• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERAN PERBANKAN TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA PASCA KRISIS EKONOMI TAHUN 1998

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERAN PERBANKAN TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA PASCA KRISIS EKONOMI TAHUN 1998"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERAN PERBANKAN TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA PASCA KRISIS EKONOMI TAHUN 1998

Oleh

DIMAS PAJAR KASIH

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran perbankan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Error Corection Model ( ECM ) untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap varabel terikat. Berdasarkan hasil estimasi ECM, cateris paribus,menunujukan bahwa hasil koefisien koordinasi (R2) sebesar 0,2480 yang menunjukan besar koefisien tersebut hanya mampu menjelaskan hasil dari estimasi tersebut sebesar 24,8 persen dalam jangka pendek, dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati. Untuk pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap PDB berhubungan positif yang dengan koefisien sebesar 0,0072 dengan kata lain apabila LDR meningkat sebesar 1 persen, maka perkembangan PDB akan bertambah sebesar 0,0072 persen. Koefisien M2 sebesar -0,2938 berarti kenaikan M2 sebesar 1 persen akan mengurangi perkembangan PDB sebesar 0,2938 persen dalam jangka pendek. Hal ini bertentangan dengan hipotesis yang dalam jangka panjang semakin besar jumlah M2 akan mendorong meningkatnya financial deepening. Variabel volume kredit dalam jangka pendek menambah perkembangan PDB sebesar 0,0557 persen setiap kenaikan Volume Kredit yang disalurkan 1 Persen. Untuk suku bunga kredit perbankan mempunyai koefisien sebesar -0,0177 yang berarti kenaikan suku bunga kredit perbankan sebesar 1 persen akan megurangi perkembangan PDB sebesar 0,0177 persen dalam jangka pendek.

(2)

ANALISIS PERAN PERBANKAN TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA PASCA KRISIS EKONOMI TAHUN 1998

Oleh

DIMAS PAJAR KASIH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dimas Pajar Kasih dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 15 Mei 1992. Merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang terlahir dari buah cinta kasih pasangan Afif Masri dan Suhartini.

Pendidikan yang ditempuh penulis ialah dari Taman Kanak-Kanak 45 di Muara Enim diselesaikan pada tahun 1998. Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Sawah Lama Bandarlampung. Sekolah Menengah Pertama Negeri 05 Bandarlampung diselesaikan pada tahun 2007. Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Bandarlampung diselesaikan pada tahun 2010. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Jurusan Ekonomi Pembangunan pada tahun 2010 melalui jalur Saringan Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kunjung Lapangan (KKL) di Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementrian Koperasi dan UMKM, dan Bank Indonesia (BI). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2014 selama 40 hari di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan.

Selama masa kuliah, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan baik internal maupun eksternal kampus. Lembaga Kemahasiswaan yang pernah diikuti antara lain Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE) sebagai Brigadir Muda, PM Pilar Ekonomi sebagai Pemimpin Usaha, Himpunan

(7)

MOTO:

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka

apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(Al-Insyirah: 6-8)

Your Only Limit is You

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang diberikan, kupersembahkan karya yang sederhana ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati untuk:

Kedua Orang Tua Tercinta, Ibunda saya Suhartini dan Almarhum Ayahanda saya Almarhum Afif Masri dengan segala limpahan kasih sayang, doa, keikhlasan,

ketulusan, kesabaran, dan pengorbanan yang selalu diberikan sedari aku lahir kedunia hingga dewasa, sampai kapanpun tidak mungkin bisa terbalaskan dan

takkan bisa tergantikan dengan apapun. Kakak ku

Mba ku beserta Suami dan anaknya , yang telah memberikan senyuman, semangat, dan perhatiannya..

(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul ”Analisis Peran Perbankan Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Pasca Krisis Ekonomi Tahun 1998” Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan serta terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E, M.Si. selalu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak M.Husaini, S.E, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Ibu Asih Murwiati, S.E, M.E selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

3. Ibu Nurbetty Herlina, S.E., M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini sejak awal hingga akhir kepada penulis. 4. Bapak Dr. Toto Gunarto, S.E., M.Si selaku Penguji Utama yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

(10)

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan. 7. Bu Mar, Bu Yati, Pakde dan para staf jurusan Ekonomi Pembangunan yang

telah membantu kelancaran proses skripsi ini.

8. Keluarga tercinta. Almarhum Ayah dan Ibunda yang tiada hentinya dan tak pernah lelah mendoakan. Kakak-Kakak ku serta Keponakan-Keponakan ku yang selalu memberikan senyuman penyemangat dan doa yang tulus ikhlas. 9. Tempatku ditempa dan diberi banyak pelajaran, Himpunan Mahasiswa

Islam Cabang Bandar Lampung Komisariat Ekonomi Universitas Lampung, sungguh tidak bisa terbayar berproses disana, terima kasih HMI.

10. Alumni dan Senior-senior HMI yang selalu mengawasi dan selalu memberikan pelajaran yang tidak pernah saya dapatkan di kampus.

11. Saudara seperjuangan HMI 10, Dede Saputra, Chairman Sani, Dicky Riefaldi, Darusman Tohir, Jevri Aprizal, Muhardi Ali, Febi Saputra, Wahyu Saputra, Anas, M.Satria, Yudastio, Faiz Ramadhan, Mus’ab Robbani, Roy Arsail, Firaz, Zulianri, Ari Rahman, Sidiq Teja, terima kasih atas kebersamaan untuk berjuang selama ini.

12. Adik-adik Komisariat Angkatan Kepoks, Ilalang, Insting, Katak, Rebbana dan lainnya, terus berjuang, terus berproses, jangan pernah lelah.

13. Sahabat Branden Alayers, Sonia Anggun, Dania Hellin, Desy Ratnasari, S.N.Noviana, Yulandhita Pratiwi, Akhmad Rifani, Darusman Tohir.

14. Teman-teman seperjuangan Kodachi Brothers, Febri, Ardan, Dwi Adi. 15. Keluarga Besar Pengurus Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan

(11)

Alex dan Ata, terimakasih atas kepercayaan dan bantuanya selama kepengurusan.

16. Teman-teman seperjuangan EP 10, terima kasih atas kesempatan, bantuan, pengalaman semasa kuliah. Mohon maaf apabila adanya salah dan khilaf. 17. Kakak tingkat EP angkatan 2007, 2008 dan 2009 serta adik-adik EP 2011

dan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun terima kasih banyak atas dukungannya.

18. Keluarga KKN Egi, Fitri, Dina, Sarah, Winda, Nisa, Dian, Feby dan Eka. 19. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FEB Unila tahun 2013/2014 Anas,

Rama, Liza, Esti, Jeni, Yoga, Nai, Vera, Febi, Yolanda, Ido, Melisa.

