• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Nitrogen Dioksida di Udara Ambien dengan Metode Griess Saltman dengan Menggunakan Spektrofotometer UV-Visbel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Kadar Nitrogen Dioksida di Udara Ambien dengan Metode Griess Saltman dengan Menggunakan Spektrofotometer UV-Visbel"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DI UDARA AMBIEN DENGAN METODE GRIESS SALTZMAN DENGAN

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISBEL

TUGAS AKHIR

MELIDYA 112401061

PROGRAM DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENENTUAN KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DI UDARA AMBIEN DENGAN METODE GRIESS SALTZMAN DENGAN

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBEL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar

Ahli Madya

MELIDYA 112401061

PROGRAM DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KADAR NITROGEN DIOKSIDA

(NO2) DALAM UDARA AMBIEN DENGAN

METODE GRIESS SALTZMAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : MELIDYA

Nomor Induk Mahasiswa : 112401061

Program Studi : DIPLOMA (D3) KIMA

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di

Medan, Mei 2014

Diketahui/Disetujui Oleh :

Program Studi D3 Kimia Dosen Pembimbing

FMIPA USU

Ketua,

Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si Dr. Saharman Gea

NIP. 195512181987012001 NIP.196811101999031001

Departemen Kimia FMIPA USU

Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS

(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DI UDARA AMBIEN DENGAN METODE GRIESS SALTZMAN SECARA

SPEKTROFOTOMETRI

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2014

MELIDYA

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi ALLAH SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat serta karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan judul “Penentuan Kadar Nitrogen Dioksida (NO2) Di

Udara Ambien Dengan Metode Griess Saltzman Secara Spektrofotometri”, guna melengkapi tugas sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan program studi Diploma-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penulisan Karya Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dorongan dari pihak keluarga, pihak-pihak tertentu dan rekan-rekan sekalian. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Teristimewa buat kedua orang tua penulis yang tercinta, yaitu Ayahanda Marsidi dan Ibunda Muliasih yang telah mendidik penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini serta adik Mahdi Zaki dan seseorang yang berarti di hidup penulis.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain:

1. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, M.S, selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Emma Zaidar, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma 3 Kimia.

3. Ibu Dr. Marpongahtun, MSc selaku Pembantu Dekan I.

4. Bapak Dr. Saharman Gea, selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesempatan memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Darwis Surbakti M.S, selaku Dosen penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam kelancaran kegiatan akademik.

6. Bapak Abner Tarigan M.Si dan Kakak Murni Hutapea S.T selaku pembimbing PKL di UPT. Laboratorium BLH (Badan Lingkungan Hidup) yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan PKL.

7. Chairani, Nurul Imaniah R dan Siti Mutiara Amrina Hrp yang menjadi teman seperjuangan mulai dari mengikuti PKL di UPT. Laboratorium BLH (Badan Lingkungan Hidup) hingga penyusunan Karya Ilmiah ini. 8. Teman-teman stambuk 11 jurusan D3 Kimia FMIPA USU, semoga kita

(6)

Demikianlah Karya Ilmiah ini penulis perbuat dan penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunannya dikarenakan keterbatasan, kemampuan serta pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.

Medan, Mei 2014

Penulis

(7)

PENENTUAN KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DI UDARA AMBIEN DENGAN METODE GRIESS SALTZMAN DENGAN

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBEL

ABSTRAK

Penentuan kadar Nitrogen Dioksida dalam udara ambient dengan metode griess Saltzman dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 550 nm. Konsentrasi Nitrogen Dioksida pada sampel i, ii, iii, dan iv, masing-masing−0,0034 mg/L, −0,0035 mg/L, −0,0036 mg/L, dan −0,0034

mg/L. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

(8)

DETERMINATION OF THE AMOUNT OF NITROGEN DIOXIDE (NO2) IN AMBIENT AIR BY GRIESS SALTZMAN METHOD BY USING

UV-VISIBLE SPECTROPHOTOMETER

ABSTRACT

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN iii

PERNYATAAN iv

PENGHARGAAN v

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Perumusan masalah 3

1.3Pembatasan Masalah 3

1.4Tujuan 3

1.5Manfaat 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1Pengertian Udara 5

2.1.1 Fungsi Udara 5

2.1.2 Pencemaran Udara 6

2.1.3 Komponen Pencemaran Udara 7

2.1.4 Sumber Pencemaran Udara 8

2.1.5 Sifat-sifat Pencemaran Udara 9

2.1.6 Penyebab Pencemaran Udara 9

2.1.7 Pengaruh Pencemaran Udara 10

2.2 Nitrogen Dioksida (NO2) 10

2.2.1. Ciri-ciri Nitrogen Dioksida (NO2) 11

2.2.2 Sumber-sumber Nitrogen Dioksida (NO2) 11

2.2.3 Dampak Pencemaran Nitrogen Dioksida (NO2) 11

2.3 Spektrofotometer 12

BAB III. Bahan dan Metode 14

3.1 Alat dan Bahan 14

3.1.1 Alat yang digunakan 14

(10)

