i
SKRIPSI
PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN
TINGKAT LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
GINA ANNISA WARDHANI
120522073
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii PERNYATAAN
Saya bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Jumlah Kredit yang diberikan
dan Tingkat Likuiditas Terhadap ProfitabilitasPada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, April 2015 Yang membuat pernyataan
iii ABSTRAK
PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN TINGKAT LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah selalu berusaha memperoleh laba atau keuntungan termasuk perusahaan perbankan. Salah satu kegiatan perbankan dalam menghasilkan laba yaitu dengan memberikan kredit kepada para debitur. Namun likuiditas sendiri merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dimana jika likuiditas dari suatu bank rendah maka hal tersebut dapat meningkatkan laba bank.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial serta secara simultan jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas terhadap profitabilitas serta perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan, karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 sebesar 0,17. Sedangkan hasil pengujian secara parsial t hitung<t tabel yaitu 1,143<2,069 dengan nilai signifikansi jumlah kredit yang diberikan sebesar 0,257 dan tingkat likuiditas t hitung>t tabel yaitu 2,484>2.069 dengan nilai signifikansi likuiditas sebesar 0,015, dengan demikian secara parsial jumlah kredit yang diberikan tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas dan tingkat likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas pada perusahaan perbankan di Bursa Efek, karena probabilitas
signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05.
Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai R-Square sebesar 0,108 atau 10,8% yang berarti bahwa kontribusi jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas terhadap profitabilitas sebesar 10,8%, sedang sisanya sebesar 89,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
iv
ABSTRACT
THE INFLUENCE CREDIT HAS BEEN GIVEN AND LEVEL OF LIQUIDITY TO PROFITABILITY IN BANKING COMPANY LISTED IN
STOCK EXCHANGE
Basically the main purpose of every company is always to reach the maximum earnings and profits include company banking. One of the banking activities to generate profits is to give credit to the debtor. However liquidity itself is a company's ability to meet its short-term obligations, which if the liquidity level of a bank of low that it can increase bank profits and otherwise.
The purpose of this research is to find out partially and simultaneous the influence of the credits which is given and the liquidity level towards banking company provability which is listed on Indonesia Stock Exchange.
Based on the research result, it can be concluded that credits that has been given and liquidity have a significant influence to profitability at banking company, because the significant profitability is less than of 0.05 amounted 0,17. While the test result partially t arithmatic > t table is 1,143<2,069 with value sig in credit level that has been given of 0,257 and liquidity of t arithmatic > t table is 2,484 > 2,069 with value sig level liquidity amounted 0,015, therefore partially credit has been given not influence to profitability and liquidity influence to profitability at banking company which is go public, because the significant probability is smaller than of 0,05.
The determination of coefficient value shown with R–Square of 0.108 or 10.8% it means that credit contribution that has been given and liquidity to profitability of 10.8% while the rest of all of 89,2% it explain with the other factors which are not examined in this research.
v KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul ” PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN
TINGKAT LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA” dengan lancar.
Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan studi pada program studi akuntansi fakultas ekonomi dan
bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.
Selama proses penulisan skripsi, penulis telah banyak menerima bimbingan,
saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran
penulisan. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kesungguhan hati penulis
hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA., selaku Ketua
Departemen S1 Akuntanasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara, dan Bapak Hotmal Ja’far, MM., Ak., selaku Sekretaris
Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
vi
3. Bapak Drs. Firman Syarief, M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dra. Mutia
Ismail, MM., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Hotmal Jafar, MM., Ak., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM., Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai dan Ibu Dra.
Mutia Ismail, MM., Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan waktu, saran, masukan, dan penilaian terhadap hasil skripsi ini.
6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda dan Ibunda tercinta atas limpahan cinta,
dukungan dan do’a terhadap penulis, tak lupa pula adik tercinta Nissa dan
Hasbi, Seluruh teman-teman S1 Akuntansi Ekstension Stambuk 2012 serta
The Big Four (Margaret, Martha, KK Offa) yang telah memberikan dukungan, motivasi dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran guna membangun
penyempurnaan skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
Medan, 16 April 2015
Penulis,
vii
ix Halaman
3.11.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 37
3.11.3 Pengujian Hipotesis ... 38
3.11.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 38
3.11.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 39
3.11.3.3 Uji Koefisien Determinasi ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan ... 41
4.2 Hasil Penelitian ... 41
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 41
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 43
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 44
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 47
4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 48
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 49
4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 51
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 51
4.2.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 51
4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 54
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi ... 55
x Halaman
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 Keterbatasan ... 60
5.3 Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
xi DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 19
3.1 Ikhtisar Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
3.2 Sampel Penelitian ... 31
3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson ... 37
4.1 Statistik Deskriptif ... 42
4.2 Uji Normalitas KS ... 46
4.3 Uji Multikolinearitas ... 47
4.4 Uji Autokorelasi ... 48
4.5 Uji Glejser ... 50
4.6 Uji T ... 52
4.7 Uji F ... 52
4.8 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 55
xii DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 24
4.1 Grafik Histogram... 44
4.2 Uji Normalitas P-Plot ... 45
xiii DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Pemilihan Kriteria Sampel ... 65
2 Observasi Sampel ... 68
3 Ikhtisar Keuangan ... 73
4 Tabel T ... 74
5 Tabel F ... 75
6 Tabel Durbin Watson ... 76
iii ABSTRAK
PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN TINGKAT LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah selalu berusaha memperoleh laba atau keuntungan termasuk perusahaan perbankan. Salah satu kegiatan perbankan dalam menghasilkan laba yaitu dengan memberikan kredit kepada para debitur. Namun likuiditas sendiri merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dimana jika likuiditas dari suatu bank rendah maka hal tersebut dapat meningkatkan laba bank.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial serta secara simultan jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas terhadap profitabilitas serta perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan, karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 sebesar 0,17. Sedangkan hasil pengujian secara parsial t hitung<t tabel yaitu 1,143<2,069 dengan nilai signifikansi jumlah kredit yang diberikan sebesar 0,257 dan tingkat likuiditas t hitung>t tabel yaitu 2,484>2.069 dengan nilai signifikansi likuiditas sebesar 0,015, dengan demikian secara parsial jumlah kredit yang diberikan tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas dan tingkat likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas pada perusahaan perbankan di Bursa Efek, karena probabilitas
signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05.
Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai R-Square sebesar 0,108 atau 10,8% yang berarti bahwa kontribusi jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas terhadap profitabilitas sebesar 10,8%, sedang sisanya sebesar 89,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
iv
ABSTRACT
THE INFLUENCE CREDIT HAS BEEN GIVEN AND LEVEL OF LIQUIDITY TO PROFITABILITY IN BANKING COMPANY LISTED IN
STOCK EXCHANGE
Basically the main purpose of every company is always to reach the maximum earnings and profits include company banking. One of the banking activities to generate profits is to give credit to the debtor. However liquidity itself is a company's ability to meet its short-term obligations, which if the liquidity level of a bank of low that it can increase bank profits and otherwise.
The purpose of this research is to find out partially and simultaneous the influence of the credits which is given and the liquidity level towards banking company provability which is listed on Indonesia Stock Exchange.
Based on the research result, it can be concluded that credits that has been given and liquidity have a significant influence to profitability at banking company, because the significant profitability is less than of 0.05 amounted 0,17. While the test result partially t arithmatic > t table is 1,143<2,069 with value sig in credit level that has been given of 0,257 and liquidity of t arithmatic > t table is 2,484 > 2,069 with value sig level liquidity amounted 0,015, therefore partially credit has been given not influence to profitability and liquidity influence to profitability at banking company which is go public, because the significant probability is smaller than of 0,05.
The determination of coefficient value shown with R–Square of 0.108 or 10.8% it means that credit contribution that has been given and liquidity to profitability of 10.8% while the rest of all of 89,2% it explain with the other factors which are not examined in this research.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai
kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya,
tujuan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba atau profit termasuk
perusahaan perbankan. Laba merupakan hal yang mutlak diperoleh perusahaan,
yaitu agar dapat mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan atau
dalam istilah akuntansi disebut dengan going concern. Pada kondisi sekarang,
perusahaan perbankan khususnya yang berada di Indonesia mengalami
perkembangan bisnis yang sangat pesat, yaitu baik dari segi volume usaha,
mobilisasi dana dari masyarakat maupun tingkat profitabilitas yang diperoleh.
Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang mampu
dihasilkan oleh perusahaan dalam satu atau setiap periode. Maka dari itu, bahwa
profitabilitas merupakan aspek yang mencerminkan kemampuan setiap
perusahaan untuk menghasilkan laba, dimana perusahaan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah perusahaan perbankan. Seperti yang telah dijelaskan diatas,
bahwa keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan akan sangat mempengaruhi
kontinuitas perusahaan yang bersangkutan, yaitu baik pada masa sekarang
maupun di masa-masa yang akan datang. Perusahaan akan memperoleh laba jika
jumlah pendapatan yang diterima nilainya lebih besar dibandingkan dengan
2 dari hasil penerimaan bunga kredit yang diberikan, agio saham, jasa di bidang
keuangan dan lain-lain.
Keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan perbankan sebagian besar
berasal dari bunga pinjaman yang diterima setiap bank, yaitu sebagai hasil dari
diberikannya sejumlah kredit kepada para nasabahnya atau para debitur. Oleh
karena itu, kredit merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan operasional
setiap perusahaan perbankan. Kredit adalah aset yang menghasilkan pendapatan
bunga, maka porsi kredit dalam aset perbankan sangatlah dominan jumlahnya.
Namun, dengan adanya krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun
1997/1998 yang dipicu oleh terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perbankan,
seperti dilanggarnya prinsip kehati-hatian perbankan (prudential-banking
principle) dalam menyalurkan kredit dan juga pelanggaran terhadap
peraturan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) telah mengurangi
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan adanya kondisi seperti
ini, pihak manajemen sangatlah perlu untuk membangun suatu strategi bisnis yang
handal, yaitu terutama untuk hal yang berkenaan dengan pemberian kredit kepada
para nasabahnya. Jenis-jenis dari kredit yang disalurkan oleh bank antara lain
dapat berupa, kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.
Penghasilan bunga dari penyaluran kredit ini merupakan pendapatan utama
dari perusahaan perbankan. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan, maka
semakin besar pula pendapatan bunga yang akan diperoleh setiap perusahaan.
