• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TAHUN 2012 FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TAHUN 2012 FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TAHUN 2012"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK

TAHUN 2012 Oleh Ova Andrahan

This research was aimed at finding the function of Metro City park as an open public area in 2012.

The method used of descriptive The population of the research was Metro City visitor. The sample was taken based on the quota sampling consists of fifty respindets both men and women. The data collecting technique were used of observation, interview and documentation. The data analysis used of the table in the form of presentage.

The result of this research showed that (1) The most visitors Metro City Park (58%) stating that the Metro city park had socialfunction of culture, (2) The most visitors Metro City Park (58%) stating that the Metro city park had aesthetic function, (3) The most visitors Metro City Park (66%) stating that the Metro city park had ecological function and The mostvisitors (78%) agreed that Metro city park had recreation function.

(2)

ABSTRAK

FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK

TAHUN 2012 Oleh Ova Andrahan

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui fungsi taman Kota Metro sebagai ruang terbuka publik tahun 2012.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung taman Kota Metro. Sampel diambil berdasarkan quota sampling sebanyak 50 orang responden laki-laki dan perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel presentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Sebanyak 58% pengunjung taman kota meyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki fungsi sosial. Sebanyak 58% pengunjung taman kota meyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki fungsi estetika. Sebanyak 66% pengunjung taman kota meyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki fungsi ekologis. Sebanyak 78% pengunjung taman kota meyatakan bahwa taman Kota Metro memiliki fungsi rekreasi.

(3)
(4)

FUNGSI TAMAN KOTA METRO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK

TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh

OVA ANDRAHAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)

Riwayat Hidup

Ova Andrahan dilahirkan di Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro pada

tanggal 7 Juli 1990, merupakan anak pertama dari dua bersaudara

pasangan Bapak Mulyani dan Ibu Purwati, S.Pd.

Penulis memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 1

Nunggalrejo Punggur Lampung Tengah pada tahun 2001 dan

Sekolah Lanjutan Tinggkat Pertama Negeri (SMP N) 1 Kota

Metro pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas

Negeri 3 Kota Metro pada tahun 2007.

Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tanggal 11

sampai dengan 17 Juni 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) II

di Propinsi Jawa Barat dan sekitarnya. Pada tahun yang sama pula penulis melakukan

(8)

MOTO

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

“inna ma’al usri yusroo.” (Q.S: Al insyiroh:6)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”(Aristoteles)

Yangsanggup menyesuaikan dirilah yang sanggup bertahan hidup.”

(9)
(10)

PERSEMBAHAN

Seiring dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT

Dengan kerendahan hati….

Ku persembahkan karya kecilku ini untuk…

Bapak dan Ibuku tercinta untuk perjuangannya, ketulusan kasih sayang dan

dukungan moril material, cintanya yang telah membesarkanku dengan

penuh kesabaran serta iringan doa yang beliau panjatkan untuk keberhasilanku.

(11)

SANWACANA

Bismillahhirohmannirohim,

Puji syukur Alhamdulillah panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Judul skripsi ini

mengenai “Fungsi Taman Kota Metro Sebagai Ruang Terbuka Publik Tahun

2012”. Adapun penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan IPS FKIP

Universitas Lampung.

Dengan perasaan yang mendalam dan tidak terhingga saya mengucapakan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si selaku

Pembimbing utama sekaligus pembimbing akademik dalam penulisan skripsi ini,

yang telah meluangkan waktu khusus untuk memberikan bimbingan, motivasi

yang sangat berharga kepada penulis sejak menyusun proposal sampai selesainya

skripsi ini. Demikian juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.

Edy Haryono, M.Si selaku pembimbing pembantu yang telah memberikan banyak

masukan serta meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada saya,

sehingga skripsi ini dapat terselesai dengan baik. Selanjutnya saya juga

(12)

selaku Pembahas, atas bimbingan, arahan, motivasi, serta telah meminjamkan

buku-buku demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi. Tidak ada yang

dapat saya haturkan kepada beliau bertiga kecuali doa yang tulus dan ikhlas,

Semoga Allah menbalas Jasa-jasa beliau.

Dalam kesempatan ini, tanpa mengurangi rasa hormat saya menghanturkan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Kependidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B. Sampurna Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas

Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Kependidikan Universitas Lampung.

7. Seluruh Dosen Pendidikan Geografi, semoga bekal ilmu yang diberikan

(13)

8. Bapak Drs. Yarmaidi, M. Si, selaku Pembimbing Utama atas kesediaan

memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

9. Bapak Drs. Edy Haryono, M. Si, selaku pembimbing kedua atas kesediaan

memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

10. Bapak Dr. Hi. Pargito, M. Pd, selaku Penguji Utama pada ujian skripsi.

Terima kasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal

terdahulu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

berguna bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, April 2014

Penulis

(14)

xiii

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 11

c. Berdasarkan Kepemilikannya ... 17

d. Berdasarkan Sifatnya ... 17

e. Berdasarkan Bentuknya ... 18

6. Elemen Ruang Terbuka ... 18

7. Tipologi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 20

8. Kategorisasi Ruang Terbuang Hijau (RTH) ... 22

(15)

xiv

15. Pusat Informasi dan Pos Penjagaan ... 35

16. Pedagang Kaki Lima ... 35

C. Definisi Operasional Variabel ... 40

1. Fungsi Sosial Budaya ... 40 A. Tinjauan Umum Daerah Penelitian ... 48

1. Sejarah Singkat Kota Metro ... 48

2. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 50

3. Administrasi Pemerintahan... 52

4. Kependudukan ... 54

c. Bangku Taman atau Tempat Duduk Yang Nyaman ... 59

d. Gazebo ... 60

e. Arena Bermain Anak-anak ... 60

f. Arena Olah Raga ... 60

(16)

xv

h. Saluran Air ... 61

i. Tempat Sampah ... 61

j. Lampu Taman ... 62

k. Pos Keamanan ... 62

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 63

1. Identitas Responden ... 63

a. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Usia ... 63

b. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Tingkat pendidikan .... 63

c. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Status Pekerjaan.... 64

d. Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Status Asalnya ... 65

C. Pembahasan Tentang Fungsi Taman Kota Metro ... 66

1. Fungsi Sosial Budaya ... 68

2. Fungsi Estetika ... 68

3. Fungsi Ekologis ... 69

4. Fungsi Rekreasi ... 69

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 75

B. Saran ... 76

(17)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Taman Skala Kota Metro ... 5

2. Jenis, Fungsi, dan Tujuan Pembangunan Ruang Terbuja Hijau (RTH) ... 19

3. Kepemilikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 21

4. Fungsi dan Penerapan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Beberapa

Tipologi Kawasan Perkotaan ... 22

5. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi

Sosial Budaya ... 41

6. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi

Estetika ... 42

7. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi

Ekologis ... 43

8. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi

Reakreasi ... 44

9. Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2012 . 50

10.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kota

Metro ... 54

11.Luasan Ruang Terbuka Hijau Khusus Perkotaan (RTHKP) Kota Metro .. 57

(18)

xvii

13.Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Pendidikan ... 64

14.Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Status Pekerjaan ... 64

15.Pengunjung Taman Kota Metro Berdasarkan Asalnya. ... 65

16.Tanggapan Responden Tentang Taman Kota ... 67

17.Tanggapan Responden Tentang Taman Kota Memiliki Unsur Budaya ... 70

18.Tanggapan Responden Tentang Taman Kota Memiliki Unsur Estetika ... 70

19.Tanggapan Responden Tentang Taman Kota Memiliki Unsur Ekologis . 71

20.Tanggapan Responden Tentang Taman Kota Memiliki Unsur Rekreasi.. 71

21.Hubungan Taman Kota Sebagai Fungsi Sosial Budaya ... 72

22.Hubungan Taman Kota Sebagai Fungsi Estetika ... 73

23.Hubungan Taman Kota Sebagai Fungsi Ekologis ... 74

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tipologi Ruang Terbuka Hijau ... 20

