• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Permintaan Ekspor Karet Alam Indonesia di Negara Cina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Permintaan Ekspor Karet Alam Indonesia di Negara Cina"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

ELLA HAPSARI HENDRATNO A14304044

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ELLA HAPSARI HENDRATNO. Analisis Permintaan Ekspor Karet Alam Indonesia di Negara Cina. Di bawah bimbingan TANTI NOVIANTI.

Karet adalah komoditi yang mempunyai hubungan dengan kebutuhan sehari-hari manusia. Karet bermanfaat dalam sisi sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Menurut International Rubber Study Groups (IRSG) tahun 2008, produksi karet dunia mengalami peningkatan rata-rata 2,5 persen, sedangkan konsumsi karet dunia meningkat rata-rata sebesar 3,6 persen. Peningkatan yang terjadi pada produksi karet alam dunia masih lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi karet alam dunia, hal ini mengindikasikan bahwa permintaan karet alam dunia tinggi. Permintaan karet alam dunia yang tinggi terjadi karena pertumbuhan ekonomi di negara konsumen utama, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Selain itu, konsumsi karet alam negara Cina juga mengalami peningkatan yang signifikan sejak Cina bergabung dalam WTO pada Tahun 2001.

Peningkatan konsumsi karet alam di Negara Cina tidak diimbangi dengan peningkatan produksi karet alamnya. Hal ini mendorong Cina untuk melakukan impor dalam jumlah yang besar. Persentase peningkatan impor karet alam Cina pada periode 2001-2007 adalah sebesar 37 persen (IRSG, 2008). Negara pengimpor karet alam Indonesia yang permintaannya semakin tinggi adalah Negara Cina. Peningkatan volume ekspor karet alam Indonesia ke Negara Cina mencapai 100 persen pada tahun 2006. Volume ekspor karet alam Indonesia ke Negara Cina yang terus meningkat mengindikasikan peluang pasar baru bagi karet alam Indonesia.

Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan permintaan ekspor karet alam Negara Cina, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina, serta menganalisis strategi pengembangan ekspor karet alam Indonesia. Data yang digunakan adalah data dari tahun 1976-2007. Data bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Departemen Pertanian (Deptan), Bank Indonesia (BI), IMF (International Monetary Fund), IRSG (International Rubber Study Groups), Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI), jurnal ilmiah, dan referensi dari internet.

Metode deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi perkembangan pasar karet alam di Cina. Metode yang dipakai menganalisis faktor-faktor yang permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina yaitu regresi linier berganda dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Analisis strategi pengembangan ekspor dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excell 2003, Minitab 13 dan software Eviews 4.1.

(3)

perluasan industri ban dan otomotif di Cina berupa pabrik indutri mobil yang menggunakan bahan dasar karet. Konsumsi karet alam yang tinggi di Cina mengindikasikan bahwa Cina masih tergantung pada impor karet alam negara lain untuk memenuhi konsumsi karet alamnya. Perkembangan ekspor karet alam Indonesia ke Negara Cina menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dengan nilai ekspor yang tinggi. Rata-rata harga karet alam Indonesia di Negara Cina meningkat sebesar 102,55 persen tiap tahun pada tahun 2001-2007.

Hasil pengolahan menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina adalah harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya, harga karet sintesis dunia, GDP per kapita Cina, nilai tukar yuan per dollar US dan volume ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya.

Indonesia memiliki beberapa keunggulan karet alam yaitu kontribusi karet alam terhadap PDB Indonesia, Indonesia memiliki pasar karet alam tradisional, ketersediaan sumberdaya alam (lahan dan iklim yang sesuai), dan plasma nutfah/klon serta memberi peranan dalam sumber pendapatan rumahtangga petani dan tenaga kerja perkebunan. Selain kekuatan, Indonesia juga memiliki kelemahan dalam pengembangan ekspor karet alam Indonesia antara lain produktivitas karet Indonesia masih relatif rendah, teknologi pengolahan karet kurang mendukung pengembangan industri hilir, kurang tenaga ahli dan fasilitas untuk pengembangan industri karet dan dana pengembangan karet terbatas.

(4)

Oleh:

ELLA HAPSARI HENDRATNO A14304044

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Nama : Ella Hapsari Hendratno

NRP : A14304044

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Tanti Novianti. SP, M.Si NIP. 132 206 249

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

(6)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS PERMINTAAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA DI NEGARA CINA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Mei 2008

(7)

Selama melakukan penelitian dan menulis skripsi ini, penulis telah mengalami banyak pengalaman dan tantangan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT. Tuhan Semesta Alam Yang Maha Esa. Atas kasih sayang,

karunia, dan berkah yang tak terkira luasnya, memberi kemudahan dan semua yang terbaik pada diriku.

2. Mamaku dan papaku atas semua doa, cinta, kasih sayang, restu serta

semua kebaikan untuk diriku.

3. Ibu Tanti Novianti. SP, M.Si. Terima kasih ibu telah membimbingku mulai awal sekolahku sampai kelulusanku di Institut Pertanian Bogor. 4. Bapak Dr. Ir. Harianto. MS yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk hadir sebagai penguji utama di dalam sidangku. Terima kasih untuk semua perbaikan dalam skripsiku.

5. Bapak. A. Faroby Falatehan SP.ME yang telah bersedia melakukan

bimbingan dalam sidangku sebagai penguji wakil departemen.

6. Adik-adikku Edo Dewantara, Erika Damayanti, dan Muhammad Farhan

atas perhatian dan support dalam proses penulisan. Mastaku yang paling baik, terima kasihku untukmu sebagai sahabat dekat yang paling mengerti, teman bekerja keras, teman bertukar pikiran, dan semua bantuan dan kasih pada diriku.

(8)

41 atas kebersamaan kita selamanya.

10. Wida, Asti, Rira, Jimmy, hadirnya kalian memberiku motivasi penuh dan

mencapai targetku untuk menyelesaikan tulisan dan lulus.

11. Mba Piniku, kakak perempuanku yang selalu direpotkan olehku.

Perjumpaan kita merupakan sebuah kebahagiaan untukku

(9)

Segala puji bagi Allah SWT, seluruh nikmat-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya. Atas anugrah, berkat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi penelitian dengan judul “Analisis Permintaan Ekspor Karet Alam Indonesia di Negara Cina”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana pada Fakultas Pertanian, Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi perkembangan permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina. Dua tujuan penelitian tersebut mengarah pada strategi pengembangan ekspor karet alam Indonesia. Penulis ingin berterimakasih kepada Ibu Tanti Novianti selaku pembimbing skripsi, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sebagai saran perluasan pasar ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina dan peningkatan perekonomian Indonesia.

Bogor, Mei 2008

(10)

Penulis bernama lengkap Ella Hapsari Hendratno, lahir pada tanggal 25 Februari 1987 di Palembang. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Sinung Hendratno dan Siti Nurlaila. Pada tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kartika II Palembang. Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 2 Bogor dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMU Negeri 3 Bogor pada tahun 2004. Selama menempuh pendidikan menengah pertama dan menengah atas, penulis aktif di beberapa organisasi, seperti Klub Astronomi dan Karya Ilmiah Remaja.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) tahun 2004, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) pada program studi Ekonomi Pertanian Sumberdaya (EPS), Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

(11)

Oleh:

ELLA HAPSARI HENDRATNO A14304044

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

(12)

ELLA HAPSARI HENDRATNO. Analisis Permintaan Ekspor Karet Alam Indonesia di Negara Cina. Di bawah bimbingan TANTI NOVIANTI.

Karet adalah komoditi yang mempunyai hubungan dengan kebutuhan sehari-hari manusia. Karet bermanfaat dalam sisi sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Menurut International Rubber Study Groups (IRSG) tahun 2008, produksi karet dunia mengalami peningkatan rata-rata 2,5 persen, sedangkan konsumsi karet dunia meningkat rata-rata sebesar 3,6 persen. Peningkatan yang terjadi pada produksi karet alam dunia masih lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi karet alam dunia, hal ini mengindikasikan bahwa permintaan karet alam dunia tinggi. Permintaan karet alam dunia yang tinggi terjadi karena pertumbuhan ekonomi di negara konsumen utama, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Selain itu, konsumsi karet alam negara Cina juga mengalami peningkatan yang signifikan sejak Cina bergabung dalam WTO pada Tahun 2001.

