• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPUASAN KERJA

TERHADAP INTENSI TURNOVER

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh:

SYAHRINA YUSKA

041301093

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul:

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover

adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini,

saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademis yang saya sandang dan

sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 8 Juni 2009

(3)

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover

Syahrina Yuska dan Ferry Novliadi, S.Psi,M.Si

ABSTRAK

Setiap perusahaan atau organisasi berusaha meningkatkan serta mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam program untuk meningkatkan kinerja para karyawan. Pemikiran perusahaan yang tidak memperdulikan karyawan akan menyebabkan akibat, salah satunya

turnover, yang berarti keluarnya atau pindahnya karyawan ke perusahaan lain.

Ketidakpedulian perusahaan akan karyawan dapat menyebabkan aspek negatif bagi karyawan, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover dan seberapa pesar pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover tersebut. Penelitian ini melibatkan 80 orang karyawan PT. Federal International Finance cabang Binjai. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling dan diolah dengan uji analisa regresi. Alat ukur yang digunakan adalah skala intensi turnover dan skala kepuasan kerja yang disusun oleh peneliti.

Hasil analisa data menunjukkan terdapat pengaruh secara negatif intensi

turnover terhadap kepuasan kerja pada karyawan. Implikasi penelitian ini berguna

bagi pihak perusahaan itu sendiri agar lebih meningkatkan kepuasan kerja karayawan.

(4)

KATA PENGANTAR

Terima kasih yang tidak terkira peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas

semua karunia dan keindahan yang telah diberikan-Nya, umur yang panjang,

kesehatan, waktu dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu

(S-1) di Fakultas Psikologi Sumatera Utara dengan judul : Pengaruh Kepuasan

Kerja terhadap Intensi Turnover

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi.

2. Bapak Ferry Novliadi, M.Si, yang telah sangat membantu dan

membimbing saya dalam merampungkan penelitian ini hingga selesai.

3. Ibu Ika Sari Dewi, S.Psi, psi, selaku dosen pembimbing akademik yang

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing saya.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi USU atas segala ilmu dan

bantuannya selama perkuliahan dan seluruh staf pegawai Fakultas

Psikologi USU yang telah membantu penulis baik selama masa

perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi.

5. Keluarga tercinta yang telah memberikan do’a dan kasih sayangnya yang

luas demi keberhasilan anaknya.

(5)

7. Teman-teman seperjuangan Labsos: Izul, Nesya, Yola, Bima, Yuda, Reni,

Dewi, dan Rayes.

8. Teman-teman dari Nameless: Sherry, Lia, Ron, Al, Eru, Mel, Ahi dan

Marari, juga Ayu yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam

mengerjakan skripsi ini.

9. Teman-teman seangkatan: Hadi, Bontor, Mutia, Charles, Fia, Farhah,

Isrina, Joko, Pasca, dan semuanya. Maaf nama kalian tidak bisa

dicantumkan semuanya, tapi kalian sangat berarti bagiku.

10.Terimakasih yang spesial kepada Bang Syamsul dan segenap karyawan

PT. F.I.F, yang telah membantu dalam proses penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran

yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini

agar menjadi lebih baik lagi. Akhirnya kepada Allah jua penulis berserah diri.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Medan, 21 Juni 2009

(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... vi

Daftar Lampiran ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Intensi Turnover ... 7

1. Pengertian Intensi ... 7

2. Pengertian Turnover ... 8

3. Pengertian Intensi Turnover ... 9

4. Aspek-aspek Intensi Turnover ... 10

5. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Intensi Turnover ... 11

B. Kepuasan Kerja ... 15

1. Pengertian Kepuasan Kerja ... 15

2. Aspek-Aspek Kepuasan Kerja ... 16

C. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover... 18

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Variabel Penelitian ... 20

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 20

1. Intensi Turnover... 20

2. Kepuasan Kerja ... 21

3. Jenis Kelamin ... 21

4. Usia ... 21

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 22

1. Populasi dan Sampel ... 22

2. Teknik Pengambilan Sampel ... 22

3. Jumlah Sampel Penelitian ... 23

D. Metode Pengumpulan Data ... 23

1. Skala Intensi Turnover ... 23

2. Skala Kepuasan Kerja ... 25

E. Uji Coba Alat Ukur ... 26

1. Validitas alat ukur ... 27

2. Uji daya beda aitem ... 27

3. Reliabilitas alat ukur ... 28

4. Hasil uji coba alat ukur ... 28

F. Prosedur Penelitian ... 29

1. Persiapan penelitian ... 29

2. Pelaksanaan penelitian ... 30

3. Pengolahan data ... 31

(8)

1. Uji Normalitas ... 31

2. Uji Linearitas... 31

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Subjek Penelitian ... 33

1. Jenis kelamin subjek penelitian ... 33

2. Usia subjek penelitian ... 33

B. Hasil Penelitian ... 34

1. Uji asumsi ... 34

2. Uji hipotesis ... 35

C. Kategorisasi Skor Penelitian ... 37

1. Kategorisasi skor intensi turnover ... 37

2. Kategorisasi skor kepuasan kerja ... 38

D. Hasil Tambahan ... 39

1. Gambaran perbedaan intensi turnover dan kepuasan kerja ditinjau dari jenis kelamin... 39

2. Gambaran perbedaan intensi turnover dan kepuasan kerja ditinjau dari usia... 40

E. Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

1. Saran metodologis ... 46

2. Saran praktis ... 46

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi aitem-aitem Skala Intensi Turnover ... 24

Tabel 2. Distribusi aitem-aitem Skala Kepuasan Kerja ... 26

Tabel 3. Blue Print Skala Intensi Turnover setelah uji coba ... 29

Tabel 4. Blue Print Skala Kepuasan Kerja setelah uji coba ... 29

Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33

Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 34

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas ... 34

Tabel 9. Hasil Uji Linearitas ... 35

Tabel 10. Hasil Analisa Regresi Linear Sederhana ... 36

Tabel 11. Koefisien Regresi Kepuasan Kerja ... 36

Tabel 12. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Emprik ... 37

Tabel 13. Kategorisasi Intensi Turnover ... 38

(10)

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover

Syahrina Yuska dan Ferry Novliadi, S.Psi,M.Si

ABSTRAK

Setiap perusahaan atau organisasi berusaha meningkatkan serta mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam program untuk meningkatkan kinerja para karyawan. Pemikiran perusahaan yang tidak memperdulikan karyawan akan menyebabkan akibat, salah satunya

turnover, yang berarti keluarnya atau pindahnya karyawan ke perusahaan lain.

Ketidakpedulian perusahaan akan karyawan dapat menyebabkan aspek negatif bagi karyawan, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover dan seberapa pesar pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover tersebut. Penelitian ini melibatkan 80 orang karyawan PT. Federal International Finance cabang Binjai. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling dan diolah dengan uji analisa regresi. Alat ukur yang digunakan adalah skala intensi turnover dan skala kepuasan kerja yang disusun oleh peneliti.

Hasil analisa data menunjukkan terdapat pengaruh secara negatif intensi

turnover terhadap kepuasan kerja pada karyawan. Implikasi penelitian ini berguna

bagi pihak perusahaan itu sendiri agar lebih meningkatkan kepuasan kerja karayawan.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan atau organisasi berusaha meningkatkan serta

mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun

dalam program untuk meningkatkan kinerja para karyawan. Para karyawan inilah

yang merupakan fokus dari psikologi industri dan organisasi (Jewell & Siegall,

1998).

Jumlah tenaga kerja yang berlebih di Indonesia, membuat beberapa

perusahaan tertentu merasa memiliki posisi tawar yang tinggi, sehingga manusia

atau karyawan lebih dianggap sebagai alat produksi layaknya mesin-mesin.