2. Peta Administratif Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2012 ... 51

3. Jenis Pohon dan Tanaman di Taman Kota Metro ... 58

4. Pedestrian di Taman Kota Metro ... 59

5. Tempat Duduk di Taman Kota Metro ... ... 59

6. Gazebo di Taman Kota Metro ... 60

7. Toilet/WC di Taman Kota Metro ... 61

8. Kotak Sampah di Taman Kota Metro ... 62

9. Lampu Penerangan di Taman Kota Metro ... 62

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Fungsi Taman Kota Metro

Sebagai Ruang Publik 2012 ... 79

Lampiran 2. Rekapitulasi Nilai Kuesioner Penelitian ... 84

Lampiran 3. Rekapitulasi Mengenai Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,

Pekerjaan, Asal, Agama, Suku Bangsa Pengunjung Taman Kota

Metro Tahun 2012 ... 85

(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota adalah sebuah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan

kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomis yang

heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

mengalami perkembangan dari waktu ke waktu yang mencakup berbagai dimensi

antara lain dimensi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi dan fisik. Salah

satu kebutuhan fisik masyarakat perkotaan adalah tersedianya areal ruang publik

(public space). Setiap kota diharapkan melakukan penataan terhadap kawasan ruang publik, dan disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota.

Selama ini pembangunan kota dicerminkan oleh perkembangan kota secara fisik

melalui pertumbuhan sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat

perkotaan.

Pembangunan kota yang cenderung kearah fisikal tanpa diiringi dengan kesadaran

pembangunan lingkungan telah menyebabkan dilema sangat minimnya ruang

terbuka publik di daerah perkotaan. Padahal jika ditelaah lebih lanjut,

keseimbangan lingkungan perkotaan sama pentingnya dengan pertumbuhan fisik

dan ekonomi kota. Dalam menyusun rencana tata ruang wilayah kota, suatu kota

(22)

2

terbuka publik. Menurut UU No.26 Tahun 2007, penyediaan areal untuk ruang

terbuka hijau dan ruang terbuka publik dalam suatu wilayah kota, paling sedikit

40 % dari luas wilayah kota, dengan proporsi 30 % untuk ruang terbuka hijau dan

seluas 10 % untuk areal terbuka publik.

Dari informasi yang di dapat dari Dinas Pertamanan Kota Metro, terdapat 38 ha

ruang terbuka hijau (RTH) publik atau sebesar 0,55 % dari luas wilayah Kota

Metro didominasi oleh hutan kota/taman kota. Dari jumlah tersebut yang

dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Metro dan satu-satunya ruang terbuka publik

yang dimanfaatkan adalah Taman Kota Metro atau Taman Merdeka Metro.

Ruang terbuka hijau (RTH) memiliki beragam fungsi yang dapat ditinjau dari

beberapa aspek. Dari aspek fungsi ekologis, sosial/budaya, arsitektural, dan

ekonomi. Secara ekologis RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah

banjir, mengurangi polusi udara, dan menurunkan suhu kota tropis yang panas

terik. Bentuk-bentuk RTH perkotaan yang berfungsi ekologis antara lain seperti

sabuk hijau kota, taman hutan kota, taman botani, jalur sempadan sungai dan

lain-lain.

Secara sosial budaya keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang

interaksi sosial, sarana rekreasi. Bentuk RTH yang berfungsi sosial-budaya antara

lain taman-taman kota, lapangan olah raga, kebun raya, tempat pemakaman umum

(TPU), dan sebagainya. Secara arsitektural RTH dapat meningkatkan nilai

keindahan dan kenyamanan kota melalui keberadaan taman-taman kota,

kebun-kebun bunga, dan jalur - jalur hijau di jalan-jalan kota. Wujud fisik kawasan

(23)

3

(pedestrian), danau, pantai maupun buffer zone yang berfungsi sebagai jogging track dan bicycle track. Jalur biru yang berfungsi untuk kegiatan olahraga, ruang terbuka, seperti taman-taman atau ruang terbuka hijau, area bermain anak-anak,

plaza, alun-alun, dan hutan kota. Adanya wujud fisik kawasan kepentingan umum

tersebut diharapkan fungsi dari ruang publik dapat dipergunakan secara maksimal

dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan ruang publik.

Peran ruang publik bagi masyarakat kota sangat penting selain menyangkut tata

ruang fisik lingkungan, ruang publik juga mengemban fungsi dan makna sosial

dan kultural yang sangat tinggi seperti yang dikemukakan oleh Budiharjo dan

Sujarto (1999:34), ruang publik merupakan; tempat dimana masyarakat dapat

melakukan aktivitas sehubungan dengan kegiatan rekreasi dan hiburan, bahkan

dapat pula mengarah pada jenis kegiatan hubungan sosial lainnya seperti untuk

jalan-jalan, melepas lelah, duduk bersantai-santai, pertemuan akbar pada saat

tertentu atau juga digunakan untuk upacara-upacara resmi, dapat pula dipadukan

dengan tempat-tempat perdagangan.

Di sisi lain, minimnya ruang terbuka publik yang dapat menampung aktivitas

bersama dapat mengakibatkan masalah sosial sebagai akibat kurangnya waktu

bersama dan sosialisasi antar masyarakat, anak-anak tidak lagi memiliki tempat

bermain di ruang terbuka, sehingga toleransi semakin berkurang dan budaya

kebersamaan semakin hilang. Selain itu juga dengan terbatasnya ruang terbuka

menjadikan masyarakat seperti kurang memiliki ruang gerak untuk

mengekspresikan atau perlu untuk tempat bersantai setelah mereka bekerja atau

(24)

4

dibutuhkan suatu ruang atau space utuk mengakomodir kepentingan masyarakat perlunya ruang terbuka tersebut.

Taman Kota mutlak dibutuhkan bagi masyarakat kota, karena terdapat

unsur-unsur seperti keserasian, reaksi aktif, pasif, nuansa rekreatif, terjadinya

keseimbangan mental (psikologis) dan fisik manusia, habitat, keseimbangan

ekosistem.

Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988, tentang Penataan

Ruang terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan, dijelaskan bahwa ruang terbuka

adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk

area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana di dalam

penggunaannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan

secara alamiah ataupun budidaya tanaman. Ruang terbuka hijau di wilayah

perkotaan merupakan bagian dari penataan ruang kota yang berfungsi sebagai

kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi

kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau, dan kawasan pekarangan.

Kota Metro seiring dengan perkembangannya, bertambahnya jumlah penduduk,

dan pembangunan infrastruktur yang semakin marak dilakukan, maka akan

berdampak pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang. Oleh karena itu

dibutuhkan adanya perhatian khusus terhadap penataan ruang kawasan perkotaan,

terutama yang terkait dengan penyediaan ruang terbuka publik, fasilitas umum

dan sosial. Salah satu ruang publik di Kota Metro adalah Taman Kota. Selain itu

(25)

5

Tabel 1. Taman Skala Kota Metro

No Nama Taman Lokasi (Kecamatan) Luas ( M2 )

Taman Depan Kantor Tata Kota Taman Depan Chandra

Sumber: Dinas Pertamanan Tata Kota Metro

Taman Kota Metro merupakan salah satu ruang publik satu-satunya dan yang

dimanfaatkan oleh masyarakat saat ini. Menurut Profesor Eko Budiharjo ( 2013,

(26)

6

1. Fungsi Umum

 Tempat bermain dan berolahraga,

 Tempat bersantai,

 Tempat komunikasi sosial,

 Tempat peralihan, tempat menunggu.

 Sebagai ruang terbuka, untuk mendapatkan udara segar dengan lingkungan.

 Sebagai sarana penghubung antara tempat yang satu dengan tempat yang lain.

 Sebagai pembatas atau jarak diantara massa bangunan.

