• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Kud Di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pengembangan Kud Di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN KUD DI KABUPATEN

DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh :

DEDE PRASETYA

090304138

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN KUD DI KABUPATEN

DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh :

DEDE PRASETYA 090304138 AGRIBISNIS

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Iskandarini, MM, Ph.D) (Dr. Ir. Salmiah, MS) NIP : 196405051994032002 NIP : 195702171986032001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

DEDEPRASETYA (090304138/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi STRATEGI PENGEMBANGAN KUD DI KABUPATEN DELI SERDANG Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Iskandarini, MM, Ph.D dan Dr. Ir. Salmiah, MS.

Latar belakang penelitian ini adalah terjadi penurunan jumlahkoperasi khususnya koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang.Adapun jumlah penurunan koperasi unit desa cukup signifikan yaitu dari 32 unit menjadi 8 unit. Setelah dilakukan penelitian dari 8 unit koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang,koperasi unit desa yang masih aktif hanya tinggal 3 unit.Untuk itu perlu disusun sebuah strategi pengembangan koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk menganalisis faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang, 2) Untuk menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang, 3) Menentukan strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ialah KUD yang memiliki badan hukum, struktur organisasi yang sesuai dengan koperasi, kepengurusan yang bersifat demokratis (terbuka dan transparan),banyaknya unit usaha yang dikelola koperasi, kepengurusan sesuai keahlian dan bidangnya, kurangnya sumber modal bagi koperasi, pengelolaan/manajemen usaha yang masih lemah, pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk pengembangan KUD, kurangnya penguasaan dalam penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota, pengelola sulit menentukan bisnis inti.Dan Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ialah Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan pemerintah, UU no 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi, adanya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi, adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi, adanya persaingan usaha yang semakin ketat, peranan IPTEK yang meningkat, terbatasnya penyediaan teknologi secara nasional, adanya anggapan yang masih negatif dari masyarakat terhadap koperasi, menurunnya daya beli masyarakat. Serta strategi pemasaran yang cocok untuk pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang adalahstrategi ST (Strenght-Threats). Strateginya adalah Pengoptimalan penggunaan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan dan menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menghindari dan mengimbangi persaingan usaha, pemanfaatan penyuluh pertanian guna mensosialisasikan koperasi, melakukan diversifikasi produk hasil koperasi ataupun diversifikasi usaha, peningkatan pengetahuan tentang pasar guna penguasaan pangsa pasar yang luas, peningkatan keahlian SDM dalam pengusaan teknologi dan penerapannya, mengedepankan prinsip kepengurusan yang bersifat demokratis (terbuka dan transparan) guna menepis anggapan negatif dari masyarakat.

(4)

RIWAYAT HIDUP

DEDE PRASETYA lahir di Kota Medan pada tanggal 08 Juni 1991 anak dari

Bapak Drs.Zulkifli Batubara dan Ibu Sri Wardani. Penulis merupakan anak kedua

dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut: pada

tahun 1997 masuk Sekolah Dasar Swasta Kemala Bhayangkari 1 Medan, tamat

tahun 2003. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Pertama Swasta Harapan 3

Deli serdang, tamat tahun 2006. Tahun 2006 masuk sekolah Menengah Atas

Negeri 2 medan, tamat tahun 2009.

Tahun 2009 diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara Medan melalui jalur Reguler Mandiri. Selama masa perkuliahan

penulis aktif mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan, antara lain Ikatan

Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) sebagai anggota dari seksi

pengabdian masyarakat dan Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial

Ekonomi Pertanian (FSMM-SEP).

Pada bulan September 2013 penulis melaksanakan penelitian skripsi di Kabupaten

Deli Serdang yaitu di Kecamatan Pancur Batu, Kecamatan Bangun Purba, dan

Kecamatan Gunung Meriah. Kemudian pada bulan Juli – Agustus 2013 penulis

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Binjai, Kecamatan Tebing

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah :“STRATEGI PENGEMBANGAN KUD di

KABUPATEN DELI SERDANG.Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Pada kesempatan ini pertama-tama penulis mengucapkan terimakasih kepada

kedua orangtua penulis yaitu Ayahanda Drs. Zulkifli Batubara dan Ibunda Sri

Wardani yang telah memberikan seluruh cinta dan kasih sayang,motivasi, dan

dukungan secara materi maupun doa kepada penulis.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan arahan berbagai pihak.

Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Iskandarini, M.M, Ph. D selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk mengajar, dan membimbing serta memberi

masukan dan semangat yang sangat berharga dalam penyusunan skripsiini.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS, selaku Anggota Komisi Pembimbing dan Ketua

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,memotivasi serta

(6)

3. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh Dosen, Staff dan Pegawai di Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian USU.

5. Keluarga besar Djenar dan Keluarga besar Batubara terima kasih atas

dukungan selama ini. Khususnya Kakanda Ika Prihatini Batubara, SS dan

Abangda Rizki Adinata Harahap, SE,MM.

6. Sahabat-sahabat mahasiswa stambuk 2009 Program Studi Agribisnis

khususnya Amel, Rian(bebe), Qiqiqiera, Ahmad Fauzi, Fika, Dicky, Zainul,

Tasnim, Ruby, Bayu, Angga,Debbie,Fauzi serta kelompok PKL Desa Binjai,

Desa Laut Tador dan Desa Paya Bagas atas kebersamaan dan canda tawa

kalian yang membuat penulis menjadi lebih semangat. Semoga apa yang kita

cita-citakan dapat terwujud dan semoga Allah SWT selalu melindungi kita

semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu diharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

RIWAYAT HIDUP ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Pengertian Koperasi ... 10

2.2 Landasan Teori ... 12

2.3 Kerangka Pemikiran ... 23

2.4 Hipotesis Penelitian ...26

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 27

3.2 Metode Pengumpulan Sampel ... 27

3.3 Metode Pengumpulan Data... 27

3.4Metode Analisa Data ... 27

3.5Definisi dan Batasan Operasional ... 29

(8)

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Pengembangan KUD di

Kabupaten Deli Serdang ... 34

5.1.1 Kekuatan Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang .... 34

5.1.2Kelemahan Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang .. 35

5.2 Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ... 36

5.2.1 Peluang Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ... 36

5.2.2Ancaman Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ... 37

5.3 Strategi Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang ... 38

BAB VI TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6.1 Kesimpulan ... 57

6.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

1 Jumlah KUD Menurut Kabupaten/Kota Se-Sumut

Tahun 2012 6

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal

1 Matriks SWOT 21

2 Analisis SWOT 22

3 Skema Kerangka Pemikiran 25

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan

(12)

ABSTRAK

DEDEPRASETYA (090304138/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi STRATEGI PENGEMBANGAN KUD DI KABUPATEN DELI SERDANG Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Iskandarini, MM, Ph.D dan Dr. Ir. Salmiah, MS.

Latar belakang penelitian ini adalah terjadi penurunan jumlahkoperasi khususnya koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang.Adapun jumlah penurunan koperasi unit desa cukup signifikan yaitu dari 32 unit menjadi 8 unit. Setelah dilakukan penelitian dari 8 unit koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang,koperasi unit desa yang masih aktif hanya tinggal 3 unit.Untuk itu perlu disusun sebuah strategi pengembangan koperasi unit desa di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk menganalisis faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang, 2) Untuk menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang, 3) Menentukan strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan adalah untuk kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup

manusia. Lebih jauh lagi hakekat pembangunan adalah memanusiakan manusia

agar matang dalam kedewasaan, dinamis, dan sanggup mengatasi segala

tantangan lingkungan. Dalam hal ini maka hakekat pembangunan pertanian adalah

meningkatkan taraf hidup petani.