20. Keluarga Besar UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Unila (CCED Unila) Bapak Ayi Ahadiat, Bapak Syarifudin, Ibu Irine, Pak Yono, Bang Dedy Y dan Bang Deddy A, Ibu Diah, Ibu Shinta, dan Ibu Helvi, Mba Aya, Mba Fau, Bang Rendi, Mas Budi, dan Tim Unila Career day, 2013, 2014, dan 2015 terima kasih atas kesempatan, pengalaman dan doa nya. 21. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga karya ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, 26 Mei 2015 Penulis,

(12)
(13)

i

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penulisan ... 11

D. Kerangka Pemikiran ... 12

E. Hipotesis Penelitian ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA... 14

A. Bank... 14

1. Pengertian Bank ... 14

2. Fungsi Bank ... 15

2.1.Agent of Trust ... 15

2.2 Agent of Development... 16

2.3Agent of Service ... 16

3. Jenis-Jenis Bank... 17

3.1 Dilihat dari Fungsinya... 17

3.2 Dilihat dari Segi Kepemilikanya ... 18

3.3 Dilihat dari Segi Status ... 19

3.4 Dilihat dari Segi Cara Menetukan Harga ... 20

4. Peran Perbankan Terhadap Perekonomian ... 21

5. Perkembangan Perbankan Indonesia ... 24

5.1 Kondisi Sebelum Deregulasi... 25

5.2 Kondisi Setelah Deregulasi ... 26

5.3 Kondisi Saat Krisis Ekonomi Mulai 1990 -an... 27

5.4 Kondisi Terakhir... 28

B. Pertumbuhan Ekonomi ... 28

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi... 30

(14)

ii

1.2 Teori Pertumbuhan Harrord-Domar ... 31

1.3 Teori Pertumbuhan Neo-Klasik... 33

1.4 Teori Schumpeter ... 34

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ... 35

C. Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi... 37

D. Teori Suku Bunga... 38

1.1 Tingkat Suku Bunga Nominal dan Tingkat Suku Bunga Riil ... 39

E. Penelitian Terdahulu ... 40

III. METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis dan Sumber Data... 43

B. Batasan Variabel ... 43

C. Metode Analisis ... 44

D. Proses dan Identifikasi Model ... 44

1. Uji Stasioneritas (Unit root test)... 45

2. Uji Kointegrasi ... 48

3. Error Correction Model ... 49

4. Uji Asumsi Klasik 4.1 Uji Asumsi Normalitas Metode JarqueBera (J-B ) ... 49

4.2 Uji Multikolineritas ... 51

4.3 Uji Otokorelasi ... 51

4.4 Uji Asumsi Heteroskedastisiras ... 53

E. Uji Hipotesis ... 55

1. Uji F ... 55

2. Uji t ... 55

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 57

A.Hasil Perhitungan ... 57

1. Hasil Unit root ... 57

2. Uji Kointegrasi ... 58

3. Estimasi ECM ... 60

B. Hasil Uji Asumsi Klasik... 61

1. Uji Asumsi Normalitas Metode JarqueBera (J-B ) ... 61

2. Uji Multikolineritas ... 62

3. Uji Otokorelasi ... 62

4. Uji Asumsi Heteroskedastisiras ... 63

5. Hasil Uji Hipotesis ... 64

(15)

iii

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 70 A. Simpulan... 70 B. Saran ... 71

(16)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Uji Philip Perron pada Orde Level danFirst Difference ... 57

2. Hasil uji Kointegrasi pada metode Johansen Cointegration ... 59

3. Hasil Uji Philips-perron (unit root) Pada Orde Level Untuk Data Residual Dari Estimasi ... 59

4. Hasil Estimasi ECM untuk t-statistik, R-squared dan F-statistik ... 60

5. Hasil Uji Multikolineritas ... 62

6. Tabel Hasil Uji Otokorelasi ... 63

7. Tabel Hasil Uji Otokorelasi Durbin-Watson... 63

8. Hasil Uji HeteroskedastisitasCross Term... 64

(17)

iv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi di Indonesia yang

terjadi periode 1990 - 1997 ... 3 2. Jumlah Kredit yang disalurkan perbankan periode 2006 -2013... 6 3. Besaran Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dari

tahun 2001 - 2013 ... 7 4. JumlahLoan to Deposit Ratio(LDR) Bank Umum Konvensional

periode 2003.12013.4... 8 5. Suku bunga rata-rata kredit bank umum triwulan I 2006 sampai

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi selama lebih dari setengah abad terakhir menjadi tujuan yang terus menerus di kejar oleh setiap negara. Dalam perekonomian

pertumbuhan ekonomi berarti meningkatnya produktivitas barang dan jasa yang menjadi indikator peningkatan kemakmuran masyarakat. Dalam kaitannya, terdapat beberapa yang menjadi faktor pertumbuhan ekonomi, beberapa

diantaranya adalah yang di kemukakan Harrod-Domar dan Robert Sollow. Dalam teorinya, Sollow menjelaskan terdapat tiga faktor utama yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi yaitu modal (K), tenaga kerja (L), dan teknologi (T). Dari ketiga faktor tersebut faktor modal sangat penting peranannya melalui sektor keuangan di suatu negara (Erani, Manap : 2010). Sektor keuangan pun masih tergolong banyak, namun yang utama sebagai alat pembangunan adalah bank. Zulkarnain Sitompul (2005) mengatakan, fungsi bank sangat penting bagi

pertumbuhan perekonomian suatu negara. Oleh sebab itu, keberadaan bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting dijaga guna meningkatkan

(19)

lemah dan tidak diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik(good corporate governance).Hal ini menyebabkan industri perbankan tidak dapat secara berhati-hati(prudent)menyerap pertumbuhan risiko kredit dan harga domestik yang cepat berubah (Fiska dan Sugiharto : 2010).

Dalam kegiatannya, bank sebagai lembaga yang menghimpun dana serta memobilisasi dana yang menganggur di masyarakat ataupun perusahaan yang kemudian disalurkan ke dalam usaha-usaha yang produktif ke berbagai sektor ekonomi baik pertanian, industri, perdagangan, dan lain-lain akan meningkatkan produktivitas sektor usaha serta meningkatkan aktivitas ekonomi dalam

masyarakat. Dengan begitu efek multiplier dari hal tersebut antara lain terbukanya beragam lapangan pekerjaan yang tentunya akan menyerap tenaga kerja dari setiap sektor usaha (Kasmir : 2004).

Dalam kebijakan pemberian kredit perbankan, bank mempunyai peran vital dalam menentukan pembagian pendapatan masyarakat. Kredit yang di berikan bank merupakan sarana bagi masyarakat yang memperolehnya karena dengan memperoleh kredit dapat menguasai faktor-faktor produksi untuk kegiatan usahanya. Proses memulai usaha ataupun pengembangan (ekspansi) usaha bagi debitur perbankan akan lebih mudah dengan suntikan modal dalam bentuk kredit tersebut. Dengan kata lain, perbankan yang memberikan kredit kepada masyarakat akan memberikan kesempatan berusaha kepada masyarakat tersebut sehingga dapat memeratakan pendapatan masyarakat.

