• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran politik, Dato' DR. Haron Din

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemikiran politik, Dato' DR. Haron Din"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PEMIKIRAN POLITIK. DATO’ DR. HARON DIN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

NAJMI AIMAN B IN IDRIS NIM: 109045200018

KO N S E N TR AS I SI YAS AH S YAR’ IYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J AK AR T A

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: 20 Juni 2011 M 18 Rejab 1432 H

(5)

KATA PENGAN TAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya, dan semua yang telah dianugerahkan-Nya kepada penulis. Salawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW., rasul yang berjasa besar kepada kita semua dalam membuka gerbang ilmu pengetahuan.

Skripsi yang berjudul “PEMIKIRAN POLITIK. DATO’ DR. HARON DIN” penulissusun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk mencapai

gelarSarjana Hukum Islam (SHI) pada Jurusan Siyasah Syar‟iyyah Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan yang sangat berharga ini penulis ingin mengucapkan mempersembahkan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang mendalam kepada yth:

1. Pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk menimba ilmu.

2. Kepada Negara Indonesia yang telah memberikan izin tinggal untuk mencari dan mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat untuk kami.

3. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah

(6)

5. Terima kasih kepada dosen bimbing saya yaitu prof. Dr. HJ. Amany Burhanuddin Lubis, MA

6. Asmawi, M.Ag dan Sri Hidayati, M. Ag, Ketua dan Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas Syariah dan Hukum.

7. Kepada seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum.

8. Segenap pengelola Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam mencari data-data pustaka.

9. Ayahanda Haji Idris Bin Haji Ali dan Ibunda Hajjah Habibah Bte Haji Ramli@Rami yang telah mendidik dan membimbing penulis sampai dewasa dan dapat manjali samapai ke pangajian tinggi.

10.Warga Kudqi yang telah memberikan tempat belajar terutama Da to Tuan Guru Haji Harun Taib, Rektor Ust. Mahmood Sulaiman, Ust Soud Said, Ust. Nik Mohd Nor, YB. Ust. Mohd Nor Hamzah, Ust. Rizki Ilyas, Ustadzah Zaitun, Ustadzah Nabilah, Ustadzah Yazidah, Ust. Kamaruzaman, Ust. Shahari Zulkirnain, Ust. Asmadi, Ust. Wan Zul, dan seluruh Ust-ust dan Ustadzah, juga pelajar Kudqi yang tidak dapat penulis sebutkan disini.

(7)

12.Teman-teman dari Malaysia yang sama-sama dalam perjuangan yaitu syammil,nasrullah,ayed.madan.wan hamid,hanzalah,ustazazahari,khalil,munir, syuk,sabrie,muaz,kacah,zailani,duan,pudin hadi dan tak lupa juga teman dari universitas trisakti,mostopoTeman-teman Indonesia yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini khususnya saudara Aden, SS., Lukman, Arif, dan teman-teman yang lainnya, serta yang membantu penulis untuk memahami dan sharing lebih dalam mengenai ketatanegaraan Islam.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis. Penulis menyampaikan harapan yang begitu besar agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian. Dan semoga Allah menjadikan penulisan skripsi ini sebagai suatu amalan yang baik di sisi-Nya

Jakarta: 13 Juni 2011 M

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGAN TAR ……….

i

DAFTARISI………

…iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masalah………

1

B. Pembatasan

Masalah……….……

4

C. Manfaat danTujuan

Penelitian……….……. 4

D. Review Studi

Terdahulu………...……….……

6

E. Metode

Penelitian………..…….…... 7

F. Sistematika

Penulisan………..…... 9

(9)

A. Masa Muda dan Riwayat

Pendidikan………..……..…… 11

B. Karir Politik Dato,‟ Dr. Haron

Din………...……….……

17

C. Hubungan Pemikiran Dato,‟ Dr. Haron Din dengan Tokoh

Lainnya………..…………...…

20

BAB II KONSEP POLITIK ISLAM DI MALAYSIA A. Pola Sistem Politik dalam Pemerintahan

Islam……….…...….. 23

B. Penerapan Multipartai di

Malaysia……….………...

28

BAB IV PERJUANGAN POLITIK PROF, DATO’ DR. HARON DIN

A. Ideologi yang di

kembangkan……….……….

37

B. Kiprahnya dalam Penyebaran Politik Modern Islam di

Malaysia………..……..

49

C. Penanganan Krisis Ekonomi dan Masalah Sosial di

Malaysia………

(10)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………..………….

59

B. Saran……….…………

61

DAFTAR

PUSTAKA………...…………...

63

LAMPIRAN……….………...

65

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(11)

munculnya berbagai tahapan pemikiran politik Islam di Malaysia. Sebagai contoh, terdapat tiga tahapan terbesar pemikiran politik Islam pada masa kini, yaitu tradisionalisme, modernisme dan reformisme.1 Tokoh politik Malaysia, Dato‟ Dr. haron Din misalnya. Beliau merupakan seorang tokoh pemikir politik Islam dari kelompok modernisme. Beliau lahir pada tanggal 18 agustus 1940 di Bohor Mali, Kangar, Perlis . Karirnya dimulai dalam bidang akademik, sehingga menjabat jabatan sebagai wakil dekan Fakultas Pengajian Islam, Universitas Kebangsaan Malaysia (1977-1985)2. Pada tahun 1986 beliau memperoleh gelar Professor dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Dengan status akademik sebagai professor, beliau banyak terlibat di dalam dunia perbankan sebagai penasihat Syariah. Di antara banyak bank yang menggunakan keahlian beliau ialah, CIMB, Bank Negara Malaysia, Bank Pembangunan, RHB Bank, Publik Bank Bhd.3 Seterusnnya, beliau juga terlibat di dalam Majelis Fatwa. Selain itu , banyak juga provensi di Malaysia, yang menggunakan keahlian beliau diantaranya adalah, Negeri Selangor dan Perlis.

Keterlibatan beliau dalam bidang politik dimulai dari jabatan beliau sebagai anggota pengurus dan Ketua Penerangan PAS Pusat. Seterusnya, beliau menjabat

1

Abdul Rah man, Pemik iran Islam di Malaysia, (Jakarta: Ge ma Insani: 2008), h lm 20, Cet .I

(12)

anggota pengurus Majlis Syura Ulama‟ PAS4, dan sekarang menjabat jabatan sebagai Timbalan Mursyidul Am PAS.

Walaupun di Malaysia terdapat berbagai aliran pemikiran Islam, tetapi ada semacam kesatuan dan perpaduan aspek-aspek tertentu dikalangan umat Islam. Sehubungan dengan itu, kajian ini mencoba mendokumentasikan suatu aspek sejarah Malaysia yang kurang mendapatkan perhatian. Bahkan tidak hanya sekedar pendokumentasian, kajian ini berusaha merekonstruksi kerangka konseptual mengenai golongan atau aliran pemikiran Islam yang selama ini ditafsirkan dan diletakkan secara keliru. Misalnya, penggolongan secara dikotomis antara kaum muda dan kaum tua, atau antara modernis atau tradisionalis dengan konsep konotasi tertentu. Semua itu harus di nilai kembali kesahihan kebenaran,dan kewajarannya.

Secara umumnya ditinjau dari sudut sejarah, pemikiran Islam sudah berlaku sejak zaman Rasulullah SAW, yaitu pada saat para sahabat berada dalam situasi perbedaan pendapat dalam hal- hal tertentu terutamanya dalam masalah fiqih, tetapi ruang lingkup ijtihad masih berada di bawah naungan atau kawalan

4

Majlis Syura Ulama‟ merupakan jabatan tingkat tertingi d i dala m partai PAS. menurut

perlembagaan partai PAS bidang tugas Majlis Syura Ulama‟ ada lah seperti terkandung di dala m pasal 7 (3) (a), menyatakan, “ Menjelaskan dan menafsirkan dasar PAS dan apa jua aturan di

dalam perlembagaan ini yang menimbulk an k esamaran mengenai mak sud dan t ujuannya; (b) Mengenluark an arahan dan perintah agar dasar dan aturan dipatuhi dan dilak sanak an oleh semua pihak di dalam PAS, serta mengawasi dasar perlembagaan dipatuhi; (c) Memelihara dan

menjaga tatatertib anggota PAS serta melantik anggota pengurus tertinggi di dalam partai PAS.”

Lihat lanjut, Kantor PAS Pusat, Perlembagaan Partai Islam Semalaysia (PAS) (Pindaan 2001),

(13)

wahyu. Secara formalnya pintu ijtihad itu berakhir dengan keluarnya keputusan wahyu, yaitu saat pertemuan para sahabat dengan Rasulullah SAW untuk menanyakan beberapa masalah dalam hal-hal masalah tertentu, maka Rasulullah memberi penjelasan atau jawaban berdasarkan pada wahyu.

