Oleh
YAYUK LESTARI
H24103052
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
YAYUK LESTARI
H24103052
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA
PERIODE JANUARI 2006-APRIL 2007
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
YAYUK LESTARI
H24103052
Menyetujui, September 2007
Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA
Ir. Budi Purwanto, ME
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
Ketua Departemen
Januari 2006-April 2007. Di bawah bimbingan WIDIGDO SUKARMAN dan
BUDI PURWANTO.
Pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia terus meningkat pesat sejak
dikeluarkannya Undang-Undang no. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mengenai
diperbolehkannya Reksa Dana berbentuk terbuka dan tertutup. Hal ini mendorong
IPB untuk meluncurkan Reksa Dana IPB-Kresna dengan PT Kresna Graha
Securindo, Tbk. sebagai Manajer Investasi. Sejak diluncurkan Desember 2005
sampai April 2007, Reksa Dana IPB Kresna memiliki kinerja yang kurang baik
berdasarkan
portfolio fact-sheet
yang dikeluarkan PT Kresna Graha Securindo
Tbk. dan pemeringkatan Reksa Dana yang dilakukan oleh InfoBank dan
Infovesta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan dan menguji
keandalan portofolio IPB-Kresna sehingga bisa didapatkan rekomendasi dalam
strategi, kebijakan, komposisi portofolio, atau pendekatan lainnya yang mampu
dijadikan sebagai alat peningkatan kinerja bagi IPB-Kresna.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari berbagai
sumber yang akan digunakan untuk membentuk empat portofolio dan mengukur
kinerja masing-masing portofolio. Pengukuran kinerja dilakukan dengan
membandingkan kinerja portofolio IPB-Kresna dengan portofolio model
Markowitz dan model indeks tunggal yang masing-masing dibuat 2 portofolio,
yaitu portofolio menggunakan penerapan kebijakan IPB-Kresna dan portofolio
yang dibentuk tanpa kebijakan investasi IPB-Kresna.
Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan portofolio IPB-Kresna
merupakan portofolio dengan kinerja terendah, baik diukur menggunakan metode
time-weighted rate of return
maupun rasio Sharpe. Hasil penelitian memang
belum dapat menunjukkan apakah kebijakan investasi yang dilakukan oleh
IPB-Kresna sudah tepat atau belum, namun dapat diketahui bahwa penyebab utama
buruknya kinerja portofolio IPB-Kresna bukan berasal dari kebijakan yang
diterapkannya karena kinerja pada portofolio Markowitz dan model indeks
tunggal yang menerapkan kebijakan ini masih mampu memberikan kinerja yang
lebih baik dibandingkan kinerja IPB-Kresna. Sehingga dari penelitian ini
diketahui bahwa rendahnya kinerja portofolio IPB-Kresna disebabkan oleh faktor
lain di luar kebijakan investasi yang telah diterapkannya. Model yang dapat
direkomendasikan dalam kasus ini adalah portofolio model Markowitz karena
memiliki kinerja paling tinggi di antara portofolio lainnya.
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Yayuk Lestari, dilahirkan di Bogor pada tanggal 17
Oktober 1985 dari pasangan Teddy Subandi dan Eros Rostianah. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Leuwiliang 1
pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Negeri 1 Dramaga pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2000 sampai
dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi
kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yaitu
Center Of Management
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian mengenai kinerja IPB-Kresna yang diungkapkan dalam skripsi yang
berjudul “Kinerja Reksa Dana IPB-Kresna Periode Januari 2006-April 2007” ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Sebagai salah satu Reksa Dana Campuran di Indonesia, IPB-Kresna perlu
melakukan pengukuran kinerja untuk dapat mengevaluasi kualitas pengelolaan
portofolio investasi yang dilakukan Manajer Investasi. Pengukuran kinerja ini
nantinya dapat digunakan oleh IPB-Kresna untuk mencapai kinerja yang lebih baik
di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada:
1.
Kedua orang tua yang selalu memberi kasih sayang, semangat, doa, dan segala
hal untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dr. Widigdo Sukarman MBA, MPA dan Ir. Budi Purwanto, ME sebagai dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan, membagi ilmu, motivasi, saran, dan pengarahan
kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
3.
Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji
dan memberikan masukan, kritik, serta saran.
4.
Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM atas kesediaannya menjadi moderator seminar
dan memberikan masukan, kritik, serta saran yang amat berharga bagi penulis.
5.
Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departeman Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
6.
Bapak Anhar Rudi dari Biro Riset dan Teknologi Bapepam atas kesediaannya
membantu penulis untuk mendapatkan data-data penunjang skripsi.
v
8.
Aldhika Darajat atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan, dan motivasi
tiada henti.
9.
Adik-adikku (Asep dan Nita) yang dengan rela menunda main
game
saat
komputer digunakan penulis untuk menyelesaikan skripsi.
10.
Rekan satu bimbingan (Dian Suminnar, Linda, Rio, Yunia, Prita, dan Sekar)
untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.
11.
Teman-teman Dagoss (Uchi, Pasus, Ipeh, Amiko, Etty, Ulfa, Else, Rinrin)
B’Boys (Irwan, Yan, Ruslan, dan Adit), Nela, dan Wina untuk keceriaan,
kebersamaan, semangat, serta doanya selama ini.
12.
Toro untuk kasih sayang, dukungan, dan keceriaan yang mampu membuat
penulis tersenyum meski di saat terburuk sekalipun.
13.
Teman-teman Manajemen 40 atas pengalaman-pengalaman berharga yang
diberikannya.
14.
Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang
lebih baik lagi.
Bogor, September 2007
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Hasil yang Diharapkan ... 7
1.5 Batasan Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Investasi ... 9
2.1.1
Pengertian Investasi ... 9
2.1.2
Jenis-Jenis Investasi ... 9
2.1.3
Instrumen Investasi
Financial Assets
... 9
2.1.4
Proses Investasi ... 11
2.2
Teori Portofolio ... 12
2.2.1
Tingkat Pengembalian dan Risiko ... 13
2.2.2
Diversifikasi Markowitz ... 13
2.2.3
Model Indeks Tunggal ... 15
2.2.4
Pengukuran Kinerja Portofolio ... 16
2.2.4.1
Time-Weighted Rate of Return ...
16
2.2.4.2
Metode Sharpe ... 16
2.3
Reksa Dana ... 17
2.3.1
Pengertian Reksa Dana ... 17
2.3.2
Bentuk Hukum Reksa Dana ... 17
2.3.3
Jenis-Jenis Reksa Dana ... 17
2.3.4
Manajer Investasi ... 18
2.3.5
Bank Kustodian ... 18
2.3.6
Unit Penyertaan ... 19
2.3.7
Manfaat Investasi Reksa Dana ... 19
2.3.8
Kinerja Reksa Dana ... 20
2.3.9
Penelitian Tentang Reksa Dana di Indonesia ... 21
vii
3.2
Pengumpulan Data ... 26
3.3
Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 26
3.3.1
Pemilihan Saham, Obligasi, dan Deposito ... 27
3.3.2
Menghitung
Return, Expected Return
, dan Risiko Tiap Aset ... 27
3.3.3
Membentuk Portofolio Model Markowitz ... 30
3.3.4
Membentuk Portofolio Model Indeks Tunggal ... 32
3.3.5
Mengukur dan Membandingkan Kinerja ... 35
3.3.5.1
Metode
Time-Weighted Rate of Return
... 36
3.3.5.2
Sharpe
Ratio
... 36
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Reksa Dana IPB-Kresna ... 37
4.1.1
Pendirian Reksa Dana ... 37
4.1.2
Penawaran Umum ... 37
4.1.3
Penempatan Dana Awal ... 37
4.1.4
Pengelola Reksa Dana ... 38
4.1.5
Kebijakan Investasi ... 38
4.2
Manajer Investasi Reksa Dana IPB-Kresna ... 39
4.2.1
Latar Belakang Manajer Investasi ... 39
4.2.2
Visi dan Misi ... 40
4.2.3
Struktur Organisasi Manajer Investasi ... 40
4.3
Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor ... 40
4.3.1
Sejarah Institut Pertanian Bogor ... 40
4.3.2
Visi, Misi, dan Motto ... 41
4.3.3
Tujuan ... 41
4.3.4
Organisasi IPB ... 41
4.4
Pemilihan Saham, Obligasi, dan Deposito ... 42
4.5
Perhitungan
Return
dan Risiko Aset ... 43
4.5.1
Return
dan Risiko Saham ... 44
4.5.2
Return
dan Risiko Obligasi ... 43
4.5.3
Return
dan Risiko Deposito ... 44
4.6
Pembentukan Portofolio Model Markowitz ... 46
4.6.1
Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model
Markowitz ... 46
4.6.2
Portofolio Optimal Obligasi Menggunakan Model
Markowitz ... 47
4.6.3
Portofolio Gabungan Menggunakan Model Markowitz ... 48
4.6.4
Portofolio Gabungan Menggunakan Model Markowitz dengan
Menerapkan Kebijakan Investasi IPB-Kresna ... 49
4.7
Portofolio Model Indeks Tunggal ... 51
4.7.1
Tingkat Pengembalian dan Risiko Pasar ... 51
4.7.2
Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model Indeks
Tunggal ... 52
4.7.3
Portofolio Optimal Obligasi Menggunakan Model Indeks
Tunggal ... 55
4.7.4
Portofolio Gabungan Menggunakan Model Indeks Tunggal .... 56
viii
4.8
Return
dan Risiko Portofolio Markowitz, Model Indeks Tunggal, dan
IPB-Kresna Periode Januari 2006-April 2007 ... 58
4.9
Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode
Time-Weighted Rate of
Return ...
59
4.9.1
Holding Period Return
Sub-Periode Masing-Masing Portofolio . 59
4.9.2
Kinerja Berdasarkan Metode
Time-Weighted Rate of Return
... 63
4.10
Pengukuran Kinerja Menggunakan Rasio Sharpe ... 65
4.11
Pergerakan
Return
Pasar ... 66
4.12
Posisi Kinerja Portofolio IPB-Kresna Dibandingkan Gabungan
Benchmark
... 67
4.13
Prediksi
Return
Portofolio Periode 6 Bulan Mendatang ... 70
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan ... 72
2.
Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
Oleh
YAYUK LESTARI
H24103052
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
YAYUK LESTARI
H24103052
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA
PERIODE JANUARI 2006-APRIL 2007
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
YAYUK LESTARI
H24103052
Menyetujui, September 2007
Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA
Ir. Budi Purwanto, ME
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
Ketua Departemen
Januari 2006-April 2007. Di bawah bimbingan WIDIGDO SUKARMAN dan
BUDI PURWANTO.
Pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia terus meningkat pesat sejak
dikeluarkannya Undang-Undang no. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mengenai
diperbolehkannya Reksa Dana berbentuk terbuka dan tertutup. Hal ini mendorong
IPB untuk meluncurkan Reksa Dana IPB-Kresna dengan PT Kresna Graha
Securindo, Tbk. sebagai Manajer Investasi. Sejak diluncurkan Desember 2005
sampai April 2007, Reksa Dana IPB Kresna memiliki kinerja yang kurang baik
berdasarkan
portfolio fact-sheet
yang dikeluarkan PT Kresna Graha Securindo
Tbk. dan pemeringkatan Reksa Dana yang dilakukan oleh InfoBank dan
Infovesta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan dan menguji
keandalan portofolio IPB-Kresna sehingga bisa didapatkan rekomendasi dalam
strategi, kebijakan, komposisi portofolio, atau pendekatan lainnya yang mampu
dijadikan sebagai alat peningkatan kinerja bagi IPB-Kresna.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari berbagai
sumber yang akan digunakan untuk membentuk empat portofolio dan mengukur
kinerja masing-masing portofolio. Pengukuran kinerja dilakukan dengan
membandingkan kinerja portofolio IPB-Kresna dengan portofolio model
Markowitz dan model indeks tunggal yang masing-masing dibuat 2 portofolio,
yaitu portofolio menggunakan penerapan kebijakan IPB-Kresna dan portofolio
yang dibentuk tanpa kebijakan investasi IPB-Kresna.
Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan portofolio IPB-Kresna
merupakan portofolio dengan kinerja terendah, baik diukur menggunakan metode
time-weighted rate of return
maupun rasio Sharpe. Hasil penelitian memang
belum dapat menunjukkan apakah kebijakan investasi yang dilakukan oleh
IPB-Kresna sudah tepat atau belum, namun dapat diketahui bahwa penyebab utama
buruknya kinerja portofolio IPB-Kresna bukan berasal dari kebijakan yang
diterapkannya karena kinerja pada portofolio Markowitz dan model indeks
tunggal yang menerapkan kebijakan ini masih mampu memberikan kinerja yang
lebih baik dibandingkan kinerja IPB-Kresna. Sehingga dari penelitian ini
diketahui bahwa rendahnya kinerja portofolio IPB-Kresna disebabkan oleh faktor
lain di luar kebijakan investasi yang telah diterapkannya. Model yang dapat
direkomendasikan dalam kasus ini adalah portofolio model Markowitz karena
memiliki kinerja paling tinggi di antara portofolio lainnya.
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Yayuk Lestari, dilahirkan di Bogor pada tanggal 17
Oktober 1985 dari pasangan Teddy Subandi dan Eros Rostianah. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Leuwiliang 1
pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Negeri 1 Dramaga pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2000 sampai
dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi
kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yaitu
Center Of Management
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian mengenai kinerja IPB-Kresna yang diungkapkan dalam skripsi yang
berjudul “Kinerja Reksa Dana IPB-Kresna Periode Januari 2006-April 2007” ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Sebagai salah satu Reksa Dana Campuran di Indonesia, IPB-Kresna perlu
melakukan pengukuran kinerja untuk dapat mengevaluasi kualitas pengelolaan
portofolio investasi yang dilakukan Manajer Investasi. Pengukuran kinerja ini
nantinya dapat digunakan oleh IPB-Kresna untuk mencapai kinerja yang lebih baik
di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada:
1.
Kedua orang tua yang selalu memberi kasih sayang, semangat, doa, dan segala
hal untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dr. Widigdo Sukarman MBA, MPA dan Ir. Budi Purwanto, ME sebagai dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan, membagi ilmu, motivasi, saran, dan pengarahan
kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
3.
Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji
dan memberikan masukan, kritik, serta saran.
4.
Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM atas kesediaannya menjadi moderator seminar
dan memberikan masukan, kritik, serta saran yang amat berharga bagi penulis.
5.
Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departeman Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
6.
Bapak Anhar Rudi dari Biro Riset dan Teknologi Bapepam atas kesediaannya
membantu penulis untuk mendapatkan data-data penunjang skripsi.
v
8.
Aldhika Darajat atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan, dan motivasi
tiada henti.
9.
Adik-adikku (Asep dan Nita) yang dengan rela menunda main
game
saat
komputer digunakan penulis untuk menyelesaikan skripsi.
10.
Rekan satu bimbingan (Dian Suminnar, Linda, Rio, Yunia, Prita, dan Sekar)
untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.
11.
Teman-teman Dagoss (Uchi, Pasus, Ipeh, Amiko, Etty, Ulfa, Else, Rinrin)
B’Boys (Irwan, Yan, Ruslan, dan Adit), Nela, dan Wina untuk keceriaan,
kebersamaan, semangat, serta doanya selama ini.
12.
Toro untuk kasih sayang, dukungan, dan keceriaan yang mampu membuat
penulis tersenyum meski di saat terburuk sekalipun.
13.
Teman-teman Manajemen 40 atas pengalaman-pengalaman berharga yang
diberikannya.
14.
Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang
lebih baik lagi.
Bogor, September 2007
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Hasil yang Diharapkan ... 7
1.5 Batasan Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Investasi ... 9
2.1.1
Pengertian Investasi ... 9
2.1.2
Jenis-Jenis Investasi ... 9
2.1.3
Instrumen Investasi
Financial Assets
... 9
2.1.4
Proses Investasi ... 11
2.2
Teori Portofolio ... 12
2.2.1
Tingkat Pengembalian dan Risiko ... 13
2.2.2
Diversifikasi Markowitz ... 13
2.2.3
Model Indeks Tunggal ... 15
2.2.4
Pengukuran Kinerja Portofolio ... 16
2.2.4.1
Time-Weighted Rate of Return ...
16
2.2.4.2
Metode Sharpe ... 16
2.3
Reksa Dana ... 17
2.3.1
Pengertian Reksa Dana ... 17
2.3.2
Bentuk Hukum Reksa Dana ... 17
2.3.3
Jenis-Jenis Reksa Dana ... 17
2.3.4
Manajer Investasi ... 18
2.3.5
Bank Kustodian ... 18
2.3.6
Unit Penyertaan ... 19
2.3.7
Manfaat Investasi Reksa Dana ... 19
2.3.8
Kinerja Reksa Dana ... 20
2.3.9
Penelitian Tentang Reksa Dana di Indonesia ... 21
vii
3.2
Pengumpulan Data ... 26
3.3
Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 26
3.3.1
Pemilihan Saham, Obligasi, dan Deposito ... 27
3.3.2
Menghitung
Return, Expected Return
, dan Risiko Tiap Aset ... 27
3.3.3
Membentuk Portofolio Model Markowitz ... 30
3.3.4
Membentuk Portofolio Model Indeks Tunggal ... 32
3.3.5
Mengukur dan Membandingkan Kinerja ... 35
3.3.5.1
Metode
Time-Weighted Rate of Return
... 36
3.3.5.2
Sharpe
Ratio
... 36
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Reksa Dana IPB-Kresna ... 37
4.1.1
Pendirian Reksa Dana ... 37
4.1.2
Penawaran Umum ... 37
4.1.3
Penempatan Dana Awal ... 37
4.1.4
Pengelola Reksa Dana ... 38
4.1.5
Kebijakan Investasi ... 38
4.2
Manajer Investasi Reksa Dana IPB-Kresna ... 39
4.2.1
Latar Belakang Manajer Investasi ... 39
4.2.2
Visi dan Misi ... 40
4.2.3
Struktur Organisasi Manajer Investasi ... 40
4.3
Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor ... 40
4.3.1
Sejarah Institut Pertanian Bogor ... 40
4.3.2
Visi, Misi, dan Motto ... 41
4.3.3
Tujuan ... 41
4.3.4
Organisasi IPB ... 41
4.4
Pemilihan Saham, Obligasi, dan Deposito ... 42
4.5
Perhitungan
Return
dan Risiko Aset ... 43
4.5.1
Return
dan Risiko Saham ... 44
4.5.2
Return
dan Risiko Obligasi ... 43
4.5.3
Return
dan Risiko Deposito ... 44
4.6
Pembentukan Portofolio Model Markowitz ... 46
4.6.1
Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model
Markowitz ... 46
4.6.2
Portofolio Optimal Obligasi Menggunakan Model
Markowitz ... 47
4.6.3
Portofolio Gabungan Menggunakan Model Markowitz ... 48
4.6.4
Portofolio Gabungan Menggunakan Model Markowitz dengan
Menerapkan Kebijakan Investasi IPB-Kresna ... 49
4.7
Portofolio Model Indeks Tunggal ... 51
4.7.1
Tingkat Pengembalian dan Risiko Pasar ... 51
4.7.2
Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model Indeks
Tunggal ... 52
4.7.3
Portofolio Optimal Obligasi Menggunakan Model Indeks
Tunggal ... 55
4.7.4
Portofolio Gabungan Menggunakan Model Indeks Tunggal .... 56
viii
4.8
Return
dan Risiko Portofolio Markowitz, Model Indeks Tunggal, dan
IPB-Kresna Periode Januari 2006-April 2007 ... 58
4.9
Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode
Time-Weighted Rate of
Return ...
59
4.9.1
Holding Period Return
Sub-Periode Masing-Masing Portofolio . 59
4.9.2
Kinerja Berdasarkan Metode
Time-Weighted Rate of Return
... 63
4.10
Pengukuran Kinerja Menggunakan Rasio Sharpe ... 65
4.11
Pergerakan
Return
Pasar ... 66
4.12
Posisi Kinerja Portofolio IPB-Kresna Dibandingkan Gabungan
Benchmark
... 67
4.13
Prediksi
Return
Portofolio Periode 6 Bulan Mendatang ... 70
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan ... 72
2.
Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
ix
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1.
Trend pertumbuhan Reksa Dana tahun 1995-2006 ... 1
2.
Kinerja IPB-Syariah dan IPB-Kresna sampai April 2007 ... 5
3.
Daftar kode saham dan emiten yang masuk LQ-45 selama periode
2001-2005 ... 42
4.
Expected return
dan risiko saham yang memiliki r
eturn
positif ... 43
5.
Urutan 10 obligasi pemerintah dan korporasi dengan E(R)/
risk
tertinggi ... 45
6.
Alokasi aset pada portofolio gabungan model Markowitz ... 51
7.
Urutan saham berdasarkan ERB ... 53
8.
Rasio E(Rp)/beta dari 4 portofolio gabungan model indeks tunggal dengan
menerapkan kebijakan ivestasi IPB-Kresna ... 58
9.
Hasil uji beda antara HPR IPB-Kresna dengan empat portofolio
pembanding ... 63
10.
Kinerja berdasarkan metode
time weighted rate of return
(dalam %) ... 64
x
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1.
Posisi kinerja IPB-Kresna terhadap
benchmark
... 6
2.
Portofolio optimal gabungan aset A dan aset B ... 15
3.
Kerangka pemikiran penelitian ... 25
4.
Porsi saham pada portofolio optimal model Markowitz ... 47
5.
Bobot obligasi pada portofolio obligasi model Markowitz ... 48
6.
Alokasi aset dalam portofolio gabungan menggunakan model Markowitz ... 49
7.
Alokasi berdasarkan jenis aset pada portofolio gabungan model Markowitz
dengan penerapan kebijakan investasi IPB-Kresna ... 50
8.
Nilai beta 10 saham terseleksi ... 52
9.
Bobot saham pada portofolio saham model indeks tunggal ... 54
10.
Bobot tiap seri obligasi pada portofolio obligasi model indeks tunggal ... 56
11.
Alokasi aset dan obligasi pada portofolio gabungan model indeks tunggal
tanpa menerapkan kebijakan investasi IPB-Kresna ... 57
12.
Pergerakan HPR portofolio IPB-Kresna, model Markowitz, dan model indeks
tunggal tanpa kebijakan IPB-Kresna periode Januari 2006-April 2007 ... 61
13.
Pergerakan HPR portofolio IPB-Kresna, model Markowitz, dan model indeks
tunggal dengan kebijakan IPB-Kresna periode Januari 2006-April 2007 .... 62
14.
Pergerakan HPR sub-periode pasar dan portofolio IPB-Kresna ... 67
15.
Posisi kinerja porotofolio IPB-Kresna dibandingkan
benchmark
gabungan ... 69
16.
Prediksi pergerakan
return
masing-masing portofolio untuk 6 bulan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1.
Daftar Saham LQ-45 periode 2001-2005 ... 76
2.
Daftar Seri Obligasi Kandidat Portofolio ... 77
3.
Total
Return
,
Expected Return
, Varians, dan Standar Deviasi Saham (yang
Sudah Dilakukan Penyesuaian atas
Stock Split
), IHSG, dan SBI ... 79
4.
Perhitungan
Return
,
Expected Return
, Varians, Standar Deviasi, dan Rasio
E(R)/
risk
Obligasi Pemerintah ... 82
5.
Perhitungan
Return
,
Expected Return
, Varians, Standar Deviasi, dan Rasio
E(R)/
risk
Obligasi Korporasi ... 88
6.
Return, Expected Return,
Varians, Standar Deviasi, dan Rasio E(R)/
risk
Deposito ... 105
7.
Matriks Kovarian
Return
Saham, Varians Portofolio, dan Bobot Saham
pada Portofolio Saham Model Markowitz ... 106
8.
Matriks Kovarians Antar
Return
Obligasi ... 107
9.
Matriks Varians Portofolio Obligasi dan Bobot Obligasi ... 108
10.
Perhitungan Porotofolio Saham dan Portofolio Obligasi Model Indeks
Tunggal ... 110
11.
Perhitungan Portofolio Gabungan Model Markowitz dan Model Indeks
Tunggal ... 111
12.
Perhitungan
Return
, Rata-rata
Return
, Varians, dan Standar Deviasi Portofolio
Gabungan Model Markowitz Periode Januari 2006-April 2007 ... 112
13.
Perhitungan
Return
, Rata-rata
Return
, Varians, dan Standar Deviasi Portofolio
Gabungan Model Indeks Tunggal Periode Januari 2006-April 2007 ... 114
14.
Kinerja IPB-Kresna, Kinerja Pasar (IHSG) Periode Januari 2006-April
1.1
Latar Belakang
Sejak dikeluarkannya Undang-Undang no. 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal mengenai diperbolehkannya Reksa Dana berbentuk terbuka dan
tertutup, Reksa Dana di Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan jumlah Reksa Dana dan jumlah dana yang
dikelola oleh Reksa Dana.
Tabel 1 Trend pertumbuhan Reksa Dana tahun 1995-2006
Tahun
Jumlah
Reksa Dana
Dana dikelola
(IDR trilliun)
Jumlah pemegang
Unit Penyertaan
1996 25
2.78
2
441
1997 77
4.92
20
234
1998 81
2.99
15
482
1999 81
4.97
24
127
2000 94
5.52
39
487
2001 108
8.00
51
723
2002 131
46.61
125
820
2003 186
69.48
171
712
2004 246
104.04
299
063
2005 328
29.41
254
660
2006 403
51.62
202
991
Diolah dari : Statistik Pasar Uang, Bapepam.
Pertumbuhan Reksa Dana yang dicatat oleh Bapepam memperlihatkan
angka yang signifikan. Total Reksa Dana pada akhir tahun 2001 hanya
sebesar Rp8 triliun dan meningkat 482% menjadi Rp46.61 triliun pada akhir
tahun 2002. Pertumbuhan tersebut terus berlanjut pada tahun 2003 di mana
posisi Reksa Dana pada April 2003 telah mencapai Rp61.25 triliun atau
meningkat 31.4% selama empat bulan pertama 2003.
bentuk alternatif penanaman dana yang lebih menarik dengan
rate of return
yang lebih tinggi
.
Salah satu bentuk alternatif tersebut adalah Reksa Dana
yang ternyata direspon dengan antusias oleh para pemilik dana yang
menginginkan dana yang diinvestasikannya diberi imbalan yang lebih besar
dibandingkan dengan penanaman pada deposito perbankan.
Pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia terus meningkat pesat. Pada
tahun 2004, terjadi pertambahan jumlah reksa dana sebesar 32.26% dan
jumlah dana yang dikelola reksa dana meningkat sebesar 49.71%.
Sebagai Reksa Dana yang baru mulai berkembang, tingkat
return
Reksa Dana di Indonesia selama tahun 2004 jauh melebihi
return
Reksa
Dana di Asia umumnya. Investor Reksa Dana di Indonesia memeroleh
return
rata-rata 34%, diikuti India dan Filipina dengan tingkat
return
27%.
Namun berkembangnya Reksa Dana di Indonesia kurang didukung oleh
perbaikan ekonomi sehingga mempengaruhi kinerjanya. Nilai Aktiva Bersih
(NAB) Reksa Dana mengalami penurunan yaitu dari Rp113.72 triliun pada
bulan Pebruari 2005 menjadi Rp105.38 triliun pada Maret 2005 dan anjlok
menjadi Rp86.45 triliun pada April 2005.
Penurunan ini seiring dengan kondisi perekonomian Indonesia yang
kurang mendukung. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator ekonomi
makro Indonesia pada periode Januari sampai dengan September 2005 yang
menunjukkan pergerakan relatif menurun. Melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar US yang mencapai level Rp12,000 menyebabkan semakin
melonjaknya beban negara atas subsidi BBM sehingga memaksa pemerintah
Indonesia menaikkan harga bahan bakar minyak dalam negeri sebesar 80%
yang kemudian mengakibatkan tingkat inflasi naik tajam, dari level 1.42 %
di awal Januari dan mencapai 15.65% di akhir Oktober. Untuk meredam
laju inflasi, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter telah menaikkan suku
bunga SBI pada bulan Oktober 2005 menjadi 11%.
mendorong investor Reksa Dana melakukan
redemption
(penarikan)
besar-besaran yang memaksa Manajer Investasi menjual portofolio Reksa Dana
terutama obligasi pemerintah. Tindakan ini membuat
supply
obligasi di
pasar bertambah dan mengakibatkan harga-harga obligasi di pasar semakin
menurun. Turunnya harga obligasi kemudian membuat
return
Reksa Dana
secara keseluruhan menurun drastis dari tahun sebelumnya.
Sepanjang tahun 2005, kinerja Reksa Dana mengalami penurunan.
Penurunan kinerja Reksa Dana tercermin dari pertumbuhan
return
-nya,
yaitu Nilai Aktiva Bersih per unit (NAB/unit). Pada periode Januari 2005
sampai Januari 2006 pertumbuhan NAB/unit yang diberikan oleh rata-rata
Reksa Dana hanya sebesar 2.42%, suatu jumlah
return
yang sangat minim
karena investasi pada deposito saja masih mampu memberikan
return
yang
lebih besar.
Tahun 2005 dapat dianggap sebagai periode yang kurang
menguntungkan bagi Reksa Dana di Indonesia. Namun rupanya badai yang
melanda bisnis Reksa Dana tahun 2005 ini tidak menyurutkan beberapa
perusahaan sekuritas menerbitkan Reksa Dana baru, diantaranya yaitu
Reksa Dana IPB-Kresna dan IPB-Syariah, yakni Reksa Dana yang didirikan
atas kerja sama PT Kresna Graha Securindo, Tbk., Institut Pertanian Bogor
(IPB), dan Dana Pensiun Bank Central Asia (BCA), dimana pengelolaan
portofolio investasinya dilakukan oleh PT Kresna Graha Securindo, Tbk.
sebagai Manajer Investasi. Penawaran perdana kedua Reksa Dana tersebut
dilakukan pada tanggal 15 Desember 2005 dengan NAB/unit sebesar
Rp1,000.
dimaksudkan untuk menjadi wahana promosi IPB dan kompetensinya dalam
pendidikan tinggi maupun bisnis bidang pertanian. Melalui pembentukan
kedua Reksa Dana ini, IPB berharap dapat menghimpun dana kolektif dari
mitra yang peduli terhadap pendidikan tinggi, peduli terhadap pembangunan
pertanian, dan peduli terhadap pengelolaan dana secara produktif dan
berkah.
PT Kresna Graha Securindo Tbk. sebagai Manajer Investasi Reksa
Dana IPB-Kresna dan IPB-Syariah telah berpengalaman dalam bidang
pengelolaan investasi. Sebelum mengeluarkan Reksa Dana IPB-Kresna dan
IPB-Syariah, PT Kresna Graha Securindo Tbk. telah menglola Reksa Dana
lainnya, yaitu Reksa Dana MR.BOND untuk Reksa Dana Pendapatan Tetap,
MR.FLEX untuk Reksa Dana Campuran, dan MR. CASH untuk Reksa
Dana Pasar Uang. Ketiga Reksa Dana tersebut memiliki kinerja yang baik
dan mampu menghasilkan
return
yang cukup tinggi dan bahkan MR. CASH
pernah menempati peringkat pertama untuk Reksa Dana Pasar Uang dan
MR. BOND pernah dinominasikan debagai Reksa Dana Terbaik versi
majalah Prospektus. Selain itu, PT Kresna Graha Securindo, Tbk. tercatat
sebagai perusahaan sekuritas pertama di Indonesia yang menerima sertifikat
ISO 9001:2000 untuk
Quality Management
.
Namun kualitas pengelolaan investasi pada Kresna dan
IPB-Syariah ternyata tidak sebaik pengelolaan Reksa Dana lain yang dikelola
oleh PT Kresna Graha Securindo, Tbk. Per Januari 2006, Reksa Dana IPB
Syariah berada pada peringkat 248 dan IPB Kresna pada peringkat 272
berdasarkan pemeringkatan
return
Reksa Dana yang dilakukan majalah
InfoBank (InfoBank, 2006). Peringkat tersebut dinilai dari pertumbuhan
NAB/unit per Januari 2005-2006, sehingga penilaian ini kurang
fair
untuk
kedua Reksa Dana tersebut mengingat penawaran perdananya baru dimulai
pada pertengahan Desember 2005.
namun juga berdasarkan kinerja 1, 3, dan 5 tahun. Penilaian dilakukan
dengan memberikan skor untuk beberapa hal menyangkut pengelolaan dana
investasi, seperti Sharpe
ratio
per periode tertentu, pertumbuhan aset yang
dikelola manajemen, dan struktur biaya. Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut, salah satu Reksa Dana yang diterbitkan oleh IPB,
yaitu IPB-Kresna, berada pada peringkat terakhir dari 77 Reksa Dana
Campuran di Indonesia yang penilaian kinerjanya dihitung selama satu
tahun terakhir (Infovesta, 2007).
Berdasarkan
portfolio fact-sheet
PT Kresna Graha Securindo, Tbk.
pada April 2007., kinerja IPB-Kresna memang selalu berada di bawah
kinerja
benchmark
-nya padahal bisnis Reksa Dana pada tahun 2006 telah
kembali pulih akibat suku bunga SBI turun dari 12.75% pada awal 2006
menjadi 9.75% di akhir tahun 2006 dan dana kelolaan Reksa Dana di
Indonesia juga meningkat hampir 2 kali lipat dibandingkan tahun 2005.
Pada 1 tahun terakhir, sampai April 2007, IPB-Kresna hanya mampu
memberikan
return
sebesar 3.88% per tahun, suatu tingkat keuntungan yang
amat rendah untuk ukuran sebuah Reksa Dana.
Tabel 2 Kinerja IPB-Syariah dan IPB-Kresna sampai April 2007 (per
bulan)
Kinerja
Benchmark
IPB Syariah *
IPB Syariah
Benchmark
IPB
Kresna **
IPB Kresna
1 bulan
4.92%
9.57%
4.51%
3.11%
3 bulan
0.69%
1.03%
0.54%
0.37%
6 bulan
0.88%
1.21%
1.03%
0.14%
1 tahun
1.57%
0.91%
1.48%
0.32%
Sejak
diluncurkan
- 3.19% - 1.46%
*
benchmark
: (50% x Bank Time Deposite Rate)+(50% x Jakarta Islamic Index)
**
benchmark
: (50% x Bank Time Deposite Rate)+(50% x LQ-45 Indeces)
Diolah dari :
Portfolio Fact-Sheet
Kresna Securities, April 2007.
Pada periode 1 dan 3 bulan terakhir, kinerja IPB-Kresna mulai
membaik karena
return
yang dihasilkannya semakin tinggi. Sayangnya,
kenaikan kinerja ini ternyata masih belum mampu mengungguli kinerja
benchmark
yang digunakan oleh PT Kresna Graha Securindo Tbk karena
return
rata-rata yang mampu dihasilkan oleh
benchmark
tersebut mencapai
dua kali lipat kinerja IPB-Kresna.
Diolah dari:
portfolio fact-sheet
PT. Kresna Graha Securindo Tbk., April 2007
Gambar 1 Posisi kinerja IPB-Kresna terhadap benchmark.
Berdasarkan Gambar 1, posisi kinerja IPB-Kresna berada pada posisi
yang rendah, yaitu di bawah kinerja
benchmark
dikurangi 5% standar
deviasi
benchmark
sehingga hal ini menunjukkan bahwa kinerja IPB-Kresna
masih belum optimal.
Kinerja sangat rendah
Kinerja rendah
Kinerja sangat tinggi
Kinerja tinggi
Kinerja sedang
Benchmark
- standar deviasi
(0.42%)
benchmark
+ 5%*standar deviasi
benchmark
– 5%*standar deviasi
ki
n
erja
1.89%
(0.99%)
1.80%
0.1%
3.68%
1.98%
benchmark
benchmark
+ standar deviasi
Kinerja IPB-Kresna
1.2
Rumusan Masalah
Posisi kinerja IPB-Kresna yang berada di bawah
benchmark
-nya
mengindikasikan bahwa Manajer Investasi IPB-Kresna belum melakukan
pengelolaan investasi secara optimal. Hal ini tidak hanya akan
menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat untuk berinvestasi pada
IPB-Kresna, namun juga tidak tercapainya tujuan penerbitan Reksa Dana ini.
Dari penjabaran tersebut, rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1.
Mengapa portofolio Reksa Dana IPB-Kresna memiliki kinerja yang
belum optimal?
2.
Apakah kebijakan dan komposisi portofolio yang diterapkan dalam
investasi IPB-Kresna sudah tepat?
3.
Apa strategi, kebijakan, atau komposisi aset yang dapat diterapkan untuk
memperbaiki kinerja portofolio IPB-Kresna?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Mengidentifikasi kebijakan investasi dalam pengelolaan portofolio
IPB-Kresna.
2.
Menguji keandalan portofolio dan kebijakan investasi yang diterapkan di
dalam IPB-Kresna.
3.
Mengajukan perbaikan dalam strategi, model, komposisi portofolio, atau
pendekatan lainnya bagi IPB-Kresna untuk meningkatkan kinerja.
1.4
Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Portofolio optimal menggunakan model Markowitz dan model indeks
tunggal yang menerapkan kebijakan investasi IPB-Kresna dalam proses
pembentukannya.
2.
Portofolio optimal menggunakan model Markowitz dan model indeks
tunggal tanpa penerapan kebijakan investasi IPB-Kresna.
1.5
Batasan Penelitian
Beberapa batasan yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
1.
Dividen tidak digunakan untuk menghitung
return
.
2.
Instrumen saham dan obligasi yang digunakan hanya aset yang terdaftar
dalam bursa di Indonesia, baik Bursa Efek Jakarta (BEJ) maupun Bursa
Efek Surabaya (BES).
3.
Instrumen pasar uang yang digunakan hanya deposito 1 bulan dari 5
bank besar di Indonesia. Instrumen pasar uang lainnya tidak digunakan
karena keterbatasan informasi dan pertimbangan lainnya.
2.1
Investasi
2.1.1
Pengertian Investasi
Investasi menurut Husnan (2001) merupakan kegiatan
menanamkan modal, baik dalam bentuk uang maupun benda pada
suatu objek dengan tujuan memeroleh keuntungan selama periode
tertentu. Investasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan
menanamkan dana untuk periode tertentu dalam rangka memperoleh
arus kas di masa depan yang akan memberikan imbalan atas lamanya
waktu penanaman dana, tingkat inflasi, dan atas risiko yang muncul
dari penanaman dana tersebut (Reilly, 1989).
2.1.2
Jenis-Jenis Investasi
Berdasarkan obyeknya, investasi dibagi ke dalam dua jenis
(Reilly, 1989), yaitu:
a.
Investasi aset riil (real assets), yaitu investasi pada aset yang
dapat dilihat fisik atau wujudnya seperti gedung, lahan, emas,
dan sebagainya.
b.
Investasi aset keuangan (financial assets), yaitu investasi pada
aset yang berupa klaim terhadap pihak tertentu (seperti
perusahaan) yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sertifikat
atau kertas/surat berharga yang menunjukkan kepemilikan aset
keuangan tersebut seperti saham, obligasi, dan lain-lain.
Investasi pada aset keuangan umumnya lebih banyak diminati
investor karena sifatnya yang relatif lebih mudah diperdagangkan
antar pemodal.
2.1.3
Instrumen Investasi Financial Assets
a.
Saham
Pengertian saham menurut Capital Market Supervisory
Agency (2003) adalah sertifikat kepemilikan perusahaan di mana
pemegang sertifikat tersebut berhak atas aset dan pendapatan
perusahaan.
b.
Obligasi
Menurut Keown,
et al
. (2001), obligasi merupakan surat
janji sanggup membayar (promissory note) jangka panjang, yang
dikeluarkan oleh si peminjam dengan janji kepada si
pemegangnya pembayaran suatu nilai bunga tetap setiap tahun
yang telah ditentukan sebelumnya.
Brigham dan Houston (2004) mengartikan obligasi sebagai
kontrak jangka panjang di mana peminjam dana setuju untuk
membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu
kepada pemegang obligasi tersebut.
Obligasi menurut Sulistyastuti (2002) adalah sekuritas
berpendapatan tetap (fixed income securities) yang diterbitkan
berhubungan dengan perjanjian hutang. Disebut sebagai
sekuritas berpendapatan tetap karena obligasi memberikan
penghasilan secara rutin yaitu berupa
coupon rate
(tingkat
kupon).
c.
Deposito
Pengertian deposito berdasarkan Undang-Undang no. 10
tahun 1998
dalam
Kasmir (2003) adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
d.
Sertifikat Bank Indonesia
2.1.4
Proses Investasi
Dalam melakukan investasi, pemodal dapat menempatkan
dananya hanya pada satu atau beberapa kesempatan investasi.
Dengan melakukan penempatan dana ke dalam beberapa kesempatan
investasi berarti investor telah melakukan suatu diversifikasi, yang
jika dikelola dengan baik dan tepat maka mampu menurunkan risiko
investasi tanpa harus mengorbankan nilai ekspektasi
return
secara
signifikan. Namun untuk melakukan diversifikasi tersebut, seorang
investor perlu memahami proses investasi terlebih dahulu.
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya
melakukan investasi dalam sekuritas; yaitu sekuritas apa yang akan
dipilih, seberapa banyak investasi tersebut, dan kapan investasi
tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut,
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut (Husnan, 2001):
1.
Menentukan kebijakan investasi
Di sini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya
dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada
hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi,
maka tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan
maupun risiko.
2.
Analisis sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual
atau sekelompok sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan
analisis sekuritas.
Pertama
, adalah mereka yang berpendapat
bahwa ada sekuritas yang
mispriced
dan analis dapat mendeteksi
sekuritas-sekuritas tersebut.
Kedua
, adalah mereka yang
berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar dan pemilihan
sekuritas didasarkan atas preferensi risiko para pemodal.
3.
Pembentukan portofolio
banyak sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang
ditanggung.
4.
Melakukan revisi portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap
sebelumnya. Jika dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki
tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko
pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhada
sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
5.
Evaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini, pemodal melakukan penilaian terhadap
kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang
diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar jika
suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi
mesti lebih baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko perlu
dimasukkan. Karena itu diperlukan suatu standar pengukuran.
2.2
Teori Portofolio
Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur
ketidakpastian atau risiko. Yang bisa dilakukan pemodal adalah
memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya dan
seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang
dari hasil yang diharapkan.
Pemodal dapat mengurangi risiko dengan melakukan diversifikasi
dalam investasi mereka. Diversifikasi sendiri bisa bermakna bahwa investor
membentuk portofolio sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan
tanpa mengurangi
return
yang diharapkan. Sedangkan arti harfiah
portofolio adalah kumpulan surat. Husnan (2001) mendefinisikan portofolio
sebagai sekumpulan
financial assets
(surat-surat berharga). Dalam artian
luas portofolio bisa diartikan sebagai sekumpulan kesempatan investasi.
bersedia ditanggung investor. Dengan kata lain, teori portofolio membahas
bagaimana cara membentuk portofolio yang optimal.
2.2.1
Tingkat Pengembalian dan Risiko
Markowitz sebagai pencetus teori portofolio modern
menyatakan bahwa informasi relevan dari sebuah sekuritas dapat
dirangkum oleh dua ukuran, yaitu
return
(tingkat pengembalian) dan
risk
(risiko atau deviasi standar).
Return
atau tingkat pengembalian merupakan peningkatan
dalam persentasi kekayaan dengan memegang investasi untuk suatu
jangka waktu (Rodoni dan Othman, 2002).
Return
dalam suatu
investasi merupakan sesuatu yang tidak pasti, sehingga para pemodal
hanya akan mengharapkan untuk memeroleh tingkat keuntungan
tertentu (expected return).
Dalam teori portofolio, risiko diartikan sebagai kemungkinan
tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat
keuntungan yang diharapkan (Husnan, 2001).
Varians digunakan untuk mengukur penyimpangan dari
penghasilan suatu aktiva dari pengembalian yang diharapkan.
Karena varians dinyatakan dalam unit kuadrat, maka risiko dari
sebuat aset sering diubah menjadi standar deviasi, yaitu akar kuadrat
dari varians. Semakin kecil standar deviasi, maka semakin ketat
distribusi probabilitasnya dan akibatnya semakin rendah tingkat
risiko dari sebuah aset. Standar deviasi historis seringkali digunakan
sebagai estimasi dari standar deviasi masa depan karena variabilitas
masa lalu kemungkinan besar akan berulang. Standar deviasi historis
dapat menjadi suatu estimasi yang baik dari risiko di masa depan
(Brigham & Houston, 2004).
2.2.2
Diversifikasi Markowitz
Diversifikasi yang lebih efisien dari pada diversifikasi secara
pertimbangan dalam membentuk portofolio dilakukan dengan
mempertimbangkan tingkat pengembalian yang diharapkan, risiko,
dan korelasi
return
antar aset. Markowitz mengubah pandangan
kaum investor mengenai risiko dengan memperkenalkan konsep
risiko secara kuantitatif, yang didefinisikan sebagai ukuran statistika
(Fabozzi, 1999).
Diversifikasi Markowitz berusaha menggabungkan
aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang mempunyai
korelasi di bawah 1, dengan tujuan mengurangi risiko portofolio
tanpa mengurangi tingkat pengembaliannya (Fabozzi, 1999).
Korelasi diartikan sebagai kecenderungan dari dua variabel
untuk bergerak secara bersamaan (Brigham & Houston, 2004).
Korelasi yang maksudkan dalam portofolio ini adalah korelasi
return
antar aset, sehingga diversifikasi tidak akan mampu mengurangi
risiko jika portofolio terdiri atas saham-saham yang mempunyai
korelasi positif sempurna. Untuk kebanyakan saham, korelasi akan
berada di dalam rentang +0,5 sampai +0,7. Dalam kondisi seperti
ini, menggabungkan saham-saham ke dalam portofolio akan dapat
mengurangi risiko meskipun tidak akan dapat sepenuhnya
melenyapkan risiko.
Nilai korelasi antar dua aset dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (Halim, 2005):
1 1 1
2 2
2 2
1 1 1 1
( , )
n n n
t t t t
t t t
n n n n
t t t t
t t t t
n
X Y
X
Y
cor X Y
n
X
X
n
Y
Y
= = =
= = = =
−
=
⎡
⎛
⎞
⎤ ⎡
⎛
⎞
⎤
−
−
⎢
⎜
⎟
⎥ ⎢
⎜
⎟
⎥
⎝
⎠
⎝
⎠
⎢
⎥ ⎢
⎥
⎣
⎦ ⎣
⎦
∑
∑ ∑
∑
∑
∑
∑
di mana:
cor
(X,Y)
= korelasi antara aset X dan Y
X
t= tingkat pengembalian aset X pada periode t
Y
t= tingkat pengembalian aset Y pada periode t
Dalam diversifikasi Markowitz dikenal istilah
efficient frontier,
yaitu serangkaian portofolio yang efisien (Husnan, 2001). Portofolio
efisien diartikan sebagai portofolio yang menghasilkan tingkat
keuntungan tertentu dengan risiko terendah atau risiko tertentu
dengan tingkat keuntungan tertinggi. Portofolio yang tersedia untuk
investor berjumlah tidak terbatas, tapi investor hanya perlu
memerhatikan portofolio yang berada di kurva
efficient frontier
(Sharpe,
et al
., 1995). Dari kumpulan portofolio efisien yang berada
pada
efficient frontier
, akan ditemukan satu kombinasi aset yang
merupakan portofolio optimal, yaitu portofolio yang dipilih investor
dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien
(Tandelilin, 2001).
[image:38.612.198.462.419.565.2]Pemilihan portofolio optimal didasarkan pada preferensi
investor terhadap
return
yang diharapkan dan risiko. Apabila aset
bebas risiko dijadikan sebagai preferensi investor, maka portofolio
yang optimal berada pada persinggungan kurva
risk-free asset
(Rf)
dengan kurva
efficient frontier
seperti diperlihatkan Gambar 2.
Gambar 2 Portofolio optimal gabungan aset A dan aset B.
2.2.3
Model Indeks Tunggal
jumlah input yang dipergunakan, tetapi juga bagaimana menaksir
input yang diperlukan untuk analisis.
Model indeks tunggal mengasumsikan bahwa tingkat
pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi – yaitu
bergerak bersama – dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu
faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam model (Halim,
2005). Model ini mengaitkan perhitungan
return
setiap aset pada
return
indeks pasar.
Secara matematis, model indeks tunggal adalah sebagai berikut
(Tandelilin, 2001):
i m i i
i
R
e
R
=
α
+
β
+
Karena konsep model indeks tunggal mengasumsikan bahwa
return
investasi berkorelasi terhadap perubahan pada pasar secara
umum, maka ukuran risiko yang relevan dalam model indeks tunggal
ini adalah
market risk
yang diwakili oleh beta (
β
).
2.2.4
Pengukuran Kinerja Portofolio
2.2.4.1
Time-Weighted Rate of Return
Pengukuran kinerja menggunakan metode
time-weighted-rate of return
hanya melihat kinerja dari berapa
return
yang bisa dihasilkannya tanpa mempertimbangkan
faktor risiko dalam penilaiannya (Pratomo & Nugraha,
2002).
2.2.4.2
Metode Sharpe
Pengukuran ini didasarkan atas
risk premium
, yakni
selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan suatu
portofolio dengan rata-rata kinerja investasi bebas risiko
(Pratomo & Nugraha, 2002).
2.3
Reksa Dana
2.3.1
Pengertian Reksa Dana
Definisi Reksa Dana adalah sekumpulan saham, obligasi, atau
sekuritas lain yang dibeli oleh sekelompok investor dan dikelola oleh
perusahaan investasi profesional/terdaftar (Capital Market
Supervisory Agency, 2003). Mengacu pada Undang-Undang nomor
8 tentang Pasar Modal, Reksa Dana diartikan sebagai wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh
Manajer Investasi.
2.3.2
Bentuk Hukum Reksa Dana
Berdasarkan Pasal 18 Ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal,
bentuk hukum Reksa Dana dibagi menjadi dua, yaitu :
a.
Reksa Dana berbentuk Perseroan, yaitu emiten yang kegiatan
usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan
selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan
pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal
dan pasar uang.
b.
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), yaitu
Kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang
mengikat pemegang Unit Penyertaan dimana Manajer Investasi
diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif
dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan
penitipan kolektif
2.3.3
Jenis-Jenis Reksa Dana
Dari sisi peraturan Bapepam, Reksa Dana di Indonesia dibagi
dalam empat jenis kategori, yaitu :
b.
Reksa Dana Pendapatan Tetap (fixed income funds), yaitu
Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya
80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa
Dana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan
pendapatan secara tetap.
c.
Reksa Dana Saham (growth funds), yaitu Reksa Dana yang
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya
dalam efek bersifat ekuitas. Reksa Dana ini mengupayakan
untuk memperoleh
capital gain
dalam jangka panjang.
d.
Reksa Dana Campuran (balanced funds), yaitu Reksa Dana
yang melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek
bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk pada poin
b dan c di atas. Reksa Dana ini mengutamakan
penganekaragaman jenis efek dengan proporsi yang seimbang
antara efek ekuitas dan efek utang.
2.3.4
Manajer Investasi
Manajer Investasi berperan sebagai pengelola dana investasi
yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke
dalam portofolio efek, seperti deposito, SBI, obligasi, dan saham
(Pratomo & Nugraha, 2002).
Manajer Investasi bertanggung jawab atas kegiatan investasi,
yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil
keputusan-keputusan investasi, memonitor pasar investasi dan
melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan oleh investor. Untuk
melakukan usahanya, perusahaan Manajer Investasi harus
memperoleh ijin dari Bapepam. Untuk jasa yang ditawarkannya ini
Manajer Investasi memungut biaya yang disebut
management fee
dan terkadang
entry fee
serta
exit fee
.
2.3.5
Bank Kustodian
hak-hak lainnya, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Berdasarkan pasal 43 ayat 1 UU Pasar Modal, yang dapat
melakukan kegiatan usaha sebagai Kustodian adalah lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek, atau bank umum
yang telah memeroleh persetujuan dari Bapepam
Dana milik investor disimpan dan diawasi oleh Bank
Kustodian atas nama Reksa Dana. Diawasi dalam arti setiap
pengeluaran dana harus disertai pembelian instrumen investasi.
Bank Kustodian menerapkan biaya
custodian fee
sebesar
sekian persen dari dana kelolaan Reksa Dana. Biaya ini ditanggung
oleh Reksa Dana dan dipotong langsung dari Nilai Aktiva Bersih
(NAB).
2.3.6
Unit Penyertaan
Unit Penyertaan dapat dianalogikan seperti satuan saham pada
perusahaan. Harga Unit Penyertaan disebut sebagai Nilai Aktiva
Bersih per Unit (NAB/unit) yang dihitung oleh Bank Kustodian
setiap hari dan diumumkan di beberapa harian (Pratomo & Nugraha,
2002).
2.3.7
Manfaat Investasi Reksa Dana
Menurut Pratomo dan Nugraha (2005), manfaat Reksa Dana
adalah:
1.
Diversifikasi investasi yang sulit dilakukan sendiri karena
keterbatasan dana, namun dapat dilakukan Reksa Dana melalui
dukungan dana dari sekian banyak
investor
yang berkumpul
dalam satu wadah.
2.
Likuiditas, manfaat ini bekaitan dengan kemudahan setiap
pemegang unit untuk mencairkan kembali investasinya setiap
saat sesuai dengan ketentuan tipe Reksa Dana tersebut.
tersebut untuk menginvestasikan dananya dalam portofolio yang
lain, yang dipandang lebih sesuai dengan tujuan dan sasaran
investasinya.
4.
Informasi yang transparan, manfaat ini berkaitan dengan
pemberian informasi yang transparan kepada pemodal sehingga
dapat diketahui besarnya resiko yang dihadapinya. Dalam Reksa
Dana Kontrak Investasi Kolektif (terbuka), pemegang unit
penyertaan dapat mengetahui dengan jelas portofolio
investasinya dan juga besarnya biaya-biaya yang dibebankan.
5.
Pengelolaan investasi yang profesional oleh Manajer Investasi
yang sudah berpengalaman serta administrasi investasi yang
dilakukan oleh Bank Kustodian. Melalui Reksa Dana, investor
terbebas dari pekerjaan menganalisa, memonitor serta
melakukan administrasi yang rumit.
2.3.8
Kinerja Reksa Dana
Kinerja historis Reksa Dana mencerminkan kinerja Manajer
Investasi dalam mengelola portofolio asetnya. Kinerja historis juga
menjadi salah satu referensi utama bagi calon investor ketika
memilih Reksa Dana. Maka dari itu standardisasi pengukuran
kinerja menjadi suatu keharusan, sehingga kinerja suatu Reksa Dana
dapat dibandingkan dengan yang lainnya.
Pengukuran kinerja Reksa Dana hanya didasarkan atas
perubahan Nilai Aktiva Bersih per unit (NAB/unit). Perubahan aset
(NAB) bukan merupakan indikator kinerja, karena adanya faktor
masuk-keluarnya dana oleh investor (Pratomo & Nugraha, 2002).
diambil untuk mencapai kinerja tersebut (Pratomo & Nugraha,
2002).
2.3.9
Penelitian Tentang Reksa Dana di Indonesia
Dalam penelitian Dewi (2005) tentang kinerja investasi Reksa
Dana Saham di Indonesia, digunakan data perubahan NAB/unit tiap
akhir pekan selama tiga bulan, yaitu mulai Februari hingga April
2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 Reksa Dana
yang diteliti, 10 Reksa Dana yang mampu memberikan tingkat
imbalan di atas tingkat imbalan pasar, namun di sisi lain investor
juga harus menghadapi risiko yang besar karena risikonya berada di
atas risiko pasar. Periode pengukuran yang dilakukan dalam
penelitian ini terlalu singkat sehingga hasilnya pun cenderung kurang
akurat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bintoro
(2006) dapat diketahui bahwa selama tahun 2005 sebagian besar
Reksa Dana memiliki kinerja buruk, ditandai dengan rasio Sharpe
negatif yang menunjukkan bahwa pengembalian yang dihasilkan
oleh Reksa Dana lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang
dihasilkan oleh SBI, hal tersebut didasari pada penurunan Nilai
Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana yang secara umum pada tahun
2005 mengalami penurunan yang cukup drastis sehingga membawa
dampak negatif terhadap kinerja Reksa Dana.
dolar, dan inflasi bulan sebelumnya. Suku bunga SBI, IHSG, nilai
tukar rupiah terhadap dolar, dan inflasi berpengaruh secara negatif
terhadap perkembangan Reksa Dana. Sedangkan jumlah Reksa
Dana memberikan dampak positif terhadap perkembangan Reksa
Dana.
Sugiarto (2003) dalam artikelnya yang berjudul “Reksa Dana,
Perbankan, dan Sektor Riil” menganalisis tentang perkembangan
pesat Reksa Dana yang berbasis obligasi rekap. Perkembangan ini
disebabkan penurunan suku bunga SBI, adanya pembebasan pajak,
dan keterlibatan perbankan sebagai
agent of sales
.
Dalam kajian tersebut, penulis mengungkapkan bahwa
keterlibatan bank-bank dalam distribusi Reksa Dana tersebut
disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor non fundamental dan
faktor fundamental. Faktor fundamental antara lain untuk
menawarkan dan alternatif penanaman dana dengan
return
yang
lebih tinggi. Beberapa bank melihat bahwa pertumbuhan Reksa
Dana yang sangat pesat tersebut dapat dilihat sebagai faktor
fundamental dan sekaligus peluang untuk memperbaiki kinerja
neraca banknya.
Kajian yang dilakukan Asih dan Pratomo (2003) menjelaskan
bahwa perkembangan Reksa Dana yang pesat didorong oleh
beberapa faktor, yaitu meningkatnya intensitas penerbitan dan
perdagangan obligasi pemerintah, menurunnya suku bunga simpanan
perbankan, tidak dibatasinya penempatan Reksa Dana berbasis
obligasi pemerintah dan keterlibatan bank dalam menjual Reksa
Dana.
3.1
Kerangka Pemikiran
Penilaian kinerja perlu dilakukan oleh setiap Reksa Dana sebagai alat
evaluasi pengelolaan portofolio investasi yang dilakukannya. Penilaian
kinerja ini dilakukan dengan membandingkan tingkat pengembalian yang
dihasilkan Reksa Dana dengan suatu benchmark atau diperbandingkan
dengan Reksa Dana lain yang sejenis.
Reksa Dana IPB-Kresna sebagai salah satu Reksa Dana Campuran di
Indonesia juga perlu melakukan pengukuran atas kinerjanya. Dari portfolio
fact-sheet yang dikeluarkan oleh PT Kresna Graha Securindo Tbk., Manajer
Investasi IPB-Kresna, diketahui bahwa Reksa Dana IPB-Kresna memiliki
kinerja yang kurang optimal, hal ini bisa dilihat dari kinerjanya yang selalu
berada di bawah kinerja benchmark-nya meskipun pada periode 1 dan 3
bulan terakhir mengalami peningkatan kinerja.
Dalam teori portofolio modern, dikenal 2 model pembentukan
portofolio optimal, yaitu model Markowitz dan model indeks tunggal yang
diperkenalkan oleh Sharpe. Keduanya dapat digunakan untuk membentuk
portofolio optimal dengan mempertimbangkan faktor return dan risiko aset.
Penilai kinerja IPB-Kresna yang dilakukan oleh PT Kresna Graha
Securindo Tbk. adalah dengan membandingkan kinerja IPB-Kresna dengan
benchmark
berupa 50% kinerja LQ-45 ditambah dengan 50% kinerja
deposito. Pengukuran kinerja yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan benchmark lain, yaitu dengan portofolio yang
dibentuk dengan menggunakan model Markowitz dan model indeks tunggal.
Penggunaan kedua model tersebut sebagai benchmark
juga dapat
sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi Manajer Investasi. Dengan
mengetahui posisi kinerja IPB-Kresna terhadap kedua portofolio dari model
tersebut, dapat menggambarkan metode pengelolaan investasi yang lebih
baik, sehingga apabila salah satu atau kedua model tersebut lebih unggul