• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Atribut-Atribut Produk Mobil Suzuki APV Yang Dominan Berdasarkan Persepsi Konsumen Di PT. Trans Sumatera Agung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Atribut-Atribut Produk Mobil Suzuki APV Yang Dominan Berdasarkan Persepsi Konsumen Di PT. Trans Sumatera Agung"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI APV YANG DOMINAN BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN

DI PT. TRANS SUMATERA AGUNG MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh :

AGUSMAN SEBAYANG NIM : 050423021

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI D E PA R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI APV YANG DOMINAN BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN

DI PT. TRANS SUMATERA AGUNG MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh :

AGUSMAN SEBAYANG NIM : 05O423021

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

(Ir. Khawarita Siregar, MT)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI D E PA R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

KATA PENGANTAR

Tiada yang lebih indah yang dapat penulis ucapkan selain puji dan

syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana

ini, yang berjudul “Analisis Atribut-Atribut Produk Mobil Suzuki APV Yang

Dominan Berdasarkan Persepsi Konsumen Di PT. Trans Sumatera Agung.

Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian

Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik

Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Tugas Sarjana, Penulis telah berusaha untuk membuat

yang terbaik, namun penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

untuk lebih menyempurnakan Tugas Sarjana ini. Semoga Tugas Sarjana ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Universitas Sumatera Utara, Penulis

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Laporan ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

tulus

kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Aulia Ishak, MT & Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku

Koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Bidang

Manajemen Rekayasa dan Produksi Jurusan Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Alm. Ir. Kores Sinaga selaku pembimbing I, yang telah

meluangkan banyak waktunya untuk memberikan motivasi, bimbingan

arahan dan koreksi dalam penulisan Tugas Sarjana ini.

5. Ibu Ir. Khawarita, MT selaku pembimbing II, yang telah begitu sangat

sabar dan telah banyak meluangkan waktu yang sangat terbatas untuk

memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan koreksi agar Tugas Sarjana

ini dapat selesai dengan baik.

6. Bapak Lie Dje Hoa selaku Manager Pemasaran PT. Trans Sumatera

(5)

di lapangan dan memberikan informasi-informasi yang sangat diperlukan

dalam penulisan Tugas Sarjana ini.

7. Mama dan Papaku tersayang, yang selalu tidak sabar menanti-nantikan

puteranya untuk menyandang gelar Sarjana Teknik, serta Kakak tersayang

yang juga merupakan motivasi penulis agar dapat segera menyelesaikan

Tugas Sarjana ini.

8. Istri tercinta yang selalu setia menemani dan memotifasi penulis agar

dapat segera menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

9. Teman-teman seperjuangan penulis khususnya anak-anak Ekstensi yang

selalu hadir memberikan semangat untuk penulis.

10.Dan buat semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat

dalam pembuatan laporan ini, terima kasih karena tanpa kalian penulis

bukan siapa-siapa.

Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha

Esa membalas semua amal dan kebaikan kita. Semoga Tugas Sarjana ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.

Universitas Sumatera Utara, Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman COVER

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

I.3.2. Manfaat Penelitian ... I-3

I.4. Ruang Lingkup & Asumsi Penelitian ... I-4

I.4.1. Ruang Lingkup ... I-4

I.4.2. Asumsi Penelitian... I-5

I.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...II-1

II.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

II.2. Struktur Organisasi ... II-2

II.3. Tenaga Kerja ... II-3

II.4. Uraian Tugas dan Tanggungjawab ... II-5

II.5. Sejarah dan Perkembangan Mobil Suzuki APV ... II-7

(7)

DAFTAR ISI ( Lanjutan) Halaman

BAB III LANDASAN TEORI ... III-1

III.1.Perilaku Konsumen ... III-1

III.1.1. Model Perilaku Konsumen ... III-2

III.1.2. Faktor Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen ... III-6

III.1.3. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... III-9

III.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuusan ... III-11

III.2.Pengertian Produk ... III-12

III.2.1. Klasifikasi Produk ... III-13

III.2.2. Ciri-Ciri Produk ... III-14

III.3.Metoda Statisttik ... III-17

III.3.1. Teknik Pengumpulan Data ... III-17

III.3.2. Tingkat Pengukuran ... III-18

III.3.3. Pembuatan Kuesioner ... III-20

III.3.4. Teknik Pengambilan Sampel ... III-22

III.3.5. Penentuan Sampel ... III-24

III.3.6. Metode Analisis Faktor ... III-25

III.3.7. Metode Matematis Analisis Faktor ... III-28

III.3.8. Langkah-Langkah dalam Analisis Faktor ... III-30

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

IV.1. Waktu dan Tempat Penelitian ...IV-1

IV.2. Rancangan Penelitian ...IV-1

IV.3. Identifikasi Variabel Penelitian ...IV-2

IV.4. Penentuan Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...IV-3

IV.5. Penentuan Objek dan Sampel Penelitian ...IV-3

IV.6. Penyusunan Kuesioner ...IV-4

IV.7. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... IV-5

IV.8. Analisis dan Evaluasi ...IV-7

(8)

DAFTAR ISI ( Lanjutan) Halaman

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

V.1. PengumpulanData ... V-1

V.1.1. Karakteristik Pemilik Mobil Suzuki APV ... V-1

V.1.2. Kuesioner Penelitian ... V-1

V.2. Pengolahan Data ... V-3

V.2.1. Penyusunan Matriks Data Awal ... V-3

V.2.2. Ekstraksi Faktor ... V-6

V.2.3. Rotasi Faktor ... V-10

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ...VI-1

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

VII.1. Kesimpulan ... VII-1

VII.2. Saran... VII-2

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Gambaran Skema Struktur Organisasi ... II-3

3.1. Model Perilaku Konsumen ... III-5

4.1. Blok Diagram pengolahan Data ... IV-7

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Trans Sumatera Agung II-4

2.2. Spesifikasi Teknik Mobil Suzuki APV II-5

2.3. Lanjutan Spesifikasi Teknik Mobi lSuzuki APV ... II-12

3.1. Skala Pengukuran Likert ... IV-6

5.1. Nilai KMO dan Bartlett Test Tahap I ... V-4

5.2. Nilai KMO dan Bartlett Test Tahap II ... V-5

5.3. Comunalities Ekstraksi ………V-7

5.4. Total Variance Explained Ekstraksi ... V-8

5.5. Matriks Faktor Setelah Rotasi yang Dikelompokan ... V-10

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I. Kuesioner. ... L-1

II. Matriks Data Awal ... L-2

III. Tabel Anti Image Correlation Tahap I. ... L-3

IV. Tabel Anti Image Correlation Tahap II ... L-4

V. Surat Balasan Perusahaan ... L-5

VI. Surat Keputusan Penelitian ... L-6

VII. Lembar Asistensi Laporan ... L-7

(12)

ABSTRAK

PT. Trans Sumatera Agung merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran kenderaan roda empat merek Suzuki meliputi Suzuki Escudo, Suzuki Katana, Suzuki Vitara, Suzuki Baleno, Suzuki Swift dan lain-lain. Perusahaan merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil Suzuki wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Perusahaan ini menjual produk mobil suzuki dengan sejumlah target yang ditetapkan oleh PT. Indomobil Suzuki International Jakarta sebagai pusat distributor mobil Suzuki. Agar perusahaan dapat bersaing dalam menjual produk dan dapat memenuhi target yang ditetapkan oleh PT. Indomobil Suzuki International maka sangat diperlukan adanya kesiapan pada seluruh aspek perusahaan baik di bagian penjualan maupun bagian workshop sebagai fasilitas pendukung.

Penelitian pada skripsi ini bermaksud untuk menganalisis aribut-atribut mobil Suzuki APV yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen setelahmenggunakan produk tersebut. Sehingga akan diproleh atribut-atribut yang paling dibutuhkan oleh konsumen dalam memilih suatu produk khususnya mobil Suzuki APV. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara.

Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis atribut yang dimiliki mobil Suzuki APV yang mana akan diproleh atribut-atribut yang paling dibutuhkan oleh konsumen setelah menggunakan mobil Suzuki APV, yang tujuan akhirnya sebagai bahan masukan dalam program inovasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap mobil Suzuki APV sehingga produk tersebut tetap menjadi pilihan konsumen.

Penelitian ini dikhususkan pada produk Mobil Suzuki APV karena penjualan produk tersebut berkembang pesat dan konsumen yang menjadi target pengisian kuesioner adalah pemilik sekaligus pengguna mobil Suzuki APV. Dari sumber-sumber informasi yang diproleh ditetapkan sebanyak 19 variabel yang menjadi atribut mobil Suzuki APV.

