• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ABSTRAK

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN

BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh Eka Puspita Sari

Kebiasaan belajar dalam proses pembelajaran Geografi sangat penting yaitu merupakan komponen dalam proses pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari diri siswa seperti membuat jadwal pelajaran, membaca buku, membuat catatan, mengulangi pelajaran, dan mengerjakan tugas dengan diterapkan kelima kebiasaan siswa tersebut prestasi siswa akan baik tapi sebaliknya jika tidak di terapkan prestasi siswa rendah. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang memiliki prestasi yang masih rendah dalam belajar.

(4)

tahun pelajaran 2012-2013. Hal ini dikarenakan besarnya nilai yang diperoleh yaitu sebesar 0,425 berada antara 0,25–0,50, sehingga tingkat keeratan hubungan dikatakan cukup kuat.

(5)
(6)
(7)
(8)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. PengertianBelajar ... 11

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar ... 13

3. Pembelajaran Geografi ... 18

4. Prestasi belajar ... 19

5. Kebiasaan belajar ... 20

6. Hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 27

(9)

1. Angket ... 34

G. Laporan Hasil Uji Persyaratan Analisis Data... 41

1. Uji Normalitas ... 41

H. Pengujian Hipotesis ... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Tempat Penelitian ... 44

1. Lokasi Penelitian ... 44

2. Sejarah Berdirinya MAN Banding Agung Oku Selatan ... 45

3. Visi dan Misi MAN Banding Agung ... 45

4. Keadaan Gedung MAN Banding Agung Oku Selatan ... 46

5. Keadaan Guru dan Staf MAN Banding Agung Oku Selatan ... 49

6. Keadaan Siswa MAN Banding Agung Oku Selatan ... 50

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 50

1. Keadaan Responden Berdasarkan Prestasi Belajar .... 51

2. Gambaran Jawaban Responden Tentang Kebiasaan Belajar Siswa ... 53

C. Laporan Hasil Uji Persyaratan Instrumen ………... 54

1. Validitas ………. 54

2. Reliabilitas ………. 55

D. Pengujian Hipotesis ... 57

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyrakat dan kebudayaan. Pendidikan bagi kehidupan umat mausia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

Pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoretikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Jadi dari uraian diatas tentang pengertian pendidikan dapat kita kemukakan bahwa pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani dan jasmani panca indera serta keterampilan).

(11)

pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behafior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kengiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuaan. Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri, siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadinya berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.

(12)

mungkin dapat berbuat lebih sekadar dari menghafal. Ia mampu menyusun fakta-fakta menjadi pemikiran yang lebih teratur atau bisa juga dikatakan bahwa aktivitas belajar menghasilkan hal yang berbeda bagi tiap-tiap individu.

Pada proses belajar, berhasil tidaknya atau tingkat keberhasilan belajar ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana subyek didik melakukan aktivitas belajar atau cara belajar siswa (subyek didik) akan mempengaruhi perolehan hasil belajarnya. Hamalik (1980:6) mengemukakan, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila subyek didik memiliki (1) kesadaran atau tanggung jawab belajar (2) cara belajar yang baik dan efisien (3) syarat-syarat yang diperlukan. Jadi cara belajar merupakan masalah yang penting dalam proses pendidikan.

(13)

keberhasilan belajar, sebab dalam proses belajar sasaran utamanya adalah siswa tersebut sebagai subyek belajar.

Ilmu tidak hanya dapat diperoleh dari lembaga pendidikan tapi dapat juga diperoleh dimana saja kita berada apalagi didukung dengan canggihnya tekhnologi pada zaman sekarang yang bisa mempermudah seseorang untuk mengakses berbagai informasi dan pengetahuan. Jadi prestasi seseorang tidak semata-mata didapat dibangku sekolah dengan berkebiasaan belajar yang baik belum tentu prestasi belajar siswa itu akan baik juga. Di zaman sekarang kita banyak melihat seseorang yang tidak mengenyam bangku pendidikan tapi bisa juga mendapat kan prestasi walaupun hanya melihat dan membaca media masa seperti dengan menonton tv, membaca koran, bertukar fikiran sama teman dan mengakses internet sehingga wawasan, keterampilan, dan pengetahuan mereka akan lebih luas.

(14)

berarti kegiatan belajar yang sudah dilakukan benar tidak perlu dipersoalkan lagi, memang pendapat tersebut ada benarnya. Suatu bidang pengetahuan akan lebih mudah dipelajari seseorang, tetapi bagi yang lain tidak mudah. Seorang siswa mungkin dapat berbuat lebih sekadar dari menghafal. Ia mampu menyusun fakta-fakta menjadi pemikiran yang lebih teratur atau bisa juga dikatakan bahwa aktivitas belajar menghasilkan hal yang berbeda bagi tiap-tiap individu.

