STUDI PEMBUATAN REMPEYEK BERCITA RASA
DAUN KAYU MANIS (
Cinnamomum burmannii)NIA RIZKI PARAMIDA 080305050
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
STUDI PEMBUATAN REMPEYEK BERCITA RASA
DAUN KAYU MANIS (
Cinnamomum burmannii)SKRIPSI
Oleh:
NIA RIZKI PARAMIDA 080305050
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
STUDI PEMBUATAN REMPEYEK BERCITA RASA
DAUN KAYU MANIS (
Cinnamomum burmannii)SKRIPSI
Oleh:
NIA RIZKI PARAMIDA
080305050/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
Judul Skripsi : Studi Pembuatan Rempeyek Bercita Rasa Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)
Nama : Nia Rizki Paramida
NIM : 080305050
Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ir. Terip Karo-Karo, MS Era Yusraini, S.TP, M.Si
Ketua Anggota
Mengetahui:
Dr. Ir. Herla Rusmarilin,MP Ketua Program Studi
ABSTRAK
NIA RIZKI PARAMIDA. Studi Pembuatan Rempeyek Bercita Rasa Daun
Kayu Manis (Cinnamomum burmannii), dibimbing oleh TERIP KARO-KARO dan ERA
YUSRAINI.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap mutu rempeyek bercita rasa daun kayu manis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor yaitu proporsi daun kayu manis (D) : (0%, 2%, 4%, 6% dan 8%) dan perbandingan tepung beras dan tapioka (T) : (50%:50%, 62,5%:37,5%, 75%:25%, dan 87,5%:12,5%). Parameter yang dianalisa adalah kadar air, kadar abu, kadar serat kasar,kadar lemak, nilai organoleptik warna, nilai organoleptik aroma, nilai organoleptik rasa dan nilai organoleptik kerenyahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi daun kayu manis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, nilai organoleptik warna, aroma, rasa dan kerenyahan. Perbandingan tepung beras dan tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, nilai organoleptik aroma dan kerenyahan. Interaksi kedua faktor memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, nilai organoleptik aroma, rasa dan kerenyahan. Proporsi daun kayu manis4 % dan perbandinagan tepung beras dan tapioka 62,5%:37,5% menghasilkan rempeyek bercita rasa daun kayu manis yang terbaik dan lebih diterima.
Kata Kunci : Rempeyek bercita rasa daun kayu manis, daun kayu manis, tepung beras, tapioka
ABSTRACT
NIA RIZKI PARAMIDA: The Making of Cinnamon Leaf Flavored Crisp, supervised by TERIP KARO-KARO and ERA YUSRAINI.
The aim of this research was to find the effect of the proportion of cinnamon leaf and the mixture of rice flour with tapioca on the quality of cinnamon leaf flavored crisp. This research was using completely randomized design with two factors, i.e. : the
proportion of cinnamon leaf (D) : (0%, 2%, 4%, 6% and 8%) and the mixture of rice
flour andtapioca (T) : (50%:50%, 62,5%:37,5%, 75%:25% and 87,5%:12,5%). Parameters analyzed were moisture content, ash content, fiber content, fat content,organoleptic valuesof color, flavor, taste and crispiness.
The results showed that the proportion of cinnamon leaf had highly significant effect on moisture content, ash content, fiber content, fat content, color, flavor, taste and crispiness.The mixture of rice flour andtapioca had highly significant effect onmoisture content, ash content, fiber content, fat content,flavor and crispiness.Interactions of the two factors had highly significant effect on moisture content, ash content, fiber content, fat content, flavor, taste and crispiness. The proportion of cinnamon leaf of 4% and the mixture of rice flour andtapioca of (62,5%:37,5%) produced the best quality of cinnamon leaf flavored crisp.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIA RIZKI PARAMIDA dilahirkan di Lhokseumawe pada tanggal 01 Oktober 1991 dari BapakH. Pardianto Muid dan Ibu Hj. Milda Hanum. Penulis
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Pada tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 2Binjai dan pada tahun
yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih Program
Studi Ilmu dan Teknologi Pangan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan dan sebagai asisten praktikum di
Laboratorium Mikrobiologi.
Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di Pabrik Deli Murni
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Studi Pembuatan Rempeyek Bercita Rasa Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)”.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis (H. Pardianto Muid dan Hj.
Milda Hanum) yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis
selama ini serta abang dan kakak tersayang (Bambang dan Pipit). Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepadaIr. Terip Karo-Karo, MS selaku ketua
komisi pembimbing dan Era Yusraini STP, MSi selaku anggota komisi
pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan
berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian,
sampai pada ujian akhir.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf
pengajar dan pegawai di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,teman-teman
stambuk 2008, khususnya Tiwi, Shahila, Sari, Desi, Joncer, Brananda, Rudi,
asisten-asisten seperjuangan di Laboratorium Mikrobiologi, sahabat yang selalu
mendampingi penulis dengan setia Riko Saputra Jaya, adik-adik stambuk 2009
dan 2011 dan teman-teman Tridharma 132 serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu di sini yang telah membantu penulis dalam
DAFTAR ISI
Waktu dan Tempat Penelitian ... 13Bahan Penelitian... 13
Bahan Kimia ... 13
Alat Penelitian ... 13
Model Rancangan ... 15
Organoleptik warna, aroma, rasa dan kerenyahan ... 20
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Proporsi Daun Kayu Manis terhadap Parameter yang Diamati ... 21
Pengaruh Perbandingan Tepung Beras dan Tapioka terhadap Parameter yang Diamati ... 21
Kadar Air Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis ... 22
Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis ... 23
Pengaruh interaksi antaraproporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis ... 24
Kadar Abu Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis ... 27
Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis ... 28
Pengaruh interaksi antaraproporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis ... 29
Kadar Serat Kasar Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis ... 32
Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis ... 33
Pengaruh interaksi antaraproporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis ... 34
KadarLemak Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis ... 36
Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis ... 37
Pengaruh interaksi antaraproporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis ... 39 Organoleptik Warna
warnarempeyek daun kayu manis ... 42 Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai
organoleptik warna rempeyek daun kayu manis ... 43 Pengaruh interaksi antaraproporsi daun kayu manis dan
perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik warnarempeyek daun kayu manis ... 45 Organoleptik Aroma
Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik
aromarempeyek daun kayu manis ... 45 Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai
organoleptik aroma rempeyek daun kayu manis ... 46 Pengaruh interaksi antaraproporsi daun kayu manis dan
perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik aromarempeyek daun kayu manis ... 48 Organoleptik Rasa
Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik
rasarempeyek daun kayu manis ... 50 Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai
organoleptik rasa rempeyek daun kayu manis ... 51 Pengaruh interaksi antaraproporsi daun kayu manis dan
perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik rasarempeyek daun kayu manis ... 53 Organoleptik Kerenyahan
Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik
kerenyahanrempeyek daun kayu manis ... 55 Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai
organoleptik kerenyahan rempeyek daun kayu manis ... 57 Pengaruh interaksi antaraproporsi daun kayu manis dan
perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik kerenyahanrempeyek daun kayu manis ... 58
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 61 Saran ... 62
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Kadar minyak dan sifat fisika kimia minyak daun kayu manis Cinnamomum burmanni, Cinnamomum cassia, dan
Cinnamomum zeylanicum. ... 5
2. Komposisi kimia tepung beras (per 100 gram bahan) ... 6
3. Komposisi kimia tapioka (per 100 gram bahan) ... 7
4. Skala uji hedonik warna ... 20
5. Skala uji hedonik aroma ... 20
6. Skala uji hedonik rasa ... 20
7. Skala uji kerenyahan ... 20
8. Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap parameter mutu rempeyek daun kayu manis ... 21
9. Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap parameter mutu rempeyek daun kayu manis ... 22
10. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar airrempeyek daun kayu manis ... 23
11. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar airrempeyek daun kayu manis ... 24
12. Uji LSR efek utama pengaruh interaksiproporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar airrempeyek daun kayu manis ... 25
13. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar aburempeyek daun kayu manis ... 27
14. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar aburempeyek daun kayu manis ... 29
16. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar serat kasarrempeyek daun kayu manis ... 32
17. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasarrempeyek daun kayu manis ... 33
18. Uji LSR efek utama pengaruh interaksiproporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar
rempeyek daun kayu manis ... 35
19. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar lemakrempeyek daun kayu manis ... 37
20. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemakrempeyek daun kayu manis ... 38
21. Uji LSR efek utama pengaruh interaksiproporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemakrempeyek daun kayu manis ... 39
22. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik warnarempeyek daun kayu manis ... 42
23. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadapnilai organoleptik warnarempeyek daun kayu manis ... 44
24. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik aromarempeyek daun kayu manis ... 46
25. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadapnilai organoleptik aromarempeyek daun kayu manis ... 47
26. Uji LSR efek utama pengaruh interaksiproporsi daun kayu manis dan
perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik aroma rempeyek daun kayu manis ... 48
27. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik rasarempeyek daun kayu manis ... 51
28. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadapnilai organoleptik rasarempeyek daun kayu manis ... 52
30. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik kerenyahanrempeyek daun kayu manis ... 56
31. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadapnilai organoleptik kerenyahanrempeyek daun kayu manis ... 57
DAFTAR GAMBAR
No. Hal
1. Daun kayu manis (Cinnamomum burmannii) ... 4 2. Skema pembuatan rempeyek bercita rasa daun kayu manis
(Cinnamomum burmannii) ... 17 3. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap kadar air
rempeyek daun kayu manis ... 23
4. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air
rempeyek daun kayu manis ... 24
5. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air rempeyek daun kayu
manis ... 26
6. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap kadar abu rempeyek
daun kayu manis ... 28
7. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis ... 29
8. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis ... 31
9. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap kadar serat kasar
rempeyek daun kayu manis ... 32
10. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis ... 34
11. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek
daun kayu manis ... 36
12. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap kadar lemak
rempeyek daun kayu manis ... 37
13. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis ... 38
tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis ... 40
15. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik warna rempeyek daun kayu manis ... 43
16. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai
organoleptik warna rempeyek daun kayu manis ... 44
17. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik aroma rempeyek daun kayu manis ... 46
18. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik aroma rempeyek daun kayu manis ... 47
19. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik aroma rempeyek daun kayu manis ... 49
20. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik rasa rempeyek daun kayu manis ... 51
21. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik rasa rempeyek daun kayu manis ... 52
22. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik rasa rempeyek daun kayu manis ... 55
23. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap nilai organoleptik
kerenyahan rempeyek daun kayu manis ... 56
24. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik kerenyahan rempeyek daun kayu manis ... 57
25. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap nilai organoleptik kerenyahan
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal
1. Daftaranalisis ragam kadar air dan data penguraian pengaruh D dan D-Tkadar air ... 66 2. Daftaranalisis ragam kadar abu dan data penguraian pengaruh D dan
D-T kadar abu ... 67 3. Daftaranalisis ragam kadar serat kasar dan data penguraian pengaruh D
dan D-Tkadar serat kasar ... 68 4. Daftaranalisis ragam kadar lemak dan data penguraian pengaruh Ddan
D-Tkadar lemak ... 69 5. Daftaranalisis ragam nilai organoleptik warna ... 70
6. Daftaranalisis ragam nilai organoleptik aroma dan data penguraian pengaruh Ddan D-Tnilai organoleptik aroma ... 71 7. Daftaranalisis ragam nilai organoleptik rasa dan data penguraian
pengaruh Ddan D-Tnilai organoleptik rasa ... 72 8. Daftar analisis ragam nilai organoleptik kerenyahan dan data penguraian
pengaruhDdan D-Tnilai organoleptik kerenyahan ... 73 9. Data kadar airdaun kayu manis, tepung beras dan tapioka yang
digunakan ... 74
10. Data kadar abu daun kayu manis, tepung beras dan tapioka yang
digunakan ... 75
ABSTRAK
NIA RIZKI PARAMIDA. Studi Pembuatan Rempeyek Bercita Rasa Daun
Kayu Manis (Cinnamomum burmannii), dibimbing oleh TERIP KARO-KARO dan ERA
YUSRAINI.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap mutu rempeyek bercita rasa daun kayu manis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor yaitu proporsi daun kayu manis (D) : (0%, 2%, 4%, 6% dan 8%) dan perbandingan tepung beras dan tapioka (T) : (50%:50%, 62,5%:37,5%, 75%:25%, dan 87,5%:12,5%). Parameter yang dianalisa adalah kadar air, kadar abu, kadar serat kasar,kadar lemak, nilai organoleptik warna, nilai organoleptik aroma, nilai organoleptik rasa dan nilai organoleptik kerenyahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi daun kayu manis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, nilai organoleptik warna, aroma, rasa dan kerenyahan. Perbandingan tepung beras dan tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, nilai organoleptik aroma dan kerenyahan. Interaksi kedua faktor memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, nilai organoleptik aroma, rasa dan kerenyahan. Proporsi daun kayu manis4 % dan perbandinagan tepung beras dan tapioka 62,5%:37,5% menghasilkan rempeyek bercita rasa daun kayu manis yang terbaik dan lebih diterima.
Kata Kunci : Rempeyek bercita rasa daun kayu manis, daun kayu manis, tepung beras, tapioka
ABSTRACT
NIA RIZKI PARAMIDA: The Making of Cinnamon Leaf Flavored Crisp, supervised by TERIP KARO-KARO and ERA YUSRAINI.
