PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 SUKAMENANTI
BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Oleh
SUPRATIWI WIDYA LURENTHA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
i
ABSTRAK
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 SUKAMENANTI
BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Oleh
SUPRATIWI WIDYA LURENTHA
Berdasarkan penilaian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukamenanti Bandar Lampung, bahwa pembelajaran Matematika di kelas V masih rendah, yakni peserta didik yang mendapat nilai 65 atau lebih hanya 30,77 persen (8 orang) sisanya 69,23 persen (18 orang) di bawah KKM. Hal ini disebabkan karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan jarang atau tidak pernah menggunakan pembelajaran secara kelompok.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas dengan langkah-langkah : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi selama tindakan dan dokumen hasil belajar peserta didik.
Hasil penelitian tindakan menunjukkan bahwa, rata-rata aktivitas belajar peserta didik siklus I mencapai 54,73 persen kategori aktif dan mengalami peningkatan sebesar 21,58 persen, pada siklus II menjadi 76,31 persen kategori sangat aktif. Sedangkan hasil belajar peserta didik yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh peserta didik pada siklus I mencapai 30,95 persen, dan pada siklus II meningkat tajam menjadi 88,69 persen, dengan peningkatan sebesar 57,74 persen.
xi
2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 8
2.1.2 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 9
2.1.2.1 Teori Belajar Kognitivisme ... 9
2.1.2.2 Teori Belajar Humanisme ... 10
2.2 Hasil Belajar ... 11
2.3 PembelajaranKooperatif ... 11
2.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 11
2.3.2 Penggunaan Pembelajaran Kooperatif ... 12
2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.4.3.1 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.4.3.2 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif STAD……… 16
xii
3.3.4 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ... 24
3.4 Indikator Keberhasilan ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Hasil Penelitian ... 31
4.2.1 Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran ... 52
4.2.2 Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran ... 53
4.2.3 Hasil Belajar Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran ……… 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi
daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi
desentralistik. Penerapan desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah
dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun
kurikulum. Hal itu juga mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3
tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang berbunyi :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”
Bukti nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah
diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan
kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun dalam pelaksanaan di
sekolah.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan perlu didukung kesiapan
tenaga pendidik. Guru sebagai tenaga pendidik dituntut kreatif dan mampu
menciptakan atau memilih model pembelajaran.
Masalah yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar
yang sesuai dan tepat dalam rangka membantu peserta didik mencapai
kompetensi. Pada kenyataannya bahwa dalam kurikulum atau silabus,
materi ajar tertulis secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Menjadi
tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut menjadi bahan ajar
yang sesuai dan lengkap, dan urutan penyajian yang tepat, tidak kalah
pentingnya dalam pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang dapat
digunakan sesuai dengan kondisi kelas.
Ada beberapa hal yang mendasari pengelolaan kegiatan belajar
mengajar (KBM) diantaranya mengenai empat pilar yaitu belajar untuk
melakukan, belajar untuk mengetahui, belajar untuk menjadi diri
sendiri/mandiri dan belajar untuk kebersamaan. Dalam masa sekarang ini
nampak sekali kecenderunganuntuk kembali pada pola pikir bahwa belajar
akan lebih baik apabila lingkungan yang diciptakan menarik dan alamiah.
Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang
dipelajari, bukan hanya mengetahui apa yang dipelajari. Dalam
3
hanya dapat mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali peserta didik untuk pemecahan masalah dalam jangka panjang.
Dalam proses pembelajaran ada beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan diantaranya ceramah, diskusi kelompok dan tanya
jawab atau yang lainnya. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa, walaupun sudah menggunakan diskusi kelompok belum semua
peserta didik, sebagian anggota kelompok aktif dan sebagian pasif dalam
pembelajaran Matematika khususnya di kelas V SD Negeri 2
Sukamenanti. Peserta didik tidak mau bertanya, menanggapi serta
menjawab pertanyaan dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
Matematika masih rendah dengan nilai rata-rata 55 sedangkan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan 65. Mengingat kelas V terdiri
dari 26 peserta didik, yang aktif hanya 8 orang dan yang pasif 18 orang,
jadi dapat dikatakan yang aktif 30,77 persen dan yang pasif lebih besar
yaitu 69,23 persen. Dalam proses pembelajaran peserta didik hanya duduk
memperhatikan penjelasan guru, aktivitas belajar sangat rendah sehingga
berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Penelitian ini ingin
mengubah proses pembelajaran menjadi lebih baik, peserta didik aktif
terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Di sini peneliti cenderung menggunakan tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) yakni pembelajaran dengan metode peserta
didik aktif membantu memotivasi temannya yang pasif sehingga aktif.
pembelajaran tipe STAD, untuk mengantisipasi kendala yang timbul pada
pelaksanaan pembelajaran diskusi kelompok di kelas V.
Penelitian menggunakan pembelajaran tipeSTAD ini diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas belajar Matematika pada semua peserta didik
kelas V juga menjadikan pelajaran Matematika menjadi pelajaran yang
menyenangkan bagi peserta didik serta dapat meningkatkan hasil
belajarnya. Dalam proses pembelajaran tipe STAD aktivitas belajar peserta
didik diamati menggunakan lembar observasi dan indikator keaktifan yang
diamati sebagai berikut: (a) mengajukan pertanyaan, (b) menjawab
pertanyaan, (c)mengemukakan pendapat, (d) mendiskusikan masalah, dan
(e) mengemukakan hasil diskusi.
STAD merupakan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik.
Peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan
mengembangkan rasa kebersamaan sesama teman serta mendorong peserta
didik untuk belajar dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki secara
optimal melalui pembelajaran tipe STAD peserta didik yang pasif akan
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Hasil belajar matematika masih tergolong rendah, hal ini dapat terlihat
dari tidak tercapainya KKM.
2. Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional.
3. Partisipasi peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran masih
sangat rendah.
4. Hasil evaluasi pelajaran matematika masih dibawah KKM
Tabel 1.1 Daftar Nilai Ujian Semester Genap
No Data Kuantitatif Jumlah Peserta didik
1 Amat Baik (80-100) 5
2 Baik (66-79) 3
3 Cukup baik (56-65) 7
4 Kurang (40-55) 7
5 Sangat kurang (<39) 4
JUMLAH 26
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas,
diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah pembelajaran tipe STAD dapat meningkatan aktivitas
belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika di kelas V
SD Negeri 2 Sukamenanti Tahun Pelajaran 2013-2014?
2) Bagaimanakah pembelajaran tipe STAD dapat meningkatan hasil belajar
peserta didik dalam mata pelajaran matematika di kelas V SD Negeri 2
Sukamenanti Tahun Pelajaran 2013-2014?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam mata
pelajaran matematika di kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti melalui
Penggunaan Pembelajaran Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2
Sukamenanti Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
matematika di kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti melalui Penggunaan
Pembelajaran Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti
7
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Peserta didik
Sebagai perangsang minat belajar peserta didik agar peserta didik
terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar peserta didik itu sendiri.
b. Guru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kompetensi guru
dalam proses mengajar.
c. SD Negeri 2 Sukamenanti
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 2 Sukamenanti
dapat lebih meningkatkan pembelajaran Matematika sehingga aktivitas
dan hasil belajar peserta didik lebih baik dan perlu dicoba untuk
II.
KAJIAN TEORI
2.1 Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas daripada itu yakni mengalami (Hamalik, 2009: 36).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).
Berdasar uraian di atas belajar adalah suatu proses untuk merubah
tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Proses perubahan di dalam diri
manusia, ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan lain-lain.
Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri
9
Sedangkan pembelajaran menurut Gagne dalam Isjoni (2011: 50)
dalam proses pembelajaran peserta didik berada dalam posisi proses
mental yang aktif, dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya
pembelajaran. Muhammad Surya dalam Isjoni (2011: 49)
pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik (2008: 57)
mendefinisikan pembelajaran sebagai kombinasi yang tersusun dari
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi guna mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.2 Teori Belajar dan Pembelajaran
Ada beberapa teori belajar dan pembelajaran yang telah
dikemukakan oleh para ahli, teori-teori tersebut umumnya berbeda
antara satu dengan yang lain dengan alasan tersendiri.
2.1.2.1 Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitivisme mengacu pada komunikasi
psikologi dan kognitif yang didasarkan pada kegiatan
kognitif belajar. Psikologi kognitif memandang manusia
sebagai manusia yang selalu aktif mencari dan menyeleksi
informasi untuk diproses. Perhatian utama psikologi kognitif
menyeleksi, mengorganisasikan, dan menyimpan informasi.
Belajar kognitif berlangsung berdasar skema atau struktur
mental individu yang mengorganisasikan hasil
pengamatannya (Lapono,2008:1-23).
2.1.2.2 Teori Belajar Humanisme
Menurut teori belajar humanisme, belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang dalam upayanya
memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia memiliki
kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,
pengagungan, dan cinta dari orang lain. Dalam proses
pembelajaran, kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu
diperhatikan agar peserta didik tidak merasa dikecewakan.
Apabila peserta didik merasa upaya pemenuhan
kebutuhannya terabaikan maka besar kemungkinan di dalam
dirinya tidak akan tumbuh motivasi berprestasi dalam
belajarnya (Lapono, 2008:1-40).
Dari kedua teori belajar di atas sesuai dengan penelitian
yang dilakukan maka penelitian ini akan menggunakan teori
belajar humanisme. Teori tersebut menekankan pada
pemenuhan kebutuhan peserta didik selain sebagai makhluk
individu juga sebagai makhluk sosial yang membutuhkan
11
berorientasi dengan orang lain ini dapat meningkatkan hasil
belajarnya.
2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,2009: 22).
Sedangkan menurut Bloom (dalam Sudjana, 2009: 22) hasil belajar dibagi
menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
Selain itu hasil belajar didefinisikan sebagai hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar (Dimyati, 2006: 38). Hasil belajar adalah hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Djamarah, 1996:23).
Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam diri peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar yang meliputi
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimilikinya.
2.3 Pembelajaran Kooperatif
2.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Istilah Pembelajaran Kooperatif sama dengan cooperative
learning. Menurut Slavin dalam Isjoni (2011: 15), cooperative learning
adalah suatu pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif
sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar.
learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja sama dengan peserta didik lain dalam tugas-tugas yang
terstruktur. Cooperative learning hanya berjalan jika sudah terbentuk
kelompok yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok
pada umumnya 4-6 orang saja. Berdasar pada uraian maka
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang terdiri dari beberapa
kelompok kecil yang bekerjasama untuk menyelesaikan tugas-tugas
secara optimal.
2.3.2 Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif digunakan dengan alasan bahwa :
1. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain
2. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran (Slavin dalam Rusman, 2010: 205).
1. Adapun tujuan penggunaan pembelajaran kooperatif sebagaimana
yang tertulis dalam Asma (2006: 12) adalah sebagai berikut :
1) pencapaian hasil belajar, 2) penerimaan terhadap perbedaan
13
2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 2.3.3.1 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
Adapun keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah.