Hasil ekstraksi faktor dan rotasi faktor yang dilakukan terhadap data kuesioner dengan menggunakan program SPSS 1.5 di peroleh ada 9 atribut yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen yaitu kehandalan umur pemakaian mesin, penggunaan bahan bakar yang irit, desain body yang mewah, variasi warna yang banyak, tampilan instrumen yang mewah, harga jual kembali yang tinggi, garansi mesin jaringan bengkel resmi yang luas dan prosedur pembelian yang mudah.

(13)

ABSTRAK

PT. Trans Sumatera Agung merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran kenderaan roda empat merek Suzuki meliputi Suzuki Escudo, Suzuki Katana, Suzuki Vitara, Suzuki Baleno, Suzuki Swift dan lain-lain. Perusahaan merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil Suzuki wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Perusahaan ini menjual produk mobil suzuki dengan sejumlah target yang ditetapkan oleh PT. Indomobil Suzuki International Jakarta sebagai pusat distributor mobil Suzuki. Agar perusahaan dapat bersaing dalam menjual produk dan dapat memenuhi target yang ditetapkan oleh PT. Indomobil Suzuki International maka sangat diperlukan adanya kesiapan pada seluruh aspek perusahaan baik di bagian penjualan maupun bagian workshop sebagai fasilitas pendukung.

Penelitian pada skripsi ini bermaksud untuk menganalisis aribut-atribut mobil Suzuki APV yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen setelahmenggunakan produk tersebut. Sehingga akan diproleh atribut-atribut yang paling dibutuhkan oleh konsumen dalam memilih suatu produk khususnya mobil Suzuki APV. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara.

Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis atribut yang dimiliki mobil Suzuki APV yang mana akan diproleh atribut-atribut yang paling dibutuhkan oleh konsumen setelah menggunakan mobil Suzuki APV, yang tujuan akhirnya sebagai bahan masukan dalam program inovasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap mobil Suzuki APV sehingga produk tersebut tetap menjadi pilihan konsumen.

Penelitian ini dikhususkan pada produk Mobil Suzuki APV karena penjualan produk tersebut berkembang pesat dan konsumen yang menjadi target pengisian kuesioner adalah pemilik sekaligus pengguna mobil Suzuki APV. Dari sumber-sumber informasi yang diproleh ditetapkan sebanyak 19 variabel yang menjadi atribut mobil Suzuki APV.

Hasil ekstraksi faktor dan rotasi faktor yang dilakukan terhadap data kuesioner dengan menggunakan program SPSS 1.5 di peroleh ada 9 atribut yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen yaitu kehandalan umur pemakaian mesin, penggunaan bahan bakar yang irit, desain body yang mewah, variasi warna yang banyak, tampilan instrumen yang mewah, harga jual kembali yang tinggi, garansi mesin jaringan bengkel resmi yang luas dan prosedur pembelian yang mudah.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada pertengahan tahun 1997 krisis yang melanda Indonesia memberikan

dampak yang tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi disegala bidang. Kondisi

tersebut juga sangat mempengaruhi kesiapan Indonesia yang sedang menuju era

perdagangan bebas, dimana persaingan yang ketat antar produk tidak dapat

dihindarkan. Hal tersebut memacu pihak produsen untuk meningkatkan kualitas

dan harga jual yang lebih kompetitif serta inovasi-inovasi lainnya agar dapat

bertahan dalam persaingan.

Untuk dapat bertahan dalam persaingan tersebut perusahaan (produsen)

tidak dapat melepaskan pertumbuhan dan perkembangan perusahaannya. Salah

satu kegiatan perusahaan yang sangat penting adalah kegiatan pemasaran, yang

merupakan ujung tombak bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan mendekatkan

produknya ke konsumen, dengan kata lain produk yang dihasilkan sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen serta dapat diterima oleh konsumen.

Kegagalan dalam memasarkan produk seringkali terjadi karena sedikit

produsen yang menyadari bahwa untuk dapat merebut pangsa pasar yang besar

bukan lagi melakukan perubahan yang berorientasi pada produk yang dihasilkan

tetapi seharusnya lebih diorientasikan pada pemahaman terhadap konsumen dan

(15)

persaingan yang sesungguhnya dan siapa para pesaingnya. Produsen perlu

mengetahui bagaimana konsumen menerima dan merasakan produknya agar dapat

mengevaluasi apakah tujuan yang ingin disampaikan kepada konsumen tercapai

atau tidak.

Persaingan juga terjadi pada kenderaan roda empat (mobil) jenis MPV

(multi purphose vehicle) yang mana produsen mobil merek Suzuki melahirkan

Suzuki APV. Persaingan antar produsen mobil semakin tinggi terutama setelah

adanya perubahan kebijakan dalam bea masuk mobil import (built up).

Munculnya mobil jenis MPV seperti Maven dari Mitshubisi, Grandmax dari

Daihatsu dan Avanza dari Toyota dan lainnya menuntut produsen lama perlu

tetap memperhatikan keunggulan yang dimilikinya.

Mobil merek Suzuki sebagai objek penelitian dimana merupakan salah

satu pelopor mobil jenis MPV di Indonesia telah melakukan berbagai inovasi

terhadap produknya. Hal tersebut dapat dilihat dari produk Suzuki yang telah

mengalami beberapa perubahan baik model, teknologi maupun bentuknya. Mulai

dari Suzuki Vitara banyak mengalami perubahan teknologi mesin dan desain body

yang berkelanjutan yang kemudian melahirkan Suzuki Escudo 1600 cc, Suzuki

Grand Escudo 2000 cc, Suzuki APV 1500 cc, Suzuki Granvitara 2000 cc dan

Suzuki Granvitara 2400 cc.

Dengan mengetahui atribut-atribut suatu produk yang dominan

berdasarkan persepsi konsumen akan dapat diketahui bagaimana sebenarnya

kepuasan konsumen dan mengetahui penerimaan konsumen terhadap produk

(16)

pemasaran maupun pengembangan produknya dimasa yang akan datang dan bagi

pembaca yang membutuhkannya.

I.2. Rumusan Masalah

Keberhasilan pemasaran mobil Suzuki APV sangat ditentukan oleh

kemampuan pihak produsen (PT. TSA) melakukan pendekatan pada konsumen

sehingga konsumen dapat menerima produk yang ditawarkan. Jadi masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah menentukan atribut-atribut mobil Suzuki

APV yang paling dibutuhkan oleh konsumen.

I.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian I.3.1. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui atribut-atribut produk mobil Suzuki APV yang

dominan berdasarkan persepsi konsumen setelah menggunakannya.

2. Tujuan Khusus

• Untuk mengetahui jumlah populasi konsumen yang menggunakan

mobil Suzuki APV selama bulan Maret 2005 sampai Desember

2008.

• Untuk menentukan jumlah konsumen pengguna mobil Suzuki APV

yang akan diteliti.

(17)

• Untuk mengetahui atribut-atribut mobil Suzuki APV yang

dibutuhkan maupun tidak dibutuhkan oleh konsumen.

• Untuk mendapatkan atribut-atribut mobil Suzuki APV yang paling

dibutuhkan konsumen.

I.3.2. Manfaaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam mendesain produk yang

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dari analisa

atribut-atribut produk yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen.

2. Membantu perusahaan dalam menciptakan produk sehingga dapat

bersaing dengan produsen-produsen yang lain.

3. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam menyelesaikan

masalah-masalah yang dihadapi dalam memasarkan sebuah produk.

I.4. Ruang Lingkup dan Asumsi Penelitian I.4.1. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian agar sesuai dengan tujuan dan

terfokus pada sasaran, maka perlu dilakukan pembatasan ruang lingkup

permasalahan dan asumsi.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Produk yang menjadi objek dalam penelitian adalah mobil Suzuki

(18)

2. Penelitian dilakukan kepada pemilik sekaligus pengguna mobil Suzuki

APV yang melakukan service berkala di PT. Trans Sumatera Agung

dengan menggunakan kuesioner.

3. Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan melalui jumlah populasi

konsumen Suzuki APV di PT. Trans Sumatera Agung Medan sejak

Maret 2005 sampai desember 2008.

4. Penentuan dan penyusunan atribut penelitian dilakukan berdasarkan

studi literatur dan brosur produk yang dikeluarkan oleh produsen.

I.4.2. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner disusun berdasarkan atribut-atribut yang dibutuhkan sesuai

dengan tujuan penelitian.