Pembangunan sering kali diartikan sebagai pertumbuhan dan perubahan.

Pembangunan yang berhasil dapat diartikan kalau pertumbuhan sektor pertanian

yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat petani dari yang kurang

baik menjadi lebih baik (Soekartawi,1995).

Masyarakat Indonesia yang lemah ekonominya sebaiknya bekerja sama untuk

meningkatkan kemampuan ekonominya. Salah satunya adalah dengan bergabung

ke sebuah organisasi yaitu koperasi, yang dapat memperkuat kedudukan ekonomi.

Koperasi merupakan pilihan yang tepat bagi masyarakat yang perekonomiannya

menengah kebawah. Koperasi berusaha mempersatukan orang untuk berjuang

bersama-sama. Koperasi bertujuan meningkatkan pemenuhan kebutuhan ekonomi

mereka, melalui usaha bersama yang bersifat lugas dan berkesinambungan dengan

(14)

Sejarah perkembangan koperasi tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan

perkembangan sosialisme yang merupakan antitesis dan kapitalisme yang

berkembang di Eropa. Kinerja kapitalisme yang memburuk berupa terjadinya

depresi ekonom (kelangkaan barang, pengangguran yang meluas berkepanjangan)

mendorong munculnya dari orang- orang yang tertindas dan terpinggirkan seperti

gerakan kaum buruh dan ide tentang koperasi (Hudiyanto,2002).

Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang

ekonomi dengan menempuh jalan yang mantap dan tepat. Tujuan koperasi adalah

membebaskan para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya

diderita oleh mereka. Orang – orang mengatakan bahwa koperasi merupakan KIN

DER DER NOT yang maksudnya “anak yang lahir dari kesengsaraan”. Hal ini

mengandung arti bahwa dalam suatu masyarakat dimana para anggotanya

berkeadaan ekonomi lemah, maka koperasi mempunyai peranan yang penting

untuk mengatasi, menanggulangi kesulitan-kesulitan ekonominya. Beberapa

kenyataan yang terkait dengan pendapat diatas dapat dikemukakan antara lain

(Kartasapoetra, 2001) :

a. Pada pertengahan abad ke- 19 di Jerman dibentuk koperasi Simpan Pinjam

(kredit) bertujuan untuk memperbaiki tingkat kehidupan petani dan buruh.

b. Dalam perkiraan waktu yang sama, di Inggris (Rochdale) dibentuk

koperasi konsumsi (Charles Horwart) bertujuan untuk memperbaiki

tingkat hidup para buruh yang bekerja di pabrik planel.

c. Dan selanjutnya berbagai bentuk koperasi lahir di Prancis, Belanda,

(15)

berekonomi lemah. Koperasi selanjutnya berkembang di beberapa negara

Asia dan bahkan Amerika. Perkembangan ini terjadi karena masyarakat di

Amerika tidak semuanya tergolong yang berekonomi kuat.

Menurut Siwijatmo (1992), dalam pasal 3 UU No. 12/1967, koperasi Indonesia

adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial ,beranggotakan orang –

orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata azas kekeluargaan. Yang

dimaksud dengan kekeluargaan yaitu dari anggota,ke anggota, dan untuk anggota.

Penjelasan dari pasal tersebut menyatakan bahwa “koperasi indonesia adalah

kumpulan orang – orang yang sebagai manusia sevara bersamaan, bekerja untuk

memajukan kepentingan- kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan

masyarakat”. Dari pengertian umum diatas, maka ciri- ciri seperti di bawah ini

seharusnya selalu nampak (Japanugerah, 2008) :

1. Bahwa koperasi Indonesia adalah Kumpulan orang- orang dan bukan

kumpulan modal. Pengaruh dan penggunaan modal dalam koperasi

Indonesia tidak boleh mengurangi makna dan tidak boleh mengaburkan

pengertian koperasi Indonesia berdasarkan perkumpulan orang- orang dan

bukan sebagi perkumpulan modal. Ini berarti bahwa koperasi Indonesia

harus benar- benar mengabdikan kepada perikemanusiaan dan bukan

kepada kebendaan.

2. Bahwa koperasi Indonesia bekerjasama, bergotong- royong berdasarkan

persamaan derajat, hak dan kewajiban yang berarti koperasi adalah dan

seharusnya merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Karena

(16)

diatur dan diurus sesuai dengan keinginan para anggota sendiri yang

berarti bahwa hak tertinggi dalam koperasi terletak pada Rapat Anggota.

3. Bahwa segala kegiatan koperasi Indonesia harus didasarkan atas

kesadaran para anggota. Dalam koperasi tidak boleh dilakukan paksaan,

ancaman, intimidasi, dan campur tangan dari pihak- pihak lain yang tidak

ada sangkut- pautnya dengan soal- soal intern koperasi.

4. Bahwa tujuan koperasi Indonesia harus benar- benar merupakan

kepentingan bersama dari para anggotanya dan disumbangkan para

anggota masing-masing. Ikut sertanya anggota sesuai dengan kecilnya

karya dan jasanya harus dicerminkan pula dalam hal ini pembagian

pendapatan dalam koperasi.

Secara kelembagaan struktur organisasi koperasi di Indonesia mirip dengan

organisasi pemerintah/lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari daerah

sampai ke pusat, atau dari koperasi primer sampai induk koperasi. Sebagai

contoh, koperasi unit desa (KUD) yang berbasis di pedesaan memiliki struktur

pusat koperasi unit desa (PUSKUD) di tingkat provinsi dan induk kopersi unit

desa (INKUD) di tingkat pusat. Struktur yang mirip struktur birokrasi ini

seringkali membawa semangat birokrasi, sehingga perannya dalam membantu

mengembangkan koperasi primernya menjadi kurang efektif. Tidak jarang

dijumpai peran lembaga sekundernya menyebabkan produk yang dihasilkan

primer menjadi tidak kompetitif karena keberadaan sekunder hanya menambah

(17)

Permasalahan utama yang dihadapi oleh koperasi adalah bahwa sebagian besar

masyarakat, khususnya masyarakat yang berpenghasialn rendah di pedesaan,

seperti buruh tani dan petani- petani kecil yang belum seluruhnya menjadi

anggota koperasi. Hal tersebut disebabkan karena belum berkembangnya

kesadaran dan kepercayaan mereka terhadap koperasi dalam rangka

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Hal ini dapat dipahami

karena berbagai kegiatan koperasi khususnya KUD, sampai saat ini masih belum

sepenuhnya mampu memberikan tingkat dan mutu pelayanan yang dapat

menjangkau kebutuhan seluruh kelompok masyarakat golongan ekonomi lemah

dalam skala ekonomi yang berdaya guna dan berhasil (Departemen Perdagangan

dan Koperasi RI, 1984).

Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 2/1978 tentang BUUD/KUD,

penjenisan koperasi di Indonesia mengalami perubahan lagi yaitu, Koperasi-

koperasi unit desa (KUD) yang aneka usaha. Itulah sebabnya banyak koperasi

pedesaan, seperti Koperta, yang beramalgasi menjadi KUD. Apabila dilihat dari

kegiatan usahanya, KUD adalah koperasi aneka usaha, baik dari segi fungsi

ekonomi yang dilakukan maupun dari komoditi yang diperdagangkan. Oleh

sebab itu KUD adalah aneka usaha dalam pengertian aneka fungsi dan aneka

komoditi atau dapat disebut koperasi serba usaha (all purpose cooperative)

(18)

Tabel 1. Jumlah Koperasi Unit Desa Menurut Kabupaten/Kota Se-Sumut

(19)

Berdasarkan tabel diatas perkembangan KUD di kabupaten Deli Serdang dari

tahun 2007-2011 adalah mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dari

32 unit menjadi 8 unit.Pada dasarnya koperasi yang ada di Kabupaten Deli

Serdang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu Koperasi Unit Desa

(KUD) dan Non Koperasi Unit Desa.

Dalam menjalankan kegiatannya KUD yang didirikan bisa mengambil beberapa

bentuk. KUD memang bisa mengambil beberapa bentuk, akan tetapi juga

mempunyai fungsi dan kegiatan yang harus dijalankan. Beberapa fungsi atau

kegiatan usaha koperasi yang harus dijalankan dalam KUD adalah sebagai

berikut (Hudiyanto, 2002) :

1. Sebagai penyedia kebutuhan usaha tani.

2. Koperasi sebagai pemasaran hasil pertanian.

3. Koperasi sebagai alat untuk memperlancar proses produksi dan

meningkatkan efisiensi usaha tani.

4. Koperasi sebagai penampung semua aktivitas pertanian.

Petani- petani dan ushawan kecil ini, baik yang memproduksi benda- benda

berwujud maupun yang memproduksi jasa dikenal dengan sebutan “yang

ekonomi lemah”. Pada masa lampau (sebelum berkembang koperasi) mereka

merupakan makanan yang empuk bagi usahawan yang ekonominya kuat atau

(20)

Banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat terutama tentang koperasi.

Permasalahan- permasalahan ini tentu saja dapat meenghambat pengembangan

koperasi. Selain itu, ada juga faktor- faktor internal dan eksternal yang dapat

menghambat pengembangan koperasi tersebut. Faktor- faktor internal dan

eksternal, serta strategi pengembangan koperasi itulah yang menjadi fokus dalam

penelitian ini.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apasajakah faktor internal dari KUD untuk pengembangan KUD di

daerah penelitian?

2. Apasajakah faktor eksternal dari KUD untuk pengembangan KUD di

daerah penelitian?

3. Bagaimanakah strategi pengembangan yang dilakukan untuk

pengembangan KUD di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi faktor- faktor internal dari KUD dalam

pengembangan KUD di daerah penelitian.

2. Untuk mengidentifikasi faktor- faktor eksternal dari KUD dalam

pengembangan KUD di daerah penelitian.

3. Untuk menentukan strategi pengembangan yang dapat dilakukan

(21)

1.4 Kegunaan Penelitiaan

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat untuk lebih

memperhatikan perkembangan KUD didaerah penelitian.

2. Sebagai bahan masukan bagi pengurus KUD untuk mengetahui

pengembangan KUD.

3. Sebagai bahan referansi atau sumber informasi bagi pihak- pihak yang

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi pada hakekatnya merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang

mempunyai satu kepentingan yaittu secara bersama-sama, bahu membahu penuh

kegotongroyongan untuk mencapai satu tujuan bersama yaitu meningkatkan taraf

hidup bersama anggotanya dan kalau mungkin hidup masyarakat dilingkungan

daerah kerjanya yang sama-sama ekonominya (relative) lemah

(Kartasapoetra,dkk, 2001).

Telah disebutkan, bahwa dalam upaya pengembangan koperasi, peranan

pemerintah tidak dapat dikesampingkan. Kalau peranan masyarakat adalah untuk

mengurus dan menjaga citra koperasi dimasyarakat awam, maka pemerintah juga

memiliki peran yang sama. Akan tetapi selain menjaga citra koperasi, pemerintah

juga berperan dalam membina dan mengarahkan serta memberikan bantuan dan

fasilitas yang diperlukan koperasi. Bantuan tersebut akan dipergunakan untuk

mewujudkan suatu koperasi yang benar-benar mandiri supaya dapat memberikan

point tersendiri dalam pembangunan nasional. Kebijakan dasar pengembangan

koperasi adalah pada tahap awal peranan pemerintah cukup besar dalam hal

(23)

koperasi. Sedangkan pada tahap terakhir, koperasi diharapkan mampu

berswadaya diatas kekuatannya sendiri (Anoraga dan Ninik, 1998).

Untuk mewujudkan harapan diatas selain daripada rasa solidaritas, kebersamaan

atau kekeluargaan merupakan sifat utama masyarakat Indonesia, koperasi juga

menghendaki adanya rasa individualitas yang dapat diartikan sebagai kesadaran

akan harga diri sendiri serta bertumpu pada kemampuan pribadi dari anggota

koperasi (Widiyanti, 2002).

Menurut Siwijatmo (1992), kalau ditelaah aspek-aspek yang diperlukan agar

suatu organisasi dapat berperan dalam dunia usha maka dengan menggunakan

pendekatan sistem kita dapat menggolongkan 3 kelompok faktor yang

diperlukan:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menemukan dan

menaikkan input yang dibutuhkan untuk usaha.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan transformasi, merubah

input menjadi output.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan memasarkan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa pentingnya kemampuan mengadakan

pemanfaatan unsur-unsur lingkungan baik dalam hal input maupun output. Salah

satu yang penting dilihat dari sudut kemampuan menarik input adalah masalah

(24)

Perkumpulan koperasi itu sengaja didirikan oleh anggota untuk kesejahteraan

anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu melayani para anggota secara

khusus. Akan tetapi karena koperasi itu organisasi ekonomi yang berwatak sosial,

maka koperasipun harus memperhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya

(Widiyanti, dan Sinindhia, 1992).

2.2 Landasan Teori

- Meningkatkan Produksi, Mewujudkan Pendapatan Yang Adil dan Kemakmuran

Yang Merata

Menurut Kartasapoetra (1985), secara kenyataan bahwa rakyat Indonesia di

pelosok- pelosok tanah air dan yang tinggal di kota-kota, dari dahulu hingga

sekarang merupakan rakyat yang mampu berproduksi, tetapi secara kenyataan

pula hanya sebagian kecil sekali yang mampu mengembangkan produksinya,

sedangkan sebagian yang lainnya merupakan usahawan-usahawan perorangan

yang sulit mengembangkan usaha produsinya (home industry) dan tetap hidup

dibawah garis kemiskinan, hal ini dikarenakan :

• Modal yang mereka miliki sangat terbatas,

• Pengetahuan ekonomi mereka terbatas,

• Usaha hanya ditujukan untuk menanggulangi kesulitan hidup keluarga,

• Cara dan teknik pemasaran produksi yang menguntungkan belum

dikuasai dengan wajar,

• Kesadaran untuk menyatukan usaha sehingga merupakan suatu usaha

(25)

KUD sebagai Koperasi Serba Usaha yang mengelola bidang usaha tani

(agribisnis) dalam melaksanakan peran dan tugasnya memperlihatkan hasil-hasil

nyata sebagai berikut:

a. Mempersatukan Usaha Pertanian

b. Menimbulkan Kegairan Kerja

c. Melenyapkan Sistem Ijon dan Lintah Darat

d. Pembangunan Lingkungan

- Mempertinggi Taraf Hidup dan Tingkat Kecerdasan Rakyat

Menurut Setiady (1985), keberhasilan Koperasi mencapai tujuannya tergantung

dari aktivitas para anggotanya, apakah mampu bekerja sama, memiliki

kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis kebijaksanaan yang

telah ditetapkan Rapat Anggota. Sesungguhnya dalam peran dan tugas koperasi

untuk mempertinggi taraf hidup para anggotanya secara sekaligus terangkum

peranan dan tugas koperasi untuk mempertinggi kecerdasan para anggota

koperasi tersebut karena :

a. Meningkatnya kesejahteraan hidup para anggota, sangat berkaitan

dengan terwujudnya peningkatan pendapatan para anggotanya.

b. Terwujudnya peningkatan pendapatan para anggota, dikarenakan para

anggota dapat meningkatkan produksinya (baik kualitas maupun

kuantitas) yang melalui koperasi dipasarkan dengan harga yang layak,

yang memuaskan para anggotanya.

c. Peningkatan produksi hanya akan tercapai, selain karena adanya

(26)

mampu memberikan pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan tentang

pola kerja yang menguntungkan (efektif), jenis dan kualitas benda

yang harus diproduksi, cara dan teknik pengolahan, dan pengelolaan

yang berkaitan dengan itu.

d. Karena para anggota menginginkan terwujudnya peningkatan

produksi, dimana mereka dapat memperoleh peningkatan pendapatan

dan peningkatan taraf hidupnya maka segala pembinaan, pengarahan

dan penyuluhan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dalam

pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan terkandung pengetahuan

yang mudah diserap oleh mereka.

