• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi untuk melihat rute terpendek dan jalur angkot berbasis SMS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi untuk melihat rute terpendek dan jalur angkot berbasis SMS"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Deddy Ertanto

G64101030

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Berbasis SMS. Dibimbing oleh IRMAN HERMADI dan RINDANG KARYADIN.

Telah banyak ahli dan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang penyampaian informasi mencoba mengembangkan sebuah sistem yang memiliki fasilitas dan dapat membantu dalam menyampaikan informasi yang penting dengan cara yang mudah dan efisien. Short Message Service (SMS) sebagai salah satu teknologi yang paling banyak digunakan untuk berkomunikasi melalui media teks dengan tarifnya yang ringan sehingga SMS lebih efisien dan cepat dalam mengirim dan mendapatkan informasi. Teknologi SMS ini sangat cocok diterapkan dalam bidang-bidang yang membutuhkan sistem informasi real time. Pencarian rute terpendek dari titik asal ke titik tujuan pada graf sederhana yang terdiri dari satu atau sedikit titik (node) dapat dilakukan secara manual, bila terdapat banyak titik maka akan sangat kompleks dan rumit untuk mencari rute terpendeknya, karena itu digunakan algoritma Djikstra sebagai solusi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu Sistem Informasi untuk mendapatkan informasi rute terpendek pada jalur-jalur yang dilalui oleh angkot beserta angkot yang melalui jalur tersebut dengan mengimplementasikan algoritma Djikstra.

(3)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Deddy Ertanto

G64101030

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

NRP

: G64101030

Menyetujui:

Pembimbing I,

Irman Hermadi, S.Kom, MS

Pembimbing II,

Rindang Karyadin, ST, M KOM

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS

NIP 131473999

(5)

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang merupakan salah satu syarat kelulusan program sarjana pada Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Terima kasih yang tak terkirakan penulis haturkan untuk:

1. Mama, Papa, dan adik-adikku tercinta (Donny dan Sita) atas dukungan, dan semangat yang diberikan selama penulis melaksanakan studi di Institut Pertanian Bogor.

2. Bapak Irman, Bapak Rindang selaku pembimbing yang telah sabar membimbing dan berbagi ilmu pengetahuannya kepada penulis.

3. Bapak Azis selaku penguji dalam karya ilmiah ini.

4. Keluarga besar Suhandriyo dan Lilik Endang W di Kediri atas doa dan dukungannya.

5. My lovely one Dian Cipta Rini yang selalu memberikan dukungan, semangat dan perhatian.

6. Om Sucipto dan keluarga yang selalu memberikan dukungan.

7. Rekan-rekan Ilkomerz 38: Chamam, Teja, Nando, Sofi, Andika, Ratna, Wigid, Made, Marico, Priyo, Demank, Tanjung, Zein, Anti, Toto, Lisa, Hendra dan rekan-rekan yang lainnya.

8. Rekan-rakan Bumi Panyileukan: Acid, Isal, Robi, Daenk Mul, Kiki, Ifnu, Rades, Soele thanks for everything u’r all my best friend forever and I love u guys.

9. All my friends : Jiwa, Yudo, Ary, Boy, Fatur, Iqbal, Zae, Sanda, Sanip, Febri, Dani, Whelma, Bongot, Mega, Nana, Risky, Viktor, Waldy, Be, Fox, Open, Conge, Andre, anak-anak Spank,

Polomas Motorsport, dan yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 10.Seluruh dosen dan staff Departemen Ilmu Komputer.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Kritik dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan untuk kemajuan tulisan ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

Bogor, Maret 2006

(6)

bersaudara yang di lahirkan oleh pasangan Suhandriyo dan Lilik Endang Winarni.

Pendidikan formal penulis dimulai di TK Permata Sari Jakarta, pada tahun 1988. Kemudian pada tahun 1989 melanjutkan sekolah dasar di SDN 01 Jakarta. Tahun 1995, penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 256 Jakarta dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMU Negeri 21 Jakarta. Penulis lulus dari SMU Negeri 21 Jakarta pada tahun 2001 dan diterima di Jurusan Ilmu Komputer FMIPA IPB pada tahun 2001 melalui jalur USMI.

Selama mengikuti pendidikan formal penulis banyak terlibat aktif dalam kegiatan akademik, ekstrakurikuler, maupun non kademik. Saat di bangku SD penulis dipercaya untuk mengikuti beberapa perlombaan seperti cerdas cermat se-Jabotabek, perlombaan pianika se-Jakarta Timur, juara 1 Tenis lapangan tingkat Nasional. Saat duduk di bangku SMU penulis mengikuti olimpiade kimia tingkat Jabotabek yang diselenggarakan di Universitas Indonesia.

(7)

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang... 1

Tujuan... 1

Ruang Lingkup ... 1

TINJAUAN PUSTAKA... 1

Pengertian Sistem Informasi Geografis ... 1

Sistem Informasi... 2

Bentuk dan Struktur Data Dalam SIG ... 2

MapInfo Profesional (MI Pro) ... 2

Active Server Pages... 2

Short Message Service (SMS) ... 2

SMS Gateway... 2

Sistem Manajemen Basis Data ... 3

Basis Data ... 3

Normalisasi... 3

Konsep Dasar Teori Graf dan Representasi Jaringan Rute... 3

Algoritma Dijkstra ... 4

Analisis Kompleksitas ... 4

METODOLOGI ... 4

Metode Penelitian... 4

Definisi Masalah... 4

Studi Pustaka ... 4

Pengumpulan Data... 5

Pendekatan yang Digunakan... 5

Pengembanagan Sistem ... 5

Metode Pengembangan Perangkat Lunak ... 5

Perencanaan dan Definisi Masalah ... 5

Analisis Kebutuhan Sistem... 5

Desain Sistem ... 6

Desain Antarmuka ... 6

Desain Input... 6

Desain Proses... 6

Desain Output ... 6

Desain Basis Data ... 6

Implementasi ... 6

Penggunaan... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 7

Desain Sistem ... 7

Desain Input... 7

Desain Output ... 7

Pesan Kesalahan ... 8

Desain Basis Data ... 8

Desain Proses... 8

User... 9

Admin... 9

Implementasi Sistem... 10

Pengolahan Data ... 10

Penentuan Jalur Angkot... 10

(8)

Simulasi SMS ... 13

Penentuan Rute Terpendek Jalur Angkot ... 13

Simulasi SMS ... 14

SMS Gateway... 14

Pengujian Sistem ... 14

KESIMPULAN DAN SARAN ... 16

Kesimpulan... 16

Saran ... 17

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 SMS Gateway.... 3

2 System Development Life Cycle (McLeod 2004). ... 5

3 Diagram Konteks. ... 6

4 Entity Relationship Diagram.... 8

5 DFD Level 1 Pada Sistem informasi untuk melihat rute terpendek dan jalur angkot berbasis SMS. .. 9

6 DFD Level 2 Proses 1 Pengolahan data berbasis web.... 9

7 DFD Level 2 Proses 2 Pencarian Rute Terpendek dan Jalur Angkot.... 9

8 Peta jalur angkot 01.A-AK untuk rute masuk ... 10

9 Peta jalur angkot 01.A-AK untuk rute keluar... 11

10 Input jalan melalui aplikasi web.... 11

11 Input node melalui aplikasi web.... 11

12 Input edge melalui aplikasi web.... 12

13 Informasi hasil pencarian rute terpendek pada sistem... 13

14 Output simulasi SMS rute terpendek... 13

15 Informasi hasil pencarian jalur angkot. ... 14

16 Output simulasi SMS jalur angkot. ... 14

17 Format input SMS untuk pencarian rute terpendek... 16

18 OutputSMS yang diterima user pada pencarian rute terpendek. ... 16

19 Format input SMS untuk jalur angkot berdasarkan rute terpendek. ... 16

20 Output SMS yang diterima user untuk jalur angkot berdasarkan rute terpendek... 16

21 Layar Utama Sistem Informasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS. . 19

22 Layar Menu Sistem Informasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS. .. 19

23 Layar Pencarian Rute Terpendek Sistem Informasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS. ... 20

24 Layar Pencarian Jalur Angkot Sistem Informasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS. ... 20

25 Layar Simulasi SMS Sistem Informasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS... 21

26 Layar untuk mengaktifkan dan mematikan SMS gateway Sistem Informasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS... 21

27 Penulisan input node awal dan tujuan yang sama pesan kesalahan yang ditampilkan. ... 22

28 Input SMS dengan format penulisan yang salah dengan pesan kesalahan yang ditampilkan ... 22

29 Form admin untuk input nomor angkot pada Sistem Infomasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS ... 24

30 Form admin untuk input jalur angkot pada Sistem Infomasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS ... 25

31 Peta dari jalan-jalan yang ada di Kota Bogor ... 26

32 Jalan di Kota Bogor yang dilalui oleh 14 angkot Bogor ... 30

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Hasil dari sistem untuk rute terpendek ... 13

2 Hasil dari simulasi SMS untuk rute terpendek ... 13

3 Hasil dari simulasi SMS untuk jalur angkot... 14

4 Hasil penghitungan jarak dari tiga pengujian ... 15

5 Tabel Angkot... 23

6 Tabel Edge... 23

7 Tabel Jalan Angkot ... 23

8 Tabel Node... 23

9 Tabel Jalur... 23

10 Tabel Input Node... 31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Desain antarmuka pada sistem ... 19

2 Form input node awal dan tujuan yang sama dengan pesan kesalahan... 22

3 Deskripsi tabel-tabel yang ada dalam ER- Diagram ... 23

4 Input angkot oleh admin...24

5 Peta Spasial Kota Bogor ... 26

6 Jalur-jalur ke 14 Angkot Kota Bogor (Sumber: DLLAJ Kota Bogor 2005) ... 27

7 Peta Spasial dari Jalur Angkot Kota Bogor ... 30

8 Daftar node untuk input ... 31

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan perjalanan waktu, banyak hal yang telah diciptakan dan dikembangkan sehingga dapat mendayagunakan komputer secara optimal di berbagai bidang, salah satunya adalah di bidang penyampaian informasi. Telah banyak ahli dan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang ini selama bertahun-tahun mencoba untuk dapat mengembangkan sebuah sistem yang memiliki fasilitas dan dapat membantu dalam menyampaikan informasi yang penting dengan cara yang mudah dan efisien.

Teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang dengan sangat pesat, dan Short Message Service (SMS) sebagai salah satu teknologi yang paling banyak digunakan untuk berkomunikasi melalui media teks. Berbeda dengan telepon yang menggunakan jaringan kabel telepon dan satelit, juga e-mail yang menggunakan jaringan komputer (internet) untuk saling berkomunikasi, SMS lebih banyak menggunakan telepon seluler atau

mobile device. Selain itu kelebihan dari SMS adalah tarifnya yang lebih ringan dibandingkan dengan tarif untuk menelpon langsung sehingga banyak pengguna telepon seluler yang lebih memilih menggunakan SMS daripada menelepon langsung, karena lebih efisien dalam mengirim dan mendapatkan informasi.

Teknologi SMS ini sangat cocok diterapkan dalam bidang-bidang yang membutuhkan sistem informasi real time. Khususnya dalam permasalahan pemilihan rute terpendek pada Kota Bogor yang memiliki banyak rute yang dapat dipilih untuk mencapai satu tujuan. Informasi mengenai rute yang harus dilalui pada suatu lokasi yang ingin dituju, sangat bermanfaat, terutama untuk menghemat waktu tempuh. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dikembangkan suatu sistem informasi yang berbasiskan SMS untuk penyelesaian masalah pemilihan rute tersebut.

Pencarian rute terpendek dari titik asal ke titik tujuan bila pada graf sederhana yang terdiri dari satu atau sedikit titik (node) maka pencarian rute terpendek dapat dilakukan

secara manual. Apabila terdapat banyak titik yang terhubung satu sama lain, sehingga ada banyak cara untuk mencapai tujuan dari satu titik menuju ke titik lain maka akan sangat kompleks dan rumit untuk mendapatkan rute terpendek. Karena itu diperlukan algoritma Djikstra untuk memecahkan permasalahan ini.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengembangkan suatu Sistem Informasi yang berbasiskan SMS untuk mendapatkan informasi rute terpendek pada jalur-jalur yang dilalui oleh angkot beserta angkot yang melalui jalur tersebut. Rute terpendek pada sistem ini dicari dengan mengimplementasikan algoritma Dijkstra.

Ruang Lingkup

Sistem yang dibangun dibatasi oleh jalur-jalur yang hanya dilalui oleh angkutan kota (angkot) di Kota Bogor. Data yang digunakan berupa gambar peta yang menunjukkan jalan-jalan yang dilalui oleh angkot-angkot di Kota Bogor dan titik yang menunjukkan node-node

sebagai titik acuan untuk menghubungkan antar jalan. Informasi yang dihasilkan berupa nama jalan, dan nomor-nomor angkot yang melalui jalur tersebut.

Penggunaan teknologi SMS dalam sistem informasi ini menggunakan SMS Gateway

sebagai penghubung antara telepon genggam dengan komputer untuk mengirim dan menerima pesan SMS dari dan ke dalam telepon genggam.

Penerapan algoritma Djikstra digunakan untuk pencarian rute terpendek. Batasan yang ada pada pencarian rute terpendek ini adalah apabila jalur yang dilalui lebih dari satu kali dengan arah yang sama, maka tidak dapat diproses.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Sistem Informasi Geografis

(12)

Di lain pihak yang dimaksud dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem berbasis komputer yang mempunyai kemampuan untuk menangani data geografis yaitu: (a) pemasukan, (b) manajemen data (penyimpanan data dan pemanggilan kembali), (c) pengolahan dan analisis, serta (d) pengembangan produk dan pencetakan (Aronoff 1989).

Sistem Informasi

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (Kroenke & Hatch 1996).

Menurut McLeod (1995), informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti, sedangkan data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakainya.

Sistem informasi adalah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses, menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.

Bentuk dan Struktur Data Dalam SIG

Dalam kerangka kerja SIG, data secara logika dibagi dua kategori, yaitu : data spasial dan data atribut (Barus & Wiradisastra 1996). Data spasial digambarkan dalam berbagai bentuk, yaitu titik, garis, poligon, atau bidang dan blok atau volume.

Mapinfo Profesional (MI Pro)

Mapinfo Profesional adalah perangkat lunak sistem informasi geografis terkemuka di dunia saat ini dan paling cepat mengalami perkembangan. Saat ini Mapinfo Profesional bukan saja digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah pengelolaan sumberdaya alam, tetapi juga membantu dalam pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial, kependudukan, pariwisata, kesehatan, kriminal, dan senagainya. ( Nuarsa I.W 2004).

Active Server Pages

Microsoft Active Server Pages (ASP) merupakan suatu script yang bersifat server-side yang berarti bahwa proses pengerjaan

script berlangsung di server, bukan di browser

atau client. Dengan kata lain, jika sebuah

browser digunakan untuk memanggil sebuah

file ASP, maka browser tersebut mengirimkan permintaan ke web server, kemudian server

tersebut mengeksekusi setiap script yang ada dan hasilnya dikirimkan kembali ke browser. Karena bersifat server-side, maka untuk dapat dijalankan pada sebuah PC biasa yang berbasis Windows, PC tersebut disimulasikan menjadi sebuah web server dengan menginstal

Microsoft Personal Web Server (PWS) atau

Microsoft Internet Information Services (IIS). Sebuah file ASP sebenarnya merupakan file HTML biasa yang ke dalamnya ditambahkan script ASP. File HTML yang telah diberi script ASP akan menjadi file dengan ekstensi .asp. Untuk membedakan antara teks, HTML tag, dan script ASP, maka digunakan suatu tanda yang disebut delimiter.

Delimiter adalah suatu karakter atau sekumpulan karakter yang mengawali dan mengakhiri suatu tag atau script. Untuk script

ASP, delimiter yang digunakan adalah kumpulan karakter <% dan %>.

Script ASP dapat menggunakan Microsoft VB script dan Microsoft J script. Jika tidak dinyatakan tersendiri, maka defaultscript yang digunakan adalah Microsoft VB script. ASP juga mendukung bahasa SQL yang digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pengolahan basis data.

Short Message Service (SMS)

Short Message Service atau lebih dikenal dengan SMS adalah suatu kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan pada ponsel. Pesan yang dapat ditulis memiliki panjang karakter 160 atau bahkan lebih untuk

ponsel-ponsel tertentu (system solution 2002).

Layanan SMS yang lain dapat berupa picture message, ring tones, logo, dan screen saver.

Mekanisme utama pada sistem SMS adalah melakukan pengiriman short message dari satu terminal ke terminal yang lain melalui SMSC

(Short Message Service Center). SMS Gateway

(13)

Group Graphics ,Picture message, EMS, vCard, vCalendar, WAP Push Service Indication/ Loading/ Configuration. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan salah satu fungsi dari SMS Gateway yaitu untuk mengirim dan menerima pesan SMS dalam bentuk Plain text. Secara garis besar cara kerja SMS Gateway ini dapat dilihat pada Gambar 1 (system solution 2002).

Gambar 1 SMS Gateway. Sistem Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basis data terdiri dari sekumpulan data dan program untuk mengakses data tersebut, sekumpulan data inilah yang kemudian disebut sebagai basis data (Korth & Silberschatz 1986). Tujuan utama dari sistem manajemen basis data adalah untuk menyediakan kemudahan dan efisiensi dalam penggunaan informasi di dalam basis data.

Basis Data

Basis data adalah sekumpulan data (beserta deskripsinya) yang terintegrasi secara lojik dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi pada suatu organisasi (Connoly 1995).

Normalisasi

Normalisasi adalah proses untuk mengkonversi struktur data yang kompleks ke dalam bentuk yang lebih stabil dan lebih sederhana (McFadden & Hoffer 1994).

Konsep Dasar Teori Graf dan Representasi Jaringan Rute

Graf didefinisikan sebagai himpunan obyek yang disebut simpul atau verteks dan himpunan sisi atau busur (edge), dimana setiap sisi dapat diidentifikasikan dengan sepasang

verteks dari himpunan verteks yang diketahui. Sembarang graf dapat dituliskan dengan notasi G = (V,E) dengan V adalah himpunan tidak kosong yang unsur-unsurnya disebut verteks, V = {v1,v2,...}, dan E adalah himpunan yang unsur-unsurnya disebut sisi (edge), E = {e1,e2,...}. Dan jika (v1,v2) adalah suatu sisi dari verteks v1 ke verteks v2 pada suatu graf, maka verteks v1 dan verteks v2 disebut bertetangga (adjacent).