Peningkatan konsumsi karet alam di Negara Cina tidak diimbangi dengan peningkatan produksi karet alamnya. Hal ini mendorong Cina untuk melakukan impor dalam jumlah yang besar. Persentase peningkatan impor karet alam Cina pada periode 2001-2007 adalah sebesar 37 persen (IRSG, 2008). Negara pengimpor karet alam Indonesia yang permintaannya semakin tinggi adalah Negara Cina. Peningkatan volume ekspor karet alam Indonesia ke Negara Cina mencapai 100 persen pada tahun 2006. Volume ekspor karet alam Indonesia ke Negara Cina yang terus meningkat mengindikasikan peluang pasar baru bagi karet alam Indonesia.

Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan permintaan ekspor karet alam Negara Cina, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina, serta menganalisis strategi pengembangan ekspor karet alam Indonesia. Data yang digunakan adalah data dari tahun 1976-2007. Data bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Departemen Pertanian (Deptan), Bank Indonesia (BI), IMF (International Monetary Fund), IRSG (International Rubber Study Groups), Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI), jurnal ilmiah, dan referensi dari internet.

Metode deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi perkembangan pasar karet alam di Cina. Metode yang dipakai menganalisis faktor-faktor yang permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina yaitu regresi linier berganda dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Analisis strategi pengembangan ekspor dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excell 2003, Minitab 13 dan software Eviews 4.1.

(13)

perluasan industri ban dan otomotif di Cina berupa pabrik indutri mobil yang menggunakan bahan dasar karet. Konsumsi karet alam yang tinggi di Cina mengindikasikan bahwa Cina masih tergantung pada impor karet alam negara lain untuk memenuhi konsumsi karet alamnya. Perkembangan ekspor karet alam Indonesia ke Negara Cina menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dengan nilai ekspor yang tinggi. Rata-rata harga karet alam Indonesia di Negara Cina meningkat sebesar 102,55 persen tiap tahun pada tahun 2001-2007.

Hasil pengolahan menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina adalah harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya, harga karet sintesis dunia, GDP per kapita Cina, nilai tukar yuan per dollar US dan volume ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya.

Indonesia memiliki beberapa keunggulan karet alam yaitu kontribusi karet alam terhadap PDB Indonesia, Indonesia memiliki pasar karet alam tradisional, ketersediaan sumberdaya alam (lahan dan iklim yang sesuai), dan plasma nutfah/klon serta memberi peranan dalam sumber pendapatan rumahtangga petani dan tenaga kerja perkebunan. Selain kekuatan, Indonesia juga memiliki kelemahan dalam pengembangan ekspor karet alam Indonesia antara lain produktivitas karet Indonesia masih relatif rendah, teknologi pengolahan karet kurang mendukung pengembangan industri hilir, kurang tenaga ahli dan fasilitas untuk pengembangan industri karet dan dana pengembangan karet terbatas.

(14)

Oleh:

ELLA HAPSARI HENDRATNO A14304044

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Nama : Ella Hapsari Hendratno

NRP : A14304044

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Tanti Novianti. SP, M.Si NIP. 132 206 249

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

(16)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS PERMINTAAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA DI NEGARA CINA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Mei 2008

(17)

Selama melakukan penelitian dan menulis skripsi ini, penulis telah mengalami banyak pengalaman dan tantangan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT. Tuhan Semesta Alam Yang Maha Esa. Atas kasih sayang,

karunia, dan berkah yang tak terkira luasnya, memberi kemudahan dan semua yang terbaik pada diriku.

2. Mamaku dan papaku atas semua doa, cinta, kasih sayang, restu serta

semua kebaikan untuk diriku.

3. Ibu Tanti Novianti. SP, M.Si. Terima kasih ibu telah membimbingku mulai awal sekolahku sampai kelulusanku di Institut Pertanian Bogor. 4. Bapak Dr. Ir. Harianto. MS yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk hadir sebagai penguji utama di dalam sidangku. Terima kasih untuk semua perbaikan dalam skripsiku.

5. Bapak. A. Faroby Falatehan SP.ME yang telah bersedia melakukan

bimbingan dalam sidangku sebagai penguji wakil departemen.

6. Adik-adikku Edo Dewantara, Erika Damayanti, dan Muhammad Farhan

atas perhatian dan support dalam proses penulisan. Mastaku yang paling baik, terima kasihku untukmu sebagai sahabat dekat yang paling mengerti, teman bekerja keras, teman bertukar pikiran, dan semua bantuan dan kasih pada diriku.

(18)

41 atas kebersamaan kita selamanya.

10. Wida, Asti, Rira, Jimmy, hadirnya kalian memberiku motivasi penuh dan

mencapai targetku untuk menyelesaikan tulisan dan lulus.

11. Mba Piniku, kakak perempuanku yang selalu direpotkan olehku.

Perjumpaan kita merupakan sebuah kebahagiaan untukku

(19)

Segala puji bagi Allah SWT, seluruh nikmat-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya. Atas anugrah, berkat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi penelitian dengan judul “Analisis Permintaan Ekspor Karet Alam Indonesia di Negara Cina”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana pada Fakultas Pertanian, Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi perkembangan permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina. Dua tujuan penelitian tersebut mengarah pada strategi pengembangan ekspor karet alam Indonesia. Penulis ingin berterimakasih kepada Ibu Tanti Novianti selaku pembimbing skripsi, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sebagai saran perluasan pasar ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina dan peningkatan perekonomian Indonesia.

Bogor, Mei 2008

(20)

Penulis bernama lengkap Ella Hapsari Hendratno, lahir pada tanggal 25 Februari 1987 di Palembang. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Sinung Hendratno dan Siti Nurlaila. Pada tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kartika II Palembang. Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 2 Bogor dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMU Negeri 3 Bogor pada tahun 2004. Selama menempuh pendidikan menengah pertama dan menengah atas, penulis aktif di beberapa organisasi, seperti Klub Astronomi dan Karya Ilmiah Remaja.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) tahun 2004, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) pada program studi Ekonomi Pertanian Sumberdaya (EPS), Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

(21)

DAFTAR ISI

4.5. Pengujian Model 4.5.1. Ketepatan Estimasi (Goodness of Fit)... 39

4.5.2. Uji F ... 40

4.5.3. Uji t ... 41

(22)

4.5.5. Autokorelasi ... 43 4.5.6. Heteroskedastisitas ... 44 4.6. Matriks SWOT ... 45 V. EKONOMI KARET DUNIA DAN INDONESIA

5.1. Kondisi Karet Alam Dunia ... 46 VI. PERKEMBANGAN KARET ALAM NEGARA CINA

6.1. Produksi Karet Alam Negara Cina ... 55 6.2. Konsumsi Karet Alam Negara Cina ... 56 6.3. Perkembangan Ekspor Karet Alam Indonesia ke Negara Cina . 58 VII. PERMINTAAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA

DI NEGARA CINA

7.1. Harga ... 62 7.2. Gross Domestic Product (GDP) per kapita ... 64 7.3. Nilai Tukar ... 65 7.4. Lag Ekspor Tahun Sebelumnya ... 65 VIII. STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM

INDONESIA IX. KESIMPULAN DAN SARAN

(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kondisi Ekonomi Karet Alam Dunia, Tahun 2001-2007 ... 2 2. Perkembangan Permintaan Karet Alam Berdasarkan Negara

Konsumen, Tahun 1980-2005 ... 3 3. Ekspor Karet Alam Indonesia ke Cina Tahun 2001-2007 ... 4 4. Penelitian Terdahulu Mengenai Ekonomi Karet ... 18 5. Penelitian Terdahulu Mengenai SWOT ... 19 6. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 35 7. Indikator Durbin-Watson ... 43 8. Matriks SWOT ... 45 9. Perkembangan Pasar Karet Alam dan Pasar Karet Sintesis Dunia,

Tahun 2001-2007. ... 46 10. Produktivitas Karet Alam Indonesia, Tahun 2001-2007 ... 49 11. Perkembangan Produksi Karet Alam di Negara Produsen Utama

Tahun 2001-2007 ... 50 12. Ekspor Karet Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor,

Tahun 1995-2007 ... 53 13. Harga Domestik Karet Alam Indonesia, Tahun 2001-2007 ... 54 14. Perkembangan Produksi Karet Alam Negara Cina,

Periode 1980-2007 ... 55 15. Ekonomi Karet Alam di Negara Cina, Tahun 2001-2007 ... 58 16. Volume dan Nilai Ekspor Karet Alam Indonesia ke Negara Cina,

Tahun 2000-2007 ... 59 17. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Karet

(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Produksi dan Konsumsi Karet Alam Negara Cina,