3.2 Prosedur 15 3.2.1 Prodesur Pembuatan Pereaksi 15

3.2.2 Pengambilan contoh uji 17

3.2.3 Persiapan Pengujian 17

3.2.4 Pengujian Contoh Uji 18

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 19

4.1 Data Percobaan 19

4.2 Perhitungan 22

4.2.1 Perhitungan Persamaan Garis Regresi 19 4.2.2 Penentuan Koefisien Korelasi 22 4.2.3 Perhitungan Kurva Kalibrasi 22 4.2.4 Perhitungan Konsentrasi NO2 Pada Kurva 24 4.2.5 Perhitungan Konsentrasi NO2 Pada Udara Ambien 24

4.3 Pembahasan 25

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 27

5.1 Kesimpulan 27

5.1 Saran 27

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komponen Pencemaran Udara 7

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Sampel Nitrogen Dioksida (NO2) 19

Tabel 4.2 Metode Biasa 20

Tabel 4.3 Penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk Penentuan Konsentrasi NO2 Berdasarkan Pengukuran Absorbansi

Larutan Standar NO2 20

(12)

PENENTUAN KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DI UDARA AMBIEN DENGAN METODE GRIESS SALTZMAN DENGAN

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBEL

ABSTRAK

Penentuan kadar Nitrogen Dioksida dalam udara ambient dengan metode griess Saltzman dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 550 nm. Konsentrasi Nitrogen Dioksida pada sampel i, ii, iii, dan iv, masing-masing−0,0034 mg/L, −0,0035 mg/L, −0,0036 mg/L, dan −0,0034

mg/L. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

(13)

DETERMINATION OF THE AMOUNT OF NITROGEN DIOXIDE (NO2) IN AMBIENT AIR BY GRIESS SALTZMAN METHOD BY USING

UV-VISIBLE SPECTROPHOTOMETER

ABSTRACT

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Udara diperlukan makhluk hidup dalam setiap saat dalam kehidupannya.

Oleh karena itu kualitas udara harus tersedia dalam keadaan bersih, guna

mendukung terciptanya kesehatan makhluk hidup. Namun dengan adanya

kemajuan Teknologi dan Industri selain memberikan dampak positif berupa

kehidupannya yang serba praktis, juga memberikan dampak negatif terhadap

udara, yaitu terciptanya udara – udara yang mengadung senyawa - senyawa kimia

yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup sehingga mengakibatkan

teerjadinya pencemaran udara.

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya

tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan

sekitarnya. Udara yang merupakan campuran dari gas adalah udara kering yang

bebas bahan pencemar (Mukono, 1997)

Pencemaran dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) kategori, Pertama,

pergesekan permukaan; kedua, penguapan dan ketiga pembakaran. Pergesekan

permukaan adalah penyebab utama penyebaran partikel padat di udara dan

ukurannya dapat bermacam-macam. Penguapan merupakan perubahan fase cairan

menjadi gas. Penyubliman juga dapat menambah uap di udara. Polusi udara

banyak disebabkan zat-zat yang mudah menguap, seperti pelarut cair dan perekat.

(15)

tekanan rendah. Industri yang berhubungan dengan cat, logam, bahan kimia, atau

karet banyak memberikan pencemar ini (Sastrawijaya, 2000)

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan, harta

benda, ekosistem, maupun iklim. Umumnya gangguan kesehatan sebagai akibat

pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ penglihatan.

Gangguan pada harta benda dan ekosistem terutama terjadi sebagai akibat adanya

hujan asam. Hujan asam terjadi bila di udara terdapat bahan pencemar berupa gas

Sulfur Dioksida (SO2) dan gas Nitrogen Oksida (NOx) di udara (Mulia, 2005)

Nitrogen dioksida merupakan gas yang dihasilkan baik akibat kegiatan

manusia maupun akibat proses alam semacam aktivitas gunung berapi. Gas ini

dapat dipakai sebagai indicator pencemaran udara ( Chandra, 2006 )

Gas oksida nitrogen seperti NO dan NO2 termasuk senyawa pencemar

yang sangat berbahaya. Gas NO yang tidak berwarna dan gas NO2 yang berwarna

coklat-merah. Kebanyakan senyawa oksida nitrogen masuk ke atmosfer berasal

dari pembakaran bahan bakar fosil yang dapat mempengaruhi kualitas udara

(Situmorang, 2007)

Di Amerika Serikat, kendaraan bermotor memproduksi nitrogen oksida

dalam bentuk NO sebanyak 98%. Di dalam udara NO ini akan berubah menjadi

NO2. NO2 adalah gas yang toxic bagi manusia. Efek yang terjadi tergantung pada

dosis serta lamanya pemaparan yang diterima seseorang. Konsentrasi NO2 yang

berkisar antara 50 – 100 ppm dapat menyebabkan peradangan paru-paru bila

(16)

1.2Perumusan Masalah

Penentuan kadar Nitrogen Dioksida merupakan salah satu standar baku mutu

udara maka yang menjadi permasalahan adalah berapa kadar Nitrogen Dioksida

yang terkandung di dalam udara dan apakah masih sesuai dengan standar baku

mutu udara yang di perbolehkan oleh Menteri Kesehatan RI.