2. Peneliti memperoleh data pemilik pengguna mobil Suzuki APV dari

PT. Trans Sumatera Agung Medan.

3. Distribusi kuesioner dilakukan secara acak berdasarkan teori dan

metodologi penelitian yang sesuai.

4. Data yang diproleh dari hasil kuesioner adalah bersifat objektif dari

(19)

1.5. Sistematika Laporan

Penulisan laporan tugas sarjana ini disusun dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, lingkup penelitian, asumsi yang digunakan,

dan sistematika penulisan laporan yang digunakan dalam

penelitian.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Memberikan gambaran perusahaan yang dijadikan objek

penelitian meliputi produk yang pasarkan, ruang lingkup

bidang usaha dan struktur organisasi dan manajemen

perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Berisikan tinjauan kepustakaan terhadap teori-teori yang

relevan dan mendukung dalam penyelesaian masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Memaparkan cara-cara dalam melaksanakan penelitian dimulai

dari penjabaran studi pendahuluan, perumusan masalah, tujuan

penelitian, studi kepustakaan, identifikasi variabel penelitian,

teknik pengumpulan data, penyelesaian masalah, pembahasan

hasil, serta kesimpulan dan saran.

(20)

Mengidentifikasi data yang dibutuhkan dalam penelitian dan

dilanjutkan dengan pengolahan data.

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Menganalisis hasil perhitungan yang meliputi atribut-atribut

produk yang dominan berdasarkan persepsi konsumen dalam

menggunakan mobil Suzuki APV.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis perhitungan maka

dapat diambil kesimpulan-kesimpulan dan saran yang

(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan 2.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Trans Sumatera Agung berdiri pada 7 Juli 1982 yang dipimpin

langsung oleh Bapak Timin Bingei yang merupakan pemilik tunggal perusahaan.

PT. Trans Sumatera Agung berdiri dikota Medan atas kepercayaan yang diberikan

oleh PT. Indomobil Suzuki Internasional Jakarta. Pada awalnya PT. Trans

Sumatera Agung adalah perusahaan pendistribusi mobil yang cukup besar di

Medan dengan menggabung produknya dalam satu atap showroom yaitu produk

mobil dengan merek Volvo, Mazda, Suzuki. Ketiga produk ini adalah merupakan

tanggung jawab dari PT. Indomobil Suzuki Internasional.

Karena permintaan mobilitas yang semakin tinggi di Indonesia khususnya

di kota Medan showroom gabungan ini hanya bertahan selama kurang lebih lima

tahun, situasi memaksa para pengusaha untuk membangun showroom dengan

merek masing-masing dari PT. Indomobil Suzuki Internasional. PT. Trans

Sumatera Agung dipercaya sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)

untuk mobil-mobil Suzuki wilayah Sumatera dan Aceh. Merek ini juga dipimpin

oleh Bapak Timing Bingei yang juga merupakan anggota group dari (Siantar Top

Tobbacco Cigaretes) STTC-Siantar.

Pertumbuhan yang sangat signifikan dirasakan Suzuki pada saat saingan

utamanya Toyota, mencoba merubah konsep produk dari mobil untuk keluarga

(22)

konsumen diwilayah kota Medan yang pada umumnya memiliki mobil adalah

unuk mobil dengan fungsi menengah keluarga beralih ke mobil Carry 1.3, Escudo

dan Baleno yang merupakan produk Suzuki. Suzuki tidak melepas kesempatan ini

begitu saja, pada saat itu Carry 1.3 laku keras dipasaran hingga dikeluarkan lagi

produk baru Carry 1.5 dan Escudo 1.6, dalam beberapa waktu kemudian produk

baru dengan konsep yang sama (MPV)-(APV) kembali di keluarkan, penjualan

melonjak, dalam waktu yang singkat produk baru menyusul lagi yaitu dengan

dikeluarkannya Grand Vitara. Dalam tempo 12 bulan survey menunjukkan bahwa

APV telah terjual 900 unit dan Grand Vitara yang baru di launching saja dalam

tempo 30 hari telah dipesan oleh 50 pelanggan, untuk 50 unit mobil.

PT. Trans Sumatera Agung telah cukup lama dipercaya sebagai distributor

tunggal mobil-mobil Suzuki untuk Sumatera dan Aceh dengan demikian

PT. Indomobil Suzuki Internasional berharap agar manjemen pada PT. Trans

Sumatera Agung di standarisasi dengan pola menejemen yang disarankan oleh

pihak PT. Indomobil Suzuki Internasional namun karena pertimbangan yang tidak

jelas pihak PT. Trans Sumatera Agung menolak, sehingga sampai pada saat ini

manajemen dari PT. Trans Sumatera Agung masih menganut sistem manajeman

pribadi mereka.

2.1.2. Struktur Organisasi

PT. Trans Sumatera Agung adalah perusahaan swasta milik seorang

pengusaha yang memiliki berbagai bidang usaha dan cukup sukses, pola

(23)

langsung yang sekarang dipimpin oleh kerabatnya sendiri, PT. Trans Sumatera

Agung semakin maju, hal ini terlihat dari sistem manajemen yang terstruktur.

Walaupun sistem manajmen yang diterapkan belum sepenuhnya mengadopsi

sistem manajemen PT. Indomobil Suzuki Internasional sebagai perusahaan pusat.

Adapun struktur organisasi PT. Trans Sumatera Agung adalah berbentuk struktur

lini fungsional. Alasan pemilihan struktur lini fungsional disebabkan karena

adanya pengelompokan akivitas yang memiliki fungsi di spesialisasikan sehingga

memberikan efesiensi kerja yang tinggi. Selain itu mekanisme pengendalian

aktivitas, tanggung jawab dapat didefenisikan secara jelas, adanya pengembangan

karir individu berdasarkan profesi dan tetap mempertahankan pengembalian

keputusan yang bersifat strategis oleh pimpinan. Sementara keputusan yang

bersifat operasional dapat diberikan melalui unut-unit departemen yang ada.

Gambar struktur organisasi dapat dilihat seperti dapat dilihat pada gambar 2.1

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Gambaran Skema struktur organisasi PT. Trans Sumatera Agung

PIMPINAN

HUMAS BAGIAN UMUM

(24)

2.1.3. Tenaga kerja

Jumlah keseluruhan karyawan PT. Trans Sumatera Agung kurang lebih 150

orang. Setiap karyawan minimal lulusan dari D-3 (untuk posisi tertentu karyawan

tidak diharuskan mengikuti training atau memenuhi spesifikasi D-3) dan harus

mengikuti training sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Pendidikan non formal khusus untuk bagian keteknikan wajib mengikuti training

yang diadakan oleh PT. Indomobil Suzuki Internasinal di Jakarta. Fasilitas yang

diproleh yaitu Gaji, Bonus tahunan, Insentip dan bonus per tiga bulan untuk sales.

Utilitas yang ada di PT. Trans Sumatera Agung yaitu Parkir karyawan, Ruang

tunggu (AC, TV, DVD), Dapur umum, Kantin, Kamar mandi khusus karyawan.

(25)

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Trans Sumatera Agung Medan

JABATAN/BAGIAN JUMLAH/ORANG

Pimpinan Devisi 1

Manager Pemasaran 1

Manager Umum 1

Manager Service 1

Supervisor Service 2

Superviser Sparepart 2

Administrasi Service dan part 4

Personalia 2

Administrasi Umum 6

Supervisor pemasaran 2

Frontman 3

Kepala Teknisi 1

Customer Service 2

Teknisi 15

Kepala Gudang Sparepart 1

Operator Sparepart 9

Humas 1

Satpam 6

Cleaning Service 6

Sales 14

Customer Service Pemasaran 10

(26)

2.1.4. Uraian Tugas dan Tanggungjawab

Adapun uraian tugas dan tanggungjawab setiap bagian adalah sebagai

berikut :

a. Pimpinan Devisi

Pimpinan Devisi merupakan pimpinan tertinggi yang melaksanakan pekerjaan

secara keseluruhan. Pimpinan Devisi memiliki fungsi, wewenang dan

tanggungjawab diantaranya adalah :

- Mengambil tindakan dan keputusan yang tepat terhadap masalah yang

dihadapi oleh perusahaan

- Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap manejer

- Melaksanakan kontrak dengan pihak luar perusahaan

b. Manager Service

- Merencanakan dan melaksanakan tahap usaha yang mendorong perusahaan

mencapai keuntungan yang maksimal

- Memberikan rekomendasi dan melakukan pengawasan kerja terhadap

bawahannya langsung

- Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Administrasi, Supervisor Service

dan Supervisor Sparepart

c. Manager Umum

- Membantu Direktur dengan melaksanakan tugas yang diberikan

- Mengendalikan dan mengurus keperluan perusahaan yang sifatnya teknis dan

non teknis

(27)