2. Fungsi Ekologis

 Penyegaran udara,

 Menyerap air hujan,

 Pengendalian banjir,

 Memelihara ekosistem tertentu.

 Pelembut arsitektur bangunan.

Jika dikaitkan dengan fungsi ruang terbuka publik yang telah dikemukakan,

kecenderungan antara teori dan realita tidak sesuai. Fenomena yang terjadi saat ini

bahwa terlihat di sekitar Taman Kota banyak terdapat pedagang yang berjualan di

sekitar taman tersebut. Sehingga hal ini dapat menimbulkan perubahan tatanan kota,

Artinya di sekitar area taman secara estetika terlihat tidak rapi dan tidak teratur. Selain

itu juga dari segi fasilitas khususnya parkir juga tidak tersedia dengan baik. Sebagai

contoh banyak kendaraan yang parkir di jalan sehingga dapat mengganggu arus

lalulintas kendaraan di area tersebut. Banyaknya Masyarakat yang berkunjung

(27)

7

fasilitas, seperti tempat parkir. Keadaan tempat parkir di Taman Kota bisa dikatakan

kurang tertata, karena masih sering terlihat pengunjung parkir di tempat yang tidak

semestinya, diantaranya di badan jalan sehingga dapat mengganggu aktivitas lalu lintas.

Hal ini terjadi karena kurangnya kapasitas parkir yang dapat ditampung oleh tempat

parkir.

Aktivitas Taman Kota Metro berlangsung dari pagi hingga malam hari. Taman Kota

Metro Banyak dikunjungi masyarakat ketika menjelang sore atau setelah mereka

melakukan aktivitas sehari-hari. Mereka berkunjung unruk bersantai, duduk-duduk

ataupun berolahraga. Masyarakat yang memanfaatkan Taman terdiri dari berbagai

kalangan diantaranya anak-anak, remaja bahkan orang tua. Pada Malam hari area

taman banyak dimanfaatkan oleh kalangan muda sebagai tempat akhir pekan mereka

sambil menikmati suasana taman.

Fenomena yang terjadi saat ini bahwa Pemanfaatan Taman Kota kurang dimanfaatkan

sesuai fungsinya , penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Fungsi Taman

Kota Sebagai Ruang Terbuka Bagi Masyarakat tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tentang ruang terbuka tersebut, maka masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini untuk mengetahui secara rinci yaitu

1. Apakah di Taman Kota Metro terdapat Fungsi sosial budaya, seperti adanya unsur

tempat duduk, tempat berkumpul (gazebo), dan Keadaan yang nyaman?

2. Apakah di Taman Kota Metro terdapat Fungsi estetika, seperti adanya unsur

(28)

8

3. Apakah di Taman Kota Metro terdapat Fungsi ekologis, seperti adanya unsur

vegetasi yang teduh dan nyaman serta tata letak yang sesuai?

4. Apakah di Taman Kota Metro terdapat Fungsi rekreasi, seperti adanya unsur

aktivitas aktif yaitu jalan-jalan, olahraga dan bermain, serta aktivitas pasif yaitu

duduk–duduk?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang dipakai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui fungsi sosial budaya, seperti terdapat unsur tempat duduk, tempat

berkumpul (gazebo), dan Keadaan yang nyaman.

2. Untuk mengetahui fungsi estetika, seperti terdapat unsur keindahan, kebersihan,

kenyamanan, dan menarik.

3. Untuk mengetahui fungsi ekologis, seperti terdapat unsur vegetasi yang teduh dan

nyaman serta tata letak yang sesuai.

4. Untuk mengetahui Fungsi rekreasi, seperti terdapat unsur aktivitas aktif yaitu

jalan-jalan, olahraga dan bermain, serta aktivitas pasif yaitu duduk–duduk.

D. Manfaat Penelitian

Dari informasi yang didapat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui terdapat perbedaan pandangan .tentang fungsi Taman Kota bagi

(29)

9

2. Untuk mengetahui terdapat fungsi sosial budaya, estetika, ekologis, dan rekreasi di

Taman Kota Metro.

3. Bagi masyarakat, dapat menjadi salah satu gambaran mengenai fungsi Taman Kota

sebagai ruang terbuka yang ada di Kota Metro.

4. Peneliti memperoleh pengalaman empiris dalam mengaplikasikan teori-teori untuk

menganalisa permasalahan ruang publik yang ada di Kota Metro terkait dengan

Taman Kota.

5. Bagi Pemerintah dan Dinas terkait, dapat dijadikan pertimbangan Pemerintah Kota

Metro dalam penataan ruang dan dapat dijadikan pedoman bagi pengelola Taman

Kota Metro sebagai ruang publik yang lebih baik lagi.

6. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Kependidikan di Universitas Lampung.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah pengunjung Taman Kota Metro di

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

2. Ruang Lingkup objek penelitian adalah fungsi Taman Kota Metro sebagai ruang

publik masyarakat di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Taman Kota Metro di

Kecamatan Metro Pusat Kota Metro tahun 2012.

4. Ruang lingkup ilmu adalah geografi perencanaan dan pembangunan wilayah

(GPPW). Geografi Pembangunan adalah cabang dari disiplin geografi yang

(30)

10

dilakukan sesuatu region dengan keadaan alam serta penduduk region tersebut.

Atau dengan kata lain merupakan bagian dari ilmu geografi yang mempelajari alam

semesta dengan segala isinya (aspek keruangan geografi) yang diperlukan untuk

(31)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Aspek Geografis

Menurut Bintarto (1977:9) Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan

(to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha

mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Jadi geografi tidak

hanya mempelajari bumi (alam) dan gejala-gejalanya tetapi juga mempelajari

manusia dan budayanya dalam ruang dan waktu.

Pada hakikatnya geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi

manusia. Berkaitan dengan pendapat tersebut ilmu geografi sangat berperan dalam

manggambarkan kejadian-kejadian alam maupun kehidupan sosial dengan

variasi-variasi kewilayahanya.

Geografi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tata laku manusia dan

lingkungan totalnya (Bintarto,1998:15). Kajian geografi sosial di sini mempelajari

prilaku manusia dengan alam sekitar secara keseluruhan dalam artian ilmu yang

(32)

12

Aspek geografis di sini ialah melihat suatu objek maupun fenomena-fenomena

yang terdapat di bumi dari pendekatan geografi maupun konsep geografi. Menurut

Bintarto dalam bukunya yang berjudul Pengantar Geografi Pembangunan, (1975;

105) dijelaskan sebagai berikut: geografi pembangunan adalah suatu studi yang

memperhatikan aspek-aspek geografi yang menunjang suatu pembangunan

wilayah. Wilayah di sini adalah wilayah pedesaan atau wilayah perkotaan, dapat

pula diartikan sebagai daerah yang dibatasi oleh batas-batas politis atau

administratif. Aspek- aspek geografi meliputi:

1) Aspek Fisikal, aspek fisikal geografi meliputi:

a. Aspek fisis, seperti: tanah, daerah perairan, iklim, dan sebagainya yang

dapat dipelajari dalam geomorfologi, hidrologi, dan klimatologi.

b. Aspek manusia atau aspek sosial, seperti: jumlah penduduk, pertambahan

penduduk, tenaga kerja, perindustrian, kemasyarakatan, dan sebagainya

yang dapat dipelajari dalam demografi, geografi ekonomi, sosiologi dan

geografi desa.

c. Aspek Biotis

Seperti: hewan dan tanaman yang dipelajari dalam biogeografi dan

ekologi.

d. Aspek topologi

Seperti: letak, luas, batas bentuk yang dipelajari dalam studi lokasi dan

studi ruang.

2) Aspek NonFisik

Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik

(33)

13

kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang

dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Beberapa kajian pada

aspek ini antara lain :

a. Aspek Sosial

Membahas tentang adat, tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga

sosial.

b. Aspek Ekonomi

Membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar

dan sebagainya

c. Aspek Budaya

Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.

d. Aspek Politik

Misalnya membahas tantang kepartaian dan pemerintahan.

