• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Algoritma Dijkstra Untuk Pencarian Rute Terpendek Menuju Pelabuhan Belawan Berbasis Sistem Informasi Geografis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Algoritma Dijkstra Untuk Pencarian Rute Terpendek Menuju Pelabuhan Belawan Berbasis Sistem Informasi Geografis"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN

RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SKRIPSI

DEFI RAKHMAWATI

091421023

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul

: IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA

UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Kategori

: SKRIPSI

Nama

: DEFI RAKHMAWATI

Nomor Induk Mahasiswa

: 091421023

Program Studi

: EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

Departemen

: ILMU KOMPUTER

Fakultas

: ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

INFORMASI

Diluluskan di

Medan, 2014

Komisi Pembimbing

:

Pembimbing 2

Pembimbing 1

Drs. Marihat Situmorang, M. Kom

Drs. Agus Salim Harahap, M.Si NIP.

196312141989031001

NIP. 195408281981031004

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Ilmu Komputer FASILKOM-TI USU

Ketua,

(3)

PERNYATAAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN

RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan

ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, 2014

(4)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan ridho-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, Program Studi Ekstensi S1 Ilmu Komputer

Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan Salam saya hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammad

SAW.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Agus Salim Harahap, M.Si

sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Marihat Situmorang, M. Kom sebagai Dosen

Pembimbing II atas bimbingan, saran dan masukkan kepada penulis untuk menyelesaikan dan

menyempurnakan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris

Program Studi Ekstensi S1 Ilmu Komputer, Bapak Drs. Poltak Sihombing, M. Kom dan Ibu

Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc. Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan

Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara, semua dosen, pegawai/staf Program Studi

Ekstensi S1 Ilmu Komputer USU.

Terimakasih yang sebesarnya kepada kedua Orang Tua dan keluarga saya atas

dukungannya baik materil maupun spiritual. Terimakasih juga kepada rekan – rekan kerja di PT.

Pelabuhan Indonesia I (Persero) serta seluruh teman – teman yang tidak dapat saya sebutkan

semuanya.

(5)

ABSTRAK

Pelabuhan Belawan terletak di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Saat ini Pelabuhan

Belawan merupakan Pelabuhan tersibuk di Sumatera. Lalu lintas transportasi, logistik maupun

aktivitas perdangangan sangat ramai menuju Pelabuhan Belawan sehingga Sistem Informasi

Georafis sangat diperlukan. Sistem Informasi Geografis ini dirancang berbasis web dengan layer

peta yang direpresentasikan oleh

Mapguide

Open Source

2.2.0.5703. Digitasi peta menggunakan

Quantun GIS 1.8.0-2. Untuk

database

peta menggunakan PostgreSQL 8.4.16-1 dan Postgis

1.5.5-1. Teknik pencarian rute terpendek menggunakan algoritma Dijkstra, serta

diimplementasikan ke halaman web melalui PHP dan

Java Script.

Adapun penggunaan algoritma

Dijkstra karena algoritma ini dipastikan memiliki solusi terbaik dalam menentukan rute

terpendek karena algoritma Dijkstra akan membaca seluruh lintasan dan hanya memilih lintasan

dengan bobot terkecil sebagai rute terpendeknya. Untuk pengujian dilakukan pencarian rute

terpendek dengan melakukan input titik asal dan titik tujuan dimana untuk titik adalah adalah

Stasiun Kereta Api Medan dan titik tujuan adalah Terminal Penumpang di Pelabuhan Belawan.

Kemudian dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa sistem berhasil menampilkan rute

terpendek, nama jalan dan jarak yang ditempuh untuk menuju Terminal Penumpang di

Pelabuhan Belawan yang divisualisasikan dalam peta kota Medan. Dengan demikian

implementasi algoritma Dijkstra pada sistem informasi geografis untuk menentukan rute

terpendek menuju Pelabuhan Belawan ini layak digunakan karena berhasil menampilkan rute

terpendek menggunakan algoritma Dijkstra.

(6)

IMPLEMENTATION OF DIJKSTRA ALGORITHM TO DETERMINE A

SHORTEST PATH TO PORT OF BELAWAN BASED ON GEOGRAPHIC

INFORMATION SYSTEM

ABSTRACT

Belawan is a port in Medan, North of Sumatra, Indonesia. Belawan is Indonesia's busiest port of

Sumatera Island. The traffic of logistics and trade activity in Belawan port is very crowded it

means people need Geographic Information System. Geographic Information System created by

web basis through map layers which is represented by Mapguide Open Source 2.2.0.5703. Map

digitation by Quantun GIS 1.8.0-2. PostgreSQL 8.4.16-1 and Postgis 1.5.5-1 is used for database

of map. Dijkstra method is used as the shortest route searching technique. It will be implemented

to web page through PHP and Java Script. The author has chosen algorithm Dijkstra because this

algorithm has a best solution to find a shortest path because it will find the path with lowest cost

as the shortest path. For the testing to find a shortest path add start point and end point which is

start point is Stasiun Kereta Api Medan and the end point is Port of Belawan. The result is the

shortest path found and represented with routing of shorthest path, name of road and the distance

to go to Port of Belawan that visualization in Map of Medan City. Then this System Information

Geographic is useful because it can representation the shortest path by using Dijkstra Algorithm.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan

ii

Pernyataan

iii

Penghargaan

iv

Abstrak

v

Abstract

vi

Daftar Isi

vii

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Bab I Pendahuluan

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Rumusan Masalah

2

1.3 Batasan Masalah

3

1.4 Tujuan Penelitian

3

1.5 Manfaat Penelitian

3

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

4

1.7 Metode Penelitian

4

1.4 Sistematika Penulisan

5

Bab II Landasan Teori

6

2.1 Sistem Informasi Geografis

6

2.1.1 Sistem

6

2.1.2 Informasi

6

2.1.3 Sistem Informasi

7

2.1.4 Geografi

7

2.1.5 Sistem Informasi Geografis

7

2.1.5.1 Subsistem Sistem Informasi Geografis

8

2.1.5.2 Komponen Sistem Informasi Geografis

9

2.2 Peta

11

2.2.1 Proyeksi Peta

11

2.2.2 Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

12

2.3 Algoritma Dijkstra

14

2.3.1 Definisi Algoritma Dijkstra

14

2.3.2 Pseudo Code Algoritma Dijkstra

16

2.3.3 Penelitian Terdahulu Algoritma Dijkstra

16

Bab III Analisis dan Perancangan Sistem

20

3.1 Analisis Sistem

20

3.1.1 Analisis Masalah

20

3.1.2 Analisis dan Perancangan SIG

21

3.2 Analisis Kebutuhan

22

(8)

3.2.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

23

3.3 Pemodelan Sistem

23

3.3.1 Model Proses DFD (Data Flow Diagram)

23

3.3.1.1 DFD (

Data Flow Diagram)

Level 0

23

3.3.1.2 DFD (

Data Flow Diagram)

Level 1

24

3.3.1.3 DFD (

Data Flow Diagram)

Level 2 Proses 1

25

3.3.2 Model Data (

Entity Relationship Diagram)

26

3.4

Flowchart

26

3.4.1 Flowchart Algoritma Dijkstra Dalam Mencari Rute

Terpendek

26

3.5 Perancangan Database

28

3.6 Perancangan Antarmuka

35

3.6.1 Perancangan Antarmuka Situs Pengunjung

35

Bab IV Implementasi Sistem

37

4.1 Implementasi

37

4.2 Implementasi Algoritma Dijkstra

37

4.3 Tampilan Sistem Informasi Geografis

48

4.3 Pengujian Sistem

52

4.4 Pengujian

Black Box (Black Box Testing)

53

Bab V Kesimpulan dan Saran

54

Daftar Pustaka

55

Lampiran

57

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1.5.1 Ilustrasi Subsistem SIG

