Endang Lastriana
ii ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP
AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Oleh
ENDANG LASTRIANA
Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII G sebagai kelas eksperimen dan VII H sebagai kelas kontrol yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu hasil pemahaman konsep siswa yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postesdan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji U dengan bantuan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa, dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual melalui model Team Asissted
Individualization (TAI) yang dianalisis secara deskriptif.
iii
(72,22%); bekerjasama dengan teman (78,47%); aspek melakukan kegiatan diskusi kelompok (76,39%); aspek menjawab pertanyaan (79,17%), pemahaman konsep oleh siswa juga mengalami peningkatan, dengan rata-rata nilai pretes (45,83); nilaipostes (81,25); dan N-gain (64,64). Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media audio-visual melalui model Team Asissted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas dan pemahaman konsep siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP
AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
(Studi Ekperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh
ENDANG LASTRIANA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukaraja pada tanggal 26 desember 1992, sebagai anak kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak Alm
Basrun dan Ibu Sadariyu. Alamat penulis yaitu di Jl. Lintas Sumatra Kelurahan Sukaraja, kecamatan way tenong, kabupaten Lampung Barat. Nomor handphone penulis yaitu 085789677392.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Sukaraja tahun 1998 yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 diterima di SMPN 1 Purbolinggo yang diselesaikan pada tahun 2007. Tahun 2007 diterima di SMAN Metro yang
diselesaikan tahun 2010 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur PKAB.
Dalam bidang akademik, Selama menjadi mahasiswa penulis memiliki
MOTO
“(Yaitu) orang
-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tentram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi
tentram.”
(QS. Ar-
Ra’du:28)
“Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah
menyelamatkan hati dari buruk sangka. (Syeikh Abdul Qadir
Jailani)”
Dengan memohon d
o’a Kepada Allah SWT
mampu merubah
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT, ku
persembahkan karya kecilku ini untuk :
Alm Ayah dan Mamahku tercinta yang senantiasa
memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan, dan
senantiasa mendoakan keberhasilan dan kebahagiaan
untukku. Jasa kalian takkan mungkin dapat ananda
balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak
dapat membahagiakan dan membuat orangtua bangga
telah memiliki putri seperti ananda.
Para pendidik dan dosen yang terhormat...
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Penggunaan Media Audio-Visual melalui Model Team Asissted Individualization (TAI) terhadap Aktivitas dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila. 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Pramudiyanti, S.Pd., M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing
Akademik, terima kasih atas bantuannya dan telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengetahuan, kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
xii
6. Drs. H. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku dosen penguji terima kasih atas kesediannya dalam memberikan pengarahan dan pengetahuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Sudjasman, S.H., selaku kepala SMP N 8 Bandar Lampung dan Ibu Ermawati, selaku guru mitra, terima kasih atas kerjasama dan bimbingannya.
8. Teristimewa untuk Alm Ayah dan mamah tercinta, terimakasih atas cinta, kasih sayang, lantunan doa’ serta dukungan material yang diberikan.
9. Ayuk dan kakakku Indar Wati, Aris Toni, Efson Hadi, Erwinnata, atas kasih sayang, doa, nasihat, serta dukungan yang telah diberikan.
10.Ricky Andrean Halim S.E atas motivasi, bantuan serta do’a yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Keluarga besarku di Lampung Barat terimakasih atas dukungan do’a dan semangatnya selama ini.
12.Sahabatku Desy Sutantri, Fiska Aulia, Anisa Shinta, Silfi Auliyanti, Masayu Olba, terimakasih atas bantuan dan motivasi, serta do’a yang telah diberikan. 13.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, 19 Juli 2014 Penulis
xiii
B. Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ... 18
xiv
B. Pembahasan ... 47
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN 1. Silabus ... 62
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 68
3. Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes ... 76
4. Lembar Kerja Siswa ... 85
5. Angket Tanggapan Siswa ... 99
xv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel
1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39 2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 40 3. Skor per jawaban angket ... ... 41 4. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap penggunaan media
audio visual... ... 41 5. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap media
audio-visual... ... 42 6. Hasil rata-rata tiap aspek aktivitas belajar siswa kelas kontrol dan
eksperimen……….. 43 7. Hasil uji statistik terhadap nilai pretes, postes, dan N-gain
penguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol .. 44 8. Hasil uji N-gain indikator kognitif (C1, C2, C3 dan C4) pada siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol …….. ... 45 9. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen... ... 100 10. Aktivitas belajar siswa kelas kontrol... ... 102 11. Nilai pretes, postes dan N-gain kelompok
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 12
2. Desain pretes-postes non ekuivalen. ... 28
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual ... 46
4. Siswa mengerjakan pretes/postes (pertemuan ke-1) ... 107
5. Siswa mendengarkan pembagian kelompok berdasarkan hasil pretes (pertemuan ke-1) ... 107
6. Siswa mengerjakan LKS menggunakan media audio-visual pada pertemuan ke-2 ... 108
7. Siswa bertanya kepada guru tentang permasalahan pada LKS ... 108
8. Siswa mengerjakan pretes/postes (pertemuan ke-1) ... 109
9. Siswa mengerjakan LKS (pertemuan ke-1) ... 109
10.Guru membimbing siswa mengerjakan LKS (pertemuan ke-2) ... 110
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha mencapai
kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya, baik bidang ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dalam bidang kehidupan lainnya. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi :
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk peningkatan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani (Hasbullah, 2008: 143).
Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan
2
Menurut Hamalik (2004 : 44) mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah. Guru memilki peranan yang sangat penting dalam memilih media dan metode untuk menyampaikan
pembelajaran di kelas agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan. Seorang guru dituntut untuk pandai dalam memilih media dan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mempunyai peranan sangat besar dan erat hubungannya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut adalah melalui perbaikan proses pembelajaran yang diarahkan pada aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa mempengaruhi hasil belajar siswa (Sukarmanto, 2010: 2).
Adapun nilai aktivitas dalam pengajaran adalah sebagi berikut : (1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri, (2) berbuat sendiri akan menegembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral, (3) memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa, (4) para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, (5) memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis, (6) mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, hubungan antara orang tua dengan guru. (7) pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga
Pemahaman berasal dari kata paham, menurut KBBI (2007: 636)
mengartikannya pengertian, pendapat; pikiran; airan; haluan; pandangan; mengerti benar (akan); tahu benar (akan), pandai dan mengerti benar (tentang suatu hal). Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagi hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman konsep siswa dapat lebih mengerti akan materi pelajaran itu sendiri. Siswa dituntut untuk dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dengan struktur berpikirnya berupa konsep.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Media adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
4
Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan aktivitas siswa adalah media audio-visual, karena dengan menggunakan media audio-visual sama saja belajar dengan menggunakan indera ganda pandang dan dengar, berdasarkan konsep diatas akan memberikan
keuntungan bagi siswa dan siswa pun menjadi lebih aktif. Dibandingkan hanya belajar materi pelajaran yang disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar.
Media pembelajaran adalah segala jenis alat yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional pembelajaran. Mengingat banyaknya berbagai macam media maka guru harus dapat berusaha
memilihnya dengan cermat agar dapat digunakan dengan tepat. Dari berbagai ragam bentuk dari media pembelajaran (Rohani, 1997: 16) berpendapat bahwa media dibedakan menjadi tiga jenis yaitu media audio (media dengar) seperti (sound, tape, radio), media visual (indra pendengaran) seperti (OHP, LCD, gambar pembelajaran) dan media audio-visual (media pandang dengar) seperti (laptop, TV).
Penggunaan media saja dalam proses pembelajaran tidak akan efektif, sehingga perlu mengkombinasikannya dengan model pembelajaran agar penggunaan media dalam pembelajaran bisa maksimal serta dapat
Assisted Individualization (TAI). Pembelajaran kooperatif tipe TAI dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Ciri khas tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama sehingga siswa akan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup diharapkan siswa mampu mendiskripsikan pengertian keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup dengan mengidentifikasi keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup, mengenal gejala hidup pada hewan dan tumbuhan, membedakan gejala hidup pada tumbuhan dan gejala hidup pada hewan. Adanya karakteristik dari pembelajaran biologi ini hendaknya guru dalam proses pembelajaran menggunakan media asli pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup. Tetapi penggunaan media asli dirasa kurang efektif karena memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkannya. Oleh karena itu, media audio-visual diduga dapat dijadikan perantara siswa dalam memahami konsep pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup, untuk
6
bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita mau-pun fiktif (seperti misalnya ceritera), bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Berdasarkan konsep diatas melalui media video, materi dalam pembelajaran akan mudah disampaikan
Hasil observasi dan diskusi dengan guru mata pelajaran biologi di SMP Negeri 8 Bandar Lampung, didapatkan bahwa di dalam pembelajaran siswa masih kurang memahami konsep-konsep IPA biologi khususnya pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup, sebanyak 50 % siswa hanya menghafalkan materi tanpa memahami konsep. Rendahnya pemahaman konsep tersebut memberi dampak terhadap aktivitas siswa. Hal itu juga terlihat dari data yang diperoleh yang menunjukkan bahwa 50 % (13 orang ) siswa masih belum mencapai standar KKM pada mata pelajaran IPA yaitu 65,00. Dari hasil wawancara kepada guru mata pelajaran biologi kelas VII di SMP Negeri 8 Bandar lampung, penyajian materi biologi yang diberikan oleh guru selama ini belum mampu menarik perhatian siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran IPA di SMP Negeri 8 Bandar Lampung masih
menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran dan media yang digunakan diantaranya media cetakan dan lingkungan sekitar sekolah. Selama ini guru belum pernah mengkombinasikan model dan media pembelajaran dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan indikator pembelajaran yang ditetapkan sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni, Rahman dan Arief (2007:6)
perentase 90,55% berhasil mencapai nilai KKM (60,00 untuk IPA). Data tersebut menunjukkan bahwa media audio-visual berpengaruh terhadap pemahaman konsep. Selain itu penelitian Trisna, Kurniasih, dan Retnowati
(2012:2) membuktikan bahwa penggunaan model TAI dengan media
audio-visual pada siswa kelas X 3 SMA Negeri 2 Tambun Selatan mampu
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
Berdasarkan paparan di atas, strategi pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif perlu diujicobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung, untuk itu peneliti mengambil judul penelitian “penggunaan media audio-visual melalui model Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Aktivitas dan Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup Untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Penggunaan model dan media pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga
pembelajaran kurang menarik. Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan,
mencatat dari ceramah guru, dan merangkum dari media cetakan.