Peningkatan pendapatan ini nantinya juga akan mempengaruhi jumlah laba yang
3 dibagikan kepada pemegang saham yaitu dalam bentuk deviden dan sebagian lagi
akan dimasukkan kedalam laba ditahan, yaitu sebagai tambahan modal
perusahaan untuk periode selanjutnya, jadi secara keseluruhan tentu saja laba
perusahaan juga akan mempengaruhi besarnya modal perusahaan.
Jika tingkat suku bunga kredit konsumtif naik maka volume penyaluran kredit
konsumtif juga akan naik. Keterikatan antara tingkat suku bunga kredit konsumtif
dengan volume penyaluran kredit konsumtif terlihat dari semakin rendahnya
tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan oleh pihak bank maka permintaan
masyarakat akan kredit tersebut akan meningkat sehingga meningkatkan volume
penyaluran kredit yang diberikan bank. Demikian juga sebaliknya, yaitu
permintaan masyarakat akan jumlah kredit atau pinjaman akan turun jika suku
bunga kredit yang ditawarkan oleh bank memiliki nilai yang tinggi sehingga dapat
menurunkan volume kredit yang diberikan. Maka dari itu dengan rendahnya
tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh bank sehingga minat perusahaan akan
kredit semakin tinggi hal ini akan meningkatkan kredit yang akan diberikan
kepada suatu perusahaan yang mana akan meningkatkan laba yang akan diperoleh
perusahaan itu sendiri.
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih,
perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang
sudah jatuh tempo. Apabila tingkat likuiditas sebuah bank tinggi, maka tingkat
profitabilitas akan menurun. Sebaliknya jika bank tersebut mengalami tingkat
4 profitabilitas (Muhamad, 2002: 228). Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Saputra (2011) dan Risha (2012) yang menyimpulkan bahwa
likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas.
Berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Syaharman (2012)
yang menyimpulkan penelitian yaitu likuiditas tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas. Aspek likuditas yang dijadikan patokan oleh Bank Indonesia adalah
Loan to Deposit Ratio. Menurut Kasmir (2002) Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan
dengan jumlah dana masyarakat yang digunakan. Standar yang telah ditetapkan
Bank Indonesia untuk rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah 85% hingga
110%. Apabila nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) bank berada pada standar
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (85%-110%), maka laba yang diperoleh oleh
bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bahwa bank tersebut mampu
menyalurkan kreditnya dengan efektif) maka kinerja keuangan bank tersebut juga
akan meningkat. Hal ini dikarenakan bank tersebut juga dapat memanfaatkan
dengan optimal dana pihak ketiga yang telah dihimpun menjadi kredit yang
disalurkan kepada masyarakat, yang mana hal ini memberikan kesempatan
perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi, yang berasal dari bunga kredit
yang diberikan dan nantinya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan
tersebut. Untuk menjamin likuiditas bank, pada tahun 2004 Bank Indonesia (BI)
menetapkan persentase Giro Wajib Minimum (GWM) yang disesuaikan dengan
5 sejumlah dana yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro
pada BI. Besarnya GWM yang ditetapkan oleh BI adalah sebesar 5% dari DPK.
Bahwa apabila tingkat likuiditas sebuah bank tinggi, maka tingkat
profitabilitas akan menurun. Sebaliknya jika bank tersebut mengalami tingkat
likuiditas yang rendah, maka akan menyebabkan meningkatnya tingkat
Profitabilitas. Hal tersebut diasumsikan bahwa sebuah bank dapat mencapai
profitabilitas yang tinggi, jika bank tersebut memiliki aset yang menghasilkan
pendapatan (earning asset) yang tinggi serta aset jangka panjang dan kegiatan
operasional bank yang ditopang dengan dana baru. Tetapi tindakan seperti itu
cukup berisiko. Apabila dana yang terlanjur digunakan tidak ditarik, sedangkan
dana baru yang diharapkan tidak tersedia. Akibatnya, hal tersebut akan
mengganggu kebutuhan likuiditas.
Likuiditas yang tersedia pada sebuah perbankan harus cukup, tidak boleh
terlalu kecil karena dapat menghambat kebutuhan operasional sehari-hari, tapi
tingkat likuiditas juga tidak boleh terlalu besar sebab dapat menurunkan efisiensi
yang berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas. Ukuran likuiditas tidak
terlepas dari jumlah kredit yang diberikan suatu bank, karena kredit merupakan
salah satu faktor penilaian kesehatan bank. Kredit yang merupakan salah satu
aktifitas utama bagi perbankan, jelas dapat memberikan pengaruh terhadap laba
perbankan dengan pendapatan bunga. Pentingnya strategi dengan sistem
kehati-hatian dalam manajemen kredit mengantisipasi kerugian bank dimasa mendatang.
Secara umum tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat
6 kemampuan Bank dalam memperoleh laba yang maksimal untuk memperlihatkan
kinerja perusahaan disebut profitabilitas. Pencapaian profitabilitas yang baik harus
dimulai dari likuiditas yang baik dan penyaluran kredit yang tepat.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai seberapa besar pengaruh jumlah kredit yang diberikan dan
tingkat likuiditas terhadap profitabilitas perbankan dengan objek penelitian
bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2013 dalam
sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi.
