• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN DELI SERDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN DELI SERDANG"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 1

5.1. KETERPADUAN STRATEGI DAN RENCANA PEMBANGUNAN

Berdasarkan dari hasil penjabaran strategi dan kebijakan sebelumnya, maka dapat disusun Strategi Pembangunan pada Kabupaten Deli Serdang yang meliputi:

a. RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007-2027 sebagai acuan arahan spasial;

b. RPJMD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014-2019 sebagai acuan arahan pembangunan;

c. SPPIP & RPKPP Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 sebagai acuan arahan pengembangan

permukiman;

d. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan

e. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.

f. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Strategi pembangunan Kabupaten Deli Serdang dirumuskan berdasarkan visi dan misi, arah kebijakan pembangunan infrastruktur, dan strategi pembangunan yang mengacu dari RPJMD Kabupaten Deli Serdang, RTRW Kabupaten Deli Serdang, SPPIP, RI-SPAM dan RPKPP, RTBL Kabupaten Deli Serdang. Strategi pembangunan ini disusun untuk memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggara pengembangan dan pembangunan infrastruktur khususnya bidang Cipta Karya untuk mencapai tujuan strategis yang tepat sasaran dan terpadu.

5.2. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang, dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Rencana Tata Ruang Kawasan Mebidangro serta memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota perbatasan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Deli Serdang disusun sebagai dasar dan pedoman untuk (pasal 26 ayat 2 UU No. 26/2007) :

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;

d. Perwujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor;

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan

f. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten.

Bab

.5

KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN KABUPATEN

(2)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 2

Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan mempertimbangkan potensi dan masalah serta kedudukan wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam wilayah regional yang lebih luas, dijelaskan bahwa penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berwawasan lingkungan meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan perekonomian guna meningkatkan kemandirian pangan melalui sektor pertanian, perikanan dan kelautan serta mewujudkan keterpaduan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam mendukung Kawasan Perkotaan Mebidangro dan wilayah sekitarnya.

5.2.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang merupakan arahan perwujudan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (sampai dengan tahun 2030).

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan Kabupaten Deli Serdang;

2) karakteristik wilayah;

3) potensi, masalah dan isu strategis wilayah ; serta 4) kondisi objektif yang diinginkan

Berdasarkan rumusan diatas, maka ditetapkan Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Deli Serdang, yaitu :

a Mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang yang aman, nyaman, produktif dan

berwawasan lingkungan;

b Meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan perekonomian sesuai

dengan kebijakan pengelolaan Tata Ruang;

c Meningkatkan kemandirian pangan melalui optimalisasi dan revitalisasi pertanian, perikanan

dan kelautan;

d Mewujudkan keterpaduan pentaan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam mendukung

Kawasan Perkotaan Mebidangro dan wilayah sekitarnya.

5.2.2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang

Untuk mencapai tujuan penataan ruang di atas, maka ditetapkan kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang, yaitu :

a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mengembalikan

keseimbangan ekosistem;

b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan hidup;

c. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk

mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam.

d. Pengembangan pusat-pusat pelayanan wilayah dan pusat-pusat kegiatan utama secara merata

(3)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 3

e. Penyediaan prasarana dan sarana wilayah di pusat-pusat kegiatan dan antar pusat kegiatan

serta antar pusat kegiatan dengan seluruh wilayah di Kabupaten Deli Serdang;

f. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi, sumber daya energi,

dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah kabupaten.

g. Peningkatan sektor-sektor ekonomi unggulan yang produktif dan berdaya saing tinggi;

h. Peningkatan luas dan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan melalui

kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian;

i. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya;

j. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan

daya tampung lingkungan;

k. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian

wilayah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional, dan

l. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat;

m. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

n. Penataan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan yang dapat memantapkan peran dan

fungsi Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan Perkotaan Metropolitan Mebidangro;

o. Penguatan pusat-pusat kegiatan wilayah Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari

kota-kota di Kawasan Perkota-kotaan Metropolitan Mebidangro;

p. Penyediaan prasarana dan sarana untuk kelancaran pelayanan di wilayah Kawasan Perkotaan

Metropolitan Mebidangro.

5.2.3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang

Adapun Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang, antara lain yaitu :

a. Menetapkan kawasan yang berfungsi lindung minimal sebesar 30% dari luas total wilayah;

b. Mempertahankan luasan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup;

c. Mengembangkan kawasan selatan sebagai kawasan lindung dan kawasan suaka alam;

d. Menetapkan dan mengembangkan kawasan sempadan sungai, sempadan pantai dan kawasan

sekitar danau atau waduk sebagai kawasan lindung.

e. Mengembangkan kawasan sepanjang pantai sebagai kawasan lindung; dan

f. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat

pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.

g. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat

kegiatan, sesuai dengan daya tampung dan potensi wilayahnya;

h. Membangun dan meningkatkan jaringan jalan yang menghubungkan antar pusat pelayanan

dan antar pusat kegiatan;

i. Membangun dan meningkatkan akses jaringan jalan yang menghubungkan Bandara

Kualanamu dengan pusat-pusat pelayanan dan pusat-pusat kegiatan wilayah di Kabupaten Deli Serdang;

j. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi wilayah dan regional, mengembangkan

(4)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 4

k. Menjadikan sektor transportasi sebagai sektor unggulan melalui pengintegrasian moda

transportasi yang ada (Bandara Kuala Namu, Terminal, Stasiun Kereta Api) yang didukung oleh prasarana dan sarana transportasi, sehingga menghasilkan nilai tambah bagi perkembangan wilayah; dan

l. Mengembangkan Stasiun Kereta Api Baru menjadi Transit Oriented Development (TOD)

sebagai sarana transportasi massal untuk mendukung Bandara Kualanamu, seperti, Stasiun Aras Kabu, Galang, Deli Tua dan Pancur Batu.

m. Meningkatkan dan mengembangkan waduk Lau Simeme sebagai bendungan multifungsi,

sebagai sumber air minum, pengendalian banjir, pembangkit listrik tenaga air, irigasi, dan pariwisata.

5.2.4. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang sampai Tahun 2030 dikembangkan dengan konsentrasi fokus untuk pengembangan wilayah metropolitan (mencakup 22 kecamatan di Kabupaten Deli Serdang) dan wilayah selatan (agropolitan dan kawasan lindung). Dari penetapan pusat pelayanan tersebut diharapkan dapat menciptakan implikasi perkembangan terutama di Wilayah Kabupaten Deli Serdang yang berbatasan langsung atau mengelilingi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional maupun wilayah bagian selatan sebagai kawasan lindung.

(5)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 5

Tabel 5.1 Arahan Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan RTRWP Sumut Dan RTR Kawasan Mebidangro

No. SISTEM

- Lubuk Pakam; Pusat Kegiatan Primer :

- Pasar Induk Kecamatan

(6)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 6

Tabel 5.2. Rencana Sistem Perkotaan Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030

No. HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

1 Pusat Kegiatan

Nasional (PKN)

Mebidangro • Pusat perdagangan dan jasa regional

• Pusat distribusi dan kolektor barang & jasa regional

• Pusat transportasi darat, laut, dan udara regional • Pendidikan tinggi

• Industri

2 Pusat Kegiatan

Lokal (PKL)

Lubuk Pakam; • Pusat pemerintahan kabupaten;

• Perdagangan dan jasa; • Kota transit;

• Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum; • Permukiman perkotaan

3 Pusat

Pelayanan Kawasan (PPK)

Pancur Batu • Perdagangan dan jasa regional (pasar induk dan

terminal sayur);

Sunggal • Perdagangan dan jasa lokal;

• Industri;

• Perumahan dan permukiman. • Pertanian;

Deli Tua • Perdagangan dan jasa regional (pasar induk

sayuran);

Batang Kuis • Perdagangan dan jasa lokal;

• Pengolahan pertanian dan perkebunan; • TOD (Transit Oriented Development); • Perumahan dan permukiman;

(7)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 7

Galang • Perdagangan dan jasa lokal;

• Pengolahan pertanian dan perkebunan;

Patumbak • Pengolahan pertanian dan perkebunan;

• Perumahan;

Kutalimbaru • Pengolahan pertanian dan perkebunan;

• Perumahan dan permukiman;

Pantai Labu • Pengolahan pertanian dan perikanan;

(8)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 8

Gambar 5.1. Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030

(9)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 9

5.2.5. Rencana Sistem Jaringan Transportasi

A. Jaringan Jalan

Pengembangan jaringan jalan berdasarkan fungsi terdiri dari jalan arteri primer, jalan kolektor primer 1, jalan kolektor primer 2 dan jalan lokal.

