• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT Sinar Sosro Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT Sinar Sosro Medan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH KOMPENSASI LANGSUNG DAN TIDAK

LANGSUNG TERHADAP SEMANGAT KERJA

KARYAWAN PADA PT SINAR SOSRO

MEDAN

DRAFT SKRIPSI

OLEH

SARAH SASMITA 050502110

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Sarah Sasmita (2009). Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT Sinar Sosro Medan, dibawah bimbingan Dr. Prihatin Lumban Raja, SE. M.Si, Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE. M.Si (Ketua Departemen), Dra. Lucy Anna, MS (Penguji I) dan Dra. Yulinda, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kompensasi langsung dan tidak langsung terhadap semangat kerja karyawan dan variabel apa yang mempunyai pengaruh paling dominan yang terdapat pada kompensasi langsung dan tidak langsung terhadap semangat kerja karyawan PT Sinar Sosro Medan.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah karyawan bagian logistik PT Sinar Sosro. Jumlah sampel yakni sebanyak 35 responden, dan penarikan sampel diambil dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas, yaitu variabel kompensasi langsung (X1) yang terdiri dari gaji dan bonus dan variabel kompensasi tidak langsung (X2) yaitu Tunjangan Hari Raya, Asuransi Kesehatan, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Bantuan Partisipasi Perusahaan, Penghargaan Masa Kerja, dan Seragam secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel semangat kerja (Y). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi semangat kerja karyawan PT Sinar Sosro Medan yaitu variabel kompensasi tidak langsung (Indirect Compensation/X2). Sementara variabel kompensasi langsung (Direct

Compensation/X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan (Y).

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan.

Skripsi ini mengambil judul penelitian: Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Sinar Sosro Medan. Penelitian ini sekiranya dapat berguna bagi kita semua ketika berada dalam dunia pekerjaan khususnya dalam bidang Sumber Daya Manusia, karena disadari bahwa salah satu cara untuk meningkatkan semangat kerja adalah melalui pemberian kompensasi terhadap karyawan sehingga tercapai tujuan perusahaan.

Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini usaha dan kerja yang dilakukan penulis tidak akan berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan pertolongan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan dan menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu berusaha membangun Fakultas Ekonomi ke arah yang lebih baik.

(4)

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Dosen Wali penulis yang telah membantu dan memotivasi penulis untuk meningkatkan prestasi belajar tiap semester selama penulis aktif kuliah. 4. Ibu Dr. Prihatin Lumban Raja, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.

5. Ibu Dra. Lucy Anna, MS, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Yulinda, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

7. Kepada kedua orangtua penulis, Daud Soloraya Rusli (Papa) dan Nelly Rosa (Mama), serta adik-adikku (Boris, Edo, Claudia) yang telah memberikan kasih sayang dan cinta yang luar biasa kepada penulis serta semangat dan dukungan dalam segala hal bagi penulis selama pengerjaan skripsi ini.

8. Kepada Someone penulis yang luar biasa, Reynhard P.Sitohang, yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan, serta bantuan-bantuannya kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini.

(5)

10.Kepada Teman Tutor : Hari, yang telah membantu dalam pengerjaan SPSS. Dan Tovariga, yang selalu mengirimkan skripsinya (supaya bisa dicontek). Terima Kasih atas waktu dan bantuannya yang sangat berharga itu. Semoga kalian sukses selalu.

11.Kepada kawan-kawan senasib dan seperjuangan di Departemen Manajemen USU khususnya Angkatan 2005 Grup B. Da`BFL (Asrani, Clara, Corry, Dian, Elma, Nila, dan Putri) terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya, No Name, ICE4, J.I.J, Concrot; teruskan jalan perjuangan tanpa henti.

12.Seluruh teman-teman semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini, semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik buat teman-teman semua.

Penulis sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan kiranya Tuhan yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmatNya kepada kita.

Medan, Maret 2009 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 10

F. Metodologi Penelitian ……… 11

1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian ... 11

2. Defenisi Operasional Variabel ... 11

A. Penelitian Terdahulu ………..…... 25

B. Semangat Kerja Karyawan ………... 26

C. Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung ... 31

D. Hubungan Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung Dengan Semangat Kerja Karyawan………... 36

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 38

A. Sejarah Berdirinya PT Sinar Sosro ……….………... 38

B. Filosofi PT Sinar Sosro ... 40

C. Logo Perusahaan ... 40

D. Struktur Organisasi ... 40

E. Produk-produk PT Sinar Sosro ... 45

(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……..……… 48

A. Metode Analisis Data ……… 48

1. Analisis Deskriptif ………. 48

2. Analisis Regresi Linear Berganda ………. 55

B. Uji Asumsi Klasik ………...……….. 56

1. Uji Normalitas ………..………. 56

2. Uji Heteroskedastisitas ………...………... 58

3. Uji Autokorelasi ………..…………... 60

4. Uji Multikolinieritas ……….………. 61

C. Pengujian Hipotesis ………...……… 62

a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ………. 62

b. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ………. 64

c. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ………... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...………. 69

A. Kesimpulan ………..……….. 69

B. Saran ………...………... 70

DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Absensi Karyawan PT Sinar Sosro Periode Januari –

Desember 2007 ……… 4

Tabel 1.2 Absensi Karyawan PT Sinar Sosro Periode Januari – Desember 2008 …………..………..……… 5

Tabel 1.3 Pencapaian Penjualan Produk Tebs Dalam Kemasan Botol Tahun 2008 ……….………. 6

Tabel 1.4 Operasionalisasi Variabel ………...………... 14

Tabel 1.5 Persebaran Karyawan Perusahaan ………..…... 15

Tabel 1.6 Uji Validitas ……... 17

Tabel 1.7 Uji Realibilitas ……….…..……….. 19

Tabel 1.8 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 24

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Usia ... 49

Tabel 4.2 Pendapat Responden Terhadap Variabel Kompensasi Langsung/X1 ………... 49

Tabel 4.3 Pendapat Responden Terhadap Variabel Kompensasi Tidak Langsung/X2………. ………... 51

Tabel 4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Semangat Kerja/Y .. 54

Tabel 4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ………... 55

Tabel 4.6 Kolmogrov-Smirnov Test……. ……….. 58

Tabel 4.7 Uji Glejser……… 60

Tabel 4.8 Keputusan Auto-korelasi... 61

Tabel 4.9 Uji Durbin-Watson……….…..…... 61

Tabel 4.10 Uji Nilai Tolerance dan VIF ………..……….. 62

Tabel 4.11 Hasil Uji-F ………... 64

Tabel 4.12 Hasil Uji-t ………. ………... 65

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ………... 9

Gambar 3.1 Logo Perusahaan …………..………..……….. 40

Gambar 3.2 Struktur Organisasi ……….……….. 41

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ……...…...……….. 57

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terkait era globalisasi atau era millennium dan krisis moneter yang melanda negara-negara dikawasan Asia pada akhir penghujung 1997 serta sebagian belahan dunia lainnya, secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada stabilitas ekonomi negara tersebut. Stabilitas ekonomi yang tidak menentu ini berdampak pula pada persaingan bisnis tiap-tiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah, yang banyak memperebutkan pangsa pasar perusahaan lain demi kemajuan perusahaan sendiri. Persaingan bisnis masing-masing perusahaan saat ini banyak menuntut penyusunan strategi bisnis yang tepat bagi setiap perusahaan. Dari kondisi ini setiap perusahaan pada dasarnya membutuhkan sebuah armada atau sumber daya manusia yang benar-benar kompeten, yang dapat diandalkan untuk menghadapi sebuah kompetisi yang begitu ketat ini. Untuk itu semangat kerja seorang karyawan dinilai sebagai sebuah faktor atau unsur penentu bagi terciptanya sebuah kinerja karyawan yang benar-benar berkualitas dan dapat diandalkan.

