• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekspor Pertanian Di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekspor Pertanian Di Sumatera Utara"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP EKSPOR

PERTANIAN DI SUMATERA UTARA

Oleh :

R a h m a n t a 1)

1)

Staf Pengajar Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian USU, Medan

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap ekspor pertanian di Sumatera Utara, dengan variabel bebas yaitu nilai tukar rupiah dan variabel terikat yaitu jumlah ekspor pertanian.

Data yang digunakan adalah data deret waktu (time series) antara tahun 1985 – 2008 dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan model persamaan yang digunakan adalah model regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai tukar rupiah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah ekspor pertanian di Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 99 persen.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional semakin penting dan strategis. Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, baik sumbangan langsung dalam pembentukan PDB, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, menyediakan sumber pangan dan bahan baku industri/biofuel, pemicu pertumbuhan ekonomi di pedesaan, perolehan devisa, maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain.

Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan patut menjadi sektor andalan dan mesin penggerak pertumbuhan ekonomi karena sektor pertanian menjadi tumpuan hidup (pekerjaan primer) bagi sebagian besar penduduk provinsi Sumatera Utara. Sektor pertanian juga menjadi sumber pangan publik, menempati posisi penting sebagai penyumbang devisa yang relatif besar dan cukup lentur dalam menghadapi gejolak moneter dan krisis ekonomi, oleh karena produksinya berbasis pada sumber daya domestik maka ekspor produk pertanian relatif lebih tangguh dan relatif stabil dengan penerimaan ekspor yang meningkat pada saat terjadi krisis ekonomi. Lebih dari itu sektor pertanian memiliki keunggulan khas dari sektor-sektor lain dalam perekonomian, antara lain, produksi pertanian berbasis pada sumber daya domestik, kandungan impornya rendah dan relatif lebih tangguh menghadapi gejolak perekonomian eksternal dengan demikian upaya mempertahankan dan meningkatkan peranan sektor pertanian merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan ketahanan ekonomi. Hal ini terbukti dari fakta empiris, disaat Indonesia menghadapi krisis dan secara nasional mengalami laju pertumbuhan ekonomi negatif, hanya sektor pertanian yang tumbuh positif yaitu 5,32% pada triwulan I tahun 1998 (Solahuddin, 2009).

(3)

serius oleh pemerintah daerah sehingga diharapkan sektor pertanian mampu menjadi sektor yang memiliki daya saing yang tinggi. Selain itu, setiap sektor, begitupun dengan sektor pertanian pasti akan memiliki hubungan atau keterkaitan dengan sektor lainnya. Setiap transaksi atau kegiatan yang dilakukan dalam sektor pertanian pasti memiliki pengaruh baik langsung ataupun tidak langsung dengan sektor lain diluar sektor pertanian

Krisis moneter yang turut memicu krisis ekonomi berpengaruh negatif yang salah satu dampaknya terlihat dengan meningkatnya pengangguran (yang umumnya berasal dari tenaga kerja pedesaan) dan jumlah penduduk miskin. Pengaruh positif dengan salah satu dampaknya terlihat pada meningkatnya harga komoditas pertanian baik harga produk maupun harga beli input oleh petani. Hal ini disebabkan telah terjadi depresiasi rupiah atau apresiasi mata uang asing, sehingga pada kondisi ini menyebabkan adanya perubahan jumlah dan nilai ekspor sektor pertanian ke berbagai negara-negara lainnya.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : Apakah ada pengaruh nilai tukar rupiah terhadap jumlah ekspor pertanian di Sumatera Utara ?.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap jumlah ekspor pertanian di Sumatera Utara.

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Landasan Teori

Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan dalam keberhasilan pembangunan nasional, seperti dalam pembentukan PDB, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, perolehan devisa melalui ekspor dan penekanan inflasi (Simatupang, P. 1999).

