• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KUD MINASARI DI

KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS

PROVINSI JAWA BARAT

AMALIA MALAWAT

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KUD MINASARI DI

KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008

(3)

ABSTRAK

AMALIA MALAWAT. Strategi Pengembangan Usaha KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh NARNI FARMAYANTI dan ISTIQLALLIYAH MUFLIKHATI.

KUD Minasari merupakan KUD mina yang ada di Pangandaran. Keberadaan KUD Minasari diharapkan dapat membantu nelayan dan pembudidaya ikan dalam wilayah kerjanya guna meningkatkan taraf hidup nelayan. Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan usaha KUD Minasari agar mencapai target yang diinginkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan KUD Minasari, mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan KUD Minasari dan merumuskan alternatif-alternatif dan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan KUD Minasari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, KUD Minasari secara umum dalam keadaan baik karena KUD Minasari memiliki posisi keuangan yang likuid dan solvabel. Perkembangan KUD Minasari mengalami penurunan selama tahun 2001-2005 mulai dari jumlah anggota, SHU yang diperoleh KUD Minasari, hingga unit usaha yang dimiliki.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada 10 faktor internal (5 kekuatan dan 5 kelemahan) dan 10 faktor eksternal (5 peluang dan 5 ancaman) yang

mempengaruhi perkembangan KUD Minasari. Berdasarkan hasil analisis SWOT diperoleh delapan alternatif strategi dengan tiga alternatif strategi prioritas

tertinggi yang dapat digunakan untuk pengembangan unit usaha KUD Minasari, yaitu : Mengembangkan dan menambah unit usaha KUD, memanfaatkan

pengalaman pengurus dalam mengelola koperasi kepada karyawan agar dapat mempersiapkan diri dengan diberlakukannya Sistem Otonomi Daerah (OTDA), dan pencarian pangsa pasar yang lebih besar melalui pengembangan unit usaha niaga barang dan perekrutan anggota baru koperasi dengan cara berpromosi lebih gencar tentang manfaat masuk menjadi anggota koperasi.

(4)

© Hak Cipta milik Amalia Malawat, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

(5)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KUD MINASARI DI

KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS

PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh

AMALIA MALAWAT C44101016

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(6)

SKRIPSI

Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Usaha KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Amalia Malawat Nomor Pokok : C44101016

Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Narni Farmayanti, M.Sc Ir. Istiqlalliyah Muflikhati, M.Si NIP. 131918658 NIP. 131841724

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc NIP. 131578799

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas selesainya skripsi ini yang berjudul

“Strategi Pengembangan Usaha KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada 1. Orang Tua dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan

dorongan,bantuan doa, dan kepercayaan penuh pada penulis hingga saat ini.

2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc dan Ir. Istiqlalliyah Muflikhati, M.Si selaku komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini, dan Dosen pengguji penulis pada ujian akhir. 3. Pihak KUD Manasari khususnya Manajer KUD Minasari, Kepala Bagian

TPI, Kepala Bagian Unit Niaga Barang Karyawan serta semua pihak yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

4. Keluarga besar Ika Nurmala dan Titin Maylani atas tempat tinggalnya selama penelitian.

5. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga saran dan masukan menjadi salah satu harapan penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.

Bogor, Agustus 2008

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ambon pada tanggal 4 Januari 1983 dari ayah Muhamad Malawat dan Ibu Onya Kapitanhitu. Penulis merupakan putri pertama dari empat bersaudara.

(9)

DAFTAR ISI

2.7 Analisis SWOT (Strengths,Weaknesses,Opportunities,Treats)... 11

(10)
(11)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KUD MINASARI DI

KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS

PROVINSI JAWA BARAT

AMALIA MALAWAT

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(12)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KUD MINASARI DI

KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008

(13)

ABSTRAK

AMALIA MALAWAT. Strategi Pengembangan Usaha KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh NARNI FARMAYANTI dan ISTIQLALLIYAH MUFLIKHATI.

KUD Minasari merupakan KUD mina yang ada di Pangandaran. Keberadaan KUD Minasari diharapkan dapat membantu nelayan dan pembudidaya ikan dalam wilayah kerjanya guna meningkatkan taraf hidup nelayan. Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan usaha KUD Minasari agar mencapai target yang diinginkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan KUD Minasari, mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan KUD Minasari dan merumuskan alternatif-alternatif dan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan KUD Minasari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, KUD Minasari secara umum dalam keadaan baik karena KUD Minasari memiliki posisi keuangan yang likuid dan solvabel. Perkembangan KUD Minasari mengalami penurunan selama tahun 2001-2005 mulai dari jumlah anggota, SHU yang diperoleh KUD Minasari, hingga unit usaha yang dimiliki.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada 10 faktor internal (5 kekuatan dan 5 kelemahan) dan 10 faktor eksternal (5 peluang dan 5 ancaman) yang

mempengaruhi perkembangan KUD Minasari. Berdasarkan hasil analisis SWOT diperoleh delapan alternatif strategi dengan tiga alternatif strategi prioritas

tertinggi yang dapat digunakan untuk pengembangan unit usaha KUD Minasari, yaitu : Mengembangkan dan menambah unit usaha KUD, memanfaatkan

pengalaman pengurus dalam mengelola koperasi kepada karyawan agar dapat mempersiapkan diri dengan diberlakukannya Sistem Otonomi Daerah (OTDA), dan pencarian pangsa pasar yang lebih besar melalui pengembangan unit usaha niaga barang dan perekrutan anggota baru koperasi dengan cara berpromosi lebih gencar tentang manfaat masuk menjadi anggota koperasi.

(14)

© Hak Cipta milik Amalia Malawat, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

(15)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KUD MINASARI DI

KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS

PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh

AMALIA MALAWAT C44101016

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(16)

SKRIPSI

Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Usaha KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Amalia Malawat Nomor Pokok : C44101016

Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Narni Farmayanti, M.Sc Ir. Istiqlalliyah Muflikhati, M.Si NIP. 131918658 NIP. 131841724

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc NIP. 131578799

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas selesainya skripsi ini yang berjudul

“Strategi Pengembangan Usaha KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada 1. Orang Tua dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan

dorongan,bantuan doa, dan kepercayaan penuh pada penulis hingga saat ini.

2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc dan Ir. Istiqlalliyah Muflikhati, M.Si selaku komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini, dan Dosen pengguji penulis pada ujian akhir. 3. Pihak KUD Manasari khususnya Manajer KUD Minasari, Kepala Bagian

TPI, Kepala Bagian Unit Niaga Barang Karyawan serta semua pihak yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

4. Keluarga besar Ika Nurmala dan Titin Maylani atas tempat tinggalnya selama penelitian.

5. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga saran dan masukan menjadi salah satu harapan penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.

Bogor, Agustus 2008

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ambon pada tanggal 4 Januari 1983 dari ayah Muhamad Malawat dan Ibu Onya Kapitanhitu. Penulis merupakan putri pertama dari empat bersaudara.