8

2.1.5.2 Pelabuhan Belawan

10

2.2.1a Proyeksi Peta

11

2.2.1b Jenis Proyeksi Peta

11

2.2.2a Peta Dunia Berproyeksi UTM

13

2.2.2b Peta Indonesia Berproyeksi UTM

13

2.3.1 Graf

15

3.1.1 Diagram Ishikawa Untuk Analisis Masalah

21

3.1.2 Gambaran Umum Perancangan SIG

22

3.3.1.1 DFD Level 0

24

3.3.1.2 DFD Level 1

25

3.3.1.3 DFD Level 2 Proses 1

25

3.3.2

Entity Relationship Diagram

26

3.4.1 Flowchart Algoritma Dijkstra

27

3.6.1 Perancangan Antarmuka SIG Berbasis Web

35

4.2a Representasi Graf

38

4.2b Node Terpilih Pada Iterasi ke-1

39

4.2c Node terpilih pada Iterasi ke-2

40

4.2d Node terpilih pada Iterasi ke-3

41

4.2e Node terpilih pada Iterasi ke-4

42

4.2f Node terpilih pada Iterasi ke-5

43

4.2g Node terpilih pada Iterasi ke-6

44

4.2h Node terpilih pada Iterasi ke-7

45

4.3a Tampilan Awal

48

4.3b Tampilan

Zoom In

49

4.3c Tampilan Input Jalan dan Tempat

49

4.3d Tampilan Shorthest Path

50

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.3.1 Perhitungan Dijkstra pada gambar 2.3.1

15

3.5a Bangunan

28

3.5b Rincian Tabel Bangunan

28

3.5c Jalan

29

3.5d Rincian Tabel Jalan

30

3.5e Network

32

3.5f Database Tabel Bangunan

34

3.5g Node

35

4.2a Hasil Iterasi Ke-1

39

4.2b Hasil Iterasi Ke-2

40

4.2c Hasil Iterasi Ke-3

40

4.2d Hasil Iter

asi

Ke-4

41

4.2e Hasil Iterasi Ke-5

42

4.2f Hasil Iterasi Ke-6

43

4.2g Hasil Iterasi Ke-7

44

(11)

ABSTRAK

Pelabuhan Belawan terletak di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Saat ini Pelabuhan

Belawan merupakan Pelabuhan tersibuk di Sumatera. Lalu lintas transportasi, logistik maupun

aktivitas perdangangan sangat ramai menuju Pelabuhan Belawan sehingga Sistem Informasi

Georafis sangat diperlukan. Sistem Informasi Geografis ini dirancang berbasis web dengan layer

peta yang direpresentasikan oleh

Mapguide

Open Source

2.2.0.5703. Digitasi peta menggunakan

Quantun GIS 1.8.0-2. Untuk

database

peta menggunakan PostgreSQL 8.4.16-1 dan Postgis

1.5.5-1. Teknik pencarian rute terpendek menggunakan algoritma Dijkstra, serta

diimplementasikan ke halaman web melalui PHP dan

Java Script.

Adapun penggunaan algoritma

Dijkstra karena algoritma ini dipastikan memiliki solusi terbaik dalam menentukan rute

terpendek karena algoritma Dijkstra akan membaca seluruh lintasan dan hanya memilih lintasan

dengan bobot terkecil sebagai rute terpendeknya. Untuk pengujian dilakukan pencarian rute

terpendek dengan melakukan input titik asal dan titik tujuan dimana untuk titik adalah adalah

Stasiun Kereta Api Medan dan titik tujuan adalah Terminal Penumpang di Pelabuhan Belawan.

Kemudian dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa sistem berhasil menampilkan rute

terpendek, nama jalan dan jarak yang ditempuh untuk menuju Terminal Penumpang di

Pelabuhan Belawan yang divisualisasikan dalam peta kota Medan. Dengan demikian

implementasi algoritma Dijkstra pada sistem informasi geografis untuk menentukan rute

terpendek menuju Pelabuhan Belawan ini layak digunakan karena berhasil menampilkan rute

terpendek menggunakan algoritma Dijkstra.

(12)

IMPLEMENTATION OF DIJKSTRA ALGORITHM TO DETERMINE A

SHORTEST PATH TO PORT OF BELAWAN BASED ON GEOGRAPHIC

INFORMATION SYSTEM

ABSTRACT

Belawan is a port in Medan, North of Sumatra, Indonesia. Belawan is Indonesia's busiest port of

Sumatera Island. The traffic of logistics and trade activity in Belawan port is very crowded it

means people need Geographic Information System. Geographic Information System created by

web basis through map layers which is represented by Mapguide Open Source 2.2.0.5703. Map

digitation by Quantun GIS 1.8.0-2. PostgreSQL 8.4.16-1 and Postgis 1.5.5-1 is used for database

of map. Dijkstra method is used as the shortest route searching technique. It will be implemented

to web page through PHP and Java Script. The author has chosen algorithm Dijkstra because this

algorithm has a best solution to find a shortest path because it will find the path with lowest cost

as the shortest path. For the testing to find a shortest path add start point and end point which is

start point is Stasiun Kereta Api Medan and the end point is Port of Belawan. The result is the

shortest path found and represented with routing of shorthest path, name of road and the distance

to go to Port of Belawan that visualization in Map of Medan City. Then this System Information

Geographic is useful because it can representation the shortest path by using Dijkstra Algorithm.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan Belawan terletak di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Saat ini Pelabuhan

Belawan merupakan Pelabuhan tersibuk di Sumatera. Lalu lintas transportasi, logistik maupun

aktivitas perdangangan sangat ramai menuju Pelabuhan Belawan. Pelabuhan Belawan memiliki

area kerja sekitar 288.136 hektar yang terdiri dari :

1.

Terminal Belawan Lama: merupakan terminal general cargo, dengan kapasitas cargo

yang lebih kecil

2.

Citra Jetty: terminal yang melayani bongkar muat curah kering dan distribusi BBM ke

PLTU pulau Sicanang.

3.

IKD (Industri Kimia Dasar): terminal untuk kapal-kapal yang membawa bahan kimia

untuk industri kimia dasar.

4.

Ujung Baru: terminal ujung baru melayani jasa pemanduan, terminal penumpang, dan

curah kering, general cargo.

5.

Pipa Terpadu: terminal yang melayani curah cair seperti CPO

(Crude Palm Oil).

Selain di Pelabuhan Belawan, daerah Belawan sendiri memiliki beberapa tempat penting

seperti rumah sakit, wisata bahari, kantor/perusahaan yang berada di luar area Pelabuhan

Belawan. Belawan merupakan wilayah kecamatan Medan Belawan dengan Kabupaten Deli

Serdang di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Medan Marelan dan Medan Labuhan

di selatan, serta Selat Malaka di utara. Saat ini jumlah penduduk di Belawan mencapai 95.835

jiwa.

Padatnya aktivitas perdagangan di Sumatera Utara baik expor/impor maupun

(14)

terbesar di Sumatera Utara. Saat ini, Belawan berada dalam tahap pengembangan menjadi daerah

tujuan wisata bahari karena jaraknya yang dekat dari kota Medan yaitu sekitar 27 km dari pusat

12kota Medan. Apabila wisata bahari ini terealisasi, maka lalu lintas Medan - Belawan akan

ramai. Kemacetan menuju pelabuhan Belawan juga menjadi sangat tinggi.

Sebuah sistem informasi geografis merupakan sebuah sistem yang menampilkan

data-data berupa peta suatu wilayah, dan dalam tugas akhir ini akan dikembangkan untuk mencari

lokasi tujuan di daerah Belawan dari beberapa tempat di kota Medan, serta dapat menunjukkan

rute terpendek menuju lokasi tujuan di Belawan sehingga memberikan solusi efesiensi waktu,

biaya bahan bakar dan menghindati kemacetan.

Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian Tugas Akhir ini akan dibangun Sistem

Informasi Geografis berbasis web untuk memberikan informasi dalam menentukan rute

terpendek menuju Pelabuhan Belawan dengan menerapkan Algoritma Dijkstra sehingga dapat

memberikan efesiensi waktu dan biaya bagi pengguna SIG (Sistem Informasi Geografis) ini.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu

bagaimana membangun aplikasi SIG berbasis web yang dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang rute terpendek menuju tempat yang dituju di Belawan (Pelabuhan Belawan,

Rumah Sakit, wisata bahari, kantor/perusahan dan tempat penting lainnya) dengan entri point

dari beberapa tempat penting di kota Medan (Bandara Polonia, stasiun kereta api, terminal

Amplas, dan beberapa pusat perbelanjaan di kota Medan).

1.3

Batasan Masalah

(15)

1.

Daerah yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pelabuhan Belawan serta beberapa

tempat penting di Medan dan di sekitar Pelabuhan Belawan .

2.

Perangkat lunak yang digunakan adalah

PostGIS, Quantum GIS, PostgreSQL, Mapguide,

Macromedia Dreamweaver

.

3.

Input pada sistem ini adalah titik asal dan titik tujuan dimana titik asal berupa tempat-tempat

penting di kota Medan (bandara Polonia, stasiun kereta api, terminal Amplas, dan beberapa

tempat pusat perbelanjaan di Medan) sedangkan titik tujuan berupa beberapa tempat penting

di Belawan seperti pelabuhan, kantor bank, rumah sakit, ocean pacific. Output berupa rute

perjalanan, jalur yang harus dilewati pada peta, dan pewarnaan pada jalur yang ditempuh.

1.4

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membangun sistem informasi geografis berbasis web mengenai rute

terpendek menuju Pelabuhan Belawan serta tempat penting di Belawan yang

user friendly.

1.5

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat tentang lokasi

Pelabuhan Belawan dan tempat penting di Belawan serta memberikan rute terpendek untuk

mencapai lokasi tujuan.

1.6

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dimulai pada awal bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Jamuari 2013 yang

bertempat di Pelabuhan Belawan, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan serta

(16)

1.7

Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1.

Studi Literatur

Melakukan studi kepustakaan melalui hasil penelitian berupa buku, jurnal, dan artikel-artikel

yang relevan, serta mempelajari lebih dalam teori-teori tentang sistem informasi geografis dan

Algoritma Dijkstra

2.

Pengumpulan Data

Tahapan selanjutnya yaitu pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian.

3.

Analisis dan Perancangan Sistem

Melakukan analisis terhadap masalah yang ada untuk mendapatkan solusi dari masalah

tersebut dan membuat perancangan aplikasi SIG berbasis web.

4.

Pengkodean

Menulis kode program dan mengimplementasikan kedalam bahasa pemrograman

5.

Pengujian dan Pemeliharaan

Melakukan pengujian terhadap aplikasi SIG yang dihasilkan dan melakukan pemeliharaan

sistem

6.

Dokumentasi

Membuat dokumentasi dalam bentuk laporan penelitian dalam hal ini tugas akhir.

1.8

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi “Implementasi

Algoritman Dijkstra Untuk Pencarian Rute Terpendek Menuju Pelabuhan Belawan Berbasis

Sistem Informasi Geografis. (Studi Kasus: Pelabuhan Belawan)”, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

(17)

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan Sistem Informasi Geografis,

Algoritma

Dijkstra

,

PostGIS, Quantum GIS, PostgreSQL, Mapguide, Javascript

dan

pemrograman PHP.

BAB III: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisikan langkah-langkah penelitian yang dilakukan, serta analisis terhadap fokus

permasalahan penelitian. Pada bab ini juga akan dibahas perancangan sistem yang merupakan

tindak lanjut dari tahapan analisis, termasuk didalamnya pemodelan proses dan pemodelan data

yang dibangun berdasarkan pendekatan terstruktur.

BAB IV: IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi proses pembangunan perangkat lunak berdasarkan hasil perancangan pada bab

sebelumnya dan pengimplementasiannya ke sistem nyata.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan

saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Sistem Informasi Geografis

2.1.1

Sistem

Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, yang saling terkait untuk mencapai

suatu tujuan tertentu [14]. Sistem adalah elemen-elemen yang saling terintegrasi dengan maksud

yang sama dalam mencapai suatu tujuan.

Dari definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah objek, ide serta

elemen-elemen yang saling berhubungan dan berintegrasi satu sama lain untuk menyelesaikan

suatu sasaran sehingga mengeluarkan output untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.2

Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan

bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang [7]. Informasi adalah data yang

telah dikelola sehingga data tersebut menjadi berarti dan berharga bagi sang penerima data.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data-data yang telah

diolah sehingga memiliki arti dan berharga bagi sang penerima data sehingga bermanfaat bagi

(19)

2.1.3

Sistem Informasi

Sistem Informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan

informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi

[14].

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan

pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe

transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap

kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk

pengambilan keputusan.

2.1.4

Geografi

Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau

penggambaran mengenai bumi. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana yang ada di atas

muka bumi, tapi juga tempat lainnya, kadang diartikan dengan lokasi pada ruang.

2.1.5

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis atau

Geographic Information System (GIS)

merupakan sistem

komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,

memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data berhubungan dengan posisi-posisinya

di muka bumi (Prahasta, 2009) [14]. Sedangkan yang dimaksud dengan Sistem Informasi

Geografis, yaitu pemasukan, manajemen data (penyimpanan data dan pemanggilan kembali),

(20)

2.1.5.1

Subsistem Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut:

a.

Data Input

Bertugas mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari

berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversikan atau

mentransformasikan format-format yang digunakan oleh perangkat SIG.

b.

Data Output

Bertugas menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data spasial

baik dalam bentuk

softcopy

maupun

hardcopy

seperti halnya tabel, grafik,

report,

peta, dan

sebagainya.

c.

Data Management

Mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah

sistem basis data sehingga mudah dipanggil kembali, diupdate dan diedit.

d.

Data

Manipulation

dan

Analysis

Menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Serta melakukan

manipulasi dalam penggunaan fungsi-fungsi dan operator logika untuk menghasilkan

informasi yang diharapkan.

Gambar 2.1.5.1: Ilustrasi Subsistem SIG

Sumber (Eddy P. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar, Informatika,

Bandung.)

Data Manipulation & Analysis

SIG

Data

Management

Data

Input

(21)

2.1.5.2

Komponen Sistem Informasi Geografis

Secara umum SIG bekerja berdasarkan integrasi 5 Komponen, yaitu:

Hardware

,

software

, data,

manusia dan metode.

a.

Hardware

(perangkat keras)

SIG membutuhkan

hardware

atau perangkat komputer yang memiliki spesifikasi lebih tinggi

dibandingkan dengan sistem informasi lainnya untuk menjalankan

software-software

SIG,

seperti kapasitas Memori

(RAM)

,

Hard disk

, Prosesor serta

VGA Card

. Hal tersebut

disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG baik data vektor maupun data raster

penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya

membutuhkan memori yang besar dan prosesor yang cepat.

b.

Software

(perangkat lunak)

Sebuah

software

SIG harus menyediakan fungsi dan

tools

yang mampu melakukan

penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen

yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

•

Tools

untuk melakukan input dan transformasi data geografis

•

Sistem manajemen basis data

•

Tool

yang mendukung

query

geografis, analisis dan visualisasi

•

Graphical User Interface

(GUI) untuk memudahkan akses pada

tool

geografi

c.

Data

Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara dasar SIG bekerja

dengan dua tipe model data geografis yaitu model data vektor dan model data raster.

•

Data Spasial

Model data ini terdiri dari gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan

bumi, biasanya ditampilkan dalam bentuk peta, grafik dalam format digital dan disimpan

(22)

Gambar 2.1.5.2: Pelabuhan Belawan

Sumber

•

Data Non Spasial (

Atribute

)

Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-

informasi yang dimiliki oleh objek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data

tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada

d.

Manusia

Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan

membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata. Sama seperti

pada Sistem Informasi lain, pemakai SIG pun memiliki tingkatan tertentu dari tingkat

spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang

menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan mereka sehari-hari.

e.