Sebuah graf dapat dikatakan sebagai graf berarah (directed graph atau digraph) jika setiap sisinya menunjukkan aliran informasi dari suatu titik ke titik lain dalam satu arah tertentu (Aho et al 1987). Jadi, jika (v1,v2) adalah suatu sisi dari verteks v1 ke verteks v2 pada graf berarah, maka (v1,v2) ≠ (v2,v1). Sebuah graf disebut graf tak berarah (undirected graph) jika setiap sisi pada graf tidak hanya menunjukkan aliran informasi ke satu arah tertentu, tetapi juga sebaliknya. Jadi, jika (v1,v2) adalah suatu sisi pada graf tak berarah, maka (v1,v2) = (v2,v1).

Selain itu, dalam teori graf juga dikenal pengertian mengenai graf berbobot. Sebuah graf G = (V,E) disebut sebagai graf berbobot (weighted graph), apabila terdapat sebuah fungsi bobot bernilai real W pada himpunan E. Nilai W(e) disebut bobot untuk sisi e, untuk

V e E E.

(14)

Algoritma Dijkstra

Algoritma Dijkstra adalah algoritma yang digunakan untuk mencari lintasan terpendek antara dua verteks dalam sebuah graf yang berbobot non negatif (Cormen et al. 1994).

Algoritma Dijkstra dapat dilihat seperti di bawah ini.

Algoritma Dijkstra (graf G, verteks V):

Mencari rute terpendek dari verteks a ke

verteks z.

Secara singkat, algoritma Dijkstra di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pertama, misalkan S = {a}. Untuk setiap

verteks t di V-S, tentukan Dist(t) = W(a,t). Bobot W(a,t) akan sama dengan ∞ bila t E Adj(a).

2. Pilih verteks x di V-S yang memiliki bobot terkecil terhadap S.

3. Jika x adalah verteks yang ingin dicapai, yaitu z, maka berhenti. Jika tidak, bentuk S = S U {x}. Untuk setiap verteks t di V-S tentukan bobotnya dengan rumus Dist(t) = min[Dist(t), Dist(x) + W(x,t)].

4. Ulangi langkah 2 dan 3 selama S ≠ V.

Analisis Kompleksitas

Secara garis besar algoritma Dijkstra di atas terdiri dari dua iterasi. Iterasi yang pertama yaitu proses inisialisasi verteks asal dan jarak ke tiap verteks tetangganya yang dilakukan sebanyak k kali, dimana k adalah jumlah verteks yang bertetangga dengan

verteks asal. Dan jika n adalah jumlah seluruh

verteks pada graf, maka k < n.

Kemudian pada iterasi kedua (iterasi

while), akan terjadi looping berupa operasi pencarian verteks yang memiliki jarak terkecil, dan meng-update jarak-jarak pada tiap verteks. Iterasi kedua ini akan dilakukan sebanyak n-1 kali, dan pada looping tersebut terdiri dari

outer loop (baris 6-16) dan inner loop (baris 12-14). Pada iterasi pertama outer loop akan terjadi inner loop sebanyak (n-2) kali. Pada iterasi kedua outer loop akan terjadi inner loop

sebanyak (n-3) kali. Demikian seterusnya, hingga pada iterasi ke (n-1) outer loop akan terjadi inner loop sebanyak 0 kali. Dengan demikian waktu yang diperlukan pada iterasi kedua ini adalah

(n-2)+(n-3)+...+0= (n-2)(n-1) = (n2-3n+2).

2

2

Total waktu yang diperlukan oleh algoritma Dijkstra adalah n + ½(n2-3n+2) atau sama dengan O(n2). Jadi dapat disimpulkan bahwa waktu eksekusi algoritma Dijkstra sangat tergantung pada jumlah verteks.

METODOLOGI

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 4 tahap, yaitu :

1. Definisi masalah

Penyelesaian masalah untuk pencarian rute terpendek apabila terdapat banyak titik yang saling terhubung satu sama lain, maka akan sangat sulit dan lama untuk mendapatkan hasil bila dilakukan secara manual. Dengan menggunakan algoritma Djikstra maka permasalahan tersebut dapat dipecahkan dan rute terpendek dapat dicari dengan waktu yang lebih cepat.

2. Studi Pustaka

(15)

Peta jaringan yang meliputi jalur-jalur lalu lintas, dapat disajikan dalam bentuk graf. Ujung-ujung jalan atau ruas dinyatakan dengan verteks, dan ruas jalan yang ada dinyatakan sebagai sisi (edge). Setiap persimpangan atau belokan akan menghubungkan ruas jalan yang satu dengan yang lain, sehingga akan diperoleh suatu graf terhubung (connected graph). Dalam hal ini panjang jalan dinyatakan sebagai bobot dari setiap sisi pada graf.

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih satu bulan yang dimulai pada bulan November tahun 2005 sampai bulan Desember 2005.

Penelitian ini dibangun dengan menggunakan data acuan yang berupa peta jalan Kota Bogor dan data rute jalur angkot Kota Bogor. Peta jalan Kota Bogor diperoleh dari Dinas Binamarga dan Pengairan Kota Bogor, dan data mngenai rute jalur angkot Kota Bogor diperoleh dari Dinas DLLAJ Kota Bogor. Surat rujukan dari jurusan Ilmu Komputer dan Kesatuan Bangsa digunakan untuk mempermudah dalam mendapatkan data tersebut.

4. Pendekatan yang digunakan

Penelitian ini menggunakan pendekatan algoritma Djikstra untuk menentukan rute terpendek. algoritma Djikstra akan menghasilkan panjang lintasan terpendek dari

verteks awal ke verteks akhir dengan mencatat urutan verteks-verteks yang dilalui dari suatu lintasan. Urutan verteks pembentuk lintasan terpendek dapat diperoleh dengan menelusuri informasi verteks predesesor dimulai dari

verteks akhir dan berhenti jika predesesor-nya sama dengan verteks awal.

5. Pengembangan sistem

Sistem yang akan dibangun menggunakan

System Development Life Cycle atau SDLC (Siklus Hidup Pengembangan Sistem). Menurut McLeod (2004) yang terdiri atas fase perencanaan, analisis sistem, desain sistem, implementasi dan penggunaan.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Metodologi yang digunakan untuk merancang dan membangun sistem informasi

untuk melihat rute terpendek dan jalur angkot berbasis SMS ini, dengan mengimplementasikan algoritma Djikstra pada sistem adalah System Development Life Cycle atau SDLC.

Fase-fase yang ada pada SDLC meliputi fase perencanaan, fase analisis sistem, fase desain sistem, fase implementasi dan fase penggunaan (McLeod 2004), seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2 System Development Life Cycle (McLeod 2004).

Perencanaan dan Definisi Masalah

Pada tahap ini dilakukan dua hal yaitu definisi masalah dan identifikasi pengguna. Dalam hal ini didefinisikan betapapentingnya mengetahui informasi rute terpendek pada suatu daerah atau jalan karena sangat bermanfaat untuk menghemat waktu tempuh dan biaya dari daerah asal ke tempat tujuan yang akan dilalui. Hal inilah yang menjadi alasan untuk mengimplementasikan algoritma Dijkstra dalam penelitian ini. Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi pengguna. Pengguna dari sistem ini adalah individu (masyarakat umum) atau lembaga yang membutuhkan informasi mengenai rute/jalur terpendek beserta jalur angkot yang harus dilalui untuk mencapai tempat tujuan sehingga dapat menghemat waktu perjalanan.

Analisis Kebutuhan Sistem

Proses ini digunakan untuk memahami keadaan umum dari sistem yang akan dibangun. Analisis harus mampu memahami informasi apa saja yang dibutuhkan oleh sistem. Sistem ini mempunyai fungsi untuk

(16)

memberikan informasi jalur terpendek yang dapat ditempuh oleh seseorang untuk mencapai tujuannya beserta nomor angkotnya. Semua informasi yang ditampilkan tersebut disampaikan melalui SMS.

Bentuk sistem informasi untuk melihat rute terpendek dan jalur angkot berbasis SMS ini akan dibangun pada sebuah PC yang terkoneksi ke sebuah telepon genggam dengan menggunakan kabel data.

Desain Sistem

Proses desain sistem sesungguhnya adalah sebuah proses yang terdiri dari tahap-tahap lainnya yang difokuskan pada empat atribut berikut : struktur data, arsitektur sistem, representasi antarmuka, dan proses. Proses desain menerjemahkan spesifikasi kebutuhan ke dalam sebuah representasi sistem yang dapat dinilai sebelum proses pengkodean dilakukan.

Desain Antarmuka

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan antarmuka dari perangkat lunak. Desain antarmuka dibuat untuk memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan sistem.

Desain Input

Input data berupa:

1. Data spasial yakni gambar garis yang merupakan peta dari jalan-jalan di Kota Bogor.

2. Data atribut dalam bentuk basis data yang merepresentasikan dari nama-nama jalan di Kota Bogor, beserta panjangnya dan informasi-informasi lainnya secara lengkap seperti kelas jalan, lebar jalan, jenis aspal.

Desain Proses

Pesan yang diterima dalam bentuk teks akan diterima oleh sistem yang kemudian sistem akan memproses dan mengolah pesan tersebut dengan mengambil informasi yang diperlukan dari basis data.

Sistem Informasi Rute Terpendek dan Jalur Angkot

Admin User

Data Node Node awal,node akhir

Rute Terpendek dan Jalur Angkot Rute Terpendek dan Jalur Angkot Data Edge

Data Angkot Node awal,node akhir

Data Jalan

Gambar 3 Diagram Konteks.

Dari diagram konteks di atas (Gambar 3) dapat dijelaskan bahwa user (pengguna) dapat mengakses sistem dengan menginput data lokasi (yang berupa node atau titik asal dan

node atau titik tujuan). Output yang diberikan oleh sistem kepada user adalah tampilan informasi dalam bentuk teks, yang berisi rute terpendek yang bisa dilalui dan juga nomor angkot yang dapat dilalui berdasarkan rute terpendek tersebut. Admin dapat melakukan pengolahan, input dan edit data, admin juga menerima informasi output yang sama dengan

user.

Desain Output

Informasi mengenai rute terpendek akan ditampilkan dalam bentuk teks, yang berisi nama jalan yang bisa dilewati dan nomor angkot yang melewati jalur atau jalan tersebut.

Dalam sistem, informasi akan ditampilkan dalam bentuk teks yang terdapat pada aplikasi berbasis windows dan pada layar telepon genggam.

Desain Basis Data

Desain basis data dilakukan dengan menentukan tabel-tabel beserta hubungan antar tabel yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem ini. Basis data sistem ini menggunakan Microsoft Access. Semua basis data ini dirancang agar memenuhi kaidah-kaidah normalisasi.

Implementasi

Sistem informasi untuk melihat rute terpendek dan jalur angkot berbasis SMS ini diimplementasikan dengan PC komputer dan menggunakan telepon genggam sebagai penghubung dari user ke komputer (sistem).

(17)

1. Perangkat lunak

ƒ Windows XP Professional sebagai sistem operasi

ƒ MapInfo Profesional 8.0 sebagai perangkat lunak Sistem Informasi Geografis

ƒ MS Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemograman.

ƒ Microsoft Acces sebagai database

ƒ Active Server Pages (ASP) sebagai perangkat lunak untuk mengolah data

ƒ ASP2SMS sebagai perangkat lunak yang berfungsi sebagai SMS Gateway

2. Perangkat keras

ƒ Prosesor dengan clock speed Intel Pentium IV 2.4 GHz

ƒ Memori DDRAM 512 MB PC 32OO

ƒ Harddisk dengan kapasitas 40 GB

ƒ VGA Card Gforce 4200 TI 128 MB

ƒ DVD ROM

ƒ CDRW 32X

ƒ Monitor GTC Flat 17 inch dengan resolusi 1280x960

ƒ Handphone siemens MC 60

ƒ Kabel data port serial

Penggunaan

Evaluasi dilakukan untuk mencari kelemahan dan kekurangan sistem. Keseluruhan sistem akan diuji dengan berbagai kemungkinan untuk memastikan sistem berfungsi sebagaimana mestinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem informasi untuk melihat rute terpendek dan jalur angkot ini dibangun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemrograman, Map info Profesional 8.0 untuk melihat data spasial, ASP untuk mengolah data, dan ASP2SMS sebagai SMS Gateway. Desain Sistem

Desain-desain yang telah dibuat pada sistem ini, meliputi:

Desain Antarmuka

Desain antarmuka sistem ini dibuat dalam bentuk form-form. Antarmuka pengguna untuk perangkat lunak ini dikembangkan dengan menggunakan modus grafik. Perangkat lunak ini menerima masukan dari pengguna melalui perintah klik pada tetikus (mouse) atau yang diketikkan melalui papan kunci (keyboard).

Keluaran dari perangkat lunak ini dapat dilihat pengguna dengan menggunakan monitor secara langsung. Desain antarmuka sistem ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

Desain Input

Desain input yang dibangun pada sistem bertujuan agar pengguna dapat mengakses informasi dengan mudah. User mengirim data melalui SMS, ada dua format SMS yang dapat dikirimkan oleh user:

1. Format untuk mendapatkan informasi tentang jalur terpendek yang dapat ditempuh.

“jalur <spasi> <node awal> <spasi> <node akhir>”.

2. Format untuk mendapatkan informasi tentang jalur terpendek beserta nomor angkot yang dapat dinaiki.

“angkot <spasi> <node awal> <spasi> <node akhir>”.

Admin juga dapat memilih node/titik awal dan node/titik tujuan dari perjalanan yang ingin ditempuh secara langsung pada sistem tanpa harus melalui SMS. Input titik/node ini dapat dilakukan dengan menggunakan mouse

dan kemudian memilih input titik-titik yang disediakan pada combo box.

Desain Output

Keluaran dari sistem ini dirancang agar informasi yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya.

Ada dua jenis output yang dapat diterima oleh user sesuai dengan input yang diberikan, yaitu:

1. Untuk rute terpendek

(18)

rute terpendek tersebut. Pada aplikasi sistem dengan menggunakan SMS informasi mengenai rute terpendek yang ditampilkan berupa node awal, nama-nama jalan dan jarak total dari rute terpendek tersebut. Nama jalan yang berulang atau sama akan dituliskan satu kali ini dikarenakan adanya batasan karakter sebanyak 160 karakter untuk satu SMS, sehingga dilakukan proses parsing untuk menggabungkan nama jalan yang berulang agar ditulis satu kali. Berbeda dengan output

pada sistem ini di desktop nama jalan yang berulang akan tetap dituliskan atau ditampilkan pada jendela windows.

2. Untuk rute terpendek beserta nomor angkot

User mendapatkan informasi mengenai nama jalan, node, ruas jalan yang dilalui beserta nomor angkot yang dapat melalui rute terpendek tersebut untuk mencapai tujuan dan jarak total dari rute terpendek yang didapat. Pada aplikasi sistem informasi untuk jalur angkot berdasarkan rute terpendek yang didapat dengan menggunakan SMS informasi yang ditampilkan pada sistem di desktop akan sama dengan yang di layar telepon genggam.

Pesan Kesalahan

Sistem ini telah dilengkapi dengan penanganan dan pesan kesalahan. Hal ini dapat dilihat pada proses input sistem. Apabila terjadi kesalahan input, maka sistem akan secara otomatis memberikan pesan kesalahan. Sebagai contoh :

1. Input

“ Jalur N100-N115 ”

Pesan kesalahan :

“Format SMS salah.Tuliskan pesan dg format JALUR<spasi><asal><spasi><tujuan> atau ANGKOT<spasi><asal><spasi><tujuan>".

2. Input

“ Jalur N100 N100 ”

Pesan kesalahan :

“Anda tidak dapat memasukan dua node yang sama”.

Untuk contoh yang pertama dan kedua dapat dilihat pada Lampiran 2.

Desain Basis Data

Tabel-tabel yang terdapat dalam sistem informasi untuk melihat rute terpendek dan jalur angkot berbasis SMS yaitu:

1. Tabel Angkot berisi informasi mengenai nomor angkot.

2. Tabel Edge berisi informasi mengenai nama jalan, titik awal, titik akhir, panjang jalan beserta kode jalan.

3. Tabel Jalan Angkot berisi informasi mengenai nama jalan, kelurahan, kecamatan beserta panjang jalan.

4. Tabel Node berisi informasi mengenai nama node, kode jalan yang merupakan titik perpotongan.

5. Tabel Jalur berisi informasi jalur-jalur mana saja yang dilalui angkot.

Secara lengkap tabel-tabel yang ada pada sistem ini dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel-tabel ini saling berhubungan satu sama lainnya, seperti yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Entity Relationship Diagram.

Desain Proses

Proses yang terjadi di dalam sistem adalah

user mengirimkan SMS dengan format yang telah ditentukan, data yang dikirimkan melalui SMS akan masuk ke SMS Gateway dan kemudian akan diproses oleh sistem. Berikutnya sistem akan mengolah data tersebut untuk mencari rute terpendek dan jalur angkot yang dapat dilalui oleh user. Hasil dari pencarian tersebut akan dikirimkan oleh sistem kepada user sebagai SMS melalui SMS

(19)

pada pencarian rute terpendek berisi node

awal, nama jalan yang harus dilalui, dan total jarak sedangkan pada jalur angkot berisi informasi mengenai node dan ruas-ruas jalan yang dilalui dari awal sampai tujuan, nama jalan, dan nomor angkot yang dapat dilalui oleh user berdasarkan rute terpendek. Proses-proses yang terjadi di dalam sistem secara keseluruhan dapat digambarkan melalui DFD mulai dari Level 1, Level 2 proses 1 dan Level 2 Proses 2 semuanya dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7.

1. User

Pada sistem user hanya dapat mencari informasi rute terpendek dan jalur angkot.

User menggunakan SMS sebagai interface

untuk berhubungan dengan sistem. User dapat mengirimkan request melalui SMS dengan format yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah user memberikan request maka sistem akan merespon request tersebut dan memberikan informasi yang diperlukan oleh

user melalui SMS. Antara sistem dengan user

terdapat SMS Gateway sebagai penghubung. SMS Gateway ini berfungsi unuk melanjutkan

request dari user ke sistem begitu juga sebaliknya dari sistem ke user.

2. Admin

Admin dapat melakukan proses edit dan pengolahan data. Pada proses edit admin dapat melakukan input node, input edge dan input angkot. Input node dan input edge, serta pengolahan data peta (jalan). Semua proses ini dilakukan oleh admin dengan menggunakan sistem berbasis web yang datanya langsung dimasukkan ke dalam basis data Access. Di lain pihak, untuk input angkot dan jalurnya

admin melakukannya secara langsung di sistem informasi pencarian rute terpendek yang terintegrasi pada desktop. Form admin

untuk melakukan input data angkot beserta jalurnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Admin

Rute Terpendek Via SMS Jalur Angkot Via SMS User Data Node, Data Edge, Data Jalan

Data Node, Data Edge, Data Jalan

2.

Gambar 5 DFD Level 1 pada Sistem Informasi untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Dengan Basis SMS.

Gambar 6 DFD Level 2 pada Proses 1 yaitu Pengolahan data berbasis web .

(20)

Implementasi Sistem

Sistem informasi ini dibuat menggunakan Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemograman, MapInfo profesional 8.0 untuk melihat data spasial, ASP untuk pengolahan data dan Microsoft Access sebagai basis data. Kemudian untuk SMS Gateway digunakan ASP2SMS. Sistem ini hanya memiliki satu antarmuka, yaitu antar muka untuk user yang berbasiskan SMS.

Antarmuka untuk user berbasiskan SMS. Di sini user dapat mengirimkan SMS dengan format tertentu ke nomor SMS Gateway untuk memperoleh informasi tentang rute terpendek dan jalur angkot.

Pengolahan Data

Data yang didapatkan untuk penelitian ini berbentuk data spasial yaitu gambar garis yang merepresentasikan peta dari seluruh nama jalan yang ada di Kota Bogor sampai kabupaten, dapat dilihat pada Lampiran 5. Data peta jalan yang didapat ini

berekstensikan .MAP yang harus dibuka dengan menggunakan software MapInfo Profesional versi 8.0.

Dari data spasial peta jalan ini, kemudian dilakukan filtering dengan hanya memilih data yang memiliki nama jalan. Kemudian data spasial yang telah di filter ini dikonversi menjadi tabel basis data Access dengan nama tabel jalan.

Penentuan Jalur Angkot

Berdasarkan data jalur angkot maka dibuatlah peta jalur angkot untuk setiap angkot. Untuk jalan yang dilalui angkot diberikan layer warna yang berbeda-beda. Pada penelitian ini dibuat 14 peta jalur angkot untuk rute masuk dan keluar khusus untuk angkot-angkot yang terdapat pada Kota Bogor. Rute atau jalur masuk dan keluar dari ke 14 angkot dapat dilihat pada Lampiran 6. Salah satu contohnya seperti terlihat pada Gambar 8 untuk angkot 01.A dengan rute masuk dan pada Gambar 9 untuk angkot 01.A dengan rute keluar.

(21)

Gambar 9 Peta jalur angkot 01.A-AK untuk rute keluar. (Ciawi – JL.Tajur – JL.Pajajaran – JL.Sambu – Baranangsiang; Sumber: DLLAJ 2005).

Setelah peta jalur angkot dibuat tahap selanjutnya adalah input data jalan yang dilalui oleh angkot ke dalam tabel jalan angkot. Proses input ini menggunakan aplikasi web

berbasis ASP. Aplikasi web ini membaca data pada tabel jalan, kemudian dipilih jalan-jalan yang dilalui oleh ke 14 angkot Kota Bogor untuk dimasukkan ke tabel jalanjadi. Peta dari jalan-jalan yang dilalui oleh ke 14 angkot Kota Bogor terlihat pada Lampiran 7.

Implementasi aplikasi web untuk input jalan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Input jalan melalui aplikasi web.

Input Node

Sebuah node merepresentasikan titik perpotongan antar jalan. Untuk menentukan

node ini digunakan data spasial peta jalur angkot sebagai acuan. Untuk setiap jalan akan

memiliki minimal dua node. Tetapi di sistem ada beberapa jalan yang hanya dimasukkan satu buah node. Hal ini disebabkan jalan tersebut merupakan batas luar ruang lingkup dari peta. Node-node tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel node melalui sistem web. Seluruh node-node yang telah dicatat kemudian akan disimpan dalam tabel

node seperti dapat dilihat pada Lampiran 8. Contoh input node dengan menggunakan basis

web ini dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Input node melalui aplikasi web.

Input Edge

(22)

tidak memiliki edge. Seluruh edge yang telah dicatat akan disimpan kedalam tabel edge. Input edge ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi web berbasis ASP.

Implementasinya dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Input edge melalui aplikasi web.

Implementasi Algoritma Djikstra

Setelah pencatatan node dan edge maka proses pencarian rute terpendek dapat dilakukan dengan mengimplementasikan algoritma Dijkstra. Implementasi yang dilakukan pada Script VB ini secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, inisialisasi d (cost) untuk semua

node dengan nilai tak hingga (infinite) kecuali

nodesource diinisialisasi dengan 0. Kemudian inisialisasi juga Q yang menampung seluruh

node yang ada, pi sebagai predecessor untuk tiap-tiap node, dan e sebagai edge yang menghubungkan suatu node dengan

predecessor-nya.

Selanjutnya implementasi algoritma dilanjutkan dengan proses looping selama

node-node dalam Q belum habis. Ambil node

u (node yang akan dikunjungi) sebagai node

dengan d (cost) terkecil dibandingkan cost node-node lainnya dalam Q. Hitung ulang cost

untuk semua node-node dalam Q yang terhubung dengan node u (disebut node v).

Jika node dalam Q sudah habis, proses

looping berhenti, dan jarak terpendek dari

nodesource ke node-node yang lain tersimpan dalam d.

Proses selanjutnya adalah menuliskan

node-node dan edge dari nodesource ke node

tujuan (path). Jika d (cost) dari node tujuan tidak bernilai infinite, berarti terdapat path

(jalur) dari node source ke node tujuan. Path

yang terbentuk dapat dibaca dengan menelusuri dari node tujuan melalui edge e dan predecessor (pi) yang telah terbentuk hingga node source.

Berikut potongan program untuk pencarian rute terpendek menggunakan algoritma Djikstra.

Private Sub Djikstra() Dim u As cNode dengan u dan berada dalam list Q, hitung ulang d (cost) -> relaxation

Relaxation u Wend

End Sub

Private Sub Relaxation(u As cNode) Dim i As Integer

Dim j As Integer Dim tEdge As cEdge 'untuk tiap2 node dalam Q tEdge.NodeAkhir.ID = Q.Nodes(i).ID Then 'jika terhubung ke node u, ubah d jika lebih besar dari d(u)+w(u,v)

If Q.Nodes(i).d > u.d + tEdge.Jarak Then

myGraph.Nodes(Q.Nodes(i).ID).d = u.d + tEdge.Jarak

(23)

End If Next j Next i End Sub

Penentuan Rute Terpendek

Hasil yang diperoleh setelah eksekusi program untuk pencarian rute terpendek pada sistem adalah berupa informasi rute terpendek yakni berupa node-node, ruas-ruas jalan yang dilalui dan nama-nama jalan yang dilalui dan jarak dari rute terpendek tersebut (Gambar 13).

Di sisi lain hasil informasi rute terpendek pada simulasi SMS akan sama dengan yang akan di tampilkan pada layar telepon genggam yakni berupa informasi mengenai node awal, nama jalan yang telah di-parsing dan jarak tempuh (Gambar 14). Potongan program yang menjelaskan penentuan rute terpendek tersebut adalah:

Set SP.Graph = myGraph

SP.FindShortestPath(Node.Awal,Node.Akhir) ShortestPath = SP.ShortestPath

Jarak = SP.Jarak

Gambar 13 Informasi hasil pencarian rute terpendek pada sistem

Tabel 1 Hasil dari sistem untuk rute terpendek N167 - E129(SURYA KENCANA) - N114 -

N108 - E6(KAPTEN MUSLIHAT) - N109 - SURYA KENCANA - IR.H. JUANDA - KAPTEN MUSLIHAT - MERDEKA

4193 m

Form output rute terpendek pada aplikasi berbasis windows dengan menggunakan simulasi SMS dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Output simulasi SMS rute terpendek.

Penentuan Rute Terpendek Jalur Angkot

Hasil yang diperoleh setelah eksekusi program untuk pencarian rute terpendek angkot, adalah berupa informasi rute terpendek untuk angkot yang terdiri dari node,

(24)

Set SP.Graph = myGraph

SP.FindJalurAngkot(Node.Awal,Node.Akhir) ShortestPath = SP.ShortestPath

Jarak = SP.Jarak

Pada penentuan rute terpendek jalur angkot ini ada beberapa rute atau jalur angkot yang tidak dapat diproses oleh sistem, hal ini disebabkan karena jalur angkot tersebut melewati jalur dengan arah yang sama lebih dari satu kali, sehingga tidak dapat di implementasikan dengan menggunakan algoritma Djikstra (Lampiran 9).

Implementasinya dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Informasi hasil pencarian jalur angkot.

Simulasi SMS

Tabel 3 hasil simulasi SMS untuk jalur angkot

Input Output Jarak

TULIS,PAHLAWAN) - 04 - N127(EMPANG-IR.H.JUANDA) - 01 - N113(M.A. SALMUN-MERDEKA)

6291m

Form output jalur angkot pada aplikasi berbasis windows dengan menggunakan simulasi SMS dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Output simulasi SMS jalur angkot.

