• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN LSM DALAM MENUNJANG GOOD GOVERNANCE DI KOTA MALANG (STUDY PADA MALANG CORRUPTION WATCH / MCW)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN LSM DALAM MENUNJANG GOOD GOVERNANCE DI KOTA MALANG (STUDY PADA MALANG CORRUPTION WATCH / MCW)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN LSM DALAM MENUNJANG

GOOD

GOVERNANCE

DI KOTA MALANG

(STUDY PADA MALANG CORRUPTION WATCH / MCW)

SKRIPSI

DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR (S-1)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

NAMA : MUHAJIRIN NIM : 06230051

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya kepada Allah SWT atas segala limpah

rahmat serta berkah hidayah yang telah diberikan Nya sehingga penulis

dapat mneyelesaikan skripsi ini dengan judul “PERANAN LSM DALAM MENUNJANG GOOD GOVERNANCE DI KOTA MALANG (STUDY PADA MALANG CORRUPTION WATCH / MCW)”.

Skripsi ini ditulis dalam upaya melengkapi syarat untuk mecapai

derajat Sarjana. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan

rintangan. Atas bantuan berbagai pihak, maka penulis dapat mengatasi hal

tersebut. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Dr.Wahyudi, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

2. Dr. Tri Sulistyaningsih M.Si selaku Jurusan Ilmu Pemerintahan

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs. Jainuri M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan masukan-masukan sampai

terselesainya skripsi ini.

4. Drs. Asep Nurjaman, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

(5)

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah

banyak mencurahkan perhatian dan ilmu pengetahuan demi

kemajuan kami.

6. Baba dan Mamaku tercinta, Burhanuddin Ismail (ALM), Suharni

Yusuf, dan Nenek Umi Hj. Fatimah atas do’a, kasih sayang, dorongan, kepercayaan, nasehat, dan bantuan baik material yang

telah diberikan selama ini kepadaku. Semoga skripsi ini dapat

menjadi tanda terima kasih dan baktiku atas segala apa yang kalian

berikan demi kebaikan dan keberhasilanku.

7. Kakakku (Sri Rohani Firdausi SH, S.Hi), dan Adik-Adikku yang

terbaik (Ikhsan, Azrin, dan Fikri), Terimaksih telah mendukung dan

selalu mendoakan ku, kalian adalah yang terbaik dalam hidup ku.

8. Teman-teman ku jurusan Ilmu Pemerintahan Angkatan Tahun 2006,

terimakasih utuk persahabatan kalian selama ini, semoga ukhuwah

kita tetap terjaga..

9. Semua keluarga dan teman-temanku yang ada di Sumbawa dan

Bima, Miss U All.

10.Unutk Nurul Faznia, trimakasih segala dukungannya, jasa mu takkan

pernah ku lupakan…

Sebagai akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan

sumbangan atau manfaat bagi kita semua. Amin…..

Malang, 17 April 2012

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………

HALAMAN PERSETUJUAN ………

HALAMAN PENGESAHAN . ……… ...

(7)

B.3 Pemerintah Daerah Yang Transparan, Bertanggung

Jawab, dan Responsif ... 39

B.3.1 Implementasi Transparansi ... 40

B.3.2 Implementasi Akuntabilitas ... 42

B.3.3 Implementasi Partisipasi Publik ... 44

BAB III DEKSKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Kota Malang ... 46

B. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Malang ... 50

C. Tentang Malang Corruption Watch (MCW) ... 55

C.7.2 Informasi, Dokumentasi dan Publikasi/ Penerbitan ... 60

(8)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ... 89 B. Saran ... 91

(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

Afianti, Nur dan Ahmad Fuad (2004). Perkembangan Peran Lembaga Swadaya Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat Madani. Bandung : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, UPI.

Afan Gaffar, 2006, POLITIK INDONESIA Transisi Menuju Demokrasi, Pustaka Pelajar.

Agus Salim. 2006. Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Tiara Wacana. Yogyakarta.

Agus Dwiyanto (Editor), Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Gadjah Mada University Press.

Anwari WMK (editor), dan Maruto MD, 2002, Kumpulan Tulisan Reformasi.