Metode

SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata,

(23)

2.2

Peta

Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide berupa sebuah gambar mengenai

tinggi rendahnya suatu daerah (Topografi), penyebaran penduduk jaringan jalan dan hal lainnya

yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang [14].

2.2.1

Proyeksi Peta

Proyeksi Peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan hasil pengukuran yang dilakukan

di permukaan bumi fisis bisa digambarkan diatas bidang datar (peta). Karena permukaan bumi

fisis tidak teratur maka akan sulit untuk melakukan perhitungan-perhitungan langsung dari

pengukuran. Untuk itu diperlukan pendekatan secara matematis (model) dari bumi fisis

tersebut[11].

Gambar 2.2.1a

Proyeksi Peta dari Permukaan Bumi ke Bidang Datar

Sumber (Ira Mutiara. 2004. Pengukuran dan Pemetaan Kota, Surabaya.)

Proyeksi peta terdiri atas 3 jenis yaitu :

a.

Proyeksi Azimuthal

Bidang proyeksi yang digunakan adalah bidang datar. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah

garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.

(24)

Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah

sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi.

c.

Proyeksi Silinder (Cylindrical)

Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah

sumbu dari silinder yang melalui pusat bumi.

Gambar 2.2.1b

Jenis Proyeksi Peta

Sumber (Ira Mutiara. 2004. Pengukuran dan Pemetaan Kota, Surabaya.)

2.2.2

Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

Proyeksi UTM dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Sejak saat itu proyeksi ini menjadi

standar untuk pemetaan [11]. Sifat-sifat proyeksi UTM adalah :

a.

Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola bumi pada dua buah

meridian, yang disebut dengan meridian standar. Meridian pada pusat zone disebut sebagai

meridian tengah.

b.

Daerah di antara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 sehingga bola bumi

(25)

Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90° BT sampai

meridian 144° BT dengan batas lintang 11° LS sampai 6° LU. Dengan demikian, wilayah

Indonesia terdapat pada zone 46 sampai dengan zone 54. Pembagian Zone dapat dilihat melaui

gambar berikut :

Gambar 2.2.2a

Peta Dunia Berproyeksi UTM

Sumber (Ira Mutiara. 2004. Pengukuran dan Pemetaan Kota, Surabaya.)

Gambar 2.2.2b Peta Indonesia Berproyeksi UTM

(26)

Pada Sistem Informasi Geografis ini, peta yang digunakan adalah peta Kota Medan yang

memiliki kordinat

latitude

3

o

35’ N dan l

ongitude

98

o

40’ E. Yang dimaksud dengan

latitude

adalah garis lintang yang melingkari bumi ditarik dari arah barat ke timur atau sebaliknya sejajar

dengan garis khatulistiwa. Sedangkan

longitude

adalah garis bujur yang melingkari bumi ditarik

dari kutub utara hingga kutub selatan atau sebaliknya. Jika diproyeksikan ke dalam kordinat (x.y)

maka

latitude

adalah merupakan sumbu x sedangkan

longitude

merupakan sumbu y.

2.3

Algoritma Dijkstra

2.3.1

Definisi Algoritma Dijkstra

Algoritma dijkstra digunakan untuk menetukan jarak terpendek pada sebuah graf berarah.

Contoh penerapan algoritma dijkstra adalah lintasan terpendek yang menghubungkan dua

lokasi,tempat berlainan tertentu (

single-source single-destination shortest path problem

).

Algoritma ini ditemukan oleh seorang ilmuwan komputer berkebangsaan belanda yang bernama

Edsger Dijkstra. Alfred V Aho, John E Hopcroft, Jeffrey D Ullman menyimpulkan cara kerja

algoritma dijkstra adalah memakai strategi greedy dimana pada setiap langkah dipilih sisi dengan

bobot terkecil yang menghubungkan sebuah simpul yang sudah terpilih dengan simpul lain yang

belum terpilih [2]. Algoritma dijkstra membutuhkan parameter tempat asal dan tempat tujuan.

Hasil akhir algoritma ini adalah jarak terpendek dari tempat asal ke tempat tujuan beserta

rutenya.

Proses untuk mendapatkan solusi optimum jalur terpendek adalah dengan menghitung

jarak satu per satu sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh tiap-tiap sisi. Perhitungan dilakukan

terhadap sisi graf yang memiliki jalur awal dan jalur akhir. Contoh pada gambar di bawah ini

akan memberikan gambaran yang lebih mudah dipahami. Misalkan akan ditentukan jalur

terpendek dari graf berarah dibawah ini dengan G = (V,E) dimana masing-masing lintasan

memiliki nilai tidak negatif dan satu titik ditentukan sebagai titik awal. Masalahnya adalah

bagaimana menentukan rute terpendek dari titik awal ke setiap titik (simpul) lainnya dalam V,

(27)

Gambar 2.3.1: Graf

Langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

Jika titik awal S = {1}, D [2] = 10, D [3] =

∞

, D [4] = 30 dan D [5] = 100. Pada iterasi pertama

untuk loop baris (4) - (8), w = 2 dipilih sebagai simpul dengan nilai D minimum. Kemudian kami

menetapkan D [3] = min (

∞,

10 +50) = 60. D (4) dan D (5) tidak berubah, karena dapat langsung

mencapai tanpa melewati titik 2. Urutan nilai D setiap iterasi dari loop ditunjukkan pada Tabel

8.2.1.

Tabel 2.3.1: Perhitungan Dijkstra pada gambar 2.3.1

Keterangan

:

1.

G = Graph

2.

V = himpunan titik

3.

E = himpunan garis

4.

S = Simpul sumber (titik awal)

5.

D = Jarak antara simpul misalkan D[2] adalah jarak antara simpul s dan simpul 2

(28)

2.3.2

Pseudo Code Algoritma Dijkstra

procedure Dijkstra ( INPUT m: matriks, a : simpul awal )

{

Mencari Lintasan terpendek dari simpul awal a ke semua simpul lainnya.

Masukan : matriks ketetanggaan (m) dari graph berbobot G dan simpul awal a

Keluaran :Lintasan terpendek dari a ke semua simpul lainnya.

}

Kamus :

s: array [1. .n] of integer

d: array [1. .n] of integer

i: integer

Algoritma :

{ Langkah 0 (inisialisasi : ) }

Traversal [1. .n]

s1 ← 0

d1 ← ma1

{ Langkah 1: }

s1 ← 1

da ← ∞

{ Langkah 2,3,…,n-1 : ) }

Traversal { 2..n-1 }

cari j sedemikian sehingga sj=0

dan

dj= min {d1,d2,…,dn }

sj ← 1 { simpul j sudah terpilih }

Perbaharui d, untuk i = 1,2,3,s.d.n dengan :

(29)

2.3.3

Penelitian Terdahulu Algoritma Dijkstra

Berikut terdapat 7 (tujuh) penelitian terdahulu yang telah dilakukan berkaitan dengan Algoritma

Dijkstra :

1.

Perbandingan Algoritma Greedy dan Dijkstra Untuk Menentukan Lintasan Terpendek.

Lubis, Heni Syahriza [9] merupakan perbandingan cara kerja antara Algoritma Greedy

dan Dijkstra dalam menentukan rute terpendek yang paling baik. Berdasarkan

penelitiannya disimpulkan bahwa Algoritma Greedy tidak beroperasi secara menyeluruh

terhadap semua fungsi alternatif yang ada sehingga lintasan terpendek hanya diperoleh

dari vertex asal hingga vertex tujuan, sedangkan Algoritma Dijkstra beroperasi secara

menyeluruh terhadap semua alternatif fungsi yang adasehingga lintasan terpendek tidak

hanya diperoleh dari node sumber ke node tujuan saja, akan tetapi lintasan terpendek

dapat diperoleh dari semua node.

untuk mencari rute terpendek terhadap setiap fasilitas yang ada di wilayah kampus IPB

Darmaga. SIG ini bekerja dengan menginputkan titik asal dan titik tujuan dimana user

dapat memilih titik/lokasi awal yang akan ditempuhnya dan titik akhir yang ditujunya,

kemudia user juga harus menginput beberapa titik acuan yaitu misalnya fasilitas-fasilitas

apa saja yang berada disekitar jalan menuju titik tujuannya sehingga kemudian didapat

rute terpendeknya dengan output berupa peta rute terpendek, informasi jarak titik yang

dilalui, tampilan peta yang berada di sekitar titik acuan, tampilan peta fasilitas yang

diingankan.

