• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI BEDANA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN TARIBEDANAMENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH

MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

EVI KRISTIANINGSIH

Penelitian ini membahas tentang pembelajaran tari bedana menggunakaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMA Negeri 1 Seputih Mataram tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan mendeskripsikan hasil pembelajaran taribedana.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa-siswi yang mengikuti pembelajaran tari bedana di kelas XA SMA Negeri 1 Seputih Mataram berjumlah 31 siswa. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pengamatan (observasi), dokumentasi dan wawancara. Teori yang digunakan adalah pembelajaran, taribedanadan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD.

Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran STADtelah dilaksanakan oleh guru dengan beberapa tahapan, yaitu : pembentukan kelompok yang terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan, penyajian materi tari bedana, memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan kelompok, pelaksanaan ujian, evaluasi ujian dan kesimpulan. Namun, pada pelaksanaan ada dua tahapan yang tidak sesuai dengan prosedur penggunaan model pembelajaran tipe STAD yang benar yaitu tidak terbentuknya kelompok sejak awal pertemuan dan pembagian kelompok yang tidak seimbang berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Hasil pembelajaran dilihat pada akhir pembelajaran. Setelah dilaksanakan pembelajaran tari bedana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ternyata masih terdapat 6 siswa yang dinyatakan tidak mampu menarikan tari bedana dengan baik dilihat dari segi hafalan ragam gerak dan kesesuaian tarian dengan iringan musik dan 25 siswa yang dinyatakan mampu menarikan tari bedana dengan baik.

(2)

ABSTRACT

THE LEARNING OF BEDANA DANCE BY USING COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE OF STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) AT SMAN 1 SEPUTIH MATARAM IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR

By

EVI KRISTIANINGSIH

This research explain about bedana dance learning by using cooperative learning model type STAD in SMAN 1 Seputih Mataram in the academic year 2014/2015. This research is aimed to describe the process and the result of learning bedanadance.

This research used descriptive qualitative research. Sources of the data in this research were the teacher and 31 students who follow bedana dance learning process in XA class in SMAN 1 Seputih Mataram. Data collecting technique that used in this research were observation, documentation, and interview. The theories used in this study were learning, bedana dance, and coperative learning model type STAD.

Learning process by using STAD was accomplished by the teacher in some stages,those are: making a group which consist of 2 male students and 3 female students, presentation of material in bedana dance, facilitated the students to do activities in group, carried out examination, evaluaton of examination and conclusion.but, in delivering the material, there were two stages that not appropriate with the procedure in applyinglearning model type STAD correctly, such as the group was uncoordinated correctly since in the first meeting and the distribution of group was unbalacebased on students’ ability. The result of learning could be seen in the end of learning process. After did the bedana dance learning by using cooperative learning model type STAD, the data showed there were 6 students who could not be able dancing bedana dance correctly, it could be seen in memorize aspect in kinds of movement and suitability of the dance with music and 25 students be able to dance bedana correctly.

(3)

PEMBELAJARAN TARIBEDANAMENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH

MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Evi Kristianingsih

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mesuji pada tanggal 20 Juli 1993, yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Sadiman dan Ibu Ester Rahayu.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Onoharjo diselesaikan pada tahun 2005. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Terbanggi Besar diselesaikan pada tahun 2008, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Seputih Mataram diselesaikan pada tahun 2011. Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Lampung melalui jalur tanpa tes Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam dua masa bakti kepengurusan di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKM-Kristen) Unila dan penulis juga pernah mendapat mandat untuk mengemban jabatan sebagai Sekretaris Umum UKM-Kristen Unila masa bakti 2013-2014.

(8)

PERSEMBAHAN

Segala puji kepada Tuhan Yesus Kristus sorak Hosana bagi Raja Diatas Segala Raja atas kasih, suka cita dan damai sejahtera yang tak pernah berkesudahan.

Ku persembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada.

1. Bapak dan Ibuku tersayang yang telah memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Evi persembahkan hasil perjuangan Evi selama kuliah untuk bapak sebagai penyemangat utama dalam hidupku yang telah setia dan sabar menuntun putrinya akan kehidupan yang tulus dan benar walaupun dalam masa kesendiriannya. Semoga Tuhan senantiasa memberkati setiap usaha, kerja keras, kesehatan dan juga iman bapak sampai masa tua nanti menikmati kesuksesan bersama penuh dengan suka cita.

2. Saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan untuk penulis mngerjakan penelitian dan pengerjaan skripsi ini.

3. Seseorang yang selalu memberikan motivasi dan kalimat penyejuk untuk bersemangat mengerjakan skripsi ini.

4. Sahabat-sahabat baik dan teman-teman angkatan 2011 terima kasih telah memberikan semangat, motivasi dan bimbingan yang luar biasa dalam pengerjaan skripsi ini.

(9)

6. Segenap pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKM-Kristen) UNILA periode 2012/2013 dan 2013/2014 yang telah menjadi keluarga dalam bersekutu dan pelayanan kepada Kristus.

(10)

MOTO

“ aku hendak menyanyi bagi Tuhan selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada”

(Mazmur 104 : 33)

“Kebahagiaan adalah jika apa yang anda pikirkan, apa yang anda katakan dan apa yang anda lakukan berada dalam keharmonisan”

(Mahatma Ghandi)

“Tidak ada hasil yang menghianati usaha”

(11)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih, suka cita dan damai sejahtera yang tak pernah berkesudahan. Sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Tari Bedana

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Penulis menyadari bahwa dalam peyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn., selaku pembimbing I dosen Pembimbing Akademik (PA) dan juga Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari atas bimbingan, kesabaran dan juga saran yang diberikan kepada penulis;

2. Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan, kesabaran dan juga saran yang diberikan kepada penulis;

(12)

4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni;

5. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

6. Hj. Nurlina, S.Pd., M.MPd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Seputih Mataram dan Dra. Winarsih selaku guru kesenian;

7. Seluruh dewan guru, staf dan juga siswa-siswi SMA Negeri 1 Seputih Mataram atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