1.3Pembatasan Masalah

Dalam upaya mengarahkan pembatasan kea rah lebih rinci sehingga tidak terlalu

luas dan mengambang. Maka penulis membatasi permasalahan yang meliputi:

1. Pengertian Udara dan Nitrogen Dioksida

2. Kegunaan Udara dan Nitrogen Dioksida

3. Penyebab Pencemaran Udara dan Nitrogen Dioksida

4. Dampak Pencemaran Udara dan Nitrogen Dioksida

1.4Tujuan

1. Untuk mengetahui berapakah kadar Nitrogen Dioksida (NO2) yang terdapat

pada sampel udara yang dianalisa.

2. Untuk mengetahui apakah kadar Nitrogen Dioksida (NO2) tersebut masih

sesuai standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.

1.5Manfaat

(17)

(NO2) pada udara ambien, yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh

Menteri Kesehatan RI, agar tidak mencemari lingkungan dan berbahaya bagi

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Udara

Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas.

Komposisi normal udara terdiri atas gas nitrogen 78,1%, oksigen 20,93%, dan

karbondioksida 0,03%, sementara selebihnya berupa gas argon, neon, krypton,

xenon, dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa

tumbuhan.

Sebenarnya udara sendiri cenderung mengalami pencemaran oleh

kehidupan dan kegiatan manusia serta proses lam lainnya. Dalam batas-batas

tertentu, alam mampu membersihkan udara dengan cara membentuk suatu

ekosistem yang disebut removal mechanism. Proses yang terjadi dapat berupa

pergerakan udara, hujan, sinar matahari, dan fotosintesis tumbuh-tumbuhan

(Chandra, 2006)

2.1.1 Kegunaan Udara

Udara sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari :

1. Bahan kebutuhan pokok dalam pernapasan

2. Sebagai sarana bagi pesawat terbang

3. Sebagai alat pendingin trafo tekanan tinggi

4. Sebagai sarana olahraga terbang layang

(19)

2.1.2 Pencemaran Udara

Polusi atau pencemaran udara adalah dimasukkannya komponen lain ke

dalam udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung

maupun akibat proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat

tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi

lagi sesuai peruntukannya. Setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari

komposisi udara normal disebut sebagai polutan ( Chandra,2006 )

Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau

dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh

kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Pengendalian

pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan

pencemaran udara serta pemulihan mutu udara. Sumber pencemar adalah setiap

usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang

menyebabkan udara tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan

troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang

dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur

lingkungan hidup lainnya. Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, dan/atau

komponen lain yang ada di udara bebas. Baku mutu udara ambien adalah ukuran

batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya

(20)

ambient. Perlindungan mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan agar

udara ambien dapat memenuhi fungsi sebagaimana mestinya.

Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari

suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang

mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. Mutu

emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh suatu kegiatan ke udara ambient

(Peraturan Pemerintah No 41, 2009)

2.1.3 Komponen Pencemaran Udara

Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan

teknologi serta lalu-lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi.

Udara di daerah industri kotor tekena bermacam-macam pencemar. Dari beberapa

macam komponen pencemar udara, maka yang paling banyak berpengaruh dalam

pencemaran udara adalah komponen-komponen berikut ini :

Table 2.1 Komponen pencemaran udara

No Pencemar Simbol

1 Karbon Monoksida CO

2 Nitrogen Oksida NOx

3 Belerang Oksida SOx

4 Hidro karbon HC

5 Partikel -

6 Timah hitam Pb

(21)

2.1.4 Sumber Pencemaran Udara

Sumber pencemaran udara terutama dari transportasi, dimana polutan yang

dihasilkan terdiri dari karbon monoksida (CO2) dan hidrokarbon. Sumber-sumber

pencemaran lainnya seperti pembakaran, kegiatan industri, pembuangan limbah,

dan sebagainya (Sunu, 2001)

Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua kelompok

besar, sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia sebagai berikut:

1. Sumber pencemaran yang berasal dari proses atau kegiatan alam. Contoh:

kebakaran hutan, kegaitan gunung berapi, dan lainnya.

2. Sumber pencemaran buatan manusia (berasal dari kegiatan manusia).

Contoh:

a. sisa pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor berupa

gas CO, CO2, NO, hidrokarbon, aldehid, dan Pb.

b. Limbah industri: kimia, metalurgi, tambang, pupuk, dan minyak bumi.

c. Sisa pembakaran dari gas alam, batubara, dan minyak, seperti asap,

debu, dan sulfurdioksida.

d. Lain-lain, seperti pembakaran sisa pertanian, hutan, sampah, dan

limbah reactor nuklir.