The aim of this research was to find the effect of the proportion of cinnamon leaf and the mixture of rice flour with tapioca on the quality of cinnamon leaf flavored crisp. This research was using completely randomized design with two factors, i.e. : the
proportion of cinnamon leaf (D) : (0%, 2%, 4%, 6% and 8%) and the mixture of rice
flour andtapioca (T) : (50%:50%, 62,5%:37,5%, 75%:25% and 87,5%:12,5%). Parameters analyzed were moisture content, ash content, fiber content, fat content,organoleptic valuesof color, flavor, taste and crispiness.
The results showed that the proportion of cinnamon leaf had highly significant effect on moisture content, ash content, fiber content, fat content, color, flavor, taste and crispiness.The mixture of rice flour andtapioca had highly significant effect onmoisture content, ash content, fiber content, fat content,flavor and crispiness.Interactions of the two factors had highly significant effect on moisture content, ash content, fiber content, fat content, flavor, taste and crispiness. The proportion of cinnamon leaf of 4% and the mixture of rice flour andtapioca of (62,5%:37,5%) produced the best quality of cinnamon leaf flavored crisp.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu manis merupakan spesies dari genus Cinnamomum. Genus ini
merupakan anggota dari famili Lauraceae yang meliputi tumbuhan berkayu
dengan bentuk daun tunggal, dan warna daun merah kehijaua
merupakan rempah-rempah dalam bentuk kulit kayu yang biasa dimanfaatkan
masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai penambah cita
rasa masakan dan pembuatan kue. Kayu manis dikenal mempunyai berbagai
khasiat antara lain obat asam urat, tekanan darah tinggi, maag, tidak nafsu makan,
sakit kepala (Vertigo), masuk angin, diare, dan perut kembung (Wijayakusuma, 2011).
Selain kulit kayu manis, daun kayu manis pun dapat dijadikan produk
olahan pangan. Secara tradisional daun kayu manis dapat dimanfaatkan sebagai
obat antirematik, peluruh keringat (diaphoretik), peluruh kembung perut atau flatulensi (carminative), meningkatkan nafsu makan (istomachica), dan menghilangkan sakit.
Rempeyek adalah hidangan mirip kerupuk yang bercita rasa gurih, yang
cocok sebagai pelengkap makanan atau sebagai cemilan. Rempeyek berbahan
dasar tapioka, tepung beras dan diberi bumbu tambahan. Rempeyek lebih menarik
apabila diberi taburan isi di dalamnya. Selama ini taburan rempeyek yang umum
di masyarakat adalah dengan kacang tanah, kacang hijau, ikan teri
kecil. Rempeyek bercita rasa daun kayu manis merupakan kreasi baru jenis
literatur, penelitian tentang rempeyek bercita rasa daun kayu manis juga belum
pernah dilakukan. Penggunaan daun kayu manis dalam pembuatan rempeyek akan
menambah keanekaragaman jenis makanan ringan terutama jenis rempeyek.
Daun kayu manis merupakan komponen serat pangan (diatery fiber) yang terdiri dari berbagai karbohidrat seperti selulosa, hemiselulosa, pektin, dan non
karbohidrat lain seperti polimer lignin, beberapa gum, dan mucilage.
Dengan demikian akan dilakukan penelitian dengan judul “Studi Pembuatan Rempeyek Bercita Rasa Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii)”.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh proporsi daun kayu manis dan perbandingan
tepung beras dan tapioka terhadap mutu rempeyek bercita rasa daun kayu manis.
Kegunaan Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berguna sebagai informasi pembuatan
rempeyek bercita rasa daun kayu manis (Cinnamomum burmannii) yaitu dengan perbandingan jenis tepung dan proporsi daun kayu manis yang berbeda. Dari
penelitian ini diharapkan rempeyek yang dihasilkan mempunyai mutu dan
pemasaran yang lebih baik, dan sebagai informasi pendukung untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai cara pembuatan rempeyek bercita rasa
daun-daunan jenis lainnya.
Hipotesa Penelitian
Ada pengaruh pengaruh proporsi daun kayu manis dan perbandingan
TINJAUAN PUSTAKA
Rempeyek
Rempeyek atau peyek adalah sejeni
denga
at
juga berasal dari bahan pangan hewani berukuran kecil, seperti
sebagai makanan pelengkap, fungsi rempeyek sama denga
(Wikipediaa, 2009).
Rempeyek mudah didapatkan dan banyak dijual di warung makan, pasar,
ataupun di pasar swalayan.Rempeyek sangat cocok dimakan sebagai menu
pelengkap lauk dan pauk. Rempeyek tidak hanya gurih dan enak tetapi juga
memiliki harga yang cukup terjangkau. Itulah mengapa rempeyek sangat digemari
masyarakat Indonesia sebagai makanan khas nusantara (Ulya dan Rusman, 2012).
Daun Kayu Manis
Daun kayu manis duduknya berseling atau dalam rangkaian spiral dan
bersifat liat. Panjangnya sekitar 9-12 cm dan lebar 3,4-5,4 cm, tergantung
jenisnya. Warna pucuknya kemerahan, sedangkan daun tuanya hijau tua. Dari
banyaknya jenis kayu manis, hanya empat jenis saja yang terkenal dalam
cassia, Cinnamomum burmanni, dan Cinnamomum cullilawan. Berikut uraian keempat jenis kayu manis tersebut.
1. Cinnamomum burmanni, daunnya kecil dan kaku dengan pucuk berwarna merah. Umumnya tanaman yang tumbuh di dataran tinggi warna pucuknya
lebih merah dibanding di dataran rendah. Kulitnya abu-abu dengan aroma
khas dan rasanya manis.
Gambar 1. Daun kayu manis (Cinnamomum burmannii)
2. Cinnamomum zeylanicum, selain kulit, daun dan akarnya pun mengandung minyak atsiri. Daun yang dikeringkan di tempat teduh atau diangin-anginkan
selama tiga hari mengandung 1,5-2% minyak atsiri dengan kadar 70-95%
eugenol dan 5% sinamat aldehida.
3. Cinnamomum cassia, karakter C. cassia sangat berbeda dengan C.zeylanicum maupun C.burmanni. Warna pucuknya bervariasi dari hijau muda sampai hijau kemerahan.
(Rismunandar dan Paimin, 2001).
Tabel 1. Kadar minyak dan sifat fisika kimia minyak daun kayu manis Cinnamomum burmanni, Cinnamomum cassia, dan Cinnamomum zeylanicum.
Karakteristik Minyak Cinnamomum burmanni
Sumber: Ma’mun dan Hidayat., (1996).
Selain itu, kayu manis memang memiliki efek farmakologis yang
dibutuhkan dalam obat-obatan. Kulit batang, daun, dan akarnya dapat
dimanfaatkan sebagai obat antirematik, peluruh keringat (diaphoretik), peluruh kembungperut atau flatulensi (carminative), meningkatkan nafsu makan (istomachica), dan menghilangkan sakit (Rismunandar dan Paimin, 2001).