3.

Simulasi Algoritma Dijkstra Pada Protokol

Routing Open Shortest Path First

oleh

Suherman, Eman [16]. Dalam penelitiannya Eman menjelaskan bagaimana algoritma

Dijkstra menentukan rute terpendek pada suatu topologi jaringan. Perangkat lunak yang

dibangun dapat memberikan gambaran simulasi algoritma penentuan jalur terpendek.

(30)

pada topologi jaringan yang diberikan, algoritma Dijkstra optimal menentukan rute

terpendek tiap-tiap node pada topologi jaringan tersebut.

4.

Pencarian Rute Terpendek Tempat Wisata Di Bali Dengan Menggunakan Algoritma

Dijkstra oleh Joni Erawati Dewi, Luh [8]. Bagaimana algoritma Dijkstra menemukan rute

terpendek dalam menuju tempat-tempat wisata di Bali. Algoritma Dijkstra cukup baik

digunakan pada pencarian rute terpendek dari dan menuju suatu tempat wisata di Bali.

Hasil yang diperoleh yaitu jarak terpendeknya 33.33 km dengan 9 titik jalur terpendek.

5.

Pencarian Rute Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Dan Astar (A*) Pada SIG

Berbasis Web Untuk Pemetaan Pariwisata Kota Sawahlunto oleh Okta Pugas, Diana [13].

Secara umum hasil pengujian pencarian rute terpendek antar objek wisata di Kota

Sawahlunto dengan menggunakan algoritma Dijkstra dan A Star menghasilkan rute yang

sama pada 5 kali

sample

pengujian. Namun terdapat perbedaan waktu proses pencarian

rute terpendek antara algoritma Dijkstra dan A star. Algoritma A star memperoleh rute

terpendek dengan waktu pencarian yang relatif lebih cepat daripada algoritma Dijkstra.

6.

Perbandingan Algoritma Dijkstra, Bellman-Ford, dan Floyd-Warshall Untuk Mencari

Rute Terpendek oleh Muliawatik Susani, Indriyani [10]. Disimpulkan bahwa dalam

persoalan lintasan terpendek algoritma Dijkstra lebih efisien dibandingkan algoritma

Bellman-Ford dan algoritma Floyd-Warshall jika dilihat dari sisi

running time

.

7.

Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Ant Colony dalam Penentuan Jalur

Terpendek oleh Ferdiansyah, Finsa [6]. Perbandingan algoritma koloni semutdengan

Dijkstra menghasilkan jarak ter-pendek yang sama baik untuk rute jarakdekat, jarak

menengah, maupun jarak jauh. Namun Algoritma koloni semut membutuhkan waktu

rata-rata 16,326 detik untukmendapatkan jarak terpendek daripada algoritma Dijkstra

yaitu 0,036 detik karena parameter yang digunakan Ant Colony lebih banyak

(31)

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, dapat diambil kelemahan dan kekurangan dari

algortima Dijkstra dibandingkan dengan algoritma lainnya sebagai berikut :

1.

Kelebihan Algoritma Dijkstra

Algoritma Dijkstra lebih cepat dalam mengeksekusi algoritmanya daripada algoritma

Bellman-Ford, Algoritma Floyd-Warshall dan Algoritma

Ant Colony

. Sehingga waktu

yang dibutuhkan untuk menemukan rute terpendek lebih cepat. Selain itu algortima

dijkstra beroperasi secara menyeluruh terhadap semua alternative fungsi yang ada

sehingga lintasan terpendek tidak hanya diperoleh dari node awal dan akhir saja tetapi

dapat diperoleh dari semua node yang ada.

2.

Kekurangan Algoritma Dijkstra

Algoritma Dijkstra tidak dapat menyelesaikan masalah lintasan terpendek dengan kasus

(32)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1

Analisis Sistem

Analisis sistem adalah suatu tahapan berupa proses yang dilakukan sistem untuk menguraikan

suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponennya dalam

mengidentifikasi masalah dan hambatan yang terjadi dalam sistem sehingga ditemukan solusi

untuk memperbaiki masalah dan hambatan yang timbul.

3.1.1

Analisis Masalah

Sebuah hal yang ironis bahwa saat ini informasi geografis mengenai Pelabuhan Belawan masih

kurang. Padahal Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan tersibuk di Sumatera Utara dan

merupakan pintu gerbang perekonomian kota Medan dan Sumatera Utara. Tidak hanya itu,

Belawan saat ini sedang melakukan pengembangan potensi wisata sehingga minimnya informasi

geografis untuk Belawan akan berdampak kurangnya pemasukan daerah.

Untuk membuat Pelabuhan Belawan serta daerah wisata di Belawan banyak diketahui

masyarakat, dirancang system informasi geografis yang dapat menampilkan rute terpendek

menuju tempat yang diinginkan di Belawan ataupun sebaliknya. Dan untuk lebih memudahkan

calon wisatawan dalam mengaksesnya, SIG tersebut dapat dirancang dengan berbasis web.

Dalam mengidentifikasi masalah tersebut dapat digunakan Diagram Ishikawa. Diagram

Ishikawa sering juga disebut Diagram

Fishbone

(tulang ikan) karena secara kasat mata digaram

ini menyerupai tulang ikan. Diagram Ishikawa merupakan suatu alat visual untuk

mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua

(33)

tahap mengidentifikasi permasalahan dan menentukan penyebab dari munculnya permasalahan

tersebut.

Analisis dan identifikasi masalah yang ada pada pembangunan Sistem Informasi

[image:33.612.110.526.173.371.2]

Geografis ini dapat dilihat melalui diagram Ishikawa di bawah ini :

Gambar 3.1.1 Diagram Ishikawa Untuk Analisis Masalah

3.1.2

Analisis dan Perancangan SIG

Aplikasi ini nantinya akan menampilkan peta digital berbasis web dan dapat mencari rute

terpendek antara titik awal dan titik akhir yang diinginkan user dengan menampilkan gambar

rute, nama jalan apa saja yang harus dilewati, dan panjang rute yang ditempuh. Rute terpendek

pada aplikasi ini menggunakan algoritma Dijkstra. Di bawah ini terdapat gambaran proses

(34)
[image:34.612.133.482.64.339.2]

Gambar 3.1.2 Gambaran Umum Perancangan SIG

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat 2 (dua) komponen utama dalam

pembuatan SIG ini yaitu data atribut dan data spasial. Adapun data atribut dalam SIG ini adalah

informasi yang dapat berupa huruf, angka, dan karakter khusus, sedangkan untuk data spasial

adalah merupakan peta Kota Medan hingga Belawan yang meliputi jaringan jalan dan

objek-objek yang terdapat dalam lingkungan kota Medan.

Selanjutnya dilakukan proses digitasi oleh kedua jenis data tersebut sehingga diperoleh

peta digital dengan penyimpanan datanya

postgresql

yang kemudian divisualisasikan ke dalam

halaman

web

sehingga dapat digunakan untuk mencari rute terpendeknya dengan algoritma

Dijkstra.

3.2 Analisis Kebutuhan

3.2.1

Analisis Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional merupakan segala sesuatu yang harus dimiliki dan dikerjakan oleh sistem.

(35)

a.

Memiliki database peta (jalan, bangunan. Network dan node)

b.

Menampilkan peta digital dengan menyediakan

tools map control

yang dapat dipilih sesuai

dengan kebutuhan pengguna.

c.

Menampilkan rute terpendek yang dapat dilalui, dalam pencarian rute terpendek

menggunakan metode Dijkstra.

d.

Menampilkan informasi jarak yang ditempuh serta informasi nama jalan yang harus dilalui.