8. Bapak Sadiman dan Ibu Ester Rahayu sebagai orang tua ku tersayang yang telah membimbing dan membersarkan ku;

9. Mas Tio sebagai kakak laki-laki yang melatihku untuk hidup jauh dari kata manja dan mbak Nunung yang tulus memberikan motivasi serta perhatian; 10. Ranto Tumangger, S.T., sebagai orang terkasih yang telah memberikan

motivasi, dukungan dan bantuan yang luar biasa baik suka maupun duka; 11. Sahabat-sahabat baik ku Rendri, Jeme, Arum, Dona, Geby, Vita, Shem, Papi

Fredy, Mbak Sekar serta teman-teman angkatan 2011 prodi pendidikan seni tari;

12. Keluarga besar pengurus UKM-Kristen Unila terkhusus periode 2013/2014 Daniel, Nindi, Benny, Jonathan, Tania, Yohana, Deborah, Yance, Anes, Bul-bul, Yulianti, Ruth, Rio, Mario, Uli, Nicky, Alek, Nando dan adik ku Novelin terima kasih untuk perjuangan dan cinta kasih yang telah kita ukir bersama melalui pelayanan dalam Kristus;

(13)

Penulis berharap semoga kalian senantiasa diberkati oleh Tuhan dalam segala hal. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 03 Juni 2015 Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

SANWACANA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Pembelajaran ... 8

2.2. Model Pembelajaran ... 10

(15)

2.3.1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 11

2.3.2. Kelemahan & Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif 13

2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 14

3.2.2. Klasifikasi Sumber Data ... 33

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3.1. Observasi ... 34

3.3.2. Wawancara ... 34

3.3.3. Dokumentasi ... 34

3.4. Instrumen Penelitian ... 35

3.4.1. Instrumen Pengamatan aktivitas Guru ... 35

3.4.2. Instrumen Penilaian Tes Siswa ... 35

3.4.3. Instrumen Penilaian Non Tes Siswa ... 41

3.4.4. Instrumen Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 47

3.5. Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1. Profil Sekolah ... 51

4.1.1. Sejarah Sekolah ... 51

4.1.2. Visi & Misi SMA Negeri 1 Seputih Mataram ... 52

4.1.3. Sarana & Prasarana SMA Negeri 1 Seputih Mataram ... 53

4.1.4. Daftar Nama Dewan Guru SMA Negeri 1 Seputih Mataram. 55 4.1.5. Daftar Nama Karyawan SMA Negeri 1 Seputih Mataram .. 56

4.1.6. Daftar Siswa SMA Negeri 1 Seputih Mataram ... 57

4.1.7. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Seputih Mataram ... 58

4.2. Persiapan Penelitian ... 58

4.3. Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 61

4.3.1. Pertemuan Pertama ... 61

4.3.1.1. Deskripsi Pertemuan Pertama ... 61

4.3.1.2. Pembahasan Pertemuan Pertama ... 65

4.3.1.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Pertama ... 66

4.3.1.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama ... 68

4.3.2. Pertemuan Kedua ... 68

4.3.2.1. Deskripsi Pertemuan Kedua ... 68

4.3.2.2. Pembahasan Pertemuan Kedua ... 73

(16)

4.3.2.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua ... 77

4.3.3. Pertemuan Ketiga ... 81

4.3.3.1. Deskripsi Pertemuan Ketiga ... 81

4.3.3.2. Pembahasan Pertemuan Ketiga ... 85

4.3.3.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga ... 87

4.3.3.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga ... 88

4.3.4. Pertemuan Keempat ... 93

4.3.4.1. Deskripsi Pertemuan Keempat ... 93

4.3.4.2. Pembahasan Pertemuan Keempat ... 97

4.3.4.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Keempat ... 99

4.3.4.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat ... 100

4.3.5. Pertemuan Kelima ... 103

4.3.5.1. Deskripsi Pertemuan Kelima ... 103

4.3.5.2. Pembahasan Pertemuan Kelima ... 106

4.3.5.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kelima ... 108

4.3.5.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kelima ... 109

4.3.6. Pertemuan Keenam ... 113

4.3.6.1. Deskripsi Pertemuan Keenam ... 113

4.3.6.2. Pembahasan Pertemuan Keenam ... 118

4.3.6.3. Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Keenam ... 120

4.3.6.4. Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keenam ... 121

4.4. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 124

4.5. Rekapitulasi Pembelajaran ... 126

4.5.1. Rekapitulasi Aktivitas Guru ... 127

4.5.2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa ... 128

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian ... 7

Tabel 2.1 Ragam Gerak TariBedana... 20

Tabel 2.2 Alat Musik Pengiring TariBedana ... 29

Tabel 2.3 Busana TariBedana ... 29

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru... 36

Tabel 3.2 Penilaian Individu Sebagai Nilai Proses ... 37

Tabel 3.3 Penilaian Kelompok... 40

Tabel 3.4 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 42

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD... 47

Tabel 4.1 Sarana & Prasarana SMA Negeri 1 Seputih Mataram ... 53

Tabel 4.2 Daftar Nama Dewan Guru SMA Negeri 1 Seputih Mataram . 55 Tabel 4.3 Daftar Nama Karyawan SMA Negeri 1 Seputih Mataram ... 56

Tabel 4.4 Daftar Siswa SMA Negeri 1 Seputih Mataram... 57

Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Pertama... 66

Tabel 4.6 Kelompok TariBedanaKelas XA ... 70

Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Kedua ... 75

Tabel 4.8 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua ... 77

Tabel 4.9 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga ... 87

Tabel 4.10 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga... 88

(18)
(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Guru mengecek daftar hadir ... 62

Gambar 2. Siswa terlambat memasuki kelas... 63

Gambar 3. Guru memberikan materi tari ... 64

Gambar 4. Siswa duduk bersama dengan kelompok ... 71

Gambar 5. Siswa mengamati video taribedana... 72

Gambar 6. Siswa berkumpul dengan kelompok ... 83

Gambar 7. Siswa berproses dengan kelompok ... 84

Gambar 8. Dua siswa memeragakan ragam gerak ... 95

Gambar 9. Guru memerhatikan dan menilai siswa ... 96

Gambar 10. Siswa berproses menaribedana... 106

(20)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Digram 4.1 Hasil Perolehan Aktivitas Siswa Pertemuan II ... 80

Digram 4.2 Hasil Perolehan Aktivitas Siswa Pertemuan III ... 93

Digram 4.3 Hasil Perolehan Aktivitas Siswa Pertemuan IV ... 103

Digram 4.4 Hasil Perolehan Aktivitas Siswa Pertemuan V ... 112

(21)

DAFTAR BAGAN

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Menurut UU RI No. 2 Tahun 1989 Bab I Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (Hamalik, 1994 : 2). Pada rumusan ini terkandung empat hal yang perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih lanjut. Dengan “Usaha sadar” dimaksudkan, bahwa pendidikan

(23)

2

Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun dan mengembangkan kehidupan suatu bangsa. Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa pendidikan memiliki jangkauan yang luas karena pendidikan tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, melainkan yang tidak kalah pentingnya adalah membina dan mengembangkan kepribadian peserta didik.

