperlambat aliran darah.

b) Menimbulkan penyakit kanker

c) Serangan jantung

d) Impotensi dan gangguan kehamilan dan janin

D. Obat Penenang (Obat tidur, Pil koplo, BK, Nipam, Valium, Lexotan dan

(38)

a. Bentuk : Tablet, Kapsul dan Serbuk

b. Cara penggunaan : ditelan secara langsung

c. Efek yang dapat ditimbulkan

a) Bicara jadi pelo, memperlambat respon fisik, mental dan emosi. Dalam

dosis tinggi akan membuat pengguna tidur, kemudian akan menimbulkan

perasaan cemas, sensitive dan marah.

b) Penggunaan campuran dengan alkohol dapat berakibat kematian

c) Gejala putus zat berakibat halusinasi buruk dan bingung.

Zat yang mudah Menguap (Lem aica aibon, Thinner, Bensin dan Spritus).

Efek yang dapat ditimbulkan adalah :

a) Memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pusat

b) Menimbulkan perasaan senang, puyeng, penurunan kesadaran, gangguan

penglihatan dan pelo.

c) Problem kesehatan terutama otak, lever, ginjal dan paru-paruKematian

timbul akibat berhentinya pernafasan dan gangguan pada jantung

Zat yang menimbulkan halusinasi (Jamur, Kecubung, Kotoran kerbau dan sapi)

Bekerja pada sistem syaraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan emosi

pengguna.

Efek yang dapat ditimbulkan adalah:

a) Perubahan pada proses berpikir, hilangnya kontrol, hilangnya orientasi dan

depresi

b) Karena halusinasi bisa menimbulkan kecelakaan

(39)

2.2.1 Pengertian Penyalahgunaan Narkoba.

Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba di luar keperluan

medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum

(Pasal 59, Undang-undang Nomor 5, tahun 1997, tentang Psikotropika dan Pasal

84, 85 dn 86, Undang-undang Nomor 35, tahun 2009, tentang Narkotika).

Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu proses yang makin meningkat

dari taraf coba-coba ke taraf penggunaan untuk hiburan, penggunaan situasional,

penggunaan teratur sampai kepada ketergantungan. Memasuki taraf coba-coba

bisa langsung terseret kepada taraf ketergantungan oleh karena sifat narkoba yang

mempunyai daya menimbulkan ketergantungan yang tinggi. Penyalahgunaan

narkoba dapat menimbulkan gangguan-gangguan tertentu pada badan dan jiwa

seseorang dengan akibat sosial yang tidak diinginkan dan merugikan. (Widjono,

1981:1).

Penggunaan narkoba secara suntik dan menggunakan jarum suntik secara

bergilir dapat menimbulkan ketularan penyakit HIV/AIDS. Hepatitis B, Hepatitis

C, dan penyakit infeksi lainnya yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh.

Penggunaan narkoba secara berulang kali akan menimbulkan ketergantungan

yang makin lama memerlukan jumlah narkoba yang makin tinggi dosisnya untuk

menghasilkan khasiat yang sama (menimbulkan daya toleransi). Bila pemakaian

narkoba dihentikan atau dikurangi secara mendadak akan menimbulkan gejala

putus narkoba (withdrawal syndrome), yaitu perasaan nyeri seluruh badan yang

tidak terperikan.

Sekali mencoba narkoba berisiko timbul keinginan untuk mencoba dan

(40)

umumnya, baru timbul keinginan untuk menghentikannya dalam keadaan sudah

terlambat, yaitu sudah berada dalam cengkeraman ketergantungan yang tidak bisa

ditinggalkan (BNN, 2004: 9-10).

Penyalahgunan adalah seseorang yang mempunyai masalah secara

langsung berhubungan dengan narkoba. Masalah tersebut bisa muncul dalam

ranah fisik, mental, emosional, maupun spritual. Penyalah guna menolak untuk

berhenti sama sekali dan selamanya. Sedangkan pecandu adalah seseorang yang

sudah mengalami hasrat/obsesi secara mental dan emosional serta fisik. Bagi

pecandu, tidak ada hal yang lebih penting selain memperoleh narkoba, sehingga

jika tidak mendapatkannya, ia akan mengalami gejala-gejala putus obat dan

kesakitan.