(19)

DAFTAR ISI

2.7 Analisis SWOT (Strengths,Weaknesses,Opportunities,Treats)... 11

(20)
(21)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Organisasi ... 20

2. Faktor-Faktor Strategi Internal ... 21

3. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Organisasi ... 22

4. Faktor-Faktor Strategi Eksternal ... 23

5. Matriks SWOT ... 25

6. Data Penduduk Kec. Pangandaran Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2005 ... 28

7. Data Penduduk Kec. Pangandaran Berdasarkan Pendidikan Tahun 2005 ... 28

8. Perkembangan Jumlah Anggota Tahun 2001-2005 ... 32

9. Perkembangan Modal Sendiri KUD Minasari Tahun 2001-2005 ... 34

10. Perkembangan Keuangan Unit Usaha Simpan Pinjam KUD Minasari Tahun 2001-2005 ... 36

11. Volume Produksi di TPI Pangandaran Tahun 2001-2005 ... 37

12. Perkembangan SHU Usaha Niaga Barang Tahun 2001-2005 ... 39

13. Perkembangan SHU Unit Usaha Listrik dan Wartel Tahun 2001-2005 ... 40

14. Perkembangan Dana Sosial KUD Minasari Tahun 2001-2005 ... 41

15. Perkembangan Dana Tabungan Nelayan dan Bakul Tahun 2001-2005 ... 42

16. Perkembangan Jumlah Dana Paceklik Tahun 2001-2005 ... 42

17. Perkembangan Dana Asuransi yang Dibagikan Tahun 2001-2005 ... 43

18. Perkembangan SHU Minasari tahun 2001-2005 ... 44

19. Rasio Lancar KUD Minasari Tahun 2001-2005 ... 45

20. Rasio Cepat KUD Minasari Tahun 2001-2005 ... 45

21. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva Tahun 2001-2005 ... 46

22. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva Tahun 2002-2005 ... 47

23. Return On Equity (ROE) KUD Minasari Tahun 2001-2005 ………… 48

24. Return On Investment (ROI) KUD Minasari Tahun 2001-2005 ………. 49

(22)

26. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) KUD Minasari ... 57 27. Matriks SWOT KUD Minasari ... 63 28. Prioritas Alternatif Strategi Diprioritaskan ... 64

(23)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Denah Kabupaten Ciamis ... 71 2. Struktur Organisasi KUD Minasari Pangandaran ... 72 3. Laporan Neraca KUD Minasari Tahun 2001-2005 ... 73 4. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal dan Eksternal Organisasi

Informan 2 ... 75 5. Penilaian Bobot (Informan) Faktor Strategi Internal dan Eksternal

KUD Minasari ... 76

6. Penilaian Peringkat Faktor Strategi Internal dan Eksternal

(25)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang terdiri dari ribuan pulau yang terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Selain itu Indonesia juga memiliki perairan laut yang sangat luas terletak diantara dua samudera yaitu Samudera Pasifik di bagian Utara dan Samudera Hindia di bagian Selatan. Situasi ini memberikan keuntungan tersendiri bagi perikanan Indonesia yaitu memberi peluang untuk menggali sumberdaya perikanan di kedua samudera tersebut (Eddiwan 1987).

Sumberdaya perikanan yang tersedia memiliki potensi yang cukup besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Oleh karena itu, peranan nelayan dalam memanfaatkan sumber daya perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan oleh kontribusi yang besar dari nelayan yang berusaha dalam skala kecil terhadap produksi ikan nasional. Perkembangan keadaan nelayan dan pembudidaya ikan sebagai pelaku utama dalam produksi menunjukkan adanya berbagai masalah yang dihadapi. Dilihat dari segi ekonomi, tidak sedikit diantara para nelayan dan pembudidaya ikan hidup pada tingkat kesejahteraan yang masih rendah, dengan tingkat penghasilan yang rendah dan tidak menentu. Kondisi yang tidak menguntungkan ini tercermin dari pemukiman para nelayan dan pembudidaya ikan yang terkesan kumuh dan jauh dari memenuhi syarat kesehatan (Dahuri 2003).

Dengan kondisi masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan yang masih lemah, maka perlu dibentuk suatu wadah yang tepat untuk mengatasi kesulitan hidup dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Wadah yang sesuai dengan tujuan tersebut adalah koperasi. Koperasi merupakan suatu badan usaha yang dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi maupun sosial para anggotanya.

(26)

koperasi yang bergerak di sektor perikanan. Keberadaan KUD Mina diharapkan dapat membantu nelayan dan pembudidaya ikan dalam wilayah kerjanya untuk meningkatkan pendapatan melalui peningkatan produksi dan produktivitas, perluasan kesempatan kerja, perbaikan pemasaran hasil perikanan sesuai dengan tujuan pembangunan.

Pada kenyataanya, di Indonesia sekarang ini, tujuan tersebut belum

tercapai khususnya di KUD Mina karena kondisi ekonomi nelayan dan petani ikan anggota masih belum menampakkan peningkatan yang signifikan (Arifin 1995). Perkembangan KUD di Indonesia pada kenyataannya masih mengalami

permasalahan. Permasalahan umum yang dihadapi oleh KUD diantaranya dalam aspek usaha, permodalan, organisasi, lingkungan dan manajemen. Permasalahan yang ada di KUD Minasari adalah adanya penurunan yang signifikan pada tahun 2005 terutama di unit usahanya.

KUD Minasari merupakan salah satu KUD di Kabupaten Ciamis yang telah banyak mendapat penghargaan, salah satu penghargaan yang diperoleh yaitu sebagai KUD terbaik tingkat nasional dalam hal penanganan TPI pada tahun 2004. Dengan prestasi yang telah diraih KUD Minasari tersebut, maka perlu dilakukan analisis pengembangan usaha pada KUD Minasari guna mengantisipasi resiko usaha serta merumuskan strategi untuk menentukan kebijakan yang akan diambil di masa yang akan datang.

I.2 Perumusan Masalah

KUD Mina merupakan salah satu bentuk koperasi yang bergerak di bidang perikanan. KUD Mina bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup nelayan. Dengan demikian, KUD Mina merupakan badan usaha yang vital bagi masyarakat nelayan khususnya dan masyarakat pedesaan pada umumnya yang dapat

menggairahkan dan meningkatkan kinerja mereka sehingga produk yang

dihasilkan meningkat, pendapatan perkapita meningkat, dan berarti kesejahteraan hidup nelayan meningkat. Kegiatan utama yang dijalankan KUD Mina ada dua yaitu kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial.

(27)

menciptakan keuntungan serta tetap memiliki peran yang penting dalam

kehidupan masyarakat sekitar. Pada tahun 2005 unit-unit usaha KUD Minasari mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari penurunan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh. Untuk itu, KUD Minasari perlu melakukan penyusunan strategi manajemen yang lebih terarah sehingga dapat diterapkan sesuai dengan perubahan yang selalu ditemui dalam pengembangan usahanya. Strategi manajemen yang baik adalah yang mempertimbangkan kondisi internal koperasi untuk kemudian memanfaatkan dalam rangka meraih peluang-peluang dan mengantisipasi ancaman-ancaman yang ada di lingkungan eksternalnya. Untuk mengetahui strategi yang paling tepat bagi perkembangan koperasi, terlebih dahulu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan koperasi baik faktor lingkungan eksternal maupun internalnya yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan usahanya. Setelah itu, diajukan beberapa alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan sebagai solusi masalah yang ada. Melalui faktor-faktor internal akan dikaji unit-unit usaha yang ada pada KUD Minasari.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana perkembangan KUD Minasari ?

2. Faktor-faktor internal apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan di KUD Minasari serta faktor-faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman ?

3. Alternatif strategi manajemen apakah yang tepat bagi perkembangan unit-unit usaha di KUD Minasari untuk memanfaatkan setiap peluang, kekuatan, kelemahan, dan mengantisipasi ancaman terhadap unit-unit usaha yang ada dalam mencapai tujuan ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui perkembangan KUD Minasari.