Minyak atsiri dari C. burmanni memiliki komponen utama sinam-aldehida dan dehidrokarveol asetat. Minyak atsiri C. burmanni mengandung sinamil aldehida, eugenol, linalool, kariofilena, dan asam sinamat. Senyawa lain yang
ditemukan adalah flavonoid, tanin, triterpenoid dan saponin. Komponen utama
minyak atsiri daun C. burmanni adalah linalool 24,33 %, sinamilasetat 10,75 %, kariofilena 9,08 %, dan trans-sinamaldehid 7,29 % (Gunawan dan Mulyani,
2004).
Tepung Beras
Tepung beras dibuat dari beras yang ditumbuk atau digiling sampai halus
dan dikeringkan sehingga dapat tahan lama. Tepung beras dapat dimasak menjadi
Komposisi Jumlah
Kalori (kal) 364,0
Protein (g) 7,0
Lemak (g) 0,5
Karbohidrat (g) 80,0
Air (g) 12,0
P (mg) 140,0
Kalsium (mg) 5,0
Bagian yang dapat dimakan (%) 100,0
dikukus, digoreng, dibakar, atau sebagai campuran. Tepung beras dapat diolah
menjadi makanan pokok yang terkenal dengan nama “bihun” atau “mihun” (rice noodle) (Tarwotjo, 1998). Komposisi kimia tepung beras (per 100 gram bahan) terdapat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Komposisi kimia tepung beras (per 100 gram bahan)
Fe (mg) 0,8
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I., (1996).
Tapioka
Tapioka adalah pati yang diperoleh dari ekstraksi ubi kayu melalui proses
pemarutan, pemerasan, penyaringan, pengendapan pati, dan pengeringan. Dalam
pembuatan tapioka ditambahkan natrium metabisulfit untuk memperbaiki warna
sehingga tapioka menjadi putih bersih (Astawan, 2003).
Tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ataupun campuran pada
berbagai macam produk antara lain kerupuk dan kue lainnya. Selain itutapioka
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental (thickener), bahan pengisi, bahan pengikat pada industri makanan olahan (Astawan, 2003). Komposisi kimia
Tabel 3. Komposisi kimia tapioka (per 100 gram bahan)
Komposisi Jumlah
Kalori (Kal) 365,0
Protein (g) 0,5
Lemak (g) 0,3
Karbohidrat (g) 86,6
Air (g) 12,0
P (mg) 0,0
Kalsium (mg) 0,0
Fe (mg) 0,0
Bagian yang dapat dimakan (%) 100,0
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I., (1996).
Bahan yang Ditambahkan Garam
Penambahan garam dalam pengolahan pangan, selain sebagai pemberi cita
rasa, juga berfungsi sebagai pengawet tergantung pada konsentrasi yang
ditambahkan. Adapun mekanisme garam sebagai pengawet adalah: 1) Garam
bersifat higroskopis, dimana garam akan menyerap kandungan air pada bahan,
sehingga tidak dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya, 2) Garam
bersifat osmotik, dimana garam akan menyerap air pada dinding sel bakteri
sehingga terjadi plasmolisis (pemecahan dinding sel), 3) NaCl dimana Cl- akan
bersifat toksin bagi mikroba (Syarief dan Irawati, 1988).
Di Indonesia, penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) diatur pada
Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/MENKES/PER/X/1999, dan garam dapur
(NaCl) adalah salah satu jenis BTP yang diizinkan. Penggunaan garam dapur
Garam dapur (NaCl) merupakan komponen bahan makanan yang penting.
Makanan yang mengandung kurang dari 0,3% natrium akan terasa hambar
sehingga tidak disenangi (Winarno, 2004).
Gula
Gula adalah suat
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk
makanan at
gurih. Rasa gurih yang ditimbulkan karena tercampurnya sedikit gula dan sedikit
garam (Wikipediab, 2010).
Bumbu-bumbu
Bumbu dapat berupa bahan yang sebagian besar berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Bumbu digunakan untuk memberi rasa, bau dan warna pada masakan.
Bumbu masakan yang umum digunakan pada masakan yaitu garam, lada (merica),
ketumbar, jintan, pala, jahe, kencur, salam dan sereh (Maryati, 2000).
Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi
karena memiliki beragam kegunaan. Manfaat utama bawang putih adalah sebagai
bumbu penyedap masakan yang membuat masakan menjadi beraroma dan
mengundang selera. Meskipun kebutuhan untuk bumbu masakan hanya sedikit,
namun tanpa kehadirannya masakan akan terasa hambar (Herman, 2000).
Buah ketumbar banyak diperlukan sebagai bahan bakal obat. Jika diremas
akan timbul bau aromatik, mempunyai rasa yang khas. Dengan dosis0,2– 1 gram
digunakan bagi karminativa. Umumnya penduduk menggunakannya sebagai
Bumbu berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sebaiknya digunakan dalam
keadaan basah, sedangkan rempah biasanya kering. Bumbu dan rempah
mempunyai nilai gizi yang sangat kecil dalam bentuk protein dan karbohidrat,
tetapi beberapa diantaranya dapat dipergunakan untuk mempertinggi nilai
vitamin, rasa, dan bau yang sedap pada makanan. Selain itu bumbu dan rempah
dapat memberi variasi warna dan rasa sehingga terjadi beraneka macam masakan
(Marwanti, 2000).
Reaksi Pencoklatan
Reaksi pencoklatan adalah perubahan warna menjadi kecoklatan pada saat
diolah atau selama penyimpanan yang terjadi pada bahan dan produk pangan,
pembentukan warna coklat tersebut dapat dipicu oleh aktivitas enzim atau reaksi
kimia. Reaksi pencoklatan terdiri dari reaksi pecoklatan enzimatis dan non
enzimatis (Feri, 2010).
Pada umunya ada tiga jenis reaksi pencoklatan non-enzimatis, yaitu reaksi
Maillard, karamelisasi dan pencoklatan akibat oksidasi dari vitamin C(Winarno,
2004).
Reaksi Maillard
Reaksi-reaksi antara karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus
amina primer, disebut reaksi-reaksi Maillard. Hasil reaksi tersebut menghasilkan
bahan berwarna coklat, yang sering dikehendaki atau kadang-kadang malahan
menjadi pertanda penurunan mutu. Warna coklat pada pembuatan sate atau
pemanggangan daging, adalah dikehendaki, demikian juga halnya pada
penggorengan ubi jalar dan singkong serta pencoklatan yang diinginkan
penggorengan maka terjadi reaksi pencoklatan pada bahan pangan (Winarno,
2004).