2.2.2 Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba

Mekanisme atau proses terjadinya penyalahgunaan Narkoba dapat

dijelaskan sesuai dengan rumus umum terjadinya kejahatan yang telah dikenal

luas di kalangan Kepolisian, yaitu : C = N + K dimana : C :

Crime/Kejahatan/Penyalahgunaan Narkoba. N : Niat K : Kesempatan . Niat

adalah sama dengan Demand dalam hukum ekonomi, yaitu timbulmya keinginan

dan permintaan dari seseorang terhadap Narkoba. Dalam teori Psikologi, niat atau

demand ini dipengaruhi oleh tiga faktor yang satu dengan yang lain saling

(41)

a. Faktor predisposisi

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang tersebut, seperti adanya

gangguan kepribadian, adanya kecemasan, depresi atau menderita suatu penyakit

tertentu yang secara medis memerlukan pengobatan psikotropika dan atau

narkotika.

b. Faktor kontribusi

Adalah faktor yang berasal dari luar, yang biasanya berasal dari

lingkungan terdekatnya yang dapat memberikan pengaruh pada sese-orang untuk

melakukan bentuk penyimpangan sosial. Misalkan kondisi keluarga yang tidak

utuh (cerai), kesibukan orang tua, hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga,

dan lain-lain. Kedua faktor predisposisi dan faktor kontribusi ini akan saling

mempengaruhi dan membentuk kepribadian seseorang menjadi kelompok rentan.

c. Faktor pencetus

Adalah faktor yang berasal dari luar yang dapat memberikan pengaruh

langsung kepada kelompok rentan untuk melakukan penyalah-gunaan Narkoba.

Misalkan adanya bujukan, jebakan, desakan dan tekan-an dari teman sebaya,

berada di lingkungan pemakai Narkoba, dan lain-lain. Interaksi dari ketiga faktor

tersebut di atas menyebabkan peningkatan demand seseorang atau timbul niat

untuk menyalahgunakan Narkoba. Jika orang tersebut berhubungan dengan

(42)

pertemuan antara supply and demand atau dengan kata lain terjadi

penyalahgunaan Narkoba.

2.2.3 Tahap – tahap penyalahgunaan Narkoba

Narkoba merupakan suatu zat atau substansi yang dapat menimbulkan

ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya. Proses terjadinya

ketergan-tungan dapat secara bertahap yang pada garis besarnya dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Tahap pengenalan awal.

Pada tahap ini terjadi konsumsi Narkoba untuk pertama kalinya oleh

seseorang baik secara sengaja karena alasan medis atau karena

ketidaktahuan/secara tidak sengaja mengkonsumsi Narkoba, misalkan

minumannya dicampur Narkoba oleh orang lain. Pada umumnya orang tersebut

belum merasakan ”reaksi enak” (halusinasi daneforia) dari Narkoba karena

memang tidak ada niat/maksud untuk mendapatkan atau mengetahui reaksi dari

Narkoba yang terkonsumsi tadi.

b. Tahap rekreasional

Pada tahap ini seseorang telah dengan sengaja untuk coba-coba atau iseng

ingin mengetahui reaksi dari Narkoba. Biasanya mereka akan merasakan reaksi

halusinasi dan eforia sesuai yang diharapkan, sehingga secara psikologis dan efek

(43)

bulan sekali dan seterusnya. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa dari sepuluh

orang yang coba-coba, sembilan orang (90 %) akan berlanjut menjadi

ketergantungan.

c. Tahap habitual/kebiasaan

Para pengguna sudah mengkonsumsi Narkoba secara teratur misalnya tiap

minggu atau dua hari sekali. Pada tahap ini telah terjadi toleransi, yaitu mereka

harus meningkatkan dosis pemakaian guna meng-hasilkan efek atau reaksi yang

diharapkan. Konsumsi Narkoba sudah menjadi kebiasaan dan 95 % sampai 99 %

orang yang telah memasuki tahap ini akan berlanjut menjadi ketergantungan.