(28)

3. Merumuskan alternatif-alternatif dan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan KUD Minasari.

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.

2. Bagi penulis adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengamati, mempelajari, menganalisis, dan memecahkan permasalahan yang ada.

3. KUD Minasari, sebagai bahan masukan dalam merumuskan strategi pengembangan unit-unit usaha yang ada.

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

Dalam Undang-Undang No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, yang dimaksud koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa koperasi

merupakan kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal yang bergabung dan bekerjasama secara sukarela berdasarkan persamaan hak, derajat, dan kewajiban untuk mencapai kepentingan bersama (Departemen Koperasi 1992).

Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Indonesia dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD’45. Pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi adalah rapat anggota, sedangkan alat-alat perlengkapan organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus dan badan pengawas (Departemen Koperasian 1992).

Koperasi Indonesia memiliki prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut : 1. Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela

Sifat keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun, yang berarti anggota koperasi dapat mengundurkan diri dari koperasinya sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dalam Anggaran Dasar koperasi. Sifat terbuka memiliki arti bahwa keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Prinsip ini menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas dasar kehendak atau keputusan para anggotanya, sebab anggotalah yang

(30)

jasa usaha masing-masing anggota.

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

Pemberian balas jasa tidak berdasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan para anggota, tetapi wajar dan tidak melebihi suku bunga yang berlaku.

5. Kemandirian

Prinsip ini mengandung arti bahwa koperasi dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain, disamping mengandung pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani

mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri dan berkehendak mengelola sendiri.

2.2 Koperasi Unit Desa (KUD)

Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan KUD. KUD merupakan lembaga perekonomian formal yang langsung berhubungan dengan masyarakat pedesaan, tersebar di seluruh wilayah tanah air termasuk di daerah pesisir pantai. KUD yang berkembang di daerah pesisir pantai sebagian besar adalah KUD Mina yang bergerak di sektor perikanan. Koperasi perikanan didirikan untuk

menyatukan dan menggabungkan usaha nelayan-nelayan yang umumnya masih miskin dan belum begitu maju tingkat pengetahuannya. Dengan bersatu dan bekerja sama dalam sebuah koperasi perikanan, para nelayan dapat

mengumpulkan modal dan berusaha untuk memperbaiki usahanya dengan tidak menggantungkan nasibnya pada tengkulak atau kaum pemodal (Trisya 2002).

Pembangunan perekonomian untuk masa depan akan diprioritaskan pada pembangunan Koperasi Unit Desa (KUD). Salah satu bentuk koperasi yang bergerak dibidang perikanan adalah KUD Mina. KUD Mina berfungsi sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian nelayan di desa-desa pantai.

Tujuan dari KUD Mina sebagaimana tujuan koperasi pada umumnya (Pasal 3 Undang-Undang No.25 tahun 1992) adalah :

(31)

2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat

3. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional

2.3 Konsep Pengembangan Koperasi

Koperasi di negara berkembang seringkali dilihat dalam sosok yang kurang dianggap sebagai lembaga bisnis yang dapat menggerakkan efisiensi. Menurut Mutis (1999) pimpinan koperasi perlu menata derap langkah kerja yang efisien dan rasional, serta memicu disiplin yang baik sehingga dapat memacu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Menurut Book (1994) pengembangan koperasi yang sehat menuntut adanya persamaan hak antar sesama anggota, yang dinyatakan dengan manajemen demokratis, pada saat kita bicara tentang

pembagian kekuasaan. Anggota harus memiliki hak yang sama dalam peran sertanya pada koperasi dan dalam ikut mengambil keputusan mengenai penggunaan sumber daya koperasi.

Syarat utama agar koperasi dapat bekerja dengan efisien adalah apabila pengelolan atau manajemen usaha koperasi yang bersangkutan juga terlaksana dengan baik, yang didasarkan falsafah dari, oleh, dan untuk anggota. Dengan demikian efisiensi suatu usaha koperasi ditentukan oleh pengelolaan usaha dan partisipasi anggota yang ditunjang oleh profesionalisme pengelolanya (Kusumah 1987).

Prasyarat pesatnya perkembangan organisasi koperasi menurut Mutis (1999) adalah pertama, koperasi harus meluaskan wawasan dalam manajemen dan organisasinya. Kedua, koperasi harus diorganisir dengan baik dan dikelola secara profesional. Ketiga, mempertahankan standar integritas koperasi yang tinggi. Keempat, penataan orientasi dan kontribusi pelayanan kepada anggota dan masyarakat secara tepat. Tanpa terpenuhinya prasyarat tersebut, tampaknya sulit bagi koperasi untuk tumbuh berkembang bersaing dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya.

(32)

merupakan faktor di luar koperasi yang berpengaruh terhadap arah dan tindakan koperasi yang pada akhirnya mempengaruhi struktur organisasi dan proses internal koperasi.

2.4 Konsep Manajemen Strategi

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan (Rangkuti 2000). Menurut Glueck dan Jauch (1999) strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran) dan bukanlah sekedar suatu rencana. Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dari perumusan (formulating),

penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai objektifnya (David 2004). Menurut Glueck dan Jauch (1999) manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.

Fokus manajemen strategis pada dasarnya adalah manajemen terpadu (integrated management) yang memadukan kegiatan manajemen, pemasaran, finansial, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Dalam proses manajemen strategi suatu organisasi harus terlebih dahulu menentukan misi atau tujuan dari bisnis yang dilakukannya. Pernyataan misi bisnis adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa (David 2004).

2.5 Analisis Rasio Keuangan

Menurut Sawir (2005) analisis rasio keuangan adalah untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Analisis rasio keuangan yang

(33)

2002) :

(1) Standard ratio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisis menjadi anggotanya. Standar rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar rasio yang dikeluarkan Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). (2) Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan. (3) Rasio-rasio yang semacam di waktu-waktu yang lalu (ratio histories) dari

perusahaan yang bersangkutan.

(4) Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing perusahaan yang dinilai cukup baik atau berhasil dalam usahanya.

Analisis rasio yang digunakan terdiri atas empat kelompok rasio, yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas usaha (Munawir 2002). Dalam penelitian ini analisis rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.

2.5.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek. Analisis rasio ini digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, serta membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Standar rasio yang digunakan adalah standar Departemen Koperasi dan UKM yaitu untuk rasio lancar minimum sebesar 200%, rasio cepat minimum 100%, dan rasio posisi kas adalah 40% (Anonim 2005). Perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atau pun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar dan rasio cepat.

2.5.2 Rasio Solvabilitas

(34)

mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutangnya. Sebaliknya apabila jumlah aktiva lebih kecil daripada jumlah hutangnya, maka perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel. Menurut standar Departemen Koperasi dan UKM untuk rasio ini adalah 50% (Anonim 2005). Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio modal sendiri dengan total aktiva dan rasio total hutang dengan total aktiva.

2.5.3 Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir 2002). Rentabilitas suatu perusahaam diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Standar

Kementrian Koperasi dan UKM untuk rasio ini adalah sebesar minimal 15% untuk ROE, untuk gross margin ratio adalah meningkat, dan untuk ROI nilainya harus meningkat setiap tahunnya (Anonim 2005). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah ROE dan ROI.

2.6 Analisis Lingkungan Koperasi 2.6.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi dalam perusahaan. Dalam analisis ini diidentifikasi

kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan.

Kekuatan dan kelemahan tersebut muncul dalam aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer suatu bisnis (David 2004).

(35)

informasi, dan produksi atau operasi.

2.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut David (2004), lingkungan eksternal mencakup peluang dan ancaman eksternal yang merujuk pada keadaan ekonomi, politik, sosial, budaya, demografi, hukum, pemerintah, teknologi, dan kecenderungan persaingan serta peristiwa yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara signifikan di masa depan.

Faktor eksternal merupakan faktor di luar koperasi yang berpengaruh terhadap arah dan tindakan perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi struktur organisasi dan proses internal koperasi. Untuk menganalisis lingkungan eksternal dapat digunakan matriks EFE.

Menurut David (2004), matriks EFE (External Factor Evaluation)

digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data

lingkungan eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi,sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintah, hukum, teknologi, persaingan pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan.

2.7 Analisis SWOT

SWOT merupakan singkatan dari lingkungan internal Strengths dan

Weaknesses dan lingkungan eksternal Opportunities dan Threats. Analisis SWOT digunakan dengan membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) (Rangkuti 2000).

Analisis SWOT merupakan alat pencocokan yang penting yang dapat membantu manager dalam mengembangkan empat jenis strategi : strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Mencocokkan faktor-faktor internal dan eksternal merupakan bagian sulit terbesar untuk mengembangkan matriks SWOT dan memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada satupun kecocokan terbaik (David 2004).

(36)

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumberdaya (Chandler 1962 diacu dalam Rangkuti 2000).

(37)

BAB III

KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Koperasi perikanan Minasari adalah koperasi perikanan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan memberikan pelayanan dan kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan anggotanya. Kegiatan utama yang dilaksanakan yaitu kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial. Kegiatan ekonomi adalah berorientasi pada keuntungan seperti Unit Usaha Simpan Pinjam dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), sedangkan kegiatan sosial KUD Minasari seperti mengurus asuransi nelayan dan bantuan acara hajat laut.

Untuk mncapai tujuan, KUD Minasari memerlukan strategi

pengembangan usaha yang tepat agar dapat berkembang dalam usahanya baik masa sekarang atau masa yang akan datang. Penyusunan suatu strategi usaha dapat dilakukan melalui analisis terhadap lingkungan yang mempengaruhi usaha tersebut. Secara garis besar lingkungan tersebut terbagi dua yaitu lingkungan internal yang memberikan kekuatan dan kelemahan, dan lingkungan eksternal yang menimbulkan ancaman dan peluang dalam usaha.

Dari identifikasi aspek-aspek internal dan eksternal kemudian dilanjutkan dengan memilih faktor strategis dalam bentuk matriks IFE dan EFE. Matriks IFE bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang dimiliki KUD Minasari lebih besar dari kelemahannya atau sebaliknya. Matriks EFE bertujuan untuk

mengetahui apakah KUD Minasari mampu memanfaatkan peluang untuk

menghadapi ancaman yang ada. Setelah matriks IFE dan EFE dibuat, kemudian dilakukan tahap penentuan alternatif strategi usaha dengan analisis SWOT.

Tujuan dari alat analisis SWOT adalah menghasilkan strategi alternatif yang layak, bukan untuk memilih atau menerapkan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu, tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi.

(38)

Secara lengkap kerangka pendekatan studi yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.

Faktor Eksternal : Kebijakan Pemerintah Sistem OTDA

Pinjaman Modal Sosial Budaya Arus Globalisasi Pesaing Sekitar TPI

Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan :

Matriks IFE

Identifikasi Peluang dan Ancaman :

Matriks EFE

Alternatif Strategi Pengembangan Usaha KUD Minasari

Faktor Internal : Manajemen Anggota Modal Usaha

Analisis SWOT

Evaluasi Strategi Matriks IE

Implementasi Strategi

: Ruang Lingkup Penelitian

(39)

BAB IV

METODOLOGI

4.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Nazir (1998), studi kasus adalah penelitian tentang kasus subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik dari keseluruhan personalitas. Satuan kasus yang dipilih adalah KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis Jawa Barat.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian di laksanakan di KUD Minasari Pangandaran yang berlokasi di Jalan Kidang Pananjung nomor 240 Pangandaran. Penentuan lokasi ini

dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa kondisi KUD Minasari pada saat ini mempunyai cukup banyak kendala yang sedang dihadapi, karena baik secara langsung atau tidak langsung dapat berpengaruh pada target atau rencana tahunan yang telah ditetapkan KUD Minasari dari segi SHU unit usaha.

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2006.

4.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data

image. Data text adalah data yang diperoleh dalam bentuk alphabet maupun angka numeric, sedangkan data image adalah data yang diperoleh dalam bentuk peta,foto maupun denah fasilitas. Data ini tidak mengikuti kaidah yang telah ditentukan sebelumnya, dapat berbentuk apa saja dan yang menentukan arti data tersebut adalah interpretasinya (Fauzi 2001). Data text yang dikumpulkan meliputi data karakteristik KUD Minasari, potensi KUD Minasari, dan data image

(40)

Berdasarkan sumbernya data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh dari hasil wawancara dengan lima orang informan. Pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive), yang terdiri dari Manajer KUD Minasari, Kepala Bagian Unit TPI, Manajer Unit Usaha Niaga Barang, seorang karyawan dan anggota koperasi. Data primer yang dikumpulkan meliputi gambaran tentang usaha yang dilakukan, sumber modal, jumlah anggota, dan jenis unit usaha. Data primer ini digunakan untuk analisis SWOT yang dihadapi KUD.

Data sekunder diperoleh dari dokumen atau laporan-laporan selama lima tahun terakhir yang bersumber dari buku Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) serta catatan laporan keuangan lainnya yang tersedia di KUD Minasari. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari laporan yang relevan dengan tujuan penelitian serta dari berbagai instansi-instansi yang terkait dengan penelitian antara lain : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Badan Biro Pusat Statistik Kabupaten Ciamis, dan Kantor Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis.

4.4 Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dienterpretasikan (Nazir 1998). Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis rasio dan analisis SWOT. Pengolahan data dilakukan secara manual dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel. Data dianalisis dan disajikan, ditabulasikan dan dijelaskan secara deskriptif. Analisis tentang keadaan umum dan keadaan internal dan eksternal KUD Minasari digunakan analisis SWOT.

4.4.1 Analisis Rasio

(41)

4.4.1.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan KUD untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas dalam penelitian ini antara lain : (a) Rasio Lancar

Rasio lancar merupakan hasil perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutang-hutang tersebut. Nilai rasio lancar yang lebih dari 200 persen menunjukan nilai yang baik

( Departemen Koperasi dan UKM).

Rasio Lancar =Hu gLancar

ar AktivaLanc

tan

x 100% (b) Rasio Cepat

Rasio cepat ini lebih tajam jika dibandingkan rasio lancar karena rasio ini tidak memperhitungkan jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan. Persediaan tidak diperhitungkan karena bersifat likuid, yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dijadikan uang tunai (Munawir 2002). Nilai standar menurut Departemen Koperasi dan UKM yang baik untuk rasio cepat adalah 100 persen, semakin tinggi semakin cepat hutang koperasi terbayar dan semakin baik.