(11)

setiap manajemen perusahaan pada dasarnya berusaha dengan keras guna menumbuhkan sebuah semangat kerja karyawan yang tinggi, yang dapat dihandalkan dalam menghadapi persaingan usaha yang begitu ketat.

Salah satu usaha pihak manajemen perusahaan dalam menumbuhkan semangat kerja karyawan adalah dengan adanya kompensasi yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya yang dimaksudkan untuk merangsang tumbuhnya semangat kerja didalam diri seorang karyawan. Kompensasi bukan hanya penting untuk para karyawan saja, melainkan juga penting bagi organisasi itu sendiri, karena program-program kompensasi merupakan pencerminan supaya organisasi itu untuk mempertahankan sumber daya manusia. Bila organisasi tidak memperhatikan dengan baik tentang kompensasi bagi karyawannya, tidak mustahil organisasi itu lambat laun akan kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini berarti harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari tenaga baru atau melatih tenaga yang sudah ada untuk menggantikan karyawan yang keluar.

(12)

Kompensasi yang diberikan terhadap karyawan merupakan sebuah motivator bagi karyawan untuk dapat bekerja dengan giat. Untuk itu disini setiap perusahaan diwajibkan untuk mengawasi dan mengendalikan usaha pemberian kompensasi ini terhadap efektifitas terciptanya semangat kerja karyawan yang tinggi. Karena bilamana usaha ini tidak diawasi dengan baik, maka akan menjadi sebuah terobosan yang sebenarnya akan menjadi beban perusahaan tanpa sebuah hasil.

PT Sinar Sosro adalah salah satu perusahaan yang pada dasarnya memiliki karyawan dengan latar belakang semangat kerja yang berbeda pada tiap-tiap karyawan. PT Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan teh siap minum kebanggaan yang dimiliki oleh Indonesia. Namun dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, dominasi Sosro mulai bergeser dengan masuknya pendatang baru di bisnis minuman teh.

Kompensasi yang diberikan oleh PT Sinar Sosro kepada karyawannya adalah sebagai berikut:

1. Kompensasi Langsung a) Gaji atau upah b) Bonus atau insentif 2. Kompensasi Tidak Langsung

a) Tunjangan Hari Raya b) Asuransi Kesehatan

(13)

e) Penghargaan Masa Kerja f) Seragam

Indikator didalam semangat kerja yang akan ditetilti pada karyawan PT Sinar Sosro adalah sebagai berikut:

1. Tingkat absensi karyawan 2. Produktivitas kerja

Tingkat absensi karyawan PT Sinar Sosro adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Absensi karyawan PT Sinar Sosro periode Januari - Desember 2007

Bulan Jumlah

Sumber: Data internal perusahaan, Diolah (2009).

(14)

Tabel 1.2

Absensi karyawan PT Sinar Sosro periode Januari – Desember 2008

Bulan Jumlah

Sumber: Data internal perusahaan, Diolah (2009).

Tabel 1.2 menunjukkan rata-rata tingkat absensi karyawan PT Sinar Sosro periode Januari – Desember 2008 sebesar 3,173%. Menurut Edwin B. Fillipo dalam jurnal Eddy Madiono Sutanto (2000: 4), di negara yang padat penduduknya, jumlah ketidakhadiran yang normal adalah tiga persen.

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan absensi dari tahun sebelumnya yang terdapat pada Tabel 1.1. Peningkatan absensi ini ditakutkan akan mengalami peningkatan yang terus menerus seiring dengan bertambahnya waktu.

(15)

tidak adanya pesaing, namun pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa penjualan produk Tebs pada tahun 2008 tidak mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Tabel 1.3 adalah tabel pencapaian penjualan produk Tebs dalam kemasan botol tahun 2008:

Tabel 1.3

Pencapaian Penjualan Produk Tebs Dalam Kemasan Botol Tahun 2008

Menurut Malayu S.P.Hasibuan (2003:126), produktivitas adalah perbandingan antara output dengan input. Jika produktivitas naik, ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu, bahan, tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan kerja karyawan.

(16)

Rendahnya produktivitas merupakan salah satu gejala penurunan semangat kerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kompensasi Langsung Dan

Tidak Langsung Terhadap Semangat Kerja pada PT Sinar Sosro Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah kompensasi yang terdiri dari kompensasi langsung dan tidak langsung merupakan faktor yang signifikan berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada PT Sinar Sosro Medan?”

C. Kerangka Konseptual

Semangat kerja karyawan akan menentukan produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu perusahaan berusaha untuk menjaga dan meningkatkan semangat kerja karyawan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Salah satu cara untuk meningkatkan semangat kerja karyawan adalah dengan pemberian kompensasi kepada karyawan. Hasil penelitian Setiawan dan Mariana (2005) menunjukkan bahwa kompensasi berperan dalam meningkatkan semangat kerja karyawan.

(17)

sebagainya, yang kesemuanya dapat menambah penghasilan karyawan. Berdasarkan bentuk kesejahteraan menurut Ishak (2003:202), secara garis besar kompensasi terdiri dari dua jenis:

1. Kompensasi Langsung

Adalah penghargaan yang berupa gaji, upah yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap dan Insentif adalah penghargaan yang diberikan untuk memotivasi karyawan agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap dan sewaktu-waktu

2. Kompensasi Tidak Langsung

Adalah pemberian bagian keuntungan/manfaat lainnya bagi para pekerja diluar gaji/ upah dan bonus yang dapat berupa berupa barang dan tunjangan.

Hasibuan (2003:105) mengatakan semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Indikasi turunnya semangat kerja dapat diketahui dari:

1) Rendahnya produktivitas kerja 2) Tingkat absensi yang tinggi

3) Labour turn over/tingkat perputaran karyawan yang tinggi

4) Tingkat kerusakan yang tinggi 5) Kegelisahan

(18)

Menurut Siagian (2003:57), menyatakan bahwa semangat kerja karyawan menunjukkan sejauh mana karyawan bergairah dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam perusahaan. Semangat kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan, gairah kerja dan tanggung jawab.

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan penjelasan di atas maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Sumber: Ishak (2003) dan Hasibuan (2003), Dimodifikasi (2009).

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah kompensasi langsung dan tidak langsung mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap semangat kerja pada PT Sinar Sosro Medan.