2. Meningkatkan komitmen.
3. Dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya.
4. Peserta didik yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif lebih mementingkan orang lain.
5. Tidak memiliki rasa dendam ( Davidson dalam Asma, 2006:6).
2.3.3.2 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Adapun keterbatasan penggunaan pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut :
1. Anak banyak belajar dari teman sebayanya, tidak langsung dari guru.
2. Membutuhkan waktu yang banyak yang harus dipersiapkan oleh peserta didik.
3. Gagasan/ide/nilai tambah tergantung dari kawan-kawan sekelompoknya (Rusyana dkk, 2009: 29).
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif ini terbagi menjadi beberapa tipe yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya:
1) Student Teams Acihevement Division (STAD)
Pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran
secara heterogen seperti kemampuan akademik yang berbeda, variasi
jenis kelamin, ras maupun etnis.
2) Jigsaw
Model pembelajaran tipe Jigsaw dideskripsikan sebagai strategi
pembelajaran dimana peserta didik dikelompokkan dalam
kelompok-kelompok yang disebut “kelompok-kelompok asal”. Kemudian peserta didik juga
menyusun “kelompok ahli” yang terdiri dari perwakilan “kelompok
asal” untuk belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik.
Setelah “kelompok ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota
“kelompok ahli” kembali ke kelompok asal untuk menerangkan hasil
pekerjaan mereka di “kelompok ahli”.
3) Group Investigastion
Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta
didik untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
pelajaran atau peserta didik dapat mencari melalui internet. Peserta
didik dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini
menuntut para peserta didik untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.
Model Group Investigation dapat melatih peserta didik untuk
15
secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir
pembelajaran.
4) Make A Match
Make a match atau mencari pasangan adalah model pembelajaran
kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat,
peserta didik yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas
waktu akan mendapat poin. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk
wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban dan dibacakan di depan kelas.
5) Teams Games Tournament (TGT)
Teams Games Tournamentini merupakan suatu pendekatan kerjasama
antar kelompok dengan mengembangkan kerja sama antarpersonal.
Dalam pembelajaran TGT peserta didik memainkan permainan dengan
anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka
masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis
berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Mengingat pembelajaran kooperatif sangat bervariasi, maka
sehubungan dengan kebutuhan penelitian, dipilih pembelajaran
kooperatif tipe STAD karena dapat mendorong peserta didik aktif dan
saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran secara
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Slavin (Marta, 2008: 31) menjelaskan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe STAD, peserta didik ditempatkan dalam kelompok belajar
beranggotakan empat sampai lima orang peserta didik yang merupakan
campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap
kelompok terdapat peserta didik yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah
atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial
lainnya. Pendapat yang hampir sama juga di kemukakan oleh Khaeruddin
(Usman, 2009: 12) bahwa “Dalam STAD, peserta didik ditempatkan dalam
kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran
menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku”. Menurut Wina (2008:242)
menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu
antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang berbeda (heterogen)
Bertitik tolak dari 2 pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang peserta didik yang di bentuk secara
heterogen seperti kemampuan akademik yang berbeda, variasi jenis kelamin,
17
Langkah-langkah pembelajaran tipe STAD dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel : 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Tipe STAD
Fase Tingkah laku Guru
Fase 1
Menyampaikan kompetensi yang diharapkan dan memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan, serta memotivasi peserta didik belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan. Fase 3
Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok bekerja dan belajar
Guru menjelaskan kepada peserta
didik bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan diskusi secara efisien. Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6
Memberikan penghargaan
2.6 Hipotesis
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah jika dalam pembelajaran Matematika menggunakan tipe STAD dengan tepat, di
duga aktivitas dan hasil belajar Matematika peserta didik kelas V
SD Negeri 2 Sukamenanti Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014
III. METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti
Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu
dengan pertimbangan bahwa penulis bekerja pada sekolah tersebut,
sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas
dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2013-2014.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalahpeserta didik kelas V Tahun Pelajaran
2013-2014yang berada di SDNegeri2 Sukamenanti Bandar Lampung.
Jumlah subjek penelitian 19peserta didik yang terdiri dari 7 putra dan 12
3.3 Metode dan Alat Pengumpulan Data 3.3.1 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data, (Arikunto, 1998:125). Metode
yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data. Data tertulis tentang daftar nama peserta
didik, jumlah peserta didik dan data lain yang akan digunakan
untuk kepentingan penelitian. Metode dokumentasi digunakan
untuk mengumpulkan data nama dan jumlah peserta didik kelas
V SD Negeri 2 Sukamenanti.
2. Metode Tes
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar peserta didik setelah penerapan
pembelajaran tipe STAD.
3. Metode Observasi
Metode observasi yang digunakanobserver dalam
penelitian ini adalah untuk mengamati aktivitas belajar peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran tipe
STAD dengan cara memberikan tanda check list pada lembar
21
3.3.2 Alat Pengumpulan Data
Sesuaidenganmetode yang
digunakanmakaalatpengumpuldatanyaadalahlembarobservasipesert
adidikdan guru, sertatesdenganbutirsoal yang
diberikanpadatiapakhirsiklus.
Pada waktu observasi dilakukan, observer mengamati
proses belajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu
yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi
pada guru maupun situasi kelas. Observer hanya mencatat yang
dilihat dan didengar bukan memberikan penilaian atau
mengganggu. Untuk menghilangkan ketegangan guru selama
diobservasi, pada akhir observasi dilakukan diskusi yang bersifat
positif selama 5 atau 10 menit. Observer sebaliknya juga
memberikan salinan catatan kepada guru yang diobservasi.
Dalam penelitian ini ada 2 siklus berarti ada 2 kali tes. Tes
ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan
3.3.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif.
a) Deskriptif Kualitatif
Deskriptif kualitatifdigunakan untuk menganalisis data
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.Data kualitatif ini diperoleh dari data non tes
yaitu Observasi.
b) Deskriptif Kuantitatif
Deskriptif kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan
berbagaikemajuan hasil belajar peserta didik dalam
hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.
Data dianalisis dengan tahapan-tahapansebagai berikut:
1. Daftar tabel dari jawaban lembar observasi
2. Menentukan skor jawaban
3. Data analisis kuantitatif tentang hasil belajar (kognitif)
peserta didik
23
4. Data ketuntasan belajar peserta didik dihitung dengan
menggunakan rumus deskriptif presentase sebagai berikut :
%
(Ali, 1984:184)
Keterangan :
% = Presentase
n = Jumlah skor yang diperoleh dari data
N = Jumlah skor maksimal
5. Analisis lembar observasi untuk mengetahui peningkatan
mental aktivitas belajar peserta didik. Kemudian dianalisis
menggunakan analisis presentase.
Untuk analisis presentase menggunakan rumus sebagai
berikut :
%
(Ali, 1987:184)
Keterangan :
P = Presentase pelaksanaan setiap indikator
S = Jumlah skor perolehan untuk setiap indikator
6. Analisis ketuntasan tes hasil belajar
Analisis ketuntasan tes hasil belajar peserta didik bertujuan
untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar peserta didik
yang diperoleh dari tiap siklus.
Peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 65
dinyatakan mengalami kesulitan belajar dan peserta didik
yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65
dinyatakan telah tuntas belajar.
Untuk mengukur ketuntasan belajar digunakan rumus :
%
(Purwoko, 2001:103)
Analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif
kualitatif dengan persentase. Metode deskriptif dengan persentase
dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas peserta didik dan guru selama
pembelajaran dilakukan dengan lembar observasi. Data aktivitas diperoleh
berdasar sikap yang sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaran.
Data nilai aktivitas peserta didik dan guru dari setiap siklus akan dianalisis.
3.3.3 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
PenelitianinimerupakanPenelitianTindakanKelas (Classroom
Action Researsch) yang
25
(2006:30) PTK dilaksanakanmelalui proses pengkajianberdaurterdiridari 4
tahapyakniperencanaan, tindakan, observasi, danmerefleksi.
Menurut Hopkins,(dalamAqib, 2006:30)
sikluspenelitiandapatdilihatpadabaganberikutini:
Gambar 3.1 Spiral Tindakan Kelas(Hopkins dalam Aqib, 2006:31) Perencanaan
Observasi
Pelaksanaan
Perencanaan Ulang Refleksi
Refleksi Observasi
Pelaksanaan
Identifikasi Masalah
dan seterusnya SIKLUS I
Adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut :
SIKLUS I
Tahap perencanaan (planning), mencakup:
1. Menganalisis Silabuskelas V semester
ganjilStandarKompetensimenggunakanpengukuranwaktu, sudut,
jarakdankecepatandalampemecahanmasalah.
Pertemuanpertamakompetensidasarmenuliskantandawaktudenganmenggun
akannotasi 12 jam dan 24 jam,
pertemuankeduakompetensidasarmelakukanoperasihitungsatuanwaktu.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tipe STAD,
pertemuanpertamakompetensidasarmenuliskantandawaktudenganmenggun
akannotasi 12 jam dan 24 jam,
pertemuankeduakompetensidasarmelakukanoperasihitungsatuanwaktu.
3. Menyiapkan media pembelajaran berupa jam dinding.
4. Menyiapkan
instrumentugaskelompoktertulisberupalembarkerjatentangtandawaktudano
perasihitungsatuanwaktu.
5. Menyusun kelompok belajar peserta
didiksecaraheterogenberdasarkantingkatkinerja, jeniskelamindansuku.
6. Menyiapkan instrument aktivitasbelajarpesertadidik, instrument
penilaiankinerja guru danlembarevaluasibelajarpesertadidik.
27
Tahap Tindakan (action), mencakup:
1. Guru melakukanapersepsidanmenjelaskanmateri yang akandipelajari.
2. Guru
membentukkelompokdiskusisecaraheterogenberdasarkantingkatkinerja,
jeniskelamindansuku.
3. Pesertadidikdudukdalamkelompok, guru
membagikanlembarkerjakelompokdanmenjelaskancaramengerjakansertam
emberikanbataswaktupengerjaan.
4. Guru melakukan pengamatandanmemberikanpenjelasanjikaadakelompok
yang menemuikesulitan.
5. Masing-masingkelompokmempresentasikanhasildiskusi
6. Guru danpesertadidikmembuatkesimpulan.
Tahap Mengamati (observation), mencakup:
1. MelakukanpengamatanterhadappenerapanpembelajarantipeSTAD yang
dilakukan guru kelas V menggunakan instrument penilaiankinerja guru
danpesertadidikmenggunakanlembaraktivitasbelajar.
2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahansikappesertadidik yang terjadi saat
penerapan pembelajaran tipeSTAD.
Tahap Refleksi (reflection), mencakup:
1. Menganalisis temuan saat melakukan observasimengenaikinerja guru
2. Menganalisis temuanbaru, baikmengenaikekurangandankelebihansaat
menerapkan pembelajarantipe STADdan mempertimbangkan langkah
selanjutnya.
SIKLUS II
Tahap perencanaan (planning), mencakup:
1. Menganalisis Silabuskelas V semester
ganjilStandarKompetensimenggunakanpengukuranwaktu, sudut,
jarakdankecepatandalampemecahanmasalah.
Pertemuanpertamakompetensidasarmelakukanpengukuransudutmateripoko
kmenentukandanmenaksirbesarsudut,
pertemuankeduakompetensidasarmelakukanpengukuransudutmateripokok
menggambardanmengukurbesarsudutdenganbusurderajat.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tipe STAD,
pertemuanpertamakompetensidasarmelakukanpengukuransudutmateripoko
kmenentukandanmenaksirbesarsudut,
pertemuankeduakompetensidasarmelakukanpengukuransudutmateripokok
menggambardanmengukurbesarsudutdenganbusurderajat.
3. Menyiapkan media pembelajaran berupa jam dindingdanbusurderajat.
4. Menyiapkan instrumen
tugaskelompoktertulisberupalembarkerjatentangmenentukanbesarsudutsert
amenggambardanmengukurbesarsudutdenganbusurderajat.
5. Menyusun kelompok belajar peserta
29
6. Menyiapkan instrument aktivitasbelajarpesertadidik, instrument
penilaiankinerja guru danlembarevaluasibelajarpesertadidik.
7. Berkoordinasidengankepalasekolahdanrekansejawat.
Tahap Tindakan (action), mencakup:
1. Guru melakukanapersepsidanmenjelaskanmateri yang akandipelajari.
2. Guru
membentukkelompokdiskusisecaraheterogenberdasarkantingkatkinerja,
jeniskelamindansuku.
3. Pesertadidikdudukdalamkelompok, guru
membagikanlembarkerjakelompokdanmenjelaskancaramengerjakansertam
emberikanbataswaktupengerjaan.
4. Guru melakukan pengamatandanmemberikanpenjelasanjikaadakelompok
yang menemuikesulitan.
5. Masing-masingkelompokmempresentasikanhasildiskusi
6. Guru danpesertadidikmembuatkesimpulan.
Tahap Mengamati (observation), mencakup:
1. MelakukanpengamatanterhadappenerapanpembelajarantipeSTAD
yangdilakukan guru kelas V menggunakan instrument penilaiankinerja
guru danpesertadidikmenggunakanlembaraktivitasbelajar.
2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahansikappesertadidik yang terjadi saat
penerapan pembelajaran tipeSTAD.
1. Menganalisis temuan saat melakukan observasimengenaikinerja guru
danaktivitasbelajarpesertadidik.
2. Menganalisis temuanbaru, baikmengenaikekurangandankelebihansaat
menerapkan pembelajarantipe STADdan mempertimbangkan langkah
selanjutnya.
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil yang diharapkan
adalah agar (1) peserta didik memiliki kemampuan dan kreatifitas serta
selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran Matematika, (2) guru
memiliki kemampuan merancang dan menerapkan pembelajaran
tipeSTADpada mata pelajaran Matematika dan (3) terjadi peningkatan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika
1.4 Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dengan penerapan tipeSTAD dikatakan berhasil
apabila:
a. Adapun indikator aktivitaspesertadidik mengacu pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Data DeskriptifKualitatif
No Presentase Kategori
1 0 – 25 KurangAktif
2 26 – 50 Cukup Aktif
3 51 – 75 Aktif
31
b. Hasil belajar kognitif 85 persen dari keseluruhan peserta didik
memperoleh nilai ≥ 65berdasarkan KKM yang ditentukan oleh guru
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan refleksi pada pembelajaran
Matematika dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan pembelajaran tipeSTAD dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta
didik dalam pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan
nilai rata-rata aktivitas belajar peserta didik siklus I mencapai 54,73 persen
kategori aktif, meningkat di siklus II menjadi 76,31 persen kategori sangat aktif.
2. Penggunaan pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik dalam pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Sukamenanti Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan
hasil belajar peserta didik yang mencapai KKM (tuntas) sebesar 30,95 persen pada
siklus I, dan siklus II meningkat tajam menjadi 88,69 persen.
5.2 Saran
Dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan berikutnya dan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, maka peneliti
mengajukan saran sebagai berikut :
1. Penggunaan pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu alternatif yang layak
58
2. Penggunaan pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu alternatif yang layak
dikembangkan untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar Matematika,
disesuaikan dengan kurikulum 2013.
3. Guru hendaknya terus menggali potensi peserta didik guna meningkatkan hasil
belajar Matematika sehingga nantinya dapat langsung diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Guru dan peserta didik hendaknya memaksimalkan persiapan sebelum melaksanakan
pembelajaran tipe STAD agar pada saat pelaksanaan berjalan sesuai teori yang akan
dipelajari.
5. Kepala sekolah diharapkan dapat menyarankan kepada dewan guru untuk
memanfaatkan media untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata
DAFTAR PUSTAKA
Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Dorektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Isjoni. 2011. cooperative learning. Bandung : Alfabeta
Lapono, Nabisi, dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Rineka Cipta.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : PT. Rajagrafindo Persada
Rusyana, dkk. 2009. Prinsip Pembelajaran Efektif. Jakarta : Trans Mandiri
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
TAHUN PELAJARAN : 2013 -2014 Nama Sekolah : SD N 2 Sukamenanti
Mata Pelajaran : MATEMATIKA 5 Kelas/Program : V o Menaksir hasil operasi
Standar
Standar
satuan waktu o Menyelesaikan
masalah yang
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD NEGERI 2 SUKAMENANTI
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/Program : V Semester : Ganjil Alokasi Waktu : 8 x 35 menit
Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan
Uraian Materi Pengalaman Belajar
Indikator Pencapaian
o Menjelaskan macam-macam satuan waktu
o Mengadakan diskusi untuk menentukan tanda waktu dengan notasi 12 jam
o Mengadakan diskusi untuk menentukan tanda waktu dengan notasi 24 jam
o Menyimpulkan hasil
pembelajaran
o Menjelaskan cara melakukan operasi hitung satuan waktu
o Mengadakan diskusi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan
Uraian Materi Pengalaman Belajar
Indikator Pencapaian
dinding tiap jarak dua angka yaitu 360 : 12 = 30
o Menaksir besar sudut dengan mengingat
o Mempelajari contoh Hlm.
o Mempelajari langkah-NIP. 19560515 197703 2 003
B. Lampung, 2013 Guru Kelas
Lampiran siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah :SD N 2 SUKAMENANTI
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi :
2. Menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar :
2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu
C. Indikator
Melalui Students Teams Achiement Division
A.Melakukanoperasihitungsatuanwaktu
B. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan arahan dari guru diharapkan pesertadidikdapat:
Melakukanoperasihitungsatuanwaktu
Menyelesaikanmasalah yang berkaitandenganwaktu
E. Materi Ajar
Pengukuran (Waktu, sudut, Luas, Volume dan Satuannya)
F. Metode Pembelajaran
Pertemuan I Kegiatanawal
- Memeriksa kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas
- Memberi penjelasan tentang manfaat materi terhadap pembelajaran selanjutnya
- Apresepsi/ Motivasi
- Membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok
KegiatanInti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan metode STAD
Menjelaskan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat,
mendiskusikan jenis-jenis sudut
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas intuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
Mendiskusikan cara mencari besar sudut satuan pada jam dengan menggunakan
miniatur jam yang telah dibuat sampai diperoleh kesimpulan setelah itu peserta
didik diuji kemampuannya mengerjakan soal-soal pada buku paket.
Peserta didik diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Memberikan motivasi kepada peserta didik dapat mengecek hasil tugas
KegiatanPenutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah disampaikan,
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Siswa mencatat hasil kesimpulan
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk mengetahui daya
ingat dan sebagai penguat
Guru memberikan pujian kepada seluruh peserta didik yang mendapat nilai
sempurna atau belum sempurna
Pertemuan II Kegiatanawal
- Memeriksa kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas
- Sebagai apersepsi mengingat kembali materi yang telah dilalui tentang waktu
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan metode STAD
Menjelaskan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat,
mendiskusikan jenis-jenis sudut
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pengukuran waktu
Masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang peserta didik yang menjelaskan
jawaban kelompoknya, guru menjadi moderator dalam memfasilitasi diskusi kelas
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas intuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
Memberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir dalam menyelesaikan
masalah dan bertindak tanpa rasa takut juga berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan
dan rasa percaya diri peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab secara lisan tentang hal-hal yang belum diketahui peserta
didikdengan memberi umpan balik positif dan isyarat
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum mendapat nilai
memuaskan dan kurang berpartisipasi aktif dalam kelompoknya
KegiatanPenutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil presentasi
Siswa mencatat hasil kesimpulan
Guru memberikan pujian kepada seluruh peserta didik yang mendapat nilai
sempurna atau belum sempurna
Memberi refleksi mengenai materi yang telah disampaikan dengan memberikan
pertanyaan lisan kepada peserta didik
H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Silabus
BukuPenunjangMatematikauntukSekolahDasarKelas5 . karangan Indriyastuti.
1) Bentuk instrumen
Soal-soal evaluasi tes tertulis dalam bentuk isian
2) Teknik penilaian
Aktivitas masing-masing peserta didik dalam kelompok dengan penerapan metode
STAD
Mengetahui,
KepalaSekolah
Hj. Maisaroh, S.Pd
NIP. 19560515 197703 2 005
Bandar Lampung.Sept 2013
Guru Kelas
LKS Siklus 1 Pertemuan 1
a. Diskusikan soal-soal di bawah ini dengan anggota kelompok masing-masing
b.Tulislah hasil diskusi kelompok pada lembar yang telah disediakan
c. Presentasikan hasil diskusi kelompok
d.Berilah tanggapan hasil presentasi kelompok lain.
Ayo kamu gambarkan jarum jam untuk waktu-waktu berikut
1. Pukul 04.00
2. Pukul 06.00
3. Pukul 12.30
4. Pukul 16.40
5. Pukul 21.45
6. Ayah pulang kerja pukul 17.00 atau sama dengan pukul ... sore
7. Bibi berkunjung pukul 19.00 atau sama dengan pukul....
8. Ibu pulang dari mengajar pukul 14.25 atau disebut juga pukul....
9. Teman-teman selesai belajar kelompok pukul 16.15 atau sama dengan pukul....
a. Diskusikan soal-soal di bawah ini dengan anggota kelompok masing-masing
b.Tulislah hasil diskusi kelompok pada lembar yang telah disediakan
c. Presentasikan hasil diskusi kelompok
d.Berilah tanggapan hasil presentasi kelompok lain.
1. Sehari ada 7 jam pelajaran. Untuk hari Jumat hanya ada 5 jam pelajaran lamanya 40
menit. Berapa menitkah lamanya belajar sekolah dalam seminggu? Berapajam itu?
2. Di sekolah setiap jam pelajaran lamanya 35 menit. Setiap hari istirahat 2 kali dan untuk
hari jumat hanya sekali istirahat. Satu kali istirahat hanya 15 menit.
a. Berapa menitkah lamanya istirahat dalam seminggu? Berapa jam itu?
b. Berapa menitkah lamanya berada di sekolah dalam seminggu? Berapa jam itu?
3. Sebuah bus berangkat dari kota A menuju kota B pukul 07.20. Perjalanan dari Kota A ke
PENILAIAN HASIL BELAJAR SIKLUS 1
1. Dalam rangka tujuh belasan, diadakan perlombaan menyanyi tingkat anak-anak. Lomba
dimulai pukul 20.00 sampai dengan pukul 21.45. berapa lama perlombaan berlangsung?
2. Siaran langsung ditelevisi berlangsung selama 2 jam mulai pukul 12.30. pukul berapa acara
tersebut akan selesai?
3. Yeni tiba di rumah Ani pukul 10.15. rencananya Yeni pulang pukul 14.15. berapa lama
Yeni di rumah Ani?
4. Pak Sanjaya bekerja di kantor selama 8 jam. Jika Pak Sanjaya pulang kantor pukul 16.00,
jam berapa Pak Sanjaya masuk kerja?
5. Kamu belajar di sekolah selama 6 jam 30 menit. Jika bela masuk sekolah berbunyi pukul
07.00, pukul berapa bel pulang berbunyi?
6. 4 jam 2 menit 30 detik
6 jam 10 menit 25 detik +
...
7. 11 jam 11 menit 45 detik
10 jam 11 menit 10 detik +
...
8. 4 jam 21 menit 15 detik
11 jam 44 menit 15 detik +
...
9. 15 jam 49 menit 37 detik
6 jam 29 menit 59 detik -
...
10. 18 jam 31 menit 2 detik
1. 21.45 – 20.00 = 01.45
Perlombaan berlangsung selama 1 jam 45 menit.
2. 12.30 + 2 jam = 14.30
Acara tersebut selesai pukul 14.30
3. 14.15 – 10.15 = 2
Yeni berada di rumah Ani selama 2 jam
4. 16.00 – 8 jam = 8 jam
Pak Sanjaya masuk kerja pukul 08.00
5. 07.00 + 06.30 = 13.30
Bel pulang berbunyi pukul 13.30
6. 10 jam 12 menit 55 detik
7. 21 jam 22 menit 55 detik
8. 16 jam 5 menit 30 detik
9. 9 jam 19 menit 8 detik
Lampiran siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah :SD N 2 SUKAMENANTI
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi :
2. Menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar :
2.3 Melakukan pengukuran sudut
C. Indikator
Melalui Students Teams Achiement Division
A.Menentukan besar sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam
B. Menentukan besar sudut dengan menggunakan alat ( busur derajat), dan menaksir
besar suatu sudut
C.Menggambar sudut siku-siku, lancip dan tumpul dengan busur derajat
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan arahan dari guru diharapkan pesertadidikdapat:
Menentukan besar sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam
Menentukan besar sudut dengan menggunakan alat ( busur derajat), dan menaksir
besar suatu sudut
Pengukuran (Waktu, sudut, Luas, Volume dan Satuannya)
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, Tanya Jawab, demonstrasi
G. Langkah-langkah Pembelajaran : Pertemuan I
Kegiatanawal
- Memeriksa kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas
- Apresepsi/ Motivasi
- Membahas masalah sudut jam, Apa saja yang terdapat pada jam seperti jarum
jam, jarum menit, jarum detik dll.
- Membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok
KegiatanInti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan metode STAD
Menentukan besar sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas intuk memunculkan
Mendiskusikan cara menentukan tanda waktu pada jam dengan menggunakan
miniatur jam yang telah dibuat sampai diperoleh kesimpulan setelah itu peserta
didik diuji kemampuannya mengerjakan soal-soal pada buku paket.
Peserta didik diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal
latihan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Memberikan motivasi kepada peserta didik dapat mengecek hasil tugas
KegiatanPenutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah disampaikan,
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Siswa mencatat hasil kesimpulan
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk mengetahui daya
ingat dan sebagai penguat
Guru memberikan pujian kepada seluruh peserta didik yang mendapat nilai
sempurna atau belum sempurna
Pertemuan II Kegiatan awal
- Memeriksa kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan kepada peserta didik maksud serta langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan metode STAD
Menjelaskan cara melakukan operasi hitung yang melibatkan satuan waktu
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pengukuran waktu
Masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang peserta didik yang menjelaskan
jawaban kelompoknya, guru menjadi moderator dalam memfasilitasi diskusi kelas
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas intuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
Memberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir dalam menyelesaikan
masalah dan bertindak tanpa rasa takut juga berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan
dan rasa percaya diri peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab secara lisan tentang hal-hal yang belum diketahui peserta
didikdengan memberi umpan balik positif dan isyarat
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum mendapat nilai
memuaskan dan kurang berpartisipasi aktif dalam kelompoknya
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil presentasi
Siswa mencatat hasil kesimpulan
Guru memberikan pujian kepada seluruh peserta didik yang mendapat nilai
sempurna atau belum sempurna
Memberi refleksi mengenai materi yang telah disampaikan dengan memberikan
pertanyaan lisan kepada peserta didik
H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Silabus
Buku Penunjang Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 5 . karangan Indriyastuti.
1) Bentuk instrumen
Soal-soal evaluasi tes tertulis dalam bentuk isian
2) Teknik penilaian
Aktivitas masing-masing peserta didik dalam kelompok dengan penerapan metode
STAD
Mengetahui,
KepalaSekolah
Hj. Maisaroh, S.Pd
NIP. 19560515 197703 2 005
Bandar Lampung.Sept 2013
Guru Kelas
LKS Siklus 2 Pertemuan 1
a. Diskusikan soal-soal di bawah ini dengan anggota kelompok masing-masing
b.Tulislah hasil diskusi kelompok pada lembar yang telah disediakan
c. Presentasikan hasil diskusi kelompok
d.Berilah tanggapan hasil presentasi kelompok lain.