Koperasi aktif menyelenggarakan pendidikan, kursus-kursus, pembinaan,

pengarahan, dan penyuluhan-penyuluhan, mengharapkan agar para anggotanya

dapat ditingkatkan mutunya secara mental dan dapat mengerti perjuangan

ekonomi secara berkoperasi, juga agar para anggotanya dapat menyumbangkan

pikiran secara aktif bagi perkembangan Koperasi.

- Pengembangan Koperasi dengan Analisis SWOT

Menurut Kotler (1997), memberikan penjelasan tentang mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut: analisis internal merupakan

proses dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran, penelitian, dan

pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan,

serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan

mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan

memanfaatkanpeluang dengan cara yang paling efektif dapat menangani ancaman

(27)

Sedangkan faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan

dasar-dasar bagi manjer untuk mengantisipasi peluang dan merencanakan tanggapan

yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu manajer untuk

melindungi perusahaan terhadap ancaman atau mengembangkan strategi yang

tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan.

Masih menurut Kotler (1997), untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dapat

diuraikan sebagai berikut: disini seorang manajer akan berusaha mengidentifikasi

peluang dan ancaman apa saja yang sedang dan akan dialami. Kedua hal ini

merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan bisnis, sehingga

memang perlu untuk dicatat. Dengan demikian setiap pihak yang berkepentingan

akan terangsang untuk menyiapkan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu

diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan

kepada yang lebih penting dan mendesak.

Pengembangan koperasi dalam analisis SWOT menurut

Freddy Rangkuti (1997), sub- sub bagian dari analisis SWOT meliputi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman dengan berbagai indikator.

1. Kekuatan dengan indikator:

a. Telah memiliki badan hukum

b. Struktur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi

c. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela

d. Resiko kekurangan pelanggan cukup kecil

e. Biaya rendah

f. Kepengurusan yang demokratis

(28)

2. Kelemahan dengan indikator:

a. Lemahnya struktur pemodalan koperasi

b. Lemahnya dalam pengelolaan/ manajemen usaha

c. Kurangnya pengalaman usaha

d. Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai

e. Kurangnya pengetahuan bisnis para pengelola koperasi

f. Pengelola kurang inovatif

g. Kurang pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang yang dilakukan

h. Kurang dalam penguasaan teknologi

i. Sulit menetukan bisnis inti

j. Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya

(partisipasi anggota rendah)

3. Peluang dengan indikator:

a. Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah

b. Undang-undang No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi

primer kedalam koperasi sekunder

c. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan

masyarakat untuk lebih membangun koperasi

d. Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi

e. Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin

terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia

f. Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agribisnis, agroindustri

(29)

g. Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi

h. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi

i. Dukungan kebijakan dari pemerintah

j. Undang-undang No 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman

mendorong diversifikasi usaha koperasi

4. Ancaman dengan indikator:

a. Persaingan usaha yang semakin ketat

b. Peranan iptek yang semakin meningkat

c. Masih kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku

ekonomi lain dan antar koperasi

d. Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi

koperasi

e. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta

kurangnyakepedulian dan kepercayaan masyarakatterhadap kopersi

f. Pasar bebas

g. Kurang memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah

tertentu, misalnya lembaga kekuangan, produksi dan pemasaran

h. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program

pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah

i. Persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi

j. Lingkungan usaha yang tidak kondusif

k. Anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi

l. Tarif harga yang ditetapkan pemerintah

(30)

Berdasarkan instruksi Presiden No.4 Tahun 1973. BUUD (Badan Usaha Unit

Desa) yang padadasarnya dibentuk disetiap wilayah unit desa adalah

merupakansuatu lembaga ekonomi berbentuk koperasi yang pada tahap awal

pertumbuhannya dapat merupakan gabungan usaha bersama dari

koperasi-koperasi pertanian, koperasi-koperasi-koperasi-koperasi desa yang terdapat di dalam wilayah unit

desa tersebut. Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden N0.2 Tahun 1978

BUUD/KUD.Maka sejak itulah yang semula merupakan bentuk antara untuk

disebut menjadi KUD, dipisahkan dari struktur KUD. Pada tahap permulaannya

KUD hanya mencakup koperasi pertanian, koperasi desa dan koperasi serba usaha

di desa-desa, akan tetapi selanjutnya KUD mengembangkan usahanya

kebidang-bidang lain seperti kebidang-bidang kerajinan rakyat, perkebunan dan perkreditan dan

kegiatan lainnya (Hadhikusuma, 2005).

Keberadaan KUD di desa sangat penting dalam menepis berkembangnya sistem

yang tidak sehat dikalangan petani yang terdesak kebutuhan konsumtifnya.

Misalnya : pengijon dan rentenir yang sangat menyengsarakan petani. Untuk

itulah maka KUD memasukkan komponen pemberian kredit sebagai salah satu

bagian usahanya untuk mensejahterakan petani dan membebaskan petani

(Nugroho, 1995).

Sumber modal utama bagi pelaksanaan usaha koperasi yaitu berasal dari

simpanan-simpanan pokok, wajib dan sukarela. Jika usahanya berkembang dapat

bertambah dengan sisa hasil usaha yang disihkan untuk permodalan.

Perkembangan usaha memerlukan modal yang banyak. Modal tersebut sulit atau

(31)

dibenarkan untuk mengusahakan pinjaman-pinjaman dari pihak luar dengan

bunga yang rendah dan bank-bank pemerintah. Pembentukan modal dalam

koperasi dilakukan secara bertahap dan penuh dengan ketekunan serta loyalitas

para anggota dan para simpatisan koperasi, maka oleh karena itu penggunaannya

harus benar-benar terncana secara mantap dengan didasari disiplin rencana dan

disiplin anggaran, agar modal yang terkelola dengan baik sehingga dapat

berkembang (Kartasapoetra, 1990).

Koperasi Unit Desa adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan

merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat

pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Salah satu

kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan dengan berkoperasi yaitu memasarkan

hasil produk pertanian. Masyarakat pedesaan dapat dengan mudah memasarkan

produk pertaniannya tanpa perlu menjual ke tengkulak dengan harga murah

(Chaniago dan Ijod, 1994).

