• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja guru IPS SMK al-Hidayah Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja guru IPS SMK al-Hidayah Ciputat"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Retya Fitnia

NIM. 106018200778

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

disusun oleh Retya Fitnia dengan nomor induk mahasiswa 106018200778. Jurusan

KI-Manajemen Pendidikan. Telah melalui bimbingan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosyah sesuai ketentuan yang

ditetapkan Fakultas.

Jakarta, 12 Mei 2011

Yang Mengesahkan:

Pembimbing

Dr. Muhammad Arif, M. Pd

(3)

yang disusun oleh Retya Fitnia, NIM: 106018200778, telah diujikan pada tanggal

1 Juni 2011 dan telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Program Strata (S1) pada Jurusan Kependidikan Islam Program

Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 1 Juni 2011

Panitia Munaqosah,

Ketua Sidang (Ketua Jurusan KI) Tanggal Tanda Tangan

Drs. Rusydy Zakaria, M. Pd, M. Phil

NIP. 19560530 198503 1 002

Sekretaris (Ketua Prodi. MP) Drs. Mu’arif SAM, M. Pd

NIP. 19650717 199403 1 005

Penguji I

Zikri Neni Iska, M.Psi

NIP. 19690206 199503 2 001

Penguji II

Drs. Hasyim Asy’ari, M. Pd NIP. 19661009 199303 1 004

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Retya Fitnia

NIM : 106018200778

Jurusan : Kependidikan Islam

Program Studi : Manajemen Pendidikan

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Mei 2011 Penulis,

Retya Fitnia

(5)

Skripsi Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.

Kinerja guru adalah hasil kerja dari seorang guru dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawab dalam pekerjaannya sehingga terlihat prestasi guru dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Skripsi ini membahas tentang kinerja guru IPS SMK Al-Hidayah Ciputat yang dibatasi dan diukur pada pengembangan guru dalam kemampuan guru IPS dalam merencanakan, melaksanakan dan evaluasi pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Responden penelitian ini adalah kepala sekolah, guru IPS, dan siswa kelas XII.

Berdasarkan hasil penelitian di SMK AL-Hidayah Ciputat, banyak hal secara umum mengungkapkan bahwa kinerja guru IPS di sekolah tersebut baik. Ini terlihat dari hasil keseluruhan dimensi kinerja guru IPS. Hal ini menuntut guru untuk selalu meningkatkan kinerjanya karena guru yang berkompeten adalah guru yang memiliki kualitas yang baik untuk peserta didiknya. Serta penulis mencoba memberikan saran kepada kepala sekolah untuk ikut berperan aktif bersama pemerintah dan instansi-instansi yang terkait dalam meningkatkan kualitas guru, dengan cara mengikut sertakan para guru dalam berbagai kegiatan pelatihan,

workshop, melakukan evaluasi berkala guna peningkatan kinerja para guru sehingga dapat diselaraskan dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia pendidikan.

(6)

ii

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT yang Maha Segalanya dan

selalu dekat dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat

dan rahmat-Nya hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Shalawat dan salam

selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa

umatnya dari alam kejahiliyahan menuju alam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Melalui segenap usaha, doa, dan penantian panjang, alhamdulillah penulis

telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “KINERJA GURU

IPS SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT”, berkat bantuan dari berbagai pihak, baik

materil maupun moril, terutama adalah atas berkat taufiq dan inayah Allah SWT.

Penelitian skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis, melainkan

banyak pihak yang telah memberikan bantuan, petunjuk, bimbingan, motivasi,

dan semangat. Untuk itu penulis merasa pantas berterima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosada, MA Dekan Fakultas ilmu tarbiah dan

keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phi ketua jurusan kependidikan islam

sekaligus sebagai dosen penasehat akademik yang telah meluangkan banyak

waktu nya dalam membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Mu’arif SAM.,M.Pd ketua kaprodi Manajemen Pendidikan yang

(7)

4. Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dan banyak memberikan

masukan, nasihat, serta arahan kepada penulis selama menyusun skripsi.

Thanks for everythink bu, semoga Allah membalas kebaikan dan budi

muliamu.

5. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah membekali

penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang sangat berguna, selama

penulis mengikuti perkuliahan.

6. Segenap jajaran staff Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua orang tuaku, Ayahanda Sumarno Maryuto (Alm) dan ibu Yaya

Suryana yang aku sayangi dan ku selalu hormati. Terima kasih atas spirit of

my life, yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan baik moril,

materiil maupun spiritual yang tak terhingga, serta nasihat kepada penulis

untuk selalu semangat menggapai cita-cita, dan selalu menjadi sumber

inspirasi dan kekuatan. Dan juga kakakku tercinta Mba Lulu, dan

abang-abangku Mas Tutus dan Mas Hadhis makasih ya kucuran dananya yang

selalu ada disaat adiknya butuh serta yang senantiasa mendo’akan yang

terbaik buat adiknya, dan juga buat adikku Oktyah Rochnita yang senantiasa

selalu mendengarkan keluh kesahku dalam menulis skripsi. Terima kasih

(8)

iv

8. Bapak Drs.Sukoco D.M selaku Kepala sekolah SMK AL-HIDAYAH

Ciputat, Ibu Siti Zubaidah S.Pd, Ibu Nuraini S.E, dan karyawan yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut dan

telah memfasilitasi dan meluangkan waktunya untuk melayani penulis

dalam mencari dan menghimpun data yang diperlukan selama penulisan

skripsi.

9. Untuk Isha Ahmadiku yang sangat baik dan sabar dalam membantu dan

menemani penulis dalam segala hal, thank you soo much.

10. Pengelola perpustakaan utama dan perpustakaan FITK Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih atas referensi yang telah

dipinjamkan kepada penulis sebagai pedoman dalam kajian teori yang

penulis susun dalam skripsi ini.

11. Teman-teman KI-MP Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan angkatan 2006

khusus nya buat “ Ina, Eha, Nani, Papah, Zeze dan Janah,” yang sama-sama

merasakan suka dan duka semasa kuliah, terima kasih atas semua kenangan

dan kebersamaan yang indah selama ini. Tetap Semangat Untuk Meraih

Masa Depan yang Lebih Baik.

12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT

(9)

pembaca lain.