SMS Gateway

Pada sistem ini SMS gateway digunakan sebagai aplikasi pendukung yang berfungsi untuk menghubungkan sistem dengan user

melalui SMS. Sebagai modem SMS digunakan

handphone siemens MC60 yang dihubungkan ke komputer dengan menggunakan kabel data. Perangkat lunak yang digunakan sebagai SMS

Gateway adalah ASP2SMS. Perangkat lunak ini dapat didownload melalui situs

www.asp2sms.com. Pengujian Sistem

Pengujian sistem dilakukan secara manual yaitu dengan membandingkan hasil jarak rute terpendek dari proses pencarian yang dilakukan oleh sistem dengan hasil pengukuran secara manual dengan menggunakan Map Info Profesional v 8.0.

Pengujian hasil ditujukan untuk memverifikasi rute yang dihasilkan sistem adalah rute dengan jarak terpendek. Ini dengan cara membandingkannya dengan pengukuran yang dilakukan secara manual .

Untuk pengujian yang pertama diambil N133 (titik perpotongan antara jalan Padjadjaran dengan Ottoiskandar Dinata) sebagai node awal dan N108 (titik perpotongan antara jalan Kapten Muslihat dengan IR. H. Djuanda) sebagai node tujuan. Dari node N133 dapat melalui banyak jalur untuk mencapai node N108. Untuk pengujian manual diambil 3 jalur alternatif sebagai contoh yaitu :

(25)

2. Jalur 2 dengan rute N133 - OTOISKANDAR DINATA) - IR.H. JUANDA - PALEDANG KAPTEN MUSLIHAT dengan total jarak 2875 m.

3. Jalur 3 dengan rute N133 - PADJADJARAN - JALAK HARUPAT - SUDIRMAN - PENGADILAN - DEWI SARTIKA - KAPTEN MUSLIHAT - N108 dengan total jarak 3030 m.

Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan node awal dan node tujuan yang sama yakni N133 – N108, dari hasil pengujian tersebut didapatkan jalur dengan rute N133 - OTOISKANDAR DINATA - IR.H. JUANDA - N108 dengan total jarak 1910 m

Untuk pengujian yang kedua diambil N100 (titik perpotongan antara jalan DR. Semeru dengan Darul Qur’an) sebagai node

awal dan N115 (titik perpotongan antara jalan IR. H. Juanda, Jalak Harupat dan Sudirman) dengan Padjadjaran) sebagai node tujuan. Pada pengujian yang kedua ini dilakukan cara yang sama dengan pengujian yang pertama. Tiga jalur alternatif yang diambil untuk dihitung jaraknya secara manual adalah:

1. Jalur 1 dengan rute N100 – DR SEMERU – MERDEKA – KAPTEN MUSLIHAT – IR. H JUANDA – N115 dengan total jarak 3286 m

2. Jalur 2 dengan rute N100 – DR SEMERU – MERDEKA – MA SALMUN – RAJA PERMAS – KAPTEN MUSLIHAT – IR.H JUANDA – N115 dengan total jarak 3992 m

3. Jalur 3 dengan rute N100 – DR SEMERU – PERINTIS KEMERDEKAAN – VETERAN – KAPTEN MUSLIHAT – IR. H JUANDA – N115 dengan total jarak 3390 m

Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan node awal dan node tujuan yang sama yakni N100 – N115, dari hasil pengujian tersebut didapatkan jalur dengan rute N100 - DR.SEMERU - MERDEKA - M.A. SALMUN - DEWI SARTIKA - PENGADILAN – SUDIRMAN – N115 dengan total Jarak : 3220 m

Untuk pengujian ketiga diambil contoh N146 (titik perpotongan antara jalan Salak dengan Jalak Harupat) sebagai node awal dan N165 (titik perpotongan antara jalan Ahmad Yani dan Padjadjaran) sebagai node tujuan. Pada pengujian yang ketiga ini dilakukan cara yang sama dengan pengujian yang pertama dan kedua. Tiga jalur alternatif yang diambil untuk dihitung jaraknya secara manual adalah:

1. Jalur 1 dengan rute N146 – JALAK HARUPAT – SUDIRMAN – AHMAD YANI – N165 dengan total jarak 4016 m

2. Jalur 2 dengan rute N146N – JALAK HARUPAT – SUDIRMAN – PEMUDA – DADALI – AHMAD YANI – N165 dengan total jarak 4721 m

3. Jalur 3 dengan rute N146 – JALAK HARUPAT – SUDIRMAN – PEMUDA – KEBON PEDES – SOLEH ISKANDAR (BARU KEMANG) – PADJADJARAN – AHMAD YANI - N165 dengan total jarak 5819 m

Pengujian sistem dengan node awal dan

node tujuan yang sama yakni N146 – N165, dari hasil pengujian tersebut didapatkan jalur dengan rute N146 - SALAK - PADJADJARAN - N165 dengan total jarak : 3113 m

Hasil penghitungan jarak dari ketiga pengujian baik secara manual maupun dengan sistem dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil penghitungan jarak dari ketiga pengujian

Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa hasil pengujian menggunakan sistem merupakan jarak terpendek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa implementasi algoritma Dijkstra yang diimplementasikan pada sistem ini sudah benar.

Adapun untuk pengujian sistem informasi ini dengan basis SMS prosesnya sebagai berikut.

(26)

Gambar 17 Format input SMS untuk pencarian rute terpendek

Kemudian user menerima SMS balasan yang berisi informasi mengenai node awal, nama jalan yang dilalui dan total jarak tempuh, seperti pada Gambar 18.

Gambar 18OutputSMS yang diterima user

pada pencarian rute terpendek.

Dan untuk jalur angkot user mengirimkan SMS dengan format “ Angkot N110 N129” seperti terlihat pada Gambar 19.

Gambar 19 Format input SMS untuk jalur angkot berdasarkan rute terpendek.

Kemudian user akan menerima SMS balasan yang berisi node-node yang disinggahi

dari awal sampai akhir, nama jalan yang harus dilalui beserta angkot yang melalui rute tersebut, seperti pada Gambar 20.

Gambar 20 Output SMS yang diterima user untuk jalur angkot berdasarkan rute terpendek.

Proses uji coba ini menunjukkan bahwa sistem dapat berjalan dengan baik pada server dengan spesifikasi komputer Pentium IV 2,4GHz dengan memori DDR 512 serta VGA Card 128 MB.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem informasi rute terpendek dan jalur angkot berbasis SMS adalah sistem yang menyajikan informasi mengenai rute terpendek yang dapat dilalui dari suatu lokasi asal ke lokasi tujuan dengan mengimplementasikan algoritma Dijkstra dan SMS Gateway.

Informasi yang dihasilkan pada pencarian rute terpendek ini berupa teks yang ditampilkan pada layar telepon genggam, berisikan informasi mengenai rute terpendek dan jalur angkot yang dapat dilalui, yaitu berupa node, edge dan nama jalan beserta jarak untuk dapat mencapai rute tersebut.

(27)

waktu tempuh. Selain itu, penerapan sistem dengan berbasis SMS dapat memudahkan user

untuk mengakses informasi yang dibutuhkan kapan dan di mana saja.

Saran

Sistem yang dibangun ini merupakan sistem informasi yang dapat digunakan untuk pencarian rute terpendek. Namun sistem ini masih memerlukan beberapa perbaikan antara lain:

1. Penyempurnaan data spasial dan atribut seperti penambahan data keseluruhan nama jalan di Kota Bogor.

2. Merepresentasikan keadaan di lapangan dengan tepat, sehingga posisi user dapat ditentukan secara otomatis oleh sistem berdasarkan posisi BTS yang terdekat dengan user.

3. Penambahan informasi yang ditampilkan lebih detail, seperti mencakup perkiraan biaya yang diperlukan untuk mencapai rute-rute terpendek yang diinginkan, serta pembobotan untuk kepadatan lalulintas pada waktu-waktu tertentu untuk setiap sisi yang dianggap perlu.

4. Penyempurnaan desain antar muka untuk

user pada sistem pencarian rute terpendek pada desktop.

5. Dilakukan modifikasi pada algoritma Djikstra agar dapat mencari rute terpendek walaupun ada satu atau beberapa angkot yang rutenya melewati jalur dan arah yang sama lebih dari sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Aho Alfred, Hopcroft J, Ullman J.1987. Data Structures and Algorithms. Addison-Wesley Publishing Company. London.

Aronoff S. 1989. Geographic Information System: A Management Perspective. WDL Publications. Canada.

Barus B, Wiradisastra US. 1996. Sistem Informasi Geografi Jurusan Tanah Faperta, IPB, Bogor.

Connoly TM, Begg, C, Strachan AD. 1995.

Database system A Practical Approach to design Implementation and Managemen Addison Addison-west, publishing Company, England.

Cormen T, Leiserson C, Rivest R. 1994.

Introduction to Algorithms. McGraw-Hill Book Company. New York.

ESRI. 1996. Getting to Know ArcView. John Wiley&Sons Inc. New York.

Kort HF, Silberschatz A. 1986. Data base System Concepts. McGraw-Hill Inc, New York.

Kroenke D, Hatch R. 1996. Management Information System. McGraw-Hill Inc, Watsonville, CA.

McFadden FR, Hoffer JA. 1994. Modern Data Base management.Ed ke-4. The Benjamin/Cummings Publishing Company Inc, California.

McLeod R. 2004. Management Information System, ninth Edition. New Jersey: Pearson Education Inc.

McLeod R. 1995. Management Information System: A Study of Computer-Base Information System 5th Ed. MacMilan Publishing Company, New York.

Nuarsa IW. 2004. Mengolah Data Spasial dengan MapInfo Profesional. Andi Offset, Yogyakarta.

System Solutions 2002. Message Manager

(28)
(29)

Lampiran 1 Desain antarmuka pada sistem

Layar Utama

Gambar 21 Layar Utama Sistem Infomasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS

Layar Menu

(30)

Lanjutan Lampiran 1

Layar cari rute terpendek

Gambar 23 Layar Pencarian rute terpendek pada Sistem Infomasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS.

Layar cari jalur angkot

(31)

Lanjutan Lampiran 1

Layar untuk simulasi SMS

Gambar 25 Layar untuk simulasi SMS pada Sistem Infomasi Untuk Melihat Rute Terpendek dan Jalur Angkot Berbasis SMS.

Layar untuk mengaktifkan dan mematikan SMS Gateway

(32)

Lampiran 2 form input node awal dan tujuan yang sama dengan pesan kesalahan

Gambar 27 Penulisan input node awal dan tujuan yang sama dan pesan kesalahan yang ditampilkan.

Form input SMS dengan format penulisan yang salah dengan pesan kesalahan

(33)

Lampiran 3 Deskripsi tabel-tabel yang ada dalam ER- Diagram

Tabel 5 Tabel Angkot

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

ID Number Id dari suatu angkot Nama Text Berisi nomor angkot

Tabel 6 Tabel Edge

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

ID AutoNumber Id suatu edge

Nama Text Nama edge

NamaJalan Text Berisi informasi nama jalan

Jarak Number Jarak dari edge

Awal Number ID node awal

Akhir Number ID node akhir

KodeJalan Text Kode jalan

Tabel 7 Tabel JalanAngkot

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

ID AutoNumber Kode dari suatu nama jalan Nama Text Berisi informasi nama jalan Kelurahan Text Berisi informasi nama kelurahan Kecamatan Text Berisi informasi nama kecamatan Panjang_G Number Panjang/jarak jalan

Tabel 8 Tabel Node

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

ID Number Id suatu node

Nama Text Nama node

Jalan1 Number Kode jalan 1

Jalan2 Number Kode jalan 2

Jalan3 Number Kode jalan 3

Jalan4 Number Kode jalan 4

Keterangan Text Informasi nama-nama jalan yang berpotongan

Tabel 9 Tabel Jalur

Nama Field Tipe Data (Ukuran) Keterangan

(34)

Lampiran 4 Input angkot oleh admin

Form admin untuk input nomor angkot

(35)

Lanjutan Lampiran 4

(36)

Lampiran 5 Peta Spasial Kota Bogor

(37)

Lampiran 6 Jalur-jalur ke 14 Angkot Kota Bogor (Sumber: DLLAJ Kota Bogor 2005)

CIPINANG GADING – CIPAKU - MERDEKA PP. (01 – AK) / 13,83 KM

MASUK : CIPINANG GADING – CIPAKU - JL. PAHLAWAN - JL. EMPANG - JL.Ir.H. DJUANDA - JL. PALEDANG - JL. KAPTEN MUSLIHAT – JL. VETERAN – JL. PERINTIS KEMERDEKAAN – TERMINAL MERDEKA

KELUAR : TERMINAL MERDEKA – JL.Dr. SEMERU – JL. MAWAR – JL. MERDEKA – JL. MA SALMUN – JL. NYI RAJA PERMAS – GG. MESJID – JL. DEWI SARTIKA – JL. KAPTEN MUSLIHAT – JL.Ir.H. DJUANDA – JL. OTISTA – PASAR BOGOR – JL. RODA – GG. AUT – JL. SILIWANGI – JL. BATUTULIS – CIPAKU – CIPINANG GADING

BARANANGSIANG – TAJUR – CIAWI PP. (01.A-AK) / 8 KM

MASUK : BARANANGSIANG – JL. BANGKA – JL. OTISTA – PAJAJARAN – JL. TAJUR – CIAWI

KELUAR : CIAWI – JL. TAJUR – JL. PAJAJARAN – JL. SAMBU – BARANANGSAING

SUKASARI – TERMINAL BUBULAK PP. (02-AK) / 14,4 KM

MASUK : SUKASARI – JL. LAWANG GINTUNG – JL. PAHLAWAN – JL. EMPANG – JL.Ir.H. DJUANDA – JL. PALEDANG – JL. KAPTEN MUSLIHAT – JL. VETERAN – JL. GUNUNG BATU – JL. SINDANG BARANG – JL. SINDANG BARANG PILAR – JL. R. 1 – TERMINAL BUBULAK

KELUAR : TERMINAL BUBULAK – JL. R-1 – JL. SINDANG BARANG PILAR – JL. SINDANG BARANG – JL. GUNUNG BATU – JL. VETERAN – JL. PERINTIS KEMERDEKAAN – JL. MALL. 1 (TERMINAL MERDEKA) – JL. MERDEKA – JL. KAPTEN MUSLIHAT – JL. NYI RAJA PERMAS – GG. MESJID – JL. DEWI SARTIKA – JL. KAPTEN MUSLIHAT – JL. Ir. H. DJUANDA – JL. SURYA KENCANA – JL. SILIWANGI – SUKASARI

BARANANGSIANG – TERMINAL BUBULAK PP. (03-AK) / 11,3 KM

MASUK : BARANANGSIANG – JL. BANGKA – JL. OTISTA – JL. RAYA PAJAJARAN – JL. JALAK HARUPAT – JL. Ir. H. DJUANDA – JL. KAPTEN MUSLIHAT – JL. VETERAN – JL. GUNUNG BATU – SINDANG BARANG – JL. SINDANG BARANG PILAR – JL. R-1 – TERMINAL BUBULAK

KELUAR : TERMINAL BUBULAK – JL. R-1 – JL. SINDANG BARANG

PILAR – JL SINDANG BARANG – JL. GUNUNG BATU – JL. VETERAN – JL. PERINTIS KEMERDEKAAN – JL. MAL 1 (TERMINAL MERDEKA) – JL. MERDEKA – JL. KAPTEN MUSLIHAT – JL. NYI RAJA PERMAS – GG. MESJID – JL. DEWI SARTIKA – GG. MEKAH – JL. GEDONG SAWAH – JL. Ir. H. DJUANDA – JL. JALAK HARUPAT – JL. SALAK – JL. RAYA PAJAJARAN – JL SAMBU – BARANANGSIANG

WARUNG NANGKA – RANCAMAYA – PP. (04-AK) / 16 KM

(38)

Lanjutan Lampiran 6

KELUAR : RAMAYANA – JL. LAWANG SAKETENG – GG. AUT – JL. PAHLAWAN – JL. CIPAKU – DETOUR ROAD / COGREG – RANCAMAYA – WARUNG NANGKA

CIMAHPAR – PANGRANGO – RAMAYANA PP. (05-AK) / 8,9 KM

MASUK : CIMAHPAR – JL. SANCANG – JL. KUMBANG – JL. LODAYA – JL. PANGRANGO – JL. JALAK HARUPAT – JL.Ir.H. DJUANDA – RAMAYANA

KELUAR : RAMAYANA – JL.Ir.H. DJUANDA – JL. OTISTA – JL. PAJAJARAN – JL. LODAYA – JL. SANCANG – CIMAHPAR

CIHEULEUT – JL. BANGKA – RAMAYANA (06-AK) / 11,95 KM

MASUK : CIHEULEUT – JL. PAJAJARAN – JL. SAMBU – JL. BANGKA – JL. OTISTA – JL. PAJAJARAN – JL. JALAK HARUPAT – JL. Ir. H. DJUANDA – RAMAYANA

KELUAR : RAMAYANA – JL.Ir.H. DJUANDA – JL. OTISTA – JL. PAJAJARAN – CIHEULEUT

WR. JAMBU – JL.Ir.H. DJUANDA – MERDEKA PP. (07-AK) / 8 KM

MASUK : WARUNG JAMBU – JL.JEND.A.YANI – JL.JEND. SUDIRMAN – JL.Ir.H. DJUANDA – JL. KAPTEN MUSLIHAT – JL. VETERAN – JL. PERINTIS KEMERDEKAAN - TERMINAL MERDEKA

KELUAR : TERMINAL MERDEKA – JL. Dr. SEMERU – JL. MAWAR – JL. MERDEKA – JL. MA SALMUN – JL. DEWI SARTIKA – PENGADILAN – JL. JEND. SUDIRMAN – JL. PEMUDA – JL. DADALI – WARUNG JAMBU

WR. JAMBU – JL.Ir.H.DJUANDA – RAMAYANA PP. (08-AK) / 7,1 KM

MASUK : WARUNG JAMBU – JL. PAJAJARAN – JL. PANGRANGO – JL. JALAK HARUPAT – JL.Ir.H.DJUANDA- RAMAYANA

KELUAR : RAMAYANA – JL. OTISTA – JL. PAJAJARANN – WARUNG JAMBU

WR. JAMBU – PAJAJARAN – SUKASARI PP. (09-AK) / 6,75 KM

MASUK : WARUNG JAMBU – JL. PAJAJARAN – SUKASARI

KELUAR : SUKASARI – JL. PAJAJARAN – JL. SAMBU – JL. BANGKA – JL. OTISTA – JL. PAJAJARAN – WARUNG JAMBU

BANTAR KEMANG – SUKASARI – MERDEKA PP. (10-AK) / 8,75 KM

(39)

Lanjutan Lampiran 6

KELUAR : TERMINAL MERDEKA – JL. Dr. SEMERU – JL. MAWAR – JL. MERDEKA – JL. MA SALMUN – JL. NYI RAJA PERMAS – JL. DEWI SARTIKA – GG. MESJID – JL. KAPTEN MUSLIHAT – JL.Ir.H. DJUANDA – JL. SURYA KENCANA – JL. SILIWANGI –SUKASARI – JL. PAJAJARAN – BANTAR KEMANG

PAJAJARAN INDAH – PASAR BOGOR PP. (11-AK) / 7,3 KM

MASUK : PAJAJARAN INDAH – JL. PAJAJARAN – JL SAMBU – JL. BANGKA – JL. OTISTA – PASAR BOGOR

KELUAR : PASAR BOGOR – JL. RODA – GG. AUT – JL. SILIWANGI – JL. SUKASARI III – JL. PAJAJARAN – PAJAJARAN INDAH

CIMANGGU – MA SALMUN – PASAR ANYAR PP. (12-AK) / 9,8 KM

MASUK : CIMANGGU PERMAI – JL. CIMANGGU – JL. MERDEKA – JL. MA SALMUN – PASAR ANYAR

KELUAR : PASAR ANYAR – JL. PENGADILAN – JL. JEND. SUDIRMAN – JL. RE MARTADINATA – JL. CIMANGGU – CIMANGGU PERMAI

BANTAR KEMANG – JL. BANGKA – RAMAYANA PP. (13-AK) / 7,5 KM

MASUK : BANTAR KEMANG – JL. RAYA PAJAJARAN – JL. SAMBU – JL. BANGKA – JL. OTISTA – JL. RAYA PAJAJARAN – JL. JALAK HARUPAT – JL.Ir.H. DJUANDA – RAMAYANA

(40)

Lampiran 7 Peta Spasial dari Jalur Angkot Kota Bogor

(41)

Lampiran 8 Daftar node untuk input

Tabel 10 Tabel Input Node

Nama

Keterangan

N100 DR.SEMERU,DARUL QUR'AN

N101 DR.SEMERU-PASAR MERDEKA 2

N102 DR.SEMERU-PASAR MERDEKA 1

N103 MERDEKA-DR SEMERU

N104 PERINTIS KEMERDEKAAN-PASAR MERDEKA 2

N105 PERINTIS KEMERDEKAAN-PASAR MERDEKA 1

N106 PERINTIS KEMERDEKAAN-VETERAN

N107 PERINTIS KEMERDEKAAN-DR SEMERU N108 KAPTEN MUSLIHAT-IR. H. JUANDA

N109 KAPTEN MUSLIHAT,DEWI SARTIKA

N110 KAPTEN MUSLIHAT,RAJAPERMAS

N111 DEWI SARTIKA-M.A. SALMUN

N112 M.A. SALMUN-RAJAPERMAS

N113 M.A. SALMUN-MERDEKA

N114 IR.H. JUANDA,OTTOISKANDAR DINATA,SURYA KENCANA

N115 IR.H. JUANDA-JALAK HARUPAT,SUDIRMAN

N116 OTOISKANDAR DINATA-RODA N117 OTISTA-BANGKA

N118 SILIWANGI-PADJADJARAN,RAYA TAJUR

N119 SILIWANGI-SUKASARI 2

N120 SILIWANGI-SUKASARI 1

N121 BATU TULIS-SILIWANGI

N122 BATU TULIS,PAHLAWAN

N123 BATU TULIS,LAWANG GINTUNG

N124 VETERAN,MERDEKA,KAPTEN MUSLIHAT

N125 PALEDANG-KAPTEN MUSLIHAT

N126 PALEDANG-IR. H. JUANDA N127 EMPANG-IR.H.JUANDA

N128 PAHLAWAN,GANG AUT N129 PAHLAWAN-EMPANG

N130 PADJADJARAN-SOLEH ISKANDAR,RAYA BOGOR

N131 PADJADJARAN-SAMBU

N132 PADJADJARAN-TOL JAGORAWI

(42)

Lanjutan Lampiran 8

Nama Keterangan

N135 JALAK HARUPAT-PADJADJARAN

N136 SOLEH ISKANDAR (BARU KEMANG)-RAYA PARUNG,SALABENDA N137 BANGKA,SAMBU

N138 GUNUNG BATU-VETERAN

N139 SINDANG BARANG,R1,RAYA DRAMAGA N140 R1-SOLEH ISKANDAR

N141 R1-SINDANG BARANG SBJ N142 SUKASARI 1-PADJADJARAN N143 SUKASARI 2,SUKASARI 1

N144 LAWANG GINTUNG,RAYA CIPAKU N145 LAWANG GINTUNG-SILIWANGI N146 SALAK-JALAK HARUPAT

N147 RAYA CIPAKU-GUNUNG GADUNG-RANCAMAYA N148 GUNUNG GADUNG - RANCAMAYA,RANCAMAYA N149 RANCAMAYA,COGREG

N150 PANGRANGO I,JALAK HARUPAT N151 PANGRANGO-SALAK

N152 PANGRANGO-PANGRANGO 1 N153 LODAYA II,PADJADJARAN,SALAK N154 KUMBANG-LODAYA 1

N155 KUMBANG-LODAYA 2 N156 SANCANG,SANCANG DALAM N157 SANCANG,KUMBANG

N158 PENGADILAN-SUDIRMAN N159 PENGADILAN-DEWI SARTIKA N160 PEMUDA-DADALI,KEBON PEDES N161 SAWOJAJAR-SUDIRMAN

N162 SAWOJAJAR-DEWI SARTIKA N163 AHMAD YANI,DADALI

N164 AHMAD YANI-SUDIRMAN,PEMUDA,RE MARTA DINATA N165 AHMAD YANI,PADJADJARAN

N166 RE. MARTA DINATA-MERDEKA

N167 GANG AUT,RODA,SILIWANGI,SURYA KENCANA N168 GEDONG SAWAH I,IR.H.JUANDA

(43)

Lanjutan Lampiran 8

Nama Keterangan

N170 MEGA MENDUNG,PANGRANGO N171 MEGA MENDUNG,PADJADJARAN N172 MANDALAWANGI,PADJADJARAN N173 MANDALAWANGI,PANGRANGO

N174 DARUL QUR'AN,SINDANG BARANG,GUNUNG BATU N175 CILENDEK TIMUR,DR.SEMERU

N176 CILENDEK TIMUR,GG.MESJID

N177 CILENDEK TIMUR,R1,RAYA SEMPLAK

N178 RAYA SEMPLAK,SALABENDA RAYA,LETKOL ATANG SANJAYA

N179 CIPINANG GADING,RAYA CIPAKU N180 PANDU RAYA,RAYA TANAH BARU N181 BINA MARGA,PADI

N182 PADI,PANDU RAYA

N183 KEBON PEDES,SOLEH ISKANDAR

N184 RAYA DRAMAGA,RAYA BABAKAN DRAMAGA N185 RAYA BABAKAN DRAMAGA,BARA 4

(44)

Lampiran 9 Peta jalur angkot yang tidak dapat diproses oleh algoritma Djikstra

(45)

Gambar

Gambar 1 (system solution 2002).
Gambar 2  System Development Life Cycle
Gambar 3 Diagram Konteks.
sama dengan yang di layar telepon genggam. • Pesan Kesalahan  Gambar 4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kontribusi penerimaan yang berasal dari dana perimbangan sebesar 77,48%, PAD sebesar 2,16%, dan lain-lain penerimaan pendapatan daerah yang sah sebesar 20,36%, hal

§ Siswa dapat menjelaskan cerita tentang peristiwa dan memberikan komentar/saran yang logis dengan bahasa yang santun.. v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya

Metode desain yang digunakan pada perancangan Sekolah Alam Pacitan yang mengacu pada pendekatan pendidikan lingkungan hidup dan budaya adalah menggunakan proses desain dari Gail

Adapun hasil dari pendampingan ini adalah pemilik dan pekerja home industri memiliki tambahan informasi tentang paving dan batako setelah diberikan modul kerja dan

Ketika berada dalam lingkungan atau udara yang dingin tubuh tetap  berusaha menstabilkan suhunya, sehingga manusia harus mengeluarkan kelebihan air dalam tubuh.

Terlihat bahwa hanya satu dari tiga variabel peningkatan kapasitas petani, yaitu tingkat kemampuan mengidentifikasi potensi, yang menunjukkan hubungan yang signifikan

Nilai R Square yang ditujukan pada tabel di atas sebesar 0,635 artinya variabel pemberian kredit, kemampuan manajerial dan diferensiasi produk mampu menjelaskan

Berdasarkan latar belakang diatas, makan diadakan kegiatan untuk masyarakat Desa Wanar melalui sosialisasi dan pendampingan pemanfaatan buah nangka yang berjudul