KUD dalam fungsinya sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian

memiliki fungsi :

a. Perkreditan

b. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi barang-barang keperluan

sehari-hari

c. Pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi

d. Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan(Sudarsono dan

(32)

Hambatan-hambatan bagi terlaksannya kegiatan KUD didaerah pedesaan yang

mungkin sulit untuk diatasi seperti (Kartasapoetra, 2001) :

a. Hambatan terhadap sikap dan pandangan hidup (sikap pasif,

familisentris, sikap nrimo, sikap acuh tak acuh, orientasi pada

masa lampau).

b. Hambatan kelembagaan (penggunaan tanah, lembaga perkreditan,

utang piutang yang masih bersifat pribadi, mobilisasi sosial

vertical masih rendah, enterpreneurship belum berkembang).

c. Hambatan lingkungan (keadaan kesehatan belum memuaskan,

keadaan gizi yang berada dibawah standar nasional, tingkat

pendidikan yang belum maju, pengangguran musiman selalu

terjadi).

Matrik SWOT atau matrik TOWS

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk

merumuskan strategi organisasi. Analisis didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan(strength) dan peluang(opportunities), namunsecara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman(threats).

Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan

alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini

(33)

SW

- Tentukan 5-10 faktor

kelemahan internal

Gambar 1. Matrik SWOT

- Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan fikiran organisasi yaitu untuk memanfaatkan

seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

- Strategi ST

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

organisasi untuk mengatasi ancaman.

- Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada

- Strategi WT

Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

(34)

Proses pengambilan keputusan straetgi selalu berkaitan dengan pengembangan

misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian

perencanaan strrategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor

strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam

kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 1997).

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja organisasi/KUD dapat ditentukan oleh

kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus

dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan

antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan

dan kelemahan

3Mendukung 1. mendukung

Strategi strategi

turn-around agresif

4 Mendukung 2. Mendukung

Strategi defensif strategi diversifikasi

Gambar 2. Analisis SWOT

Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat mengutungkan perusahaan

tersebut sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang haarus

diterpakan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

(growth oriented strategy).

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL

(35)

Kuadran 2 : Dengan beberapa ancaman perusahaan masih memiliki kekuatan

dari sisi internal strategi yang harus diterapkan adalah penggunaan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi

diversifikasi

Kuadran 3 : Perusahaan memiliki kekuatan eksternal misalkan penguasaan

pasar, namun masih ada beberapa kendala dari sisi internal. Fokus strategi

perusahaan pada kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Adalah merupakan situasi yang paling sulit perusahaan tersebut

mengahadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam sehari-hari koperasi harus dikelola dengan berdasarkan atas kehendak

dan keputusan para anggota. Para anggota yang memegang serta melaksanakan

kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Koperasi yang dikelola dengan baik akan

menunjukkan perkembangan yang baik pula. Perkembangan koperasi juga

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Kurang berkembangnya koperasi khususnya KUD di Indonesia seperti di

KabupatenDeli Serdang tidak hanya dari faktor internal maupun faktor eksternal

dari koperasi tersebut, tetapi karena kurangnya perhatian dari pemerintah

setempat dalam pengembangan koperasi tersebut. Hal ini yang membuat

(36)

Faktor-faktor internal itu antara lain : pengurus, anggota, modal, dan aktifitas.

Sedangkan untuk faktor-faktor eksternalnya adalah pembinaan terhadap koperasi

dan masyarakat serta bantuan dana.

Keberadaan koperasi dan kegiatannya dalam suatu wilayah akan memberikan

manfaat baik kedalam dan keluar koperasi. Untuk manfaat kedalam koperasi

tentu saja bagi para anggota koperasi karena koperasi mempunyai azas dari

anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. Sedangkan manfaat keluar koperasi

untuk masyarakat sekitar yang bukan anggota koperasi. Beberapa manfaat yang

dapat dirasakan oleh yang bukan anggota koperasi antara lain :

• Kemudahan dalam memperoleh pinjaman

• Harga barang dikoperasi lebih murah dibandingkan harga di pasaran

• Koperasi dapat menampung hasil-hasil produksi pertanian anggotanya

dan masyarakat

Tujuan dibentuknya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para

anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu akan melayani para anggotanya

secara khusus. Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut terdapat berbagai

masalah yang harus dihadapi KUD. Maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk

mengatasi masalah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan skema

(37)

Keterangan, : Menyatakan pengaruh

(38)

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Faktor- faktor internal dari KUD untuk pengembangan KUD didaerah

penelitian adalah jumlah modal (modal sendiri maupun modal pinjaman),

jumlah anggota, manajemen yang kurang baik, teknologi, dan pemasaran.

2. Faktor- faktor eksternal dari KUD untuk pengembangan KUD di daerah

penelitian adalah bantuan dana, prasarana yang memadai untuk

membangkitkan kegairahan berkoperasi belum memadai.

3. Strategi pengembangan yang dilakukan untuk pengembangan KUD

didaerah penelitian adalah dengan menggunakan strategi Defensif

(39)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja, maksudnya

daerah dipilih sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pada KUD di Kabupaten

Deli Serdang dengan alasan jumlah KUD di Kabupaten Deli Serdang mengalami

penurunan dari tahun 2007-2011. Dari 32 unit menjadi 8 unit KUD. Selain itu

Kabupaten Deli Serdang merupakan lumbung padi di daerah Sumatera Utara,

sehingga KUD di daerah tersebut sangat cocok untuk dilakukan pengembangan.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode sensus

(penarikan sampel secara menyeluruh), dimana sampel dalam penelitian ini

adalah semua KUD aktif yang ada di Kabupaten Deli Serdang sebanyak 3 KUD.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang yang diperoleh melalui wawancara

langsung kepada responden dengan menggunakan daftar quisioner yang telah

dibuat.Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari

lembaga/instansi terkait, literatur, buku, dan media internet yang sesuai dengan

(40)

3.4 Metode Analisis Data

a. Untuk menyelesaikan masalah 1 digunakan analisis deskriptif yaitu

mengidentifikasi faktor – faktor internal apa saja yang mempengaruhi

perkembangan KUD di daerah penelitian.

b. Untuk menyelesaikan masalah 2 digunakan analisis deskriptif yaitu

mengidentifikasi faktor – faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi

perkembangan KUD di daerah penelitian.

c. Untuk menyelesaikan masalah 3 digunakan metode analisis SWOT dan

skala likert. Sebelum menyusun faktor-faktor strategis dengan

menggunakan matriks SWOT dilakukan pembobotan dengan

menggunakan slaka likert. Seluruh indikator penilaian diberikan batasan

penilaian dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari lima kriteria.

Setiap kriteria diberi nilai dengan rentang 1-5 dengan rincian untuk

penyataan sangat setuju diberi nilai 5,untuk pernyataan setuju diberi nilai

4,untuk pernyataan ragu-ragu diberi nilai 3,untuk pernyataan tidak setuju

diberi nilai 2,dan untuk pernyataan sangat tidak setuju diberi nilai 1

(penilaian ini berlaku untuk kekuatan dan peluang). Sedangkan,untuk

penilaian kelemahan dan ancaman rinciannya nilai 1 diberikan untuk

pernyataan sangat setuju, nilai 2 diberikan untuk pernyataan setuju, nilai

3 diberikan untuk pernyataan ragu-ragu, nilai 4 diberikan untuk

pernyataan tidak setuju dan nilai 5 diberikan untuk pernyataan sangat

tidak setuju sehingga dapat diperoleh parameter yang menjadi kekuatan,

(41)

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian

ini, maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Definisi

1. KUD adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan merupakan

wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan

yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.

2. Faktor Internal adalah faktor yang mempengaruhi pengembangan KUD

yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan dari KUD tersebut.

3. Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pengembangan KUD

yang terdiri atas peluang dan ancaman bagi KUD tersebut.

4. Kekuatan (Strenghts) Internal adalah segala kekuatan yang berhubungan

dengan pengembangan KUD dan dapat dikontrol oleh KUD.