Anggaran Rumah Tangga (ART) Malang Corruption Watch.

Buku saku; Rakyat Miskin Juga Berhak Pintar. Msyarakat Peduli Pendidikan Malang. Diterbitkan atas kerja sama MCW dan YAPPIKA.

Laporan akhir tahun 2011 “Pemberantasan korupsi: Sebuah Perang Tiada Akhir”.

Dr. Pandji Santosa, M.Si. 2008, Administrasi Piblik Teori dan Aplikasi

Good Governance , Revlika Aditama.

Hikam, Muhammad AS, 1999, Demokrasi dan Civil Society, cetakan kedua,

Ibrahim, R. (1997). Agenda LSM Menyongsong Tahun 2000. Jakarta: LP3ES.

Imron Arifin. 1996. Penelitian Kualitatif dalam ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan. Editor.Malang: Kalimasahada.

Lexy J. Moleong, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Mansyur Fakih, 2004, Masyarakat Sipil untuk Transformasi Sosial, Pergolakan Ideologi LSM Indonesia, Pustaka Pelajar.

Mulyadi, Lilik, 2007, Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, Normatif, Teoritis,Praktik dan Masalahnya, ,Bandung.

Peran Ornop/LSM di Indonesia, Pustaka Pelajar, Jakarta.

(11)

Piotr Sztompka, 2004, Sosiologi Perubahan Sosial, Prenada.

Rustam Ibrahim Dkk, 2004, Governance dan Akuntabilitas LSM Indonesia.

Sumadi Suryabrata, dalam Soejono,S.H., M.H. dan H. Abdurahman ,S.H, M.H, 2005. Metode Penelitian: Suatu Pemikiran dan Penerapan, Jakarta, PT Rineka Cipta dan PT Bna Adiaksara.

Setiawan, Bonnie, 2000, Perjuangan Demokrasi dan Masyarakat Sipil, Reposisi

Suharko, 2005, Merajut Demokrasi Hubungan NGO, Pemerintah, dan Pengembangan Tata Pemerintahan Demokratis (1966-2001), Tiara Wacana Yogyakarta.

Sanapiah Faisal, 1982, Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional : Surabaya.

Widjajanto, Andi dkk, 2007, Transnasionalisasi Masyarakat Sipil, LKIS,

(12)

http://www.suaramerdeka.com/harian/0501/28/opi03.htm.

http://www.scribd.com/doc/18150322/Pemberantasan-Korupsi-Untuk-Menciptakan-Good-Governance-Pada-Pemerintahan-Daerah.

http://morningcamp.com/?p=201.

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geliat Otonomi Daerah di era globalisasi seakan menjadi

momentum bagi daerah untuk menyelenggarakan tata kelola

pemerintahannya sendiri sesuai dengan kondisi dan keinginan daerah

yang bersangkutan. Daerah yang selama ini dikekang oleh sistem yang

sentarilistik dan terpusat seakan merasakan nafas dan ruang gerak baru

dalam membangun kemandirian. Hal ini di karenakan eufhoria

kemandirian begitu memacu semangat daerah untuk mencari dan

mengembangkan potensi daerah menjadi lebih optimal. Untuk itu, di

perlukan dukungan yang luas dari masyarakat dalam mewujudkan tata

kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan

yang bersih (Clean Governance), dalam hal ini pemerintahan daerah.

Kemudian dalam perkembangannya, sebagai akibat dari masifnya

tekhnologi informasi, meleburnya bias-bias territorial (globalisasi),

muncul peranan dari aktor baru dalam masyarakat, dalam hal ini

lembaga swadaya masyarakat sebagai agen dari civil society

(masyarakat madani).

Hal ini sesuai dengan yang di amanatkan oleh konstitusi

Indonesia yang termaktub dalam Undang-Undang Otonomi Daerah

nomor 32 tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah,

(14)

2

Pemerintah Pusat dan Daerah, yang di dukung oleh Undang-Undang

No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan

Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.1 Dalam undang-undang

tersebut di uraikan mengenai perlunya untuk menyelenggarakan

pemerintahan daerah dengan memandang faktor-faktor keragaman

daerah, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk

mengatur keuangan pemerintahan daerah masing-masing dengan

memandang potensi dan efisiensi, dengan tetap mengutamakan

pemerintahan yang baik dan bersih yang terbebas dari unsur korupsi,

kolusi, dan nepotisme (KKN).