Perusahaan semacam ini, kurang mengganggap penting akan arti komitmen,

kepuasan kerja atau kualitas kerja, karena pasar tenaga kerja yang ada

memungkinkan bagi mereka untuk mengganti keberadaan karyawan yang merasa

tidak sesuai dengan kepentingan mereka dengan karyawan baru. Perusahaan

semacam ini umumnya lebih memikirkan biaya untuk meningkatkan kepuasan

lebih tinggi dibanding dengan keuntungan yang akan diperoleh. Pemikiran yang

demikian merupakan pemikiran yang keliru dan sama sekali tidak benar. Jika hal

ini terjadi sama artinya perusahaan meletakkan bom waktu sebab keadaan ini akan

memunculkan reaksi-reaksi negatif yang akan merugikan perusahaan itu sendiri.

Reaksi negatif yang muncul misalnya karyawan sering mangkir, melakukan

sabotase, menjadi agresif destruktif, hasil kerja yang menurun, angka turnover

(12)

Turnover (berpindah kerja) menurut Rokhmah dan Riani (2005) merupakan

salah satu pilihan terakhir bagi seorang karyawan apabila dia mendapati kondisi

kerjanya sudah tidak sesuai lagi dengan apa yang diharapkannya. Turnover bagi

karyawan merupakan salah satu jalan keluar untuk mendapatkan keadaan yang

lebih baik, namun bagi perusahaan hal ini dapat menjadi suatu kerugian tersendiri,

apalagi bila karyawan yang keluar memiliki ketrampilan yang dibutuhkan oleh

perusahaan. Selain itu, hal ini dapat menambah biaya untuk perekrutan dan

penempatan kembali.

Dampak turnover yang paling besar bagi perusahaan adalah masalah biaya

(Mobley, 1986). Aamodt (2004) mengemukakan dampak yang lain dari turnover

akan terbagi 2 yaitu dampak yang tampak dan dampak yang tidak tampak.

Dampak yang tampak dari turnover termasuk biaya iklan, biaya agensi karyawan,

bonus, biaya perjalanan penerimaan, gaji dan biaya yang dikeluarkan selama

proses aplikasi dan wawancara kandidat, dan biaya penempatan bagi karyawan

baru. Dampak yang tidak tampak termasuk hilangnya produktifitas berhubungan

dengan pindahnya karyawan, karyawan lain harus melakukan pekerjaan yang

lebih banyak, tidak ada produktifitas pada masa lowong, dan merendahnya

produktifitas berkaitan dengan karyawan yang baru mendapat pelatihan. Sebagai

tambahan pada dampak yang tidak terlihat termasuk waktu kerja yang melebihi

seharusnya pada karyawan yang menggantikan posisi yang lowong, dan biaya

pelatihan ketika karyawan pengganti telah diterima. Berdasarkan hal tersebut,

Rokhmah dan Riani (2005) mengatakan bahwa perusahaan perlu menelaah lebih

jauh tentang sebab-sebab seorang karyawan mempunyai intensi untuk keluar,

(13)

dengan cara mengatasi kendala-kendala yang menyebabkan seorang karyawan

mempunyai intensi untuk keluar terutama yang disebabkan dari dalam

perusahaan. Dengan demikian akan tercipta kepuasan baik dari segi karyawan

maupun perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Kosseff (dalam Dore, 2005) terhadap pekerja

bidang teknologi menyatakan biaya yang diperlukan untuk mengganti pekerja

yang pindah sebesar satu setengah kali gaji pertahun karyawan bahkan dalam

penelitian Longenecker & Scazzero (dalam Dore, 2005) biaya sampai dua

setengah kali gaji pertahun karyawan. Penelitian Arkoubi, Bishop dan Scott

(2007) terhadap pengemudi truk di perusahaan-perusahaan Amerika yang

turnover mencapai milyaran dolar.

Mobley (1986) mengemukakan penyebab dari turnover adalah keadaan

ekonomi, variabel organisasional, dan variabel individu. Keadaan ekonomi ini

ditentukan dari level pekerja dan pengangguran, komposisi angkatan kerja, dan

inflasi. Variabel organisasi ditinjau dari tipe industri, kategori pekerjaan, ukuran

organisasi, ukuran unit kerja, gaji, isi kerja, dan gaya supervisi. Variabel individu

ini melibatkan faktor demografik dan personal, dan variabel terpadu, yaitu

kepuasan kerja, aspirasi dan pengharapan karir, komitmen organisasi, stress,

pengharapan terhadap pekerjaan alternatif, dan intensi perilaku.

Kepuasan kerja adalah sikap yang timbul berdasarkan penilaian terhadap

situasi kerja. Secara sederhana, kita dapat mengatakan bahwa karyawan yang puas

lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya (Jewell & Siegall,

(14)

Penentu kepuasan kerja menurut Munandar (2001) dibagi menjadi lima bagian

yaitu, ditinjau dari ciri-ciri intrinsik pekerjaan; gaji penghasilan, imbalan yang

dirasakan adil; penyeliaan, rekan-rekan sejawat yang menunjang; dan kondisi

kerja yang menunjang. Mobley (1986) juga menyatakan kepuasan kerja terbagi

atas kepuasan terhadap gaji, kepuasan terhadap promosi, kepuasan terhadap isi

kerja, kepuasan terhadap rekan kerja, kepuasan terhadap supervisi, dan kepuasan

terhadap kondisi kerja.

Dampak dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja karyawan dapat dilihat dari

produktivitas, ketidakhadiran dan keluarnya tenaga kerja, dan kesehatan. Model

meninggalkan pekerjaan dari Mobley, Horner, dan Hollingworth (dalam

Munandar, 2001), menemukan bukti yang menunjukkan bahwa tingkat dari

kepuasan kerja berkorelasi dengan pemikiran-pemikiran untuk meninggalkan

pekerjaan, dan bahwa niat untuk meninggalkan kerja (intensi turnover)

berkorelasi dengan meninggalkan pekerjaan secara aktual. Wexley dan Yukl

(1984) mengemukakan bahwa turnover yang dilakukan karyawan berdampak

pada terganggunya kinerja perusahaan, biaya dari seleksi dan penempatan serta

pelatihan sangat besar. Handoko (2000) menambahkan bahwa kepuasan kerja

yang meningkat menyebabkan perputaran karyawan menurun. Kepuasan kerja

yang rendah mengakibatkan perputaran karyawan lebih tinggi. Mobley (1986)

juga menyimpulkan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan erat terhadap

pemikiran untuk berhenti kerja dan intensi untuk mencari pekerjaan lain.

Hubungan intensi untuk berhenti menjadi signifikan terhadap turnover

(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini ingin melihat adakah pengaruh

antara kepuasan kerja dengan intensi turnover.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

kepuasan kerja terhadap intensi turnover. Seberapa pesar pengaruh kepuasan kerja

terhadap intensi turnover tersebut.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengembangan ilmu

psikologi, khususnya bidang psikologi industri dan organisasi terutama tentang

bidang perilaku organisasi (organizational behavior) mengenai kepuasan kerja

karyawan dan pengaruhnya terhadap intensi untuk turnover pada karyawan.

Selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi

peneliti-peneliti lain yang akan meneliti intensi turnover.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis, yaitu:

1. Mengetahui tingkat intensi turnover pada perusahaan.

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Intensi Turnover

1. Pengertian intensi

Pendekatan teoritis yang digunakan untuk menjelaskan intensi perilaku dalam

penelitian ini adalah teori perilaku terencana yang merupakan perluasan dari teori

perilaku beralasan yang dikemukakan oleh Azjen (dalam Azwar, 2000)

Azjen (dalam Deaux, 1993) mengembangkan teori perilaku terencana yang

menjelaskan bahwa intensi merupakan kunci utama untuk memprediksi perilaku

manusia.