Reaksi Maillard pertama kali diterangkan oleh seorang ahli kimia Maillard
pada tahun 1912. Ia melihat terjadinya pigmen coklat melanoidin jika larutan gula
dan glisin dipanaskan. Reaksi yang terjadi antara gula reduksi dan glisin ini
selanjutnya dikenal sebagai reaksi Maillard. Reaksi Maillard bisa terjadi antara
amina, asam amino dan protein dengan gula reduksi, aldehid atau keton (Susanto
dan Saneto, 1994).
Pembuatan Rempeyek Pelayuan daun kayu manis
Tujuan pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun hingga 70%
(persentase ini bervariasi dari satu wilayah dengan yang lain). Daun ditempatkan
di dalam kotak yang diberi blower. Kemudian udara dialirkan dari blower untuk mengeringkannya secara keseluruhan. Proses ini memakan waktu 12 hingga 17
jam. Pada akhir pemrosesan daun menjadi layu dan lunak (Foodinfo, 2009).
Penghancuran daun kayu manis
Penghancuran dan pemotongan akan mengurangi ukuran bahan padat
secara mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil.
Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan
adalah dalam penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung,
penggilingan gula, dan penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran
Pembuatan adonan
Kapasitas hidrasi menunjukkan jumlah air yang dapat diserap oleh tepung.
Sifat demikian memberi pengaruh besar terhadap sifat adonan yang terbentuk.
Kapasitas hidrasi tepung terigu 191,55% lebih kecil dari pada kapasitas hidrasi
tapioka yaitu 333,30%. Tepung yang memiliki kapasitas hidrasi besar
memerlukan jumlah tepung yang lebih sedikit untuk mencapai konsistensi adonan
yang sama dibandingkan tepung yang berkapasitas hidrasi lebih kecil (Sutardi dan
Supriyanto, 1996).
Penggorengan
Proses pencetakan dimaksud untuk memperoleh bentuk dan ukuran yang
lebih seragam dan lebih menarik. Keseragaman ukuran penting untuk memperoleh
penampakan dan penetrasi panas yang merata sehingga memudahkan proses
penggorengan dan menghasilkan produk garing dengan warna yang lebih seragam
(Winarno, 1989).
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih,
dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh
titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak
diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. pada umumnya
suhu penggorengan adalah 177-211oC (Winarno, 2004).
Pengemasan
Setelah produk jadi, dilakukan pengemasan. Pengemasan bahan pangan
harus memperlihatkan tiga fungsi utama, harus dapat mempertahankan produk
agar lebih bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran
kerusakan fisik, air, oksigen dan sinar, dan harus berfungsi benar, efisien dan
ekonomis dalam proses pengepakan (Buckle, dkk., 2009).
Plastik yang digunakan untuk pengemasan umumnya terbuat dari turunan
senyawa selulosa (cellophane), selulosa-asetat, poliamida (nylon), poliester-resin (Mylar,Scotch-Pak), polietilen-resin, polipropilen-resin, stiren-resin, polivinillidin klorida (saran) dan polivinil klorida. Plastik tersebut digunakan masing-masing menurut kegunaannya dan jenis bahan baku. Pemilihan plastik sebagai bahan
pengemas dikarenakan plastik harganya murah, mudah dibentuk, ringan dan
tembus pandang. Jadi konsumen dapat melihat bahan secara seutuhnya (Potter,
1986).
Penelitian Rempeyek
Ulya dan Rusman (2012) meneliti pengolahan lidah mertua(S. trifasciata Prain) menjadi “rempeyek lidah mertua”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk meningkatkan kesukaan masyarakat terhadap obat herbal yang dikemas dalam
bentuk berbeda yaitu sebagai rempeyek. Hasil uji organoleptik menunjukkan
ekstrak lidah mertua apabila dicampur dengan komposisi dan bahan campuran
(ekstrak daun lidah mertua, 150 gram tepung beras, 4 sendok makan tepung kanji,
minyak kedelai untuk menggoreng, 6 siung bawang putih, 6 butir kemiri, 2
sendok makan ketumbar, disangrai, 1 sendok teh garam) dapat menjadi produk
makanan berupa rempeyek yang dapat disukai oleh konsumen bahkan
menghasilkan rempeyek yang memiliki nilai organoleptis yang lebih unggul
BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian inidilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Ilmu
dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan
Oktober 2012 sampai Januari 2013.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kayu manis
bagian pucuk sampai daun ke tiga dari pucuk.Daun kayu manis yangdiambil jenis
Cinnamomum burmannidari Jalan Cut Nyak Din, Kota Binjai. Bahan tambahan yang digunakan berupa tepung beras, tapioka, bawang putih, ketumbar, kemiri,
garam, gula, kunyit dan air.
Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam analisa penelitian ini adalah larutan
H2SO4, larutan NaOH, K2SO4, alkohol 95 % dan heksan.
Alat Penelitian
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan
Metoda Penelitian
Penelitian ini menggunakan metoda Rancang Acak Lengkap (RAL)
faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu:
Faktor I : Proporsi daun kayu manis (D) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu:
D1 = 0 %
D2 = 2 %
D3 = 4 %
D4 = 6 %
D5 = 8 %
Faktor II : Perbandingan tepung beras dan tapioka (T) yang terdiri dari 4 taraf,
yaitu:
T1 = 50 % : 50 %
T2 = 62,5 % : 37,5%
T3 = 75 % : 25 %
T4 = 87,5 % : 12,5 %
Banyaknya kombinasi perlakuan (Tc) adalah 5 x 4 = 20, maka jumlah ulangan (n)
adalah sebagai berikut:
Tc (n-1) ≥ 15
20 (n-1) ≥ 15
20n - 20 ≥ 15
20n ≥ 35
n ≥ 1,75 . ……… dibulatkan menjadi n = 2
Model Rancangan
Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
(Bangun, 1991)dengan model :
Ŷijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor D dari taraf ke-i dan faktor T
pada taraf ke–j dengan ulangan k
µ : Efek nilai tengah
αi : Efek dari faktor proporsi daun kayu manis (D) pada
taraf ke–i
βj : Efek dari faktor perbandingan tepung beras dan tapioka (T)
pada taraf ke–j
(αβ)ij : Efek interaksi faktor D pada taraf ke–i dan faktor T pada
taraf ke–j
εijk : Efek galat dari faktor D pada taraf ke–i dan faktor T pada
taraf ke–j dalam ulangan ke-k.
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata maka uji
dilanjutkan dengan uji beda rataan, menggunakan uji LSR (Least Significant Range).
Pelaksanaan Penelitian
- Dipilih daun kayu manis bagian pucuk sampai daun ke tiga dari pucuk, kemudian dicuci bersih.
- Dicampur tepung beras dan tapioka (Perbandingan T1=50 % : 50 %; T2 = 62,5 % : 37,5%; T3= 75 % : 25 %; T4= 87,5 % : 12,5 %), bawang putih
(3%), ketumbar (2%), kemiri (1%), garam (2%), gula (1%), kunyit (1%)
dan air (110%).
