• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Melanjutkan Pendidikan Di Program Strata 1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Melanjutkan Pendidikan Di Program Strata 1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

SKIRIPSI

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN MELANJUTKAN PENDIDIKAN DI PROGRAM STRATA 1

EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU

OLEH

ERNITA ISNAINI 070521098

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNI VERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

harga, bukti fisik, promosi, pelaku, tempat, proses terhadap keputusan melanjutkan pendidikan di program strata 1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 sampai dengan 2009. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis statistik dengan menggunakan metode analisis statistik regresi linier berganda. Dengan pengujian hipotesis

dengan menggunakan regresi linier berganda (R2).

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 320 orang. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, dengan hasil 76 Mahasiswa sebagai responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran pemasaran: produk, harga, bukti fisik, promosi, pelaku tempat dan proses berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa melanjutkan pendidikan di Program Strata 1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Uji parsial menunjukkan variabel bauran pemasaran yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan Mahasiswa melanjutkan pendidikan di program strata 1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU adalah tempat.

(3)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of marketing mix of product, price, physical evidence, promotion, actors, places, processes of decision to continue education in the program strata 1 Extension Department of Management Faculty of Economics,USU.

Data used in this study are primary and secondary data. The primary data collected through questionnaires distributed to students of Faculty of Economics Department of Management of North Sumatra University Extension force, 2007 to 2009. The analytical method used is descriptive analysis method and statistical analysis using multiple linear regression statistical analysis. By testing the hypothesis by using multiple linear regression (R2).

The population in this study was 320 people. Sampling method used in this study using purposive sampling, with the result that 76 students as respondents.

The results showed that the marketing mix: product, price, physical evidence, promotion, place and process actors influence the decisions of students continue their education at Tier 1 Extension Program Department of Management Faculty of Economics, USU.Partial test shows marketing mix variables that significantly influence the decision to continue education students in the program strata 1 Extension Department of Management Faculty of Economics, USU is the place.

Keywords: Marketing Mix, product, price, physical evidence, promotion, actors,places,processes,decisions,

(4)

Alhamdulillah, segala puji hanya kepada ALLAH SWT. Tiada daya

upaya tanpa pertolonganNya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul: “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Melanjutkan

Pendidikan Di Program Strata 1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU”. Dan shalawat dan salam kepada Rasulullah SWT sebagai qudwah hasanah dan rasul pembimbing umat.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tidak terhingga

kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Rusli Zein dan Ibunda Ratimah

Hasibuan, Amd yang dengan ikhlas mengiringi setiap langkah Ananda dalam

do’a, perjuangan tanpa kenal lelah, dan selalu memotivasi Ananda untuk menjadi

manusia yang lebih baik, tangguh serta sabar di dalam menghadapi semua cobaan

dalam hidup.

Penulis juga banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a dari

berbagai pihak selama penulisan Skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE, ME., selaku ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie MSi., selaku sekretaris Departemen Manajemen

(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan

5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi., selaku Dosen Pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan, dan masukan

yang bermanfaat kepada penulis.

6. Ibu Dr Beby Karina Fawzeea, SE. selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, Msi. Selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen, seluruh staf serta pegawai Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama

masa kuliah.

9. Abangnda: Arief Budi Man, Ahmad Arief, Muhammad Ridwan, Irfan

Fauzi dan Kakanda Hayati yang selalu memberikan semangat kepada

Ananda tiada henti-hentinya.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Medan, Mei 2011

(6)

ABSTRAK ……….. i

2.1.3 Pengertian Pemasaran Jasa ……….. 9

(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 59

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………... 59

4.2 Hasil Penelitian ……… 70

4.3 Pembahasan ………. 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 100

5.2 Saran ……….. 101

DAFTAR PUSTAKA ………. 102

(8)

1.1 Data Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU…. 4

2.1 Perbedaan Karakteristik Barang dan Jasa ………... 14

3.1 Jumlah Mahasiswa yang Status Aktif di Departemen Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU ………. 48

3.2 Operasional Variabel ……… 51

3.3 Instrumen Skala Likert ………. 53

4.1 Item Total Statistik dan Scale Statistik ……… 71

4.2 Reliability statistic ……… 73

4.3 Distribusi Keputusan Mahasiswa terhadap Produk ………. 74

4.4 Distribusi Keputusan Mahasiswa terhadap Harga ………. 75

4.5 Distribusi Keputusan Mahasiswa terhadap Bukti Fisik …………. 77

4.6 Distribusi Keputusan Mahasiswa terhadap Promosi ……… 79

4.7 Distribusi Keputusan Mahasiswa terhadap Pelaku ……… 80

4.8 Distribusi Keputusan Mahasiswa terhadap Tempat……… 82

4.9 Distribusi Keputusan Mahasiswa terhadap Proses ………. 83

4.10 Distribusi Mahasiswa terhadap Penggunaan Jasa Pendidikan…... 84

4.11 Uji Normalitas Data……… 87

4.12 Uji Heteroskedasitas dan Multikolinearitas……… 89

4.13 Analisis Regresi Linier Berganda……….. 90

4.14 Hasil Uji Fhitung……… 93

4.15 Uji thitung ………. 95

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Pengertian Produk ………. 10

2.2 Pengaruh Utama dalam Perilaku pembelian Industri …… 25

2.3 Marketing Strategy and Consumer Behavior ……… 40

2.4 Kerangka Konseptual ……… 45

4.1 Bagan Struktur Organisasi Fakultas ………. 63

4.2 Plot of regrestion standardized residual ………. 86

(10)

1 Kuesioner Penelitian ………. 103

2 Data Validitas Responden ………. 108

3 Hasil Deskriftif Variabel ……….. 126

4 Analisis Grafik ………. 129

5 Uji Normalitas Data ………. 130

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh bauran pemasaran produk, harga, bukti fisik, promosi, pelaku, tempat, proses terhadap keputusan melanjutkan pendidikan di program strata 1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 sampai dengan 2009. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis statistik dengan menggunakan metode analisis statistik regresi linier berganda. Dengan pengujian hipotesis

dengan menggunakan regresi linier berganda (R2).

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 320 orang. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, dengan hasil 76 Mahasiswa sebagai responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran pemasaran: produk, harga, bukti fisik, promosi, pelaku tempat dan proses berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa melanjutkan pendidikan di Program Strata 1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Uji parsial menunjukkan variabel bauran pemasaran yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan Mahasiswa melanjutkan pendidikan di program strata 1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU adalah tempat.

(12)

This study aims to determine the effect of marketing mix of product, price, physical evidence, promotion, actors, places, processes of decision to continue education in the program strata 1 Extension Department of Management Faculty of Economics,USU.

Data used in this study are primary and secondary data. The primary data collected through questionnaires distributed to students of Faculty of Economics Department of Management of North Sumatra University Extension force, 2007 to 2009. The analytical method used is descriptive analysis method and statistical analysis using multiple linear regression statistical analysis. By testing the hypothesis by using multiple linear regression (R2).

The population in this study was 320 people. Sampling method used in this study using purposive sampling, with the result that 76 students as respondents.

The results showed that the marketing mix: product, price, physical evidence, promotion, place and process actors influence the decisions of students continue their education at Tier 1 Extension Program Department of Management Faculty of Economics, USU.Partial test shows marketing mix variables that significantly influence the decision to continue education students in the program strata 1 Extension Department of Management Faculty of Economics, USU is the place.