1. Sudutterkecil yang dibentukolehpukul 14.30 adalah……
2. Sudutterkecil yang dibentukolehpukul 09.20 adalah……
3. Besarnyasudut yang dibentukolehpukul 07.40 adalah ……
4. Besarnyasudut yang dibentukolehpukul 23.00 adalah…..
5. Jika jarum panjang menunjuk angka 12 dan jarum pendek menunjuk angka 4, besar
sudut yang dibentuk adalah ……
6. Besar sudut gambar di bawah ini adalah...
7. Besar sudut gambar di bawah ini adalah...
8. Pukul berapa gambar di bawah ini....
Besarnya sudut adalah....
10. Pukul berapa gambar di bawah ini...
KUNCI JAWABAN PENILAIAN BELAJAR SIKLUS II 1. 15°
2. 300°
3. 105°
4. 30°
5. 120°
6. 30° Lancip
7. 60° Lancip
8. 90° Siku-siku
9. 120° Tumpul
Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I
Materi Pokok : Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu Siklus/Pertemuan : I/1
Hari/Tanggal : Rabu, 18 September 2013
No Nama Siswa Indikator Total Kategori
1 2 3 4 5 Aktif Pasif
Keterangan indikator: B. Lamp, 18 Sept 2013 1) Mengajukan pertanyaan Observer 2) Menjawab pertanyaan
3) Mengemukakan pendapat Saimah, S. Pd 4) Mendiskusikan masalah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I
Materi Pokok : Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu Siklus/Pertemuan : I/2
Hari/Tanggal : Kamis, 19 September 2013
No Nama Siswa Indikator Total Kategori
1 2 3 4 5 Aktif Pasif
Keterangan indikator: B. Lamp, 19 Sept 2013 1) Mengajukan pertanyaan Observer 2) Menjawab pertanyaan
3) Mengemukakan pendapat Saimah, S. Pd 4) Mendiskusikan masalah
Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I
Materi Pokok : Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu Siklus/Pertemuan : II/1
Hari/Tanggal : Senin, 23 September 2013
No Nama Siswa Indikator Total Kategori
1 2 3 4 5 Aktif Pasif
Keterangan indikator: B. Lamp, 23 Sept 2013 1) Mengajukan pertanyaan Observer 2) Menjawab pertanyaan
3) Mengemukakan pendapat Saimah, S. Pd 4) Mendiskusikan masalah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I
Materi Pokok : Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu Siklus/Pertemuan : II/2
Hari/Tanggal : Kamis, 26 September 2013
No Nama Siswa Indikator Total Kategori
1 2 3 4 5 Aktif Pasif
Keterangan indikator: B. Lamp, 26 Sept 2013 1) Mengajukan pertanyaan Observer 2) Menjawab pertanyaan
3) Mengemukakan pendapat Saimah, S. Pd 4) Mendiskusikan masalah
Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I
No Nama Siswa Nilai
1 Ajeng S 50
2 Akbar B 40
3 Apriani L 50
4 Aqila K 70
5 Batsyah 50
6 Dea Angelica 70
7 Diani Juli 70
8 Dimas Aji 30
9 Dita Oktiani 80
10 Faturahman 70
11 Jazuli 50
12 M. Adi 60
13 M. Rizki 70
14 Nur Okta 60
15 Selawati 60
16 Seli Retno 40
17 Seliwati 50
18 Sheila Fadya 60
19 Viar Rahma 50
Jumlah dan Nilai Rata-rata Kelas 1080
56,84
Bandar Lampung, September 2013 Observer
LEMBAR EVALUASI SISWA SIKLUS II
Nama Sekolah : SDN 2 Sukamenanti Kelas/Semester : V/I
Jumlah dan Nilai Rata-rata Kelas 1530
80,53
Bandar Lampung, September 2013 Observer
FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG
1. NAMA GURU : SUPRATIWI WIDYA LURENTHA
2. KELAS / SEMESTER : V/1
3. MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
4. SIKLUS/ PERTEMUAN : I/1
5. TANGGAL : Rabu, 18 September 2013
NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR
1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda) 80
2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik ) 80
3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan
alokasi waktu ) 75
4. Pemilihan sumber / media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi dan
karakteristik peserta didik ) 85
5. Kejelasan skenario pembelajaran ( langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal,
inti dan penutup ) 80
6. Kerincian skenario pembelajaran ( setiap langkah tercermin strategi / metode ) 75
7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 80
8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 85
SKOR TOTAL 640
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU
1. Mempersiapkan peserta didik untuk belajar 80
2. Melakukan kegiatan apersepsi 75
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan Materi Pelajaran
3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 80
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 80
5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik peserta didik
75
B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
80
7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 80
8. Menguasai kelas 85
9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual 85
10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif 80
C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media pembelajaran
12. Menggunakan media secara efektif dan efisien. 80
13. Menghasilkan pesan yang menarik 80
14. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatkan media 80
D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Peserta didik
15. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran 80
16. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik dalam belajar 85
E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama proses 85
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 85
F. Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 80
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
85
III. PENUTUP
21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik
80
22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas 85
SKOR TOTAL 1780
Keterangan :
Nilai 76 s.d. 100 = Sangat Baik Nilai 66 s.d. 75 = Baik
Nilai 56 s.d. 65 = Kurang Baik Nilai 50 s.d. 55 = Tidak Baik Nilai 10 s.d. 49 = Sangat kurang
Bandar Lampung, September 2013
Observer
SAIMAH, S. Pd