- Diaduk rata seluruh adonan, kemudian ditambahkan daun kayu manis yang telah dilayukan (Proporsi 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8%).
- Digoreng dengan minyak goreng yang telah dipanaskan sebelumnya.
- Rempeyek kemudian dikemas dengan plastik dan disimpan pada stoples kaca yang kedap udara selama 5 hari sebelum dianalisa. Analisa yang
dilakukan adalah kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar lemak, dan nilai
organoleptik (warna, aroma, rasa dan kerenyahan). Skema pembuatan
rempeyek bercita rasa daun kayu manis dapat dilihat pada Gambar 2.
Pengamatan dan Pengukuran Data
Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap
parameter:
- Kadar air (AOAC, 1984)
- Kadar abu (Sudarmadji, dkk., 1984)
- Kadar serat kasar (Modifikasi Sudarmadji, dkk., 1984)
- Kadar lemak (Modifikasi Untoro, dkk., 2012)
- Organoleptik warna (Soekarto, 1985)
- Organoleptik aroma (Soekarto, 1985)
- Organoleptik rasa (Soekarto, 1985)
Dicampur tepung beras,tapioka, bawang putih, ketumbar, kemiri,
garam, gula, kunyit dan i
Diaduk rata seluruh adonan, kemudian ditambahkan
daun kayu manis
Ditiriskan minyak goreng menggunakan spinner
Dikemas dalam plastik selama 5 hari
Dilakukan analisis: warna, aroma, rasa dan kerenyahan
Daun kayu manis halus
Proporsi daun kayu manis: D1 = 0 %
Gambar 2. Skema pembuatan rempeyek bercita rasa daun kayu manis (Cinnamomum burmannii)
Kadar air
Penentuan kadar air dilakukan dengan metode oven. Cawan aluminium
dipanaskan dalam oven. Setelah didinginkan di desikator selama 10 menit
ditimbang beratnya. Sampel yang telah dihaluskan ditimbang 5 g dan diletakkan
dalam cawan aluminium. Diovenkan selama 1 jam dengan suhu 700C dan 2 jam
dengan suhu 1050C, didinginkan dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang
beratnya. Selanjutnya dimasukkan kembali ke oven ditimbang berat 30 menit
kemudian sampai diperoleh berat konstan.
Berat awal – Berat akhir
Kadar air = x 100%
Berat awal
Kadar abu
Kadar abu ditetapkan dengan cara membakar bahan dalam cawan
porselen. Sampel yang telah dikeringkan diambil sebanyak 5 g dan dimasukkan
dalam cawan porselen, dibakar pada suhu 3000C selama 1 jam dan dilanjutkan
dengan suhu 5500C selama 4 jam sampai menjadi abu, didinginkan kemudian
ditimbang dan dihitung kadar abu dengan rumus:
Berat akhir
Kadar abu = x 100%
Berat awal
Kadar serat kasar
Ditimbang 3 g sampel yang telah dihaluskan dan diekstrak lemaknya,
kemudian dipindahkan ke dalam erlenmeyer 600 ml. Ditambahkan 200 ml larutan
H2SO4 0,255 N mendidih dan ditutup dengan pendingin balik, didihkan selama 30
menit dengan kadang kala digoyang-goyangkan. Disaring susupensi dengan kertas
mendidih sampai residu tidak bersifat asam lagi. Dipindahkan residu dari kertas
saring ke dalam erlenmeyer dan sisanya dicuci lagi dengan larutan NaOH 0,313 N
mendidih sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke dalam erlenmeyer.
Didihkan dengan pendingin balik sambil kadang kala digoyang-goyangkan selama
30 menit. Disaring dengan kertas saring Whatman No. 4 yang telah diketahui
beratnya sambil dicuci dengan K2SO4 10%, kemudian dicuci lagi residu dengan
akuades medidih dan alkohol 95% sebanyak 15 ml. Dikeringkan kertas saring
Whatman No. 4 beserta isinya pada suhu 110˚ C sampai berat konstan.
Berat residu
Serat kasar = x 100%
Berat awal
Kadar lemak
Penentuan kadar lemak dilakukan dengan metode soxhlet. Diambil labu
lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet dan selongsong kertas
saring, dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
Ditimbang 5 g bahan yang telah dikeringkan (sesuai prosedur kadar air di
atas)dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring. Diletakkan selongsong
kertas saring yang berisi bahan tersebut ke dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian
dipasang alat kondensor di atasnya dan labu lemak di bawahnya. Dituangkan
pelarut heksan ke dalam labu lemak secukupnya, sesuai dengan ukuran soxhlet
yang digunakan. Dilakukan refluks selama minimum 7 jam sampai pelarut yang
turun kembali ke dalam labu lemak berwarna jernih. Dipanaskan selongsong
kertas saringyang berisi sampel dalam oven pada suhu 105oC. Dikeringkan
sampai berat konstan dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Berat awal -(Berat akhir - Berat selongsong)
Kadar lemak = x 100%
Berat awal .
Organoleptik warna, aroma, rasa dan kerenyahan
Penentuanorganoleptik warna, aroma dan rasa dilakukan dengan uji
kesukaan atau uji hedonik, sedangkan organoleptik kerenyahan dilakukan dengan
uji kerenyahan (tidak renyah sampai sangat renyah). Sampel berupa rempeyek
yang telah digoreng diberikan kepada 30 panelis. Penilaian dilakukan berdasarkan
kriteria seperti pada Tabel 4, 5, 6 dan 7 berikut.
Tabel 4. Skala uji hedonik warna
Skala hedonik Skala numerik
Sangat suka 4
Suka 3
Agak suka 2
Tidak Suka 1
Tabel 5. Skala uji hedonik aroma
Skala hedonik Skala numerik
Sangat suka 4
Suka 3
Agak suka 2
Tidak suka 1
Tabel 6. Skala uji hedonik rasa
Skala hedonik Skala numerik
Sangat suka 4
Suka 3
Agak suka 2
Tidak suka 1
Tabel 7. Skala uji kerenyahan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi daun kayu manis dan
perbandingan tepung beras dan tapioka pada pembuatan rempeyek daun kayu
manis memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Pengaruh proporsi
daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap parameter
yang diamati dapat dijelaskan di bawah ini.
Pengaruh Proporsi Daun Kayu Manis terhadap Parameter yang Diamati. Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, secara umum
menunjukkan bahwa proporsi daun kayu manis memberikan pengaruh terhadap
kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, nilai organoleptik (warna,
aroma, rasa dan kerenyahan) seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap mutu rempeyek daun kayu manis.
Parameter
Proporsi daun kayu manis (D) D1 =
Pengaruh Perbandingan Tepung Beras dan Tapioka terhadap Parameter yang Diamati.