Jakarta, 12 Mei 2011

(10)

vi

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Kinerja Guru ... 8

1. Pengertian Kinerja Guru ... 8

2. Aspek-Aspek Kinerja Guru ...12

3. Komponen-Komponen Kinerja Guru ...15

a.Kompetensi Pedagogik...15

b.Kompetensi Kepribadian ...16

c.Kompetensi Profesional ...17

d.Kompetensi Sosial ...19

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru ...21

5. Upaya dalam meningkatkan Kinerja Guru ...23

6. Penilaian terhadap Kinerja Guru ...24

7. Indikator Kinerja Guru ...25

(11)

2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ...29

3. Tujuan Pendidikan IPS ...31

C. Kerangka Berfikir ...32

BAB III METODE PENELITIAN ...35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...35

1. Tempat Penelitian ...35

2. Waktu Penelitian ...35

B. Metode Penelitian...36

C. Responden ...36

D. Teknik Pengumpulan Data ...37

E. Instrumen Penelitian...38

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...39

1. Teknik Pengolahan Data...39

2. Teknik Analisis Data ...39

BAB IV HASIL PENELITIAN ...42

A. Deskripsi data ...42

B. Interprestasi dan Analisa Data ...57

BAB V KESIMPULAN ...59

A. Kesimpulan ...59

B. Saran ...60

DAFTAR PUSTAKA ...61

(12)

viii

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara 40

Tabel 3.3 Pedoman Angket 40

Tabel 4.1 Frekuensi guru membuat perencanaan atau persiapan

pembelajaran yang hendak diberikan

42

Tabel 4.2 Frekuensi guru menggunakan buku paket yang diwajibkan

dalam penyampaian materi

43

Tabel 4.3 Frekuensi guru memeriksa kehadiran siswa sebelum

mengajar

44

Tabel 4.4 Frekuensi guru mengaitkan permasalahan materi pada

minggu lalu sebelum memulai pelajaran

46

Tabel 4.5 Frekuensi guru memberikan tes awal sebelum memasuki

materi pelajaran

45

Tabel 4.6 Frekuensi guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya mengenai materi yang disampaikan

46

Tabel 4.7 Frekuensi guru menguasai materi pelajaran yang akan

diajarkan

46

Tabel 4.8 Frekuensi guru menggunakan media yang tepat sesuai

dengan materi

47

Tabel 4.9 Frekuensi guru menjelaskan secara singkat materi pokok

atau tujuan pembelajaran

47

Tabel 4.10 Frekuensi guru dapat mengekspresikan seluruh kemampuan

mengajar

48

Tabel 4.11 Frekuensi guru berusaha meningkatkan kemampuan yang

dimiliki di dalam pembelajaran

49

Tabel 4.12 Frekuensi guru datang dan meninggalkan sekolah tepat pada

waktunya

(13)

pelajaran akan berakhir

Tabel 4.15 Frekuensi guru memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai

dengan waktu yang ditetapkan

51

Tabel 4.16 Frekuensi guru melaksanakan evaluasi pembelajaran secara rutin

52

Tabel 4.17 Frekuensi guru memberikan penilaian kepada siswa secara

objektif

52

Tabel 4.18 Frekuensi guru menerima kritik dan saran guna

meningkatkan kualitas mengajar

53

Tabel 4.19 Frekuensi guru mengelola kelas dengan baik agar tidak

menimbulkan kejenuhan dalam diri siswa

53

Tabel 4.20 Frekuensi guru memelihara dan meningkatkan kerjasama di antara guru

54

Tabel 4.21 Rata-rata keseluruhan hasil angket 57

Tabel 4.22 Kinerja guru IPS (Dilihat dari merencanakan, melaksanakan

pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran)

(14)

x

Lampiran 2 Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru IPS SMK

AL-HIDAYAH Ciputat

Lampiran 3 Hasil Angket Penelitian

Lampiran 4 Perhitungan Kinerja Guru IPS SMK AL-HIDAYAH Ciputat

dilihat dari dimensi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran

Lampiran 5 Berita wawancara

Lampiran 6 Hasil wawancara

Lampiran 7 Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

Lampiran 9 Data guru dan karyawan

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Telah kita ketahui bahwa pendidikan adalah proses sosialisasi untuk

mencapai kompetensi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan

potensi dirinya sesuai kapasitas yang dimilikinya, menjadikan manusia yang

bermanfaat terhadap agama dan bangsa. Berdasarkan tujuan Pendidikan Nasional

pada Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab II Pasal 3 yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab1.

Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai mana

disebutkan di muka, bukanlah proses yang mudah dan cepat tetapi diperlukan

sarana yang tepat serta waktu yang cukup panjang. Dalam hal ini lembaga

pendidikan merupakan institusi-institusi yang dipandang paling tepat dalam

1

(16)

mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas. Menurut Undang-Undang RI

No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1

menjelaskan bahwa:

Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara2.

Agar pendidikan benar-benar berperan mencerdaskan kehidupan bangsa,

maka semua unsur yang terkait (peserta didik, tenaga pendidik, orang tua,

masyarakat, pemerintah, pencipta lapangan kerja dan sebagainya) harus turut

berperan aktif dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sejalan dengan

arus perkembangan modernisasi. Mengingat sangat pentingnya pendidikan dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan proses pembangunan peradaban

bangsa, maka bidang pendidikan perlu memiliki suatu sistem pendidikan nasional

yang mantap yang dapat digunakan sebagai pedoman dan pegangan kita sehingga

mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan mampu menjawab tantangan

zaman, untuk itu tidaklah berlebihan jika masalah yang timbul dalam dunia

pendidikan adalah masalah kita semua dan menjadi tanggung jawab bersama

untuk mengatasinya.

Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga dilakukan ditengah

keluarga atau dalam masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:

1. Guru

Guru merupakan salah satu faktor yang dominan dalam menentukan

keberhasilan pendidikan, oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan

dasar melaksanakan tugas yaitu mempunyai dasar keilmuan, kepemimpinan,

profesional, pengakuan oleh masyarakat, mempunyai kode etik profesi dan

sebagainya. Seorang guru yang professional adalah guru yang berkompeten

dan memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya, yang

2

(17)

berfungsi sebagai alat maupun pedoman dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar dalam suasana yang menyenangkan sehingga diharapkan

dapat meningkatkan mutu pendidikan.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah dalam rangka upaya peningkatan mutu

pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah sangat memainkan peranan

penting untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, memotivasi,

mengarahkan dan menggerakan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak

lain yang terkait, agar bekerja dan berperan serta untuk mencapai tujuan

sekolah yang telah ditetapkan.

3. Kurikulum

Kurikulum agar anak didik mendapat ilmu pengetahuan yang sesuai denga

perkembangan zaman, maka lembaga pendidikan haruslah selalu

memperbaharui dan mengevaluasi kurikulum yang digunakan. Dengan

evaluasi diharapkan materi ajar yang diberikan kepada anak didik selalu

bersifat baru dan terarah, sehingga anak didik selalu mendapatkan ilmu

pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi.

