• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Himpunan Di SMPN 1 Sawan Buleleng.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Himpunan Di SMPN 1 Sawan Buleleng."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS

PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

(STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS)

DALAM MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP

HIMPUNAN DI SMPN 1

SAWAN BULELENG

by Made Susilawati

FILE

T IME SUBMIT T ED 22- JAN- 2016 05:24PM SUBMISSION ID 622880702

WORD COUNT 2581 CHARACT ER COUNT 15390

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

19

%

SIMILARIT Y INDEX

19

%

INT ERNET SOURCES

1

%

PUBLICAT IONS

11

%

ST UDENT PAPERS

1

9

%

2

5

%

3

3

%

4

1

%

5

<

1

%

6

<

1

%

7

<

1

%

8

<

1

%

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP HIMPUNAN DI

SMPN 1 SAWAN BULELENG

ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

www.infosaya.net

Int ernet Source

aceholic.blogspot.com

Int ernet Source

yankcute.blogspot.com

Int ernet Source

reduxation.blogspot.com

Int ernet Source

Submitted to Ohio University

St udent Paper

library.um.ac.id

Int ernet Source

library.upnvj.ac.id

Int ernet Source

digilib.uin-suka.ac.id

(14)

EXCLUDE QUOT ES OFF EXCLUDE

BIBLIOGRAPHY

OFF

(15)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

(16)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

(17)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

3

operasinya, melainkan pada pelatihan simbol-simbol matematika dengan penekanan pada pemberian informasi dan latihan penerapan dalam soal. Guru masih bergantung pada metode ceramah, siswa yang pasif, sedikit tanya jawab, dan siswa mencatat dari papan tulis.

Dalam proses pembelajaran matematika keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika. Siswa diharapkan benar-benar aktif dalam belajar matematika, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang materi pelajaran yang di ajarkan. Keterlibatan siswa dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran dapat mempertajam ingatan tentang materi pelajaran. Suatu konsep akan lebih mudah untuk dipahami dan diingat apabila disajikan melalui langkah dan prosedur yang menarik. Selain kurangnya keaktifan dalam pembelajaran matematika, guru seringkali kurang memperhatikan tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti perubahan, langkah, tahap demi tahap dalam penyampaian materi pelajaran.

Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani (2005), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran, diharapkan adanya perubahan dalam mengingat (memorizing) atau menghapal (rote learning) ke arah berpikir (thinking) dan pemahaman (understanding), dari model ceramah ke pendekatan discovery learning atau inquiry learning, dari belajar individual ke kooperatif, serta dari subject centered ke clearer centered atau terkonstruksinya pengetahuan siswa.

Penyajian bermacam-macam model pembelajaran dan aplikasinya dalam pengajaran matematika bertujuan agar siswa dan guru memiliki pengetahuan yang luas tentang model-model pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya. Salah satu model-model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).

(18)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

4

memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin dkk. STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru memulai menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif.

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam meningkatkan pemahaman konsep himpunan di SMPN 1 Sawan Buleleng.

METODE PENELITIAN

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara berkelompok. Dengan menggunakan lembaran kegiatan atau perangkat pembelajaran lain, siswa bekerja bersama-sama (berdiskusi) untuk menuntaskan materi. Mereka saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran, sehingga dipastikan semua anggota telah mempelajari materi tersebut secara tuntas. Pada kegiatan pembelajaran matematika kooperatif tipe STAD ini difokuskan pada pemahaman konsep himpunan dengan mengaitkan pada benda-benda yang ada dalam kehidupan siswa sehari-hari. Kegiatan ini dilakukan di SMPN 1 Sawan, kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng pada siswa-siswa kelas VII.

Kegiatan dalam pembelajaran ini dimulai dengan tahapan sebagai berikut:

1. Presentasi kelas, diawali dengan penyampaian materi himpunan oleh guru atau tim pelaksana

dari Universitas Udayana.

2. Memberikan tes awal pada siswa secara individual

(19)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

5

bersifat heterogen.

4. Kegiatan kelompok, diawali dengan menyiapkan berbagai benda atau barang-barang yang nantinya akan diperagakan untuk menunjukkan yang mana disebut himpunan dan bukan himpunan.

5. Melaksanakan evaluasi atau tes akhir kepada siswa secara individual

6. Membuat tabel pembentukan dan penghargaan kelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.

2. Menentukan nilai tes akhir atau nilai kuis terkini.

3. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini.

Kriteria Nilai peningkatan

Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal

5

Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah nilai awal

10

Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas nilai awal

20

Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal 30

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna. Kriteria untuk status kelompok :

Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 atau (Rata-rata nilai peningkatan kelompok < 15).

Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 dan 20 atau (15 ≤ Rata-rata nilai peningkatan kelompok < 20)

Sangat baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25 atau (20 ≤ Rata-rata nilaipeningkatan kelompok < 25)

(20)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

[image:20.595.67.511.256.756.2]

Hasil yang sudah dicapai dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat mengenai penerapan pembelajaran CTL DI SDN 2 Sawan adalah berupa nilai evaluasi. Nilai evaluasi ini diperoleh dari pretes dan postes, data mengenai nilai evaluasi dan kategorinya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai Evaluasi Siswa Kelas VII SMPN 1 Sawan

No Absen Klp Pretes Posttes Peningkatan Rata2 Kriteria

12 1 80 95 30 25.25 Sempurna

1 1 70 85 30 Sempurna

15 1 60 90 30 Sempurna

4 1 90 95 20 Sempurna

31 2 70 85 30 25.25 Sempurna

28 2 80 95 30 Sempurna

19 2 80 100 30 Sempurna

2 2 75 95 20 Sempurna

25 3 70 90 30 30 Sempurna

30 3 40 60 30 Sempurna

20 3 60 80 30 Sempurna

27 3 60 95 30 Sempurna

9 4 70 90 30 25.25 Sempurna

22 4 75 100 30 Sempurna

11 4 70 100 30 Sempurna

8 4 80 85 20 Sempurna

21 5 70 85 30 20.25 Sangat Baik

5 5 85 90 20 Sangat Baik

26 5 90 90 20 Sangat Baik

32 5 80 90 20 Sangat Baik

7 6 90 95 20 20 Sangat Baik

18 6 80 85 20 Sangat Baik

24 6 70 80 20 Sangat Baik

23 7 70 75 20 20 Sangat Baik

29 7 70 80 20 Sangat Baik

10 7 70 75 20 Sangat Baik

6 7 90 90 20 Sangat Baik

14 8 90 90 20 25.25 Sempurna

13 8 80 95 30 Sempurna

17 8 80 95 30 Sempurna

(21)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

7

[image:21.595.69.369.279.338.2]

Tabel 1 menunjukkan ada 8 kelompok dalam kelas VII SMPN 1 Sawan, ada 3 kelompok yang masuk kategori penghargaan sangat baik, ini menunjukan telah terjadi peningkatan rata-rata perolehan nilai post tes dibandingkan dengan pre tes sebesar 20 sampai 25. Sedangkan kelima kelompok lainnya masuk dalam kategori sempurna karena rata-rata peningkatan nilainya lebih dari 25. Suatu pencapaian yang sangat bagus artinya metode pembelajaran STAD dengan system berkelompok telah mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Hasil statistika deskriptif dari data nilai evaluasi adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Descriptive Statistics: Pretes, Postes

Variabel N Rataan StDev Min Maks

Pretes 31 75.00 10.95 40.00 90.00

Posttes 31 88.71 8.66 60.00 100.00

Difference 31 13.71 9.13 - -

Hasil yang didapat dari Tabel 1 tercemin pula pada Tabel 2, nilai rataan pretes yang lebih kecil dari postes menjelaskan bahwa kemampuan siswa memahami materi setelah diberikan pembelajaran STAD meningkat. Nilai minimal pretes siswa adalah 40 yang meningkat pada posttes menjadi 60, demikian pula dengan nilai maksimum yang diperoleh siswa meningkat pada saat pretes dibandingkan dengan nilai maksimum pada saat postes. Dilihat dari nilai standar deviasi menunjukkan bahwa nilai standar deviasi pretes lebih besar dari postes, ini berarti nilai pretes siswa lebih beragam dibandingkan nilai posttesnya.

Analisis selanjutnya adalah analisis inferensial yaitu analisis yang melibatkan pengujian hipotesis untuk mendapatkan kesimpulan secara sahih (Walpole,1995). Hipotesis yang diajukan dalam pengabdian ini adalah

H0 : µ2 - µ1 = 0 (Rata-rata pre-tes siswa sama dengan rata-rata post-tes )

H1 : µ2 - µ1>0 (Rata-rata post-tes siswa lebih tinggi dari rata-rata pre-tes )

Statistik hitung yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah statistik uji t.Ho akan diterima jika nilai thit lebih besar dari nilai t tabel dengan α = 0.05 dan Ho ditolak jika

sebaliknya atau jika nilai P yang diperoleh dalam keluaran pake program lebih kecil dari taraf

nyata (α ) = 0.05 maka Ho ditolak.

(22)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 8 40 30 20 10 0 -10 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Perbedaan P e rc e n t Mean 13.71 StDev 9.126 N 31 A D 0.716 P-Value 0.055

Hasil Uji Kenormalan Nilai Siswa SMPN 1 Sawan

[image:22.595.145.469.72.290.2]

Normal

Gambar 1. Hasil Uji Kenormalan Nilai Siswa SMPN 1 Sawan

Berdasarkan grafik uji kenormalan di atas terlihat titik-titik data mengikuti garis lurus maka dapat disimpulkan bahwa data menyebar normal. Hal ini dipertegas dengan hasil uji AD (Anderson Darling) yang mendapatkan nilai P (P-Value) = 0.055 yang lebih besar dengan taraf nyata 0.05, ini mengindikasikan bahwa data sudah menyebar normal.

Selanjutnya adalah pengujian pada asumsi kehomogenan ragam, disini untuk

menentukan apakah ragamnya sudah homogeny atau tidak menggunakan uji Levene’s. Hasil

ujinya seperti terlihat pada Gambar 2. Berdasarkan uji Levene’s didapat nilai P (P-Value) =

0.178 yang lebih besar dengan taraf nyata 0.05, hal ini menunjukkan bahwa ragam data sudah homogeny, artinya siswa yang terlibat dalam pembelajaran STAD ini mempunyai kemampuan yang homogen.

postes pretes 16 14 12 10 8 6

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

postes pretes 100 90 80 70 60 50 40 Data

Test Statistic 1.60 P-Value 0.203 Test Statistic 1.86 P-Value 0.178

F-Test

Lev ene's Test

Uji Kehomogenan ragam

[image:22.595.144.463.522.731.2]
(23)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

9

Kedua asumsi yang mendasari uji t sudah terpenuhi, karenanya uji t sudah dapat dilakukan. Hasil dari uji t didapat T-Value = 5.47 denganP-Value = 0.000. Dengan membandingkanP-Value = 0.000 dengan taraf nyata 0.05 diperoleh bahwa P-Value = 0.000 lebih kecil dari taraf nyata 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti rata-rata nilai evaluasi posttes siswa lebih besar dari rata-rata nilai pretes. Dengan kata lain terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi himpunan.

Dalam penerapan pembelajaran STAD ini terlihat sekali kalau siswa-siswa antusias belajar matematika. Hal ini dapat dilihat dari semangat para siswa saat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh tentor, dan berlomba untuk menjawab paling pertama. Pembelajaran STAD ini juga mudah untuk diterapkan, hanya diperlukan pembentukan kelompok-kelompok untuk siswa. Siswa yang sudah dikelompokkan tidak lagi merasa takut atau minder ketika mereka belum mengerti materi karena mereka bisa menanyakan pada temannya yang sudah lebih dahulu memahami materi tersebut. Jadi metode pembelajaran STAD ini sangat sesuai diterapkan di kelas untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep matematika.

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

1. Hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa rata-rata postes siswa lebih besar dari rata-rata pretes. Dan hasil analisis inferensial dengan melakukan uji t diperoleh nilai P = 0.000 lebih kecil dari taraf nyata 0.05, artinya hipotesis nol yang ditolak, ini menunjukkan telah terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi himpunan.

2. Penerapan pembelajaran STAD telah dapat meningkatkan antusiasme dan semangat siswa dalam belajar matematika.

b. Saran

Penerapan pembelajaran STAD ini tidak terlalu menyita waktu, sehingga bisa diterapkan oleh guru pengampu mata ajar matematika dalam pembelajarannya sehari-hari.

Ucapan Terima Kasih

(24)

KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

10

DAFTAR PUSTAKA

Nur dkk. 2000 .Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative learning. Theory, Research and Practice, Second Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Sumardi, Bremaniwati. 2005. Matematika SMP untuk kelas VII. Klaten: Prestasi Agung Pratama.

Wardhani, Sri . 2005. Pembelajaran Matematika Kontekstual. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.

Walpole, R.E.1995. Introduction to Statistics. Terjemahan Bambang Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Widyantini, Th., Edy Prayitno dan Puji Iryanti. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Modul Paket Pembinaan Penataran.

Gambar

Tabel 1. Nilai Evaluasi Siswa Kelas VII SMPN 1 Sawan
Tabel 2. Descriptive Statistics: Pretes, Postes
Gambar 1. Hasil Uji Kenormalan Nilai Siswa SMPN 1 Sawan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga dan kualifikasi pada Paket Pengadaan dibawah ini maka ULP-Pokja Pengadaan Barang/Jasa menyusun calon pemenang sebagai

Untuk itu kami meminta kepada saudara untuk menunjukan asli dokumen yang sah dan masih berlaku ( beserta copynya ), sebagaimana yang terlampir dalam daftar

ke lapangan (Gudang Produsen/Distributor) terhadap ketersedian barang yang ditawarkan dengan Jadwal Pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian, jiika saudara tidak

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi dokumen penawaran paket pekerjaan Peningkatan Jalan Dengan Konstruksi HRS-Base dalam kawasan Perumahan RSS Oesapa dan

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang

Fenomena yang terjadi di PUSLITBANG Sumber Daya Air yaitu adanya sumber daya manusia yang masih rendah, ini ditandai dengan beberapa pernyataan yang didukung oleh beberapa data

SD Ngoto bertempat di Jalan Imogiri Barat km 7, Semail, Kelurahan Bangunharjo, Sewon, Bantul. Secara keseluruhan kondisi fisik sekolah cukup baik. Di setiap kelas sudah