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, secara umum
menunjukkan bahwa perbandingan tepung beras dan tapioka memberikan
pengaruh terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, nilai
Tabel 9. Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap mutu rempeyek daun kayu manis.
Parameter
Perbandingan tepung beras dan tapioka (T) T1 =
Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa pengaruh
proporsi daun kayu manis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan. Hasil uji LSR
pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
dapat dilihat pada Tabel 10.
Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa kadar air tertinggi diperoleh pada
perlakuan D5 yaitu sebesar 4,17% dan terendah pada perlakuan D1 yaitu sebesar
3,26%.
Hubungan antara proporsi daun kayu manis dengan kadar air dapat dilihat
pada Gambar 3.
Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Proporsi Rataan
(%)
Notasi
- - - D1 3,26 e E
2 0,0427 0,0582 D2 3,42 d D
3 0,0449 0,0611 D3 3,53 c C
4 0,0460 0,0626 D4 3,94 b B
5 0,0470 0,0637 D5 4,17 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
D1 = 0 %; D2 = 2 %; D3 = 4 %; D4 = 6 %; D5 = 8 %
Gambar 3. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa pengaruh
perbandingan tepung beras dan tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan.
Hasil uji LSR pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air
rempeyek daun kayu manis dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Perbandingan Rataan
(%)
2 0,0477 0,0650 T2 3,27 c C
3 0,0501 0,0683 T3 3,76 b B
4 0,0514 0,0700 T4 4,84 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
T1 = 50%:50% ; T2 = 62,5%:37,5% ; T3 = 75%:25% ; T4 = 87,5%:12,5%
Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa kadar air tertinggi diperoleh pada
perlakuan T4 yaitu sebesar 4,84% dan terendah pada perlakuan T1 yaitu sebesar
2,80%.
Hubungan antara perbandingan tepung beras dan tapioka dengan kadar air
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
Pengaruh interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa interaksi antara
proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air rempeyek
daun kayu manis yang dihasilkan, uji LSR dapat dilihat pada Tabel 12. 2.80
Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
D1 = 0 %; D2 = 2 %; D3 = 4 %; D4 = 6 %; D5 = 8 %
T1 = 50%:50% ; T2 = 62,5%:37,5% ; T3 = 75%:25% ; T4 = 87,5%:12,5%
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa interaksi
perlakuan antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan
tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air. Kadar air
tertinggi terdapat pada perlakuan D5T4 yaitu sebesar 5,03% dan terendah terdapat
pada D1T1 yaitu sebesar 2,44%.
Hubungan interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan
Gambar 5. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar air rempeyek daun kayu manis
Hubungan interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan
tepung beras dan tapioka yang mempengaruhi semakin tingginya kadar air
rempeyek yang dihasilkan. Semua taraf-taraf faktor D (proporsi daun kayu manis)
berpengaruh terhadap setiap taraf faktor T (perbandingan tepung beras dan
tapioka) pada kadar air rempeyek daun kayu manis.
Hal tersebut disebabkan daun kayu manismemiliki kadar air yang tinggi.
Sebelum pelayuan kadar air daun kayu manis adalah sekitar 75,62 % dan setelah
pelayuan sekitar 23,64 % (Lampiran 9). Kadar air daun kayu manistersebutakan
mempengaruhi jumlah air dalam produk rempeyek. Penambahan proporsi daun
kayu manis akan menambah jumlah daun kayu manis yang artinya akan
menambah jumlah air dalam produk sehingga meningkatkan kadar airnya.
Sejalan dengan pernyataan di atas, semakin banyak tepung beras dan
semakin sedikit tapioka yang ditambahkan maka semakin tinggi kadar air T1 : ŷ= 0,0136D2+ 0,0089D + 2,4381
rempeyek daun kayu manis.Hal tersebut disebabkan tapioka dengan jumlah besar
akan membuat adonan rempeyek yang dihasilkan menjadi semakin encer. Hal ini
terjadi karena tapioka merupakan pati. Dalam air dingin, pati akan membentuk
larutan yang viskositasnya rendah (Jati, 2006). Adonan yang encer tersebut
apabila digoreng akan menghasilkan rempeyek yang tipis. Air yang terkandung
pada rempeyek yang tipis akan mudah sekali menguap, sehingga kadar air
rempeyek menjadi lebih rendah.
Kadar Abu
Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa pengaruh
proporsi daun kayu manis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan. Hasil uji LSR
pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar abu rempeyek daun kayu
manis dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Proporsi Rataan
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
D1 = 0 %; D2 = 2 %; D3 = 4 %; D4 = 6 %; D5 = 8 %
Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa kadar abu tertinggi diperoleh pada
perlakuan D5 yaitu sebesar 1,69% dan terendah pada perlakuan D1 yaitu sebesar
Hubungan antara proporsi daun kayu manis dengan kadar abu dapat dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis
Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa pengaruh
perbandingan tepung beras dan tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan.
Hasil uji LSR pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar
abu rempeyek daun kayu manis dapat dilihat pada Tabel 14.
Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa kadar abu tertinggi diperoleh pada
perlakuan T4 yaitu sebesar 0,99% dan terendah pada perlakuan T1 yaitu sebesar
0,51%.
Hubungan antara perbandingan tepung beras dan tapioka dengan kadar abu
dapat dilihat pada Gambar 7.
ŷ= 0,0312D2- 0,0898D + 0,3593
Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Perbandingan Rataan
(%)
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
T1 = 50%:50% ; T2 = 62,5%:37,5% ; T3 = 75%:25% ; T4 = 87,5%:12,5%
Gambar 7. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis
Pengaruh interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa interaksi antara
proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu
rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan, uji LSR dapat dilihat pada Tabel 15.
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa interaksi
perlakuan antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan
tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar abu. Kadar 0.51
abu tertinggi terdapat pada perlakuan D5T3 yaitu sebesar 2,16% dan terendah
terdapat pada D1T3 yaitu sebesar 0,15%.
Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
D1 = 0 %; D2 = 2 %; D3 = 4 %; D4 = 6 %; D5 = 8 %
T1 = 50%:50% ; T2 = 62,5%:37,5% ; T3 = 75%:25% ; T4 = 87,5%:12,5%
Hubungan interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan
tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu dapat dilihat pada Gambar 8.
Hubungan interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan
Gambar 8. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar abu rempeyek daun kayu manis
rempeyek yang dihasilkan. Semua taraf-taraf faktor D (proporsi daun kayu manis)
berpengaruh terhadap setiap taraf faktor T (perbandingan tepung beras dan
tapioka). Semakin tinggi proporsi daun kayu manis dan semakin sedikit tapioka
yang ditambahkan makasemakin tinggi kadar abu rempeyek yang dihasilkan.