Skripsi ini dibuat berdasarkan replika atas Jurnal yang ditulis oleh
Makaombohe, dkk dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan judul jurnal
“Pengaruh Rasio Likuiditas dan Jumlah Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Perbedaan yang jelas terlihat
pada periode tahun yang digunakan sebagai populasi yang di teliti pada penelitian
sebelumnya menggunakan periode tahun 2009-2012 sedangkan pada penelitian ini
menggunakan populasi periode tahun 2011-2013.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah jumlah kredit yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI ?
2. Apakah tingkat likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas
7
3. Apakah jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas berpengaruh
secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah kredit yang diberikan secara parsial
terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat likuiditas secara parsial terhadap
profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
3. Untuk mengetahui jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas
secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak, yaitu antara lain :
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti
khususnya mengenai pengaruh jumlah kredit yang diberikan dan
tingkat likuiditas terhadap profitabilitas.
8 Dapat menjadi suatu masukan mengenai bagaimana pengaruh jumlah
kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas terhadap profitabilitas
(ROA).
3. Bagi Akademisi
Memberikan tambahan literatur untuk membantu dalam pengembangan
ilmu akuntansi yang terkait dengan jumlah kredit yang diberikan dan
tingkat likuiditas.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian, khususnya
yang berhubungan dengan pengaruh jumlah kredit yang diberikan dan
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pengertian dan Fungsi kredit
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 11, kredit merupakan “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Keberadaan kredit di dalam kehidupan perekonomian memiliki fungsi sebagai berikut (Kasmir, 2002:97) :
a. Meningkatkan daya guna uang,
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
c. Meningkatkan daya guna barang
d. Meningkatkan peredaran barang.
e. Salah satu alat stabilitas ekonomi.
f. Meningkatkan kegairahan berusaha
g. Meningkatkan pemerataan pendapat
h. Meningkatkan hubungan internasional
2.1.2 Jenis-Jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi (Kasmir, 2002:99) antara lain :
a) Dilihat dari segi kegunaan
1. Kredit investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,
2. Kredit Modal Kerja, kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
b) Dilihat dari tujuan kredit
1. Kredit produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa,
10 3. Kredit Perdagangan, kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
c) Dilihat dari segi jangka waktu
1. Kredit Jangka Pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja
2. Kredit Jangka Menengah, kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun,
3. Kredit Jangka Panjang, kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang memiliki masa pengembalian antara tiga sampai lima tahun.
d) Dilihat Dari Segi Jaminan
1. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud,
2. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
2.1.3 Unsur-Unsur Kredit
Di dalam suatu kredit terdapat unsur-unsur (Jusuf, 2003:6), yaitu :
• Pemberian kredit atau kreditur yaitu bank
• Penerima Kredit yaitu debitur. Penerima kredit ini bisa
merupakan perorangan atau perusahaan (badan usaha)
• Penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu oleh
bank
• Perjanjian kredit yang merupakan aturan main dari hubungan ini
• Jangka waktu yaitu masa pengembalian kredit, dan
• Bunga atas kredit yang dinikmati pihak kreditur
2.1.4 Likuiditas
2.1.4.1 Pengertian Likuiditas
Penulis mengutip pengertian Likuiditas dari (Hanafi,
2003:77). kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang
11 perusahaan. (Kasmir, 2002:48) Suatu bank dapat dikatakan likuid,
apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua
hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat
ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang
memang layak untuk dibiayai.
2.1.4.2 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali
pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat
mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar
rasio ini semakin likuid (Kasmir,2005, 268)
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan
aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar.
2.4.2.3 Pengukuran Rasio likuiditas
Rasio likuiditas juga digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membiayai kewajiban ketika ditagih.
Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa rasio
antara lain :
1. Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
12 kewajiban kepada para deposannya dengan cash assets yang
dimilikinya. Semakin tinggi quick rasio menunjukkan semakin
tinggi tingkat likuiditas bank.
2. Investing Policy Ratio
Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali
kewajiban kepada para deposannya dengan mencairkan
surat-surat berharga yang dimiliki bank. Semakin tinggi Investing
policy ratio menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank.
3. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali
kewajiban kepada para deposannya dengan menarik kembali
kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Semakin
tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank.
4. Loan to Assets Ratio
Loan to assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit
dari para debitur dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi
loan to assets ratio menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas
13 5. Cash Ratio
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menunjukkan kemampuan bank untuk membayar
kewajiban-kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan cash asset yang
dimilikinya. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan semakin
tinggi tingkat likuiditas bank.
2.1.5 Profitabilitas
2.1.5.1 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan
kemampuan dari setiap perusahaan untuk menghasilkan laba.
Performa manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan
baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi
ataupun maksimal.
2.1.5.2 Rasio Profitabilitas
Menurut Ali (2004:66), “Profitabilitas merupakan
indikator dari kemampuan bank untuk mempertahankan kecukupan
modalnya. Jika profitabilitas rendah maka bank tidak akan mampu
menambah permodalannya”. Rasio profitabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberi ukuran efektif bagi bank. Untuk
mengukur rasio profitabilitas dapat digunakan beberapa rasio antara
14
1. Gross Profit Margin
Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari
operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi gross profit
margin semakin besar tingkat profitabilitas yang dicapai oleh
bank.
2. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan net income
ditinjau dari sudut operating income-nya. Semakin tinggi net
profit margin semakin besar tingkat profitabilitas yang dicapai
oleh bank.
3. Return on Equity (ROE)
Sutrisno (2002 : 267), “ ROE atau sering disebut Rate of
Return on Net Worth, adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal yang dimiliki sendiri,
sehingga ROE disebut sebagai rentabilitas modal sendiri.”
Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank.
4. Return on Asset (ROA)
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva yang
15 tinggi nilai ROA, maka semakin baik kinerja bank dalam
mengelola aktivanya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian mengenai Pemberian Kredit dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Saputra (2009) menunjukkan hasil secara parsial
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara jumlah kredit yang diberikan
terhadap ROA dan tidak ada pengaruh antara LDR dengan ROA. Secara
simultan, jumlah kredit yang diberikan dan LDR berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
Saputra dan Nasution (2009) menunjukkan hasil secara parsial terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap ROA
dan tidak ada pengaruh antara LDR dengan ROA. Secara simultan, jumlah kredit
yang diberikan dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Makaombohe, dkk (2014) dengan judul penelitian : Rasio Likuiditas Dan
Jumlah Kredit Terhadap Profitabilitas Perbankan Di Bursa Efek Indonesia
dilakukan lewat website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dengan
memperhatikan dan mengolah Laporan Keuangan Tahunan periode 2009-2012.
Teknik Pengambilan Sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu
teknik teknik pengambilan sampel di sengaja disertai kriteria. Populasi dalam
penelitian ini adalah 38 bank, dan 10 bank dipilih sebagai sampel. Metode
penelitian yang digunakan adalah Metode Analisis Regresi Berganda. Dengan
16 Profitabilitas (ROA), dan Jumlah Kredit memiliki pengaruh positif terhadap
Profitabilitas. Sedangkan secara simultan Loan to Deposit Ratio dan Jumlah
Kredit berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas sebesar 0,027.
Rahayu (2012) Pengaruh Jumlah Kredit yang diberikan, Tingkat Likuiditas
dan Kecukupan Permodalan Terhadap Profitabilitas Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia, populasi penelitian ini mencakup 31 perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2010. Dari 31 perusahaan
perbankan yang terdaftar, dipilih 20 perusahaan yang tercatat dalam sampel
menggunakan metode purposive sampling sebagai metode seleksi. Data yang
digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari masing-masing
sampel yang dipublikasikan di www.idx.co.id. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model regresi data panel dengan melihat nilai probabilitas
signifikansinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa Jumlah Kredit yang
Diberikan, Rasio Cepat (QR), Rasio Kecukupan Modal (CAR) secara parsial
maupun simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset
(ROA).
Risha (2009) Pengaruh Kredit Yang Diberikan, Likuiditas Dan Kecukupan
Modal Terhadap Profitabilitas, populasi penelitian ini dalah berjumlah 31
perusahaan. Dari 31 perusahaan kemudian dengan menggunakan teknik purposive
sampling maka terpilihlah 28 perusahaan sebagai sampel penelitian ini pada
periode 2008 sampai 2011. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode regresi berganda. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan Kredit
17 berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dan
Kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh siginifikan terhadap profitabilitas
(ROA). Dan Kredit yang diberikan, Likuiditas, dan Kecukupan Modal secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Mirza (2012) Pengaruh Jumlah Kredit Yang Diberikan, Tingkat
Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 yang dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling dengan periode pengamatan
2006-2010, Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukan secara parsial jumlah kredit yang
diberikan berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset sebesar
(0,001), kemudian secara parsial Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh
negatif signifikan terhadap Return On Asset sebesar (0,000). Sedangkan secara
simultan Jumlah Kredit yang diberikan, Loan to deposit ratio terhadap Return on
Asset berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Defri (2012) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan
Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di BEI. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive
sampling sehingga diperolah 57 sampel dari 19 perusahaan perbankan pada
periode pengamatan (2008-2010). Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi perusahaan
perbankan dalam www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah
18 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI, LDR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI. Dan secara simultan semua variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.
Ningrum (2013) Pengaruh Jumlah Kredit Yang Disalurkan, Non Performing
Loan, Capital Adequacy Ratio, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On
Assets Pada Pd. Bpr Bkk Ungaran Tahun 2010-2012. Populasi penelitian ini
adalah Laporan Keuangan PD. BPR BKK Ungaran sejak awal berdiri hingga saat
ini. Sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PD. BPR BKK
Ungaran tahun 2010-2012. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi
linier berganda. Hasil penelitian diperoleh hasil jumlah kredit yang disalurkan,
Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, dan Loan to Deposit Ratio secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets di PD. BPR BKK
Ungaran. Sedangkan secara parsial jumlah kredit yang disalurkan berpengaruh
positif signifikan terhadap Return On Assets dengan nilai 0,034, Non Performing
Loan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Return On Assets dengan
nilai 0,032, Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif secara signifikan
terhadap Return On Assets dengan nilai 0,047, dan Loan to Deposit Ratio
19 Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Tahun
Penelitian
2009 pengaruh positif dan
signifikan antara jumlah
kredit yang diberikan
Terhadap Profitabilitas
20
2012 Bahwa Jumlah Kredit
21
6) Defri (2012) Pengaruh Capital
Adequacy Ratio
berpengaruh positif dan
tidak signifikan
terhadap ROA, LDR
berpengaruh positif dan
tidak signifikan
terhadap ROA, dan
BOPO berpengaruh
22
2013 Jumlah kredit yang
23 berpengaruh positif
signifikan terhadap
Return On Assets.
