• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HAK-HAK DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN (Studi pada pasien rawat inap pengguna Jamkesmas di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HAK-HAK DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN (Studi pada pasien rawat inap pengguna Jamkesmas di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

(A Study Of Patient Hospitalization Jamkesmas Users In RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung)

By :

FERDI PRATAMA

This research was meant to find out how knowledge hospitalized patients jamkesmas users about her rights as a patient in obtain health care in hospital. Acces to health services has been guaranteed by the state through the fully realized yet jamkesmas properly. The fact that there are still many irregularities that occurred duing the organization of the jamkesmas. The patient as a consumer of health have the right protection from the possibility of a health services efforts is not esponsible under Act Number 8 of 1999. The research result showed that the public owns the jamkesmas haven’t understand well the rights they have . Patients who understand the ights and obligations as well as to know the legal basis for which he deserved protection, is an important value to strengthen its position in the presence of all the parties involved in the health service was no exception in the provincial hospital patients Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek the referral hospitals highest in lampung provincial should be hospital being able to provide service accordance with law and regulations.

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HAK-HAK DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN

(Studi pada pasien rawat inap pengguna Jamkesmas di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung)

Oleh: Ferdi Pratama

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan pasien rawat inap pengguna jamkesmas tentang hak-haknya sebagai pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Akses terhadap pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh Negara melalui jamkesmas belum seutuhnya terealisasi sebagaiamana mestinya. Faktanya masih banyak penyimpangan yang terjadi selama penyelenggaraan jamkesmas. Pasien sebagai konsumen kesehatan memiliki hak perlindungan dari kemungkinan upaya pelayanan kesehatan yang tidak bertanggung jawab yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1999. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat pemilik jamkesmas belum memahami dengan baik hak – hak yang mereka miliki. Pasien yang mengerti akan hak dan kewajibannya serta mengetahui dasar hukum dimana ia patut mendapatkan perlindungan, merupakan sebuah nilai penting untuk menguatkan posisinya di hadapan semua pihak yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan tak terkecuali pasien di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar lampung. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek sebagai Rumah Sakit Rujukan tertinggi di provinsi Lampung sudah seharusnya menjadi rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan sesuai UU dan peraturan yang berlaku.

(3)

Oleh

FERDI PRATAMA

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

Memulai pendidikan pada jenjang Taman Kanak –kanak di TK ABA Poncowati, Lampung Tengah pada tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di SDN 1 Yukum Jaya Lampung Tengah selesai pada tahun 2003. Selanjutnya penulis meneruskan pendidian di SMPN 1 Terbanggi Besar, Lamteng dan SMAN 1 Terbanggi Besar Lamteng. Selesai SMA pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

(8)

Sesuatu yang Indah Berlalu Dengan Cepat, Nimaktilah Setiap Saat di Hidupmu

( Ferdi Pratama )

Pandanglah Segala Sesuatu Dari Dua Sisi, Lalu Bertemulah Dengan Kebijaksanaan

( Ferdi Pratama )

Jangan Batasi Kasih Sayang dan Kesabaran, Namun Marahlah Demi Sebuah Kebaikan

( Ferdi Pratama )

(9)

SAN WACANA

Bismilahirrohmannirohim,

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya.Tuhan semesta alam

yang maha kuasa atas bumi, langit dan seluruh isinya, serta hakim yang maha adil

di hari akhir kelak.Tiada daya dan upaya serta kekuatan yang penulis miliki untuk

menyelesaikan skripsi ini, selain berkat daya, upaya dan kekuatan yang

dianugrahkan-Nya. Shalawat beriring salam senantiasa tercurah kepada Nabi

Besar Muhammad SAW sebagai pembawa Rahmatan Lil’Aalaamiin yang

syafa‘atnya selalu kita nanti hingga akhir kelak, serta kepada dua malaikat yang

setiap saat mencatat segala tingkah laku penulis, dengan sangat jujur dan tanpa

lelah, Raqibdan Atid. Skripsi dengan judul ;

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HAK – HAK DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari,

bahwa apa yang ditulis dalam skripsi ini masih sangat jauh dengan apa yang

dicita-citakan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak sehingga menjadi lebih baik, Dalam penulisan skripsi ini penulis

sangat menyadari banyak sekali bantuan,dukungan,dan bimbingan dari berbagai

(10)

1. Bapak Drs. Hi.Agus Hadiawan,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Susetyo,M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi,Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H., selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Ibu Dra. Yuni Ratna Sari, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik

terimakasih telah sabar bersedia membimbing dan mengarahkan selama

pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir. Terimakasih buk, penulis tak

ingin dan tak akan melupakan kebaikan ibuk.

5. Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku dosen Pembahas. Penulis menyadari begitu

banyak saran dan kritik berharga yang mengarahkan skripsi ini menjadi lebih

baik. Terimakasih sudah bersedia memberikan itu semua pak.

6. Seluruh Dosen di Jurusan Sosiologi FISIP UNILA. Terimakasih atas semua

ilmu yang sudah Bapak dan Ibu Dosen berikan kepada penulis selama ini,

semoga ilmu yang didapat penulis selama kuliah di FISIP Sosiologi

bermanfaat untuk masa depan penulis serta bagi banyak orang.

7. Seluruh Staf Administrasi dan karyawan yang sopan dan santun di FISIP

UNILA yang telah membantu melayani urusan administrasi perkuliahan dan

skripsi.

8. Untuk para Guru-Guru SD, SMP dan SMA yang selalu setia dan penuh

keikhlasan untuk terus membina dan membimbing dengan penuh kesabaran

agar kelak bisa meraih cita-cita yang di inginkan. Jasa-jasa kalian pasti akan

(11)

membimbing hingga kini. Selalu didalam sanubari, membahagiakan kalian

terasa tak kan pernah cukup membalas semua kebaikan yang telah penulis

dapatkan. Semoga setitik karya ini mampu memberi sedikit senyum dihati

kalian. Terimaksih ibuk, Bapak.

10. Kelima adik penulis. Banyak juga nihh adik kalo di itung – itung. Tapi justru

menjadi motivasi utama buat mas untuk menjadi selalu dan selalu lebih baik

lagi serta menjadi seorang kakak yang pantas untuk kalian semua kelak

dikemudian hari.

11. Keluarga besar Sosiologi 2009, semuanya terimakasih. Namun terspesial

untuk sembilan puari teman seirama selama berproses dikampus. Untuk Robi

bwt pinjeman uangnnya, Bekti dan Rika tempat penulis meluangkan waktu

ketika laparrr, Lia, Jakiah, Inayah, Mezi, Daniel, Reza, Alvani, Adi, Yuri,

Reno, Puji, De El El Pokoknya. Lagi teman, satu tahap terlewati, seperti

gelembung yang meletus diudara, hilang hanya membekas diingatan. Dimasa

depan, semoga kalian menjadi orang – orang yang bermanfaat bwt banyak

orang.

