• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Ajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Ajaran "

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

TALENTA NAULI HARIANJA

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada kelas VII SMP Negeri 7 Bandarlampung dengan menggunakan model Group Investigation. Desain penelitian ini adalah pretes-posttes kelompok non equivalen. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan VII D yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dari nilai tes awaldan tes akhir, serta lembar observasi aktivitas siswa, yang dihitung selisihnya sehingga diperoleh N-gain. Analisis data menggunakan uji-t dan uji Mann Whitney-U pada taraf kepercayan 95% dengan menggunakan program SPSS 17.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas

(3)

ii

belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi (pertemuan I = 78,83% dan pertemuan II = 83,30%) dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (pertemuan I = 62,39% dan pertemuan II = 64,32%). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(4)
(5)
(6)
(7)

ix

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

B. Aktivitas Belajar... 18

C. Hasil Belajar ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Desain Penelitian ... 25

D. Prosedur penelitian ... 26

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 36

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

1. Hasil Belajar ... 42

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 46

3. Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... 49

(8)

x

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 62

2. Data Hasil Penelitian ... 122

3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 139

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sengaja dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Pendidikan juga membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala macam tantangan dan hambatan yang ada. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

(10)

kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat terutama bagi anak didik), dan wadah proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik/ lebih maju). Pendidikan dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Depdiknas, 2003).

Pendidikan sebagai proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal baik kognitif,afektif maupun psikomotorik. Salah satu masalah pengajaran di sekolah-sekolah adalah banyaknya siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah.

(11)

Hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi biologi di SMP N 7 Bandarlampung bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif memang terkadang sudah berjalan, namun model pembelajaran kooperatif yang dipakai hanya berfokus pada hasil belajar saja seperti kognitif, belum memperhatikan tujuan utama dari pembelajaran kooperatif, yakni kerjasama dan tanggung jawab. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru belum memperhatikan kerjasama dan tanggung jawab yang seharusnya tidak boleh dikesampingkan, karena model pembelajaran kooperatif didesain dengan tujuan menumbuhkan kemampuan sosial dalam diri siswa dan salah satunya adalah kemampuan bekerjasama dalam kelompoknya. Sedangkan untuk hasil belajar, sekitar 30% (96 siswa) dari 319 total siswa kelas VII SMP N 7 Bandarlampung tahun ajaran 2011/2012 pada materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan masih belum bisa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68. Maka dari itu, aktivitas belajar siswa perlu

ditingkatkan guna memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik.

(12)

mengembangkan kemampuan sosial dan hubungan interpersonal diantara siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan diadakan penelitian mengenai “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VII SMP N 7 Bandarlampung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GIterhadap aktivitas belajar siswa SMP Negeri 7 Bandarlampung pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI

2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap hasil belajar siswa SMP Negeri 7 Bandarlampung pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan

(13)

dan kerusakan lingkungan di SMP N 7 Bandarlampung tahun ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe GI pada materi pokok

pencemaran dan kerusakan lingkungan di SMP N 7 Bandarlampung tahun ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe GI.

2. Bagi guru, memberikan informasi mengenai model pembelajaran

kooperatif tipe GI, sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar.

3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, dan mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar dapat meningkat. 4. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha

(14)

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang akan dibahas, maka batasan masalah yang diberikan yaitu:

1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif dengan guru dan siswa bekerja sama membangun pembelajaran. Proses dalam perencanaan bersama didasarkan pada

pengalaman masing-masing siswa, kapasitas, dan kebutuhan. Siswa aktif berpartisipasi dalam semua aspek, membuat keputusan untuk menetapkan arah tujuan yang mereka kerjakan. Dalam hal ini kelompok merupakan wahana sosial yang tepat untuk proses ini. Perencanaan kelompok merupakan salah satu metode untuk menjamin keterlibatan siswa secara maksimal.

2. Materi pokok yang diteliti adalah pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan Kompetensi Dasar: Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

3. Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang ditentukan dari lembar observasi aktivitas belajar siswa yang terdiri kemampuan kemampuan mengemukakan pendapat atau ide, melakukan kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok, menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan. 4. Hasil belajar adalah hasil dari penilaian pretes dan postes

(15)

F. Kerangka Pikir

Proses belajar pada dasarnya tidak hanya menekankan pada aspek

pengetahuan dan pemahaman, tetapi aspek aplikasi, analisis, sintesis, bahkan tahap evaluasi juga harus ditekankan. Sehingga siswa dapat mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk melatih kemampuan berpikir rasional siswa agar siswa dapat memahami konsep secara mendalam dari pengalaman yang diperoleh selama pembelajaran.

Didalam kurikulum pendidikan biologi adalah salah satu cabang ilmu yang wajib di pelajari siswa. Untuk mempermudah agar siswa tersebut dapat menangkap dan mengerti kemudian akhirnya dapat memahami materi pembelajaran biologi tersebut dipelukan cara atau proses serta alat bantu yang dapat mewujudkan hal tersebut sehingga setelah siswa mengerti, memahami maka tentunya dengan adanya evaluasi maka yang diharapkan adalah peningkatan hasil belaraj siswa.