(20)

ekonomi Indonesia dipuji Bank Dunia dimana pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, laju inflasi terkendali, cadangan devisa masih cukup besar dan realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan surplus, namun banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), jumlah pengangguran meningkat dan barang sembako semakin langka (Oktiandri : 2011).

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Grafik 1. Pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi di Indonesia yang terjadi periode 19901997

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pra krisis stabil pada level 7% - 8%, namun pada saat krisis perumbuhan ekonomi Indonesia merosot jauh hingga level 4%. Selain itu tingkat inflasi berhubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dimana inflasi meningkat drastis hingga level 11% dimana tahun-tahun sebelumnya rata-rata hanya 8%.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa krisis perbankan yang terjadi di suatu negara telah mengakibatkan kerugian bagi perekonomian dan masyarakat (Hoelscher dan Quintyn : 2003). Terhambatnya akses pembiayaan untuk dunia usaha dapat mengakibatkan kontraksi ataupun perlambatan ekonomi sehingga

0

1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997

Pertumbuhan ekonomi (%)

Tingkat Inflasi (%)

(21)

dapat mendorong peningkatan pengangguran. Selain itu, penyehatan perbankan akibat krisis juga memerlukan biaya fiskal yang besar dan pada akhirnya akan dibebankan kepada pembayar pajak (tax payer) (Simorangkir : 2011)

Perkembangan perbankan Indonesia pasca krisis 1998 yang melanda memberikan dampak yang buruk bagi perbankan nasional. Terjadinya ketidakseimbangan neraca di sektor perbankan, depresiasi rupiah dan kenaikan suku bunga memperburuk kinerja debitur sehingga menimbulkan kredit bermasalah yang semakin banyak. Krisis ini juga telah mengakibatkan hampir semua bank mengalami kekurangan modal. Maka pemerintah melakukan langkah

restrukturisasi perbankan untuk mengatasi hal itu. Namun hingga periode berikut nya 1998/1999 upaya restrukturisasi perbankan tersebut belum menunjukan hasil yang maksimal.

Pemerintah perlu melakukan perbaikan di berbagai sektor akibat adanya krisis tersebut. Begitu pula dengan sektor perbankan, pada tahun-tahun selanjutnya untuk lembaga perbankan konsentrasi pemerintah tertuju pada penyeimbangan kembali keadaan yang sempat memburuk. Pada tahun 2000 upaya pelaksanaan program restrukturisasi dilakukan melalui Program Penyehatan Lembaga Perbankan dengan memperpanjang program penjaminan pemerintah,

(22)

periode selanjutnya, dimana pemerintah masih berkonsentrasi pada pemulihan struktur perbankan di Indonesia dengan mengambil 2 kebijakan besar yaitu program penyehatan perbankan dan pemantapan ketahanan sistem perbankan. Pada periode selanjutnya kinerja perbankan Indonesia menunjukan hasil yang positif karena selalu mengalami peningkatan. Selain itu fokus pemerintah di sektor perbankan pun masih tertuju pada upaya-upaya mempertahankan program penyehatan dan pemantapan ketahanan sistem perbankan (Retnadi : 2006)

Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 juga memberikan dampak bagi perbankan Indonesia. Namun dampak yang dirasakan tidak terlalu besar. Sehingga tidak memberikan pengaruh negatif yang cukup besar bagi perbankan Indonesia. Dengan berjalannya waktu hingga tahun 2010 dimana persaingan global mulai terasa, hal ini ditandai dimana perbankan Indonesia mulai terpengaruh oleh derasnya aliran masuk modal luar negeri. Hingga untuk ke depannya perlunya strategi khusus yang disiapkan oleh pemerintah untuk menghadapi persaingan global di masa yang akan datang.

Beranjak pada tahun 2011 meskipun menghadapi ancaman krisis global pada tahun ini kinerja perbankan Indonesia justru mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian batas atas pertumbuhan kredit riil perbankan Indonesia mencapai 22,15% (Utari, Animurti, dan Nurmalia : 2012)

(23)

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2013 (diolah)

Grafik 2. Jumlah Kredit yang disalurkan perbankan periode 2006 -2013 Selain itu penghimpunan dana yang dilakukan oleh perbankan selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 terus mengalami peningkatan secara teratur tercata dari tahun 2008 dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum

sebesar 1.753.292 miliar rupiah hingga tahun 2013 DPK mencapai 3.663.968 miliar rupiah (Statistik Perbankan Indonesia : 2013).

Sumber Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat didominasi oleh Deposito dengan rata-rata 45 persen dari seluruh jumlah DPK, dan sumber lain masing-masing sebesar 30 persen dan 25 persen berasal dari tabungan masyarakat dan giro. Perkembangan jumlah DPK ini menunjukan bahwa perbankan terus mengalami pertumbuhan selama lima tahun belakangan. Sejalan dengan perkembangan jumlah DPK dan kredit, hal ini menunjukkan bahwa sudah seharusnya perbankan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia terutama pertumbuhan ekonomi .

(24)

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (diolah)

Grafik 3. Besaran Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dari tahun 2001 -2013

Namun dari perkembangan positif yang dicapai perbankan, sebagai media intermediasi keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana mempunyai peranan penting sebagai media penghimpun modal. Sebagai alat pembangunan perbankan setidaknya telah berperan banyak namun dalam beberapa tahun terakhir kinerja perbankan

dianggap tidak mendukung sektor-sektor yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari beberapa tahun belakangan yang dapat dilihat dari tingginya suku bunga perbankan,net interest margin(NIM) yang tinggi,Loan to Deposit ratio(LDR) yang rendah dan juga efisiensi yang rendah (Erani, Manap : 2010).

Dari Juli 2012 besaranLoan to Deposit ratio(LDR) perbankan umum hanya berada disekitar 80 persen hingga terus merangkak di awal tahun 2013 dengan mencapai 85 persen. Sampai akhir tahun 2013 LDR mencapai titik 89 persen dari jumlah DPK. Dalam surat edaran Bank Indonesia No. 15/41/DKMP tahun 2013

(25)

batas LDR ditetapkan sebesar 100 persen dan batas bawah LDR ditetapkan sebesar 78 persen.

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2013

Grafik 4. JumlahLoan to Deposit Ratio(LDR) Bank Umum Konvensional periode 2003.1–2013.4

Selain LDR, terdapat beberapa hal lain yang dirasa masih kurang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu tingginya suku bunga kredit yang diberikan kepada masyarkat. Meskipun dari periode 2008 setelah krisis global suku bunga relatif menurun berada di kisaran 14 persen sampai di 2012 triwulan III suku bunga kredit mencapai 11 persen, hal ini dirasa belum cukup apabila dengan dibandingkan dengan suku bunga tabungan yang rendah. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, setidaknya perbankan memberikan kredit yang lebih murah terutama kepada sektor UMKM yang berpotensi berkembang.