- Memberikan rekomendasi dengan melaksanakan tugasnya dengan dibantu

oleh Administrasi dan Kepala Personalia

d. Manager Showroom dan Marketing

- Merencakan cara-cara pemasaran yang baik dan usaha untuk merebut daerah

pemasaran seluas-luasnya

- Mempertimbangkan cara-cara penyerahan produk dengan memberi

persetujuan terhadap transaksi mobil secara kredit

- Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Administrasi dan Supervisor

Marketing

e. Administrasi

- Administrasi Service bertugas mencatat setiap sparepart yang masuk/ keluar

sehingga menimbulkan transaksi perusahaan

- Administrasi Menejer Umum bertugas untuk mencatat segala biaya yang

timbul dari aktivitas perusahaan

- Administrasi Marketing bertugas mencatat setiap transaksi unit produk yang

masuk dan keluar

f. Supervisor Service

- Membina pekerjaan yang terkait dengan sistem dan prosedur perbaikan

(service)

- Mempersiapkan pelatihan khususnya bagi Teknisi dan Customer Service

- Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Frontman, Kepala Mekanik dan

(28)

g. Supervisor Sparepart

- Membina pekerjaan yang terkait dengan pengadaan sparepart sesuai dengan

kebutuhan workshop (bengkel) atau pembeli umum

- Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Kepala Gudang dan Operator

Barang

h. Kepala Personalia

- Memberikan rekomendasi kepada Humas dan Bagian Umum

i. Supervisor Marketing

- Membantu Menejer Showroom dan Marketing yang terkait dengan bidang

tugasnya

- Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Kasir, Sales Promotion dan

Customer Service

2.2. Sejarah dan Perkembangan Mobil Suzuki APV

Mobil dengan merek Suzuki merupakan kenderaan roda empat produksi

produsen mobil asal negara Jepang, diproduksi ke Indonesia sekitar tahun 1960-an

yang mana pada saat itu hadir melalui importir yang memasukkan produk tersebut

melalui masing-masing perusahaan. Namun sejak tahun 1970 import mobil dari

Jepang langsung berada dibawah PT. Indomobil Suzuki International Jakarta.

Pada tahun 1982 PT. Indomobil Suzuki International Jakarta memberikan

kepercayaan kepada PT. Trans Sumatera Agung Medan sebagai agen tunggal

pemegang merek untuk wilayah Sumatera Utara dan Aceh.

Produk mobil Suzuki yang pertama diperkenalkan kepada konsumen

(29)

jeep). Seiring perkembangan teknologi maka Suzuki Jepang memproduksi mesin

4 tak yaitu Suzuki Carry 1.0 (kapasitas mesin 1000 cc), Suzuki Carry Futura 1.3,

Suzuki Carry 1.6 dan Suzuki Carry 1.5 yang sampai sekarang terus menjadi

andalan khususnya mobil angkutan barang jenis pick up (bak terbuka). Untuk

kenderaan jenis sedan diawali dengan Suzuki Forsa dengan kapasitas mesin 1000

cc selanjutnya dikeluarkan Suzuki Esteem, Suzuki Baleno, Suzuki Aerio, Suzuki

Swift, Suzuki SX-4 dan new produk Suzuki Neo Baleno. Suzuki Jepang juga

memproduksi kenderaan keluarga jenis MPV (multi purphose vehicle) yang

diawali dengan Suzuki Vitara dan Suzuki Kaatna selanjutnya Suzuki Escudo,

Suzuki Sidekick, Suzuki Every, Suzuki APV, Suzuki Grand Escudo dan new

produk Suzuki Grand Vitara.

Diantara semua produk suzuki tersebut Suzuki APV merupakan produk

yang paling banyak diminati konsumen ditengah persaingan produk sejenisnya.

Suzuki APV jugalah yang berperan mengangkat merek mobil Suzuki sehingga

dapat disejajarkan dengan produsen mobil lain seperti PT. Toyota Astra. Mobil

APV mulai diproduksi pada awal tahun 2003 dengan beberapa jenis yaitu type

GA, GL dan type GX dan yang terakhir yang merupakan hasil inovasi yaitu APV

(30)

2.2.1. Spesifikasi Teknik Suzuki APV

Adapun spesifikasi teknik dari Suzuki APV adalah seperti tabel 2.2

sebagai berikut :

Tabel 2.2. Spesifikasi Teknik Mobil Suzuki APV

MODEL APV

Body Type Van

Grade GA GL GX

Transmision SMT

Seating Capacity 8

DIMENSIONS

Overall Length (mm) 4,155

Overall Width (mm) 1,655

Overall Height (mm) 1,855 1,840

Whellbase (mm) 2,625

Front Overhang (mm) 700

Rear Overhang (mm) 830

Tread Front (mm) 1,435 1,430

Rear (mm) 1,435 1,425

Minimum Ground Clereance (mm) 175 170

Interior Length (mm) 2,805 2,815

Interior Width (mm) 1,360

Interior Height From rear Floor (mm) 1,200

Minimum Turning Radius (m) 4,9 4,9 5,4

WEIGHTS

Crub Weight (kg) 1,160 1,225 1,270

Gross Vehicle Weight (kg) 1,950

CAPACITIES

Seating Capacities (person) 7 8

Feul Tank Capacity (liter) 43

ENGINES

(31)

Tabel 2.3. Spesifikasi Teknik Mobil Suzuki APV (lanjutan)

Sumber : Brosur Spesifikasi Suzuki APV

DISPLACEMENT (CM3) 1,493

Bore x Stroke (mm) 75,0 x 84,5

Compresion ratio 9

MAXIMUM OUTPUT (KW/RPM) 67 / 6.000

Maximum Ouput (N-m / rpm) 122 / 3.000

Front Macpherson Strut & Coilspring

Rear Rigid Axel & Leaf Spring

BRAKES

Front Ventilated discs

Rear Leading and Trailing Drums

TYRES

(32)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh konsumen yang

membedakannya antara satu dengan yang lainya dalam memilih dan

menggunakan suatu produk tertentu. Perilaku konsumen ini akan mencerminkan

mengapa seseorang membeli suatu produk, bagaimana konsumen tersebut

memilih dan membeli produk, termasuk kegunaan, harga, dan tempat penjualan.

Sehingga berdasarkan penjelasan tersebut maka perilaku konsumen dapat juga

didefenisikan sebagai suatu tindakan yang langsung melibatkan konsumen dalam

mendapatkan, menggunakan, dan menghabiskan/menkonsumsi produk

(manufaktur maupun jasa), termasuk proses pengambilan keputusan yang

mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

3.1.1. Model Perilaku Konsumen

Dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk, setiap konsumen

memiliki perilaku yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi :

a. Object (apa yang dibeli)

Dalam menggunakan sabun mandi kita akan menjumpai orang-orang yang

(33)

(keluarga), ada yang menggunakan merek Lux, Maxam, Lifeboy, Cleofatra

maupun merek lainnya sesuai dengan keinginan masing-masing.

b. Objective (mengapa membeli)

Setiap konsumen yang mengambil keputusan untuk memilih suatu produk,

tentunya memiliki tujuan dalam menggunakan produk tersebut.