Tahun 2001-2007 ... 6 2. Perkembangan Impor Karet Alam Negara Cina,

Tahun 2001-2007 (dalam Ton) ... 7 3. Harga Komoditi Relatif Ekuilibrium Setelah Perdagangan

Ditinjau dari Analisis Keseimbangan Parsial (Salvatore, 1997) ... 22 4. Analisis SWOT ... 27 5. Kerangka Pemikiran Operasional ... 31 6. Perkembangan Ekonomi Karet Sintesis Dunia ... 47 7. Perkembangan Produksi, Konsumsi dan Ekspor Karet Alam

Indonesia, Tahun 2001-2007 ... 52 8. Perkembangan Konsumsi Karet Alam Cina

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Input Permintaan Ekspor Karet Alam Indonesia

(26)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karet adalah komoditi yang mempunyai hubungan erat dengan kebutuhan

sehari-hari manusia. Hasil olahan yang menggunakan bahan dasar karet 73

persennya berupa ban, sedangkan sisanya dalam bentuk alat kesehatan, mainan

anak-anak, peralatan otomotif, sol sepatu sandal dan sebagainya. Karet terdiri dari

dua jenis yaitu karet sintesis dan karet alami. Karet sintesis adalah karet yang

memerlukan minyak mentah dalam proses pembuatannya, sedangkan karet alami

diperoleh langsung dari tanaman karet. Kualitas karet alami terletak pada daya

elastisitas yang sempurna sehingga memudahkan pengolahan serta daya tahan

yang tinggi terhadap panas dan keretakan. Budiman (2005) menguraikan beberapa

manfaat dalam pembangunan tanaman karet adalah : 1) Pohon karet memberikan

hasil sadapan harian selama 25 tahun tanpa berhenti, 2) Selain menghasilkan

elastomer yang sangat dibutuhkan dunia, pohon karet juga menghasilkan kayu

unggulan di akhir masa sadapan, 3) pohon karet memberikan banyak manfaat

pelestarian lingkungan seperti cadangan air dan konservasi lahan. Pembangunan

tanaman karet juga bermanfaat secara ekonomi untuk pembentukan pusat

pertumbuhan ekonomi.

Perkembangan ekonomi karet alam dunia baik produksi karet alam dunia

maupun konsumsi karet alam dunia relatif terus mengalami peningkatan. Produksi

karet alam dunia berdasarkan penguasaan terdiri dari perkebunan besar dan

perkebunan rakyat. Produksi karet alam dunia sebagian besar dihasilkan oleh

(27)

dari perkebunan besar seperti yang tertera pada Tabel 1. Pada tahun 2007, supply

karet alam turun sebesar 3,5 persen karena kemampuan produksi negara-negara

produsen karet alam dunia menurun. Namun produksi karet alam dunia cenderung

meningkat sebesar 11,7 persen dalam periode tahun 2001-2007.

Pada sisi lain, menurut data International Rubber Study Groups (IRSG)

tahun 2008, konsumsi karet alam dunia meningkat sebesar 24,93 persen selama

periode 2001-2007. Peningkatan konsumsi karet alam dunia lebih besar

dibandingkan peningkatan produksi karet alam dunia sehingga terjadi peningkatan

permintaan karet alam dunia. Peningkatan konsumsi karet alam dunia terjadi

karena perkembangan industri-industri barang jadi karet dunia. Permintaan karet

alam dunia yang tinggi memberi pengaruh pada perkembangan pasar karet alam

dunia. Perkembangan pasar karet alam dunia ditunjukkan dengan tingkat harga

yang relatif tinggi. Kebutuhan atas bahan dasar karet alami yang meningkat dan

tingginya harga minyak mentah sebagai bahan baku karet sintesis, menyebabkan

harga karet alam terus bergerak naik. Harga karet alam pada Desember 2007

adalah 2,59 dollar AS dan pada akhir Januari 2008 naik menjadi 2,78 dollar AS

per kilogram1.

Tabel 1. Kondisi Ekonomi Karet Alam Dunia, Tahun 2001-2007 (dalam Ribu Ton)

Tahun Produksi Konsumsi

Perkebunan Besar Perkebunan Rakyat Total

2001 1.718 5.614 7.332 7.333

2002 1.730 5.607 7.337 7.628

2003 1801 6.232 8.033 8.033

2004 1.918 6.838 8.756 8.715

2005 1.922 6.970 8.892 9.082

2006 2.015 7.665 9.680 9.216

2007 1.946 7.478 9.424 9.422

Sumber : IRSG (2008)

(28)

Permintaan yang relatif tinggi atas bahan dasar karet alam terjadi di

negara konsumen utama karet alam dunia seperti Amerika Serikat, Eropa dan

Jepang. Pertumbuhan konsumsi karet alam di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang

mengalami peningkatan yang relatif menurun. Peningkatan konsumsi Amerika

Serikat, negara-negara di Eropa, Jepang dan lainnya adalah sebesar 18,4 persen,

17,07 persen, 12,49 persen dan 19,88 persen. Berbeda halnya yang terjadi di

negara Cina, peningkatan konsumsi Cina sebesar 52,72 persen pada periode

2001-2007 seperti yang tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Permintaan Karet Alam Berdasarkan Negara Konsumen, Tahun 1980-2007

Negara Konsumsi (Ribu Ton)

konsumen 1980 1990 2000 2005 2006 2007

Amerika Serikat 585 808 1.191 1.330 1.109 1.194

Eropa 1.356 1.256 1.483 1.558 1.638 1.686

China 340 600 1.080 2.085 2.400 2.570

Jepang 427 677 752 796 874 833

Lainnya 1.062 1.839 2.834 2.976 4.069 3.549

Total 3.770 5.180 7.340 8.745 9.216 9.833

Sumber : IRSG (2008)

Peningkatan konsumsi karet alam yang terjadi di Cina dipengaruhi oleh

pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Peningkatan ekonomi mendorong

pembangunan infrastruktur dan industri otomotif di Negara Cina. Negara Cina

berperan sebagai produsen industri otomotif terbesar kedua di dunia setelah

Amerika Serikat (Anwar, 2006). Data IRSG tahun 2007 menunjukkan bahwa

konsumsi karet alam Cina sebesar 2,57 juta ton atau 31,9 persen dari konsumsi

total karet alam dunia. Konsumsi karet alam yang tinggi di Cina memberi peluang

bagi perluasan pasar karet alam dunia. Peluang pasar karet alam di Negara Cina

menjadi sasaran baru bagi negara produsen utama karet alam untuk melakukan

(29)

Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama dan negara

pengekspor karet alam dunia. Indonesia mampu melakukan ekpor karet alam

dalam jumlah yang besar yaitu 33 persen dari total ekspor karet alam dunia. Total

ekspor karet alam Indonesia meningkat sebesar 39 persen pada periode

2001-2007. Kecenderungan peningkatan ekspor karet alam Indonesia terjadi karena

insentif produksi akibat peningkatan harga karet alam dunia. Salah satu negara

tujuan ekspor potensial karet alam Indonesia adalah Negara Cina. Indonesia

melakukan ekspor ke Cina sebanyak 14,2 persen dari total ekspor karet alam

Indonesia seperti yang tertera pada Tabel 3. Peningkatan volume ekspor karet

alam Indonesia ke Cina adalah sebesar 45,6 persen. Trend peningkatan volume

ekspor karet alam Indonesia ke Cina ini mengindikasikan potensi Cina sebagai

pasar ekspor baru karet alam Indonesia.

Tabel 3. Ekspor Karet Alam Indonesia ke Negara Cina Tahun 2001-2007 Tahun Ekspor Karet Alam Indonesia

ke Cina (Ton)

Total Ekspor Karet Alam Indonesia (Ton)

2001 136.764 1.496.900

2002 46.022 1.502.200

2003 107.540 1.660.500

2004 197.599 1.875.100

2005 249.791 2.025.000

2006 337.222 2.286.000

2007 349.522 2.461.101

Sumber : IRSG (2008)

Momentum ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperoleh

keuntungan dengan adanya perdagangan internasional. Perluasan pasar karet ke

Cina merupakan langkah yang potensial dan mempunyai prospek masa depan

yang cerah. Ekspor karet alam Indonesia akan meningkat sesuai dengan

(30)

permintaan ekspor karet alam Indonesia memberikan kontribusi besar terhadap

pembentukan devisa negara dan peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Menurut data IRSG (2008), pada tahun 2007 terjadi peningkatan konsumsi

karet alam di Cina sebesar delapan persen. Kenaikan permintaan karet alam Cina

disebabkan oleh kemajuan industri otomotif Cina. Pabrik ban seperti Michelin,

Goodyear, Bridgestone dan lainnya melakukan pengembangan skala usaha di

Negara Cina, sedangkan perusahaan terkenal seperti Continental dan Copper

melakukan investasi pada industri ban di Cina. (Anwar, 2004).