12. Untuk satu nama yang selalu mengisi hati, sepotong episode dimana rumput

liar tumbuh. Sejenak bersandar pada ketulusan ku temukan dari arahmu.

Sejenak tersenyum dalam kenangan kudapati kala mengingatmu, kau bagian

indah yang memberi begitu banyak makna. Terimakasih

13. Bwt Comppeennyy,, wissuuuddaa gw Cooooyyy, mulai bsok panggil gw

(12)

14. Bwt Kakek Budi di Menanga jaya, ayah semasa KKN, Warisannya selalu

ditunggu…

15. Serta semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

penulis mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis hanya bisa berdoa semoga Allah SWT mencatat dan mengganti semuanya

sebagai amal sholeh. Sangat penulis sadari bahwa berakhirnya masa studi ini

adalah awal dari perjuangan panjang untuk menjalani kehidupan yang

sesungguhnya. Sedikit harapan semoga karya kecil ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 28 Juli 2014

Penulis

(13)

D. Kegunaan Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pengetahuan ... 11

1. Pengertian Pengetahuan ... 11

2. Sumber – Sumber Pengetahuan ... 12

B. Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan... 14

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan...14

2. Kewajiban Negara Atas Pelayanan Kesehatan...14

3. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan...16

4. Jenis Pelayanan Kesehatan... 17

C. Tinjauan Tentang Pasien... 18

1. Definisi Pasien... 18

2. Hubungan Hukum Antara Pasien, Rumah Sakit, dan Tenaga Kesehatan .18 3. Hak Pasien... 19

D. Tinjauan Tentang Rumah Sakit...26

1. Definisi Rumah Sakit...26

2. Tugas Rumah Sakit... 27

3. Kewajiban Rumah Sakit... 27

4. Fungsi Rumah Sakit... 29

5. Klasifikasi Rumah Sakit... 29

6. Jenis Rumah Sakit... 31

7. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit... 33

E. Tinjauan Tentang Jamkesmas... 34

1. Terbentuknya Jamkesmas... 34

(14)

5. Prosedur Pelayanan Jamkesmas... 39

5. Pengetahuan Pasien Tentang Hak Dalam Mendapatkan Pelayanaan Kesehatan ... 44

C. Definisi Operasional ... 44

D. Sasaran dan Lokasi Penelitian ... 47

1. Sasaran Penelitian ... 47

2. Lokasi Penelitian ... 47

(15)

E. Jenis Pelayanan ... 56

F. Sumber Daya Manusia ... 58

G. Jumlah Pasien di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek ... 59

H. Revenue Centerdan Cost Center... 60

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 61

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 63

1. Hak Pasien Atas Pelayanan Kedokteran ... 64

2. Hak Pasien Atas Pelayanan Keperawatan ... 65

3. Hak Pasien Atas Pelayanan Farmasi ... 67

4. Hak Pasien Menentukan Tindakan Medis Sendiri ... 69

5. Hak Pasien Untuk Didengar Pendapat dan Keluhannya ... 71

6. Hak Pasien Atas Pelayanan Kesehatan yang Adil ... 73

7. Hak Pasien Atas Pelayanan yang Nyaman dan Aman ... 73

8. Hak Pasien Atas Pelayanan Kesehatan Sesuai Ketentuan Umum Jamkesmas... 76

C. Tingkat Pengetahuan Pasien di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek... 78

VI . KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

(16)

1.

Hak – Hak Pasien Pengguna Jamkesmas Dalam Mendapatkan Pelayanan

Kesehatan ... 45

2. Skor dan Kategori... 51

3. Sarana dan Prasarana RSUD Dr. H. Abdul Moeloek... 55

4. Jumlah Tempat Tidur Instalasi Rawat Inap... 56

5. Jumlah Pegawai RSUD Dr. H. Abdul Moeloek... 58

6. Jumlah Dokter Spesialis RSUD Dr. H. Abdul Moeloek... 58

7.

Jumlah Pasien Rawat Jalan 2010, 2011, dan 2012 RSUD Dr. H. Abdul Moeloek... 59

8. Jumlah Pasien Rawat Inap 2010, 2011, dan 2012 RSUD Dr. H. Abdul Moeloek... 60

9. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 61

10. Identitas Responden Berdasarkan Umur... 62

11. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 62

12. Identitas Responden Berdasarkan Lama Rawat... 63

13. Frekuensi Responden Mengetahui Hak Pelayanan Kedokteran... 64

14. Frekuensi Responden Mengetahui Hak Pelayanan Keperawatan...66

15. Frekuensi Responden Mengetahui Hak Pelayanan Farmasi...68

16. Frekuensi Responden Mengetahui Hak Menentukan Tindakan Medis Sendiri...70

17. Frekuensi Responden Mengetahui Hak Didengar Pendapat dan Keluhannya...72

18. Frekuensi Responden Mengetahui Hak Atas Pelayanan yang Adil...73

19. Frekuensi Responden Mengetahui Hak Atas Pelayanan yang Nyaman dan Aman...75

20. Frekuensi Responden Mengetahui Hak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Ketentuan Umum Jamkesmas...76

21. Skor Responden...78

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

(18)

Pengertian lain juga dikemukakan oleh Azrul Anwar (1996) bahwa pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat.

Perkembangan pelayanan kesehatan menyebabkan kecenderungan meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan. Kenaikan biaya kesehatan terjadi akibat penerapan teknologi canggih, pola pembayaran tunai langsung kepemberi pelayanan kesehatan, pola penyakit kronik dan degeneratif, serta inflasi. Kenaikan biaya pemeliharaan kesehatan itu semakin sulit diatasi oleh kemampuan penyediaan dana pemerintah maupun masyarakat. Meningkatnya biaya menyulitkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.

(19)

semesta Jaminan Kesehatan pada akhir 2014 telah ditetapkan menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah(RPJMN).

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional merupakan perubahan yang mendasar bagi perasuransian di Indonesia khususnya asuransi sosial dimana salah satu program jaminan sosial adalah jaminan kesehatan. Dalam pasal 19 ayat (2) UU nomor 40 tahun 2004 dinyatakan bahwa jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehtan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, hal ini merupakan satu bentuk atau cara agar masyarakat dapat dengan mudah melakukan akses ke fasilitas kesehatan atau mendapatkan pelayanan kesehatan.

Kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Akses (Persero) berdasarkan SK Nomor 1241.Menkes/SK/XI/2004, dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat sangat miskin, miskin, dan tidak mampu dengan nama Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (ASKESKIN).