Kompensasi (X):

1. Langsung (X1) a) Gaji atau Upah b) Bonus atau Insentif

2. Tidak langsung (X2) a) Tunjangan Hari Raya b) Asuransi Kesehatan

c) Jaminan Sosial Tenaga Kerja d) Bantuan Partisipasi Perusahaan e) Penghargaan Masa Kerja f) Seragam

(19)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi langsung dan tidak langsung terhadap semangat kerja pada PT Sinar Sosro Medan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi manajemen PT Sinar Sosro Medan, hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk bahan pertimbangan dan evaluasi tambahan dalam memahami hubungan antara kompensasi langsung dan tidak langsung dengan semangat kerja.

b. Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang penulis dapatkan baik dari bangku kuliah maupun diluar dari itu dan memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan di bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya menyangkut kompensasi langsung, kompensasi tidak langsung, dan semangat kerja karyawan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

(20)

F. Metodologi Penelitian

1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel independen (X) yaitu kompensasi karyawan terdiri dari variabel kompensasi langsung (X1) yaitu gaji dan bonus. Variabel kompensasi tidak langsung (X2) yaitu Tunjangan Hari Raya, Asuransi Kesehatan, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Bantuan Partisipasi Perusahaan, Penghargaan Masa Kerja, dan Seragam.

b. Variabel dependen (Y), yaitu semangat kerja karyawan yang dilihat dari absensi karyawan dan produktivitas kerja.

2. Definisi Operasional Variabel

Peneliti menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi, maka diperlukan definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut, yaitu:

a. Kompensasi

Adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.

1) Kompensasi Langsung

(21)

2) Kompensasi Tidak Langsung

Adalah pemberian bagian keuntungan/manfaat lainnya bagi para pekerja diluar gaji/upah tetap dan berupa tunjangan. Tunjangan yang diterima antara lain:

1) Tunjangan hari raya (THR), diberikan dalam bentuk uang kepada karyawan menjelang hari raya keagamaan.

2) Jaminan Sosial Tenaga Kerja, berupa:

a) Jaminan hari tua, yaitu santunan dalam bentuk uang yang diberikan kepada karyawan yang telah mencapai usia pensiun.

b) Jaminan Kecelakaan Kerja, yaitu pemberian ganti rugi dalam bentuk uang kepada karyawan yang mendapatkan kecelakaan pada saat bekerja.

c) Jaminan Kematian, yaitu santunan dalam bentuk uang yang diberikan kepada karyawan yang meninggal dunia.

3) Asuransi kesehatan, yaitu jaminan pertanggungan bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, dibayarkan perusahaan kepada perusahaan asuransi dengan jumlah yang ditentukan perusahaan.

4) Bantuan Partisipasi Perusahaan, sebagai bentuk keperdulian dan kepekaan perusahaan dalam bentuk uang dan produk.

5) Penghargaan Masa Kerja, diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama 10-20 tahun di perusahaan dalam bentuk barang.

(22)

b. Semangat kerja

Adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Indikator dari semangat kerja adalah produktivitas dan absensi karyawan.

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tanggapan responden terhadap setiap instrumen adalah dengan menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban. Urutan skala penilaian dari masing-masing item indikator variabel tersebut, sebagai berikut:

Sangat setuju (SS) : Skor 5

Setuju (S) : Skor 4

(23)

Tabel 1.4

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Variabel Skala

Pengukuran Kompensasi langsung

( X1 )

1. Gaji atau upah

Likert 2. Bonus atau insentif

Kompensasi

3. Jaminan Hari tua

4. Jaminan Kesehatan Kerja 5. Jaminan Kematian

6. Bantuan Partisipasi Perusahaan 7. Penghargaan Masa Kerja 8. Seragam

Semangat Kerja ( Y )

1. Produktivitas

Likert 2. Tingkat kehadiran karyawan

Sumber: Saydam (2002), Ishak (2003) dan Hasibuan (2001), Diolah (2009).

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Sinar Sosro Medan, Jl. Raya, Tanjung Morawa KM. 14,5 Medan. Waktu penelitian mulai September 2008 sampai Maret 2009.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

(24)

kepala cabang, bagian keuangan, bagian personalia, bagian promosi, dan bagian logistik.

Persebaran karyawan PT Sinar Sosro Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5

Persebaran Karyawan Perusahaan

No. Uraian Jumlah (orang)

1. Kepala Cabang 1

2. Kepala bagian Keuangan 1 3. Kepala bagian Personalia 1 4. Kepala bagian Pemasaran 1 5. Kepala bagian Logistik 1 6. Asisten bagian Keuangan 1 7. Karyawan bagian Keuangan 11 8. Asisten bagian Personalia 1 9. Karyawan bagian Personalia 13 10. Asisten bagian Promosi 8 11. Karyawan bagian Promosi 10 12. Karyawan bagian Logistik 35

Jumlah 83

Sumber: PT Sinar Sosro Medan tahun 2009

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

Purposive Sampling. Menurut Sasmoko (2006:65) mengatakan bahwa

(25)

yang berada pada satu bagian yang sama tentunya mendapatkan kompensasi yang sama.

6. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Data primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu karyawan bagian logistik PT Sinar Sosro Medan, melalui kuesioner dan wawancara.

2. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku-buku, jurnal-jurnal, dan internet yang berkaitan dan mendukung penelitian ini. Data yang dibutuhkan antara lain sejarah dan perkembangan perusahaan, absensi karyawan, jumlah karyawan, dan lain sebagainya untuk mendukung penelitian.

7. Uji Validitas Dan Realibilitas

Salah satu masalah dalam penelitian adalah cara memperoleh data yang akurat dan obyektif. Hal ini menjadi sangat penting sebab kesimpulan yang diambil hanya dapat dipercaya bila didasarkan pada data yang akurat. Untuk itu dalam penelitian ini perlu diketahui seberapa tinggi validitas dan realibilitas alat ukur (instrumen) yang digunakan.

1. Uji Validitas

(26)

melakukan tugasnya dalam mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Menurut Arikunto (2002:14), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pada tahap prasurvei, kuesioner tentang pengaruh kompensasi terhadap semangat kerja disebarkan kepada 30 responden diluar sampel penelitian yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6

(27)

Keterangan:

a. Peneliti dengan pengujian pada 30 orang pada signifikansi 5% maka rtabel adalah 0,361 dan rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total

correlation.

b. Nilai tersebut dinilai apabila:

r hitung (hasil perhitungan SPSS) > r tabel = valid r hitung (hasil perhitungan SPSS) < r tabel = tidak valid

Pada Tabel 1.6 dapat diketahui bahwa duapuluh satu (21) butir pertanyaan adalah valid, dan tiga (3) pertanyaan tidak valid. Kuesioner pada nomor pertanyaan 7, 13, dan 19 mempunyai rhitung lebih kecil dari rtabel, sehingga nomor 7, 13, dan 19 harus dihapus karena tidak layak menjadi instrumen penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Uji reliabilitas menurut Arikunto (2002:15) menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik, reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi, dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya.

(28)

a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha > 0.80

Tabel 1.7 Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2009)

Pada duapuluh satu (21) pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0.904. Ini berarti 0.904 > 0.6 dan 0.904 > 0.8 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian ini.

8. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara antara lain: 1. Kuesioner

Yaitu menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, yaitu karyawan tetap PT Sinar Sosro Medan.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu dengan karyawan tetap PT Sinar Sosro Medan.

Cronbach's Alpha N of Items

(29)

9. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode analisis deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai kompensasi dan semangat kerja karyawan pada PT Sinar Sosro Medan berdasarkan hasil jawaban responden.

2. Metode analisis kuantitatif

Metode analisis kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka.Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi, yaitu dalam bentuk langsung dan tidak langsung terhadap semangat kerja karyawan, digunakan metode analisis regresi linear berganda. Agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka penulis menggunakan bantuan program software SPSS versi 12.

Model regresi berganda yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = skor semangat kerja karyawan a = konstanta

b1...b2 = koefisien regresi

(30)

Data yang diperoleh peneliti agar hasil penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari standar korelasi maka pengujian hipotesis yang digunakan sebagai berikut:

a) Uji signifikansi simultan (uji-F)

Uji hipotesis dengan F-test digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat.

Hipotesis yang diajukan:

H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh kompensasi terhadap semangat kerja karyawan.

H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh kompensasi terhadap semangat kerja.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α 5 % H0 ditolak jika F hitung > F tabel pada α 5 % b) Uji signifikansi parsial (uji-t)

Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap variabel.

Hipotesis yang diajukan:

H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh kompensasi (bi) terhadap semangat kerja.

(31)

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α 5 % H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α 5 % c) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati 1), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas tertadap variabel terikat.

10. Uji Asumsi Klasik

Dalam kaidah statistik ekonometrika, apabila menggunakan regresi linear berganda, perlu melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, alat uji statistik linear berganda dapat digunakan.

1) Uji Normalitas Data

(32)

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2005:91), uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

3) Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105), uji heterokedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, dan kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4) Uji Autokorelasi

(33)

dari autokorelasi (Ghozali 2005:96). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi apabila observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi, maka dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW) yang diberi simbol d.

Tabel 1.8

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

(34)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Agung (2006), ” Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Semangat Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada Perusahaan Gold And Siver Gallery Singapadu Gianyar”. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan diberikannya kompensasi finansial mempunyai pengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan pada perusahaan Gold and Silver Gallery "Singapadu" Gianyar. Adapun alat analisis yang dipergunakan yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi, korelasi, determinasi dan test. hasil hipotesis yang didapat bahwa dengan diberikannya finansial insentif akan mempunyai pengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan pada perusahaan Gold and Silver Gallery "Singapadu" Gianyar.

(35)

B. Semangat Kerja Karyawan

a. Pengertian Semangat Kerja

Seorang karyawan yang bekerja pada perusahaan mengharapkan sesuatu dari perusahaan tersebut. Sesuatu yang diharapkan karyawan bukan hanya sekedar upah atau gaji, tetapi juga hal-hal lain yang dapat memberikan jaminan kepada karyawan tersebut tentang kesinambungan pekerjaan dan kariernya. Tercapainya harapan karyawan tersebut akan meningkatkan semangat kerja karyawan

Semangat kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan meskipun semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh iklim kerja. Apabila perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan maka pekerjaan akan lebih cepat dilakukan dan pada akhirnya keuntungan lebih banyak diperoleh.

Menurut Schuler dan Jackson (2001:71), semangat kerja merupakan suatu kondisi bagaimana seorang karyawan melakukan pekerjaan sehari-hari. Semakin tinggi semangat kerja maka akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

(36)

Hasibuan (2003:105) mengatakan, semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Indikasi turunnya semangat kerja dapat diketahui dari:

1) Turun/rendahnya produktivitas kerja 2) Tingkat absensi yang tinggi

3) Labour turnover/tingkat perputaran karyawan yang tinggi

4) Tingkat kerusakan yang naik/tinggi 5) Kegelisahan dimana-mana

6) Tuntutan yang sering terjadi 7) Pemogokan

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa perihal peningkatan semangat kerja karyawan dari sebuah kelompok organisasi sangat kompleks sekali, sehingga dengan demikian dapat dipahami bahwa perihal pengertian semangat kerja adalah perihal yang esensial di dalam menjalankan kegiatan suatu organisasi baik organisasi pemerintahan maupun swasta.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

(37)

menimbulkan atau mengakibatkan semangat kerja yang dicapai lebih tinggi. Semua ini mencakup kepada pemberian upah dan kegairahan kerja.

Semangat kerja apabila diketahui penyebab turunnya dalam suatu organisasi maka akan lebih mudah mencari jalan keluar dari permasalahan turunnya semangat kerja tersebut. Dengan demikian suatu organisasi akan dapat mengambil tindakan pencegahan masalah seawal mungkin.

Menurut Siagian (2003:114) cara-cara yang paling tepat untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja antara lain:

1) Gaji yang cukup

Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup pada karyawan. Pengertian cukup adalah sangat relatif sifatnya, yaitu apabila jumlah yang mampu dibayarkan oleh perusahaan tanpa menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dan dengan sejumlah gaji yang diberikan tersebut akan mampu memberikan semangat kerja pada karyawan.

2) Memperhatikan kebutuhan rohani

Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan rohaniah karyawan dengan membangun tempat ibadah.

3) Sesekali perlu mendapat perhatian suasana santai

Suasana kerja yang kompleks dapat menimbulkan kebosanan dan ketegangan kerja bagi karyawan. Untuk menghindari hal-hal tersebut perusahan perlu menciptakan suasana santai dalam bekerja.

4) Harga diri perlu mendapat perhatian

(38)

memberikan penghargaan, berupa surat penghargaan, maupun bentuk materi, bagi para karyawan yang memiliki prestasi kerja menonjol.

5) Menempatkan pegawai pada posisi yang tepat

Setiap perusahaan hendaknya menempatkan para karyawan pada posisi yang tepat karena apabila terjadi ketidaktepatan dalam penempatan posisi dapat menurunkan prestasi kerja karyawan karena ia tidak sesuai dengan kemampuan yang ia miliki.

6) Memberikan kesempatan untuk maju

Semangat kerja karyawan akan timbul apabila mereka memiliki harapan untuk dapat maju. Perusahaan hendaknya memberikan penghargaan kepada karyawannya yang berprestasi, yang dapat berupa pengakuan, hadiah, kenaikan gaji, kenaikan pangkat dan promosi jabatan.

7) Perasaan aman untuk masa depan perlu diperhatikan

(39)

8) Usahakan agar karyawan mempunyai loyalitas.

Untuk dapat menimbulkan loyalitas pada karyawan maka pihak pimpinan harus mengusahakan agar karyawan merasa senasib dengan perusahaan. Salah satu cara menimbulkan sikap loyalitas para karyawan terhadap perusahaan adalah dengan memberi gaji yang cukup dan memenuhi kebutuhan rohani mereka.