(4)

untuk saling melakukan perdagangan. Dalam literatur ekonomi, nilai tukar mata uang suatu negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Misalnya jika kurs antara dolar AS dan rupiah adalah 10.000 rupiah per dolar, maka kita dapat menukar 1 dolar untuk 10.000 rupiah di pasar uang. Orang Indonesia yang ingin memiliki dolar akan membayar 10.000 rupiah untuk setiap dolar yang dibelinya. Orang Amerika yang ingin memiliki rupiah akan mendapatkan 10.000 rupiah untuk setiap dolar yang ia bayar. Ketika orang mengacu pada kurs diantara kedua negara, mereka biasanya mengartikan kurs nominal.

Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat di mana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Hubungan antara kurs nominal dan kurs riil adalah sebagai berikut:

Kurs riil = kurs nominal x rasio tingkat harga

Rasio tingkat harga merupakan perbandingan antara tingkat harga di dalam negeri dengan tingkat harga di luar negeri. Jika kurs riil tinggi, harga barang-barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang-barang-barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barang-barang luar negeri relatif lebih mahal, dan barang-barang domestik relatif lebih murah.

Nilai mata uang dari suatu negara yang cenderung menurun menunjukkan negara tersebut mempunyai tingkat inflasi yang tinggi. Inflasi suatu negara lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain berarti harga barang-barang di negara tersebut naik lebih cepat dari negara lain. Hal ini akan berakibat ekspor akan turun dan impor akan naik karena harga barang-barang negara bersangkutan lebih mahal bila dibandingkan dengan barang-barang negara lain. Dengan demikian supply

dari mata uang asing akan turun dan demand akan naik, sehingga nilai mata uang asing akan naik (nilai mata uang domestik akan turun atau terdepresiasi).

Studi Terdahulu

(5)

Petani” dapat disimpulkan bahwa pengaruh negatip di satu sisi dari krisis ekonomi yang dipicu oleh krisis moneter terhadap pertanian dan pedesaan antara lain seperti: meningkatkan pengangguran dan jumlah penduduk miskin; pengaruh positif di sisi lain adalah peningkatan harga komoditas pertanian karena meningkatnya nilai tukar mata uang asing. Kenaikan harga produk yang dihasilkan petani lebih besar dari kenaikan harga barang yang dibeli, maka daya beli petani akan meningkat (mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani) yang diformulasikan dalam bentuk nilai tukar petani. Kebijaksanaan pemerintah di sektor pertanian (kebijaksanaan harga, subsidi, perkreditan dan lainnya) mulai dari kegiatan usahatani sampai pemasaran hasil secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi nilai tukar petani. Peningkatan/perbaikan nilai tukar petani berkaitan erat dengan kegairahan petani berproduksi, dengan dampak ganda yaitu peningkatan partisipasi petani dan produksi pertanian serta menghidupkan perekonomian pedesaan, penciptaan lapangan perkerjaan di pedesaan, yang berarti akan menciptakan sedikitnya keseimbangan pembangunan antar daerah dan antar wilayah serta optimalisasi sumberdaya nasional.

Hipotesis

Nilai tukar rupiah berpengaruh positif terhadap jumlah ekspor pertanian di Sumatera Utara, ceteris paribus.

METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada nilai tukar rupiah terhadap jumlah ekspor pertanian di Provinsi Sumatera Utara, selama kurun waktu antara tahun 1985 - 2008. Penelitian ini menggunakan dasar pertimbangan bahwa struktur ekspor pertanian masih didominasi oleh kontribusi nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Sumber Data

(6)

yang telah diolah dan disajikan ke dalam tabel dan bentuk lain. Sedangkan data time series merupakan sekumpulan deret data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam interval waktu tertentu misalnya minggu, bulan dan tahun.

Metoda Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier sederhana. Alat analisis untuk mengolah data adalah dengan menggunakan program Eviews versi 4,1. Untuk mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat digunakan fungsi persamaan sebagai berikut :

Y = a0 + a1 NT + e Dimana :

Y : Jumlah Ekspor Pertanian (Kg) NT : Nilai Tukar Rupiah (Rp/$) a0 : Konstanta

a1 : Koefisien Regresi e : Error

Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit)

Estimasi terhadap model dilakukan dengan mengguanakan metode yang tersedia pada program statistik. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regresi berdasarkan data yang di analisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat siginifikansi tiap variabel yang diteliti

a. R² (koefisien determinasi) bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel bebas (independent variable) menjelaskan variabel terikat (dependent variabel).

b. Uji serempak (F-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara serempak.