2. Rendahnya aktivitas dan pemahaman konsep siswa dalam belajar IPA
8
3. Materi keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup merupakan materi yang berkaitan dengan siswa dan lingkungan.Pembelajaran yang sesuai menggunakan media audio-visual dengan model kooperatif tipe TAI. 4. Rendahya nilai ulangan harian yang masih menunjukkan adanya siswa
yang nilainya berada di bawah nilai batas ketuntasan yaitu 65,00.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media audio-visual melalui model Team Assisted Individualization (TAI) terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup untuk siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung TP.2013/2014 ? 2. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media audio-visual
melalui model Team Assisted Individualization (TAI) terhadap
pemahaman konsep siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup untuk siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung TP.2013/2014 ?
D. Tujuan Penelitian
1. Pengaruh penggunaan media audio-visual melalui model Team Assisted Individualization (TAI) terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
2. Pengaruh penggunaan media audio-visual melalui model Team Assisted Individualization (TAI) terhadap pemahaman konsep pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
E. Manfaat Penelitian
Setelah diadakannya penelitian ini, maka diharapkan dapat digunakan untuk: 1. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman mengajar dan merupakan wahana untuk
menerapkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran biologi dalam memilih media dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa.
3. Bagi Siswa
Melalui media audio-visual siswa dapat menerima materi dengan mudah dan mampu memahami konsep dalam suatu proses, mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu saat proses pembelajaran. Siswa dapat belajar bersosialisai dengan cara memahami perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam kelompok sehingga meningkatkan aktivitas dan
10
4. Bagi Pihak Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan model dan media pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa.
F. Ruang Lingkup penelitian
Untuk menjaga agar masalah ini lebih terarah dan lebih jelas sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu :
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII G (kelas eksperimen dan VII H (kelas kontrol) semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP negeri 8 Bandar Lampung.
2. Media yang digunakan adalah audio-visual.
3. Model yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif TAI. 4. Aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar observasi siswa. 5. Aktivitas belajar yang diamati yaitu : (1) aktivitas siswa dalam
mengajukan pertanyaan, (2) memberikan ide atau pendapat (3) bekerjasama dengan teman, (4) melakukan kegiatan diskusi dan (5) menjawab pertanyaan.
6. Indikator pemahaman konsep yang diamati berupa aspek kognitif (pengetahuan) siswa tentang keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup. 7. Pemahaman konsep diperoleh dari proses pembelajaran dan hasil tes
awal-tes akhir.
G. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Media dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh pada
ketercapaian tujuan pembelajaran biologi. Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh siswa untuk dapat digunakan dalam belajar, sehingga siswa aktif dalam belajar, beraktivitas dan memiliki pemahaman konsep.
Untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep oleh siswa salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep siswa yaitu menggunakan media audio-visual, karena dengan menggunakan media audio-visual sama saja belajar dengan menggunakan indera ganda pandang dan dengar, berdasarkan konsep diatas akan memberikan keuntungan bagi siswa dan siswa pun menjadi lebih aktif. Dibandingkan hanya belajar materi pelajaran yang disajikan dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar.