Pada proses pencemaran ini terjadi proses sinergistik yaitu suatu keadaan

ketika polutan satu dengan polutan lain di dalam udara bereaksi menjadi jenis

(22)

2.1.5Sifat-sifat Pencemaran udara

1. Bersifat kualitatif

Pencemaran udara yang bersifat kualitatif terdiri dari unsur-unsur yang

secara alamiah telah terdapat dalam alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian

banyaknya sehingga mengadakan pencemaran lingkungan. Hal ini bisa terjadi

akibat bencana alam, perbuatan manusia dan lain-lain. Contoh polutan misalnya

unsur karbon, nitrogen, fosfor dan lain-lain.

2. Bersifat kuantitatif

Pencemaran udara yang bersifat kuantitatif terdiri dari unsur-unsur yang

terjadi akibat berlangsungnya persenyawaan yang dibuat secara sintetis seperti:

peptisda, detergen, dan lain-lain. Umumnya polusi lingkungan du tujukan kepada

faktor-faktor fisik seperti polusi suara, radiasi, suhu, penerangan dan faktor-faktor

kimia melalui debu, uap, gas, larutan, awan, kabut (Supardi, 2003)

2.1.6 Penyebab Pencemaran Udara

Pada umumnya pencemaran udara disebabkan oleh kegiatan manusia yang

tidak mengindahkan dampak lingkungan dan faktor alam.

Penyebab pencemaran udara oleh kegiatan manusia, seperti:

- Debu/partikel dari kegiatan industri

- Penggunaan zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

- Gas buang hasil pembakaran bahan bakar fosil

Penyebab pencemaran udara oleh faktor alam, misalnya:

(23)

- Proses pembusukan sampah organic

- Debu yang beterbangan akibat tiupan angin (Sunu, 2001)

2.1.7 Pengaruh Pencemaran Udara

Polutan udara dapat menjadi sumber penyakit, virus, bakteri, dan beberapa

jenis cacing. Dampak yang diakibatkan oleh polutan udara yang buruk dapat

mengakibatkan seseorang mengalami alergi yang selanjutnya menjadi pintu

masuk bagi bakteri yang dapat berpotensi terjadinya infeksi. Polutan udara yang

terjadi secara kronis berpotensi untuk mendorong terjadinya penyakit kanker.

2.2 Nitrogen Dioksida ( NO2 )

Nitrogen dioksida merupakan gas yang dihasilkan baik akibat kegiatan

manusia maupun akibat proses alam semacam aktivitas gunung berapi. Gas ini

dapat dipakai sebagai indicator pencemaran udara ( Chandra,2006 )

Kandungan udara terbanyak yang dihisap dalam bentuk nitrogen sekitar

78%. Sebagai emisi dijumpai dalam berbagai bentuk ikatan nitrogen, yaitu

nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida ((NO2), gas gelak (N2O), dan

amoniak serta dalam bentuk mudah direduksi berupa nitrit. (Sunu,2001)

Gas oksida nitrogen seperti NO dan NO2 termasuk senyawa pencemar

yang sangat berbahaya. Gas NO yang tidak berwarna dan gas NO2 yang berwarna

coklat-merah. Kebanyakan senyawa oksida nitrogen masuk ke atmosfer berasal

dari pembakaran bahan bakar fosil yang dapat mempengaruhi kualitas udara.

Toksisitas senyawa nitrogen monoksida terhadap organisme lebih kecil

(24)

nitrogen dioksida akan terikat ke dalam hemoglobin dan mengurangi efesiensi

transportasi oksigen di dalam tubuh (Situmorang, 2007).

2.2.1 Ciri-ciri Nitrogen Dioksida ( NO2 )

Nitrogen dioksida di udara membentuk awan berwarna kuning atau coklat.

Sedangkan ciri-ciri nitrogen dioksida yang berwarna merah-ungu-kecoklatann

memiliki karakteristik seperti:

- Bau yang menyegat

- Toksik dan korosif

- Menghisap banyak cahaya (Sunu, 2001)

2.2.2 Sumber-sumber Nitrogen Dioksida ( NO2)

Ada beberapa sumber Nitrogen Dioksida (NO2) antara lain sebagai berikut :

1. Asal dari nitrogen di dalam atmosfer.

2. Asal dari pembakaran sarana transportasi; motor, diesel, kereta api.

3. Asal dari pembakaran, kayu, minyak, batubara, hutan.

4. Asal dari sampah padat.

5. Asal dari tanaman/arang yang terbakar.

6. Asal dari proses industri

2.2.3 Dampak Pencemaran Nitrogen Dioksida ( NO2 )

Nitrogen oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) dapat merusak manusia

dan lingkungannya, nitrogen oksida (NO) mempunyai kemampuan membatasi

(25)

mudah bereaksi dengan oksigen membentuk nitrogen dioksida (NO2). Jika NO2

bertemu dengan uap air di udara atau dalam tubuh manusia akan terbentuk segera

HNO3 yang amat merusak tubuh karena itulah NO2 akan terasa pedih jika

mengenai mata, hidung, saluran napas, dan jantung. Konsentrasi tinggi dapat

menyebabkan kematian.