(7)

 , maka Ho ditolak dan sebaliknya apabila nilai probabilitas lebih besar dari  , maka Ho diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah satu sektor yang dianggap penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara adalah sektor pertanian. Sektor pertanian selain diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian juga diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat. Melalui penelitian ini penulis mencoba untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi ekspor pertanian di Sumatera Utara selama kurun waktu 1985 - 2008. Berikut adalah hasil estimasi dari pengolahan data sebagai berikut :

Y = 308049,7 + 73,451 NT SE (65629,42) (9,9667) t-stat (4,693) (7,369)*** R2 = 0,711

F-Statistic = 54,312

Keterangan : *** Signifikan pada α 1%

Berdasarkan hasil estimasi di atas dapat menunjukkan bahwa R2 = 0.711 yang bermakna bahwa variasi nilai tukar rupiah mampu menjelaskan variasi ekspor pertanian sebesar 71,10 persen dan sisanya 28,90 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.

Berdasarkan hasil uji simultan (serempak) yang dilakukan melihat signifikansi secara bersama-sama variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Dari estimasi tersebut diperoleh nilai prob (F-Statistik) sebesar 0.000 <  0,05 atau F hitung (54,312) > F tabel (7,82) yang berarti secara bersama-sama dapat mempengaruhi ekspor pertanian dengan tingkat keyakinan 99 persen.

(8)

Variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap Ekspor Pertanian

Dari hasil estimasi di atas, variabel nilai tukar rupiah memberikan pengaruh yang positif secara statistik terhadap ekspor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Nilai koefisien regresi untuk nilai tukar rupiah sebesar 73,451 mengandung arti bahwa setiap terjadi peningkatan satu-satuan nilai rupiah (depresiasi) maka ekspor pertanian meningkat sebesar 73,451 kilogram, ceteris paribus. Hasil pengolahan data ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif variabel nilai tukar rupiah terhadap ekspor pertanian di Sumatera Utara.

Di samping itu, dari hasil pengujian t-statistiknya menunjukkan bahwa nilai t-statistik sebesar 7,369 ternyata lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 2,500. Hal ini menunjukkan bahwa variabel nilai tukar rupiah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah ekspor pertanian di Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan sebesar 99 persen.

Berdasarkan hasil olahan data ini menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah masih berperan dalam meningkatkan jumlah ekspor pertanian di Sumatera Utara. Hal ini terlihat bahwa ekspor pertanian yang dilakukan di Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu 1985-2008 terus mengalami peningkatan seiring peningkatan rupiah atau depresiasi rupiah. Dengan demikian, hasil studi ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan khususnya di Provinsi Sumatera Utara, untuk dapat menjadikan nilai tukar rupiah sebagai stimulus dalam meningkatkan ekspor pertanian ke depan. Peningkatan volume ekspor pertanian dalam hal ini adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh sektor pertanian di Sumatera Utara untuk kemudian dijual ke luar negeri. Peningkatan produksi harus selalu diikuti dengan peningkatan teknologi, modal (capital) dan peningkatan jumlah tenaga kerja (labour).

Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Autokorelasi (Uji LM Test)

(9)

Dengan menggunakan lambang E (µi‚ µj) = o ; i = j Secara sederhana dikatakan bahwa model klasik mengasumsi unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain/manapun. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model penelitian ini dilakukan uji Lagrange Multiplier Test

(LM Test).

Untuk mendiagnosa ada tidaknya korelasi serial (autokorelasi), dapat dilakukan dengan menggunakan Lagrange Multiplier Test (LM-Test). Uji nonautokorelasi adalah evaluasi korelasi serial dari disturbance term error dengan hipotesis nol: disturbance term error adalah nonautokorelasi. Pengujian asumsi nonautokorelasi menggunakan Breusch-Godfrey [BG] Test atau LM Test.

di mana p = panjang time lag dari disturbance term error dan juga merupakan derajat bebas Tabel Distribusi [

,

]. Jika statistik [T-p]  R2 2p maka disturbance term error mengalami autokorelasi, sebaliknya jika [T-p]  R22p maka disturbance term error tidak mengalami autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi ditunjukkan pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Uji Autokorelasi pada Hasil Estimasi Jenis Sumber : Hasil Pengolahan Data

Pada Tabel 1 ini diperoleh besarnya nilai LM Test sebesar 3,5066 dan bila dibandingkan dengan nilai X² tabel sebesar 6,6300 pada taraf 99%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai LM Test lebih kecil dari nilai X² table (obs R² 3,5066 < X² tabel 6,6300) dengan demikian tidak ada autokorelasi pada data penelitian ini (Lampiran 3).

Normalitas (Jarque-Bera Test)

(10)

Berdasarkan hasil JB test, diperoleh besarnya nilai Jarque-Bera Normality test sebesar 5,9675 dan bila dibandingkan dengan χ2 tabel = 6,6300 pada level

significant 1%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai JB test tersebut lebih kecil dari nilai χ2 tabel (JB test hitung (5,9675) < χ2 tabel (6,6300)) dengan demikian model empiris yang digunakan dalam model tersebut mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal (Lampiran 4).

Linieritas (Ramsey Reset Test)

Uji ini merupakan uji yang sangat populer dikembangkan oleh Ramsey di tahun 1969, uji ini dilakukan berkaitan dengan masalah spesifikasi kesalahan yakni apakah kesalahan spesifikasi model yang kita gunakan sudah benar atau tidak, sehingga melalui uji linieritas ini dapat diketahui bentuk model empiris (berbentuk linier, kuadrat atau kubik) dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan dalam model empiris. Berikut ini dapat dilihat hasil estimasi dari Ramsey test yaitu:

Tabel 2. Hasil Estimasi Ramsey Test

F-statistic 3.681829 Probability 0.068703

Log likelihood ratio 3.877077 Probability 0.048950 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil estimasi Ramsey test di atas, diperoleh besarnya nilai F hitung statistik sebesar 3.681829 yang berarti nilai F-hitung lebih kecil dibandingkan nilai F-tabel sebesar 54,312 pada level signifikan 1 persen (Lampiran 5). Dengan demikian melalui Ramsey test ini dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam bentuk regresi linier sederhana adalah model yang bersifat linier.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(11)

1. Hasil estimasi menunjukkan bahwa R2 = 0,711 yang bermakna bahwa variasi nilai tukar rupiah mampu menjelaskan variasi ekspor pertanian sebesar 71,10 persen, dan sisanya 28,90 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.

2. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor pertanian di Sumatera Utara.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah dan Pusat agar lebih serius dalam memperhatikan perkembangan nilai tukar rupiah karena apabila nilai tukar stabil atau depresiasi akan meningkatkan ekspor pertanian sehingga akan meningkatkan pendapatan petani dan pemerintah melalui pajak ekspor. 2. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya disarankan dapat menemukan

variabel-variabel lain yang pengaruhnya lebih nyata dalam meningkatkan ekspor pertanian selain variabel yang sudah diujikan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2009. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 1985 - 2008. Medan.

Gujarati, D.N., 1989. Basic Econometrics, 2nd ed., McGraw-Hill Company. New York.

Jhingan, M. L, 2008. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Edisi Keenambelas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(12)

Mankiw, N Gregory, 2003. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Nachrowi, Djalal. Nachrowi dan Usman, Hardius. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometrika. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Nazir, M, 1998, Metodologi Penelitian Pembangunan Desa, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.

Roosgandha, Elizabeth dan Valeriana Darwis. 2000. Peran Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Komoditas dalam (Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kedelai (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Vol. 18 (3). Bogor.

Sektyanu, K. Darmoredjo dan Khairina Noekman. 2000. Analisis Penentuan Indikator Utama Pembangunan Sektor Pertanian di Indonesia. Pendekatan Analisis Komponen Utama. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Vol. 18 (3). Bogor.