9) Sesekali para karyawan perlu diajak berunding.

Mengajak karyawan berunding dalam mengambil keputusan, mereka akan memiliki rasa tanggung jawab dan semangat untuk mewujudkannya. 10) Pemberian insentif yang menyenangkan.

Perusahaan hendaknya memberikan insentif dengan cara sebaik-sebaiknya yaitu perusahaan harus mengetahui karyawannya seperti loyalitas karyawannya, kesenangan, dan prestasi kerja mereka.

11) Fasilitas yang menyenangkan.

Fasilitas yang menyenangkan dapat berupa melakukan kegiatan rekreasi, cafetaria, tempat olahraga, balai pengobatan, tempat ibadah, toilet yang bersih, dan pendidikan untuk anak.

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa banyak cara-cara yang tepat untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawan. Dan banyak pula pekerjaan yang gagal atau kurang memberikan hasil yang memuaskan karena cara-cara tersebut di atas kurang diperhatikan pimpian perusahaan.

(40)

1). Kedudukan (posisi) 2). Pangkat (golongan) 3). Umur

4). Jaminan finansial dan jaminan sosial 5). Mutu pengawasan

Sedangkan menurut Lateiner dalam Tohardi (2002:431) ada beberapa faktor yang mempengaruhi semangat kerja yaitu:

1. Kebanggaan atau kecintaan pekerja akan pekerjaannnya dan kepuasannya dalam menjalankan pekerjaan yang baik.

2. Sikap terhadap pimpinan 3. Hasrat untuk maju

4. Perasaan telah diperlukan secara baik

5. Kemampuan untuk bergaul dengan kawan-kawan sekerjanya.

6. Kesadaran akan tanggung jawabnya terhadap penyelesaian pekerjaannya

(41)

C. Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung

Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan adalah melalui kompensasi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Bila kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk berprestasi dengan lebih baik guna mencapai sasaran organisasi dan pribadinya.

Umar (2003:68) mendefenisikan kompensasi sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa kepada karyawan untuk kerja mereka. Sebelum kompensasi diberikan, terlebih dahulu dilakukan proses kompensasi. Yaitu suatu jaringan berbagai sub-proses untuk memberikan balas jasa kepada karyawan untuk mencapai tingkat prestasi yang diinginkan.

Dari beberapa pengertian tentang kompensasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan segala sesuatu (biasanya berupa uang) yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai balas jasa atau penghargaan untuk kerja mereka.

Menurut Simamora (2003:438), pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian rupa sehingga merupakan sistim yang baik dalam organisasi. Dengan sistim yang baik ini akan dicapai tujuan-tujuan, antara lain:

1. Menghargai prestasi kerja

(42)

mendorong perilaku-perilaku atau performance karyawan sesuai yang diinginkan organisasi.

2. Menjamin keadilan

Dengan adanya sistim kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya keadilan diantara karyawan dalam organisasi. Masing-masing karyawan akan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan, dan prestasi kerjanya.

3. Mempertahankan karyawan

Dengan sistim kompensasi yang baik, para karyawan akan betah atau bertahan bekerja pada organisasi itu. Hal ini berarti mencegah keluarnya karyawan dari organisasi itu untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. 4. Memperoleh karyawan yang bermutu

Dengan memperoleh kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon karyawan. Dengan banyaknya pelamar atau calon karyawan akan lebih banyak mempunyai peluang untuk memilih karyawan yang bermutu tinggi.

5. Pengendalian biaya

(43)

6. Memenuhi peraturan-peraturan

Sistim administrasi kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari pemerintah (hukum). Suatu organisasi yang baik dituntut adanya sistim administrasi kompensasi yang baik pula.

Sistim pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan setiap organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawannya. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Produktivitas

Organisasi apapun berkeinginan untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan ini dapat berupa material, maupun keuntungan non material. Dengan mempertimbangkan produktivitas karyawannya dalam kontribusinya terhadap keuntungan organisasi tersebut maka organisasi tidak akan membayar atau memberikan kompensasi melebihi kontribusi kepada organisasi melalui produktivitas mereka.

2. Kemampuan untuk membayar

Pemberian kompensasi akan bergantung kepada kemampuan organisasi itu untuk membayar.

3. Kesediaan untuk membayar

(44)

4. Suplai dan permintaan tenaga kerja

Banyak sedikitnya tenaga kerja di pasaran tenaga kerja akan mempengaruhi sistim pemberian kompensasi. Bagi karyawan yang kemampuannya sangat banyak terdapat di pasaran kerja, mereka akan diberikan kompensasi lebih rendah daripada karyawan yang kemampuannya langka dipasaran kerja.

5. Organisasi karyawan

Dengan adanya organisasi-organisasi karyawan akan mempengaruhi kebijakan pemberian kompensasi. Organisasi karyawan ini biasanya memperjuangkan para anggotanya untuk memperoleh kompensasi yang sepadan.

6. Berbagai peraturan dan perundang-undangan

Dengan semikian baik sistim pemerintahan, maka makin baik pula sistim perundang-undangan, termasuk di bidang perburuhan (karyawan). Berbagai peraturan dan perundangan ini jelas akan mempengaruhi sistim pemberian kompensasi karyawan oleh setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta.

a. Pengertian Kompensasi Langsung

(45)

yang diberikan kepada seseorang sebagai perangsang atau pendorong yang diberikan secara sengaja kepada karyawan agar mendapat semangat yang lebih untuk berprestasi. Premi adalah uang tarif sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya.

b. Pengertian Kompensasi Tidak Langsung

Kompensasi tidak langsung berupa tunjangan-tunjangan. Tunjangan karyawan adalah pembayaran dan jasa yang melindungi dan melengkapi gaji pokok, dan perusahaan membayar semua atau sebagian dari tunjangan (Simamora,2003:450). Efek utama dari tunjangan kompensasi adalah untuk menahan para karyawan di dalam organisasi dalam jangka panjang.

D. Hubungan Kompensasi Langsung Dan Tidak Langsung Dengan Semangat

Kerja

Pada sebuah perusahaan, karyawan merupakan tonggak utama dalam menjalankan perusahaan tersebut. Maju tidaknya perusahaan tergantung pada bagaimana karyawan tersebut berusaha agar perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja dapat mencapai tujuannya. Produktivitas karyawan yang tinggi tercermin dalam semangat kerja yang tinggi.

(46)
(47)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT Sinar Sosro

Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni Sosrodjojo. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnis, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah. Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi Cicip Rasa (product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta.

Pada tahun 1965, Teh melati Cap Botol mulai diperkenalkan di Jakarta dengan strategi promosi Cicip Rasa, yaitu:

Tahap I:

1. Mendatangi tempat-tempat keramaian 2. Memutar lagu untuk menarik perhatian

3. Membagikan kepada penonton Teh Melati secara cuma-cuma 4. Mendemonstrasikan cara seduh Teh Melati

(48)

Kendala:

1. Membutuhkan waktu lama

2. Penonton tidak sabar dan meninggalkan arena demo Tahap II:

1. Teh diseduh dahulu di kantor dan dimasukkan ke panci

2. Produk dibawa dengan kendaraan menuju ke tempat keramaian

Kendala: Selama perjalanan, air teh dalam panci banyak yang tumpah karena kondisi jalan rusak.