Selanjutnya saat wafatnya Rasulullah SAW, secara umum pintu ijtihad sudah mulai terbuka, yaitu terjadi dikalangan para sahabat besar seperti pemikiran kufah terpengaruh dengan pemikiran Umar bin al-Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan sebagainya, sementara di kawasan Hijaz seperti mekkah dan madinah, antara pemikiran dari tokoh terkemuka seperti Ibnu Abbas, Aisyah r.a, dan banyak lagi yang tidak tercatat. Seterusnya setelah berlalu abad demi abad lain, perjalanan sejarah Islam menunjukkan bahwa di dalam peradaban Islam terdapat banyak pemikiran-pemikiran Islam yang muncul sehingga terbentuklah berbagai cabang keilmuan di dalam pemikiran Islam seperti ilmu teologi (kalam), ilmu fikih, ilmu filsafat dan ilmu tasawuf.5

Di Malaysia, seorang mujahid dan seorang tokoh Islam yang begitu aktif dalam kehidupan berpolitik di Malaysia, yaitu Dato‟ Dr. Haron Din yang merupakan tokoh politik yang sangat disegani oleh masyarakat dan di takuti oleh lawan- lawannya dalam kancah politik di Malaysia. Beliau adalah seorang tokoh politik yang memiliki kualitas kepimpinan yang tinggi, reputasinya ketika memimpin perjuangan Partai Islam Se Malaysia (PAS) telah membuktikan bahwa

5 Aden Wijdan Sz. Dkk, Pemik iran & Peradaban Islam, ( Jakarta, Safiia Insania Pres s:

(14)

ketokohan dan kewibawaan beliau sebagai seorang orator, pemimpin dan juga ahli politik yang berpendirian dan istimewa. Idealisme yang beliau cetuskan menggambarkan kepada kita betapa jelasnya ketajaman pemikiran beliau terutamanya ketika menjabat sebagai Timbalan Mursyidul Am PAS, sehingga dapat menjadikan PAS sebagai sebuah partai pembangkang yang oposisi.

Pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din jika dilihat dari latar belakang pendidikan dan kedudukan di dalam gerakan politik atau sosial, fondasinya lebih mengarah ke neo-tradisionalisme, kerena menurut Abdur Rahman bin Abdullah pemikiran tradisionalisme adalah melibatkan masalah fikih dan rujukan utamanya yang terjadi di Malaysia seperti berpedoman pada kitab-kitab kuning atau kitab jawi lama. Sementara konsep neo-tradisionalisme dalam masalah fikih melibatkan konsep tajdid wal ishlah, pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din dalam hal masalah politik lebih mengarah pada pemikiran relatif dan juga absolut.6

Penulis akan melakukan dan menganalisa lebih dalam melalui p enelusuran dan penelitian pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din mengenai politik modern saat ini. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul skripsi “Pemikiran Politik Dato’ Dr. Haron Din”.

A.Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis akan

(15)

membatasi pembahasan ini kepada pemikiran politik seorang tokoh yaitu Dato‟

Dr. Haron Din. Pemikiran beliau yang akan dibahas hanyalah tentang politik modern.

2. Perumusan Masalah

Adapun dalam perumusan masalah, penulis mencoba membentuk

pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana sejarah hidup dan karir politikDato‟ Dr. Haron Din?

b. Bagaimana politik modern yang berlaku di Malaysia?

c. Bagaimana sejarah hidup berpolitik Dato‟ Dr. Haron Din? B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Selama ini belum banyak penulis yang mengangkat sosok Dato‟ Dr. Haron

Din dalam kancah politik di Malaysia. Padahal tokoh yang akan dikaji ini termasuk banyak memberikan pengaruh dalam dunia politik nasional Malaysia.

Terutama pemikiran-pemikiran dan kebijakannya dalam menjalankan ideologi

Islam terhadap partai politik nomor dua terbesar di negeri jiran tersebut.

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui riwayat hidup dan karir politik modern Islam Dato‟ Dr.

(16)

b. Untuk mengetahui politik yang berlaku di Malaysia.

c. Untuk mengetahui Pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din dalam politik.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Dapat mengetahui pemikiran dan perkembangan hazanah keilmuan dibidang

fiqih siyasah dalam konteks ketatanegaraan di Malaysia secara khusus dan di

seluruh dunia secara umum.

b. Untuk menjadi kajian dan rujukan terhadap pihak-pihak yang

berkepentingan dan tokoh-tokoh politik modern Islam dalam Malaysia.

c. Untuk memberi pengetahuan dan pemahaman terhadap masyarakat yang

luas tentang politik modern Islam.

d. Untuk mendapatkan pemahaman tentang sejarah dan politik modern dalam

pembentukan politik dalam Islam yang sebenarnya.

C. Kajian Pustaka

Sebenarnya telah banyak penulis yang menulis dan membahas mengenai

pemikiran politik terutamanya di Indonesia. Namun, penulis belum menemukan

tulisan yang khusus tentang pemikiran politik Dato‟ Dr. Haron Din dalam

(17)

Di antara karya-karya yang pernah ditulis dalam bentuk karya yang

penulis temukan antara lain:

1. “Konsep Negara Islam Menurut Muhammad Husein Haikal” karya Luli

Huliyah. Sesuai judulnya, tulisan ini menampilkan prinsip-prinsip Negara

Islam dalam pandangan Husein Haikal yang dituangkannya dalam buku al

Hukumat al-Islamiyah. Disebutkan bahwa pokok-pokok pikiran Haikal tentang

kenegaraan antara lain: prinsip-prinsip dasar kehidupan bermasyarakat yang

diberikan al-Quran dan Sunnah tidak ada yang langsung berkaitan dengan

ketatanegaraan.

2. Buku yang berjudul “Argumen Politik Agama Membangun Toleransi

Berbasis Al-Quran” oleh Abd. Moqsith Ghazali. Buku ini membicarakan

tentang sistem politik sesuai agama yang berlaku di Indonesia serta membahas

tentang Al-Quran dan kemajemukan agama serta pandangan Al-Quran tentang

Umat agama lain.

3. Buku yang berjudul “Jihad Sebagai Survival Insane” dan “Keadilan

Membebaskan Manusia” oleh Dato‟ Dr. Haron Din, yang ditulis oleh beliau

sendiri. Buku ini menjelaskan tentang keadilan politik, undang- undang,

ekonomi menurut Islam, serta membicarakan tentang pendidikan dan sosial.

Secara umum dan komprehensif tinjauan review dan pustaka di atas telah

banyak menyinggung mengenai cara sistem politik, tetapi penelitian oleh Edy

Sofyan hanya membahas seputar tentang hak- hak berpolitik dalm Islam, dan

(18)

berlaku di Indonesia, dan belum terdapat suatu kajian mengenai pemikiran

Dato‟ Dr. Haron Din tentang masalah politik uang khususnya di Malaysia.

Atas dasar itu, penulis berinisiatif untuk meninjau lebih dalam mengenai

pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din tentang politik uang yang berlaku di

Malaysia.7

D.Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penyelidikan pustaka, wawancara, (library

research) pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memb utuhkan kajian

dan bertujuan untuk memahami fenomena politik di Malaysia, alasan

tindakan untuk mengkaji, serta memiliki etika dan peraturan politik dan

pemikiran tokoh ini.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini ialah pemikiran politik Dato‟ Dr. Haron Din

terhadap Politik uang, Dan pembentukan politik modern di Malaysia

3. Teknik Pengumpulan Data

7

(19)

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dokumentasi, riset

pustaka yang dilakukan dengan cara interview, wawancara, dan menghimpun

data-data kepustakaan yang ada relevansinya dengan tema ini.

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan antara lain ialah, melalui wawancara beliu

yaitu ”Dato‟ Dr. Haron Din” seperti ucapan-ucapan dasar beliau ketika menjabat

sebagai seorang wakil Mursyidul Am serta literatur- literatur dan website yang

ada keterlibatan dengan penelitian ini.

5. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman penuh pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi Karya Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007”.

E.Sistematika Penulisan

Adapun untuk menjaga sitematika penulisan sehingga terfokus pada kajian yang

dimaksudkan, maka penulisan ini disusun berdasarkan sistematika berikut ini:

Bab i Berupa pendahuluan yang mencakup Latar belakang masalah,

(20)

Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Teknik Penulisan, dan Sistematika

Penulisan.

Bab ii Membahas tentang biografi Dato‟ Dr. Haron Din yang

terkait dengan sejarah kelahiran dan pendidikan beliau, aktivitas beliau

dengan masyarakat dan keterlibatan dalam politik di Malaysia serta

perjuangan beliau terhadap pembelaan umat Islam di tingkat internasional.

Bab iii Menjelaskan tentang pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din, bab ini

akan membahas tentang kebebasan berpolitik di Malaysia, keadilan sosial

dalam masyarakat di Malaysia serta kerjasama politik yang dilakukan oleh

Dato‟ Dr. Haron Din di Malaysia.

Bab ivMenjelaskan pemikiran politik terhadap faham sekularisme,

memperjuangkan dasar pemerintahan politik modern Islam,

memperjuangkan penanganan krisis dan politik di Malaysia, dan

menghubungkan Islam dan perlembagaan Malaysia.

Bab v Berupa penutup dan saran.