Konsumsi/membeli produk sampho merek tertentu adalah dengan tujuan agar

dapat menghilangkan ketombe (yang berarti konsumen memiliki permasalahan

dengan ketombe) menguatkan rambut, membuat mengkilap dan menjadikan

hitam. Setiap orang/konsumen memiliki tujuannya masing-masing dalam

penggunaan produk tersebut yang sekaligus merupakan rangsangan/alasan dalam

membeli produk tersebut. Maka setiap merek memiliki spesifikasi masing-masing.

c. Occupant (siapa konsumennya)

Perbedaan diantara manusia menjadikan setiap manusia memiliki cita

rasa/keinginannya masing-masing terhadap produk-produk yang menjadi

kebutuhannya yang tersedia dipasar. Perbedaan keinginan antara satu konsumen

dengan yang lainnya terhadap produk mobil, medorong terciptanya berbagai

merek mobil dengan spesifikasi yang diinginkan penggunannya (untuk tingkat

pendapatan tinggi diciptakan mobil mewah : Babybent, BMW dan Roll Royce

untuk kecepatan maka diciptakanlah yang memiliki akselerasi tinggi : Ferari,

Mitsubhisi Evolution dan Porche). Konsumen dapat membedakan berdasarkan

umur, tingkat pendidikan, ekonomi dan cita rasa. Perilaku konsumen berdasarkan

(34)

d. Occasion (kapan membelinya)

Tingkat konsumsi pasar terhadap berbagai produk jasa dan manufaktur

pada saat hari-hari biasa dengan pada saat bulan muda (baru terima gaji) maupun

pada saat hari-hari besar (Lebaran, Natal dan Tahun baru) sangat memiliki

perbedaan yang signifikan.

e. Operation (bagaimana membelinya)

Untuk memproleh produk yang diinginkannya setiap konsumen memiliki

caranya masing-masing dalam hal cara pembeliannya. Bila ia tidak memiliki uang

tunai maka ia akan mencari produk yang dapat diperoleh dengan menggunakan

kartu kredit, cicilan, pembayaran dibelakang atau auto debet, sesuai dengan

keinginannya. Perilaku konsumen tersebut menyebabkan timbulnya berbagai

fasilitas penjualan antara lain : dari segi pembayaran, produk dipesan melalui

telepon, keanggotaan atau suatu kelompok tertentu.

f. Organization (siapa yang terlibat dalam pembelian)

Dalam menentukan akan menggunakan atau memilih merek dalam

pembelian suatu produk tertentu pada seorang konsumen tidaklah terjadi begitu

saja, melainkan melalui suatu peran tertentu yang mempengaruhi keputusan

tersebut. Ada yang membeli televisi merek tertentu karena dipengaruhi oleh

anaknya atau terpengaruh dari iklan di media massa.

Jika kita dapat membedakan lima peran yang berbeda yang mungkin

terjadi dalam keputusan membeli adalah sebagai berikut 1

1. Initiator (siapa pemberi saran/inisiatif)

(35)

Merupakan orang-orang yang memiliki inisiatif atau memiliki wewenang

untuk memikirkan keputusan akan suatu produk dengan kondisi dan situasi yang

ada, untuk selanjutnya mengusulkan ide ataupun pemikiran tersebut kepada

pemilik yang terkait.

2. Influencer (siapa dan apa yang mempengaruhi)

Merupakan orang atau kondisi yang mempengaruhi seseorang ataupun

komunitas tertentu untuk menentukan produk dan merek yang diinginkan.

Pengaruh dari anak, istri, departemen litbang, gaji/pendapatan yang meningkat,

kondisi keuangan perusahaan (laba) yang sangat baik, merupakan pengaruh yang

sangat kuat, sehingga dapat mengubah pemikiran seseorang untuk menentukan

pilihannya.

3. Decider ( siapa yang memutuskan)

Merupakan orang yang berhak untuk menentukan pilihan dibeli atau

tidaknya suatu produk dengan jenis atau merek tertentu. Keputusan yang telah

ditetapkan merupakan kebijakan yang segera untuk dilaksanakan.

4. Buyer (siapa yang akan membeli)

Merupakan orang yang diberikan kepercayaan untuk membeli produk

yang telah diputuskan tersebut. Seorang ayah dapat menyuruh anaknya untuk

bajunya, perusahaan memerintahkan bagian pembelian untuk membeli produk

yang dibutuhkan.

5. User (siapa yang akan menggunakannya)

Adanya object/tujuan dari pembelian produk tersebut. User merupakan

(36)

yang merasakan manfaat produk tersebut secara langsung. Bila kenderaan tersebut

akan digunakan untuk keluarga bersama-sama maka produk disediakan adalah

yang dapat membawa seluruh anggota keluarga.

6. Evaluator (siapa yang mengevaluasi)

Merupakan orang/pihak yang memiliki wewenang untuk melakukan

penilaian ataupun mengevaluasi terhadap penggunaan produk tersebut, untuk

selanjutnya memberikan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak yang terkait.

Bila akan membeli mobil dilakukan terlebih dahulu uji coba kenderaan tersebut

dan selanjutnya dievaluasi (baik individu langsung ataupun dengan menggunakan

tenaga ahli/montir) terhadap segala kondisi yang dimiliki oleh kenderaan tersebut.

Sehingga perilaku konsumen dalam melakukan pemilihan terhadap suatu produk

dapat di modelkan seperti gambar berikut :

Gambar 3.1. Model Perilaku Konsumen

3.1.2. Faktor Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen

Perilaku manusia dalam hidupnya sangat ditentukan oleh berbagai faktor.

(37)

sejak lahirnya yaitu kebutuhan biologis (makan atau minum) yang tercipta dari

keadaan psikologis (rasa lapar, haus atau ketegangan). Disamping perilaku

manusia juga dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya.

Maka faktor-faktor psikologis dalam perilaku konsumen adalah :

1. Proses Pembelajaran dari Pengalaman (learning experience)

Sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang belajar (learning)

dapat didefenisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang disebabkan oleh

pengalaman-pengalaman masa lalu. Meskipun begitu belajar dapat juga

didefenisikan sebagai kegiatan yang tidak mencakup perubahan-perubahan

perilaku yang disebabkan oleh respons instinktif, pertumbuhan atau keadaan

temporer organisasi tubuh seperti lapar, lelah atau tidur.

Dalam proses pembelajaran tersebut terdapat tiga teori sebagai berikut :

a. Teori Stimulus-Respon (S-R Theory)

Teori ini menjelaskan bahwa pembelajaran tersebut dapat terjadi akibat

sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang datang dan akan memberikan

tanggapan positif apabila memenuhi kebutuhannya dan melakukan

penolakan apabila tidak sesuai. Rangsangan yang tepat dan berulangkali

dilakukan akan membentuk pola perilaku yang menetap. Penerapan dari

model Stimulus-Respons terhadap perubahan perilaku terus digunakan

oleh perusahan dalam bentuk adversting hingga sekarang. Sebagai contoh

adalah iklan dari rokok marlboro yang selama beberapa tahun mengangkat

tema dari maskulinitas (Cowboy) dan marlboro country (suasana

(38)

b. Teori kognitif

Teori kognitif merupakan proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti sikap dan keyakinan, pengalaman masa lalu dan

pemahaman tentang bagaimana mencapai tujuan. Teori kognitif menyadari

bahwa seseorang dapat menggunakan kemampuan berfikirnya untuk

memahami permasalahan dan keadaan yang sesungguhnya walaupun

sebelumnya tidak ada kejadian yang sama (tanpa pengalaman). Perilaku

yang terbentuk merupakan hasil dari persepsi dalam berfikir dan

pemusatan terhadap tujuan yang sesungguhnya.

c. Teori Gestalt dan teori Lapangan (field)

Gestalt berasal dari bahasa jerman yang meiliki arti konfigurasi ataupun

pola. Teori Gestalt menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses yang

terjadi dari konfigurasi elemen pribadi secara total. Sedangkan teori

lapangan (diformulasikan oleh Kurt Lewin) adalah teori yang menyatakan

bahwa perilaku seseorang akan dapat dipahami melalui pemahaman

terhadap object tersebut dan pemahaman atas persepsi mereka terhadap

lingkungan (lapangan) psikologisnya yang terjadi/dialami pada saat

tersebut. Sehingga promosi/pembentukan perilaku dapat dilakukan dengan

membuat promosi yang masuk akal dan sederhana sehingga mudah

dipahami dan diingat. Demikian juga dengan harga, mutu dan kemasan

harus sesuai dengan selera pembeli. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh perusahaan dan

(39)

2. Kepribadian Konsumen

Kepribadian merupakan pola kehidupan dari setiap individu yang

menentukan jawaban atas perilakunya. Kepribadian didefenisikan sebagai

karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan

tanggapan yang relatif konsisten dan tetap pada lingkungannya. Kepribadian

seseorang menyangkut kebiasaan sikap atau ciri-ciri yang khas menentukan

perbedaan tiap individu dan akan berkembang bila individu yang bersangkutan

berhubungan dengan orang lain. Kepribadian seseorang biasanya digambarkan

dengan istilah seperti percaya diri, mudah mempengaruhi/terpengaruhi, berdiri

sendiri, menghargai orang lain, bersifat sosial, bersifat membela diri dan

kemampuan menyesuaikan diri.

3. Sikap dan Kepercayaan

Sikap dan kepercayaan mempengaruhi seseorang di dalam proses belajar.

Dalam bertindak dan belajar orang-orang memperoleh kepercayaan dan pendirian.