Tahap III:

1. Teh yang telah diseduh dimasukkan ke dalam botol-botol bekas limun/kecap yang sudah dibersihkan

2. Produk dibawa ke tempat keramaian untuk kegiatan Cicip Rasa

Pada tahun 1969 timbul gagasan untuk menjual teh siap minum dalam kemasan botol Ready to Drink Tea dengan merek Teh Botol.

(49)

B. Filosofi PT Sinar Sosro

Keluarga Sosro memiliki satu filosofi yang mulia dan selalu diterapkan pada setiap aktivitas bisnisnya. Filosofi tersebut adalah Niat Baik. Penyempurnaan dari penjabaran niat baik itu direalisasikan ke dalam produk-produk Sosro yang selalu peduli 3K yaitu:

1. Kebersihan 2. Kualitas 3. Keamanan

(Produk yang bersih dan berkualitas maka aman untuk dikonsumsi)

C. Logo Perusahaan

Gambar 3.1 Logo Perusahaan

Sumber : Data Internal Perusahaan

D. Struktur Organisasi

Pada struktur organisasi PT Sinar Sosro Medan, jabatan yang tertinggi adalah general manager. General manager langsung membawahi 6 (enam) bagian, yang terdiri dari bagian akuntansi & keuangan, bagian logistik, bagian penjualan area I, bagian penjualan area II, bagian personalia, dan bagian

(50)

STRUKTUR ORGANISASI

PT SINAR SOSRO KANTOR PENJUALAN WILAYAH SUMUT & NAD TAHUN 2008

Acc. Spv

Sales Spv Personnel & GA Spv M & S Spv. Promotion Support Spv MIS Spv

Ass. Adm Spv

(51)

Tugas-tugas setiap jabatan dalam struktur organisasi PT Sinar sosro Medan adalah sebagai berikut:

1. General Manager

Tugas-tugas Pokok :

1. Memberi arahan pokok-pokok operasi organisasi 2. Menentukan target distribusi / penjualan

3. Memimpin pelaksanaan operasi distribusi – penjualan

4. Menentukan strategi operasi untuk mencapai tujuan perusahaan 5. Mengkoordinir atau menyelaraskan fungsi yang ada di PT Sinar Sosro 6. Mengkontrol dan mengevaluasi atas operasi PT Sinar Sosro

2. Accounting & Financial Manager Tugas-tugas Pokok :

1. Membuat laporan keuangan PT Sinar Sosro berikut lampiran-lampirannya

2. Membuat analisa laporan keuangan secara komprehensive

3. Membuat proyeksi laporan keuangan PT Sinar Sosro (Budget) dan analisanya baik sisi keuangan maupun operasinya

4. Pelaksanaan dan pengawasan terhadap berjalannya sistem dan prosedur administrasi – khususnya terhadap sistem pencatatan, pelaporan dan kebijaksanaan akuntansi

(52)

3. Supervisor Logistic Tugas-tugas Pokok :

1. Bertanggung jawab terhadap keluar masuknya barang digudang 2. Bertanggung jawab terhadap tersedianya barang di gudang 3. Mencocokkan data administrasi dan data fisik saldo barang

4. Memeriksa kelengkapan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran barang di gudang serta otorisasinya

5. Melakukan stock opname bersama-sama seluruh staf gudang beserta administrasi inistration supervisor / assisten administration supervisor 4. Area Sales Manager

Tugas-tugas Pokok :

1. Memberikan pengarahan dan melakukan pengawasan kepada para unit manager dalam pelaksanaan penjualan produk-produk perusahaan sesuai dengan sasaran program kerja yang telah ditentukan management

2. Meneliti, memeriksa dan menganalisa laporan-laporan para unit manager untuk kemudian mengambil langkah-langkah seperlunya 3. Melaksanakan keputusan-keputusan management, kebijaksanaan dan

(53)

4. Melakukan koordinasi dengan bagian logistik / distribusi agar kontinitas pengiriman produk-produk perusahaan ke perwakilan-perwakilan terjamin

5. Meneliti dan menerima laporan biaya-biaya operasi perwakilan-perwakilan dan mengendalikannya sehingga tercapai efisiensi anggaran yang optimal

5. Personel & GA Manager Tugas-tugas Pokok :

1. Membantu General Manager dalam penyusunan anggaran tahunan serta dalam penetapan target kepersonaliaan dan urusan umum secara lebih spesifik

2. Merekomendasikan penyempurnaan kebijakan-kebijakan kepersonaliaan dan urusan umum kepada General Manager bila diperlukan

3. Mengkoordinir pelaksanaan administrasi personalia, absensi, cuti, penggajian, fasilitas dan kesejahteraan karyawan, pengangkatan karyawan, penilaian prestasi, mutasi, promosi sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang ditetapkan

4. Mengelola tenaga kerja yang ada, pengadaan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan, mengelola kelebihan maupun kekurangan tenaga kerja sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi jabatan

(54)

6. Marketing Support Manager Tugas-tugas Pokok :

1. Menyusun sasaran operasi dan merencanakan aktifitas program dukungan Promotion Support, Distribution Support dan Product

Support di wilayah PT Sinar Sosro

2. Menyusun prioritas pelayanan program kepada kantor penjualan dan outlet

3. Melakukan negosiasi dengan principal, lembaga, organisasi dan outlet 4. Melakukan kunjungan secara teratur ke kantor penjualan dan

pelanggan

5. Melayani dan menangani pertanyaan dari kantor penjualan dan pelanggan

E. Produk-produk PT Sinar Sosro

Produk-produk yang berlogo Sosro adalah: 1. Teh Botol Sosro

2. Fruit Tea Sosro 3. Joy Tea Green Sosro 4. Teh Celup Sosro

Produk PT Sinar Sosro lainnya adalah: 1. Happy Jus

(55)

F. Penghargaan PT Sinar Sosro

Sertifikat yang telah diterima oleh PT Sinar Sosro adalah:

1. Sertifikat ISO 9000:2000, yaitu sertifikat system management mutu untuk menjamin kualitas pengolahan dan hasil produk.

2. Sertifikat ISO 14.000, yaitu sertifikat sistem lingkungan untuk menjamin keamanan lingkungan.

3. Sertifikat HALAL, yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan & Kosmetika MUI) bekerjasama dengan Departemen Agama, BPPOM dan Balai POM Daerah untuk menjamin kehalalan bahan baku, proses dan produknya.

4. Sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia), dikeluarkan oleh lembaga Sertifikasi Produk Departemen Perindustrian.

5. Sertifikasi HACCP, yaitu sertifikat system management keamanan makanan untuk menjamin produk yang aman bagi konsumen.

6. Sertifikat HIGIENE and SANITARY, sebagai salah satu persyaratan untuk eksport yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat & Makanan.