BAB II

(21)

Sistem pemerintahan Islam adalah sebuah sistem berbeda dengan sistem-sistem pemerintahan lain yang ada di dunia. Umat Islam tidak akan pernah memperoleh kebahagiaan yang hakiki, kesenangan dan keamanan, juga tidak akan pernah merasakan kemuliaan dan kepimpinan yang sempurna kecuali di bawah naungan hukum Islam baik dari aspek umum yang menjadi landasan berdirinya pemikiran, konsep, standar serta hukum- hukum yang digunakan untuk melayani kepentingan umat, maupun dari aspek undang-undang dasar serta undang- undang yang diberlakukannya, ataupun dari aspek bentuk yang menggambarkan wujud negara. Maupun hal- hal yang menjadikannya berbeda sekali dari seluruh bentuk pemerintahan yang ada di dunia seperti; 1) Sistem pemerintahan republik, 2) Sistem pemerintahan kekaisaran, 3) Sistem pemerintahan federasi 4) Sistem pemerintahan monarki.8

Berbicara tentang ketatanegaraan Islam berarti berbicara tentang negara Islam. Menurut Imam al-Mawardi9 negara Islam adalah negara yang melaksanakan konsep pemerintahan Nubuwwah dalam menjaga agama dan

8

Abdul Aziz A l-Badri, Politik Ulama dalam Penguasa Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet 1, h lm. 25.

9

Mawardi adalah Abu hasan Ali bin Habib a l-Mawa rdi.hidup nya antara tahun 364 h atau 975 M dan H atau 1059 M.Dia adalah tokoh terkemuka mazhab syafi‟,dan ia merupakan pemikir Isla m yang terkena l.dan juga berpengaruh pemerintahanabbasyiah.dia berpindah -pindah.akhirnya beliau ke,bali menetap di bghdad. Dan menetap di baghdad,dan dapat tempat yang terhormat pada peme rintahan khalifah qadir. karya beliau dala m po lit ik antaranya:(1) Al-ahk am sultaniyah(peraturan-peraturan k erajaan/permerintahan; (2 ) Qawanin Wazurah,Siyasah

al-Malik (Ketentuan-k etentuan Kawaziran,Politik Raja. Lihat lanjut H. Munawir Sjadza li, IS LAM

DAN TATA NEGARA, ajaran, sejarah dan pemikiran, ( Ja karta universitas indonesia,2003), cet 5,

(22)

mengurus urusan dunia dengan agama.10 Menurut Abdul Qadir Audah yang termasuk dalam negara Islam (Dar al-Islam) negara di mana hukum-hukum agama Islam nampak di dalamnya atau negeri- negeri di mana penduduknya beragama Islam dan menjalankan hukum-hukum Islam.

Kemudian menurut Yusuf Al-Qaradhawi negara Islam adalah negara madani (civil society) yang berdasarkan Islam.11 Negara bukan Islam adalah negeri yang tidak termasuk dalam kekuasaan kaum Muslimin, atau negeri-negeri di mana hukum Islam tidak nampak, baik negeri-negeri-negeri-negeri tersebut dikuasai oleh satu pemerintahan atau beberapa pemerintahan, baik penduduknya yang tetap terdiri dari kaum Muslimin atau bukan.12

C. Pola Sistem Politik dalam Pe merintahan Islam

Pola Sistem politik dalam pemerintahan Islam khususnya di Malaysia diartikan sebagai negara yang menganut sistem demokrasi yaitu bukan merupakan negara Islam (murni) walaupun agama Islam sebagai agama resmi, terdapat perbedaan dengan konsep ketatanegaraan Islam dalam hal hak- hak politik, yaitu dalam Perlembagaan Malaysia tidak disebutkan syarat-syarat seorang Perdana Menteri (kepala pemerintahan) harus orang Me layu (Islam), artinya non Melayu dibolehkan untuk menjadi Perdana Menteri jika memungkinkan. Hal ini sangat berbeda dengan konsep ketatanegaraan dalam

10

al-Ma ward i, al-Ahk am al-Sulthâniyah, (T.tp: Dar a l-Fikr, 1960), cet. I, h lm. 5

11

Yusuf al-Qaradhawi, al-Dîn wa al-Siyâsah, diterje mahkan oleh Khoiru l A mru Harahap dengan judul Melurusk an Dik otomi Agama dan Politik, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), cet. I, h lm. 169

12 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrî‟ al-Jinâ‟i al-Islâmi: Muqâranan bi al-Qânŭn

(23)

Islam yang mensyaratkan seorang kepala negara harus orang Islam.

Adapun di dalam pembahasan ini lebih menekankan kepada sistem Pemerintahan Raja atau dikenal dengan sistem Pemerintahan Monarki. Sistem pemerintahan Islam tidak berbentuk monarki, maupun yang sejenis dengan sistem monarki. Pemerintahan Monarki menerapkan sistem waris (putera mahkota), dimana singgasana kerajaan akan diwarisi oleh seorang putera mahkota, dari orang tuanya, seperti mewariskan harta warisan. S istem Pemerintahan Islam tidak mengenal akan sistem warisan.

Sistem monarki telah memberikan hak- hak tertentu serta hak- hak istimewa khusus untuk raja saja, yang tidak akan bisa dimiliki oleh orang lain. Sistem ini juga telah menjadikan raja di atas undang-undang, di mana secara peribadi memiliki kekebalan hukum. Raja kadang kala hanya merupakan simbol bagi umat dan tidak memiliki kekuasaan apa-apa, seperti raja-raja di Eropa. Atau kadang kala menjadi raja yang berkuasa penuh, bahkan menjadi sumber hukum.13 Mengenai hal ini, al-„Allahamah Siddiq Hasan Khan berkata” Seseorang pemerintah tidak patut dipersalahkan, walaupun dia melantik bapak a taupun anaknya sebagai pengganti, karena dia telah diberi jaminan semasa hidupnya untuk memperhatikan perbuatan mereka. Sebagus-bagusnya dia tidak dianggap sebagai seorang yang ingin meninggalkan pengaruh setelah kematiannya, berbeda dengan pendapat yang menuduh mereka yang melantik anak atau bapaknya

13 Abdul Rah man, Pe mik iran Islam di Malaysia, ( Ja karta: Ge ma Insani: 2008), h lm 21,

(24)

sebagai pengganti maupun mereka yang menganggap pelantikan anak saja sebagai satu kesalahan, bukan bapak. Semua ini amat jauh dari anggapan yang baik, terutama jika terdapat faktor yang boleh membawa kepada pe rkara tersebut seperti mengutamakan kepentingan umum ataupun memperkirakan akan berlaku suatu kemusnahan, ketika itu tertolaklah segala sangkaan sebagaimana yang berlaku pada peristiwa pelantikan Yazid oleh bapaknya Mua‟wiyah tersebut yang

disetujui oleh masyarakat umum merupakan dalil yang nyata dalam hal ini.14 Meskipun cara pelaksanaan pemerintahan yang menitikberatkan putera mahkota banyak mendapatkan pertentangan, namun para fuqaha‟ telah menetapkan bahwa dibolehkannya sistem keimamahan dengan cara menentukan putera mahkota dari kesepakatan ijma ulama dapat diterima. Namun Islam tidak memandang sistem raja itu adalah suatu sistem yang salah. Karena sistem itu tidak melanggar batas syara‟ hukum selagi dalam suatu sistem pemerintahan itu

masih menjalankan hukum- hukum Islam.

Sementara kedudukan sistem monarki di Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agung sebagai kepala negara. Baginda mempunyai keutamaan yang lebih daripada orang lain di Malaysia dan tidak bisa didakwa dalam putusan mahkamah apapun kecuali dalam mahkamah khusus.

Yang di-Pertuan Agung ialah seorang raja melayu yang dipilih oleh majelis raja-raja yang mengikuti peraturan yang terkandung dalam jadwal III perlembagaan malaysia. Setiap raja melayu mempunyai kelayakan untuk dip ilih

(25)

menjadi yang di-Pertuan Agung, kecuali ia tidak cukup umur, atau tidak mau dipilih, atau ia dikira oleh majlis raja-raja tidak layak menjadi Yang di-Pertuan Agung disebabkan keuzuran akal dan badan atau sebab-sebab yang lain. Untuk pilihan ini hendaklah diadakan satu daftar pilihan yang terdapat di dalamnya negeri-negeri beraja, dan negeri- negeri itu diatur mengikut susunan keutamaan yang disahkan oleh raja-raja itu sendiri. Dengan menggunakan daftar itu majelis raja-raja akan menawarkan jabatan Yang di-Pertuan Agung kepada raja yang layak yang negerinya terletak pada barisan paling atas dalam daftar itu. Apabila menerima tawaran tersebut, maka majelis raja-raja akan mengumumkan bahwa Yang di-Pertuan Agung sudah dipilih dan penyimpan mohor besar raja-raja akan memberitahukan keputusan pemilihan itu dengan suratan kepada kedua majelis parlemen, yaitu (MPR dan DPR).15

Yang di-Pertuan Agung yang telah dipilih akan memegang jabatan selama lima tahun. Baginda bisa meletakan jabatan sebelum jatuh tempo dengan menulis surat kepada majelis raja-raja, atau bisa diberhentikan dari jabatan majelis itu. Baginda akan berhenti dari jabatan itu jika baginda sudah tidak lagi menjadi raja. Isteri Yang di-Pertuan Agung diberi gelar Raja Permaisuri Agung dan mempunyai keutamaan setelah Yang di-Pertuan Agung.16