Tabel 5.3. Rencana Dan Fungsi Jaringan Jalan Kab. Deli Serdang Tahun 2030

NO RUAS JALAN KETERANGAN

I Jalan Arteri Primer (Eksisting)

1.1 Watas Serdang Bedagai – Lubuk Pakam – Tanjung

Morawa – Medan. Jalan nasional

1.2 Medan – Sunggal – Binjai. Jalan nasional

II Pengembangan Jalan Arteri Primer (Rencana)

2.1 Tanjung Morawa (Simpang Kayu Besar) – Telaga Sari

– Sena – Bandara Kualanamu. Peningkatan jalan lokal menjadi jalan Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)

2.2 Watas Kota Medan (Jalan Kolonel Bejo) - Percut Sei

Tuan (Bandar Setia) – Batang Kuis – Bandara Kualanamu

Peningkatan jalan lokal menjadi jalan Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)

2.3 Simpang Penara – Bandara Kualanamu Peningkatan jalan lokal menjadi jalan

Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)

2.4 Lubuk Pakam – Beringin – Pantai Labu – Bandara

Kualanamu

Peningkatan jalan lokal menjadi jalan Arteri (jalan kargo/bahan bakar untuk keperluan Bandara Kualanamu)

2.5 Simp. Warung Seri – Sidoarjo II Ramunia – Pantai

Labu - Bandara Kualanamu

Peningkatan jalan lokal menjadi jalan Arteri (jalan kargo/bahan bakar untuk keperluan Bandara Kualanamu)

2.6 Lubuk Pakam – Bandara Kualanamu – Batang Kuis –

Percut Sei Tuan – Medan (Kecamatan Medan Labuhan) – Hamparan Perak – Watas Langkat;

Rencana Jalan Lingkar Luar Mebidangro

2.7 Bandara Kualanamu – Tanjung Morawa – Patumbak

– Deli Tua – Pancur Batu – Sunggal - Hamparan Perak.

Rencana Jalan Lingkar Luar Mebidangro

2.8 Jalan Lingkar Luar Kota Lubuk Pakam Usulan Rencana Jalan Lingkar Luar

Kota Lubuk Pakam

III Jalan Bebas Hambatan (eksisting)

3.1 Belawan – Medan – Tanjung Morawa

IV Jalan Bebas Hambatan (Rencana)

4.1 Medan – Deli Serdang - Binjai

4.2 Tanjung Morawa – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi

4.3 Lubuk Pakam – Kuala Namu

(10)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 10

5.1 Watas Medan – Pancur Batu – Sibolangit – Watas

Kabupaten Karo

Purba – Serdang Bedagai – Simalungun - Gunung Meriah – Watas Simalungun (Seribu Dolok)

Jalan Provinsi

6.3 Watas Kota Medan – Deli Tua – Pasar 8 Biru-biru Jalan Provinsi

6.4 Patumbak – Talun Kenas – Tiga Juhar – Durian

Tinggung – Gunung Meriah – Watas Simalungun (Seribu Dolok)

Jalan Provinsi

6.5 Watas Kota Medan – Tembung – Batang Kuis –

Bakaran Batu – Lubuk Pakam

Jalan Provinsi

6.6 Tiga Juhar - Liang Pematang – Tiga Panah (Kab.

Karo)

Usulan peningkatan jalan kabupaten menjadi jalan provinsi (kolektor primer)

6.7 Tanjung Morawa – Saribudolok – Tongging

(Rawasaring);

Usulan peningkatan jalan kabupaten menjadi jalan provinsi (kolektor primer)

6.8 Rantau Panjang – Pantai Labu – Pantai Cermin (Kab.

Sergei)

Telaga Tujuh – Karang Gading – Secanggang (Kab. Langkat)

Jalan Kabupaten

7.2 Tandem Hilir II – Bulu Cina – Simpang Beringin –

Hamparan Perak – SP. Kantor

Jalan Kabupaten

7.3 Simpang Tuntungan – Kutalimbaru – Bandar Baru Jalan Kabupaten

7.4 Watas Kota Medan – Namo Rambe - Sembahe Jalan Kabupaten

7.5 Tanjung Morawa – Negara - Talun Kenas Jalan Kabupaten

7.6 Deli Tua - Sibiru-biru – Penen – Martelu – Bandar

Baru

Jalan Kabupaten

7.7 Batang Kuis – Sei Tuan – Rantau Panjang –

Pematang Biara – Pantai Labu - Pintu Belakang Bandara Kualanamu

Jalan Kabupaten

7.8 Watas Kota Medan – Percut – Bagan Percut; Jalan Kabupaten

7.9 Watas Kota Medan – Tanjung Selamat – Tanjung

Anom – Sei Glugur – Lau Bakeri – Watas Langkat;

(11)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 11

7.10 Watas Kota Medan – Percut – Pematang Lalang –

Rantau Panjang – Pematang Biara – Bandara Kualanamu.

Jalan Kabupaten

Sumber : Rencana

B. Terminal

Merupakan titik simpul dalam sistem jaringan transportasi darat yang berfungsi sebagai pelayanan umum dan melancarkan arus penumpang/barang. Sistem jaringan utama, seperti pelabuhan, terminal, dan sebagainya dikembangkan dalam rangka mendukung struktur ruang wilayah. Konsentrasi pengembangan adalah sebagai berikut:

1. Rencana peningkatan Terminal Tipe B (Lubuk Pakam) di Kecamatan Lubuk Pakam.

2. Rencana peningkatan Terminal Kota di Kecamatan Sunggal.

3. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C (pelayanan dalam kota) di Kecamatan Percut Sei

Tuan, Tanjung Morawa, Batang Kuis, Beringin dan Kecamatan Pantai Labu.

4. Rencana Pembangunan Sub Terminal Perkotaan di Kecamatan Deli Tua, Patumbak dan

Pancur Batu.

5. Rencana Pembangunan sub terminal perdesaan di Kecamatan Sibolangit dan Gunung

Meriah.

6. Sampai dengan akhir tahun perencanaan seluruh Kota Kecamatan direncanakan telah

memiliki sub terminal.

C. Jaringan Jalur Kereta Api

1. Pengembangan dan peningkatan jalur kereta api yang sudah ada, meliputi :

 Medan – Binjai,

 Medan – Bandar Klippa- Aras Kabu - Lubuk Pakam.

2. Mengaktifkan kembali jalur kerata api yang lama, meliputi :

 Medan – Pancur Batu;

 Medan – Deli Tua; dan

 Lubuk Pakam – Galang – Bangun Purba.

3. Pengembangan jalur kereta api baru untuk mendukung Bandara Kualanamu, yaitu jalur Aras Kabu – Kualanamu dan penambahan stasiun baru yaitu :

Stasiun Kebun Pisang, terletak diantara Stasiun Medan dan Bandar Klippa;

Stasiun Serdang, terletak diantara Stasiun Batang Kuis dan Aras Kabu.

4. Pengembangan jalur kereta api baru untuk mendukung Mebidangro dan pariwisata pada jalur Deli Tua - Sibolangit.

5. Pengembangan prasarana perkerataapian meliputi pengembangan simpul-simpul

penghubung berupa stasiun kereta api, dikembangkan menjadi Transit Oriented

Development (TOD) sebagai sarana transportasi massal untuk mendukung Bandara Kualanamu, meliputi : Bandar Khalipah, Batang Kuis, Aras Kabu, Kualanamu, Lubuk Pakam, Galang, Pancur Batu, Deli Tua, Sunggal, dan Bangun Purba.

D. Jaringan Transportasi Laut

(12)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 12

 Pelabuhan Rantau Panjang di Kecamatan Pantai Labu, dikembangkan sebagai Pelabuhan

Pengumpan Regional (antar kabupaten dalam provinsi);

 Pelabuhan Pantai Labu di Kecamatan Pantai Labu, Pelabuhan Percut di Kecamatan Percut

Sei Tuan dikembangkan sebagai Pelabuhan Pengumpan Lokal.

E. Jaringan Transportasi Udara

Bandar Udara Kualanamu yang terdapat di Kecamatan Beringin dan Pantai Labu adalah merupakan bandara pengganti dari Bandara Polonia, Medan. Rencana Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:

 Peruntukan bandara sebagai Bandara Utama memperjelas kedudukan bandara untuk

melayani penerbangan sipil komersial internasional dan domestik. Maka diharapkan transportasi udara akan memainkan peranan penting pada wilayah ini guna mendukung aktivitas ekonomi, pengembangan regional, keseimbangan ekonomi, komunikasi serta persatuan nasional.

 Perencanaan ruang udara untuk penerbangan erat kaitannya dengan Kawasan Keselamatan

(13)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 13

Gambar 5.2. Rencana Sistem Transportasi Di Kabupaten Deli Serdang

3.1.6. Rencana Sistem Prasarana

(14)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 14

Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan terdiri dari sistem persampahan, drainase, dan sanitasi. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Sistem Persampahan

Penduduk Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2030 diperkirakan berjumlah 3.183.860 jiwa. Implikasi perkembangan penduduk ini adalah bertambahnya jumlah timbulan sampah yang diperkirakan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk. Agar dapat melayani persampahan hingga tahun 2030, diperlukan penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang antara lain meliputi alat angkut sampah, kontainer/TPS, sistem transfer depo dan TPA.

Sementara itu wilayah dengan konsentrasi perkembangan produksi tinggi (kawasan perkotaan) meliputi Kecamatan Lubuk Pakam, Beringin, Pantai Labu, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan, Labuhan Deli, Patumbak, Deli Tua, Pancur Batu, Sunggal dan Kutalimbaru yang merupakan wilayah potensial produksi sampah sehingga wilayah ini merupakan prioritas pelayanan prasarana pengelolaan lingkungan.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan dan atau perluasan TPA STM Hilir, TPA Namo Bintang dan TPA Pancur

Batu;

2. Sedangkan TPA Regional diarahkan pada wilayah Kabupaten Deli Serdang yang memiliki

potensi kelayakan regional, yaitu TPA di Kecamatan STM Hilir.

3. Penambahan jumlah TPS dan perluasan jangkauan pelayanan terutama pada kawasan

perkotaan.

4. Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah kering).

5. Sistem pengelolaan TPA yang dikembangkan adalah Controlled Landfill, sedangkan TPA

Regional direncanakan dengan system Sanitary Landfill.

6. Peningkatan kesadaran (peranserta) masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

7. Pengefektifan fungsi pemulung dengan pembangkitan kegiatan daur ulang sampah

menjadi produk-produk yang berdayaguna.

8. Penambahan sarana pengangkutan dan petugas persampahan.

9. Pengomposan sampah-sampah organik dan pembangunan fasilitas tempat pemisahan

jenis sampah organik dan anorganik yang dilakukan oleh masyarakat mulai dari rumah-rumah sampai tempat-tempat umum, dimana pemerintah menyediakan sarana tong sampah untuk memilah-milah sampah tersebut.

10. Re-design Tempat/Lahan Pembuangan Akhir yang ada untuk mencegah akibat yang

ditimbulkan kedepan.

11. Menggunakan incinerator untuk mengurangi timbunan sampah.

12. Menggunakan movable incinerator berukuran kecil dan dapat dimuat di atas truk yang

merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah truk sampah dan volume timbunan sampah pada TPA.

13. Pemerintah mengeluarkan aturan-aturan yang diperlukan dan yang lebih tegas mengenai

(15)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 15

14. Frekwensi pelayanan dibagi menjadi beberapa kondisi sebagai berikut :

 Wilayah dengan pelayanan intensif adalah daerah di jalan protokol, pusat Kabupaten,

kawasan permukiman perkotaan tidak teratur dan daerah komersil.

 Wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan permukiman teratur.

 Wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran Kabupaten.

15.Khusus untuk kawasan Bandara Internasional Kualanamu, penanganan masalah

persampahan dilakukan secara khusus.

B. Sistem Drainase

Drainase merupakan sistem jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro dari wilayah regional yang lebih luas.

Rencana pengembangan sistem drainase di Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pembangunan dan peningkatan kapasitas saluran drainase untuk mengatasi masalah

genangan air terutama di kawasan perkotaan, padat penduduk dan atau rawan banjir;

b. Pembangunan saluran dengan konstruksi tertutup dibangun pada kawasan perdagangan,

perkantoran dan kawasan komersil;

c. Pengembangan sistem tercampur (yaitu menyatukan air limbah dan air hujan dalam satu

satu saluran) dikembangkan untuk air limbah dari kegiatan non-domestik dan kegiatan lainnya seperti air buangan dari kamar mandi, tempat cuci dan hasil kegiatan kantor lainnya, sedangkan untuk menutupi kelemahan sistem ini dapat diatasi dengan membuat saluran terbuka dari perkerasan dengan campuran kedap air.

Dengan memperhatikan kondisi sistem pengelolaan limbah yang ada saat ini, diperlukan penanganan yang lebih baik. Sistem pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan di Kabupaten Deli Serdang adalah sistem pembuangan air limbah setempat (on-site sanitation) dengan pertimbangan biaya konstruksi rendah, bisa dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan.

C. Sistem Sanitasi

Pengelolaan limbah domestik, baik berupa grey water maupun black water perlu dilakukan

terutama untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan khususnya air bersih. Sistem pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan di Kabupaten Deli Serdang adalah sistem pembuangan air limbah setempat (on-site sanitation) dengan pertimbangan biaya konstruksi rendah, bisa dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan.

Sedangkan Sistem off site direncanakan di daerah–daerah yang menjadi pusat kegiatan

komersil dan pusat pemerintahan dengan pertimbangan luas tanah terbatas serta kepadatan relatif tinggi. Teknologi pengelolaan air limbah yang sebaiknya diterapkan di Kabupaten Deli Serdang sampai akhir tahun perencanaan adalah sistem on-site dengan menggunakan sistem

tangki septik dengan bidang resapan. Sistem on-site dikembangkan pada wilayah dengan

(16)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 16

a) Kepadatan penduduk < 150 jiwa/Ha.

b) Sarana air bersih sudah tersedia dengan baik.

c) Sifat tanah impermeabel dan kedalaman tanah > 1,5 m.

D. Sistem Air Bersih

Cakupan pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Kabupaten Deli Serdang baru mencapai 15,34 %, yang meliputi sistem perpipaan sebanyak 15 % dan sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 0,34 %. Diperkirakan masih terdapat masyarakat diperkotaan yang belum terlayani air minum baik dengan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 536.696 jiwa (84,66 %).

Cakupan pelayanan air minum pada daerah perdesaan di Kabupaten Deli Serdang baru mencapai 2,5 % dari seluruh penduduk perdesaan, yang meliputi sistem perpipaan 1,79 % dan sistem non perpipaan yang terlindungi 0,71 %.

Rencana penyediaan air bersih untuk Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

1. Sistem sambungan langsung dengan sumber dari PDAM direncanakan melayani kawasan

perkotaan, pusat kegiatan komersil, industri maupun pusat pemerintahan. Daerah-daerah ini merupakan daerah yang menjadi kawasan perkotaan yang tersebar di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Deli Serdang.