Orang ini belum terganggu fungsi sosialnya sehingga masih mampu melakukan

pekerjaan atau aktifitas rutin seperti sekolah, bekerja, dan lain-lain.

d. Tahap adiksi/ketagihan

Pada tahap ini dapat dipastikan 100 % akan menjadi ketergan-tungan baik

secara fisik, psikologis dan sosial. Penggunaan Narkoba akan dilakukan setiap

hari dan kalau tidak menggunakan maka semua aktifitas atau pekerjaan rutin

menjadi terganggu. Mereka merasa sudah tidak bisa hidup tanpa Narkoba.

e. Tahap dependensi/ketergantungan Universitas Sumatera Utara

Sama dengan tahap adiksi yaitu telah terjadi ketergantungan baik secara

fisik, psikologis dan sosial, bedanya mereka yang telah memasuki tahap ini sudah

tidak merasakan lagi nikmat atau ”reaksi enak” dari Narkoba, sedangkan pada

tahap adiksi mereka masih dapat menikmati ”reaksi enak” seperti halusinasi,

(44)

bertujuan hanya untuk menghi-langkan rasa sakit yang berlebihan dan supaya

tidak dianggap sebagai orang gila. Penggunaan Narkoba menjadi sangat intensif

beberapa kali sehari, karena begitu reaksi obat/Narkoba sudah habis akan terjadi

gejala putus obat (sakau) seperti rasa sakit yang amat sangat dan tidak

tertahan-kan serta tidak bisa diatasi dengan apa saja kecuali mengkon-sumsi Narkoba lagi.

Dengan demikian mereka sudah tidak mungkin lagi bersosialisasi di

tengah-tengah masyarakat apalagi melakukan aktifitas sehari-hari.

2.2.4 Dampak penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan Narkoba ini akan memberikan dampak yang sangat luas

dan kompleks sebagai berikut :

a) Dampak terhadap pribadi/individu pemakai

b) Terjadi gangguan fisik dan penyakit yang diakibatkan langsung dari efek

samping Narkoba seperti kerusakan dan kegagalan fungsi organ-organ

vital, seperti merusak ginjal, liver, otak (susunan saraf), jantung, kulit dan

lain-lain.

c) Selain itu dapat secara tidak langsung menyebabkan penyakit lain yang

lebih serius diakibatkan perilaku menyimpang karena penga-ruh Narkoba,

seperti tertular HIV/AIDS, Hepatitis C, penyakit kulit dan kelamin, dan

lain-lain.

d) Terjadi gangguan kepribadian dan psikologis secara drastis seperti berubah

(45)

e) Dapat menyebabkan kematian yang disebabkan karena over dosis atau

kecelakaan karena penurunan tingkat kesadaran.

f) Dampak terhadap keluarga antara lainnya Mencuri uang atau menjual

barang-barang di rumah guna dibelikan Narkoba.

g) Perilaku di luar dapat mencemarkan nama baik keluarga. Keluarga

menjadi tertekan karena salah satu anggota keluarganya menjadi target

operasi polisi dan menjadi musuh masyarakat.

h) Dampak terhadap masyarakat/lingkungan social.

(http://ananglgcenatcenut.blogspot.com. Diakses tanggal 07 Mei 2015 pukul

20:45 WIB.

2.2.5 Bahaya Penyalahgunaan Narkoba

Zat Psikotropika dapat menimbulkan bahaya adiksi (ketergantungan).

Jenis candu, menurut Hastutiningrum (1997), antara lain menekan fungsi jantung

dan pernafasan, kemunduran fisik dan psikis, merusak generasi, ketergantungan

dan bahkan kematian. Sedangkan jenis koka, antara lain menyebabkan bertambah

aktifnya kerja mental, berkurangnya kelelahan, halusinasi, insomnia, euphoria,

dan ketergantungan.