2. Taman Kota

Menurut Djamal Irwan (2005:17) taman adalah sebidang tanah terbuka dengan

luasan tertentu didalamnya ditanami pepohonan, perdu, semak, dan rerumputan

yang dapat dikombinasikan dengan kreasi bahan lainnya. Umumnya digunakan

untuk olahraga, bermain, dan bersantai.

Taman kota merupakan satu satu bentuk ruang terbuka yang banyak digunakan

oleh masyarakat untuk melakukan berbagai macam aktivitas mulai rekreasi,

olahraga maupun aktivitas yang bersifat pasif seperti duduk santai dan melihat

(34)

14

sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang setiap hari digunakan untuk beraktivitas

penuh untuk melepas penat.

Taman dalam skala kota adalah sebuah ruang terbuka (open space) dimana didalamnya terdapat suatu aktivitas. Taman sebagai ruang terbuka menjadi pilihan

warga kota untuk bersantai atau bersenang-senang secara individu atau kelompok.

3. Standar Taman Kota

Menurut Hasmi (2008:253) tentang penataan ruang dan tata guna tanah di wilayah

perkotaan, mensyaratkan tersedianya taman lingkungan dan taman kota sebagai

berikut:

a) Setiap 250 penduduk tersedia satu taman seluas 250 m2, taman ini merupakan taman lingkungan perumahan untuk melayani aktivitas balita, manula, dan ibu rumah tangga sehingga menjadi sarana sosialisasi penduduk di sekitarnya. b) Setiap 2500 penduduk tersedia satu taman seluas 1.250 m2, taman ini untuk

menampung kegiatan remaja seperti berolahraga atau kegiatan masyarakat lainnya.

c) Setiap 30.000 penduduk tersedia satu taman seluas 9000 m2, taman ini untuk melayani kegiatan masyarakat seperti pertunjukkan musik atau kegiatan olahraga pada minggu pagi, seperti jogging atau sepakbola, pameran pembangunan.

d) Setiap 120.000 penduduk tersedia satu taman seluas 24.000 m2, RTH ini sudah dikategorikan sebagai taman kota, untuk menampung berbagai kegiatan baik skala kota baik skala bagian wilayah kota. Seperti halnya taman 30.000 taman ini juga dapat berupa RTH yang didominasi pohon tahunan sehingga kegiatan di dalamnya lebih banyak kegiatan pasif, atau hanya jogging mengikuti jalur sirkulasi yang ada, dan dilengkapi fasilitas pendukung seperti MCK, tempat parkir dan sebagainya.

Menurut UU No.26 Tahun 2007, penyediaan areal untuk ruang terbuka hijau dan

ruang terbuka publik dalam suatu wilayah kota, paling sedikit 40 % dari luas

wilayah kota, dengan proporsi 30 % untuk ruang terbuka hijau dan seluas 10 %

(35)

15

dikatakan kurang dalam memenuhi ruang terbuka yang dalam hal ini khususnya

Taman Kota.

4. Ruang Terbuka Publik

Meskipun sebagian ahli mengatakan umumnya ruang publik adalah ruang terbuka,

Rustam Hakim (1987:17) mengatakan bahwa, ruang umum pada dasarnya

merupakan suatau wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari

masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, di mana bentuk

ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.

Menurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a) Ruang publik tertutup : adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu

bangunan.

b) Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang

sering juga disebut ruang terbuka (open space).

Ruang publik adalah ruang atau lahan umum, tempat masyarakat untuk melakukan

kegiatan publik fungsional maupun kegiatan sampingan lainnya yang dapat mengikat

suatu komunitas, baik itu kegiatan sehari-hari maupun berkala.

Jadi dapat didefinisikan bahwa ruang publik merupakan suatu ruang yang terbentuk

atau didesain sedemikian rupa sehingga ruang tersebut menampung sejumlah besar

orang (public) dalam melakukan aktifitas-aktifitas yang bersifat publik yang menggunakan ruang tersebut mempunyai kebebasan dalam aksesibilitas (tanpa harus

dipungut bayaran/gratis), dan ruang publik yang memiliki sifat responsif yang

(36)

16

dalam Eko Budiharjo, dkk (2013:118) ruang terbuka dalam lingkungan hidup adalah

lingkungan alam dan manusia.

5. Tipe Ruang Publik

a. Berdasarkan Kegiatannya

Ruang publik Menurut Eko Budiharjo, dkk (2013:119) dibagi menjadi dua yaitu ruang

publik aktif dan ruang publik pasif. Ruang publik aktif ialah ruang publik yang

mengandung unsur-unsur kegiatan didalamnya antara lain bermain, berolahraga,

upacara dan jalan-jalan. Contohnya lapangan olahraga dan tempat rekreasi. Sedangkan

ruang terbuka pasif ialah ruang terbuka yang didalamnya tidak terdapat kegiatan

manusia dan hanya sekedar peneduh dan pemandangan. Contohnya taman di trotoar

dan hutan buatan. Berdasarkan jenis kegiatannya taman kota termasuk jenis ruang

terbuka aktif karena dapat menampung aktifitas berolahraga, bermain, dan bersantai.

b. Berdasarkan Fungsinya

Ruang publik berdasarkan fungsinya menurut Eko Budiharjo, dkk (2013: 119) adalah:

a) Ruang publik sebagai sumber produksi, antara lain perhutanan, produksi mineral,

peternakan dan pengairan.

b) Ruang publik sebagai perlindungan, yaitu cagar alam, daerah budaya dan sejarah.

c) Ruang publik sebagai kesehatan dan kenyamanan, yaitu melindungi kualitas air dan

sampah, memperbaiki dan mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman

(37)

17

Taman Kota tergolong sebagai fungsi kesehatan dan kenyamanan karena dengan

adanya jenis tumbuhan dan pepohonan dapat memperbaiki kualitas udara yang

disebabkan kendaraan bermotor.

c. Berdasarkan Kepemilikannya

Ruang publik berdasarkan kepemilikannya menurut Eko Budiharjo, dkk (2013:

120) adalah

a) Ruang publik milik pribadi atau institusi yang digunakan oleh publik dalam

kalangan terbatas. Misalnya halaman bangunan perkantoran, halaman sekolah.

b) Ruang publik milik publik dan digunakan oleh orang banyak tanpa kecuali.

Misalnya jalan bagi pejalan kaki (pedestarian) pengunjung taman kota, jalan umum, taman kota.

Berdasarkan kepemilikannya tersebut taman kota merupakan ruang publik milik

umum dan digunakan oleh publik umum. Secara hak kepemilikannya milik

Pemerintah Kota Metro yang dikelola oleh dinas Tata kota.

d. Berdasarkan Sifatnya

Ruang publik berdasarkan sifatnya menurut Eko Budiharjo, dkk (2013: 121)

adalah

a) Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu

(38)

18

b) Ruang terbuka bangunan adalah ruang terbuka yang dibatasi oleh dinding

bangunan dan lantai halaman bangunan. Ruang terbuka ini sifatnya umum atau

pribadi sesuai fungsi bangunannya.

e. Berdasarkan Bentuknya

Ruang publik berdasarkan bentuknya menurut Eko Budiharjo, dkk (2013: 119)

adalah berbentuk memanjang dan mencuat. Ruang terbuka berbentuk memanjang

mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, misalnya jalan, sungai.

Ruang terbuka berbentuk mencuat mempunyai batas-batas disekelilingnya,

misalnya lapangan, bundaran.

6. Elemen Ruang Terbuka

Elemen – elemen lansekap atau ruang terbuka dapat dibagi menjadi dua golongan

besar yaitu:

a) Elemen keras (hard material), seperti perkerasan dan sebagainya. b) Elemen lembut (soft material), yang berupa berbagai jenis tanaman.

