• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perilaku Kaum Ibu Terhadap Kepuasan Berbelanja Pada Hypermarket Palladium Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perilaku Kaum Ibu Terhadap Kepuasan Berbelanja Pada Hypermarket Palladium Medan"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

RENI AFRIDANI 070521190

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(2)

PENGARUH PERILAKU KAUM IBU TERHADAP KEPUASAN BERBELANJA PADA HYPERMARKET

PALLADIUM MEDAN

ABSTRAK

Kepuasan konsumen dipandang sebagai konsep multi dimensional yang melibatkan biaya, kemudahan sarana, aspek teknis dan interpersonal serta hasil akhir. Kepuasan ini terjadi sebagai hasil berpengaruhnya ketrampilan, pengetahuan, perilaku, sikap dan penyedia sarana. Tingkat kepuasan juga amat subyektif dimana satu konsumen dengan konsumen lain akan berbeda. Dalam menciptakan kepuasan konsumen, perusahaan harus dapat meningkatkan nilai konsumen maupun citra merek. Kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui nilai konsumen dan citra merek dari para konsumennya. Semakin baik penilaian dan citra konsumen, akan semakin tinggi pula kepuasan konsumen. Tingginya kepuasan konsumen juga tidak lepas dari dukungan internal perusahaan, terutama dukungan dari sumber daya manusianya. Perilaku konsumen akan produk memberikan sikap tersendiri, karena konsumen selalu menginginkan kualitas terbaik dan inovasi yang sesuai dengan selera konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Perilaku Kaum Ibu terhadap Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium Medan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian Hasil uji F menunjukkan bahwa Pengalaman belanja, Peran Keluarga/kawan dan Promosi di media secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium Medan. Hasil uji t menunjukkab bahwa Pengalaman belanja, Peran Keluarga/kawan dan Promosi di media secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium Medan. Hasil uji t yang dominan peran keluarga dalam mempengaruhi Kepuasan berbelanja kaum ibu pada Hypermarket Palladium Medan. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2), maka diperoleh nilai R Square sebesar 0,707, angka ini menunjukkan cukup kuat menjelaskan kepuasasan berbelanja kaum ibu sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(3)

THE INFLUENCE BEHAVIOR IN MOTHERS OF SATISFACTION BUY HYPERMARKET PALLADIUM FIELD

ABSTRACT

Customer satisfaction is seen as a multidimensional concept that involves cost , ease of facilities , technical and interpersonal aspects as well as the final result . This occurs as a result of satisfaction influential skills , knowledge , behaviors , attitudes and facilities providers . Satisfaction is also very subjective in which one consumer with another consumer will be different . In creating customer satisfaction , companies must be able to increase customer value and brand image. Consumer satisfaction can be created through customer value and brand image of its customers . The better the image of the assessment and the consumer , the higher the customer satisfaction . High customer satisfaction is also not free of internal support , especially the support of human resources. Consumer behavior will give the product its own attitude , because consumers always want the best quality and innovation to suit consumer tastes . The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of Motherhood Behavior on Satisfaction Hypermarket shopping at Palladium Medan . Type of research is associative research . The data used are primary data and secondary data with the data collection is done with a list of questions and study documentation . Data analysis method used is multiple linear regression using SPSS software . The results of F-test results showed that the shopping experience , role of family / friends and Promotion in the media jointly positive and significant effect on satisfaction Hypermarket shopping at Palladium Medan . T-test results menunjukkab that shopping experience , Roles Family / friend and Promotion in the media is partially positive and significant effect on satisfaction Hypermarket shopping at Palladium Medan . T-test results that the dominant role of the family in influencing satisfaction moms shopping at Palladium Medan Hypermarket . Based on the calculation of the coefficient of determination ( R2 ) , the obtained value of R Square of 0.707 , these figures show strong enough to explain kepuasasan shop while the rest of the mothers affected by other factors that are not addressed in this study .

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan hidayah-Nya kepada penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu dan penyelesaian tugas akhir. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Saw. Sebagai panutan dalam menerangi jalan kehidupan.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Strata-1 Ekstensi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara, yang

mengangkat masalah” Pengaruh Perilaku Kaum Ibu Terhadap

Kepuasan Berbelanja Pada Hypermarket Palladium Medan. Penulis memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak selama melakukan penelitian dan penulisan laporan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, terutama kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum. M.Ec.Ac., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Setri Hiyati Siregar,SE, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu serta memberikan bimbingan dan saran untuk penyelesaian skripsi.

5. Ibu Muly Kata Sebayang, SE, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Manajemen.

(5)

Akhirnya, penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu manajemen khususnya Manajemen Pemasaran dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran untuk meningkatkan kualitas ilmiah penelitian ini sangat penulis harapkan. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kita semuanya.

Amin.

Medan, Desember 2013 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... i

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Kepuasan Konsumen ... 11

2.1.1 Pengertian Kepuasan Konsumen ... 11

2.1.2 Mengukur Kepuasan Konsumen... 14

2.2 Perilaku Konsumen ... 17

2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 17

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku Konsumen……… 17

2.2.3 Faktor-faktor Perilaku Konsumen ... 19

2.3 Peneliti Terdahulu ... 26

2.4 Kerangka Konseptual... 27

BAB III METODPENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Populasi dan Sampel ... 31

3.3.1 Populasi ... 31

3.3.2 Sampel ... 31

3.4 Batasan Operasional ... 32

3.5 Definisi Operasional ... 32

(7)

3.7 Jenis Data ... 34

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 35

3.10.1 Model Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 36

3.10.2 Uji Parsial (Uji t) ... 36

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 37

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 37

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 37

4.1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas... 37

4.1.3.1 Uji Validitas ... 37

4.1.3.2 Uji Reliabilitas ... 37

4.1.4 Analisis Deskriptif Responden ... 37

4.1.5 Analisis Deskriptif Variabel ... 37

4.1.6 Pengujian Asumsi Klasik ... 37

4.1.6.1 Uji Normalitas ... 37

4.1.6.2 Uji Multikolonieritas ... 37

4.1.6.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37

4.1.7. Pengujian HipotesiS ... 37

4.1.7.1. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda ... 37

4.1.7.2. Uji Serempak / Uji F ... 37

4.1.7.3. Uji Parsial / Uji t ... 37

4.1.7.4. Koefisien Determinasi (R²) ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

5.1. Kesimpulan dan Saran ... 37

5.2. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1 Jumlah Konsumen Hypermarket Medan………... 37

3.1 Operasionalisasi Variabel………...…………... 37

4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Perilaku Kaum Ibu….………... 37

4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan Berbelanja….………... 37

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel….………..……... 37

4.4 Karakteristik berdasarkan Usia….………... 37

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan….……..…... 37

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan….……….…... 37

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Perilaku Kaum Ibu…... 37

4.8 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepuasan berbelanja…….. 37

4.9 Hasil Uji Multikolinieritas….………... 37

4.10 Analisis Regresi Linier Berganda….………... 37

4.12 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak / Uji F….………... 37

4.13 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial / Uji t….………... 37

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman Gambar

2.1 Konsep Kepuasan Konsumen... ... 13

2.2 Faktor-faktor yang mempengerahui keputusan konsumen... ... 19

2.3 Kerangka Konseptual .... ... 29

3.1 Instrumen Skala Interval.... ... 34

4.1. Diagram Pencar Hasil SPSS.... ... 34

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman Lampiran

(11)

PENGARUH PERILAKU KAUM IBU TERHADAP KEPUASAN BERBELANJA PADA HYPERMARKET

PALLADIUM MEDAN

ABSTRAK

Kepuasan konsumen dipandang sebagai konsep multi dimensional yang melibatkan biaya, kemudahan sarana, aspek teknis dan interpersonal serta hasil akhir. Kepuasan ini terjadi sebagai hasil berpengaruhnya ketrampilan, pengetahuan, perilaku, sikap dan penyedia sarana. Tingkat kepuasan juga amat subyektif dimana satu konsumen dengan konsumen lain akan berbeda. Dalam menciptakan kepuasan konsumen, perusahaan harus dapat meningkatkan nilai konsumen maupun citra merek. Kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui nilai konsumen dan citra merek dari para konsumennya. Semakin baik penilaian dan citra konsumen, akan semakin tinggi pula kepuasan konsumen. Tingginya kepuasan konsumen juga tidak lepas dari dukungan internal perusahaan, terutama dukungan dari sumber daya manusianya. Perilaku konsumen akan produk memberikan sikap tersendiri, karena konsumen selalu menginginkan kualitas terbaik dan inovasi yang sesuai dengan selera konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Perilaku Kaum Ibu terhadap Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium Medan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian Hasil uji F menunjukkan bahwa Pengalaman belanja, Peran Keluarga/kawan dan Promosi di media secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium Medan. Hasil uji t menunjukkab bahwa Pengalaman belanja, Peran Keluarga/kawan dan Promosi di media secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium Medan. Hasil uji t yang dominan peran keluarga dalam mempengaruhi Kepuasan berbelanja kaum ibu pada Hypermarket Palladium Medan. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2), maka diperoleh nilai R Square sebesar 0,707, angka ini menunjukkan cukup kuat menjelaskan kepuasasan berbelanja kaum ibu sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(12)

THE INFLUENCE BEHAVIOR IN MOTHERS OF SATISFACTION BUY HYPERMARKET PALLADIUM FIELD

ABSTRACT

Customer satisfaction is seen as a multidimensional concept that involves cost , ease of facilities , technical and interpersonal aspects as well as the final result . This occurs as a result of satisfaction influential skills , knowledge , behaviors , attitudes and facilities providers . Satisfaction is also very subjective in which one consumer with another consumer will be different . In creating customer satisfaction , companies must be able to increase customer value and brand image. Consumer satisfaction can be created through customer value and brand image of its customers . The better the image of the assessment and the consumer , the higher the customer satisfaction . High customer satisfaction is also not free of internal support , especially the support of human resources. Consumer behavior will give the product its own attitude , because consumers always want the best quality and innovation to suit consumer tastes . The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of Motherhood Behavior on Satisfaction Hypermarket shopping at Palladium Medan . Type of research is associative research . The data used are primary data and secondary data with the data collection is done with a list of questions and study documentation . Data analysis method used is multiple linear regression using SPSS software . The results of F-test results showed that the shopping experience , role of family / friends and Promotion in the media jointly positive and significant effect on satisfaction Hypermarket shopping at Palladium Medan . T-test results menunjukkab that shopping experience , Roles Family / friend and Promotion in the media is partially positive and significant effect on satisfaction Hypermarket shopping at Palladium Medan . T-test results that the dominant role of the family in influencing satisfaction moms shopping at Palladium Medan Hypermarket . Based on the calculation of the coefficient of determination ( R2 ) , the obtained value of R Square of 0.707 , these figures show strong enough to explain kepuasasan shop while the rest of the mothers affected by other factors that are not addressed in this study .

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guna merebut dan mempertahankan konsumen diperlukan strategi yang

membutuhkan komitmen, baik dana maupun sumber daya manusia yang

tujuannya agar produk yang ditawarkan sesuai dengan keinginan konsumen

sehingga dapat memberikan kepuasan konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan

dan mempertahankan konsumen salah satunya dengan memberikan nilai dan

kepuasan konsumen serta menjadi ciri pembeda produk dengan produk pesaing.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan strategi diferensiasi produk yang

dapat memberikan nilai jasa yang berbeda dengan pesaing, keadaan tersebut akan

meningkatkan kepuasan konsumen.

Pada hakekatnya konsumen mempunyai keinginan dan kebutuhan yang

sangat beragam. Kebutuhan dan keinginan itu bermacam-macam baik berupa fisik

maupun non fisik, sehingga apabila setiap kebutuhan dan keinginan fisik dan non

fisik mereka terpenuhi maka akan terpuaskan. Akan tetapi jika tidak terpenuhi

maka akan menimbulkan rasa tidak puas.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan barang dan jasa. Hal ini

membuka peluang bagi produsen atau perusahaan untuk menghasilkan dan

menyediakan berbagai macam barang yang dapat memuaskan kebutuhan dan

keinginan tersebut. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan diatas adalah

melalui jasa penyediaan barang kepada konsumen, usaha seperti inilah yang

(14)

Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler, 2005). Kepuasan konsumen dipandang

sebagai konsep multi dimensional yang melibatkan biaya, kemudahan sarana,

aspek teknis dan interpersonal serta hasil akhir. Kepuasan ini terjadi sebagai hasil

berpengaruhnya ketrampilan, pengetahuan, perilaku, sikap dan penyedia sarana.

Tingkat kepuasan juga amat subyektif dimana satu konsumen dengan konsumen

lain akan berbeda.

Dalam menciptakan kepuasan konsumen, perusahaan harus dapat

meningkatkan nilai konsumen maupun citra merek. Kepuasan konsumen dapat

diciptakan melalui nilai konsumen dan citra merek dari para konsumennya.

Semakin baik penilaian dan citra konsumen, akan semakin tinggi pula kepuasan

konsumen. Tingginya kepuasan konsumen juga tidak lepas dari dukungan internal

perusahaan, terutama dukungan dari sumber daya manusianya.

Perilaku konsumen akan produk memberikan sikap tersendiri, karena

konsumen selalu menginginkan kualitas terbaik dan inovasi yang sesuai dengan

selera konsumen. Perilaku konsumen selalu berubah-ubah karena banyak

bermunculan produk dengan kualitas yang terbaik sehingga menimbulkan

terjadinya persaingan bagi perusahaan. Perilaku konsumen sebagai ungkapan

perasaan konsumen tentang suatu obyek apakah disukai atau tidak, dan perilaku

konsumen juga bisa mengambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai

produk dan manfaat dari obyek tersebut.

Perilaku konsumen harus dapat diperhatikan oleh produsen agar

(15)

selama ini telah berjalan dan program-program dalam mengembangkan

pemasaran sehingga berdampak positif baik untuk perusahaan maupun konsumen.

Perilaku konsumen memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi

ataupun tidak disenangi secara konsisten.

Pasar ibu rumah tangga sebagai segmen pasar yang sangat menggiurkan,

mengingat ukuran (market size) dan pertumbuhannya (market growth) yang

fantastis. Mungkin hal ini sering dipandang sebelah mata oleh kalangan pemasar

karena selama ini banyak yang menganggap bahwa ibu hanyalah seorang istri

yang tugasnya mengurus suami dan anak-anak. Seorang Ibu tidak hanya

mengendalikan pembelian anak-anak dan suaminya, lebih jauh lagi, ibu memicu

adanya domino effect, dimana ibu mempengaruhi pembelian keluarga lain

termasuk tetangga.

Survei dari BSM Media, perusahaan mengkhususkan diri pada riset

perilaku ibu, menunjukkan 70% ibu rumah tangga beranggapan perusahaan tidak

melakukan komunikasi dan interaksi yang baik dengan mereka, akibatkanya

gampang ditebak, dana yang mereka habiskan untuk promosi dan program

pemasaran menjadi mubazir. Hal ini disebabkan karena para pemasar umumnya

kurang memahami kebutuhan dan perilaku ibu.

Masyarakat perkotaan kini dimanjakan oleh kehadiran berbagai pusat

perbelanjaan. Bahkan lokasinya kadang-kadang di satu kawasan. Kondisi ini

sangat menguntungkan karena masyarakat tinggal memilih gerai mana yang akan

dimasukinya. Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi

(16)

sini didefinisikan sebagai industri yang menjual produk dan jasa pelayanan yang

telah diberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, kelompok,

atau pemakai akhir.

Produk yang dijual kebanyakan adalah pemenuhan dari kebutuhan rumah

tangga termasuk sembilan bahan pokok. Industri ritel di Indonesia memberikan

kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga menyerap

tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Sebagai Negara yang membangun, angka

pertumbuhan industry ritel Indonesia dipengaruhi oleh kekuatan daya beli

masyarakat, pertambahan jumlah penduduk, dan juga adanya kebutuhan

masyarakat akan pemenuhan produk konsumsi. Kehadiran industri ritel modern

pada dasarnya memanfaatkan pola belanja masyarakat terutama kelas menengah

ke atas yang tidak mau berdesak-desakan di dalam pasar tradisional yang biasanya

becek atau tidak tertata rapi. Walaupun kehadiran ritel modern ini disoroti dapat

mematikan pasar tradisional karena mempunyai keunggulan pada banyak faktor,

perkembangannya sendiri dapat dikatakan tidak terbendung.

Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), bisnis ritel atau

usaha eceran di Indonesia mulai berkembang pada kisaran tahun 1980 an seiring

dengan mulai dikembangkannya perekonomian Indonesia. Hal ini timbul sebagai

akibat dari pertumbuhan yang terjadi pada masyarakat kelas menengah, yang

menyebabkan timbulnya permintaan terhadap supermarket dan department store

(convenience store) di wilayah perkotaan. Trend inilah yang kemudian

diperkirakan akan berlanjut di masa-masa yang akan datang. Hal lain yang

(17)

hidup masyarakat kelas menengah ke atas, terutama di kawasan perkotaan yang

cenderung lebih memilih berbelanja di pusat perbelanjaan modern.

Perubahan pola belanja yang terjadi pada masyarakat perkotaan tidak

hanya untuk memenuhi kebutuhan berbelanja saja namun juga sekedar jalan-jalan

dan mencari hiburan. Berkembangnya usaha di industri ritel ini juga diikuti

dengan persaingan yang semakin ketat antara sejumlah peritel baik lokal maupun

peritel asing yang marak bermunculan di Indonesia. Industri ritel di Indonesia saat

ini semakin berkembang dengan semakin banyaknya pembangunan gerai-gerai

baru di berbagai tempat. Kegairahan para pengusaha ritel untuk berlomba-lomba

menanamkan investasi dalam pembangunan gerai-gerai baru tidaklah sulit untuk

dipahami.

Fenomena persaingan antara perusahaan yang ada telah membuat setiap

perusahaan menyadari suatu kebutuhan untuk memaksimalkan asset-asset

perusahaan demi kelangsungan perusahaan yang menghasilkan produk private

label. Salah satu aset untuk mencapai keadaaan tersebut adalah melalui merek.

Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan

tercukupi kebutuhannya. Merek berfungsi mengidentifikasi barang atau jasa dari

seorang atau sekelompok penyaji dan membedakannya dari produk sejenis dari

penyaji lain. Bagi banyak perusahaan, merek dan segala yang diwakilinya

merupakan aset yang paling penting, karena sebagai dasar keunggulan kompetitif

dan sumber penghasilan masa depan.

Hypermarket menjalankan bisnis supermarket dengan komitmen untuk

(18)

juga tetap berusaha memberikan nilai tambah (value added) kepada konsumennya

dengan program-program marketing seperti belanja berhadiah dan kartu diskon

yang bisa di gunakan

Di tengah pasar yang potensial dan menjanjikan bagi usaha eceran,

Hypermarket mengalami penurunan jumlah konsumen. Hal ini dapat dilihat dari

tingkat kunjungan konsumen per tahun pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Konsumen Hypermarket Medan

Tahun Konsumen Hypermarket Medan

(Orang)

2007 450.000

2008 430.000

2009 500.000

2010 370.000

2011 310.000

2012 350.000

Sumber: Hypermarket Medan 2013 (Data diolah)

Pada pada Tabel 1.1 menurut hasil riset AC Nielsen (2012), bahwa

hypermarket dan minimarket bertumbuh cukup signifikan sejak tahun 2007- 2011

sebesar 39,3% dan 26,6% dibandingkan dengan supermarket yang hanya 13%

atau pusat perbelanjaan yang hanya 5,7%. Menurut Aprindo (2012), bahwa

tingkat penjualan pada supermarket cenderung melambat sedangkan hypermarket

dan minimarket makin berkembang.

Data penjualan dari Alfamart (format minimarket) dan Matahari

hypermarket (format hypermarket) menunjukkan pertumbuhan tahunan yaitu pada

tahun 2007-2011 mencapai 30,4% dan 39% sedangkan Matahari supermarket

malahan -14,8%. Hypermarket sangat strategis dari sisi letak, nyaman, dan

memiliki lapangan parkir yang luas, bahkan sekarang berkembang model

(19)

Dalam kondisi persaingan seperti ini, pengecer yang tidak dapat

mengantisipasi dan menerapkan strategi yang tepat akan gulung tikar. Apalagi jika

mengingat bahwa usaha eceran adalah industri yang sangat dinamis, sebagai

cerminan dari masyarakat yang menjadi konsumennya. Perubahan sekecil apapun

yang terjadi di masyarakat senantiasa berimbas pada sektor eceran. Melihat

tingkat persaingan diatas, hypermarket palladium medandapat melakukan upaya

untuk meningkatkan kegiatan pemasarannya agar dapat tetap bersaing dan mampu

meraih keunggulan kompetitif, terutama pada pasar kaum ibu sebagai target pasar.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Apakah Perilaku Kaum Ibu yang terdiri dari Pengalaman

Belanja, Peran keluarga/kawan dan Promosi di media mass berpengaruh terhadap

Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis Pengaruh

Perilaku Kaum Ibu terhadap Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium

Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Bahan masukan bagi Hypermarket Palladium Medan didalam menyikapi

fenomena yang terjadi antara pengaruh Perilaku Kaum Ibu terhadap

(20)

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang perilaku Kaum Ibu terhadap

Kepuasan berbelanja.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi dalam meneliti dan mengkaji masalah yang sama

(21)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Kepuasan Konsumen

2.1.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Persaingan yang ketat, dimana semakin banyak Swalayan yang

memberikan pelayanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumennya, menyebabkan setiap Swalayan harus menempatkan orientasi pada

kepuasan konsumen sebagai tujuan utama untuk meraih keunggulan kompetitif .

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:10) menyatakan bahwa ”Kepuasan

konsumen adalah tingkatan dimana anggpan kinerja (perceived performance)

produk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli. Bila kinerja produk jauh

lebih rendah dibandingkan harapan konsumen, pembelinya tidak puas. Bila

kinerja sesuai dengan harapan atau melebihi harapan, pembelinya merasa puas

atau merasa amat gembira.

Menurut Howard dan Shets (dalam Tjiptono, 2005: 349) mengungkapkan

bahwa kepuasan konsumen adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan

kesepadanan atau ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan dibandingkan

dengan pengorbanan yang dilakukan.

Menurut Simamora (2003:18) berpendapat bahwa kepuasan konsumen

adalah hasil pengalaman terhadap produk. Ini adalah sebuah perasaan konsumen

setelah membandingkan antara harapan (prepurchase expectation) dengan kinerja

(22)

Penilaian atas kepuasan dan ketidakpuasan secara umum merupakan hasil

dari perbandingan antara harapan seseorang atas produk yang dibeli dengan

kinerja aktual produk tersebut (Oliver dalam Bearden, et. al, 2004:33).

Parasuraman, et. al. (Lupiyodi, 2001:62) menyatakan bahwa kepuasan konsumen

diukur dengan membandingkan antara harapan konsumen terhadap produk dan

jasa pendukung dengan kinerja dari produk dan jasa pendukung itu sendiri.

Foumier dan Mick (Bearden et al, 2004:45) menyatakan bahwa kepuasan,

ketidakpuasan, dan keluhan merupakan hasil dari proses keputusan membeli

konsumen. Kepuasan dan ketidakpuasan menggambarkan perasaan positif, netral,

atau negatif yang muncul setelah pembelian. Keluhan konsumen merupakan

ekspresi yang jelas dari ketidakpuasan. Kepuasan konsumen merupakan fokus

konsep pemasaran dan penyebab dominan dari loyalitas konsumen.

Menurut Peter dan Olson (Harjati, 2003:23) menyatakan bahwa kepuasan

atau ketidakpuasan merupakan perbandingan antara harapan kinerja sebelum

membeli dan persepsi kinerja yang diterima konsumen setelah membeli. Jika

harapan kinerja sebelum membeli lebih besar dari kinerja yang diterima setelah

membeli, maka dikatakan konsumen mengalami ketidakpuasan. Sebaliknya jika

harapan kinerja sebelum membeli lebih kecil dari persepsi kinerja yang diterima

setelah membeli maka konsumen mengalami kepuasan.

Jika perusahaan bermaksud mempertinggi kepuasan konsumen, maka dua

unsur berikut harus menjadi fokus perhatian, yakni (1) nilai produk bagi

konsumen (selanjutnya disebut: nilai bagi konsumen) dan (2) harapan konsumen

terhadap produk. Dari dua unsur tersebut, yang lebih bisa dikendalikan oleh

(23)

terhadap produk agak sulit (kalau tidak boleh dikatakan tidak dapat) dikendalikan

karena hal itu dibangun oleh konsumen secara inheren. Karenanya, perusahaan

harus berupaya untuk mempertinggi nilai bagi konsumen jika ingin mempertinggi

kepuasan mereka.

Konsep kepuasan konsumen ini dapat dilihat pada Gambar 2.1:

[image:23.595.120.519.214.453.2]

Sumber: Tjiptono, (2002)

Gambar 2.1 : Konsep Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler, (2005:32), para pembeli akan membeli dari perusahaan

yang mereka yakini menawarkan nilai bagi konsumen (customer delivered value)

yang tertinggi. Lebih lanjut, Kotler, (2000: 127) menyatakan bahwa nilai bagi

konsumen (customer delivered value) adalah selisih antara nilai konsumen total

dan biaya konsumen total. Nilai konsumen total (total customer value) adalah

sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh konsumen dari produk atau jasa

tertentu. Biaya konsumen total (total customer cost) adalah sekumpulan biaya KEBUTUHAN DAN

KEINGINAN KONSUMEN TUJUAN

PERUSAHAAN

HARAPAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PRODUK

NILAI PRODUK BAGI KONSUMEN

(24)

yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan

membuang produk atau jasa.

Tjiptono, (2002;33) menyatakan bahwa "terciptanya kepuasan konsumen

dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan

dengan konsumen menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi

pembelian ulang dan terciptanya loyalitas konsumen, dan memberikan

rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi

perusahaan ".

Irawan, (2003:23) menyatakan : seorang konsumen yang puas adalah

konsumen yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen atau penyedia

jasa. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang

bersifat emosi. Konsumen yang puas adalah konsumen yang akan berbagi

kepuasan dengan produsen atau penyedia jasa. Bahkan, konsumen yang puas akan

berbagi pengalaman dengan konsumen lain. Ini akan menjadi referensi bagi

perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2 Mengukur Kepuasan Konsumen

Ada 6 (enam) konsep inti mengenai objek pengukuran kepuasan

konsumen, yaitu:

1) Kepuasan Konsumen Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction) Cara

yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan konsumen adalah

langsung menanyakan kepada konsumen seberapa puas mereka dengan

produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya ada dua bagian dalam proses

(25)

a. Mengukur tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa

perusahaan bersangkutan, dan

b. Menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan konsumen

keseluruhan terhadap produk atau jasa para pesaing.

2) Dimensi Kepuasan Konsumen.

Berbagai penelitian memilah kepuasan konsumen ke dalam komponen

komponennya. Umumnya proses ini terdiri atas empat langkah, yaitu:

a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan konsumen,

b. Meminta konsumen menilai produk atau jasa perusahaan

berdasarkan item item spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas

layanan, atau keramahan staf layanan konsumen,

c. Meminta konsumen menilai produk atau jasa pesaing berdasarkan

item-item spesifik yang sama, dan

d. Meminta para konsumen untuk dimensi-dimensi yang menurut

mereka paling penting dalam menilai kepuasan konsumen secara

keseluruhan.

3) Konfirmasi Harapan (Confirmation of Expectations) Dalam tingkat

kepuasan ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan

berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan konsumen dengan

kinerja actual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi

penting.

4) Minat Pembeli Ulang (Repurchase Intent) Kepuasan konsumen diukur

(26)

5) Kesediaan Untuk Merekomendasi (Willingness to Recommend) Dalam

kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bahkan hanya

terjadi satu kali pembelian (seperti pembelian mobil, broker rumah,

asuransi jiwa, tur keliling dunia, dan sebagainya), kesediaan konsumen

untuk merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya menjadi

ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.

6) Ketidakpuasan Konsumen (Costumor Dissatisfaction) Beberapa aspek

yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan konsumen, meliputi :

a). Komplain

b). Retur atau pengembalian produk,

c). Biaya garansi

d). Product recall (penarikan kembali produk dari pasar),

e). Gethok tular negatif, defections (konsumen yang beralih ke

pesaing) (Tjiptono, 2006).

Selanjutnya menurut Irawan (2003:23) manfaat yang diperoleh

perusahaan apabila memiliki konsumen yang puas adalah :

1. Konsumen yang puas akan siap membayar dengan harga

2. Biaya marketing seperti iklan akan jauh lebih efektif

3. Pemasaran dari mulut ke mulut yang lebih baik

4. Biaya operasional yang lebih efisien

5. Konsumen akan membeli lebih banyak lagi untuk produk yang

(27)

2.2 Perilaku Konsumen

2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Ukuran-ukuran besar kecilnya suatu perusahaan dan strategi untuk

mendapatkan kedudukan perusahaan yang tepat di pasar akan menentukan laba

yang dapat diraihnya. Sebuah faktor kunci adalah strategi penempatan

kedudukan perusahaan yang tepat dipasar akan membantu perusahaan untuk

menarik minat konsumen membeli produk yang ditawarkan. Menurut Anoraga

(2004 : 223) perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan melalui

pencarian, pembelian, penggunaan, pengevaluasian dan penentuan produk atau

jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka.

Menurut Engel dalam Rangkuti (2003 : 58) perilaku konsumen adalah

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkomsumsi dan

menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului

dan menyusul tindakan tersebut.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku Kaum Ibu

Menurut Simamora (2004:43) pembentukan perilaku dipengaruhi secara

berarti oleh pengalaman, pengaruh keluarga atau kawan, pemasaran langsung

(direct marketing), dan media massa.

1. Pengalaman

Menurut Prasetijo (2005:67) Pengalaman langsung oleh konsumen dalam

mencoba dan mengevaluasi produk dapat mempengaruhi sikap konsumen

terhadap produk tersebut. Menurut Simamora (2004) bahwa sikap terhadap

(28)

faktor lain yang berinteraksi dengan kita dalam proses memperoleh (membeli)

produk.

2. Peran keluarga

Menurut Sumarwan (2004:82) keluarga adalah lingkungan di mana sebagian

besar konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.

Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan

pembelian produk atau jasa. Adapun alasan mengapa mempelajari keluarga

adalah penting, yaitu: Pertama, berbagai macam produk dan jasa dibeli oleh

beberapa orang konsumen yang mengatasnamakan sebuah keluarga. Kedua,

produk dan jasa yang digunakan oleh keluarga seringkali dibeli oleh seorang

anggota (individu), namun pengambilan keputusan pembelian suatu produk

atau jasa tersebut dipengaruhi oleh anggota keluarga lain.

3. Pemasaran langsung (direct marketing)

Menurut Tjiptono (2002 :110) dalam direct marketing, komunikasi promosi

ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar

pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon,

pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Melalui direct

marketing, konsumen dapat memperoleh manfaat berupa penghematan waktu

dalam berbelanja dan bahkan dapat berbelanja secara rahasia (diam-diam).

Sementara bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih calon

pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan

(29)

4. Media massa

Media massa merupakan sumber informasi utama pada saat ini. Setiap hari

media massa memaparkan ide, produk, opini dan iklan.

2.2.3 Faktor-faktor Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2005:144) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Faktor-faktor

tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh dapat

mempengaruhi pembelian konsumen. Faktor-faktor Perilaku Konsumen dapat

dilihat pada Gambar 2.2:

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar

untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi, perilaku dan memberikan

pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus

(30)

1. Budaya

Budaya adalah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan,

kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap kemampuan dan

kebiasaan yang diperoleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat

termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai

dalam keluarga.

2. Sub budaya

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah

berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub

budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah

geografis.

3. Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur

dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang

serupa.

b. Faktor sosial

Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan

permanen yang tersusun secara hierarkis yang anggotanya menganut nilai-nilai,

minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor

tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan,

pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Tingkah laku konsumen

(31)

1. Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai

suatu tujuan yang ada didalam kelompok tersebut. Beberapa merupakan

kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal seperti

keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja dan kelompok sekunder yang

mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Mencakup

organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat

pekerja.

2. Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi anggota

keluarga dalam pembelian berbagai produk dan jasa.

3. Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut

orangorang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang

mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Konsumen

seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam

masyarakat.

c. Faktor pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang

berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten

dan bertahan lama terhadap lingkungan.

(32)

1. Umur dan tahap daur hidup

Konsumen mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa

hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi selalu

berhubungan dengan usia konsumen. Keputusan pembelian juga dibentuk

oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang akan dilalui oleh

keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan

sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan suatu

produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

2. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.

Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat

di atas rata-rata akan barang dan jasa yang diproduksi perusahaan. Sebuah

perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan

produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.

3. Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar

produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam

pendapatan

pribadi, tabungan dan tingkat minat. Indikator ekonomi harus

diperhatikan pemasar agar dapat mengambil langkah-langkah untuk

merancang ulang strategi pemasaran.

4. Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan,

(33)

keluarga, rekreasi)dan opini yang lebih dari sekedar kepribadian

seseorang. Gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi

seseorang secara keseluruhan didunia.

5. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian

setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku pembelian. Kepribadian

mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons

yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya

sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa

percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan

diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian

dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk

pemilihan produk atau merek tertentu.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan tempat tinggal dan

hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau

antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli

seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi yang penting

antara lain:

1. Motivasi

Peneliti motivasi mengumpulkan informasi mendalam dari sekelompok

kecil sampel konsumen untuk mengetahui motif yang lebih dalam terhadap

pilihan-pilihan produk mereka. Mereka menggunakan wawancara

(34)

penyelesaian kalimat, interpretasi gambar dan bermain peran. Peneliti

motivasi telah mendapatkan kesimpulan-kesimpulan yang menarik dan

aneh yang ada dibenak konsumen sehubungan dengan pembelian

tertentu.

2. Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui konsumen dalam memilih,

mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk

gambaran yang berarti mengenai produk. Konsumen dapat membentuk

persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses

penerimaan indera, yaitu:

a. Perhatian Selektif

Kecenderungan bagi konsumen untuk menyaring sebagian besar

informasi yang mereka dapatkan, berarti membuat pemasar harus

bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen.

b. Distorsi selektif

Menguraikan kecenderungan orang untuk menginterpretasikan

informasi dengan cara yang akan mendukung yang telah mereka

yakini selama mendaptakan informasi.

c. Ingatan Selektif

Konsumen cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka

pelajari dan cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi

yang mendukung sikap dan keyakinan mereka karena adanya ingatan

(35)

3. Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku

individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori

pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan

akan suatu produk yang berhubunga dorongan yang kuat, menggunakan

petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan

positif. Menurut Kotler (2005:157) pembelajaran menggambarkan

perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari

pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan

tingkah laku manusia dipelajari, melalui pengaruh dorongan,

rangsangan, petunjuk respon dan pembenaran.

5. Keyakinan dan sikap

Melalui tindakan dan pembelajaran, konsumen mendapatkan keyakinan

dan sikap. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan

dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten.

Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai

menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau

menjauhinya. Menurut Kotler (2005:157) : Keyakinan adalah pemikiran

deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan ini

mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau

(36)

2.3. Peneliti Terdahulu

Erna (2005) melakukan penelitian dengan judul ”Atribut Produk yang

Dipertimbangkan dalam Pembelian Kosmetik dan Pengaruhnya pada Kepuasan

Konsumen di Surabaya”. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan

atribut produk manakah yang dinilai konsumen menjadi atribut terpenting dalam

memilih kosmetik. Kemudian hasilnya digunakan dalam analisis gap untuk

mengevaluasi kepuasan konsumen. Studi ini juga menggunakan analisa faktor

untuk kemudian dianalisis lebih lanjut dengan regresi untuk mengetahui pengaruh

setiap faktor terhadap kepuasan konsumen. Hasilnya, terdapat 3 faktor atribut

yang dinilai penting oleh konsumen dalam pemilihan kosmetik yaitu faktor

kualitas, resiko dan merek. Faktor kualitas dan faktor merek berpengaruh lebih

besar terhadap kepuasan konsumen kosmetik daripada faktor resiko.

Balqis (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Nilai

Pelanggan dan Citra Merek terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Meningkatkan

Retensi Pelanggan (Studi Kasus pada Gies Batik Pekalongan). Penelitian ini

ditujukan untuk menguji pengaruh nilai pelanggan dan citra merek terhadap

kepuasan pelanggan dalam meningkatkan retensi pelanggan. Analisis Regressi

yang dijalankan dengan perangkat lunak Statistical Process Social Science

(SPSS). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai pelanggan dan citra merek

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dalam meningkatkan retensi

pelanggan. Temuan empiris tersebut mengindikasikan bahwa nilai pelanggan

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, citra merek berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan kepuasan pelanggan berpengaruh

(37)

2.4 Kerangka Konseptual

Pemasaran dalam suatu perusahaan bertujuan untuk menghasilkan

kepuasan konsumen serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai

kunci untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini berlaku bagi perusahaan yang

bergerak di bidang industri jasa maupun industri non-jasa. Walaupun terdapat

kesamaan tujuan pada kedua jenis industri, diperlukan strategi pemasaran yang

berbeda untuk masing-masing jenis industri.

Saat ini kepuasan konsumen menjadi fokus perhatian oleh hampir semua

pihak, baik pemerintah, pelaku bisnis, konsumen dan sebagainya. Hal ini

disebabkan semakin baiknya pemahaman mereka atas konsep kepuasan konsumen

sebagai strategi untuk memenangkan persaingan di dunia bisnis. Kepuasan

konsumen merupakan hal yang penting karena konsumen akan menyebarluaskan

rasa puasnya kepada calon konsumen, sehingga akan menaikkan reputasi

perusahaan. Kepuasan secara menyeluruh merupakan perasaan-perasaan

konsumen dalam respon untuk evaluasi dari satu atau lebih pengalaman konsumen

dalam penggunaan suatu produk.

Meningkatkan kepuasan konsumen dengan meningkatkan nilai konsumen

merupakan fokus utama bagi setiap perusahaan. Perusahaan perlu menawarkan

produk berkualitas. Produk berkualitas menjadi penting dalam rangka

meningkatkan kepuasan konsumen. Produk merupakan alat bagi perusahaan untuk

menciptakan nilai konsumen yang tinggi karena itu konsumen perlu merasakan

atau mengalami terlebih dahulu fitur produk ini untuk sampai pada tahap evaluasi.

(38)

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas

konsumen, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut(word of

mouth) yang menguntungkan perusahaan (Tjiptono, 2005).

Kesenjangan antara harapan konsumen dan kinerja produk merupakan inti

dari kepuasan konsumen. Harapan konsumen menjadi faktor penting dalam proses

kepuasan konsumen. Kesenjangan yang kemudian dievaluasi ini didapatkan

konsumen dari interaksinya dengan produk dalam pengalaman konsumsi.

Pengalaman ini merekam harapan-harapan konsumen baik yang terpenuhi

maupun tidak terpenuhi.

Amir (2004) menyatakan bahwa, “Memuaskan konsumen adalah hal yang

dapat membuat konsumen anda bertahan, konsumen anda kembali lagi, atau

konsumen anda membawa temannya. Atau malah sebaliknya, bila konsumen anda

kecewa, kemungkinan besar ia akan menginformasikan kepada relasinya,

sehingga toko anda dijauhi konsumen”.

Perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkomsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk

proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut.

Menurut Setiadi (2003) Perilaku atau Sikap Konsumen adalah

memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak

disenangi secara konsisten”. Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting

yang akan mempengaruhi keputusan konsumen dan sebagai ungkapan perasaan

konsumen tentang suatu objek, pengaruhnya apakah disukai atau tidak, dan sikap

juga menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan

(39)

respon positif maupun negatif terhadap suatu objek sebagai hasil dari proses

belajar.

Proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi, kognitif yang bersifat

jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan disekitarnya dapat

dikatakan bahwa sikap bersifat menetap karena sikap memiliki kecenderungan

berproses dalam kurun waktu panjang hasil dari pembelajaran. Dalam ungkapan

lebih sederhana, sikap adalah bagaimana kita berpikir, merasa dan bertindak

terhadap objek tertentu dalam mengambil keputusan pembelian produk yang

diinginkan, Alasan yang menjadi paling utama yang dilakukan kaum ibu

berbelanja adalah pengalaman berbelanja, peran dari keluarga dan prmosi yang

dilakukan perusahaan melalui media massa.

Berdasarkan teori, maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

[image:39.595.119.520.449.568.2]

Sumber: Setiadi (2008)

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual

Kepuasan Kaum Ibu berbelanja di Hypermarket Perilaku Kaum Ibu Berbelanja:

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang

mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Arikunto

(2006:13), menyatakan bahwa ”penelitian kuantitatif memiliki kejelasan unsur

yang dirinci sejak awal, langkah penelitian yang sistematis, menggunakan sampel

yang hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi, memiliki hipotesis jika

perlu, memiliki desain jelas dengan langkah-langkah penelitian dan hasil yang

diharapkan, memerlukan pengumpulan data yang dapat mewakili, serta ada

analisis data yang dilakukan setelah semua data terkumpul”.

Kuncoro (2003: 53) menyatakan bahwa ”Penelitian deskriptif kuantitatif

meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab mengenai

status terakhir dari subjek penelitian”. Adapun sifat penelitian ini adalah

penelitian yang bersifat menjelaskan (descriptive eksplanatory). Hal ini sesuai

dengan fenomena yang terjadi di objek penelitian mengenai ” Pengaruh Perilaku

Kaum Ibu terhadap Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium Medan”.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Hypermarket Palladium Medan. Waktu

(41)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,

hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat

semesta penelitian (Ferdinand, 2006 : 223). Dalam penelitian ini populasi yang

dimaksud adalah konsumen yang berbelanja di Hypermarket Palladium Medan.

Jumlah pengunjung/berbelanja di Hypermarket Palladium Medan pada Tahun

2012 sekitar + 350.000 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2004:73) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. untuk menentukan minimal

sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus

Slovin seperti berikut :

2

) (

1 N e

N n

+ =

Keterangan: n : jumlah sampel N : jumlah populasi

e : tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel

Populasi (N) sebanyak 350.000 konsumen dan tingkat kesalahan (e)

sebesar 10% maka besarnya sampel adalah: 99.97

) 1 , 0 ( 000 . 350 1 000 . 350 2 = + = n

(42)

sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang

dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Umar, 2008:92). Jadi kriteria yang digunakan dalam

pengambilan sampel kepada kaum Ibu yang berbelanja di Hypermarket Palladium

Medan sebagai berikut:

1. Kaum ibu yang berbelanja

2. Sudah pernah berbelanja minimal 2 kali

3.4 Batasan Operasional

Berdasarkan perumusan masalah, uraian teoritis, dan hipotesis yang

diajukan maka variabel- variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent variable) adalah Perilaku Konsumen

2. Variabel terikat (dependent variabel) (Y) adalah Kepuasan Konsumen.

3.5 Definisi Operasional

Definisi dari variabel-variabel dalam penelitian memberikan penjelasan

tentang permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini definisi operasionalisasi

masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel.3.1 Operasionalisasi

(43)
[image:43.595.83.560.113.470.2]

Tabel.3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Pengukuran Perilaku Kaum Ibu berbelanja (X) Perilaku yang ditunjukkan melalui pencarian, pembelian, penggunaan, pengevaluasian dan penentuan yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka 1. Mengunjungi dan melakukan pembelian 2. Peran keluarga/kawan

3. Promosi di media massa

1. Pengalaman dalam

mencoba produk 2. Mengevaluasi Produk

1. Peran dari keluarga dalam memutuskan berbelanja

2. Informasi yang diperoleh dari keluarga

1. Menayangkan iklan yang menarik

2. Memberikan informasi secara uptodate terhadap produk yang ditawarkan

Skala Interval Kepuasan Kaum Ibu berbelanja (Y)

fungsi dari seberapa dekat antara harapan pembeli atas suatu produk dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut

1. Harapan

2. Kualitas

3. Minat Beli

1. Harapan Pembeli atas produk

2. Manfaat dari produk yang dibeli

1. Kualitas produk yang ditawarkan

2. Minat beli terhadap produk

Skala Interval

Sumber: Setiadi (2008)

3.6 Skala Pengukuran Variabel

Teknik skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval.

Skala interval adalah skala pengukuran yang banyak digunakan untuk mengukur

fenomena/gejala sosial dimana pihak responden diminta melakukan ranking

terhadap preferensi tertentu sekaligus memberikan nilai (rate) terhadap preferensi

tersebut (Sugiyono, 2006). Kriteria pengukurannya dapat dilihat pada Gambar 3.1:

Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

Jawaban Tidak Setuju (TS) : 2

(44)

Jawaban Sangat Setuju (SS) : 5

3.7 Jenis Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian :

1. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh melalui hasil

wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden Hypermarket

Palladium Medan.

2. Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi berupa dokumen-dokumen

resmi yang diterbitkan Hypermarket Palladium Medan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Daftar pernyataan atau kuesioner yang diberikan kepada konsumen yang

menjadi responden penelitian Hypermarket Palladium Medan.

2. Wawancara (interview) yang dilakukan kepada pihak manajemen

Hypermarket Palladium Medan yang bertujuan untuk memberikan informasi

dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data

berupa dokumen-dokumen yang ada pada Hypermarket Palladium Medan

berupa sejarah singkat berdirinya organisasi, struktur organisasi, visi, misi dan

lain-lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 30 (tiga puluh)

(45)

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Sugiono (2004) Valid berarti instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara

bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan

setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaedah

keputusan: jika r hitung > r tabel berarti valid dan sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti

tidak valid. Jika instrumen itu valid.

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung korelasi

Pearson Correlation ( r ). Nilai r hitung ≥ 0,30 bermakna bahwa instrumen

penelitian valid (Sugiyono, 2005). Jika berada dibawah 0,30 maka item

pertanyaan tersebut tidak lagi diikut sertakan.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

(keterandalan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Jumlah varian

butir dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir. Pengujian

dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang

diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang digunakan

adalah teknik (Cronbach Alpha) (á). Suatu variabel dikatakan reliabel jika

(46)

3.10 Uji Asumsi Klasik

3.10.1 Uji Normalitas

Ghozali (2005:112) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan

analisis statistik.

3.10.2 Uji Multikolonieritas

Multikolinearitas adalah keadaan di mana variabel independen dalam

persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain.

Multikolinearitas dapat di lihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai

Tolerance.

Dasar pengambilan keputusan uji multikolinearitas (Suliyanto, 2005:75) :

Jika nilai VIF<10 atau nilai Tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas

Jika nilai VIF>10 atau nilai Tolerance < 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

(47)

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dalam

penelitian ini dideteksi dengan menggunakan analisis grafik dan Varian tak

bersyarat.

Analisis Grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot, di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu

X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan

untuk heteroskedastitas dengan analisis grafik (Ghozali, 2005:105): Jika tidak ada

pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola tertentu, seperti

titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

3.11 Teknik Analisis Data

3.11.1 Model Persamaan Regresi linear berganda

Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis dengan

menggunakan model persamaan regresi linier berganda yang diformulasikan

sebagai berikut :

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3+ e

Keterangan : Y = keputusan berbelanja

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefiesien regresi variabel Independen

X1 = Pengalaman belanja

X2 = Peran Keluarga/kawan

(48)

3.11.2. Uji F (Uji secara Simultan)

Uji F dilakukan untuk menguji secara simultan pengaruh dari variabel

independent terhadap variabel dependent.

Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah

H0 : b1, b2, b3 = 0 (Pengalaman belanja, Peran Keluarga/kawan dan

Promosi di media Massa secara simultan tidak

berpengaruh terhadap keputusan belanja pada

hypermarket Palladium Medan).

H1: b1, b2, b3 ≠ 0 (Pengalaman belanja, Peran Keluarga/kawan dan

Promosi di media Massa secara simultan tidak

berpengaruh terhadap keputusan belanja pada

hypermarket Palladium Medan).

Uji hipotesis tersebut maka nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai

Ftabel dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu :

H0 diterima (H1 ditolak) jika Fhitung < Ftabel pada α= 5%

H0 ditolak (H1 diterima) jika Fhitung > Ftabel pada α= 5%

3.11.3 Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk menguji kemaknaan koefisien parsial atau

masing-masing variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat).

Uji t secara parsial dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : b1 = 0 (Pengalaman belanja, Peran Keluarga/kawan dan Promosi di media

Massa secara simultan tidak berpengaruh terhadap keputusan belanja

(49)

H1 : b1 ≠ 0 (Pengalaman belanja, Peran Keluarga/kawan dan Promosi di media

Massa secara simultan berpengaruh terhadap keputusan belanja pada

hypermarket Palladium Medan)

Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan

statistik t (uji t). Apabila nilai t hitung > t tabel maka H0 yang menyatakan b = 0

ditolak, maka H1 (hipotesis alternatif) diterima yang menyatakan bahwa variabel

independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian-pengujian di atas dilakukan dengan menggunakan software Statistical

Package for Social Science (SPSS).

Uji hipotesis tersebut maka nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel

dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu :

H0 diterima (H1 ditolak) jika thitung < ttabel pada α= 5%

(50)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

Hypermarket Paladium adalah salah satu unit usaha dari PT. Hero

Supermarket Tbk yang merupakan perusahan ritel terkemuka di Indonesia.

Pencetus berdirinya PT. Hero Supermarket adalah Bapak Mohammad Saleh

Kurnia, yang mengawali usahanya pada tahun 1951 dengan membuka toko

kelontong “Hero” di gang Ribal. Pada tahun 1971, Hero Mini Market pertama

didirikan di Jl. Falarehan I No.23 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Tanggal 30

Juni 1989 perusahaan Hero Supermarket berubah menjadi perusahaan terbuka dan

terdaftar di bursa efek Jakarta, serta menjadi perusahaan ritel pasar swalayan

pertama di Indonesia yang memperoleh kepercayaan untuk menjual sahamnya

kepada masyarakat luas.

Selain Hypermarket Palladium, PT Hero Supermarket Tbk memiliki

beberapa unit usaha lainnya, yaitu Hero Supermarket, Star Mart, Guardian, Giant

Supermarket dan Mitra Toko Diskon. Hingga tahun 2008, jumlah gerai yang

dimiliki oleh PT. Hero Supermarket Tbk mencapai 368 gerai. Giant sendiri

didirikan oleh Teng Meng Chun (Teng Family) tahun 1944, diawali dengan toko

kecil di Sentul Market, Malaysia. Mini market pertama didirikan tahun 1971

dengan nama “TMC” (Teng Mini Market Center) di Bangsar Kuala Lumpur.

Toko tersebut masih ada sampai sekarang dan terkenal dengan nama“TMC”dan

(51)

melakukan strategi aliansi dengan Dairy Farm Hongkong, anggota Jardine

Matheson Group dan menjadi Giant hypermarket.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi agar tujuan yang ingin dicapai

perusahaan menjadi jelas dan terarah. Visi dan misi Hypermarket Palladium yaitu

Visi : Menjadi peritel terkemuka di Indonesia dalam segi penjualan dan

penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.

Misi : Meningkatkan nilai investasi pemegang saham Hero melalui keberhasilan

komersial dengan menarik pelanggan dan meningkatkan daya saing yang

mantap.

Disamping visi dan misi, Hypermarket Palladium Tbk juga memiliki

falsafah yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan negara,

mencapai kesejahteraan sesama karyawan dan menuju kemajuan perusahaan.

Falsafah PT. Hero Supermarket adalah :

1. Selalu mengutamakan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan

2. Selalu menyediakan produk bermutu tinggi sesuai dengan keinginan

pelanggan.

3. Bersama-sama menciptakan kesatuan manajemen yang sempurna.

Peneliti dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan dua

metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif

digunakan untuk melihat karakteristik responden penelitian, sedangkan metode

(52)

Kepuasan berbelanja pada Hypermarket Palladium Medan. Hasil penelitian dapat

dilihat pada analisis dan pembasahan berikut ini:

4.1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.1.3.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2002), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji Validitas dilakukan

dengan menggunakan program SPSS dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut

valid

b. Jika rhitung positf atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut

tidak valid

c. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Pada tahap prasurvei kuesioner disebarkan kepada 30 orang diluar dari

sampel penelitian. Nilai Corrected Item Total Corelation setiap pernyatan lebih

besar dari 0,30 maka butir pernyatan dianggap sudah valid. Uji validitas variabel

perilaku kaum ibu dan kepuasan berbelanja dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut

(53)
[image:53.595.81.546.115.736.2]

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Perilaku Kaum Ibu

No Butir Pernyataan

r-hitung

r-tabel Keterangan

1 Ibu berbelanja produk Hypermarket dari pengalaman mencoba produk sebelumnya

.725 0.30 Valid

2 Pengalaman berbelanja mempengaruhi kaum Ibu dalam menilai produk Hypermarket

.586

Gambar

Gambar 2.1 : Konsep Kepuasan Konsumen
Gambar 2.3. Kerangka Konseptual
Tabel.3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel  4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi karyawan dan Budaya Organisasi

Kuisioner ini semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Keterlibatan Kerja Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan” untuk

Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi pada Program Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera

Pertanyaan yang ada dalam rangka penyusunan skripsi ini hanya untuk data penelitian dalam rangka penyusunan Skrips i dengan judul “Pengaruh Keselamatan, Kesehatan,

Perilaku ibu rumah tangga yang berbelanja di Cendana Swalayan dipengaruhi oleh teori pertukaran sosial yang dilihat dari proposisi sukses, proposisi rangsangan,

Pertanyaan yang ada di kuesioner ini bertujuan untuk melengkapi data penelitian dalam rangka penyusunan tesis dengan judul: “Pengaruh Kualitas Pelayanan Kunjungan dan Nilai

Informasi yang saudara berikan hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Yoga Terhadap Konsep Diri (Studi Korelasional

lnforrnnsi yang bapak/ibu berikan merupakan banruan yang sangat berarti untuk kesempumaan penelitian ini dalom rangka penyusunan skripsi yang betjudul " Pengaruh Budaya Organisasi