NO2 akan merusak barang-barang logam. Oksidasi ini akan menimbulkan

karat. NO2 juga dapat mengabsorpsi sinar ultraviolet dari matahari. Molekul NO2

yang berenergi ini akan bereaksi secara beruntun dengan hidrokarbon yang ada di

udara (Sastrawijaya, 1991)

Nitrogen Dioksida (NO2) adalah gas yang toxic bagi manusia. Efek yang terjadi

tergantung pada dosis serta lamanya pemaparan yang diterima seseorang.

Konsentrasi NO2 yang berkisar antara 50 – 100 ppm dapat menyebabkan

peradangan paru-paru bila orang terpapar selama beberapa menit saja. Pada fase

ini orang dapat sembuh kembali dalam waktu 6 - 8 minggu. Konsentrasi 150-200

ppm dapat menyebabkan pemampatan bronchioli dan disebut “bronchiolitis

fibrosis obliterans”. Orang dapat meninggal dalam waktu 3 – 5 minggu setelah

pemaparan. Konsentrasi lebih dari 500 ppm dapat mematikan dalam waktu 2 – 10

hari. Hal ini sering dialami petani yang memasuki gudang makanan ternak (silo)

dimana terjadi akumulasi gas NO2, oleh karenanya penyakit paru-paru ini dikenal

sebagai “silo filler’s disease” (Slamet, 2009)

2.3 Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitansi atau adsorbansi

(26)

deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin dapat juga di

lakukan. Alat demikian dapat di kelompokkan baik sebagai manual atau perekam,

maupun sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap. Dalam praktek, Alat sinar

tunggal biasanya dijalankan dengan tangan dan alat rangkap biasanya

menonjolkan pencatatan spectrum absorbansi, tetapi adalah mungkin untuk

mencatat satu spectrum dengan suatu alat sinar tunggal (Underwood ,1990).

Komponen-komponen yang terdapat dalam instrumen spektrofotometer adalah ;

1. Sumber

Sumber yang biasa dilakukan adalah lampu wolfram. Lampu hidrogen atau lampu

deuterium digunakan untuk sumber daerah UV. Kebaikan lampu wolfram adalah

energi yang di bebaskan tidak berfariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk

memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan trasformator. Jika potensial

tidak stabil, akan diperoleh energi yang berfariasi.

2. Monokromator

Diinginakan untuk memperoleh sumber sinar monokromatis. Alatnya dapat

berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang

diiginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya

tetap, maka prisma atau gratingnya dirotasikan untuk mendapatkan T yang

diinginkan (Khopkar, 1990)

3. Sel

Kebanyakan spektrofotometer melibatkan larutan, dan karenanya kebanyakan

wadah sempel adalah sel untuk menaruh cairan kedalam berkas cahaya

(27)

yang diminati, jadi sel kaca melayani darah tampak, sel kuarsa atau kaca silica

tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet.

4. Detektor

Dalam sebuah detector untuk sustu spektrofotometri, diinginkan ketepatan yang

tinggi dalam daerah spectral yang diminati, respons yang linier terhadap daya

radiasi, waktu respon yang cepat ,dapat digandakan, dan kestabilan tinggi atau

tingkat noise yang rendah, meskipun dalam praktiknya perlu mengkompromikan

factor – faktor ini. Detektor fotolistrik yang paling sederhana adalah tabung foto.

Ini berupa tabung hampa udara dengan jendela yang tembus cahaya yang berisi

sepasang elektroda, melintas dimana potensial dijaga. Tabung penganda foto

(photomultipler) lebih pekat dari pada tabung foto biasa karena pengadaan yang

tinggi dicapai dengan tabung itu sendiri.

5. Penguat dan Pembaca

Keluaran penganda foto itu masih digandakan lebih lanjut dengan suatu penguat

(amplifier) elektronik ke luar (Underwood, 1990)

(28)

BAB 3

BAHAN DAN METODE

Pada analisa yang dilakukan terhadap kadar nitrogen dioksida yang terdapat pada

udara ambien dengan metode Griess Saltzman menggunakan Spektrofotometer di

UPT. Laboratorium Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumatera Utara,

digunakan alat dan bahan serta metode secara berikut :

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat yang digunakan

− Midget impinge

− Flow meter

− Vacuum pump

− Generator sel

− Spektrofotometer UV-VIS

− Kuvet

− Labu ukur

− Pipet volum

− Gelas ukur

− Beaker glass

− Neraca analitik

(29)

− Cool box

− Desikator

− Botol sampel

− pipet tetes

3.1.2 Bahan yang digunakan

− Hablur asam sulfanilat (H2NC6H4SO3H)

− Larutan asam asetat glacial (CH3COOH pekat)

− Air suling

− NEDA (N-(1-Naftil)-etilendiamin dihidroklorida)