Bagi seorang arsitek lansekap yang menangani masalah lingkungan,

keseimbangan alam dan perpaduan antara alam, manusia, makhluk hidup lainnya

dan elemen buatan manusia, makhluk hidup lainnya dan elemen alami, materi

tanaman merupakan faktor penting di dalam perencanaannya. Soft material atau tanaman selalu berubah keadannya, variasi ini dapat kita lihat dari bentuk, tekstur,

warna dan ukurannya. Perubahan ini diakibatkan karena tanaman merupakan

organism yang selalu tumbuh dan berkembang dan juga dipengaruhi oleh alam

(39)

19

Dalam kaitannya dalam perencanaan lahan, “planting design” atau tata hijau

menjadi suatu hal penting dan mencakup antara lain fungsi tanaman, perletakkan

tanaman, tujuan perencanaan, habitat tanaman dan prinsip dari perancangan.

Tabel 2. Jenis, Fungsi dan Tujuan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

No. Jenis RTH Fungsi Lahan Tujuan Keterangan

1. hasil „hutan‟ : iklim mikro, oksigen, ekonomi.

10. JALUR HIJAU PENGAMANAN Keamanan Penunjang iklim mikro, thermal, estetika

Pengaman: Jalur lalu-lintas, Rel KA, jalur listrik tegangan tinggi kawasan industri dan

(40)

20

7. Tipologi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di

Kawasan Perkotaan pembagian jenis-jenis ruang terbuka hijau yang ada sesuai

dengan tipologi ruang terbuka hijau sebagaimana Gambar di bawah.

Gambar 1. Tipologi Ruang Terbuka Hijau

Gambar Tipologi RTH

(Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008)

Secara fisik ruang terbuka hijau dapat dibedakan menjadi ruang terbuka hijau

alami berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional serta

ruang terbuka hijau non alami atau binaan seperti taman, lapangan olahraga,

pemakaman atau jalur-jaur hijau jalan. Dilihat dari fungsi ruang terbuka hijau

dapat berfungsi ekologis, sosial budaya, estetika, dan ekonomi. Secara struktur

ruang, ruang terbuka hijau dapat mengikuti pola ekologis (mengelompok,

memanjang, tersebar), maupun pola planologis yang mengikuti hirarki dan

struktur ruang perkotaan.

Dari segi kepemilikan, ruang terbuka hijau dibedakan ke dalam ruang terbuka

hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Pembagian jenis-jenis ruang terbuka

hijau publik dan ruang terbuka hijau privat dapat dilihat pada Tabel di bawah.

Ruang Terbuka

Hijau

Fisik Fungsi Struktur Kepemilikan

(41)

21

Tabel 3. Kepemilikan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

No. Jenis RTH

Publik

RTH Privat

1. RTHS Pekarangan

a. Pekarangan rumah tinggal √

b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat

usaha √

c. Taman atap bangunan √

2. RTH Taman dan Hutan Kota

c. Ruang dibawah jalan layang √

4. RTH Fungsi Tertentu

a. RTH sempadan rel kereta api √

b. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi √

c. RTH sempadan sungai √

d. RTH sempadan pantai √

e. RTH pengamanan sumber air baku/ mata air √

f. Pemakaman √

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

Baik ruang terbuka hijau publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama

seperti fungsi ekologis serta fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi,

estetika/arsitektural. Khusus untuk ruang terbuka hijau dengan fungsi sosial

seperti tempat istirahat, sarana olahraga dan atau area bermain, maka ruang

terbuka hijau ini harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk semua orang,

termasuk aksesibilitas bagi penyandang cacat. Karakteristik ruang terbuka hijau

(42)

22

di perkotaan untuk berbagai tipologi kawasan perkotaan dapat dilihat pada Tabel

berikut.

Tabel 4. Fungsi dan Penerapan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Beberapa

Tipologi Kawasan Perkotaan

No. Tipologi Kawasan Perkotaan

Karakteristik RTH

Fungsi Utama Penerapan Kebutuhan RTH

1. Pantai

3. Rawan Bencana  Mitigasi/evakuasi

bencana  Berdasarkan fungsi tertentu

4. Berpenduduk jarang s.d. sedang

Sumber: Dinas Pertamanan Kota Metro Tahun 2012

8. Kategorisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi:

a. Bentuk ruang terbuka hijau alami (habitat liar/alami, kawasan lindung).

b. Bentuk ruang terbuka hijau non alami atau ruang terbuka hijau binaan

(pertanian kota, pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman).

Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasi menjadi :

a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) berbentuk kawasan/areal, meliputi ruang terbuka

(43)

23

lapangan GOR, Kebun Raya, kebun Pembibitan, Kawasan Fungsional ruang

terbuka hijau kawasan perdagangan, ruang terbuka hijau kawasan

perindustrian, ruang terbuka hijau kawasan permukiman, ruang terbuka hijau

kawasan pertanian, ruang terbuka hijau kawasan khusus (Hankam,

perlindungan tata air, plasma nutfah, dan sebagainya).

b. Ruang Terbuka Hijau (RTH) berbentuk jalur / koridor / linear, meliputi ruang

terbuka hijau koridor sungai, ruang terbuka hijau sempadan danau, ruang

terbuka hijau sempadan pantai, ruang terbuka hijau tepi jalur jalan, ruang

terbuka hijau tepi jalur kereta, ruang terbuka hijau Sabuk hijau (green belt), dan sebagainya. Sumber: (Dinas Pertamanan Kota Metro Tahun 2012).

Berdasarkan status kepemilikan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) diklasifikasikan

menjadi 2 kelompok:

a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik, yaitu ruang terbuka hijau yang berlokasi

pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh pemerintah.

b. Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat atau non publik, yaitu ruang terbuka hijau

yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat.

9. Fungsi dan Pemanfaatan Ruang Publik

Ruang publik merupakan fasilitas umum yang tentunya memiliki fungsi. Fungsi

ruang publik tidak dapat dipisahkan dari manusia baik secara psikologis,

emosional atau dimensional. Manusia dalam ruang bergerak, menghayati, dan

berpikir, juga membuat ruang untuk menciptakan dunianya. Ruang publik

(44)

24

tertentu di wilayah tersebut. Menurut Eko Budiharjo, dkk (1999:91), fungsi ruang

publik adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Umum:

a) tempat bermain dan berolahraga,

b) tempat bersantai,

c) tempat komunikasi sosial,

d) tempat peralihan termasuk menunggu,

e) sebagai ruang terbuka untuk mendapat udara segar dengan lingkungan,

f) sebagai sarana penghubung dari suatu tempat ke tempat lain, dan

g) sebagai pembatas atau jarak dengan bangunan

b. Fungsi Ekologis:

a) Penyegaran udara

b) Menyerap air hujan

c) Pengendalian banjir

d) Memelihara ekosistem tertentu

e) Pelembut arsitektur bangunan

c. Fungsi Rekreasi 1) Aktivitas Aktif

Aktivitas yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan berpindah

tempat atau bergerak aktif dalam ruang terbuka. Aktivitas ini berhubungan

(45)

25

padat dan lahan sempit. Kegiatan yang tergolong dalam aktivitas ini adalah

rekreasi (jalan-jalan), olahraga, dan bermain.

2) Aktivitas Pasif

Aktivitas yang dilakukan seseorang atau kelompok di ruang terbuka publik

tanpa banyak berpindah tempat yaitu duduk atau duduk-duduk. Kriteria

dari aktivitas aktif pasif pada ruang terbuka dilihat dari:

a) Tempat

Peletakkan fasilitas olahraga dan bermain berkesinambungan dengan

menggunakan alas yang nyaman dan mudah meresap air.

b) Ukuran

Ukuran fasilitas olahraga pada ruang terbuka beragam tegantung

peletakkan dan penggunaannya.

c) Nyaman

Dapat melakukan aktivitas dengan nyaman tanpa gangguan apapun.

d) Bersih

Tersedianya tempat pembuangan sampah sementara sehingga

pengguna area tidak membuang sampah sembarangan.

d. Fungsi Sosial Budaya

Ruang terbuka disebut sebagai area sosial budaya apabila dapat

dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul, dimana dapat dimanfaatkan

segala macam golongan dan kegiatan yang terjadi beragam seperti

(46)

26

juga sebagai area pendidikan yaitu tempat penelitian unsur-unsur vegetasi

yang ada. Kriteria yang diperlukan antara lain:

a. Adanya tempat duduk

b. Adanya tempat berkumpul ( gazebo)

c. Keadaan nyaman yang terbentuk dari unsur vegetasi

e. Fungsi Estetika

Estetika berasal dari bahasa Yunani yaitu:

- Aesthetica berarti hal-hal yang dapat diserap oleh panca indera.