(20)

dalam bentuk kuota di setiap kabupaten/kota dengan dilakukan updating peserta jamkesmas di kabupaten/kota, optimalisasi data masyarakat miskin, termasuk gelandangan, pengemis, anak terlantar, dan masyarakat miskin tanpa identitas, pasien sakit jiwa kronis, penyakit kusta serta sasaran Program Keluarga Harapan (PKH) yang belum menjadi peserta . Program ini masih melibatkan PT Askes dalam manajemen kepesertaan jamkesmas.

Bagi pemerintah daerah yang mempunyai kemampuan keuangan, maka masyarakat miskin di luar kuota Jamkesmas pelayanan kesehatannya ditanggung oleh pemerintah daerah dengan penyelenggaranya yang berbeda-beda. UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah Pasal 22 menyatakan bahwa daerah mempunyai kewajiban mengembangkan sistem jaminan sosial, yang didalamnya adalah termasuk jaminan kesehatan. Namun demikian agar penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Daerah mempunyai kekuatan hukum yang kuat dan mengikat maka perlu diatur dengan peraturan daerah (Biro Hukum dan Organisasi Departemen Kesehatan RI).

Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat termasuk pengguna jamkesmas.

(21)

peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Selain itu Rumah Sakit juga memiliki beberapa fungsi diantaranya, mernyelenggarakan pelayanan medis (Pengobatan oleh dokter), menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan nonmedis (Obat-obatan serta sarana dan prasarana yang menunjang proses penyembuhan dan untuk memberikan kenyamanan pada pasien), menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan (Pelayanan oleh perawat). Adnan Sutikno (2001:45).

(22)

perjalanan jamkesmas masih banyak terjadi penyimpangan yang dilakukan baik unit pelayanan kesehatan tingkat pertama (PUSKESMAS) maupun unit pelayanan tingkat lanjutan yaitu Rumah Sakit. Penyimpangan tersebut terjadi dalam berbagai bentuk kejadian yang terkait dengan hak-hak masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan mulai dari sarana dan prasarana yang kurang memadai, pelayanan kesehatan yang buruk hingga pemungutan biaya terhadap pasien pengguna jamkesmas.

(23)

simpatik terhadap mereka 56,4 persen. Pasien miskin juga menyatakan bahwa dalam setahun terakhir mereka pernah diminta uang muka oleh pihak rumah sakit sebagai syarat dalam mendapatkan pelayanan rumah sakit (10,2 persen).

Satu contoh penyimpangan yang dilakukan oleh Rumah Sakit terhadap pengguna jamkesmas terkait hak-hak sebagai pasien terjadi di Magelang, seorang pasien pengguna jamkesmas dipulangkan karena tidak mampu membayar biaya perawatan.

Republika online 6 november 2011 :

“Republika.co.id, Magetan-- Pasien pengguna layanan jaminan kesehatan masyarakat atau jamkesmas yang menderita demam berdarah, Feri Ferdiansyah (14), ditolak oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sayidiman Magetan. Penolakan itu karena Feri tidak mampu membayar biaya.

Sukarni, ibu Feri, warga Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Magetan, Senin mengatakan, sebenarnya Feri telah dirawat di RSUD dr Sayidiman sejak Kamis (3/11). Kemudian pada Sabtu (5/11), Feri terpaksa dibawa pulang karena rumah sakit tidak menerima kartu jamkesmas miliknya.

"Saya pakai jamkesmas karena memang hanya itu yang saya punya. Tapi kartu saya itu ditolak oleh pihak rumah sakit dan saya harus membayar. Apalagi selama dirawat, Feri sudah menghabiskan lima botol infus. Sedangkan, jatah jamkesmas hanya tiga botol," ujar Sukarni kepada wartawan.

Merasa tidak mampu menanggung biaya perawatan, Sukarni akhirnya membawa pulang Feri. Malangnya, akibat mendapatkan perawatan yang seadanya, sakit Feri kambuh lagi. Bahkan, korban juga sempat mengeluarkan darah di bagian hidungnya. "Takut terjadi apa-apa dengan Feri, maka dia saya bawa ke Puskesmas Panekan. Saya tidak berani ke rumah sakit karena takut ditolak," kata Sukarni. Hasil pemeriksaan laboratorium puskesmas setempat, Feri positif terjangkit demam berdarah. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya jumlah trombosit dalam darah.”

(http://www.republika.co.id:di akses 12 januari 2013).

(24)

pasien-pasien Jamkesmas lain yang melaporkan bahwa mereka diharuskan mengeluarkan biaya. Rata-rata dari hasil temuan ini menunjukkan kisaran angka biaya yang harus mereka keluarkan mencapai Rp 627.00,- biaya berobat Rp 391.000,-biaya pendaftaran Rp172.000,- dan 391.000,-biaya lainnya Rp 184.000,-.

(http://antikorupsi.org:diakses pada 10/01/2013).

Ada banyak faktor yang menyebabkan permasalahan-permasalahan tersebut mulai dari lemahnya penegakan hukum, rumah sakit yang lebih berorientasi bisnis daripada sebagai lembaga pelayanan masyarakat, moralitas pekerja kesehatan yang begitu rendah dan cara pandang terhadap pasien hanya sebentuk komoditas, dan ketidaktahuan pasien akan hak nya. Mengenai ketidaktahuan pasien terhadap hak nya, seseorang yang datang kerumah sakit atau bentuk pelayanan kesehatan lain sebenarnya telah memiliki hak sebagai seorang pasien dalam sebuah kontrak terikat didepan pihak pemberi layanan.

(25)

Pasal 5 :

1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses dan sumber daya dibidang kesehatan.

2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab untuk menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

Pasal 8 :

Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

Pasal 56 :

1) Setiap orang berhak menolak atau menerima sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan

memahami

informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap.

(26)

menular kedalam masyarakat yang lebih luas, keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri ataugangguan mental berat.

Dengan hak tersebut maka konsumen akan terlindungi dari praktek-praktek yang mengancam keselamatan atau kesehatan. Hak pasien lainnya sebagai konsumen adalah hak untuk didengar dan mendapatkan ganti rugi apabila pelayanan yang didapatkan tidak sebagai mana mestinya.. Masyarakat sebagai konsumen dapat menyampaikan keluhannya kepada pihak rumah sakit sebagai upaya perbaikan rumah sakit dalam pelayanannya.

Beradasarkan permasalahan yang telah disampaikan, saya tertarik untuk mengetahui serta menganalisis tingkat pengetahuan pasien rawat inap jamkesmas dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasien yang mengerti akan hak dan kewajibannya serta mengetahui dasar hukum dimana ia patut mendapatkan perlindungan, merupakan sebuah nilai penting untuk menguatkan posisinya di hadapan semua pihak yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan.

