PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS DESKRIPSI BAHASA JAWA
DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE
PADA SISWA KELAS IV SDN BANYUBIRU 04
KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Negeri Semarang
Oleh PUJI ISTRIYANI
NIM 1402908015
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Nama : Puji Istriyani
NIM : 1402908015
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi bahasa Jawa
dengan Model Picture and Picture pada Siswa Kelas IV
SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri,
bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat
atau tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Semarang, 19 Agustus 2013
Peneliti,
“Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Bahasa Jawa dengan Model
Picture and Picture pada Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten
Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang
Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Jumat
tanggal : 16 Agustus 2013
Semarang, 19 Agustus 2013
Dosen pembimbing I, Dosen pembimbing II,
Drs. Sukardi, M.Pd. Sri Sukasih, SS M.Pd.
NIP.195905111987031001 NIP.197004072005012001
Diketahui oleh, Ketua Jurusan PGSD
“Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Bahasa Jawa dengan Model
Picture and Picture pada Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten
Semarang”, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang pada:
hari : Rabu
tanggal : 21 Agustus 2013
Panitia Ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris,
Drs. Hardjono, M.Pd Fitria Dwi Prasetyaningtyas
NIP.195108011979031007 NIP.198506062009122007
Penguji Utama,
Drs. Mujiyono, M.Pd NIP.195306061981031003
Penguji I, Penguji II,
Drs. Sukardi, M. Pd Sri Sukasih, SS M.Pd
Setiap pelajaran yang kamu dapatkan, jangan cuma diingat dalam pikiran tetapi
tulislah dalam sebuah catatan maka itu akan bermanfaat untuk oranglain ketika
ia membacanya.
PERSEMBAHAN:
Karya ini kupersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku yang selalu mendoakanku.
Suamiku Eko Wirosuprapto yang selalu memberikan motivasi.
Putriku Anindya Wira Indriyani.
rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi bahasa Jawa dengan
Model Picture and Picture pada Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten
Semarang”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan
pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan studi.
2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
3. Dra.Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan bantuan pelayanan dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini.
4. Drs. Sukardi, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang dengan sabar memberikan
bimbingan dan arahan yang berharga dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Sri Sukasih, SS M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan teliti serta banyak memberi masukan dalam
yang telah banyak membantu.
8. Sujud, S.Pd., Kepala SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
9. Seluruh guru dan karyawan serta siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 yang
telah membantu selama proses penelitian.
10. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga bantuan dan bimbingan
yang diberikan menjadi amal kebaikan dan skripsi ini dapat memberi manfaat
kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 19 Agustus 2013
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Sukardi, M.Pd., Pembimbing II: Sri Sukasih, SS M.Pd. 247 halaman.
Pelajaran bahasa Jawa mempunyai empat aspek yaitu keterampilan membaca, mendengar, berbicara dan menulis. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan gagasan kepada pihak lain melalui bentuk wacana tulis. Pada siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang ditemukan masalah dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan belum menggunakan media dalam pembelajaran. Siswa merasa kesulitan untuk mengungkapkan ide-idenya yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah yaitu ketuntasan klasikal 33%.
Untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tersebut yaitu dengan
menerapkan model Picture and Picture. Model Picture and Picture adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah model Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan
guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Banyubiru 04?. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas
siswa dan meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi dengan model Picture
and Picture.
Rancangan penelitian yaitu penelitian tindakan kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, dan terdiri dari dua siklus masing-masing siklus dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes menggunakan lembar evaluasi siswa sedangkan teknik nontes terdiri dari observasi, dokumentasi, catatan lapangan, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru mengalami peningkatan. Pada siklus I keterampilan guru mendapatkan rata-rata skor 2,9 yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan pada siklus II mendapat rata-rata skor 3,5 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas siswa mendapat rata-rata skor 2,9 yang termasuk kategori baik, sedangkan pada siklus II mendapatkan rata-rata skor 3,2 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Persentase ketuntasan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa pada siklus I yaitu 50% meningkat pada siklus II yaitu 95%.
Simpulan dari penelitian ini adalah model Picture and Picture dapat
meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang. Saran yang diberikan peneliti adalah penggunaan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga hasil yang dicapai maksimal.
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
PRAKATA ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTARISI ... ix
DAFTARTABEL ... xii
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTARDIAGRAM ... xiv
DAFTARLAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
2.1 Kajian Teori ... 10
2.1.6 Menulis Deskripsi ... 32
2.1.7 Model Picture And Picture ... 37
2.1.8 Media Gambar ... 39
2.1.9 Penerapan Model Picture And Picture Pada Pembelajaran Menulis Deskripsi ... 42
2.2 Kajian Empiris ... 43
2.3 Kerangka Berpikir ... 44
2.4 Hipotesis Tindakan ... 47
BAB III METODE PENELITIAN ... 48
3.1 Rancangan Penelitian ... 48
3.1.1 Perencanaan... 48
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 49
3.1.3 Observasi ... 49
3.1.4 Refleksi ... 49
3.2 Perencanaan Tahap Penelitian... 50
3.2.1 Siklus Pertama ... 50
3.2.2 Siklus Kedua ... 53
3.3 Subjek Penelitian ... 56
3.4 Tempat Penelitian ... 57
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.7 Teknik Analisis Data ... 59
3.7.1 Kuantitatif ... 60
3.7.2 Kualitatif ... 61
3.8 Indikator Keberhasilan ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65
4.1 Hasil Penelitian ... 65
4.2 Pembahasan ... 117
BAB V PENUTUP ... 130
5.1 Simpulan ... 130
5.2 Saran ... 131
DAFTAR PUSTAKA ... 133
Tabel 3.2 Kriteria Penskoran ... 62
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa ... 63
Tabel 3.4 Kategori Tingkatan Skor untuk Lembar Pengamatan Keterampilan Guru, Aktivitas Siswa Dan Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Pada Setiap Indikator ... 63
Tabel 3.5 Penilaian Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi ... 64
Tabel 4.1 Skor Keterampilan Guru Siklus I ... 70
Tabel 4.2 Skor Aktivitas Siswa Siklus I ... 76
Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi Siklus I ... 82
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Menulis Karangan deskripsi Siklus I ... 85
Tabel 4.5 Skor Keterampilan Guru Siklus II ... 97
Tabel 4.6 Skor Aktivitas Siswa Siklus II ... 103
Tabel 4.7 Skor Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi Siklus II ... 109
Picture and Picture ... 46
Diagram 4.2 Skor Aktivitas Siswa Siklus I ... 81
Diagram 4.3 Skor Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi
Siklus I ... 84 Diagram 4.4 Persentase Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi
Siklus I ... 85 Diagram 4.5 Skor Keterampilan Guru Siklus II ... 102
Diagram 4.6 Skor Aktivitas Siswa Siklus II ... 109
Diagram 4.7 Skor Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi
Siklus II ... 112 Diagram 4.8 Persentase Hasil Belajar Menulis
Karangan Deskripsi SiklusII... 113 Diagram 4.9 Peningkatan Ketercapaian Indikator Keterampilan
Guru Siklus I dan Siklus II ... 122 Diagram 4.10 Peningkatan Ketercapaian Indikator Aktivitas
Siswa Siklus I dan Siklus II ... 126 Diagram 4.11 Peningkatan Rata-rata Persentase Hasil Belajar
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen ... 136
Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 138
Lampiran 3. RPP ... 150
Lampiran 4. Hasil Observasi keterampilan Guru ... 176
Lampiran 5. Hasil Observasi aktivitas Siswa ... 205
Lampiran 6. Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi ... 209
Lampiran 7. Catatan Lapangan ... 214
Lampiran 8. Hasil Wawancara Guru ... 228
Lampiran 9. Foto-foto Penelitian ... 237
Lampiran 10. Surat-surat Penelitian ... 241
Lampiran 11. Hasil Evaluasi Siswa ... 244
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Bangsa Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan. Salah satu
diantaranya adalah kebudayaan Jawa. Keberadaan budaya Jawa pada saat ini
sudah agak tersisih dalam masyarakat terutama dalam hal penggunaan bahasa
Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Padahal budaya Jawa adalah warisan dari
nenek moyang terdahulu dan wajib dilestarikan. Dalam upaya melestarikan
kebudayaan Jawa tersebut, maka para generasi muda khususnya siswa di
sekolah-sekolah dikenalkan dengan pelajaran bahasa Jawa yang isi pembelajarannya
tercakup dalam kurikulum Muatan Lokal (Mulok).