(15)

Tabel 1. Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Tiap Kelas X Semester Genap

Sumber : Data Nilai kelas X Guru Mata Pelajaran Geografi

Dari Tabel 1 diatas, dari 90 siswa terlihat hanya 45 (50 %) siswa mendapat nilai Tinggi dan sisanya 45 (50%) siswa masih banyak yang rendah. Terlihat bahwa prestasi belajar siswa kelas X MAN Banding Agung belum merata ini dilihat dari nilai harian siswa dengan standar ketuntasan minimum 70 (KKM).

(16)

menggunakan sumber yang terbatas, sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Adapun faktor yang menentukan prestasi belajar siswa adalah kebiasaan belajar, kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa yang bersifat teratur dan otomatis. Kebiasaan belajar bukan lah bawaan sejak lahir melainkan kebiasaan itu dapat di bentuk oleh siswa sendiri serta lingkungan pendukungnya. Suatu tuntutan atau tekad serta cita-cita yang ingin dicapai dapat mendorong seseorang untuk membiasakan dirinya melakukan sesuatu agar apa yang diinginkannya tercapai dengan baik. Kebiasaan belajar yang baik akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sebaliknya kebiasaan belajar yang tidak baik cenderung menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi rendah. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya belajar yang kurang baik. Kebiasaan tersebut antara lain (1) belajar pada akhir semester (2) belajar tidak teratur (3) menyia-nyiakan kesempatan belajar (4) bersekolah hanya untuk bergengsi. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan disekolah yang ada dikota besar, kota kecil, dan dipelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Untuk itu, maka kebiasaan belajar yang baik sangat diperlukan karna akan memberikan hasil yang baik.

Pentingnya kebiasaan belajar yang baik ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slameto (2003:82) yaitu “Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara tersebut akan menjadi

(17)

Kebiasaan belajar dapat diartikan juga sebagai cara atau tehnik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kengiatan. (Djaali, 2008:128).

Prestasi belajar akan meningkat apabila siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik, dengan adanya kebiasaan belajar yang baik maka siswa akan mendapatkan nilai yang baik pula sehingga memungkinkan semakin baik juga prestasi belajarnya.

Berdasarkan latar belakang diatas alasan saya untuk mengambil judul ini untuk mengetahui apakah ada hubungan kebiasaan belajar dan prestasi belajar terhadap prestasi belajar geografi di sekolah ini selain untuk memudahkan saya untuk melakukan penelitian oleh sebab itu saya tertarik untuk mengambil judul tentang kebiasaan belajar dengan prestasi belajar karna menurut informasi dari guru mata pelajaran geografi bahwa kebiasaan belajar siswa kurang baik sehingga berdampak pada prestasi siswa yang rendah, maka penulis mengambil judul:

“Korelasi Antara Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa

Kelas X MAN Banding Agung Oku Selatan Tahun Pelajaran 2012-2013”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat di identifikasikan permasalahannya di MAN Banding Agung adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Prestasi belajar geografi siswa kelas X tahun pelajaran 2012-2013 di MAN Banding Agung Oku Selatan.

(18)

catatan pelajaran geografi serta mengulang pelajaran dan kebiasaan siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal mandiri dalam upaya meningkatkan prestasi belajar geografi siswa.

C.Rumusan Masalah

Adakah korelasi yang positif antara kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar geografi siswa?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui korelasi kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar geografi kelas X di MAN Banding Agung.

E.Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

pendidikan berkaitan dengan hubungan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar geografi.

2. Untuk membantu memperbaiki kebiasaan belajar siswa

(19)

4. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Kenguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah kebiasaan belajar, dan prestasi belajar siswa.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester genap MAN Banding Agung Oku Selatan.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah MAN Banding Agung Oku Selatan Ruang lingkup waktu penelitian pada tahun pelajaran 2012-2013.

4. Ruang lingkup ilmu: pembelajaran Geografi yaitu ilmu pendidikan khususnya pada mata pelajaran Geografi.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar

Sekarang ini sekolah merupakan wadah yang paling cocok untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang paling efisien. Guru atau sekolah tidak mungkin

„menyuapi‟ para murid dengan begitu melimpahnya informasi serta kesimpulan

yang ada dan yang akan masih bermunculan dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

(21)

Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam individu banyak sekali sifat maupun jenisnya.