4. Sarana Dan Prasarana Sekolah

Kegiatan belajar mengajar agar berjalan dengan baik, maka sekolah perlu

mengupayakan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga diharapkan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat bejalan dengan efektif dan

efisien.

5. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah keadaan sekitar sekolah baik secara fisik

maupaun non fisik. Lingkungan sekolah yang menyenangkan, aman, bersih

dan menentramkan sangat diperlukan, sehingga diharapkan dalam kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan secara optimal agar dapat meningkatkan

mutu pendidikan.

6. Peserta Didik.

Peserta didik merupakan pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan

(18)

Kegiatan belajar mengajar yang melibatkan aktifitas fisik dan psikis, dalam

hal ini seringkali siswa hanya hadir secara fisik di kelas namun tidak secara

psikis yang mengakibatkan aktifitas belajar tidak optimal. Hal yang perlu

disadari juga bahwa secara klasikal, tingkat kecerdasan, kemampuan,

ketrampilan dan kemandirian siswa tidak sama yang nantinya akan

berpengaruh pada prestasi belajar.

Diantara beberapa hal di atas yang menunjang pendidikan yang terpenting

adalah guru. Karena guru sebagai salah satu faktor yang paling menentukan

berhasilnya proses belajar mengajar dalam kelas. Oleh karena itu, tugas guru

bukan hanya mendidik saja, melainkan berfungsi sebagai orang dewasa yang

bertugas secara profesional memindahkan ilmu pengetahuan atau menyalurkan

ilmu pengetahuan yang dikuasainya kepada anak didik, selain dari itu, guru

sebagai seorang pemimpin, pendidik dan pembimbing bagi peserta didiknya.

Sebagai pemimpin, guru harus memiliki kemampuan untuk

mengorganisasikan ide-ide yang perlu dikembangkan pada peserta didiknya

dengan sistem kepemimpinananya yang dapat menggerakkan minat, gairah serta

semangat belajar peserta didik, melalui metode apapun yang sesuai dan efektif.

Sebagai pendidik, guru dituntut mampu menempatkan dirinya sebagai pengarah

dan pembimbing bakat atau kemampuan anak didik kearah titik maksimal yang

dapat mereka capai. Dengan demikian, guru bukan hanya memompakan ilmu

pengetahuan ke dalam jiwa anak melalui kecerdasan otaknya, akan tetapi harus

mampu mengarahkan kemana seharusnya bakat dan kemampuan masing-masing

anak didik itu dikembangkan. Maka sasaran tugas guru sebagai pendidik adalah

tidak hanya terbatas pada mencerdaskan otak (intelegensi) saja melainkan harus

berusaha membentuk seluruh pribadi anak menjadi manusia dewasa yang

berkemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan mengembangkannya

untuk kesejahteraan hidup umat manusia.

Sebagai pembimbing, guru dituntut memfungsikan dirinya sebagai penunjuk

jalan yang benar dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tepat dari anak

(19)

usaha bimbingan yang dilakukan itu berhasil, maka guru perlu mempergunakan

pelbagai metode yang sesuai.

Oleh karenanya, guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar

mengajar, memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran,

karena fungsi guru ialah merancang, mengolah, melaksanakan dan mengevaluasi

pembelajaran. Disamping itu, kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar

juga sangat strategis dan menentukan karena guru yang menilai dan memilih

bahan pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan tugas guru aialah kinerja guru dalam merancang atau

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.3

Jika seluruh komponen pendidikan dan pengajar dipersiapkan dengan

sebaik-baiknya, maka mutu pendidikan dengan sendirinya akan meningkat.

Namun dari seluruh komponen pendidikan tersebut, gurulah yang merupakan

komponen utama. Jika grunya berkualitas baik, maka pendidikan pun akan baik

pula dan sebaliknya.

Mengenai SMK Al-Hidayah Ciputat tersebut berkualitas, sudah seharusnya

kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan hendaknya dapat meningkatkan

kinerja para guru agar mutu pengajaran yang dilakukan dapat dicapai sesuai

dengan tujuan pendidikan. Kenyataan yang ada di lapangan para guru dalam

melaksanakan tugasnya masih belum sepenuhnya bertanggung jawab, masih

banyak guru yang datang dan terlambat dan keluar kelas lebih awal dan waktu

yang telah ditentukan, kurang memperhatikan keadaan siswanya, dan masih

banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil dan kinerja guru.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat

permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul “KINERJA GURU IPS SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT”.

3

Syarifuddin Nurdin dan M. Basyrudin Usman, Guru Profesional dan Implementasi

(20)

B.Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat

mengidentifikasikan beberapa masalah yang berhubungan dengan kinerja guru

ilmu pengetahuan sosial (IPS), antara lain:

1. Kemampuan guru IPS dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).

2. Kemampuan guru IPS dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar

(KBM).

3. Kemampuan guru IPS dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.

4. Memiliki kompetensi sebagai tenaga pengajar

5. Kemampuan guru IPS dalam menilai proses pembelajaran

C.Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah-masalah yang terkait dengan kinerja guru,

dan supaya pembahasan masalah dalam penelitian ini terfokus dan tersusun

dengan baik, serta sesuai dengan keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga

dan biaya, maka perlu pembatasan masalah. Maka pelaksanaan penelitian dibatasi

pada masalah kinerja guru IPS dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, melaksanakan evaluasi serta kinerja guru dalam pembelajaran.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya

adalah “ Bagaimanakah kinerja guru IPS SMK Al-Hidayah Ciputat?”

E. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan untuk

(21)

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

a. Dapat menambah khazanah pengetahuan dan bahan tambahan referensi

bagi pengembangan ilmu pendidikan.

b. Sebagai bahan referensi untuk mengkaji permasalahan yang sama dengan

lingkup yang lebih luas.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Peneliti untuk memperoleh gambaran secara empirik tentang

tanggapan siswa terhadap kinerja guru IPS.

b. Bagi guru IPS diharapkan dapat meningkatkan teknik penyampaian dalam

proses belajar mengajar sehingga mengembangkan sikap kritik dan

kepekaan siswa terhadap lingkungan dan menjadikan proses belajar

mengajar lebih bermakna.

c. Bagi sekolah diharapkan mempunyai manfaat bagi usaha pengembangan

strategi belajar mengajar, terutama strategi belajar mengajar yang

menekankan pada pendekatan terpadu.

d. Bagi jurusan KI-MP memberi masukan bagi lembaga pendidikan, tenaga

kependidikan khususnya jurusan KI-MP dalam mengajar IPS tentang

penentuan suatu pendekatan pengajaran yang lebih efektif dalam rangka

mengembangkan sikap kritis dan kepekaan siswa terhadap lingkungan

(22)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Mengenai tentang arti atau pengertian kinerja banyak batasan yang

diberikan para ahli tentang istilah kinerja walaupun berbeda dalam

perumusannya namun secara prinsip tampak sejalan mengenai proses

pencapaian hasil dan kemampuan dalam suatu pekerjaan. Dalam kamus besar

bahasa Indonesia pengertian kinerja adalah “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja”.1 Menurut Hadari Nawawi mengartikan

kinerja sebagai “prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya yang didelegasikan dari

atasan dengan efektif dan efisien”.2

Dalam menghadapi perkembangan zaman dan pembangunan nasional,

dalam rangka otonomi pendidikan sistem pendidikan harus bisa secara tepat

guna dan berhasil guna dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang, dan tingkat

pendidikan. Keadaan semacam itu pada gilirannya akan menuntut para

pelaksana pendidikan di berbagai jenis dan jenjang untuk dapat

memperlihatkan kinerjanya secara efektif dan efisien. Adapun yang dimaksud

dengan kinerja itu menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara adalah “hasil

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)Cet, 2 h. 570

2

(23)

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya”.3

Jadi yang dimaksud dengan kinerja menurut keterangan di atas

adalah prestasi kerja dari seorang pegawai yang mempunyai kualitas atau mutu

serta kuantitas atau jumlah yang diharapkan. Menurut Wibowo kinerja berasal

dari pengertian “performance”. “Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja

mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk

bagaimana proses pekerjaan berlangsung”.4

Kinerja sebagai prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian

tertentu, dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya yang didelegasikan

dari atasan dengan efektif dan efisien. E. Mulyasa mengungkapkan kinerja atau “performance” dapat diartikan sebagai “prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja”.5

Untuk lebih memahami tentang kinerja tenaga kependidikan atau guru

berikut ini disajikan beberapa pendapat menurut pengertian operasionalnya.

Dikutip oleh E. Mulyasa.

1) Model Vroomain

Vroom mengemukakan bahwa, “Performance = (Ability x Motivation)”.6

Menurut model ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara

kemampuan dengan motivasi. Hubungan perkalian tersebut mengandung arti

bahwa: jika kinerja seseorang rendah pada salah satu komponen maka prestasi

kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari

motivasi yang rendah dengan kemampuan yang rendah.

3

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 67.

4

Wibowo, Manajemen Kinerja. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 7

5

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke 6, h.136.

6

(24)

2) Model Lower dan Porter

Lawler dan Porter (1976) mengemukakan bahwa: Performace = Effort x Role Perceptions”.7

Effort adalah banyaknya energi yang dikeluarkan oleh

seseorang tenaga kependidikan atau guru dalam situasi tertentu, abilities adalah

karakteristik individu seperti intelegensi, keterampilan, sifat sebagai kekuatan

yang potensial untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Sedangkan

roleperceptions adalah kecocokan antara usaha yang dilakukan seesorang

sengan pandangan atasan langsung tentang tugas yang seharusnya dikerjakan. Hal yang baru dalam model ini adalah “role perceptions”, sebagai jenis

perilaku yang paling cocok dilakukan individu untuk mencapai sukses atau

keberhasilan yang diinginkan.

3) Model Ander dan Butzin

Ander dan Butzin mengajukan model kinerja sebagai berikut: “Future Performance = Past Performance + (Motivation x Ability).”8 Jika semua teori tentang kinerja dikaji, maka di dalamnya melibatkan dua komponen utama yaitu “abilty” (kemampuan) dan “Motivasi”.

Kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan produktivitas karena

merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat

produktivitas organisasi yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut maka usaha

untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal yang

penting. Membahas tentang kinerja tenaga kependidikan atau guru erat

hubungannya dengan cara mengadakan penilaian terhadap pekerjaan seseorang

sehingga perlu ditetapkan standar kinerja.

Pada prinsipnya penilaian kinerja merupakan cara pengukuran

kontibusi-kontribusi dari individu dalam instansi yang dilakukan terhadap organisasi.

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna

pengembangan suatu organisasi secara efektif dan efisien, nilai penting dari

penilaian kinerja adalah menyangkut tingkat kontribusi individu atau menjadi

tanggung jawabnya. Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan,

usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Untuk penilaian

7

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional , h. 136.

8

(25)

kinerja guru, maka diperlukan adanya informasi yang lengkap, berkualitas dan

valid yang menggambarkan kinerja para guru secara profesional.

Penilaian kinerja guru juga harus mengenali prestasi yang diciptakan

guru dalam proses belajar mengajar yang tercerminkan pada prestasi siswa,

serta membuat rencana untuk meningkatkan kinrja para guru tersebut.

Penilaian yang dilakukan, harus memungkinkan pekerjaan para guru dalam

mengajar dapat diorganisasikan secara efektif serta memberikan kepuasan,

pencapaian, dan memperkarya jabatan yang lebih tinggi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka seorang guru dituntut agar dapat

memiliki kinerja yang baik. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan

menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut:

a. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.

b. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta

didik.

c. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta

didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.

d. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat

mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran

pemecahannya.

e. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.

f. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain

secara wajar.

g. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang

lain dan lingkungan.

h. Mengembangkan kreativitas.

i. Menjadi pembantu ketika diperlukan.9

Selajutnya Ivork, Davies, menegaskan bahwa seorang guru mempunyai

empat fungsi pokok, yaitu:

9

(26)

a. Merencanakan. Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan

belajar.

b. Mengorganisasikan. Yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan

menghubungkan sumber-sumber belajar.

c. Memimpin. Yaitu pekerjaan seorang guru untuk memotivasi, mendorong

dan menstimulasi murid-muridnya, sehingga mereka akan siap untuk

mewujudkan tujuan belajar.

d. Mengawasi. Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menetukan apakah fungsi

dalam mengorganisasikan dan memimpin diatas telah berhasil dalam

mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat

diwujudkan, maka guru harus menilai dan mengatur kembali situasinya dan

bukannya mengubah tujuannya.10

Berdasarkan keterangan diatas bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah

ukuran atau hasil dari penilaian terhadap pelaksana tugasnya sebagai guru, baik

dilihat dari kepentingan pendidikan nasional maupun tugas fungsional guru,

semuanya menutut agar pendidikan dan pengajaran dilaksanakan secara

sunguh-sungguh dan didukung oleh para pelaksana pendidikan secara professional.

Pelaksana pendidikan yang profesional adalah mereka yang memiliki keahlian,

tanggung jawab, dan didukung oleh etik profesi yang kuat. Untuk itu hendaknya

para guru telah memilki kualifikasi yang memadai yang meliputi intelektual,

sosial, spiritual, pribadi, moral, dan profesional.

2. Aspek-Aspek Kinerja Guru

Untuk tercapainya keberhasilan, guru harus mempunyai kemampuan

dasar dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, bahwa profesi dosen

dan guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme;

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

10

(27)

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;

d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas profesionalan;

f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan

i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang baru berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.11

Gordon dalam bukunya E. Mulyasa menjelaskan aspek atau ranah yang

terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

b. Pemahaman (Understanding), yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang memilki oleh individu. Misalnyaa seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisisen.

c. Kemampuan (Skill), yaitu suatu yang dimilki oleh individu untuk melkukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhaana untuk member kemuadahan belajar kepada peserta didik.

d. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbuakan, demokratis, dan lain-lain).

e. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagainya.

f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minaat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.12

Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan dari

faktor-faktor pendukung dan pemecahan masalah yang menyebabkan

11

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, Tentang Pendidikan..., h. 6

12

(28)

terhambatnya kegiatan belajar mengajar secara baik dan benar dalam rangka

pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar. McClelland

mengemukakan 6 karakteristik dari pegawai yang memiliki motif berprestasi

tinggi, yaitu pertama, memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. Kedua,

berani mengambil resiko. Ketiga, memiliki tujuan yang realistis. Keempat,

memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisai

tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkret

dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam, memberi

kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.13

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Pupuh Fathurohman, ada

sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan

keberhasilan belajar mengajar, yaitu:

a. Menguasai bahan

b. Mengelola program belajar mengajar

c. Mengelola kelas

d. Menggunakan media atau sumber belajar

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan

f. Mengelola interaksi belajar mengajar

g. Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran

h. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan

i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

j. Memahami prinsip-prinsip dan menasirkan hasil-hasil pendidikan guna

keperluan pengajaran.14

Dengan berdasarkan pengertian di atas guru merupakan suatu keharusan

yang patut digugu dan ditiru segala tindakan dan perilakunya yang baik oleh

siswa, selama guru tersebut tidak, melakukan hal-hal yang bertentangan

dengan norma, sebagai guru yang menjadi panutan bagi siswa dan siswinya di

sekolah maupun dalam keluarga guru itu sendiru sebagai kepala keluarganya

13

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 4, h. 67

14

(29)

dan dalam lingkungan masyarrakat luas guru harus menjadi suri tauladan dan

memberikan contoh yang baik bagi masyarakat sekitarnya.

3. Komponen-komponen Kinerja guru

Menurut Peraturan Pemerintah Pasal 28 No 19 tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan bahwa “kompetensi sebagai agen pembelajaran

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini

meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

professional dan kompetensi sosial”.15

Kinerja guru tidak dapat dilepaskan dari standar kompetensi yang

mencakup empat hal yaitu, “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial”.16

Diantara jenis dan kompenen kinerja guru yang satu dengan kompenen

yang lainnya tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan yaitu:

a. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik, “merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisassikan berbagai potensi yang

dimilikinya”.17

Jadi kesimpulannya kompetensi pedagogik adalah kemampuan dan

kecerdasan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam memahami dan

mengetahui serta menggali potensi yang dimilki oleh siswa, serta guru dituntut

untuk membantu dalam mengembangkannya dengan melalui pembelajaran dan

pendidikan.

15

Peraturan Pemerintnah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Asa Mandiri 2006), Cet. III, h. 114.

16

Cece Wijaya. A. Tabrani Rusyyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar

Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya), h.21.

17

(30)

b. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan “kemampuan pribadi guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar atau tugasnya sebagai guru”.18 Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan merinci kemampuan pribadi guru meliputi:

1) Kemantapan dan integrasi pribadi.

2) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan. 3) Berfikir alternatif.

4) Adil, jujur , dan objektif.

5) Didplin dalam melaksanakan tugas. 6) Ulet dan tekun bekerja.

7) Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya.

8) Simpatik dan menarik, luwes dan bijaksana dan sederhana dalam bertindak. 9) Memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas.

10)Berwibawa.19

Sedangkan Muh. Uzer Usman menerangkan bahwa kemampuan pribadi

guru meliputi beberapa hal kemampuan yang harus dimilki oleh guru sebagai

berikut:

1) Mengembangkan kepribadian 2) Berinteraksi dan berkomunikasi

3) Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan 4) Melaksanakan administrasi pendidikan

5) Melaksanakan penelitian sederhhana untuk keperluan pengajaran.20

Jadi kemampuan pribadi atau dapat disebut juga kompetensi kepribadian

dapat menjadikan seorang guru dapat mengelola dan berinteraksi secara baik

dengan siswa, serta mengelola dalam proses belajar mengajar, guru juga harus

mempunyai kepribadian yang utuh karena bagaimana pun guru menjadi

suritauladan untuk anak didiknya.

(31)

c. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik

(mata pelajaran) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya

sekaligus guru itu memiliki wibawa akademis.

Jadi yang dimaksud dengan kompetensi professional merupakan

“kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi

yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan”.21

Ada beberapa kemampuan profesional mengajar guru dalam

pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan:

1) Merencanakan sistem pembelajaran

a) Merumuskan tujuan

b) Memilih prioritas materi yang akan diajarkan

c) Memilih dan menggunakan sumber daya yang ada

d) Memilih dan menggunkan media pembelajaran

2) Melaksanakan sistem pembelajaran

a) Memilih dan menyusun jenis evaluasi

b) Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat

3) Mengevaluasi sistem pembelajaran

a) Memilih dan menyusun jenis evaluasi

b) Melaksankan kegiatan evaluasi sepanjang proses

c) Mengadministrasikan hasil evaluasi22

Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran,

perencanaan pembelajaran harus dimiliki oleh setiap guru sebagai pendidik dan

pengajar. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil

keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya,

sumber dana, maupun sumber belajar untuk membentuk kompetensi dasar dan

21

Peraturan Pemerintnah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Asa Mandiri 2006), Cet. III, h. 114.

