• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN 1 DZULHIJAH MENGGUNAKAN METODE MOON-EARTH-SUNSET(MES)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENENTUAN 1 DZULHIJAH MENGGUNAKAN METODE MOON-EARTH-SUNSET(MES)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN 1 DZULHIJAH MENGGUNAKAN METODE MOON- EARTH-SUNSET (MES)

( Skripsi )

Oleh :

Inggit Puspita Ningrum

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENENTUAN 1 DZULHIJAH MENGGUNAKAN METODE MOON- EARTH-SUNSET (MES)

Oleh

Inggit Puspita Ningrum

Perbedaan penanggalan Hijriah dan Masehi adalah mengenai dasar perhitungannya, tahun Hijriah didasarkan pada siklus penampakan bulan, sedangkan dalam tahun Masehi didasarkan pada siklus matahari. Untuk menetapkan bulan baru Hijriah haruslah memiliki pemahaman gerak relatif bulan, bumi, dan matahari serta diperlukan kemampuan logika matematika dan imajinasi yang kuat dalam memahami 3 dimensi. Bumi, bulan, dan matahari ketiganya saling bergerak satu sama lain, pergerakan inilah yang mempengaruhi penetapan bulan baru Hijriah. Menggunakan logika matematika dan dibantu dengan metode Moon- Earth- Sunset (MES) dapat diprediksi jatuhnya tanggal 1 Dzulhijah yang

berkorelasi dengan momen 9 dan 10 Dzulhijah di tahun ke- n dengan pola maju yaituCn = Ya– 11,02 ( Yn-Ya) dan pola mundurnya yaitu Cn =Ya+ 11,02 (Ya- Yn).

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Tulang Bawang pada tanggal 26 September 1993, anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Sumarjoko dan Ibu Ida Utarini.

Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 02 Kahuripan Jaya pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Gajah Mada Bandar Lampung pada Tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMTI Tanjung Karang tahun 2008. Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(8)

MOTO

Kita tidak harus berhasil. Tapi, kita hanya perlu mencoba.

Karena dengan mencoba kita telah membangun peluang di

dalamnya untuk berhasil.

Melihatlah ke atas untuk urusan akhirat dan melihatlah ke

bawah untuk urusan dunia, maka hidup akan tentram.

Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan

dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat

malapetaka dalam setiap kesempatan.

Bukan kecerdasan anda, melaikan sikap andalah yang akan

(9)

HALAMAN PERSEMBAHANAN

Kupersembahkan karya kecil ini untuk Ayah dan Ibu tersayang

Terima kasih untuk cinta, kasih sayang, do’a, dan pengorbanannya yang selalu mengiringiku selama ini

Muhammad Zainul Efendi

Terimakasih atas dukungan, motivasi, dan kasih sayang yang luar biasa untukku Sahabatku,

Anis, Umi, Nika, Dewa, Okta, Eko, Bram, Intan

Terimakasih atas dukungan, motivasi, dan kasih sayang yang luar biasa untukku Almamater Tercinta

Terima kasih telah memberiku kesempatan menuntut ilmu di Universitas Lampung

(10)

SANWACANA

Puji syukur kepada Rabb Semesta Alam, Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, pribadi sempurna sebagai suri tauladan terbaik bagi umat manusia.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu, baik dalam memberi bimbingan maupun saran. Penulis memberi ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Tiryono Ruby, Ph.D., sebagai pembimbing utama yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Asmiati, S.Si, M.Si., sebagai pembimbing kedua yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dorrah Aziz, M.Sc., sebagai pembahas yang telah memberi masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Mustofa Usman M.A, Ph.D., Pembimbing Akademik atas segala nasihat, arahan, dan motivasi yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi, khususnya dalam pembuatan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan karyawan di jurusan Matematika yang telah terlibat dalam pembuatan skripsi ini.

6. Bapak Sumarjoko dan Ibu Ida Utarini selaku orang tua penulis serta seluruh keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, nasihat, dan doa kepada penulis.