Pendidikan seni budaya di sekolah diharapkan dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan yang bertujuan membentuk karakter peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Melalui pembelajaran seni budaya inilah peserta didik dapat mengenali seluk beluk tentang kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tak jarang juga didapati pada beberapa peserta didik telah memiliki bakat dalam bidang kesenian. Hal ini juga mendukung peran pentingnya pelajaran seni budaya diajarkan di sekolah.

(24)

3

Di dunia pendidikan terdapat berbagai metode dan model yang disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah yang muncul baik dari kalangan guru sebagai sumber ajar atau dari peserta didik sebagai penerima materi ajar. Salah satu hal terpenting di dunia pendidikan adalah proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung terjadi proses transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Di dalam proses tersebut juga terdapat komunikasi dan interaksi yang sangat menentukan bagaimana materi yang disampaikan apakah benar dapat diterima secara sempurna atau tidak.

(25)

4

tentang bagaimana proses pembelajaran dan tingkat keberhasilan penyampaian materi ajar yang terbilang baru di sekolah inilah yang menjadi titik fokus dalam melakukan penelitian ini.

Materi ajar seni tari yang diberikan kepada kelas X di SMA Negeri 1 Seputih Mataram sebagai contohnya adalah dengan memberikan materi tari bedana sebagai pengenalan akan tarian daerah Lampung. Proses penyampaian materi tari bedana ini guru memilih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.Pemilihan model pembelajaran tersebut disesuaikan dengan isi materi tari bedana itu sendiri yang merupakan tari berpasangan. Tak jarang dalam proses pembelajaran tari berpasangan sering ditemui ketidak cocokan pendapat antar peserta didik dalam suatu kelompok. Hal ini tentu akan menjadi kesulitan utama dalam proses pembelajaran, karena dari dalam diri peserta didik sendiri terdapat penolakan untuk dapat bekerja sama dan berkomunikasi dengan kelompok/pasangannya.

(26)

5

Penelitian ini relevan/berhubungan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Afriyani Dwi Susanti dengan judul penelitian “Peningkatan

kemampuan siswa menari bedana melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas XI IPA 1 SMA Fransiskus Bandar Lampung”. Salah satu fungsi penelitian ini adalah untuk melengkapi penelitian sebelumnya sekaligus melihat keberhasilan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang diterapkan di sekolah. Hal penting yang patut disoroti tingkat keurgensian dari penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran tari bedana dapat dilakukan oleh guru yang bukan berlatarbelakang pendidikan seni tari. Penelitian ini juga sebagai acuan kepada mahasiswa dan alumni pendidikan seni tari untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya agar mampu bersaing di dunia nyata sesungguhnya.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “ Bagaimanakah proses dan hasil pembelajaran tari bedana

(27)

6

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan pembelajaran tari bedana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement divisions (STAD) di kelas XA SMA Negeri 1 Seputih Mataram.

2. Mengetahui hasil pembelajaran tari bedana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement divisions (STAD) pada penilaian proses dan penilaian akhir pembelajaran.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis terhadap pembelajaran tari bedana menggunakan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipestudent teams-achievement divisions (STAD)di kelas XA SMA Negeri 1 Bandar Lampung.

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses pembelajaran ragam gerak taribedanapada peserta didik.

2. Bagi peserta didik akan memperoleh pembelajaran dibidang seni yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan bagi dirinya untuk meningkatkan kemampuan yang sangat berguna untuk masa depannya nanti.

(28)

7

4. Bagi masyarakat memperoleh pengetahuan tentang tari bedana setelah membaca hasil penelitian ini.

1.5.Ruang Lingkup 1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian di dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari bedana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement divisions (STAD)di SMA Negeri 1 Seputih Mataram.

2. Subyek Penelitian

Adapun subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X A di SMA Negeri 1 Seputih Mataram.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Seputih Mataram. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakna kurang dan lebih dalam waktu 2 bulan, yaitu dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Tanggal Aktivitas

1. 27 November 2014 Observasi Awal

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan ( Hamalik, 2014 : 36).

(30)

9

Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah : pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap dan lain-lain. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.

Pembelajaran adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur dan lain-lain. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlangkapan audio visual juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

(31)

10

2.2. Model Pembelajaran

Model adalah prosedur yang sistematis tentang pola belajar untuk mencapai tujuan belajar seta sebagai pedoman bagi pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Model pembelajaran kerangka konseptual/operasional, yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Guna menccapai hasil belajar siswa yang maksimal dan memadai, diperlukan kreativitas guru dalam menjalankan proses pembelajaran. Kreativitas guru dapat menjadi entry point dalam upaya meningkatkan proses pembelajarannya (Hosnan, 2014 : 337).

2.3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Artz dan Newman dalam Huda (2014 : 32) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai small group of learners working together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal (kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama).

(32)

teman-11

teman satu kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab memelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman satu anggota untuk mempelajarinya juga.

Pembelajaran kooperatif biasanya menempatkan siswa pada kelompok-kelompok kecil selama beberapa minggu atau bulan kedepan kemudian diuji secara individual pada hari ujian yang telah ditentukan. Sebelumnya kelompok-kelompok siswa ini diberi penjelasan/pelatihan tentang : 1) bagaimana menjadi pendengar yang baik, 2) bagaimana memberi penjelasan yang baik, 3) bagaimana mengajukan pertanyaan dengan baik, 4) bagaimana saling membantu dan menghargai satu dengan yang lain dengan cara yang baik pula ( Huda : 2014).