Pada penelitian ini digunakan pengujian untuk aktivitas dan pemahaman konsep siswa menggunakan media audio-visual dengan model pembelajaran kooperatif TAI pada kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol tanpa menggunakan media audio-visual
12
pembelajaran kooperatif TAI dan variabel terikatnya adalah aktivitas belajar siswa dan pemahaman konsep.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini :
Keterangan: X : Kombinasi media audio-visual dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
Y1 : Aktivitas siswa Y2 : Pemahaman konsep
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media audio-visual melalui model Team Assisted Individualization (TAI) terhadap aktivitas siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup di SMP Negeri 8 Bandar Lampung.
2. H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media audio-visual melalui model Team Assisted Individualization (TAI) terhadap
pemahaman konsep siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup di SMP Negeri 8 Bandar Lampung.
X
Y1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Audio-Visual
Kata media berasal dari kata Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,’perantara’atau ‘pengantar’. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2011:
3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang mebuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Rusman, Deni dan Cepi (2012: 60) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Bentuk-bentuk stimulus bisa
dipergunakan sebagai media di antaranya adalah hubungan atau interaksi manusia; relia; gambar bergerak atau tidak; tulisan, dan suara yang direkam. Menurut Arsyad (2011: 15) salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
14
memperoleh pengalaman-pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar tergantung pada interaksi siswa terhadap media. Media yang sesuai terhadap tujuan pembelajaran dapat meningkatkan pengalaman belajar sehingga anak didik dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Hakim, Karyanto dan Maridi 2013: 3).
Rusman, Deni dan Cepi (2012: 63) berpendapat bahwa pengelompokan media pembelajaran dapat ditinjau dari jenisnya yaitu:
a. Media Visual. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat
dengan menggunakan indra penglihatanyang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak
b. Media Audio. Yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari bahan ajar.
c. Media Audio-Visual. Media audio-visual yaitu media merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio visual program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide). d. Kelompok Media Penyaji. Media kelompok penyaji ini sebagaimana
hidup/film, (f) kelompok keenam; media televisi, dan (g) kelompok ketujuh; multimedia.
e. Media objek dan interaktif berbasis komputer. Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalm bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya dan sebagainya.
Dale (1969: 180) mengemukakan bahwa media audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan moderen saat ini.
Media video pembelajaran dapat digolongkan ke dalam jenis media Audio Visual Aids (AVA), yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat (Rusman, Deni dan Cepi, 2012: 218).
Arsyad (2011: 86-87) berpendapat bahawa video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal, individual maupun berkelompok. Video juga
merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa,
16
Media video pembelajaran adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Program video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Kemampuan video dalam memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu anda menyampaikan materi yang bersifat dinamis. Materi yang memerlukan visualisasi yang mendemonstrasikan hal-hal seperti gerakan motorik tertentu, ekspresi wajah, maupun suasana lingkungan tertentu adalah paling baik disajikan melalui pemanfaatan teknologi video. Misalnya tentang perubahan kepompong menjadi kupu-kupu, akan terlihat detail dan dramatis kalau hal itu divisualisasikan lewat teknologi video (Daryanto, 2013: 88).
Keuntungan video dalam proses pembelajaran yaitu dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari (Rusman, Deni dan Cepi, 2012: 222).
memberikan kesan yang mendalam, yang dapat memengaruhi sikap siswa (Rusman, Deni dan Cepi, 2012: 220).
Sedangkan menurut Pramono dalam Rusman, Deni dan Cepi, (2012: 220) berpendapat bahwa media video memilki banyak kelebihan, antara lain: (a) Memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian, (b) sebagai bagian terintegrasi dengan media lain, sperti teks atau gambar, video dapat memperkaya pemaparan, (c) pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambaran yang lebih fokus, (d) sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku, (e) kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan
dibandingkan media dengan media teks.
18
pembelajaran, hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama sehingga siswa akan berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Maka sifat komunikasi dalam pembelajaran tidak hanya satu arah. Siswa dapat memperoleh softcopy video tentang keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup agar bisa dipelajari lagi dirumah. Untuk gambar yang relatif kecil bisa diatasi dengan memperbesar resolusi gambar.