7. Muhammad Zainul Efendi, S.pd yang selalu memberi dukungan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

X

9. Rekan Kerja Praktik Dwi dan Deni yang selalu memberikan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

10. Rekan - rekan Kuliah Kerja Nyata yang telah banyak memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Rekan-rekan Matematika angkatan 2011 yang telah banyak memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Rekan-rekan Matematika angkatan 2009, 2010, 2012, 2013, serta teman-teman semuanya yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang telah membantu selama ini, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu

segala kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga

skripsi inii bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca.

Bandar Lampung, Februari 2015

Penulis

(12)
(13)

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 17 3.2 Metode Penelitian ... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ... 42 5.1 Saran ... 43

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1: Sketsa Matahari sebagai Sumber Sinar dan Bulan Pemantul

Sinar ... 8

Gambar 2: Posisi Matahari, Bulan dan Bumi dalam Garis Orbital ... 12

Gambar 3: Kedudukan antar Sinar ... 12

Gambar 4: Ilustrasi Pengukuran Sudut MES ... 14

Gambar 5: Pengukuran Sudut MES secara Langsung ... . 15

Gambar 6: Fungsi yang Memiliki Nilai Limit ... . 18

Gambar 7: Fungsi yang Tidak Memiliki Nilai Limit ... . 19

Gambar 8: Penerapan Fungsi Limit pada Kalenderisasi yang Tidak Mempunyai Nilai Limit. ... . 20

Gambar 9 : Penerapan Fungsi Limit pada Kalenderisasi yang Mempunyai Nilai limit. ... . 21

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4. 1 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Dzulhijah 1435 ... 22

Tabel 4. 2 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Muharram 1436 ... 23

Tabel 4. 3 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Safar 1436 ... 24

Tabel 4. 4 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Robiul Awal 1436 ... 25

Tabel 4. 5 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Robiul Akhir 1436 ... 26

Tabel 4. 6 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Jumadil Awal 1436... 27

Tabel 4. 7 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Jumadil Akhir 1436 ... 28

Tabel 4. 8 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Rajab 1436... 29

Tabel 4. 9 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Sya’ban 1436 ... 30

Tabel 4. 10 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Romadhon 1436 ... 31

Tabel 4. 11 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Syawal 1436 ... 32

Tabel 4. 12 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Dzul- Qe’dah 1436 ... 33

Tabel 4. 13 Pengukuran Sudut MES pada Bulan Dzulhijjah 1436 ... 34

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika (berasal dari bahasa Yunani: μα ματ ά - mathēmatiká) adalah studi

besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Berbagai pola ilmu matematika

mempelajari dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari

aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.

Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari

pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun

dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan

manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi kaku pertama muncul di

dalam matematika Yunani, terutama di dalam karya Euklides.

Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting diberbagai

bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti

ekonomi, astrologi, dan psikologi. Matematika terapan adalah cabang matematika

yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain,

(17)

2

terkadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya

baru, seperti statistika dan teori permainan.

Pada skripsi ini penulis akan membahas penentuan 1 Dzulhijah yang berkorelasi

dengan momen 9 dan 10 Dzulhijah menggunakan Metode Moon-Earth-Sunset

(MES) yang sebelumnya telah ada penelitian menggunakan sudut MES yaitu pada

skripsi Mardiyah Hayati tahun 2013 yang berjudul “Penggunaan Limit Untuk

Penentuan 1 Syawal yang berkorelasi dengan Momen Natal dan Tahun Baru”.

Perbedaan penanggalan Hijriyah dan Masehi adalah mengenai dasar

perhitungannya, penanggalan Hijriyah ditentukan berdasarkan posisi bulan,

sedangkan penanggalan Masehi ditentukan berdasarkan posisi matahari.