3.2.2

Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Kebutuhan non fungsional merupakan apa saja yang harus dilakukan sistem agar sistem dapat

menyajikan yang terbaik dengan tingkat keamanan yang baik serta tidak ada penggunaan biaya

yang terlalu besar ataupun terlalu kecil. Dalam perancangan sistem ini memiliki kebutuhan non

fungsional sebagai berikut :

a.

Membuthkan tempat penyimpanan

(storage)

yang cukum untuk dapat menampilkan peta.

b.

Penggunaan biaya tambahan harus dihindari

3.3

Pemodelan Sistem

3.3.1

Model Proses DFD (

Data Flow Diagram)

DFD atau

Data Flow Diagram

adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD

menggambarkan komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana

komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut.

3.3.1.1

DFD (

Data Flow Diagram)

Level 0

Data flow diagram level 0 memuat proses - proses yang ada di sistem, yaitu proses entri data,

(36)

Gambar 3.3.1.1 DFD Level 0

Penjelasan DFD Level 0 pencarian rute terpendek menuju Pelabuhan Belawan adalah

sebagai berikut :

1.

Admin

Admin melakukan input data peta dan tiap jalan di kota Medan hingga Belawan yaitu

berupa data jalan, data bangunan dan data network.

2.

User

User melakukan pencarian rute terpendek menuju Pelabuhan Belawan dengan melakukan

input titik awal dan titik akhir.

Setelah data peta diinputkan oleh admin , maka program akan bekerja mencari rute

terpendek sesuai dengan titik awal dan titik akhir yang telah diinput oleh user. Sehingga

dihasilkan

output

berupa informasi rute terpendek kepada user.

3.3.1.2

DFD (

Data Flow Diagram)

Level 1

Pada DFD Level 1 dapat menjelaskan lebih rinci lagi terhadap DFD Level 0. Dimana pada DFD

level 1 memuat proses pengolahan peta, serta proses agoritma dijkstra dalam menentukan rute

(37)
[image:37.612.114.497.406.626.2]

Gambar 3.3.1.2 DFD Level 1

Proses pengisian data dilakukan oleh admin dan user dimana admin melakukan

penginputan /

entry

data peta sedangkan user menginputkan titik awal dan titik akhir. Pada

proses

dijkstra

akan diambil data tersebut untuk dilakukan perhitungan sehingga dapat

menghasilkan rute terpendek yang akan diinformasikan kepada user.

3.3.1.3

DFD (

Data Flow Diagram)

Level 2 Proses 1

Pada DFD Level 2 Proses 1 di atas menjelaskan kegiatan penginputan / entry data oleh admin.

Adapun data yang dientry tersebut adalah data jalan, data bangunan dan data network. Kemudian

(38)

diproses kembali untuk dilakukan perhitungan sehinggan informasi rute terpendek dapat diterima

user

.

3.3.2

Model Data (

Entity Relationship Diagram)

Perancangan basis data merupakan menciptakan data yang saling terhubung dan disimpan secara

[image:38.612.92.458.317.576.2]

bersamaan. Adapun model database yang digunakan pasa SIG ini adalah

Relational Database

Management System.

Untuk menjelaskan hubungan antar entitas dalam sebuah system maka

dirancang ERD (

Entity Relational Diagram)

sebelum memulai untuk merancang basisdata.

(39)

3.4

Flowchart

3.4.1

Flowchart Algoritma Dijkstra Dalam Mencari Rute Terpendek

Algoritma Dijkstra digunakan untuk mencari lintasan terpendek dengan menggunakan prinsip

Greedy

yaitu menemukan solusi langkah demi langkah dengan menyatakan bobot minimum

pada setiap langkah lalu memasukkannya ke himpunan solusi. Untuk memudahkan pemahaman

dalam proses pencarian rute terpendek dengan metode algoritma Dijkstra, secara umum dapat

(40)
[image:40.612.261.411.81.672.2]
(41)

3.5 Perancangan Data Base

Adapun struktur tabel database dalam perancangan Sistem Informasi Geografis ini ada 4 tabel

yaitu bangunan, jalan, network, node yang dijabarkan dalam struktur tabel sebagai berikut :

Tabel 3.5a Bangunan

Nama Kolom

Tipe Data

Ukuran

Fungsi

Gid

Char

4

Menyatakan nomor ID nama bangunan

Jenis

Varchar

255

Menyatakan jenis bangunan

Name

Varchar

255

Menyatakan nama bangunan

the_geom

Geometry

Menyatakan geometri

no_ruas

Numeric

4

Menyatakan no ruas bangunan pada peta

Pada tabel bangunan berisi nama bangunan berjumlah 57 sebagai berikut :

Tabel 3.5b Rincian Tabel Bangunan

No

Gid

Jenis

Name

1

3

Unknown Point Feature

PULAU BELAWAN

2

7

Hospital

RUMAH SAKIT GLUGUR

3

10

Hospital

RS ROSIVA

4

16

Hospital

RS PTPN

5

21

Hospital

RSU MALAHAYATI

6

22

Hospital

RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA

7

26

Hospital

KLINIK BERSALIN KARYA

8

28

Hospital

RSU PRINGADI

9

40

Hospital

RS MITRA MEDIKA

10

55

Hospital

RS PERMATA BUNDA

11

186

Amusement Center

PEKAN RAYA SUMUT

12

255

Unknown Point Feature

PPI BELAWAN

13

256

Bank

BNI BELAWAN

14

257

Amusement Center

PACIFIC OCEAN

15

279

School

LP3I POLITEKNIK

16

280

Lodging

SWISS BELL HOTEL

17

310

Restaurant

RM PADANG GARUDA

(42)

19

345

School

UNIVERSITAS DHARMAWANGSA

20

355

Unknown Point Feature

PT PELINDO

21

428

Shopping

PASAR IKAN GLUGUR

22

440

Stadium

GEDUNG OLAHRAGA/GOR

23

443

School

UNIVERSITAS NOMENSEN

24

457

School

UNIV SISIMANGARAJA XII

25

470

School

IAIN SUMUT

26

471

Stadium

GELANGGANG REMAJA

27

474

Lodging

GRAND ANGKASA

28

475

Lodging

EMERALD GARDEN HOTEL

29

579

Stadium

STADION HOKI KEBUN BUNGA

30

580

Stadium

STADION BOLA KEBUN BUNGA

31

587

School

SANTO THOMAS

32

597

Lodging

ARYADUTHA

33

598

Lodging

JW MARRIOT

34

736

Shopping

CENTRAL PLAZA

35

764

Lodging

SAKURA HOTEL

36

776

Hospital

RS MATERNA

37

812

Terminal

TERMINAL BUS AMPLAS

38

856

School

ITM MEDAN

39

860

Lodging

HOTEL MADANI

40

861

Lodging

HOTEL NOVOTEL

41

862

Lodging

PARDEDE HOTEL

42

864

Lodging

GRAND ANTARES

43

866

Lodging

HOTEL GARUDA CITRA

44

867

Lodging

DANAU TOBA HOTEL

45

868

Lodging

HOTEL GARUDA PLAZA

46

869

Lodging

HOTEL DHAKSINA

47

1025

Bandara

POLONIA AIRPORT (DEPAN)

48

1026

Bandara

POLONIA AIRPORT (BELAKANG)

49

1029

Cemetery

TAMAN MAKAM PAHLAWAN

50

1081

Terminal

STASIUN K A MEDAN

51

1118

Taman

TAMAN STADION TELADAN

52

1125

Unknown Point Feature

ACE HARDWARE ISTANA PLAZA

53

1126

Terminal

TERMINAL PENUMPANG

54

1127

Kantor

KANTOR PELABUHAN BELAWAN

55

1128

Kantor

BICT

56

1129

Mall

SUN PLAZA

57

1130

Mall

PLAZA MEDAN FAIR

(43)
[image:43.612.93.517.93.216.2]