Sistem Pendidikan Nasional di Negara Indonesia diatur dalam UU RI No.
20 tahun 2003. Pada Bab X pasal 37 ayat (1), kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan,
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan
budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan dan muatan
lokal. Selanjutnya penjelasan UU RI no. 20 tahun 2003 pasal 37 ayat (1) ini
tercantum dalam Tambahan Lembaran Negara RI tahun 2003 No. 4301 yang
berisi bahan kajian muatan lokal dimaksudkan untuk membentuk pemahaman
Pelaksanaan muatan lokal (bahasa Jawa) di Jawa Tengah ditetapkan dalam
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 895.5/01/2005 yang menetapkan bahwa
mata pelajaran bahasa Jawa untuk jenjang SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, dan
SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan swasta Propinsi Jawa Tengah mulai tahun
ajaran 2005/2006 wajib dilaksanakan.
Kurikulum muatan lokal secara umum berfungsi memberikan peluang
untuk mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap perlu oleh daerah
tertentu. Di propinsi Jawa Tengah, kurikulum mulok dibagi menjadi tiga bagian
yaitu mulok wajib propinsi yaitu bahasa Jawa, mulok kabupaten ditentukan oleh
masing-masing kabupaten dan mulok sekolah yaitu mulok yang dipilih dan
ditentukan oleh masing-masing sekolah.
Sekolah Dasar yang melaksanakan kurikulum mulok bahasa Jawa satu
diantaranya adalah SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang. Hal ini untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi akrab dengan budaya
daerahnya karena mengingat sebagian besar siswa di SD Banyubiru 04 adalah asli
penduduk Jawa. Dengan adanya pelajaran bahasa Jawa ini siswa menjadi lebih
paham tentang penggunaan bahasa Jawa untuk berkomunikasi baik itu secara lisan
maupun tertulis. Secara lisan misalnya siswa memahami tentang penggunaan basa
kromo untuk berbicara dengan orang yang lebih tua. Sedangkan secara tertulis
siswa bisa mengungkapkan pikiran, gagasan serta ide-idenya, bisa menceritakan
sesuatu yang dilihatnya kepada orang lain dalam bentuk tulisan.
keterampilan yang cukup kompleks adalah menulis karena dengan menulis siswa
dapat mengungkapkan ide atau gagasan yang dimaksudkan untuk mencapai
tujuan.
Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang
perlu dimiliki oleh seseorang. Keterampilan menulis adalah kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan
kepada pihak lain melalui bahasa tulis, dengan memperhatikan ketepatan bahasa
yang digunakan yaitu ketepatan penggunaan kosa kata dan penggunaan ejaan
(Abbas, 2006: 125).
Mengajarkan menulis pada pelajaran bahasa khususnya bahasa Jawa di
Sekolah Dasar ternyata tidaklah mudah. Mengajar bahasa Jawa tidak sebatas
mengajarkan kata-kata Jawa tetapi dalam pelajaran bahasa Jawa terkandung ajaran
budi pekerti dan tata krama yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh siswa. Akan
tetapi pada kenyataannya dengan segala keterbatasan, terbatasnya jam pelajaran
bahasa Jawa di sekolah, terbatasnya sumber belajar, kurangnya media
pembelajaran serta penggunaan model yang kurang bervariasi mengakibatkan
hasil pembelajaran bahasa Jawa tidak maksimal.
Seperti halnya yang terjadi pada siswa kelas IV SDN Banyubiru 04
Kabupaten Semarang. Berdasarkan pengamatan oleh peneliti, ternyata hasil
belajar bahasa Jawa pada saat ulangan harian untuk kompetensi dasar 4.2.
Menulis deskripsi keindahan alam dan sebagainya, masih sangat rendah. Diantara
masih di bawah KKM. Itu berarti hanya 33% dari jumlah siswa yang tuntas
belajar untuk kompetensi dasar ini.
Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa hal diantaranya model
mengajar guru yang digunakan masih monoton, kurang variatif, pembelajaran
hanya berpusat pada guru, siswa kurang aktif dan cenderung diam, kurangnya
media pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa dan yang paling penting
adalah pada materi menulis deskripsi, siswa kesulitan dalam mengungkapkan
pikiran-pikirannya. Sebagian besar dari mereka ketika diminta untuk
mendeskripsikan sesuatu, hasilnya belum menggambarkan tentang apa yang
dideskripsikan. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang mengetahui objek yang
sebenarnya yang akan dideskripsikan.
Berdasarkan refleksi awal dan hasil observasi bersama tim kolaborasi,
peneliti berinisiatif menetapkan suatu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar
bahasa Jawa khususnya pada keterampilan menulis deskripsi. Tindakan yang akan
dilaksanakan adalah menyelenggarakan suatu pembelajaran dengan menggunakan
model dan media yang menarik untuk siswa. Maka peneliti menetapkan
penggunaan model pembelajaran kooperatif yaitu model PictureandPicture.
Model Picture and Picture merupakan salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial yang
disarankan pada interaksi sosial dan mengutamakan adanya kerja sama dalam
kelompok (Suprijono, 2011: 56)
proses pembelajaran dan dipasangkan menjadi urutan yang logis, sehingga
pembelajaran menjadi bermakna. Dengan menggunakan model Picture and
Picture, siswa diharapkan aktif dan berfikir kreaktif dalam mengurutkan gambar
menjadi urutan yang logis karena gambar sebagai media dan faktor dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, gambar adalah tiruan barang
(orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar merupakan media visual
dua dimensi di atas bidang yang transparan. Guru dapat menggunakan gambar
untuk memberi gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasan lebih konkret
daripada bila diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar, guru dapat
menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistik (Subana dan
Sunarti, 2011: 322).