22

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan

(32)

mencapai tujuan pembelajaran.23 Oleh karena itu sebelum melaksanakan

kegiatan pembelajaran, seorang guru dituntut membuat perencanaan

pembelajaran, fungsi perencanaan pembelajaran adalah untuk mempermudah

guru dalam melaksanakan tugas selanjutnya. Setelah guru membuat rencana

pembelajaran, maka tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran

yang merupakan salah satu aktivitas inti di sekolah. Guru harus menunjukkan

penampillan yang terbaik bagi para siswanya. Penjelasannya mudah dipahami,

penguasaan keilmuannya benar, menguasai metodelogi, dan seni pengendalian

siswa. Seorang guru juga harus bisa menjadi teman belajar yang baik bagi para

siswanya sehingga siswa merasa senang dan termotivasi belajar bersamanya.

Dalam kemampuan profesional meliputi yang harus dimiliki oleh

seorang guru sebagai tenaga pendidik atau pengajar, menurut Muhibbin Syah

dalam bukunya Pupuh Fathurohman yaitu:

1) Menguasai bahan materi ajar

2) Mengelola program belajar mengajar 3) Mengelola kelas

4) Menggunakan sumber media pengajaran 5) Menguasai landasan kependidikan 6) Mengelola interaksi belajar mengajar

7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

8) Mengenal fungsi dan program pelayanan binbingan dan penyuluhan 9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10)Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna kepentingan pengajaran.24

Kompetensi profesional guru penting dalam hubungannya dengan

kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa, karena proses belajar

mengajar dan hasil belajar siswa yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan

oleh sekolah, pola dan strukur serta isi kurikulumnya, akan tetapi ditentukan

oleh kemampuan guru yang mengajar dalam membimbing siswanya.

23

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 77

24

(33)

Aspek-aspek yang termasuk pada kompetensi professional yang

ditampilkan oleh pengajar dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut:

1) Menggunakan metode pengajaran yang efektif berdasarkan tujuan khusus

yang hendak dicapai.

Demikian pula kesesuianya dengan bahan pelajaran. Alat pengajaran

menurut Sudirman adalah “sebagai alat yang dapat menunjang keefektifan

dan efisiensi pengajaran”.25 Alat pengajaran sering pula diartikan oleh sebagian orang dengan istilah sarana belajar. Alat pengajaran dapat

mempengaruhi tingkah laku siswa sebab termasuk dari bagian pengajaran.

Fungsi media dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebagai alat yang

dipergunakan oleh guru, tetapi juga mampu mengkomunikasikan pesan

kepada siswa. Media tidak hanya terbatas pada perangkat keras (hardware),

akan tetapi media dapat berbentuk perangkat lunak (software). Intinya

bahwa penggunaan media itu merupakan cara untuk memotivasi dan

berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik agar lebih efektif.

2) Mendorong dan mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam proses belajar

mengajar.

Mendorong dan bersikap tegas dalam proses belajar mengajar

merupakan salah satu kompetensi yang penting dimiliki oleh seorang

pengajar. Pengajaran diharapkan dapat melakukan aktivitasnya dengan

membuat siswa aktif baik secara fisik maupun mental.

Aspek kompetensi mendorong dan menggalakan keterlibatan siswa

dalam proses belajar mengajar terdiri atas aktivitas:

1. Menggunakan persediaan yang melibatkan siswa pada awal pengajaran

2. Memberi kesempatan pada siswa untuk berprestasi

3. Memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran

4. Menguatkan upaya siswa untuk memelihara keterlibatan.26

25

Syarifuddin Nurdin dan Bachrudin Umar, Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2003), Cet. Ke 2, h.87.

26

Syarifuddin Nurdin dan Bachrudin Umar, Guru Profesional dan Implementasi

(34)

3) Melaksanakan penilaian hasil belajar mengajar (pencapaian siswa) dalam

proses belajar mengajar.

Penilaian atau evaluasi (evaluation) yang berarti suatu tindakan untuk

mencantumkan nilai sesuatu. Bila penilaian itu digunakan dalam kegiatan

intruksional, maka penilaian itu berarti suatu tindakan utuk menentukan

segala sesuatu dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Beberapa aktivitas yang perlu dilakukan oleh pengajar dalam

pencapaian siswa pada proses belajar mengajar yang berlangsung sebagai

berikut:

1. Penilaian pada permulaan (pre test) proses belajar mengajar,

dimaksudkan agar guru mampu mengetahui kesiapan siswa terhadap

bahan pelajaran yang akan diajarkan yang hasilnya akan dipakai untuk

memantapkan strategi mengajar.

2. Penilaian proses belajar mengajar akan mendapatkanbalikan terhadap

pada tujuan yang hendak dicapai.

3. Penilaian pada akhir proses belajar mengajar untuk mengetahui

pencapaian siswa yang telah ditetapkan.

d. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial “merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk dapat berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua/wali peserta

didik dan masyarakat sekitarnya”.27

Kompetensi sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk

partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat

tempat ia bekerja baik secara formal maupun informal.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam kompetensi

sosial adalah sebagai berikut:

1) Terampil berkomunikasi dengan siswa 2) Bersifat simpatik

3) Dapat bekerjasama dengan BP3

27

(35)

4) Pandai bergaul dengan kawan sejawat dan mitra pendidikan.28

Jadi kesimpulannya, bahwa guru sebagai makhluk yang dibekali potensi

kemampuan tertentu dan untuk mengaplikasikan dan mengembangkan

kemampuannya tersebut diperlukan suatu latihan dan pendidikan. Seorang guru

agar ia dapat menjadi guru yang mampu berkompeten dan professional dalam

bidangnya maka ia harus memiliki kriteria kemampuan dasar sebagaimana

dikemukakan di atas.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru

Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan dari

faktor-faktor pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya

proses belajar mengajar secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan

yang diharapkan guru dalam mengajar. Di dalam pembelajaran faktor metode

dan teknik sangat berpengaruh atas berhasil dan tidaknya pengajaran tersebut.

Hal itu akan berhasil apabila diterapkan suatu metode atau teknik yang dapat

dikondisikan atau disesuaikan dengan situasi dan kondisinya. Ada dua macam

faktor yang mendukung dalam kinerja guru, yaitu:

a. Faktor dari dalam diri sendiri (intern) 1) Kecerdasan

Kecerdasan memegang peran penting dalam keberhasilan pelaksanaan tugas. Semakin rumit dan majmuk tugas yang diemban semakin tinggi kecerdasan yang diperluakan. Seorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan monoton mungkin akan merasa bosan dan jenuh yang dapat berakibat menurun kinerjanya.

2) Keterampilan dan kecakapan

Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Keterampilan dan kecakapan ini didapat dari berbagai pengalaman dan latihan.

3) Bakat

Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerja dapat menjadikan seseorang bekerja dengan giat, produktif dan mampu menghayati makna pekerjaannya.

4) Kemampuan dan minat

Kemampuan yang disertai dengan minat dapat menunjang pekerjaan yang ditekuninya, dan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya.

28

(36)

5) Motif

Motif seseorang dapat mendorong meningkatkan kinerja seseorang. 6) Kesehatan

Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai selesai, jika kesehatan kita terganggu maka pekerjaan terganggu pula.

7) Kepribadian

Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja yang akan meningkatkan kerjanya.

8) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja

Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksanakan karena ia bekerja secara sungguh-sungguh, rajin, dan bekerja dengan sepenuh hati.29

b. Faktor dari luar diri sendiri (ektern) 1) Lingkungan keluarga

Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja. 2) Lingkungan kerja

Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud di sini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk mengembangan karir.

3) Komunikasi dengan kepala sekolah

Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi yang efektif. Tidak adanya komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan timbulnya salah pengertian

4) Sarana dan prasarana.

Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama kinerja dalam proses mengajar mengajar.30

5. Upaya-upaya dalam meningkatkan Kinerja Guru

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja

guru, anatara lain melalui pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian

motivasi penghargaan (reward) dan persepsi.31

a. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan

29

Kartono Kartini, Menyiapkan dan Memadukan Karir, (Jakarta: CV Rajawali, 1985), h.22

30

Kartono Kartini, Menyiapkan dan Memadukan Karir, h.22.

31

(37)

Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga

kependidikan, terutama displin diri (self-disiplin). Dalam kaitan ini kepala

sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pada perilakunya.

2) Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya.

3) Menggunakan pelaksa aturan sebagai alat.

b. Pemberian motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan

keefektifan kerja para tenaga kependidikan akan bekerja dengan

sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila para tenaga

kependidikan memiliki motivasi yang positif maka ini akan memperlihatkan

melihat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau

kegiatan. Dengan kata lain seseorang tenaga kependidikan akan melakukan

semua pekerjaannya dengan baik apabila ada faktor pendorongnya

(motivasi).

c. Penghargaan

Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja

dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan

ini tenaga kependidikan di rangsang untuk meningkatkan kinerja yang

positif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan

dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga

kependidikan memiliki peluang untuk meraihnya.

d. Persepsi

Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui

panca indera. Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang

kondusif serta sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja. Kepala

sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi setiap tenaga

kependidikan terhadap kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka

(38)

6. Penilaian Terhadap Kinerja Guru

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan alah satu faktor kunci guna

mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja

individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara

keseluruhan. Melalui penilaian tersebut, maka dapat diketahui bagaimana

kondisi riil guru dari kinerja. Dengan demikian tujuan dan kontribusi dari hasil

penilaian yang diharapkan dapat tercapai.

Manajemen kinerja memberikan manfaat bukan hanya bagi organisasi,

tetapi juga manajer, dan idividu. Manfaat manajemen kinerja bagi organisasi

antra lain adalah dalam menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan

individu, memperbaiki kinerja, memotivasi pekerja, meningkatkan komitmen,

mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan,

meningkatkan dasar keterampilan, mengusahakan perbaikan dan

pengambangan berkelanjutan, mengusahahkan basis perencanaan karir,

membantu menahan pekerja terampil untuk tidak pindah, mendukung inisiatif

kualitas total pelayanan pelanggan, dan mendukung program pengembangan

budaya.

7. Indikator Kinerja Guru

Ada beberapa indikator yang dapat dilihat dalam meningkatkan

kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Indikator kinerja tersebut

adalah:

1) Kemampuan merencanakan belajar mengajar

Kemampuan ini meliputi:

a) Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan

b) Menyesuaikan analisa materi pelajaran

c) Menyusun program semester

d) Menyusun program pembelajaran

2) Kemampuan melaksanakan belajar mengajar

(39)

a) Kegiatan awal, yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai proses

pembelajaran yang meliputi:

1. Menanyakan kehadiran siswa.

2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan

pelajaran yang belum dikuasai.

3. Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang telah dibahas.

4. Mengulang pelajaran secara singkat, tetapi mencakup semua bahan.

b)Kegiatan inti yaitu tahap pemberian bahan pelajaran meliputi:

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

2. Menjelaskan pokok materi yang harus dibahas.

3. Membahas pokok materi yang telah dituliskan.

4. Memberikan contoh konkrit pada setiap materi yang telah dibahas.

5. Menggunakan media untuk mempermudah pemahaman siswa.

6. Menyimpulkan hasil bahasan.

c) Kegiatan penutup bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap

instruksional di antaranya:

1. Mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa mengenai materi

pelajaran yang telah dipelajari.

2. Akhiri pelajaran dengan memberitahukan materi yang akan dibahas

berikutnya.

3. Memberi tugas atau PR kepada siswa untuk memperkaya

pengetahuan siswa mengenai hal yang telah dibahas.

4. Bila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa

(kurang 70%) maka guru harus mengulang pelajaran.

3) Kemampuan mengevaluasi

Kemampuan ini meliputi:

a) Evaluasi normatif

b) Evaluasi formatif

c) Laporan hasil belajar

(40)

8. Pembinaan Kinerja Guru

Menurut Ali Imron dalam bukunya Pembinaan Guru di Indonesia,

pembinaan guru secara terminologi diartikan sebagai, serangkaian usaha

bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional

yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta

pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar.32

Berbeda dengan pendapat Ali Imron, menurut B. Suryo Subroto dalam

bukunya Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di sekolah mengartikan

pembinaan atau pengembangan guru yaitu, pengembangan profesi guru sebagai

usaha-usaha melalui keaktifan sendiri untuk meningkatkan pengetahuan dan

kecakapab sehingga akan berguna dalam menjalankan kewajiban sebagai

guru.33

Dari dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan

pembinaan terhadap guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain

melalui bantuan orang lain, baik itu kepala sekolah, Pembina, pengawas san

instansi lain yang akan memberikan pembinaan. Selain itu kegiatan pembinaan

guru dapat dilakukan sendiri oleh guru yang bersangkutan, yaitu dengan

keaktifan dan kesadaran diri untuk mengembangkan potensi diri guru yang

bersangkutan.

Berdasarkan pengertian diatas maka pembinaan guru ditinjau dari

kegiatan supervisi adalah sebagai berikut:

1. Serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesioanal

2. Layanan profesional tersebut di berikan oleh orang yang lebih ahli (kepal sekolah, pemilik sekolah, pengawas dan ahli lainnya) kepada guru dan

3. Maksud layanan profesioanl tersebut adalah agar dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan yang direncanakan dpat tercapai.34

32

Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, (Jakarta: Pusaka Jaya, 1993) h. 9.

33

B. Surya Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), h. 147.

34

(41)

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan

pembinaan guru merupakan suatu bentuk usha layanan bantuan professional

kepada para guru berupa pelatihan, pendidikan dan pengawasan untuk

meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kinerja guru dalam rangka memenuhi

kebutuhan aktualisasi diri para guru.

B. Pendidikan IPS

1. Pengertian Pendidikan IPS

Sebelum membahas tentang pengertian pendidikan IPS, terlebih dahulu

penulis akan kemukakan pengertian pendidikan.

Pendidikan menurut Oemar Hamalik adalah “suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin

dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan

dalam dirinya yang memungkinkannya berfungsi dalam kehidupan di

masyarakat”.35

Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa:

Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara36.

Menurut Redja Mudyaharjo, pendidikan adalah “segala pengalaman

belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu”.37

Berdasarkan pengertian diatas, pendidikan dapat diartikan sebagai

usaha sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk memberi bimbingan

35

Oemar Hamalik, Kurikulum danPembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995 ), hal. 3

36

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Pendidikan…, h. 5

37

Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi awal Tentang Dasar-Dasar

Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

(42)

kepada yang terdidik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya

menuju arah kehidupan yang lebih baik, baik bersifat formal, informal,

maupun nonformal.

Sedangkan pengertian IPS menurut Safruddin Nurdin Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah “salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah”.38 Menurut Soemantri yang dikutip oleh Dr. Sapriya, dkk mengemukakan bahwa

“pendidikan IPS untuk tingkat sekolah dapat diartikan sebagai (1) pendidikan

IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral

ideologi negara dan agama; (2) pendidikan IPS yang menekankan pada isi dan

metode berfikir ilmuan sosial; (3) pendidikan IPS yang menekankan pada

reflective inquiry”; dan (4) pendidikan IPS yang mengambil kebaikan kebaikan dari butir 1,2,3”.39

Sedangkan menurut Etin S dan Raharjo yang

telah dikutip dari Martorella (1987) mengatakan bahwa pembelajaran

pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS siswa diharapkan

memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan

serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep

yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus

diformulasikan pada spek kependidikannya.40

2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial salah satu mata pelajaran yang diberikan

mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB, bahkan sampai pada

jenjang SMK. Pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk membekali

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berkenaan dengan kehidupan manusia yang

melibatkan segala tingkah laku beserta kebutuhannya. Maksudnya dengan cara

38

Safruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu

Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT. Ciputa Press, 2005), h.22.

39

Dr. Sapriya, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS, (Jakarta: UPI Press, 2007), h. 10.

40

(43)

manusia menggunakan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti;

kebutuhan materi, kebutuhan budaya, kebutuhan jiwa, pemanfaatan sumber

daya yang ada di permukaan bumi serta mengatur kesejahteraan pemerintahan

dan sebagainya. Selain itu, proses pembelajaran IPS diupayakan agar

dilakukan secara terpadu, materi pelajaran perlu dipilih sesuai dengan tingkat

berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan pisik dan psikis peserta didik.

Pengertian “terpadu” dalam ilmu sosial sebenarnya bukan merupakan

sesuatu yang baru. Di dalam konsep imu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi,

ekonomi, antropologi dan disiplin ilmu sosial yang berkaitan, sehingga tidak

mungkin dapat dibahas secara tersendiri dan terpisah, karena sering terdapat

konsep dasar tertentu dimiliki oleh beberapa disiplin ilmu-ilmu sosial.

Misalnya konsep “interaksi” dapat ditinjau dari sosiologi, geografi,

sejarah, ekonomi, dan konsep ilmu sosial lainnya, pengertian keterpaduan

seperti ini disebut dengan perpaduan mikro.

Tentunya tidak semua konsep dasar ilmu-ilmu sosial dapat bersifat

seperti itu, karena setiap ilmu mempunyai sifat khas masing-masing.

Permasalahan di dalam masyarakat sangat beragam. Melalui berbagai displin

illmu sosial, perlu adanya perpaduan antara materi/konsep dari berbagai

cabang ilmu sosial. Keterpaduan seperti ini disebut dengan perpaduan makro.

Dalam dunia pendidikan, IPS merupakan ilmu yang tidak statis, selalu

berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Pada jenjang pendidikan

sekolah dasar, sekolah menengah dan menengah atas, pendidikan IPS tidak

terlalu banyak perubahan. Pada tingkat sekolah dasar termuat satu bidang studi

yaitu IPS yang mencakup sejarah, ekonomi, dan geografi. Pada tingkat

menengah pertama pendidikan IPS terpisah tersendiri, yang terbagi menjadi

tiga bagian, yaitu: sejarah, geografi, dan ekonomi. Sedangkan pada tingkat

menengah atas, merupakan salah satu illmu yang diberikan kebebasan siswa

dalam memilihnya, dan terpecah menjadi beberapa bidang studi: sejarah,

sosiologi, antropologi, geografi, ekonomi, dan akuntansi.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang

Gambar

Tabel 4.13 Frekuensi guru melakukan evaluasi atau penilaian setelah
No  Tabel 3.1 Bulan/Tahun
Tabel 3.3
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seleksi habitat oleh monyet ekor panjang ( Macaca fascicularis ) di zona pemanfaatan hutan wisata Plawangan Turgo, Taman Nasional Gunung Merapi.. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan

Dengan menerapkan hitungan matematis dari prinsip kesegarisan, koordinat model tersebut lalu dimasukkan ke dalam persamaan kesegarisan dan dilakukan penghitungan dan

Teori ini menyatakan bahwa sejumlah energi yang dimiliki seseorang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan bermain dengan atau tanpa tujuan sehingga isi

Kewajiban guru dalam menerapkan metode ini adalah menjalankan teks itu, lalu membahas bagaimana membahas topik bacaan ( “ ï •® × ), kemudian mengambil contoh

Kepada peserta lelang yang merasa keberatan atas pengumuman pemenang pelelangan tersebut di atas diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus Evaluasi Administrasi, Teknik, Harga dan Kualifikasi untuk paket pekerjaan tersebut di atas.. Sebagai

Perihal : Undangan Pembuktian Kualifikasi Paket Pekerjaan BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN JALAN LUBUK PUDING1. Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan

Perihal : Undangan Pembuktian Kualifikasi Paket Pekerjaan BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN JALAN AIR MAYAN - SIMPANG PERIGI1. Dengan ini kami beritahukan