Keywords: Marketing Mix, product, price, physical evidence, promotion, actors,places,processes,decisions,

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan berperanan penting terhadap kemajuan suatu bangsa. Program

pembangunan nasional pendidikan tinggi bertujuan untuk melakukan penataan

sistem pendidikan tinggi; meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi

dengan dunia kerja; dan meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan tinggi, khususnya bagi siswa berprestasi yang berasal dari keluarga

kurang mampu.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan asset yang sangat penting bagi

suatu Negara. Hal ini sejalan dengan arus globalisasi yang ditandai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dalam berbagai

bidang, mengharuskan setiap Universitas mampu mengatasi dan mengantisipasi

kinerja Mahasiswa (Murni, 2007; 114).

Dalam rangka melanjutkan studi ke perguruan tinggi calon mahasiswa

dihadapkan pada situasi memilih dari berbagai program yang dipromosikan oleh

berbagai perguruan tinggi. Penentuan perguruan tinggi mana yang akan dipilih

oleh calon mahasiswa dapat diibaratkan sebagai seorang pembeli yang akan

membeli suatu barang atau produk. Dengan demikian, lembaga pendidikan dapat

dikategorikan sebagai lembaga pemberi jasa pada para konsumen, dalam hal ini

mahasiswa. Oleh karena itu mereka adalah pihak yang berhak memberikan

(14)

dipertimbangkan sebelum seorang calon mahasiswa menjatuhkan pilihannya

kepada salah satu perguruan tinggi yang diminati.

Faktor yang menjadi ukuran dalam pemilihan perguruan tinggi bagi

konsumen yaitu mahasiswa adalah uang kuliah yang dinilai sangat berperanan

penting. Selain itu jurusan ataupun jasa pendidikan yang ditawarkan perguruan

tinggi tersebut, apakah jurusan yang ditawarkan memiliki keunggulan yang akan

digunakan di dalam dunia usaha. Dan pertimbangan lain gedung perkuliahan

yang ada apakah memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam menuntut ilmu

di perguruan tinggi yang dipilih.

Proses pengambilan keputusan mungkin akan dimulai dengan penetapan

tujuan lalu mengembangkan alternatif dan akhirnya menentukan pilihan terbaik.

Sebagian orang mungkin akan melakukan pilihan secara spontan tanpa

perencanaan, baik karena tergiur oleh promosi, pelayanan, fasilitas gedung dan

lain-lain tanpa melakukan skala prioritas mana yang lebih dulu dilakukan. Tentu

dalam menentukan pilihan kuliah memerlukan proses rasional yang sedapat

mungkin objektif, karena akan berakibat jangka panjang dan terkait dengan

pengorbanan yang besar, mulai dari waktu, persiapan, dana dan sikap mental dari

mahasiswa tersebut. Melanjutkan studi diperguruan tinggi adalah seperti investasi

jangka panjang, sebelum keputusan diambil banyak hal yang terlibat, seperti

pemakai (user) penggagas (initiator), fihak yang mempengaruhi (influencer),

(15)

Para calon mahasiswa telah memiliki kumpulan-kumpulan harapan

(expectations) mengenai bagaimana mereka memenuhi kebutuhan dan

keinginannya tersebut. Setiap mahasiswa memiliki harapan yang berbeda

mengenai bidang yang ditekuni, karena harapan kepada universitas yang dipilih

merupakan harapan masa depan, seperti harapan dapat di terima di perusahaan.

Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, perguruan tinggi dapat berbentuk universitas, politeknik, sekolah tinggi,

institut, dan akademi. Universitas negeri di Indonesia berjumlah yang lebih

kurang 48 (www.ensiklopedia.com).

Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang banyak diminati khususnya di wilayah Sumatera Utara. USU

dikatakan banyak mencetak mahasiswa yang berkualitas dan berkembang di

dalam masyarakat. Salah satu fakultas yang ada di USU adalah Fakultas Ekonomi

yang memiliki beberapa program studi,salah satunya adalah jurusan Manajemen.

Program studi ini juga tidak luput dari persaingan dalam dunia Pendidikan tinggi.

Akan tetapi, program ini banyak di minati oleh calon mahasiswa yang ingin

melanjutkan program sarjananya.

Setiap tahunnya mahasiswa yang ingin melanjutkan program sarjana pada

Fakultas Ekonomi USU Jurusan Manajemen semakin bertambah, seperti dalam

Tabel 1.1 berikut:

(16)

Tabel:1.1

Data Mahasiswa Departemen Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU.

NO. TAHUN JUMLAH MAHASISWA

1 2007 128

2 2008 104

3 2009 88

Sumber Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi USU, Maret 2010

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa banyaknya mahasiswa yang berminat

melanjutkan pendidikan di program strata 1 Departemen Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Bauran Pemasaran

Terhadap Keputusan Melanjutkan Pendidikan di Program Strata 1 Ekstensi di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

1.2PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya

maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu “ Apakah Produk, Harga,

(17)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan dalam melanjutkan pendidikan di program Strata

1 ekstensi di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

a. Bagi Fakultas Ekonomi USU Departemen Manajemen

Sebagai bahan masukan untuk dapat dijadikan landasan dalam

menentukan kebijaksanaan Departemen selanjutnya, sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya yang dihasilkan

Departemen Manajemen.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memperluas wawasan peneliti dalam bidang

manajemen pemasaran khususnya analisis mengenai keputusan dalam

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

c. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya akan memberikan

perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di

masa yang akan datang.

(18)

2.1 TINJAUAN TEORITIS

2.1.1 PENGERTIAN PEMASARAN

Menurut Susanto (2000: 19) mendefenisikan pemasaran adalah proses

sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan

dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan

produk yang bernilai satu sama lain.

Dari defenisi pemasaran diatas, pemasaran ini bersandar pada konsep

inti yaitu:

1. Kebutuhan (needs), Keinginan (wants), dan permintaan (demands)

Kebutuhan (needs) adalah keadaan merasa tidak memiliki

kepuasan dasar (Susanto, 2000: 12). Keinginan (wants) yaitu hasrat akan

pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut (Susanto, 2000: 12). Dan

permintaan adalah keinginan akan sesuatu produk yang didukung dengan

kemampuan serta kesediaan untuk membelinya (Susanto, 2000: 12).

2. Produk (product)

Menurut Susanto (2000: 12) produk sebagai sesuatu yang dapat

ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk yang

ditawarkan menggunakan istilah produk yaitu produk fisik, produk jasa,

(19)

3. Nilai, Biaya dan Kepuasan

Nilai (value) merupakan perkiraan konsumen tentang kemampuan

total sesuatu produk untuk memenuhi kebutuhannya: biaya (cost) adalah

suatu beban yang diberikan kepada konsumen karena adanya transaksi

pembelian yang dilakukan., sedang kepuasan adalah suatu rasa yang

dialami konsumen terhadap produk yang digunakan (Susanto, 2000: 13).

4. Pertukaran, transaksi dan hubungan

Pertukaran cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari

seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya: transaksi adalah

suatu pertukaran nilai antara dua pihak: sedangkan hubungan adalah

membangun suatu asset perusahaan berupa jaringan pemasaran (Susanto:

2000: 15-16)

5. Pasar

Pasar menurut Susanto (2000:17) adalah terdiri dari semua

pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu

serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan itu.