Pada model pembelajaran model kooperatif tipe GI ini siswa tidak

(16)

mereka serta menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru. Guru juga berperan dalam mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri maupun hasil kerja kelompoknya. Dalam hal ini investigasi dilaksanakan secara berkelompok sehingga model

pembelajaran kooperatif tipe GI memberikan kemungkinan bagi siswa untuk berbagi pengalaman belajar. Dengan model pembelajaran model

pembelajaran kooperatif tipe GI di harapkan maka hasil pembelajaran siswa pada materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan tersebut dapat

meningkat.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah penggunan model pembelajaran kooperatif tipe GI, dan variabel terikat adalah aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.

Skema hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Keterangan : X = Variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran GI : Y1 = Variabel terikat yaitu aktivitas siswa : Y2 = Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa

X

Y1

(17)

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis statistik adalah sebagai berikut :

1. H0 = Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII pada materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan SMP N. 7 Bandarlampung.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Banyak guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan diskusi. Diskusi ini biasanya dibangun oleh kelompok-kelompok kecil yang dibentuk di dalam kelas. Namun tidak semua kerja kelompok dapat dapat disebut pembelajaran kooperatif. Karena menurut Lie (2002: 38-39), ada lima unsur yang membedakan antara kerja kelompok gotong royong dengan kerja kelompok biasa. Dan untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha tiap anggotanya. b. Tanggung jawab perseorangan

Setiap siswa akan merasa bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik.

c. Tatap muka.

(19)

d. Komunikasi antar anggota.

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok.

Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk evaluasi agar kerjasama selanjutnya lebih efektif.

Untuk memenuhi kelima unsur tersebut dibutuhkan proses yang melibatkan niat dan kiat (will and skill) para anggota kelompok. Para pembelajar harus mempunyai niat untuk bekerjasama dengan yang lainnya dalam kegiatan belajar Cooperative learning yang akan saling

menguntungkan. Selain niat, para pembelajar juga harus menguasai kiat-kiat berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas model Cooperative learning yakni pengelompokkan, semangat Cooperative learning, dan penataan ruang kelas.

(20)

terhadap diri mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang menganut paham konstruktivisme.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah siswa dapat belajar secara berkelompok dengan saling menghargai dalam mengemukakan ide, pendapat, gagasan dari peserta didik lainnya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif ini dibutuhkan kerjasama dan partisipasi dari setiap siswa dalam kelompok belajarnya sehingga model ini dapat meningkatkan cara belajar siswa, sikap tolong-menolong, dan perilaku sosial menjadi lebih baik. Sehingga dengan menggunakan pembelajaran kooperatif, peranan guru di dalam kelas akan berubah. Karena menurut teori konstruktivistis, tugas guru (pendidik) adalah memfasilitasi agar proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan pada tiap-tiap siswa terjadi secara optimal. Sebagai contoh, jika seorang siswa membuat suatu kesalahan dalam mengerjakan suatu soal, maka guru tidak langsung memberitahukan letak kesalahannya. Sebaiknya guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk menuntun siswa supaya pada akhirnya siswa menemukan sendiri letak kesalahan tersebut.

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

(21)

model pembelajaran dapat disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan dipelajari dan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari model tersebut. Jarolimek dan Parker (dalam Nurfarida, 2009: 19), menyatakan keunggulan yang diperoleh dari pembelajaran kooperatif adalah:

a. Saling ketergantungan yang positif.

b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. d. Suasana kelas rileks dan menyenangkan.

e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.

f. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Adapun kelemahan dari model pembelajaran ini adalah:

a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, sehingga lebih banyak memerlukan waktu, pikiran, dan tenaga.

b. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai agar proses pembelajaran berjalan lancar.

c. Selama diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan meluasnya topik permasalahan yang sedang dibahas, sehingga tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

(22)

3. Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

Pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe. Semua tipe

pembelajaran kooperatif sebenarnya memiliki dasar dan tujuan yang sama, namun bervariasi dalam hal sintaksnya. Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif adalah GI. Pembelajaran kooperatif tipe GI didasari oleh gagasan John Dewey tentang pendidikan, bahwa siswa akan memiliki pengalaman belajar yang berarti jika mereka diarahkan pada langkah-langkah penyelidikan ilmiah (Nurfarida, 2009: 13). Height (dalam Pramudya, 2010: 9) mengemukakan bahwa investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil.

(23)

Pada pembelajaran investigasi kelompok, guru dan siswa bekerja sama membangun pembelajaran. Proses dalam perencanaan bersama didasarkan pada pengalaman masing-masing siswa, kapasitas, dan kebutuhan. Siswa aktif berpartisipasi dalam semua aspek, membuat keputusan untuk menetapkan arah tujuan yang mereka kerjakan. Dalam hal ini kelompok merupakan wahana sosial yang tepat untuk proses ini. Perencanaan kelompok merupakan salah satu model untuk menjamin keterlibatan siswa secara maksimal.

Selain itu, terjadi perpaduan sosial dan kemahiran berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam menganalisis dan mensintesis. Oleh karena itu, investigasi kelompok tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau

mengabaikan dimensi afektif-sosial dalam pembelajaran kelas (Kadir, 2002: 67).

Dalam model ini terdapat 3 konsep utama, yaitu:

a. Penelitian (inquiry) yaitu proses perangsangan siswa dengan

menghidupkan suatu masalah. Dalam proses ini siswa merasa dirinya perlu memberikan reaksi terhadap masalah yang dianggap perlu untuk diselesaikan. Masalah ini didapat dari siswa sendiri atau diberikan oleh guru.

b. Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir namun diperoleh siswa melalui pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung.

(24)

sengaja dilihat atau dikaji bersama dengan berbagai ide dan pendapat serta saling tukar-menukar pengalaman dan saling berargumentasi.

Slavin (2008: 218-220) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif GI adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pengelompokan (Grouping)

Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini:

1. Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan,

2. Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki,

3. Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan. b. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang:

1. Apa yang mereka pelajari? 2. Bagaimana mereka belajar? 3. Siapa dan melakukan apa?

4. Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut? c. Tahap Penyelidikan (Investigation)

(25)

1. Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, 2. Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap

kegiatan kelompok,

3. Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide dan pendapat.

d. Tahap Pengorganisasian (Organizing)

Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut:

1. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya masing-masing.

2. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya.

3. Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.

e. Tahap Presentasi (Presenting)

Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1. Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian,

2. Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar,

(26)

f. Tahap Evaluasi (evaluating)

Pada tahap ini dilakukan evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:

1. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya,

2. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan,

3. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

Menurut Joyce, Weil dan Calhoun (dalam Pramudya, 2010) dalam model GI ini guru hanya berperan sebagai konselor, konsultan dan pemberi kritik yang bersahabat. Di dalam model ini seyogyanya guru membimbing dan mencerminkan kerja kelompok melalui tiga tahap:

a. Tahap pemecahan masalah b. Tahap pengelolaan kelas

c. Tahap pemaknaan secara perorangan

A. Aktivitas Belajar

(27)

Sardiman (2009:95). Sedangkan menurut Sanjaya (2009:123), belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan dalam aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 23-25) proses pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikimotor. Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut.

1. Peserta didik memiliki kesadaran( awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal ( driving force) ntuk belajar sejati.

2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. 3. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.

4. Menumbuhkembangkan skap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik.

(28)

6. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya.

Hamalik (2001: 172), menggolongkan aktivitas yang melibatkan fisik dan mental sebagai berikut:

a. Kegiatan visual, yang didalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

b. Kegiatan lisan (oral), seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

c. Kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

d. Kegiatan menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

e. Kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.

f. Kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi model, mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak.

g. Kegiatan mental seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan cara mengambil keputusan. h. Kegiatan emosional, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

(29)

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar dapat juga dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar serta merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal setelah menerima pelajaran. Menurut Sudjana (1991:22),hasil belaja memuat kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Menurut Sudjana (2005:22) dalam sitem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan isnstruksional, menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar

membaginya menjadi 3 ranah yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1. Ranah Kognitif

Berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana,2005:22). Enam aspek itu yaitu:

1) Pengetahuan, mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan di simpan dalam ingatan berupa fakta, kaidah dan prinsip serta metode yang diketahui;

2) Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna arti dari bahan yang dipelajari;

(30)

4) Analisis, mencakup kemampuan untuk menerima suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik;

5) Sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan pola baru, bagian-bagan dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta suatu bentuk baru;

6) Evaluasi, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama dengan

pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasarkan suatu criteria tertentu (Masidjo, 1995:93-94).

2. Ranah Afektif

Berkenan dengan ranah afektif, ada dua ha yang perlu dinilai, yaitu pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran , disiplin, motivasi belajar, menghargai gur dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

Ada 5 tingkatan dalam ranah afektif ini, yaitu;

1) Penerimaan,yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain;

(31)

3) Penilaian, berkenan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus;

4) Oganisasi, yakni pengembangan dari nilai kedalam suatu system organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang dimilikinya;

5) Internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua system nilai telah dimiliki seseorang,yag mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya (Sudjana, 2005; 29-30).

3. Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuanbertindak individu.

Tingkatan ranah psikomotorik adalah :

1) Persepsi, mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih berdasarkan pambedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan; 2) Kesiapan, mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam

keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan; 3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu

rangkaian gerak- gerik sesuai dengan contoh yang diberikan; 4) Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu

(32)

5) Gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efesien;

6) Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi

setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku;

7) Kreativitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri (Masidjo,1995: 96-97).

Selain hasil belajar faktor pendukung dari pembelajaran adalah

performance guru yang diukur untuk mengetahui keberhasilan guru dalam pembelajaran. Performance guru diukur dengan lembar observasi yang diamati pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Performance guru dalam menyampaikan materi didepan kelas juga merupakan faktor penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Tugas guru yang paling utama dalam pembelajaran adalah

(33)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP N 7 Bandarlampung pada bulan Mei 2013.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013. Adapun sampel dalam penelitian ini dipilih dengan mengunakan teknik cluster random sampling dan diperoleh siswa kelas VII A dan siswa kelas VII D. Kemudian kedua kelas sebagai kelas diacak dan

diperoleh kelas VII A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 38 siswa dan siswa kelas VII D sebagai kelas kontrol yang berjumlah 39 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes

kelompok tak ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi

(34)

Struktur desain penelitian ini sebagai berikut :

Kelompok Pre tes Perlakuan Pos tes

I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan :

I = Kelompok eksperimen II = Kelompok kontrol O1 = Pretes O2 = Postes

X = Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe GI

C = Pembelajaran dengan metode diskusi (dimodifikasi dari Hadjar, 1999: 335)

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen

A. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1.Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian. 1. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

2. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Mengambil data berupa nilai akademik siswa pada semester ganjil yang

(35)

4. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.

5. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal tes awal dan tes akhir untuk pertemuan pertama dan pertemuan terakhir.

6. Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen yang bersifat heterogen, baik dalam hal akademik, jenis kelamin, maupun etnis. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

7. Melakukan uji kuantitatif melalui uji validitas dan reliabilitas pada tiap butir soal yang akan digunakan pada tes awal dan tes akhir, dan uji kualitatif yang dilakukan oleh 1 orang dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) untuk kelas eksperimen dan tanpa model pembelajaran kooperatif tipe Group

(36)

a. Kelas Eksperimen (menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI)

1) Pendahuluan

a) Guru memberikan tes awal dengan uraian tentang materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

b) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran.

c) Guru menjelaskan tentang model model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa.

d) Guru memberikan motivasi: Pertemuan I: Memberikan motivasi dengan menjelaskan kepada siswa ” manfaat dari hutan kota bagi kehidupan, seperti sumber udara segar, ”. Pertemuan II:

““detergen dan bahan yang digunakan dalam rumah tangga lainnya memberikan manfaat bagi masyarakat, namun dalam penggunaannya dalah kehidupan sehari-hari harus kita batasi?” e) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajukan

pertanyaan: Pertemuan I: “Menurut kalian, Bolehkah kita melakukan penebangan hutan secara liar?”Pertemuan II: “Mengapa sungai di perkotaan airnya berubah warna, berbau

busuk dan penuh dengan sampah?

2) Kegiatan Inti

(37)

5-8 ; pada pertemuan II kelompok 1-4 mendapat LKk tentang pencemaran air, dan kelompok 5-8 tentang pencemaran tanah. b) Guru mengarahkan siswa agar tiap kelompok membuat hipotesis

dari permasalahan yang telah diajukan oleh guru.

c) Guru membimbing siswa dalam mencari informasi dengan kajian literatur dan artikel yang sudah ada.

d) Guru membimbing siswa untuk merencanakan dan menyiapkan hasil karya dalam bentuk laporan atau presentasi.

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. f) Guru memberikan penjelasan kepada siswa agar tidak terjadi

kesalahpemahaman siswa dalam pembelajaran.

g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi dari pelajaran yang telah mereka dapatkan.

3) Penutup

1. Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari pelajaran yang telah disampaikan.

(38)

b. Kelas Kontrol (menggunakan metode Direct Instruction)

1) Pendahuluan

a) Guru memberikan tes awal dengan uraian tentang materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

b) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pembelajaran, dan tujuan pembelajaran.

c) Guru memberikan motivasi: Pertemuan I: Memberikan motivasi dengan menjelaskan kepada siswa ” manfaat dari hutan kota bagi kehidupan, seperti sumber udara segar, ”. Pertemuan II: ““detergen dan bahan yang digunakan dalam rumah tangga lainnya

memberikan manfaat bagi masyarakat, namun dalam

penggunaannya dalah kehidupan sehari-hari harus kita batasi?” d) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajukan

pertanyaan: Pertemuan I: “Menurut kalian, Bolehkah kita

melakukan penebangan hutan secara liar?”Pertemuan II: “Mengapa sungai di perkotaan airnya berubah warna, berbau busuk dan penuh dengan sampah?

2) Kegiatan Inti

a) Guru memberikan penjelasan awal tentang materi yang harus dipelajari pada tiap pertemuannya.

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan LKK yang dibagikan kepada siswa.

(39)

d) Guru memberi penguatan dan membenarkan penjelasan siswa yang salah.

3) Penutup

a) Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari pelajaran yang telah disampaikan.

b)Guru mengadakan tes akhir (post test) pada pertemuan ke II materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data hasil belajar siswa pada materi pokok Plantae yang diperoleh dari nilai Pre-test dan Post-test dalam bentuk N-gain lalu dianalisis secara statistik.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe GI.

2. Teknik Pengambilan Data

(40)

Data hasil belajar berupa nilai pre-test dan post-test. Nilai pre-test diambil pada pertemuan pertama baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol, begitu juga dengan nilai post-test diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua. Bentuk soal yang diberikan adalah soal uraian.

Teknik penskoran nilai pre-test dan post-test, yaitu:

Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112). b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: A. mengemukakan pendapat/ ide, B. melakukan

(41)

Tabel 1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No Nama

Aspek Aktivitas Belajar Siswa

A B C D

A. Kemampuan Mengemukakan pendapat/ide: 1. Tidak mengemukakan pendapat/ide

2. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan B.Melakukan kegiatan diskusi:

1. Diam, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2. Melakukan diskusi, tetapi tidak sesuai dengan pembahasan 3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan pembahasan C.Bertukar informasi:

1. Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).

2. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan topik bahasan

3. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat sesuai dengan topik bahasan.

D.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara

(42)

3. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang penggunaan model

(43)

Tabel 2. Item pernyataan pada angket

No Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya lebih mudah mempelajari materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dengan penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2 Model pembelajaran yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan saya dalam menguasai materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

3 Saya dapat meningkatkan Hasil Belajar tentang materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan melalui model pembelajaran yang digunakan

4 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

5 Model pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelompok.

6 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

(44)

F. Teknik Analisis Data

1. Data Kuantitatif

Data penelitian berupa nilai pre-test, post-test, dan N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut ini adalah formula Hake (1999:1) yang digunakan untuk menghitung N-Gain.

Keterangan:

N-gain = nilai rata-rata Spost = skor postes

Spre = skor pretes

Smax = skor maksimum

Tabel 3. Kriteria N-gain N-gain Kriteria

g > 70 70 > g > 30

g < 30

Tinggi Sedang Rendah

Catatan: hake gain positif jika mengindikasikan peningkatan

pembelajaran siswa; Kemungkinan gain-max adalah 1 ; hake gain negatif terjadi jika nilai post-test lebih rendah daripada nilai pre-test;

sedangkan hake gain nol terjadi jika nilai postes sebanding dengan nilai pretes (Loranz, 2008:2).

Nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan

(45)

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data penguasaan materi dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal H1 = Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dan Marzuki, 2002: 118).

2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Fisher dengan menggunakan bantuan program SPSS 17. a. Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varian sama H1 = Kedua sampel mempunyai varian berbeda b. Kriteria uji

H0 diterima jika F hitung < F tabel, atau

H0 ditolak jika F hitung > F tabel (Pratisto, 2004:13).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17. a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

(46)

2. Kriteria uji

H0 diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel, atau

H0 ditolak jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel (Pratisto, 2004:13). b. Uji Perbedaan dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

2. Kriteria uji

H0 diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel, atau

H0 ditolak jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel (Pratisto, 2004:10).

c.Pengujian Hipotesis

Pengujian hiotesis dilakukan melalui program SPSS versi 17 dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika sampel berdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji t

2) Jika sampel tidak berdistribusi normalmaka pengujian hipotesis menggunakan uji Mann-Withney U

Uji Mann-Withney U: 1) Hipotesis

H0 = Rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda secara signifikan H1 = Rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan 2) Kriteria Pengujian

a) Terima H0 jika probabilitasnya > 0,05

(47)

2. Data Kualitatif

a. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah– langkah yang dilakukan untuk yaitu:

1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:

% 100 x n

xi

Keterangan

= persentase skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002:69) 2) Menafsirkan atau menentukan kriteria persentase Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 4.

Tabel 4. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

Sumber: dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:27)

b. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI

Interval (%) Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

(48)

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 7 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 11.

Tabel 5. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29).

2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat.

Tabel 6. Data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif tipe GI

(49)

Pertanyaan Angket

Jawaban (Siswa) 1 2 3 dst.

1 S

TS

2 S

TS

dst. S

TS

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 31).

4) Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

GI sesuai kriteria Ali (1992: 46) disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Kriteria persentase tanggapan siswa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI

No Rentang skor Interval Kriteria 1 16 – 23 76< % ≤ 100% Tinggi 2 8 – 15 51< % ≤ 75% Sedang 3 0 – 7 25< % ≤ 50% Rendah

(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas siswa pada aspek kemampuan mengemukakan pendapat/ide, melakukan kegiatan diskusi, bertukar informasi dan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.

B. Saran

1. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan model GI saat melakukan penelitian sebaiknya mengatur waktu dengan baik sehingga seluruh kegiatan yang telah direncanakan dalam RPP dapat terlaksana. 2. Dalam penerapan model GI,sebaiknya guru maupun peneliti lebih

(51)

tidak meluas dari sub topik materi yang telah ditentukan, sehingga waktu yang tersedia akan lebih efektif.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Jakarta Anonim. 2009. Belajar kelompok.

http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html (diakses 28 november 2011 : 10.20 PM)

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Bina aksara. Jakarta.

Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Dahniar, N. 2009. Science Project sebagai Salah Satu Alternatif dalam Meningkatkan Ketrampilan Proses Sains Siswa di SMP. Dalam

http://jurnaljpi.files.wordpress.com200909vol-2-no-1-nani-dahniar.pdf(03 November 2011:09:30)

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hadjar, I. 1999. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kwantitatif dalam

Pendidikan. Raja Grasindo. Jakarta.

Hake, R. R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 pada Selasa, 18 Oktober 2011 4.42 a.m.

(53)

Lie, A. 2002. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/ar chives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf.

Marma, E. 2012. Penerapan model pembelajaran group investigation(gi) terhadap keterampilan proses sains siswa pada Sub materi pokok pencemaran dan Pelestarian lingkungan(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X di SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012) ). Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA

Martono, N. 2010. Statistik Sosial: Teori dan Aplikasi Program SPSS. Gava Media. Jogjakarta.

Nurfarida, E. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Penguasaan Konsep Fluida Statis. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Pramudya, G. 2010. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Kooperatif tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan perubahan dengan SPSS 12. Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

(54)

Sardiman, A. S. 2009. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Prenada Media Grup. Jakarta.

Slavin, R.E. 2010. Cooperatif Learning (teori, riset, dan praktik).Nusa Media: bandung

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. Tarsito. Bandung. Sudjana. 2005. Metoda statistika. Tarsito: Bandung

Sukardi. 2003. Metodologi penelitian pendidikan. Jogjakarta:Bumi aksara Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

(55)

SILABUS (Kelas eksperimen)

Nama Sekolah : SMP N 7 Bandarlampung Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas : VII

Semester : Genap

Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan antar ekosistem

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/Bahan Ajar

Nilai Karakter

7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

 Penebangan hutan  Pencemaran udara  Pencemaran air  Pencemaran tnah

 Siswa

mengidentifikasi topik pada materi pembelajaran.

 Siswa

merencanakan tugas yang akan mereka pelajari pada topik-topik pada materi pembelajaran.

 Siswa melakukan investigasi terhadap subtopik yang menjadi bagiannya.  Siswa

mempresentasikan hasil diskusi dan

 Menjelaskan dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.  Menjelaskan

pengaruh

pencemaran air dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

(56)

mengambil kesimpulan

 Menjelaskan pengaruh

pencemaran tanah dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

Bandarlampung, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Sunarsih, S.Pd Talenta Nauli Harianja

NIP. NIP. 196208081986022002 NPM. 0613024047

Mengetahui,

Kepala SMPN 7 Bandarlampung

Nurmaini,S.Pd. NIP. 19600524 198303 2 004

(57)

SILABUS (Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : SMP N 7 Bandarlampung Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas : VII

Semester : Genap

Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan antar ekosistem

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/Bahan Ajar

Nilai Karakter

7.5 Mengaplikasikan peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

 Penebangan hutan  Pencemaran udara  Pencemaran air  Pencemaran tanah

 Mendiskusi dan mencari informasi dengan melakukan kajian literatur tentang kerusakan hutan dan upaya untuk menaggulangi.

 Mendiskusikan dan mencari informasi dengan kajian literatur tentang pencemaran udara dan upaya untuk menaggulangi pencemaran tersebut.  Mendiskusikan dan

mencari informasi dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.  Menjelaskan

pengaruh

pencemaran air dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

(58)

pencemaran air dan upaya untuk menaggulangi pencemaran tersebut.  Mendiskusikan dan

mencari informasi dengan kajian literatur tentang pencemaran tanah dan upaya untuk menaggulangi pencemaran tersebut.

 Menjelaskan pengaruh

pencemaran tanah dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

Bandarlampung, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Sunarsih, S.Pd Talenta Nauli Harianja

NIP. NIP. 196208081986022002 NPM. 0613024047

Mengetahui,

Kepala SMPN 7 Bandarlampung

Nurmaini,S.Pd. NIP. 19600524 198303 2 004

(59)

Pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 7 Bandar Lampung Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : VII/ 2 Pertemuan ke- : 1 (satu) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan

lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

Karakter siswa yang diharapkan :

 Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,

Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.

I. Indikator Pencapaian Kompetensi  Menjelaskan kegunaan/ fungsi hutan.

 Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan dan pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan serta upaya mengatasinya

 Menjelaskan pengaruh pencemaran udara dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

II. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan diskusi dengan model GI, maka siswa dapat :

 Menjelaskan kegunaan/ fungsi hutan.

 Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan dan pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan

 Menjelaskan hal-hal apa yang dapat dilakukan manusia untuk menjaga keawetan hutan

(60)

 Menjelaskan sumber-sumber pencemar udara

 Menjelaskan akibat pencemaran udara terhadap mahluk hidup.

 Menjelaskan upaya/ peran yang harus dilakukan manusia untuk menanggulangi pencemaran udara

III. Materi Ajar

 Penebangan Hutan

 Pencemaran Udara

IV. Model Pembelajaran

 Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

V. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa sintak GI Waktu 1. Pendahuluan

a. Memberikan tes awal kepada siswa.

b. Menayangkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran.

c. Memberikan apersepsi:

“Menurut kalian, Bolehkah kita melakukan penebangan hutan secara liar?”

d. Motivasi:

Memberikan motivasi dengan menjelaskan kepada siswa ” manfaat dari hutan kota bagi kehidupan, seperti sumber udara segar, ”

a. Mengerjakan tes awal dari guru.

b. Mendengarkan dan mencatat penjelaskan dari guru.

c. Memperhatikan apersepsi dan menjawab pertanyaan dari guru

d. Memperhatikan motivasi dari guru.

20 menit

2. Kegiatan Inti

a. Memilih topik pada sub materi perusakan/ pencemaran lingkungan serta pelestariannya.

a. Ikut terlibat dalam penentuan topik yang akan diinvestigasi.

(61)

b. Membagikan kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, kelompok 1-4 akan mendapat LKK tentang penebangan hutan dan kelompok 5-8 mendapat LKK tentang Pencemaran udara c. Membimbing siswa apabila mengalami

kesulitan dalam merencanakan tugas yang akan mereka pelajari.

d. Membimbing siswa dalam menerapkan rencana pada langkah sebelumnya.

e. Membimbing siswa selama melakukan investigasi topik-topik yang menjadi tugas bagi kelompok mereka masing-masing.

f. Mendampingi siswa dalam menyiapkan laporan akhir hasil investigasi kelompok mereka.

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil investigasi kelompoknya.

h. Mengevaluasi penyajian dari tiap kelompok. Dan menambahkan jika ada materi yang terlewatkan oleh kelompok penyaji.

b. Siswa menyimak penjelasan guru.

c. Merencanakan tugas yang akan mereka pelajari, yaitu berupa topik-topik mengenai

perusakan/pencemaran lingkungan.

d. Menerapkan rencana dengan mencari informasi dari berbagai sumber agar dapat dianalisis pada tahap selanjutnya. e. Melakukan investigasi

topik-topik yang menjadi tugas bagi kelompok mereka masing-masing. f. Menyiapkan laporan

akhir hasil investigasi kelompoknya tentang topik yang menjadi bagian penyelidikan mereka masing-masing. g. Mempresentasikan

laporan akhir hasil investigasi kelompoknya h. Memberikan pendapat

atau pertanyaan kepada guru, jika ada hal yang belum jelas dari penyampaian teman-temannya tadi. 3. Penutup

a. Memberikan refleksi tentang materi yang telah dibahas.

b. Mengarahkan siswa untuk mengambil kesimpulan dari pembelajaran hari ini. c. Menyampaikan agar siswa mempersiapkan

materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya

a. Menyimak penjelasan guru.

b. Memperhatikan penyampaian dari guru.

c. Menjawab salam

(62)

VI. Sumber/Bahan Pembelajaran 1. Sumber Belajar

Buku Jelajah FaktaBiologi 2, karangan Daroji, 2009, PT. Tiga Serangkai Putra Mandiri.

Buku IPA Biologi Untuk SMP dan MTs, Saktiyono, 2007, PT Gelora Aksara Pratama.

Lingkungan sekolah 2. Bahan

Lembar Kerja Kelompok (LKK) tentang penebangan hutan dan pencemaran udara.

VII. Penilaian

 Teknik penilaian: tes tertulis

 Instrumen penilaian: - essay

-lembar observasi pengamatan sikap atau perilaku

Bandar Lampung, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Sunarsih, S.Pd Talenta Nauli Harianja

NIP. NIP. 196208081986022002 NPM. 0613024047

Mengetahui,

Kepala SMPN 7 Bandar Lampung

Nurmaini,S.Pd.

(63)

Pertemuan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 7 Bandar Lampung Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : VII/ 2 Pertemuan ke- : 2 (dua) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan

lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

Karakter siswa yang diharapkan :

 Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,

Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.

VIII. Indikator Pencapaian Kompetensi

Menjelaskan pengaruh pencemaran air dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

Menjelaskan pengaruh pencemaran tanah dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

IX. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan diskusi dengan model GI, maka siswa dapat :

Menjelaskan sumber-sumber pencemar air

Menjelaskan akibat pencemaran air terhadap mahluk hidup.

 Menjelaskan upaya/ peran yang harus dilakukan manusia untuk menanggulangi pencemaran air

Menjelaskan sumber-sumber pencemar tanah

Menjelaskan akibat pencemaran tanah terhadap mahluk hidup.

(64)

X. Materi Ajar Pencemaran Air

Pencemaran tanah

XI. Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

XII. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (sintak GI)

Waktu 1. Pendahuluan

e. Menayangkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran

f. Memberikan apersepsi:

“Mengapa sungai di perkotaan

airnya berubah warna, berbau busuk dan penuh dengan sampah?

g. Motivasi:

“detergen dan bahan yang digunakan dalam rumah tangga lainnya

memberikan manfaat bagi masyarakat, namun dalam penggunaannya dalah kehidupan sehari-hari harus kita batasi?”

e. Mendengarkan dan mencatat penjelaskan dari guru.

f. Memperhatikan apersepsi dan menjawab pertanyaan dari guru

g. Memperhatikan motivasi dari guru.

10 menit

2. Kegiatan Inti

i. Memilih topik pada sub materi perusakan/ pencemaran lingkungan serta pelestariannya.

j. Membagikan kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, kelompok 1-4 akan mendapat LKK tentang pencemaran air dan kelompok 5-6 mendapat LKK tentang Pencemaran tanah

k. Membimbing siswa apabila mengalami kesulitan dalam merencanakan tugas yang akan mereka pelajari.

i. Ikut terlibat dalam

penentuan topik yang akan diinvestigasi.

j. Siswa menyimak penjelasan guru.

k. Merencanakan tugas yang akan mereka pelajari, yaitu berupa topik-topik

mengenai pelestarian lingkungan

(65)

l. Membimbing siswa dalam menerapkan rencana pada langkah sebelumnya.

m. Membimbing siswa selama melakukan investigasi topik-topik yang menjadi tugas bagi kelompok mereka masing-masing.

n. Mendampingi siswa dalam menyiapkan laporan akhir hasil investigasi kelompok mereka.

o. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil investigasi kelompoknya.

p. Mengevaluasi penyajian dari tiap kelompok. Dan menambahkan jika ada materi yang terlewatkan oleh kelompok penyaji.

l. Menerapkan rencana dengan mencari informasi dari berbagai sumber agar dapat dianalisis pada tahapan selanjutnya. m. Melakukan investigasi

topik-topik yang menjadi tugas bagi kelompok mereka masing-masing. n. Menyiapkan laporan akhir

hasil investigasi kelompoknya tentang topik yang menjadi bagian penyelidikan mereka masing-masing.

o. Mempresentasikan laporan akhir hasil investigasi kelompoknya

p. Memberikan pendapat atau pertanyaan kepada guru, jika ada hal yang belum jelas dari penyampaian teman-temannya tadi. 3. Penutup

d. Memberikan refleksi tentang materi yang telah dibahas.

e. Mengarahkan siswa untuk mengambil kesimpulan dari pembelajaran hari ini. f. Guru mengkondisikan siswa untuk

melaksanakan tes akhir

g. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

a. Menyimak penjelasan guru.

2. d. Memperhatikan

penyampaian dari guru. e. Siswa mengerjakan tes

akhir (postest). f. Menjawab salam

20 menit

XIII.Sumber/Bahan Pembelajaran 3. Sumber Belajar

Buku Jelajah FaktaBiologi 2, karangan Daroji, 2009, PT. Tiga Serangkai Putra Mandiri

Buku IPA Biologi Untuk SMP dan MTs, Saktiyono, 2007, PT Gelora Aksara Pratama.

(66)

4. Bahan

Lembar Kerja Kelompok (LKK) tentang pencemaran air dan pencemaran tanah

XIV.Penilaian

 Teknik penilaian: tes tertulis

 Instrumen penilaian: - essay

-lembar observasi pengamatan sikap atau perilaku

Bandar Lampung, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Sunarsih, S.Pd Talenta nauli Harianja

NIP. NIP. 196208081986022002 NPM. 0613024047

Mengetahui,

Kepala SMPN 7 Bandar Lampung

Nurmaini,S.Pd.

(67)

Pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL

Sekolah : SMP N 7 Bandar Lampung Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : VII/ 2 Pertemuan ke- : 1 (satu) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan

lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

Karakter siswa yang diharapkan :

 Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,

Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.

I. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan kegunaan/ fungsi hutan.

2. Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan dan pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan serta upaya mengatasinya

3. Menjelaskan pengaruh pencemaran udara dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

II. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan diskusi, maka siswa dapat :

 Menjelaskan kegunaan/ fungsi hutan.

 Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan dan pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan

 Menjelaskan hal-hal apa yang dapat dilakukan manusia untuk menjaga keawetan hutan

(68)

 Menjelaskan sumber-sumber pencemar udara

 Menjelaskan akibat pencemaran udara terhadap mahluk hidup.

 Menjelaskan upaya/ peran yang harus dilakukan manusia untuk menanggulangi pencemaran udara

III. Materi Ajar

 Penebangan Hutan

 Pencemaran Udara

IV. Metode Pembelajaran  Metode diskusi

V. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Kegiatan Alokasi waktu

Kegiatan awal  Guru mengadakan tes awal untuk siswa.

 Guru menayangkan SK dan KD sub materi pencemaran dan pelestarian lingkungan

 Memberikan apersepsi:

“Menurut kalian, Bolehkah kita melakukan penebangan hutan secara liar?”

Motivasi:

Memberikan motivasi dengan menjelaskan kepada siswa ” manfaat dari hutan kota bagi kehidupan, seperti sumber udara segar, ”

20 menit

Kegiatan inti  Guru memberikan penjelasan awal tentang materi penebangan hutan dan pencemaran udara

 Guru membagikan LKK yang berisi materi yang akan dipelajari.  Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mendiskusikan LKK yang dibagikan kepada siswa.

 Perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka masing-masing.  Guru memberi penguatan dan

membenarkan penjelasan siswa yang salah.

50 menit

Kegiatan penutup  Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.

(69)

 Guru menugaskan siswa untuk membaca materi untuk pertemuan selanjutnya.

VI. Sumber/Bahan Pembelajaran 5. Sumber Belajar

 Buku Jelajah FaktaBiologi 2, karangan Daroji, 2009, PT. Tiga Serangkai Putra Mandiri

 Buku IPA Biologi Untuk SMP dan MTs, Saktiyono, 2007, PT Gelora Aksara Pratama.

6. Bahan

Lembar Kerja Kelompok (LKK) tentang penebangan hutan dan pencemaran udara.

VII. Penilaian

 Teknik penilaian: tes tertulis

 Instrumen penilaian: essay

Bandar Lampung, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Sunarsih, S.Pd Talenta nauli Harianja

NIP. NIP. 196208081986022002 NPM. 0613024047

Mengetahui,

Kepala SMPN 7 Bandarlampung

Nurmaini,S.Pd.

(70)

PERTEMUAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL

Sekolah : SMP N 7 Bandar Lampung Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : VII/ 2 Pertemuan ke- : 1 (satu) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan

lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

Karakter siswa yang diharapkan :

 Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,

Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.

VIII. Indikator Pencapaian Kompetensi

Menjelaskan pengaruh pencemaran air dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

Menjelaskan pengaruh pencemaran tanah dan kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.

IX. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan diskusi, maka siswa dapat :

Menjelaskan sumber-sumber pencemar air

Menjelaskan akibat pencemaran air terhadap mahluk hidup.

 Menjelaskan upaya/ peran yang harus dilakukan manusia untuk menanggulangi pencemaran air

Menjelaskan sumber-sumber pencemar tanah

Menjelaskan akibat pencemaran tanah terhadap mahluk hidup.

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen
Tabel 1.  Lembar observasi aktivitas belajar siswa
Tabel 2.  Item pernyataan pada angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan

Untuk penelitian selanjutnya, bagi yang hendak melakukan penelitian dengan obyek yang sama, peneliti memiliki saran untuk mengamati kinerja dari PDS,

Di samping itu ditunjukkan juga dalam simulasi ini pengaruh perubahan parameter serat optis dan sistem komunikasi optis terhadap besarnya daya sinyal FWM yang dibangkitkan..

Pengamatan Keragaman Kupu-kupu Pengamatan kupu-kupu dilakukan pada empat lokasi di kawasan Telaga Warna yaitu sekitar telaga, kebun teh, tepi hutan, dan sekitar rumah (Lampiran

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa; 2) Untuk mengetahui pengaruh

Tahap Aplikasi Adsorben dalam Pemurnian Minyak Goreng Bekas Pakai terdiri dari proses filtrasi minyak goreng bekas pakai yang digunakan pada tahap kajian pengaruh

PP ini diha- an pemerintah maupun pemerintah rapkan menjadi dasar untuk melaku- i daerah yang ironinya, di satu sisi, ma- kan tata hutan nasional, perencanaan : sih