(26)

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia

Grafik 5. Suku bunga rata-rata kredit bank umum triwulan I 2006 sampai triwulan III 2012

Apabila dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah M2 dari tahun 20032014 tentunya sektor perbankan sudah seharusnya memberikan pengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jumlah uang beredar merupakan uang dalam arti luas, yaitu uang kartal dan simpanan giro (M1) ditambah dengan uang kuasi dan surat berharga selain saham. Uang kuasi merupakan surat atau sertifikat berharga yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Artinya, lembaga keuangan mempunyai peran penting dalam pembentukan M2 sebagai sumber dana pembangunan. Dengan demikian semakin besar jumlah M2 akan mendorong meningkatnyafinancial deepening,yaitu penghimpunan yang bersumber dari sektor keuangan (Erani, Manap : 2010).

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Suku Bunga Rata-rata Kredit

(27)

Grafik 6. Jumlah Uang Beredar M2 dari tahun 2003–2014

Dari grafik dijelaskan pertumbuhan jumlah uang beredar M2 terus meningkat sampai akhir tahun 2014. Hal yang secara otomatis meningkatkan penghimpunan dan pembangunan sebagai modal yang bersumber dari sektor keuangan.

Dari latar belakang di atas, perbankan sebagai salah satu alat pembangunan nasional terlihat belum mampu menjalakan perannya dengan baik. Perbankan sekarang hanya terfokus hanya kepada pencarian profit sebanyaknya . Sebagai alat pembangunan sudah selayaknya perbakan terutama BUMN lebih memperhatikan masyarakat tanpa selalu mementingkan profitabilitas. Dengan dukungan perbakan kepada masyarakat tentu saja menjadi stimulus dari sektor keuangan kepada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 4500000

Tahun

M2

(28)

B. Perumusan Masalah

Dari pendahuluan di atas dapat ditemui beberapa rumusan masalah perbankan terhadapa pertumbuhan ekonomi Indonesia, antara lain :

1. Apakah perbankan berpengaruh terhadap perkembagan ekonomi?

2. Apakah Suku Bunga Kredit berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi? 3. Apakah Jumlah Uang Beredar (M2) berpengaruh terhadap perkembangan

ekonomi?

4. ApakahLoan to Deposit Rasio(LDR) berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi?

5. Apakah Volume Kredit (VK) berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi?

C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar peran perbankan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi.

2. Mengetahui Pengaruh Suku Bunga Kredit terhadap perkembangan ekonomi.

3. Mengetahui seberapa besar Jumlah uang Beredar (M2) berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi.

4. Mengetahui seberapa besarLoan to Deposit Ratio(LDR) berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi.

(29)

D. Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tingkat suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap perkembangan ekonomi (PDB)

2. Loan to Deposit Ratio(LDR) berpengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi (PDB)

3. Jumlah uang beredar (M2) berpengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi (PDB)

4. Volume Kredit yang disalurkan positif terhadap perkembangan ekonomi (PDB)

FUNGSI INTERMEDIASI

PERBANKAN

PENGHIMPUNAN DANA

PENYALURAN DANA

Pertumbuhan Ekonomi

Jumlah Uang Beredar (M2) LDR

(30)

F. Sistematika Penulisan

Penulisan ini dibagi menjadi lima BAB, masing-masing terdiri beberapa subbab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

1. Bab Pertama,yakni pendahuluan yang berisikan latar belakang penulisan, permasalahan, tujuan penulisan, kerangka pemikiran, hipotesis dan sistematika penulisan.

2. Bab Kedua,yakni tinjauan pustaka berisikan teori-teori mengenai perbankan dan perkembangan ekonomi.

3. Bab Ketiga,yakni metode penelitian berisikan jenis dan sumber data, variabel dalam penelitian, batasan peubah variabel, alat analisis, metode analisis, dan pengujian hipotesis.

4. Bab Keempat,yakni hasil perhitungan dan pembahasan berisikan analisis hasil perhitungan secara kuantitatif dan kualitatif.

5. Bab Kelima,yakni simpulan dan saran yang berisikan kesimpulan hasil perhitungan dan saran-saran penulis berdasarkan data dan hasil perhitungan. G. DAFTAR PUSTAKA

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank

1. Pengertian Bank

Bank adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan. Bank dikena1 sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan, sebagai tempat untuk menukar uang, dan memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

Bank berasal dari kata Itali banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi bank.

(32)

Kemudian pengertian bank menurut Undang-undang RI nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk -bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan,

artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, serta memberikan jasa bank lainnya.

2. Fungsi Bank

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat luas (funding) dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Tetapi sebenarnya fungsi bank dapat dijelaskan dengan lebih spesifik seperti yang diungkapkan oleh Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso (2006), yaitu bank sebagai :

a. Agent of Trust

(33)

percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempun yai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor nil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor nil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumen selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of Service

(34)

memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.

3. Jenis-jenis Bank

Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur oleh Undang-undang

perbankan memiliki beberapa jenis bank. Adapun jenis bank dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain segi fungsinya, segi kepemilikannya, segi status, dan segi cara menentukan harga.

a. Dilihat dari Segi Fungsinya

Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan dengan Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari dua jenis bank yaitu:

a) Bank Umum

(35)

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kagiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana saja, bahkan dalam menghimpun dana BPR dilarang untuk menerima simpanan giro. Begitu pula dalam hal jangkauan wilayah operasi, BPR hanya dibatasi dalam wilayah-wilayah tertentu saja. Larangan lainnya bagi BPR adalah tidak diperkenankan ikut kliring serta transaksi valuta asing.

b. Dilihat dari Segi Kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan selain yang dimiliki bank bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:

a) Bank Milik Pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya antara lain Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Tabungan Negara.

(36)

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungatmya diambil oleh swasta pula. Contohnya antara lain Bank Muamalat, Bank Central Asia, dan Bank Danamon.

c) Ban k M ilk A s in g

Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. Contohnya antara lain City Bank, dan Standard Chartered Bank.

d) Bank Milik Campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contohnya antara lain Mitsubishi Buana Bank, Interpacifik Bank, dan Bank Sakura Swadarma.

c. Dilihat dari Segi Status

Kedudukan atau status ini menunjuldcan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanan. Status bank yang dimaksud adalah:

a ) Ban k d ev is a

(37)

atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukuaan clan pembayaran Letter of Credit dan transaksi luar negeri lainnya.

b ) Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat

melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa transaksi yang dilakukannya masih dalam batas-batas negara.

d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok:

a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Dalam mencari keuntungan dan menentukan h arga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu:

1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamnnya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.

(38)

konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu seperti biaya-biaya administrasi, sewa, iuran dan biaya-biaya lainnya. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

b) Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:

1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabah)

4. Pembiyaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan alas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtana)

4. Peran Perbankan dalam Perekonomian

(39)

keuangan yang berorientasi laba. Dalam usaha memperoleh laba tersebut bank umum melaksanakan fungsi intermediasi. Berdasarkan kemampuannya

menciptakan uang (giral), bank umum dapat juga disebut sebagai bank umum pencipta uang giral.