Peningkatan konsumsi karet alam di Negara Cina tidak diimbangi dengan

peningkatan produksi karet alamnya. Produksi karet alam di Negara Cina relatif

stagnan pada periode tahun 2001-2007. Rata-rata peningkatan produksi karet alam

Cina adalah sebesar 2,87 persen per tahun, sedangkan rata-rata peningkatan

konsumsi karet alam Cina sebesar 11,6 persen per tahun (IRSG, 2008). Konsumsi

karet alam di Negara Cina jauh lebih besar dibandingkan dengan produksi karet

alam Cina seperti yang terlihat pada Gambar 1. Hal ini mendorong Cina untuk

(31)

Sumber : IRSG (2008)

Gambar 1. Produksi dan Konsumsi Karet Alam Negara Cina, Tahun 2001-2007

Negara Cina memenuhi kebutuhan karet dengan cara mengimpor dari

negara lain. Permintaan karet alam Negara Cina meningkat secara keseluruhan,

bukan hanya pada permintaan karet alam tetapi juga karet sintesis. Perkembangan

impor karet alam dan impor karet sintesis Negara Cina dapat dilihat dari Gambar

2. Impor karet alam Cina meningkat seiring dengan meningkatnya impor Cina

atas karet sintesis. Namun, perkembangan impor karet alam di Negara Cina lebih

besar dari perkembangan impor karet sintesis Cina. Hal tersebut disebabkan oleh

harga minyak bumi yang terus meningkat. Jika harga minyak bumi sebagai bahan

baku pembuatan karet sintesis meningkat, maka permintaan atas karet sintesis

akan menurun. Oleh karena itu, sejumlah pabrik industri barang jadi karet di Cina

lebih banyak menggunakan karet alam dibandingkan dengan karet sintesis.

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Tahun

Jumlah

(32)

Sumber : IRSG (2008)

Gambar 2. Perkembangan Impor Karet Negara Cina, Tahun 2001-2007 (dalam Ton)

Kenaikan permintaan karet alam di Cina membuka peluang terjadinya

kenaikan impor karet alam di Cina pada tahun-tahun mendatang. Volume ekspor

karet alam Indonesia ke Negara Cina yang terus meningkat mengindikasikan

peluang pasar baru bagi karet alam Indonesia. Peningkatan ekspor karet alam ke

Cina adalah sasaran penting dalam usaha perluasan pasar karet Indonesia. Pada

akhirnya, peningkatan permintaan ekspor karet alam Indonesia di Cina akan

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana perkembangan pasar karet alam Indonesia di Cina ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan ekspor karet alam

Indonesia di Negara Cina ?

3. Bagaimana strategi pengembangan ekspor karet alam Indonesia? 0

500000 1000000 1500000 2000000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun Jumlah Impor

(33)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi perkembangan pasar karet alam Indonesia di Cina.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet

alam Indonesia di Negara Cina.

3. Menganalisis strategi pengembangan ekspor karet alam Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ialah :

1. sumber literatur mengenai kondisi ekonomi karet alam Indonesia;

2. sumber literatur yang memberi informasi tentang permintaan ekspor karet

alam di Negara Cina;

3. sumber literatur untuk pembuat kebijakan dalam menentukan kebijakan

perdagangan karet alam Indonesia;

4. sumber literatur untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan

penelitian ekspor karet alam Indonesia.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Komoditi yang dikaji dalam penelitian ini adalah karet alam mutu RSS 1

2. Penelitian ini mengidentifikasi perkembangan pasar karet alam Cina,

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet

alam Indonesia di Cina dan menganalisis strategi pengembangan ekspor

(34)

3. Struktur pasar diasumsikan berada pada kondisi Pasar Persaingan

Sempurna (PPS).

4. Cina merupakan negara konsumen karet alam terbesar di dunia. Cina juga

memiliki potensi yang besar bagi perluasan pasar karet alam Indonesia.

Oleh karena itu, penelitian ini membatasi Negara Cina sebagai negara

(35)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jenis Mutu Karet Alam

Jenis mutu karet alam terdiri dari TNSR (Technically Specified Natural

Rubber) atau SIR (Standart Indonesian Rubber), RSS (Ribbed Smoked Sheets),

Latex, Crepe dan lainnya. Jenis mutu yang menempati tempat teratas adalah SIR

77,99 persen, RSS 17,03 persen, lateks pekat 3,39 persen, pale crepe dan lain-lain

1,55 persen.

1. SIR (Standart Indonesian Rubber)

Cara pengolahan SIR menghasilkan spesifikasi teknis yang sesuai bagi

konsumen. Peralatan sehari-hari yang dibuat dari bahan baku SIR adalah ban,

peralatan bedah, peralatan farmasi, alat percetakan, pembuatan tekstil, bola golf,

alat renang, bantalan mesin, penghapus, dan suku cadang elektronik, industri

kertas, dan pembuatan pita sensitif.

Jenis mutu SIR terdiri dari SIR 5L, SIR 10, SIR 20 dan SIR 5 CV. SIR 5L

adalah salah satu produk dari jenis SIR. Produk ini berasal dari bahan baku lateks

segar yang dibekukan (dikoagulasi) dengan asam format, kemudian diolah dan

dikeringkan. SIR 10 dalam penggunaan sehari-hari diperlukan dalam pembuatan

ban kendaraan, pembungkus kabel dan ban berjalan. SIR 20 dalam keperluan

sehari-hari juga dibuat untuk ban, pipa, baju hujan, ban berjalan, bahan tilam, dan

lain-lain. Penggunaannya untuk keperluan sehari-hari cukup luas sehingga

membuka peluang dalam pemasaran.

Sama seperti SIR 5 L, SIR 5 CV juga berasal dari lateks segar yang

(36)

pembuatan ban, pita pembalut, unit pemasangan rem, alat penyuntik, bahan

pelunak, pembuatan bola golf

2. RSS (Ribbed Smoked Sheets)

Kedudukan RSS dalam ekspor karet alam Indonesia cenderung terus

menurun dari tahun ke tahun, akan tetapi untuk menjaga keseimbangan pangsa

pasar di luar negeri khususnya di Eropa Barat dan Jepang, maka produksi RSS

perlu dipertahankan. Masalah penetuan mutu secara visual yang kurang dapat

diterima para konsumen terhadap RSS.

3. Lateks

Lateks dadih adalah salah satu jenis dari lateks pekat, merupakan hasil

pengentalan (koagulasi) dari lateks segar di lapangan dengan bantuan bahan kimia

(bahan pendadih). Permintaan atas lateks pekat juga berkembang cepat untuk

pembuatan berbagai peralatan seperti sarung tangan, balon, alat kontrasepsi, dan

peralatan lainnya. Lateks pusingan tidak banyak berbeda dengan lateks dadih,

hanya berbeda cara pengolahan untuk memisahkan lateks dan air (serum). Lateks

pekat atau lateks pusingan berasal dari lateks segar dengan kadar karet kering

sekitar 30 persen. Lateks segar itu kemudian dipekatkan dengan cara pusingan

menjadi lateks pekat.

Pengolahan lateks pusingan lebih efisien dibandingkan dengan pengolahan

lateks dadih. Baik lateks dadih maupun lateks pusingan mempunyai kegunaan

dalam kehidupan sehari-hari yaitu membuat sarung tangan, alat kontrasepsi,

balon, bahan tekstil, karpet dan karet busa. Negara konsumen lateks pekat antara

lain Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Jerman Barat. Kendala teknis dalam

(37)

pohon sampai ke pabrik pengolahan. Gagalnya pembuatan lateks pekat dialihkan

menjadi SIR 5 atau SIR 10.

Panjaitan (1990) menyimpulkan beberapa komponen biaya produksi

seperti biaya panen, biaya umum, dan biaya pengolahan perlu dikaji ulang untuk

meningkatkan efisiensi dan memperkecil harga pokok. Peningkatan produktivitas

dapat menekan biaya produksi. Upaya peningkatan daya saing ekspor Indonesia di

pasar internasional dilakukan dengan cara mengurangi biaya produksi. Oleh

karena itu, Panjaitan (1990) menyarankan agar komponen-komponen biaya yang

tinggi seperti penyadapan, biaya umum dan penjualan dapat ditekan serendah

mungkin. Diversifikasi jenis mutu perlu dipertimbangkan untuk merebut pasar

konsumen yang lebih luas dan untuk mengurangi resiko produksi.