Hal-hal tersebut kemudian mempengaruhi pembelian mereka terhadap suatu

produk. Suatu kepercayaan adalah merupakan suatu pikiran deskriptif yang dianut

seseorang mengenai suatu hal. Seseorang dapat saja percaya terhadap kualitas,

kemampuan dan kehandalan suatu produk. Kepercayaan tersebut berdasarkan

pengetahuan, pendapat maupun keyakinan yang sering dipengaruhi oleh

emosional. Para produsen sangat tertarik pada kepercayaan yang dianut orang

mengenai produk dan jasa mereka. Kepercayaan tersebut menciptakan citra

(40)

Sikap adalah suatu aktualisasi ataupun perbuatan nyata yang akan

dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu berdasarkan keyakinan yang telah

dimiliki. Apabila seseorang telah memiliki keyakinan terhadap suatu produk

dengan merek tertentu maka sikapnya adalah dengan membelinya atau

menolaknya.

4. Pengamatan/Persepsi Pribadi

Pengamatan atau persepsi adalah suatu proses dimana manusia menyadari

dan menginterprestasikan aspek lingkungannya. Bagimana seseorang benar-benar

bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu. Persepsi tidak

hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisis tetapi juga pada hubungan

rangsangan dengan lingkungan dan kondisi suatu individu. Orang dapat muncul

dalam persepsi yang berbeda terhadap rangsangan objek yang sama karena tiga

proses yang berkenan dengan persepsi yaitu penerimaan rangasangan secara

selektif, perubahan makna informasi secara selektif dan mengingat sesuatu secara

selektif.

3.1.3. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Keputusan konsumen untuk membeli ataupun menggunakan produk

tertentu tidaklah terjadi seketika akan tetapi melalui suatu tahapan/proses tertentu.

Setiap konsumen memiliki perilaku yang berbeda dalam pengambilan keputusan

tersebut. Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan menekankan pada proses

membelijauhsebelum pembelian sesungguhnya dan memiliki akibat-akibat jauh

(41)

Tahap-tahap proses pembelian konsumen dibagi atas 5 (lima) langkah

yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui Permasalahan (recognition of problem)

Tahap merupakan dasar dari proses pengambilan keputusan, mengetahui

permasalahan berarti mengetahui kebutuhan akan suatu produk yang akan

dikonsumsi/digunakan oleh calon konsumen. Kebutuhan akan suatu produk

dapat disebebkan oleh pengaruh biologis, perubahan hidup, lingkungan

sekitar dan kenaikan pendapatan.

2. Mencari Informasi (search for information)

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dilakukan pencarian informasi

terhasap produk-produk yang sesuai. informasi tersebut dapat diperolah dari

berbagai sumber.

3. Mengevaluasi setiap alternatif (evaluation of alternative)

Informasi terhadap produk-produk yang ada dipasar (alternatif) yang telah

diperoleh selanjutnya dievaluasi (dinilai dan dipertimbangkan) tentang

merek, harga, kualitas dan layanan produk.

4. Memilih salah satu alternatif (choice)

Pada tahap ini calon konsumen menentukan pilihan terhadap satu alternatif

setelah melalui berbagai penelitian dan pertimbangan atas segala kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya terhadap berbagai alternatif yang ada.

Pilihan tersebut selanjutnya direalisasikan dengan membeli dan

(42)

5. Menentukan hasil pilihan (outcome)

Penggunaan hasil pilihan yang telah dibeli tersebut akan memberikan

penilaian tersendiri bagi konsumen, apakah memuaskan atau tidak. Setelah

melakukan penilaian maka akan ditentukan apakah selanjutnya menggunakan

produk tersebut atau tidak.

3.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Setiap keputusan yang diambil oleh konsumen pada saat akan membeli

dan menggunakan suatu produk tertentu sangat sarat dengan pengaruh dari

berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah :

1. Kebudayaan

Faktor-faktor budaya sangat memberikan pengaruh yang sangat luas dan

mendalam terhadap perilaku konsumen dalam menentukan keputusan yang

akan diambil . norma-norma yang tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat secara umum maupun secara khusus (masing-masing suku)

merupakan batasan-batasan terhadap hal-hal yang diizinkan dan dilarang.

Tidak jarang pula dalam faktor budaya turut serta mitos-mitos yang

memberikan larangan-larangan yang sangat keras. Misalnya mitos yang

melarang menggunakan pakaian berwarna hijau disepanjang pantai selatan

Jawa, sehingga akan membatalkan niat calon konsumen yang menyukai

pakaian warna hijau untuk membeli dan menggunakannya disekitar lokasi

(43)

2. Keadaan Sosial

Sebagai makluk sosial manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh sosial

seperti keluarga, organisasi, status, gaya hidup dan kebiasaan yang melekat

pada seseorang. Adakalanya hal-hal yang diizinkan oleh masyarakat

(budaya) tidak berlaku pada suatu keluarga atau sebaliknya. Para anggota

keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku ketika

hendak membeli.

3. Individu

Dalam pengambilan keputusan setiap orang akan dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang berasal dari dirinya sendiri. Faktor-faktor-faktor tersebut antara lain

adalah nilai, motifasi, persepsi, sikap, kepercayaan diri, kepribadian dan

citra diri. Suatu barang tertentu dapat saja dibeli oleh seseorang dengan

alasan memiliki keyakinan bahwa barang tersebut akan memberikan

keuntungan bagi dirinya, sementara bagi orang lain barang tersebut tidak

dibeli karena barang tersebut jelek dean kusam.

3.2. Pengertian Produk

Produk adalah hasil proses transformasi dari bahan baku menjadi bahan

jadi yang didalamnya terdapat kumpulan atribut-atribut secara nyata dan tidak

nyata. Seseorang membeli barang tidak hanya untuk fungsinya teapi juga

maknanya. Sebuah barang merupkan simbol atribut pribadi, tujuan dan pola

(44)

3.2.1. Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk berdasarkan perilaku konsumen yang dihubungkan

dengan pembelian, sangat penting agar meningkatkan program pemasaran. Semua

produk terbagi dalam dua kelompok yaitu barang konsumen dan industri.

Barang konsumen (consumer goods) adalah produk yang dibuat untuk

dipergunakan oleh konsumen kalangan rumah tangga dan tujuan bukan untuk

bisnis. Sedangkan barang industri (industrial goods) adalah produk khusus

dipergunakan untuk memproduksi barang-barang lain atau memberikan jasa-jasa

dalam bisnis. Dasar utama untuk membedakan kedua kelompok barang diatas

adalah pengguna akhir (ultimate use) yang sesuai dengan tujuan semula barang itu

diproduksi.

Barang konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Barang-barang kemudahan

Karakeristik barang-barang tersebut yang penting adalah konsumen memiliki

pengetahuan yang lengkap tentang barang yang ingin dibeli sebelum ia pergi

membelinya dan barangnya mudah dibeli dengan upaya yang kecil.

Contohnya rokok, sabun, surat kabar dan lain-lain.

b. Barang-barang perbelanjaan

Barang perbelanjaan merupakan produk yang biasanya oleh konsumen

diperbandingkan kualitasnya, harga dan coraknya dibeberapa tempat

sebelum dibeli. Karakteristik yang utama adalah sebelum membelinya

konsumen tidak memiliki informasi yang lengkap tentang barang tipe ini.

(45)

c. Barang-barang khas

Barang-barang yang dipilih konsumen karena mereknya kuat. Konsumen

bersedia untuk memberikan waktu dan upaya khusus untuk membelinya.

Pembeli sebelum pergi membeli telah mempunyai pengetahuan yang

lengkap tentang barang-barang yang dibutuhkan. Ciri khas dari barang tipe

ini hanya membeli merek-merek tertentu saja. Misalnya mobil, pakaian jadi

pria yang mahal dan lain-lain.

3.2.2. Ciri-Ciri Produk

Menurut William J. Stanton ciri-ciri produk merupakan unsur-unsur

pening dalam sebuah program pemasaran karena bagaimana fisik produk

ditampilkan ke konsumen yang potensial merupakan bagian penting dari produk

itu sendiri.

Ciri-ciri produk tersebut meliputi merek, kemasan, label, desain produk,

kualitas, jaminan dan tanggungjawab serta pelayanan produk yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Merk (Brand)

Merk adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus/beberapa kombinasi

unsur-unsur yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa

yang ditawarkan penjual. Merk membedakan produk atau jasa sebuah

(46)

2. Kemasan

Kemasan dapat didefenisikan sebagai suatu seluruh kegiatan merancang dan

memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk. Ada tiga alasan mengapa

kemasan diperlukan yaiu :

a. Kemasan memenuhi sasaran keamanan (safety) dan kemanfaatan

(utilitarian). Kemasan melindungi produk dalam perjalannya dari

produsen ke konsumen dan dalam beberapa kasus bahkan sewaktu

dipakai oleh konsumen.

b. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan. Melalui

kemasan identifikasi produk menjadi efektif dan dengan sendirinya

mencegah pertukaran dari produk pesaing.

c. Manajemen bisa mengemas produknya sedemikian rupa untuk

meningkatkan laba. Ada bentuk dan kemasan yang sedemikian

menarik sehingga pelanggan bersedia membayar lebih mahal hanya

untuk memperoleh kemasan istimewa.

3. Label

Label adalah bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang

produk atau tentang penjualan. Label bisa merupakan bagian sebuah

kemasan atau merupakan etiket lepas yang ditempel pada produk.

4. Desain Produk

Desain merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Sebuah desain

unik lain dari yang lain bisa merupakan satu-satunya ciri pembeda produk.

(47)

berbagai hal misalnya dapat mempermudah operasi pemasaran produk,

menigkatkan nilai kualitas dan keawetan produk dan menambah daya

penampilan produk.

5. Warna

Warna sering menjadi faktor penentu dalam hal diterima atau tidaknya suatu

produk oleh konsumen. Warna tersebut sebenarnya tidak mempuyai nilai

kemanfaatan dalam penjualan, manfaat pemasaran sebenarnya terletak pada

ketepatan manajemen dalam memilih warna apa yang sesuai serta kapan

harus mengganti warna produk.

6. Kualitas Produk

Perhatian pada kualitas produk makin menigkat beberapa tahun belakangan,

hal tersebut karena keluhan konsumen semakin lama semakin terpusat pada

kualitas yang buruk dari produk baik bahannya maupun pekerjaannya.

Beberapa produk asing misalnya mobil Jepang lebih digemari konsumen

karena kualitas produknya makin lama makin meningkat terus. Jadi

peningkatan kualitas merupakan keharusan dalam dunia bisnis.

7. Jaminan dan Pertanggungjawaban Produk

Tujuan umum dari jaminan produk adalah untuk menyakinkan pembeli

bahwa perusahaan akan memberi ganti rugi bila produk tidak berfungsi

sebagaimana mestinya. Jaminan dianggap dengan sendirinya berjalan

bersama produk dan dijadikan pegangan untuk dasar menuntut apa yang

menjadi tujuan semula pabrik memproduksi barang (intedented warranty).

(48)

merangsang konsumen membeli produknya dengan janji bahwa resiko

konsumen menjadi berkurang dengan adanya jaminan produk.

8. Pelayanan Produk

Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah pelayanan yang

dijanjikan dalam jaminan. Pelayanan produk merupakan kegiatan yang

memerlukan perhatian khusus pihak manajemen karena produk sendiri

makin lama makin canggih dan rumit. Ketidakpuasan konsumen makin

meningkat dan lantang yang mana semuanya makin sukar ditanggulangi

oleh pelayanan produk tersebut. Harus ada beberapa tindakan manajerial

untuk menanganinya.

3.3. Metoda Ststistika

3.3.1. Teknik pengumpulan data

Data adalah fakta dan angka yang digunakan untuk membantu tahap

selanjutnya yaitu proses pengambilan keputusan. Kegunaan data setelah diolah

dan dianalisis adalah sebagai dasar yang objektif pada proses pembuatan

keputusan/kebijaksanaan dalam memecahkan persoalan oleh pembuat keputusan.

Data juga dapat memberikan suatu gambaran tentang suatu keadaan. Data yang

baik adalah data yang dapat dipercaya (realiable), tepat waktu (up to date), dapat

memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh

(49)

3.3.2. Tingkat Pengukuran

Pengukuran adalah pengumpulan angka-angka pada suatu variabel

menurut suatu aturan tertentu. Tingkat pengukuran yang luas digunakan dalam

penelitian sosial adalah yang dikembangkan oleh S.S Steven yang membagi

tingkat ukuran ke dalam empat kategori yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio

yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1 . Ukuran nominal adalah tingkat pengukuran yang paling sederhana. Pada

ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak maupun urutan antara

kategori-kategori dalam ukuran tersebut. Dasar pengelompokan hanyalah kategori-kategori

yang tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (exchaustive). Angka

yang ditunjukkan oleh suatu kategori tersebut tidak merefleksikan

bagaimana kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tapi

hanya sekedar label atau kode. Contohnya adalah variabel jenis kelamin,

ditentukan kode 1 pria dan 2 wanita.

2. Ukuran ordinal banyak digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan

sikap. Melalui pengkuran ini responden dapat rangking dari tingkat ‘paling

rendah’ sampai pada tingkat ‘paling tinggi’ menurut suatu atribut tertentu.

Ranking tersebut di nilai atas dasar sikapnya terhadap objek atau tindakan

tertentu. Misalnya sikap responden terhadap pendidikan sex kepada usia

remaja dapat diurutkan menjadi :

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

(50)

4. Setuju

5. Sangat setuju

Angka-angka tersebut hanya sekedar menyebutkan urutan responden dalam

sikapnya terhadap pendidikan sex dan bukan nilai responden untuk variabel

tersebut.

3. Ukuran Interval mengurutkan objek berdasarkan suatu atribut dan

memberikan informasi tentang interval antar suatu objek dengan objek

lainnya. Tetapi ukuran ini tidak memberikan informasi tentang jumlah

absolut atribut yang dimiliki oleh seseorang. Ukuran interval ditandai oleh

unit pengukuran yang tetap dengan manggunakan angka-angka sebagai

pembanding. Misalnya bayi yang mempunyai berat terendah diberi skor 0,

maka bayi yang lebih berat diberi skor 10 dan seterusnya.

4. Ukuran Rasio digunakan apabila selain informasi tentang urutan dan interval

diinginkan informasi nilai absolut yang dimiliki oleh objek. Ukuran rasio

merupakan suatu ukuran yang mempunyai titik nol yang nyata.

Perbandingan tiap titik pada unit pengukuran adalah bebas. Contohnya

adalah pengukuran berat atau masa. Dalam hal ini asal pengukuran adalah

nol, sedangkan perbandingan tiap titik adalah bebas.

3.3.3. Pembuatan Kuesioner

Pada penelitian survei penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok

dalam pengumpulan data. Kuesioner adalah media untuk pengumpulan data

(51)

pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan

dengan tujuan penelitian dan informasi dengan reliabilitas dan validitas yang

tinggi.

Beberapa petunjuk dalam membuat pertanyaan yaitu sebagai berikut 2

1. Gunakan kata-kata yang sedarhana yang diketahui oleh semua responden.

Hindari istilah yang hebat tetepi responden kurang atau tidak mengerti. :

2. Usahakan pertanyaan jelas dan khusus.

3. Usahakan agar pertanyaan berlaku untuk semua responden.

4. Pertanyaan harus berkaitan dengan masalah penelitian dan sasaran-sasaran

penelitian.

5. Pertanyaan harus jelas dan tidak mengandung tafsir majemuk.

6. Pertanyaan tidak boleh menggiring responden untuk memberikan alternatif

jawaban tertentu.

7. Pertayaan tidak boleh memuat informasi (pengetahuan) yang tidak dimiliki

responden.

8. Pertanyaan tidak boleh memuat hal-hal yang bersifat pribadi dan peka

sehingga responden mungkin menolak untuk menjawabnya.

9. Pertanyaan tidak boleh bersifat klise, sehingga jawabannya juga bersifat

klise (stereotif).

Adapun cakupan isi pertanyaan dalam kuesioner antara lain :

1. Pertanyaan tentang fakta misalnya umur, pendidikan dan lain sebagainya.

2

(52)

2. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap yaitu menyangkut sikap responden

terhadap objek tertetu.

3. Pertanyaan tentang informasi yaitu menyangkut apa yang diketahui

responden tentang hal itu.

4. Pertanyaan tentang persepsi diri yaitu responden menilai perilakunya sendiri

dalam hubungan dengan orang lain.

Dalam pembuatan kuesioner ada beberapa jenis pertanyaan yang diajukan

yaitu sebagai berikut :

1. Pertanyaan tertutup, kemungkinan jawabannya sudah ditentukan lebih

dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.

2. Pertanyaan terbuka, kemungkanan jawabannya tidak ditentukan lebih dahulu

dan responden bebas memberikan jawaban.

3. Kombinasi terbuka dan tertutup, jawaban sudah ditentukan tapi kemudian

disusul dengan pertanyaan tambahan.