(27)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah tertera diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana tingkat pengetahuan pasien rawat inap pengguna jamkesmas tentang hak-hak dalam mendapatkan pelayanan kesehatan ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

Mengetahui tingkat pengetahuan pasien rawat inap pengguna jamkesmas tentang hak-hak dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu sosial khususnya sosiologi kesehatan yang berkaitan dengan masalah sosial dalam pelayanan kesehatan.

(28)
(29)

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dalam wikipedia dijelaskan Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

(30)

seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

Dalam pengertian lain,pengetahuanadalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

2. Sumber – sumber pengetahuan

Secara umum, pengetahuan bersumber dari tiga paham yaitu rasionalisme, empirisme, metode ilmiah dan 1 tambahan yaitu intuisi-wahyu.

1. Rasionalisme

(31)

Tokoh-tokoh dalam aliran ini antara lain Rene Descartes, Baruch Spinoza, dan Gottfried Leibniz. Kelemahan aliran ini adalah manusia tidak dapat memperoleh semua pengetahuan hanya melalui pemikiran. Kita bisa memikirkan sebuah Apel namun kita tidak akan dapat membayangkan rasanya. Otak kita tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan rasa atau membayangkannya.

3. Empirisme

Aliran ini berpendapat bahwa empiris atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah. Aliran ini menutupi kelemahan dari aliran rasional yang hanya mengandalkan akal dalam membentuk pengetahuan. Metode yang digunakan adalah induksi. Aliran ini menganggap bahwa pengetahuan manusia hanya didapatkan dari pengalaman yang konkret, dan bukan dari penalaran yang abstrak. Beberapa tokoh aliran ini seperti John Locke (1632-1704), George Barkeley (1685-1753), dan David Hume (1711-1776).

(32)

4. Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah metode terbaik dalam memperoleh pengetahuan. Metode ini menggabungkan dua aliran sebelumnya yaitu rasional dan emprisme. Dalam metode ilmiah, pengetahuan diperoleh melalui penelitian yang sistematis, objektif, terkontrol, dapat diuji, yang dilakukan melalui metode induktif dan deduktif.

5. Intuisi dan Wahyu

Pengetahuan yang diperoleh dari intuisi merupakan pengetahuan yang tiba-tiba atau berupa proses kejiwaan dengan tanpa stimulus mampu untuk membuat pernyataan sebagai pengetahuan. Sedangkan wahyu adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari Tuhan kepada pada Nabi dan Rasul ( Suriasumantri, Jujun. S. 2003 ).

B. Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan

(33)

sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat Menurut Levey dan Loomba (1973:88) pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.

2. Kewajiban Negara atas Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

(34)

bahwa pemerintah tidak hanya berkewajiban menyediakan pelayanan kesehatan, tapi juga wajib menjamin pemberian layanan tersebut kepada semua pihak, termasuk fakir miskin yang tidak mempunyai biaya untuk membayar jasa pelayanan kesehatan yang dia butuhkan :

BAB IV

Tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah, pasal 6 ayat 1 ; Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk :

a. Menyediakan rumah sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat;

b. Menjamin pembiayaan pelaksanaan pelayanan kesehatan dirumah sakit bagi fakir miskin, atau orang tidak mampu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Membina dan mengawasi penyelenggaraan rumah sakit;

d. Memberikan perlindungan kepada rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara professional dan bertanggungjawab;

e. Memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Menggerakan peran serta masyarakat dalam pendirian rumah sakit sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat;

g. Menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat;

(35)

j. Mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi tinggi dan bernilai tinggi.

2. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Menurut Azrul Anwar (1996:38) pelayanan kesehatan yang baik harus memenuhi berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah:

1. Tersedia dan Berkesinambungan

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat dan bersifat berkesinambungan. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat ada pada saat dibutuhkan.

2. Dapat Diterima dan Wajar

Artinya pelayanan tersebut tidak berlawanan dan bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.

(36)

Mudah dicapai dipandang dari sudut lokasi. Pelayanan kesehatan yang baik ditentukan dari bagaimana pengaturan distribusi sarana kesehatan. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi didaerah perkotaan saja bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

4. Mudah Dijangkau

Pengertian keterjangkauan dilihat dari sudut biaya. Biaya pelayanan kesehatan harus sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya akan dinikmati oleh sebagian orang saja.

5. Bermutu

Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah bermutu. Pengertian mutu yang dimaksud adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, disatu sisi mampu memuaskan para pemakai jasa pelayanan, disisi lain tata cara penyelenggaraan sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

3. Jenis Pelayanan Kesehatan

Hodgetts dan Cascio (1983:58), Pelayanan kesehatan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Pelayanan Kedokteran

(37)

Ditandai dengan cara pengorganisasian yang umunnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasaran utamanya adalah kelompok dan masyarakat.

C. Tinjauan Tentang Pasien

1. Definisi Pasien

Merujuk pada pasal 1 ayat 4 UU No. 44 tahun 2009, pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidal langsung dirumah sakit. Ketika seorang individu mendaftarkan diri sebagai pasien di sebuah rumah sakit dan mendapatkan penanganan dari dokter, perawat, dan pekerja kesehatan lainnya, maka semua pihak yang terlibat telah terikat dalam perikatan hukum yang disebut dengan kontrak Terapeutik, di mana setiap pihak yang terlibat memikul hak dan kewajiban yang harus dipenuhi dan terikat oleh hukum.

(38)

1) Perjanjian perawatan, yaitu kesepakatan antara rumah sakit dan pasien bahwa rumah sakit menyediakan kamar perawatan dan menyediakan tenaga perawat yang akan melakukan tindakan perawatan.

2) Perjanjian pelayanan medis, yaitu kesepakatan antara rumah sakit dan pasien bahwa tenaga medis rumah sakit akan berupaya secara maksimal untuk menyembuhkan pasien melalui tindakan medis.

b. Hubungan hukum pasien- dokter :

Merupakan perikatan/kontrak terap-eutik, yaitu pihak dokter berupaya secara maksimal menyembuhkan pasien (inspanningsverbintenis), dan bukan kontrak berdasarkan kepastian hasil (resultaatsverbinitenis).

c. Hubungan hukum pasien- tenaga kesehatan lain :

Merupakan perikatan atau kontrak, yaitu tenaga kesehatan lain harus berupaya memberikan pelayanan sesuai dengan kemampuan dan perangkat ilmu yang dimiliki. Kontrak ini dapat berupa inspanningsverbintenis maupun resultaatsverbinitenis.

3. Hak Pasien

(39)

keamanan, hak memilih, hak mendapat informasi, hak untuk didengar, hak perlindungan kesehatan dan keamanan, hak perlindungan kepentingan ekonomi, hak mendapat ganti rugi, dan mendapatkan perlakuan yang sama tanpa melihat perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, kebangsaan, agama, suku, pandangan politik, dan atau kedudukan lain.