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Belajar kooperatif adalah cara belajar yang menerapkan kerjasama antar siswa dalam sekelompok kecil terdiri dari 3 sampai 5 orang siswa dalam satu kelompok sehingga mereka dapat belajar dalam satu tim untuk mecapai tujuan. Di dalam belajar kooperatif siswa berdiskusi dan saling membantu serta memberikan motivasi serta saling membantu antara satu siswa dengan lainnya dalam rangka pemahaman terhadap isi materi pelajaran. Johnson dalam (Saleh, 2012: 53) mengungkapkan bahwa belajar dalam satu kelompok yaitu bekerja secara bersama untuk menyelesaikan sebuah masalah,
menyelesaikan tugas-tugas yang diajukan/dihadapi. Dalam belajar kelompok semua anggota tim memiliki tugas dan tanggung jawab dan secara bersamaan membahas dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam belajar
menyelesaikan tugas yang diberikan. Belajar kooeperatif menekankan agar terjadi interaksi antar teman
sebaya dalam kelompoknya dalam rangka menyelesaikan tugas kelompok. Kehadiran teman sebaya sebagai kolega dalam belajar memberikan rasa lebih bebas beraktifitas karena dalam ruang lingkup kelompok yang semuanya merupakan orang-orang dekat dan teman bergaul. Dengan demikian setiap siswa akan lebih berani untuk mengemukakan ide-ide atau pendapatnya dalam kelompok (Saleh, 2012: 53).
Pembelajaran Kooperatif memiliki berbagai tipe pembelajaran, salah satunya adalah Pembelajaran Kooperatif tipe TAI. Pembelajaran Kooperatif tipeTAI ini dikemukakan oleh slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama (Daryanto dan
Rahardjo, 2012: 246).
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut: a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
20
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuaan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari, f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok yang terbaik berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 247).
Menurut pendapat Lie (2008: 12) sistem pembelajaran kooperatif atau yang disebutnya pemeblajaran gotong-royong adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur dan guru sebagai fasilitator.
C. Aktivitas Belajar
kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Jadi, aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah penting karena dengan adanya aktivitas, pembelajaran akan lebih efektif dan mendatangkan hasil belajar yang lebih baik bagi siswa.
Paul D. Dierich membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok, ialah : a) Kegiatan- kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati oranglain bekerja atau bermain.
b) Kegiatan- kegiatan lisan (oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
c) Kegiatan- kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi keompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
d) Kegiatan- kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
e) Kegiatan- kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola. f) Kegiatan- kegiatan metrik
22
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
h) Kegiatan- kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain (Hamalik, 2004: 172-173).
Dalam proses pembelajaran, belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik aupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif : mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya. Kegiatan atau keaktivan jasmani fisik sebagai kegiatan yang nampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan psikis nampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan dan mengambil keputusan, dan sebagainya (Rohani dan Ahmadi, 1995: 6).
maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi parsitipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik.
Dalam sustu proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk melakukan aktivitas yang relevan. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 40) menyatakan bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan-kegiatan mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini baik secara fisik maupun secara mental, aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA. Jadi, tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau anak didik hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukannya.
D. Pemahaman Konsep
24
Belajar konsep adalah adalah merumuskan melalui proses mental tentang lambang, benda, serta peristiwa dengan mengamati ciri-cirinya. Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu (Rusman, Deni dan Cepi, 2012: 20).
Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagi hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman konsep siswa dapat lebih mengerti akan maeri pelajaran itu sendiri. Siswa dituntut untuk dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dengan struktur berfikirnya berupa konsep (Sukarmanto, 2011: 20).
Belajar konsep dilakukan dengan mengadakan abstraksi yaitu meliputi benda, kejadian dan orang, hanya ditinjau pada aspek tertentu saja seolah-olah diambil, diangkat dan disendirikan. Misalnya pada bunga plamboyan, bunga anggrek, bunga mawar, bunga kenanga, dan sebagainya. Pada semua jenis tumbuhan ini terdapat ciri-ciri yaitu mekar, bertangkai, berwarna, sedap dipandang, berbenang sari. Semua ciri itu ditangkap atau dikumpulkan dalam pengertian bunga. Jadi tumbuhan yang mana saja atau dimana saja selama memilki ciri-ciri tersebut, akan disebutnya bunga (Rusman, Deni dan Cepi, 2012: 20-21).
yang mengandung konsep itu. Konsep sangat penting bagi manusia karena digunakan dalam komunikasi dengan orang lain, dalam berpikir, dalam belajar, membaca, dan lain-lain (Nasution, 2008:164).
Bloom dalam Rohmawati (2011: 21) mengemukakan pemahaman adalah kemampuan untuk memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mampu memanfaatkan suatu ide tanpa harus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide itu secara mendalam.
Bloom mengemukakan bahwa pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :
a) Penerjemahan (Translation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi bentuk kalimat lain, misalnya dari lambang ke arti.
b) Penafsiran (Interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal.
c) Ekstraolasi (Extrapolation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyimpulkan dari sesuatu yang telah diketahui (Rohmawati, 2011: 23).
26
hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit. Tes ini merupakan post-test atau akhir proses pembelajaran (Arikunto, 2011:36).
Menurut Anderson dalam (Smarabawa, Arnyana dan Setiawan, 2013: 6) terdapat tujuh indikator pemahaman konsep yang dikembangkan yaitu: menginterpretasi, memberikan contoh, mengklasifikasikan, merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan.