Oleh karena itu tidak semua perubahan dalam diri individu dikatakan perubahan dalam arti belajar. Ciri-ciri tertentu dari suatu perubahan tingkah laku menurut Djamarah, Syaiful Bahri (2008:15-16)

a. Perubahan terjadi secara sadar

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

e. Perubahan dalam belajar bertujuan terarah perubahan mencakup seluruh aspek

tingkah laku”.

Proses belajar mengajar harus mempunyai tujuan yang jelas untuk memberikan arah dan menuntun siswa dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2003:28)

”Tujuan belajar ada tiga jenis, yaitu :

a. Untuk mendapatkan pengetahuan. b. Penanaman konsep keterampilan baru. c. Pembentukan sikap.

(22)

sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.

Secara khusus dalam proses belajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator, dan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti: a. Kecerdasan dan bakat khusus

b. Prestasi sejak permulaan sekolah

c. Perkembangan jasmani dan kesehatannya d. Kecendrungan emosi dan krakternya e. Sikap dan minat belajar

f. Cita-cita

g. Kebiasaan belajar dan bekerja

h. Hobi dan penggunaan waktu senggang i. Hubungan sosial disekolah dan dirumah j. Latar belakang keluarga

k. Lingkungan tempat tinggal

l. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masalah Belajar

(23)

Bukan hanya faktor pendukung belajar yang harus diperhatikan tetapi juga masalah yang menghambat proses belajar itu sendiri, disini pengertian masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan

dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.

1. Masalah-masalah internal belajar

Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat belajar dengan baik. Terdapat beberapa faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Faktor-faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

a. Sikap terhadap belajar

(24)

dari pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan membawa kepada sikap yang salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap siswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakana belajar. Sikap yang salah akan membawa siswa merasa tidak peduli dengan belajar lagi. Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif. Tentunya hal ini akan sangat menghambat proses belajar. Sikap siswa terhadap belajar akan menentukan proses belajar itu sendiri. Ketika siswa sudah tidak peduli terhadap belajar maka upaya pembelajaran yang dilakaukan akan sia-sia. Maka siswa sebaiknya mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap belajar.

b. Motivasi belajar

(25)

itu, bagaimana seorang guru mampu membuat siswanya merasa membutuhkan ilmu.

c. Konsentrasi

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru perlu melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan memperhatikan waktu belajar serta selingan istirahat. Perlu diperhatikan oleh guru ketika memulai proses belajar ialah sebaiknya seorang guru tidak langsung melakukan pembelajaran namun seorang guru harus memusatkan perhatian siswanya sehingga siap untuk melakukan pembelajaran. Sebab ketika awal masuk kelas perhatian siswa masih terpecah-pecah dengana berbagai masalah. Sehingga sangat perlu untuk melakukan pemusatan perhatian dengan berbagai strategi.

d. Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menrima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar merupakan nilai nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan aktif selama proses belajar.

2. Faktor-faktor ekstern belajar

(26)

lingkungan siswa. Dengan kata lain aktifitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan factor eksternal belajar. Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa factor eksternal yang berpengaruh pada aktifias belajar. Faktor-fsktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:

a. Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.

b. Keluarga

Lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam pendidikan anak, misalnya keadaan rumah dan ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada dan suasana rumah apakah tenang atau banyak kegaduhan dan yang sangat penting suasana lingkungan sekitar rumah.

c. Masyarakat

(27)

memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan perkembangan belajar siswa.

3. Pembelajaran Geografi

Pembelajaran Geografi di sekolah sangat diperlukan selain untuk menambah ilmu belajar Geografi juga dapat menambah wawasan kita karna belajar Geografi bukan hanya sekedar teori tetapi banyak terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Adapun pengertian Geografi itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer (muka bumi) dengan sudut pandang kelingkungan, ekologis, dan kewilayahan dalam konteks keruangan (IGI). Belajar geografi hendaknya siswa bisa lebih aktif dan mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh guru ini sangat penting karna dengan belajar geografi yang baik otomatis siswa akan menambah prestasi yang baik juga. Pembelajaran geografi hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahanya. Dengan kata lain, pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan disekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing (Nursid Sumaatmaja, 2001:12).

4. Prestasi belajar

(28)

belajar berakhir, akan dapat dilihat tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Prestasi belajar ini merupakan wujud dari proses belajar yang dilakukan di sekolah. Prestasi belajar diungkapkan dengan nilai yang dapat diperoleh siswa selama mengikuti proses belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu

Prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “Prestasi” yang berarti

“Hasil Usaha”. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Sedangkan prestasi belajar mata pelajaran geografi adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran geografi setelah seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah. Hasil belajar yang telah dicapai para siswa akan nampak pada bentuk nilai nyata yang diperoleh melalui suatu penilaian yang telah distandarisasikan baik dalam bentuk huruf maupun angka.

Menurut S. Nasution (1996:17) Prestasi belajar adalah “kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif,dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan berprestasi kurang memuaskan jika seseorang belum

mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”.

(29)

kemampuanya / usahanya dalam belajar. Prestasi seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat mmperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Adapun dikatakan dengan prestasi belajar yang baik adalah yang sudah mencapai kreteria penilaiaan sebesar 70 yang mengacu pada Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM).

5. Kebiasaan Belajar

Kebiasaan sebagai suatu tingkah laku yang sudah terpola akan mempengaruhi tindakan dalam belajar dan prestasi yang dicapainya. Kebiasaan belajar yang baik, cenderung akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula, karena terdapat persesuaian antara apa yang lakukan siswa dengan pola tingkah laku yang dituntut oleh proses belajar. Sedangkan kebiasaan belajar yang kurang baik dapat menghambat tindakan dalam belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi yang kurang baik pula.

Matsuroh.2000.TeoriKebiasaanBelajar.hhtp://repository.upi.edu/operator/upload/ s_ptm_994745_chapter2.pdf diakses pada 3 februari 20013 pukul 10.30.

Menurut Sumadi Suryabrata (1984:63)” Kebiasaan belajar adalah suatu perbuatan

(30)

memperoleh pengetahuan atau ketrampilan mengenai suatu pekerjaan yang dapat dicapai melalui proses berpikir atau dengan cara melakukan praktek.

Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat optimis. Kebiasaan belajar merupakan hal yang penting dalam menentukan efektif tidaknya usaha belajar yang dilakukan.

Kebiasaan belajar bukan bakat alamiah atau bawaan dari lahir. Setiap orang dapat membentuk sendiri kebiasaan itu. Kebiasaan belajar yang baik timbul didalam diri kita jika kita berniat melakukannya. Tentunya geografi itu harus dilaksanakan dalam perbuatan yang berulang-ulang setiap hari sehingga menjadi suatu kebiasaan. Agar seseorang dapat belajar dengan baik, dia harus mengetahui metode, teknik, kemahiran atau cara-cara belajar yang efisien. Kemudian pengetahuan itu dipraktekkan setiap hari sampai menjadi kebiasaan dalam belajar. http://M. Asrori Ardiansyah, M.Pd.asrori.com/2011/5/03/pengertian kebiasaan

belajar/ diakses tanggal 20 Maret 2012 pukul 19.15.

Kebiasaan belajar dapat diartikan juga sebagai cara atau tehnik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kengiatan. (Djaali, 2008:128)

(31)

1. Kebiasaan membuat perencanaan jadwal belajar dan pelaksanaanya menurut Slameto (2003:83 ), agar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlu lah seorang siswa mempunyai jadwal belajar dirumah ataupun diperpustakaan yang dilaksanakan secara teratur. Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik menurut Slameto (2003:82) sebagai berikut:

a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga, dan lain-lain.

b. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.

c. Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.

d. Menyelidiki waktu-waktu yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik. Sesudah waktu itu diketahui, kemudian dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam belajar lain.

e. Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.

Supaya berhasil dalam belajar, Jadwal yang sudah dibuat haruslah dilaksanakan secara teratur, disiplin, efisien. Dengan demikian perencanaan jadwal merupakan hal yang termasuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

(32)

hasil belajar yang baik tiap siswa harus teratur membaca buku pelajaran setiap hari.

Agar siswa dapat membaca dengan efisien perlu memiliki kebiasaan yang baik menurut The Liang Gie (1984:85) adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membaca, artinya memperhatikan kesehatan membaca dan memberi tanda-tanda pada buku pelajaran.

b. Mengerti betul isi buku yang dibacanya.

c. Sehabis membaca dapat mengingat sebagian besar dari pokok-pokok apa yang dibacanya.

d. Dapat membaca dengan cepat.

Lebih lanjut The Liang Gie mengatakan bahwa ada hubungan yang pasti dan penting antara kesanggupan membaca dengan angka hasil ujian para siswa di sekolah. Siswa yang sanggup secara efisien dan teratur buku-buku yang diwajibkan biasanya memperoleh angka yang baik dan akhirnya sukses dalam studinya.

(33)

Lebih lanjut The Liang Gie (1984:79) mengemukakan:

“Catatan yang baik merupakan catatan yang telah dimengerti oleh otak,

diorganisir dalam kepala dan kemudian dituliskan dalam buku catatannya, sedangkan catatan yang berupa semua perkataan guru diambil dengan tulisan tidaklah dianjurkan. Catatan yang demikian tidak terlampau banyak manfaatnya, bahkan catatan tersebut akan menimbulkan kebiasaan buruk pada

seorang siswa yaitu mencatat semua perkataan dengan tidak dipikir lagi”.

Berdasarkan pendapat diatas bahwa dengan membuat catatan yang rapi dan teratur dengan tulisan yang jelas akan membantu sekali untuk memudahkan belajar dan mendapatkan meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Kebiasaan mengulangi materi pelajaran, menurut Slameto (2003:85). Mengulangi bahan pelajaran besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan akan tertanam dalam diri seseorang, seperti halnya pisau yang selalu diasah dia akan tajam, mengulang dapat secara langsung sesudah membaca tetapi juga mempelajarinya kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Agar dapat mengulang pelajaran dengan baik maka perlulah waktu untuk mengulang dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya.

5. Kebiasaan mengerjakan tugas, menurut Slameto (2003: 85). Suatu bentuk untuk mengasah kemampuan siswa dengan mengerjakan tugas baik dalam bentuk ulangan atau pengerjaaan rumah, perlulah mengerjakan tugas secara teratur gunanya untuk menguji ingatan dan pemahaman mereka mengenai materi yang sudah dipelajari.

(34)

mempersulit peserta didik untuk memahami pelajaranya dan menghambat kemajuan studi serta menghambat kesuksesan studi disekolah.

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan individu yang menghasilkan perubahan melalui pembentukan kebiasaan. Didalam belajar, respon atau tanggapan siswa akan timbul karena adanya stimulus atau dorongan yang berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Pentingnya kebiasaan yang baik dalam belajar dapat mengaktifkan siswa dalam kengiatan belajarnya sehingga keberhasilan dalam belajar dapat diperolah siswa.

(35)

pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

Kebiasaan belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Kebiasaan belajar dapat berfungsi sebagai suatu pencapaian prestasi belajar geografi. Setiap orang mempunyai kebiasaan untuk belajar, baik itu kebiasaan membuat jadwal pembelajaran, membaca buku pelajaran, membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, dan mengerjakan tugas. Siswa akan mendapat prestasi yang baik jika belajar dengan sunguh-sungguh dan memiliki kebiasaan belajar yang baik. Usaha yang tekun dan didasari adanya kebiasaan yang baik menyebabkan seseorang dapat prestasi belajar yang baik.

Kebiasaan belajar adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang buruk, kebiasaan belajar yang baik akan membantu peserta didik untuk menguasai pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta didik untuk memahami pelajaranya dan menghambat kemajuan studi serta menghambat kesuksesan studi disekolah. Oleh sebab itu, kebiasaan belajar geografi yang kurang baik akan mempengaruhi prestasi siswa tersebut.

B.Penelitian yang Relevan

(36)

2. Burhanuddin (2010) mengkaji mengenai “Hubungan Antara Minat, Kebiasaan dan Sarana Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Matematika Ekonomi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2007 Reguler FKIP Unila Semester Ganjil Tahun 2008-2009”. Yang menyatakan bahwa ada hubungan antara minat, kebiasaan dan sarana belajar dengan prestasi belajar.

C.Kerangka Pikir

Kebiasaan sebagai suatu tingkah laku yang sudah terpola akan mempengaruhi tindakan dalam belajar dan prestasi yang dicapainya. Kebiasaan belajar yang baik, cenderung akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula, karena terdapat persesuaian antara apa yang lakukan siswa dengan pola tingkah laku yang dituntut oleh proses belajar. Sedangkan kebiasaan belajar yang kurang baik dapat menghambat tindakan dalam belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi yang kurang baik pula.

Matsroh.2000.TeoriKebiasaanBelajar.hhtp://repository.upi.edu/operator/upload/s _ptm_994745_chapter2.pdf diakses pada 3 februari 20013 pukul 10.30.

(37)

yang baik pula. Berdasarkan uraian diatas diduga terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X MAN Banding Agung Oku Selatan.

Dengan demikian, keterkaitan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar dapat dirumuskan dalam kerangka pikir sebagai berikut:

esi

D.Hipotesis

Menurut Sarwono, Jonathan (2009: 25) hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kumpulan yang bersifat sementara apabila telah terbukti dan teruji kebenaranya, sehubungan dengan permasalahan yang diajukan yaitu sebagai berikut:

Ha : Ada korelasi antara kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas X MAN Banding Agung Tahun Pelajaran 2012-2013. Ho: Tidak ada korelasi antara kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas X MAN Banding Agung Tahun Pelajaran 2012-2013.

Kebiasaan Belajar

(X)

(38)

III. METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian yang digunakan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:270). Metode korelasional adalah suatu alat statistik, yang digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini. Metode korelasi ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan ex post facto merupakan suatu penelitian yang dilakukan atas peristiwa yang telah terjadi untuk menemukan pengaruh atau hubungan variabel tertentu dengan variabel lainnya, tanpa adanya manipulasi langsung terhadap variabel independen.

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

(39)

Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas X Semester Genap MAN Banding Agung Tahun Pelajaran 2012-2013

Sumber data: Guru Mata Pelajaran Geografi

2. Sampel

Dalam menentukan besarnya sampel penelitian ini, penulis berpegang pada

pendapat Suharsimi Arikunto (2006:107) yang menyatakan bahwa “jika subyek

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dan jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10-15% atau

20-25% ataupun lebih”. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional

random sampling yaitu pengambilan sampel dengan memperhatikan jumlah populasi tiap-tiap kelas yang dilakukan secara acak (random) untuk menentukan jumlah sampel tiap-tiap kelas. Adapun cara pengambilan sampel melalui undian dengan menulis nama-nama responden pada kertas kecil, kemudian digulung dan dimasukkan kedalam kotak atau gelas dan diundi nama yang keluar diambil sebagai responden untuk sampel tiap-tiap kelas dan dilakukan pengundian lagi untuk mendapatkan nama responden yang lain sampai sampelnya terpenuhi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 50% dari jumlah masing-masing kelas.

No. Kelas Jumlah

1 X 1 30

2 X 2 30

3 X 3 30

(40)

Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian No Kelas Populasi Sampel

1 X 1 30 30 x 50% = 15

2 X 2 30 30 x 50% = 15

3 X 3 30 30 x 50% = 15

Jumlah 90 45

Sumber: Data Statistik Sekolah dan hasil Perhitungan

C.Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:39) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar siswa 2. Variabel Terikat (Y)

(41)

D.Definisi Operasional Variabel a. Kebiasaan Belajar

1. Definisi Konseptual

Kebiasaan belajar adalah cara-cara atau teknik-teknik yang menetap yang dilakukan siswa pada waktu dia menerima pelajaran dari guru.

2. Definisi Operasional

Kebiasan belajar ini tidak muncul sendirinya melainkan di kondisikan dan dibentuk melalui berbagai kengiatan baik melalui pengalaman, latihan dan belajar yang dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan, dalam suasana pembelajaran. Melalui pengukuran indikator, perencanaan jadwal belajar dan pelaksanaanya, membaca buku pelajaran, pembuatan catatan, mengulangi materi pelajaran, mengerjakan tugas.

3. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur dari penjabaran kebiasaan belajar siswa berbentuk angket, konsep angket yang digunakan untuk variabel kebiasaan belajar berbentuk pertanyaan dan skor.

(42)
(43)

b. Prestasi Belajar 1. Definisi Konseptual

Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas geografi dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.

2. Definisi Operasional

Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang dalam belajar geografi sebagai hasil dari melakukan atau usaha dari kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya. Untuk mengukur prestasi belajar ini nilai diambil dari nilai ulangan harian siswa materi tentang bumi dan perkembangannya.

3.Kisi-kisi Soal Tes Prestasi

Kisi-kisi soal untuk uji coba tes prestasi tentang penjabaran tentang bumi dan perkembangannya siswa berbentuk soal, konsep soal yang digunakan untuk materi tentang bumi dan perkembangannya berbentuk pertanyaan dan skor.

(44)

16-20

E.Tekhnik Pengumpulan Data 1. Angket

Menurut Sugiyono (2009 : 199) mengemukakan bahwa “angket merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Angket dilakukan

untuk mengumpulkan data mengenai kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar Geografi siswa, secara langsung dari responden melalui beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang akan diajukan sudah disediakan jawabannya atau bersifat tertutup. Responden diberi angket sebanyak 20 pertanyaan tentang kebiasaan belajar, data yang digunakan bersakala ordinal dengan skor apabila siswa menjawab ya, selalu diberi skor 5, sering diberi skor 4, kadang-kadang diberi skor 3, jarang diberi skor 2, dan tidak tentu diberi skor 1.

2. Teknik Tes

(45)

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Test yang digunakan adalah test prestasi, yaitu test untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Nilai test yang digunakan yaitu nilai ulangan harian siswa kelas X semester genap di MAN Banding Agung tahun pelajaran 2012-2013.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan, Sugiyono, (2009:158). Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi dan jumlah siswa. Teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang latar belakang berdirinya sekolah, keadaan sekolah, keadaan guru, keadaan siswa dan nilai mata pelajaran Geografi pada kelas X semester genap tahun pelajaran 2012-2013 di MAN Banding Agung.

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2006:136)

(46)

rxy = rxy= ∑ ∑ ∑

Dengan kriteria uji apabila r hitung > r tabel maka alat ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid. (Suharsimi Arikunto, 2006:170).

Hasil Perhitungan uji validitas seluruh item berjumlah 10 item untuk variabel kebiasaan belajar (X).

Tabel 4. Hasil Uji Coba Validitas Angket KebiasaanBelajar Siswa Kelas X MAN Banding AgungTahun Pelajaran 2012-2013

Sumber: Data Primer dan Penghitungan menggunakan SPSS 16

(47)

r penghitungan yang diperoleh lebih kecil dari r tabel, sedangkan item-item yang lain menunjukkkan kevalidan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Spearmen Brown sebagai berikut:

=

Keterangan:

= reliabilitas internal seluruh instrument

= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua Sugiyono, 2009:185)

Kriteria pengujian reliabilitas, apabila dengan taraf signifikan 0,05 maka angket sebagai alat ukur tersebut memenuhi syarat reliabel dan sebaliknya jika maka angket sebagai alat ukur tidak reliabel.

(48)

3. Revisi Instrumen Angket

Setelah dianalisis hasil uji coba instrumen ternyata terdapat tiga butir (item) angket yang tidak valid yaitu pada variabel kebiasaan belajar siswa (X) terdapat pada item nomor 8, 9 dan 10. Hal ini dikarenakan penghitungan lebih kecil dari , oleh karena itu perlu untuk mengadakan revisi sehingga item pertanyaan menjadi valid dan dapat memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang baik.

Perbaikan tersebut adalah:

8. Apakah anda sering mengulang materi pelajaran geografi dengan kelompok belajar anda?

Apakah anda membiasakandiri berdiskusi dengan teman kelompok anda mengenai materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru dan megulangnya kembali dirumah?

9. Apakah tugas yang diberikan oleh guru selalu anda kerjakan dengan baik a. Ya, selalu

b. Sering

(49)

d. Jarang e. Tidak tentu Menjadi

Apakah anda membiasakan diri mengerjakan tugas geografi yang diberikan oleh guru dengan sebaik- baiknya?

10. Apakah anda menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) tampa mencontek pekerjaan teman?

(50)

dengan 1,0 indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat kesukaran suatu soal menggunakan rumus sebagai berikut:

P

=

Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Banyaknya siswa menjawab soal itu dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Jika soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Jika soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah mudah

5. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

G.Laporan Hasil Uji Persyaratan Analisis Data

Uji Normalitas

(51)

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS 16.

Kriteria pengujian: membandingkan harga < dengan dk=k-1 dan a = 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal dan sebaliknya jika

> maka variabel tersebut berdistribusi tidak normal.

Uji normalitas dengan menggunakan bantuan paket program SPSS 16, salah satunya menggunakan metode 1 – Sampel Kolmogorov Smirnov. Penetapan keputusan normal atau tidaknya suatu data diambil setelah membandingkan taraf

signifikansi yang ditetapkan (α) dengan taraf signifikansi yang diperoleh (p).

Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan SPSS 16 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Penelitian Tahun 2013 No Variabel Harga p Harga α Keterangan

1 KebiasaanBelajar 0,314 0,05 Berdistribusi Normal 3 Prestasi Belajar 0,343 0,05 Berdistribusi Normal Sumber: Data Primer dan Penghitungan menggunakan SPSS 16

Dari hasil penghitungan hasil uji normalitas tentang kebiasaan belajar dengan prestasi belajar diatas berdistribusi normal hal ini karna harga X hitung < tabel

dengan α 0,05 .

H.Penguji Hipotesis

(52)

= 1-

Keterangan :

rs = Nilai Korelasi Spearman Rank d2 = Selisih setiap pasangan rank

n = Jumlah pasangan rank untuk Spearman (5 < n < 30)

Setelah melalui pengujian hipotesis dan hasilnya signifikan, (Ho ditolak), maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan Kriteria sebagai berikut, yaitu :

>0 : tidak ada korelasi antara kedua variabel >0 - 0,25 : Korelasi sangat lemah

(53)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ada hubungan positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas X MAN Banding Agung Oku Selatan tahun pelajaran 2012-2013. Hal ini dikarenakan besarnya nilai yang diperoleh yaitu sebesar 0,425 berada antara 0,25 – 0,50, sehingga tingkat keeratan hubungan dikatakan cukup kuat.

Dengan demikian, semakin tinggi kebiasaan belajar siswa maka akan cenderung semakin tingginya prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya semakin rendah kebiasaan belajar siswa maka akan cenderung semakin rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa.

B. Saran

(54)

1. Bagi Sekolah

Agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekolah perlu menciptakan kebiasaan belajar yang baik dan teratur dan suatu yang nyaman sehingga siswa akan merasa senang dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Menyediakan sarana dan prasarana seperti fasilitas Internet dan perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku pelajaran sehingga siswa dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan sekolah dan dapat menunjang siswa dalam belajar hal ini akan meningkatkan kebiasaan belajar siswa sehingga siswa lebih siap dalam belajar dan dapat meningkatkan juga pengetahuan mereka.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru memberikan arahan kepada siswa agar dapat menerapkan kebiasaan belajar yang baik, baik itu dirumah maupun disekolah. Untuk meningkatkan prestasi belajar Geografi siswa, yang perlu dilakukan oleh guru adalah menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga siswa dapat menumbuhkan dan memupuk kebiasaan belajar dalam diri siswa sehingga siswa lebih giat lagi dalam belajar.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya membiasakan dan menerapkan kebiasaan belajar yang baik seperti:

a. Kebiasaan dalam pembuatan jadwal pelajaran b. Kebiasaan dalam membaca buku pelajaran geografi c. Kebiasaan dalam membuat catatan pelajaran geografi d. Kebiasaan dalam mengulang materi pelajaran

(55)
(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Burhanuddin. 2010. Hubungan Antara Minat, Kebiasaan dan Sarana Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Matematika Ekonomi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2007 Reguler FKIP Unila Semester Ganjil Tahun 2008-2009. Skripsi. Universitas Lampung: Bandar Lampung .

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta: Jakarta . Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Gie, The Liang . 1984. Cara Belajar yang Efisien. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara: Jakarta. http://M. Asrori Ardiansyah, M.Pd.asrori.com/2011/5/03/pengertian kebiasaan

belajar/ diakses tanggal 20 Maret 2012 pukul 19.15.

Matsuroh.2000.TeoriKebiasaanBelajar.hhtp://repository.upi.edu/operator/upload/ s_ptm_994745_chapter2.pdf diakses pada 3 februari 20013 pukul 10.30.

Nasution, S. 1996. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bina Aksara : Jakarta.

Universitas Lampung. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Samadi. 2007. Bahan Ajar Geografi . Yudistira : Jakarta.

Suryabrata, Sumadi .1984. Psikologi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta: Jakarta.

(57)

Menggunakan SPSS16. C.V Andi: Yogyakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Gambar

Tabel 1. Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Tiap Kelas X Semester Genap
Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas X Semester Genap MAN Banding Agung
Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian
Tabel 4. Hasil Uji Coba Validitas Angket KebiasaanBelajar  Siswa Kelas X                MAN Banding AgungTahun Pelajaran 2012-2013
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan jadwal mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri I Wonosari Kabupaten Klaten yang dilakukan setiap memasuki tahun ajaran baru mengalami beberapa

Upaya Mengatasi Kasus Anak Yang Tantrum Dengan Metode Time Out Di Taman Kanak-Kanak1. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu) Dokumen

In addition to teaching general MIS concepts, we included activities for students such as hands-on practice with common IT tools and technologies, integrated case studies,

Rata-rata pertumbuhan impor Peru terhadap lima produk ekspor prospektif Indonesia pada periode tahun 2009-2013 cukup baik sehingga dapat menjadi peluang pangsa

Aturan yang di dalamnya berisikan norma yang berpangkal pada asas hukumlah yang kemudian memiliki predikat sebagai hukum, sehingga di dalamnya dimuat adanya

From the explanations, it could be summed up that to encounter the time consuming problem in providing written feedback, the EED of UMY’s teachers applied two strategies which