2.3 Kerangka Konseptual
Jumlah kredit yang diberikan, tentunya akan menghasilkan pendapatan bunga
kredit bagi setiap perusahaan perbankan, jadi dengan kata lain apabila jumlah
kredit yang diberikan nilainya mengalami kenaikan, maka pendapatan bunga
kredit nilainya juga akan semakin besar, dan pada akhirnya profitabilitas yang
akan dicapai juga semakin besar nilainya. Tingkat likuiditas yang dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio, biasanya digunakan para
nasabah. Likuiditas sebagai suatu indikator untuk menilai kemampuan setiap
perusahaan perbankan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan harta lancar yang dimiliki oleh perusahaan yang
bersangkutan, dimana dalam hal ini jika tingkat likuiditas dari suatu perusahaan
bagus/tinggi, tentunya para nasabah akan semakin percaya untuk mempergunakan
jasa-jasa di bidang keuangan yang disediakan oleh perusahaan itu sendiri,
sehingga dengan naiknya intensitas dari penggunaan jasa-jasa keuangan yang
disediakan oleh setiap bank inilah, tentunya akan menentukan tingkat
24 Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
H1
H3
H2
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang
masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
1. H1: Jumlah kredit yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas perusahaan
2. H2: Tingkat likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas
perusahaan
3. H3: Jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas berpengaruh
secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan Jumlah Kredit (X1)
Tingkat Likuiditas (X2)
25 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka penelitian ini tergolong penelitian kausatif (causative).
Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel
dependen (Y). Dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar
variabel bebas mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2011:11). Penelitian ini
berusaha menjelaskan pengaruh Kredit yang diberikan (X1) dan Tingkat
Likuiditas (X2) sebagai variabel independen terhadap Profitabilitas perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai variabel dependen.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat pengambilan data dalam penelitian ini dengan mengunjungi
situs interne
didokumentasi berupa laporan keuangan yang telah diaudit. Waktu penelitian
yang akan direncanakan mulai bulan September 2014 sampai dengan April 2015.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan perbankan yang
26
2. Data laporan keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 sampai dengan 2013
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1) Variabel bebas (independent variabel) yaitu Kredit yang
diberikan dan Likuiditas.
2) Variabel terikat (dependent variabel) yaitu Profitabilitas.
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini melibatkan 3 variabel yang terdiri dari 2 variabel bebas
(independen) dan 1 variabel terikat (dependen). Variabel dependen yakni
Profitabilitas dan 2 variabel independen yakni kredit yang diberikan dan
likuiditas.
3.4.1 Variabel Independen (X)
Variabel bebas atau variabel independen. Menurut Sugiyono
(2011:61) variabel bebas adalah “Merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kredit yang diberikan (X1) dan Likuiditas (X2).
1. Kredit (X1)
Kasmir (2012:81), menyatakan kredit sering diartikan memperoleh
barang dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau
memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di
27 perjanjian. Pandia (2012:169), menyatakan manajemen kredit
adalah kegiatan bank mengalokasikan dananya dalam bentuk
pinjaman yang diberikan atau kredit untuk memperoleh
keuntungan (profitability) dengan memperhatikan tingkat
keamanannya (safety). Kesimpulannya, kredit adalah keadaan
dimana pemberi kredit dan penerima kredit melakukan
perjanjian atas suatu barang atau uang yang pembayarannya
dilakukan dimasa mendatang. Kasmir (2005:169), menyatakan
fungsi kredit adalah menyangkut kepercayaan, kesepakatan, jangka
waktu, resiko dan balas jasa. Kredit yang diberikan dilihat
berdasarkan total kredit yang diberikan dari masing-masing
perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek yang menjadi
sampel penelitian.
2. Likuiditas (X2)
Munawir (1997:31), menyatakan likuiditas adalah menunjukan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan
pada saat ditagih. Salah satu alat ukur dari likuiditas ini adalah
dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). Menurut
Kasmir (2005) Loan to Deposit Ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan jumlah dana masyarakat dan modal
Undang-28 undang Perbankan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun
2004, rumus untuk mencari LDR adalah :
LDR : x100%
masyarakat ini terdiri dari giro, deposito, dan tabungan.
3.4.2 Variabel Dependen (Y)
Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2011:61). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Profitabilitas (Y).