2.2. Penelitian Terdahulu Mengenai Ekonomi Karet

Penelitian terdahulu mengenai ekonomi karet telah banyak dilakukan.

Penelitian tentang keunggulan komparatif karet alam telah dilakukan oleh Putra

(2006). Indeks RCA Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki

keunggulan komparatif dalam ekspor karet alam ke Cina. Hasil dari CMS

menunjukkan bahwa efek pertumbuhan impor berpengaruh lebih besar dalam

pertumbuhan ekspor karet alam Indonesia. Pertumbuhan ekspor karet terjadi

akibat peningkatan impor karet alam oleh Cina. Nilai ekspor karet alam di Cina

dalam bentuk komoditi RSS-1, SIR 20 dan RSS-3 menunjukkan nilai yang sangat

kecil. Jenis olahan karet Indonesia yang diekspor ke Cina menunjukkan nilai yang

(38)

Penelitian mengenai harga ekspor karet alam Indonesia telah dilakukan

oleh Mamlukat (2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan model

double log untuk persamaan jumlah ekspor karet alam Indonesia ke pasar

internasional menunjukkan bahwa variabel produksi tahunan karet alam Indonesia

dan variabel dummy krisis moneter memiliki pengaruh nyata. Pada persamaan

permintaan impor karet alam Indonesia di pasar internasional, diperoleh hasil

bahwa variabel konsumsi karet alam dunia berpengaruh nyata. Variabel harga

karet riil di pasar internasional dan harga riil ekspor karet alam tahun sebelumnya

berpengaruh nyata terhadap harga ekspor karet alam Indonesia. Perubahan yang

terjadi pada faktor internal dan eksternal yang menyebabkan perubahan harga

ekspor di tingkat eksportir dan membawa dampak pada perubahan harga di

tingkat petani.

Prabowo (2004) menganalisis dampak kebijakan perdagangan terhadap

dinamika ekspor karet alam Indonesia. Negara importir karet yang dianalisis

adalah Amerika Serikat dan Jepang. Analisis struktur dan parameter dari

hubungan perilaku jangka panjang pada pasar karet Indonesia menggunakan

model ekonometrika dinamis dalam bentuk Error Correction Model (ECM).

Faktor dominan yang mempengaruhi permintaan impor karet alam Amerika

Serikat adalah pendapatan domestik bruto baik jangka pendek maupun jangka

panjang dengan koefisien adjustment yang relatif besar. Kuantitas impor tidak

responsif terhadap perubahan harga riil impor karet alam Amerika. Hasil simulasi

kebijakan menunjukkan bahwa kebijakan dalam bentuk depresiasi mata uang dan

pengendalian inflasi lebih efektif untuk meningkatkan volume ekspor dari pada

(39)

Pada tahun 2002, Tety melakukan penelitian mengenai penawaran dan

permintaan karet alam Indonesia di pasar domestik dan internasional. Analisis

dampak perubahan faktor internal dan eksternal terhadap permintaan, penawaran

dan harga karet alam serta distribusi kesejahteraan dilakukan dengan metode

simulasi. Peubah yang berpengaruh terhadap penawaran ekspor karet alam

Indonesia ke masing-masing negara tujuan (Amerika Serikat, Jepang, Singapura

dan Korea Selatan) adalah harga ekspor karet alam Indonesia, produksi, nilai

tukar, pajak ekspor dan jumlah ekspor karet alam Indonesia. Penawaran karet

negara pesaing (Thailand dan Malaysia) dipengaruhi oleh harga ekspor, produksi

dan nilai tukar negara pengekspor. Perilaku impor negara pengimpor dipengaruhi

oleh harga impor karet alam, harga impor karet sintesis, nilai tukar, dan

pendapatan per kapita masing-masing negara. Faktor-faktor yang mempengaruhi

harga karet alam internasional yaitu rasio total permintaan impor, total penawaran

ekspor dan harga karet alam internasional sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Elwamendri (2000) ialah mengenai

perdagangan karet alam antara negara produsen utama dan Amerika Serikat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pasar karet spesifikasi teknis Indonesia di

Amerika Serikat relatif terbatas dibandingkan Malaysia dan Thailand. Konsumsi

karet domestik industri barang jadi Thailand lebih berkembang dibandingkan

Indonesia dan Malaysia. Harga ekspor karet spesifikasi teknis di negara produsen

utama baik jangka pendek maupun jangka panjang tidak responsif terhadap

perubahan harga di pasar Amerika Serikat. Apabila terjadi depresiasi nilai tukar

(40)

keuntungan devisa, dan Amerika Serikat mendapatkan keuntungan berupa

penghematan devisa negara.

2.3. Penelitian Terdahulu Mengenai SWOT

Penelitian yang menggunakan analisis SWOT pernah dilakukan oleh

Lestari (2007). Peramalan nilai output menggunakan metode ARIMA, sedangkan

analisis daya saing menggunakan teori Berlian Porter dan SWOT. Hasil

peramalan sampai tahun 2015 menunjukkan bahwa nilai output industri jamu

meningkat setiap tahun, tetapi peningkatan nilai output masih rendah jika

dibandingkan dengan industri farmasi nasional. Setiap komponen penentu daya

saing industri jamu masih banyak kelemahan. Strategi peningkatan daya saing

ialah dengan cara standardisasi produk jamu, strategi pengembangan produk jamu

ke fitofarmaka dan proses pemasaran formal dari pemerintah yaitu pemasaran

melalui rumah sakit, apotek, dan resep dokter.

Ramli (2004) melakukan penelitian mengenai efisiensi dan strategi

pemasaran komoditas hasil pertanian. Metode kualitatif dilakukan untuk

mengidentifikasi lembaga, fungsi dan saluran tataniaga serta struktur dan perilaku

pemasaran. Metode kuantitatif dilakukan untuk mengukur kinerja dan perumusan

strategi dengan menggunakan tabulasi, perhitungan statistika, serta analisis

matriks IFE, EFE dan IE. Struktur pasar pada pemasaran komoditas pisang dan

kayu adalah mendekati bentuk oligopsoni. Marjin pemasaran menyebar dengan

tidak merata pada setiap lembaga tataniaga dan petani merupakan pihak penerima

share atau bagian yang relatif rendah. Alternatif strategi pemasaran bagi petani

(41)

dan daya tawar petani, melakukan pemasaran langsung ke tujuan pasar tertentu,

serta memanfaatkan teknologi budidaya untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas hasil panen.

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai ekspor karet alam Indonesia telah banyak dilakukan,

namun penelitian mengenai permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara

Cina belum pernah diteliti sebelumnya. Secara umum, penelitian sebelumnya

mencangkup tentang penawaran ekspor karet alam Indonesia serta harga karet

baik harga karet domestik maupun harga karet internasional.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet Indonesia di

Negara Cina. Penelitian mengenai permintaan ekspor karet alam Indonesia

mempunyai tujuan untuk mengantisipasi persaingan dari negara produsen karet

alam lainnya. Upaya untuk memperluas pasar karet alam Cina dapat dilakukan

dengan menganalisis terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan ekspor karet alam di Cina. Analisis strategi pengembangan ekspor

karet alam Indonesia juga perlu dilakukan sebagai bahan rujukan yang berkaitan

dengan implementasi kebijakan produksi dan kebijakan perdagangan karet alam

(42)

Tabel 4. Penelitian Terdahulu Mengenai Ekonomi Karet Peneliti Tujuan Penelitian Jenis dan

Sumber Data

Unit Analisis Hasil Saran

Putra, Irwan Yudha

• Menganalisis

keunggulan komparatif karet alam Indonesia di neara Cina.

• Menganalisis

pertumbuhan ekspor karet alam Indonesia di negara Cina

Indeks RCA Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam ekspor karet alam ke Cina. Hasil dari CMS menunjukkan bahwa efek pertumbuhan impor berpengaruh lebih besar dalam pertumbuhan ekspor karet alam Indonesia. Pertumbuhan ekspor karet terjadi akibat peningkatan impor karet alam oleh Cina. Nilai ekspor karet alam di Cina dalam bentuk komoditi RSS-1, SIR 20 dan RSS-3 menunjukkan nilai yang sangat kecil. Jenis olahan karet Indonesia yang diekspor ke Cina menunjukkan nilai yang tidak terlalu menguntungkan.

• Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung pengembangan industri karet alam, seperti menetapkan pajak ekspor karet lam yang rendah • Posisi keuanggulan komparatif

karet Indonesia yang aman. Indonesia perlu mengembangkan industri turunan karet alam agar tidak kehilangan nilai tambah dan ekspor karet alam Indonesia. • Pengembangan lembaga riset

untuk peningkatan mutu dan kualitas karet alam Indonesia

Prabowo,

•Faktor yang mempengaruhi permintaan impor karet alam Amerika Serikat adalah PDB dengan respon yang elastis

•kuantitas impornya tidak responsif terhadap perubahan harga riil impor karet alam Amerika. Nilai elastisitas harga ekspor Indonesia dibandingkan dengan Thailand untuk pasar Amerika Serikat menunjukkan dominansi ekspor karet Indonesia. Dominansi ekspor karet alam Thailand adalah di pasar Jepang karena nilai elastisitasnya yang lebih tinggi daripada Indonesia.

•Kebijakan dalam bentuk depresiasi mata uang dan pengendalian inflasi lebih efektif untuk meningkatkan volume ekspor.

• Kontinuitas ketersediaan komoditas ekspor karet alam

• Kerjasama perdagangan antar negara eksportir untuk mengendalikan fluktuasi harga. • Perlu dilakukan penelitian karet

berdasarkan mutu yang spesifik • Penelitian lanjutan diharapkan

(43)

Mamlukat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan model double log untuk persamaan jumlah ekspor karet alam Indonesia ke pasar internasional menunjukkan bahwa variabel produksi tahunan karet alam Indonesia dan variabel dummy krisis moneter memiliki pengaruh nyata. Pada persamaan permintaan impor karet alam Indonesia di pasar internasional, diperoleh hasil bahwa variabel konsumsi karet alam dunia berpengaruh nyata. Variabel harga karet riil di pasar internasional dan harga riil ekspor karet alam tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap harga ekspor karet alam Indonesia

• Diperlukan pihak yang terkait contohnya KUD dalam memberikan informasi tentang jumlah ekspor dan produksi tahunan karet alam Indonesia kepada petani.

• pengalihan penawaran ekspor karet alam Indonesia ke pasar domestik melalui pengambangan industri dalam negeri

• memperlebar pasar ekspor karet alam Indonesia ke negara importir potensial.

• melakukan diversifikasi produk ekspor karet alam seperti ekspor produk hilir Indonesia. ekspor, impor dan harga karet serta perubahan

Peubah yang berpengaruh terhadap penawaran ekspor karet alam Indonesia ke negara tujuan (Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan Korea Selatan) adalah harga ekspor karet alam Indonesia, produksi, nilai tukar, pajak ekspor dan jumlah ekspor karet alam Indonesia. Penawaran karet negara pesaing dipengaruhi oleh harga ekspor, produksi dan nilai tukar. Perilaku impor negara pengimpor dipengaruhi oleh harga impor karet alam, harga impor karet sintesis, nilai tukar, dan pendapatan per kapita masing-masing negara. Harga karet alam internasional dipengaruhi oleh rasio permintaan impor, penawaran ekspor dan harga karet alam internasional sebelumnya.

• Informasi harga yang baik

• Pengembangan industri dalam negeri yang berbahan baku karet alam

• Memperluas pasar ekspor karet alam Indonesia ke negara importir potensial.

• Analisis perilaku penawaran dan permintaan produk-produk karet • Saran penelitian lanjutan

(44)

Tabel 5. Penelitian Terdahulu Mengenai SWOT Peneliti Tujuan Penelitian Jenis dan

Sumber data

Unit Analisis Hasil Saran

Lestari, Erni Dwi

melihat prospek, menganalisis daya saing dan

merumuskan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing industri jamu Indonesia.

Data yang

• Peramalan sampai tahun 2015, nilai output industri jamu meningkat setiap tahun, tetapi peningkatan nilai output masih rendah jika dibandingkan dengan industri farmasi nasional

• Setiap komponen penentu daya saing industri jamu masih banyak kelemahan. Keterkaitan antar komponen tidak sempurna.

• Strategi peningkatan daya saing ialah dengan cara standardisasi produk jamu, strategi pengembangan produk dan proses pemasaran formal dari pemerintah

• Perlu kerjasama antar berbagai pihak dan dukungan pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri jamu nasional • Saran lanjutan bahwa

prospek jamu dilihat dari nilai total produksi secara keseluruhan. Ramli,

Maryati

• Mengidentifikasi lembaga tataniaga dan fungsi sistem pemasaran.

• Mengidentifikasi saluran pemasaran dan mengukur kinerja pemasaran.

• Menganalisis faktor internal dan eksternal yang dihadapi petani dan

Struktur pasar pada pemasaran komoditas pisang dan kayu adalah mendekati bentuk oligopsoni. Marjin pemasaran menyebar dengan tidak merata pada setiap lembaga tataniaga dan petani merupakan pihak penerima share atau bagian yang relatif rendah. Alternatif strategi pemasaran bagi petani ialah membentuk kelompok tani yang terorganisir untuk meningkatkan peranan dan daya tawar petani, melakukan pemasaran langsung ke tujuan pasar tertentu, serta memanfaatkan teknologi budidaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen.

(45)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis

3.1.1. Teori Perdagangan Internasional

Ekonomi internasional diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang

mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi

internasional yang meliputi perdagangan, keuangan dan organisasi, serta

kerjasama ekonomi antarnegara. Kebijaksanaan ekonomi internasional dilakukan

untuk mencapai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Tujuan lain adalah untuk mengusahakan tercapainya keseimbangan

neraca pembayaran dan tujuan pembangunan ekonomi (Deliarnov, 1995). Ilmu

ekonomi internasional mengkaji teori perdagangan internasional, kebijakan

perdagangan internasional, pasar valuta asing dan neraca pembayaran serta ilmu

makroekonomi pada perekonomian terbuka (Salvatore, 1997)

Perdagangan internasional yaitu perdagangan lintas pabean suatu negara

yang berupa ekspor dan impor. Menurut Gonarsyah dalam Bondar (2007), faktor

yang mendorong timbulnya perdagangan internasional suatu negara dengan

negara lain adalah keinginan untuk memperluas pemasaran, memperbesar

penerimaan pemerintah, adanya perbedaan permintaan dan penawaran antar

negara serta perbedaan biaya relatif dalam produksi komoditas tertentu. Sukirno

(1993) juga menyatakan tiga alasan terjadinya perdagangan internasional yaitu a)

memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri ; b) memperoleh

keuntungan yang ditimbulkan oleh spesialisasi; dan c) memperluas pasar dan

(46)

Perdagangan internasional mempunyai keuntungan bagi suatu negara dari

sisi produksi dan konsumsi. Perdagangan mendorong manusia mengkonsumsi

barang dan jasa dengan harga yang lebih murah melalui impor. Perdagangan juga

memungkinkan manusia dapat mengkonsumsi produk dari seluruh dunia yang

tidak dihasilkan oleh produsen dalam negeri. Perdagangan internasional memacu

pengalokasian sumberdaya secara lebih efisien. Sektor ekonomi yang kurang

efisien dan dapat terpenuhi melalui impor dialihkan ke sektor ekonomi yang

mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan negara lain.

Pass (1997) menterjemahkan perdagangan internasional yaitu pertukaran

barang dan jasa antarnegara berdasarkan keunggulan komparatif (comparative

advantage) yang dimiliki negara-negara dalam menyediakan produk-produk

tertentu, yang memberikan dasar dari suatu pembagian kerja internasional atau

lokasi produksi. Keunggulan komparatif antar negara menggambarkan struktur

biaya yang berbeda. Menurut Pass (1997), perbedaan struktur biaya dalam

keunggulan komparatif menentukan daya saing harga dan daya saing produk.

Faktor-faktor keunggulan komparatif adalah sumber daya alam, sumber daya

manusia, teknologi, modal, skala ekonomi dan diferensiasi. Harga-harga relatif

dari berbagai komoditi di masing-masing negara merupakan landasan bagi

berlangsungnya hubungan dagang yang menguntungkan antara kedua belah pihak.