4. Pertanyaan semi terbuka, jawaban sudah tersusun tapi masih ada

kemungkinan jawaban tambahan.

Hasil kuesioner akan berupa angka-angka, tabel-tabel, analisa statistika

dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Analisa data kuantitatif dilandaskan

pada hasil kuesioner tersebut.

3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel secara umum terdiri dari dua bagian yaitu

(53)

penarikan sampel yang dilakukan dimana setiap elemen populasi mempuyai

probabilitas tidak nol dan tertentu untuk terlibat sebagai sampel. Sedangkan

sampel non probabilitas adalah pengambilan sampel yang melibatkan kebijakan

pribadi dalam proses pemilihan elemen populasi. Estimasi probabilitas tiap

elemen untuk terpilih menjadi sampel tidak diperlukan. Adapun beberapa jenis

sampel probabilitas adalah sebagai berikut 3

3

Supranto, J. MA, Teknik Sampling Rineka Cipta Jakarta 1992. Halaman 124. :

1. Simpel Random Sampling

Simple random sampling adalah metode pemilihan ukuran sampel dari suatu

populasi dimana anggota populasi mempuyai peluang yang sama dan semua

kemungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel mempuyai

peluang yang sama.

2. Stratified Random Sampling

Stratified random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana strata

yang spesifik akan memiliki jumlah yang cukup mewakili dalam sampel

serta menyediakan jumlah sampel sebagai analis dari anggota

sub-kelompok tersebut.

3. Systematic Random Sampling

Systematic random sampilng adalah suatu sampling dimana pengambilan

elemen yang pertana sebagai anggota sampel erpilih secara random dan

pemilihan elemen-elemen selanjutnya detentukan secara sistematis dengan

(54)

4. Cluster Random Sampling

Digunakan bila yang diseleksi anggota sampel dalam kelompok dan bukan

menyeleksi individu-individu secara terpisah. Pengambilan sampel dengan

kelompok bukan dengan individu diseleksi secara acak. Individu-individu

yang memiliki karakteristik yang sama dikategorikan dalam satu kelompok.

Adapun beberapa jenis teknik pengambilan sampel non probabilitas adalah

sebagai berikut :

1. Accidential Sampling

Accidential sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana cara

memilih elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel ditentukan dengan

subjektif sekali tergantung peneliti sehingga hasilnya kurang mewakili

populasi.

2. Quota Sampling

Digunakan apabila peneliti mengidentifikasikan kumpulan karakteristik

penting dari populasi dan kemudian memilih sampel yang diinginkan secara

acak. Hal tersebut diasumsikan bahwa sampel-sampel tersebut sesuai dengan

karakteristik populasi yang telah ditetapkan.

3. Purposive Sampling

Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel dimana elemen-elemen

yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja, dengan catatan

(55)

4. Jugemental Sampling

Adalah teknik pengambilan sampel didasarkan atas kemudahan dari peneliti

atau pengambilan sampel tidak menyulitkan peneliti.

3.3.5. Penentuan Sampel

Karena keterbatasan waktu, dana, fasilitas, tenaga dan lain-lain sehingga

tidak semua hal yang ingin dijelaskan dapat diteliti. Penelitian hanya dilakukan

pada sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya. Kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian terhadap sampel kemudian digeneralisasikan sehingga dianggap dapat

berlaku juga bagi keseluruhan populasi yang diwakili oleh sampel. Generalisasi

mengandung resiko ada kemungkinan tidak tepat karena sampel tidak secara tepat

mewakili populasi. Karena teknik penentuan sampel sangat penting dan perlu

mendapat perhatian khusus dalam suatu penelitian. Sampel yang representatif

yaitu sampel yang betul-betul mewakili populasi. Terdapat empat parameter yang

dianggap menentukan apakah sampel cukup representatif yaitu variabilitas

populasi, ukuran sampel, teknik penentuan sampel dan kecermatan memasukkan

ciri-ciri populasi.

Metode pengambilan sampel yang ideal mempuyai sifat sebagai berikut :

1. Mampu menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya mengenai

keseluruhan populasi.

2. Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.

3. Efesiensi yang mana mampu memberikan keterangan sebanyak mungkin

(56)

4. Mampu memberikan gambaran tentang tingkat ketelitian suatu penelitian.

Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan ukuran

sampel bagi suatu penelitian adalah sebagai berikut :

1. Derajat keseragaman (homogeneity) populasi, makin homogen populasi

makin kecil sampel yang dibutuhkan. Jika populasi homogen sempurna

maka satu individu dari anggota populasi sudah cukup representatif untuk

diteliti. Sebaliknya apabila populasi hereogen sempurna maka sampel harus

sebesar populasi agar represenaif.

2. Tingka ketelitian (presisi) yang dikehendaki, makin tinggi tingkat ketelitian

yang diinginkan maka makin besar sampel yang diperlukan, sampel yang

besar maka tingkat kesalahan rendah.

3. Analisis yang direncanakan, mungkin saja ukuran sampel sudah sesuai

dengan tingkat ketelitian yang diinginkan tapi jika dikaitkan dengan cara

analisis yang akan dilakukan ternyata belum mencukupi.

4. Tenaga, Biaya dan Waktu : keterbaasan tenaga, biaya dan waktu sering

memaksa peneliti menyesuaikan ukuran sampel walaupun kadang-kadang

tingkat ketelitian perlu dikorbankan.

3.3.6. Metode Analisis Faktor

Analisis faktor adalah suatu metode yang dirancang untuk menganalisa

korelasi yang terjadi dari sekumpulan variabel. Korelasi antara variabel tersebut

(57)

lebih variabel awal. Variabel baru tersebut dinamakan faktor dan jumlahnya lebih

kecil dibanding variabel awal.

Ide dasar dari analisis faktor ditemukan oleh Francis Galton dan Charles

Spearman yang dikembangkan oleh para psikolog dalam usaha untuk memperoleh

pengertian yang lebih mendalam tentang kemampuan mental manusia (human

mental ability). Adapun fungsi umum yang dapat diberikan oleh analisis faktor

adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi jumlah variabel penelitian dengan tetap menggunakan

informasi yang telah diperoleh sebanyak mungkin. Jumlah variabel awal

dapat dikurangi menjadi sejumlah variabel yang lebih sedikit dengan

mempertimbangkan sebahagian variasi.

2. Memberikan perbedaan kualitatif dan kuantitatif pada jumlah data yang

relatif besar.

Analisis faktor berusaha untuk menyempurnakan hubungan yang

kompleks dan beragam dalam sekumpulan variabel yang diteliti dengan

menemukan dimensi atau faktor umum yang menghubungkan variabel-variabel

yang tampaknya tidak berhubungan sehingga memberikan pemahaman terhadap

struktur pokok.

Gambaran mengenai esensi dari analisa faktor menurut Dillon dan

Goldstein adalah seperti contoh berikut :

Misalnya terdapat sembilan variabel yaitu X1, X2, X3, …, X9 yang saling

berkorelasi dan mengelompok pada tiga faktor yang tidak dapat diamati. Variabel

Gambar

Gambar 2.1. Gambaran Skema struktur organisasi PT. Trans Sumatera Agung
Tabel 2.2. Spesifikasi Teknik Mobil Suzuki APV
Tabel 2.3. Spesifikasi Teknik Mobil Suzuki APV (lanjutan)
Gambar 3.1. Model Perilaku Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam proses belajar mengajar,

Hasil penelitian yang didapatkan memberikan kesimpulan pertimbangan majelis hakim dalam memutus perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur di pengadilan negeri surakarta,

Variabel suasana toko merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap pembelian impulsif Pengaruh Penataan Produk (Product Display) dan Diskon Terhadap Pembelian

Hasil pengujian tersebut sejalan dengan penelitian (Bodey and Grace 2004) yang mengatakan jika customer dapat mengendalikan kemampuan dalam dirinya untuk menggunakan layanan

akademik dimungkinkan karena strategi- strategi berpikir siswa belum muncul dikalangan siswa yang menjadi partisipan dalam penelitian. Ketiga, hasil penelitian menunjukan

Metode discovery yang digunakan dalam penelitian ini, berusaha untuk membantu siswa mengalami sendiri dan mampu menemukan dengan pikiran mereka sendiri suatu pemahaman

ƒ Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional tidak tegas dalam hal perincian manfaat, tingkat kontribusi, opsi kebijakan strategis utama, dan pembiayaan ƒ Separuh aset

Peneliti melakukan penelitian di Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal terhadap kandungan merkuri (Hg) pada bak pembuangan air