Sebagai seorang kepala negara, Yang di-Pertuang Agung adalah puncak segala kekuasaan di Malaysia, baik kekuasaan dalam membuat undang- undang,

15

Tun Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, (Ampang/Hulu Klang Se langor Da rul Ehsan: Dawanan Sdn Bhd, 2006), cet. III, h lm. 169

(26)

kekuasaan pemerintahan dan kekkuasaan kehakiman. Baginda sebagai salah satu daripada tiga unsur unsur parlemen, karena parlemen itu memiliki Yang di-Pertuan Agung sebagai pemimpin dan dua buah majelis, yaitu Dewan Negara dan Dewan Rakyat. Yang di-Pertuan Agung yang memanggil parlemen supaya bersidang dan baginda berkuasa memberhentikan dan membubarkan parlemen. Semua rancangan undang- undang (RUU) yang diluluskan oleh kedua-dua majelis parlemen hendaklah mendapat persetujuan dari Yang di-Pertuan Agung sebelum menjadi undang- undang. Baginda berhak berpidato kepada kedua majlis parlemen secara berbarengan atau berpisah. Sebagai ketua pemerintah, Yang di-Pertuan Agung berhak untuk memerintah untuk negara walaupun hak ini dijalankan oleh jemaah menteri itu. Jika hak itu dijalankan oleh Yang di-Pertuan Agung sendiri, hendaklah dijalankan dengan mengikut nasihat kementrian negara. Sekiranya hak tersebut dijalankan oleh jemaah menteri atau seorang menteri yang sah, Yang di-Pertuan Agung berhak mendapat segala pemberitahuan tentang perjalanan kuasa itu. Yang di-Pertuan Agung menyimpan mohor persekutuan. Sebagai kepala negara, Yang di-Pertuan Agung diberi kekuasaan oleh konstitusi untuk melantik hakim- hakim mahkamah persekutuan dan mahkamah tinggi, perdana menteri, menteri- menteri dan beberapa jabatan lain.17

Setiap negeri bersekutu biasanya mempunyai badan perudangan yang terdiri dari dua majelis, yaitu Dewan Rendah dan Dewan Tinggi. Dewan Negara di Malaysia adalah Dewan Tinggi. Pentingnya Dewan Tinggi itu dibentuk untuk

(27)

membahas rancangan undang-undang (RUU) dengan lebih terperinci dan teliti daripada Dewan Rendah yang membahas perkara-perkara kepentingan umum. Oleh karena itu anggota Dewan Rendah biasanya dipilih untuk mewakili masyarakat, maka Dewan Tinggi dibentuk supaya mewakili negeri- negeri dalam persekutuan dan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan. Dengan demikian dianggap bahwa pembentukan parlemen itu benar-benar mewakili semua orang. Dewan Rakyat yaitu sebuah parlemen yang amat penting karena anggota-anggota dewan rakyat dipilih oleh masyarakat melalui pemilu. Anggotanya terdiri dari empat belas provinsi di Malaysia termasuk sabah dan sarawak. Ketika menjadi ahli dewan rakyat Yang di-Pertuan Agung membubarkan parlemen serta mengadakan pemilu18.

Konstitusi persekutuan hanya mensyaratkan seseorang itu layak untuk dilantik menjadi Perdana Menteri apabila ia seorang warga negara Malaysia, menjadi ahli dewan rakyat dan mendapat kepercayaan lebih daripada separuh ahli dewan tersebut. Ini bermakna perlembagaan persekutuan memberi kelayakan kepada semua orang tanpa membeda-bedakan agama yang dianutnya asalkan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan. Oleh karena itu orang Islam dan non- muslim sama-sama layak menjadi Perdana Menteri.

A. Penerapan Multipartai di Malaysia

(28)

Partai politik merupakan sekumpulan orang yang secara terorganisir mem-bentuk sebuah lembaga yang bertujuan merebut kekuasaan politik secara sah untuk menjalankan program-programnya. Partai politik biasanya mempunyai asas, tujuan, ideolog, visi dan misi tertentu yang diterjemahkan ke dalam program-programnya. Partai politik juga mempunyai pengurus dan massa.19

Adapun Roger F Saltou mendefinisikan partai politik sebagai kelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat.20Dengan Mengacu pada dua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa partai politik merupakan hasil pengorganisasian dari sekelompok orang agar memperoleh kekuasaan untuk menjalankan pro gram yang telah direncanakan.

Sistem multi partai adalah salah satu varian dari beberapa sistem kepartaian yang berkembang di dunia modern saat ini. Andrew Heywood (2002) berpendapat bahwa sistem partai politik adalah sebuah jar ingan dari hubungan dan interaksi antara partai politik di dalam sebuah sistem politik yang berjalan. Untuk mempermudah dalam memahami sistem partai politik Heywood kemudian memberikan kata kunci untuk membedakan tipe-tipe sistem kepartaian. Kata

19

http://www.djpp.depku mha m.go.id/htn-dan-puu/438-sistem-mu lti-partai-presidensial-dan-persoalan-efektivitas-pe merintah.html diakses pada 31 maret 2011 pukul 12:45 WIB

(29)

kunci tersebut adalah jumlah partai politik yang tumbuh atau eksis yang mengikuti kompetisi untuk mendapatkan kekuasaan melalui pemilu. Parameter “jumlah partai politik” untuk menentukan tipe sistem partai politik, pertama kali

diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Duverger pada tahun 1954 dimana Duverger membedakan tipe sistem politik menjadi 3 sistem, yaitu sistem partai tunggal, sistem dua partai, dan sistem multi partai.21

Dari definisi yang diperkenalkan oleh Duverger tersebut kita dengan mudah menentukan sistem partai politik di sebuah negara. Jika di negara tersebut hanya terdapat satu partai politik yang tumbuh atau satu partai politik yang dominan dalam kekuasaan maka dapat dipastikan bahwa sistem tersebut adalah sistem partai tunggal. Namun jika terdapat dua partai politik maka sistem partainya adalah sistem dua partai. Sebaliknya, jika di dalam negara tersebut tumbuh lebih dari dua partai politik maka dikatakan sebagai sistem multi partai.

Sartori menyatakan bahwa hal terpenting dari sebuah sistem kepartaian adalah sebuah pengaturan mengenai hubungan partai politik yang berkaitan dengan pembentukan pemerintahan, dan secara lebih spesifik apakah kekuatan mereka memberikan prospek untuk memenangkan atau berbagi (sharing) kekuasaan pemerintahan.

21

(30)

Meski demikian, pada perkembangan selanjutnya pendekatan yang hanya berdasarkan jumlah dan interaksi antar partai politik tersebut mendapat kritikan dan ketidaksetujuan dari beberapa ahli misalnya Bardi and Mair dan Blau . Bardi dan Mair berpendapat bahwa sistem kepartaian tidak bisa ditentukan semata- mata oleh jumlah partai yang ikut dalam pemilu akan tetapi sebagai fenomena yang multi dimensi. Selanjutnya Bardi dan Mair menjelaskan bahwa tipe partai po litik dipengaruhi oleh 3 dimensi, yaitu vertikal, horisontal dan fungsional. Dimensi veritikal yang mempengaruhi sistem partai politik dicontohkan dengan adanya polarisasi dan segmentasi di dalam masyarakat pemilih (bahasa, etnisitas, agama dan lain- lain). Sedangkan dimensi horisontal ditentukan oleh pembedaan level pemerintahan dan level pemilu. Dimensi fungsional disebabkan oleh karena pembedaan arena kompetisi (nasional, regional, dan lokal).22

Adapun penerapan sistem multi partai, misalnya Janos Simon menyebutnya adalah sebagai fungsi sosialisasi politik, fungsi mobilisasi politik, fungsi representasi politik, fungsi partisipasi politik, fungsi legitimasi sistem politik.

(31)

Sementara penjelasan apa yang disebut oleh Janos simon adalah seperti berikut;23 pertama, Fungsi sosialisasi politik mulai signifikan ketika seseorang sudah mampu menilai keputusan dan tindakannya. Orang tersebut kemudia mencari “figur” yang dianggap mewakili norma-norma dan nilai-nilai yang

dianutnya.

Kedua, Fungsi mobilisasi adalah fungsi partai politik untuk membawa warganegara ke dalam kehidupan publik. Tujuan dari mobilisasi ini adalah : Mengurangi ketegangan sosial yang ditampakkan oleh kelompok-kelompok yang termobilisasi; Mengelaborasi program-program untuk menurunkan ketegangan tersebut, dan sebagai hasilnya kelompok-kelompok tersebut mengalihkan dukungannya kepada partai politik.

ketiga, Fungsi partisipasi adalah fungsi partai politik untuk membawa warganegara agar aktif dalam kegiatan politik. Jenis partisipasi politik yang ditawarkan partai politik kepada warga negara adalah kegiatan kempenye, mencari dana bagi partai, memilih pemimpin, dan demonstrasi.

Keempat, Fungsi legitimasi mengacu pada kebijakan partai politik mendukung dan mempercayai kebijakan pemerintah maupun eksistensi sistem politik.