6. Pemasaran dan pemasar

Pemasaran adalah kegiatan manusia dalam hubungannya dengan

pasar. Pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan

transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan

(20)

menurut Susanto (2000:18) adalah orang yang mencari sumber daya dari

orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai.

2.1.2 PENGERTIAN JASA

Menurut Kotler jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang

ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible

dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun (Yazid, 2005:2).

Sedangkan Berry seperti dikutip oleh Zeithaml dan Bitner

mendefinisikan jasa adalah sebagai tindakan, prosedur, aktivitas (deeds):

proses-proses, dan unjuk kerja yang intangibel (Yazid, 2005: 2).

Adrian Payne merumuskan definisi jasa adalah aktivitas ekonomi

yang mempunyai sejumlah elemen (nilai dan manfaat) intangibel yang

berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen

atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer

kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu

jasa bisa memiliki atau bisa saja tidak mempunyai kaitan dengan produk

fisik (Yazid, 2005: 3).

Mudrick, dkk mendefinisikan jasa adalah intanibel (seperti

kenyamanan, hiburan, kecepatan, kesenangan, dan kesehatan) dan perishable

(jasa tidak mungkin disimpan sebagai persediaan yang siap dijual atau

dikonsumsi pada saat diperlukan). Jasa diciptkan dan dikonsumsi secara

(21)

Zithaml dan Bitner memberi solusi dengan cara merangkum semua

definisi jasa, bahwa jasa adalah mencakup semua aktivitas ekonomi yang

keluarannya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang umumnya

konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama, dan nilai

tambah yang diberikan dalam bentuk kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan

kesehatan yang secara prinsip intangibel bagi pembeli pertamanya.

2.1.3 PENGERTIAN PEMASARAN JASA

Pemasaran jasa merupakan penghubung antara organisasi dengan

konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila semua upaya

pemasaran diorientasikan kepada pasar. Keterlibatan semua pihak, dari

manajemen puncak hingga karyawan non-manajerial, dalam merumuskan

maupun mendukung pelaksanaan pemasaran yang berorientasi kepada

konsumen tersebut merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi (Yazid, 2005:

13).

2.1.4 BAURAN PEMASARAN JASA

Kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut

bauran pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran

terdiri dari semua variabel yang bisa dikontrol perusahaan dalam

komunikasinya dengan dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen

(22)

A. Produk (product)

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen

untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi

pasar sebagai pemenuhan meliputi barang fisik, orang atau pribadi, tempat,

organisasi dan ide (Tjiptono, 2002: 95). Jadi pengertian produk dapat

diperjelas pada gambar dibawah ini:

PEMENUHAN KEPUASAN

PENCAPAIAN TUJUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN

ORGANISASI DAN KEINGINAN

Penawaran

PRODUSEN PRODUK PASAR

Permintaan

KOMPETENSI KAPASITAS

DAYA BELI

DAN KAPASITAS PROSES PERTUKARAN

ORGANISASI

Sumber: Tjiptono, 2002: 95

Gambar 2.1 Pengertian Produk

Secara konseptual pengertian produk adalah pemahaman subyektif dari

produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan

organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan

(23)

didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui

hasil produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang,

kemasan, merek, lebel, pelayanan, dan jaminan (Tjiptono, 2002:95).

Ada 5 tingkatan produk (Tjiptono, 2002:96) yaitu:

1. Produk utama (core benefit)

Yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhakan dan akan dikonsumsi oleh

pelanggan dari setiap produk. Misalnya bioskop yang produknya adalah

hiburan tontonannya dan hotel yang produknya adalah tempat tidur untuk

istirahat.

2. Produk generik

Yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling

dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). Misalnya hotel

merupakan suatu bangunan yang memiliki banyak ruangan untuk

disewakan.

3. Produk harapan (expected product)

Yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan

kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

Misalnya tamu hotel yang mengharapkan tempat tidur yang bersih, telepon

dan ketenangan.

4. Produk pelengkap (augmented product)

Yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi manfaat dan

(24)

dibedakan dengan produk pesaing. Misalnya hotel dengan menambah

kelengkapan kolam renang, pelayanan yang lebih baik, dan lain-lain.

5. Produk potensial

Yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin

dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang. Misalnya hotel

menambah layanan internet seperti wifi.

Setiap produk berkaitan secara hirarkis dengan produk-produk tertentu

lainnya.

Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan item

tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Menurut Kotler, et al. ada 7

tingkatan hirarki produk yaitu (Tjiptono, 2002: 97):

a. Need family

Yaitu kebutuhan inti atau dasar yang membentuk product family.

Contohnya rasa aman.

b. Product family

Yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti

atau dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai. Contoh: tabungan

dan penghasilan.

c. Kelas produk (product class)

Yaitu sekumpulan produk di dalam produk family yang dianggap memiliki

(25)

d. Lini produk (product line)

Yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat.

Contohnya asuransi jiwa.

e. Tipe produk (product type)

Yaitu item-item dalam suatu lini produk yang memiliki bentu tertentu dari

sekian banyak kemungkinan bentuk produk. Misalnya asuransi jiwa

berjangka.

f. Merek (brand)

Yaitu nama yang dapat dihubungakan/diasosiasikan dengan satu atau lebih

item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentigikasikan sumber

atau karakter item tersebut. Contohnya asuransi bumi putera.

g. Item

Yaitu suatu unit khusus suatu merek atau lini produk yang dapat di

bedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya.

Klasifikasi produk yaitu (Tjiptono, 2002:98):

1. Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,

diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan

perlakukan fisik lainnya (Tjiptono, 2002: 98).

2. Jasa (Service)

Jasa (Service) merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual. Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan,

kursus, hotel, telekomunikasi dan lain-lain.

(26)

Tabel 2.1

Perbedaan karakteristik barang dan jasa

BARANG

JASA

IMPLIKASI

Tangible

1. Jasa tidak bisa disimpan

2. Jasa tidak bisa dipatenkan

3. Jasa tidak selalu bisa di

display atau dikomunikasikan sewaktu-waktu

4. Penetapan harga jasa sulit

dilakukan

1. Penyampaian jasa dan

kepuasan konsumen tergantung kepada tindakan

konsumen

2. Kualitas jasa bergantung

kepada sejumlah faktor yang tidak bisa dikontrol

3. Tidak ada pengetahuan yang

pasti bahwa jasa telah disampaikan sesuai dengan apa yang direncanakan dan dipromosikan.

1. Konsumen berpartisipasi di

dalam dan mempengaruhi interaksi

2. Konsumen saling

mempengaruhi

3. Karyawan mempengaruhi

hasil jasa

4. Desentralisasi sangat penting

5. Produksi masal sulit dilakukan

1. Dalam jasa sulit dilakukan

sinkronisasi penawaran dan permintaan

2. Jasa tidak bisa dikembalikan

(27)

B. Harga (price)

Harga (price) adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk

barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2002:

151).

Ada 4 tujuan penetapan harga (Tjiptono, 2002: 152):

1. Tujuan berorientasi pada laba

2. Tujuan berorientasi pada tujuan

3. Tujuan berorientasi pada citra

4. Tujuan stabilitas harga

5. Tujuan-tujuan lainnya.

Metode penetapan harga (Tjiptono, 2002:157) adalah:

1. Metode penetapan harga berbasis permintaan

Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan

preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan

persaingan.

2. Metode penetapan harga berbasis biaya

Metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau

biaya, bukan aspek permintaan.

3. Metode penetapan harga berbasis laba

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam

penetapan harganya.

(28)

4. Metode penetapan harga berbasis persaingan

Metode ini berdasarkan selain pada pertimbangan biaya, permintaan, atau

laba, harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang

dilakukan pesaing.

Secara garis besar strategi penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi 8

(delapan) kelompok, yaitu:

1. Strategi penetapan harga produk baru,

2. Strategi penetapan harga produk yang sudah mapan,

3. Strategi fleksibilitas harga,

4. Strategi penetapan harga lini produk,

5. Strategi leasing,

6. Strategi bundling-pricing

7. Strategi kepemimpinan harga,

8. Strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar.

C. Bukti fisik (physical evidence)

Bukti fisik (physical evidence) adalah lingkungan fisik dimana jasa

disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumen berinteraksi, serta setiap

konsumen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut

(Yazid, 2005: 20).

Elemen-elemen bukti fisik (Yazid, 2005: 137) adalah: 1. servicescape

a. fasilitas eksterior

(29)

c. rambu-rambu (signage)

d. perpakiran

e. landscape

f. lingkungan sekitar

g. brosur-brosur

2. tangible lainnya

a. kartu bisnis

b. stationary

c. nota

d. laporan-laporan

e. pakaian karyawan

f. seragam

g. fasilitas interior

h. design interior

i. peralatan kantor

j. rambu-rambu

k. layout

l. kualitas udara/temperature dalam ruangan

Strategi-strategi yang bisa ditempuh perusahaan sehingga mengantarkan

perusahaan kepada inti perencanaan strategi bukti adalah (Yazid, 2005: 148):

1. memahami dampak strategi bukti jasa

2. memetakan bukti jasa

3. memperjelas peran servicescapes

(30)

5. bersedia untuk meng-update dan memodernisir bukti

6. fungsionalitas-silang pekerjaan.

D. Promosi (promotion)

Promosi (promotion) adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran

yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan

yang bersangkutan (Tjiptono, 2002: 219).

Promosi dilakukan memiliki tujuan. Tujuan utamanya adalah

menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan

pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran (Tjiptono,

2002:221). Secara rinci tujuan promosi adalah:

1. Menginformasikan (informing) dapat berupa:

a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru

b. Memperkenalkan cara pemakian yang baru dari suatu produk

c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

d. Menjelaskan cara kerja suatu produk

e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan.

f. Meluruskan kesan yang keliru.

g. Mengurangi ketakutan dan kekhawatiran pembeli

(31)

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:

a. Membentuk pilihan merek

b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk

d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga

(salesman)

3. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan

dibutuhkan dalam waktu dekat

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

perusahaan

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan

d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk

perusahaan.

Beberapa tugas khusus atau sering disebut bauran promosi (promotion mix)

adalah:

1. Personal selling

Adalah komunikasi langsung (tatap muka) antar penjual dan calon pembeli

untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan

membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka

kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono, 2002: 224).

(32)

2. Mass selling

Adalah pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk

menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu

(Tjiptono, 2002: 225).

3. Promosi penjualan

Adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif

yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau

meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 2002: 229)

4. Public relations (hubungan masyarakat)

Adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk

mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok

terhadap perusahaan tersebut (Tjiptono, 2002: 230).

5. Direct marketing (penjualan langsung)

Adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu

atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau

transaksi di sembarang lokasi (Tjiptono, 2002: 232).

E. Pelaku (people)

Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan sebagian

penyajian jasa dan karenanya memperngaruhi persepsi pembeli (Yazid,

2005: 19). Ini mencakup karyawan perusahaan dan konsumennya dalam

(33)

Menurut Susanto (2000: 267-269) pasar bisnis memiliki beberapa

cirri-ciri yang sangat berbeda dengan pasar konsumen yaitu:

1. Pembeli yang sedikit yaitu pemasaran bisnis biasanya berurusan dengan

lebih sedikit pembeli daripada pemasar konsumen.

2. Pembeli yang besar yaitu banyak pasar bisnis yang bercirikan rasio

konsentrasi pembeli yang tinggi: pembeli besar yang jumlahnya sedikit

melakukan sebagian besar pembelian.

3. Hubungan pemasok-pelanggan yang dekat yaitu jumlah pelanggan yang

lebih sedikit dan kekuatan serta pentingnya pelanggan-pelanggan yang

besar tersebut, perlu adanya pengamatan hubungan yang dekat dalam

pasar bisnis antara pelanggan dan pemasok.

4. Pembeli yang terpusat secara geografis yaitu pembeli bisnis yang

menentukan pemusatan secara geografis agar mengurangi biaya penjualan.

5. Permintaan turunan yaitu permintaan untuk barang-barang bisnis secara

mutlak diturunkan dari permintaan untuk barang-barang konsumsi.

Misalnya kulit binatang yang banyak dibeli untuk pembuatan tas atau

sepatu.

6. Permintaan yang tidak elastis yaitu permintaan total untuk banyak barang

dan jasa bisnis tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan harga.

7. Permintaan yang bergejolak yaitu permintaan barang dan jasa bisnis

cenderung lebih mudah berubah daripada permintaan untuk barang dan

jasa konsumsi.

(34)

8. Permbelian secara professional yaitu barang-barang bisnis dibeli oleh agen

pembelian yang terlatih, yang menghabiskan waktu profesi mereka untuk

belajar bagaimana melakukan pembelian dengan lebih baik.

9. Pengaruh beberapa pembeli yaitu lebih banyak orang yang mempengaruhi

keputusan pembelian bisnis daripada keputusan pembelian konsumen.

10.Pembelian langsung yaitu pembeli bisnis yang sering membeli secara

langsung dari pabrik daripada melalui perantara, terutama untuk jenis-jenis

yang rumit secara teknis atau mahal.

11.Pertukaran timbal balik yaitu pembeli bisnis sering memilih pemasok yang

juga membeli untuk mereka. Misalnya pabrik kertas yang membeli bahan

kimia dari perusahaan kimia yang membeli kertasnya dalam jumlah yang

besar.

12.Sewa guna usaha yaitu pembeli industrial yang melakukan sewa guna

usaha atas peralatan mereka daripada membelinya. Misalnya komputer,

peralatan kontruksi alat berat, truk, mesin-mesin dan lainnya.

Ada beberapa jenis utama situasi pembelian (Susanto, 2000: 269) yaitu:

1. Pembelian ulang lansung adalah pembelian ulang langsung

menggambarkan situasi pembelian di mana departemen pembelian

memesan ulang secara rutin. Misalnya perlengkapan kantor, barang kimia

dan lainnya dalam jumlah besar.

2. Pembelian ulang yang dimodifikasi adalah pembelian ulang yang

(35)

memodifikasi spesifikasi produk, harga, persyaratan pengiriman, atau

persyaratan lain.

3. Tugas baru adalah menggambarkan seseorang pembeli dalam membeli

suatu barang atau jasa utnuk pertama kali. Contohnya bangunan kantor,

senjata baru dan lainnya.

Peranan-peranan dalam proses keputusan pembelian (Susanto, 2000:272)

yaitu:

1. Pemakai yaitu mereka yang akan menggunakan barang atau jasa.

2. Pemberi pengaruh yaitu orang-orang yang mempengaruhi keputusan

pembelian.

3. Pembuat keputusan yaitu orang-orang yang memutuskan persyaratan

produk atau pemasok.

4. Pemberi persetujuan yaitu orang-orang yang mensahkan tindakan yang

diusulkan oleh pemberi keputusan atau pembeli.

5. Pembeli yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang resmi untuk

memilih pemasok dan menyusun syarat-syarat pembelian.

6. Penjaga gerbang yaitu orang-orang yang mempunyai kekuasaan untuk

mencegah penjual atau informasi dalam menjangkau anggota pusat

pembelian.

Ada beberapa pengaruh dalam proses pembelian (Susanto, 2000: 273) yaitu:

1. Faktor lingkungan yaitu pembeli bisnis yang dipengaruhi oleh faktor

lingkungan ekonomi saat ini dan yang diharapkan. Seperti tingkat

keuangan, ekonomi dan lainnya.

(36)

2. Faktor organisasi yaitu pembeli bisnis yang dipengaruhi tujuan, kebijakan,

prosedur, struktur organisasi, dan sistem yang spesifik dari organisasi.

Pemasar bisnis harus mewaspadai kecendrungan organisasional dalam

bidang pembelian yaitu:

a. Peningkatan mutu departemen

b. Pembelian yang terpusat

c. Kontrak jangka panjang

d. Evaluasi kinerja pembelian

3. Faktor antar pribadi yaitu pembelian yang biasanya terdiri dari beberapa

peserta dengan minta, wewenang, dan kenyakinan yang berbeda.

4. Faktor individu yaitu para pembeli bisnis memiliki motivasi, persepsi, dan

(37)

Pembeli

Bisnis

Lingkungan:

1. tingkat pembelian

2. prakiraan ekonomi

3. biaya uang

4. tingkat perubahan teknologi

5. perkembangan politik dan peraturan

6. perkembangan prsaingan

6. sikap terhadap resiko

7. kebudayaan

Gambar 2.2 Pengaruh Utama dalam Perilaku Pembelian Industri

F. Tempat (place)

Tempat atau lokasi idealnya dipilih dengan baik sebagai tempat usahanya,

tempat yang disukai baik oleh produsen dan konsumen. Kedekatan tempat bisnis

yang dipilih dengan bisnis lain merupakan sesuatu yang bersifat komplementer.

Namun ada satu realitas yang harus disadari bahwa bisnis lain yang tidak

(38)

lain yang memiliki target pasar yang sama akan mampu menarik konsumen dalam

jumlah lebih banyak daripada yang mampu ditarik oleh perusahaan secara

sendirian. Jadi, lokasi memegang peran kunci bagi eksistensi bisnis jasa di masa

datang (Yazid, 2005: 174).

Tempat (place) adalah lokasi untuk melakukan kegiatan pemasaran yang

berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari

produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang

diperlukan (Tjiptono, 2002: 185).

Berman dan Evans menyatakan bahwa pengaruh lokasi ternyata bisa

sangat signifikan. Dibawah ini ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan

dalam memilih lokasi jasa (Yazid, 2005: 177):

1. Karakteristik dan ukuran populasi

a. Ukuran total dan kepadatan

b. Distribusi usia

c. Rata-rata tingkat pendidikan

d. Persen penduduk yang memiliki rumah

e. Total income yang siap dibelanjakan

f. Income per kapita yang siap dibelanjakan

g. Distribusi pekerjaan

h. Trend penduduk

2. Ketersediaan tenaga kerja

a. Untuk level manajemen

(39)

c. Tenaga administrative, mencakup analisis tentang: lulusan SMA dan

Perguruan Tinggi, migrasi para lulusan sekolah, upah rata-rata di

wilayah setempat dan upah minimum regional

3. Kedekatan dengan sumber-sumber sediaan

a. Biaya pengantaran jasa

b. Ketepatan sediaan/pengantaraan

c. Ketersediaaan dan reliabilitas lini jasa

4. Promosi

a. ketersediaan dan frekuensi media

b. biaya

5. Basis ekonomi

a. Industry jasa mana yang dominan

b. Keluasan diversifikasi

c. Proyeksi pertumbuhan

d. Pengaruh fluktuasi ekonomi dan musik

6. Situasi persaingan

a. Jumlah dan ukuran pesaing

b. Evaluasi kekuatan dan kelemahan semua pesaing

c. Proyeksi jangka panjang dan jangka pendek

d. Tingkat kejenuhan

7. Kemudahan lokasi

a. Jumlah dan jenis lokasi

b. Akses ke transportasi

(40)

c. Kesempatan memiliki dan menyewa

d. Perlindungan zona

e. Biaya-biaya lokasi

8. Peraturan-peraturan

a. Pajak lisensi zoning

b. Upah minimum karyawan.

G. Proses (process)

Proses (process) adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan

aliran aktivitas dengan mana jasa semestinya terlibat dalam proses desain,

perencanaan (plan), dan pengawasan (actuality) bukti fisik (Yazid, 2005:

20).

Proses jasa terdiri dari (Yazid, 2005:101) :

1. Aliran aktivitas,

2. Langkah-langkah dalam proses,

3. Fleksibilitas proses.

Langkah aktual dari proses jasa yang dialami konsumen atau aliran

operasional jasa juga akan menjadi bukti yang akan dipakai konsumen

untuk menilai jasa yang dikonsumsinya. Proses-proses atau

operasi-operasi sejumlah jasa adalah sangat kompleks, sehingga mengharuskan

konsumen untuk mengikuti serangkaian tindakan yang rumit dan banyak

agar proses untuk jasa yang dipesannya menjadi sempurna (Yazid, 2005:

(41)

Dalam proses awal jasa, diperlukan desain, supaya adanya

kekeliruan konseptual bahwa jasa itu lebih sederhana daripada

produk-produk manufaktur. Ada 4 karakteristik pengembangan jasa baru yaitu

(Yazid, 2005: 118):

1. jasa baru itu harus objektif, bukannya subyektif

2. jasa baru itu harus digambarkan secara persis, tidak kabur

3. jasa baru itu harus berdasar fakta, bukannya kepada opini

4. jasa baru itu harus metodologis, bukannya filosofis.

Menurut Supranto (2007: 5) Agar bisa memenangkan persaingan bisnis,

perusahaan harus mampu memberikan nilai (value) yang lebih kepada konsumen

dibandingkan dengan pesaingnya. Nilai konsumen (consumer value) merupakan

perbedaan antara semua manfaat yang diperoleh dari suatu produk secara

menyeluruh dengan semua biaya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaat

tersebut.

2.1.5 KEPUTUSAN PEMBELIAN

Menurut Mangkunegara (2009: 4) perilaku konsumen adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,

menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi

lingkungan.

(42)

Menurut Mangkunegara (2009: 4) ada tiga variabel dalam mempelajari

perilaku konsumen yaitu

1. Variabel stimulus

Variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu

(faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian.

Contohnya merek dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan

barang, dan ruangan took.

2. Variabel respons

Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari

variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor

individu dan kekuatas stimulus. Contohnya keputusan membeli

barang, pemberi penilaian terhadap barang, perubahaan sikap terhadap

suatu produk.

3. Variabel intervening

Variabel intervening adalah variabel antara stimulus dan respons.

Variabel ini merupakan faktor interneal individu, termasuk motif-motif

membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu

barang. Peranan variabel intervening adalah untuk memodifikasi

(43)

Menurut Mangkunegara (2009: 39) ada 2 (dua) kekuatan dari faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu

E.1. Kekuatan Sosial Budaya 1. Faktor Budaya

Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu

generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam

kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan merupakan suatu hal yang kompleks yang meliputi ilmu

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan norma-norma yang

berlaku pada masyarakat.

Implikasi umum dari perubahaan budaya untuk ahli pemasaran adalah

(Mangkunegara 2009:40)

1. Psikologis untuk cenderung bebas dari ketidaknyamanan ekonomis.

a. Kecenderungan ke arah meningkatkan kekuatan fisik, yaitu

menggunakan waktu yang berlebihan untuk mendapat uang yang

cukup.

b. Kecenderungan ke arah personalisasi yaitu menunjukan gaya hidup

yang baru, keinginan sedikit berbeda dengan orang lain.

c. Kecenderungan ke arah kesehatan dan kesegaran fisik yaitu menjaga

kesehatan secara lebih baik, melakukan diet.

d. Kecendruangan ke arah bentuk baru secara materialistis, yaitu status

symbol baru, memiliki materi dan uang lebih banyak.

(44)

e. Kecenderungan ke arah kreativitas pribadi, yaitu menggunakan

kreativitasnya dengan caranya sendiri, hobi, menggunakan waktu

senggangnya.

f. Kecenderungan ke arah kemanfaatan bekerja, yaitu bekerja untuk

mendapatkan upah yang lebih baik.

2. Kecenderungan kepada paham antifungsionalis.

Konsumen menunjukkan:

a. Kecenderaugan ke arah aliran romantic baru, yaitu keinginan

memperbaharui kehidupan romantic, kehidupan yang modern.

b. Kecenderungan ke arah sesuatu perubahan, yaitu menelusuri

perubahan yang konstan, sesuatu yang baru, pengalaman baru, reaksi

melawan kebiasaan yang selalu sama.

c. Kecenderungan ke arah keindahan lingkungannya, yaitu menekankan

keindahan rumah, mengerjakan sesuatu, atau membeli sesuatu.

d. Kecenderungan ke arah kenikmatan, yaitu memperbesar pengalaman

sensori, perasaan, misalnya senyum, tertawa.

e. Kecenderungan ke arah mistik, yaitu meneliti mode baru yang bersifat

spritiual, kepercayaan, berminat kepada ramalan astrologi.

f. Kecenderungan ke arah instropeksi, yaitu meningkatkan kebutuhan

(45)

3. Kecenderungan reaksi melawan kompleksitas

Konsumen menunjukkan:

a. Kecenderungan ke arah hidup sederhana, yaitu pelayanan dan cara

hidup.

b. Kecenderungan ke arah kembali pada alam, yaitu menolak yang

bersifat artifisal, mengadopsi yang lebih bersifat alamiah dalam

berpakaian, makan dan cara hidup.

c. Kecenderungan ke arah peningkatan kebangsaan, yaitu menemukan

kepuasan baru, mengidentifikasi makanan, pakaian, gaya hidup yang

berbeda dari setiap bangsa.

d. Kecenderungan ke arah peningkatan keterlibatan masyarakat, yaitu

meningkatkan afiliasi dengan masyarakat setempat, aktivitas yang ada

pada tetangga.

e. Kecenderungan ke arah memperbesar kepercayaan kepada teknologi

daripada tradisi, yaitu memperbesar kepercayaan kepada ilmu

pengetahuan dan teknologi.

f. Kecenderungan ke arah yang besar, yaitu memanifestasikan respek

kepada merek yang besar dan toko yang besar.

(46)

2. Faktor Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah

orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat

(Mangkunegara 2009: 41).

Menurut Mangkunegara (2009:43) dalam hubungannya dengan perilaku

konsumen dapat dikarakteristikan antara lain:

a. Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli

barang-barang yang mahal, membeli pada toko yang berkualitas dan lengkap (toko

serba ada, supermarket), konservatif dalam konsumsinya, barang-barang

yang dibeli cenderung untuk dapat menjadi warisan bagi keluarganya.

b. Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk

menampakkan kekayaannya, membeli barang dengan jumlah yang banyak

dan kualitasnya cukup memadai. Mereka berkeinginan membeli barang

yang mahal dengan sistem kredit, misalnya membeli kendaraan, rumah

mewah, perabot rumah tangga.

c. Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan

mementingkan kuantitas daripada kualitasnya. Pada umumnya mereka

membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan penjualan

(47)

d. Faktor Kelompok Anutan (Small reference group)

Menurut Mangkunegara (2009:43) Kelompok anutan didefenisikan

sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma,

dan perilaku konsumen. Kelompok anutan ini merupakan kumpulan keluarga,

kelompok, atau organisasi tertentu. Misalnya perhimpunan artis, atlet,

kelompok pemuda, kelompok mesjid, dan organisasi kecil lainnya.

Masih menurut Mangkunegara (2009:44) ahli pemasaran penting untuk

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kelompok anutan terhadap

penggunaan produk, merek yang sesuai aspirasi kelompok anutan

tersebut.

b. Mengukur keluasan pengaruh kelompok anutan dalam proses

pengambilan keputusan pembeli.

e. Faktor Keluarga

Keluarga didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkesan yang

perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan

keputusan pembeli (Mangkunegara (2009:44).

Dalam menganalisis perilaku konsumen, faktor keluarga daapt berperan

sebagai berikut (Mangkunegara 2009:44):

a. Sebagai pengambil inisiatif, yaitu siapa yang mempunyai inisiatif

membeli, tetapi tidak melakukan proses pembelian.

b. Sebagai pemberi pengaruh, yaitu siapa yang mempengaruhi keputusan

pembeli.

(48)

c. Sebagai pengambil keputusan, yaitu siapa yang menentukan keputusan

apa yang dibeli, bagaimana cara membelinya, kapan dan dimana

tempat dibelinya.

d. Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa di antara keluarga yang

akan melakukan proses pembelian.

e. Pemakai, yaitu siapa yang akan menggunakan produk yang dibeli.

E.2. Kekuatan Faktor Psikologis 1. Faktor pengalaman belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku akibat

pengalaman sebelumnya. Perilaku konsumen dapat dipelajari karana

sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajarnya (Mangkunegara (2009:45).

2. Faktor kepribadian

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk dari

sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya

(Mangkunegara (2009:46).

3. Faktor sikap dan keyakinan

Sikap menurut Mangkunegara (2009:47) dapat didefinisikan suatu

penilaian kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan

emosional yang tindakannya cenderung kea rah berbagai objek atau ide.

Sikap dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat

diubah melalui komunikasi yang persuasive dan pemberian informasi yang

(49)

4. Faktor diri atau self concept

Konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita melihat diri

sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang apa yang kita

pikirkan. Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, kita perlu

menciptakan situasi yang sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.

Begitu pula menyediakan dan melayani konsumen dengan produk dan

merek yang sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen

(Mangkunegara 2009:47).

Proses keputusan konsumen merupakan intervensi antara strategi pasar.

Artinya hasil outcomes dari strategi pemasaran perusahaan ditentukan oleh

interaksinya dengan proses keputusan konsumen. Dimulai dengan suatu analisis

pasar yang dimasuki oleh perusahaan sebagai pasar sasaran. Hal ini memerlukan

analisis yang rinci mengenai kemampuan perusahaan, kekuatan dan kelemahan

pesaing, kekuatan ekonomi dan teknologi yang mempengaruhi pasar dan potensi

konsumen yang mutakhir di dalam pasar. Berdasarkan pada analisis konsumen

bagian dari langkah ini, perusahaan mengenali kelompok individual, rumah

tangga atau perusahaan-perusahaan dengna kebutuhan yang serupa. Segmen

pasar-pasar ini diuraikan secara demografis, preferensi media, lokasi geografis

dan sebagainya. Satu atau lebih dari segmen pasar kemudian dipilih sebagai pasar

sasaran berdasarkan pada kemampuan perusahaan relative dibandingkan dengan

pesaingnya.

Langkah berikutnya, strategi pemasaran dirumuskan. Strategi pemasaran

(50)

dengan pesaingnya. Namun masih mampu mendatangkan keuntungan

perusahaan.

Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan bauran pemasaran yaitu

mencakup penentuan fitur produk,harga, bukti fisik, promosi, pelaku, tempat dan

proses yang akan memberikan konsumen suatu nilai lebih. Untuk memenangkan

persaingan perusahaan atau organisasi harus mampu menghasilkan produk yang

mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan lebih cepat dan pelayanan

lebih baik apabila dibandingkan dengan pesaingnya. Seluruh karakteristik disebut

total product.

Bagi suatu perusahaan reaksi dari pasar sasaran terhadap total product

menghasilkan suatu citra (image) terhadap produk/merek/organisasi dan beberapa

tingkatan kepuasan konsumen yang telah melakukan pembelian dan menggunakan

produk yang telah dibelinya. Pemasar yang cerdik selalu berusaha untuk

memuaskan konsumen, bukan sekadar menjual produknya, sehingga pelanggan

yang puas akan loyal dan menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang

Bagi individual, proses menghasilkan kepuasan, pengembangan atau

perusahaan sikap dan perubahan perilaku. Bagi masyarakat, pengaruh komulatif

dari proses pemasaran akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,

populasi/pencemaran lingkungan, masalah sosial dan manfaat sosial, perluasan

lapangan pekerjaan dan sebagainya.

Dari proses-proses diatas maka bisa ditentukan hasil keputusan pembelian

konsumen terhadap produk ataupun jasa yang ditawarkan perusahaan atau

(51)

OUT COME

 Individual

 Firm

 Society

CONSUMER DECISION PROCES

 Problem Recognation

 Information Search

 Alternative Evaluation

 Purchase

 Use

 Evaluation

MARKET STRATEGY/MARKETING MIX

 Product

 Price

 Physical evidance

 Promotion

 People

 Place

 Process

(52)

 Group customers with similar need sets

 Describe each group

 Selective attractive segment to targer

MARKETING ANALYSIS

 Company

 Competitors

 Conditions

 Consumers

Sumber: Hawkins, cs (2004: 12)

Gambar 2.3 Marketing Strategy and Consumer Behavior

2.2PENELITIAN TERDAHULU

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan bagi peneliti untuk

melanjutkan penelitian, antara lain:

1. Arfiani (2008) dengan judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor Motivasi

(53)

penelitian ini meliputi: (1) Mengetahui faktor-faktor yangmenjadi motivasi

mahasiswa memilih Jurusan Administrasi Pendidikan di Universitas Negeri

Malang, dan (2) Menemukan faktor yang paling dominan yang mendorong

mahasiswa memilih Jurusan Administrasi Pendidikan. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif menggunakan rancangan

penelitian exsploratory karena bermaksud untuk mengeksplorasi kesemestaan

fenomena alam ataupun sosial. Populasi yang berjumlah 375 orang. Sampel

penelitian berjumlah 160 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah

teknik pengambilan sampel secara acak (proportional random sampling).

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan yang didapat bahwa faktor-faktor

yang memotivasi mahasiswa memilih jurusan administrasi pendidikan yaitu 1.

faktor bakat, (2) faktor biaya, (3) faktor sarana, (4) faktor dorongan orang lain,

(5) faktor karier, (6) faktor minat, (7), faktor tenaga pengajar, dan (8) faktor

harapan

2. Pujiati, (2008) dengan judul penelitian “Sistem Pengambilan Keputusan

Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi”. Tujuan dari penelitian ini

diharapkan dapat muncul sebuah sistem pengambilan keputusan dengan

pendekatan statistik yang tepat untuk menyatakan bahwa seorang siswa

dianjurkan untuk memilih jurusan tertentu berdasarkan hasil tes psikologi dan

pengamatan pada akademis siswa. Alat yang digunakan metode analisis

terhadap siswa SMU. Hasil:dari penelitian ini bahwa pengambilan keputusan

pemilihan jurusan di Perguruan tinggi karena minat dan bakat dari calon

(54)

Jakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

harga tiket, keselamatan, waktu dan kenyamanan dengan keputusan

penumpang memilih Bus, dengan menggunakan alat penelitian Koefisien

konkordansi Kendal. Dengan diperoleh hasil pembahasan diketahui adanya

hubungan antara tarif tiket, keselamatan, waktu dan kenyamanan

berpengaruh positif terhadap keputusan penumpang memilih Bus Damri

Executif sebagai sarana transportasi Bandar Lampung -Jakarta, sehingga

hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hal ini dapat diketahui dari hasil hasil

perhitungan koefisien konkordansi Kendall diketahui nilai X Z hitung 158,12

> X2 tabel 66,34 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti adanya

hubungan yang nyata antara tarif, keselamatan, waktu, dan kenyamanan

dengan keputusan penumpang untuk memilih Bus Damri Eksekutif Jurusan

Bandar Lampung - Jakarta. Hasil analisis kualitatif diketahui bahwa sebagian

besar penumpang menyetujui dengan kebijakan tarif, keselamatan, waktu dan

kenyamanan yang dilakukan Bus Damri Eksekutif Jurusan Bandar Lampung

– Jakarta.

2.3KERANGKA KONSEPTUAL

Pemasaran jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang keluarannya bukanlah

produk atau konstruksi fisik, yang secara umum konsumsi dan produksinya

(55)

kenyamanan, hiburan, kecepatan dan kesehatan yang secara prinsip intangible

bagi pembeli pertamanya (Yazid, 2005: 3)

Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang

disebut bauran pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran

jasa terdiri dari produk (product), harga (price), pendistribusian (distribution) ,

promosi (promotion), pelaku (people), tempat (place), dan proses (process) yang

dikenal dengan 7 P’s.

Produk (product) adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu

yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui

pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan

kapasitas organisasi serta daya beli pasar (Tjiptono, 2002: 95).

Harga (price) adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang

dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2002: 151).

Bukti fisik (physical evidence) adalah lingkungan fisik dimana jasa

disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumen berinteraksi, serta setiap

konsumen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut

(Yazid, 2005: 20).

Promosi (promotion) adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada

(56)

Tempat (place) adalah lokasi untuk melakukan kegiatan pemasaran yang

berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari

produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang

diperlukan (Tjiptono, 2002: 185).

Proses (process) adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran

aktivitas dengan mana jasa semestinya terlibat dalam proses desain, perencanaan

(plan), dan pengawasan (actuality) bukti fisik (Yazid, 2005: 20).

Menurut Mangkunegara (2009: 4) perilaku konsumen adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,

menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi

lingkungan.

Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan bauran pemasaran yaitu

mencakup penentuan fitur produk,harga, bukti fisik, promosi, pelaku, tempat dan

proses yang akan memberikan konsumen suatu nilai lebih. Untuk memenangkan

persaingan perusahaan atau organisasi harus mampu menghasilkan produk yang

mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan lebih cepat dan pelayanan

lebih baik apabila dibandingkan dengan pesaingnya. Seluruh karakteristik disebut

total product.

Bagi suatu perusahaan reaksi dari pasar sasaran terhadap total product

(57)

tingkatan kepuasan konsumen yang telah melakukan pembelian dan menggunakan

produk yang telah dibelinya.

Berdasarkan defenisi di atas, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Produk (product) (X1)

Harga (price) (X2)

Bukti fisik (physical evidance)(X3)

Promosi (promotion) (X4) Keputusan (Y)

Pelaku (people) (X5)

Tempat (place) (X6)

Proses (process) (X7)

Sumber; Yazid (2005:19)

(58)

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Berdasarkan perumusan masalah yang

telah peneliti kemukakan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah: “Produk,

(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian surver eksplanasi, dimana penelitian

ini dilakukan oleh para mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis, disertasi.

Penelitian ini merupakan sarana edukatif, sehingga lebih mementingkan validitas

internal (Sugiyono, 2008:8)

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

yang berlokasi di Jalan Hanafiah No. 3 Kampus USU Padang Bulan Medan.

Waktu penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan sejak bulan Maret

sampai bulan Juni 2011.

3.3 BATASAN OPERASIONAL

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan

menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi

batasan operasional penelitian ini, yaitu

a. Yang menjadi variabel independent (X) dalam penelitian ini adalah

product (X1), price (X2), physical evidence (X3), promotion (X4),

(60)

generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini,

populasi adalah Mahasiswa yang berstatus aktif di Departemen

Manajemen S1 Ekstensi Fakultas Ekonomi USU dari angkatan 2007

sampai dengan 2009 dengan jumlah 320 orang.

Tabel 3.1

Jumlah Mahasiswa yang Status Aktif di Departemen Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU

TAHUN JUMLAH

2007 128

2008 104

2009 88

TOTAL 320

Sumber: Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi USU,2011

d. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 118). Metode pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel dipilih dengan

pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2008:124). Kriteria mahasiswa yang

(61)

Rumus yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus Slovin

(Ginting dan Situmorang, 2008:132) yaitu:

N

n=

(1+Ne2)

Dimana: n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi e = Taraf Kesalahan = 10%

Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:

320

n = = 76.19

(1+ (320 (0.1)2)

Dari perhitungan rumus Slovin maka didapatkan jumlah sebesar

76.19 maka angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sampel

sebanyak 76 orang Mahasiswa.

3.4 DEFENISI OPERASIONAL

Defenisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam

penelitian ini defenisi operasional variabel sebagai berikut:

(62)

Ekonomi USU.

2. Harga (X2) adalah sejumlah uang yang dikeluarkan mahasiswa untuk

biaya perkuliahan.

3. Bukti fisik (X3) adalah lingkungan, fasilitas dan peralatan pada Fakultas

Ekonomi USU yang digunakan dalam menyampaikan jasa pendiidkan

kepada mahasiswa.

4. Promosi (X4) adalah aktifitas yang dilakukan Fakultas Ekonomi dalam

memperkenalkan program ekstensinya kepada mahasiswa yang ingin

melanjutkan program S1.

5. Pelaku (X5) adalah para staff pengajar atau dosen, dan staff administrasi

Fakultas Ekonomi yang menangani Departemen Manajemen Ekstensi.

6. Tempat (X6) adalah tempat yang di gunakan untuk menyampaikan jasa

pendidikan Fakultas Ekonomi USU yang strategis dan bisa dijangkau

dengan mudah.

7. Proses (X7) adalah segala aktivitas mulai dari pendaftaran sampai

perkuliahan yang ditawarkan oleh Fakultas Ekonomi USU Medan.

b. Variabel tidak bebas (Y)

Mengenai keputusan yang mencerminkan alasan mahasiswa

melanjutkan program pendidikan S1nya di Departemen Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi USU Medan.

(63)

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Pengukuran Produk

(Product)

Jasa pendidikan yang

ditawarkan oleh Departemen Manajemen

untuk pendidikan program Strata 1 Ekstensi Fakultas Ekonomi USU.

Sejumlah uang yang dikeluarkan mahasiswa untuk biaya perkuliahan

Biaya yang

Lingkungan, fasilitas dan peralatan pada Fakultas Ekonomi USU yang digunakan dalam

Aktifitas yang dilakukan Fakultas Ekonomi dalam memperkenalkan program ekstensinya kepada mahasiswa yang ingin melanjutkan program S1

Mengetahui

informasi jasa yang ditawarkan.

Likert.

Pelaku (People)

Para staff pengajar atau dosen, dan staff administrasi Fakultas Ekonomi yang menangani Departemen Manajemen

Tempat yang di gunakan untuk menyampaikan jasa pendidikan Fakultas Ekonomi USU yang strategis dan bisa dijangkau dengan mudah

Mengetahui

Segala aktivitas mulai dari

pendaftaran sampai Pengenalan

Gambar

Gambar 2.2 Pengaruh Utama dalam Perilaku Pembelian Industri
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual
Tabel 3.3 Instrumen Skala Likert
Tabel 4.1 Item-Total Statistics
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa (1) dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Muhajirin Kecamatan Jambi Luar

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini bahwa penggunaan media

Dari hasil analisa terhadap pengujian yang dilakukan pada clustering gender berdasarkan nilai maksimum minimun amplitudo suara berbasis Fuzzy C-Means (FCM), dapat

Dari hasil penelitian ini dapat disampaikan bahwa dalam menentukan pilihan diversifikasi komoditi tanaman pangan yang diusahakan, faktor yang harus diperhatikan

Wilcoxon, nilai p penilaian responden konsumen mi bakso terhadap atribut rasa dan mutu keseluruhan adalah sama, dengan demikian atribut rasa berperan besar dalam

siswa dapat : memahami tentang dasar-dasar elektro statis yang akan digunkan dalam teknik listrik, memiliki pengetahuan dan pemahaman pengertian dari elektro dinamis yang banyak

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MAN Darussalam Aceh Besar tahun pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan bahwa: 1) Penerapan pendekatan saintifik dan

Dalam skripsi ini dijabarkan bagaimana penerapan Risk Assessment bagian Bekisting pada proyek pembangunan apartemen X dengan cara mengidentifikasi bahaya,