5. Kelemahan(Weaknesses)Internal adalah segala kelemahan yang

berhubungan dengan pengembangan KUD dan dapat dikontrol oleh KUD.

6. Peluang (Opportunities) Eksternal adalah segala peluang yang berhubungan

dengan pengembangan KUD dan tidak dapat dikontrol oleh KUD.

7. Ancaman (Treaths) Eksternal adalah segala ancaman yang berhubungan

dengan pengembangan KUD dan tidak dapat dikontrol oleh KUD.

8. Strategi Pengembangan KUD adalah tindakan yang bersifat menumbuhkan

dan meningkatkan fungsi dan peranan KUD, serta dilakukan berdasarkan

sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh masyarakat pedesaan

(42)

Batasan Operasional

1. Waktu penelitian adalah tahun 2013.

2. Sampel adalah KUD aktif di Kabupaten Deli Serdang.

(43)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Penelitian Koperasi Unit Desa dilakukan di Kabupaten Deli Serdang. Adapun

Koperasi Uit Desa yang berada di Kabupaten Deli Serdang ini terletak di 3

kecamatan yang berbeda yaitu Kecamatan Gunung Meriah dengan Koperasi

Petani Jaya, Kecamatan Bangun Purba dengan Koperasi Kulampah, dan

Kecamatan Pancur batu dengan Koperasi Setia Tani.

Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang secarara geografis terletak diantara 2° -3° LU dan

97 °-98° BT. Wilayah Kabupaten Deli Serdang berbatasan sebelah Utara dengan

Kabupaten Langkat dan Selat Malaka,sebelah Selatan dengan Kabupaten Karo

dan Kabupaten Simalungun, sebelah Timur dengan Kabupaten

Asahan,Kabupaten Simalungun dan Serdang Bedagai dan sebelah Barat dengan

Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat. Kabupaten Deli Serdang memiliki

posisi yang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan Selat

Malaka,sebagai salah satu daerah lintas pelayaran paling sibuk didunia.

Kabupaten ini mengelilingi 2 kota utama di Sumatera Utara yakni Kota Medan

( Ibukota Provinsi Sumatera Utara ), Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi.

Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa

seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan

pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dengan total

(44)

Kecamatan Bangun Purba

Kecamatan Bangun Purba terletak di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan

Bangun Purba terdiri atas 20 desa dan 4 keluharan. Adapun 20 desanya yaitu :

Serta 4 kelurahannya yaitu:

·

·

·

Di kecamatan ini hanya terdapat 1 unit KUD yaitu: KUD Kulampah. KUD ini

terletak di Desa Sungai Buaya. KUD Kulampah memiliki anggota sebanyak 132

orang. Susunan Pengurus KUD ini yaitu:

Ketua I : Iyan Sahri Saragih

Ketua II : Dalinson Girsang

Sekretaris I : Aminudin Girsang

Sekretaris II : Rusliaman Barus

(45)

Kecamatan Gunung Meriah

Kecamatan Gunung Meriah terletak di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan

Gunung Meriah Kabupaten Deli Serdang memiliki luas 72,65 kilometer persegi.

Memiliki 12 desa, berjarak 65 kilometer dari Ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Adapun 12 desa yang terdapat di Keamatan Gunung Meriah yaitu :

Di Kecamatan Gunung Meriah, hanya terdapat 1 unit KUD yang terletak di desa

Gunung Meriah bernama KUD Petani Jaya. KUD ini memiliki anggota ± 100

orang. Susunan pengurus KUD yaitu :

Ketua : Padi Tarigan

Sekretaris I : Bahagia

Sekretaris II : Marlan

Bendahara : Jehan Barus

Kecamatan Pancur Batu

Kecamatan Pancur Batu terletak di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Pancur

Batu terdiri dari 25 desa/kelurahan dengan ibukota kecamatan di Desa Tengah.

Di Kecamatan Pancur Batu hanya memiliki 1 unit KUD yaitu: KUD Setia Tani.

Batas Wilayah Kecamatan Pancur Batu yaitu :

Sebelah Utara : Kecamatan Sunggal

Sebelah Selatan : Kecamatan Sibolangit

Sebelah Timur : Kecamatan Namorambe

(46)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang,yaitu KUD yang masih aktif.

Adapun yang dianalisis ialah faktor – faktor internal yaitu kekuatan dan

kelemahan serta faktor – faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman yang

mempengaruhi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang.

Strategi pengembangan itu dapat dirumuskan dengan Analisis SWOT. Analisis

SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities and Threats) mengidentifikasikan

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha. Analisis

ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Kekuatan (Strenghs) dan

Peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

Kelemahan (Weaknesses) dan Ancaman (Threats).

5.1. Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Pengembangan KUD di

Kabupaten Deli Serdang

5.1.1. Kekuatan Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Adapun faktor-faktor yang menjadi kekuatan pengembangan KUD adalah sebagai

berikut :

a. KUD yang memiliki badan hukum

b. Struktur Organisasi yang sesuai dengan koperasi

c. Untuk menjadi anggota mudah serta semua kalangan dapat menjadi anggota

d. Resiko kekurangan pelanggan cukup kecil

(47)

g. Banyaknya unit usaha yang dikelola koperasi

h. Kepengurusan sesuai dengan keahlian atau bidangnya

5.1.2. Kelemahan Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Adapun faktor-faktor yang menjadi kelemahan pengembangan KUD di

Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya sumber modal bagi koperasi

b. Pengelolaan/manajemen usaha yang masih lemah

c. Kurangnya pengalaman berusaha bagi pengelola ataupun pengurus

d. Tingkat kemampuan serta profesionalisme SDM koperasi belum memadai

e. Pengetahuan bisnis para pengelola koperasi masih rendah

f. Pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk

pengembangan KUD

g. Kurangnya penguasaan teknologi bagi pengelola maupun anggota

h. Pengelola sulit menentukan bisnis inti

(48)

5.2. Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan KUD di

Kabupaten Deli Serdang

5.2.1. Peluang Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Adapun faktor-faktor yang menjadi peluang pengembangan KUD di Kabupaten

Deli Serdang adalah sebagai berikut :

a. Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan pemerintah

b. Undang-undang No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi

primer kedalam koperasi sekunder

c. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah

d. Adanya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi

e. Adanya kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi

f. Perekonomian dunia yang terbuka mengakibatkan semakin terbukanya pasar

internasional bagi hasil koperasi Indonesia

g. Adanya industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agribisnis,

agroindustri dan industri pedesaan lainnya

h. Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi

i. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi

j. Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah

k. Undang-undang No 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman

mendorong diversifikasi usaha koperasi

(49)

5.2.2. Ancaman Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Adapun faktor-faktor yang menjadi ancaman pengembangan KUD di Kabupaten

Deli Serdang adalah sebagai berikut :

a. Adanya persaingan usaha yang semakin ketat

b. Peranan IPTEK yang meningkat,tetapi pengelola dan anggota masih belum

bisa menggunakan teknologi

c. Kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama antar pelaku ekonomi lain

dan antar koperasi

d. Terbatasnya penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi

e. Kurangnya kesadaran serta pemahaman masyarakat mengenai koperasi

f. Kurangnya kepedulian serta kepercayaan masyarakat terhadap koperasi

g. Adanya pasar bebas,yaitu semua komoditas yang dipasarkan bebas dari bea

cukai

h. Kurang memadai prasarana serta sarana yang tersedia diwilayah

tertentu,misalnya lembaga keuangan,pemasaran dan produksi

i. Kurang efektifnya kerjasama serta pengaturan dalam pelaksaan program

pembinaan koperasi antar sektor dan daerah

j. Adanya persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi

k. Lingkungan usaha yang tidak kondusif

l. Adanya anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi

m. Tarif harga yang ditetapkan pemerintah

(50)

5.3. Strategi Pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

Penyusunan strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang dilakukan

melalui beberapa tahap. Tahapan pertama adalah mengidentifikasi faktor - faktor

internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor – faktor eksternal (peluang dan

ancaman). Pada tahapan pengidentifikasian faktor - faktor internal dan eksternal

dilakukan dengan membuat kriteria penilaian. Faktor kekuatan terdiri dari atas 8

(delapan) indikator, kelemahan terdiri atas 10 (sepuluh) indikator, peluang terdiri

dari atas 11 (sebelas) indikator, dan ancaman terdiri atas 14 (empatbelas)

indikator.