Indonesia menurut lembaga survey internasional Political and

Economic Risk Consultancy yang bermarkas di Hongkong merupakan

negeri terkorup di Asia. Indonesia terkorup di antara 12 negara di Asia,

diikuti India dan Vietnam. Thailand, Malaysia, dan Cina berada pada

posisi keempat. Sementara negara yang menduduki peringkat terendah

tingkat korupsinya adalah Singapura, Jepang, Hongkong, Taiwan dan

Korea Selatan. Pencitraan Indonesia sebagai negara paling korup berada

pada nilai 9,25 derajat, sementara India 8,9; Vietman 8,67; Singapura

0,5 dan Jepang 3,5 derajat dengan dimulai dari 0 derajat sampai 10.2

Hasil riset yang dilakukan oleh berbagai lembaga, juga

menunjukkan bahwa tingkat korupsi di Indonesia yang mayoritas

penduduknya beragama Islam ini termasuk yang paling tinggi di dunia.

1

Afianti, Nur dan Ahmad Fuad (2004). Perkembangan Peran Lembaga Swadaya Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat Madani. Bandung : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, UPI. Hlm. 27.

2

(15)

3

Bahkan koran Singapura, The Straits Times, sekali waktu pernah

menjuluki Indonesia sebagai the envelope country. Mantan ketua

Bappenas, Kwik Kian Gie, menyebut lebih dari Rp.300 triliun dana dari

penggelapan pajak, kebocoran APBN, maupun penggelapan hasil

sumberdaya alam, menguap masuk ke kantong para koruptor. Di

samping itu, korupsi yang biasanya diiringi dengan kolusi, juga

membuat keputusan yang diambil oleh pejabat negara menjadi tidak

optimal. Heboh privatisasi sejumlah BUMN, lahirnya

perundang-undangan aneh semacam UU Energi, juga RUU SDA, impor gula dan

beras dan sebagainya dituding banyak pihak sebagai kebijakan yang

sangat kolutif karena di belakangnya ada motivasi korupsi.3

Korupsi semakin menambah kesenjangan akibat memburuknya

distribusi kekayaan. Bila sekarang kesenjangan kaya dan miskin sudah

sedemikian menganggu, maka korupsi makin melebarkan kesenjangan

itu karena uang terdistribusi secara tidak sehat atau dengan kata lain

tidak mengikuti kaedah-kaedah ekonomi sebagaimana mestinya.

Koruptor makin kaya, yang miskin semakin miskin. Akibat lainnya,

karena uang seolah mudah diperoleh, sikap konsumtif menjadi semakin

merangsang, tidak ada dorongan kepada pola produktif, akhirnya timbul

inefisiensi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi yang telah

tersedia.4

Hal ini tentu menimbulkan konsekuensi tersendiri bagi

tegaknya supremasi hukum di negeri ini. Bila hal ini terus berlanjut

3

http: / b.domaindlx.com / samil / 2004 / read news. tajuk, dalam Jurnal Korupsi, di akses tanggal 11 desember 2010.

4

(16)

4

maka akan menimbulkan ketidak percayaan publik akan adanya

penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih. Konsekuensi logis

ini juga akan membuat rendahnya kredibilitas Negara Republik

Indonesia, baik di mata dunia, maupun di mata rakyatnya sendiri.

Bukan tidak mungkin, Bila suatu NKRI akan mengalami “kepailitan”,

karena rumitnya permasalahan ini. Dari situ, kita bisa melihat begitu

krusialnya permasalahan yang di akibatkan oleh korupsi ini (Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme). Korupsi dapat di pahami sebagai sebuah

kegiatan yang memperkaya diri sendiri dengan merugikan pihak lain,

baik itu adalah lembaga, maupun bukan lembaga. Korupsi adalah

penyakit mental yang umunya menjiwai bangsa atau individu yang

kehilangan makna akan eksistensi dirinya.

Dalam memandang permasalahan ini, penulis melihat bahwa

kecendrungan globalisasi membawa arus keterbukaan bagi publik untuk

melihat proses kinerja pemerintahan di tanah air. Untuk itu, di perlukan

pengawasan dan peran serta dari masyarakat dalam upaya untuk

mendukung pemerintahan daerah yang baik dan bersih ini. Aktor-aktor

nyata yang kemudian muncul dalam upaya pengawalan terhadap

pemerintahan daerah yang baik dan bersih ini kemudian merefleksikan

dengan kepentingan masyarakat dan pihak yang terkait dengan wujud

aksi nyata dan konkrit. Salah satu lembaga swadaya masyarakat yang

kemudian berperan sebagai civil society dan bersinergi dengan

masyarakat luas adalah lembaga anti korupsi yang berada di kota

(17)

5

yang ingin penulis teliti. Penulis melihat keseriusan dari lembaga ini

dalam upayanya untuk melakukan pemberantasan korupsi yang ada di

Indonesia, Khususnya daerah Malang-Raya. Hasil kerja keras nyata dari

lembaga ini merupakan ketertarikan penulis yang utama, selain dari

maksud sumbangsih penulis dalam mendukung terwujudnya

pemerintahan daerah yang benar-benar baik dan bersih. Dalam upaya

untuk merealisasikannya, penulis berkewajiban untuk bahu-membahu

bersama seluruh elemen masyarakat tak terkecuali lembaga anti korupsi

dan pemberantasan Malang untuk mengawal proses demokrasi di

Indonesia tercinta.

Dan berawal dari sinilah, peneliti ingin mendiskripsikan

tentang bagaimana peran LSM dalam mewujudkan Good Governance.

Oleh sebab itu, guna mengkaji dan membahas lebih dalam tentang

kinerja dari pada LSM anti korupsi di malang dalam hal ini MCW

secara langsung dalam upaya mewujudkan good governance di malang

raya, maka peneliti mengambil judul: “Peranan LSM Dalam Menunjang Good Governance di Kota Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasrkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Peranan LSM dalam Upaya

(18)

6

C. Tujuan Penelitian

Dari pokok permasalahan diatas, maka peneliti bertujuan untuk

mendeskripsikan peran LSM dalam Menunjang Good Governance di

Kota Malang.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Sebagai referensi bagi mahasiswa FISIP khususnya mahasiswa

ilmu pemerintahan, sekaligus memberikan gambaran tentang peran

LSM dalam menunjang good governance di malang raya.

2. Akademis

Secara akademis Penelitian ini dapat digunakan untuk

menambah, memperdalam wawasan dan mengembangkan

pengetahuan bagi mahasiswa ilmu pemerintahan pada khususnya,

dan sebagai pembelajaran bagi penyusun dan menganalisa masalah

secara ilmiah. Mendapatkan jawaban dari Peran LSM dalam hal ini

MCW dalam menunjang Good Governance di Kota Malang.

E. Definisi Konseptual

Devinisi konseptual menguraikan tentang beberapa istilah atau

konsep yang terkait pada penelitian yang dilakukan. Adapun

(19)

7

dengan tujuan yang dicapai oleh peneliti, demikian pula agar batasan

dan tidak keluar dari konteknya.

1. Peran

Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan

seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial

tertentu. Dengan menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat

memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut.

Menurut Horton dan Hunt [1993], peran (role) adalah perilaku

yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Berbagai

peran yang tergabung dan terkait pada satu status ini oleh Merton

[1968] dinamakan perangkat peran (role set).

Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang

diharapkan dari seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku

peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang

melakukan peran tersebut.5

2. LSM

Lembaga swadaya masyarakat (disingkat LSM) adalah sebuah

organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok

orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada

masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan

dari kegiatannya.

Organisasi ini dalam terjemahan harfiahnya dari Bahasa

Inggris dikenal juga sebagai Organisasi non pemerintah (disingkat

5

(20)

8

ornop atau ONP (Bahasa Inggris: non-governmental organization;

NGO). Organisasi tersebut bukan menjadi bagian dari pemerintah,

birokrasi ataupun negara. Maka secara garis besar organisasi non

pemerintah dapat di lihat dengan ciri sbb :

1. Organisasi ini bukan bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun

negara

2. Dalam melakukan kegiatan tidak bertujuan untuk memperoleh

keuntungan (nirlaba)

3. Kegiatan dilakukan untuk kepentingan masyarakat umum, tidak

hanya untuk kepentingan para anggota seperti yang di lakukan

koperasi ataupun organisasi profesi

Berdasarkan Undang-undang No.16 tahun 2001 tentang

Yayasan, maka secara umum organisasi non pemerintah di indonesia

berbentuk yayasan.6

3. Good Governannce

Tata kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan

suatu konsep yang akhir-akhir ini dipergunakan secara reguler dalam

ilmu politik dan administrasi publik. Konsep ini lahir sejalan dengan

konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat sipil,

partisipasi rakyat, hak asasi manusia, dan pembangunan masyarakat

secara berkelanjutan. Pada akhir dasa warsa yang lalu, konsep good

governance ini lebih dekat dipergunakan dalam reformasi sektor

publik. Di dalam disiplin atau profesi manajemen publik konsep ini

6

(21)

9

dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu

administrasi publik. Paradigma baru ini menekankan pada peranan

manajer publik agar memberikan pelayanan yang berkualitas kepada

masyarakat, mendorong meningkatkan otonomi manajerial terutama

mengurangi campur tangan kontrol yang dilakukan oleh pemerintah

pusat, transparansi, akuntabilitas publik, dan menciptakan

pengelolaan manajerial yang bersih bebas dari korupsi.

Karim menyatakan ada 5 prinsip good governance, yaitu

transparansi, kesetaraan, daya tanggap, akuntabilitas, dan

pengawasan.7

F. Definisi Operasional

Devinisi operasional merupakan satu langkah penting dalam

penelitian karena berperan sebagai alat untuk mengukur variabel.

Devinisi operasional juga merupakan suatu unsur yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur suatu variabel. Untuk menilai variabel dapat

dilihat malalui indikasi dengan indikator yang ada atau yang terjadi.

Dengan demikian definisi operasional sebagi ukuran dari suatu

variabel dan indikator variabel untuk dijadikan pijakan dalam

membahas hipotesa yang akan dicari kebenarannya. 8 Dikarenakan judul

yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah tentang Peranan LSM

7

http://www.goodgovernance-orid

8

(22)

10

dalam Menunjang Good Governance di Kota Malang, maka peneliti

akan membahas tentang:

1. Bagaimana peran LSM dalam menunjang Good Governance

khususnya di Kota Malang

2. Dampak Yang Diakibatkan Korupsi

3. Kendala Dalam Membangun Good Governance

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan

alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai

objek yang diteliti. Metode penelitian deskriptif adalah metode

penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi

mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian).9

Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang

di teliti berdasarkan fakta-fakta, Sehingga tujuan dari metode

deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang suatu masyarakat

atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala soaial.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di kota malang, tepatnya di kantor

MCW (Malang Corruption Watch) yang teletak di jl.joyo suko 42

Merjosari Malang.

9

(23)

11

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Data primer Adalah data yang diambil dari sumber data

secara langsung oleh peneliti atau yang mewakilinya di mana

peneliti melakukan pengukuran sendiri. Data tersebut misalnya

data kuesioner, data pengukuran tinggi atau berat badan, di

mana peneliti melakukan pengukuran sendiri.

b. Sumber Data Sekunder

Data Sekunder Adalah data yang diambil tidak dari

sumber langsung asli. Misalnya data yang diperoleh dari buku,

dari suatu dokumen, atau bisa juga dari hasil kuesioner yang

telah dilakukan oleh peneliti lain.10

c. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Tekhnik Interview

Menurut Lexy J. Moleong, wawancara adalah

percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu.11 Menurut Sanapiah Faisal, wawancara

merupakan angket lesan, maksudnya responde atau

interviewee mengemukakan informasinya secara lesan

10

. Agus Salim 2006.Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hlm. 51.

11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung,

(24)

12

dalam hubungan tatap muka, jadi responden tidak perlu

menuliskan jawabannya.

Dari uraian dan pendapat tersebut, interview atau

wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan tanya jawab secara lesan, baik langsung

atau tidak langsung dengan sumber data. Wawancara

langsung yaitu ditujukan langsung kepada orang yang

diperlukan keterangan/datanya dalam penelitian. Sedangkan

wawancara tidak langsung, yaitu wawancara yang ditujukan

kepada orang-orang lain yang dipandang dapat memberikan

keterangan mengenai keadaan orang yang diperlukan

datanya. 12

2. Observasi

Menurut Patton tujuan observasi adalah

mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas

yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam

aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka

yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Menurut Patton salah satu hal yang penting, namun

sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal

yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan

bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :

12 Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional : Surabaya, 1982,

(25)

13

1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik

tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap

terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada

pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk

mendekati masalah secara induktif.

3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang

oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

4. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data

tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak

diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam

wawancara.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk

dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil

wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi

yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek,

perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan

peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat

memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan

bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan.

(26)

14

data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk

memahami fenomena yang diteliti.13

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis , tercetak

atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau

keterangan. Adapun definisi dokumentasi adalah pemberian

atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan.14

4. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam hal ini adalah LSM yang

sekiranya terjun dalam hal pengawasan korupsi dalam hal

ini MCW, sebab tema yang diangkat dalam penelitian ini

adalah peran LSM dalam upaya mewujudkan good

governance di kota malang, jadi peneliti lebih menyoroti

peran atau kinerja dari LSM anti korupsi untuk sekirannya

mengawasi pmerintahan di kota malang sehingga di

harapkan terciptanya good governance. Oleh karenanya

informan penelitian yang dipilih diantaranya adalah:

a. Koordinator Badan Pekerja (Moh. Didit sholeh).

b. Bagian Informasi Dokumentasi, dan Publikasi (Ana

Puspita Sari).

c. Bagian Monitoring Korupsi Politik (Umarul Faruk).

13

http://morningcamp.com/?p=201. Diakses tanggal 10/03/2011

14

(27)

15

d. Bagian Monitoring Hukum dan Pelayanan Publik

(Abdul Hakim).

5. Analisa Data

Menurut Patton, Analisis Data adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu

pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis

penelitian kualitatif yang di mana penelitian kualitatif

adalah proses pencarian data untuk memahami masalah

sosial yang didasari pada penelitian yang menyeluruh

(holistic), dibentuk oleh kata-kata, dan diperoleh dari situasi

yang alamiah. Pada penelitian kualitatif, peneliti berusaha

memahami subyek dari kerangka berpikirnya sendiri.

Dengan demikian, yang penting adalah pengalaman,

pendapat, perasaan dan pengetahuan partisipan.15

Oleh karena itu, semua perspektif menjadi bernilai

bagi peneliti. Peneliti tidak melihat benar atau salah, namun

semua data penting.

15 Imron Arifin. 1996. Penelitian Kualitatif dalam ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel peranan audit internal (X) dalam penerapan good pension fund governance (tata kelola yang baik) (Y) di Dana

Hasil kesimpulan penelitian kinerja lembaga swadaya masyarakat di kota Makassar dalam mewujudkan Good Governance dari tahun 2010 sampai 2012 dengan objek penelitian beberapa LSM di

Menurut FCGI dalam publikasi yang pertamanya mempergunakan definisi Cadbury Committee, Good Corporate Governance yaitu: “seperangkat peraturan yang

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya peranan penting antara penerapan Good Corporate Governance (GCG) dengan faktor penghambat dan pendukung dalam

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, diterapkannya Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas

Tiada ucapan yang patut dan pantas diucapkan atas terselesainya skripsi yang berjudul “Peran Lembaga Swadaya (LSM) Masyarakat dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi pada LSM Ruang

Peranan seorang pemimpin sangat penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan terutama berkaitan dengan peran Hukum Tua dalam mewujudkan good governance .Cara kerja

“PERANAN PRINSIP – PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM DUNIA PERBANKAN INDONESIA” , sebagai syarat penulis untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Atma