23

John L. Posito dan John O. Voll, Islam and Democracy, edisi Bahasa Indonesia diterje mah kan oleh Rahman i Astuti, Demok rasi di Negara-negara Muslim: Problem dan Prospek ,

(32)

Kelima, Fungsi representasi adalah fungsi klasik partai politik. Partai politik yang ikut pemilihan umum dan memenangkan sejumlah suara, akan menempatkan wakilnya di dalam parlemen. Anggota partai yang masuk ke dalam parlemen ini membawa fungsi representasi dari warga negara yang memilih partai tersebut.

Sementara penerapan multi partai di Malaysia, pertama-tama mengikuti sejarah pembentukan partai-partai yang di sana telah muncul sejak zaman sebelum kemerdekaan Malaysia. Pada awalnya antara partai yang terbentuk adalah partai yang mendukung semangat penjajahan Inggris, sebagai contoh, partai politik yang menyokong semangat nasionalisme seperti partai umno yang berdiri sejak mulai tahun 1948, sementara partai Islam se-Malaysia (PAS) terbentuk pertama kali pada tahun 1951. Jadi semua partai-partai memiliki semangat kebangsaan atau Islam sudah muncul sebelum kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957.24 Pada mulanya, kedudukan masyarakat Melayu terhadap partai politik banyak tercurahkan dalam pemilihan partai, maka saat itu secara umum munculnya sistem multi partai bukanlah desakan dari pihak Inggris semata- mata melainkan fakfor sosiolisasi mendorong kearah terbentuknya sistem multi partai di sana. Dalam hal ini, kebijakan pemerintah pada saat itu yaitu pihak Inggris mengesahkan agar sistem multi partai berlaku di Malaysia dan sesuai di letakan di dalam konstitusi atau perlembagaan persekutuan.

24

(33)

Kedua filsofis penerapan sistem multi partai di Malaysia adalah, melihat dari sudut geografis dan penduduknya sangat sesuai diterapakan kerena negaranya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kec il yaitu sekitar 28 juta jiwa penduduk di sana dan luasnya sekitar 2.257 km, sementara luas kawasan yang perbatasan dengan kalimatan sekitar 565 km, sementara agama, ideologi dan pemikiran di sana melihat bahasa politik adalah pluralisme moderat dan bukan pluralisme terpolarisasi. Adapun apa yang dimaksudkan pluralisme moderat adalah setiap pendukung partai politik tidak banyak prilaku permusuhan atau pertikaian di sebabkan perbedaan ideologi kepartaian. Jadi apa yang berlaku di Malaysia, setiap partai yang menang di dalam pemilihan umum maka dijadikan sebagai partai pemerintah, sementara partai yang kalah menjadi partai oposisi. Ini sesuai dengan sistem pemerintahan di sana yang mengamalkan sistem monarki konstitusional atau konsep pemerintahan parlementer. Maka hal ini setiap partai yang berlaku di Malaysia tidak banyak berlaku perpecahan dikalangan ormas atau organisasi masyarakat yang terlibat secara langsung dalam po litik atau tidak disebabkan penerapan multi partai di sana.25

Kesimpulan yang dapat dijelaskan adalah, penerapan multi partai di dalam sesebuah negara bukanlah suatu perkara mudah, karena hal ini ditinjau dari banyak aspek, diantaranya kedudukan sosial, politik dan sebagainya. Keduanya melihat doktrin, pemikiran di dalam sejarah masyarakat sesebuah negara. Maka

(34)

apa yang terkait permasalahan ini di Malaysia adalah sama dengan yang disebutkan dalam pokok-pokok perkara di atas.

Agar pembahasan ini lebih terperinci, maka pada bab berikutanya akan dijelaskan konsep pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din terhadap hal yang terkait dengan sistem pemerintahan di Malaysia seperti hubungan kepartaian dengan hukum Islam dan sebagainya.

BAB III

BIOGRAFI PROF. DATO’ DR. HARON DIN

D. Masa Muda dan Riwayat Pendidikan

Masa muda dan riwayatnya bermula ketika Ustazd Haron Din menerima pendidikan dasar dari ayah dan ibunya sendiri. Kemudian ia dimasukkan ke Madrasah Islahiyah Wataniyah Bohor Mali. Seterusnya ke Madrasah al-„Alawiyah al-Diniah dan al-Kuliah al-Islamiah, Kelang Selangor. Kemudian

(35)

di Universitas Al-Azhar, Cairo (1966-1968). Dalam waktu tidak sampai dua tahun beliau telah berhasil memperolehi double degree secara bersamaan yaitu M.A (Ijazah Sarjana) Syariah dari Universitas Al-Azhar dan Diploma Pendidikan dari „Ain Syams, Universitas Cairo.

Setelah memperoleh Ijazah Sarjana Syariah, beliau kembali ke tanah air dan mengabdi sebagai guru agama di Kementerian Pelajaran. Beberapa tahun kemudian beliau kembali lagi ke Mesir untuk melanjutkan pelajaran dalam bidang Doktor Falsafah. Beliau memperoleh Ph.D Syariah dengan cermerlang daripada Universitas Darul-Ulum Qahirah (1972-1974).26

Pulang ke tanah air dan mengabdi sebagai dosen di Fakultas Pengajian Islam, Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Akademik adalah bidang kerjanya. Kekeluargaan Islam adalah jurusannya. Sebagai satu bukti terhadap kecemerlangan akademiknya, UKM menganugerahkan pangkat “Profesor” kepadanya sejak tahun

1986.27

Seterusnya karir Dato‟ DR. Haron Din juga terlibat dalam pengobatan Islam di Malaysia, Ketika di Mesir pada awal 70-an, Ustadz Haron Din sempat berkenalan dengan Bapak Mokhtar Lintang. Pak Mokhtar adalah pasien yang menggunakan kaedah Islam (pengobatan ala islam). Kesempatan tersebut telah digunakan oleh beliau untuk menimba ilmu pengobatan sebanyak mungkin. Sekembalinya ke

1.http://www.a lahka m.net/home/inde x.php?option=com_content&view=a rtic le&id=6147%3 Adatuk-dr-haron-din-tokoh-maal-hijrah-selangor-1432 Dia kses pada 31/4/2011 pu kul 12:53 WIB

Op,cit,.Haron Din, cet, I h lm. 5

(36)

Malaysia, ketika tinggal di Taman Bangi Kajang, Ustaz Haron Din dikunjungi oleh seorang lelaki yang dikenali sebagai Pak Leh. Beliau mengaku sebagai seorang pasien yang terkenal di Langkawi. Beliau telah mengajar beberapa metode peyembuh kepada Ustaz Haron Din. Diantaranya ilmu yang berkaitan dengan penyakit kanker, tumor, kulit, demam panas, penyakit kulit dan sebagainya. Beliau telah tinggal bersama dengan Ustaz Haron Din beberapa waktu.

Ayahanda Ustaz Haron Din berasal dari Patani dan menetap di Kampung Bohor Mali Perlis. Dia merupakan seorang pasien yang melibatkan diri dalam dunia pengobatan dengan menggunakan ayat-ayat suci Al-Qur‟an, hadits dan doa-doa. Dari 10 orang bersaudara, hanya Ustaz Haron Din yang menunjukkan bakat dalam bidang pengobatan Islam ini, yang menyebabkan ayahandanya sering membawanya ketika merawat.28

Tempat kelahiran (Perlis) Ustaz Haron Din memang mempunyai banyak orang yang faham tentang ilmu pengobatan. Terdapat seorang pasien bernama Tok Omar yang banyak menggunakan bahan-bahan dari tumbuh-tumbuhan di samping ayat-ayat Al-Qur‟an. Ustaz Haron Din berkesempatan mempelajari ilmu yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan dari beliau. Selain itu Ustaz Haron Din juga berkesempatan untuk belajar dengan Tahir Abdullah. Beliau yang di gelari dengan nama Tok Lang Kiang di antaranya telah mengajar Ustaz Haron Din dengan cara mengeluarkan sampah dari mata.

28

(37)

Murid lain yang pernah mengajar Ustaz Haron Din alah Pak Andak Noh dan Haji Husin atau dikenal sebagai Tuk Chin. Pak Andak Noh telah menurunkan ilmu mengeluarkan benda tajam dari badan manusia seperti besi, serpihan kaca, terkena racun dan sebagainya. Ilmu yang diamalkan oleh Tuk Chin pula adalah ilmu yang dinamakan Laduni yaitu ilmu yang dianugerahkan oleh Allah swt khusus kepada orang-orang tertentu.

Pengobatan Islam adalah berdasarkan syariat. Ilmu ini me mpunyai dua cabang yaitu fisik dan spritual. Penekanan yang menjadi keutamaan Ustaz Haron Din ialah perawatan dengan menggunakan doa-doa yang berdasarkan Al-Qur‟an, hadits Rasulullah s.a.w. dan doa-doa' lain yang jelas maknanya yang tidak menyimpang dengan syariat Islam. Walaupun telah lama berkecimpung dalam bidang pengobatan tradisional Islam, namun Ustaz Haron Din masih terus mencari ilmu baru dalam merawat pasien. Beliau senantiasa bertanya mereka yang faham dalam bidang ini di samping membaca berbagai buku untuk menambahkan pengetahuan. Tidak semua kaidah yang dipelajari itu dipraktekkan, hanya yang bertepatan dengan syariat saja yang diamalkan.

E. Karir Politik Dato,’ Dr. Haron Din

(38)

Bidang Penerangan PAS Pusat dan manjadi Anggota Majelis Syura Ulama PAS Sebagai Timbalan Mursyidur Am PAS.29

1. Kedudukan Dato‟ Dr. Haron Din di dalam Partai Islam Se-Malaysia (PAS)

Jabatan bidang kerohanian di PAS dipegang oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat. Nik Aziz menyandang jabatan itu sejak 1987 dan merupakan pejabat yang kedua sedangkan pejabat pertamanya adalah Yusuf Al Rawa. Dalam hierarki PAS jabatan bukan ekskutif tetapi sebagai pengurus dan dasar perjuangan PAS dan termasuk memutskan soal bekerjasama dengan berbagai pihak. Bidangnya juga menjadi tempat rujukan dan pengambilan keputusan jika timbul suatu masalah dalam PAS.

Sementara Dr. Haron Din dilihat sebagai tokoh yang sesuai dan layak untuk memegang timbalan (wakil ketua). Orang yang memegang jabatan itu haruslah seorang yang faham tentang seluk beluk Islam, Dr Haron Din adalah diantara tokoh PAS yang paling lama berada di sana. Seorang yang cukup memahami seluk beluk perjuangan Pas dan juga perubahan-perubahan yang berlaku dalam PAS baik, dasar dan juga prinsipnya. Beliau juga orang yang mengenali dan menghayati regulasi perjuangan.

Apa yang paling penting dalam masalah ini ialah kemampuan beliau sebagai seorang tokoh agama dan ulama‟ yang istiqamah dengan prinsip dan dasar Islam yang

menjadi landasan PAS. Beliau juga dilihat seorang ulama yang terbuka, liberal dan

29 Haron Din, Islam Jihad Sebagai Survival Insan, Selangor, PTS Distribustors Sdn Bhd:

(39)

tidak ekstrem berpegang kepada suatu aliran faham dan yang konsevertif. Ulama seperti inilah yang layak diangkat untuk mengetuai dewan terkait yang bertindak sebagai badan pengawal, pemantau, penegur dan tempat rujukkan partai. Haron Din bias dapat memainkan peranannya terutama dalam menjamin PAS senantiasa berdiri atas landasan dasarnya. Sudah pasti aliran-aliran baru ataupun pemahaman baru siyasah yang coba dituangkan ke dalam PAS akan dipantau dan dinilai oleh beliau berdasarkan cermin keislaman seperti mana diaspirasikan oleh PAS sebagai sebuah wadah yang bukan saja mencapai tujuan politik tetapi mencapai keridhoan Allah.

Seterunya, Dato‟Dr. Haron Din memulai karirnya dalam politik Malaysia dengan mencalonkan dirinya mewakili PAS dalam pemilu umum pada ta hun 2004.

Selanjutnya Dato‟Dr. Haron Din mencalonkan diri pada pemilu dari PAS pada tahun 2004. Ustaz Haron Din yang mewakili Partai Islam Se-Malaysia mendapat suara pemilih 14,124 di kawasan Parlemen Arau. pesaingnya , Datuk Seri Diraja Syed Razlan Syed Putra Jamalullail yang mewakili Barisan Nasional mendapat kertas pemilih sebanyak 17,367 . Syed Razlan telah dinobatkan sebagai pemenang pada pilihan raya tahun tersebut. Selisih suaranya sebanyak 3,243, kertas suara yang rusak sebanyak 32.024 , Jumlah Kertas pemilih sebanyak 32,024, sementara kertas pemilih Rosak : 5,33 , %.

(40)

Profisinya selain dalam bidang politik, ia juga terlibat dalam jabatan akademik, yaitu pada tahun 1975 ia menjabat sebagai pengajar atau dosen di fakultas pengajian Islam di Universitas Kebangsaan Malaysia sampai pada tahun 1976, sementara itu beliu juga menjabat sebagai wakil Dekan, sehingga pada tahun 1985, semenjak menjabat sebagai professor di UKM sejak tahun 1986 hingga pension sebagai ahli majlis penasihat syariah, dalam hal ini juga ia juga terlibat dengan CIMB sebagai ahli majlis penasehat, tidak cukup sampai disini beliau juga menjabat sebagai majlis penasihat syariah di Bank Negara Malaysia30, seterusnya beliau menjabat sebagai penasihat keamanan atau panitera sketerias ahli Majlis Fatwa Negeri Selangor.

Seterusnya beliau juga menjabat sebagai wakil pengurus majelis Majlis Penasihat Syariah, dan pengurus Majlis Penasihat Syariah di Bank Pembagunan, sementara di dalam RHB Bank beliau juga menjabat sebagai wakil Pengurus Majelis Penasihat Syariah, dan terakhir dalam jabatan beliau ini, beliau juga menjabat sebagai Public Bank Bhd, sebagai ahli Majelis Fatwa Negeri Perlis dan juga Ahli Majlis Penasihat Syariah di Muamalah Financial Consulting.

Dengan karir yang telah dicapai oleh beliau, penghargaan yang beliau dapat sebagai tokoh ma‟a Al-hijrah pada tahun 2011 M/1432 H di Shah Alam Negeri Selangor, ini adalah sebagai penghargaan pada keterlibatan beliau dalam bidang dakwah sejak sekian lama. Anugerah ini juga disampaikan oleh Tengku Panglima

30 http://www.a lahka m.net/home/inde x.php?option=com_content&view=artic

(41)

Diraja Selangor yaitu Tengku Sulaiman Shah Al-Haj yang mewakili Sultan Selangor yaitu Sultan Shirafudin Idris Shah, karena Sultan Shirafudin Idris Shah sedang menyampaikan sambutan pada perayaan awal tahun Islam serta meluncurkan sebuah buku bertajuk solat rasul terbitan Majlis Agama Islam Selangor (MAIS).31

Sebagai kesimpulanya, Dato‟ Dr. Haron Din adalah ikon atau idola agama

Islam di Malaysia, dalam hal yang sama beliau juga dikenal sebagai tokoh agama yang memperkenalkan cara atau metode perawatan Islam di Malaysia melalui organisasi binaannya, yaitu Darul Syifa‟. Selain itu beliau terkenal sebagai tokoh agama yang produktif dalam bidang penulisan. Pada saat ini, beliau juga berhasil menghasilkan puluhan karya dalam hal yang sama, karya-karya tersebut masih menjadi rujukan masyarakat Islam di Malaysia. Disamping itu, profesi beliau dalam politik amat penting bagi masyarakat untuk mendukung dan juga meminta pendapat tentang hukum Islam yaitu hal- hal yang terkait dengan permaslahan politik, dan pernah beliau mengeluarkan pendapat bahwa pemerintahan Malaysia wajib menjalankan hukum hudud dan menjadikannya sebagai hukum positif di sana, Dalam hal ini juga, keterlibatan dalam politik memberi kekuatan dalam gerakan partai oposisi di sana.

F. Hubungan Pemikiran Dato, D r. Haron Din dengan Tokoh Lainnya

Secara umum ditinjau dari sudut sejarah, pemikiran Islam sudah berlaku sejak zaman Rasulullah saw, yaitu pada saat para sahabat berbeda pendapat dalam hal- hal

(42)

tertentu terutamanya dalam masalah fiqh, tetapi ruang lingkup ijtihad masih berada di bawah naungan atau kawalan wahyu, maka secara formalnya pintu ijtihad itu berakhir dengan keluarnya keputusan wahyu, yaitu saat pertemuan para sahabat dengan Rasulullah saw untuk bertanya beberapa masalah dalam hal- hal masalah tertentu maka Rasulullah memberi penjelasan atau jawaban dengan berpedoman pada wahyu.

Saat wafatnya Rasulullah, secara umum pintu ijtihad sudah mulai terbuka yang terjadi dikalangan para sahabat besar seperti pemikiran kufah terpengaruh dengan pemikiran Umar bin al-khattab, Ali bin Abi Thalib, dan sebagainya, sementara di kawasan hijaz seperti mekkah dan madinah, antara pemikiran yang terkemukakan seperti Ibnu Abbas, Aisyah r.a dan banyak lagi tidak tercatat. Setelah berabad-abad berlalu, sejarah Islam menunjukkan peradaban Islam banyak pemikiran-pemikiran Islam yang muncul sehingga terbentuklah pelbagai cabang keilmuan di dalam pemikiran Islam seperti pemikiran teologi (kalam), pemikiran fikih, pemikiran filsafat dan pemikiran tasawuf.32

Maka kesimpulan ini, pemikiran Islam tidak terlepas di dunia Islam khususnya pada saat ini di Malaysia, menurut Abdur Rahman bin Abdullah di dalam bukunya „pemikiran Islam di Malaysia Sejarah dan Aliranya‟ menjelaskan bahawa di

Malaysia, pemikiran yang terdapat di sana sama dengan dunia Islam yang lain, yaitu seperti pikiran Islam tradisional, neo-tradisional, modern, neo- modern, reformis, idealis, sekular, liberal, puritanisme, progresif, fundamentalis, konservatif dan

32 Aden Wijdan Sz. Dkk, Pe mik iran & Peradaban Islam, ( Ja karta, Safiia Insania Press: 2007)

(43)

ortodoks. Maka kesimpulanya, disini akan dijelaskan fondasi pemikiran Dato‟ Dr.

Haron Din dan perbandingan antara pemikiran Islam yang lain terutamanya hal- hal yang terkait dengan masalah politik.33

Pertama, pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din jika di dilihat dari latar belakang

pendidikan dan kedudukan didalam gerakan politik atau sosial, fondasinya lebih ke arah neo-tradisionalisme, kerana menurut Abdur Rahman bin Abd ullah pemikiran tradisionalisme melibatkan masalah fikih dan rujukan utamanya yang terjadi di Malaysia seperti berpedoman pada kitab-kitab kuning atau kitab jawi lama. Sementara konsep neo-tradisionalisme dalam masalah fikih melibatkan konsep tajdid wal ishlah,

Pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din dalam hal masalah politik mengarah pada pemikiran relatif dan juga absolut. Sebagai contoh dalam hal pemikiran relatif, pendapat dan pandangan Dato‟ Dr. Haron Din banyak mengeluarkan hukum- hukam Islam melalui

tulisan dan berbagai karya dan juga ceramah-ceramah agama. Sementara hukum yang dikeluarkan oleh Dato‟ Dr. Haron Din terkait dalam masalah politik seperti hak

-hak asasi manusia yang membahas mengenai masalah -hak hidup, -hak kebebasan, -hak ilmu pengetahuan dan pelajaran, hak kehormatan atau maruah, hak milik di dalam Islam, pandangan Islam berkenaan harta benda, undang Islam dan undang-undang jinayah seperti hukum acara pidana, hukum hudud, qishash dan ta‟zir.34

33

Abdul Rah man Haji Abdullah, Pe mik iran Islam di Malaysia Sejarah dan Alirannya”,

(Jaka rta: Ge ma Insani Press, 1997), cet. I, h lm. 13

34 Ha ron Din, Islam Keadilan Membebask an Manusia, ( Se langor, Pe rcetaka Za far Sdn Bhd:

(44)

Sementara dalam hal pemikirannya yang melibatkan absolut adalah antara lain karya dan karangannya yang membahas mengenai konsep keadilan di dalam Islam, kebijakan mendirikan kerajaan Islam dan filsafat di dalam undang-undang Islam.

Kedua, perbandingan pemikiran politik Dato‟ Dr. Haron Din dengan pemikiran tokoh-tokoh lain di Malaysia seperti pemikiran Abdul Hadi Awang di sebut sebagai pemikiran reformis Islam di Malaysia, sementara lata belakang pendidikan beliau mendapat S1 di Mesir dan Melanjutkan S2 di universitas Madinah dalam jurusan siyasah syariyyah, semenjak pulang di Malaysia beliau aktif dalam politik sehingga pernah menjabat Menteri Besar di Negeri Bagian Terengganu pada tahun 2000-2004 dan saat ini beliau menjabat sebagai presiden partai Islam se-Malaysia (PAS).

(45)

atau pemikiran kerah moderat, maka segala konsep pemerintahan barat seperti demokrasi, pemilihan umum, partai politik dan sebagainya dapat disesuaikan di dalam sistem pemerintahan Islam sehingga tidak melanggar batas-batas syariat yang di tetapkan oleh Allah saw.35

Kesimpulan yang dilihat antara dua pemikiran tokoh ini adalah, secara umumnya, konsep dasar pemerintahan Islam tidak ada perbedaan, Hanya hal- hal yang khilafiyyah dalam masalah furu‟ yaitu seperti pandangan Dato‟ Dr. Haron Din terhadap pemerintahan yang terdapat unsur barat mestilah di jauhkan namun jika terjadi suatu maslahah maka barulah di ambil dasar-dasarnya, sementara sudut pandang Abdul Hadi Awang lebih memandang ringan dalam masalah ini.

Ketiga, perbandingan pemikiran politik Dato‟ Dr. Haron Din dengan pemikiran tokoh-tokoh modern di Malaysia. Menurut Abdur Rahman bin Abdullah pemikiran modern di sebut didalam bukunya adalah menurut Roger Garaudy modernisme, tidak lain adalah westrenisme, yakni berasaskan kebudayaan dan pemikiran barat modern yang timbul dari pengalaman sejarah mereka selama empat abad terakhir. Dan ciri-cirinya ialah nasional, kapitalis, dan sistem perlemen.36 Menurut Prof. Hamid Algar menegaskan bahwa mereka telah mengabaikan kontradiksi pokok antara mentalitas modern dan agama. Islam berada pada realitas

35

Abdul Hadi Awang Fahaman atau Ideologi Umat Islam (Se langor:PTS Publicat ions &Distributors Sdn Bhd jln Industri Batu Caves, 2008), cet. II, hlm. 21

36 Muhamad Bahi, Penentang Islam terhadap Aliran Pemikiran Perosak, (Kuala Lu mpur:

(46)

imperatif dari Allah Yang Maha Kuasa, sedangkan dunia modern sebaliknya cenderung untuk menyangkal realitas Ilahi secara aktif terhadap alam dan manusia.37

Diantara tokoh pemikiran modern di Malaysia seperti Dr. Mahathir Mohamad, Dr Candra Muzafar dan banyak lagi. Menurut Abdur Rahman, pemikiran Dr Mahathir Mohamad adalah fondasinya kearah pemikiran relavitisme dan memandang dinamis setiap hukum Islam sehingga batasnya berpadu dengan konsep pemikiran idealisme. Jadi dalam hal politik, pemikiran Dr Mahathir Mohamad banyak mengeluarkan pandangan kearah sekuler moderat, yaitu agama dengan politik tidak berlaku perpisahan secara radikal seperti berlaku pemikiran politik barat, sementara kedudukan Islam dalam pemerintahan Malaysia mestilah memandang konsep idealisme yaitu ayat-ayat al-Quran tentang ketatanegaraan Islam mestilah di interprensi sesuai pada saat zaman dan tempat khususnya di Malaysia.38

Kesimpulan yang dapat dilihat antara pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din dengan Dr Mahathir Mohamad secara jelasnya banyak perbedaan, mula i dasar-dasar atau masalah pokok sehingga sampai masalah furu‟ atau cabang yang tekait masalah politik, seperti menurut Dr Mahathir Mohamad undang-undang di dalam negara Malaysia yang ralevan hanya menurut tafsiran barat di dalam sistem commom law sementara padangan Dato‟ Dr. Haron Din secara jelas dan tegas menolaknya, adapun masalah ketatanegaraan Islam di Malaysia sangat relevan jika di terapkan sistem

37

Ha mid Algar, Islam dan Tantangan Intelektual daripada Kebudayaan Modern, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1983), cet. I, hlm. 25

38 Abdul Rah man Ha ji Abdullah, Pe mik iran Islam di Malaysia Sejarah dan Alirannya”,

(47)

pemerintahan barat, seperti sistem demokrasi, sistem partai politik dan sebagainya sementara padangan Dato‟ Dr. Haron Din tidak sama pandanganya dengan pendapat

yang di keluarkan oleh Dr Mahathir Mohamad.39

Kesimpulan yang terdapat dalam perbandingan ini adalah, munculnya pelbagai dasar-dasar pemikiran Islam sehingga terwujudnya banyak kedudukan hukum Islam dalam masalah ketatanegaraan Islam di Malaysia, seperti hukum sistem pemerintahan barat seperti halal, haram atau harus sesuai syariat Islam. Seterusnya agar perbahasan ini lebih mendalam maka pada bab berikutnya akan menjelaskan kedudukan pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din terhadap materi yang terkait masalah politik terutamanya hubungan politik dengan hukum Islam.

BAB IV

PERJUANGAN POLITIK PROF, DATO’ DR. HARON DIN

Jika kita meneliti peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah kemanusiaan, maka kita tidak dapat menafikan peran intelektualisme di dalamnya. Termasuk juga di dalamnya peran tokoh pemikiran yang akan memberikan sebuah progress terhadap kemajuan kebudayaan sebuah Negara. Hal ini juga berlaku di negeri Jiran Malaysia, adalah Dato‟ Dr. Haron Din. Demikian pentingnya peran pemikiran beliau dalam perjalanan perkembangan negeri Jiran Malaysia itu sangatlah membanggakan untuk dapat menulis perjalanan hidup

39 Abdul Rah man Haji Abdullah, Pe mik iran Islam di Malaysia Sejarah dan Alirannya”,

(48)

dan karir politik beliau, satu hal yang membuat ketertarikan penulis untuk mengangkat pemikiran Dato‟ Dr. Haron Din karena di Malaysia penelitian mengenai pemikiran tokoh masih sangat minim.

D. Ideologi Yang di Ke mbangkan 1.Penafsiran dan Sejarah Ideologi

Sebelum mengkaji ideologi melalui pendekatan teoritis dan perjalanan sejarah politik , ada baiknya kita memahami pengertian ideologi secara etimologi. Hal ini penting setidaknya, akan memudahkan bagi kita agar pemahaman tidak semata sebagai filsafat dan ilmu yang lahir dari ide seseorang berdasar sumber yang di dapat dengan caranya sendiri, namum juga untuk memahami bahwa ideologi juga suatu keyakinan diri, inspirasi dan guidance perjuangan politik manusia. Bagi seseorang, ideolog free thinkers, memahami ideologi dalam perjuagan politik adalah menhindari pelaku atau subyek politik dari sikap „petualang‟ (ovonturir) yang bergaya oportunis yakni berorentasi kepada mencari keuntungan politik dan keselamatan diri.

Pengertian ideologi, pada dasarnya ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata, yakni idea artinya pemikiran; logos artinya logika ilmu, pengetahuan. Dapatlah didefinasikan ideologi merupakan ilmu mengenai ilmu dan cita-cita.40

40 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer Referensi Ilmiah Ideologi, Politik , Huk um,

(49)

Ideologi merupakan kata ajaib yang menciptakan pemikiran dan semangat hidup antara manusia terutama kaum muda, khususnya diantara cendekiawan atau intelektual dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ideologi merupakan rumusan dalam pikiran yang terdapat diberbagai subyek atau kelompok masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk di realisasikanya. Dengan demikian, ideologi tidak hanya dimiliki oleh negara dapat juga berupa keyakinan yang dimiliki oleh suatu organisasi dalam negara, sepe rti partai politik dan asosiasi politik, kadang hal ini sering disebut subideologi atau bagian dari ideologi. Ideologi juga merupakan mythos yang meliputi political doctrin (doktrin politik) dan political formula (formula politik).41

Sementara konsep perkembangan ideologi yang di sebut oleh Dr. Firdaus Syam, M.A. di dalam bukunya, terbagi menjadi dua bagian, pertama ideologi yang „memaksa‟ dan kedua ideologi yang „mengajak‟. Dari kedua konsep

tersebut, penjelasan konsep ideologi memaksa adalah free thinkers, atau filsuf dalam mempelopori proses perubahan itu dengan cara memaksa, maka sejarah yang dibagun di bagian kurun waktu yang di jalani melukiskan pertentangan, banjir darah, kepedihan, ada harmoni yang manis tetapi terlalu singkat, masyarakat manusia itu dibayangi oleh ketakutan, kesangsian dan ketidakkepastian. Di saat penguasa dengan ideologi pemikiran dengan cara memaksa telah membengkokkan masyarakat pada keinginan angan-angan hawa

41 Firdaus Syam, Pe mikiran Politik Ba rat, Seja rah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya

(50)

nafsu. Di bangun keyakinan, pandangan hidup, pikiran sampai pada ideologi yang memberikan impian hari esok pada bangsa dan masyarakat imperium kekuasaannya.42

Ada pula ideologi yang digali dari nenek moyang tradisi yang penuh mistis, mitos bahkan dongeng guna membangkitkan semangat sekaligus cara ideologi untuk „menyihir‟ ada pula yang dikembangkan oleh pemikir, cendekiwan, kaum intelek, maha guru, agamawan atas suruhan penguasa merumuskan ideologi bangsanya. Lahirlah Chauvinisme, Zionisme, nasinalisme, libralisme, kapitalisme, materalisme, paganisme, sosialisme, komunisme, teokrasisime, pragmatism, tradisionalisme dan lainnya. Pada akhirnya terjadi peperangan antarbangsa karena isme yang sempit sehingga pertumpahan darah, saling menindas dan mengabadikan dendam. Rakyat tidak sadar bahwa ideologi yang di pertahankan justru melahirkan konflik, ketakutan dan ketidakpastian dan kehancuran. Sementara, raja, kaisar, sultan, paus, di tengah darah dan kesengsaraan rakyat „hukum besi sejarah‟ hanya melahirkan „ hukum besi sejarah‟ berikutnya.

Konsep ideologi mengajak adalah free thinkers, atau filsuf dalam mempelopori proses perubahan itu dengan cara mengajak atau menyeru, maka sejarah yang di bangun dalam kurun waktu yang dijalani dan apa yang dapat disaksikan setelah berakhirnya peran dari mereka adalah keabdian, keharmonian

42 Firdaus Syam, Pe mikiran Polit ik Barat, Se jarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya

(51)

dari gagasan konstruksi sejarah yang dibangunya. Karya-karya dan keyakinan dan inspirasi yang di kembangkan menebarkan cahaya serta pesona sejara h- sejarah memberikan kebanggaan dan ketakjuban.43

Di sana ada dinamika perdebatan dan pembebasan terhadap hak yang tertindas, terpasung dan terbunuh berbasis semangat dan kejujuran. Mereka dikelilingi pengikutnya dengan kerelaan, meninggalkan sejarah putih (kesucian) dan kuning (perdamaian). Para Rasul; Ibrahim as, Musa as, Isa as kemudian Muhamad SAW atau para filsuf atau orang bijak yang teguh akan keyakinan dengan tidak memaksa . Mereka awalnya seolah member kesangsian, tetapi berakhir dengan kepastian, ketika sosok Rasul, fulsuf bijak, pemikir yang dinamis dan bermoral lahir ditengah masyarakatnya dan memipin sejarah untuk membangunkan serta menyadarkan manusia, kemudian memploklamirkan semboyan tertentu membantu kemanusian, para pengikut kemudian berkumpul mengelilingi Rasul dan bergabung bersama-sama berdasarkan kemauan bebas, ini merupakan muculnya spirit nurani atau spirit agama sebagai ideologi. 44

Ideologi yang dilahirkan karena spirit agama ada yang universal dan ada yang tidak universal. Ideologi yang didasari agama tetapi tidak universal disebabkan sejumlah hal: pertama, orisinalitas ajaran agama itu telah hila ng atau diragukan; kedua, ideologi mengenal kelas atau kasta dalam hubungan sosial.

43

Firdaus Syam, Pe mikiran Politik Ba rat, Se jarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ke -3,( Jaka rta, PT Bu mi Aksara: 2010) Cet, II, hlm. 235

(52)

Walaupun ideologi ini menjanjikan kebahgian manusia. Ajaran hindu, misalnya mengenal batasan kelas sosial dengan sosial yang turun menurun. Ketika negara-negara barat masih bertumpu kepada pandangan keagamaan, mereka menyebut bangsa-bangsa lain sebagai biadab, kafir, sebab kekuasaan mereka mengangap dapat diselamatkan dengan tugas memperbaiki dunia.

Dengan kesimpulan ini, memahami pemikiran politik, adalah juga penting memahami ideologi, sebab ideologi lahir, tumbuh dan berkembang, karena pemikiran politik bersumber dari gagasan manusia yang genuine dan smart untuk melakukan perubahan masyarakat. Ideologi merupakan produk skaligus inspirator bagi pendukung yang di lahirkan dari sang ideologi, pemikir politik di dalamnya terkandung kekuatan keyakinan dan konsep yang mendasari cita-cita yang menjadi pilihan perjuangan bagi yang menyakininya.

2. Ideologi Dato‟ Dr. Haron Din yang dikembangkan

Diantara ideologi yang penting dalam Pandangan Dato‟ Dr. Haron Din adalah Tentang Hadharah Islamiyah Bukan Islam Hadhari. Dari segi istilah kata “hadhari” berarti yang bertamadun (yang berbudaya) atau Islam yang

menekankan aspek tamadun. Dalam bahasa Inggris d isebut dengan “civilational Islam” dan dalam bahasa Arab disebut dengan “Al-Islam al-Hadhari”.45

Sedangkan defenisi Islam hadhari secara lengkap ialah “Suatu pendekatan

pembangunan manusia, masyarakat dan negara yang bersifat menyeluruh,

45 Abdul Hadi Awang, Hadharah Islamiyah bukan Islam Hadhari, (Selangor: Nufa ir St reet

Referensi

Dokumen terkait

Melayu identik dengan Islam,oleh karena Melayu adalah etnik terbesar di Malaysia maka system pemerintahan Malaysia tidak dapat dipisahkan dari Islam,selama bangsa

Melayu identik dengan Islam,oleh karena Melayu adalah etnik terbesar di Malaysia maka system pemerintahan Malaysia tidak dapat dipisahkan dari Islam,selama bangsa

Dari deskripsi di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam pemikiran Imam Khomeini, antara Islam dan politik, atau antara agama dan negara itu merupakan sesuatu

Upaya yang di tempuh Partai Politik Islam dalam mewujudkan pemerintahan ideal adalah partai politik Islam haruslah terlibat langsung dalam membangun sebuah komunikasi

diketengahkan oleh cendekiawan Islam di Malaysia yang mengenal pasti bahawa kelemahan umat Islam dewasa kini adalah disebabkan kelemahan dalam sistem pendidikan

Perang politik TNI AD dan politisi sipil terus berlangsung dalam dua sistem pemerintahan yang pernah terjadi di Indonesia yakni ketika sistem pemerintahan parlementer

Sebagian elit politik saat itu kembali menggagas ide pembentukan negara Islam yang menurut Nurcholish, gagasan negara Islam merupakan sebuah bentuk apologi umat Islam

Berdirinya Pakistan, sebuah negara yang muncul dalam peta dunia pada tanggal 14 Agustus 1947, merupakan negara yang lahir dari aspirasi umat Islam India untuk mendirikan pemerintahan