Menurut Kustiyah (2013: 1) siswa dikatakan paham apabila dapat
menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri yang diungkapkan melalui pertanyaan, soal dan tugas. Pemahaman konsep biologi merupakan penguasaan materi biologi pada siswa yang diwujudkan siswa mampu menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata mereka sendiri,
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada bulan April Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII MP Negeri 8 Bandar Lampung Lampung Tahun Ajaran 2013/ 2014, pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup. Kelas VII berjumlah 11 kelas dengan kemampuan siswa merata dalam setiap kelas. Untuk kepentingan penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari sebelas kelas yang ada dan diperoleh kelas VII G sebagai kelas eksperimen dan VII H sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan kuasi-eksperimental atau
28
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok pretes dan postes tak ekuivalen. Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok pretes perlakuan postes
I O1 X O2
II O1 C O2
Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan media audio-visual, C = Non media. Sumber: dimodifikasi dari Riyanto (2001:43).
Gambar 2. Desain pretes-postes non ekuivalen
D. Prosedur penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) untuk sekolah tempat penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan eksperimen. d. Membuat media pembelajaran. Media yang dibuat berupa media
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.
f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest/postest dalam bentuk soal pilihan jamak untuk setiap pertemuan.
g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
h. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual.
i. Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen dengan membagi siswa dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa, kelompok bersifat heterogen.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media audio-visual dengan model pembelajaran model TAI untuk kelas eksperimen dan tanpa menggunakan media untuk kelas kontrol di SMP Negeri 8 Bandar Lampung. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 kali pertemuan, pertemuan pertama membahas tentang keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup (bergerak, iritabilitas, bernapas dan ekskresi), pertemuan kedua membahas
keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup (memerlukan makanan, tumbuh dan berkembang, adaptasi, berkembang biak). Dengan langkah-langkah
30
Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan Media audio-visual melalui model pembelajaran TAI)
a. Pendahuluan
1. Guru memberikan pretes sebagai penilaian pemahaman konsep melalui tes berupa soal pilihan jamak mengenai materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup untuk mendapatkan skor dasar.
2. Guru membentuk kelompok, dengan anggota kelompok 5-6 siswa secara heterogen, siswa terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Pembentukan kelompok ditinjau berdasarkan hasil kuis.
3. Pertemuan I : Guru meminta siswa untuk mencari perbedaan antara gerakan mobil yang berjalan dengan gerak pada manusia berjalan. Sehingga siswa dapat membedakan antara makhluk hidup dan benda tidak hidup.
Pertemuan II : Guru menanyakan kepada siswa “ apakah ukuran
tubuh kalian sama dengan ukuran tubuh anak-anak TK? apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?” .
4. Guru memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari materi keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup, siswa akan memperoleh pengetahuan untuk dapat menentukan dan mengidentifikasi suatu benda yang digolongkan sebagai makhluk hidup dan tidak hidup. b. Kegiatan inti
2. Membagikan LKS kepada masing-masing siswa dalam kelompok tersebut.
3. Menyajikan video untuk membantu siswa mengerjakan LKS dan memahami konsep pada materi pembelajaran.
Pertemuan I : ciri bergerak, iritabilitas, bernapas, ekskresi.
Pertemuan II : ciri tumbuh dan berkembang, memerlukan makanan, reproduksi, adaptasi
4. Melakukan diskusi dengan cara meminta setiap anggota mengoreksi jawaban teman satu kelompok. Guru memerintahkan setiap
kelompok untuk mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan dan diperiksa, sebagai acuan untuk menegetahui apakah siswa dapat memahami materi.
5. Membimbing siswa dalam membuat rangkuman dan memberi penegasan pada materi pembelajaran.
Pertemuan I : ciri bergerak, iritabilitas, bernapas, ekskresi.
Pertemuan II : ciri tumbuh dan berkembang, memerlukan makanan, reproduksi, adaptasi
6. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa menggunakan soal pilihan jamak
32
c. Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan ide-ide pembelajaran dan memberikan umpan balik dari proses dan hasil pembelajaran. Pertemuan I : Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) agar siswa mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya yaitu ciri
memerlukan makan, reproduksi, tumbuh dan berkembang, dan adaptasi pada makhluk hidup.
Pertemuan II : Guru memberikan postes kepada siswa sebagai penilaian pemahaman konsep melalui tes berupa soal pilihan jamak mengenai materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
Kelas Kontrol (Model pembelajaran TAI) a. Pendahuluan
1. Guru memberikan pretes sebagai penilaian pemahaman konsep melalui tes berupa soal pilihan jamak mengenai materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup
2. Pertemuan I : Guru meminta siswa untuk mencari perbedaan antara gerakan mobil yang berjalan dengan gerak pada manusia berjalan. Sehingga siswa dapat membedakan antara makhluk hidup dan tidak hidup.