Pandia (2012:64), menyatakan rasio probabilitas adalah alat
ukur yang digunakan dalam mengukur efektivitas perusahaan
memperoleh laba. Alat ukur yang digunakan dalam rasio likuiditas adalah :
3.5 Ikhtisar Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat ikhtisar definisi operasional dan
29 Tabel 3.1
Ikhtisar Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Profitabilitas (Y)
Probabilitas adalah alat ukur yang
digunakan dalam mengukur
efektivitas perusahaan memperoleh
Kredit sering diartikan memperoleh
barang dengan cicilan atau angsuran
dikemudian hari atau memperoleh
pinjaman uang yang pembayarannya
dilakukan di kemudian hari dengan
cicilan atau angsuran sesuai dengan
perjanjian
Jumlah kredit yang diberikan
Nominal
Likuiditas (X2)
Likuiditas adalah menunjukan
kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
30
2. Menghitung variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang
meliputi:
a. Total kredit yang diberikan
b. LDR
c. ROA
3.7 Populasi dan Sampel Penelitian 3.7.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2007:2) ” Populasi adalah wilayah generaliasasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau kemudian di tarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013 dan di
publikasikan di website
berjumlah 41 perusahaan.
3.7.2 Sampel
Menurut Sugiono (2007:73) ” Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik non random sampling yaitu cara
pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan
untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampling yang
termasuk dalam non random sampling adalah teknik purposive sampling.
31 pendekatan melalui metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dengan kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun kriteria
penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2011-2013.
2. Perusahaan perbankan tersebut tidak mengalami delisting selama
periode pengamatan.
3. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan pada
tahun 2011, 2012, dan 2013.
4. Perusahaan perbankan tersebut memiliki laba positif selama masa
periode pengamatan.
5. Perusahaan yang memperoleh laba yang meningkat 2 tahun.
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas diperoleh sampel sebanyak 25
perusahaan (lampiran 1) yang memenuhi kriteria tersebut dengan observasi
sebanyak 75 unit analisis (lampiran 2). Adapun nama-nama perusahaan yang
memenuhi kriteria dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO
2 Bank Capital Indonesia Tbk BACA
3 Bank Central Asia Tbk BBCA
32
5 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI
6 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP
7 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI
8 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN
9 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN
10 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk
BJBR
11 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI
12 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA
13 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII
14 Bank Permata Tbk BNLI
15 Bank Sinarmas Tbk BSIM
16 Bank of India Indonesia Tbk BSWD
17 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN
18 Bank Victoria International Tbk BVIC
19 Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC
20 Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA
21 Bank Mega Tbk MEGA
22 Bank OCBC NISP Tbk NISP
23 PT Bank Nationalnobu Tbk. NOBU
24 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN
25 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA
33 3.8 Jenis dan Sumber Data
3.8.1 Jenis Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian (Idrus, 2009:61). Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang di peroleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain) berupa laporan keuangan tahunan (Annual Report)
perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dipublikasikan melalui internet pada
websit
3.8.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2011 sampai dengan
2013. Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia,
berisikan semua rasio keuangan perusahaan 3 tahun terakhir dan perincian
keuangan perusahaan.
3.9 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi dan studi pustaka . Dokumentasi yang dilakukan adalah
34 laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dalam periode
penelitian sedangkan studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan (Nazir,1988: 111).
3.10 Metode Analisis Data
Metode analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung
mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan secara parsial
ataupun simultan. Analisis regresi linier berganda dipilih karena untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Keterangan :
Y = Profitabilitas
X1 = Kredit yang diberikan
X2 = Likuiditas
a = konstanta
b1,b2,b3,b4,b5 = koefisien regresi yang menunjukan perubahan variable
dependen berdasarkan pada variable independent.
e = Tingkat kesalahan (standard error)
35 3.11 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk
memproses hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Data yang telah
terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah
yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.11.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum
sampel data. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang
ringkasan data-data penelitian seperti mean, standart deviasi, minimum,
dan maksimum.
3.11.2 Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan
hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus
memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah
uji normalitas, multikolinearitas, autkorelasi dan heteroskedastisitas.
3.11.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal cara yang
36 juga dilihat dari normal probability plot serta dapat diperkuat dengan dilakukannya uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil uji statistik
dengan model Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi secara normal. Jika tingkat signifikansinya > 0,05 maka
data berdistribusi normal. Jika tingkat signifikansinya < 0,05 maka
data dikatakan tidak berdistribusi normal.
3.11.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan
penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel
semua variabel independen memiliki VIF 1,042 atau VIF<10. Selain
itu nilai toleransi untuk setiap variabel independen yaitu lebih besar
dari 0,1 (tolerance > 0,1). Dengan demikian disimpulkan tidak ada
gejala multikolinearitas dalam model regresi ini. 3.11.2.3 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar
kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Cara yang dapat
37 dengan uji Durbin Watson (DW). Uji ini hanya digunakan untuk
autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi.
Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson
Kriteria Pengujian Keputusan Kesimpulan
0 < d < dl Terjadi autokorelasi positif Tolak
dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada keputusan
4-dl < d < 4 Terjadi autokorelasi negatif Tolak
4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi
negatif
Tidak ada keputusan
du < d < 4-du Tidak ada autokorelasi
positif dan negatif
Tidak ditolak
Sumber : Ghozali, imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariance
dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, hal 96.
