• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 SUKAMENANTI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 SUKAMENANTI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 SUKAMENANTI

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Oleh

SUPRATIWI WIDYA LURENTHA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

i

ABSTRAK

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 SUKAMENANTI

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Oleh

SUPRATIWI WIDYA LURENTHA

Berdasarkan penilaian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukamenanti Bandar Lampung, bahwa pembelajaran Matematika di kelas V masih rendah, yakni peserta didik yang mendapat nilai 65 atau lebih hanya 30,77 persen (8 orang) sisanya 69,23 persen (18 orang) di bawah KKM. Hal ini disebabkan karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan jarang atau tidak pernah menggunakan pembelajaran secara kelompok.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas dengan langkah-langkah : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi selama tindakan dan dokumen hasil belajar peserta didik.

Hasil penelitian tindakan menunjukkan bahwa, rata-rata aktivitas belajar peserta didik siklus I mencapai 54,73 persen kategori aktif dan mengalami peningkatan sebesar 21,58 persen, pada siklus II menjadi 76,31 persen kategori sangat aktif. Sedangkan hasil belajar peserta didik yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh peserta didik pada siklus I mencapai 30,95 persen, dan pada siklus II meningkat tajam menjadi 88,69 persen, dengan peningkatan sebesar 57,74 persen.

(3)
(4)
(5)
(6)

xi

2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.1.2 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 9

2.1.2.1 Teori Belajar Kognitivisme ... 9

2.1.2.2 Teori Belajar Humanisme ... 10

2.2 Hasil Belajar ... 11

2.3 PembelajaranKooperatif ... 11

2.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 11

2.3.2 Penggunaan Pembelajaran Kooperatif ... 12

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.4.3.1 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.4.3.2 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.5 Model Pembelajaran Kooperatif STAD……… 16

(7)

xii

3.3.4 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ... 24

3.4 Indikator Keberhasilan ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Hasil Penelitian ... 31

4.2.1 Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran ... 52

4.2.2 Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran ... 53

4.2.3 Hasil Belajar Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran ……… 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(8)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi

daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Pengelolaan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi

desentralistik. Penerapan desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah

dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun

kurikulum. Hal itu juga mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3

tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”

Bukti nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah

diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan

(9)

kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun dalam pelaksanaan di

sekolah.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan perlu didukung kesiapan

tenaga pendidik. Guru sebagai tenaga pendidik dituntut kreatif dan mampu

menciptakan atau memilih model pembelajaran.

Masalah yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran

adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar

yang sesuai dan tepat dalam rangka membantu peserta didik mencapai

kompetensi. Pada kenyataannya bahwa dalam kurikulum atau silabus,

materi ajar tertulis secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Menjadi

tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut menjadi bahan ajar

yang sesuai dan lengkap, dan urutan penyajian yang tepat, tidak kalah

pentingnya dalam pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang dapat

digunakan sesuai dengan kondisi kelas.

Ada beberapa hal yang mendasari pengelolaan kegiatan belajar

mengajar (KBM) diantaranya mengenai empat pilar yaitu belajar untuk

melakukan, belajar untuk mengetahui, belajar untuk menjadi diri

sendiri/mandiri dan belajar untuk kebersamaan. Dalam masa sekarang ini

nampak sekali kecenderunganuntuk kembali pada pola pikir bahwa belajar

akan lebih baik apabila lingkungan yang diciptakan menarik dan alamiah.

Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang

dipelajari, bukan hanya mengetahui apa yang dipelajari. Dalam

(10)

3

hanya dapat mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam

membekali peserta didik untuk pemecahan masalah dalam jangka panjang.

Dalam proses pembelajaran ada beberapa metode pembelajaran

yang dapat digunakan diantaranya ceramah, diskusi kelompok dan tanya

jawab atau yang lainnya. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan

bahwa, walaupun sudah menggunakan diskusi kelompok belum semua

peserta didik, sebagian anggota kelompok aktif dan sebagian pasif dalam

pembelajaran Matematika khususnya di kelas V SD Negeri 2

Sukamenanti. Peserta didik tidak mau bertanya, menanggapi serta

menjawab pertanyaan dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

Matematika masih rendah dengan nilai rata-rata 55 sedangkan kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan 65. Mengingat kelas V terdiri

dari 26 peserta didik, yang aktif hanya 8 orang dan yang pasif 18 orang,

jadi dapat dikatakan yang aktif 30,77 persen dan yang pasif lebih besar

yaitu 69,23 persen. Dalam proses pembelajaran peserta didik hanya duduk

memperhatikan penjelasan guru, aktivitas belajar sangat rendah sehingga

berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Penelitian ini ingin

mengubah proses pembelajaran menjadi lebih baik, peserta didik aktif

terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Di sini peneliti cenderung menggunakan tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) yakni pembelajaran dengan metode peserta

didik aktif membantu memotivasi temannya yang pasif sehingga aktif.

(11)

pembelajaran tipe STAD, untuk mengantisipasi kendala yang timbul pada

pelaksanaan pembelajaran diskusi kelompok di kelas V.

Penelitian menggunakan pembelajaran tipeSTAD ini diharapkan

dapat meningkatkan aktivitas belajar Matematika pada semua peserta didik

kelas V juga menjadikan pelajaran Matematika menjadi pelajaran yang

menyenangkan bagi peserta didik serta dapat meningkatkan hasil

belajarnya. Dalam proses pembelajaran tipe STAD aktivitas belajar peserta

didik diamati menggunakan lembar observasi dan indikator keaktifan yang

diamati sebagai berikut: (a) mengajukan pertanyaan, (b) menjawab

pertanyaan, (c)mengemukakan pendapat, (d) mendiskusikan masalah, dan

(e) mengemukakan hasil diskusi.

STAD merupakan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik.

Peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan

mengembangkan rasa kebersamaan sesama teman serta mendorong peserta

didik untuk belajar dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki secara

optimal melalui pembelajaran tipe STAD peserta didik yang pasif akan

(12)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Hasil belajar matematika masih tergolong rendah, hal ini dapat terlihat

dari tidak tercapainya KKM.

2. Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional.

3. Partisipasi peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran masih

sangat rendah.

4. Hasil evaluasi pelajaran matematika masih dibawah KKM

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ujian Semester Genap

No Data Kuantitatif Jumlah Peserta didik

1 Amat Baik (80-100) 5

2 Baik (66-79) 3

3 Cukup baik (56-65) 7

4 Kurang (40-55) 7

5 Sangat kurang (<39) 4

JUMLAH 26

(13)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas,

diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimanakah pembelajaran tipe STAD dapat meningkatan aktivitas

belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika di kelas V

SD Negeri 2 Sukamenanti Tahun Pelajaran 2013-2014?

2) Bagaimanakah pembelajaran tipe STAD dapat meningkatan hasil belajar

peserta didik dalam mata pelajaran matematika di kelas V SD Negeri 2

Sukamenanti Tahun Pelajaran 2013-2014?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam mata

pelajaran matematika di kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti melalui

Penggunaan Pembelajaran Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas

dan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2

Sukamenanti Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran

matematika di kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti melalui Penggunaan

Pembelajaran Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti

(14)

7

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Peserta didik

Sebagai perangsang minat belajar peserta didik agar peserta didik

terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar peserta didik itu sendiri.

b. Guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kompetensi guru

dalam proses mengajar.

c. SD Negeri 2 Sukamenanti

Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 2 Sukamenanti

dapat lebih meningkatkan pembelajaran Matematika sehingga aktivitas

dan hasil belajar peserta didik lebih baik dan perlu dicoba untuk

(15)

II.

KAJIAN TEORI

2.1 Belajar dan Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan

tetapi lebih luas daripada itu yakni mengalami (Hamalik, 2009: 36).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).

Berdasar uraian di atas belajar adalah suatu proses untuk merubah

tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Proses perubahan di dalam diri

manusia, ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,

sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan lain-lain.

Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri

(16)

9

Sedangkan pembelajaran menurut Gagne dalam Isjoni (2011: 50)

dalam proses pembelajaran peserta didik berada dalam posisi proses

mental yang aktif, dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya

pembelajaran. Muhammad Surya dalam Isjoni (2011: 49)

pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik (2008: 57)

mendefinisikan pembelajaran sebagai kombinasi yang tersusun dari

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengaruhi guna mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.2 Teori Belajar dan Pembelajaran

Ada beberapa teori belajar dan pembelajaran yang telah

dikemukakan oleh para ahli, teori-teori tersebut umumnya berbeda

antara satu dengan yang lain dengan alasan tersendiri.

2.1.2.1 Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitivisme mengacu pada komunikasi

psikologi dan kognitif yang didasarkan pada kegiatan

kognitif belajar. Psikologi kognitif memandang manusia

sebagai manusia yang selalu aktif mencari dan menyeleksi

informasi untuk diproses. Perhatian utama psikologi kognitif

(17)

menyeleksi, mengorganisasikan, dan menyimpan informasi.

Belajar kognitif berlangsung berdasar skema atau struktur

mental individu yang mengorganisasikan hasil

pengamatannya (Lapono,2008:1-23).

2.1.2.2 Teori Belajar Humanisme

Menurut teori belajar humanisme, belajar merupakan

kegiatan yang dilakukan seseorang dalam upayanya

memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia memiliki

kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,

pengagungan, dan cinta dari orang lain. Dalam proses

pembelajaran, kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu

diperhatikan agar peserta didik tidak merasa dikecewakan.

Apabila peserta didik merasa upaya pemenuhan

kebutuhannya terabaikan maka besar kemungkinan di dalam

dirinya tidak akan tumbuh motivasi berprestasi dalam

belajarnya (Lapono, 2008:1-40).

Dari kedua teori belajar di atas sesuai dengan penelitian

yang dilakukan maka penelitian ini akan menggunakan teori

belajar humanisme. Teori tersebut menekankan pada

pemenuhan kebutuhan peserta didik selain sebagai makhluk

individu juga sebagai makhluk sosial yang membutuhkan

(18)

11

berorientasi dengan orang lain ini dapat meningkatkan hasil

belajarnya.

2.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta

didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,2009: 22).

Sedangkan menurut Bloom (dalam Sudjana, 2009: 22) hasil belajar dibagi

menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

Selain itu hasil belajar didefinisikan sebagai hasil dari suatu interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar (Dimyati, 2006: 38). Hasil belajar adalah hasil

yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam

diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Djamarah, 1996:23).

Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar adalah perubahan yang terjadi

dalam diri peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar yang meliputi

aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimilikinya.

2.3 Pembelajaran Kooperatif

2.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Istilah Pembelajaran Kooperatif sama dengan cooperative

learning. Menurut Slavin dalam Isjoni (2011: 15), cooperative learning

adalah suatu pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif

sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar.

(19)

learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bekerja sama dengan peserta didik lain dalam tugas-tugas yang

terstruktur. Cooperative learning hanya berjalan jika sudah terbentuk

kelompok yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok

pada umumnya 4-6 orang saja. Berdasar pada uraian maka

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang terdiri dari beberapa

kelompok kecil yang bekerjasama untuk menyelesaikan tugas-tugas

secara optimal.

2.3.2 Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif digunakan dengan alasan bahwa :

1. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain

2. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran (Slavin dalam Rusman, 2010: 205).

1. Adapun tujuan penggunaan pembelajaran kooperatif sebagaimana

yang tertulis dalam Asma (2006: 12) adalah sebagai berikut :

1) pencapaian hasil belajar, 2) penerimaan terhadap perbedaan

(20)

13

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 2.3.3.1 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

Adapun keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah.

2. Meningkatkan komitmen.

3. Dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya.

4. Peserta didik yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif lebih mementingkan orang lain.

5. Tidak memiliki rasa dendam ( Davidson dalam Asma, 2006:6).

2.3.3.2 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

Adapun keterbatasan penggunaan pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut :

1. Anak banyak belajar dari teman sebayanya, tidak langsung dari guru.

2. Membutuhkan waktu yang banyak yang harus dipersiapkan oleh peserta didik.

3. Gagasan/ide/nilai tambah tergantung dari kawan-kawan sekelompoknya (Rusyana dkk, 2009: 29).

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif ini terbagi menjadi beberapa tipe yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya:

1) Student Teams Acihevement Division (STAD)

Pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran

(21)

secara heterogen seperti kemampuan akademik yang berbeda, variasi

jenis kelamin, ras maupun etnis.

2) Jigsaw

Model pembelajaran tipe Jigsaw dideskripsikan sebagai strategi

pembelajaran dimana peserta didik dikelompokkan dalam

kelompok-kelompok yang disebut “kelompok-kelompok asal”. Kemudian peserta didik juga

menyusun “kelompok ahli” yang terdiri dari perwakilan “kelompok

asal” untuk belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik.

Setelah “kelompok ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota

“kelompok ahli” kembali ke kelompok asal untuk menerangkan hasil

pekerjaan mereka di “kelompok ahli”.

3) Group Investigastion

Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta

didik untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan

dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku

pelajaran atau peserta didik dapat mencari melalui internet. Peserta

didik dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik

maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini

menuntut para peserta didik untuk memiliki kemampuan yang baik

dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Model Group Investigation dapat melatih peserta didik untuk

(22)

15

secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir

pembelajaran.

4) Make A Match

Make a match atau mencari pasangan adalah model pembelajaran

kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat,

peserta didik yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas

waktu akan mendapat poin. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk

wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban dan dibacakan di depan kelas.

5) Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournamentini merupakan suatu pendekatan kerjasama

antar kelompok dengan mengembangkan kerja sama antarpersonal.

Dalam pembelajaran TGT peserta didik memainkan permainan dengan

anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka

masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis

berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Mengingat pembelajaran kooperatif sangat bervariasi, maka

sehubungan dengan kebutuhan penelitian, dipilih pembelajaran

kooperatif tipe STAD karena dapat mendorong peserta didik aktif dan

saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran secara

(23)

2.5 Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Slavin (Marta, 2008: 31) menjelaskan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe STAD, peserta didik ditempatkan dalam kelompok belajar

beranggotakan empat sampai lima orang peserta didik yang merupakan

campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap

kelompok terdapat peserta didik yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah

atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial

lainnya. Pendapat yang hampir sama juga di kemukakan oleh Khaeruddin

(Usman, 2009: 12) bahwa “Dalam STAD, peserta didik ditempatkan dalam

kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran

menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku”. Menurut Wina (2008:242)

menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu

antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan

akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang berbeda (heterogen)

Bertitik tolak dari 2 pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang peserta didik yang di bentuk secara

heterogen seperti kemampuan akademik yang berbeda, variasi jenis kelamin,

(24)

17

Langkah-langkah pembelajaran tipe STAD dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel : 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Tipe STAD

Fase Tingkah laku Guru

Fase 1

Menyampaikan kompetensi yang diharapkan dan memotivasi peserta didik

Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan, serta memotivasi peserta didik belajar.

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan. Fase 3

Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok bekerja dan belajar

Guru menjelaskan kepada peserta

didik bagaimana caranya

membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan diskusi secara efisien. Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6

Memberikan penghargaan

(25)

2.6 Hipotesis

Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah jika dalam pembelajaran Matematika menggunakan tipe STAD dengan tepat, di

duga aktivitas dan hasil belajar Matematika peserta didik kelas V

SD Negeri 2 Sukamenanti Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014

(26)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti

Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu

dengan pertimbangan bahwa penulis bekerja pada sekolah tersebut,

sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas

dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

pelajaran 2013-2014.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalahpeserta didik kelas V Tahun Pelajaran

2013-2014yang berada di SDNegeri2 Sukamenanti Bandar Lampung.

Jumlah subjek penelitian 19peserta didik yang terdiri dari 7 putra dan 12

(27)

3.3 Metode dan Alat Pengumpulan Data 3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data, (Arikunto, 1998:125). Metode

yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

memperoleh data. Data tertulis tentang daftar nama peserta

didik, jumlah peserta didik dan data lain yang akan digunakan

untuk kepentingan penelitian. Metode dokumentasi digunakan

untuk mengumpulkan data nama dan jumlah peserta didik kelas

V SD Negeri 2 Sukamenanti.

2. Metode Tes

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk

memperoleh data hasil belajar peserta didik setelah penerapan

pembelajaran tipe STAD.

3. Metode Observasi

Metode observasi yang digunakanobserver dalam

penelitian ini adalah untuk mengamati aktivitas belajar peserta

didik dalam kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran tipe

STAD dengan cara memberikan tanda check list pada lembar

(28)

21

3.3.2 Alat Pengumpulan Data

Sesuaidenganmetode yang

digunakanmakaalatpengumpuldatanyaadalahlembarobservasipesert

adidikdan guru, sertatesdenganbutirsoal yang

diberikanpadatiapakhirsiklus.

Pada waktu observasi dilakukan, observer mengamati

proses belajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu

yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi

pada guru maupun situasi kelas. Observer hanya mencatat yang

dilihat dan didengar bukan memberikan penilaian atau

mengganggu. Untuk menghilangkan ketegangan guru selama

diobservasi, pada akhir observasi dilakukan diskusi yang bersifat

positif selama 5 atau 10 menit. Observer sebaliknya juga

memberikan salinan catatan kepada guru yang diobservasi.

Dalam penelitian ini ada 2 siklus berarti ada 2 kali tes. Tes

ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan

(29)

3.3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah

menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif

kuantitatif.

a) Deskriptif Kualitatif

Deskriptif kualitatifdigunakan untuk menganalisis data

aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung.Data kualitatif ini diperoleh dari data non tes

yaitu Observasi.

b) Deskriptif Kuantitatif

Deskriptif kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan

berbagaikemajuan hasil belajar peserta didik dalam

hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

Data dianalisis dengan tahapan-tahapansebagai berikut:

1. Daftar tabel dari jawaban lembar observasi

2. Menentukan skor jawaban

3. Data analisis kuantitatif tentang hasil belajar (kognitif)

peserta didik

(30)

23

4. Data ketuntasan belajar peserta didik dihitung dengan

menggunakan rumus deskriptif presentase sebagai berikut :

%

(Ali, 1984:184)

Keterangan :

% = Presentase

n = Jumlah skor yang diperoleh dari data

N = Jumlah skor maksimal

5. Analisis lembar observasi untuk mengetahui peningkatan

mental aktivitas belajar peserta didik. Kemudian dianalisis

menggunakan analisis presentase.

Untuk analisis presentase menggunakan rumus sebagai

berikut :

%

(Ali, 1987:184)

Keterangan :

P = Presentase pelaksanaan setiap indikator

S = Jumlah skor perolehan untuk setiap indikator

(31)

6. Analisis ketuntasan tes hasil belajar

Analisis ketuntasan tes hasil belajar peserta didik bertujuan

untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar peserta didik

yang diperoleh dari tiap siklus.

Peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 65

dinyatakan mengalami kesulitan belajar dan peserta didik

yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65

dinyatakan telah tuntas belajar.

Untuk mengukur ketuntasan belajar digunakan rumus :

%

(Purwoko, 2001:103)

Analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif

kualitatif dengan persentase. Metode deskriptif dengan persentase

dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas peserta didik dan guru selama

pembelajaran dilakukan dengan lembar observasi. Data aktivitas diperoleh

berdasar sikap yang sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaran.

Data nilai aktivitas peserta didik dan guru dari setiap siklus akan dianalisis.

3.3.3 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

PenelitianinimerupakanPenelitianTindakanKelas (Classroom

Action Researsch) yang

(32)

25

(2006:30) PTK dilaksanakanmelalui proses pengkajianberdaurterdiridari 4

tahapyakniperencanaan, tindakan, observasi, danmerefleksi.

Menurut Hopkins,(dalamAqib, 2006:30)

sikluspenelitiandapatdilihatpadabaganberikutini:

Gambar 3.1 Spiral Tindakan Kelas(Hopkins dalam Aqib, 2006:31) Perencanaan

Observasi

Pelaksanaan

Perencanaan Ulang Refleksi

Refleksi Observasi

Pelaksanaan

Identifikasi Masalah

dan seterusnya SIKLUS I

(33)

Adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut :

SIKLUS I

Tahap perencanaan (planning), mencakup:

1. Menganalisis Silabuskelas V semester

ganjilStandarKompetensimenggunakanpengukuranwaktu, sudut,

jarakdankecepatandalampemecahanmasalah.

Pertemuanpertamakompetensidasarmenuliskantandawaktudenganmenggun

akannotasi 12 jam dan 24 jam,

pertemuankeduakompetensidasarmelakukanoperasihitungsatuanwaktu.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tipe STAD,

pertemuanpertamakompetensidasarmenuliskantandawaktudenganmenggun

akannotasi 12 jam dan 24 jam,

pertemuankeduakompetensidasarmelakukanoperasihitungsatuanwaktu.

3. Menyiapkan media pembelajaran berupa jam dinding.

4. Menyiapkan

instrumentugaskelompoktertulisberupalembarkerjatentangtandawaktudano

perasihitungsatuanwaktu.

5. Menyusun kelompok belajar peserta

didiksecaraheterogenberdasarkantingkatkinerja, jeniskelamindansuku.

6. Menyiapkan instrument aktivitasbelajarpesertadidik, instrument

penilaiankinerja guru danlembarevaluasibelajarpesertadidik.

(34)

27

Tahap Tindakan (action), mencakup:

1. Guru melakukanapersepsidanmenjelaskanmateri yang akandipelajari.

2. Guru

membentukkelompokdiskusisecaraheterogenberdasarkantingkatkinerja,

jeniskelamindansuku.

3. Pesertadidikdudukdalamkelompok, guru

membagikanlembarkerjakelompokdanmenjelaskancaramengerjakansertam

emberikanbataswaktupengerjaan.

4. Guru melakukan pengamatandanmemberikanpenjelasanjikaadakelompok

yang menemuikesulitan.

5. Masing-masingkelompokmempresentasikanhasildiskusi

6. Guru danpesertadidikmembuatkesimpulan.

Tahap Mengamati (observation), mencakup:

1. MelakukanpengamatanterhadappenerapanpembelajarantipeSTAD yang

dilakukan guru kelas V menggunakan instrument penilaiankinerja guru

danpesertadidikmenggunakanlembaraktivitasbelajar.

2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahansikappesertadidik yang terjadi saat

penerapan pembelajaran tipeSTAD.

Tahap Refleksi (reflection), mencakup:

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasimengenaikinerja guru

(35)

2. Menganalisis temuanbaru, baikmengenaikekurangandankelebihansaat

menerapkan pembelajarantipe STADdan mempertimbangkan langkah

selanjutnya.

SIKLUS II

Tahap perencanaan (planning), mencakup:

1. Menganalisis Silabuskelas V semester

ganjilStandarKompetensimenggunakanpengukuranwaktu, sudut,

jarakdankecepatandalampemecahanmasalah.

Pertemuanpertamakompetensidasarmelakukanpengukuransudutmateripoko

kmenentukandanmenaksirbesarsudut,

pertemuankeduakompetensidasarmelakukanpengukuransudutmateripokok

menggambardanmengukurbesarsudutdenganbusurderajat.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tipe STAD,

pertemuanpertamakompetensidasarmelakukanpengukuransudutmateripoko

kmenentukandanmenaksirbesarsudut,

pertemuankeduakompetensidasarmelakukanpengukuransudutmateripokok

menggambardanmengukurbesarsudutdenganbusurderajat.

3. Menyiapkan media pembelajaran berupa jam dindingdanbusurderajat.

4. Menyiapkan instrumen

tugaskelompoktertulisberupalembarkerjatentangmenentukanbesarsudutsert

amenggambardanmengukurbesarsudutdenganbusurderajat.

5. Menyusun kelompok belajar peserta

(36)

29

6. Menyiapkan instrument aktivitasbelajarpesertadidik, instrument

penilaiankinerja guru danlembarevaluasibelajarpesertadidik.

7. Berkoordinasidengankepalasekolahdanrekansejawat.

Tahap Tindakan (action), mencakup:

1. Guru melakukanapersepsidanmenjelaskanmateri yang akandipelajari.

2. Guru

membentukkelompokdiskusisecaraheterogenberdasarkantingkatkinerja,

jeniskelamindansuku.

3. Pesertadidikdudukdalamkelompok, guru

membagikanlembarkerjakelompokdanmenjelaskancaramengerjakansertam

emberikanbataswaktupengerjaan.

4. Guru melakukan pengamatandanmemberikanpenjelasanjikaadakelompok

yang menemuikesulitan.

5. Masing-masingkelompokmempresentasikanhasildiskusi

6. Guru danpesertadidikmembuatkesimpulan.

Tahap Mengamati (observation), mencakup:

1. MelakukanpengamatanterhadappenerapanpembelajarantipeSTAD

yangdilakukan guru kelas V menggunakan instrument penilaiankinerja

guru danpesertadidikmenggunakanlembaraktivitasbelajar.

2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahansikappesertadidik yang terjadi saat

penerapan pembelajaran tipeSTAD.

(37)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasimengenaikinerja guru

danaktivitasbelajarpesertadidik.

2. Menganalisis temuanbaru, baikmengenaikekurangandankelebihansaat

menerapkan pembelajarantipe STADdan mempertimbangkan langkah

selanjutnya.

Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil yang diharapkan

adalah agar (1) peserta didik memiliki kemampuan dan kreatifitas serta

selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran Matematika, (2) guru

memiliki kemampuan merancang dan menerapkan pembelajaran

tipeSTADpada mata pelajaran Matematika dan (3) terjadi peningkatan

hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika

1.4 Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan penerapan tipeSTAD dikatakan berhasil

apabila:

a. Adapun indikator aktivitaspesertadidik mengacu pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Data DeskriptifKualitatif

No Presentase Kategori

1 0 – 25 KurangAktif

2 26 – 50 Cukup Aktif

3 51 – 75 Aktif

(38)

31

b. Hasil belajar kognitif 85 persen dari keseluruhan peserta didik

memperoleh nilai ≥ 65berdasarkan KKM yang ditentukan oleh guru

(39)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan refleksi pada pembelajaran

Matematika dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggunaan pembelajaran tipeSTAD dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta

didik dalam pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan

nilai rata-rata aktivitas belajar peserta didik siklus I mencapai 54,73 persen

kategori aktif, meningkat di siklus II menjadi 76,31 persen kategori sangat aktif.

2. Penggunaan pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik dalam pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan

hasil belajar peserta didik yang mencapai KKM (tuntas) sebesar 30,95 persen pada

siklus I, dan siklus II meningkat tajam menjadi 88,69 persen.

5.2 Saran

Dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan berikutnya dan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, maka peneliti

mengajukan saran sebagai berikut :

1. Penggunaan pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu alternatif yang layak

(40)

58

2. Penggunaan pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu alternatif yang layak

dikembangkan untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar Matematika,

disesuaikan dengan kurikulum 2013.

3. Guru hendaknya terus menggali potensi peserta didik guna meningkatkan hasil

belajar Matematika sehingga nantinya dapat langsung diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Guru dan peserta didik hendaknya memaksimalkan persiapan sebelum melaksanakan

pembelajaran tipe STAD agar pada saat pelaksanaan berjalan sesuai teori yang akan

dipelajari.

5. Kepala sekolah diharapkan dapat menyarankan kepada dewan guru untuk

memanfaatkan media untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Dorektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Isjoni. 2011. cooperative learning. Bandung : Alfabeta

Lapono, Nabisi, dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Rineka Cipta.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : PT. Rajagrafindo Persada

Rusyana, dkk. 2009. Prinsip Pembelajaran Efektif. Jakarta : Trans Mandiri

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

(42)
(43)
(44)
(45)

TAHUN PELAJARAN : 2013 -2014 Nama Sekolah : SD N 2 Sukamenanti

Mata Pelajaran : MATEMATIKA 5 Kelas/Program : V o Menaksir hasil operasi

(46)

Standar

(47)

Standar

satuan waktu o Menyelesaikan

masalah yang

(48)

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD NEGERI 2 SUKAMENANTI

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Kelas/Program : V Semester : Ganjil Alokasi Waktu : 8 x 35 menit

Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar

Materi Pokok dan

Uraian Materi Pengalaman Belajar

Indikator Pencapaian

o Menjelaskan macam-macam satuan waktu

o Mengadakan diskusi untuk menentukan tanda waktu dengan notasi 12 jam

o Mengadakan diskusi untuk menentukan tanda waktu dengan notasi 24 jam

o Menyimpulkan hasil

pembelajaran

o Menjelaskan cara melakukan operasi hitung satuan waktu

o Mengadakan diskusi

(49)

Kompetensi Dasar

Materi Pokok dan

Uraian Materi Pengalaman Belajar

Indikator Pencapaian

dinding tiap jarak dua angka yaitu 360 : 12 = 30

o Menaksir besar sudut dengan mengingat

o Mempelajari contoh Hlm.

o Mempelajari langkah-NIP. 19560515 197703 2 003

B. Lampung, 2013 Guru Kelas

(50)

Lampiran siklus 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah :SD N 2 SUKAMENANTI

Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I

Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :

2. Menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar :

2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu

C. Indikator

Melalui Students Teams Achiement Division

A.Melakukanoperasihitungsatuanwaktu

B. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu

D. Tujuan Pembelajaran

Dengan arahan dari guru diharapkan pesertadidikdapat:

 Melakukanoperasihitungsatuanwaktu

 Menyelesaikanmasalah yang berkaitandenganwaktu

E. Materi Ajar

Pengukuran (Waktu, sudut, Luas, Volume dan Satuannya)

F. Metode Pembelajaran

(51)

Pertemuan I  Kegiatanawal

- Memeriksa kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas

- Memberi penjelasan tentang manfaat materi terhadap pembelajaran selanjutnya

- Apresepsi/ Motivasi

- Membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok

 KegiatanInti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan metode STAD

 Menjelaskan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat,

mendiskusikan jenis-jenis sudut

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas intuk memunculkan

gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

 Mendiskusikan cara mencari besar sudut satuan pada jam dengan menggunakan

miniatur jam yang telah dibuat sampai diperoleh kesimpulan setelah itu peserta

didik diuji kemampuannya mengerjakan soal-soal pada buku paket.

 Peserta didik diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal

(52)

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik

 Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan

 Memberikan motivasi kepada peserta didik dapat mengecek hasil tugas

 KegiatanPenutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah disampaikan,

memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

 Siswa mencatat hasil kesimpulan

 Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk mengetahui daya

ingat dan sebagai penguat

 Guru memberikan pujian kepada seluruh peserta didik yang mendapat nilai

sempurna atau belum sempurna

Pertemuan II  Kegiatanawal

- Memeriksa kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas

- Sebagai apersepsi mengingat kembali materi yang telah dilalui tentang waktu

(53)

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan metode STAD

 Menjelaskan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat,

mendiskusikan jenis-jenis sudut

 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pengukuran waktu

 Masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang peserta didik yang menjelaskan

jawaban kelompoknya, guru menjadi moderator dalam memfasilitasi diskusi kelas

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas intuk memunculkan

gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

Memberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir dalam menyelesaikan

masalah dan bertindak tanpa rasa takut juga berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar.

 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan

dan rasa percaya diri peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab secara lisan tentang hal-hal yang belum diketahui peserta

didikdengan memberi umpan balik positif dan isyarat

 Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna

(54)

 Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan

 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum mendapat nilai

memuaskan dan kurang berpartisipasi aktif dalam kelompoknya

 KegiatanPenutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil presentasi

 Siswa mencatat hasil kesimpulan

 Guru memberikan pujian kepada seluruh peserta didik yang mendapat nilai

sempurna atau belum sempurna

 Memberi refleksi mengenai materi yang telah disampaikan dengan memberikan

pertanyaan lisan kepada peserta didik

H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

 Silabus

 BukuPenunjangMatematikauntukSekolahDasarKelas5 . karangan Indriyastuti.

(55)

1) Bentuk instrumen

Soal-soal evaluasi tes tertulis dalam bentuk isian

2) Teknik penilaian

Aktivitas masing-masing peserta didik dalam kelompok dengan penerapan metode

STAD

Mengetahui,

KepalaSekolah

Hj. Maisaroh, S.Pd

NIP. 19560515 197703 2 005

Bandar Lampung.Sept 2013

Guru Kelas

(56)

LKS Siklus 1 Pertemuan 1

a. Diskusikan soal-soal di bawah ini dengan anggota kelompok masing-masing

b.Tulislah hasil diskusi kelompok pada lembar yang telah disediakan

c. Presentasikan hasil diskusi kelompok

d.Berilah tanggapan hasil presentasi kelompok lain.

Ayo kamu gambarkan jarum jam untuk waktu-waktu berikut

1. Pukul 04.00

2. Pukul 06.00

3. Pukul 12.30

4. Pukul 16.40

5. Pukul 21.45

6. Ayah pulang kerja pukul 17.00 atau sama dengan pukul ... sore

7. Bibi berkunjung pukul 19.00 atau sama dengan pukul....

8. Ibu pulang dari mengajar pukul 14.25 atau disebut juga pukul....

9. Teman-teman selesai belajar kelompok pukul 16.15 atau sama dengan pukul....

(57)

a. Diskusikan soal-soal di bawah ini dengan anggota kelompok masing-masing

b.Tulislah hasil diskusi kelompok pada lembar yang telah disediakan

c. Presentasikan hasil diskusi kelompok

d.Berilah tanggapan hasil presentasi kelompok lain.

1. Sehari ada 7 jam pelajaran. Untuk hari Jumat hanya ada 5 jam pelajaran lamanya 40

menit. Berapa menitkah lamanya belajar sekolah dalam seminggu? Berapajam itu?

2. Di sekolah setiap jam pelajaran lamanya 35 menit. Setiap hari istirahat 2 kali dan untuk

hari jumat hanya sekali istirahat. Satu kali istirahat hanya 15 menit.

a. Berapa menitkah lamanya istirahat dalam seminggu? Berapa jam itu?

b. Berapa menitkah lamanya berada di sekolah dalam seminggu? Berapa jam itu?

3. Sebuah bus berangkat dari kota A menuju kota B pukul 07.20. Perjalanan dari Kota A ke

(58)

PENILAIAN HASIL BELAJAR SIKLUS 1

1. Dalam rangka tujuh belasan, diadakan perlombaan menyanyi tingkat anak-anak. Lomba

dimulai pukul 20.00 sampai dengan pukul 21.45. berapa lama perlombaan berlangsung?

2. Siaran langsung ditelevisi berlangsung selama 2 jam mulai pukul 12.30. pukul berapa acara

tersebut akan selesai?

3. Yeni tiba di rumah Ani pukul 10.15. rencananya Yeni pulang pukul 14.15. berapa lama

Yeni di rumah Ani?

4. Pak Sanjaya bekerja di kantor selama 8 jam. Jika Pak Sanjaya pulang kantor pukul 16.00,

jam berapa Pak Sanjaya masuk kerja?

5. Kamu belajar di sekolah selama 6 jam 30 menit. Jika bela masuk sekolah berbunyi pukul

07.00, pukul berapa bel pulang berbunyi?

6. 4 jam 2 menit 30 detik

6 jam 10 menit 25 detik +

...

7. 11 jam 11 menit 45 detik

10 jam 11 menit 10 detik +

...

8. 4 jam 21 menit 15 detik

11 jam 44 menit 15 detik +

...

9. 15 jam 49 menit 37 detik

6 jam 29 menit 59 detik -

...

10. 18 jam 31 menit 2 detik

(59)

1. 21.45 – 20.00 = 01.45

Perlombaan berlangsung selama 1 jam 45 menit.

2. 12.30 + 2 jam = 14.30

Acara tersebut selesai pukul 14.30

3. 14.15 – 10.15 = 2

Yeni berada di rumah Ani selama 2 jam

4. 16.00 – 8 jam = 8 jam

Pak Sanjaya masuk kerja pukul 08.00

5. 07.00 + 06.30 = 13.30

Bel pulang berbunyi pukul 13.30

6. 10 jam 12 menit 55 detik

7. 21 jam 22 menit 55 detik

8. 16 jam 5 menit 30 detik

9. 9 jam 19 menit 8 detik

(60)

Lampiran siklus 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah :SD N 2 SUKAMENANTI

Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I

Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :

2. Menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar :

2.3 Melakukan pengukuran sudut

C. Indikator

Melalui Students Teams Achiement Division

A.Menentukan besar sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam

B. Menentukan besar sudut dengan menggunakan alat ( busur derajat), dan menaksir

besar suatu sudut

C.Menggambar sudut siku-siku, lancip dan tumpul dengan busur derajat

D. Tujuan Pembelajaran

Dengan arahan dari guru diharapkan pesertadidikdapat:

Menentukan besar sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam

Menentukan besar sudut dengan menggunakan alat ( busur derajat), dan menaksir

besar suatu sudut

(61)

Pengukuran (Waktu, sudut, Luas, Volume dan Satuannya)

F. Metode Pembelajaran

Diskusi, Tanya Jawab, demonstrasi

G. Langkah-langkah Pembelajaran : Pertemuan I

 Kegiatanawal

- Memeriksa kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas

- Apresepsi/ Motivasi

- Membahas masalah sudut jam, Apa saja yang terdapat pada jam seperti jarum

jam, jarum menit, jarum detik dll.

- Membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok

 KegiatanInti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan metode STAD

 Menentukan besar sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas intuk memunculkan

(62)

 Mendiskusikan cara menentukan tanda waktu pada jam dengan menggunakan

miniatur jam yang telah dibuat sampai diperoleh kesimpulan setelah itu peserta

didik diuji kemampuannya mengerjakan soal-soal pada buku paket.

 Peserta didik diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal

latihan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik

 Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan

 Memberikan motivasi kepada peserta didik dapat mengecek hasil tugas

 KegiatanPenutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah disampaikan,

memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

 Siswa mencatat hasil kesimpulan

 Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk mengetahui daya

ingat dan sebagai penguat

 Guru memberikan pujian kepada seluruh peserta didik yang mendapat nilai

sempurna atau belum sempurna

Pertemuan II  Kegiatan awal

- Memeriksa kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas

(63)

 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan metode STAD

 Menjelaskan cara melakukan operasi hitung yang melibatkan satuan waktu

 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pengukuran waktu

 Masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang peserta didik yang menjelaskan

jawaban kelompoknya, guru menjadi moderator dalam memfasilitasi diskusi kelas

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas intuk memunculkan

gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

Memberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir dalam menyelesaikan

masalah dan bertindak tanpa rasa takut juga berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar.

 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan

dan rasa percaya diri peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab secara lisan tentang hal-hal yang belum diketahui peserta

didikdengan memberi umpan balik positif dan isyarat

 Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna

(64)

 Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan

 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum mendapat nilai

memuaskan dan kurang berpartisipasi aktif dalam kelompoknya

 Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil presentasi

 Siswa mencatat hasil kesimpulan

 Guru memberikan pujian kepada seluruh peserta didik yang mendapat nilai

sempurna atau belum sempurna

 Memberi refleksi mengenai materi yang telah disampaikan dengan memberikan

pertanyaan lisan kepada peserta didik

H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

 Silabus

 Buku Penunjang Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 5 . karangan Indriyastuti.

(65)

1) Bentuk instrumen

Soal-soal evaluasi tes tertulis dalam bentuk isian

2) Teknik penilaian

Aktivitas masing-masing peserta didik dalam kelompok dengan penerapan metode

STAD

Mengetahui,

KepalaSekolah

Hj. Maisaroh, S.Pd

NIP. 19560515 197703 2 005

Bandar Lampung.Sept 2013

Guru Kelas

(66)

LKS Siklus 2 Pertemuan 1

a. Diskusikan soal-soal di bawah ini dengan anggota kelompok masing-masing

b.Tulislah hasil diskusi kelompok pada lembar yang telah disediakan

c. Presentasikan hasil diskusi kelompok

d.Berilah tanggapan hasil presentasi kelompok lain.

1. Sudutterkecil yang dibentukolehpukul 14.30 adalah……

2. Sudutterkecil yang dibentukolehpukul 09.20 adalah……

3. Besarnyasudut yang dibentukolehpukul 07.40 adalah ……

4. Besarnyasudut yang dibentukolehpukul 23.00 adalah…..

5. Jika jarum panjang menunjuk angka 12 dan jarum pendek menunjuk angka 4, besar

sudut yang dibentuk adalah ……

6. Besar sudut gambar di bawah ini adalah...

7. Besar sudut gambar di bawah ini adalah...

8. Pukul berapa gambar di bawah ini....

(67)

Besarnya sudut adalah....

10. Pukul berapa gambar di bawah ini...

(68)

KUNCI JAWABAN PENILAIAN BELAJAR SIKLUS II 1. 15°

2. 300°

3. 105°

4. 30°

5. 120°

6. 30° Lancip

7. 60° Lancip

8. 90° Siku-siku

9. 120° Tumpul

(69)

Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I

Materi Pokok : Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu Siklus/Pertemuan : I/1

Hari/Tanggal : Rabu, 18 September 2013

No Nama Siswa Indikator Total Kategori

1 2 3 4 5 Aktif Pasif

Keterangan indikator: B. Lamp, 18 Sept 2013 1) Mengajukan pertanyaan Observer 2) Menjawab pertanyaan

3) Mengemukakan pendapat Saimah, S. Pd 4) Mendiskusikan masalah

(70)

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I

Materi Pokok : Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu Siklus/Pertemuan : I/2

Hari/Tanggal : Kamis, 19 September 2013

No Nama Siswa Indikator Total Kategori

1 2 3 4 5 Aktif Pasif

Keterangan indikator: B. Lamp, 19 Sept 2013 1) Mengajukan pertanyaan Observer 2) Menjawab pertanyaan

3) Mengemukakan pendapat Saimah, S. Pd 4) Mendiskusikan masalah

(71)

Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I

Materi Pokok : Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu Siklus/Pertemuan : II/1

Hari/Tanggal : Senin, 23 September 2013

No Nama Siswa Indikator Total Kategori

1 2 3 4 5 Aktif Pasif

Keterangan indikator: B. Lamp, 23 Sept 2013 1) Mengajukan pertanyaan Observer 2) Menjawab pertanyaan

3) Mengemukakan pendapat Saimah, S. Pd 4) Mendiskusikan masalah

(72)

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I

Materi Pokok : Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu Siklus/Pertemuan : II/2

Hari/Tanggal : Kamis, 26 September 2013

No Nama Siswa Indikator Total Kategori

1 2 3 4 5 Aktif Pasif

Keterangan indikator: B. Lamp, 26 Sept 2013 1) Mengajukan pertanyaan Observer 2) Menjawab pertanyaan

3) Mengemukakan pendapat Saimah, S. Pd 4) Mendiskusikan masalah

(73)

Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I

No Nama Siswa Nilai

1 Ajeng S 50

2 Akbar B 40

3 Apriani L 50

4 Aqila K 70

5 Batsyah 50

6 Dea Angelica 70

7 Diani Juli 70

8 Dimas Aji 30

9 Dita Oktiani 80

10 Faturahman 70

11 Jazuli 50

12 M. Adi 60

13 M. Rizki 70

14 Nur Okta 60

15 Selawati 60

16 Seli Retno 40

17 Seliwati 50

18 Sheila Fadya 60

19 Viar Rahma 50

Jumlah dan Nilai Rata-rata Kelas 1080

56,84

Bandar Lampung, September 2013 Observer

(74)

LEMBAR EVALUASI SISWA SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I

Jumlah dan Nilai Rata-rata Kelas 1530

80,53

Bandar Lampung, September 2013 Observer

(75)

FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

1. NAMA GURU : SUPRATIWI WIDYA LURENTHA

2. KELAS / SEMESTER : V/1

3. MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

4. SIKLUS/ PERTEMUAN : I/1

5. TANGGAL : Rabu, 18 September 2013

NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR

1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda) 80

2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik ) 80

3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan

alokasi waktu ) 75

4. Pemilihan sumber / media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi dan

karakteristik peserta didik ) 85

5. Kejelasan skenario pembelajaran ( langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal,

inti dan penutup ) 80

6. Kerincian skenario pembelajaran ( setiap langkah tercermin strategi / metode ) 75

7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 80

8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 85

SKOR TOTAL 640

(76)

LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

1. Mempersiapkan peserta didik untuk belajar 80

2. Melakukan kegiatan apersepsi 75

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pelajaran

3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 80

4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 80

5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik peserta didik

75

B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran

6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

80

7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 80

8. Menguasai kelas 85

9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual 85

10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif 80

(77)

C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media pembelajaran

12. Menggunakan media secara efektif dan efisien. 80

13. Menghasilkan pesan yang menarik 80

14. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatkan media 80

D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Peserta didik

15. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran 80

16. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik dalam belajar 85

E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

17. Memantau kemajuan belajar selama proses 85

18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 85

F. Penggunaan Bahasa

19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 80

20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

85

III. PENUTUP

21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik

80

22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas 85

SKOR TOTAL 1780

(78)

Keterangan :

Nilai 76 s.d. 100 = Sangat Baik Nilai 66 s.d. 75 = Baik

Nilai 56 s.d. 65 = Kurang Baik Nilai 50 s.d. 55 = Tidak Baik Nilai 10 s.d. 49 = Sangat kurang

Bandar Lampung, September 2013

Observer

SAIMAH, S. Pd

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ujian Semester Genap
Tabel : 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Tipe STAD
Gambar 3.1 Spiral Tindakan Kelas(Hopkins dalam Aqib, 2006:31)
Tabel 3.1 Data DeskriptifKualitatif

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami menyatakan bahwa Rancangan Usulan Penelitian Disertasi atas nama :. Nama :

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Mahmudi (Pedagang Bandeng), Umi Komsiyah (Pedagang Kios), Setiawan (Pedagang Kelontong), Suroso (Pedagang Sembako), Sri Maryati (Pedagang sembako), Jumiyem

Audiovisual Dalam Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II” adalah proses mental yang berhubungan dengan panca indera yang terjadi pada mahasiswa Program Studi

difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki Nomor Induk Asesor yang relevan, termasuk pada saat ujian. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi

Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh sistem akan diperoleh nilai bobot dari hasil training yang akan digunakan untuk testing dan prediksi data.. Sistem prediksi

Penelitian mengenai komposisi proksimat, asam lemak, dan jaringan baby fish ikan nila berdasarkan perbedaan umur panen masih belum ada, sehingga perlu dilakukan

Penelitian ini merupakan penelitian langsung untuk memperoleh informasi tentang peranan pameran nasional Java Expo dalam dunia kepariwisataan di Kota Surakarta, yang disusun