- Aesthesis berati penyerapan indera.

Ruang terbuka yang merupakan taman kota memiliki manfaat yang besar

terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat kota,

antara lain memberikan estetika karena hijaunya taman tersebut dengan aneka

bentuk daun, cabang dan ranting yang membentuk suatu keindahan. Kriteria

nilai estetika yaitu:

a. Keindahan

b. Kebersihan

c. Kenyamanan

d. Menarik

f. Fungsi Ekologis

Penataan ruang terbuka secara tepat di perkotaan mampu berperan

meningkatkan atmosfer kota, penyegaran udara, menurunkan suhu kota,

menyapu debu perkotaan dan meredam kebisingan. Fungsi ruang terbuka

(47)

27

polusi udara di perkotaan melalui unsur vegetasi yang beragam. Kriteria dari

unsur ekologis yaitu:

a. Adanya vegetasi yang teduh dan nyaman

b. Tata letak

g. Fungsi Fisik

Lahan ruang terbuka yang ada di tengah-tengah kota akan berperan sebagai

pemisah antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya.

Pemanfaatan ruang publik oleh masyarakat juga merupakan salah satu aspek

penting dalam ruang publik. Menurut Akhmad (2007:18) terdapat 5 kategori

kebutuhan manusia untuk memanfaatkan ruang publik, yaitu:

a) Nyaman (comfort) b) Relaksasi (relaxation) c) Penggunaan aktif

d) Penggunaan pasif

e) Penemuan (invention)

Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia sebagai pengguna ruang

publik. Kenyamanan dibutuhkan untuk duduk-duduk, bersantai, menikmati

lingkungan sekitar, lamanya waktu untuk bersantai diruang publik juga

merupakan suatu kenyamanan yang dibutuhkan pengunjung. Relaksasi

merupakan kondisi badan atau pikiran yang berada dalam keadaan tenang dan

nyaman secara psikologis. Jalur pejalan kaki (Pedestrian) dapat menciptakan

(48)

28

merupakan kegiatan interaksi secara langsung sesama pengguna ruang publik,

bentuk kegiatan aktif dapat berupa olahraga, bermain, dan lain sebagainya.

Penggunan ruang publik secara pasif seperti mengamati kegiatan dan

lingkungan sekitar. Kegiatan pasif lebih kepada melihat atau mengamati.

10. Sarana dan Prasarana

a. Pengertian Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana adalah sarana penunjang keberhasilan suatu

proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal

tersebut tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak dapat mencapai

hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

Moenir (1992:119) mengemukakan bahwa: Sarana adalah segala jenis peralatan,

perlengkapan kerja, dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu

dalam pelaksanaan pekerjaan, juga dalam rangka kepentingan yang sedang

berhubungan dengan organisasi kerja.

Dengan sarana prasarana ruang publik yang menunjang, maka masyarakat akan

tertarik dan nyaman mengunjungi ruang terbuka publik tersebut. Karena

kebutuhan masyarakat selama mengunjungi dan memanfaatkan ruang publik

tersebut terbantu oleh adanya sarana dan prasarana tersebut.

Taman kota seharusnya dilengkapi dengan beberapa fasilitas sebagai berikut:

1. Fasilitas rekreasi aktif seperti daerah untuk berenang, bersepeda, berjalan,

(49)

29

2. Fasilitas rekreasi pasif seperti jalan setapak, tempat piknik atau tempat duduk,

air minum, toilet, papan petunjuk, alat komunikasi, atm, gudang makanan dan

obat obatan.

3. Fasilitas untuk kegiatan budaya, seperti drama dan konser musik di taman.

b. Akses

Seharusnya lokasi taman mudah diakses penduduk lingkungan karena terletak di

dekat perumahan. Selain itu, sebaiknya taman bisa diakses dengan berjalan kaki

atau bersepeda.

c. Memenuhi Fungsi

Taman yang baik adalah taman yang bisa memenuhi fungsi sebagai berikut:

1. Ekologis : daerah resapan air atau paru-paru kota

2. Edukatif / Sosial Budaya : tempat bermain, olah raga bermain satwaliar

3. Estetika : keindahan, kebersihan, kenyamanan kota

4. Ekonomi : kesehatan lmgkungan dan warga, tujuan

wisata kota taman sebagi tempat rekreasi

Selain itu juga harus memenuhi fungsi sebagai berikut:

1. Ruang evakuasi : Taman kota masa kini harus berstandar ruang evakuasi dari

gempa, banjir, kebakaran dan ancaman bom.

2. Pengembangan energi alternatif: biogas,daur ulang sampah, pemasangan panel

(50)

30

d. Memiliki Unsur Alami

Unsur alami (Natural) biasanya ada pada taman kota berupa vegetasi dan satwa. unsur unsur alami tersebut antara lain sebagai berikut.

• Pohon : Termasuk di dalamnya berupa tanaman kayu keras dan tumbuh

tegak, berukuran besar dengan percabangan yang kokoh. Biasanya adalah

pohon beringin asam kranji, lamtorogung, dan akasia.

• Perdu : Termasuk di dalamnya adalah jenis tanaman seperti pohon tetapi

berukuran kecil, batang cukup berkayu tetapi kurang legak dan kurang kokoh.

Biasanya adalah bunga bougenville, kol banda, dan kembang sepatu

• Semak : Termasuk di dalamnya adalah tanaman yang agak kecil dan

rendah, tumbuhnya melebar atau merambat Yakni berupa tanaman

teh-tehan, dan lainnya.

• Tanaman penutup tanah : Termasuk di dalamnya adalah tanaman yang

lebih tinggi rumputnya, berdaun dan berbunga indah. Yakni berupa

tanaman adalah krokot,dan nanas hias.

• Rumput : Termasuk di dalamnya adalah jenis tanaman pengalas, yang

merupakan tanaman yang persisi berada diatas tanah. Yakni berupa

rumput jepang, dan rumput gajah.

Sebuah ruang terbuka publik yang bertujuan sebagai arena rekreasi warga kota,

setidaknya harus menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

1). Pohon, Tanaman dan Ornamen Taman

Taman identik dengan desain tanaman yang berwarna-warni dan beraneka ragam.

(51)

31

nan indah, merupakan pemandangan yang menarik bagi setiap pengunjung taman.

Namun yang tak kalah pentingnya dalam sebuah taman adalah pohon yang

rindang. Taman tanpa pohon rindang terasa kurang lengkap sebagai sebuah taman

a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

b. Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.

c. Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

d. Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku.

e. Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.

f. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.

g. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang

mempergunakannya.

Dari fungsi sarana dan prasarana di atas, nampak jelas bahwa fungsi utama sarana dan

prasana adalah untuk mempermudah memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

Sarana Dan Prasarana Ruang Terbuka Publikrekreasi.Selain berfungsi sebagai

peneduh, pohon juga berfungsi sebagai penyaring udara, penyedia oksigen, dan

tempat tinggal burung- burung.