2.3.1. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Hosnan (2014 : 239) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif bukan hanya belajar materi saja, tetapi peserta didik harus mempelajari keterampilan khusus yang biasa disebut sebagai keterampilan kooperatif. Fungsi keterampilan kooperatif adalah untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Untuk membuat keterampilan kooperatif dapat bekerja, guru harus mengajarkan keterampilan-keterampilan kelompok dan sosial yang dibutuhkan. Keterampilan-keterampilan-keterampilan itu menurut menurut Ibrahim dalam Hosnan (2014 : 239), antara lain sebagai berikut :

a. Keterampilan-keterampilan sosial

(33)

12

b. Keterampilan berbagi

Banyak siswa mengalami kesulitan berbagi waktu dan bahan. Komplikasi ini mendatangkan masalah pengelolaan yang serius selama pelajaran pembelajaran kooperatif. Siswa-siswa yang mendominasi sering dilakukan secara sadar dan tidak memahami akibat perilaku mereka terhadap siswa lain atau terhadap kelompok mereka.

c. Keterampilan berperan serta

Sementara ada sejumlah siswa mendominasi kegiatan kelompok, siswa lain tidak mau atau tidak dapat berperan serta. Terkadang siswa menghindari kerja kelompok karena malu. Siswa yang tersisih adalah jenis lain siswa yang mengalami kesulitan berperan serta dalam kegiatan berkelompok.

d. Keterampilan-keterampilan komunikasi

(34)

13

e. Keterampilan-keterampilan kelompok

Kebanyakan orang telah menglami bekerja dalam kelompok dimana anggota-anggota secara individu merupakan orang yang baik dan memiliki keterampilan sosial. Sebelum siswa dapat belajar secara efektif di dalam kelompok pembelajaran secara efektif, mereka harus belajar tentang memahami satu sama lain menghormati perbedaan mereka.

2.3.2. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan atau manfaat yang sangat besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan belajar. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerja sama dalam kelompok.

1. Kelebihan Pembelajaran Model Kooperatif a. Meningkatkan harga diri tiap individu

b. Penerimaan terhadap individu yang lebih besar c. Konflik antar pribadi berkurang

d. Sikap apatis berkurang e. Pemahaman yang mendalam

f. Retensi atau penyimpanan lebih lama

g. Meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan dan toleransi

h. Mencegah keagresifan siswa dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif

(35)

14

j. Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif k. Meningkatkan motivasi dan percaya diri

l. Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman sekelasnya

m. Mudah diterapkan dan tidak mahal 2. Kelemahan Pembelajaran Model Kooperatif

a. Terjadi kekacauan di kelas

b. Ketidakseimbangan dalam pembagian kerja

c. Adanya was-was akan kehilangan keunikan dirinya d. Menjadi tempat mengobrol

e. Terjadi perdebatan sepele dalam kelompok

2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

(36)

15

Pada model pembelajaran ini masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri atas laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jadi model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki komponen sebagai berikut :

a. Penyajian Kelas

Guru menyampaiakan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing.

b. Kegiatan Kelompok

Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalah yang diberikan.

c. Kuis(Quizzes)

Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai keberhasilan kelompok.

d. Skor kemajuan (perkembangan) individu

(37)

16

e. Penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.

Hosnan (2014 : 246-247) mengemukakan langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipeSTADadalah sebagai berikut :

a. Membentuk kelompok yang anggotanya heterogen b. Guru menyajikan materi pelajaran

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. d. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu. e. Pembahasan kuis dan memberi evaluasi f. Kesimpulan

2.5. Seni Tari Dalam Pendidikan

(38)

17

Pada pasal 32 UUD tahun 1945 dijelaskan bahwa kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai usaha rakyat Indonesia, yang diperjelas dalam Tap MPR No. II/MPR/1993, bahwa Kebudayaan Nasional ditujukan unuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, jati diri dan kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri, kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa sebagai pencerminan pembangunan yang berbudaya.

Kasmahidayat (2012 : 146) mengemukakan bahwa seni tari seperti halnya seni-seni yang lain merupakan pernyataan budaya yang sifat, gaya dan fungsinya selalu tidak terlepas dari kebudayaan yang menghasilkannya, karena lahirnya tari di lingkungan kehidupan manusia bersamaan dengan tumbuhnya peradaban manusia. Sebagai ekspresi seni, tari dapat berkomunikassi dengan penghayat dan penikmatnya melalui media gerak bersama dengan frase-frase ekspresif.

Beberapa batasan mengenai seni tari menurut Kasmahidayat :

1. Tari adalah gerak-gerik ritmis baik sebagian atau seluruh anggota badan yang terdiri dari pola individu atau kelompok yanng disertai oleh ekspresi atau ide tertentu.

2. Tari merupakan perpaduan pola-pola didalam ruang yang disusun dan dijalin menurut aturan pengisian waktu tertentu.

3. Tari adalah gerak spontanitas yang dipergunakan oleh situasi yang benar. 4. Tari merupakan perpaduan gerakan-gerakan indah dan ritmis yang disusun

(39)

18

5. Tari adalah hasil latihan gerakan yang tersusun untuk menyatakan tata laku dan tata rasa.

Mustika (2013 : 26-32) mengemukakan bahwa seni tari dalam dunia pendidikan pada dasarnya adalah bagaimana seni tari itu ada dan dimasukan dalam pendidikan untuk diterapkan atau diajarkan, bahkan siswa dapat mengembangkan bakat seni tari yang dimilikinya. Disamping itu, bertujuan juga untuk mengembangkan kreativitas serta membentuk karakter siswa menjadi berbudaya yang luhur. Implikasi pendidikan seni tari diharapkan agar menghasilkan kemampuan peserta didik dalam dua hal. Pertama, kemampuan melakukan kegiatan seni tari seperti meniru (imitasi) dan berekspresi. Kedua, agar siswa memiliki kemapuan untuk menghargai buah pikiran (dalam bentuk karya) serta menghargai karya orang lain dalam bentuk dan jenis karya seni tari.