Pengertian bank umum menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 : “Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.“

Fungsi-fungsi bank umum (Crosse & Hempel : 1980) yang diuraikan di bawah ini menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu

a. Penciptaan uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

b. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

(40)

Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

c. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat

Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar

dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.

d. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau

memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang

(41)

e. Penyimpanan Barang-Barang Berharga

Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.

f. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya

Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya.

5. Perkembangan Perbankan di Indonesia

Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal di dunia perbankan, juga tidak terlepas dari pengaruh perkembanangan di luar dunia perbankan, seperti sektor riil dalam perekonomian, politik, hukum dan sosial.

(42)

a. Kondisi sebelum deregulasi

Pada masa kolonial kegiatan perbankan di wilayah Hindia-Belanda ini terutama diarahkan untuk melayani kegiatan usaha dari perusahaan-perusahaan besar milik kolonial di wilayah jajahannya serta membantu administrasi anggaran milik pemerintah, Maka fungsi perbankan pada masa penjajahan adalah :

1. Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik kolonial. 2. Memberikkan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar

milik kolonial, seperti giro, garansi bank, pemindahan dana dan lain-lain 3. Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial ke negara

penjajah.

4. Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak.

5. Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah kolonial.

Berakhirnya masa penjajahan kemudian beralih ke masa setelah kemerdekaan tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam hal perbankan di dalam negeri, dengan demikian fungsi utamanya adalah : 1. Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana

investasi dan modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah dan swasta.

2. Memberikkan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar. 3. Mengadministrasikkan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan

(43)

4. Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek pada sektor yang ingin dikembangkan oleh pemerintah.

Bank yang ada tidak secara tegas diarahkan untuk memobilisisasikan dana seluas-seluasnya dari seluruh anggota masyarakat, dan juga tidak diarahkan untuk mengembangkan perekonomian rakyat seluas-luasnya. Secara lebih terperinci keadaana perbankan saat ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara jelas tentang perbankan di Indonesia.

2. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank-bank tertentu 3. Bank banyak menanggung program-program pemerintah

4. Instrumen pasar uang terbatas 5. Jumlah bank swasta relatif sedikit 6. Sulitnya pendirian bank baru

7. Persaingan antarbank yang tidak ketat

8. Posisi tawar-menawar bank relatif lebih kuat dari pada nasabah 9. Prosedur berhubungan dengan bank yang rumit

10.Bank bukan merupakan alternatif utama bagi masyarakat luas untuk menyimpan dan meminjam dana

11.Mobilisasi dana lewat perbankan yang sangat rendah

b. Kondisi Setelah Deregulasi

(44)

memobilisasikan dana dengan baik. Cara pemerintah yang ditempuh pada saat itu adalah dengan melakukkan serangkaian kebijakan berupa

deregulasi di sektor riil dan di sektor moneter. Dengan melakukan serangkaian paket deregulasi mulai tahun 1980-an. Sehingga pada masa setelah deregulasi ini perbankan di Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Peraturan yang memberikan kepastian hukum b. Jumlah bank swasta bertambah banyak c. Tingkat persaingan bank yang semakin kuat

d. Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Berharga Pasar Uang e. Kepercayaan masyarakat terhadap bank yang meningkat f. Mobilisasi dana melalui sektor perbankan yang semakin besar c. Kondisi Saat krisis Ekonomi Mulai Akhir Tahun 1990-an

Perkembagan perbankan yang cukup pesat pada masa setelah deregulasi ternyata tidak berlangsung cukup lama untuk dapat mengangkat Indonesia menjadi negara dengan tingkat kesejahteraan yang sama dengan negara-negara lain di asia tenggara. Perkembangan ini terhenti dan bahkan mengalami kemunduran total akibat adanya krisis ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, sehingga kondisinya pada saat ini adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan di Indonesia menurun drastis.

(45)

d. Munculnya penggunaan peraturan perundangan yang baru e. Jumlah bank menurun

d. Kondisi Terakhir

Tiga hal penting menandai kondisi terakhir sektor perbankan di Indonesia, ketiga hal tersebut adalah :

a. Selesainya penyusunan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Munculnya API ini dipicu oleh adanya krisis perbankan dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai tahun 1997.

b. Serangkaian rencana dan komitmen pemerintah, DPR, dan Bank Indonesia untuk membantuk dan menyusun :

1) Lembaga penjamin simpanan.

2) Lembaga pengawas perbankan yang independen 3) Otoritas jasa keuangan

c. Praktik perbankan yang lebih baik antara lain mengarah kepada: 1) Manajemen pengelolaan resiko yang lebih baik

2) Sturktur perbankan nasional yang lebih baik 3) Penerapan prinsip kehati-hatian yang konsisten

4) Penyaluran dana masyarakat ke arah yang lebih mencerminkan bank sebagai perantara keuangan.

B. Pertumbuhan Ekonomi

(46)

pendidikan, perkembangan kemahiran tenaga kerja, perbaikan teknologi dan kenaikkan dalam taraf kemakmuran masyarakat. Secara singkat pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, yang ditekankan pada tiga aspek, yaitu proses, output perkapita, dan jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu waktu yang dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output perkapita. Yang perlu diperhatikan adalah dari sisi output totalnya (GDP) dan sisi jumlah penduduknya. Output perkapita adalah kenaikan output total dibagi jumlah penduduk (Boediono, 1992).

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai

masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Dari sutu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa meningkat.

Menurut Kuznets dalam Jhingan (2004), pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang - barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai tiga komponen, pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara

(47)

pertumbuhan suatu wilayah di suatu negara. Jika wilayah tersebut dapat

meningkatkan persediaan barangnya secara terus-menerus maka wilayah tersebut dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi. Kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada

penduduk. Komponen kedua ini juga dapat dijadikan sebagai acuan apakah suatu wilayah disuatu negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi. Jika wilayah tersebut dapat mengadopsi atau menemukan teknologi baru yang dapat

meningkatkan produksi tanpa menambah input maka persediaan barang disuatu wilayah tersebut bertambah, ini berarti wilayah tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi. Ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat. 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori-teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang antara lain: (Sukirno, 2006).

a. Teori Pertumbuhan Klasik

(48)

menjelaskan keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk disebut dengan teori penduduk optimal.

Menurut teori ini, pada mulanya pertambahan penduduk akan menyebabkan kenaikan pendapatan perkapita. Namun jika jumlah penduduk terus bertambah maka hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan mengalami penurunan, dan akan membawa pada keadaan pendapatan perkapita sama dengan produksi marginal.

Pada keadaan ini pendapatan perkapita mencapai nilai yang maksimal. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimal. Apabila jumlah penduduk terus meningkat melebihi titik optimal maka pertumbuhan penduduk akan menyebabkan penurunan nilai pertumbuhan ekonomi.

b. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Teori ini dikembangkan hampir pada waktu yang bersamaan oleh Roy F. Harrod (1984) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Mereka menggunakan proses perhitungan yang berbeda tetapi memberikan hasil yang sama, sehingga keduanya dianggap mengemukakan ide yang sama dan disebut teori Harrod-Domar. Teori ini melengkapi teori Keynes, dimana Keynes melihatnya dalam jangka pendek (kondisi statis), sedangkan Harrod-Domar melihatnya dalam jangka panjang (kondisi dinamis). Teori Harrod-Domar didasarkan pada asumsi :

a) Perkonomian bersifat tertutup.

b) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan.