Sementara MDMA (Metilen Dioksi Metaamfetamin), salah satu derivat

amfetamin yang masuk golongan psikotropika yang dikenal pula dengan nama

ekstasi atau inex, menurut Soewadi (1996), antara lain dapat memberikan

(46)

meningkatkan gairah, paranoid, halusinasi dan rasa melayang. Secara fisik dapat

terjadi kaedaan sebagai berikut: ketergantungan, meningkatnya denyut jantung,

naiknya suhu badan,penglihatan kabur, berkeringat, perilaku tidaj wajar dan

kejang.

Penyalahgunaan narkoba, menurutnya, juga dapat menghilangkan

pengendalian diri sehinga dapat membuat seseorang lepas kontrol, menjadi

hyperaktif, dan meningkatnya aktivitas seksual. di samping itu seseorang bisa

menjadi lebih berani dan agresif, perilaku berubah, banyak bicara, tidak dapat

menyembunyikan rahasia hati, emosi menjadi lebih labil dan kontrol diri hilang,

terjadi gangguan daya ingat, rasa percaya diri berlebihan, kepribadian jadi sangat

ekspansif disertai meningkatnya efek yang patologik dengan letupan emosi yang

berlebihan.

Hawari juga menyebut berbagai jenis narkoba dan akibat serta bahayanya.

Minuman keras adalah jenis adalah jenis minuman yang mengandung alkohol

yang termasuk zat adiktif. Artinya, zat tersebut dapat menimbulkan adiksi, yaitu

ketagihan dan ketergantungan. Minuman keras dapat menimbulkan gangguan

mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam funsi berfikir, perasaan dan

perilaku.

Timbulnya GMO disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf

pusat (otak). Karena sifat adiktif alkohol ini peminum lama-kelamaan, tanpa

disadari, akan menambah takaran/dosis samai pada dosis keracunan (intoksikasi)

(47)

a) terdapat dampak perubahan perilaku, misalnya perkelahian dan tindak

kekerasan, ketidakmampuan menilai realitas, gangguan dalam fungsi

sosial dan pekerjaan;

b) timbul gejala fisiologik, misalnya pembicaraan cadel, gangguan

koordinasi, cara berjalan yang tidak mantab, dan muka merah;

c) timbul gejala psikologik, misalnya perubahan perasaan, mudah marah dan

tersinggung, banyak bicara (melantur), dan gangguan perhatian.

Ganja yang termasuk narkotika, dapat merupakan pencetus bagi terjadinya

gangguan jiwa, yaitu adanya waham (delusi) mirip dengan waham yang terdapat

pada gangguan jiwa skizofrenia. Pemakaian ganja juga dapat menimbulkan

dampak munculnya gangguan mental organik (GMO) pada pengisap ganja yaitu:

a) euforia, rasa gembira tanpa sebab;

b) perasaan identifikasi subjektif, yaitu mengalami gangguan persepsi tentang

diri dan lingkungannya, halusinasi, dan ilusi (wham);

c) perasaan waktu berlalu dengan lambat, misalnya waktu 10 menit bisa

dirasakan 1 jam;

d) apatis, sikap acuh tak acuh terhadap diri dan lingkungan, tidak ada

kemauan atau inisiatif, dan masa bodoh;

e) timbul gejala fisik yaitu mata merah, nafsu makan bertambah dan mulut

kering;

f) efek dalam tingkah laku terjadi gangguan dalam perilaku, misalnya

muncul kecurigaan yang berlebihan, ketakutan berlebihan, aktivitas

(48)

2.3 Proses terjebak narkoba

2.4 Beberapa Gejala dini Penyalahgunaan Narkoba

Gejala dini penyalahgunaan narkoba yang dapat dijadikan salah satu tolak

ukur bagi orangtua, antara lain :

1. Prestasi di sekolah tiba-tiba menurun secara mencolok, enggan belajar atau 1. Kompromi

Tidak dengan tegas menentukan sikap menentang narkoba mau bergaul dengan pemakai narkoba

Segan menolak tawaran atau ajakan teman untuk mencoba memakai narkoba, lalu ikut-ikutan memakai

Narkoba.