Untuk menentukan bulan baru Hijriyah haruslah memiliki pemahaman gerak

relatif bumi, bulan, dan matahari serta sangat diperlukan kemampuan logika

matematika dan imaginasi yang kuat dalam melihat 3 dimensi. Tanpa itu semua

penetapan bulan baru (hilal) Hijriyah hanya berputar-putar pada eksplorasi dan

interpretasi dalil tanpa menyentuh fenomena alam yang sebenarnya.

Bulan, Bumi, dan Matahari ketiganya saling bergerak satu sama lain pergerakan

inilah yang mempengaruhi penetapan bulan Hijriyah. Dengan perhitungan

Hijriyahke masehi dan dibantu dengan metode Moon- Earth-Sunset (MES) secara

(18)

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan sebagai

berikut: Bagaimanakah cara penentuan tanggal 1 Dzulhijah yang berkorelasi

dengan momen 10 Dzulhijah mulai tahun 2015 menggunakan metode

Moon-Earth -Sunset (MES).

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perhitungan matematika dalam ilmu astronomi.

2. Menentukan 1 Dzulhijah yang berkorelasi dengan momen 9 dan 10

Dzulhijah mulai tahun 2015.

3. Menentukan pola matematika dalam perhitungan 1 Dzulhijah yang

berkorelasi dengan momen 10 Dzulhijah di tahun ke-n.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam memperluas wawasan ilmu

matematis.

2. Memberikan masukan bagi para peneliti yang ingin mengkaji tentang

perhitungan matematika pada penentuan 1 Dzulhijah yang berkorelasi dengan

momen 10 Dzulhijah menggunakan metode Moon- Earth-Sunset (MES).

3. Memberikan solusi secara perhitungan matematis dalam menentukan 10

(19)

4

4. Memberikan perkiraan tanggal 10 Dzulhijah di tahun yang akan datang bagi

para pembisnis hewan kurban.

1.5 Batasan Masalah

Dalam skripsi ini pembahasan dibatasi hanya pada menentukan 1 Dzulhijah yang

berkorelasi dengan momen 9 dan 10 Dzulhijah mulai tahun 2015 dan menentukan

pola matematika dalam perhitungan 1 Dzulhijah yang berkorelasi dengan momen

(20)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan diberikan beberapa definisi dan teorema sebagai landasan

teori pada penelitian ini.

2.1Konsep Limit dan Derivatif

Kata “limit” secara bahasa berarti batas, namun ada juga yang mengatakan bahwa

limit adalah pendekatan. Konsep limit memang berhubungan dengan batas.

Definisi dari limit menyatakan bahwa suatu fungsi f(x) akan mendekati nilai

tertentu jika x mendekati nilai tertentu. Pendekatan ini terbatas antara dua

bilangan positif yang sangat kecil yang disebut sebagai epsilon dan delta.

Hubungan kedua bilangan positif kecil terangkum dalam definisi limit menurut

buku kalkulus edisi kedelapan jilid1 karangan Purcell tahun 2003 yaitu : lim

a ti a a nt tiap an i i an tapap n iln a

apat - i a -

(21)

6

Teorema 2.1 (Limit Utama)

Menurut buku kalkulus edisi kedelapan jilid 1 karya Purcell tahun 2003, teorema

limit utama yaitu :

Andaikan n adalah bilangan bulat positif, k adalah konstanta, dan f, g adalah

fungsi-fungsi yang memiliki limit di c, Maka

Berikut ini akan dijelaskan konsep derivatif ( laju rata- rata).

Kecepatan adalah satu dari sekian banyak laju perubahan yang sangat penting,

kecepatan juga dapat didefinisikan dalam buku kalkulus edisi ke delapan karya

Purcell tahun 2003 sebagai laju perubahan jarak terhadap waktu dan masih

banyak lagi jenis laju lainnya dalam masing-masing kasus, harus dibedakan

perubahan rata-rata pada selang dan laju perubahan sesaat pada suatu titik..