2. Sistem sambungan halaman (kran/hidran umum) dengan sumber dari PDAM,

direncanakan melayani daerah diluar kawasan perkotaan. Daerah ini meliputi daerah-daerah yang tidak termasuk dalam kawasan perkotaan Kabupaten Deli Serdang. Untuk pengelolaannya dapat dilakukan oleh PDAM sendiri atau di serahkan kepada masyarakat setempat dengan membentuk kelompok pemakai air.

3. Sistem penyediaan air bersih non PDAM dari pemerintah maupun dengan swadaya murni

dari masyarakat, sistem ini direncanakan untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan dari PDAM, terutama untuk wilayah perdesaan.

(17)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 17

Gambar 5.3. Rencana Sistem Prasarana Di Kabupaten Deli Serdang

(18)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 18

5.2.6. Rencana Pola Ruang

Pola ruang di Kabupaten Deli Serdang perlu ditata kembali untuk dapat mewujudkan fungsinya sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan mengantisipasi perkembangan penggunaan lahan akibat tuntutan dari kegiatan yang ada. Rencana pola ruang wilayah ini dirinci menurut kawasan-kawasan fungsional, yang meliputi kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan budidaya. Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana ditetapkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2007, PP Nomor 26 Tahun 2008, dan Keppres Nomor 32 Tahun 1990, dengan batasan sebagai berikut :

1. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan

hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumber daya buatan yang terdiri dari kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainnya.

2. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan

atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya manusia yangterdiri dari kawasan peruntukan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, permukiman dan peruntukan budidaya lainnya.

A. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Berdasarkan fungsinya, pembagian Kawasan Lindung di Kabupaten Deli Serdang dibedakan menjadi (sesuai Permen PU No.16/PRT/M2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten):

a) Kawasan hutan lindung;

Penetapan Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Deli Serdang mengacu kepada Usulan Revisi Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kawasan-kawasan yang telah ditetapkan layak sebagai kawasan hutan lindung di Kabupaten Deli Serdang tersebar di Wilayah Selatan dan Utara, dengan luas total 4.126,38 meliputi :

1. Untuk wilayah Selatan kawasan Hutan Lindung terdapat di 2 (dua) kecamatan, yaitu :

 Kecamatan Gunung Meriah dengan luas 1.491,16 Ha, dan

 Kecamatan Sibolangit dengan luas 826,52 Ha.

2. Sedangkan untuk wilayah Utara, kawasan hutan lindung pada umumnya terdapat

disepanjang garis pantai yang sekaligus juga berfungsi sebagai sempadan pantai, yang meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu :

 Kecamatan Hamparan Perak seluas 394,36 Ha;

 Kecamatan Percut Sei Tuan seluas 677,09 Ha, dan

 Kecamatan Pantai Labu seluas 737,25 Ha.

b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi:

kawasan bergambut dan kawasan resapan air;

 Berdasarkan kriteria tersebut maka tidak ada kawasan di Kabupaten Deli Serdang yang

dapat dikatagorikan sebagai kawasan bergambut.

 Kawasan yang potensial bagi konservasi dan resapan air di Kabupaten Deli Serdang

(19)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 19

selatan, antara lain di Kecamatan Gunung Meriah, Sibolangit, STM Hulu, STM Hilir dan Kecamatan Kutalimbaru.

c) Kawasan perlindungan setempat;

 Kawasan lindung sepanjang pantai (sempadan pantai) di Kabupaten Deli Serdang

ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Lindung, yang meliputi 4 (empat) kecamatan, yaitu: Kecamatan Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Pantai Labu dan Hamparan Perak.

 Berdasarkan hasil kajian potensi sungai, maka luas kawasan sempadan sungai

Kabupaten Deli Serdang, yang perlu ditetapkan adalah 8.450 Ha (2,97% dari total luas wilayah Kabupaten Deli Serdang), yang meliputi sempadan Sungai Deli, Babura, Belawan, Ular, Buaya dan Sungai Belumai.

d) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yaitu:

 Di Kabupaten Deli Serdang, yang termasuk kedalam Kawasan Suaka Alam, adalah

Hutan Suaka Margasatwa Karang Gading ± 4.027,12 Ha yang terdapat di Kecamatan Hamparan Perak seluas ± 1.408,21 Ha dan Kecamatan Labuhan Deli seluas ± 2.618,91 Ha.

 Kawasan pelestarian alam adalah Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata

Alam, dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Rencana kawasan pelestarian alam pada dasarnya tidak ada Taman Nasional yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang, akan tetapi Kawasan Hutan Suaka Alam (HSA) yang terdapat pada bagian Selatan di Kecamatan Kutalimbaru adalah merupakan bagian dari Kawasan Ekosistem Lueser (KEL) yang termasuk dalam Taman Nasional Gunung Leuser dengan luas ± 3.006,53 Ha.

 Taman Hutan Raya yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang adalah termasuk

kedalam Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan yang terdapat seluas ± 13.567,69 Ha, yang meliputi 4 (empat) kecamatan yaitu : Kecamatan Gunung Meriah ± 3.065,72 Ha, Kecamatan Sibolangit ± 3.625,17 Ha, Kecamatan STM Hilir ± 2.294,57 Ha dan Kecamatan STM Hulu ± 4.582,23 Ha.

e) Kawasan rawan bencana alam, yaitu:

 Berdasarkan kondisi geologi dan topografi Kabupaten Deli Serdang, maka Kawasan

Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Deli Serdang dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu :

1. Kawasan rawan gerakan tanah tinggi, yaitu: daerah yang mempunyai potensi tinggi

untuk terjadi gerakan tanah. Wilayah Kabupaten Deli Serdang yang termasuk dalam Kawasan Rawan Gerakan Tanah Menengah hingga Tinggi antara lain:

 Pada bagian Selatan dari Kecamatan Sibolangit;

 Bagian Selatan dari Kecamatan Biru-biru;

 Bagian Selatan dari Kecamatan STM Hilir;

 Bagian Barat dari Kecamatan STM Hulu, dan

(20)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 20

2. Kawasan rawan gerakan tanah menengah, yaitu : daerah yang mempunyai potensi

Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Kawasan ini terdapat di Kecamatan Bangun Purba.

 Kabupaten Deli Serdang termasuk salah satu wilayah yang dapat dikategorikan

sebagai wilayah Kawasan Rawan Gelombang Pasang/Tsunami, karena berada pada daerah dataran pantai yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Kawasan tersebut terdapat sepanjang ± 65 Km di sepanjang garis pantai Kabupaten Deli Serdang, yang meliputi : Kecamatan Labuhan Deli, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Kecamatan Pantai Labu.

 Kawasan di Kabupaten Deli Serdang yang termasuk kedalam daerah rawan banjir

diantaranya; Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Tua, Pancur Batu, Namorambe, Kutalimbaru, Biru-biru, Pantai Labu, Batang Kuis, Beringin, Tanjung Morawa dan Kecamatan Lubuk Pakam.

 Wilayah di Kabupaten Deli Serdang yang rawan terkena angin puting beliung antara

lain : Kecamatan Beringin, Tanjung Morawa, Deli Tua, Patumbak, Batang Kuis, Lubuk Pakam, Bangun Purba, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Sunggal, Pantai Labu, Pancur Batu, Hamparan Perak, Gunung Meriah dan Kecamatan Kutalimbaru.

f) Kawasan lindung geologi, meliputi:

 Wilayah di Kabupaten Deli Serdang yang dapat dikatagorikan sebagai daerah rawan

letusan gunung berapi adalah wilayah-wilayah yang berdekatan atau berbatasan dengan Kabupaten Karo (kawasan yang diperkirakan terkena dampak dari letusan Gunung Berapi yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung), diantaranya adalah di Kecamatan Kutalimbaru dan Kecamatan Sibolangit.

 Zona patahan aktif yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang tersebar di Kecamatan

Pancur Batu, dan Kecamatan Namorambe;

 Zona rawan bahaya gas beracun yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang di

Kecamatan Sibolangit, STM Hulu dan Kecamatan Gunung Meriah.

g) kawasan lindung lainnya, yaitu :

 Kawasan pantai berhutan bakau merupakan kawasan pesisir laut yang merupakan

habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberikan perlindungan pada perikehidupan pantai dan lautan. Kawasan pantai berhutan bakau di Kabupaten Deli Serdang meliputi Kawasan Pantai di Kecamatan Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu dengan luas areal hutan bakau seluruhnya adalah 6.138 Ha (2,46 % dari luas total Kabupaten Deli Serdang).

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

(21)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 21

a. Kawasan peruntukan hutan produksi, Penetapan kawasan hutan produksi di Kabupaten Deli

Serdang mengacu pada Finalisasi Usulan Revisi Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Luas kawasan hutan produksi di Kabupaten Deli Serdang adalah ± 37.076,03 Ha, yang tersebar di 8 (Delapan) kecamatan antara lain : Kecamatan Bangun Purba seluas ± 3.973,34 Ha; Kecamatan Kutalimbaru seluas ± 5.443,35 Ha; Kecamatan Namorambe seluas ± 1.104,76 Ha; Kecamatan Pancur Batu seluas ± 53,82 Ha; Kecamatan Biru-biru seluas ± 6.274,00 Ha; Kecamatan Sibolangit seluas ± 8.626,37 Ha; Kecamatan STM Hilir seluas ± 7.619,06 Ha; dan Kecamatan STM Hulu seluas ± 3.981,34 Ha.

Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki fungsi antara lain:

 Penghasil kayu dan bukan kayu;

 Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya;

 Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat;

 Sumber pemasukan dana bagi Pemerintah Daerah (dana bagi hasil) sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b. Kawasan hutan rakyat; Kawasan hutan rakyat merupakan kawasan yang mempunyai fungsi

yang serupa dengan fungsi kawasan budidaya kehutanan di samping fungsi hidrologis/ pelestarian ekosistem dengan luas penutupan tajuk minimal 50 persen dan merupakan tanaman cepat tumbuh dengan luas minimal 0,25 hektar.

Kabupaten Deli Serdang mempunyai potensi hutan rakyat seluas ± 38.520 Ha, dengan jenis tanaman durian, kemiri, manggis, duku, mindi, mahoni, karet, petai, jengkol, asam glugur dan sebagainya yang hampir tersebar di semua kecamatan, yaitu : Kecamatan Kutalimbaru, Sibolangit, Namorambe, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba, Biru-biru, Galang, Pancur Batu, Hamparan Perak, Pantai Labu, Pagar Merbau, Percut Sei Tuan, Sunggal, Labuhan Deli, Patumbak, Beringin, Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Deli Tua, dan Kecamatan Batang Kuis.

c. Kawasan peruntukan pertanian, Peruntukan budidaya pertanian memiliki fungsi antara lain

menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras, hasil peternakan dan sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya serta membantu menyediakan lapangan kerja bagi penduduk setempat.

(22)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 22

Pemanfaatan ruang pertanian lahan kering bertujuan untuk mendukung perekonomian lokal di kawasan sekitarnya dan pengembangan perekonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang. Pengembangan kawasan pertanian lahan kering berdasarkan pada pertimbangan kondisi eksisting (berupa kebun campuran, tegalan, padang rumput, ilalang dan semak belukar) dan potensi wilayahnya dengan merujuk pada ketentuan Keppres No. 57/89 tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya.

Luas pertanian lahan kering di Kabupaten Deli Serdang, yang perlu ditetapkan adalah 10.785 Ha (4,32 % dari total luas Kabupaten Deli Serdang). Pengembangan kawasan pertanian lahan kering terutama diarahkan pada Kecamatan Gunung Meriah, Biru-biru, Bangun Purba, Tanjung Morawa, Deli Tua, Hamparan Perak, Pancur Batu, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Batang Kuis, dan Kecamatan Pantai Labu.

d. Kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan

yang ada di wilayah kabupaten. Potensi perkebunan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang antara lain; Kelapa, Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kakao, Tembakau dan Tebu.

Rencana pemanfaatan ruang untuk kawasan perkebunan pada tahun 2030 adalah 58.727 Ha (23,51 %) yang terdistribusi di seluruh kecamatan, terutama: Kecamatan Bangun Purba, Gunung Meriah, Galang, STM Hilir, STM Hulu, Kutalimbaru, Pantai Labu, Biru-biru, Batang Kuis, Namorambe, Pancur Batu, Hamparan Perak, Labuhan Deli, dan Percut Sei Tuan.

e. Kawasan peruntukan perikanan, Pemanfaatan ruang kawasan perikanan yang

dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang adalah kawasan perikanan darat, yaitu kolam air tenang, kolam air deras, sawah/mina padi dan sungai serta perikanan laut.

Berdasarkan potensi pengembangan budidaya perikanan darat di Kabupaten Deli Serdang tersebar dibeberapa wilayah Kecamatan, antara lain : Kecamatan Pantai Labu, Percut Sei Tuan, Labuhan Deli, Hamparan Perak, Namorambe, Biru-biru, Patumbak, Tanjung Morawa, Kutalimbaru, Pagar Merbau, Sunggal, Sibolangit, Pancur Batu, STM Hilir, dan Kecamatan Beringin.

Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan perikanan tangkap (perikanan laut) terletak di wilayah pesisir pantai Kabupaten Deli Serdang yang meliputi Kecamatan Labuhan Deli, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu. Sedangkan pengolahan ikan terdapat di Kecamatan Pantai Labu dan Kecamatan Percut Sei Tuan.

f. Kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan

mineral dan batubara, peruntukan minyak dan gas bumi, peruntukan panas bumi, dan peruntukan air tanah di kawasan pertambangan;

Pemanfaatan kawasan peruntukan pertambangan dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut :

(23)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 23

 Mendukung pertumbuhan perekonomian wilayah dengan tetap menjaga keseimbangan

dan kelestarian alam (ekosistem).

g. Kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan industri

besar, peruntukan industri menengah dan peruntukan industri rumah tangga; Kawasan peruntukan industri memiliki fungsi antara lain:

1) Memfasilitasi kegiatan industri agar tercipta aglomerasi kegiatan produksi di satu lokasi dengan biaya investasi prasarana yang efisien;

2) Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja;

3) Meningkatkan nilai tambah komoditas yang pada gilirannya meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah yang bersangkutan;

4) Mempermudah koordinasi pengendalian dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan.

Tabel 5.4. Pola Penggunaan Lahan Pada Kawasan Industri

h. Kawasan peruntukan pariwisata,

(24)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 24

(25)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 25

(26)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 26

i. Kawasan peruntukan permukiman,

Kawasan peruntukan permukiman memiliki fungsi antara lain:

1) Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung peri

kehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial;

2) Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi

pembinaan keluarga.

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan, untuk peruntukan kawasan permukiman adalah :

 Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%);

 Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan

jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 liter/org/hari - 100 liter/org/hari;

 Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi);

 Drainase baik sampai sedang;

 Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/danau/mata air/saluran

pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan;

 Tidak berada pada kawasan lindung;

 Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga;

 Menghindari sawah irigasi teknis.

(27)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 27

Gambar 5.4. Peta Rencana Pola Ruang Kab. Deli Serdang

(28)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 28

5.2.7. Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang

Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang, terdiri dari :

a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, yaitu kawasan

yang diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional; dan kawasan yang merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga dan/atau laut lepas.

b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yaitu kawasan metropolitan,

kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Dan kawasan yang akan dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang, antara lain :

 Kawasan yang diarahkan sebagai Kawasan Industri di Kabupaten Deli Serdang.

 Pengembangan Kota Mandiri dengan memanfaatkan potensi areal Hak Guna Usaha (HGU)

PTPN II sebagai Kawasan Industri Terpadu yang terbentang diantara Belawan dan Bandara Kualanamu, yaitu Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Batang Kuis seluas ± 8.172 Ha yang merupakan Kota Mandiri yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana

seperti; jalan bebas hambatan, Transportasi Cepat Massal (Mass Rapid Transit/MRT) ,

jaringan kereta api, pengolahan limbah, air bersih, pembangkit listrik, Islamic Center dan pusat kebudayaan, perkantoran dan pemerintahan, perumahan dan permukiman, pusat olah raga dan taman kota.

 Kawasan yang memiliki dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan

ekonomi, seperti Bandara, Jalan Tol, Kereta Api dan jalan lingkar yang diarahkan di Kawasan Sekitar Bandara Kualanamu, Kecamatan Beringin, Pantai Labu, Batang Kuis, Tanjung Morawa, dan Lubuk Pakam.

 Kawasan perdagangan dan jasa, yaitu kota-kota kecamatan yang menjadi Pusat Kegiatan

Primer dan Sekunder bagi kawasan perkotaan Mebidangro, seperti: Lubuk Pakam, Sunggal, Tanjung Morawa, Pancur Batu, Deli Tua, Percut Sei Tuan, Batang Kuis, Hamparan Perak, Labuhan Deli dan Beringin.

 Kawasan Tertinggal, yaitu Kecamatan Gunung Meriah;

 Kawasan Agropolitan di Kecamatan Sibolangit;

 Kawasan yang berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam

rangka mewujudkan ketahanan energi kabupaten adalah : Waduk multifungsi Lausimeme di Kecamatan Biru-biru serta sungai di Kecamatan Sibolangit dan Gunung Meriah.

c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya;

Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, yang dapat di kembangkan di Kabupaten Deli Serdang antara lain:

 Kawasan Perkantoran Pemerintahan, yaitu: Komplek Perkantoran Pemerintahan Kabupaten

Deli Serdang di Lubuk Pakam;

 Pengembangan kawasan wisata, di Kecamatan Sibolangit

 Kawasan Pendidikan dan Olah Raga yaitu : Kampus USU baru di Desa Kuala Bekala,

Kecamatan Pancur Batu dan Kawasan Pendidikan dan Olah Raga di Kecamatan Percut Sei Tuan;

 Kawasan situs budaya dan peninggalan bersejarah, seperti situs Putri Hijau di Kecamatan

(29)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 29

d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau

teknologi tinggi; dan/atau

e. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yang dapat di kembangkan di Kabupaten Deli Serdang antara lain :

 Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading di Kecamatan Hamparan Perak dan Labuhan

Deli;

 Kawasan Cagar Alam di Kecamatan Sibolangit;

 Kawasan Ekosistem Leuser di Kecamatan Sibolangit dan Kecamatan Kutalimbaru;

 Kawasan Taman Hutan Bukit Barisan di Kecamatan Sibolangit;

 Kawasan Hutan Lindung di Kecamatan Gunung Meriah;

 Kawasan Hutan Lindung Sempadan Pantai yang terdapat di sepanjang garis pantai di

Kecamatan Hamparan Perak, Percut Sei Tuang dan Pantai Labu.

 Satuan Wilayah Sungai (SWS) Belawan – Ular – Padang.

 Wilayah sungai lintas kabupaten, meliputi wilayah Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai

Belawan, Sungai Ular, Sungai Percut dan Sungai Belumai.

Tabel 5.6. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan RTRW

KAWASAN STRATEGIS

Kawasan strategis dari sudut

kepentingan pertumbuhan

(30)
(31)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 31

Sosial Budaya  Kawasan Perkantoran

Pemerintahan, yaitu:

terdapat di sepanjang garis

(32)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 32

Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007-2027

Tabel 5.7 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya seluruh Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang

 Peningkatan sumber air baku bagi seluruh Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang mencegah akibat yang ditimbulkan kedepan.

 Peninjauan terhadap kemungkinan pembangunan TPA baru.

 Pembangunan dan atau penambahan TPS di seluruh wilayah perkotaan di kabupaten Deli Serdang.

 Pembangunan dan atau penambahan TPS di seluruh wilayah perkotaan di kabupaten Deli Serdang.

(33)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 33

Gambar 5.5. Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang

(34)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 34

5.3. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

5.3.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah RPJMD Kabupaten Deli Serdang Tahun

2009 – 2014

Visi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2009-2014 adalah :

“Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejahtera bersatu dalam kebhinekaan melalui pemerataan pembangunan, pemanfaatan sumber daya yang adil dan penegakan

hukum yang ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.”

Untuk memberikan kejelasan agar tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang berbeda, perlu dijelaskan arti yang terkandung dalam visi dimaksud dan menjadi Misi Kabupaten Deli Serdang, yaitu:

- mewujudkan Deli Serdang yang maju adalah mendorong pembangunan yang menjamin

pemerataan yang seluas-luasnya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung oleh kondisi keamanan yang kondusif.

- Misi mewujudkan masyarakat Deli Serdang yang religius adalah mendorong pembangunan

akhlak mulia generasi muda, saling menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif, mengabdi pada kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia.

- mewujudkan masyarakat Kabupaten Deli Serdang yang sejahtera dan bersatu dalam

kebhinekaan adalah mendorong pembangunan yang merata, pemanfaatan sumber daya yang adil guna mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, rasa aman dan damai, mampu menampung aspirasi masyarakat yang dinamis, menegakkan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dengan ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.

- Misi penegakan hukum dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik adalah mendorong

terciptanya supremasi hukum dan masyarakat yang taat hukum, menghilangkan praktek diskriminasi hukum, mendorong pembangunan sistem yang akuntabel, transparan, professional, dan mampu menjalankan fungsinya sebagai fasilitator bagi semua stake holdernya.

Tujuan Pembangunan Daerah

1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia;

2. Mewujudkan infrastruktur perhubungan, irigasi dan permukiman yang baik;

3. Meningkatkan perekonomian daerah;

4. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai sosial, budaya dan

agama;

5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas tata kelola pemerintahan yang berbasis good

governance;

Sasaran Pembangunan Daerah

1. Terwujudnya peningkatan aksesbilitas pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada seluruh

(35)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 35

2. Terwujudnya ketersediaan infrastruktur dan permukiman yang memadai baik kuantitas dan

kualitas

3. Terwujudnya peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat.

4. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmoni dalam keberagaman

5. Terwujudnya pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel.

5.3.2. Strategi Pembangunan Daerah

1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas;

2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat;

3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;

4. Peningkatan produktifitas dan kualitas produk serta pengembangan potensi ekonomi lokal

dalam rangka peningkatan daya saing daerah.

5. Pengembangan wawasan kebangsaan;

6. Peningkatan pemanfaatan nilai seni dan budaya;

7. Peningkatan keluarga sejahtera melalui pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana;

8. Percepatan pengurangan penduduk miskin;

9. Perbaikan sistem kearsipan dan informasi;

10. Peningkatan profesionalisme aparatur dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik;

11. Peningkatan penataan peraturan daerah.

5.3.3. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

Dalam upaya mencapai pelaksanaan visi dan misi Kabupaten Deli Serdang, arah kebijakan pembangunan daerah dijabarkan sebagai berikut :

1. Menyediakan prasarana dan sarana dalam rangka peningkatan kapasitas dan aksesibilitas dan

kualitas SDM, diarahkan kepada peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas.

2. Peningkatan Kualitas dan Kapasitas infrastruktur perhubungan, irigasi dan permukiman serta

lingkungan hidup diarahkan antara lain melalui penyedian sarana dan prasarana daerah yang berkualitas.

3. Meningkatkan kapasitas perekonomian daerah diarahkan pemantapan struktur perekonomian

yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah Kabupaten Deli Serdang melalui pengembangan produk-produk unggulan, pengembangan UKM dan Koperasi.

4. Meningkatknya kualitas kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai social dan agama,

diarahkan antara lain untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan.

5. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas tata kelola pemerintahan yang berbasis good

governance diarahkan antara lain meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pelaksanaan good governance, peningkatan mutu pelayanan publik sesuai dengan standar pelayanan minimal.

(36)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 36

10.Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

11.Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

12.Urusan Sosial

13.Urusan Ketenagakerjaan

14.Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

15.Urusan Penanaman Modal

16.Urusan Kebudayaan

17.Urusan Pemuda dan Olahraga

18.Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri

19.Urusan Pemerintahan Umum

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, urusan pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang sesuai dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan adalah: urusan Pertanian, Kehutanan, Energi dan Sumberdaya Mineral, Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, perdagangan, perindustrian dan transmigrasi.

5.3.4. Program Pembangunan Daerah

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.

Sesuai dengan prioritas Nasional yang dikaitkan dengan urusan rumah tangga yang menjadi kewenangan kabupaten, prioritas pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut;

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui percepatan pembangunan pendidikan,

(37)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 37

2. Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;

3. Peningkatan kapasitas perekonomian daerah melalui peningkatan produktifitas,

pengembangan potensi daerah dan iklim investasi;

4. Pengembangan wawasan kebangsaan dan pengeloaan kebudayaan daerah;

5. Percepatan pengurangan jumlah penduduk miskin;

6. Tata kelola pemerintahan yang baik.

5.4. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

(RP2KP)

5.4.1. Arahan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Berdasarkan kajian yang dilakukan pada kebijakan-kebijakan yang terkait dengan kawasan prioritas di dapati beberapa hal yang penting diantaranya adalah sebagai berikut:

 Kecamatan Lubuk Pakam dikembangkan menjadi PKWp dengan fungsi utama sebagai pusat

pemerintahan kabupaten, perdagangan dan jasa, kota transit, pusat pelayanan umum dan sosial, dan permukiman.

 Kecamatan Lubuk Pakam merupakan pusat kegiatan utama di Kabupaten Deli Serdang.

 Desa Sekip diarahkan untuk peningkatan kualitas sarana prasarana.

 Kelurahan Lubuk Pakam I/II Kelurahan Lubuk Pakam III, Kelurahan Lubuk Pakam Pekan

diarahkan untuk revitalisasi kawasan.

 Desa Bakaran Batu diarahkan untuk peningkatan kualitas sarana prasarana.

 Kawasan prioritas penanganan permukiman berada di Desa Sekip, Desa Bakaran Batu, Kelurahan

Lubuk Pakam I/II Kelurahan Lubuk Pakam III, Kelurahan Lubuk Pakam Pekan.

(38)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 38

B. Analisis Makro

a. Pengembangan Bandara Kuala Namu dan Pusat Perdagangan

dan Jasa

• Pengembangan Bandar Udara Kuala Namu akan memberikan dampak bagi Desa Sekip,

karena desa ini akan menampung limpahan kegiatan dan orang dari kegiatan bandara (Bandara-Desa Sekip ± 6 Km).

• Desa ini dihubungkan secara regional dengan stasiun KA dan jalinsum ± 500 m desa.

• Desa ini merupakan kawasan permukiman berbatasan langsung dengan pengembangan

pusat perdagangan dan jasa.

b. KKOP Bandara Kuala Namu

• Desa Sekip berada di dalam kawasan permukaan kerucut

• Pengembangan Desa Sekip mengacu pada KM 57 Tahun 2007 tentang KKOP Bandara Baru

(39)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 39

5.4.2. Analisis Mikro Kawasan

A. Permasalahan Permukiman Di Kabupaten Deli Serdang Adapun beberapa permasalahan yang diidentifikasi antara lain:

a) Masyarakat belum memahami dengan baik sehingga sosialiasai santa diperlukan untuk

menyamakan persepsi pentingnya pembangunan permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan kawasan menjadi lebih maju dan mandiri

b) Masyarakat masih mengharapkan setiap pembangunan di lingkungannnya dilakukan oleh

pemerintah

c) Lahan dan ruang di perkotaan yang terbatas telah menjadikan kawasan perkotaan menjadi

daya tarik bagi masyarakat imigran untuk dating dan tinggal karena keumdahan aksesibilitas ke pusat kota. Akibatnya sering dijumpai kawasan perkotaan menjadi kumuh karena lahan dan ruang yang terbatas telah beralih fungsi ruang, seperti: sempadan jalan, trotoar, saluran, ruang terbuka hijau, dipergunakan unutk jualan atau sebagai tempat hunian

d) Kurangnya efisiensi dan efektifitas penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana permukiman

e) Masih adanya kawasan tertinggal yaitu Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan STM Hulu, dan

Kecamatan STM Hilir

f) Merupakan daerah rawan bencana yaitu:

1. Kawasan yang termasuk ke dalam kawasan rawan bencana alam geologi antara lain:

 Kawasan rawan letusan gunung berapi terdapat di Kecamatan Kutalimbaru dan

Kecamatan Sibolangit;

 Kawasan rawan gerakan tanah terdapat di Kecamatan Sibolangit, bagian Sealatan

(40)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 40

 Zona patahan aktif terbesar di Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan Namorambe;

 Zona rawan bahaya gas beracun yang tersebar di Kecamatan Sibolangit, STM Hulu, dan

Kecamatan Gunung Meriah

2. Kawasan berpotensi rawan banjir, pada umumnya terdapat pada kawasan dataran rencah di

sepanjang garis pantai sepanjang 65 Km, yang meliputi Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Labuhan Deli, Kecamatan Percut Sei Tuan, dan Kecamatan Pantai Labu;

3. Kawasan berpotensi rawan longsor, pada umumnya terdapat pada kawasan dataran tinggi

pada Kecamatan Kutalimbaru, Kecamatan Sibolangit, Kecamatan Biru-Biru, Kecamatan STM Hilir, Kecamatan STM Hulu, Kecamatan Gunung Meriah, dan Kecamatan Bangun Purba

4. Kawasan rawan tsunami dan gelombang pasang terdapat di sepanjang pantai Kecamatan

Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Kecamatan Pantai Labu

B. Pola Permukiman Kabupaten Deli Serdang

Pada umumnya permukiman di Kabupaten Deli Serdang dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok besar yaitu perumahan dan permukiman di perkotaan dan perkecamatan. Pola permukiman perkecamatan atau kampung itu sendiri, pada dasarnya masih dapat dibagi menjadi perkampungan pertanian yaitu umumnya membentuk pola mengelompok atau menggerombol dengan dikelilingi oleh persawahan (lahan pertanian), terbentuknya kelompok-kelompok permukiman ini tidak lepas dari keberadaan sumber air. Biasanya permukiman semacam ini terbentuk dekat dengan sumber air.

C. Permasalahan Infrastruktur Permukiman di Kabupaten Deli Serdang

Secara umum permasalahan infrastruktur di Kabupaten Deli Serdang dibagi menjadi permasalahan jaringan jalan lingkungan, penyediaan air bersih, dan penyediaan sanitasi.

a. Sampai dengan tahun 2008, panjang jaringan jalan yang ada di Kabupaten Deli Serdang telah

mencapai 3.075,554 Km, yang meliputi jalan telah diaspal sepanjang 1.186,314 Km, jalan kerikil 1.568,375 Km, jalan batu sepanjang 34,559 Km, jalan beton (concrete) sepanjang 15,958 Km dan ajaln tanah sepanjang 270,848 Km. Permasalahan penyediaan jaringan jalan di Kabupaten Deli Serdang antara lain:

 Jaringan jalan masih dalam kondisi makadam di beberapa kecamatan

 Kondisi jaringan jalan kurang baik di beberapa kecamatan

b. Sumber-sumber yang telah dimanfaatkan untuk sumber air minum diantaranya adalah Mata

Air Sibolangit dengan kapasitas 46.000 m³/d, Sungai Belawan (Sunggal) dengan kapasitas 90.720 m³/d, Sungai Deli (Deli Tua) dengan kapasitas 30.240 m³/d, Sungai Ular, dan Sungai Belumai. Cakupan pelayanan air minum pada daerah perkotaan baru mencapai 15,34 %, yang meliputi sistem perpipaan sebanyak 15 % dan sistem non perpipaan yang telindungi sebanyak 0,34 %. Cakupan pelayanan pada kawasan perdesaan baru mencapai 2,5 % dari seluruh penduduk perdesaan, yang meliputi sistem perpipaan 1,79 % dan sistem non perpipaan ang terlindungi 0,71 %. Permasalahan terkait dengan penyediaan air bersih antara lain:

 Pada waktu musim hujan tidak dapat menerima aliran air

 Tidak adanya embung-embung untuk penyimpanan air bersih pada waktu musim kemarau

 Lingkungan permukiman masih kekurangan air bersih

 Belum adanya sarana penampungan air bersih

(41)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 41

c. Permasalahan penyediaan sanitasi adalah kurangnya penyediaan jamban.

5.4.3. Strategi Pengembangan Kawasan Prioritas

Strategi pembangunan kawasan dikembangkan dari kebutuhan penanganan kawasan. Karakteristik penanganan kawasan di kawasan prioritas dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) karakteristik penanganan permukiman. Penanganan pertama lebih kepada penanggulangan permukiman yang telah tidak teratur dan cenderung untuk menjadi kumuh (kuratif). Sedangkan penanganan kedua merupakan penanganan pencegahan pembentukan kawasan permukiman yang sporadis melalui alih fungsi lahan sawah pertanian irigasi yang tidak terencana.

Penanganan kawasan permukiman prioritas yang bersifat penanggulangan kawasan permukiman dapat didekati dari permasalahan yang ada di kawasan permukiman prioritas tersebut. diantaranya adalah:

1. Kehidupan sosial yang tidak teratur

2. Tingkat ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang rendah

3. Kurangnya infrastruktur

4. Tataguna lahan yang tidak teratur

5. Kondisi rumah yang kurang sehat

6. Hunian yang kurang memadai mengakibatkan kondisi yang tidak sehat bagi penghuninya.

Berdasarkan hal-hal tersebut perlu dilakukan penanganan yang serius diantaranya program perbaikan dan penyediaan. Hal ini dilakukan agar permasalahan ini tidak melebar. Diantara program tersebut adalah perbaiakn jalan lingkungan, saluran drainase, penyediaan MCK dan pengadaan fasilitas sosial.

(42)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 42

(43)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 43

5.4.4. Rencana Aksi Kawasan

Muatan Indikasi Program:

(1) Indikasi program  jenis program yang diterapkan untuk mewujudkan rencana yang

disusun

(2) Lokasi  area perwujudan rencana

(3) Sumber pendanaan  asal dana : APBN/APBD/Investasi Swasta/kerjasama pendanaan

(4) Instansi pelaksanaan  pihak yang melaksanakan

(5) Tahapan (waktu pelaksanaan)  jangka waktu pelaksanaan

(6) Pembiayaan  besaran biaya yang dikeluarkan

POTENSI DAN PERMASALAHAN

KONSEP PENANGANAN KAWASAN

MANFAAT KEBUTUHAN

Indikasi program

Lokasi

Sumber pendanaan

Instansi pelaksanaan

Tahapan (waktu pelaksanaan)

Pembiayaan

RENCANA AKSI

INDIKASI PROGRAM

(44)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 44

5.4.5. Program Strategis Kota Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan kebijakan dan strategi permukiman dan infrastruktur kota Lubuk Pakam yang telah dibahas, maka untuk mewujudkannya dibuat program-program strategis, strategi dan program tersebut adalah sebagai berikut ;

Tabel 5.8. Strategi Dan Program Penataan Bangunan Dan Lingkungan

Kota Lubuk Pakam

NO STRATEGI PROGRAM

1 Meningkatkan Kualitas

Bangunan

1. Program Pembinaan Teknis Bangunan Gedung

A. Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Bangunan

(Gedung) Kabupaten Deli Serdang

B. Peningkatan Administrasi Perumahan

C. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan

(Rtbl) Kawasan Pusat Kota

a. Koridor Jl. Dr. Sutomo

b. Koridor Jl. Pantai Labu

(45)

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang V . 45

NO STRATEGI PROGRAM

D. Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Rencana Induk

Sistem Proteksi Kebakaran (Rispk) Kabupaten Deli Serdang

2. Program Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni

Kecamatan Lubuk Pakam

A. Peningkatan Kualitas Rumah Kurang Layak Huni Kawasan

Desa Sekip(Lingkungan Dusun Ampera Utara, Ampera Selatan, Dusun Kelapa, Dusun Sederhana Dan Dusun Sempurna Desa Sekip Serta Lingkungan I Kelurahan Cemara)

B. Peningkatan Kualitas Rumah Kurang Layak Huni Desa

Bakaran Batu

C. Peningkatan Kualitas Rumah Kurang Layak Huni Kawasan

Pusat Kota (Kelurahan Lubuk Pakam I/Ii Kelurahan Lubuk Pakam Iii, Kelurahan Lubuk Pakam Pekan)

D. Peningkatan Kualitas Rumah Kurang Layak Huni

Kelurahan/ Desa : A) Paluh Kemiri, B)Petapahan, C) Tanjung Garbus I, D) Pagar Merbau Iii, E) Pasar Melintang, F) Pagar Jati, Dan G) Kel. Syahmad

3. Program Pemberdayaan Masyarakat Kota/Desa

A. P2kp-Pnpm Perkotaan

B. Ppk-Pnpm Perdesaan

2 Mengurangi Lokasi

Permukiman Kumuh

4. Program Peningkatan Dan Peremajaan Kawasan Permukiman

Kumuh Kecamatan Lubuk Pakam

A. Kawasan Permukiman Kumuh Desa Sekip(Lingkungan

Dusun Ampera Utara, Ampera Selatan, Dusun Kelapa, Dusun Sederhana Dan Dusun Sempurna)

B. Kawasan Permukiman Kumuh Lingkungan I Kelurahan

Cemara

5. Program Peningkatan Fasilitas Umum

A. Pemindahan Pedagang Di Kawasan Deli Mas Kecamatan

Lubuk Pakam Ke Lokasi Pasar Yang Baru

 Persiapan (Sosialisasi Dan Koordinasi)

 Pemantapan Pedagang

 Pemindahan

 Pengadaan Lahan Pengembangan Pasar

B. Terminal (Pembangunan Terminal Tipe B Kota Lubuk

Gambar

Gambar 5.2. Rencana Sistem Transportasi Di Kabupaten Deli Serdang
Gambar 5.3. Rencana Sistem Prasarana Di Kabupaten Deli Serdang
Tabel 5.4. Pola Penggunaan Lahan Pada Kawasan Industri
Gambar 5.4. Peta Rencana Pola Ruang Kab. Deli Serdang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fan , “Equivalence of weak convergence and endograph metric convergence for fuzzy number spaces”, Fuzzy logic, soft computing and computational intelligence, 11th international

Variety of the very high resolution satellite imageries sensors are used to produce the ortho-mosaicked imageries to cover the entire Bali mainland area consist of

dilihat dari rasio Likwiditas bahwa PT.Metrodata Electronics,Tbk dalam keadaan likwid pada tahun 2002 dan 2003 dikarenakan tingkat likwiditas diatas 200% namun ditahun

​ Results: ​ The study found that there was no correlation between toluene exposure in the air with the incidence of peripheral neuropathy in offset printing workers

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Perpanjangan Dispensasi Pelayanan Pencatatan

Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara,Medan. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Maka, persoalan yang diteliti dalam hal ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum waris adat Tapanuli Selatan, mekanisme penyelesaian sengketa