Berikutnya adalah evaluasi strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli

Serdang. Evaluasi strategi internal dan eksternal dilakukan dengan membuat

Tabel Matrik Evaluasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Hal-hal yang

dilakukan dalam evaluasi faktor internal dan eksternal adalah menentukan

pernyataan, menentukan nilai sesuai kriteria penilaian, dan mencari penjumlahan

dari semua nilai sesuai dari pernyataan sesuai dengan literatur yang menjadi

acuan.

Selanjutnya adalah strategi pengembangan KUD. Strategi pengembangan KUD di

Kabupaten Deli Serdang dapat disusun dengan analisis SWOT yaitu dengan

melihat kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang (Oppurtunities), dan

ancaman (Threats). Penentuan strategi pengembangan KUD di Kabupaten Deli

Serdang adalah membuat matriks kombinasi keempat faktor tersebut yaitu

kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang (Oppurtunities), dan

(51)

adalah kekuatan-peluang (S-O), kekuatan-ancaman (S-T), kelemahan-peluang

(W-O), dan kelemahan-ancaman (W-T).

Adapun perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan

skala likert faktor - faktor strategis internal pengembangan KUD di Kabupaten

Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

KUD KULAMPAH

Tabel 2. Matrik Faktor Strategi Internal KUD Kulampah

Faktor - Faktor Strategi Internal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Kekuatan

1. KUD yazng memiliki badan hukum S 4 4

2. Struktur organisasi yang sesuai

S 4 4

4. Resiko kekurangan pelanggan cukup

Kecil S 4 4

5. Biaya simpanan pokok serta simpanan wajib bagi anggota koperasi relatif kecil

S 4 4

6. Kepengurusan yang bersifat

demokratis (terbuka dan transparan) S 4 4

7. Banyaknya unit usaha yang dikelola S 4 4

8. Kepengurusan sesuai dengan keahlian

atau bidangnya S 4 4

Total kekuatan 32

Kelemahan

1. Kurangnya sumber modal bagi

Koperasi SS 1 1

2. Pengelolaan/manajemen usaha yang

masih lemah S 2 2

3. Kurangnya pengalaman berusaha bagi

pengelola ataupun pengurus TS 4 4

4. Tingkat kemampuan serta

profesionalisme SDM koperasi belum memadai

RR 3 3

5. Pengetahuan bisnis para pengelola

koperasi masih rendah S 2 2

6. Pengelola yang kurang inovatif dalam

(52)

pengembangan KUD

7. Kurangnya pengetahuan serta ketrampilan teknis bagi pengelola maupun anggota

S 2 2

8. Kurangnya penguasaan dalam

penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota

S 2 2

9. Pengelola sulit menentukan bisnis inti S 2 2

10. Partisipasi anggota yang rendah

mengenai hak serta kewajibannya TS 4 4

Total Kelemahan 24

selisih antara kekuatan – kelemahan 8

Selanjutnya perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan

skala likert faktor - faktor strategis eksternal pengembangan KUD di Kabupaten

Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Matrik Faktor Strategi Eksternal KUD Kulampah

Faktor - Faktor Strategi Eksternal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Peluang

1. Adanya aspek pemerataan yang

diprioritaskan pemerintah TS 2 2

2. Adanya UU No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder

TS 2 2

3. Adanya kemauan politik yang kuat

dari pemerintah RR 3 3

4. Adanya tuntutan masyarakat untuk

lebih membangun koperasi S 4 4

5. Adanya kondisi ekonomi yang cukup

mendukung eksistensi koperasi S 4 4

6. Perekonomian dunia yang terbuka mengakibatkan semakin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi indonesia

RR 3 3

7. Adanya industrialisasi membuka peluang usaha di bidang

agribisnis,agroindustri dan industri pedesaan

TS 2 2

8. Adanya peluang pasar bagi komoditas

(53)

9. Adanya investor yang ingin bekerja

sama dengan koperasi RR 3 3

10.Adanya dukungan kebijakan dari

Pemerintah RR 3 3

11. UU No 12 tahun 1992.Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi

TS 2 2

Total peluang 32

Ancaman

1. Adanya persaingan usaha yang

semakin ketat S 2 2

2. Peranan IPTEK yang meningkat tetapi pengelola dan anggota masih belum bisa menggunakan teknologi

S 2 2

3. Kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama antar pelaku ekonomi lain dan antar koperasi

TS 4 4

4. Terbatasnya penyediaan teknologi

secara nasional bagi koperasi S 2 2

5. Kurangnya kesadaran serta

pemahaman masyarakat mengenai koperasi

TS 4 4

6. Kurangnya kepedulian serta kepercayaan masyarakat terhadap koperasi

TS 4 4

7. Adanya pasar bebas, yaitu semua komoditas yang dipasarkan bebas dari bea cukai

S 2 2

8. Kurang memadainya prasarana serta sarana yang tersedia di wilayah tertentu,misalnya lembaga keuangan,pemasaran,dan produksi

S 2 2

9. Kurang efektifnya kerjasama serta pengaturan dalam pelaksanaan program pembinaan

S 2 2

10. Adanya persepsi yang berbeda dari

aparat pembina koperasi S 2 2

11.Lingkungan usaha yang tidak

Kondusif S 2 2

12.Adanya anggapan masyarakat yang

masih negatif terhadap koperasi S 2 2

13.Tarif harga yang ditetapkan

Pemerintah TS 4 4

14. Menurunnya daya beli masyarakat S 2 2

Total ancaman 36

(54)

KUD PETANI JAYA

Perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan skala likert

faktor - faktor strategis internal pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Matrik Faktor Strategi Internal KUD Petani Jaya

Faktor - Faktor Strategi Internal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Kekuatan

1. KUD yang memiliki badan hukum S 4 4

2. Struktur organisasi yang sesuai

S 4 4

4. Resiko kekurangan pelanggan cukup

Kecil RR 3 3

5. Biaya simpanan pokok serta simpanan wajib bagi anggota koperasi relatif kecil

RR 3 3

6. Kepengurusan yang bersifat

demokratis (terbuka dan transparan) S 4 4

7. Banyaknya unit usaha yang dikelola TS 2 2

8. Kepengurusan sesuai dengan keahlian

atau bidangnya S 4 4

Total kekuatan 26

Kelemahan

1. Kurangnya sumber modal bagi

Koperasi SS 1 1

2. Pengelolaan/manajemen usaha yang

masih lemah S 2 2

3. Kurangnya pengalaman berusaha bagi

pengelola ataupun pengurus RR 3 3

4. Tingkat kemampuan serta

profesionalisme SDM koperasi belum memadai

S 2 2

5. Pengetahuan bisnis para pengelola

koperasi masih rendah S 2 2

6. Pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk

pengembangan KUD

S 2 2

(55)

maupun anggota

8. Kurangnya penguasaan dalam

penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota

S 2 2

9. Pengelola sulit menentukan bisnis inti S 2 2

10. Partisipasi anggota yang rendah

mengenai hak serta kewajibannya S 2 2

Total kelemahan 20

selisih antara kekuatan-kelemahan 6

Selanjutnya perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan

skala likert faktor - faktor strategis eksternal pengembangan KUD di Kabupaten

Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Matrik Faktor Strategi Eksternal KUD Petani Jaya

Faktor - Faktor Strategi Eksternal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Peluang

1. Adanya aspek pemerataan yang

diprioritaskan pemerintah TS 2 2

2. Adanya UU No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder

TS 2 2

3. Adanya kemauan politik yang kuat

dari pemerintah S 4 4

4. Adanya tuntutan masyarakat untuk

lebih membangun koperasi TS 2 2

5. Adanya kondisi ekonomi yang cukup

mendukung eksistensi koperasi RR 3 3

6. Perekonomian dunia yang terbuka mengakibatkan semakin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi indonesia

TS 2 2

7. Adanya industrialisasi membuka peluang usaha di bidang

agribisnis,agroindustri dan industri pedesaan

S 4 4

8. Adanya peluang pasar bagi komoditas

yang dihasilkan koperasi TS 2 2

9. Adanya investor yang ingin bekerja

sama dengan koperasi TS 2 2

(56)

Pemerintah

11. UU No 12 tahun 1992.Tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi

S 4 4

Total peluang 30

Ancaman

1. Adanya persaingan usaha yang

semakin ketat S 2 2

2. Peranan IPTEK yang meningkat tetapi pengelola dan anggota masih belum bisa menggunakan teknologi

S 2 2

3. Kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama antar pelaku ekonomi lain dan antar koperasi

TS 4 4

4. Terbatasnya penyediaan teknologi

secara nasional bagi koperasi S 2 2

5. Kurangnya kesadaran serta

pemahaman masyarakat mengenai koperasi

TS 4 4

6. Kurangnya kepedulian serta kepercayaan masyarakat terhadap koperasi

TS 4 4

7. Adanya pasar bebas, yaitu semua komoditas yang dipasarkan bebas dari bea cukai

S 2 2

8. Kurang memadainya prasarana serta sarana yang tersedia di wilayah tertentu,misalnya lembaga keuangan,pemasaran,dan produksi

S 2 2

9. Kurang efektifnya kerjasama serta pengaturan dalam pelaksanaan program pembinaan

S 2 2

10. Adanya persepsi yang berbeda dari

aparat pembina koperasi S 2 2

11.Lingkungan usaha yang tidak

Kondusif S 2 2

12.Adanya anggapan masyarakat yang

masih negatif terhadap koperasi S 2 2

13.Tarif harga yang ditetapkan

Pemerintah TS 4 4

14. Menurunnya daya beli masyarakat S 2 2

Total ancaman 36

(57)

KUD SETIA TANI

Perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan skala likert

faktor - faktor strategis internal pengembangan KUD di Kabupaten Deli Serdang

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Matrik Faktor Strategi Internal KUD Setia Tani

Faktor - Faktor Strategi Internal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Kekuatan

1. KUD yang memiliki badan hukum S 4 4

2. Struktur organisasi yang sesuai

S 4 4

4. Resiko kekurangan pelanggan cukup

Kecil S 4 4

5. Biaya simpanan pokok serta simpanan wajib bagi anggota koperasi relatif kecil

RR 3 3

6. Kepengurusan yang bersifat

demokratis (terbuka dan transparan) S 4 4

7. Banyaknya unit usaha yang dikelola S 4 4

8. Kepengurusan sesuai dengan keahlian

atau bidangnya S 4 4

Total kekuatan 29

Kelemahan

1. Kurangnya sumber modal bagi

Koperasi TS 4 4

2. Pengelolaan/manajemen usaha yang

masih lemah TS 4 4

3. Kurangnya pengalaman berusaha bagi

pengelola ataupun pengurus TS 4 4

4. Tingkat kemampuan serta

profesionalisme SDM koperasi belum memadai

TS 4 4

5. Pengetahuan bisnis para pengelola

koperasi masih rendah TS 4 4

6. Pengelola yang kurang inovatif dalam menemukan ide baru untuk

pengembangan KUD

S 2 2

7. Kurangnya pengetahuan serta

(58)

maupun anggota

8. Kurangnya penguasaan dalam

penggunaan teknologi bagi pengelola maupun anggota

RR 3 3

9. Pengelola sulit menentukan bisnis inti S 2 2

10. Partisipasi anggota yang rendah

mengenai hak serta kewajibannya TS 4 4

Total Kelemahan 35

selisih antara kekuatan – kelemahan -6

Selanjutnya perhitungan penjumlahan seluruh nilai dari pernyataan sesuai dengan

skala likert faktor - faktor strategis eksternal pengembangan KUD di Kabupaten

Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 7. Matrik Faktor Strategi Eksternal KUD Setia Tani

Faktor - Faktor Strategi Eksternal Pernyataan

(SS/S/RR/TS/STS) Nilai Jumlah Peluang

1. Adanya aspek pemerataan yang

diprioritaskan pemerintah S 4 4

2. Adanya UU No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder

S 4 4

3. Adanya kemauan politik yang kuat

dari pemerintah RR 3 3

4. Adanya tuntutan masyarakat untuk

lebih membangun koperasi S 4 4

5. Adanya kondisi ekonomi yang cukup

mendukung eksistensi koperasi TS 2 2

6. Perekonomian dunia yang terbuka mengakibatkan semakin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi indonesia

TS 2 2

7. Adanya industrialisasi membuka peluang usaha di bidang

agribisnis,agroindustri dan industri pedesaan

S 4 4

8. Adanya peluang pasar bagi komoditas

yang dihasilkan koperasi S 4 4

9. Adanya investor yang ingin bekerja

Gambar

Tabel 1. Jumlah Koperasi Unit Desa Menurut Kabupaten/Kota Se-Sumut
Gambar 1. Matrik SWOT
Gambar 2. Analisis SWOT
Gambar 3. Skema kerangka pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari sini diharapkan terbangun hubungan informal antara mahasiswa dengan dosen sehingga akan tercipta pola hubungan yang harmonis dan mahasiswa bisa terbuka

Berdasarkan hasil perhitungan pada kalkulasi biaya dapat dilihat bahwa setelah menggunakan metode Program dinamik jumlah total keuntungan yang dapat diperoleh akan

Proses (yang memanipulasi data – dijabarkan dalam bentuk DFD, object-model , atau yang lain). Jaringan (yang membawa data dalam perusahaan ataupun antara organisasi dan mitra

Dari berbagai ajaran yang disam- paikan dalam Serat Sana Sunu , adapat dikatakan bahwa karya sastra Jawa, dalam hal ini adalah Serat Sana Sunu dapat digunakan

Statistika Untuk Biologi,Farmasi,Kedokteran,dan Ilmu yang Bertautan.. Penelitian Operasional Teori

dengan sebuah relasi R yang terurut parsial, himpunan tersebut. dinamakan

Salah satu kompetensi penilik yang harus dikembangkan adalah tentang pelaksanaan pembimbingan pada PTK PAUDNI dalam rangka meningkatkan mutu KBM padasatuan PAUDNI.Dalam rangka

Anak-anak di rumah lakukanlah sholat berjamaah baik di masjid atau di rumah, di bawah ini ada tabel yang ditandatangani oleh orangtua dan guru, bahwa kalian telah menghafal