Hal ini disebabkan daun kayu manis mengandung mineral. Dari hasil
analisa, kadar abu pada daun kayu manis sebelum dilayukan sebesar 3,46% dan
kadar abu daun kayu manis setelah dilayukan sebesar 3,76% (Lampiran 10).
Selain pernyataan diatas, kadar abu dipengaruhi oleh perbandingan tepung
beras dan tapioka. Hal ini terjadi karena kandungan mineral pada tepung beras
lebih besar dibandingkan tapioka yang dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3
(Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I., 1996) dan dapat dilihat pada
Lampiran 10. Kadar abu dari tepung beras (0,23%) dan tapioka (0,22%)
(Lampiran 10).
Kadar Serat Kasar
Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa pengaruh
proporsi daun kayu manis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan. Hasil uji
LSR pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar serat kasar rempeyek
daun kayu manis dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Proporsi Rataan
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
D1 = 0 %; D2 = 2 %; D3 = 4 %; D4 = 6 %; D5 = 8 %
Gambar 9. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis
ŷ= 0,0079D2+ 0,1307D + 0,6908
Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa kadar serat kasar tertinggi diperoleh
pada perlakuan D5 yaitu sebesar 2,22% dan terendah pada perlakuan D1 yaitu
sebesar 0,67%.
Hubungan antara proporsi daun kayu manis dengan kadar serat kasar dapat
dilihat pada Gambar 9.
Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa pengaruh
perbandingan tepung beras dan tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis yang
dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka
terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Perbandingan Rataan
(%)
Notasi
0,05 0,01 tepung 0,05 0,01
- - - T1 1,14 d D
2 0,0675 0,0920 T2 1,32 c C
3 0,0710 0,0966 T3 1,52 b B
4 0,0728 0,0991 T4 1,63 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
T1 = 50%:50% ; T2 = 62,5%:37,5% ; T3 = 75%:25% ; T4 = 87,5%:12,5%
Dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa kadar serat kasar tertinggi diperoleh
pada perlakuan T4 yaitu sebesar 1,63% dan terendah pada perlakuan T1 yaitu
sebesar 1,14%.
Hubungan antara perbandingan tepung beras dan tapioka dengan kadar
Gambar 10. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis
Pengaruh interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa interaksi antara
proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar serat kasar
rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan, uji LSR dapat dilihat pada Tabel 18.
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa interaksi
perlakuan antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan
tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar serat kasar.
Kadar serat kasar tertinggi terdapat pada perlakuan D5T2 yaitu sebesar 2,47% dan
terendah terdapat pada D1T1 yaitu sebesar 0,25%.
Hubungan interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan
tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar dapat dilihat pada Gambar 11. 1.14
Tabel 18. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Perlakuan Rataan
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
D1 = 0 %; D2 = 2 %; D3 = 4 %; D4 = 6 %; D5 = 8 %
T1 = 50%:50% ; T2 = 62,5%:37,5% ; T3 = 75%:25% ; T4 = 87,5%:12,5%
Hubungan interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan
tepung beras dan tapioka yang mempengaruhi semakin tingginya kadar serat kasar
rempeyek yang dihasilkan. Semua taraf-taraf faktor D (proporsi daun kayu manis)
berpengaruh terhadap setiap taraf faktor T (perbandingan tepung beras dan
tapioka) pada kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis.
Hal tersebut disebabkan bertambah banyak daun kayu manis yang
ditambahkan akan dapat meningkatkan kadar serat kasar pada rempeyek. Hal ini
kadar serat tapioka. Kadar serat tepung beras sebesar 0,33 % sampai 1,96 %
(Astuti, 1992) dan kadar serat tapioka sebesar 0,1 % (Jati, 2006).
Gambar 11. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar serat kasar rempeyek daun kayu manis
Kadar Lemak
Pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa pengaruh
proporsi daun kayu manis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan. Hasil uji LSR
pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu
manis dapat dilihat pada Tabel 19.
Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa kadar lemak tertinggi diperoleh pada
perlakuan D5 yaitu sebesar 20,66% dan terendah pada perlakuan D1 yaitu sebesar
17,12%.
Hubungan antara proporsi daun kayu manis dengan kadar lemak dapat
dilihat pada Gambar 12.
Tabel 19. Uji LSR efek utama pengaruh proporsi daun kayu manis terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Proporsi Rataan
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
D1 = 0 %; D2 = 2 %; D3 = 4 %; D4 = 6 %; D5 = 8 %
Gambar 12. Hubungan proporsi daun kayu manis terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis
Pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa pengaruh
perbandingan tepung beras dan tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan. ŷ= 0,0398D2+ 0,1D + 17,2
Hasil uji LSR pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar
lemak rempeyek daun kayu manis dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Perbandingan Rataan
(%)
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
T1 = 50%:50% ; T2 = 62,5%:37,5% ; T3 = 75%:25% ; T4 = 87,5%:12,5%
Dari Tabel 20 dapat diketahui bahwa kadar lemak tertinggi diperoleh pada
perlakuan T4 yaitu sebesar 21,00% dan terendah pada perlakuan T1 yaitu sebesar
16,49%.
Hubungan antara perbandingan tepung beras dan tapioka dengan kadar
lemak dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Hubungan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis
16.49
Pengaruh interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa interaksi antara
proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak
rempeyek daun kayu manis yang dihasilkan, uji LSR dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis
Jarak LSR Perlakuan Rataan
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
D1 = 0 %; D2 = 2 %; D3 = 4 %; D4 = 6 %; D5 = 8 %
T1 = 50%:50% ; T2 = 62,5%:37,5% ; T3 = 75%:25% ; T4 = 87,5%:12,5%
Dari hasil analisis ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa interaksi
tapioka memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar lemak. Kadar
lemak tertinggi terdapat pada perlakuan D5T4 yaitu sebesar 23,97% dan terendah
terdapat pada D1T1 yaitu sebesar 15,52%.
Hubungan interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan
tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Hubungan interaksi proporsi daun kayu manis dan perbandingan tepung beras dan tapioka terhadap kadar lemak rempeyek daun kayu manis
Hubungan interaksi antara proporsi daun kayu manis dan perbandingan
tepung beras dan tapioka yang mempengaruhi semakin tingginya kadar lemak
rempeyek yang dihasilkan. Semua taraf-taraf faktor D (proporsi daun kayu manis)
berpengaruh terhadap setiap taraf faktor T (perbandingan tepung beras dan
tapioka) pada kadar lemak rempeyek daun kayu manis.
Semakin tinggi proporsi daun kayu manis dan semakin sedikit tapioka
yang ditambahkan makasemakin tinggi kadar lemak rempeyek yang dihasilkan.
Hal ini disebabkan semakin banyak daun kayu manis semakin banyak minyak T1 : ŷ= 0,0222D2+ 0,1107D + 15,514