− Aseton (C3H6O)

− Natrium Nitrit (NaNO2)

3.2 Prosedur (Berdasarkan SNI 19-7119.2-2005)

3.2.1 Prodesur Pembuatan Pereaksi

1. Pembuatan Larutan induk N-(1-Naftil)-etilendiamin dihidroklorida

(NEDA,C12H16Cl2N2)

− Dilarutkan 0,1 g NEDA dengann air suling kedalam labu ukur 100 mL,

kemudian encerkan dengan air suling hingga tanda tera lalu homogenkan

− Dilarutan tersebut dipindahkan ke dalam botol coklat dan simpan di lemari

pendingin

(30)

2. Larutan penyerap griess saltzman

− Dilarutkan 5 g asam sulfanilat (H2NC6H4SO3H) dalam gelas piala 1000 ml

dengan 140 ml asam asetat glacial, aduk secara stirrer sambil ditambahkan

air suling hingga kurang lebih 800 mL

− Dipindahkan larutan tersebut kedalam labu ukur 1000 mL

− Ditambahkan 20 mL Larutan induk NEDA, dan 10 mL aseton, tambahkan

air suling hingga tanda tera, lalu homogenkan

CATATAN Pembuatan larutan penjerap ini tidak boleh terlalu lama kontak dengan udara. Masukan larutan penjerap tersebut kedalam botol pyrex berwarna

gelap dan simpan dalam lemari pendingin. Larutan ini stabil selama 2 bulan.

3. Larutan induk nitrit (NO2-) 1640 µg/mL

− Dikeringkan natrium nitrit (NaNO2) dalam oven selama 2 jam pada suhu

105oC dan dinginkan dalam desikator

− Ditimbang 0,246 g natrium nitrit tersebut diatas, kemudian larutkan

kedalam labu ukur 100 mL dengan air suling, tambahkan air suling hingga

tanda tera, lalu homogenkan

− Dipindahkan larutan tersebut kedalam botol coklat dan simpan dalam

lemari pendingin.

(31)

4. Larutan standar nitrit (NO2-)

− Dimasukan 10 mL larutan induk Nitrit kedalam labu ukur 1000 mL,

tambahkan air suling hingga tanda tera, lalu homogenkan.

3.2.2 Pengambilan contoh uji

a. Disusun peralatan pengambilan contoh uji.

b. Dimasukan larutan penjerap Griess Saltzman sebanyak 10 mL kedalam

botol penjerap. Atur botol penjerap agar terlindung dari hujan dan sinar

matahari langsung.

c. Dihidupkan pompa penghisap udaradan atur kecepatan alir 0,5 L/menit,

setelah stabil catat laju alir awal (F1)

d. Dilakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperaturdan

tekanan udara.

e. Dicatat laju alir akhir (F2) setelah 1 jam kemudian matikan pompa

penghisap

f. Analisis dilakukan dilapangan segera setelah pengambilan contoh uji.

CATATAN Bila pengoksidasi atau pereduksi hadir, pengukuran harus sudah dilakukan maksimum 1 jam setelah pengambilan contoh uji.

3.2.3 Persiapan pengujian

Pembuatan kurva kalibrasi

(32)

b) Dimasukkan masing-masing 0,0 mL; 0,1 mL; 0,2 mL; 0,3 mL; 0,4 mL; 0,6

mL; 0,8 mL; 1,0 mL larutan standar nitrit menggunakan pipet

volumetrikatau buret mikro ke dalam tabung uji 25 mL.

c) Ditambahkan larutan penjerap sampai tanda tera. Kocok dengan baik dan

biarkan selama 15 menit agar pembentukan warna sempurna.

d) Diukur serapan masing-masing larutan standar dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 550 nm.

e) Dibuat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah NO2(μg)

3.2.4 Pengujian contoh uji

a) Dimasukan larutan contoh uji kedalam kuvet pada alat spektrofotometer,

lalu ukur intensitas warna merah muda yang terbentuk pada panjang

gelombang 550 nm.

b) Dibaca serapan contoh uji kemudian dihitung konsentrasi dengan

menggunakan kurva kalibrasi.

c) Dilakukan langkah-langkah 3.3.3 butir a) sampai b) untuk larutan

(33)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

Dari hasil analisis pengukuran sampel dengan menggunakan Spektrofotometer

[image:33.595.113.516.306.596.2]

dan pengukuran di udara ambien di dapatkan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Sampel Nitrogen Dioksida (NO2)

No Sampel Absorbansi Konsentrasi di

kurva

(µg/m3)

Konsentrasi di udara ambient

(µg/m3) ppm

(mg/L)

1 I

0,091 −0,4742 −6,48 −0,0034

2 Ii

0,088 −0,4825 −6,56 −0,0035

3 Iii

0,081 −

0,5019 −6,84 −0,0036

4 Iv

0,092 −

0,4715 −6,44 −0,0034

4.2 Perhitungan

4.2.1 Perhitungan Persamaan Garis Regresi

Untuk menghasilkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi dapat diturunkan

(34)
[image:34.595.169.354.121.349.2]

Tabel 4.2 Metode Biasa

Konsentrasi (x) Absorbansi (y)

0,0000 0,054

0,0656 0,129

0,1312 0,192

0,2614 0,336

0,3936 0,479

0,5248 0,616

0,6560 0,766

Tabel 4.3 Penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk Penentuan Konsentrasi NO2

Berdasarkan Pengukuran Absorbansi Larutan Standar NO2

No Konsentrasi (x) Absorbansi (y) xy x2 y2

1 0,0000 0,054 0,0000 0,0000 0,0029

2 0,0656 0,129 0,0084 0,0043 0,0166

3 0,1312 0,192 0,0251 0,0172 0,0368

4 0,2614 0,336 0,0878 0,0683 0,1128

5 0,3936 0,479 0,1885 0,1549 0,2294

6 0,5248 0,616 0,3232 0,2574 0,3794

7 0,6560 0,766 0,5024 0,4303 0,5867

[image:34.595.109.517.449.708.2]
(35)

�̅= ∑x n =

2,0326

7 = 0,2903

�� = ∑y � =

2,572

7 = 0,3674

Penentuan Harga Slope (a) dan Harga Intersept (b) Dengan Menggunakan

Metode Least Square.

� = �(∑xy)−(∑x)(∑y) �(∑�2)−(∑x)²

=7(1,1354)−(2,0326)(2,572)

7(0,95042)−(2,0326)²

=7,9478−5,2278

6,6528−4,1314

= 2,7200 2,5214

= 0,3616

�=�� − ��̅

= 0,3674−0,3616(0,2903)

= 0,3674−0,1049

= 0,2625

Sehingga didapatkan persamaan garis regresinya adalah :

(36)

4.2.2 Penentuan Koefisien Korelasi

�= �∑�� − ∑�∑�

��(∑�2)−(∑ �)2 .��(∑�2)−(∑�)²

= 7(1,1354)−(2,0326)(2,572)

�7(0,9504)−(2,0326)2 .�7(1,3648)−(2,572)²

= 7,9478−5,2278

�6,6528−4,1314 .�9,5536−6,6152

= 7,9478−5,2278

1,5878−1,7141

=2,7200 2,7216

= 0,9994

KP = (r)2 x 100% = (0,9994)2 x 100% = 99,88%

4.2.3 Perhitungan Kurva Kalibrasi

Dengan mensubstitusikan harga-harga x, maka diperoleh harga y baru,

yaitu:

y = ax + b

y1 = 0,3616 (0) + 0,2625 = 0,2625

(37)

y3 = 0,3616 (0,1312) + 0,2625 = 0,3099

y4 = 0,3616 (0,2614) + 0,2625 = 0,3570

y5 = 0,3616 (0,3936) + 0,2625 = 0,4048

y6 = 0,3616 (0,5248) + 0,2625 = 0,4522

[image:37.595.185.334.308.539.2]

y7 = 0,3616 (0,6560) + 0,2625 = 0,4997

Tabel 4.4 Harga y baru larutan standar NO2

x Y

0,0000 0,2625

0,0656 0,2862

0,1312 0,3099

0,2614 0,3570

0,3936 0,4048

0,5248 0,4522

0,6560 0,4997

Dimana : x = Konsentrasi larutan standar dan y = absorbansi larutan

standar dengan menggunakan harga y ini digambarkan kurva kalibrasi absorbansi

(38)

4.2.4 Perhitungan Konsentrasi NO2 Pada Kurva

Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan mensubstitusikan harga y

(absorbansi) larutan kedalam persamaan garis regresi y = ax + b, maka untuk

sampel dapat dihitung, �= �−� �

Persamaan garis regresi : y = 0,3616x + 0,2625

Sampel i =0,091−0,2625

0,3616 = −0,4742

Sampel ii =0,088−0,2625

0,3616 = −0,4825

Sampel iii =0,081−0 0,2625

,3616 = −0,5019

Sampel iv =0,092−0,2625

0,3616 = −0,4715

4.2.5 Perhitungan Konsentrasi NO2 Pada Udara Ambien

Konsentrasi NO2 (µg/m3) : C = � × 1025 × 1000

Keterangan : C = konsentrasi NO2 di udara (µg/m3)

b = jumlah NO2 dengan melihat kurva kalibrasi

v = volum udara pada kondisi normal

10/25 = factor pengenceran

1000

= konversi L ke m3

Sampel i = −0,4742

29,31 ×

10

(39)

Sampel ii = −0,4825

29,265 ×

10

25 × 1000 = −6,56 µg/m 3

Sampel iii =−0,5019

29,361 ×

10

25 × 1000 = −6,84µg/m 3

Sampel iv = −0,4715

29,217 ×

10

25 × 1000 = −6,44 µg/m 3

konversi satuan dari µg/m3 menjadi mg/L (ppm)

Sampel i = −6,48 µg/m3 x 5,32 x 10-4 = −0,0034 mg/L

Sampel ii = −6,56µg/m3 x 5,32 x 10-4 = −0,0035 mg/L

Sampel iii = −6,84µg/m3 x 5,32 x 10-4 = −0,0036 mg/L

Sampel iv = −6,44 µg/m3 x 5,32 x 10-4 = −0,0034 mg/L

4.3Pembahasan

Nitrogen Dioksida sering disebut dengan NOx, di udara terutama berasal dari gas

buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik yang

menggunakan gas alam. Oksida Nitrogen mempunyai 3 (tiga) macam bentuk yang

sifatnya berbeda, yaitu Nitrous Oxide (N2O), Nitric Oxide (NO), Nitrogen

Dioksida (NO2).

Nitrous Oxide (N2O) merupakan gas yang tidak berwarna yang dapat menyerap

sinar ultraviolet. Karena sifatnya ini, Nitrous Oxide memainkan peran yang

penting dalam perubahan iklim di bumi. Nitric Oxide (NO) merupakan gas yang

(40)

(NO2). Nitrogen Dioksida merupakan gas yang toxic bagi manusia dan umumnya

mengganggu system pernapasan (Mulia, 2005)

Nitrogen Dioksida dalam darah akan bergabung secara kimiawi dengan

hemoglobin membentuk methemoglobin, suatu kondisi terikatnya hemoglobin

dengan NO2 yang menyebabkan tidak efektifnya lagi hemoglobin dalam

mengangkut dan mendistribusikan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Efek local

gas ini adalah iritasi pada mata, dan iritasi pada membran mukosa saluran

pernapasan atas. Efek sistemik terjadi pada paru. Iritasi pada paru yang hebat

menyebabkan pulmonary edema (Sarudji, 2010)

Dari hasil analisa yang telah dilakukan pada kadar Nitrogen Dioksida (NO2)

dalam udara ambien menggunakan Spektrofotometer, diperoleh kadar Nitrogen

Dioksida (NO2) pada sampel i , ii, iii, iv berturut-turut adalah −0,0034 mg/L,

−0,0035 mg/L, −0,0036 mg/L, dan −0,0034 mg/L. Dimana semakin tinggi kadar

Nitrogen Dioksida (NO2) di udara, maka tingkat toksisitasnya akan semakin

berbahaya terhadap makhluk hidup. Maka dari hasil yang diperoleh di dapatkan

bahwa sampel yang dianalisa masih dibawah standar yang telah ditetapkan

menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405/MENKES/SK/XI/2002 pada

tanggal 19 november 2002, dimana kadar nitrogen dioksida pada baku mutu udara

(41)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa yang telah dilakukan pada pengukuran kadar Nitrogen Dioksida

(NO2) pada udara ambien dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel

diperoleh masing-masing sampel i, ii, iii, iv adalah −0,0034 mg/L, −0,0035

mg/L, −0,0036 mg/L, dan −0,0034 mg/L. Hal ini menunjukan bahwa kadar

Nitrogen Dioksida (NO2) pada sampel yang dianalisa masih memenuhi standar

baku mutu kualitas udara ambien yang di perbolehkan dan ditetapkan Menteri

Kesehatan No.1405/MENKES/SK/XI/2002, dimana baku mutu Nitrogen Dioksida

(NO2) yaitu 3,0 ppm atau 5,60 mg/m3.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan metode yang lain untuk

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Cetakan Pertama. Jakarta: UI-Press

Gabriel,J.F.2001 . Fisika lingkungan. Jakarta : Hipokrates

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Mukono,H.J.2005. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Edisi kedua. Surabaya : Airlangga Universitas press

Mulia, R. M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha ilmu

Situmorang,M.2007. Kimia Lingkungan. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Wardana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta: penerbit Andi.

Gambar

Table 2.1 Komponen pencemaran udara
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Sampel Nitrogen Dioksida (NO2)
Tabel 4.3 Penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk Penentuan Konsentrasi NO2
Tabel 4.4 Harga y baru larutan standar NO2

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi ALLAH SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat serta karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan judul

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriftif yaitu untuk mengetahui gambaran perbandingan kadar karbon monoksida (CO) dan

Disamping baku mutu udara ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak

Disamping baku mutu udara ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak

Penulisan tugas akhir yang dibuat ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari seluruh keluarga dan pihak tertentu, teristimewa buat kedua orang tua penulis yang tercinta

Tahapan tersebut meliputi : (a) menyusun model alur pengujian dan menentukan formulasi rumus yang digunakan; (b) mengidentifikasi sumber-sumber ketidakpastian yang dapat

Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan analisa kadar NO 2 di udara ambien menggunakan metode Griess Saltzman secara spektrofotometri adalah pemantauan kualitas

Sinar ultraviolet yang tidak di filter oleh lapisan ozon akan berbahaya bagi manusia Selain dari itu sinar ultraviolet yang tidak di filter oleh lapisan