2). Pedestrian (Jalur Pejalan Kaki)

Pemakai taman mayoritas adalah pejalan kaki, sehingga pedestrian harus dibuat

senyaman mungkin. Kriteria kenyamanan pedestrian dapat dilihat dari kemulusan jalan

sehingga orang dapat berjalan tanpa takut terjungkal atau jatuh, cukup luas sehingga

orang dapat berjalan tanpa berdesakan, ada pengaman jalan, dan nyaman untuk orang

(52)

32

3). Bangku Taman atau Duduk yang Nyaman

Setelah berjalan-jalan, bermain, atau jogging, tentunya sangat nyaman jika kita

duduk-duduk santai di bangku taman yang nyaman sambil menikmati desain

taman yang cantik. Oleh sebab itu, elemen bangku taman merupakan sesuatu yang

wajib ada jika taman tersebut memang difungsikan sebagai taman rekreasi.

4). Gazebo

Gazebo ini dimaksudkan untuk istirahat dan berteduh jika turun hujan. Gazebo

tidak perlu dibuat terlalu mewah, namun cukup nyaman, aman, dan sesuai dengan

tema taman agar tidak kelihatan asing di taman tersebut

5). Arena Bermain Anak-anak

Untuk arena bermain anak berumur 3-10 tahun hendaknya di buat luas dan tertutup

rumput hijau demi kenyamanan.Atau dapat disediakan bak pasir untuk anak-anak

bermain pasir.Di sisi arena bermain dapat disediakan tempat duduk untuk istirahat.

6). Arena Olahraga

Arena olahraga dibuatkan seperti jalur untuk berlari (jogging track) yang harus dibedakan

dengan jalan pedestrian.Untuk manula, dapat disediakan jalur pendek tersendiri yang

(53)

33

7). Toilet/ WC

Toilet perlu disediakan agar pengunjung tidak buang air sembarangan. Penyediaan

toilet ini harus dibedakan antara toilet pria dan wanita serta harus selalu dijaga

kebersihannya.

8). Saluran Air

Saluran air atau selokan difungsikan untuk menampung air hujan dan

mengalirkannya ke saluran pembuangan agar tidak membanjiri kawasan taman.

9). Tempat Sampah

Penyediaan tempat sampah sangat penting sebagai upaya untuk

menjagakebersihan dan kenyamanan lingkungan taman agar tetap indah.

10). Lampu Taman

Lampu taman ini difungsikan sebagai penerangan di malam hari sekaligus sebagai

elemen taman yang menambah keindahan taman.

11. Tempat Parkir

Agar pengunjung yang membawa kendaraan tidak parkir sembarangan, di luar

area taman perlu disediakan tempat parkir. Tempat parkir yang baik memiliki

jalur masuk dan jalur keluar yang jelas, aman, serta memiliki batas parkir yang

jelas agar parkir kendaraan dapat terlihat rapi dan bersih. Parkir adalah tempat

(54)

34

parkir dilokasi tertentu, pelataran parkir atau bangunan umum. Strategi dalam

merancang tempat parkir:

a) Lahan parkir harus diatur sedemikian rupa.

b) Tempat parkir perlu memberikan pelayanan kualitas yang tinggi, dalam hal ini

kenyamanan, keamanan, kecukupan para pengguna dan masalah yang timbul

harus diantisipasi.

c) Tempat parkir harus menarik

Tempat parkir harus terintegrasi dengan tempat lainnya, baik dalam letak maupun

bentuk dan gaya agar sesuai dengan tempat yang bersangkutan.

12. Peranan Parkir

Parkir memegang peranan tertentu pada suatu kawasan tertentu, terutama daerah

perkotaan. Kendaraan yang parkir dipinggir jalan, naik kebahu jalan atau

menyerobot sebagaian kaki lima (trotoar) sehingga jelas mengurangi daya

tampung jalan tersebut. Kesulitannya, makin besar jumlah kendaraan, makin besar

pula kebutuhan akan kebutuhan parkir. Dalam transportasi, kegiatan parkir

memiliki peranan penting antara lain:

a) Parkir sebagai tempat pemberhentian kendaraan beberapa saat.

b) Parkir sebagai tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang

lama atau sebentar tergantung keadaan dan kebutuhannya.

13. Kapasitas Parkir

Kapasitas adalah volume maksimum kendaraan yang ditampung oleh suatu ruas

(55)

35

parkir. Dimana waktu yang digunakan kendaraan untuk parkir dalam menit atau

jam menyatakan lamanya parkir.

14. Indeks Parkir

Merupakan persentase dari akumulasi jumlah kendaraan pada selang waktu

tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan 100%.

15. Pusat Informasi dan Pos Penjagaan

Pusat infromasi dan keamanan ini diperlukan agar pengunjung tidak kesulitan

mendapatkan informasi yang mereka butuhkan berkaitan dengan taman kota dan

sekitarnya. Selain itu dapat berfungsi sebagai tempat mengadukan laporan kehilangan

yang terjadi di area taman. Oleh sebab itu, pos informasi dan penjagaan ini harus

selalu siap sedia apabila sewaktu-waktu ada pengunjung yang membutuhkan

informasi atau kehilangan sesuatu dapat segera mendapatkan pelayanan.

Dengan adanya sarana dan prasarana ruang publik yang menujang, maka

masyarakat akan tertarik dan nyaman untuk mengunjungi dan memanfaatkan

ruang terbuka publik tersebut. Karena kebutuhan masyarakat selama mengunjungi dan

memanfaat ruang publik tersebut terbantu oleh adanya sarana dan prasarana tersebut.

16. Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima muncul sejak zaman Raffles dari kata 5 feets yang berati jalur

pedagang kaki dipinggir jalan selebar lima kaki. Kemudian area berjualan

(56)

36

John Thurner dalam Eko Budiharjo, dkk mengklasifikasikan pelakunya menjadi

tiga kategori yaitu public sector, private sector, popular dan comunity sector.

Dalam bidang perdagangan, Pedagang Kaki Lima (PKL) dapat digolongkan

dalam kategori terakhir yaitu popular atau comunity sektor. Kegiatan usaha

pedagamg kaki lima merupakan bidang usaha informal, dapat dikatakan tidak

resmi atau ilegal dan merupakan kegiatan yang sederhana. Pedagang Kaki Lima

(PKL) terdiri dari 2 macam yaitu

a. Pedagang Kaki Lima (PKL) Tertata

Yaitu pedang kaki lima yang dalam usaha sehari-hari menempati lokasi

yang telah sesuai atau diijinkan oleh pemerintah daerah. Memiliki surat

izin dan menaati ketentuan-ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan

pemda secara baik misalnya pembayaran retribusi, dan menjaga

kebersihan, keindahan dan keamanan secara teratur.

b. Pedagang Kaki Lima (PKL) Binaan

PKL yang dalam usahany sehari-hari menempati lokasi larangan atau tidak

diijinkan oleh pemerintah daerah setempat dan tidak dikenakan

pembayaran retribusi, namun keberadaannya selalu diawasi, dibina dan

diarahkan menjadi PKL yang baik.

B. Kerangka Pikir

Pencapaian pembangunan di perkotaan harus menghasilkan tata ruang kota yang

strategis baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang, dalam

pembangunannya salah satu sektor yang perlu ditata dan direncanakan adalah

(57)

37

Hal ini merupakan kebutuhan fisik masyarakat perkotaan. Pembangunan kota

yang cenderung ke arah fisikal tanpa diiringi dengan kesadaran pembangunan

lingkungan telah menyebabkan dilema sangat minimnya ruang terbuka hijau di

daerah perkotaan khususnya Taman Kota.

Sejalan dengan hal tersebut maka Ruang publik Di kota Metro khususnya Taman

Kota berdasarkan data masih dikatakan minim. Taman Kota Metro merupakan

salah satu ruang publik yang dimanfaatkan masyarakat, apakah masyarakat telah

memanfaatkannya secara maksimal sesuai dengan fungsinya ditinjau dari

aspek-aspek geografis.

Dalam pemanfatan tersebut terdapat masalah yang muncul yaitu mengenai

fasilitas yang ada di Taman Kota dalam hal ini sarana parkir kurang mencukupi.