Perlindungan terhadap HAM di Indonesia juga tercantum :

1. UUD 1945 pasal 27 ayat (1) mengenai kedudukan yang sama di dalam hukum dan pasal 28 mengenai hak untuk hidup dan tumbuh, berkeluarga, hak untuk mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, hak atas kepastian hukum, hak untuk mendapatkan pekerjaan, memperoleh kesempatan yang sama, kebebasan memeluk agama dan kepercayaan, kemerdekaan berkumpul, berserikat, mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tertulis, memperoleh informasi, memperoleh kehidupan yang layak.

2. Tap MPR No. VII/MPR/1998 yang menegaskan bahwa setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban asasi yang sama, dan agar dipenuhi setiap hak dan kewajibannya.

(40)

konsumen dilindungi oleh UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen (UU No. 8/1999). Secara khusus, hak konsumen dijelaskan dalam pasal 4 yang berisi :

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan, dalam mengkonsumsi barang dan jasa;

2. Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai mengenai kondisi barang atau jasa;

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang atau jasa yang digunakannya;

5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen;

7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, atau penggantian, apabila barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau sebagaimana mestinya.

(41)

Informasi yang dimaksud meliputi berbagai hal yaitu 1. Kondisi kesehatan atau keadaan pasien yang sebenarnya, 2. Tindakan medis yang akan dilakukan,

3. Informasi tentang obat yang akan dikonsumsi meliputi kegunaannya, komposisi yang terkandung didalam obat, efek negatif yang mungkin bisa ditimbulkan, Perkiraan biaya yang harus dibayar atas pengobatan yang diterima dan lain-lain.

2. Hak atas Second Opinion

Hak atas pendapat kedua adalah hak pasien yang dapat digunakan jika si pasien ingin meyakinkan dirinya akan kebenaran diagnose dan tindakan dokter pertama yang telah ditemuinya. Jika ternyata pendapat kedua dari dokter lain ini berbeda, pasien bisa membicarakannya kembali dengan dokter pertama atau mencari pendapat ketiga.

3. Hak Memilih Dokter

(42)

diberikan oleh dokter maka pasien tersebut berhak untuk meminta pergantian dokter.

4. Hak Mendapatkan Pelayanan Sesuai Kebutuhan Medis

Untuk bisa meminta pelayanan medis yang sesuai dengan kebutuhan, pasien harus memiliki pengetahuan tentang penyakit dan alternatif penyembuhan yang bisa dilakukan. Setelah itu pasien dapat menentukan sendiri alternatif apa yang sesuai kebutuhan terkait dengan pelayanan medis yang akan diterima.

5. Hak Memberikan Persetujuan

Setelah mengetahui informasi secara lengkap tentang sakit yang pasien derita sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pasien memiliki hak untuk memberikan persetujuan, baik secar lisan maupun tertulis (sebaiknya tertulis) tentang pengobatan yang akan ditempuh. Dengan kata lain, tindakan apapun yang akan dilakukan harus disetujui oleh pasien atau minimal keluarganya.

(43)

pengobatan yang seharusnya dilakukan, pasien berhak menolak semua atau sebagian pengobatan atau tindakan medis yang hendak diberikan.

7. Hak Atas Rahasia Kedokteran

Pasien berhak atas kerahasiaan segala informasi dirinya maupun penyakit yang diderita.

8. Hak Melihat Rekam Medis

Menurut Permenkes No. 749a/Menkes!Per/XXI/1989 Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien , hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

Isi rekam medis merupakan catatan kedaan tubuh dan kesehatan, termasuk data tentang identitas dan data medis seorang pasien . Secara umum isi rekam medis dapat dibagi menjadi dua kelompok data yaitu :

a. Data medis atau data klinis :

(44)

alasan lain berdasarkan peraturan atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.

b. Data Sosiologis atau non-medis :

Yang termasuk dalam data ini adalah segala data lai yang tidak berkaitan langsung dengan data medis, seperti data identitas, data sosial ekonomi, alamat, dan lain-lain. Masih terdapat perdebatan mengenai kerahasiaan data non-medis.

Manfaat rekam medis :

a. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien b. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum

c. Bahan untuk kepentingan penelitian

d. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan

9. Hak Pasien atas Pelayanan Kefarmasian

Batasan farmasi adalah seni dan ilmu meracik dan menyerahkan atau membagikan obat. Sedangkan farmasis adalah seseorang yang meracik dan membagikan obat.

(45)

obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

Dalam menjalankan profesinya, apoteker atau farmasis di apotek diwajibkan memenuhi standar kompetensinya. Standar kompetensi farmasis di apotek yang erat kaitannya dengan pelayanan kepada pasien atau konsumen adalah:

a. Memberikan pelayanan obat kepada pasien atas permitaan dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan baik verbal maupun non verbal. Dalam melayani resep farmasis memastikan ketepatan resep dari aspek kelengkapan resep, kesesuaian dosis, karakteristik pasien, interaksi antar obat, dan hal-hal lainnya yang berhubungan.

b. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan pengobatan sendiri. Farmasis memberikan pertimbangan dan nasehat untuk menjamin keamanan dan efektivitas pengobatan mandiri yang dilakukan oleh masyarakat.

(46)

d. Memberikan konsultasi obat. Hal ini mengingat kompleksitas permaslahan pasien dalam penggunaan obatnya yang perlu dikomunikasikan kepada farmasis.

e. Melakukan monitoring efek samping obat. Yaitu memantau baik secara langsung maupun tidak langsung terjadinya efek samping obat.

f. Melakukan evaluasi penggunaan obat untuk menjamin bahwa terapi obat sesuai dengan standar terapi, juga untuk mengontrol biaya obat.

10. Hak pasien terhadap pelayanan perawat

Tugas perawat secara umum adalah memenuhi kebutuhan dasar. Peran penting perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan. Tugas perawat bukan untuk mengobati. Dalam prakteknya dilapangan adakalanya perawat melakukan tugas dari profesi lain seperti dokter, farmasi, ahli gizi, atau fisioterapi.

Berdasarkan SK Dirjen Ynmed No. YM 00.03.2.6.956 Th 1997, kewajiban perawat terhadap pasien bisa diringkas sebagai berikut :

1) Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan atau kebidanan sesuai dengan standar profesi dan batas kewenangannya atau otonomi profesi

(47)

dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan

4) Memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan atau kebidanan kepada pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya

5) Membuat dokumen asuhan keperawatan atau kebidanan secara akurat dan berkesinambungan,

6) Melakukan pertolongan darurat sebagai tugas perikemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya

7) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien bahkan juga setelah pasien tersebut meninggal, kecuali jika diminta keterangannya oleh yang berwenang.

D. Tinjauan Tentang Rumah Sakit

1. Definisi Rumah Sakit

(48)

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yangg permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambung, diagnosis serta pengobatan penyakit yang di derita oleh pasien. (American Hospital Association, 1974).

Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya yang diselenggarakan (Wolper dan Pena, 1987).

Rumah Sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat pendidkan serta penelitian kedokteran di selenggarakan.(Association of Hospital Care; 1947).

(49)

dan pemulihan kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit,

“ Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan”.

3. Kewajiban Rumah Sakit

Keberadaan rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan diatur dalam Undang-Undang No. 44 tahun 2009. Kewajiban rumah sakit dimuat dalam pasal 29 meliputi :

1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat

2. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelyanan rumah sakit

3. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya

4. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya

(50)

6. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu atau miskin, palayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan

7. Membuat, melaksakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien

8. Menyelenggarakan rekam medis

9. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia

10. Melaksanakan sistem rujukan

11. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan

12. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien

13. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien 14. Melaksanakan etika rumah sakit

15. Memiliki sistem pencegahan pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana

16. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional

(51)

19. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas rumah sakit dalam melaksakan tugas

20. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok

4. Fungsi Rumah Sakit

Guna melaksanakan tugasnya rumah sakit mempunyai beberapa fungsi yaitu:

a. Menyelenggarakan pelayanan medis

b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan

d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan g. Menyelenggarakan administrasi dan keuangan

(52)

Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria yakni sebagai berikut :

1. Kepemilikan :

Kepemilikan ini mencakup kepemilikan pemerintah pusat, pemerintah daerah, militer dan BUMN.

2. Jenis Pelayanan :

Jenis pelayanan meliputi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. 3. Lama tinggal :

Lamanya tinggal di rumah sakit terdiri dari rumah sakit perawatan jangka pendek, yakni kurang dari tiga puluh hari, dan rumah sakit perawatan jangka panjang yakni lebih dari tiga puluh hari.

4. Kapasitas tempat tidur :

Kapasitas rumah sakit dikelompokkan berdasarkan jumlah tempat tidurnya, yakni kurang 50 tempat tidur, 50-99 tempat tidur, 200-299 tempat tidur, 300-399 tempat tidur dan 500 tempat tidur atau lebih.

5. Afiliasi pendidikan :

(53)

Pengelompokan didasarkan status terakreditasi, meliputi rumah sakit terakreditasi dan rumah sakit belum terakreditasi. Akreditasi dinilai dari beberapa aspek, diantaranya dari sarana dan prasarana yang dimiliki seperti ketersediaan Unit Gawat Darurat dan keberadaan tenaga medis ahli seperti dokter spesialis.

Status atau klasifikasi rumah sakit umum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 1988 BAB III Pasal 13 : Klasifikasi rumah sakit umum pemerintah terdiri dari :

Kelas A :

Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan sub spesialistik luas.

Kelas B :

Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan spesialistik terbatas.

Kelas C :

Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang- kurangnya lima spesialistik.

Kelas D :

(54)

6. Jenis Rumah Sakit a. Rumah Sakit Umum

Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama.

Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern.

(55)

b. Rumah Sakit Terspesialisasi

Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric, penyakit pernapasan, dan lain-lain. Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan.

c. Rumah Sakit Penelitian atau Pendidikan

Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga atau perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut ata karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan social atau pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak atau lokasi perusahaan yang terpencilatau jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga atau perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.

d. Klinik

(56)

rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.

Sebuah klinik (atau rawat jalan klinik atau klinik perawatan rawat jalan) adalah fasilitas perawatan kesehatan yang dikhususkan untuk perawatan pasien rawat jalan. Klinik dapat dioperasikan, dikelola dan didanai secara pribadi atau publik, dan biasanya meliputi perawatan kesehatan primer kebutuhan populasi di masyarakat lokal, berbeda dengan rumah sakit yang lebih besar yang menawarkan perawatan khusus dan mengakui pasien rawat inap untuk menginap semalam.

7. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit

Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat.

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit meliputi: 1. Kamar perawatan

 Kelas II (dua) rumah sakit umum pemerintah, atau  Kelas III (tiga) di rumah sakit TNI/Polri/BUMN/Swasta

(57)

3. Visite dokter yang merawat maksimum 1x sehari

4. Konsultasi dokter spesialis yang diperlukan secara medis

5. Pemberian obat-obatan sesuai indikasi medis yang merujuk pada standar obat JPK PT Jamsostek (Persero)

6. Pemeriksaan penunjang diagnostik seperti laboratorium, rontgen, elektromedis, dan patologi

7. Tindakan Medis

8. Perawatan khusus (ICCU, ICU, HCU,NICU, dan ICU Anak)

9. Operasi sesuai klasifikasi operasi dengan penyetaraan setinggi-tingginya setara dengan operasi besar.

E. Tinjauan Tentang Jamkesmas

1. Terbentuknya Jamkesmas

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang diselenggarakan secara nasional, agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

(58)

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dan merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) belum terbentuk, Departemen Kesehatan mengeluarkan kebijakan program jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin sebagai wujud pemenuhan hak rakyat atas kesehatan tersebut. Pelaksanaan kebijakan Jamkesmas dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 125/Menkes/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Program Jamkesmas, sebagai salah satu program unggulan Departemen Kesehatan, telah dilaksanakan sejak tahun 2005 dengan jumlah peserta 36,1 juta penduduk miskin. Untuk tahun 2007 dan 2008, jumlah penduduk miskin dan hampir miskin yang dijamin pemerintah terus meningkat hingga menjadi 76,4 juta jiwa.

(59)

ditingkatkan tanpa harus meningkatkan anggaran pemerintah. Konsep yang ditawarkan adalah secara perlahan pembiayaan kesehatan harus ditanggung masyarakat sementara pemerintah akan lebih berfungsi sebagai regulator. Program DUKM secara operasional dijabarkan dalam bentuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, sejak tahun 1998 pemerintah melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan penduduk miskin. Bermula dengan pengembangan Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) Tahun 1998–2001, Program Dampak Pengurangan Subsidi Energi (PDPSE) tahun 2001 dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS–BBM) Tahun 2002–2004.

(60)

Jaminan sosial yang dimaksud di dalam Undang–Undang SJSN adalah perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak, termasuk diantaranya adalah kesehatan. Namun sampai saat ini sistem jaminan sosial yang diamanatkan dalam undang– undang tersebut masih belum berjalan karena aturan pelaksanaannya belum ada. Pada Tahun 2005, pemerintah meluncurkan program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang dikenal dengan nama program Asuransi Kesehatan Masyakat Miskin (Askeskin). Penyelenggara program adalah PT Askes (Persero), yang ditugaskan Menteri Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1241/Menkes/SK/XI/2004 tentang Penugasan PT Askes (Persero) dalam Pengelolaan Program Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin.