Rasio Cepat = Hu gLancar

Persediaan

Rasio ini memberikan gambaran kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya atau kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mengukur tingkat solvabilitas pada penelitian ini digunakan rasio-rasio antara lain :

(a) Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva ( Equity to Total Asset Ratio)

(42)

modal sendiri disamping menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Rumus rasio ini adalah :

Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva = TotalAktiva ri ModalSendi

x 100% (b) Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva ( Debt Ratio)

Rasio ini mengukur bagian aktiva yang dibiayai dengan menggunakan hutang atau menunjukkan kemampuan harta yang dimiliki dalam menjamin seluruh hutang. Semakin kecil rasio ini semakin aman karena jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin sedikit. Artinya, koperasi tidak akan mengalami kesulitan dalam membayar seluruh kewajiban jika seandainya terjadi penghentian kegiatan usaha. Standar maksimum yang diterapkan adalah 50%. Rumus rasio ini adalah :

Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva =

a TotalAktiv

g TotalHutan

x 100%

4.4.1.3 Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas ini mengukur kemampuan koperasi dalam memperoleh keuntungaan atau profit dari kegiatan usaha yang dilakukan atas kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Dari nilai rasio ini dapat dilihat prestasi dari

manajemen dalam megelola perusahaan ( Weston dan Brigman dalam Marisha 2006).

(a) Rasio Laba atas Investasi (Return On Investment)

ROI merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan, yaitu dengan membandingkan antara keuntungan atau laba dari kegiatan pokok perusahaan dengan jumlah aktiva yang

digunakan untuk menghasilkan keuntungan ( Munawir 2002). Standar yang diterapkan adalah 6 persen.

ROI = TotalAktiva SHU

(43)

(b) Rasio Laba atas Modal Sendiri (Return On Equity)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan produktivitas dari dana-dana pemilik perusahaan di dalam perusahaan itu sendiri ( Munawir 2002). Standar yang baik untuk rasio ini adalah 15 persen.

ROE = ModalSendiri SHU

x 100%

4.4.2 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Matriks IFE merupakan strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan internal yang dapat dikelompokkan ke dalam lingkungan manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan

pengembangan, serta sistem informasi komputer. Matriks ini juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang ini.

Menurut David (2004), tahap-tahap untuk menentukan faktor-faktor lingkungan dalam matriks IFE adalah sebagai berikut :

1. Membuat daftar faktor-faktor internal yang diidentifikasikan dalam proses evaluasi internal. Daftar kekuatan dahulu kemudian kelemahan.

2. Memberi bobot masing-masing faktor dengan skala mulai dari 0,00 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (sangat penting). Penentuan bobot ini diperoleh dengan mengisi tabel dengan metode Paired Comparison Scale (Kinnear dan Taylor 1996). Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal.

Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

(44)

Tabel 1. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Organisasi

Sumber : Kinnear dan Taylor 1996 Keterangan :

A : Lokasi KUD Minasari yang strategis B : Perlindungan terhadap harga di TPI C : Kualitas SDM di KUD cukup tinggi

D : Pengalaman pengurus mengelola koperasi sudah cukup lama E : Partisipasi dan Keaktifan anggota koperasi cukup tinggi F : Jumlah modal yang dimiliki koperasi sangat terbatas

G : Sistem Informasi komputer yang digunakan koperasi terbatas H : Unit usaha koperasi kurang beragam

I : Koperasi tidak memiliki prosedur simpan pinjam yang baik J : Luas ruangan dan tata ruang kantor kurang memadai

Penentuan bobot setiap variabel baik internal maupun eksternal diperoleh dengan menggunakan proporsi nilai setiap variabel tehadap jumlah nilai keseluruhan, dengan menggunakan rumus:

Ai =

=

n

i

Xi Xi

1 Keterangan : Ai :Bobot variabel ke-i Xi : Nilai variabel ke-i i : 1,2,3,....,n

n : Jumlah variabel Jumlah dari pembobotan ini tidak boleh melebihi skor total 1,00 3. Memberikan nilai peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor. Skala nilai

peringkat yang digunakan untuk kekuatan yaitu : peringkat 4 = sangat kuat, peringkat 3 = kuat. Untuk kelemahan yaitu peringkat 2 = lemah dan peringkat 1 = sangat lemah.

(45)

5. Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk organisasi.

Total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan yang terendah adalah 1.0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Jumlah nilai yang dibobot sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa kondisi organisasi yang sangat kuat secara internal. Sedangkan jumlah nilai sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa kondisi organisasi yang sangat lemah secara internal. Untuk lebih jelasnya, format Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Faktor-Faktor Strategi Internal

Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Peringkat

Nilai yang

Sunber : David 2004

4.4.3 Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Matriks EFE merupakan strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan eksternal yang dapat dikelompokkan ke dalam lingkungan ekonomi, ekologi, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan pesaing.

Menurut David (2004), tahapan kerja matriks EFE adalah sebagai berikut : 1. Menuliskan faktor-faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses

evaluasi eksternal.

(46)

dengan mengisi tabel pembobotan dengan metode Paired Comparison Scale. Jumlah dari pembobotan ini tidak boleh melebihi skor total 1,00.

Bentuk penilaian pembobotan faktor strategis eksternal organisasi/koperasi dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Organisasi

Faktor Strategi

Sumber : Kinnear dan Taylor 1996 Keterangan :

A : Potensi perikanan Pangandaran yang melimpah B : Diberlakukannya sistem OTDA

C : Pengalakan kredit UKM oleh pemerintah

D : Adanya pinjaman modal dari bank pemerintah maupun bank swasta E : Adanya kebijakan untuk pelatihan karyawan

F : Persaingan usaha di daerah sekitar TPI G : Adanya arus globalisasi

H : Birokrasi pinjaman modal diperoleh tidak mudah

I : Keadaan perekonomian khususnya anggota koperasi semakin sulit J : Adanya pengaruh faktor alam yaitu iklim dan cuaca

3. Memberikan nilai peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor. Skala nilai peringkat yang digunakan untuk peluang dan ancaman eksternal yaitu : peringkat 1 = respon rendah (kurang), peringkat 2 = respon sedang (respon sama dengan rata-rata), peringkat 3 = respon tinggi (respon di atas rata-rata) dan peringkat 4 = respon sangat tinggi (respon superior).

2. Mengalikan setiap bobot pada faktor dengan peringkat untuk menentukan skor atau nilai yang dibobot untuk setiap variabel.

3. Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk organisasi.

(47)

yang dibobot sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa suatu organisasi memberi respon dengan cara yang sangat tinggi pada keadaan lingkungan eksternal. Sedangkan jumlah nilai sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa suatu organisasi memberi respon dengan cara yang rendah pada keadaan lingkungan eksternal. Untuk lebih jelasnya, format Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Faktor-Faktor Srategi Eksternal

Faktor-faktor

Strategi

Eksternal

Bobot Peringkat Nilai yang dibobot

Peluang

1

2

3

4

5

Ancaman

1

2

3

4

Total 1

Sumber : David 2004

4.4.4 Matriks IE

Tujuan penggunaan matriks IE adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Pada sumbu X matriks IE merupakan

(48)

Kekuatan Internal Bisnis

(49)

Variabel lingkungan eksternal akan dijadikan rujukan dalam penentuan peluang dan ancaman yang dihadapi KUD Minasaari.

Setelah menganalisis dengan matriks IFE dan EFE, kemudian dilanjutkan berbagai kombinasi dengan menggunakan matriks SWOT. Menurut David (2004), analisis SWOT merupakan alat pencocokan yang penting yang dapat membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi : strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Matriks SWOT Sumber : Rangkuti, 2000

Strategi SO menggunakan kekuatan internal koperasi untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki

(50)

4.4.6 Definisi dan Batasan Operasional

1. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam koperasi yang secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha.

2. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar koperasi yang secara tidak langsung mempengaruhi kegiatan usaha.

3. Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh koperasi.

4. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif usaha.

5. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan koperasi.

6. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan koperasi.

7. Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana koperasi akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditentukan sebelumnya.

(51)

BAB

V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah potensial untuk kegiatan pembangunan perikanan di Jawa Barat. Kabupaten Ciamis memiliki 36

Kecamatan, 7 Kelurahan, dan 355 Desa dengan luas wilayah secara keseluruhan mencapai 244.479 ha ( Biro Pusat Statistik Kabupaten Ciamis 2005). Kabupaten Ciamis berada pada koordinat 108020’ sampai dengan 108 40’ BT dan 7 20’ sampai 7 40’ LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Ciamis di sebelah Utara adalah Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, sebelah Barat

Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya, sebelah Timur dengan Provinsi Jawa Tengah dan Kota Banjar, dan sebelah Selatan dibatasi oleh Samudera Hindia.

0 0

0

Kecamatan Pangandaran merupakan salah satu kecamatan di bagian Selatan Kabupaten Ciamis dengan kondisi alamnya merupakan daerah pantai. Secara administratif Kecamatan Pangandaran berbatasan dengan Kecamatan Banjarsari di sebelah Utara, Kecamatan Parigi di sebelah Barat, Kecamatan Kalipucang di sebelah Timur, dan Samudera Hindia di sebelah Selatan.

Kecamatan Pangandaran memiliki luas daerah atau wilayah sekitar 7.442,706 ha dengan bentuk wilayah datar sampai berombak 10%, berombak sampai bukit 40% dan berbukit sampai bergunung 50%. Keadaan permukaan tanah di Kecamatan Pangandaran tidak sama, tanah terluas adalah tanah sawah seluas 880.635ha, selain itu terdiri atas tanah kering, tanah basah, tanah hutan dan tanah perkebunan. Iklim di Kecamatan Pangandaran bervariasi dengan suhu maksimum 39 C dan suhu minimum 19 C, sedang curah hujan rata-rata di Kecamatan Pangandaran sebesar 219mm pertahun dengan jumlah hujan yang terbanyak adalah 19 hari. Pangandaran merupakan kawasan pantai yang sebagian aktivitas ekonominya bersumber dari potensi perikanan di kawasan tersebut.

0 0

(52)

Tabel 6. Data Penduduk Kecamatan Pangandaran Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2005

No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Buruh Tani 1.534 4,75

Sumber : Profil Kecamatan Pangandaran 2005

Berdasarkan data pada Tabel 6, mayoritas mata pencaharian penduduk Kecamatan Pangandaran yaitu sebagai nelayan dengan jumlah penduduk sebesar 11871 orang dan persentase sebesar 36,78%. Mata pencaharian dalam usaha tani menempati urutan kedua yaitu sebesar 11.688 orang dan jasa perdagangan pada urutan ketiga dengan jumlah penduduk sebesar 4.457 orang. Tani dan jasa perdagangan ini merupakan alternatif pekerjaan dari penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan pada musim paceklik. Mata pencaharian paling rendah di Kecamatan Pangandaran yaitu sebagai polisi dengan jumlah 45 orang.

Mayoritas penduduk di Kecamatan Pangandaran menurut pendidikannya adalah penduduk yang belum sekolah yaitu sebesar 18.094 orang. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 7.

Tabel 7. Data Penduduk Kecamatan Pangandaran Berdasarkan Pendidikan Tahun 2005

No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Perguruan tinggi 403 1,24

2 SLTA/Sederajat 6..378 19,67

3 SLTP/ Sederajat 2.038 2,29

4 SD 12 0,04

5 Tidak Tamat 5.495 16,95

6 Belum Sekolah 18.094 55,81

(53)

Sumber : Profil Kecamatan Pangandaran 2005

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan pendidikan paling rendah di Kecamatan Pangandaran adalah pendidikan SD dengan jumlah 12 orang.

5.2 Keadaan Umum KUD Minasari

KUD Minasari merupakan satu-satunya KUD Mina yang berada di

Kecamatan Pangandaran. Wilayah kerjanya meliputi 6 desa yang keseluruhannya berada di wilayah Kecamatan Pangandaran. Keenam desa tersebut adalah (1) Desa Pangandaran, (2) Desa Pananjung, (3) Desa Babakan, (4) Desa Wonoharjo, (5) Desa Cikembulan dan (6) Desa Sukaresik.

Dalam menjalankan kegiatannya KUD Minasari mempunyai landasan hukum yaitu (1) Undang-Undang No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, (2) INPRES No.4 tahun 1984 tentang Pembinaan dan Pengembangan KUD, (3) PERDA No.10 tahun 1998 tentang Pelelangan Ikan, (4) PERDA No. 5 tahun 2005 tentang TPI, (5) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KUD dan (6) Peraturan Khusus KUD Minasari.

(54)

5.2.1 Sejarah Singkat

Cikal bakal KUD Minasari merupakan Koperasi Perikanan Laut (KPL) yang beranggotakan nelayan dan berdiri pada tanggal 2 Januari 1962 dengan nama KPL Minasari. Tujuan didirikannya KPL Minasari adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang ada di Daerah Pangandaran, terutama masyarakat yang bertempat tinggai di sekitar pantai yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan. Karena pada waktu itu nelayan di daerah Pangandaran merasa mempunyai beberapa kesulitan diantaranya dalam memasarkan ikan hasil tangkapan dan dalam memenuhi kebutuhan alat-alat penangkapan. Dengan didirikannya KPL Minasari, kesulitan-kesulitan yang dialami dapat diatasi secara bertahap. Seiring dengan hal itu, KPL Minasari mulai berkembang dengan pesat dan anggotanya tiap tahun semakin bertambah.

Pada saat itu daerah kerja KPL hanya di sepanjang pantai Pangandaran saja. Setelah diadakan pengembangan usaha KPL menjadi sebuah KUD dengan nama KUD Nelayan Minasari pada 10 Agustus 1977 dengan Badan Hukum No.2074.A/BH/DK-10/24, daerah kerja KUD nelayan menjadi dua Kewadanan yaitu (1) Kewadanan Pangandaran dan (2) Kewadanan Cijulang.

KUD nelayan kemudian menjadi KUD Mina “Minasari” pada tanggal 23 Mei 1996 dengan Badan Hukum No. 2074/BH/PAD/KDK-10-16/XI/2000 dengan wilayah kerja yang sama dengan nama KUD Minasari.

(55)

5.2.2 Keanggotaan

Anggota Koperasi Unit Desa “Minasari” terdiri dari anggota penuh, calon anggota dan langganan.

1 Anggota penuh, yaitu anggota yang telah membayar simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan manasuka, dan telah memenuhi persyaratan atau ketentuan yang telah dibuat.

2 Calon anggota, yaitu anggota yang baru memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan oleh KUD Minasari.

3 Langganan, yaitu anggota masyarakat yang tidak mempunyai kewajiban dan hak atas KUD, namun mereka memperoleh pelayanan dan dapat

memanfaatkan jasa-jasa yang diberikan oleh KUD Minasari Pangandaran.

Berdasarkan Keputusan Rapat Anggota Tahunan (RAT) KUD Minasari, persyaratan menjadi anggota adalah :

1. WNI dan telah dewasa serta mampu bertindak secara hukum, artinya sudah mampu berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. 2. Berdomisili di wilayah kerja KUD Minasari Pangandaran 3. Memenuhi kewajiban keanggotaanyang terdiri dari :

1 Menyetor simpanan pokok yang besarnya Rp 25.000,00 yang dibayarkan pada saat mendaftarkan diri menjadi anggota

2 Menyetor simpanan wajib yang besarnya 1% dari hasil penjualan ikan di TPI

3 Menyetor simpanan manasuka yang besarnya 2% dari hasil penjualan ikan di TPI. Simpanan ini dapat di ambil sewaktu-waktu oleh anggota yang menyimpannya.

4 Menyetor simpanan-simpanan lain yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Rapat Anggota.

(56)

Daerah (KOMDA) dan juru simpan serta disahkan oleh pengurus KUD

‘Minasari’. Waktu pengangkatan 1 tahun sekali tepatnya pada bulan November. Bagi anggota yang meninggal dunia, keanggotaannya dapat dilimpahkan kepada ahli warisnya dan diberi kemudahan dalam pelimpahan tersebut, yaitu tanpa melihat ahli waris tersebut memenuhi syarat keanggotaan atau tidak.

Permohonan keanggotaan tetap diajukan dan dimintakan pengesahannya oleh RAT menjadi anggota baru yang memiliki hak penuh sebagai anggota.

Tabel 8. Perkembangan Jumlah Anggota KUD Minasari Tahun 2001-2005

Tahun Jumlah Anggota (Orang)) Perubahan (%)

2001 761 -

2002 766 0,66

2003 764 -0,26

2004 777 1,70

2005 727 -6,43

Sumber : KUD Minasari, 2005

Dari Tabel 8 dapat dilihat pada tahun 2005 jumlah anggota KUD Minasari mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan jumlah anggota ini

dikarenakan banyak anggota yang keluar karena beralih profesi menjadi pedagang klontong dan tukang becak, meninggal dunia, dikeluarkan karena tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai anggota koperasi. Adanya penurunan jumlah anggota ini tidak mempengaruhi perkembangan usaha KUD.

KUD Minasari memberikan jaminan perlindungan keanggotaan berupa pengelolaan dana sosial kecelakaan laut, pengelolaan dana kematian, pengelolaan dana paceklik dan Asuransi Bumi Putera.

5.2.3 Organisasi

Struktur organisasi merupakan diagram yang menggambarkan jabatan-jabatan manajemen suatu organisasi serta hubungannya dengan jabatan-jabatan-jabatan-jabatan tersebut. Setiap jabatan memiliki tugas, wewenang dan batasan yang jelas. Agar suatu organisasi dapat terwujud maka perlu adanya batasan antara hubungan timbal balik dan pengaruh jabatan yang satu dan yang lainnya.

(57)

koperasi yang telah ditetapkan, sehingga tersusun pembagian pekerjaan dari unsur-unsur atau fungsi-fungsi yang ada menurut suatu sistem yang cocok dengan maksud dan tujuan organisasi, hubungan kerja antara fungsi-fungsi tersebut, kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing fungsi yang semuanya harus terlibat dan dilaksanakan secara konsekuen didalam pelaksaannya sehari-hari.

Susunan organisasi KUD Minasari terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas, Manajer dan karyawan. Secara umum struktur organisasi KUD Minasari disusun seperti terlihat pada Lampiran 2.

Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Dalam Rapat Anggota ditetapkan berbagai peraturan dan kebijakan yang berlaku serta pemilihan pengurus dan badan pemeriksa. Rapat anggota diadakan 1 kali dalam 1 tahun.

Pengurus dipilih oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota dengan masa jabatan tiga tahun dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya. Pengurus bekerja sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Anggota. Susunan pengurus terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris dan bendahara.

Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota dengan masa jabatan selama satu tahun dan dapat dipilih untuk periode berikutnya. Jabatan pengawas ini tidak boleh dirangkap dengan pengurus. Tugas pengawas adalah melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi sekurang-kurangnya 3(tiga) bulan sekali dan membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan dan disampaikan pada pengurus dalam Rapat Anggota pengawas berjumlah 3 orang terdiri dari satu ketua dan dua anggota.

(58)

5.2.4 Permodalan

Permodalan merupakan kekuatan hidup koperasi yang sangat menentukan, karena tanpa modal usaha tidak akan berjalan. Undang-Undang No.25 tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian menyebutkan bahwa modal koperasi terdiri dan dihimpun dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan serta sumber lainnya. Sumber pemupukan modal KUD Minasari Pangandaran dikelompokkan menjadi modal sendiri, modal sementara, dan modal dari luar.

Modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan dan simpanan-simpanan lain. Modal sendiri merupakan modal yang disetor langsung oleh anggota.

Tabel 9. Perkembangan Modal Sendiri KUD MinasariTahun 2001-2005

Tahun Modal Sendiri (Rp) Jumlah (Rp)

Perubahan (%)

Pokok Wajib Donasi Cadangan

2001 19.025.000 569.562.605 4.500.000 140.451.819,67 733.539.425 -

2002 19.150.000 637.890.073 4.500.000 150.460.960,17 812.001.033 9,66

2003 19.100.000 726.791.844 4.500.000 154.442.811,69 904.834.656 10,26

2004 19.425.000 776.893.754 4.500.000 134.704.541,77 935.523.296 3,28

2005 18.175.000 784.748.967 4.500.000 137.361.955,76 944.785.923 0,98

Sumber : KUD Minasari, 2005

Berdasarkan Tabel 9, setiap tahun permodalan sendiri KUD Minasari megalami kenaikan selama tahun 2001-2005. Pada tahun 2005 jumlah modal KUD Minasari mengalami kenaikan menjadi Rp 944.785.923 dengan persentase sebesar 0,98%. Sumber modal sendiri yang mengalami peningkatan tertinggi adalah simpanan wajib dengan rata-rata 5% pertahun.

(59)

berdasarkan Instruksi Gubernur Provinsi Jawa Barat No.518/8036 tanggal 15 September 1986 (Laporan Tahunan KUD Minasari Pangandaran 2005). Selain modal yang sudah ada, KUD Minasari juga memperoleh bantuan dana dari Bank Bukopin sebesar Rp150.000.000 guna pengembangan usaha dan sisanya

digunakan untuk memenuhi permintaan anggota dalam memperoleh kredit pinjaman uang dari koperasi.

5.2.5 Unit Usaha KUD

Unit usaha KUD Minasari terdiri dari unit usaha ekonomi dan unit usaha Sosial. Unit usaha ekonomi bertujuan untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan skala usaha KUD Minasari. Selain itu juga berkaitan dengan upaya KUD untuk memberikan kemudahan bagi anggota dan masyarakat sekitar melalui pelayanan terhadap kebutuhannya. Usaha ini meliputi usaha

perdagangan dan jasa. Usaha perdagangan meliputi penjualan alat-alat

penangkapan, dan jasa meliputi Pelayanan Pelelangan Ikan, tempat pembayaran listrik, wartel, penyewaan traktor, jasa angkutan, Gedung Mina Graha.