Mustika juga menyebutkan tentang peran pemerintah dalam upaya terus melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia juga sangat penting, salah satunya dengan menjadikan seni budaya sebagai mata pelajaran di sekolah. Manfaat seni dalam dunia pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut:

a. Seni membantu pertumbuhan dan perkembangan anak b. Seni membina perkembangan estetik

(40)

19

2.6. TariBedana

Firmansyah (1996 : 3) mengemukakan tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbol adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Menurut sejarah, konon kabarnya tari bedana ini hidup dan berkembang didaerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia banyak memiliki kesamaan dari segi ragam geraknya yaitu sebagai tari pergaulan. Di daerah Sumatera bagian timur (Riau, Jambi) termasuk juga Kalimantan Barat, tari ini dikenal dengan tari Zapin atau Jepen. Sedangkan di daerah Sumatera Selatan dan Bengkulu dikenal dengan tari dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku tari ini dikenal dengan nama taridana-dini.

(41)

20

2.6.1. Ragam Gerak TariBedana

Tabel 2.1 Ragam gerak taribedana

No. Nama Dan Rangkaian Ragam Gerak Hit Uraian Gerak Ket

(42)

21

Langkah kaki kanan

(43)

22

(44)
(45)
(46)
(47)

26

8 Langkah kaki kiri ke

samping kanan lalu

jinjit

(Foto :Evi Kristianingsih, 2014)

2.6.2. Musik Pengiring TariBedana

Untuk mengiringi musik tari bedanamasih digunakan alat musik tradisional yang sederhana walaupun tidak menutup kemungkinan dipakainya alat musik modern sebagai alat musik tambahan selama tidak mengurangi nilai atau ciri khas daerah Lampung.

Alat musik pengiring taribedanayang lazim dipakai adalah :

1. Gambus Lunik

Yaitu sebuah alat musik tradisional daerah Lampung yang dipetik, dawai berjumlah empat belas sehingga menghasilkan nada yang dominan, yang biasanya mengiringi lagu-lagu taribedana.

2. Ketipung

Yaitu alat musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi tari bedana dan tari-tari tradisional.

3. Kerenceng (Terbangan)

Yaitu alat musik yang dibuat dari kayu nangka yang fungsinya sama dengan ketipung atau lebih dominan alat musik ini sebagai pengiring arak-arakan.

4. Alat musik tambahan

(48)

27

5. Lagu

Lagu dalam tari bedana merupakan suatu keharusan, karena selain keharmonisan dalam tari lagu-lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga merupakan panduan untuk perubahan gerak atau komposisi tari lagu-lagu yang mengiringi taribedana adalah lagu-lagu yang bersifat gembira yang bersumber dari sagata, adi-adi, wayak atau pantun seperti lagu penayuhan, mata kipit,atau lagubedanadan lain-lain. Berikut ini adalah lagu yang digunakan sebagai pengiring tari bedana.

PENAYUHAN

C. Minor 4/4 Moderato

‐ ‐ . . !1> 2> 3> 3> . 4> 3> 2> 1> 7> 6 . . 6 6 7

1> 2>> 3> 4> . 3 2> 1> 2> 1> 7

Ki ta pun ki ta pun ja ma ja ma kitapun ja ma ja ma de lom ne ma sa sin ji

Bu gukhau bu gukhau lalang waya bugukhau lalang waya ja – ja ma senang ha ti

‐ ‐ . . !1> 2> 3 3> . 4> 3> 2> 1> 7> 6 . . 6 6 7 1>

2>> 3> 4> . 3 2> 1> 2> 1> 7

Ki ta pun ki– ta pun ja ma ja ma kitapun ja ma ja ma de lom ne ma sa sin ji

Bu gukhau bu gukhau lalang waya bugukhau lalang waya ja ja ma senang ha ti

‐ ‐ . . 6 7 1> 1> . 3> 2> 1> 7 6 5 6 . 1> 7 6 5

(49)

28

Bu gukhau bu gukhau lalang waya tok ko na se bik ha ti Ngulah takhi ngulah takhi be da na si kedau kham unyine

‐ ‐ . . ! 3 4 6 6 . 7 6 5 4 3 2 . . 2 2 3 4 5 6 6

. 5 4 3 5 4 3

Bu gukhau bu gukhau lalang waya bugukhau lalang waya tok ko na se bik ha ti

Ngulah ta khi ngulah takhi bedana ngulah takhi bedana si kedau kham unyine

BEDANA

C. Minor 4/4 Moderato

‐ ‐ . . !3> 5/ 6 7 . 7 . . !7 3> 3> 3 . 2> 7 6 . 7

1> . 7 . . . .

Ta khi be da—na takhi be da na ta khi kham tumbai Ta khi be da9na takhi be da9na sa ka ti an9dan

‐ ‐ . . !3> 5/ 6 7 . 7 . . !7 3> 3> 3 . 2> 7 6 . 7

1> . 7 . . . .

Ta khi be da—na takhi be da na ta khi kham tumbai Ta khi be da9na takhi be da9na sa ka ti an9dan

‐ ‐ . . !6 7 1> 2> 7 1> 6 .1> 7 6 5/ 4 3 6 5/ . 6 .

7 6 . . . .

(50)

29

‐ ‐ . . !6 7 1> 2> 7 1> 6 .1> 7 6 5/ 4 3 6 5/ . 4 5

4 3 . . . .

Ngajimpang waya ngajimpang waya cu luk bu ke lai Da li sa ga 9 ta9 da li sa ga 9 ta la gu ta yu9han

Sumber : Firmansyah, 1996.

Tabel 2.2 Alat Musik Pengiring TariBedana

Gambus lunik Rebana Akordeon

Ketipung Krenceng Gong kecil

(51)

30

2.6.3. Busana TariBedana

Tari bedana mempunyai dan menggunakan busana tari serta aksesoris yang khas dari daerah Lampung. Hal ini perlu dikemukakan agar pemakaian busana tari bedanaada keseragaman dan memiliki identitas tersendiri.

Tabel 2.3 Busana TariBedana

Gaharu kembang goyang Gelang kano

Subang giwir Kembang melati/kembang melur

(52)

31

Kalung buah jukum Baju kurung wanita

Tapis Bulu serretei

Kikat akinan Kawai teluk belanga

Celana pria Kain biduk gantung

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian

(54)

3.2.Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data didapat dan diperoleh (Arikunto, 2010 : 172). Data penelitian pembelajaran taribedanamenggunakan model pembelajaran kooperatif tipeSTADyaitu berupa data-data sebagai berikut :

3.2.1. Data Penelitian

Variabel Pertama : Pembelajaran taribedana

Variabel Kedua : Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD

Subjek penelitian : Guru seni budaya dan siswa kelas XA berjumlah 31 siswa

Responden : Wakil kepala sekolah bidang kurikulum

Sumber data : Guru seni budaya dan siswa kelas XA berjumlah 31 siswa

3.2.2. Klasifikasi Sumber Data

a. Person(orang) : Wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru seni budaya

b. Paper(kertas) : surat izin pendahuluan, surat izin penelitian

c. Place(tempat) : SMA Negeri 1 Seputih Mataram, Kab. Lampung Tengah

3.3.Teknik Pengumpulan Data

(55)

✁ ✂

3.3.1. Observasi

Observasi disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian suatu objek dengan menggunakan seluruh indra (Arikunto, 2010 :199). Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi nonpartisipan, yaitu peneliti terlibat langsung sebagai pengamat dengan aktivitas peserta didik yang sedang mengikuti pembelajaran tari bedana. Peneliti melakukan dua macam observasi, yaitu observasi awal dan observasi penelitian. Observasi awal dilakukan sebelum penelitian sesungguhnya dilakukan, hal ini dilakukan untuk memperoleh data atau informasi awal mengenai objek penelitian. Sedangkan observasi penelitian adalah observasi yang dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi mengenai proses pembelajaran berlangsung.

3.3.2. Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertayaan ( Arikunto, 2013 : 44). Peneliti melakukan wawancara mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran tari bedana kepada guru seni budaya dan siswa kelas XA SMA Negeri 1 Seputih Mataram.

3.3.3. Dokumentasi

(56)

✄ ☎

penelitian ini berupa foto dan video sebagai bukti dari pelaksanaan penelitian di lapangan.

3.4.Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai “key instrumen” mengumpulkan data-data penelitian dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran tari bedana di kelas XA SMA Negeri 1 Seputih Mataram. Instrumen pengumpulan data ini meliputi instrumen pengamatan aktivitas guru, instrumen penilaian proses individu, instrumen penilaian kelompok dan instrumen lembar aktivitas siswa.

3.4.1. Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru

Guru atau tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang paling penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga kependidikan adalah tenaga pendidikan/tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar (Hamalik, 2014 : 9).

(57)

✆6

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Aspek-Aspek Yang Diamati P1 P2 P3 P4 P5 P6

1. Pendahuluan

a. Mempersiapkan Siswa b. Melakukan Apersepsi 2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Melakukan pembentukan kelompok b. Anggota-anggota dalam kelompok

diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi

c. Menyampaikan materi dengan jelas d. Menyajikan kegiatan peserta didik

untuk keterampilan mengamati

e. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi

f. Menggunakan media secara efekif dan efisien

g. Memberikan motivasi kelompok h. Melakukan penilaian/kuis

keterampilan peserta didik

i. memberikan evaluasi terhadap penilaian peserta didik

j. memberikan penghargaan kelompok 3. Penutupan Pembelajaran

a. Melakukan refleksi dengan melibatkan peserta didik

(58)

37

3.4.2. Instrumen Penilaian Tes Siswa

Instrumen yang digunakan untuk menentukan nilai siswa dalam pembelajaran tari bedana menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah dengan menggunakan tes praktik individu sebagai nilai proses pembelajaran dan tes praktik kelompok sebagai nilai akhir pembelajaran. Keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan ini bergantung pada nilai proses yang akan membantu menyumbangkan 30 % sebagai nilai akhir pembelajaran dijumlahkan dengan 70 % nilai kelompok.

Tabel 3.2 Penilaian Individu Sebagai Nilai Proses Kemampuan Siswa Dalam MenariBedana(Cheklis table)

Nama Siswa : Kelas / Semester :

No Indikator Gerak Kesesuaian

Ya Tidak

1. Tahtim

1. Kaki kanan melangkah ke depan 2. Kaki kiri melangkah ke depan

3. Kaki kanan melangkah ke depan kaki kiri diangkat

4. Mundur kaki kiri badan berputar ke belakang

5. Kaki kanan melangkah

6. Maju kaki kiri diikuti kaki kanan jinjit sebelah kiri

7. Maju kaki kiri badan merendah

(59)

38

jongkok (berdiri setengah badan untuk putri)

2. Khesek Gantung

1. Kaki kanan melangkah ke depan 2. Kaki kiri melangkah

3. Ayun kaki kanan geser ke samping kanan (300)

4. Tarik kaki kanan merapat ke kaki kiri (kaki kanan dianngkat)

3. Khesek Injing

1. Kaki kanan melangkah ke depan 2. Kaki kiri melangkah

3. Mengangkat kaki kanan kemudian diletakkan jinjit (badan merendah) 4. Mengayun kaki kanan geser ke samping

kanan (300) 4. Jimpang

1. Kaki kanan melangkah ke depan 2. Kaki kiri melangkah ke depan 3. Mundur kaki kanan

4. Langkahkan kaki kiri 5. Langkahkan kaki kanan 6. Putar kaki kiri ke samping kiri

7. Diikuti kaki kanan, balik putar ke kanan 8. Angkat kaki kiri ke samping kanan

dengan posisi jinjit 5. Hombak Moloh

1. Kaki kanan ke samping kanan

2. Kaki kiri ke samping kanan (mengikuti kaki kanan)

(60)

39

6. Ayun

1. Kaki kanan melangkah 2. Kaki kiri melangkah 3. Kaki kanan melangkah

4. Angkat kaki kiri sambil diayun 7. Ayun Gantung

1. Kaki kanan melangkah 2. Kaki kiri melangkah 3. Kaki kanan melangkah

4. Angkat kaki kiri sambil diayun 5. Angkat kaki kiri

6. Merendah kaki kanan 7. Angkat kaki kiri 8. Merendah kaki kanan 8. Belitut

1. Kaki kanan melangkah silang ke kiri 2. Diikuti kaki kiri dibelakang kaki kanan 3. Kaki kanan melangkah silang ke kiri 4. Diikuti kaki kiri dibelakang kaki kanan 5. Maju kaki kanan