Berikut ini adalah beberapa penghargaan yang diterima oleh PT Sinar Sosro pada tahun 2008:

(56)

(57)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Metode Analisis Data

Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Analisis diskriptif digunakan untuk melihat persepsi responden dan karakteristik responden penelitian, sedangkan analisis statistik digunakan untuk melihat pengaruh kompensasi (compensation) terhadap semangat kerja karyawan PT Sinar Sosro Medan.

1. Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 21 butir pertanyaan, yakni empat butir pertanyaan untuk kompensasi langung (Direct

compensation/X1), tigabelas butir pertanyaan untuk kompensasi tidak langsung (Indirect compensation/X2), dan empat butir pertanyaan untuk semangat kerja (Y).

Kuesioner yang disebarkan kepada tigapuluh lima (35) karyawan bagian logistik PT Sinar Sosro yang semuanya berjenis kelamin laki-laki sebagai responden berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai kompensasi langsung (X1), kompensasi tidak langsung (X2), dan semangat kerja (Y). Pembagian karakteristik responden hanya dibagi berdasarkan tingkatan usia.

(58)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Usia

Stratum Usia Pria

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 35 responden karyawan laki-laki yang paling banyak adalah berusia 32 – 40 tahun yaitu sebesar 51,4%.

Setelah penulis mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pengaruh kompensasi langsung (X1), kompensasi tidak langsung (X2), dan semangat kerja (Y).

Tabel 4.2

Pendapat Responden Terhadap Variabel Kompensasi Langsung/X1

Indikator

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS (2009)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa:

(59)

b. Dari 35 responden pada indikator kedua mengenai besarnya upah/gaji yang diterima dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, terdapat 45,7% responden menyatakan sangat setuju dan 54,3% menyatakan setuju.

c. Dari 35 responden pada indikator ketiga mengenai perusahaan memberikan bonus/insentif kepada karyawan yang berprestasi, terdapat 57,1% responden menyatakan sangat setuju dan 42,9% menyatakan setuju.

d. Dari 35 responden pada indikator keempat mengenai bonus/insentif yang diterima sepadan dengan usaha/prestasi karyawan dalam bekerja, terdapat 42,9% responden menyatakan sangat setuju, 54,3% menyatakan setuju, dan 2,9% menyatakan kurang setuju.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata-rata responden menyatakan setuju bahwa kompensasi langsung seperti gaji dan bonus memberikan semangat dalam bekerja. Hal ini ditunjukkan melalui perolehan hasil sebesar 51,45% pada skor empat dari total 4 pertanyaan yang ada.

(60)

Tabel 4.3

Pendapat Responden Terhadap Variabel Kompensasi Tidak Langsung/X2

Indikator

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total

Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS (2009)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:

a. Dari 35 responden pada indikator pertama bahwa tunjangan hari raya yang diberikan perusahaan memberikan semangat kepada karyawan dalam bekerja, terdapat 57,1% yang menyatakan sangat setuju dan 42,9% menyatakan setuju. b. Dari 35 responden pada indikator kedua bahwa karyawan merasa puas

dengan besarnya tunjangan hari raya yang diberikan perusahaan, terdapat 54,3% responden yang menyatakan sangat setuju, 42,9% menyatakan setuju, dan 2,9% tidak setuju.

(61)

d. Dari 35 responden pada indikator keempat bahwa karyawan senang bekerja di perusahaan ini karena adanya jaminan pensiun hari tua, terdapat 57,1% responden yang menyatakan sangat setuju, 40,0% menyatakan setuju, dan 2,9% menyatakan kurang setuju.

e. Dari 35 responden pada indikator kelima bahwa jaminan hari tua yang diberikan memuaskan karyawan, terdapat 37,1% responden yang menyatakan sangat setuju, 60,0% menyatakan setuju, dan 2,9% menyatakan kurang setuju. f. Dari 35 responden pada indikator keenam bahwa jaminan kecelakaan kerja

yang diberikan perusahaan dapat memberikan rasa aman didalam bekerja, terdapat 40,0% responden yang menyatakan sangat setuju dan 60,0% menyatakan setuju.

g. Dari 35 responden pada indikator ketujuh bahwa dengan adanya jaminan kecelakaan kerja dapat meningkatkan semangat kerja, terdapat 37,1% responden yang menyatakan sangat setuju dan 62,9% menyatakan setuju. h. Dari 35 responden pada indikator kedelapan bahwa perusahaan membantu

dalam pengurusan klaim jaminan kematian bagi keluarga yang ditinggalkan nantinya, terdapat 45,7% responden yang menyatakan sangat setuju, 48,6% menyatakan setuju, dan 5,7% yang menyatakan kurang setuju.

(62)

j. Dari 35 responden pada indikator kesepuluh bahwa perusahaan peduli terhadap kebutuhan pribadi keluarga, terdapat 51,4% responden yang menyatakan sangat setuju dan 48,6% menyatakan setuju.

k. Dari 35 responden pada indikator kesebelas bahwa penghargaan masa kerja yang diberikan meningkatkan semangat kerja, terdapat 51,4% responden yang menyatakan sangat setuju dan 48,6% menyatakan setuju.

l. Dari 35 responden pada indikator keduabelas bahwa dengan penghargaan masa kerja menunjukkan bahwa perusahaan menghargai eksistensi karyawan, terdapat 65,7% responden yang menyatakan sangat setuju dan 34,3% menyatakan setuju.

m. Dari 35 responden pada indikator ketigabelas bahwa seragam menunjukkan ciri khas perusahaan, terdapat 60,0% responden yang menyatakan sangat setuju dan 40,0% menyatakan setuju.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata-rata responden menyatakan sangat setuju bahwa kompensasi tidak langsung seperti Tunjangan Hari Raya, asuransi kesehatan, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, bantuan partisipasi perusahaan, penghargaan masa kerja, dan seragam mempengaruhi semangat kerja. Hal ini ditunjukkan melalui perolehan hasil sebesar 52,07% pada skor lima dari total 13 pertanyaan yang ada.

(63)

Tabel 4.4

Pendapat Responden Terhadap Variabel Semangat Kerja/Y

Indikator

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS (2009)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

a. Dari 35 responden pada indikator pertama menyatakan karyawan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan, terdapat 45,7% yang menyatakan sangat setuju dan 51,4% menyatakan setuju. b. Dari 35 responden pada indikator kedua menyatakan karyawan berangkat

kerja penuh semangat untuk mengejar target perusahaan, terdapat 40,0% responden menyatakan sangat setuju dan 60,0% menyatakan setuju.

c. Dari 35 responden pada indikator ketiga menyatakan karyawan selalu bersemangat untuk dating ke kantor, terdapat 57,1% responden menyatakan sangat setuju dan 42,9% menyatakan setuju.

d. Dari 35 responden pada indikator keempat menyatakan tingkat absensi yang tinggi menunjukkan semangat kerja yang rendah, terdapat 42,9% responden menyatakan sangat setuju, 54,3% menyatakan setuju, dan 2,9% menyatakan kurang setuju.

(64)

melalui perolehan hasil sebesar 52,5% pada skor empat dari total 4 pertanyaan yang ada.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan dengan maksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen atau variabel terikat, bila dua atau lebih variabel independen atau variabel bebas dinaik turunkan nilainya (Sugiyono, 2005:210).

Penelitian ini dengan memperhitungkan variabel kompensasi langsung (direct compensation) dan kompensasi tidak langsung (indirect compensation) dapat diketahui berapa besar pengaruhnya dan pengaruh positif atau negatif dari kedua variabel tersebut terhadap semangat kerja karyawan PT Sinar Sosro.

Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b

1X1 + b2X2 + e

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 12,0 for Windows, dapat dilihat pada Tabel 4.5:

Tabel 4.5

Analisis Regresi Linier Berganda

(65)

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.5 kolom

Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y = 0,345 + 0,118X1 + 0,262X2

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) = 0,345. Ini menunjukkan harga konstan, dimana jika

variabel kompensasi langsung (Direct Compensation/X1) ataupun kompensasi tidak langsung (Indirect Compensation/X2) = 0, maka semangat kerja (Y) = 0,345.

b. Koefisien X1 (b1) = 0,118. Ini menunjukkan bahwa variabel kompensasi

langsung (Direct Compensation/X1) berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan. Atau dengan kata lain jika kompensasi langsung ditingkatkan sebesar satu satuan maka semangat kerja karyawan bertambah sebesar 0,118.

c. Koefisien X2 (b2) = 0,262. Ini menunjukkan bahwa variabel kompensasi

tidak langsung (Indirect Compensation/X2) berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan. Atau dengan kata lain jika kompensasi tidak langsung ditingkatkan sebesar satu satuan maka semangat kerja karyawan bertambah sebesar 0,262.

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

(66)

distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

a. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan meilhat grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil dari output SPSS terlihat seperti gambar 4.1:

0.00.20.40.60.81.0

Observed Cum Prob

0.00.20.40.60.81.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: SEMANGAT KERJA Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1: Histogram Uji Normalitas

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2009)

(67)

b. Analisis Statistik

Uji normallitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribus normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorv-Smirnov (K-S).

Tabel 4.6

Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 35

Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation ,0000000

1,38383814

Most Extreme Differences Absolute ,092

Positive ,092

Negative -,088

Kolmogorov-Smirnov Z ,547

Asymp. Sig. (2-tailed) ,926

Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS (2009)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.926, ini berarti di atas nilai signifikan 5%. Oleh karena itu, sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorv-Smirnov (K-S) juga menyatakan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

(68)

regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

a. Metode Grafik

Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

-2-1012

Regression Standardized Predicted Value

-2-1012

Regression Studenti

zed Residual

Dependent Variable: SEMANGAT KERJA Scatterplot

Gambar 4.2: Scatterplot

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2009)

(69)

maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastistas pada model regresi.

b. Uji Glejser

Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absUt). Hal ini terlihat dari porbabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi hasil uji glejser sesuai dengan metode grafik bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

(70)

dilakukan dengan metode Durbin-Watson, Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan metode Durbin-Watson seperti terlihat pada Tabel 4.8 pada halaman berikut ini:

Tabel 4.8

Keputusan Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi positif tau negatif Tidak ditolak du < d < 4-du Sumber: Ghozali (2005)

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat hasil output SPSS berdasarkan Uji Durbin-Watson:

the Estimate Durbin-Watson

1 ,577(a) ,333 ,291 1,42643 2,030

Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS (2009)

Pada Tabel 4.9 diketahui bahwa nilai DW sebesar 2,030, dengan jumlah responden sebanyak 35 dan jumlah variabel independen maka di tabel Durbin-Watson diperoleh nilai du = 1,653 serta dl = 1,283. Hal ini berarti du < d < 4-du yaitu 1,653 < 2,030 < 2,347. Oleh karena itu, berdasarkan uji Durbin-Watson tidak ada autokorelasi positif atau negatif.

4. Uji Multikolinieritas

(71)

korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF):

Tabel 4.10

Uji Nilai Tolerance dan VIF

Model

Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS (2008)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat terlihat bahwa:

a. Nilai VIF dari X1, X2 lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antarvariabel independen dalam model regresi.

b. Nilai Tolerance dari X1, X2 lebih besar dari 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antarvariabel independen dalam model regresi.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel kompensasi langsung (Direct Compensation/X1) dan kompensasi tidak langsung (Indirect

Compensation/X2) secara bersama-sama atau simultan mempunyai

(72)

H0 : b1 = b2 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y).

Derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut diperlukan dalam menentukan nilai F, dengan rumus sebagai berikut:

df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 35 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 2, sehingga diperoleh:

1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 2-1 =1 2) df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 35-2 =33

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software

SPSS 12,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel

pada tingkat = 5%, dengan kriteria uji sebagai berikut:

(73)

Tabel 4.11 Hasil Uji-F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 32,490 2 16,245 7,984 ,002(a)

Residual 65,110 32 2,035

Total 97,600 34

Sumber: Pengolahan data SPSS (2009)

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 7,984 dengan tingkat signifikan = 0.002 lebih kecil dari

tingkat kesalahan = 5% nilai Ftabel yakni 4.1709.

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, artinya variabel bebas yang terdiri dari variabel kompensasi langsung ataupun kompensasi tidak langsung secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan (Y) dan pengaruhnya adalah positif. Hal ini berarti semangat kerja dapat dipengaruhi oleh kompensasi langsung dan tidak langsung.

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel bebas yang terdiri dari variabel kompensasi langsung (Direct Compensastion/X1) ataupun kompensasi tidak langsung (Indirect Compensation/X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Sinar Sosro (Y).

Model hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar

Gambar 4.1 Gambar 4.3
Tabel 1.1 Absensi karyawan PT Sinar Sosro periode Januari - Desember 2007
Tabel 1.2 Absensi karyawan PT Sinar Sosro periode Januari – Desember 2008
Tabel 1.3 Pencapaian Penjualan Produk Tebs Dalam Kemasan Botol
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel 4.15 dapat diketahui bahwa 2 responden (4,7%) menyatakan ragu- ragu bahwa karyawan selalu mencapai standar kerja yang ditetapkan perusahaan, 8 responden (18,6%)

Luka pada kaki, jari tangan, dahi, pergelangan tangan, hidung, telapak tangan, bibir, wajah, mata, dan punggung.. Informasi seputar kecelakaan kerja di PT. Sinar Sosro Tanjung

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja pada PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor adalah faktor hubungan

PT BCA Finance Cabang Malang dalam upaya untuk meningkatkan semangat kerja para karyawan yaitu dengan memberikan kompensasi yaitu berupa gaji yaitu berkisar

Menyatakan bahwa “skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dengan artian Kompensasi tidak langsung mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Motivasi kerja karyawan Swiss Belhotel

Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

Kinerja Karyawan 0,794 Reliabel Sumber : Data Diolah 2019 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel, yaitu independen yang terdiri dari Kompensasi Langsung,