Intesitas pengunjung yang banyak khususnya di akhir pekan dengan

menggunakan kendaraan roda dua maupaun empat pengunjung memparkirkan

kendaraan mereka dibadan jalan sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas

kendaraan. Selain itu juga muncul fenomena pedagang yang berjualan di area

Taman Kota. Jika di tinjau dari aspek fungsinya hal ini tidak sesuai dengan

mestinya karena Taman bukan sebagai tempat untuk berjualan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

(58)

38

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode

deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah

atau keadaan sebagaimana adanya, walaupun kadang-kadang diberi interpretasi atau

analisis. Hasil penelitian difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan yang

sebenarnya dari objek yang diteliti.

Metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi geografi terhadap

fungsi Taman Kota Metro sebagai ruang terbuka bagi masyarakat, serta apakah terdapat

fungsi sosial, ekologis, estetika , dan rekreasi bagi masyarakat dal;am memanfaatkan

Taman Kota Metro.

Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian, karena

akan menentukan keberhasilan suatu penelitian dan langkah-langkah yang akan

ditempuh dalam suatu penelitian.

Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1997:29), penelitian dengan metode deskriptif

(59)

39

keadaan gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi, atau

penyebaran suatu gejala, atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala

dengan gejala lain di masyarakat.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang diciri-cirinya akan

diduga (Masri Singarimbun, 1995:152). Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah pengunjung yang berkunjung ke Taman Kota Metro. Jenis

Populasinya adalah populasi tidak terbatas, yaitu sumber data tidak dapat

ditentukan batasannya sehingga relatifnya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk

jumlah (Hermawan Warsito, 1992:24).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi yang bersangkutan

(Nursid, 1998:112), metode pengambilan sampel dalam penelitian ini secara non probability sampling artinya tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih karena tidak diketahui dan dikenal populasi yang

sebenarnya (Nasution, 1987:95).

(60)

40

penelitian ini teknik pengambilan sampel berdasarkan siapa saja yang kebetulan

ditemui pada saat melakukan penelitian. Metode ini, proses pengambilan sampel

tanpa perencanaan yang seksama. Responden dimintai informasi benar-benar

dilakukan secara kebetulan dan dengan pertimbangan tertentu. Agar tidak terjadi

pengelompokkan jawaban yang sama dan jawaban bersifat umum, maka

pengunjung yang sifatnya rombongan akan diambil beberapa responden saja

sebagai perwakilan. Pengambilan sampel ini dilakukan pada tempat/pusat

aktivitas pengunjung yaitu Ruang Terbuka Publik Taman Kota Metro pada hari

senin-minggu. Dalam pelaksanaanya penulis mendapatkan responden dengan

mendatangi responden satu persatu, kemudian menanyakan kesediaanya untuk

menjadi responden dalam penelitian ini, setelah responden bersedia maka peneliti

mewancarai responden satu persatu dengan berpedoman pada kuesioner yang

telah disiapkan sebelumnya.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah fungsi taman kota sebagai ruang terbuka publik

oleh masyarakat, adapun definisi dari variabel adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Sosial Budaya

Ruang terbuka disebut sebagai area sosial budaya apabila dapat dimanfaatkan sebagai

tempat berkumpul, dimana dapat dimanfaatkan segala macam golongan dan kegiatan

yang terjadi beragam seperti berolahraga dan bermain dengan suasana nyaman dan

rindang. Selain itu juga sebagai area budaya yaitu tempat penelitian unsur-unsur sejarah

(61)

41

a. Adanya tempat duduk

b. Adanya tempat berkumpul ( gazebo)

c. Keadaan nyaman yang terbentuk dari unsur vegetasi

Tabel 5. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi Sosial Budaya.

Pendapat Pengunjung Setuju Tidak Setuju

A. Taman Kota memiliki fungsi sosial

budaya karena tersedia fasilitas seperti

tempat duduk, berkumpul, keadaan

nyaman yang terbentuk dari unsur

vegetasi.

B. Taman Kota kurang memiliki fungsi

sosial budaya karena kondisi fasilitas

kurang lengkap.

C. Taman Kota tidak memiliki fungsi

sosial budaya karena tidak tersedianya

fasilitas pendukung.

2. Fungsi Estetika

Estetika berasal dari bahasa Yunani yaitu:

- Aesthetica berarti hal-hal yang dapat diserap oleh panca indera.

- Aesthesis berati penyerapan indera.

Ruang terbuka taman kota memiliki manfaat yang besar terhadap peningkatan

(62)

42

estetika karena hijaunya taman tersebut dengan aneka bentuk daun, cabang dan

ranting yang membentuk suatu keindahan. Adapun kriterianya antara lain:

a. Keindahan

b. Kebersihan

c. Kenyamanan

d. Menarik

Tabel 6. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi Estetika.

Pendapat Pengunjung Setuju Tidak Setuju

A. Taman Kota memiliki fungsi estetika karea

terdapat unsur keindahan, kebersihan,

kenyamanan dan kemenarikan.

B. Taman Kota kurang memiliki fungsi estetika

apabila hanya terdapat beberapa faktor

pendukung saja.

C. Taman Kota tidak memiliki fungsi estetika

karena tidak terdapat unsur keindahan,

kebersihan, kenyamanan dan kemenarikan.

3. Fungsi Ekologis

Penataan ruang terbuka secara tepat di perkotaan mampu berperan meningkatkan

atmosfer kota, penyegaran udara, menurunkan suhu kota, menyapu debu

(63)

43

memberikan keseimbangan ekologis untuk mencegah polusi udara di perkotaan

melalui unsur vegetasi yang beragam. Kriteria dari unsur ekologis yaitu:

a. Adanya vegetasi yang teduh dan nyaman

b. Tata letak yang sesuai

Tabel 7. Tabel Kerja Untuk Mengetahui Pendapat Pengunjung tentang Fungsi Ekologis.

Pendapat Pengunjung Setuju Tidak Setuju

A. Taman Kota memiliki fungsi ekologis apabila

terdapat vegetasi yang teduh dan nyaman serta tata

letaknya sesuai.

B. Taman Kota kurang memiliki fungsi ekologis

apabila hanya satu unsur yang terpenuhi.

C. Taman Kota tidak memiliki fungsi ekologis karena

tidak adanya vegetasi yang nyaman dan tata letaknya

tidak sesuai.

4. Fungsi Rekreasi

a. Aktivitas aktif

Aktivitas yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan berpindah

tempat atau bergerak aktif dalam ruang terbuka. Aktivitas ini berhubungan

dengan kebutuhan masyarakat untuk bergerak bebas di pusat kota yang

padat dan lahan sempit. Kegiatan yang tergolong dalam aktivitas ini adalah

Gambar

Tabel 1. Taman Skala Kota Metro
Tabel 2. Jenis, Fungsi dan Tujuan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Gambar Tipologi RTH Ekonomi
Tabel 3. Kepemilikan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid, sejenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar

Nagari Sungai Sariak terletak pada daerah relative datar yang bergelombang dan berbukit yang memiliki kemiringan tanah yang berkisar antara 5-40 % bahkan ada

Data yang diperoleh dari penelitian ini berjumlah 79 ungkapan kepercayaan rakyat yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Dari 79 ungkapan ini ditemukan 17 ungkapan yang

Tapi ada beberapa kemajuan dalam perubahan sikap dan sosialnya”7 Melihat fenomena yang ada di lapangan bahwa di dalam pendidikan inklusi terdapat beberapa siswa anak berkebutuhan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir Ners ini dengan judul

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap

Proposal pembiayaan tersebut akan dirapatkan, bagian yang ikut dalam rapat komite ini adalah direktur, menejer, AO ( Acount Officer ), dan seluruh bagian

Penulis memilih tempat di perumahan Pondok Tjandra Indah karena menurut pra survey yang dilakukan oleh penulis, di sana banyak generasi tua etnis Tionghoa dan juga sebagian