(49)

d) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk.

Model ini menerangkan dengan asumsi supaya perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang kuat (steady growth) dalam jangka panjang. Asumsi yang dimaksud di sini adalah kondisi dimana barang modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan memiliki proposional yang ideal dengan tingkat pendapatan nasional, rasio antara modal dengan produksi (Capital Output Ratio/COR) tetap perekonomian terdiri dari dua sektor (Y = C + I).

Atas dasar asumsi-asumsi khusus tersebut, Harrod-Domar membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap (seluruh

kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut :

g = K = n (2.1)

Dimana :

g = Growth (tingkat pertumbuhan output) K = Capital (tingkat pertumbuhan modal) n = Tingkat pertumbuhan angkatan kerja

(50)

c. Teori Pertumbuhan Neo-klasik

Teori pertumbuhan neo-klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow (1970) dan T.W. Swan (1956). Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi.

Perbedaan utama dengan model Harrod-Domar adalah dimasukkannya unsur kemajuan teknologi dalam modelnya. Selain itu, Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanya substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L). Dengan demikian, syarat-syarat adanya pertumbuhan ekonomi yang baik dalam model Solow-Swan kurang restriktif disebabkan kemungkinan substitusi antara tenaga kerja dan modal. Hal ini berarti ada fleksibilitas dalam rasio modal-output dan rasio modal-tenaga kerja.

Teori Solow-Swan melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan, sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri atau mempengaruhi pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Tingkat pertumbuhan berasal dari tiga sumber yaitu, akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan peningkatan teknologi. Teknologi ini terlihat dari peningkatan skill atau kemajuan teknik, sehingga produktivitas capital meningkat. Dalam model tersebut, masalah teknologi dianggap sebagai fungsi dari waktu.

(51)

kebijakan yang perlu ditempuh adalah meniadakan hambatan dalam perdagangan, termasuk perpindahan orang, barang, dan modal. Harus dijamin kelancaran arus barang, modal, dan tenaga kerja, dan perlunya penyebarluasan informasi pasar. Harus diusahakan terciptanya prasarana perhubungan yang baik dan terjaminnya keamanan, ketertiban, dan stabilitas politik. Analisis lanjutan dari paham

neoklasik menunjukkan bahwa untuk terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady growth ), diperlukan suatu tingkat saving yang tinggi dan seluruh

keuntungan pengusaha diinvestasikan kembali.

d. Teori Schumpeter

Teori ini menekankan pada inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha dan mengatakan bahwa kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh jiwa usaha (enterpreneurship) dalam masyarakat yang mampu melihat peluang dan berani mengambil risiko membuka usaha baru, maupun memperluas usaha yang telah ada. Dengan pembukaan usaha baru dan perluasan usaha, tersedia lapangan kerja tambahan untuk menyerap angkatan kerja yang bertambah setiap tahunnya. Didorong oleh adanya keinginan untuk memperoleh keuntungan dari inovasi tersebut, maka para pengusaha akan meminjam modal dan mengadakan investasi. Investasi ini akan mempertinggi kegiatan ekonomi suatu negara. Kenaikan tersebut selanjutnya juga akan mendorong pengusaha-pengusaha lain untuk menghasilkan lebih banyak lagi sehingga produksi agregat akan bertambah. Selanjutnya Schumpeter menyatakan bahwa jika tingkat kemajuan suatu

(52)

kebutuhannya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat jalannya dan pada akhirnya tercapai tingkat keadaan tidak berkembang (stationary state). Namun keadaan tidak berkembang yang dimaksud di sini berbeda dengan pandangan klasik. Dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi. Sedangkan dalam pandangan klasik, keadaan tidak berkembang terjadi pada waktu perekonomian berada pada kondisi tingkat pendapatan masyarakat sangat rendah.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor non ekonomi (Kamaluddin : 1999 ).

1. Faktor Ekonomi

a. Sumber Daya Alam; meliputi luas dan kesuburan tanah, letak, dan susunannya, kekayaan hutan, sumber mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dan sebagainya.

b. Sumber Daya Manusia atau Tenaga Kerja; peranan sumber daya

manusia (SDM) dalam proses produksi dan pembangunan pertama-tama ditentukan oleh jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas) tenaga kerja yang tersedia.

(53)

yang kemudian dapat meningkatkan output nasional dan pendapatan nasional.

d. Tenaga Manajerial dan Organisasi Produksi; merupakan bagian penting dalam proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Organisasi ini berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam berbagai kegiatan perekonomian dan pembangunan. Organisasi ini bersifat melengkapi atau komplementer terhadap tenaga kerja dan modal serta membantu

meningkatkan produktivitas. Organisasi produksi ini diatur dan

dilaksanakan oleh tenaga manajerial dalam berbagai kegiatannya sehari - hari.

e. Kemajuan dan Pemanfaatan Teknologi; Prof. Kuznets mengemukakan lima pola penting kemajuan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi modern.

2. Faktor Non Ekonomi

Selain faktor-faktor ekonomi yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah faktor non ekonomi, yaitu :

a. Faktor Sosial

b. Faktor Manusia, dan

c. Faktor Politik;

kondisi politik suatu negara sangat mempengaruhi perekonomian negara tersebut. Jika suatu negara mengalami krisis politik otomatis perekonomian akan terganggu dan pertumbuhan ekonomi tidak akan meningkat atau bahkan akan bisa

(54)

untuk mencari tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, semakin beragam, dan banyaknya kebutuhan akan mendorong manusia untuk mencari pendapatan.

C. Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi

Peranan sektor keuangan terhadap pembentukan PDB (Abdul Manap & Ahmad Erani: 2012) dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain :

a. Pangsa sektor keuangan terhadap PDB

Agung, dkk (2001) dalam (Abdul Manap & Ahmad Erani: 2012)

menjelaskan fenomena yang terjadi pada saat krisis moneter berlangsung menggambarkan adanya penurunan kinerja kredit perbankan sebagai sektor yang paling dominan dalam perekonomian Indonesia.

b. Rasio Jumlah Uang Beredar M2 terhadap PDB

Jumlah uang beredar M2 merupakan jumlah uang dalam arti luas, yaitu uang kartal dan simpanan giro (M1) ditambah dengan kuasi dan surat selain saham. Uang kuasi merupakan surat atau sertifikat berharga yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

Financial Deepening tergambar dari rasio antara M2 dan PDB (Juoro:1993). Oleh karena itu, peningkatan peranan sektor keuangan secara nyata berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi. c. Rasio Kredit terhadap PDB dan Dana Pihak Ketiga

(55)

D. Teori Suku Bunga

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi (loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan invesatasi atau menabung (Boediono, 1994 :76)

Tingkat suku bunga (interest rate) merupakan salah satu variabel ekonomi yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. Tingkat suku bunga dipandang memiliki dampak langsung terhadap kondisi perekonomian. Berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan investasi terkait erat dengan kondisi tingkat suku.