Fishbein (dalam Eagly & Chaiken, 1993) menjelaskan intensi adalah sebuah

konstruk psikologis yang menunjukkan kekuatan motivasi seseorang dalam hal

perencanaan yang sadar dalam usaha untuk menghasilkan perilaku yang

dimaksud.

Azwar (2000) menjelaskan bahwa, di dalam teori perilaku terencana,

keyakinan-keyakinan berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu, pada

norma-norma subjektif, dan pada kontrol perilaku yang dihayati. Ketiga

komponen ini berinteraksi dan menjadi determinan bagi intensi yang pada

gilirannya akan menentukan apakah perilaku yang bersangkutan akan dilakukan

atau tidak.

Azjen (dalam Azwar, 2000) menyatakan bahwa sikap terhadap suatu perilaku

dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa kepada hasil

(17)

bersifat normatif (yang diharapkan oleh orang lain) dan motivasi bertindak sesuai

dengan harapan normatif tersebut membentuk norma subjektif dalam diri

individu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan

individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang

bersangkutan. Kontrol perilaku ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri

seseorang sedang berada dalam kondisi yang lemah.

2. Pengertian turnover

Bluedorn (dalam Jewell & Siegall, 1998) mengidentifikasikan paling sedikit

dua penggunaan berbeda dari istilah pindah kerja (turnover) dalam kepustakaan

I/O. Dalam pengertian generik, pindah kerja mengacu pada perubahan dalam

keanggotaan dari organisasi; posisi yang ditinggalkan oleh pemegang jabatan

yang keluar untuk digantikan pendatang baru. Dalam pengertian yang khusus,

pindah kerja mengacu pada anggota organisasi yang keluar. Price (dalam Jewell &

Siegall, 1998) menambahkan apabila digunakan dengan cara ini, biasanya pindah

kerja dibagi lebih lanjut menjadi keluar secara sukarela dan tidak sukarela.

Pembagian ini memisahkan antara karyawan yang keluar karena kemauan sendiri

dengan mereka yang diakhiri pekerjaannya secara tidak sukarela. Meskipun

sebagian besar perusahaan mendefinisikan masalah keluar masuk karyawannya

dalam jumlah yang keluar secara sukarela, tetapi bilangan ini hanyalah merupakan

sebagian dari pindah kerja dalam pengertian generik.

Jewell dan Siegall (1998) menjelaskan bahwa kasus pindah kerja

disfungsional terjadi bila seorang karyawan yang meninggalkan organisasi itu

adalah seseorang yang ingin dipertahankan. Ada sejumlah alasan mengapa hal ini

(18)

Alasan-alasannya antara lain sakit, keputusan untuk mengubah gaya hidup,

keputusan untuk melanjutkan pendidikan yang terputus, atau kesempatan kerja di

tempat lain bagi pasangannya. Hanya sedikit sekali yang dapat dilakukan oleh

organisasi untuk mengurangi pindah kerja sukarela dari para karyawan yang

mempunyai alasan seperti demikian. Sesuai dengan itu, maka pindah kerja ini

dapat dinamakan pindah kerja disfungsional yang tak terelakkan. Sisa dari

kelompok ini adalah karyawan yang keluar dengan alasan yang berkaitan dengan

organisasi atau jabatan dan disebut sebagai pindah kerja disfungsional yang dapat

dielakkan. Dalton, Krackhardth, dan Porter (dalam Suwandi & Indriartoro, 1999)

menambahkan bahwa perpindahan kerja sukarela yang dapat dihindari disebabkan

karena alasan alasan : upah yang lebih baik di tempat lain, kondisi kerja yang

lebih baik di organisasi lain, masalah dengan kepemimpinan/administrasi yang

ada, serta adanya organisasi lain yang lebih baik. Sedangkan perpindahan kerja

suka rela yang tidak dapat dihindari disebabkan oleh alasan-alasan : pindah ke

daerah lain karena mengikuti pasangan, perubahan arah karir individu, harus

tinggal di rumah untuk menjaga pasangan/anak, dan kehamilan.

3. Pengertian intensi turnover

Zeffane (dalam Kurniasari, 2004) mengemukakan arti intensi adalah niat atau

keinginan yang timbul pada individu untuk melakukan sesuatu. Sementara

turnover adalah berhentinya seseorang karyawan dari tempatnya bekerja secara

sukarela. Dapat didefinisikan bahwa intensi turnover adalah kecenderungan atau

niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut

(19)

Intensi turnover ada di bawah kontrol individu, sehingga dapat memberikan

hasil penelitian yang lebih cepat dan relatif mudah diprediksi dibanding perilaku

turnover- nya (Kurniasari, 2004)

Mobley (dalam Muchinsky, 1993) berpendapat mengenai employee turnover,

bahwa terdapat hubungan antara kepuasan dan berhenti bekerja. Hubungan itu

dimulai dari adanya pikiran untuk berhenti bekerja (thinking of quitting),

usaha-usaha untuk mencari pekerjaan baru, berintensi untuk berhenti bekerja atau tetap

bertahan dan yang terakhir adalah memutuskan untuk berhenti bekerja. Menurut

Mobley, perasaan tidak puas akan memicu rencana untuk berhenti bekerja, yang

kemudian akan mengarahkan pada usaha mencari pekerjaan baru. Namun model

Mobley yang membahas mengenai turnover ini harus memperhatikan setting

ekonomi yang sedang terjadi. Jika perekonomian dalam kondisi baik sehingga

pengangguran rendah, maka karyawan akan lebih mempermasalahkan kepuasan

kerja dibanding jika perekonomian buruk dan pengangguran melimpah.

Berdasarkan penjelasan di atas, istiliah intensi turnover mengacu kepada

keinginan ataupun kecenderungan untuk pindah kerja dari organisasi atau

perusahaan sekarang kepada organisasi atau perusahaan yang lain.

4. Aspek-aspek intensi turnover

Cummann (dalam Tull, 2006) menjelaskan aspek-aspek yang dijadikan dalam

mengukur intensi turnover yaitu :

a. Pemikiran untuk berhenti

Individu sering memikirkan dirinya untuk berhenti dari pekerjaan yang

dilakukannya saat ini.

(20)

Individu secara aktif melakukan pencarian-pencarian informasi pekerjaan

yang baru, diluar dari tempat individu tersebut bekerja saat ini.

c. Pindah ke pekerjaan yang baru.

Individu mencari pekerjaan baru di perusahaan atau organisasi lain dan

berhenti dari perusahaan tempat ia bekerja saat ini.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi turnover

Jewell dan Siegall (1998) mengemukakan faktor penentu tunover dalam dua

bagian yaitu variabel pribadi dan variabel organisasional. Penelitian variabel

pribadi yang berkaitan dengan pindah kerja didominasi oleh penyelidikan

kepuasan kerja karyawan, tetapi karakteristik individu lain yang mungkin relevan

telah diselidiki. Di antaranya adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, lamanya

kerja, pelatihan kerja, profesionalisme, pengungkapan kebutuhan akan

pertumbuhan pribadi, jarak geografis dari tempat kerja, dan keinginan yang

diungkapkan untuk tinggal dengan organisasi itu. Sistem penghargaan dari suatu

organisasi adalah pengaruh secara organisasional atau situasional terhadap

turnover. Variabel situasional lain yang telah diteliti dalam konteks ini termasuk

gaji, kesempatan promosi, dan sejauh mana kerja dalam suatu jabatan adalah

rutin.