Dengan memakai beberapa kali, tubuh sudah menjadi toleransi, perlu peningkatan dosis pemakaian.

Peningkatan dosis dan tambah jenis narkoba yang dipakai dengan dosis yang terus bertambah.

Pemakaian narkoba sudah menjadi kebiasaan yang mengikat.

Keterikatan pada narkoba yang sudah mendalam sehingga tidak dapat terlepas, gejala putus obat yang

berat.

Keracunan oleh narkoba, mengalami kerusakan pada organ tubuh dan otak, hilang kesadaran.

(49)

2. Perubahan pola tidur: pagi susah dibangunkan, malam suak begadang.

Anak-anak yang besar biasanya pulang ralut malam tanpa alasan yang

jelas.

3. Selera makan bekurang. Bisa terlihat dari berat badan yang cenderung

turun atau kurus.

4. Banyak menghindari pertemuan dengan anggota keluarga lainnya, karena

takut ketahuan jika ia menggunakan narkoba. Banyak mengurung diri

dikamar dan menolak diajak makan bersama-sama dengan anggota

keluarga lainnya.

5. Suka berbohong.

6. Pengeluarannya lebih besar dari sebelumnya tanpa jelas kegunaannya.

7. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibanding

sebelumnya.

8. Sesekali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara cadel atau berjalan

sempoyongan, paling terlihat dari pandangan mata yang kuyu atau sering

menatap kosong.

2.5 Ciri Psikologis Dan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba

Beberapa anak dan remaja yang lebih rentan atau mempunyai

kemungkinan desar dalam penyalahgunaan narkoba daripada anak atau remaja

(50)

1. Mudah mengalami kekecewaan dan kecenderungan menjadi agresif dan

destruktif sebagai cara menanggulangi perasaan kecewa tersebut.

2. Adanya perasaan minder/rendah diri (low self-esteem).

3. Sifat tidak bias menunggu atau bersabar yang berlebihan.

4. Suka berpetualang, mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung

resiko bahaya yang berlebihan.

5. Sifat menjadi bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak

sanggup berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

6. Adanya hambatan atau penyimpangan seksual.

7. Adanya keterbelakangan mental.

8. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan

dalam pendidikan, pekerjaan atau lapangan kegiatan yang lain. Biasanya

terlihat dari prestasi belajar yang cenderung rendah.

9. Kurangnya partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.

10.Cenderung mengabaikan peraturan-peraturan.

11.Kurang suka berolahraga

12.Suka melancarkan protes sosial

13.Cenderung makan berlebihan

14.Mempunyai anggapan bahwa hubungan dalam keluarganya kurang dekat,

meskipun sering kali kenyataannya tidak demikian.

15.Sudah merokok pada usia lebih dini dari usia rata-rata perokok lainnya.

2.6 Remaja

(51)

Remaja dalam bahasa Latin adalah adolescence, yang artinya “tumbuh

atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Istilah adolescence sesungguhnya

mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan

fisik secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi

terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa

bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa

sama, atau paling tidak sejajar (Hurlock, 1991).

(World Health Organization,)

Remaja adalah suatu masa ketika :

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri.

Perjalanan hidup manusia oleh para ahli psikologi dibagi dalam beberapa

tahapan kehidupan yaitu masa pra kelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak, masa

remaja dan masa dewasa. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting,

sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya

dengan kegagalan kemungkinan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan

kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan

penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka

(52)

manusia itu manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan

hidupnya.

2.6.2 Ciri-Ciri Umum Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak

menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan,

baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik,

dimana tubu berkembang pesat sehingg mencapai bentuk tubuh orang dewasa

yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja

berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa.

Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari

orangtua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang

dewasa (Clarke-Stewart & Friedman,1998).

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan

dalam lingkungan seperti sikap orangtua atau anggota keluarga lain, guru, teman

sebaya maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi

terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan

tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya.