Konsep mengenai tingkat suku bunga terdiri dari berbagai macam pendekatan. Pertama adalah konsep tentang real interest rate, yaitu tingkat suku bunga yang merupakan tingkat suku bunga nominal dikurangi dengan tingkat inflasi. Kedua adalah konsep atau pendekatan yang dikenal sebagai yield to maturity. Yield to maturity dipandang sebagai konsep yang dapat menjelaskan tingkat suku bunga dengan lebih akurat. Yield to maturity di artikan sebagai tingkat suku bunga yang diperoleh dari present value (PV) atas penerimaan cash flow instrumen hutang yang dinilai dengan nilai saat ini.

Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.

(56)

a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.

b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peran perbankan dengan mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.

c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya

tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.

1. Tingkat Suku Bunga Nominal dan Tingkat Suku Bunga Riil Tingkat suku bunga nominal adalah tingkat suku bunga yang tidak

(57)

(Mishkin, 2007). Tingkat suku bunga riil yang memperhitungkan ekspektasi perubahan tingkat harga disebut sebagai ex ante real interest rate. Sedangkan tingkat suku bunga riil yang memperhitungkan perubahan tingkat harga aktual disebut sebagai ex post real interest rate. Tingkat suku bunga riil , tingkat suku bunga dan inflasi dihubungkan oleh persamaan fisher (fisher equation) sebagai berikut:

(58)

E. Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan Judul Tujuan Penelitian Metode Analisis Kesimpulan

Ahmad Erani Yustika, Abdul Manap

Pulungan (2010) , Perkembangan Perbankan dan Problem Intermediasi

Perkembangn perbankan dan problem intermediasi yang terjadi pasca krisis 1998 dapat ditanggulangi dengan penguatan peran perbankan melauli perbaikan iklim investasi, menekan suku bunga, perbaikan konsentrasi struktur perbankan, dan pemihakan terhadap sektor riil.

Rus’an Nasrudin dan Nining I. Soesilo (2000), Perkembangan Perbankan Indonesia : Analisis Dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional Indonesi dan Penyebab-penyebabnya dengan Data Panel 1983 - 1999

Meneliti Hubungan antara peran sektor finansial dan pertumbuhan ekonomi.

Ordinary Least Square (OLS), dengan teknik data panel.

1. Secara umum indikator perbankan yang menunjukan yang menunjukan

hubungan positif adalah aset dan jumlah kantor bank, dan dalam intermediasi variabel kredi dan DPK berhubungan negatif dalam skala regional.

2. Dari periode observasi penelitian faktor implisit yang menjadi penyebab

pengaruh indikator perbankan kredit dan dana terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketersedanya dana dan tingkat upah ternyata bukanlah faktor yang cukup berpengaruh kuat dalam fungsi intermediasu perbankan.

(59)

Eko Fadli (2008), Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, Kredit Investasi, Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Menganalisis bagaimana pengaru nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga kredit investasi terhadap

1. Suku bunga kredit investasi memiliki hubungan yang negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Penurunan suku bungan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi

2. Nilai tukar rupiah berpengaruh nyata negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Ratih Kumalasari (2010), Pengaruh Intermediasi Perbankan (Loan to Deposit Ratio/LDR, Non Performing Loan/NPL dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2003.1 – 2008.4

Mengetahui Pengaruh

Variasi variabel yang independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu Pertumbuhan Ekonomi.

Lella N Q Irwan (2010),

Tinjauan terhadap Fungsi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intermediasi Perbankan Nasional

mengetahui fungsi

intermediasi perbankan di Indonesia dan pengaruh Non Performing Loan (NPL), tingkat suku bunga pinjaman serta PDB

Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi intermediasi perbankan menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR), sedangkan Non

Performing Loan (NPL) dapat meningkatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) tetapi

(60)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder tahun 2000 sampai dengan tahun 2013 yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, dan sumber – sumber lain yang relevan. Data yang digunakan adalah data time series berupa data triwulanan 2000:I sampai 2013:IV. Deskripsi tentang satuan pengukuran , jenis dan sumber data dapat dilihat di bawah ini

B. Batasan Variabel

Batasan atau definisi variable – variable yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perkembangan Ekonomi disini dilihat dari Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Produk (GDP) yaitu nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu dan sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian (Mankiw 2004). PDB meliputi komponen-komponen seperti konsumsi rumah tangga,

investasi swasta, pengeluaran pemerintah, dan ekspor bersih. Data merupakan PDB harga konstan diperoleh dari Badan Pusat Statistik. 2. Suku Bunga Kredit Perbankan (RK) yang digunakan dalam penelitian ini

(61)

kredit modal kerja, dan kredit konsumsi dikurangi dengan inflasi tahunan. Suku bunga kredit perbankan mempunyai pengaruh terhadap penyaluran kredit baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Pada sisi permintaan suku bunga kredit perbankan diharapkan mempunyai pengaruh yang negatif, sedangkan pada sisi penawaran diharapkan mempunyai pengaruh yang positif.

3. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga bank pada saat tertentu. Dalam prakteknya, rasio ini digunakan pula untuk menggambarkan risiko likuiditas bank dalam hal antisipasi penarikan dana secara mendadak dan besar-besaran oleh deposan (rush). Data diperoleh dari satistik perbankan Indonesia

4. Jumlah Uang Beredar (M2) merupakan Jumlah merupakan jumlah uang dalam arti luas, yaitu uang kartal dan simpanan giro (M1) ditambah dengan kuasi dan surat selain saham. Uang kuasi merupakan surat atau sertifikat berharga yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Data diperoleh dari statistik perbankan Indonesia

5. Volume Kredit yang Disalurkan (VK) merupakan jumlah keseluruhan jumlah kredit yang dikeluarkan bank umum selama satu tahun, data merupakan total dari jumlah Volume Kredit. Data diperoleh dari statistik perbankan

Indonesia.

C. Metode Analisis

(62)

digunakan adalah analisis Error Corection Model ( ECM ) untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap varabel terikat. Dengan menggunakan model fungsi maka di dapat persamaan berikut ( Gujarati : 2003 ) :

Y = f( X1,X2,X3,…Xn) (3.1)

Selanjutnya model fungsional tersebut dirumuskan sebagai berikut :

PDB= f (RK, M2, LDR,VK) (3.2)

Dimana:

PDB = Produk Domestik Bruto RK = Suku bunga kredit perbankan LDR = Loan Deposit Ratio

M2 = Jumlah Uang Beredar

VK = Volume Kredit yang disalurkan D. Proses dan Identifikasi Model

1. Uji Stationaritas (Uji root test)

(63)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji akar – akar unit (unit roots test) yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut mengandung unit root atau tidak. Jika variable mengandung unit root , maka data tersebut dikatakan data yang tidak stasioner. Uji akar unit pertama kali dikembangkan oleh Dickey-Fuller dan dikenal dengan uji akar Dicker-Fuller (DF ). Uji akar unit DF mengasumsikan bahwa variable gangguan et adalah variable gangguan yang bersifat terikat dengan rata-rata nol, varian yang konstan dan tidak saling berhubungan (non-otokorelasi). Sementara uji Phiips-Perron (PP) memasukkan unsure adanya otokoorelasi di dalam variable independen berupa kelambanan diferensi.

PP membuat uji akar unit dengan menggunakan metode statistic nonparametik dalam menjelaskan adanya otokorelasi antara variable gangguan tanpa memasukkan variable penjelas kelambanan diferensi sebagaimana uji ADF. Prosedur untuk menentukan apakah data stasionary atau tidak dengan membandingkan antara nilai statistic PP dengan nilai kritisnya yaitu distribusi statistic Mackinnon. Jika nilai absolute statistic PP lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang di ambil menunjukkan stasionary dan jika sebaliknya, nilai absolute statistic PP lebih kecil dcari nilai kritisnya maka data tidak stasionary.

Awaluddin ( 2004 ) menyatakan Tahapan – tahapan pengujian stasionary adalah sebagai berikut :

(64)

berarti series adalah stasionary pada tingkat level atau series terintegrasi pada I(0).

2. Jika semua variable adalah stasionary maka estimasi terhadap model yang digunakan adalah dengan regresi Ordinary Last Square ( OLS).

3. Jika dalam uji terhadap level series hipotesis adanya unit root untuk seluruh series diterima, maka pada tingkat level seluruh series adalah nonstasionary.

4. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji root terhadap first difference dari series.

5. Jika hasilnya menolak hipotesis adanya unit root , berarti pada tingkat first difference, series sudah stasionary atau dengan kata lain semua series terintegrasi pada orde I (I), sehingga estimasi dapat dilakukan dengan metode kointegrasi.

6. Jika unit root pada level series menunjukkan bahwa tidak semua series adalah stasionary maka dilakukan first difference terhadap seluruh series. 7. Jika hasil dari uji unit root pada tingkat first difference menolak hipotesis adanya unit root untuk seluruh series, berarti seluruh series pada tingkat first difference terintegrasi pada I(0), sehingga estimasi dilakukan dengan metode regresi Ordinary Least Square ( OLS ) pada tingkat first

difference-nya.

(65)

Data yang tidak stasionary seringkali menunjukkan hubungan

ketidakseimbangan dalam jangka pendek, tetapi ada kecendrungan adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang. Untuk itu, pembahasan selanjutnya berkaitan dengan uji kointegrasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan jangka panjang di dalam variable ekonomi yang diteliti.

2. Uji Kointegrasi

Konsep kointegrasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui equilibrium jangka panjang diantara variable-variable yang diobservasi. Kadangkala dua variable yang masing-masing tidak stasioner atau mengikuti pola random walk

mempunyai kombinasi linear diantara keduanya yang bersifat stasioner sehingga dapat dikatakan bahwa kedua variable tersebut saling terintegrasi. Dalam

melakukan uji kointegrasi hharus diyakini dulu bahwa variable yang kita pakai mempunyai derajat integrasi yang sama.

(66)

3. Error Correction Model ( ECM )

Setelah melakukan uji kointegrasi dan hasil pada model terkointegrasikan atau dengan kata lain mempunyai hubungan atau keseimbangan jangka panjang. Bagaimana dengan jangka pendeknya, sangat mungkin terjadi ketidakseimbangan atau keduanya tidak mencapai keseimbangan.

Model persamaan ECM untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : DPDB = β0+ β1 DRK + β2 DLDR+ β3 DM2+ β4 DVK+ECT

(3.3) Dimana:

PDB = Produk Domestik Bruto RK = Suku bunga kredit perbankan LDR = Loan Deposit Ration

M2 = Jumlah Uang Beredar

VK = Volume Kredit yang tersalurkan

ECT = Merupakan nilai yang diestimasi dari residual persamaan sebelumnya

βo = konstanta

D = First Difference

β1, β2, β3, β4, β5, β6 = Koefisien dari perubahan variable bebas

4. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Asumsi Normalitas Metode Jarque – Bera (J-B )

(67)

secara formal dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque – Berra ( J-B ). Metode Jarque – Bera didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Uji statistic dari J-B ini menggunakan perhitungan skewness dan kutosis. Formula uji J-B yaitu :

JB = n ( S2/6 + ( K-3)2/24 ) (3.4)

Yang mana S adalah koefisien skewness dam K adalah koefisien kurtosis. Jika suatu variable didistribusikan secara normal maka koefisien S = 0 dan K = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusikan secara normal maka

diharapkan nilai statistic J –B akan sama dengan nol. Nilai statistic J-B ini didasarkan pada distribusi chi squares dengan derajat kebebasan ( df ) 2. Jika nilai probabilitas ρ dari statistic J-B besar atau dengan kata lain jika nilai

statistic dari J-B tidak signifikan maka menerima hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistic J-B mendekati nol.

Sebaliknya jika nilai probabilitas ρ dari statistic J-B kecil atau signifikan maka

menolak hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai J-B tidak sama dengan nol.

Ho: data tersebar normal Ha: data tidak tersebar normal.

Kriteria pengujiannya adalah :

Gambar

Grafik 1. Pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi di Indonesia yang
Grafik 2.  Jumlah Kredit yang disalurkan perbankan periode 2006 -2013
Grafik 3. Besaran Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dari tahun 2001 -
Grafik 4.  Jumlah Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Konvensional
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa dodol yang disimpan pada hari ke-0 dan ke-5 pada perlakuan yang dilapisi kitosan, baik 1% dan 2% tidak berbeda nyata dengan

Jika Helaian Data Keselamatan kami telah diberikan kepada anda bersama bekalan Asal bukan HP yang diisi semula, dihasilkan semula, serasi atau lain, sila berhati-hati bahawa

a) Apakah dengan merek Toyota yang dikenal sebagai produk mobil berkualitas memberikan penjualan signifikan yang tinggi terhadap angka penjualan New Avanza. b) Apakah karena

Ulayat land borders were also indicated by natural boundaries available in each kaum , suku, and Nagari , following the pepatah : karimbo balanjuang, kasawah balantak

Peranan manusia yang sangat besar terhadap perubahan mangrove yang terjadi di Pulau Batam, Rempang, dan Galang menunjukkan bahwa di wilayah tersebut sedang mengalami

Hal ini penting dilakukan karena kesuksesan industri organik bergantung pada kemampuan untuk memobilisasi konsumen untuk menerima makanan organik (Lea dan Worsley,

Pengujian dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan fungsional sistem yang telah ditentukan pada awal proes

Adapun fungsi xilitol yang terbukti secara klinis adalah menghambat pertumbuhan plak gigi, menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, menghambat demineralisasi email