(61)

peningkatan kesehatan masyarakat miskin

 Pelayanan kesehatan bersifat menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar

pelayanan medik yang cost effective dan rasional

 Pelayanan kesehatan dilakukan dengan prinsip terstruktur dan berjenjang

 Pelayanan kesehatan diberikan dengan prinsip portabilitas dan ekuitas

 Pengelolaan program dilaksanakan secara transparan dan akuntabel

2. TujuanJamkesmas

Tujuan dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Tujuan umum yaitu terselenggaranya akses dan mutu pelayanaan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

b. Tujuan khususnya, meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu, yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas, serta jaringannya dan di rumah sakit. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

(62)

Sasarannya adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa (2009), tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya. Pesertanya, setiap orang miskin dan tidak mampu, selanjutnya disebut peserta Jamkesmas, yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

4. Ketentuan Umum Jamkesmas

a. Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar. Hak pelayanan kesehatan dasar meliputi:

Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar

1. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)

2. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)

(63)

b. Manfaat jaminan berbentuk pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif) berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan medik

c. Pemberi Pelayanan kesehatan (PPK)

d. Pelayanan kesehatan dasar (RJTP dan RITP) diberikan di Puskesmas dan jaringannya.

e. Persalinan normal dapat dilayani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten (praktek dokter dan bidan swasta) dan biayanya

diklaimkan ke Puskesmas setempat sebagaimana diatur dalam juknis pelayanan dasar

f. Pelayanan tingkat lanjut (RJTL dan RITL) diberikan di PPK lanjutan jaringan Jamkesmas (Balkesmas, Rumah Sakit Pemerintah termasuk RS

Khusus, RS TNI/Polri dan RS Swasta) berdasarkan rujukan

g. Pelayanan RITL diberikan di ruang rawat inap kelas III (tiga). Apabila tidak tersedianya tempat tidur, peserta dirawat di kelas yang lebih tinggi dari kelas III, biaya pelayanannya tetap diklaimkan menurut biaya kelas III h. RS khusus (RS Jiwa, RS Kusta, RS Paru, dll) yang juga melayani pasien umum, klaim pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terpisah antara

(64)

i. Gawat darurat (emergency) seluruh PPK wajib memberikan pelayanan penanganan pertama walaupun tidak sebagai PPK jaringan Jamkesmas. Selanjutnya PPK tersebut segera merujuk ke PPK jaringan PPK

Jamkesmas untuk penanganan lebih lanjut

j. Peserta Jamkesmas tidak boleh dikenakan iuran dengan alasan apapun. Pemberian pelayanan kepada peserta oleh PPK lanjutan harus dilakukan secara efisien dan efektif, dengan menerapkan prinsip kendali biaya dan

kendali mutu.

5. Prosedur Pelayanan Jamkesmas a. Pelayanan Kesehatan Dasar

Untuk mendapat pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya, peserta harus menunjukkan kartu Jamkesmas, atau surat

keterangan/rekomendasi Dinas Sosial setempat (bagi pengemis,

gelandangan, anak dan orang terlantar), kartu PKH bagi peserta PKH yang belum mempunyai kartu Jamkesmas, kartu Jamkesmasda atau Surat

(65)

Pasien miskin yang memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjut, dirujuk dari Puskesmas dan jaringannya ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut siertai kartu peserta dan surat rujukan yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan. Pada kasus gawat darurat tidak memerlukan surat rujukan.

F. Kerangka Pemikiran

Pasien yang mengerti akan hak dan kewajibannya serta mengetahui dasar hukum dimana ia patut mendapatkan perlindungan, merupakan sebuah nilai penting untuk menguatkan posisinya di hadapan semua pihak yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan.

Selama ini hubungan antara pasien dan institusi kesehatan beserta segala instrumen pendukungnya terjadi secara tidak seimbang. Seringkali pasien hanya bisa menerima dengan pasrah apapun yang disampaikan oleh dokter tentang penyakit serta tindakan yang diambil untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

(66)

berhak atas keselamatan, keamanan, dan kenyamanan terhadap pelayanan jasa kesehatan yang diterimanya. Dengan hak tersebut maka konsumen akan terlindungi dari praktek-praktek yang merugikan serta mengancam keselamatan dan kesehatan. Kemiskinan dan ketidaktahuan telah mengakibatkan ketakutan dan menyebabkan banyak hak-hak sebagai pihak yang berhak atas pelayanan kesehatan terabaikan. Ada banyak faktor yang menyebabkan terabaikannya hak-hak tersebut mulai dari lemahnya penegakan hukum, rumah sakit yang lebih berorientasi bisnis daripada sebagai lembaga pelayanan masyarakat, moralitas pekerja kesehatan yang begitu rendah dan cara pandang terhadap pasien hanya sebentuk komoditas, dan ketidaktahuan pasien akan hak nya. Mengenai poin terakhir, seseorang yang datang kerumah sakit atau bentuk pelayanan kesehatan lain sebenarnya telah memiliki hak sebagai seorang pasien dalam sebuah kontrak terikat didepan pihak pemberi layanan.

(67)

Bagan Kerangka Pikir :

Pengetahuan Pasien

Hak – hak Pasien pengguna Jamkesmas:

1. Pelayanan Kedokteran 2. Pelayanan Keperawatan 3. Pelayanan Kefarmasian 4. Menentukan Tindakan Medis 5. Pelayanan yang Adil

6. Pelayanan yang Aman dan Nyaman 7. Pelayanan Sesuai Ketentuan Umum

(68)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sederhana. Tipe deskriptif adalah suatu tipe dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas-kelas peristiwa pada sakarang (Winarno Surakhmad, 1984: 39).

(69)

Penelitian deskriptif dilakukan untuk dua tujuan :

1) Untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu. 2) Untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis,

terperinci, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diteliti (Singarimbun, 1989 : 26).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu pola penyajian dari sebuah analisis mengenai fenomena yang disusun dengan data kuantitatif serta membuat ketetapan pengukuranannya dengan metode statistika sebagai alat ukurnya. Dalam penelitian ini, penulis meneliti dan menggambarkan fakta dan data dengan sistematis secara faktual dan akurat. Penggambran tersebut dilakukan berdasarkan analisis dari fenomena yang disusun dengan data kuantitatif.

B. Definisi Konseptual

Definisi koseptual bermanfaat untuk membatasi dan menjelaskan beberapa pengertian istilah/pengertian dalam penelitian ini.

(70)

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

2. Hak

Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (krn telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.

3. Pasien

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung dirumah sakit serta setiap orang yang sedang menjalani pelayanan kesehatan.

4. Pelayanan Kesehatan

(71)

menyangkut pemenuhan suatu hak. Ini melekat pada setiap orang, baik secara pribadi maupun berkelompok (organisasi), dan dilakukan secara universal.

5. Pengetahuan pasien tentang hak dalam mendapatkan pelayanan Kesehatan

Pengetahuan pasien yang dimaksud adalah segala informasi yang diketahui atau disadari oleh pasien tentang kewenangan atau kekuasaan yang dimiliki dan telah ditentukan oleh Undang-Undang dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya penyimpangan serta memberikan arah dalam menafsirkan konsep yang ada, maka ditentukan definisi operasional untuk diterjemahkan dilapangan. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989:28), definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

(72)

kesehatan. Untuk mempermudah dalam melakukan pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, peneliti telah mengklasifikasikan hak-hak pasien pengguna jamkesmas seperti dalam tabel berikut :

Tabel 1 : Hak – Hak Pasien Pengguna Jamkesmas Dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

Hak-hak pasien Indikator

Mendapatkan Pelayanan Dari Dokter

 Kunjungan Min 1 x sehari

 Memberi Informasi Tentang Kondisi Pasien

 Sikap Dokter Yang Sopan dan santun

 Menjawab Setiap Pertanyaan Pasien Mendapatkan Pelayanan

Perawat

 Pelayanan Yang Sopan dan Santun

 Menjawab Pertanyaan Pasien

 Bertanya persetujuan pasien terkait tindakan medis yang akan diberikan

 Memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan kepada klien

 Memberikan Perawatan Dari awal hingga akhir Mendapatkan Pelayanan

Farmasi

 Meracik Obat Untuk Pasien Sesuai Rekomendasi Dokter

 Memberikan Pelayanan yang sopan dan santun

 Menjawab setiap Pertanyaan Pasien Terkait Obat yang akan diberikan

(73)

 Memberikan Informasi Efek Samping Obat

 Memberikan Konsultasi Obat

 Melakukan monitoring efek samping obat Menentukan Sendiri

Tindakan Medis

 Memilih Dokter

 Memberikan Persetujuan tentang pengobatan yang akan ditempuh

 Menolak Pengobatan

 Menghentikan pengobatan

 Menolak tindakan medis tertentu

 Mencari Pendapat Kedua Didengar Pendapat dan

Keluhannya

 Pendapat tentang barang / fasilitas yang digunakan

 Pendapat tentang Pelayanan yang diberikan petugas kesehatan

 Keluhan tentang barang / fasilitas yang digunakan

 Keluhan tentang Pelayanan yang diberikan petugas kesehatan

Pelayanan yang Adil  Pelayanan yang sama dengan pasien lain nonjamkesmas

 Pelayanan Yang Benar sesuai standar medik yang ada

 Pelayanan Yang Jujur dan bertanggung jawab Pelayanan yang Aman dan

Nyaman

 kenyamanan dalam menggunakan barang / fasilitas yang diterima

 Keamanan dalam menggunakan barang / fasilitas yang diterima

(74)

petugas kesehatan

 keamanan dalam menerima pelayanan dari petugas kesehatan

Mendapatkan Pelayanan Sesuai Ketentuan Umum Jamkesmas

D. Sasaran dan Lokasi Penelitian

1. Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat pengguna Jamkesmas yang menjadi pasien rawat inap di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung.

2. Lokasi Penelitian

(75)

pasien rawat inap yang relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan Rumah Sakit lain yang ada di Provinsi Lampung.

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua macam yaitu : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner. Selain itu sumber data ditambah atau ditunjang dari hasil wawancara dan observasi terhadap responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber seperti literatur, buku, dan dokumen resmi.

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(76)

menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan data jumlah pasien pengguna jamkesmas RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2012 sebanyak 17.640 pasien, maka dalam satu hari rata-rata pasien yang masuk berjumlah 49 yang merupakan populasi harian. Kemudian jumlah rata-rata dalam satu hari dikalikan empat sesuai jumlah hari peneliti turun kelapangan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap pengguna Jamkesmas di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek dengan jumlah 196 pasien .

2. Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian (Hadari Narawi,1993: 144). Suharsimi Arikanto (196:78) tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang disyaratkan untuk penelitian dari populasi yang tersedia. Apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya. Tetapi apabila subyeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10 %-15 %, 20 % - 25 % dari seluruh populasi atau lebih.

Berdasarkan ukuran tersebut maka peneliti menetapkan besarnya sampel dalam penelitian ini 15% dari 196 orang pasien.

× 9 = 9, pasien dibulatkan menjadi 30.

(77)

wawancara (Ferdinand 2006:1996).

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: 1. Kuesioner

Kuesioner yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian berupa jawaban pertanyaan tertulis yang diajukan oleh peneliti untuk mengetahui seberapa jauh masyarakat mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. 2. Wawancara

Merupakan tekhnik pengumpulan data dengan berdialog langsung dengan responden, hasil data dari wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapi data yang didapat dari kuisioner.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data tambahan dari berbagai referensi berupa buku, literatur, arsip, agenda, dokumen, dan sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.

H. Teknik Pengolahan Data

Gambar

Tabel 1 : Hak – Hak Pasien Pengguna Jamkesmas Dalam Mendapatkan
Tabel 3 : Sarana dan Prasarana RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Tabel 4 : Jumlah Tempat Tidur Instalasi Rawat Inap
Tabel 5 : Jumlah Pegawai RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Siswa mengidentifikasikan jenis aktivitas dan pelaku aktivitas dari gambar yang ia amati dan melengkapi tabel yang disediakan di Buku Siswa Kegiatan ini digunakan untuk

Garis warna merah merupakan kenaikan muka air laut akibat total dari perubahan iklim, rata-rata pasang surut, deformasi vertikal, kemiringan dan jenis pantai serta pergerakan

Konsep perencanaan redesain gedung DPRD Sukoharjo adalah berdasarkan fungsi dan sifat dari lembaga DPRD yang terbuka, transparan dan berwibawa yang diterapkan

4.3.4 Hubungan Secara Bersama-sama antara Kecerdasan Spiritual, Motivasi Kerja Guru, dan Harapan Guru terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru .....

Galtung telah mengembangkan beberapa teori yang berpengaruh, seperti perbedaan perdamaian negatif dan positif, kekerasan struktural, teori tentang konflik dan resolusi konflik,

Judul : Upaya Hukum Pemerintah Kota Yogyakarta Untuk Mencegah Penyimpangan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

 Mampu menulis larik-larik puisi tentang peristiwa yang pernah dialami dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik  Mampu menyunting puisi yang.