Zeffane (dalam Kurniasari, 2004) mengemukakan ada beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap terjadinya turnover, diantaranya adalah faktor eksternal,

yakni pasar tenaga kerja, faktor institusi yakni kondisi ruang kerja, upah,

ketrampilan kerja, dan supervsi, karakteristik personal dari karyawan seperti

intelegensi, sikap, masa lalu, jenis kelamin, minat, umur, dan lama bekerja serta

(21)

Menurut Mueller (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensi

turnover, yakni:

1. Kontekstual.

Menurut Eagly & Chaiken (dalam Mueller, 2003) permasalahan mengenai

konteks adalah komponen yang penting dalam mempelajari perilaku. Faktor

yang penting dalam permasalahan mengenai turnover adalah adanya alternatif

pekerjaan lain yang tersedia di luar organisasi, alternatif-alternatif organisasi

dan bagaimana individu tersebut menerima nilai atau menghargai perubahan

pekerjaan (perceived costs of job change). Variabel kontekstual ini tercakup

didalamnya adalah :

a. Alternatif –alternatif yang ada di luar organisasi (external alternatives)

Dikarenakan adanya kecenderungan karyawan untuk meninggalkan

organisasi di saat mereka memiliki tempat yang menjadi tujuan, maka

literatur lebih menekankan pada persepsi mengenai alternatif eksternal

sebagai prediktor dari turnover organisasional. (Arnold & Feldman, 1982;

Michaels & Spector, 1982;. Mitchell, Holtom, Lee, Sablynski, & Erez,

2001; Price & Mueller, 1981). Sementara itu dari sisi individu, umumnya

membentuk intensi untuk turnover berdasarkan impresi subyektif dari

pasar tenaga kerja, dan umumnya individu-individu ini akan benar-benar

melakukan perpindahan kerja , jika persepsi yang ia bentuk sesuai dengan

kenyataan dan mereka merasa aman dengan pekerjaan yang baru (Hulin et

al., 1985; Muchinsky & Morrow, 1980). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa angka pengangguran yang rendah berkaitan dengan peningkatan

(22)

b. Alternatif-alternatif yang ada di dalam organisasi (internal alternatives)

Menurut Cable dan Turban (dalam Mueller, 2003) bagi banyak karyawan,

minat dan ketertarikan pada pekerjaan tidak hanya semata didasarkan pada

posisi yang tersedia namun juga konteks organisasi secara keseluruhan.

Salah satu konteks organisasional yang penting tersedianya adalah

alternatif di dalam organisasi tersebut. Ketersediaan dan kualitas pekerjaan

yang bisa diacapai dalam organisasi bisa digunakan sebagai indeks utilitas

dari turnover disamping persepsi terhadap alternatif eksternal. Karyawan

tidak akan melakukan turnover dari organisasi jika ia merasa bahwa ia bisa

atau mempunyai kesempatan untuk pindah (internal transfer) ke pekerjaan

lain, di organisasi yang sama yang dianggapnya lebih baik.

c. Harga/nilai dari perubahan kerja ( cost of job change)

Mueller (2003) menyatakan bahwa individu meninggalkan organisasi

seringkali dikarenakan tersedianya alternatif-alternatif yang mendorong

mereka untuk keluar dari organisasi. Namun ada faktor lain yang membuat

individu memilih untuk tetap bertahan, yakni faktor keterikatan

(Embeddedness).

Individu yang merasa terikat dengan organisasi cenderung untuk

tetap bertahan di organisasi (Mitchell et al., 2001). Meyer & Allen (dalam

Mueller, 2003) menambahkan bahwa keterikatan menunjukkan pada

kesulitan yang dihadap oleh individu untuk berpindah/mengubah

pekerjaan, meski ia mengetahui adanya alternatif yang lebih baik di luar.

Salah satu faktor yang meningkatkan harga dari turnover adalah asuransi

(23)

dan bonus-bonus). Hubungan finansial ini juga berkaitan erat dengan

komitmen kontinuans (continuance commitment), yaitu kesadaran

karyawan bahwa turnover membutuhkan biaya.

2. Sikap Kerja (Work Attitudes).

Model turnover umumnya menitikberatkan sikap karyawan terhadap

pekerjaan dan organisasinya sebagai pemicu dari proses turnover. (e.g., Farrell

& Rusbult, 1981; Mobley, 1977; Steers & Mowday, 1981). Hampir semua

model proses turnover dimulai dengan premise yang menyatakan bahwa

keputusan untuk turnover dikarenakan oleh tingkat kepuasan kerja yang

rendah dan komitmen organisasi yang rendah pula (Hom & Griffeth, 1995).

3. Kejadian-kejadian kritis (critical events).

Menurut Beachs (dalam Mueller, 2003), kebanyakan orang jarang

memutuskan apakah mereka tetap bertahan di pekerjaan yang ada ataupun

tidak, dan tetap mempertahankan pekerjaan yang sama sebagai fungsi dari

suatu pilihan dibanding suatu kebiasaan. Kejadian-kejadian kritis, memberikan

kejutan yang cukup kuat bagi sistem kognitif individu untuk menilai ulang

kembali situasi yang dihadapi dan melakukan tindakan nyata. Contoh dari

kejadian-kejadian kritis diantaranya adalah perkawinan, perceraian, sakit atau

kematian dari pasangan, kelahiran anak, kejadian yang berkaitan dengan

pekerjaan seperti diabaikan dalam hal promosi, menerima tawaran yang lebih

menjanjikan atau mendengar tentang kesempatan kerja yang lain. Semua

kejadan-kejadian tersebut bisa meningkatkan atau menurunkan kecenderungan

(24)

antara individu yang satu dengan yang lain. Tercakup didalam

kejadian-kejadian kritis adalah :

a. Kejadian yang berulang (continuation events)

b. Kejadian yang bersifat netral (neutral events)

c. Kejadian yang tidak berulang (discontinuation events)

Kejadian-kejadian ini merupakan anteseden dari proses penarikan diri dari

organisasi (organizational withdrawal), yang diikuti oleh penarikan diri dari

pekerjaan (work withdrawl) serta usaha mencari pekerjaan lain (search for

alternatives) dan pada akhirnya diakhiri dengan keputusan keluar dari

pekerjaan .

B. Kepuasan Kerja

1. Pengertian kepuasan kerja

Wexley dan Yukl (1984) menyatakan bahwa kepuasan pada dasarnya

merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat

kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada

dirinya. Secara umum mereka mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan

seseorang terhadap pekerjaannya.

Jewell & Siegall (1998) menambahkan pengertian kepuasan kerja adalah sikap

yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja, bahwa karyawan yang

puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya.

Handoko (2000), mengemukakan pendapatnya bahwa kepuasan kerja adalah

keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para

(25)

perasan seseorang terhadap pekerjaannya, yang nampak dalam sikap positif

karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan

pekerjaannya. Robin (1996) mengartikan kepuasan kerja dengan merujuk kepada

sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya, seorang yang memiliki

kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan, orang yang

memiliki kepuasan kerja rendah menunjukkan sikap negatif terhadap pekerjaan.

Hoppeck (dalam As’ad, 2003) menarik kesimpulan setelah mengadakan

penelitian terhadap 309 karyawan pada suatu perusahaan di New Hope

Pennsylvania USA bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu

seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.

As’ad (2003) kemudian memberikan batasan yang sederhana dan operasional

mengenai kepuasan kerja, yaitu perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Konsepsi

kepuasan kerja semacam ini melihat kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi

manusia dengan lingkungan kerjanya.

Berdasarkan uraian di atas, kepuasan kerja merupakan perasaan orang

terhadap pekerjaan dan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan.

2. Aspek-aspek kepuasan kerja

Smith, Kendall, dan Hulin (dalam Wexley & Yukl, 1984) mengungkap

aspek-aspek kepuasan kerja dalam pengukuran kepuasan kerja. Mobley (1986) juga

menjelaskan aspek-aspek tersebut dalam hubungannya dengan turnover.