Beberapa penelitian dengan menggunakan model picture and picture
telah menunjukkan keberhasilan dalam mengatasi masalah kesulitan menulis
deskripsi. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanto
dengan judul “Peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan
media gambar seri pada siswa kelas III SD Negeri Jajar I Surakarta tahun
pelajaran 2009/2010”. Penelitian ini menunjukkan kemampuan menulis deskripsi
pada siswa meningkat yaitu pada siklus I nilai rata-rata 65,77 (66%) dan pada
siklus II nilai rata-rata 73,79 (74%). Penelitian lain yang juga menggunakan
model picture and picture adalah penelitian yang dilakukan oleh Hanun dengan
judul “Penggunaan metode pictureand picture untuk meningkatkan keterampilan
Banyumas Tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menunjukkan terjadi
peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa. Yaitu pada
siklus I nilai rata-rata 72,80 dengan ketuntasan klasikal 69,23% dan pada siklus II
nilai rata-rata 76,34 dengan ketuntasan klasikal 84,62%.
Berdasarkan ulasan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji
melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan keterampilan
menulis deskripsi bahasa Jawa dengan model Picture and Picture pada siswa
kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang.
1.2
RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
Bagaimanakah meningkatkan keterampilan menulis deskripsi bahasa Jawa
pada siswa kelas IV SDN Banyubiru 04?
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Apakah dengan model picture and picture dapat meningkatkan keterampilan
guru dalam mengajarkan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SDN
Banyubiru 04 Kabupaten Semarang?
b. Apakah dengan menerapkan model picture and picture dapat meningkatkan
c. Apakah model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten
Semarang?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan
model picture and picture dalam pembelajaran bahasa Jawa menulis deskripsi.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran dengan model ini menurut
(Suprijono, 2009: 125) adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi
d. Guru menunjuk salah satu siswa secara bergantian untuk maju ke depan kelas
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g. Simpulan/rangkuman
1.3
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dirumuskan tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi bahasa Jawa pada siswa kelas IV SDN Banyubiru
04 Kabupaten Semarang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuankhususdalampenelitian ini adalah:
a. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar bahasa Jawa menulis
deskripsi dengan model pictureandpicture.
b. Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Jawa menulis
deskripsi dengan model pictureandpicture.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Jawa menulis
deskripsi.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan
manfaat praktis, kedua manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan terutama bagi para tenaga pengajar agar dijadikan sebagai sumber
informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1Bagi Guru
a. Menambah pengetahuan guru tentang model pembelajaran yang
inovatif.
b. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan pembelajaran
yang variatif.
1.4.2.2Bagi Siswa
a. Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Jawa.
b. Meningkatkan motivasi siswa dalam menulis deskripsi.
1.4.2.3Bagi Sekolah
a. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menerapkan model
pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam meningkatkan dan
memperbaiki mutu pembelajaran menulis di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
KAJIAN TEORI
Kajian teori yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: definisi belajar
dan pembelajaran, hakikat bahasa, hakikat bahasa Jawa, pengertian menulis,
pengertian karangan, menulis deskripsi, model picture and picture, dan media
gambar.
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan
misalnya membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain sebagainya. Belajar
akan lebih baik apabila subyek belajar itu mengalami dan melakukannya, jadi
tidak bersifat verbalistik (bersifat hafalan tanpa diketahui maknanya yang jelas).
(Sardiman, 2011: 20)
Belajar adalah suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis
maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang
merupakan proses mental, misalnya dengan melakukan aktivitas berpikir,
memahami, menyimpulkan, mengungkapkan, menyimak, membedakan,
menganalisis dan lain sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis
yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya dengan
Berdasarkan definisi pakar pendidikan tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan dengan sengaja seperti
membaca, meniru, mendengarkan, mengamati dan sebagainya untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan
dan dikerjakan seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan dan lain sebagainya.
Belajar erat kaitannya dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah kegiatan
yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, meningkatkan intensitas dan
kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan
upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan
meningkatkan proses belajar ( Winatapura,dkk., 2008: 18).
Pembelajaran adalah salah satu upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam
belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber
belajar tetapi siswa dapat berinteraksi dengan seluruh sumber belajar yang
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu
pembelajaran memusatkan pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan
pada “apa yang dipelajari”. (Uno, 2009: 2).
Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) Pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa balajar aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Berdasarkan ungkapan beberapa ahli tentang pembelajaran di atas, maka
peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
(siswa) dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada sehingga terjadi proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Proses pembelajaran tersebut agar mencapai tujuan yang diharapkan tidak
terlepas dari keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa selama mengikuti
proses pembelajaran.
2.1.1.1Keterampilan Mengajar Guru
Rusman, dkk., (2011: 18) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu
proses membimbing dan menolong siswa agar dapat belajar. Guru berusaha untuk
memberikan bantuan termasuk memfasilitasi siswa agar dapat mengembangkan
potensinya yang mencakup potensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru
diharapkan aktif para peranannya sebagai pengajar.
Guru dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pengajar harus memiliki
keterampilan dasar mengajar. Menurut Hasibuan, dkk., (2009: 58) keterampilan
dasar tersebut adalah:
2.1.1.1.1 Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan memberi penguatan merupakan pemberian respons positif
yang dilakukan guru atas perilaku positif yang dicapai anak dalam proses belajar
dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut.
Beberapa komponen keterampilan memberi penguatan adalah:
a. Penguatan verbal, dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru.
b. Penguatan gestural, dapat berupa bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota
c. Penguatan dengan mendekati, penguatan ini dikerjakan dengan cara
mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan,
tingkah laku, atau penampilan siswa.
d. Penguatan dengan sentuhan, guru dapat menyatakan penghargaan kepada
siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau
mengangkat tangan siswa.
e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, penguatan ini
dapat berupa meminta siswa membantu temannya bila dia selesai
mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta
memimpin kegiatan, dan lain-lain.
f. Penguatan berupa tanda atau benda, penguatan bentuk ini merupakan usaha
guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan untuk
menunjang tingkah laku siswa yang positif.
2.1.1.1.2 Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban (balikan) dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi,
pengukuran, penilaian, dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan. Bertanya
memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, karena pertanyaan yang
tersusun baik dengan teknik pelontaran yang baik akan meningkatkan pertisipasi
siswa, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah
yang sedang dibicarakan.
Komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya adalah:
b. Pemberian acuan (misalnya: supaya siswa dapat menjawab, guru perlu
memberikan informasi yang menjadi acuan pertanyaan).
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran pertanyaan (keseluruh kelas atau kepada siswa tertentu)
f. Pemberian waktu berpikir
g. Pemberian tuntutan
2.1.1.1.3 Keterampilan Menggunakan Variasi
Keterampilan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru
dalam mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam
proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta
berperan secara aktif.
Komponen keterampilan menggunakan variasi adalah sebagai berikut:
a. Variasi gaya mengajar guru, meliputi: variasi suara (misalnya: keras-lemah,
cepat-lambat, dan tinggi-rendah); pemusatan perhatian (misalnya: dengan
bahasa, dan dengan isyarat); kesenyapan; kontak pandang; gerakan badan;
dan mimik (misalnya: perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala dan badan);
dan pergantian posisi guru.
b. Variasi penggunaan media dan bahan pelajaran, meliputi: variasi oral
(menggunakan alat yang dapat didengar, misalnya: menggunakan berbagai
suara langsung atau rekaman); variasi visual (menggunakan alat yang dapat
menarik sesuai dengan materi yang diajarkan); dan variasi alat yang dapat
disentuh, diraba, serta dimanipulasi.
2.1.1.1.4 Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan berarti menyajikan informasi secara lisan
mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana
sehingga memudahkan siswa untuk memahami bahan pelajaran. Komponen
keterampilan menjelaskan adalah:
a. Merencanakan penjelasan, meliputi: isi pesan yang akan disampaikan
(misalnya: materi) dan penerima pesan (misalnya: siswa).
b. Menyajikan penjelasan, meliputi: kejelasan (misalnya: hindari kalimat yang
berbelit-belit, dan hindari kata-kata meragukan); penggunaan contoh dan
ilustrasi (misalnya: penggunaan contoh sesuai dengan materi yang diajarkan
dan sesuai dengan kemampuan); memberikan suatu penekanan (misalnya:
dengan pengulangan, dengan variasi suara, gerak, dan mimik);
pengorganisasian (misalnya: struktur sajian jelas, dan pemberian ikhtisar butir
penting); dan balikan (misalnya: memperhatikan tingkah laku siswa, dan
memberikan pertanyaan pada siswa).
2.1.1.1.5 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa
yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri
tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan
tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal
dan akhir pelajaran. Komponen dari keterampilan membuka dan menutup
pelajaran adalah:
a. Komponen membuka pelajaran, meliputi: menarik perhatian siswa (misalnya:
gaya mengajar, penggunaan alat bantu, pola interaksi yang bervariasi);
menimbulkan motivasi (misalnya: menunjukkan kehangatan, menimbulkan
rasa ingin tahu, dan memperhatikan minat siswa); memberikan acuan
(misalnya: mengemukakan tujuan, menyampaikan pokok pembahasan,
mengajukan pertanyaan); dan membuat kaitan (misalnya: mengaitkan aspek
yang relevan, membandingkan pengetahuan lama dengan yang baru,
menjelaskan konsep uraian secra rinci).
b. Komponen Menutup Pelajaran, meliputi: meninjau kembali (misalnya:
merangkum inti pembelajaran dan membuat ringkasan); dan mengadakan
evaluasi (misalnya: mendemonstrasikan keterampilan, meminta siswa
mengaplikasikan ide baru, mengekspresikan pendapat siswa sendiri,
memberikan soal-soal tertulis).
2.1.1.1.6 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan
guru dalam belajar mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok
Komponen dari keterampilan mengajar kelompok kecil adalah:
a. Keterampilan mengorganisasi, meliputi: memberikan tugas (misalnya:
diarahkan dengan jelas, menarik dan menantang, memberikan
kesempurnaan); variasi (misalnya: memvariasikan kegiatan yang mencakup
penetapan ruangan kerja, peralatan, cara kerja, dan waktu); mengoordinasi
kegiatan (misalnya: membantu siswa membentuk kelompok, memberi
petunjuk yang jelas tentang tugas yang diberikan); membagi-bagi perhatian
(misalnya: guru membantu setiap siswa yang memerlukan bantuan); dan
menutup kegiatan (misalnya: berupa hasil dan kesimpulan dari kegiatan).
b. Membimbing dan memudahkan belajar, meliputi: memberikan penguatan
(misalnya: memberikan penghargaan pada kelompok yang dianggap baik);
mengembangkan supervisi proses awal (misalnya: memberi bantuan jika
diperlukan); mengadakan supervisi proses lanjut (misalnya: memberikan
bimbingan tambahan, dan melibatkan diri untuk memotivasi siswa); dan
mengadakan supervisi pemaduan (misalnya: menyiapkan pelaksanaan
rangkuman dan pemantapan).
Komponen dari keterampilan mengajar perorangan adalah:
a. Mengadakan pendekatan secara pribadi, meliputi: menunjukkan kehangatan
(misalnya: menunjukkan kepekaan pada siswa); memberikan respons positif
(misalnya: menghargai pendapat siswa); membangun hubungan saling
mempercayai; mendengarkan secara simpati; menerima perasaan siswa
2.1.1.1.7 Keterampilan Mengelola Kelas
Merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika
terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan remidial.
Komponen dari keterampilan mengelola kelas adalah:
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal, meliputi: menunjukkan sikap tanggap
(misalnya: memandang secara seksama, gerakan mendekati, memberikan
pertanyaan, memberikan reaksi terhadap gangguan); membagi perhatian
(misalnya: visual dan verbal); memusatkan perhatian pada kelompok
(misalnya: mengarahkan perhatian dan menyusun komentar); memberikan
petunjuk-petunjuk yang jelas (misalnya: kepada seluruh kelas, dan kepada
individu-individu tertentu); menegur (misalnya: tegas, jelas, tertuju,
menghindari ocehan panjang, dan menghindari peringatan yang kasar); dan
memberi penguatan (misalnya: terhadap anak yang mengganggu dan anak
yang patut dicontoh).
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal, meliputi: memodifikasi tingkah laku; pengelolaan kelompok;
menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
2.1.1.1.8 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan
dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau
memecahkan masalah.
Komponen dari keterampilan memimbing diskusi kelompok kecil adalah:
a. Memusatkan perhatian, meliputi: merumuskan tujuan atau topik diskusi;
menegaskan kembali apabila terjadi penyimpangan; menandai pembicaraan
yang menyimpang dari tujuan diskusi; dan membuat rangkuman atau
ringkasan bertahap.
b. Memperjelas permasalahan, meliputi: merangkum ide-ide siswa; menggali
komentar siswa; dan memperluas pandangan.
c. Menganalisis pandangan siswa, meliputi: menandai persetujuan atau tidak;
dan meneliti alasannya.
d. Meningkatkan pikiran siswa, meliputi: mengajukan pertanyaan yang
menantang siswa; memberi contoh verbal maupun non-verbal; dan memberi
dukungan terhadap pendapat siswa.
e. Menyebarkan pikiran berpartisipasi, meliputi: mencegah kegaduhan; dan
mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
f. Menutup diskusi, meliputi: membuat rangkuman; memberi langkah tindak
lanjut hasil diskusi; menilai hasil dan proses diskusi.
Indikator keterampilan dasar mengajar guru dalam penelitian ini yang
sesuai dengan langkah-langkah model Picture and Picture adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pra pembelajaran.
b. Memberikan apersepsi.
d. Menampilkan beberapa gambar.
e. Menunjuk dan membimbing siswa untuk mengurutkan gambar.
f. Menanyakan prediksi cerita berdasarkan gambar yang sudah diurutkan
dengan memberi arahan yang benar.
g. Memberi penghargaan pada siswa.
h. Menyampaikan materi.
i. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
j. Menyimpulkan pembelajaran.
k. Menutup pembelajaran.
2.1.1.2Aktivitas Siswa
Aktivitas belajar terjadi dalam suatu konteks perencanaan untuk
mencapai suatu perubahan tertentu. Aktivitas belajar menggunakan seluruh
potensi individu sehingga akan terjadi perubahan perilaku tertentu. Dalam
pembelajaran, siswa perlu mendapatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas
(Rusman,dkk., 2011: 19).
Bentuk-bentuk aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses
pembelajaran biasanya berhubungan dengan kedisiplinan siswa dalam mengikuti
pelajaran di kelas, mempersiapkan peralatan pelajaran, ketekunan mendengarkan
informasi, menulis, membaca, mengamati, berfikir, dan melakukan latihan atau
praktek (Sahono, 2010: 14).
Diedrich (dalam Sardiman, 2011: 101) membuat suatu daftar yang
1) Visual Activities
Yang termasuk dalam aktivitas ini misalnya: membaca, memperhatikan
gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.
2) Oral Activities
Yang termasuk dalam aktivitas ini misalnya: menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawncara,
diskusi, dan interupsi.
3) Listening Activities
Yang termasuk dalam aktivitas ini misalnya: mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi, musik, dan pidato.
4) Writing Activities
Yang termasuk aktivitas ini yaitu: menulis cerita, karangan, laporan, angket,
dan menyalin.
5) Drawing Activities
Yang termasuk aktivitas ini adalah: menggambar, membuat grafik, peta, dan
diagram.
6) Motor Activities
Yang termasuk di dalam aktivitas ini adalah: melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak
7) Mental Activities
Yang termasuk aktivitas ini adalah: menanggapi, mengingat, memecahkan
8) Emotional Activities
Yang termasuk dalam aktivitas ini misalnya: menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah:
1) Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.
2) Menanggapi pertanyaan guru dalam appersepsi.
3) Memperhatikan dan mendengarkan guru dalam menyampaiakan tujuan
pembelajaran.
4) Memperhatikan beberapa gambar yang diperlihatkan guru dan menjalankan
perintah guru selanjutnya
5) Mengurutkan gambar yang masih acak dan mencermati gambar yang telah
diurutkan
6) Memprediksi cerita dan memperhatikan prediksi cerita yang disampaikan
temannya
7) Memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan guru
8) Membentuk kelompok sesuai perintah guru
9) Bekerja dalam kelompok
10) Menyimpulkan pembelajaran bersama guru
2.1.2 Hakikat Bahasa
2.1.2.1Pengertian Bahasa
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi, yaitu dengan cara
menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain atau pesan dari peneliti
kepada pembaca (Subana dan Sunarti, 2011: 27).
Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
lambang bunyi dan ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Santosa, dkk,
2008: 1.2).
Selain kedua pendapat diatas, ada pendapat lain yaitu bahasa merupakan
alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dengan sesamanya dan
digunakan untuk mengeluarkan ide-ide yang ada di dalam pikiran baik
diekspresikan melalui ucapan atau tulisan (Mustofa, 2011: 3). Bahasa memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat
komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat
menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain baik secara
lisan maupun tertulis (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 226).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang bahasa tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa bahasa sangat penting bagi manusia karena merupakan alat
komunikasi yang digunakan oleh untuk berinteraksi dengan sesamanya serta
digunakan untuk mengungkapkan ide atau pikiran kepada orang lain baik secara
2.1.2.2FungsiBahasa
Santosa,dkk (2008: 1.5) menyebutkan fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Informasi
Yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota keluarga
ataupun antar anggota masyarakat.
2) Fungsi Ekspresi Diri
Yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi, atau
tekanan-tekanan perasaan pembicara.
3) Fungsi Adaptasi dan Integrasi
Yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat.
Melalui bahasa seorang anggota masyarakat belajar adat istiadat, kebudayaan,
perilaku dan etika.
4) Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi kontrol sosial yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka semua kegiatan akan berlangsung
dengan baik pula.
Sedangkan fungsi bahasa menurut Izzan (2009: 4) adalah sebagai alat
mengekspresikan perasaan, emosi, harapan, keinginan, cita-cita, dan pikiran
seseorang; sebagai alat pikir; sebagai alat komunikasi seseorang dengan orang
lain; sebagai media penghubung antara masyarakat suatu bangsa satu dan bangsa
Berdasarkan beberapa fungsi bahasa yang dikemukakan oleh para ahli,
peneliti menyimpulkan bahwa fungsi bahasa yaitu, bahasa dapat digunakan
sebagai alat informasi, mengekspresikan diri, adaptasi, dan kontrol sosial. Bahasa
juga digunakan sebagai alat pikir, alat komunikasi, lambang agama, alat
pemersatu bangsa, dan lain sebagainya.
2.1.3 Hakikat Bahasa Jawa
2.1.3.1 Pengertian Bahasa Jawa
Bahasa Jawa adalah bahasa seorang ibu dan bapak daerah Jawa dalam
mendidik anaknya sejak lahir. Bahasa Jawa merupakan bahasa pergaulan
masyarakat Jawa dalam hidup sehari-hari.
Sedangkan menurut Ahmadi (2006: 4) bahasa Jawa merupakan cabang
bahasa (linguistik) yang membicarakan fonetik, fonologi, morfologi, serta tata
tulis menulis bahasa Jawa.
Bahasa Jawa secara umum atau luas berbicara tentang tata swara, tata
tembung, tata ukara, tata wicara dan tata tulis bahasa Jawa. Fungsi bahasa Jawa
adalah sebagai alat untuk menyampaikan pesan atau isi informasi oleh
anggota-anggota masyarakat yang saling berinteraksi dan bekerja sama dalam tata
pergaulan masyarakat lingkup kebudayaan dan peradaban Jawa. Dalam hal ini,
secara antropologi kultural bahasa Jawa mempunyai ragam penampilan menurut
lingkup budaya sebagai berikut:
1) Lingkup Negara Agung (Jogja dan Solo)
3) Lingkup Pesisiran (Brebes, Demak, Kudus, Semarang, Rembang, lasem,
Tuban, Babat dan Bojonegoro)
4) Lingkup Majapahit (Mojokerto, Jombang, Sidoarjo dan Kediri)
5) Lingkup Pesisir Wetan (Surabaya, Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang)
6) Lingkup Blambang (Banyuwangi)
Berbagai ragam penampilan tersebut penataan bahasa Jawa mengacu pada
lingkup Negara Agung (Jogja dan Solo) yang secara historis sebagai pusat
pemikiran dan pengembangan bahasa dan kebudayaan Jawa.
Betapapun juga bahasa Jawa selain sebagai rasa pikiran juga terutama
sebagai bahasa rasa dan perilaku budaya Jawa. Orang Jawa menjaga martabat
dirinya dengan ungkapan “ Ajining diri saka lathi “, sebagai acuan nilai ketika
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Ungkapan ini tepat sekali baik
dipandang dari prinsip linguistik (ilmu bahasa) maupun dari moralitas kultur
berbahasa.
2.1.3.2Pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Dasar
Mata Pelajaran bahasa Jawa adalah program pengajaran bahasa untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Jawa serta sikap
positif bahasa Jawa. Pengajaran bahasa Jawa berfungsi sebagai:
1) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Jawa untuk
melestarikan dan pengembangan budaya Jawa dalam rangka kelangsungan
pembangunan bangsa.
3) Sarana pengembangan penalaran dan pengembangan budi pekerti yang luhur.
2.1.3.3Tujuan Pengajaran bahasa Jawa
2.1.3.3.1Tujuan Umum
1) Siswa menghargai dan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa
daerah dan berkewajiban mengembangkan dan melestarikan
2) Siswa memahami bahasa Jawa dari segi bentuk, makna dan fungsi
serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam
tujuan, keperluan dan keadaan dengan baik dan benar
2.1.3.3.2 Tujuan Khusus
1) Kebahasaan
-Siswa menguasai aturan tanda baca dalam bahasa Jawa
-Siswa mampu membedakan beberapa intonasi kalimat sesuai
dengan tujuannya
-Siswa mampu mengetahui variasi bentuk, makna dan fungsi
imbuhan
-Siswa mengetahui dan mampu membedakan proses pembentukan
kosa kata
2) Pemahaman
-Siswa mampu menyerap gagasan, pendapat, pesan dan perasaan
oranglain baik lisan maupun tulisan serta mampu memberikan
tanggapan yang tepat
-Siswa mampu memahami, menghayati, menikmati dan menarik
2.1.4 Pengertian Menulis
2.1.4.1Pengertian menulis
Kata menulis dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia berasal dari kata
tulis. Tulis adalah ada huruf angka dan sebagainya yang dibuat (digurat dan
sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat
huruf, angka, dan sebagainya dengan pena, pensil, cat dan sebagainya yang
melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan
sebagainya dengan tulisan.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang paling akhir
dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara,
dan membaca. Menulis lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan keterampilan
berbahasa yang lain. Hal ini disebabkan karena menulis menghendaki penguasaan
berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi tulisan.
(Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 248)
Menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
perasaan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung
oleh ketepatan bahasa yang digunakan. Selain komponen kosa kata dan
gramatikal, ketepatan kebahasaan juga sebaiknya didukung oleh konteks dan
penggunaan ejaan. Menulis didorong oleh kegiatan berbicara, mendengar, dan
membaca (Abbas, 2006: 125).
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
tidak akan datang secara secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik
yang banyak serta teratur (Tarigan, 2008: 3).
Berdasarkan ungkapan beberapa ahli tersebut, peneliti berpendapat bahwa
menulis adalah suatu proses seseorang dalam menuangkan ide atau
mengungkapkan gagasannya untuk disampaikan kepada pembaca dengan
menggunakan media bahasa tulis.
2.1.4.2Manfaat menulis
Menulis mempunyai beberapa manfaat yang positif. (dalam Nuruddin,
2010: 19) bahwa manfaat menulis adalah:
1) Sebagai sarana mengungkapkan diri.
2) Sebagai sarana pemahaman.
3) Membantu mengembangkan kepuasan pribadi.
4) Meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan.
5) Mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa.
2.1.4.3Tahapan Menulis
Suparno dan Yunus (2007: 1.15) bahwa terdapat beberapa tahapan dalam
menulis yaitu:
1) Tahap Prapenulisan
Merupakan face persiapan menulis yaitu menentukan topik dan tujuan,
mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat kerangka karangan.
2) Tahap penulisan
Yaitu mengembangkan ide-ide yang terdapat dalam kerangka karangan
3) Tahap revisi
Merupakan tahap perbaikan dan penyempurnaan tulisan yang telah selesai
dibuat.
4) Tahap penyuntingan
Tahap ini penulis meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada tulisan.
5) Tahap publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis.
Yang dilakukan dalam tahap ini adalah mempublikasikan tulisan pada pembaca.
2.1.5 Pengertian Karangan
2.1.5.1Pengertian Karangan
Karangan adalah hasil perwujudan seseorang dalam bahasa tulis yang
dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat pembaca (Gie, 2002: 3). Pendapat
lain bahwa karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami (Wikipedia, 2012).
Suparno dan Yunus (2007: 3.3) berpendapat bahwa karangan adalah
kegiatan mengungkapkan atau menyampaikan gagasan melalui bahasa tulis.
Berdasarkan ulasan tentang pengertian karangan, peneliti menyimpulkan
karangan adalah kegiatan mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis yang
disampaikan kepada pembaca untuk dapat dimengerti dan dipahami.
2.1.5.2Jenis-jenis Karangan
2.1.5.2.1 Deskripsi
Deskripsi adalah suatu karangan yang melukiskan atau menggambarkan
sesuatu berdasarkan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan apa yang ditulis oleh peneliti.
2.1.5.2.2 Narasi
Narasi adalah suatu karangan yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan tujuan memberi arti
pada sebuah cerita, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita tersebut.
2.1.5.2.3 Eksposisi
Eksposisi adalah suatu karangan yang bertujuan untuk menerangkan,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau
menambah pengetahuan pembacanya.
2.1.5.2.4 Argumentasi
Argumentasi adalah suatu karangan yang bertujuan untuk meyakinkan
pembaca mengenai kebenaran pendapat, ide, atau konsep yang disampaikan oleh
penulis berdasarkan data, fenomena, dan fakta yang dikemukakan.
2.1.5.2.5 Persuasi
Persuasi adalah suatu karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi atau
membujuk secara halus tentang sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal
yang disampaikan penulisnya.
Berdasarkan ulasan tentang jenis-jenis karangan yang disebutkan di atas,
peneliti menyimpulkan bahwa jenis-jenis karangan terbagi menjadi lima yaitu:
narasi merupakan karangan yang menceritakan kejadian suatu peristiwa, eksposisi
merupakan karangan yang bertujuan memperluas pengetahuan pembaca,
argumentasi merupakan karangan yang bertujuan meyakinkan pembaca, dan
persuasi merupakan karangan yang bertujuan mempengaruhi pendapat pembaca.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada jenis karangan deskripsi.
2.1.6 Menulis Deskripsi
2.1.6.1Pengertian Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang ditulis untuk melukiskan atau
menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan dan
mengalaminya sendiri (Suparrno dan Yunus, 2007: 1.11).
Finoza (dalam Nurudin, 2010: 60) deskripsi adalah bentuk tulisan yang
bertujuan memperluas pengetahuan pembaca dengan jalan melukiskan hakikat
objek yang sebenarnya. Dalam tulisan deskripsi, penulis tidak boleh
mencampuradukkan keadaan yang sebenarnya dengan interpretasinya sendiri.
Deskripsi merupakan karangan yang melukiskan suatu objek dengan
menunjukkan bentuk, rupa, suara, bau, rasa, suasana, dan situasi suatu objek.
Objek yang dilukiskan bisa berupa orang, benda, tempat, kejadian dan lain
sebagainya. Dalam menunjukkan objek yang akan ditulis, peneliti seakan–akan
menghadirkan objek yang ditulis tersebut kehadapan pembaca, sehingga
seolah-olah pembaca dapat melihat, mendengar, meraba, merasakan saperti kenyataan
suatu objek yang dibaca (Rofi’uddin dan Zuhdi, 2002: 117).
objek berupa orang, benda, alam dan lain sebagainya dengan menunjukkan rupa,
bau, suasana dan situasi objek tersebut sehingga pembaca dapat melihat dan
merasakan seperti kenyataan yang sebenarnya.
2.1.6.2 Ciri-Ciri Deskripsi
Ciri-ciri karangan deskripsi adalah sebagai berikut:
1) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2) Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan
indera
3) Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri
Berdasarkan ulasan ciri-ciri karangan deskripsi di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa ciri-ciri karangan deskripsi adalah menggambarkan suatu
objek yang diamati oleh penulis dengan melibatkan seluruh kesan indera dan
membuat pembaca bisa merasakan dan membayangkan tentang apa yang ditulis
oleh penulis tersebut.
2.1.6.3Pendekatan Deskripsi
Pendekatan dalam menulis deskripsi menurut (Suparno dan Yunus, 2007:
4.8) dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Pendekatan Ekspositoris
Pendekatan ekspositoris, penulis berusaha agar deskripsi yang dibuat dapat
memberikan keterangan sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca
dapat seolah-olah ikut melihat atau merasakan objek yang dideskripsikan.
sehingga pembaca dengan penalarannya dapat memperoleh kesan keseluruhan
tentang sesuatu.
2) Pendekatan Impresionistik
Pendekatan ini, penulis bertujuan untuk memperolah tanggapan emosional
pembaca ataupun kesan pembaca. Corak deskripsi ini juga ditentukan oleh macam
kesan apa yang diinginkan penulis. Misalnya penulis membuat deskripsi tentang
restoran, yang penting adalah kesan pembaca tentang restoran tersebut. Apakah
menyenangkan dan nyaman atau tidak.
3) Pendekatan Menurut Sikap Pengarang
Pendekatan ini sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, sifat
objek, serta pembaca deskripsinya. Dalam menguraikan sebuah gagasan, penulis
mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan
atau keadaan. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan perasaan
yang kurang enak, seram, takut dan sebagainya.
2.1.6.4Langkah-Langkah Menulis Deskripsi
Mendeskripsikan suatu objek agar menjadi baik dan benar maka
diperlukan langkah–langkah yang tepat. Langkah–langkah menulis deskripsi
menurut (Suparno dan Yunus, 2007: 4.22) adalah sebagai berikut:
1) Menentukan apa yang akan dideskripsikan. Apakah akan mendeskripsikan
orang atau tempat.
3) Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan. Kalau yang dideskripsikan
orang, apakah yang akan dideskripsikan itu ciri-ciri fisik ataukah watak orang
tersebut.
4) Merinci dan mensistematika hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang
akan dideskripsikan.
2.1.6.5Penilaian Keterampilan Menulis Deskripsi
Penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya bersifat
holistis, impresif, dan selintas. Penilaian yang bersifat menyeluruh berdasarkan
kesan yang diperoleh dari membaca karangan secara selintas. Penilaian yang
bersifat holistis memang diperlukan. Tetapi, agar guru dapat menilai lebih objektif
dan memperoleh infomasi lebih rinci tentang kemampuan siswa, penilai
hendaknya disertai dengan penilaian yang bersifat analistis. Aspek-aspek yang
digunakan dalam pendekatan analistis meliputi isi gagasan yang dikemukakan,
organisasi isi, tata bahasa, kosa kata, dan ejaan (Syarif,dkk., 2009: 20).
Penilaian keterampilan menulis karangan menurut menurut Suparno,dkk.,
(2007: 3.19) yang digunakan dalam penelitian ini dan sudah disesuaikan dengan
penilaian menulis karangan deskripsi terdiri atas:
1) Kesesuaian Judul dengan Isi Karangan
Indikator kesesuaian judul dengan isi karangan meliputi: judul dan isi
karangan menarik sesuai gambar; judul dan isi karangan sesuai gambar; isi
karangan sesuai dengan gambar tetapi judul kurang sesuai; dan judul dan isi
2) PilihanKataatauDiksi
Indikator pilihan katan atau diksi meliputi: semua pilihan kata sesuai
dengan objek yang diamati; 1 sampai 3 pilihan kata tidak sesuai dengan objek
yang diamati; 4 sampai 6 pilihan kata tidak sesuai dengan objek yang diamati; 7
atau lebih pilihan kata tidak sesuai dengan objek yang diamati.
3) Ejaan dan Tanda Baca
Iindikator ejaan dan tanda baca meliputi: jumlah kelasahan antara 1
sampai 3; jumlah kesalahan antara 4 sampai 7; jumlah kesalahan 8 sampai 11;
jumlah kesalahan antara 12 atau lebih.
4) Koherensi Kalimat
Indikator koherensi kalimat meliputi: semua kalimat berkaitan dengan isi
karangan; 1 kalimat tidak berkaitan dengan isi karangan; 2 sampai 3 kalimat tidak
berkaitan dengan isi karangan; 4 lebih kalimat tidak berkaitan dengan isi
karangan.
5) Kelengkapan Isi Karangan
Indikator kelengkapan isi karangan meliputi: isi karangan runtut, lengkap,
sesuai gambar dan alur ceritanya; isi karangan runtut, sesuai gambar dan alur
ceritanya; isi karangan runtut sesuai gambar; isi karangan tidak runtut dan tidak
lengkap.
Penelitian ini menggunakan lima indikator dalam penilaian menulis
deskripsi yang meliputi: kesesuaian judul dengan isi karangan, pilihan kata atau
2.1.7 Model PictureandPicture
2.1.7.1Pengertian Model picture and picture
Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang
meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan
guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar mengajar (Istarani, 2011: 1)
Picture and picture adalah salah satu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis (Hamdani,
2011: 89)
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah
model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk
menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan
menggunakan alat bantu atau media gambar diharapkan siswa mampu mengikuti
pelajaran dengan fokus dan dalam suasana menyenangkan.