Tabel 3.5c Jalan

Nama Kolom

Tipe Data

Ukuran

Fungsi

Gid

Char

4

Menyatakan nomor ID nama jalan

Namajalan

Varchar

250

Menyatakan nama jalan

Jenis

Varchar

250

Menyatakan jenis jalan

the_geom

Geometry

Menyatakan geometri

Id

Char

4

Menyatakan no urut

Pada tabel bangunan berisi nama jalan berjumlah 226 sebagai berikut :

Tabel 3.5d Rincian Tabel Jalan

Gid

namajalan

Jenis

gid

namajalan

jenis

1

A. Rivai

Jalan Kota

114

Krakatau

Jalan Propinsi

2

Abdullah Lubis

Jalan Propinsi

115

Letda Sujono

Jalan Propinsi

3

Adam Malik

Jalan Propinsi

116

Letjend Jamin Ginting

Jalan Propinsi

4

AH Nasution

Jalan Propinsi

117

Letjend S. Parman

Jalan Propinsi

5

Ahmad Yani

Jalan Propinsi

118

Letjend Suprapto

Jalan Kota

6

Aksara

Jalan Propinsi

119

Lorong Dermawan

Jalan Kota

7

Alumunium 5

Jalan Kota

120

Lorong Sekolah

Jalan Kota

8

Alumunium Raya

Jalan Kota

121

Lorong Sempurna

Jalan Kota

9

Aman

Jalan kota

122

M.H Thamrin

Jalan Propinsi

10

Angada

Jalan Kota

123

Madong Lubis

Jalan Kota

11

Arif Rahman Hakim

Jalan Propinsi

124

Makmur

Jalan Kota

12

Asahan

Jalan Propinsi

125

Marenda Siregar

Jalan Kota

13

Asia

Jalan Propinsi

126

Martubung

Jalan Kota

14

Asrama

Jalan Propinsi

127

Megawati

Jalan Propinsi

15

Asrama Zipur

Jalan Kota

128

Merak

Jalan Kota

16

Bakaran Batu

Jalan Propinsi

129

Merdeka

Jalan Kota

17

Balai Kota

Jalan Propinsi

130

Merpati

Jalan Kota

18

Bambu

Jalan Kota

131

Metal Raya

Jalan Kota

19

Bambu 2

Jalan Kota

132

MH Thamrin

Jalan Propinsi

20

Bandar Udara Polonia

Jalan Kota

133

MT Haryono

Jalan Kota

21

Bangka Barat

Jalan Kota

134

Mujahir

Jalan Kota

22

Bangka Timur

Jalan Kota

135

Mustang

Jalan Kota

23

Bawal

Jalan Kota

136

Ngumban Surbakti

Jalan Propinsi

24

Bawal 1

Jalan Kota

137

Nusantara

Jalan Propinsi

25

Bawal 4

Jalan Kota

138

Pahlawan

Jalan Kota

26

Bawal 5

Jalan Kota

139

Pancing

Jalan Kota

[image:43.612.74.529.293.717.2]
(44)

28

Beliton Timur

Jalan Kota

141

Pancing 2

Jalan Kota

29

Bengkalis

Jalan Kota

142

Pancing 4

Jalan Kota

30

Bhayangkara

Jalan Kota

143

Pancur

Jalan Kota

31

Bilal

Jalan Kota

144

Pandu

Jalan Propinsi

32

Bilal Ujung

Jalan Kota

145

Pasar

Jalan Kota

33

Boxit

Jalan KOta

146

Pasar 1

Jalan Kota

34

Brigjend Katamso

Jalan Propinsi

147

Patimura

Jalan Propinsi

35

Bukit Barisan

Jalan Kota

148

Paus

Jalan Kota

36

Bunga

Jalan Kota

149

Pelabuhan 1

Jalan Propinsi

37

Bunga Mawar

Jalan Kota

150

Pelabuhan 2

Jalan Propinsi

38

Bunga Teratai

Jalan Kota

151

Pelabuhan 3

Jalan Propinsi

39

Cemara

Jalan Propinsi

152

Pelangi

Jalan Kota

40

Ciamis

Jalan Kota

153

Pelita

Jalan Kota

41

Cianjur

Jalan Kota

154

Pelita 1

Jalan Kota

42

Cibadak

Jalan Kota

155

Pembangunan

Jalan Kota

43

Cibatu Timur

Jalan Kota

156

Pemuda

Jalan Propinsi

44

Cicalengka

Jalan Kota

157

Pengadilan

Jalan Propinsi

45

Cikampek

Jalan Kota

158

Perhatian

Jalan Kota

46

Cilacap Barat

Jalan Kota

159

Perhubungan Udara

Jalan Kota

47

Cilacap Timur

Jalan Kota

160

Perintis Kemerdekaan

Jalan Propinsi

48

Ciledug

Jalan Kota

161

Perjuangan

Jalan Kota

49

Ciliwung

Jalan Kota

162

Pertahanan

Jalan Kota

50

Cimahi

Jalan Kota

163

Pertempuan

Jalan Propinsi

51

Cimanuk

Jalan Kota

164

Perwira

Jalan Kota

52

Cipanas

Jalan Kota

165

PKO

Jalan Kota

53

Cipto

Jalan Kota

166

Platina 1

Jalan Kota

54

Cirebon

Jalan Propinsi

167

Prof H.M Yamin

Jalan Propinsi

55

Cisadane

Jalan Kota

168

Pukat 5

Jalan Kota

56

Citanduy

Jalan Kota

169

Pulang Parang

Jalan Kota

57

Citarum

Jalan Kota

170

Pulau Bayu

Jalan Kota

58

Danau Singkarak

Jalan Propinsi

171

Pulau Jawa

Jalan Kota

59

Darusalam

Jalan Kota

172

Pulau Krakatau

Jalan Kota

60

Deli

Jalan Kota

173

Pulau Parang

Jalan Kota

61

Diponegoro

Jalan Propinsi

174

Pulau Tarakan

Jalan Kota

62

Djamin Ginting

Jalan Propinsi

175

Purwosari

Jalan Kota

63

Doktor Mansyur

Jalan Propinsi

176

Putri Hijau

Jalan Propinsi

64

Dosomuko

Jalan Kota

177

Putri Merak Jingga

Jalan Propinsi

65

Flamboyan

Jalan Kota

178

R.W. Mongonsidi

Jalan Kota

66

Gagak Hitam

Jalan Propinsi

179

Rajawali

Jalan Kota

67

Gaharu

Jalan Propinsi

180

Raya Pelabuhan

Jalan Propinsi

68

Gajah Mada

Jalan Propinsi

181

Raya Sunggal

Jalan Kota

69

Gaperta

Jalan Propinsi

182

Riau

Jalan Kota

70

Garuda

Jalan Kota

183

Rokan

Jalan Kota

(45)

72

GB Yosua

Jalan Kota

185

S. Parman

Jalan Propinsi

73

Gedung Arca

Jalan Kota

186

S. Parman

Jalan Propinsi

74

Gereja

Jalan Propinsi

187

Sakti Lubis

Jalan Kota

75

Gg. Bahagia

Gang

188

Saudara

Jalan Kota

76

Gg. Cempaka

Gang

189

Sei Batang Hari

Jalan Propinsi

77

Gg. Mesjid

Gang

190

Sei Kera

Jalan Kota

78

Gg. Puskesmas

Gang

191

Sekip

Jalan Propinsi

79

Glugur

Jalan Propinsi

192

Selat Laut

Jalan Kota

80

Gudang

Jalan Propinsi

193

Selebes

Jalan Kota

81

Gunung Karakatau

Jalan Kota

194

Senian

Jalan Kota

82

Guru Patimpus

Jalan Propinsi

195

Sentosa

Jalan Kota

83

H.M. Yamin

Jalan Propinsi

196

Serdang

Jalan Kota

84

Hasanudin

Jalan Propinsi

197

Serma Hanafiah

Jalan Kota

85

Hayam Wuruk

Jalan Kota

198

Setia Budi

Jalan Propinsi

86

Hiu

Jalan Kota

199

Sido Luhur

Jalan Kota

87

HM Jhoni

Jalan Kota

200

Sidorukun

Jalan Kota

88

Imam Bonjol

Jalan Kota

201

Simpang Paya Rumput

Jalan Kota

89

Indragiri

Jalan Kota

202

Sisingamangaraja

Jalan Propinsi

90

Indrapura

Jalan Kota

203

Stasiun

Jalan Propinsi

91

Indrapura 2

Jalan Kota

204

Stasiun Kereta Api

Jalan Propinsi

92

Industri Estate

Jalan Kota

205

Sudirman

Jalan Propinsi

93

Irian Barat

Jalan Propinsi

206

Sulawesi

Jalan Propinsi

94

Istiqomah

Jalan Kota

207

Sumatera

Jalan Propinsi

95

Jawa

Jalan Kota

208

Suratman

Jalan Kota

96

Jemadi

Jalan Kota

209

Sutomo

Jalan Propinsi

97

Juanda

Jalan Propinsi

210

Sutomo Ujung

Jalan Propinsi

98

Juanda 1

Jalan Kota

211

Sutrisno

Jalan Propinsi

99

Juanda Baru

Jalan Propinsi

212

Syah Budin Yatim

Jalan Kota

100

Kapten Maulana Lubis

Jalan Propinsi

213

Syukur

Jalan Kota

101

Kapten Muslim

Jalan Propinsi

214

T. Amir Hamzah

Jalan Propinsi

102

Kapten Sumarsono

Jalan Propinsi

215

Taman Makam Pahlawan

Jalan Kota

103

Karo

Jalan Kota

216

Temenung

Jalan Kota

(46)
[image:46.612.80.533.88.317.2]

Tabel 3.5e Network

Nama Kolom

Tipe Data

Ukuran

Fungsi

Gid

Int

4

Menyatakan nomor ID nama jalan

namajalan

varchar

250

Menyatakan nama jalan

Jenis

varchar

250

Menyatakan jenis jalan

the_geom

geometry

Menyatakan geometri

Id

Int

4

Menyatakan no urut

startpoint

geometry

Menyatakan point awal pada geometri

endpoint

geometry

Menyatakan point akhir pada geometri

shape_leng

double precision

Menyatakan rentang geometri

start_id

integer

4

Menyatakan nilai id awal

end_id

integer

4

Menyatakan nilai id akhir

Pada tabel netrwork berisi nama jalan berjumlah 696, jumlah nama jalan lebih banyak karena

nama jalan yang ada pada tabel database ditampilkan berdasarkan tiap persimpangan, maka akan

terdapat beberapa nama jalan yang sama namun memiliki start id dan end id yang berbeda.

(47)
[image:47.612.102.516.87.716.2]
(48)
[image:48.612.62.515.91.151.2]

Tabel 3.5g Tabel Node

Nama Kolom

Tipe Data

Ukuran

Fungsi

Id

Int

4

Menyatakan nomor ID nama jalan

the_geom

Geometry

Menyatakan geometri

3.6

Perancangan Antarmuka

Antarmuka (

interface

) merupakan suatu media komunikasi antar pengguna dengan aplikasi yang

dibangun. Berikut adalah perancangan antarmuka dari aplikasi yang akan dibangun.

3.6.1

Perancangan Antarmuka Situs Pengunjung

Berikut ini adalah rancangan antarmuka pada situs pengunjung di Sistem Informasi Geografis

untuk mencari rute terpendek menuju Pelabuhan Belawan.

Gambar 3.6.1 Perancangan Antarmuka SIG Berbasis Web

HEADER

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Layers

Navigasi Peta

[image:48.612.73.496.419.700.2]
(49)

Keterangan :

1.

Get Printable Page

2.

Measure

3.

Buffer

4.

Zoom

5.

Zoom to rectangle

6.

Zoom In

7.

Zoom Out

8.

Select Mode

9.

Pan Mode

(50)

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1

Impelementasi

Sistem Informasi Geografis ini berbasis web yang dapat diakses melalui jaringan internet.

Namun pada tahap implementasi sistem ini tidak sampai pada penerapan melalui jaringan

internet, melainkan masih melalui

localhost

untuk tahap pengujian apakah sistem dapat berjalan

sehingga dapat diketahui proses kerja sistem dan dapat menganalisa algoritma Dijkstra pada

Sistem Informasi Geografis ini.

SIG ini bertujuan untuk memberikan jalur terpendek kepada

user

untuk mencapai

Pelabuhan Belawan melalu berbagai jalan protokol yang ada di kota Medan. Tampilan peta

adalah berupa citra dari foto satelit yang diambil pada google maps.

4.2 Implementasi Algoritma Dijkstra

Pada bagian ini dibahas studi kasus terhadap implementasi algoritma Dijkstra di Sistem

Informasi Geografis yang dibangun. Adapun sebagai contoh diambil graf berbobot yang

menghubungan antar jalan dari Stasiun Kereta Api Medan menuju Pelabuhan Belawan (Terminal

(51)
[image:51.612.182.419.68.709.2]
(52)

Langkah-langkah untuk menentukan jarak terpendek dari A ke K dengan menggunakan

algoritma Dijkstra adalah sebagai berikut :

1.

Pada awalnya status dari node yang belum terpilih diinisialisasikan dengan ‘0’ dan yang

sudah terpilih diinisialisasi dengan ‘1’ dimulai dari node A.

2.

Tentukan bobot dari node yang langsung berhubungan dengan node sumber yaitu node

A, seperti: dari node A ke node B = 222,9 M, dan untuk node C, D, E, F, G, H, I, J, K

diinisialisasi dengan ‘-‘ karena tidak ada lintasan (

arc

) yang menghubungkan secara

langsung dengan node A.

[image:52.612.93.521.350.452.2]

3.

Predecessor

(node sumber) dari node A, B adalah A, karena jarak dihitung dari node A,

sehingga node A disebut sebagai

predecessor

(node sumber), sedangkan untuk node C,

D, E, F, G, H, I, J, K diinisialisasi dengan ‘-‘ dikarenakan tidak ada lintasan (

arc

) yang

langsung menghubungkan dari node A, sehingga jaraknya tidak ada.

Tabel 4.2a Hasil Iterasi Ke-1

Node

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

Status

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Bobot

-

222,9

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Predecessor A

A

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Gambar 4.2b Node Terpilih Pada Iterasi ke-1

Dari Tabel 3.6 pilih node yang memiliki bobot yang paling kecil dan status nya masih ‘0’, yaitu

node B. Untuk itu status node

Gambar

Gambar 3.1.1 Diagram Ishikawa Untuk Analisis Masalah
Gambar 3.1.2 Gambaran Umum Perancangan SIG
Gambar 3.3.1.2 DFD Level 1
Gambar 3.3.2 Entity Relationship Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengklasifikasikan suatu objek baru yang akan termasuk dalam grup SERING atau JARANG mengkonsumsi makanan cepat saji adalah dengan menggunakan model

22 Pengambilan contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi dapat dilakukan pada air tanah dengan penjelasan sebagai berikut :.. air permukaan secara langsung (lihat gambar 18);

Sila ini memiliki keterkaitan dengan Pasal 29 UUD Negara RI Tahun 1945. Sila pertama ini memberikan jaminan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia untuk memeluk agamanya

Saat melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan awal yang diawali dengan berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengaitkan materi pembelajaran kemudian kegiatan

Tidak ada hubungan antara pekerjaan calon suami dengan pernikahan dini di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Tahun 2014-2015, dengan nilai uji statistik p-value =

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di lapangan pada keluarga broken home di Jalan Tanjung Rawo Rt 55 Rw 16 Kelurahan Bukit Lama Palembang orang

Karakteristik nilai disiplin, yaitu: pengertian terhadap perintah yang diberikan dan sudah melaksanakan perintah sesuai aturan yang ada untuk

86 K/12/004/FDC 2012 Tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Karang Transplantasi Jenis Acropora humilis (DANA 1846), Acropora brueggemanni (BROOK 1893), dan Acropora