Simatupang, P. 1999. Toward Sustainable Food Security: The Need For A New Pardigm. In: Indonesia's Economic Crisis: Efficts on Agriculture and Policy Response. P. Simatupang, S. Pasaribu, S. Bahri and R. Stringer (Editors). Published for CASER by Centre fo International Economic Studies, University of Adelaide.

Solmon C. Lewis. 1980. Economics. First Edition Second Printing, Addison Wesley Published & Co. pages.

Solahuddin. 2009. Pembangunan Pertanian dan Pembangunan Ekonomi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Suparmoko, M. Irawan. 1996. Ekonomiks Pembangunan. Edisi 5, BPFE. Yogyakarta.

(13)

Lampiran 1. Data Nilai Tukar Rupiah dan Ekspor Sektor Pertanian

2004 8939 1024946

2005 9705 1044992

2006 9020 1077964

2007 9419 1107505

2008 11325 1042468

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Medan.

Lampiran 2. Hasil Analisis Regresi Sederhana Dependent Variable: Y

Method: Least Squares Sample: 1985 2008 Included observations: 24

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 308049.7 65629.42 4.693774 0.0001

X 73.45175 9.966754 7.369676 0.0000

(14)

Lampiran 3. Uji Autokorelasi/Serial Korelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.711106 Probability 0.206073 Obs*R-squared 3.506632 Probability 0.173199 Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1740.359 66776.39 -0.026062 0.9795

X 0.012367 10.38738 0.001191 0.9991

RESID(-1) 0.386582 0.221464 1.745573 0.0962

RESID(-2) -0.246488 0.232312 -1.061025 0.3013

R-squared 0.146110 Mean dependent var -6.06E-11 Adjusted R-squared 0.018026 S.D. dependent var 181749.9 S.E. of regression 180104.3 Akaike info criterion 27.19147 Sum squared resid 6.49E+11 Schwarz criterion 27.38781 Log likelihood -322.2977 F-statistic 1.140737 Durbin-Watson stat 1.974971 Prob(F-statistic) 0.356738 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Lampiran 4. Uji Normalitas

0

Skewness 1.184604

Kurtosis 3.595342

Jarque-Bera 5.967576 Probability 0.050601

(15)

Lampiran 5. Uji Linieritas

Ramsey RESET Test:

F-statistic 3.681829 Probability 0.068703 Log likelihood ratio 3.877077 Probability 0.048950 Test Equation:

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Sample: 1985 2008 Included observations: 24

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 291353.8 62569.37 4.656492 0.0001

X 336.0687 137.1877 2.449701 0.0232

FITTED^2 -2.44E-06 1.27E-06 -1.918809 0.0687

Referensi

Dokumen terkait

membran dengan metode ini adalah polimer yang digunakan harus larut pada. pelarutnya atau

Mahapatih Gajahmada kemudian mendekati Sang Prabu Brawijaya dengan isak tangisnya sambil berkata, “Prabu, batalkan putusan Paduka Raja untuk menghukum mati putranda, Raden

Oleh karena itu, dalam mengukur partisipasi penerimaan pajak bumi dan bangunan bukan hanya dilihat dari apakah wajib pajak patuh dalam melaksanakan kewajibannya,

Analisis alur sistem ini menjelaskan bagaimana proses yang dilakukan aplikasi Augmented Reality (AR) multi marker yang dikembangkan oleh penulis dalam pengolahan data

Manajemen implementasi kurikulum 2013 di Kota Padang secara umum dapat dilihat dari dua hal yakni mengenai penyusunan dokumen pada tingkat satuan pendidikan,

Dapat dilihat bahwa angka porositas terbesar terletak pada spesimen B yang merupakan hasil pengecoran dari almuniun yang menggunakan media pasir cetak dengan campuran pasir

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan unsur dan prinsip visual serta identitas Jawa Barat pada Al- Qur’an mushaf Sundawi yang dilakukan melalui metode analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh jumlah tenaga kerja, bahan baku,