2.1.7.2Langkah – Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
Langkah–langkah pelaksanaan picture and picture menurut Suprijono
(2009: 125) adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
2) Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.
3) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan
4) Guru menunjuk siswa secara bergiliran untuk mengurutkan atau memasangkan
gambar-gambar yang ada.
5) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan
urutan gambar.
6) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan
konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7) Simpulan/rangkuman
2.1.7.3Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture
Setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Menurut Istarani (2011: 8) kelebihan model pembelajaran picture and
picture adalah sebagai berikut:
1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu.
2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar –
gambar mengenai materi yang dipelajari.
3) Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada.
4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurutkan gambar.
5) Pembelajaran lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati langsung gambar
2.1.8 Media Gambar 2.1.8.1 Pengertian Media
Media merupakan salah satu alat bantu mengajar yang digunakan guru
sebagai interaksi dengan siswa yang dapat menunjang penggunaan model
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran (Rusman
dkk., 2011: 42)
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur
pesan yang berguna untuk mencapai tujuan pengajaran dan mempermudah guru
dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik (Djamarah dan Zain,
2006: 121). Media pembelajaran terdiri dari bebagai macam bentuk. Mengingat
banyaknya bentuk media pembelajaran, guru harus dapat memilih dengan cermat,
sehingga dapat digunakan dengan tepat sesuai model pembelajaran yang
digunakan (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 9). Salah satu contoh media
pembelajaran yang biasanya digunakan guru adalah media gambar.
2.1.8.2 Pengertian Gambar
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, gambar adalah tiruan barang
(orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya). Gambar merupakan media visual
dua dimensi di atas bidang yang tidak transparan yang dapat digunakan guru
untuk memberi gambaran tentang suatu hal sehingga penjelasannya lebih konkret
daripada bila diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar guru dapat
menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih realistik (Subana dan
Gambar adalah media yang dapat dilihat dan dapat dipahami bagi semua
orang. Gambar berfungsi untuk meyampaikan pesan melalui indera penglihatan.
Selain itu media gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian siswa,
memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan
cepat diilustrasikan dengan gambar ketika menanamkan materi dalam
pembelajaran (Kustandi dan Sutjipto 2011: 45)
2.1.8.3ManfaatGambar
Subana dan Sunarti (2011: 322) menjelaskan manfaat gambar sebagai
media pembelajaran antara lain:
1) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa
2) Mempermudah pengertian atau pemahaman siswa
3) Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak
4) Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau yang kecil sehingga
dapat diamati
5) Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan kata-kata
mungkin membutuhkan uraian panjang
2.1.8.4Syarat–SyaratGambar
Syarat-syarat gambar sebagai media pembelajaran antara lain:
1) Bagus, jelas menarik dan mudah dipahami
2) Cocok dengan materi pembelajaran
3) Benar dan otentik artinya menggambarkan situasi yang sebenarnya
5) Menggunakan warna yang menarik sehingga tampak lebih realistis dan
merangsang minat siswa untuk mengamatinya
6) Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran obyek yang
sebenarnya
7) Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam
kehidupan sosial
2.1.8.5Kelebihangambar
Kelebihan gambar sebagai media adalah:
1) Gambar mudah diperoleh pada buku, majalah, koran, album foto dan
sebagainya.
2) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang nyata.
3) Gambar mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan.
4) Gambar relatif mudah.
5) Gambar dapat digunakan dalam banyak hal dan berbagai disiplin ilmu
2.1.8.6Kelemahan gambar
Selain memiliki kelebihan, media gambar juga memiliki kelemahan yaitu:
1) Gambar sukar untuk melukiskan bentuk sebenarnya dari objek yang
berdimensi tiga.
2) Gambar tidak dapat memperlihatkan gerak seperti halnya gambar hidup.
3) Siswa tidak selalu dapat menginterprestasikan isi gambar.
4) Kadang-kadang terlalu kecil untuk ditunjukkan di kelas yang berukuran
2.1.9 Penerapan Model Picture And Picture Pada Pembelajaran Menulis Deskripsi
Berikut adalah langkah-langkah penerapan model Picture and Picture
pada pembelajaran menulis deskripsi bahasa Jawa:
a. Guru melaksanakan pra pembelajaran.
b. Guru melakukan apersepsi.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Guru menampilkan beberapa gambar.
e. Guru menunjuk dan membimbing siswa untuk mengurutkan gambar.
f. Siswa memperhatikan beberapa gambar yang ditampilkan guru.
g. Guru menanyakan prediksi cerita berdasarkan gambar yang sudah diurutkan
dengan memberi arahan yang benar.
h. Siswa memprediksi cerita dan memperhatikan prediksi cerita yang
disampaikan temannya.
i. Guru memberi penghargaan pada siswa.
j. Siswa memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan guru.
k. Siswa membentuk kelompok sesuai perintah guru.
l. Membacakan contoh karangan deskripsi yang dibagikan guru kemudian
mengerjakan lembar kerja kelompok.
m. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
n. Siswa menyimpulkan pembelajaran bersama guru.
2.2
KAJIAN EMPIRIS
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini,
diantaranya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Setyomurti dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Media Gambar
ilustratif Siswa Kelas IV SDN Sebalong Kec. Nguling Kab. Pasuruan”. Penelitian
yang dilakukan pada tahun 2011 ini menunjukkan bahwa ada peningkatan
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalm menulis deskripsi. Pada siklus I hasil
belajar siswa menunjukkan rata-rata 65,31 dan pada siklus II meningkat menjadi
81,42. Selain itu ketuntasan belajar pada siklus I masih 26,31% dan meningkat
menjadi 68,42% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar
dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Pariyem dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar Berseri Pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargomulyo Kec. Dukun Kab. Magelang”. Dari hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada skor siklus I
dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 65,33 dan pada siklus II
meningkat menjadi 70,11. Prosentase ketuntasan minimal siswa pada siklus I
mencapai 72,22%, sedangkan pada siklus II mencapai 88,88%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa media gambar berseri efektif digunakan pada pembelajaran
menulis karangan deskripsi karena dapat meningkatkan keterampilan menulis.
gambar berseri efektif digunakan pada pembelajaran menulis karangan deskripsi
di kelas IV SD Negeri Ngargomulyo.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut diatas, dapat dijadikan
sebagai acuan untuk penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa model picture and picture dapat meningkatkan
keterampilan menulis dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2.3
KERANGKA BERPIKIR
Nilai pada pembelajaran bahasa Jawa khususnya menulis deskripsi siswa
kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang masih rendah. Hal tersebut
karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, belum
menggunakan media yang menarik, dan pembelajaran masih berpusat pada guru
yang mengakibatkan siswa kurang aktif.
Berdasarkan hal tersebut,seharusnya pembelajaran bahasa Jawa khususnya
pada keterampilan menulis deskripsi dijadikan suatu pembelajaran yang
menyenangkan, bermakna, agar dapat memotivasi siswa untuk berantusias
mengikuti pembelajaran.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menerap