(22)

7

sepanjang sebuah garis koordinat dengan fungsi kedudukan f(t) maka kecepatan

sesaatnya pada waktu c adalah

Vrata-rata =

2.2 Dasar- Dasar Astronomi

Pada Al-Q ’an surat Yunus ayat 5, Allah SWT berfirman :

ددع اوملعتل ل م َدقو اً ون مقلاو ًء يض سمَشلا لعج ي َلا وه

سحلاو ني سلا

ۚ

Tafsir dari ayat tersebut adalah :

Dia Allah dengan ajaran ilmuNya yakni Al-Q ’an seperti halnya Dia menjadikan

matahari sebagai sumber sinar (dhiyaan) dan bulan pemantul sinar (nuron), dan

Kami (Allah beserta perangkatnya) merancang (Qodri) memastikan yang

demikian (matahari dan bulan) menjadi berbagai posisi orbital guna memberi ilmu

kalenderisasi dan matematika / berhitung.

Ilmu Astronomi adalah cabang ilmu alam yang yang melibatkan pengamatan

benda-benda langit seperti halnya bintang, planet, satelit, komet, gugus bintang

(23)

8

A Matahari

Terang C

B

Bulan Bumi Bumi

Bulan

B C

Gelap ( Zulumat) C

D

Gambar 1. Sketsa Matahari sebagai Sumber Sinar dan Bulan Pemantul Sinar

Da i t a t t ma a nt pi i n a a i A B C, rangkaian

keterangan lainnya yang menerangkan nt pi i A B C apat ilihat

juga pada Al- Q ’an surat Al-Baqarah ayat 17, surat An-Nur ayat 35, surat Al-

Balad ayat 10, dan lain-lain.

(24)

9

Matahari atau surya adalah bintang di pusat tata surya bentuknya nyaris bulat dan

terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet, diameternya sekitar

1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter bumi, dan massanya (sekitar

2×1030 kilogram, 330.000 kali massa bumi) mewakili kurang lebih 99,86 % massa total tata Surya. Secara kimiawi, sekitar tiga perempat massa matahari terdiri dari

hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%,

setara dengan 5.629 kali massa bumi) terdiri dari elemen-elemen berat, seperti

oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain.

Bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet terpadat dan

terbesar kelima dari delapan planet dalam tata surya. Bumi juga merupakan

planet terbesar dari empat planet kebumian tata surya. Bumi terkadang disebut

dengan dunia atau planet biru.

Bulan adalah satelit alami bumi satu-satunya dan merupakan bulan terbesar

kelima dalam tata surya. Bulan juga merupakan satelit alami terbesar di tata surya

menurut ukuran planet yang diorbitnya, dengan diameter 27%, kepadatan 60%,

dan massa 1⁄81 (1.23%) dari bumi. Di antara satelit alami lainnya, bulan adalah satelit terpadat kedua setelah Io, satelit Yupiter selain itu bulan dapat digunakan

sebagai perhitungan kalender Hijriyah.

Menurut Izzuddin dalam buku Fiqih Hisab Rukyat, Hisab adalah perhitungan

secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam

(25)

10

aktivitas mengamati hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama

kali setelah terjadinya ijtimak, rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau

dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah matahari

terbenam, hilal hanya tampak setelah matahari terbenam (maghrib) karena

intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya matahari, serta

ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu

setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah.

Perlu diketahui bahwa dalam kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak

terbenamnya matahari waktu setempat, bukan saat tengah malam. Sementara

penentuan awal bulan (kalender) bergantung pada penampakan bulan, karena satu

bulan kalender Hijriyah berumur 29 atau 30 hari.

Kesaksian melihat hilal tidak mutlak keberadaannya, mata manusia bisa saja salah

melihat objek, keyakinan bahwa yang dilihatnya benar-benar hilal harus didukung

pengetahuan dan pengetahuan tentang pengamatan hilal, karena itu dalam

menentukan keberadaan hilal diperlukan instrumen lain yaitu ilmu hisab yang

merupakan hasil ijtijad yang didukung oleh bukti-bukti pengamatan yang

sangat banyak. Rumusan-rumusan astronomi untuk keperluan hisab dibuat

berdasarkan pengetahuan selama ratusan bahkan ribuan tahun tentang keteraturan

peredaran bulan, bumi, dan matahari. Sehingga semakin lama dengan memasukan

faktor hasil perhitungan makin akurat. Pendapat yang lebih kuat berdasarkan

pemahaman yang kedua ini bahwa rukyat harus diartikan imkan ar-ru’yah yakni

(26)

11

melengkapi serta dapat disatukan karena sasarannya sama-sama untuk

menentukan awal bulan, sehingga imkan ar-ruyah dapat dijadikan instrumen

sebagai acuan penyatuan kalender Islam internasional.

Menurut Azhari pada buku Hisab dan Rukyat dalam definisi astronomi, ketika

bulan melewati ijtimak (garis konjungsi), bulan saat itu sudah masuk tanggal satu.

Bila sore, walaupun matahari sudah tenggelam, bulan terlihat masih berada di

bawah ufuk, tetapi sudah melewati ijtimak. Pada kondisi itu, ada yang mengatakan

sudah memasuki tanggal 1 atau dapat dikatakan hilal dimulai ketika bulan sudah

melewati garis konjungsi.

Jika penentuan awal bulan dihubungkan dengan batas berlakunya rukyat antar

wilayah, hal ini akan bersinggungan pada aspek klasik yaitu permasalahan matla,

perbedaan pendapat mengenai matla’ bermula dari perbedaan pemakaian dan

pemahaman hadis tentang mengawali dan mengakhiri puasa karena melihat hilal.

Akhir perbedaan tersebut adalah masalah matla’ hilal, apakah berlaku untuk

semua negeri atau tidak.

Sementara itu, garis batas tanggal komariyah antar bangsa atau lebih populer

dikenal Internasional Lunar Date Line (ILDL) yang selama ini digunakan dalam

kehidupan sipil sebagai acuan dalam penanggalan Masehi bersifat tetap, hal ini

akan mengalami masalah apabila garis batas tanggal komariyah antar bangsa

(27)

12

Gambar 2 : Posisi Matahari, Bulan dan Bumi dalam Garis Orbital

A

A1

O B1 B

C1

C

Gambar 3. Kedudukan antar Sinar

Menurut Rawuh dalam buku Geometri tahun 2009, andaikan OA, OB dan OC

tiga sinar yang berpangkal sama di titik O. Andaikan pula OA dan OC berlainan

dan tidak berlawanan. Jika ada titik A1, B1, C1 sehingga A1 OA, B1 OB, C1

OC dan (A1, B1, C1) maka dikatakan bahwa sinar OB terletak antara OA dan

(28)

13

Teorema 2.1.1.1

Jika (OA, OB, OC) maka akan setara dengan (OC,OB,OA).

Teorema 2.1.1.2

Jika (OA, OB, OC), maka tiap pasang sinar dalam ganda OA, OB, OC berlainan

dalam tidak berlawanan.

Teorema 2.1.1.3

Jika (OA, OB, OC), maka berlaku.

1. A,B terletak pada sisi OC yang sama.

2. B,C terletak pada sisi OA yang sama.

3. A,C terletak pada sisi OB yang berhadapan.

Teorema 2.1.1.4

Jika (OA, OB, OC), maka berlaku (OB,OC,OA).

Andaikan ada tiga titik O, A, B yang berlainan dan tidak segaris himpunan titik

OA OB,{O} disebut sudut dan ditulis sebagai ∠AOB. Jadi ∠AOB. OA OB

U{O}. Sinar OA dan OB dinamakan sisi sudut dan O dinamakan titik sudut.

Daerah dalam sebuah ∠ AOB, yang dilambangkan D (∠ AOB) adalah himpunan

titik X sehingga OX antara OA dan OB atau dengan kata lain D(∠AOB) = {X|

(29)

14

dalam maupun pada sudut tersebut. Daerah luar ∠ AOB ditulis sebagai L

(∠AOB), jadi L (∠AOB) = {X|X AOB X D(∠AOB) X ∠AOB}.

Dua buah sudut yang bertitik ujung sama membentuk sepasang sudut yang

bertolak belakang apabila kedua kaki sudut yang satu berlawanan arah dengan

kedua kaki sudut yang lain, dua garis l dan m dikatakan membentuk sebuah sudut,

apabila titik sudutnya berimpit dengan titik potong kedua garis itu apabila kedua

kakinya termuat dalam dua garis tersebut, dua garis yang berpotongan membentuk

tepat empat buah sudut.

Bulan

Matahari terbenam

(30)

15

Gambar 5 : Pengukuran Sudut MES secara Langsung

Menurut Hayati pada pembahasan skripsi tahun 2013 yang berjudul “P n naan

Limit Untuk Penentuan 1 Syawal yang berkorelasi dengan Momen Natal dan

Ta n Ba ”, MES adalah Moon- Earth-Sunset (Bulan-Bumi-Matahari terbenam)

yaitu suatu pengukuran sudut bulan dari bumi yang didasarkan pada matahari

terbenam yakni 0o berada pada arah matahari terbenam yaitu arah Barat. Pengukuran sudut secara sederhana dapat diukur menggunakan busur derajat.

Bulan, bumi, dan matahari ketiganya saling bergerak satu sama lain. Pergerakan

tersebut berpengaruh pada penetapan tanggal 1 bulan baru Hijriyah berikutnya.

Atas dasar rancangan-Nya yakni dalam Al-Q ’an surat Yunus ayat 5 maka

(31)

16

1. Bumi berputar pada porosnya dari Barat ke Timur (360o) disepakati dalam 24 jam (sehari semalam).

2. Bulan mengelilingi bumi dari Barat ke Timur (360o) dalam waktu 29,5 hari. Laju rata-rata pada kalenderasasi data yang diperoleh atas dasar pengamat

menggunakan alat ukur waktu (jam digital)

Laju matahari f(M) = 24 jam / hari.

Laju Bulan f( B) = 24 jam 49 menit / hari.

S in a ∆ lan t tin al 49 menit 12,2 o/ hari.

Maka setiap harinya bulan selalu tertinggal 49 menit atau tertinggal 12,20339o. Fenomena tersebut akan terlihat dari bumi sebagai berikut :

1. Matahari dan bulan bergerak secara semu mengelilingi bumi dari Timur ke

Barat, hal ini disebabkan oleh bumi berputar pada porosnya (rotasi) dari Barat

ke Timur.

2. Setiap hari bulan tertinggal dari matahari dengan selisih sudut 12,20339o. 3. Perbedaan laju gerak semu matahari dan bulan inilah yang menyebabkan

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 bertempat

di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam

Universitas Lampung.

3.2 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, ada banyak langkah-langkah yang harus

dilakukan penulis untuk mempermudah dalam menentukan 1 Dzulhijah yang

berkorelasi dengan 9 dan 10 Dzulhijah. Langkah-langkah dalam penelitian ini

adalah :

1. Mempelajari definisi dan teorema yang berhubungan dengan penentuan bulan

baru.

2. Rancang bangun alat ukur sudut MES.

3. Mengumpulkan data 10 Dzulhijah pada tahun sebelumnya.

4. Menghitung dengan menggunakan metode MES dengan sudut minimal 3,75o. 5. Menentukan 1 Dzulhijah yang berkorelasi dengan momen 10 Dzulhijah dari

tahun 2015.

6. Menentukan pola matematika dalam penentuan 1 Dzulhijah yang berkorelasi

dengan momen 10 Dzulhijah di tahun ke-n.

(33)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Penetapan tanggal dalam penanggalan Hijriyah didasarkan pada siklus

penampakan bulan, sedangkan dalam penanggalan Masehi didasarkan

siklus matahari.

2. Setiap 33 tahun atau 32 tahun sekali terjadi tanggal 1 Dzulhijah 2 x dalam

setahun yaitu sekitar awal Januari dan di akhir Desember.

3. Setiap 33 tahun atau 32 tahun sekali terjadi tanggal 9 Dzulhijah 2 x dalam

setahun yaitu sekitar awal Januari dan di akhir Desember.

4. Setiap 33 tahun atau 32 tahun sekali terjadi tanggal 9 Dzulhijah 2 x dalam

setahun yaitu sekitar awal Januari dan di akhir Desember.

5. Perhitungan prediksi 1 Dzulhijah tahun ke-n didapat pola maju yaitu Cn = Ya – 11,02 ( Yn-Ya) dan pola mundurnya adalah Cn =Ya + 11,02 (Ya- Yn). 6. Perhitungan prediksi 9 Dzulhijah tahun ke-n didapat pola maju yaitu Zn =

Xa – 11,02 (Yn- Ya) dan pola mundurnya adalah Zn = Ya + 11,02 (Ya –

Yn).

7. Perhitungan prediksi 10 Dzulhijah tahun ke-n didapat pola maju yaitu Tn =

(34)

43

Tn = Ya +11,02 (Ya – Yn).

8. Jika sudut MES pada bulan mati tidak memiliki limit, maka

tanggal digenapkan sampai tanggal 30.

5.2 Saran

Berikut adalah saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Penentuan Kalenderisasi 17 Ramadhan

2. Penentuan Kalenderisasi 1 Muharram

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Ayres, F. 1972. Theory and Problem of Differensial and Integral, Edisi ke 2. Jakarta : Erlangga

Azhari, S. 2007. Hisab dan Rukyat .Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Hayati, M . 2013. Penggunaan Limit Untuk Penentuan 1 Syawal yang Berkorelasi dengan Momen Natal dan Tahun Baru. Skripsi. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung

Izzuddin, A. 2007. Fiqih Hisab Rukyat. Jakarta : Erlangga

Purcell, E. J, dkk. 2003. Kalkulus, Edisi kedelapan, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Rawuh. 2009. Geometri. Jakarta : Universitas Terbuka.

Tiryono. 2012.

Gambar

Gambar 1. Sketsa Matahari sebagai Sumber Sinar dan Bulan Pemantul Sinar

Referensi

Dokumen terkait

Jika reaksi yang terjadi sangat eksotermis pada konversi yang masih kecil suhu gas sudah naik sampai lebih tinggi dari suhu maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator, maka gas

Kompetensi jabatan berisikan persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemegang jabatan pada level yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi yang ada di

Dapatan juga menunjukkan bahawa responden daripada PSP, POLIMAS dan PUO mempunyai kepuasan pada tahap sederhana terhadap kesesuaian dan kesediaan pelajar manakala bagi

Berdasarkan Tabel 1 aspek kejelasan tulisan, bahasa, dan kalimat memperoleh skor sempurna yaitu 4 karena telah sesuai dengan rubrik penilaian yaitu tulisan dapat

Sebagian besar tubuh ubur-ubur terdiri dari air (sekitar &8-&& 9) yang membuat daya apungnya (buoyancy  ) sangat cocok untuk hidup melayang dalam laut.. 6entakelnya

Sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang telah dirumuskan dapat disampaikan tujuan penelitian sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kepuasan

Setelah pengumuman hasil referendum Brexit, pasar keuangan global terlihat guncang, yang diwarnai dengan penurunan indeks saham gabungan di hampir seluruh negara pada tanggal

Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  semiotika,  khususnya  model  “Signifikasi Dua Tahap” Roland Barthes. Dengan menggunakan model tersebut,  maka