3.11.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang
lain. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik
scatterplot, dimana bila ada titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi
38 Untuk lebih memastikan bahwa tidak ada hetroskesdastisitas pada
variabel yang diteliti maka pada penelitian ini juga menggunakan uji
Glejser, yang mana menurut (Duwi:2011) uji ini adalah pengujian
dengan meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut
residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan
absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
3.11.3 Pengujian Hipotesis
3.11.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen. Tahap pengujian adalah
sebagai berikut :
1. Ho:bl = 0, artinya suatu variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : bl ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh variabel dependen.
2. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t pada
tabel dengan signifikan 0,05. Jika t hitung lebih besar
39 3.11.3.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Tahap
Pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Ho : bl = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, berarti tidak ada
pengaruh yang disignifikan dari variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5 %
3. Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak.
3.11.3.5 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang menunjukan persentase pengaruh semua variabel independen
terhadap dependen. Persentase tersebut menunjukkan seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Semakin
besar koefisien determinsainya maka semakin baik variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 besarnya
antara 0-1 (0 < R2 < 1) koefisien determinasi ini digunakan untuk
mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel
tidak bebas. Nilai R-Squre dikatakan baik bila nilainya diatas 0,5
karena nilai dari Square berkisar antara 0 sampai 1. Bila nilai
40 menjelaskan variabel dependen sedangkan jika koefisien determinasi
adalah 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
41 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan pengertian di atas,
bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif berfungsi memberikan gambaran atau
deskripsi data berdasarkan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
maksimum, dan minimum (Ghozali, 2007:19). Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data kredit yang diberikan, loan to deposits ratio dan return on assets perusahaan perbankan yang go public dan datanya tersedia
lengkap di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Jumlah observasi
42 observasi penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah deskripsi secara
keseluruhan (fulled).
Statistik deskriptif data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Output tampilan SPSS di atas menunjukkan jumlah sampel data
(N) sebanyak 75. Pada data kredit mempunyai jumlah bilangan yang cukup
besar yaitu jutaan rupiah maka dari itu kredit diproses dengan membuatnya
dalam bentuk Ln (Logaritma Natural). Dari 75 data tersebut maka dapat
diketahui bahwa nilai minimum jumlah kredit yang diberikan adalah 12.00
dan nilai maksimumnya adalah 23.59, artinya bahwa kredit perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam sampel penelitian ini
memiliki range kredit antara 12.00 hingga 23.59, menunjukkan adanya yang
43
sampel penelitian ini memiliki gap yang cukup besar dan bervariasi antar
perusahaan. Sementara rata-rata jumlah kredit yang diberikan adalah 18.2299
dengan standar deviasi sebesar 2.51197 menunjukkan hasil yang cukup baik
karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Variabel Likuiditas
(LDR) memiliki nilai minimum sebesar 43.46 dan maksimum sebesar 127.17,
menunjukkan likuiditas perusahaan berkisar antara 43.46% sampai 127.17%
dengan rata-rata sebesar 81.4676 dan standar deviasi 14.56439 berarti cukup
baik karena standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata. Sedangkan pada
variabel Profitabilitas (ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0.33 dan nilai
maksimum sebesar 4.46, yang berarti profitabilitas pada perusahaan
perbankan berkisar antara 0.33% sampai 4.46% dengan rata-rata sebesar
2.1321 dan standar deviasi sebesar 0.98483, hal ini menunjukkan bahwa
profitabilitas pada perusahaan perbankan cukup baik karena standar deviasi
lebih rendah dari nilai rata-rata.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Dari
hasil perhitungan sampel total dan rasio keuangan selama tiga tahun, maka
dalam penelitian ini perlu dilakuakan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu
yang meliputi: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan
44 4.2.2.1 Uji Normalitas
Pengujian apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya
dengan menggunakan analisis grafik. Cara yang paling sederhana adalah
dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana
Gambar 4.2. berikut:
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber : Output SPSS versi 17 : Normal Histogram,2015,
Lampiran 7
Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan
45 normal. Namun demikian dengan hanya melihat histogram, hal ini dapat
memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk jumlah sampel
kecil. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability
plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.2 Uji Normalitas P-Plot
Sumber : Output SPSS versi 17 : Normal P-P Plot,2015, Lampiran 7
Jika dilihat berdasarkan grafik normal plot terlihat titik-titik
46 grafik pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Dalam uji normalitas residual dengan grafik dapat
menyesatkan apabila tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, oleh
karena itu untuk melengkapi uji grafik dilakukan juga uji statistik lain
yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji
statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dapat dilihat pada table 4.4, sebagai
berikut:
distribusi normal, dimana berdasarkan nilai signifikansi Kolmogorov - One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 75
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .93030411
Asymp. Sig. (2-tailed) .121
47 Smirnov menunjukkan nilai lebih besar 0,05 yang mempunyai nilai
signifikan 0,121, maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai
distribusi normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Dalam mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar
variabel independen pada model persamaan pertama digunakan variance
inflation factor (VIF). Berdasar hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besarnya VIF dari masing-masing variabel independen dapat
dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.3
independen diperoleh nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk kredit yang diberikan sebesar 1,030, dan Loan to Deposits Ratio sebesar 1,030. Hasil perhitungan menunjukkan tidak ada satu variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Nilai tolerance mendekati 1 untuk
kredit yangdiberikan sebesar 0,971,dan Loan to Deposits Ratio sebesar Coefficientsa,b