Pertemuan II : Guru menanyakan kepada siswa “ apakah ukuran
3. Guru memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup, siswa akan memperoleh pengetahuan untuk dapat menentukan dan mengidentifikasi suatu benda yang digolongkan sebagai makhluk hidup dan benda tidak hidup.
b. Kegiatan Inti
1. Siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing (setiap kelompok berjumlah 4-5 orang)
2. Pertemuan I : Guru menjelaskan materi mengenai keanekaragaman cara bergerak, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi pada makhluk hidup.
Pertemuan II : Guru menjelaskan materi mengenai keanekaragaman memerlukan makan, tumbuh dan berkembang, adaptasi, dan
reproduksi pada makhluk hidup.
3. Membagikan LKS yang berisi pertanyaan tentang konsep pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup
Pertemuan I : ciri bergerak, iritabilitas, bernapas, ekskresi.
Pertemuan II : ciri tumbuh dan berkembang, memerlukan makanan, reproduksi, adaptasi.
4. Melakukan diskusi dengan cara meminta setiap anggota mengoreksi jawaban teman satu kelompok. Guru memerintahkan setiap
34
5. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang berhasil
memperoleh hasil belajar yang terbaik berdasarkan peningkatan nilai dari skor dasar/pretes ke skor postes .
c. Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan ide-ide pembelajaran dan memberikan umpan balik dari proses dan hasil pembelajaran. 2. Pertemuan I : Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) agar siswa
mempelajari materi untuk pertemuan berkutnya yaitu ciri memerlukan makan, reproduksi, tumbuh dan berkembang, dan adaptasi pada makhluk hidup.
Pertemuan II : Guru memberikan postes kepada siswa sebagai penilaian penguasaan konsep melalui tes berupa soal pilihan jamak mengenai materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis data dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data
Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. a. Data Kuantitatif
b. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan data angket tanggapan siswa terhadap media adio-visual dengan model pembelajaran TAI
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pemahaman Konsep
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes dilakukan pada awal pertemuan I dan postes dilakukan diakhir pertemuan II. Pretes dan postes dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah adalah pilihan jamak. Pretes yang diberikan pada awal pertemuan I mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan postes yang diberikan di akhir pertemuan II.
Teknik penskoran nilai pretest dan posttest yaitu :
S = 100
N R
Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
36
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (1) Mengajukan pertanyaan, (2) memberikan
ide/pendapat, (3) bekerja sama dengan teman , (4) melakukan kegiatan diskusi dan (5) menjawab pertanyaan.
c. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan media audio-visual dengan model TAI dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut :
2) Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008: 3) yaitu:
1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program
SPSS versi 16. a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).
2. Kesamaan Dua Varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan dengan menggunakan program SPSS versi 16.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama
H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
- Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 71).
3. Pengujian Hipotesis
38
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji
- Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima
- Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
2) Kriteria Uji :
- Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima
- Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).
c. Uji Mann-Whitney U
Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka menguji hpotesis dilakukan Uji Mann-Whitney U
1. Hipotesis
Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
2. Kriteria Uji
Jika p-value > 0,05 maka terima Ho
Jika p-value < 0,05 maka tolak Ho (Pratisto, 2004: 36). 2) Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
1) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus
n xi
Keterangan = Rata-rata skor aktivitas siswa
∑xi = Jumlah skor maksimal yang diperoleh n = Jumlah Siswa
Tabel 1. Lembar observasi aktivitas siswa
No Nama
Sumber : dimodifikasi dari Belina dalam Puspita (2011: 31 ). Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:
A. Mengajukan pertanyaan 1. Tidak mengajukan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup
40
B. Memberikan ide/pendapat
1. Tidak memberikan ide/pendapat (diam saja)
2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup
3. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup
C. Bekerja sama dengan teman
1. Tidak bekerja sama dengan teman (diam saja) 2. Bekerja sama tetapi hanya satu atau dua teman 3. Bekerja sama baik dengan semua anggota kelompok D. Melakukan kegiatan diskusi
1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok
2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup
3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup
E. Menjawab pertanyaan
1. Tidak menjawab pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup
3. Menjawab pertanyaan sesuai dengan materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup
2) Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi tabel 5
Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
G. Data Angket Siswa
Data tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual melalui model kooperatif tipe TAI selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui penyebaran angket kepada siswa kelas eksperimen. Angket tanggapan berisi 10 pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan positif dan 5 pernyataan negatif.
a. Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor per jawaban angket
Sifat Pernyataan Skor
1 0
Positif S TS Negatif TS S
Keterangan :S=Setuju; TS= Tidak Setuju (dimodifikasi dari Sukarsih, 2012:30)
b. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 4. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap penggunaan media
audio-visual
Nomor Responden (Siswa) Persentase
42
c. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
%
100
maks in
S
S
X
Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa
S = Jumlah skor jawabanSmaks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69).
d. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media video.
Tabel 5. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap media audio-visual
Persentase Kriteria > 70
30 ≤ x <70 < 30
Tinggi Sedang Rendah
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penggunaan media audio-visual berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup.
2. Penggunaan media audio-visual berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Peneliti yang hendak menggunakan media audio-visual diharapkan lebih
2. Sebaiknya peneliti meningkatkan kualitas serta kelengkapan media audio-visual dan mendesainnya yang menarik agar kemampuan belajar siswa dapat dikembangkan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.
BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.
Daryanto dan Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Gava Media. Yogyakarta.
Dale, E. 1969. Audiovisual Methods in Teaching. (Third Edition). New York: The Dryden Press, Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Djamarah, S. B dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung Hamalik, O. 1990. Belajar dan Mengajar Ilmu Pertanian. Mandar Maju.
Bandung.
Hake. R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. http://lists.asu.edu/cgi- bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855. Diunduh tanggal 18 Oktober
2013 Pukul 04:42
Hakim, L., Karyanto dan Maridi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction Disertai Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Online Pendidikan Biologi. Vol.5.
http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/LUQMAN-HAKIM_K4308098.pdf. (04 Januari 2014; 12:00 WIB).
Kustiyah, E. 2013. Dengan Media Riil Lingkungan Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi. http://tabloidaspirasi.com/dengan-media-riil-lingkungan-meningkatkan-pemahaman-konsep-biologi-2.html. (17 Desember 2013; 19:10 WIB).
Lie, A. 2008. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia. Jakarta.
Loranz, D. 2008. Course Assessment Report (Car)
http://www.tmcc.edu/media/tmcc/departments/assessment/documents/repo rts/1112/car/ASMTCARPHYS151.pdf#search=%22n%20gain%20score% 20loranz%22. (4 Januari 2014; 10:00).
Marlina, I. 2012. Pengaruh Penerapan Media Audio-Visual Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Materi. (skripsi). Universitas Lampung. Bandar lampung.
Nasution, S. 2008. Berbagai pendekatan dalam proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Nuraeni, E,. T, Rahman dan M.H Arief. 2007. The Effectiveness Of Audio-Visual Teaching Media In Supporting Student Learning Of Human Growth . Jurnal Pendidikan.
File.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.-
PEND_BIOLOGI/197606052001122-ENI_NURAENI/MAKALAH/makalah_lengkap_AV_LS.pdf. (02 Februari 2014; 12:05).
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia:Jakarta.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya:Bandung
Puspita, L. 2011. Pengaruh Penerapan Model Inkuiri Terpimpin terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Sistem Pernapasan Manusia. (skripsi). Universitas Lampung. Bandar lampung.
Puspita, 2010. Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan dengan Menggunakan Multimedia Interaktif Untuk Mengembangkan Keterampilan Generik dan Berpikir Kritis Siswa.
http://gitabiology.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-konsep-reproduksi-hewan.html (diakses pada tanggal 8 Desember 2013 pukul 10.00 WIB) Riyanto.2001. Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.
61
Rohmawati, I. 2011. Peningkatan Pemahaman Siswa dengan Pendekatan Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Kelas VIII Bina Prestasi 3 MTSN Tangerang II Pamulang. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Jakarta: Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/193/1/101280-IKA%20ROHMAWATI. (10 februari 2014; 16: 00 WIB).
Rusman., K. Deni dan R. Cepi. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Rajawali pers. Jakarta.
Sadiman, A.S., R. Rahardjo., A. Haryono dan Rahardjito. 2008. Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Saleh, M. 2012. Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistic (PMR). Jurnal Pendidikan serambi Ilmu. Volume 13 Nomor 2 ISSN 1693-4849. http://fkip.serambimekkah.ac.id (04 Januari 2014; 11:15 WIB).
Smarabawa, I., I. Arnyana dan I. Setiawan. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran sains Teknologi Masyarakat terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Bberpikir Kreatif Siswa SMA. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3 tahun 201.
http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/7 55/54. (11 Januari 2014; 11:15 WIB).
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sukarmanto. 2011. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament
(TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa (skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung.
Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Trisna, A.N,. S Kurniasih dan R, Retnowati. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Model Team Assisted Individualization dengan Media Audio Visual. Jurnal Pendidikan.