Usaha dalam bidang sosial meliputi bantuan pendidikan, kecelakaan dilaut, kematian, keamanan, syukuran nelayan, dan lain-lain. Usaha dibidang sosial ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

5.2.5.1 Unit Usaha Ekonomi

Unit usaha ekonomi KUD Minasari terdiri atas, unit Usaha Simpan Pinjam (USP), unit usaha Tempat pelelangan ikan (TPI), unit usaha niaga barang, Mina Graha, angkutan, dan unit usaha pelayanan jasa. Untuk unit usaha Mina Graha dan angkutan tidak berjalan karena gedung MinaGraha saat ini hanya digunakan sebagai tempat pertemuan dan RAT, sedangkan untuk angkutan kendaraan rusak atau tidak dapat digunakan.

(1) Unit Usaha Simpan Pinjam (USP)

(60)

sukarela.

Untuk memberikan pinjaman pada anggota KUD Minasari tidak memiliki Prosedur yang berbelit. Anggota cukup melengkapi persyaratan antara lain :

1 Menjadi anggota KUD

2 Menyerahkan fotocopy identitas 3 Menyerahkan pasphoto

4 Besar pinjaman maksimum 2X simpanan

5 Besarnya tingkat suku bunga bagi anggota 2% dan 3% per bulan bagi non anggota.

Selain anggota, masyarakat yang tidak menjadi anggota juga dapat mengajukan pinjaman dengan memberikan jaminan. Jumlah nasabah yang meminjam pada koperasi cukup banyak. Perkembangan keuangan unit usaha simpan pinjam KUD Minasari tahun 2001-2005 dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Perkembangan Keuangan Unit Usaha Simpan Pinjam KUD Minasari Tahun 2001-2005 (Dalam Rupiah)

Tahun

Sumber : KUD Minasari 2005

Pada tabel 10 dapat dilihat simpanan wajib mengalami kenaikan tiap tahunnya, sedangkan untuk simpanan-simpanan lainnya mengalami penurunan. Rata-rata perkembangan piutang uang di KUD Minasari selama tahun 2001-2005 mengalami kenaikan sebesar 3,22%, sedang SHU simpan pinjam mengalami penurunan sebesar 29,73%.

(61)

(2) Tempat Pelelangan Ikan

Dalam menjalankan usahanya KUD Minasari Pangandaran melakukan kerjasama dibidang organisasi dan dibidang usaha. Salah satu kerjasama

dibidang organisasi adalah kerjasama dengan pemerintah baik melalui dinas atau instansi terkait ataupun unsur pembina dalam mengembangkan koperasi dan profesi anggota. Usaha kerjasama yang dijalin KUD Minasari dengan

pemerintah diantaranya adalah Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Pelelangan ikan merupakan proses penjualan ikan dihadapan umum dengan penawaran bebas dan meningkat.

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) mempunyai fungsi berikut :

a. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat proses penjualan ikan di hadapan umum dengan cara penawaran terbuka dan meningkat. b. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat para penjual dan

pembeli ikan untuk melakukan melakukan transaksi jual beli melalui pelelangan ikan.

Fasilitas yang dimiliki TPI Pangandaran cukup lengkap untuk melakukan kegiatan pelelangan ikan. TPI Pangandaran memiliki timbangan dan keranjang serta fasilitas lainnya yang dapat menunjang kegiatan pelelangan ikan. Luas lahan TPI Pangandaran adalah 22mx30m, dengan luas bangunan sekitar 12m x19m. Bangunan TPI ini terdiri dari lantai lelang sekitar 8mx10m, kantor 2mx10m, KM/WC 2,5mx5m, bak cucian 0,6mx2m dan depot es 3mx4m.

Tabel 11. Volume Produksi di TPI Pangandaran Tahun 2001-2005

Volume Produksi

(Kg)

2001 1.214.761,00 9.562.527.584 -

2002 1.139.129,00 9.450.154.274 -6,23

2003 1.213.936,50 10.778.134.540 6,57

2004 872.633,04 8.616.573.526 -28,11

2005 576.551,00 5.158.843.330 -33,93

Sumber : KUD Minasari, 2005

(62)

produksi sebesar 576.551,00 dengan jumlah raman Rp 5.158.843.330. Raman adalah nilai dalam rupiah, yaitu hasil perkalian antara jumlah ikan yang dijual dengan harga penjualan. Naik turunnya jumlah produksi TPI Pangandaran dipengaruhi oleh musim (alam).

(3) Unit Usaha Niaga Barang

Unit usaha perdagangan yang dilakukan KUD Minasari mengalami

fluktuasi selama lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena kurangnya modal dan faktor alam. Unit usaha niaga barang merupakan unit usaha dalam bentuk toko. Unit usaha ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan nelayan yang ada di Kecamatan Pangandaran untuk keperluan melautnya. Niaga barang ini menyediakan perlengkapan melaut bagi nelayan yang terbagi kedalam lima bagian barang yaitu BAP (Bahan dan Alat Perikanan), suku cadang mesin, bahan konstruksi kapal, BBM (Bahan Bakar Minyak) dan kelontong.

Barang-barang yang termasuk Bahan dan Alat Perikanan (BAP) yaitu : tali senar, macam-macam jaring, pelampung, tambang dan lain-lain. Suku cadang mesin seperti : paking, klep, platina, karbulator, busi, stang, kipas. Konstruksi kapal seperti : resin, baut, dempul, cat, paku kapal, dan lain-lain. BBM seperti : bensin, solar, minyak tanah, oli; dan kelontong seperti : lakban, jas hujan, bohlam, box ikan, lampu, kompas dan lain-lain.

Persediaan Sarana Penangkapan Ikan atau Unit Usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari melakukan pembelian barang-barang yang akan dijual berasal dari Cilacap yaitu Toko Angsa Laut dan Jakarta PT. Inti Marina. Untuk BBM seperti bensin dan solar dibeli atau melakukan kerjasama dengan Pom Bensin (SPBU) Kidang Pananjung. Harga yang diberikan pihak SPBU

merupakan harga dasar dari Pertamina, sehingga niaga barang KUD mendapatkan harga dibawah harga yang ditetapkan Pertamina untuk konsumen.

Pemesanan barang ke Cilacap dilakukan lewat telepon oleh bagian pembukuan atau manajer unit. Pemesanan barang tergantung stok atau

Gambar

Gambar 1.
Tabel 1.   Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Organisasi
Tabel 2.   Faktor-Faktor Strategi Internal
Tabel 4.   Faktor-Faktor Srategi Eksternal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan investasi dilihat dari segi finansial pada usaha budidaya ikan koi di Kecamatan Nglegok

K a w e n Ctami memiliki potemi yang besar dalam sektor perilcanan darat dan hut Desa Pangadwan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Pangandamn yang memiliki

[r]

Untuk mengetahui faktor-faktor penentu peningkatan kualitas pelayanan KUD di lokasi penelitian dilakukan pengujian hipotesis yakni: Hipotesis pertama; peningkatan kinerja

Manajemen usaha KUD Berkat kurang berjalan baik karena pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya profesional, baik itu dalam kelola usahanya dari

Manajemen usaha KUD Berkat kurang berjalan baik karena pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya profesional, baik itu dalam kelola usahanya dari

Tujuan dari penelitian ini, antara lain mengidentifikasi tingkat keberdayaan pengolah ikan yang berorientasi pasar di kecamatan Mamuju dilihat dari aspek

Pengelolaan pendidikan di Kabupaten Pangandaran adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran,