Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan in telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, September 2010
Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi underwriter dalam menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan pada unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967; (2) Mengetahui kendala-kendala yang ditemui Underwriter dalam menyeleksi risiko serta solusi yang diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut; (3) Mengetahui proses underwriting asuransi kesehatan kumpulan; (4) Menganalisis optimalisasi seleksi risiko yang dilakukan underwriter pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Data primer yang digunakan dalam bentuk data pendapatan gross premi dan data realisasi klaim asuransi kesehatan kumpulan, company profile, serta hasil wawancara pribadi. Data sekunder bersumber dari buku-buku, koran, majalah, website, penelitian terdahulu dan sumber-sumber lainnya.
Kesimpulan penelitian ini secara singkat adalah: (1) Yang menjadi faktor-faktor penting underwriter dalam menyeleksi risiko adalah sebaran usia calon kelompok tertanggung, jenis pekerjaan, lokasi tempat tinggal calon kelompok tertanggung yang dominan, ketersedian sarana kesehatan, luas jaminan yang diminta dan pengalaman tertanggung sebelumnya. (2) Kendala yang ditemui underwriter dalam menyeleksi risiko adalah ketersedian data peserta yang kurang lengkap, data pengalaman tertanggung sebelumnya dan calon tertanggung tidak memberikan anggaran dan benefit yang diinginkan, sedangkan solusi yang dilakukan adalah menghubungi agen yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi tambahan yang dibutuhkan underwriter, menerapkan analisa terhadap kelompok calon peserta asuransi sebagai peserta baru, dan memberikan tarif premi dan manfaat yang standar. (3) Proses underwriting dimulai ketika marketing mengajukan SPPA sampai penerbitan polis. (4) Berdasarkan data pendapatan gross premi dan realisasi klaim dapat disimpulkan seleksi risiko yang dilakukan underwriter asuransi kesehatan kumpulan pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 telah berjalan optimal.
Kata Kunci : Underwriting, Underwriter, Asuransi Kesehatan Kumpulan, Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Pembimbing : 1. Dr. Jaenal Aripin, MA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala petunjuk,
limpahan nikmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat meyelesaikan penulisan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw, yang dengan pengorbanan dan ketulusan hatinya dapat membuka
jalan pengetahuan untuk Ummatnya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademisi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah,
Program Studi Muamalat Jurusan Asuransi Syariah. Penulis menyadari skripsi ini
dapat selesai atas bantuan, doa, semangat, cinta dan kasih berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dari hati
yang paling dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada:
1. Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH, Sekretaris Program Studi Muamalat
4. Dr. Jaenal Aripin, M.Ag dan Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP,
Dosen Pembimbing yang sangat sabar untuk memberikan bimbingan, ilmu
dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya Konsentrasi Asuransi Syariah Prodi Muamalat tanpa
mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama dibangku
kuliah.
6. Wulan Setiyorini, Kabag Teknik (Underwriting) Unit Syariah PT. Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967, dan staf Underwriting yang telah membantu
dalam penelitian yang penulis lakukan di perusahaan tersebut.
7. My Light Of My Life, Supporter tiada hentiku, Kekuatan saat lemahku,
Pelipur lara saat sedihku, Bapak dan Ibuku tersayang yang telah mencurahkan
kasih sayang, pengorbanan, nasihat, dan do’a yang begitu besar, serta
perhatian yang tiada henti memberi penulis semangat untuk segera
meyelesaikan skripsi ini.
8. Aa dan Azar yang menjadi Penyemangat untuk penulis menyelesaikan skripsi
ini.
9. Teman-teman kelas Asuransi Syariah Angkatan 2006, Genk Semur (Iis, Nita,
Dinda, Zami, Dikin, Edvan,dan Erfan), teman-teman kosan Ku Irakian, yang
Terima kasih atas dukungan dan motivasinya, semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Ahkir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amiin.
Jakarta, 02 September 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……… i
DAFTAR ISI ………..………. iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 7
D. Kajian Pustaka ………... 8
E. Kerangka Teori dan Konsep ………... 11
F. Metodelogi Penelitian ………... 14
G. Sistematika Penulisan ………... 16
BAB II TINJAUAN UMUM ASURANSI DAN UNDERWRITING A. ASURANSI SECARA UMUM 1. Pengertian Asuransi Konvensional dan Syariah...18
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah …...19
3. Macam-macam Asuransi……….22
4. Proses Yang Ada Dalam Asuransi………..23
6. Asuransi Kesehatan...31
B. UNDERWRITING
1. Pengertian Underwriting dan Underwriter...32
2. Tujuan Underwriting dan Tugas Underwriter…..………...33
3. Prinsip Kerja Underwriter Asuransi Kesehatan...35
4. Tanggung Jawab dan Fungsi
Underwriter Asuransi Kesehatan... 37
5. Sumber-sumber Informasi
Asuransi Kesehatan Kumpulan………...38
6. Faktor-faktor Seleksi Risiko
Asuransi Kesehatan Kumpulan...41
7. Lingkup Jaminan Asuransi Kesehatan Kumpulan...48
BAB III COMPANY PROFILE UNIT SYARIAH PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967
A. Sejarah Berdirinya Unit Syariah
PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 ……….... 49
B. Visi dan Misi ………... 50
C. Modal, Kepemilikan Saham
dan Struktur Permodalan ...……… 50
D. Penghargaan Asuransi ...………... 51
F. Produk Asuransi Umum Syariah... 52
G. Dukungan Reasuransi dan Mitra Asuransi... 54
H. Dewan Pengawas Syariah... 55
I. Struktur Organisasi...56
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriter dalam menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatann kumpulan……….. 57
B. Kendala yang ditemui uunderwriter dalam menyeleksi risiko serta solusi alternatif yang dilakukan uuntuk mengatasi kendala tersebut...……….. 65
C. Proses Underwriting Asuransi Kesehatan Kumpulan...67
D. Pendapatan Gross Premi dan Realisasi Klaim………...….… 70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 73
B. Saran ………... 77
DAFTAR PUSTAKA ………. ...78
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERWRITER DALAM MENYELEKSI RISIKO PADA PRODUK ASURANSI KESEHATAN
KUMPULAN
(Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy)
EVA SYARIEFAH 106046201730
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan produk keuangan tidak mungkin dihindari pada saat ini, baik
produk keuangan yang berasal dari lembaga keuangan bank ataupun non-bank.
Keduanya menawarkan manfaat-manfaat yang menjanjikan. Selain terciptanya
kemudahan dalam melakukan transaksi dan memberikan fungsi proteksi, lembaga
keuangan juga merupakan sarana investasi yang tepat serta mampu bersifat fleksibel
dalam menghadapi tuntutan masyarakat. Dikatakan bersifat fleksibel karena lembaga
keuangan kini mencoba memasukkan nilai-nilai kerohanian dalam sistemnya, yaitu
nilai-nilai yang dibutuhkan masyarakat dalam menyelaraskan kehidupan dunia dan
akhirat mereka.
Di Indonesia, munculnya berbagai lembaga keuangan berbasis syariah kini
tengah menjadi fenomena kontemporer yang telah memberikan warna dalam
perekonomian. Setelah dunia perbankan yang menerapkan prinsip syariah
berkembang cukup pesat, kini giliran industri perusahaan asuransi yang mencoba
melakukan penerapan prinsip syariah dalam mekanisme operasionalnya.
Asuransi syariah di Indonesia dinilai masih baru dalam dunia perasuransian,
dimana Asuransi Syariah dikenal di Indonesia baru 26 tahun yang lalu dan menjadi
tren baru delapan tahun belakangan. Berdasarkan data Bapepam-LK, pangsa pasar
mencapai Rp2,5 triliun dibandingkan dengan total asuransi yang mencapai Rp169,16
triliun1. Angka ini jauh dibawah market share asuransi syariah di Malaysia, yang
cukup pesat perkembangan asuransi syariah-nya. Walaupun demikian, berbagai
kalangan optimis bahwa potensi asuransi syariah di Indonesia sangat tinggi, berbagai
target diharapkan dari pertumbuhan asuransi syariah di Indonesia.
Perusahaan asuransi merupakan suatu bentuk badan usaha yang bergerak
dibidang jasa yang mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Asuransi bertujuan
memberikan perlindungan (protection) atas kerugian (financial loss) yang
ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak terduga sebelumnya. Asuransi juga merupakan
sarana untuk mengurangi dampak finansial dari peristiwa tertentu, baik dalam
menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian atau risiko yang
mengancam jiwa seseorang.2
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan.3 Bahkan ada orang
yang menyatakan bahwa tak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tak ada hidup tanpa
maut. Jadi dengan demikian setiap hari kita menghadapi risiko, baik sebagai
perorangan maupun sebagai perusahaan.
Untuk menanggulangi kerugian atas risiko yang tidak pasti itu, banyak orang
terlebih kalangan bisnis berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk
1
http://www.bapepam.go.id/perasuransian/index.htm. Diakses pada 23 Januari 2010 2
Sonni Dwi Harsono, Risiko dan Asuransi (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2000), Cet. Ke-2, Jilid 1 h. 2
3
meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan
atau paling tidak diminimumkan.
Program asuransi kesehatan kumpulan pertama kali diperkenalkan pada awal
abad ke-20 di Amerika Serikat dan mengalami perkembangan yang pesat.4 Kini
asuransi kesehatan kumpulan pun berkembang di Indonesia. Bahkan pada awalnya
produk asuransi kesehatan termasuk ke dalam asuransi jiwa saja. Namun seiring
peningkatan kebutuhan akan jaminan kesehatan, serta terpenuhinya prinsip dasar
kerugian finansial sesuai devinisi asuransi kerugian, maka pada perkembanganya
beberapa perusahaan asuransi kerugian mengcoper asuransi kesehatan juga.
Dengan semakin sadarnya masyarakat terhadap manfaat dan keutamaan dari
asuransi maka akan semakin banyak permintaan asuransi yang diajukan. Dengan
banyaknya permintaan asuransi tersebut maka semakin banyaklah risiko yang akan
ditanggung oleh pihak asuransi. Bagian Underwriting bertugas dalam menyeleksi
risiko yang dapat dipertanggungkan dan tidak dapat dipertanggungkan dalam
asuransi.
Proses penutupan asuransi dimulai oleh bidang Marketing dengan tugas
melakukan pemasaran dan menjaring sebanyak mungkin peserta asuransi. Bidang ini
menjadi garda depan yang memberikan pendapatan bagi perusahaan.
Selanjutnya, atas permintaan asuransi yang masuk, dilakukan proses
Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan penggolongan
4
tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung.5 Kegiatan underwriting,
adalah proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat
insurability (dapat ditanggungnya), sehingga dapat ditentukannya tarif yang sesuai.
Proses ini meliputi penolakan atas risiko-risiko yang tak dapat diterima.
Sedangkan menurut Moch. Anwar Abdullah (1993) dalam Kamus Umum
Asuransi, yang dimaksud dengan Underwriter adalah seseorang yang mempunyai
tugas menetapkan diterima atau tidaknya risiko untuk penutupan asuransi, atau
seseorang yang tugasnya menyeleksi risiko dan sekaligus menentukan berapa nilai
dan persyaratan apa saja yang dikenakan kepada risiko tersebut.6
Underwriting dilakukan untuk memilih mana objek risiko yang ditanggung
dan mana yang tidak. Ini berarti seorang underwriter akan membuat suatu penilaian
berdasarkan semua risiko yang diajukan kepada perusahaan, yang diperkirakannya
secara kolektif akan menguntungkan. Kemudian underwriter juga akan menentukan
besarnya premi dan nilai deductible dll. yang sepadan dengan nilai antisipasi klaim
dari Tertanggung, biaya manajemen dan akuisisi. Dan yang juga dianggap paling
penting, harus diperoleh keuntungan underwriting untuk perusahaan.
Underwriting Asuransi Syariah mempunyai tujuan yang sedikit berbeda
dengan Asuransi Konvensional. Hal ini terkait dengan konsep dasar Asuransi Syariah
yaitu memberikan skema pembagian risiko yang proporsional dan adil diantara para
peserta yang secara relatif homogen. Dengan dasar pemikiran ini, melalui Asuransi
5
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam persefektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 89 6
Syariah diharapkan para peserta saling tolong-menolong satu sama lain disertai
dengan adanya perlindungan yang sifatnya mutual, maka semua peserta akan merasa
aman dan menikmati perlindungan yang mereka butuhkan.7
Underwriter memiliki peran penting pada perusahaan asuransi karena
underwriter yang menentukan apakah penutupan asuransi tersebut dapat diakomodir
oleh perusahaan atau tidak. Dan ketika seorang underwriter memutuskan untuk
mengakomodir, maka underwriter harus dapat memprediksi bahwa penutupan
tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan. Dan jika salah, sehingga terjadi
kerugian, maka underwriter sangat berkontribusi dalam kerugian tersebut.
Dari pemaparan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam
menyeleksi resiko khususnya pada produk asuransi kesehatan kumpulan. oleh karena
itu, dalam skripsi ini penulis memilih judul : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERWRITER DALAM MENYELEKSI RISIKO PADA PRODUK ASURANSI KESEHATAN KUMPULAN (STUDI PADA UNIT SYARIAH PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967)”.
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah
Pembahasan mengenai Asuransi Kesehatan memiliki cakupan yang sangat
luas, agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah hanya pada:
a. Penelitian ini dibatasi untuk produk Asuransi Kesehatan Kumpulan Non
Kontributory (Premi sepenuhnya dibiayai perusahaan) dengan manfaat in
patient (rawat inap).
b. Penelitian dilakukan pada Unit syariah PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda
1967.
c. Penelitian dilakukan pada faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter
dalam menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan Non
Kontributory (Premi sepenuhnya dibiayai perusahaan) dengan manfaat in
patient (rawat inap).
2. Perumusan Masalah
Underwriter memiliki peran penting pada perusahaan asuransi karena
underwriter yang menentukan apakah penutupan asuransi tersebut dapat
diakomodir oleh perusahaan atau tidak. Dan ketika seorang underwriter
memutuskan untuk mengakomodir, maka underwriter harus dapat memprediksi
bahwa penutupan tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan. Dan jika salah,
sehingga terjadi kerugian, maka underwriter sangat berkontribusi dalam kerugian
Adapun rumusan masalahnya, adalah:
a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam
menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan Non
Kontributory (Premi sepenuhnya dibiayai perusahaan) dengan manfaat in
patient (rawat inap)?
b. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh underwriter dalam
menyeleksi risiko serta alternatif solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
c. Bagaimana proses Underwriting dalam seleksi risiko pada produk asuransi
kesehatan kumpulan Non Kontributory (Premi sepenuhnya dibiayai
perusahaan) dengan manfaat in patient (rawat inap)?
d. Apakah seleksi risiko yang dilakukan underwriter pada produk asuransi
kesehatan kumpulan telah optimal atau belum?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam
menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan?
b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh Underwriter
menyeleksi risiko serta alternatif solusi dalam mengatasi kendala tersebut?
c. Untuk menjelaskan proses underwriting dalam menyeleksi risiko pada produk
d. Untuk menganalisis optimalisasi seleksi risiko yang dilakukan underwriter
pada produk asuransi kesehatan kumpulan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari adanya penelitian ini, yaitu:
a. Bagi Penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang luas
dan mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter
dalam menyeleksi risiko pada produk asuransi kesehatan kumpulan, sehingga
ini dapat menambah ilmu dan pengalaman penulis.
b. Bagi Perusahaan, membantu memudahkan pihak–pihak terkait secara
langsung maupun tidak langsung dalam upaya mengoptimalkan dalam proses
seleksi risiko khususnya untuk produk asuransi kesehatan kumpulan.
c. Bagi Akademisi, memberikan acuan referensi dan saran pemikiran untuk
menunjang perkembangan penulisan selanjutnya.
d. Bagi Masyarakat, hasil penenlitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan yang lebih mendalam tentang dunia asuransi syariah.
D. Review Studi Terdahulu
Penelitian tentang pembahasan ini memang bukan penelitian yang pertama,
penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
1. Adiek Chandra Thoriq, “Peranan Underwriting Pada Perusahaan Asuransi Syariah (Studi Kasus BRIngin Life Syariah), 2004”. Pada skripsi
ini peranan underwriting dipersepsikan sebagai faktor penunjang
perkembangan asuransi BRIngin Life Syariah, sebagai nirlaba di bidang jasa
pertanggungan risiko untuk berkiprah di depan publik atau masyarakat.
2. Maisaroh, “Peran Underwriter Dalam Penetapan Premi (Studi Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga), 2004”. Pada skripsi ini penulis hanya
membahas peran underwriter dalam penetapan premi adalah sebagai pihak
yang bertugas menempatkan peserta asuransi sesuai dengan tingkat risiko
yang dimilikinya sehingga untuk menetapkan besarnya premi yang harus
dibayar, seorang underwriter harus bekerja sama dengan aktuaris. Dimana
underwriter menentukan tingkat risiko dan besarnya extra premi yang harus
dibayar oleh peserta, jika ada. Dan aktuaris bertugas menetapkan tarif premi
dengan menerapkan rumus matematika.
3. Riftiani Putri Handayani, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Asuransi Kesehatan Konvensional (Studi Kasus PT. Askes Indonesia)”, 2004. Permasalahan yang diangkat pada skripsi ini adalah tinjauan hukum islam
terhadap Asuransi kesehatan konvensional, apakah sistem operasional pada
Asuransi kesehatan di PT. Askes Indonesia sesuai dengan konsep asuransi
4. Wawan Sofwan, “Peranan Underwriter Dalam Menyeleksi Risiko Guna Menentukan Tarif Premi Contractor’s All Risk (CAR) Pada produk
Asuransi Rekayasa Syariah (Studi Kasus Perusahaan Asuransi Syariah Tri
Pakarta), 2006”. Pada skripsi ini, peranan underwriter sebelum menetapkan
besarnya premi asuransi CAR (Contractor’s All Risk) ditetapkan berdasarkan
jenis pekerjaan calon tertanggung dengan memperhitungkan tempat dan
kondisi bangunan. Semakin besar tingkat risiko yang dihadapi dari suatu
pekerjaan calon tertanggung semakin besar juga premi yang harus dibayar,
begitu juga sebaliknya.
5. Rijal Assidiq Maulana, “Prosedur Underwriting Bancassurance dan Asuransi jiwa syariah pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, 2009. Permasalahan yang diangkat pada skripsi ini adalah bagaimana perbandingan
proses underwriting antara produk bancassurance (Full Protek) dengan produk
asuransi jiwa syariah (Fulnadi).
Dengan adanya penelitian terdahulu, maka penulis pun tertarik mengangkat
penelitian yang berkaitan dengan underwriting. Jika sebelumnya penelitian berfokus
pada peranan underwriting pada perusahaan asuransi, peran underwriter dalam
menetapkan tarif premi, tinjauan hukum islam terhadap produk asuransi kesehatan
konvensional dan perbandingan proses underwriting antara produk asuransi jiwa dan
produk bancassurance maka dalam hal ini yang membedakan penelitian penulis
dengan penelitian sebelumnya adalah mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi
E. Kerangka Teoridan Kerangka Konsep 1. Kerangka Teori
Kebutuhan akan jasa perasuransian pun makin dirasakan, baik oleh perorangan
maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana untuk mengurangi
dampak finansial dari peristiwa tertentu, baik dalam menghadapi risiko yang
mendasar seperti risiko kematian atau risiko yang mengancam jiwa seseorang.
Walaupun banyak metode untuk menangani risiko, namun asuransi merupakan
metode yang paling banyak dipakai. Asuransi menjanjikan perlindungan kepada
pihak tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perorangan maupun resiko yang
risiko yang dihadapi perusahaan.8
Asuransi menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1992, yaitu : “ Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikat diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk
menberikan pergantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.”
Sedangkan Menurut fatwa DSN No. 21/ DSN-MUI/ III/ 2002 Asuransi Syariah
adalah usaha saling menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi
8
asset dan atau tabarru yang memberikan pola pengambilan untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad (perkataan) yang sesuai syariah.9
Asuransi syariah dikenal juga dengan nama takaful yang secara etimologi
berarti menjamin atau saling menanggung, sedangkan pengertian muamalah berarti
saling memikul risiko di antara sesama orang sehingga antara satu dan yang lain
menjadi penanggung atas risiko yang lain.10
Dalam prinsip-prinsip manajamen risiko asuransi, Soeisno Djojo Soedarso
mendefinisikan askes sebagai berikut, “Asuransi yang memberikan santunan
kesehatan kepada tertanggung berupa sejumlah uang untuk biaya pengobatan dan
perawatan. Bila di luar kehendak tertanggung diserang penyakit dan tertanggung akan
membayar premi kepada penanggung secara berkala selama jangka waktu tertentu”.
Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan
penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung.11
Underwriting atau penangungan, adalah proses menyeleksi risiko dan
mengklasifikasikannya sesuai denagn tingkat insurability (dapat ditanggungnya),
sehingga dapat ditentukannya tarif yang sesuai. Proses ini meliputi penolakan atas
risiko-risiko yang tak dapat diterima.
9
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) konsep dan sistem operational, (Jakarta : Gema Insani, 2004), h.30
10
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 5
11
Pertanggungjawaban yang utama dari underwriter dalam seleksi resiko
tersebut adalah memastikan risiko yang akan dicover sesuai dengan tingkat risiko
yang diasumsikan oleh aktuaris. Tujuan underwriting bukan hanya menyeleksi risiko
yang tidak akan menimbulkan kerugian besar saja, tetapi tujuannya adalah untuk
menghindari suatu jumlah penanggungan yang tidak sebanding antar risiko ringan
dan risiko berat.
Jadi jelas bahwa setiap bentuk pertanggungan akan menjalani proses
selections of risk atau proses underwriting. Agar perusahaan bisa mendapatkan
keuntungan, maka perusahaan harus mengadakan evaluasi terlebih dahulu terhadap
semua risiko yang hendak diasuransikan.
2. Kerangka Konsep Perusahaan Asuransi
Agen Asuransi (Field Underwriting)
Underwriting
Underwriter menyeleksi risiko
F. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah PT. Asuransi Umum
Bumiputeramuda 1967 Divisi Syariah yang berlokasi di Jl. Wolter Mongonsidi No.
43 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Alasan utama penulis melakukan penelitian di
perusahaan tersebut karena Unit Syariah PT. Asuransi umum Bumiputera Muda 1967
merupakan salah satu perusahaan asuransi umum yang mempunyai produk asuransi
kesehatan kumpulan.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif dan akan
dikembangkan oleh penulis dengan metode deskriptif untuk menggambarkan tentang
suatu keadaan secara objektif.
3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari Unit Syariah PT.
Bumiputeramuda 1967 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter
dalam menyeleksi risiko, khususnya pada produk Asuransi kesehatan kumpulan.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan (Library Reseach)
yaitu dengan mempelajari buku kepustakaan, literatur, buletin, majalah, jurnal
4. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan
menggunakan beberapa teknik tertentu, yaitu:
a. Dokumentasi yaitu data-data dan profil Unit Syariah PT. Bumiputera Muda
1967.
b. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan tentang kondisi sebenarnya
di lapangan. Adapun observasi yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui
kondisi di unit syariah PT. Bumiputeramuda 1967, khususnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam menyeleksi risiko pada
produk Asuransi kesehatan kumpulan.
c. Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan informasi dengan
bertanya langsung kepada narasumber. Dalam wawancara ini penulis
mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa underwriteryang berkaitan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Underwriter dalam menyeleksi
risiko pada produk Asuransi kesehatan kumpulan.
5. Teknik Pengolahan Data
Data yang dihasilkan merupakan data kualitatif dan akan dikembangkan oleh
penulis dengan metode deskripsi yaitu metode yang menggambarkan secara jelas
tentang topik penelitian yang diteliti.
6. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007”.
G. Sistematika Penulisan
Agar lebih tersusun dan terarah dalam pembahasan proposal skripsi ini,
maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka,
Kerangka Teori dan Kerangka Konsep, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang definisi dan ruang lingkup Asuransi, underwriting,
fungsi dan tujuan underwriting, peran underwriter, dan faktor-faktor
seleksi risiko.
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI UMUM
BUMIPUTERAMUDA 1967
Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum Unit Syariah
Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967, visi dan misi,
struktur organisasi, tujuan, produk – produk asuransi, dan sebagainya.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Memuat tentang analisis deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi
underwriter dalam menyeleksi resiko pada produk asuransi kesehatan
kumpulan, kendala yang ditemui underwriter dalam menyeleksi risiko
serta solusi yang digunakan dalam mengatasi kendala tersebut, proses
underwriting asuransi kesehatan dan optimalisasi seleksi risiko yang
dilakukan underwriter.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan
yang telah dilakukan dan berdasarkan kesimpulan tersebut akan
diberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan yang
BAB II
LANDASAN TEORI
ASURANSI DAN UNDERWRITING
A. Asuransi secara umum
1. Pengetian asuransi konvensional dan syariah
Asuransi pada awalnya adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk
kelompok untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan
pembiayaan. Secara umum konsep asuransi merupakan persiapan yang dibuat oleh
sekelompok orang yang masing-masing mengahdapi kerugian kecil sebagai sesuatu
yang tidak dapat diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka
yang menjadi anggota perkumpulan itu, maka kerugian itu akan ditanggung bersama
oleh mereka.12
Secara baku, definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian,13
yaitu : “ Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikat diri pada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi untuk memberikan pergantian pada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
12
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2003). h. 98
13
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.”
Sedangkan Menurut fatwa DSN No. 21/ DSN-MUI/ III/ 2002 Asuransi
Syariah adalah usaha saling menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui
investasi asset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengambilan untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perkataan) yang sesuai syariah.14
Asuransi syariah dikenal juga dengan nama takaful yang secara etimologi
berarti menjamin atau saling menanggung, sedangkan pengertian muamalah berarti
saling memikul risiko di antara sesama orang sehingga antara satu dan yang lain
menjadi penanggung atas risiko yang lain.15
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah
Seperti telah diketahui bersama, asuransi syariah belum memiliki fondasi
hukum yang kuat, karena hanya diatur oleh regulasi dalam bentuk Keputusan Menteri
Keuangan (KMK). Hal ini turut mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi syariah
yang masih terpaku dan tunduk pada peraturan (hukum positif).16 Kerangka acuan
asuransi syariah dalam operasionalnya antara lain :
14
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) konsep dan sistem operational, (jakarta : Gema insani, 2004), h.30
15
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional), (jkarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 5
16
a) Fatwa DSN-MUI no. 21/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Operasional Asuransi Syariah.
b) Fatwa DSN-MUI no. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah
Musytarakah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah
c) Fatwa DSN-MUI no. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil
Ujrah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah
d) Fatwa DSN-MUI no. 53/DSN-MUI/IV/2006 tentang Akad Tabarru Pada
Asuransi dan Reasuransi Syariah
e) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.010/2010 tentang
Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha
Reasuransi Dengan Prinsip Syariah.
Peraturan-peraturan tersebutlah yang selama ini menjadi acuan perusahaan
asuransi syariah dalam menjalankan operasionalnya. Selain itu, landasan hukum
normatif yang menjadi acuan perusahaan asuransi syariah dalam menjalankan
usahanya secara syariah yaitu :
a. Al-Qur’an
Pada dasarnya al-Qur’an tidak menyebutkan secara tegas praktik asuransi
syariah, terindikasi dari tidak munculnya istilah ta’min secara nyata dalam
al-Qur’an. Walaupun demikian, al-Qur’an masih mengakomodir ayat-ayat yang
tolong-menolong, kerja sama, atau semangat untuk melakukan proteksi terhadap
peristiwa kerugian di masa mendatang.17
Nilai dasar tolong-menolong dan bekerja sama (Q.S. al-Maidah ayat 2)
⌧
Artinya : ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”
Nilai dasar semangat untuk melakukan proteksi terhadap kerugian di masa
mendatang
☺ ☺
Artniya : ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
b. Sunnah Nabi
Rasulullah SAW, sangat memperhatikan kehidupan yang akan terjadi di
masa mendatang. Meninggalkan ahli waris (keluarga) yang berkecukupan materi,
17
dalam pandangan Rasulullah sangatlah baik daripada meninggalkan mereka
dalam keadaan terlantar. Seperti dalam sabdanya :
Artinya : ” Diriwayatkan dari Amr bin Sa’ad bin Abi Waqasy, telah bersabda Rasulullah SAW.: Lebih baik jika engkau meninggalkan anak-anakmu (ahli waris) dalam keadaan kaya raya daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin (kelaparan) yang meminta-minta kepada manusia lainnya.”
3. Macam-macam Asuransi
Asuransi pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Asuransi jiwa yaitu asuransi yang bertujuan menanggung risiko financial yang
tidak terduga datangnya yang memungkinkan seorang terlalu cepat atau
hidupnya terlalu lama.
b. Asuransi kerugian yaitu persetujuan dengan mana satu pihak, penanggung
mengikatkan diri terhadap yang lain, tertanggung untuk menggantikan
kerugian yang dapat diderita oleh tertanggung, karena terjadinya suatu
peristiwa yang telah ditunjuk dan yang belum tentu serta kebetulan,dengan
mana pula tertanggug menepati berjanji membayar premi. Asuransi kerugian
tidak berkenan dengan dengan jiwa seseorang melainkan kerugian atas nilai
suatu barang atau jasa. Seperti pada peristiwa kebakaran, kapal tenggelam,
pesawat yang jatuh dan kecelakaan kendaraan bermotor.18
Sedangkan untuk produk asuransi kesehatan sendiri pada awalnya termasuk
kedalam asuransi jiwa. Namun seiring peningkatan kebutuhan akan jaminan
18
kesehatan, serta terpenuhinya prinsip dasar kerugian finansial sesuai definisi asuransi
kerugian, maka pada perkembangannya beberapa perusahaan asuransi kerugian
juga mengcover asuransi kesehatan juga. Salah satunya adalah perusahaan tempat
penulis melakukan penelitian yaitu Unit Syariah PT. Bumiputeramuda 1967.
4. Proses yang ada di dalam perusahaan asuransi
Berbicara hal-hal teknis dalam perusahaan asuransi maka akan ditemui
beberapa bidang yang nampak asing namun mempunyai peran yang sangat
penting bagi perusahaan, diantaranya adalah :
a. Marketing (Agen)
Agen sebagai salah satu ujung tombak perusahaan asuransi disini memberikan
peranan besar karena mereka adalah orang yang langsung bertemu dengan nasabah
atau calon tertanggung, karena selain memasarkan produk asurannsi dari perusahaan
asuransi, agen disini berperan juga sebagai field underwriting yang menghimpun
informasi awal yang sebenarnya mengenai calon tertanggung pada saat prospek dan
melengkapi data-data serta daftar pertanyaan dalam surat permintaan asuransi,
sehingga underwriter dapat membuat suatu keputusan keputusan underwriting yang
tepat dan berkualitas. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di form surat
permintaan asuransi dari agen, dituntut kejujuran dari calon tertanggung begitu juga
dengan agen dituntut kejujuran seorang agen dalam memberikan informasi baik
b. Underwriting
Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan
penggolongan tingkat resiko yang terdapat pada calon tertanggung.19 Pada umumnya
underwriting merupakan salah satu departemen pada perusahaan asuransi yang
bertugas untuk melakukan seleksi risiko. Underwriting menjadi salah satu
departemen yang sangat penting bagi perusahaan asuransi tak terkecuali bagi
perusahaan asuransi yang berlandaskan prinsip-prinsip syariah.
Sedangkan underwriter adalah seseorang yang mempunyai tugas menetapkan
diterima atau tidaknya risiko untuk penutupan asuransi, atau seseorang yang tugasnya
menyeleksi risiko dan sekaligus menentukan berapa nilai dan persyaratan apa saja
yang dikenakan kepada risiko tersebut.20
c. Aktuaria
Setiap perusahaan asuransi wajib memiliki paling tidak seorang aktuaris yang
bertanggung jawab untuk membuat laporan-laporan ke departemen keuangan. Aspek
aktuaria meliputi sejauh mana seorang akturis dapat dilibatkan dalam rancangan
produk, penentuan rate premi setiap produk, distribusi surplus, valuasi dan tes
19
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam persefektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 89 20
solvensi dan membuat perjanjian reasuransi. Juga aspek-aspek lain di mana keahlian
dan kemampuan aktuaris dalam toeri probabilita, statistik dan tingkat investasi.
5. Perbedaan asuransi konvensional dan syariah
Secara singkat perbedaan antara asuransi Syariah dan asuransi konvensional
dapat dijelaskan pada table tersebut dibawah ini.
TABEL 2.1
Perbedaan antara asuransi konvensional dan syariah21
No. Prinsip Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
1. Konsep Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri menjamin dan bekerja sama dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’.
2. Asal usul Dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi.
Dari Al Aqilah, kebiasaan Suku Arab jauh sebelum Islam datang. Kemudian
21
Dan tahun 1668 M di Coffe House London berdirilah Lloyd of London sebagai cikal bakal asuransi konvensional.
disahkan oleh Rasululllah menjadi hukum Islam, bahkan telah tertuang dalam konstitusi pertama di dunia (Konstitusi Madinah) yang dibuat langsung Rasulullah.
3. Sumber hukum Bersumber dari pikiran manusia dan kebudayaan. Berdasarkan hukum positif, hukum alami dan contoh sebelumnya.
Bersumber dari Wahyu Ilahi, sumber hukum dalam Syariah Islam adalah Al-Quran, Sunnah atau kebiasaan Rasul, Ijma’, Fatwa sahabat, Qiyas, Istihsan, Urf (tradisi) dan Mashalih Mursalah.
4. “Magrib” (Maisir, Gharar dan Riba)
Tidak selaras dengan syariah Islam karena adanya Maisir, Gharar dan Riba; hal yang diharamkan dalam muamalah.
Bersih dari adanya praktek Gharar, Maisir dan Riba.
5. DPS (Dewan
Pengawas Syariah)
Tidak ada, sehingga dalam
prakteknya banyak bertentangan dengan
kaidah-kaidah syara’.
syariah.
6. Akad Akad jual beli (akad
Mu’awadhah, akad idz’aan, akad gharar dan akad mulzim).
Akad tabarru’ dan akad tijarah (mudharabah,
wakalah, wadiah, syirkah dan sebagainya).
7. Jaminan / risk (risiko)
Transfer of risk, dimana terjadi transfer risiko dari tertanggung kepada penanggung.
Sharing of risk, dimana terjadi proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta lainnya (ta’awun).
8. Pengelolaan dana Tidak ada pemindahan dana, yang berakibat pada terjadinya dana hangus (untuk produk saving – life).
Pada produk-produk saving (life) terjadi pemisahan dana, yaitu dana tabarru’ (derma) dan dana peserta, sehingga tidak mengenal istilah dana hangus. Sedangkan untuk term insurance (life) dan general insurance semuanya bersifat tabarru’.
9. Investasi Bebas melakukan investasi dalam batas-batas ketentuan perundang-undangan, dan
tidak terbatasi pada halal dan haramnya objek atau sistem investasi yang digunakan.
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bebas dari riba dan tempat-tempat investaasi yang terlarang.
10. Kepemilikan dana Dana yang terkumpul dari premi peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan.
Perusahaan bebas menggunakan dan menginvestasikan kemana saja.
Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran atau kontribusi merupakan milik peserta (shahibul mal). Asuransi syariah hanya sebagai pemegang amanah (mudharib) dalam mengelola dana tersebut.
11. Unsur premi Unsur premi terdiri dari : tabel mortalita (Mortality tables), bunga (interest), biaya-biaya asuransi (cost of insurance).
Iuran atau kontribusi terdiri dari unsur tabarru’ dan tabungan (yang tidak mengandung unsur riba). Tabarru’ juga dihitung dari tabel mortalita tetapi tanpa perhitungan bunga teknik.
12. Loading Loading pada asuransi
konvensional cukup besar terutama diperuntukan untuk komisi agen, bisa menyerap
premi tahun pertama dan kedua. Karena itu, nilai tunai pada tahun pertama dan kedua biasanya belum ada (hangus).
pemegang saham. Tapi, sebagian lainnya
mengambilkan dari sekitar 20-30 persen saja dari premi tahun pertama. Dengan demikian. Nilai tunai tahun pertama sudah terbentuk.
13. Sumber
pembayaran klaim
Sumber biaya klaim adalah dari rekening perusahaan,
sebagai konsekuensi penanggung terhadap tertanggung. Murni bisnis dan
tidak ada nuansa spiritual.
Sumber pembayaran klaim diperoleh dari rekening tabarru’, dimana peserta saling menaggung. Jika salah satu peserta mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung bersama risiko tersebut.
14. Sistem akuntansi Menganut sistem akuntansi
accrual basis, yaitu proses
akuntansi yang mengakui terjadinya peristiwa atau keadaan nonkas. Dan mengakui pendapatan, peningkatan aset, expenses,
liabilities dalam jumlah tertentu yang baru akan diterima dalam waktu yang akan datang.
harta, beban atau utang yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sementara apakah itu benar-benar dapat terjadi hanya Allah yang tahu.
15. Keuntungan (Profit)
Keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi seluruhnya adalah keuntungan perusahaan.
Profit yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil
investasi, bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan, tetapi dilakukan bagi hasil (mudharabah) dengan peserta.
16. Misi dan visi Secara garis besar misi utama dari asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi sosial.
Misi yang diemban dalam asuransi syariah adalah misi aqidah, misi ibadah
6. Asuransi Kesehatan
Asosiasi Asuransi Kesehatan Amerika (HIAA) mendefinisikan asuransi
kesehatan sebagai berikut :
“Covarage that provide for payment of benefit as a result of sickness or injury
includes insurance for losses from accident medical expense, disability or
accidental death and dismemberment”.22
Definisi HIAA ini menjelaskan bahwa asuransi kesehatan memberikan
jaminan manfaat karena terjadinya suatu penyakit atau kecelakaan, serta
kerugian-kerugian lain yang timbul menyertainya misalnya biaya rumah sakit, disabilitas,
kematian karena kecelakaan dan cacat.
Dalam Prinsip-prinsip Manajamen Risiko Asuransi Soeisno Djojo Soedarso
mendefinisikan asuransi kesehatan sebagai berikut:
“ Asuransi yang memberikan santunan kesehatan kepada tertanggung berupa
sejumlah uang untuk biaya pengobatan dan perawatan bila di luar kehendak
22
tertanggung diserang penyakit dan tertanggung akan membayar premi kepada
penanggung secara berkala selama waktu tertentu”.23
Definisi di atas menjelaskan bahwa terjadi pertukaran manfaat antara premi
yang dibayarkan oleh tertanggung dengan santunan yang diberikan oleh penanggung
berupa biaya pengobatan dan perawatan kesehatan bila tertanggung sakit.
B. UNDERWRITING
1. Pengertian Underwriting dan Underwriter
Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan
penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung.24
Underwriting atau penangungan, adalah proses menyeleksi risiko dan
mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat insurability (dapat ditanggungnya),
sehingga dapat ditentukannya tarif yang sesuai. Proses ini meliputi penolakan atas
risiko-risiko yang tak dapat diterima.
Sedangkan menurut Moch. Anwar Abdullah (1993) dalam Kamus Umum
Asuransi, yang dimaksud dengan Underwriter adalah seseorang yang mempunyai
tugas menetapkan diterima atau tidaknya risiko untuk penutupan asuransi, atau
seseorang yang tugasnya menyeleksi risiko dan sekaligus menentukan berapa nilai
dan persyaratan apa saja yang dikenakan kepada risiko tersebut.25
23
Soeisno Djojosoedarsono, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta; Salemba Empat, 2003). H. 74
24
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam persefektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 89 25
Seleksi risiko tersebut dilakukan agar perusahaan mampu memprediksi
keuntungan yang didapat dari proses tersebut. Bila Undewriter salah dalam
menetapkan risiko calon peserta tentu saja akan memberikan kerugian bagi
perusahaan.
2. Tujuan Underwriting dan Tugas Underwriter
Dalam asuransi konvensional, underwriting dilakukan untuk memilih mana
objek risiko yang ditanggung dan mana yang tidak. Ini berarti seorang underwriter
akan membuat suatu penilaian berdasarkan semua risiko yang diajukan kepada
perusahaan, yang diperkirakannya secara kolektif akan menguntungkan. Kemudian
underwriter juga akan menentukan besarnya premi dan nilai deductible dll. yang
sepadan dengan nilai antisipasi klaim dari Tertanggung, biaya manajemen dan
akuisisi. Dan yang juga dianggap paling penting, harus diperoleh keuntungan
underwriting untuk perusahaan.
Underwriting Asuransi Syariah mempunyai tujuan yang tidak jauh berbeda.
Konsep dasarnya adalah adalah memberikan skema pembagian risiko yang
proporsional dan adil di antara para peserta yang secara relatif homogen. Dengan
dasar pemikiran ini, melalui Asuransi Syariah diharapkan para peserta saling
maka semua peserta akan merasa aman dan menikmati perlindungan yang mereka
butuhkan.
Dengan tujuan tersebut diatas, maka peran underwriter Asuransi Syariah di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan risiko yang relatif homogen dalam suatu kelompok peserta atau
calon peserta.
2. Menetapkan ruang lingkup perlindungan yang dibutuhkan oleh para peserta
atau calon peserta dalam kelompok tersebut.
3. Menetapkan estimasi biaya secara keseluruhan yang dibutuhkan untuk
memberikan perlindungan kepada para peserta tersebut.
4. Mendistribusikan skema kontribusi yang proporsional dan adil yang
selayaknya menjadi beban dari setiap peserta.26
Pertanggungjawaban yang utama dari underwriter dalam seleksi resiko
tersebut adalah memastikan risiko yang akan dicover sesuai dengan tingkat risiko
yang diasumsikan oleh aktuaris. Tujuan underwriting bukan hanya menyeleksi risiko
yang tidak akan menimbulkan kerugian besar saja, tetapi tujuannya adalah untuk
menghindari suatu jumlah penanggungan yang tidak sebanding antar risiko ringan
dan risiko berat.
Jadi jelas bahwa setiap bentuk pertanggungan akan menjalani proses
selections of risk atau proses underwriting. Agar perusahaan bisa mmendapatkan
26
keuntungan, maka perusahaan harus mengadakan evaluasi terlebih dahulu terhadap
semua risiko yang hendak diasuransikan.
3. Prinsip kerja underwriter Asuransi Kesehatan Kumpulan27
Berbeda dengan prinsip kerja asuransi kesehatan perorangan, seorang
underwriter asuransi kesehatan kumpulan dalam melakukan aktifitasnya tidak terlalu
menaruh perhatian khusus pada kondisi kesehatan perorangan (kecuali untuk
kelompok yang dianalisis adalah kelompok dengan jumlah peserta yang sangat kecil).
Hal utama yang menjadi kajian underwriter asuransi kesehatan kumpulan adalah
melihat bagaimana penyebaran risiko kesehatan yang luas di dalam kelompok
tersebut bisa terjadi. Penyebaran risiko yang luas ini memungkinkan underwriter
dapat mengambil kesimpulan apakah individu-individu dalam kelompok tersebut
secara umum masuk dalam kategori sehat (memiliki risiko rendah) atau sakit (risiko
tinggi).
Pada sebuah kelompok besar biasannya hanya ada sejumlah orang saja yang
karena masalah-masalah kesehatan yang cukup serius dan sering muncul sehingga
27
memiliki risiko asuransi yang tidak dapat diasuransikan atau dapat diasuransikan
hanya pda batas-batas tertentu. Namun demikian, pada sebuah kelompok tertentu
biasanya mempunyai banyak persamaan karekteristik tentang individu-individu
dalam kelompok tersebut. Kondisi ini menyebabkan permasalahan potensial yang
muncul dengan risiko kesakitan pada suatu kelompok tertentu akan sulit dideteksi jika
hanya melihat secara langsung kelompok tersebut secara keseluruhan.
Masalah-masalah potensial akan muncul, jika analisis dilakukan dengan melihat secara
seksama terhadap karekteristik dari kelompok itu. Oleh karenanya, dalam melakukan
seleksi risiko seorang underwriter asuransi kesehatan kumpulan harus melakukan
kajian tentang karakteristik spesifik yang ada pada suatu kelompok yang
membedakannya dengan kelompok lain. Underwriter harus mampu melihat dan
mampu menetukan apakah sebuah kelompok yang akan diterima berada dalam
koridor parameter tertentu untuk kelompok yang bisa diterima oleh perusahaan
asuransi. Batas koridor parameter tersebut biasanya sudah ditetapkan oleh perusahaan
asuransi.
Seleksi risiko asuransi kesehatan kumpulan melibatkan sejumlah langkah yang
harus dilakukan oleh underwriter. Langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
a. Menganalisa karekteristik kelompok. Underwriter harus melihat karekteristik
jenis industri, ukuran kelompok, berapa orang jyang memenuhi syarat yang
bisa masuk dalam kelompok tersebut dan berbagai pertimbangan finansial.
b. Menganalisa karekteristik individu dalam kelompok. Pada tahap ini
underwriter akan melihat karekteristik individu-individu, khususnya mereka
yang memnuhi syarat untuk dilibatkan dalam kelompok asuransi.
Karekteristik individu yang dianalisis meliputi : usia, jenis kelamin, pekerjaan,
lokasi goegrafis, pendapatan, turnover karayawan, fasilitas administrasi dan
kontribusi karyawan.
c. Menentukan bahwa kontrak yang akan diaplikasikan dapat diterbitkan dalam
yurisdiksi dimana ia akan ditulis.
d. Memastikan apakah paket jaminan kesehatan yang akan diberlakukan dapat
dikelola dengan memuaskan baik oleh pemegang polis mmaupun oleh
perusahaan asuransi.
e. Menentukan kredibilitas pengalaman klaim masa lalu dan riwayat kesehatan
yang dilaporkan oleh pemegang polis kelompok kecil.
f. Membuat tarif premi yang diperkirakan akan memberikan kontribusi yang
nantinya akan menguntungkan baik untuk peserta amaupun perusahaan.
4. Tanggung jawab dan fungsi underwriter asuransi kesehatan kumpulan
Seorang underwriter di tuntut untuk memahami faktor-faktor yang
kemungkinan kejadian kesakitan dimasa depan bedasarkan informasi yang diperoleh
dari pemohon serta aktiv mencari sumber-sumber linformasi lain.
Tanggung jawab utama underwriter asuransi kesehatan kumpulan adalah,
mendesain paket jamianan asuransi kesehatan baru dan melakukan pembaharuan
terhadap paket jaminan yang sudah ada.
Sesuai dengan tanggung jawabnya, fungsi utama underwriter asuransi
kesehatan kumpulan adalah memeriksa karekteristik paket-paket jaminan kesehatan
yang ditawarkan kepada sebuah kelompok, mempertimbangkan berbagai variabel
yang berkaitan dengan berbagai risiko yang akan muncul jika paket jaminan
kesehatan tersebut dijual, dan menentukan apakah sebuah paket jaminan kesehatan
dapat diterima seperti apa adanya atau paket-paket tersebut perlu dimodifikasi
menurut aturan-aturan standar perusahaan tersebut.
5. Sumber-sumber informasi underwriting asuransi kesehatan kumpulan Informasi yang lengkap dan akurat merupakan syarat mutlak untuk dapat
menghasilkan keputusan underwriting yang fair. Sumber utama underwriting
asuransi adalah aplikasi asuransi. Namun demikian aplikasi asuransi tidak selalu
menyediakan informasi yang cukup bagi underwriter untuuk membuat keputusan.
Oleh karenanya, underwriter harus menggali informasi-informasi lain yang relevan
Sumber-sumber informasi underwriting asuransi kesehatan kumpulan dapat
berasal :
a. Permintaan untuk proposal
Ketika sebuah kelompok membeli produk asuransi, perwakilan kelompok
tersebut akan diminta untuk mengisi formulir permintaan asuransi yang telah
disediakan oleh perusahaan asuransi. Formulir tersebut menyakan data-data karyawan
serta data pengalaman asuransi masa lalu atau riwayat klaim.
Informasi tentang jumlah karyawan yang memenuhi syarat sebagai peserta
sangat berguna untuk undewriter untuk menentukan apakah ada sejumlah partisipasi
peserta yang cukup adekuat untuk sebuah paket jaminan yang diminta oleh
keloompok tersebut. Sedangkan informasi tentang riwayat asuransi kesehatan
sebelumnya akan sangat membantu underwriter untuk menetukan apakah calon
peserta kelompok memiliki stabilitas yang diterima.
b. Kartu pendaftaran
Kartu pendaftaran akan memberikan tentang usia, jenis kelamin, pendapatan,
status tanggungan dan pekerjaan.
Informasi tenutang stabilitas keuangan perusahaan penting diketahui
underwriter. Informasi ini harus dipertimbangkan untuk meyakinkan apakah kelompok memungkinkan akan tetap memiliki anggota kelompoknya selama
bebarapa tahun.
Informasi kredit calon peserta juga penting untuk diketahui oleh underwiter.
Informasi ini dapat membantu underwriter untuk memprediksi kemungkinan
kesulitan pengusaha untuk membayar premi secara teratur, khususnya jika premi
tersebut bersifat noncontributory.
d. Informasi Agen atau Broker
Untuk pembeli kelompok baru, underwriter dapat meminta bantuan agen atau
broker untuk mendapatkan informasi tentang kondisi calon pemegang polis.
Informasi tersebut biasanya berhubungan dengan pengalaman asuransi masa lalu,
paket jaminan yang pernah dibeli dan informasi premi.
e. Refresentatif kelompok
Penjualan jaminan paket kelompok dapat dilakukan terlebih dahulu melalui
kunjungan ke tempat pengusaha oleh refresentatif kelompok dari perusahaan
asuransi. Refresentatif ini akan membahas paket jaminan kesehatan dengan calon
peserta. Untuk keperluan underwriting, refresentatif kelompok dari perusahaan
selanjutnya akan menyampaikan informasi kepada underwriter tentang kondisi
f. Laporan inspeksi
Untuk menangkap calon asuransi peserta yang lebih kecil, perusahaan asuransi
dapat memanfaatkan laporan inspeksi. Laporan ini biasanya dibuat oleh perusahaan
investigasi komersil yang secara khusus memberikan informasi penting untuk
keperluan underwriting. Dalam melakukan inspeksi, perusahaan investigasi akan
melakukan kunjungan langsung ketempat pengusaha, melaporkan kemungkinan
adanya adverse selection, serta membantu memeriksa akurasi informasi yang
diberikan pengusaha pada formulir aplikasi asuransi.
6. Faktor-faktor Seleksi Risiko Asuransi Kesehatan Kumpulan Calon tertanggungasuransi kesehatan kumpulan bisa merupakan:
1) kelompok baru yang belum pernah memilki asuransi
2) kelompok yang sudah terasuransi dan ingin memperpanjang kotraknya
3) kelompok yang sudah mempunyai asuransi dengan perusahaan lain dan
ingin pindah asuransinya.
Faktor-faktor seleksi risiko yang perlu dianalisis oleh Underwriter ketika
melakukan underwriting pada asuransi kesehatan kumpulan adalah sebagi berikut ;
Ukuran kelompok merupakan faktor seleksi yang harus dipertimbangkan.
Namun demikian pertimbangan underwriter cukup bervariasi tergantung beser
kecilnya kelompok. Keuntungan kelompok besar adalah lebih stabil dalam
memprediksi utilisasi pelayanan kesehatan, dengan demikian perkiraan biaya
kesehatan atau terjadinya klaim lebih akurat. Sedangkan masalah yang ada pada
sebuh kelompok kecil adalah keterbatasan penyebaran risiko. Angka kesakitan
cenderung lebih tinggi pada kelompok kecil daripada kelompok besar karena
kemungkian adverse selection lebih sering terjadi pada kelompok kecil.
b. Jenis industri
Jenis industri tertentu dapat mempengaruhi pola kesakitan. Underwriter perlu
menggunakan jenis industri untuk memprediksi kemungkinan angka kesakitan dan
memungkinkan informasi ini untuk menetukan tarif premi. Jenis-jenis industri
tertentu juga bisa masuk dalam kategori faktor risiko yang tidak bisa diterima
underwriter, seperti kolompok karyawan yang sering keluar masuk, atau yang sering
terpapar dengan subtansi berbahaya.
Angka kesakitan yang yang terjadi pada kelompok pekerja terrtentu
cenderung lebih tinggi, yaitu pada :
1. Polisi dan pemadam kebakaran
2. Karyawan rumah sakit
4. Industri yang tingkat penyalahgunaan obat dan alkohol tinggi seperti klub
malam
5. Usaha-usaha lainnya seperti restoran dan lapangan parkir
c. Komposisi kelompok
Karekteristik sebuah kelompok tertentu dapat mempengaruhi angka kesakitan,
utilisasi, kesehatan dan tentunya biaya pelayanan kesehatan. Karekteristik
kelompok yang dimaksud adalah:
1. Kelas karyawan. Secara umum seorang underwriter lebih suka
menerima semua karyawan dengan status penuh waktu dan bekerja
secara aktif karena risiko yang disebar luas dapat mengurangi adverse
selection dan bisa membagi biaya tetap dengan jumlah anggota yang
lebih besar. Sedangkan pekerja dengan status paruh waktu, musiman
dan sementara kurang menarik karena sering berganti-ganti sehingga
akan meningkatkan biaya-biaya adminstrasi
2. Distribusi usia. Berbagai temuan studi di Indonesia menyatakan bahwa
pola angka kesakitan dan pemmanfaataan pelayanan kesehatan
cenderung berbentuk huruf “U” yang artinya usia balita dan usia tua
mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan usia produktif.
menghasilkan kisarran risiko yang luas. Para underwriter sangat
memperhatikan kumpulan-kumpulan dengan proporsi yang besar dari
anggota yang lebih tua yang cenderung akan mengalami tingkat
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kumpulan dengan perputaran
anggota yang cenderung untuk meningkatkan usia rata-rata, tetapi
alir anggota baru yang stabil dapat membantu menjaga sebaran usia
dikehendaki dalam suatu kumpulan, khususnya jika anggota baru
tersebut berusia muda.
3. Distribusi jenis kelamin. Berbagai studi menemukan bahwa angka
kesakitan pada kelompok wanita lebih tinggi ketimbang laki-laki
khususnya pada masa reproduksi. Hal ini dimungkinkan disebabkan
oleh fungsi biologis dan wanita sehingga mempunyai risiko terkena
sakit yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan lain-lain.
4. Distribusi pendapatan. Pendapatan karyawan dalam sebuah kelompok
dapat mempengaruhi underwriting dalam beberapa cara. Individu
dengan pendapatan tinggi di atas rata-rata umumnya mencari
perawatan yang lebih sering dan lebih mahal. Ini mengakibatkan
pemanfaatan pelayanan kesehatan sehingga pengajuan klaim akan
lebih sering. Sebuah kelompok yang sebagian besar terdiri dari
karyawan yang berpendapatan lebih rendah mungkin memiliki
kondisi pekerjaan yang diminati atau risiko yang substandar karena
lokasi pekerjaan.
d. Persistensi yang diharapkan
Perusahaan asuransi membutuhkan biaya akuisis tinggi ketika mendapatkan
peserta baru. Biaya akiusisi meliputi berbagai pengeluaran perusahaan yang
berhubungan dengan proses underwriting, proposal, penjualan, pendaftaran,
penerbitan konutrak, kartu identifikasi, brosur dan menyiapkan tagihan. Oleh
karenanya, underwriter harus menghidari sebuah calon peserta yang kemungkinan
akan bertahan sebentar sebagai peserta.
e. Lokasi kelompok
Lokasi kelompok bisa menjadi pertimbangan underwriter karena akan berkaitan
dengan fasilitas pelayanan. Banyak pengusaha menginginkan perwakilan perusahaan
asuransi dapat membantu masalah-masalah sehari-hari yang muncul berkaitan dengan
program asuransi yang mereka beli. Untuk membantu dalam hal solitisasi, instalasi
kelompok serta menangani berbagai pertanyaan yang diajukan pemegang polis dekat
ketika seoarang agen dan broker mengharapakan harapan penuh dari perusahaan
asuransi. Sebagai tambahan, lokasi merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan ketika perusahaan asuransi menawarkan sejumlah paket pelayanan
kesehatan yang mensyaratkan adanya jaringan pemberi pelayanan kesehatan (PPK).
Underwriter bisa saja menolak sebuah kelompok yang memiliki sejumlah
karyawan yang tinggal di lokasi-lokasi dimana perusahaan asuransi tidak mempunyai
fasilitas pelayanan yang dekat dengan pemagang polis.
f. Paket asuransi
Eleman dasar paket jaminan kesehatan terdiri dari eligilibatas dan struktur
manfaat. Elegilibitas adalah asuransi menentukan siapa saja yang akan ikut
diasuransikan pada suatu kelompok, sedangkan struktur .manfaat menentukan
cakupan apa saja yang akan diberikan perusahaan asuransi.
g. Pembagian biaya
Pembayaran premi dapat bersifat :
1. Non kontributori dimana jika pengusaha membayar seluruh premi (100%)
2. Kontributori penuh, jika seluruh premi dibayar oleh karyawan
3. Diantaranya, jika premi dibayar sebbagian oleh pengusaha dan sebagian
lagi oleh karyawan.
Pengusaha biasanya akan menuunjuk seorang karyawan atau staff yang
dipekerjakan oleh pemegang polis kumpulan, untuk bertanggung jawab dalam
mengelola asuransi kesehatan kumpulan. Tugas-tugas administratifnya antara lain :
1. Menyiapkan pernyataan premium
2. Memproses pendaftaran dan terminasi
3. Underwriting sertifikat asuransi
4. Mensertifikasi eligibilitas untuk cakupan ketika terjadi klaim
5. Memproses klaim untuk manfaat-manfaat perawatan medis dalam
beberapa kasus.
i. Cakupan dan pengalaman sebelumnya
Pengusaha yang memindahkan karyawannya dari suatu perusahaan asuransi ke
perusahaan asuransi lain, transfer asuransi merupakan hal yang wajar. Apabila suatu
kumpulan mengajukan permintaan agar pertanggungan yang ada dialihkan ke
perusahaan asuransi yang lain, maka underwriter dari perusahaan dari perusahaan
asuransi yang baru akan menilai kasusnya secara mendalam. Underwriter akan
menyelidiki alasan pengalihan tersebut, premi yang dibayarkan kumpulan tersebut
kepada perusahaaan asuransi yang terdahulu, pengalaman klaim kumpulan tersebut,
terdahulu serta tingkat kenaikan jumlah uang pertanggungan kumpulan sejak
dimulianya masa pertanggungan.
7. Lingkup Jaminan Asuransi Kesehatan Kumpulan a. Rawat Inap / In Patient (IP)
Mengganti biaya pengobatan akibat musibah penyakit dan memerlukan
perawatan atau menginap di Rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
kondisi polis perusahaan asuransi.
b. Rawat Jalan / Out Patient (OP)
Mengganti biaya pengobatan akibat penyakit yang tidak memerlukan
perawatan di Rumah sakit atau menginap namun hanya rawat jalan atau berobat jalan
saja.
c. Rawat Gigi / Dental (DE)
Mengganti biaya pengobatan akibat perawatan dasar, perawatan gusi,
perawatan gigi kompleks, perbaikan gigi dan gigi palsu pada perawatan gigi.
Mengganti biaya persalinan atau melahirkan sesuai dengan program yang
diambil dan dijamin dalam polis.
e. Penggantian Kacamata / GS
Mengganti biaya lensa kacamata dan bingkai atau frame dengan surat
pengantar dari dokter mata.
BAB III
COMPANY PROFILE UNIT SYARIAH
PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967
A. SEJARAH PERUSAHAAN28
PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967 UNIT SYARIAH (
disingkat BUMIDA SYARIAH ) memperoleh izin pendirian sejak 19 Februari 2004,
sesuai dengan surat keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004.
Secara resmi beroperasi sejak bulan April 2004. Sedangkan induknya sendiri, PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (selanjutnya disebut BUMIDA) didirikan
atas ide pengurus AJB Bumiputera 1912, sebagai induk perusahaan, yang diwakili
oleh Drs. H.I.K. Suprakto dan Mohamad S. Hasyim, MA sesuai dengan akte No.7
28