Pada Negara 1 Px/Py lebih besar dari P1, maka Negara 1 mengalami

kelebihan penawaran komoditas X. Kelebihan penawaran tersebut menyebabkan

kurva penawaran ekspornya atau S pada panel B mengalami peningkatan (Gambar

3). Di lain pihak, Px/Py lebih rendah dari P3, maka Negara 2 mengalami kelebihan

(47)

B menunjukkan bahwa pada harga P2 kuantitas impor komoditas X yang diminta

Negara 2 sama dengan kuantitas ekspor yang ditawarkan oleh Negara 1. Oleh

karena itu, P2 merupakan Px/Py atau harga relatif ekuilibrium setelah

berlangsungnya perdagangan antar dua negara tersebut.

3.1.2 Teori Permintaan

Pemintaan ialah jumlah yang diminta atas suatu komoditas pada tingkat

harga dan periode waktu tertentu. Permintaan suatu komoditas merupakan

hubungan yang menyeluruh antara kuantitas komoditas yang akan dibeli

konsumen selama periode tertentu pada suatu tingkat harga. Pada sisi lain,

permintaan perusahaan akan input merupakan permintaan turunan (derived

demand), yang diperoleh dari permintaan konsumen terhadap produk perusahaan

(Belante dan Mark, 1990). Permintaan perusahaan akan input produksi

menggambarkan jumlah maksimum input yang bersedia digunakan perusahaan

pada setiap kemungkinan tingkat harga input dalam jangka waktu tertentu. Panel A

Pasar di Negara 1 untuk Komoditas X

Panel B

Hubungan Perdagangan Internasional Komoditas X

Panel C

Pasar di Negara 2 untuk Komoditas X

(48)

Setiap perusahaan diasumsikan mempunyai orientasi untuk

memaksimalkan keuntungan. Jika perusahaan ingin meningkatkan keuntungan,

maka perusahaan tersebut akan menambah penggunaan input produksinya.

Apabila suatu perusahaan atau industri menambahkan satu unit input produksi,

maka penerimaan perusahaan akan bertambah dengan jumlah nilai produk fisik

marjinal/ Value Marginal Physical Product (VMPP). Kesimpulannya, permintaan

perusahaan akan input produksi sama dengan VMPP, yang merupakan harga tiap

unit output dikalikan dengan jumlah unit output yang dihasilkan oleh input

tambahan ( Marginal Physical Product/MPP input)

Kelebihan produksi dalam negeri mendorong terjadinya ekspor. Pass

(1997) menyatakan bahwa ekspor penting dalam dua hal utama yaitu: a)

bersama-sama dengan impor dalam menghasilkan neraca pembayaran (balance of

payment) dari suatu negara; b) ekspor menghasilkan devisa yang memberikan

peningkatan pendapatan nasional dan pendapatan riil. Ekspor suatu negara adalah

kelebihan penawaran domestik setelah dikurangi permintaan domestik atau

konsumsi ditambah dengan stok tahun sebelumnya (Salvatore, 1997). Fungsi

ekspor dapat dirumuskan sebagai berikut :

Xt = Qt – Ct + St-1

dimana :

Xt = Jumlah ekspor komoditas tahun t

Qt = Jumlah produksi domestik tahun t

Ct = Jumlah konsumsi domestik tahun t

(49)

Permintaan ekspor ialah permintaan pasar internasional terhadap

komoditas yang dihasilkan oleh suatu negara. Permintaan ekspor adalah

permintaan pasar internasional atau negara tertentu terhadap suatu komoditi. Teori

permintaan ekspor bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan ekspor suatu negara. Permintaan ekspor suatu negara terhadap suatu

komoditi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan ekspor suatu negara ialah harga domestik negara tujuan ekspor (PDt),

harga impor negara tujuan ekspor (PIt) dan GDP per kapita negara tujuan ekspor.

Secara keseluruhan fungsi permintaan ekspor suatu komoditas dapat dirumuskan

sebagai berikut :

PXt = f (PDt, PIt, Gt)

Permintaan ekspor juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar negeri yaitu

harga di pasar internasional atau harga ekspor (PXt), nilai tukar uang efektif (ERt),

dan kebijakan menyangkut impor suatu komoditi sebagai dummy (Dt). Pengaruh

jangka panjang dalam kegiatan ekspor diketahui dengan memasukkan peubah lag

yaitu volume ekspor tahun sebelumnya (Xt-1). Secara keseluruhan fungsi ekspor

suatu komoditas adalah :

Xt = f (PDt , PIt, Gt , PXt , ERt , Xt-1, POPt , Dt)

dimana :

Xt = volume ekspor periode waktu t

PDt = harga domestik negara tujuan ekspor periode tahun t

PIt = harga impor negara tujuan ekspor periode tahun t

Gt = pendapatan perkapita penduduk negara tujuan ekspor periode waktu t

(50)

ERt = nilai tukar uang efektif periode waktu t

Xt-1 = volume ekspor periode waktu sebelumnya.

POPt = Jumlah penduduk periode waktu t

Dt = dummy kebijakan impor suatu komoditi

3.1.3. Teori Regresi

Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

menganalisis hubungan antarvariabel. Hubungan tersebut dapat diekspresikan

dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat Y dengan satu

atau lebih variabel bebas X1,X2,..., Xn (Nachrowi dan Hardius, 2005) Jika hanya

terdapat satu variabel bebas, maka model yang diperoleh disebut regresi linier

sederhana. Hubungan antara satu variabel terikat dan beberapa variabel bebas

disebut model regresi berganda. Model regresi berganda adalah sebagai berikut :

i

Nilai-nilai parameter tersebut akan diduga sehingga modelnya menjadi :

i

Evaluasi kebaikan suatu model dapat dilihat melalui kriteria ekonomi,

kriteria statistik dan kriteria ekonometrika. Kriteria ekonomi dilihat dari

kesesuaian tanda koefisien dengan teori ekonomi. Indikator untuk melihat

kebaikan model melalui kriteria statistik ialah dengan menggunakan R2, F hitung

(51)

dan signifikansi model secara keseluruhan. Kriteria terakhir yang perlu dilakukan

untuk melihat kebaikan suatu model adalah dilihat dari kriteria ekonometrika.

Beberapa permasalahan yang dijumpai dalam regresi linier berganda ialah

multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Model regresi berganda

yang baik adalah model yang terhindar dari ketiga masalah tersebut.

Model Double-Log

Model double-log merupakan hasil transformasi dari suatu model tidak

linier menjadi model linier dengan cara membuat model dalam bentuk logaritma.

Contoh hubungan antara kuantitas yang diminta dan harga suatu komoditas yaitu :

Y = β1 Xβ2eu

Secara alternatif dapat dinyatakan sebagai berikut :

lnYi = lnβ0 + β1 ln Xi + ui

Apabila variabel-variabel dalam model tersebut didefinisikan kembali, maka akan

diperoleh model sebagai berikut :

Y* = β1* + β2* X* + u*

dimana :

Y* = ln Y

X* = ln X

β1* = ln β1

β2* = β2

u* = u

Model yang baru merupakan model regresi linier dengan variabel dan parameter

yang berbentuk linier. Dengan demikian, β1* dan β2* dapat ditaksir dengan

(52)

3.1.4. Teori SWOT

SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan

Weaknesses serta lingkungan Eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi

dunia bisnis. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan atau pihak tertentu. Analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities). Secara bersamaan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

dan peluang tersebut dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

(Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategis dan kebijakan. Pengambilan keputusan

strategis tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis situasi. Model yang

paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 1999).