6. Silang kaki kiri ke kanan putar badan 7. Mundur kaki kanan

8. Ayun kaki kiri ke depan dan diletakkan disamping kaki kanan

9. Gelek

1. Kaki kanan diayun/angkat

2. Kaki kanan dilangkahkan ke depan 3. Diikuti kaki kiri dilangkahkan ke depan

kaki kanan

4. Kaki kanan dibuka ke samping kanan 5. Diikuti kaki kiri dilangkahkan ke

(61)

40

6. Kaki kanan dilangkahkan ke depan 7. Diikuti kaki kiri dilangkahkan namun

tetap berada di belakang kaki kanan 8. Kaki kiri diletakkan di samping kaki

kanan

Tabel 3.3 Penilaian Kelompok Kemampuan Siswa Dalam MenariBedana Nama Kelompok :

Jika semua siswa mampu memperagakan 9 ragam gerak dengan hafalan yang tepat

4

Jika semua siswa mampu memperagakan 6 ragam gerak dengan hafalan yang tepat

3

Jika semua siswa mampu memperagakan 3 ragam gerak dengan hafalan yang tepat

2

Jika semua siswa mampu memperagakan 1 ragam gerak dengan hafalan yang tepat

1

2. Wirasa

Jika semua siswa mampu memperagakan 9 ragam gerak dengan ekspresi yang tepat

4

Jika semua siswa mampu memperagakan 6 ragam gerak dengan ekspresi yang tepat

3

(62)

41

ragam gerak dengan ekspresi yang tepat Jika semua siswa mampu memperagakan 1 ragam gerak dengan ekspresi yang tepat

1

3. Wirama

Jika semua siswa mampu memperagakan 9 ragam gerak dengan ketepatan musik yang benar

4

Jika semua siswa mampu memperagakan 6 ragam gerak dengan ketepatan musik yang benar

3

Jika semua siswa mampu memperagakan 3 ragam gerak dengan ketepatan musik yang benar

2

Jika semua siswa mampu memperagakan 1 ragam gerak dengan ketepatan musik yang benar

1

3.4.3. Instrumen Penilaian Non-Tes Siswa

(63)

42

menambahkan bahwa tujuan penilaian dalam pelaksanaan KTSP bukan hanya untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran tetapi secara rinci adalah untuk melacak kemajuan siswa atau peserta didik, mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik, mendeteksi kesalahan ketika siswa belajar dan menyimpulkan beberapa hal yang terkait dengan pembelajaran (Arikunto, 2013 : 240).

Bentuk penilaian non-tes yang digunakan untuk melakukan penilaian kelas dalam penelitian ini berupa unjuk kerja. Sesuai dengan pedoman model penilaian kelas yang dikeluarkan oleh Pusat Kurikulum Balitbang Diknas yang dimaksud penilaian unjuk kerja adalah kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu, oleh karena it penilaian unjuk kerja dilakukan terhadap apa yang dilakukan peserta didik ketika sedang berbuat melakukan tugas tertentu (Arikunto, 2013 : 242).

Untuk mengetahui benar tidaknya unjuk kerja peserta didik maka diperlukan sebuah lembar pengamatan aktivitas peserta didik. Berikut adalah lembar pegamatan peserta didik dalam pembelajaran tari bedana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD.

Tabel 3.4 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No Aspek Deskripsi Penilaian Skor Kriteria

(64)

43

b. Terdapat 1 siswa dalam kelompok yang tidak

c. Terdapat 2 siswa dalam kelompok yang tidak

d. Terdapat 3 siswa dalam kelompok yang tidak memperhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan sehingga siswa tidak mampu

(65)

44

menggerakan atau ikut mendemonstrasikan

e. Terdapat 4 siswa atau lebih dalam kelompok yang tidak

(66)

45

mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan

c. Terdapat 2 siswa dalam kelompok yang tidak

d. Terdapat 3 siswa dalam kelompok yang tidak

e. Terdapat 4 atau lebih siswa dalam kelompok yang tidak mendengarkan penjelasan

(67)

46

b. Terdapat 1 siswa dalam kelompok yang tidak memeragakan gerak tari bedanadengan baik

4 Baik

c. Terdapat 2 siswa dalam kelompok yang tidak memeragakan gerak tari bedanadengan baik

3 Cukup

d. Terdapat 3 siswa dalam kelompok yang tidak memeragakan gerak tari bedanadengan baik

2 Kurang

(68)

47

dalam kelompok yang tidak memeragakan gerak tari bedanadengan baik

3.4.4. Instrumen Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STADdalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Instrumen tersebut dijelaskan melalui tabel di bawah ini :

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD

No. Deskriptor Instrumen P1 P2 P3 P4 P5 P6

1. Pembentukan kelompok 2. Penyajian materi

3. Aktivitas kelompok 4. Pelaksanaan kuis/ujian 5. Evaluasi kuis

6. Kesimpulan

(69)

48

3.5.Analisis Data

Cara yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut .

1) Memberi skor perolehan evaluasi individu sebagai nilai proses

Cara untuk menentukan nilai proses sesuai dengan instrumen pada tabel 3.2 maka diperlukan rumus yang tepat untuk mendapatkan nilai yang benar-benar valid. Satu tanda ceklis yang diperoleh menunjukan 1 nilai kesesuaian gerak yang diperoleh. Pada penilaian proses tersebut menggunakan rumus sebagai berikut.

Rumus : Jumlah kesesuaian gerak x 100 Kesesuaian gerak maksimal

Contoh :

Arnafa Dela adalah siswi kelas XA 1 di SMA Negeri 1 Seputih Mataram, ia telah mengikuti pembelajaran tari bedana. Pada proses pembelajaran tersebut Arnafa Dela berhasil memperagakan 46 kesesuain gerak yang sesuai dianjurkan oleh guru seni budaya maka Arnafa Dela akan memperoleh nilai sebesar 82.

Nilai Arnafa Dela : 46 x 100 = 82 56

2) Memberi skor perolehan evaluasi kelompok

(70)

49

yang sangat besar untuk penilaian individu. Rumus penilaian hasil adalah sebagai berikut.

Rumus : Jumlah skor kelompok x 100 Skor maksimal kelompok

Contoh :

Arnafa Dela merupakan anggota kelompok 3 dalam pembelajaran tari bedana yang beranggotakan 6 siswa. Pada ujian akhir pembelajaran tari bedana Arnafa Dela besama teman-teman satu kelompoknya berhasil mengumpulkan 10 skor. Maka kelompok 3 mendapatkan nilai 83 sebagai nilai kelompok. Dengan perolehan tersebut maka secara otomatis Arnafa Dela juga memperoleh nilai 83 sebagai nilai hasil pribadinya.

Dari kedua penjelasan tentang penilaian individu dan kelompok diatas maka akan diperoleh nilai sesungguhnya (nilai akhir) setiap siswa. Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai akhir adalah sebagai berikut.

Rumus :

Keterangan : NA : Nilai Akhir NP : Nilai Proses NK : Nilai kelompok

(71)

50

Dari pembelajaran tari bedana yang telah diikuti oleh Arnafa Dela maka ia mendapatkan nilai akhir sebesar 82,7.

Nilai Akhir : (30 % x 82) + (70 % x 83) : 24,6 + 58,1

: 82,7

3) Penentuan tingkat keberhasilan siswa

Setelah skor di dapat, maka dilakukan penilaian. Kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai siswa berdasarkan aspek yang akan dijadikan indikator. Perhitungan nilai akhir yang telah dilakukan adalah untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa dan tergolong dalam predikat apakah siswa dan kelompoknya setelah mengikuti rangkaian pembelajaran tari bedana dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4) Memberi skor aktivitas siswa

(72)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

(73)

✝✞ ✟

kelima pembelajaran sudah dilakukan dengan kegiatan kelompok hal ini mempengaruhi interaksi antar anggota kelompok terjalin secara aktif dan positif secara perlahan. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi ide yang substansial kepada kelompoknya, dan posisi anggota kelompok adalah

setara. Penggunaan model pembelajaran ini juga melatih tanggung jawab siswa. Pertama siswa harus bertanggung jawab belajar untuk kemampuan pribadinya. Kedua siswa harus mampu bertanggung jawab untuk mendorong dan menolong teman satu kelompoknya agar memiliki kemampuan menari yang sama. Pada pertemuan keenam sebagai pertemuan terakhir sudah dilakukan sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih yaitu dengan pelaksanaan pengambilan nilai kelompok dan penarikan kesimpulan pembelajaran serta pemberian penghargaan kelompok.

Hasil pembelajaran didapat melalui 2 tahapan penilaian yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses adalah penilaian terhadap individu siswa secara pribadi. Sedangkan nilai hasil adalah penilaian siswa secara kelompok. Setelah dilaksanakan pembelajaran tari bedana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ternyata masih terdapat 6 siswa yang dinyatakan tidak mampu menarikan taribedanadengan baik dan 25 siswa yang dinyatakan mampu menarikan taribedanadengan baik.

5.2.Saran

(74)

✠✡ ☛

1. Kepada pihak sekolah disarankan untuk dapat meningkatkan sarana dan prasana agar tujuan pembelajaran yang telah dirancang olh guru dapat tercapai dengan maksimal.

2. Kepada guru sebaiknya melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kecerdasannya, agar tidak ada siswa dengan kecerdasan yang rendah semakin tertinggal prestasinya dari siswa lain.

3. Pemilihan model pembejaran dan juga metode yang digunakan untuk lebih disesuaikan dengan materi pembelajaran dan juga keadaan siswa.

4. Pemakaian seragam praktik dalam pembelajaran tari memang harus digunakan sehingga guru dan siswa lebih nyaman dan bebas dalam bergerak untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

(75)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 2009. Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Amri, dkk. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Arikunto, Suharsini. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsini. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian kebudayaan . Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Firmansyah, dkk. 1996. Mengenal Tari Bedana . Bandar Lampung : Gunung Pesagi.

Hamalik, Oemar. 2014.Kurikulum Dan Pembelajaran.Jakarta : Bumi Aksara. Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar.Bandung : Pustaka Setia.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pempelajaran Abad 21.Bogor : Ghalia Indonesia.

Huda, Miftahul. 2014.Cooperative Learning.Yogyakarta : Pustaka Belajar. Iriantara, Yosal. 2014.Komunikasi Pembelajaran.Bandung : Simbiosa Rekatama

Media.

Kasmahidayat, Yuliawan. 2012. Apresiasi Simbol Dalam Seni Nusantara. Bandung : Bintang Warli Artika.

(76)

Slavin, Robert. ______. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.Bandung : Nusa Media.

Slameto. 2013.Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Soedarsono. 2000.Masyarakat Seni pertunjukan Indonesia.Yogyakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta : Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

(Online).

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
Tabel 2.1 Ragam gerak tari bedana
Tabel 2.2 Alat Musik Pengiring Tari Bedana
Tabel 2.3 Busana Tari Bedana
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang berjudul Penerapan Metode Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin Kelas Lintas Minat X IPS SMA Negeri

ke arah diagonal kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan

Dan hasil analisis inferensial dengan melakukan uji t diperoleh nilai P = 0.000 lebih kecil dari taraf nyata 0.05, artinya hipotesis nol yang ditolak, ini menunjukkan telah

Dari uraian diatas peneliti ingin meneliti tentang, “ Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams – Achievemnt Divisions ( STAD ) untuk meningkatkan

Berdasarkan penjelasan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Model pembelajaran mana yang memberikan prestasi belajar lebih baik pada

Hasil analisis statistik (Tabel 1) menunjukkan bahwa nilai signifikansi kurang dari 0,05, baik pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun model pembelajaran kooperatif

Kelemahan atau kekurangan tersebut kemudian dijadikan dasar perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya, sehingga pembelajaran yang dilakukan sesuai

Berdasarkan hasil temuan, analisis data dan pengolahan data yang diperoleh dari nilai evaluasi setiap siklus dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model STAD ini, maka