1. Pekerjaan itu sendiri

Pekerjaan itu sendiri berorientasi kepada apakah kerja yang ada merupakan

kerja yang secara mental menantang. Karyawan cenderung lebih menyukai

(26)

keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas,

kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.

Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu

kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu banyak

menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal (Robin, 1996).

Hal kedua yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri adalah kondisi kerja

secara fisik. Kondisi kerja secara fisik yang sesuai dan nyaman serta peralatan,

alat bantu kerja, informasi, dan sumber daya lain yang cukup mempunyai

pengaruh positif terhadap tingkat usaha karyawan secara keseluruhan dalam suatu

organisasi. Kondisi ini akan memicu tumbuhnya kepuasan kerja terhadap diri

karyawan (Jewell & Siegall, 1998).

2. Gaji

Berkowitz (dalam Jewell & Siegall, 1998) menyatakan bahwa nilai yang

dirasakan dari kerja dan penghargaan seseorang merupakan peramal yang

penting untuk kepuasan atas gaji dibandingkan dengan gaji yang diterima orang

lain. Hal ini menunjukkan bahwa gaji yang didasarkan pada kerja pribadi

menyebabkan kepuasan terhadap gaji tersebut.

Kepuasan kerja tergantung dari tingkat perolehan imbalan. Jika perolehan

imbalan dirasakan kurang adil, maka pemegang pekerjaan akan mengalami

ketidakpuasan dan mencari jalan untuk mencari imbalan yang lebih besar (Gibson,

1992).

3. Hubungan dengan teman sekerja

Anggapan dari karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial.

(27)

menghantar kepada kepuasan kerja yang meningkat. Hubungan yang baik dalam

kerja timbul karena adanya komunikasi dan kepercayaan diantara mereka yang

berinteraksi selama masa kerja (Robbins, 1996).

4. Pengawasan

Beck dan Hilman (dalam Davis & Newstorm, 1996) menyatakan bahwa

kepemimpinan yang positif umumnya menghasilkan kepuasan kerja dan prestasi

kerja. Positifnya nilai-nilai kepemimpinan seorang atasan juga tercermin dalam

pengawasan yang dilakukannya, dalam arti pengawasan positif akan

menghasilkan kepuasan kerja seseorang.

5. Promosi dan pengembangan karir

Fubrin (dalam Mangkunegara, 2000) mengemukakan bahwa pengembangan

karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai

merencanakan karir masa depan mereka di perusahaan agar peruhaan dan

pegawai bersangkutan dapat mengembangkan dirinya secara maksimum.

Hasibuan (1997) menyatakan salah satu cara mengembangkan karir pegawai

adalah melalui promosi, yakni beralih kekeadaan dimana wewenang dan tanggung

jawab karyawan diperbesar dengan cara perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi

di dalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilan

semakin besar.

C. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover

Penemuan yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan pindah kerja merupakan

cermin dari penelitian kepuasan kerja tersebut. Kepuasan kerja dan pindah kerja

(28)

menambahkan bahwa kepuasan kerja yang meningkat menyebabkan perputaran

karyawan menurun. Kepuasan kerja yang rendah mengakibatkan perputaran

karyawan lebih tinggi.

Model meninggalkan pekerjaan dari Mobley, Horner, dan Hollingworth

(dalam Munandar, 2001), menemukan bukti yang menunjukkan bahwa tingkat

dari kepuasan kerja berkorelasi dengan pemikiran-pemikiran untuk meninggalkan

pekerjaan, dan bahwa niat untuk meninggalkan kerja (intensi turnover)

berkorelasi dengan meninggalkan pekerjaan secara aktual.

Mobley (1986) mengatakan bahwa kepuasan kerja karyawan penting bagi

perusahaan. Karyawan akan dapat bekerja secara produktif apabila karyawan

tersebut merasa puas dengan apa yang didapatkannya. Kepuasan kerja memiliki

hubungan erat terhadap pemikiran untuk berhenti kerja dan intensi untuk mencari

pekerjaan lain. Hubungan intensi untuk berhenti menjadi signifikan terhadap

turnover sebenarnya.

Carsten dan Spector (dalam Jewell & Siegall, 1998) mereviu 47 studi dalam

bidang ini dan menemukan bahwa korelasi antara pindah kerja dan kepuasan kerja

bervariasi sesuai dengan tingkat pengangguran yang ada.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan teori-teori yang dipaparkan di

atas, maka penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:

Kepuasan kerja karyawan berpengaruh negatif terhadap intensi turnover.

Semakin tinggi kepuasan kerja karyawan, maka semakin rendah intensi

turnovernya. Sebaliknya, jika semakin rendah kepuasan kerja karyawan, maka

(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Adapun variabel yang terlibat pada penelitian ini antara lain:

1. Variabel tergantung : Intensi Turnover

2. Variabel bebas : Kepuasan Kerja

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Intensi turnover

Intensi turnover adalah derajat kecenderungan sikap yang dimiliki oleh

karyawan untuk mengundurkan diri secara sukarela dari pekerjaannya yang

dinyatakan dalam bentuk skor penilaian kuesioner intensi turnover.

Intensi turnover diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan

aspek-aspek dari intensi turnover yang dikermukakan oleh Cumman (dalam Tull,

2006) yaitu : pemikiran untuk berhenti, pencarian secara aktif pekerjaan yang

baru, dan pindah ke pekerjaan yang baru.

Tingkat intensi turnover dapat dilihat dari skor nilai yang diperoleh individu

dari skala tersebut. Jika semakin tinggi nilai skala intensi turnover maka semakin

tinggi tingkat intensi turnover. Demikian sebaliknya. Jika semakin rendah nilai

skala intensi turnover maka semakin rendah tingkat intensi turnover.

2. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang

(30)

kepuasan kerja menurut Smith, Kendall, dan Hulin (dalam Wexley & Yukl, 1984)

adalah pekerjaan itu sendiri, gaji, hubungan dengan teman sekerja, pengawasan

dan promosi dan pengembangan karir.

Tingkat kepuasan kerja dapat dilihat dari skor nilai yang diperoleh individu

dari skala tersebut. Jika semakin tinggi nilai skala kepuasan kerja maka semakin

tinggi tingkat kepuasan kerja. Demikian sebaliknya. Jika semakin rendah nilai

skala kepuasan kerja maka semakin rendah tingkat kepuasan kerjanya.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi dan sampel

Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan salah

satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah objek, gejala atau

kejadian yang diselidiki terdiri dari semua individu untuk siapa

kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian itu hendak digeneralisasikan

(Hadi, 2002).

Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT.

Federal International Finance cabang Binjai. Mengingat keterbatasan peneliti

untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian

dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, atau yang

dikenal dengan nama sampel.

Karakteristik atau ciri dari populasi dalam penelitian ini adalah

(31)

2. Teknik pengambilan sampel

Adapun upaya untuk memperoleh sampel penelitian dalam penelitian ini,

digunakan teknik stratified random sampling, dimana semua individu dalam

populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diambil secara acak

sejumlah subjek dari populasi yang ingin diteliti dari setiap subpopulasi (Cozby,

2004). Subpopulasi penelitian ini adalah karyawan tiap divisi-divisi bagian pada

perusahaan. Dimana perusahaan memiliki 10 divisi yang bertotalkan 152 orang

karyawan. Setiap masing-masing divisi dipilih 8 orang untuk dijadikan sampel.

3. Jumlah sampel penelitian

Dalam penelitian ini, sampel penelitian yang diambil sebanyak 80 orang.

D. Metode pengumpulan data

Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian

yang mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti

(Hadi, 2000). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

psikologis yang berdasarkan pada laporan-laporan diri.

Sebelum peneliti merancang penulisan aitem/soal, maka peneliti harus

membuat blue print terlebih dahulu. Blue print berupa tabel yang memuat

sekaligus uraian isi tes dan tingkat kompetensi yang akan diungkap pada setiap

bagian isi. Blue print akan menjadi pegangan yang sangat membantu sewaktu

penulisan aitem berlangsung sebagai suatu pedoman yang akan menjaga agar

penulisan aitem tetap terarah pada tujuan pengukuran tes dan tidak keluar dari

(32)

1. Skala intensi turnover

Skala intensi turnover disusun berdasarkan aspek-aspeknya yang

dikemukakan Cumman (dalam Tull, 2006) yaitu :

a. Pemikiran untuk berhenti

Individu sering memikirkan dirinya untuk berhenti dari pekerjaan yang

dilakukannya saat ini.

b. Pencarian secara aktif pekerjaan yang baru

Individu secara aktif melakukan pencarian-pencarian informasi pekerjaan

yang baru, diluar dari tempat individu tersebut bekerja saat ini.

c. Pindah ke pekerjaan yang baru.

Individu mencari pekerjaan baru di perusahaan atau organisasi lain dan

berhenti dari perusahaan tempat ia bekerja saat ini.

Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan

favorabel dan unfavorabel, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak

Setuju (STS). Untuk aitem yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor

empat, pilihan S akan mendapatkan skor tiga, pilihan N akan mendapatkan skor

dua, pilihan TS akan mendapatkan skor satu, dan pilihan STS akan mendapatkan

skor nol. Sedangkan untuk aitem yang unfavorabel pilihan SS akan mendapatkan

skor nol, pilihan S mendapatkan skor satu, pilihan N akan mendapatkan skor dua,

pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS akan mendapatkan skor

empat. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka

(33)

Tabel 1. Distribusi Aitem-aitem Skala Intensi Turnover

Komponen Objek Sikap Komponen Sikap Total

Favorabel Unfavorabel

Pemikiran untuk berhenti 6 6 12

Pencarian secara aktif pekerjaan yang baru 6 6 12

Pindah ke pekerjaan yang baru 6 6 12

Total 18 18 36

2. Skala kepuasan kerja

Skala kepuasan kerja disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan

oleh Smith, Kendall, dan Hulin (dalam Wexley & Yukl, 1984), yaitu:

a. Pekerjaan itu sendiri

Pekerjaan itu sendiri berorientasi kepada apakah kerja yang ada merupakan

kerja yang secara mental menantang dan kondisi kerja secara fisik.

b. Gaji

Kepuasan kerja tergantung dari tingkat perolehan imbalan. Jika perolehan

imbalan dirasakan kurang adil, maka pemegang pekerjaan akan mengalami

ketidakpuasan dan mencari jalan untuk mencari imbalan yang lebih besar.

c. Hubungan dengan teman sekerja

Hubungan yang baik dalam kerja timbul karena adanya komunikasi dan

kepercayaan diantara mereka yang berinteraksi selama masa kerja (Robbins,

(34)

d. Pengawasan

Positifnya nilai-nilai kepemimpinan seorang atasan juga tercermin dalam

pengawasan yang dilakukannya, dalam arti pengawasan positif akan

menghasilkan kepuasan kerja seseorang.

e. Promosi dan pengembangan karir

Pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu

pegawai-pegawai merencanakan karir masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan

dan pegawai bersangkutan dapat mengembangkan dirinya secara maksimum

yaitu melalui promosi.

Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan

favorabel dan unfavorabel, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak

Setuju (STS). Untuk aitem yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor

empat, pilihan S akan mendapatkan skor tiga, pilihan N akan mendapatkan skor

dua, pilihan TS akan mendapatkan skor satu, dan pilihan STS akan mendapatkan

skor nol. Sedangkan untuk aitem yang unfavorabel pilihan SS akan mendapatkan

skor nol, pilihan S mendapatkan skor satu, pilihan N akan mendapatkan skor dua,

pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS akan mendapatkan skor

empat. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka

semakin tinggi kepuasan kerja karyawan.

Tabel 2. Distribusi Aitem-aitem Skala Kepuasan Kerja

Komponen Objek Sikap Komponen Sikap Total

(35)

Sikap terhadap pekerjaan 6 6 12

Teman Sekerja 6 6 12

Pengawasan 6 6 12

Promosi 6 6 12

Upah 6 6 12

Total 30 30 60

E. Uji Coba Alat Ukur

Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat

ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat

ukur menunjukkan kecermatan pengukuran (Azwar, 1999). Uji coba skala

dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji coba yang memiliki

karakteristik hampir sama dengan karakteristik subjek penelitian.

1. Validitas alat ukur

Untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut mampu menghasilkan data yang

akurat yang sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas.

Suatu alat tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang

tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil

ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar,

2005). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dimana

peneliti meminta pendapat profesional dari dosen pembimbing dalam proses

(36)

2. Uji daya beda aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut

dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan

dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya

selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih aitem

yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan

(Azwar, 1999).

Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi

antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu

distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi

item total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi

Pearson Product Moment (Azwar, 1999). Nilai korelasi yang diterima adalah

lebih besar atau sama dengan 0,275.

3. Reliabilitas alat ukur

Menurut Hadi (2000) reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau

konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada

kesempatan berbeda. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor

yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu

lebih ditentukan oleh kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya

(Azwar, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Batasan penerimaan reliabilitas

(37)

Penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini dilakukan dengan

menggunakan program SPSS version 15.0 For Windows.

4. Hasil uji coba alat ukur

Uji coba alat ukur dilakukan kepada karyawan perusahaan sebanyak 80 orang.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15.0, maka

dapat dilihat item-item yang memiliki daya diskriminasi r ≥ 0,275, ditinjau dari

critical value Pearson yaitu item-item yang daya pembedanya dianggap

memuaskan.

a. Hasil uji coba skala intensi turnover

Jumlah aitem yang diuji cobakan sebanyak 36 aitem yang terdiri dari 3 (tiga)

aspek. Setelah dilakukan beberapa kali uji coba didapat 24 aitem yang memiliki

nilai diatas atau sama dengan 0,275, dengan reliabilitas sebesar 0,879.

Distribusi aitem yang diterima dapat dilihat pada tabel 3. Sebelum skala

digunakan untuk penelitian, aitem disusun kembali. Untuk menyeimbangkan

setiap aspek, maka aitem yang gugur tidak diikutsertakan dalam skala penelitian.

Tabel 3. Blue Print Skala Intensi Turnover setelah Uji Coba

Komponen Objek Sikap Komponen Sikap Total

Favorabel Unfavorabel

Pemikiran untuk berhenti 1,4,13,14,20 2,10,15,21 9

Pencarian secara aktif pekerjaan

yang baru

3,11,17,22 9,12,16,23 8

Pindah ke pekerjaan yang baru 5,7,18,24 6,8,19 7

(38)

b. Hasil uji coba skala kepuasan kerja

Jumlah aitem yang diuji cobakan sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 5 (lima)

aspek. Setelah dilakukan beberapa kali uji coba didapat 36 aitem yang memiliki

nilai diatas atau sama dengan 0,275, dengan reliabilitas sebesar 0,930.

Distribusi aitem yang diterima dapat dilihat pada tabel 4. Sebelum skala

digunakan untuk penelitian, aitem disusun kembali. Untuk menyeimbangkan

setiap aspek, maka aitem yang gugur tidak diikutsertakan dalam skala penelitian.

Tabel 4. Blue Print Skala Kepuasan Kerja setelah Uji Coba

Komponen Objek Sikap Komponen Sikap Total

Favorabel Unfavorabel

Sikap terhadap pekerjaan 1,7,11,20 12,21,28 7

Teman Sekerja 4,9,22,26 5,15,35 7

Pengawasan 6,16,24,30 10,17,32 7

Promosi 3,18,27,36 19,25,31,34 8

Upah 2,14,23,29 8,13,33 7

Total 20 16 36

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu

sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

Persiapan penelitian dilakukan peneliti dengan:

(39)

Alat ukur dibuat oleh peneliti berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan

sebelumnya. Ada dua buah skala yang dibuat, yaitu skala intensi turnover dan

skala kepuasan kerja. Masing-masing skala terdiri dari 60 item, yang dibentuk

seperti sebuah buku untuk memudahkan subjek penelitian memberikan

jawabannya.

b. Uji coba alat ukur

Uji coba skala penelitian dilakukan pada tanggal 10-17 Mei 2009 di

perusahaan F.I.F Medan dengan membagikan skala kepada subjek penelitian.

Setelah itu, peneliti mengumpulkan kembali skala yang telah diisi oleh subjek

untuk dilakukan analisa.

c. Revisi alat ukur

Setelah dilakukan uji statistik terhadap item-item yang diperolah pada uji coba

penelitan, maka dilakukan beberapa revisi terhadap alat ukur. Beberapa revisi

yang dilakukan adalah dengan membuang item yang tidak memiliki daya

diskriminasi item di atas 0,275, dan memperbaiki tampilan skala. Skala hasil

revisi inilah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.

d. Menentukan sampel

Sampel dipilih sebanyak 80 orang yang terdiri dari 10 (sepuluh) divisi

perusahaan F.I.F Binjai. Masing-masing divisi dipilih sebanyak 8 orang yang

dipilih secara acak melalui daftar karyawan yang aktif.

2. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 25 Mei – 5 Juni 2009 dengan membagikan

skala kepada 8orang masing-masing divisi perusahaan F.I.F Binjai. Selanjutnya

(40)

3. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan setelah semua skala terkumpul. Peneliti

menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS for Windows versi 15.0

dalam mengolah data penelitian.

G. Metode Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan metode statistik.

Pertimbangan penggunaan statistik dalam penelitian ini menurut Hadi (2000) adalah:

1. Statistik bekerja dengan angka-angka.

2. Statistik bersifat objektif.

3. Statistik bersifat universal, artinya dapat digunakan hampir pada semua bidang

penelitian.

Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik

analisa regresi dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15.0.

Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi yang meliputi:

1. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua

variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan

menggunakan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS for

Windows versi 15.0. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p > 0,05.

2. Uji linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian,

(41)

memiliki hubungan linear. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan diagram

pencar (scatter plot).

Seluruh proses pengolahan data penelitian akan dilakukan dengan

menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 15.0 for windows. Data

dikatakan memiliki hubungan yang linear dimana nilai signifikansi linearitas tersebut

(42)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran subjek penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di suatu

perusahaan. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 80 orang yang telah

memenuhi karakteristik populasi penelitian. Berdasarkan 80 orang subjek

penelitian yang terpilih, diperoleh gambaran berdasarkan jenis kelamin, usia dan

penghasilan.

1. Jenis kelamin subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini dibedakan jenis kelaminnya yaitu laki-laki dan

perempuan, dengan penyebaran yang dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentasi (%)

Perempuan 33 orang 41,25%

Laki-laki 47 orang 58,75%

TOTAL 80 100%

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek penelitian adalah

laki-laki sebanyak 47 orang dan perempuan sebanyak 33 orang.

(43)

Rentang usia subjek berkisar antara 22-50 tahun. Untuk mempermudah

dalam membuat persentasenya, peneliti membuat interval umur. Hal ini

dikarenakan rentang usia responden terlalu jauh, dari usia termuda, 22 tahun

hingga 50 tahun. Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentasi (%)

22-30 tahun 30 orang 37,5%

31-40 tahun 36 orang 45%

41-50 tahun 14 orang 17,5%

TOTAL 80 100%

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek penelitian adalah

karyawan berusia 31-40 tahun sebanyak 36 orang, diikuti oleh rentang usia 22-30

sebanyak 30 orang dan usia 41-50 sebanyak 14 orang.

B. Hasil Penelitian

1. Uji asumsi

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian setiap

variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov satu sampel. Tabel 5 memperlihatkan hasil

(44)

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas

Variabel Z ρ Keterangan

Intensi Turnover 1,027 0,242 Sebaran Normal

Kepuasan kerja 0,915 0,372 Sebaran Normal

Data dikatakan terdistribusi normal jika harga ρ > 0,05. Berdasarkan tabel

5 di atas, diperoleh nilai Z intensi turnover = 1,027 dengan nilai ρ = 0,242. Nilai

Z kepuasan kerja = 0,915 dengan nilai ρ = 0,372. Berdasarkan hasil uji di atas,

didapat bahwa data penelitian baik variabel bebas maupun variabel tergantung

terdistribusi normal, yang berarti bahwa sampel penelitian bersifat parametrik dan

cukup representatif atau mewakili populasi yang diberikan.

b.Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengambil keputusan model regresi yang

akan digunakan. Uji ini merupakan persyaratan apakah model regresi dapat

digunakan untuk menganalisis data. Untuk menentukan kelinearitasan garis

regresi dapat ditentukan dengan melihat nilai ρ pada kotak Anova. Kriteria yang

digunakan adalah apabila nilai ρ ≤ α (α = 0,05) maka persamaan garis regresi

disebut linear.

Tabel 9. Hasil Uji Linearitas

ANOVA(b)

(45)

Squares Square

1 Regression 5809.170 1 5809.170 87.012 .000(a)

Residual 5207.517 78 66.763

Total 11016.688 79

a Predictors: (Constant), Kep.kerja

b Dependent Variable: Intensi.TO

Nilai ρ pada tabel 9. sebesar 0,000, nilai ini kurang dari 0,05 yang berarti

persamaan garis regresi linear. Dengan demikian, analisa regresi dapat digunakan

dalam penelitian ini.

2. Uji hipotesis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kepuasan kerja

terhadap intensi turnover. Uji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan analisa

regresi linear sederhana. Pada uji ini, hipotesis yang digunakan adalah:

a. Ho : Tidak ada pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover

b. Ha : Ada pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover.

Setelah dilakukan uji linearitas, selanjutnya variabel diolah dengan

menggunakan analisa regresi linear sederhana. Hasil pengolahan data bisa dilihat

pada tabel 10.

Tabel. 10 Hasil Analisa Regresi Linear Sederhana

R R Square Signifikan

(46)

Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana seperti yang terlihat pada

tabel 10, terlihat bahwa nilai signifikan = 0,000 atau p < 0,05, sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tergantung.

Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah Ha, yaitu terdapat pengaruh

pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover.

Koefisien determinasi (R Square) yang diperoleh adalah 0,527. Hal ini

berarti variabel bebas (kepuasan kerja) memberi pengaruh sebesar 52,7% terhadap

intensi turnover. Sedangkan sisanya 47,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak terdapat pada penelitian ini.

Tabel 11. Koefisien Regresi Kepuasan Kerja

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 77.648 4.132 18.794 .000

Kep.kerja -.466 .050 -.726 -9.328 .000

a Dependent Variable: Intensi.TO

Berdasarkan pada tabel 11, dimana variabel kepuasan kerja = 0,000 yang lebih

kecil dari 0,05 berarti variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

(47)

koefisien regresi -0,726 yang berarti semakin rendah kepuasan kerja seorang

karyawan maka semakin tinggi tingkat intensi turnover seseorang.

C. Kategorisasi Skor Penelitian

1. Kategorisasi skor intensi turnover

Kategorisasi skor intensi turnover dapat diperoleh melalui uji signifikansi

perbedaan antara mean skor empiris dan mean teoritik. Skala intensi turnover

terdiri dari 24 aitem dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari 0 sampai 4.

Dari skala intensi turnover yang diisi subjek, maka diperoleh mean hipotetik

sebesar 48 dengan standar deviasi 16. Sementara mean empirik yang diperoleh

sebesar 40,06 dengan standar deviasi sebesar 11,81. Perbandingan antara mean

hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Intensi Turnover

Variabel

Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Intensi turnover 20 69 40,06 11,81 0 96 48 16

Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh kategorisasi intensi turnover

seperti terlihat pada tabel 13.

Tabel 13. Kategorisasi Intensi Turnover

Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah Persentase

(48)

32 ≤ X < 64 Sedang 53 66.25%

X ≥ 64 Tinggi 4 5%

TOTAL 80 100%

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki intensi turnover

rendah sebanyak 23 orang (28,75%), sedang sebanyak 53 orang (66.25%) dan

tinggi sebanyak 4 orang (12,5%).

2. Gambaran aspek perbandingan aspek intensi turnover

Gambaran frekuensi dari skor intensi turnover dapat dilihat dari nilai

rata-rata aspek-aspek turnover. Gambaran mean skor dari tiap-tiap aspek turnover

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Gambaran Perbandingan Aspek Intensi Turnover

N

Jumlah

aitem Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Pemikiran untuk.berhenti 80 9 5 28 15.24 4.869

Pencarian aktif kerja baru 80 8 3 22 12.85 4.091

Pindah kerja baru 80 7 5 24 11.97 4.161

Valid N (listwise) 80

Berdasarkan tabel di atas, didapat nilai mean yang paling tinggi adalah

aspek pemikiran untuk berhenti (15,24) dengan standar deviasi sebesar 4,869.

(49)

Aspek Rentang Nilai Kategori Jumlah Percentase

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa aspek pemikiran untuk berhenti

sebesar 66.25%, pencarian aktif kerja baru sebesar 62.5% dan pindah kerja baru

sebesar 63.75% berada pada kategori sedang.

3. Kategorisasi skor kepuasan kerja

Kategorisasi skor kepuasan kerja dapat diperoleh melalui uji signifikansi

perbedaan antara mean skor empiris dan mean teoritik. Skala kepuasan kerja

terdiri dari 36 aitem dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari 0 sampai 4.

Dari skala kepuasan kerja yang diisi subjek, maka diperoleh mean hipotetik

(50)

sebesar 80,74 dengan standar deviasi sebesar 18,42. Perbandingan antara mean

hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 16. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Kepuasan Kerja

Variabel

Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Kepuasan kerja 41 118 80,74 18,42 0 144 72 24

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh kategorisasi kepuasan kerja

seperti terlihat pada tabel 15.

Tabel 17. Kategorisasi Kepuasan Kerja

Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah Persentase

Kepuasan

Kerja

X < 48 Rendah 2 2,5%

48 ≤ X < 96 Sedang 56 70%

X ≥ 96 Tinggi 22 27,5%

TOTAL 80 100%

Dari tabel 15, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepuasan kerja

yang rendah sebanyak 2 orang (2,5%), kategori sedang sebanyak 56 orang (70%),

dan tinggi sebanyak 22 orang (27,5%).

4. Gambaran perbandingan aspek kepuasan kerja

Gambaran frekuensi dari skor kepuasan kerja dapat dilihat dari nilai

rata-rata aspek-aspek kepuasan kerja. Gambaran mean skor dari tiap-tiap aspek

(51)

Tabel 18. Gambaran Perbandingan Aspek Kepuasan Kerja

N

Jumlah

Item Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Sikap terhadap pekerjaan 80 7 6 23 15.84 4.150

Teman kerja 80 7 7 24 15.83 3.932

Pengawasan 80 7 5 24 15.61 4.108

Promosi 80 8 9 25 17.96 4.190

Upah 80 7 7 23 15.50 3.848

Valid N (listwise) 80

Berdasarkan tabel di atas, didapat nilai mean yang paling tinggi adalah

aspek promosi (17,96) dengan standar deviasi sebesar 4,190.

Tabel 19. Kategorisasi Aspek-Aspek Kepuasan Kerja

Aspek Rentang Nilai Kategori Jumlah Percentase

Sikap terhadap

pekerjaan

X < 9 Rendah 3 3.75%

9 ≤ X < 19 Sedang 53 66.25%

X ≥ 19 Tinggi 24 30%

TOTAL 80 100%

Teman kerja X < 9 Rendah 2 2.5%

9 ≤ X < 19 Sedang 53 66.25%

(52)

TOTAL 80 100%

Pengawasan X < 9 Rendah 3 3.75%

9 ≤ X < 19 Sedang 56 70%

X ≥ 19 Tinggi 21 26.25%

TOTAL 80 100%

Promosi X < 11 Rendah 4 5%

11 ≤ X < 21 Sedang 51 63.75%

X ≥ 21 Tinggi 25 31.25%

TOTAL 80 100%

Upah X < 9 Rendah 6 7.5%

9 ≤ X < 19 Sedang 56 70%

X ≥ 19 Tinggi 18 22.5%

TOTAL 80 100%

Untuk melihat aspek-aspek yang berpengaruh terhadap intensi turnover

maka dianalisa lebih lanjut, seperti pada tabel di bawah ini.

ANOVA(e)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6143.699 5 1228.740 18.659 .000(a)

Residual 4872.989 74 65.851

Total 11016.688 79

2 Regression 6141.881 4 1535.470 23.624 .000(b)

Residual 4874.807 75 64.997

(53)

3 Regression 6140.093 3 2046.698 31.897 .000(c)

a Predictors: (Constant), Upah, Teman.Kerja, Pengawasan, Promosi, Pekerjaan

b Predictors: (Constant), Upah, Teman.Kerja, Promosi, Pekerjaan

c Predictors: (Constant), Upah, Teman.Kerja, Pekerjaan

d Predictors: (Constant), Upah, Pekerjaan

e Dependent Variable: Intensi.T.O

Berdasarkan tabel di atas, didapat bahwa kelima aspek memiliki

signifikansi < 0,05.

a Dependent Variable: Intensi.T.O

Berdasarkan tabel di atas, didapat bahwa aspek upah memberikan

Gambar

Tabel 1. Distribusi Aitem-aitem Skala Intensi Turnover
Tabel 2. Distribusi Aitem-aitem Skala Kepuasan Kerja
Tabel 3. Blue Print Skala Intensi Turnover setelah Uji Coba
Tabel 4. Blue Print Skala Kepuasan Kerja setelah Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat 4 jenis kecacatan yaitu jahitan tidak rapi, kaos berlubang, kotor terkena minyak dari mesin dan kancing yang terlepas. Adapun sumber dan akar penyebab 4

Tekad pemerintah Indonesia pada tahun 2045 yakni untuk menciptakan peradaban bangsa yang maju dan unggul merupakan ekspektasi alamiah dan sarat akan sebuah mimpi yang

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Terdapat pengaruh positif motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran

Kajian terhadap aspek lingkungan meliputi analisa kepadatan bangunan lingkungan rumah susun hunian dan analisa potensi/dampak yang dapat ditimbulkan dari sarana dan

Untuk dapat mengurangi dampak keterlambatan dan pembengkakan biaya proyek dapat diusulkan program crashing yang dilakukan pada pekerjaan yang ada di jalur kritis

Penggunaan media prezi terhadap materi pembelajaran Bunpou 2 cukup baik dilihat dari nilai post-test mahasiswa bahwa adanya peningkatan terhadap kelas

Sebagai contoh dapat kita lihat pada masalah transportasi, kita dihadapkan pada pilihan lintasan perjalanan dari Kota S (sumber) ke Kota T (tujuan), untuk sampai ke Kota T

Drugim riječima, analizira se na koji su način povezani glazba i jezik, što znači da je glazba sredstvo manipulacije u komunikaciji, kako se glazba primjenjuje