Adanya perubahan baik didalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan

remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutahan

psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut remaja memperluas

lingkungan sosialnya diluar lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman

(53)

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai

berikut: (Konopka,1973 dalam Pikunas,1976;Ingersoll1989).

1. Masa Remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan

berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung

pada orangtua. Fokus dari tahapan ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan

kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.

2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru.

Teman sebaya masih memiiki peran penting, namun individu sudah mampu

mengarahkan diri sendiri (self directed). Pada masa ini remaja mulai

mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas

dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional

yang ingin dicapai. Selain ini penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi

individu

3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang

dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tuuan vokasional dan

mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi

matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa juga

menjadi ciri dari tahap in (Agustiani, 2006:29).

(54)

Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan

manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut

bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa

kanak-kanak dan masa dewasa. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak

dan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain bersifat biologis atau

fisiologis juga bersifat psikologis.

Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek

tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa

remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya

dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku remaja.

Secara ringkas, proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek

yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan seperti berikut ini.

1. Perubahan fisik

Rangkaian yang paling jelas yang nampak dialami oleh masa remaja

adalah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas

atau awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16

tahun pada pria (Hurlock, 1973). Hormon baru diproduksi oleh kelenjar endokrin,

dan ini membawa perubahan dalam ciri seks primer dan memunculkan

ciri-ciri seks sekunder. Gajala ini memberi isyarat bahwa fungsi reproduksi atau

kemampuan untuk menghasilkan keturunan sudah mulai bekerja. Seiring dengan

itu, berlangsung pula pertumbuhan yang pesat pada tubuh dan anggota-anggota

tubuh untuk mencapai proporsi seperti orang dewasa. Seorang individu lalu

memulai terlihat berbeda, dan sebagai konsekuensi dari hormon yang baru, dia

(55)

2. Perubahan Emosional

Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal tadi adalah perubahan

dalam aspek emosionalitas pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik

hormon tadi dan juga pengaruh lingkungan yang terkait dengan perubahan

badaniah tersebut. Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan

dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan baru.

Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan

hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Keterbatasannya untuk secara

kognitif mengolah perubahan-perubahan baru tersebut bisa membawa perubahan

besar dalam fluktuasi emosinya. Dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh

sosial yang juga senantiasa berubah, seperti tekanan dari teman sebaya, media

masa dan minat pada jenis seks lain, remaja menjadi lebih terorientasi secara

seksual. Ini semua menuntut kemampuan pengendalian dan pengaturan baru atas

perilakunya.

2.7 Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba

Masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa awal, seiring ditandai dengan konflik dan stress. Dalam

masa peralihan ini remaja perlu banyak belajar berbagai keterampilan intelektual

dan sosial baru. Perjuangan remaja untuk dapat berfungsi dengan tepat dalam

peran-peran baru mereka, sering menimbulkan situasi yang penuh stres dan untuk

mengatasi hal tersebut banyak diantara mereka yang lari atau menggunakan

narkoba, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang menggunakan narkoba

Gambar

Tabel 3
Tabel 4 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 6 Jumlah sarana Ibadah
Tabel 7 Jumlah sarana kesehatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

109 Desain Form menu tampil data barang masuk .... 110 Desaian Form Menu Tampil Barang

Skripsi dengan judul “ Kemampuan Power Otot Tungkai dan Kelincahan Siswa Anggota Ekstrakurikuler Bulutangkis dan Bola Basket Kelas X SMA Negeri 1 Kota Mungkid

Download Ribuan Bank Soal Matematika di :

[r]

Download Ribuan Bank Soal Matematika di :

[r]

Fig. Dependence of selectivity and firing frequency on concentration at which both stimuli are applied. In this case, N is the total number of primary neuronal terminals converging at

(2) Setiap Orang yang melakukan kegiatan atau proses Produksi Pangan dengan menggunakan bahan baku, bahan tambahan Pangan, dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari Rekayasa