Sumber : Rangkuti,1999

Gambar 4. Analisis SWOT

Pada Gambar 4, kuadran 1 merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Produsen memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi

pada kuadran 1 adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman

Kelemahan Internal Kekuatan Internal

(53)

oriented strategy). Kuadran 2 adalah kondisi produsen yang menghadapi berbagai

ancaman. Produsen masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

harus diterapkan dalam kondisi kuadran 2 adalah menggunakan kekuatan untuk

memanfatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk

atau pasar)

Kuadran 3 menggambarkan produsen yang menghadapi peluang pasar

yang sangat besar. Pada sisi lain, produsen menghadapi beberapa kendala atau

kelemahan internal. Fokus strategi produsen yang berada pada kuadran 3 adalah

meminimalkan masalah-masalah internal produsen sehingga dapat merebut

peluang pasar yang lebih baik. Kondisi terakhir adalah produsen yang berada pada

kuadran 4. Pada kondisi ini, produsen menghadapi situasi yang sangat tidak

menguntungkan. Kondisi produsen pada kuadran 4 menghadapi ancaman

sekaligus memiliki kelemahan internal. Strategi yang dapat dilakukan produsen

adalah kegiatan yang bersifat defensif. Kegiatan defensif ditujukan untuk

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Pasar tradisional karet alam Indonesia adalah Negara Amerika Serikat,

Eropa, dan Jepang. Namun, Negara Cina muncul sebagai pasar karet alam yang

baru sejak terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi Cina yang menuntut adanya

perkembangan infrastruktur. Perkembangan infrastruktur di Negara Cina menarik

investor industri mobil luar negeri. Perusahaan ternama seperti Bridgestone,

Goodyear, Michelin, Copper dan sebagainya menempatkan pabrik industri barang

(54)

permintaan karet alam sebagai input industri barang jadi karet dalam bentuk ban

dan alat otomotif. Harga minyak bumi yang meningkat menyebabkan permintaan

karet alam sintesis menurun. Oleh karena itu, pabrik lebih banyak menggunakan

karet alam yang harganya relatif murah dan kualitas tinggi. Kondisi ini

menjadikan Negara Cina sebagai konsumen karet alam terbesar di dunia.( IRSG,

2008)

Konsumsi karet alam yang tinggi di Negara Cina tidak diimbangi dengan

produksi karet alam di Cina. Ketidakseimbangan produksi dan konsumsi karet

alam di Cina menyebabkan peningkatan permintaan karet alam di Negara Cina.

Negara Cina mengatasi masalah peningkatan permintaan karet alamya dengan

cara melakukan impor dari negara lain.

Pasar Cina merupakan peluang bagi ekspor karet alam Indonesia sebagai

salah satu produsen utama karet alam dunia. Langkah Indonesia untuk masuk ke

dalam pasar karet alam Cina adalah dengan cara mengidentifikasi bagaimana

kondisi permintaan karet alam di Negara Cina. Pasar karet alam di Negara Cina

terdiri dari produksi karet alam Cina, konsumsi karet alam Cina, harga karet alam

di Cina, serta perdagangan ekspor impor karet alam di Negara Cina. Identifikasi

mengenai perkembangan pasar karet alam di Negara Cina dilakukan dengan

menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan data

dalam bentuk tabulasi. Analisis mengenai pasar karet alam di Negara Cina

mempunyai tujuan untuk memberi gambaran potensi pasar karet alam di Negara

Cina. Potensi pasar karet alam di Cina dapat mengindikasikan apakah perluasan

(55)

Indonesia perlu menyediakan karet alam yang sesuai dengan permintaan di

Negara Cina. Antisipasi pemenuhan demand oriented dilakukan dengan

menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan ekspor karet alam

Indonesia di Negara Cina. Analisis variabel yang mempengaruhi permintaan

ekspor karet alam Indonesia di Cina dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi berganda. Metode yang dipilih dalam analisis regresi berganda adalah

metode OLS (Ordinary Least Square).

Indonesia adalah negara produsen sekaligus negara pengekspor karet alam.

Indonesia memiliki kekuatan dan kelemahan dalam ekspor karet alamnya.

Kekuatan dan peluang ekspor karet alam Indonesia dapat dimanfaatkan dalam

pengembangan ekspor Indonesia ke pasar dunia termasuk ke Negara Cina. Pada

sisi lain, kelemahan dan ancaman terhadap ekspor karet alam Indonesia dapat

dijadikan acuan untuk memperoleh upaya perbaikan dalam sistem produksi dan

perdagangan karet alam Indonesia. Langkah-langkah penelitian ini diharapkan

akan mampu memberi rekomendasi terhadap perkembangan permintaan karet

alam Indonesia di Negara Cina. Kerangka Pemikiran Operasional dapat dilihat

(56)

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan

pasar karet alam di Negara Cina

Analisis regresi berganda

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina :

•Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun t dan tahun

sebelumnya (-)

•Harga karet sintesis dunia (+)

•GDP per kapita Cina (+)

•Nilai tukar Yuan terhadap US$ (-)

•Lag ekspor tahun sebelumnya (+)

• Permintaan karet alam dunia > Penawaran karet alam dunia • Harga karet sintetis tinggi

Harga karet alam dunia meningkat Cina menjadi konsumen karet alam terbesar di dunia

Peluang ekspor karet alam Indonesia ke Negara Cina

Analisis deskriptif

Strategi pengembangan

ekspor karet alam Indonesia

Analisis SWOT

Rekomendasi

(57)

3.3. Hipotesis

Berdasarkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan ekspor

karet alam Indonesia, maka hipotesis penelitian ini yaitu :

1. Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina (PCt)

Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina mempengaruhi permintaan

ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina dan berhubungan negatif. Jika

harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina meningkat maka permintaan

ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina akan menurun dan sebaliknya.

2. Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya (PCt-1)

Harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya berpengaruh

nyata dan negatif terhadap permintaan ekspor karet alam Indonesia di

Cina. Jika harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya

meningkat maka permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina

akan menurun. Jika harga ekspor karet alam Indonesia ke Cina pada tahun

sebelumnya menurun maka permintaan ekspor karet alam Indonesia di

Cina akan meningkat.

3. Harga karet sintesis dunia (PS)

Harga karet sintesis dunia merupakan representasi dari harga barang

subsitusi atas karet alam. Hubungan antara harga karet sintesis dunia

terhadap permintaan ekspor karet alam Indonesia di Cina adalah nyata dan

positif. Jika harga karet sintesis dunia meningkat, maka permintaaan

ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina akan meningkat. Sebaliknya,

jika harga karet sintesis menurun, maka permintaan ekspor karet alam

(58)

4. GDP per kapita Negara Cina (G)

GDP per kapita Negara Cina berpengaruh nyata dan positif terhadap

permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina. Jika GDP per

kapita Cina meningkat maka permintaan ekspor karet alam Indonesia di

Cina akan meningkat dan begitu pula sebaliknya.

5. Nilai tukar (ER)

Nilai tukar yuan per dollar US berpengaruh nyata dan negatif terhadap

permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina. Jika nilai tukar

yuan terhadap dollar US menurun maka permintaan ekspor karet alam

Indonesia di Cina akan meningkat. Jika nilai tukar yuan terhadap dollar

US meningkat maka permintaan ekspor karet alam Indonesia di Cina akan

menurun.

6. Volume ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya

Jumlah ekspor karet alam Indonesia ke Negara Cina pada tahun

sebelumnya berpengaruh nyata dan positif terhadap permintaan ekspor

karet alam Indonesia di Negara Cina. Jika jumlah ekspor karet alam

Indonesia ke Cina tahun sebelumnya turun, maka permintaan ekspor karet

alam Indonesia di Negara Cina pada tahun t akan turun. Jika jumlah

ekspor karet alam Indonesia ke Cina tahun sebelumnya naik, maka

permintaan ekspor karet alam Indonesia di Negara Cina pada tahun t akan

Gambar

Tabel 3.  Ekspor Karet Alam Indonesia ke Negara Cina Tahun 2001-2007
Gambar 1. Produksi dan Konsumsi Karet Alam Negara Cina,
Gambar 2. Perkembangan Impor Karet  Negara Cina,
Tabel 4.   Penelitian Terdahulu Mengenai Ekonomi Karet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Susu dengan kualitas baik atau kualitas A (No. 1. jika jumlah bakteri yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 1!!.!!! setiap milliliter. Bakteri-bakteri koli tidak  dalam

Pada perkembangannya, Mulyana (1964:1) mengatakan bahwa, “semantik ialah bidang pengkajian makna kata dalam konteks bahasa tertentu. Wilayah kajiannya meluas sampai pada

arti inkulturasi sesuai dengan pemaknaan yang ada pada liturgi, maka akan dibandingkan unsur fisik antara Budaya Jawa dan budaya Gereja Katolik untuk mencari kesesuaian makna

Penggunaan kit Olipro® pada metode Southern hybridization ini bertujuan untuk memperjelas hasil amplifikasi PCR karena sampel yang digunakan merupakan bahan yang terproses

 batasan yang jelas tentang: lingkungan rumah yang bersifat informal, percakapan sosial yang bisa terjadi antara anggota keluarga sepanjang hari, keikutsertaan anggota

Proses perhitungan jarak antar citra di dalam klasifikasi k-NN untuk fitur tekstur menggunakan nilai absolut dari selisih nilai parameter fitur tekstur masing-masing citra

Kutipan-kutipan di atas sepintas tampaknya biasa-biasa saja alias terasa tidak ada yang salah. Tetapi bila kita cermati, pada kelima contoh tersebut terdapat kesalahan dengan poia

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu