RANCANG BANGUN APLIKASI PEMBAYARAN KREDIT
DAN PENCAIRAN HASIL PENJUALAN TEBU
PADA KOPERASI TANI SUMBER MANIS
KERJA PRAKTIK
Program Studi
S1 SISTEM INFORMASI
Oleh:
GANDHI ANGGA PRASETYA 09410100249
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
v
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ……….. ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Kontribusi ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6
2.1 Sejarah “Koperasi Tani” ... 6
2.2 Visi Misi …………..……… 7
2.3 Struktur Organisasi “Koperasi Tani” ... 8
2.4 Kerjasama Dengan Pihak Lain ... 8
2.5 Beberapa Pelatihan yang Dilakukan oleh Koperasi ... 9
2.6 Kondisi Perusahaan ... 9
BAB III LANDASAN TEORI ... 11
3.1 Koperasi ... 11
3.1.1 Definisi Koperasi ... 11
3.1.2 Jenis – Jenis Koperasi ... 11
vi
3.2 Kredit ... 12
3.2.1 Jenis-Jenis Kredit ... 14
3.3 System Development Life Cycle (SDLC) ... 15
3.4 Konsep Dasar Sistem ... 16
3.5 Konsep Dasar Aplikasi ... 16
3.6.1 Blok Masukan ... 16
3.6.2 Blok Model ... 17
3.6.3 Blok Keluaran ... 17
3.6.4 Blok Teknologi ... 17
3.6.5 Blok Basis Data ... 17
3.6.6 Blok Kendali ... 18
3.6 Analisis dan Perancangan Sistem... 18
3.7 System Flow ... 18
3.8 Data Flow Diagram (DFD) ... 19
3.9 Konsep Dasar Basis Data ... 19
3.10.1 Sistem Basis Data ... 19
3.10.2 Database Management System ... 21
3.10 Tools Pemrograman ... 22
3.11 Interaksi Manusia dan Komputer ... 24
BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN ... 26
4.1 Analisis Sistem ... 26
4.1.1 Pembayaran Kredit ... 26
4.1.2 Pencairan Hasil Penjualan Kredit ... 27
vii
4.2.2 Data Flow Diagram ... 31
4.2.3 Entity Relational Diagram ... 38
4.2.4 Struktur Tabel ... 39
4.2.5 Desain Input Output ... 42
4.3 Implementasi dan Evaluasi ... 43
4.3.1 Teknologi ... 44
4.3.2 Pengoprasian Program ... 44
BAB V PENUTUP ... 49
5.1 Kesimpulan ... ... 49
5.2 Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Tabel Kontrak ... 40
Tabel 4.2 Tabel RDKK ... 40
Tabel 4.3 Tabel Log Pencairan Tebu ... 41
ix
Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 8
Gambar 3.1 System Development Life Cycle ... 15
Gambar 4.1 Document Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 28
Gambar 4.2 System Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 30
Gambar 4.3 HIPO Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 32
Gambar 4.4 Context Diagram Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 33
Gambar 4.5 DFD Level 0 Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 34
Gambar 4.6 DFD Level 1 Subsistem Cek Kontrak ... 35
Gambar 4.7 DFD Level 1 Subsistem Pembayaran Kredit... 36
Gambar 4.8 DFD Level 1 Subsistem Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 37
Gambar 4.9 CDM Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 38
Gambar 4.10 PDM Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu ... 39
Gambar 4.11 Rancangan Input Perhitungan Pencairan ... 42
Gambar 4.12 Rancangan Laporan Pencairan RDKK ... 43
x
Gambar 4.14 Menu Daftar Harga Tebu... 46
Gambar 4.15 Menu Perhitungan Pencairan ... 47
Gambar 4.16 Menu Laporan Pencairan RDKK ... 47
xi
Lampiran 1. Surat Balasan Instansi ... 51
Lampiran 2. Kartu Bimbingan Kerja Praktek ... 52
Lampiran 3. Form KP 5 (Acuan Kerja) ... 54
Lampiran 4. Form KP 6 (Log Harian Kerja Praktek) ... 56
Lampiran 5. Form KP 7 (Waktu Kehadiran Kerja Praktek) ... 57
Lampiran 6. Listing Program ... 58
1
PENDAHULUAN BAB I
1.1Latar Belakang Masalah
Koperasi Tani (KOPTAN) Sumber Manis merupakan suatu usaha kelompok
petani tebu di Mojokerto yang menyuplai tebu ke Pabrik Gula (PG) Gempolkerep
Mojokerto. Koperasi ini beralamatkan di Desa Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon,
Mojokerto. Kegiatan yang dilakukan KOPTAN Sumber Manis pada dasarnya adalah
meminjamkan modal kepada para petani tebu sebagai biaya garap dan pengelolahan
lahan para petani yang nantinya tebu-tebu tersebut akan di salurkan kepada Pabrik
Gula, namun pada koperasi ini terdapat kerjasama dengan pihak PG. Gempolkerep,
dimana petani yang dapat mendaftar sebagai anggota pada koperasi ini hanyalah
petani yang lahan pertaniannya masih dalam lingkup PG. Gempolkerep.
Beberapa permasalahan yang ada pada KOPTAN Sumber Manis adalah
kurang baiknya pengelolaan data pembayaran kredit dan data pencairan sehingga
membuat data menjadi ganda (Redudansi) atau bahkan ada beberapa data
pembayaran kredit dan data pencairan hasil penjualan tebu yang hilang. Dari
pengelolahan data pembayaran kredit yang kurang baik mengakibatkan data yang ada
tidak terbaru (up to date), sehingga koperasi masih ada petani yang telah membayar
kredit pinjaman biaya garap di minta untuk membayar lagi. Tidak hanya data
pembayaran kredit saja, pengelolahan pada data pencairan juga mengalami hal yang
sama, kurang baiknya pengelolahan data pencairan membuat pencairan hasil
Dari dua permasalahan diatas, menimbulkan dampak proses bisnis Koperasi.
Petani dan Koperasi sama-sama sering dirugikan, petani yang sudah membayar kredit
pinjaman harus membayar lagi dan Koperasi yang telah mencairkan hasil penjualan
tebu harus melakukan pencairan kembali.
Berdasarkan kondisi permasalahan diatas, seharusnya Koperasi mampu
melakukan pengelolahan data yang baik terkait dengan data pembayaran kredit
pinjaman biaya garap dan pencairan hasil penjualan tebu petani dengan baik. Dengan
pengelolahan yang baik, maka pihak petani dan Koperasi sama-sama tidak akan
merasa dirugikan.
Dengan adanya Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan
Tebu diharapkan dapat membantu pihak bendahara Koperasi dalam mengelolah data
pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu petani, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan mengurangi tingkat kesalahan dalam
pengelolahan data pembayaran kredit dan pencairan hasil tebu petani sesuai dengan
visi dan misi Koperasi.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut bagaimana merancang dan membangun aplikasi pembayaran kredit
dan pencairan hasil penjualan tebupada KOPTAN Sumber Manis.
1.3Batasan Masalah
Implementasi kerja praktek ini dalam aplikasi pembayaran kredit dan
3
1. Aplikasi yang dibangun hanya digunakan untuk bagian bendahara Koperasi
2. Aplikasi ini tidak membahas tentang pendaftaran kelompok tani dan
pembuatan kontraknya.
3. Output dari aplikasi ini adalah informasi pembayaran kredit dan pencairan
hasil penjualan tebu berupa struk.
1.4Tujuan
Tujuan dari Kerja Praktik pada KOPTAN Sumber Manis adalah
menghasilkan Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
diharapkan dapat membantu pihak bendahara Koperasi dala mengelolah data
pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu.
1.5Kontribusi
Diharapkan setelah Kerja Praktik ini selesai maka pihak Koperasi dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan mengurangi resiko kesalahan dalam
pengelolahan data pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu petani,
sehingga dengan pengelolahan data yang baik mengenai pembayaran kredit dan
pencairan hasil penjualan tebu dapat mengurangi tingkat resiko data ganda
(Redudansi) dan resiko kehilangan data pembayaran kredit dan pencairan hasil
1.6Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini secara sistematis dapat dibagi menjadi 5 bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang permasalahan yang ada pada KOPTAN Sumber
Manis adalah kurang baiknya pengelolahan data pembayaran kredit dan data
pencairan sehingga membuat data menjadi ganda (Redudansi) atau bahkan ada
beberapa data pembayaran kredit dan data pencairan yang hilang. Seharusnya
Koperasi mampu melakukan pengelolahan data yang baik terkait dengan data
pembayaran kredit pinjaman biaya garap dan pencairan hasil penjualan tebu petani
dengan baik.
BAB II : GAMBARAN UMUM INSTANSI
Berisi tentang profil KOPTAN Sumber Manis yang merupakan suatu usaha
kelompok petani tebu di Mojokerto yang menyuplai tebu ke PG. Gempolkerep
Mojokerto. Kegiatan yang dilakukan KOPTAN Sumber Manis pada dasarnya adalah
meminjamkan modal kepada para petani tebu sebagai biaya garap dan pengelolahan
lahan para petani yang nantinya tebu-tebu tersebut akan di salurkan kepada PG.
Gempolkerep
BAB III : LANDASAN TEORI
Beberapa teori yang digunakan adalah : Kredit, System Development Life
5
BAB IV : DESKRIPSI PEKERJAAN
Berisi uraian tentang tugas-tugas yang dikerjakan pada saat kerja praktik,
yaitu dari metodologi penelitian, analisa system, pembahasan masalah berupa system
flow, data flow diagram, entity relationship diagram, struktur tabel, dan implementasi
sistem berupa capture dari setiap tampilan program.
BAB V : PENUTUP
6
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Koperasi Tani
Koperasi Tani Sumber Manis Kota Mojokerto berdiri pada tahun 2007
yang Berbadan Hukum No. 013/ BH/ KDK. 13.32/ IV/ 1999. Tanggal ( PAD ) :
09 April 2007 yang berlokasi di Lingkungan Gunung Anyar RT. 01/ RW. 06
Kelurahan Gunung Gedangan Kecamatan Magersari Kota Mojokerto, tetapi
sekarang sudah berpindah lokasi di JL. Pendidikan-Pulo Kulon RT.02/RW.01
Kel. Pulorejo Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto. Pada awal berdirinya Koperasi
Sumber Manis masih dalam sekala kecil tetapi dengan berbagai upaya pengurus
dan kerjasama anggota petani, alhamdullillah sampai sekarang Kopersi Sumber
Manis sudah bisa mengayomi anggotanya lebih dari cukup.
Pengurus dan Pengawas Koperasi Tani Sumber Manis mempunyai 3
pedoman dalam melaksanakan tugas :
1. Memberikan pelayanan yang maksimal bagi anggotanya
2. Transparansi dan keadilan untuk semua anggota
3. Mengedepankan arti sosial dalam menjalankan tugas
Penghargaan yang pernah diterima :
Tabel 2.1 Penghargan yang pernah diterima
No Penghargaan yang Pernah Diterima
1 Juara I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Kelompok Produsen Tingkat
7
Lanjutan Tabel 2.1 Penghargaan yang pernah diterima
No Penghargaan yang Pernah Diterima
2 Juara Harapan I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Kelompok Produsen
Tingkat Propinsi Jawa Timur Tahun 2006
3 Juara I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Kelompok Produsen Tingkat
Kota Tahun 2008
4 Juara I Kelas Madya lomba Koperasi Berprestasi dalam Pelaksanaan
Program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional Jawa Timur
Tahun 2008
5 Juara I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Jenis Pemasaran Tingkat Kota
Tahun 2009
6 Juara Harapan I lomba Koperasi Berprestasi Katagori Jenis Pemasaran
Propinsi Jawa Timur Tahun 2009
2.2 Visi dan Misi
2.2.1 Visi Koperasi Tani Sumber Manis
Koperasi Tani Sumber Manis adalah Profesional dalam Bidangnya
2.2.2 Misi Koperasi Tani Sumber Manis
Meningkatkan profesionalisme kelembagaan, mencukupi kebutuhan
anggota petani dalam upaya mensejahterakannya melaksanakan tata niaga gula,
menjalin hubungan dengan instansi lainnya, ikut mensukseskan swasembada gula
2.3 Struktur Organisasi KOPTAN Sumber Manis
Rapat Anggota
Ketua
Jaya Agus Purwanto
Badan Pengawas
Pembina
Sekretaris
M.Sholikin
Bendahara
Kusbiyanto
Koordinator Karyawan
Bag.Tebang
Angkut Bag.Tanaman Bag.Pembukuan Bagian Kasir
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Koperasi Petani Sumber Manis
Pada Kerja Praktik ini akan membantu menyelesaikan permasalahan yang
ada pada bagian Bendahara, dimana bendahara memiliki tugas dan wewenang
yaitu melayani pencairan dana dan pembayaran kredit.
2.4 Kerja Sama dengan pihak lain
1. Dinas Koperasi Kota Mojokerto
2. Dinas Pertanian Kota Mojokerto
3. Satuan Kerja Provinsi Jawa Timur
4. Pabrik Gula Gempolkerep
5. Bank Jatim
6. Bank Syariah Mandiri
9
2.5 Beberapa Pelatihan yang dilakukan oleh Koperasi Petani Sumber Manis
Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota,
pengurus dan karyawan, sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang
efektif bagi perkembangan koperasi.
Tabel 2.2 Tabel History Pelatihan
Uraian Pembibitan Tebu Varietas Baru Pemantapan Petani Tebu
2.6 Kondisi Perusahaan
Kondisi Koperasi Tani Sumber Manis saat ini baik dan mengalami banyak
kemajuan. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya pendapatan dari koperasi
dan bertambahnya anggota yang bergabung menjadi anggota Koperasi Tani
Sumber Manis. Meski demikian Koperasi Tani Sumber Manis terus melakukan
berbagai upaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan para anggotanya hal ini
diwujudkan dengan melakukan pelatihan terhadap anggota dan karyawan
Koperasi Tani Sumber Manis.
Seiring berjalannya perkembangan, timbul beberapa masalah yang terjadi
pada Koperasi Tani Sumber Manis. Kendala yang ada terjadi salah satunya pada
keseluruhan mengenai Pembukuan dan menangani keluar masuknya uang pada
Koperasi Tani Sumber Manis dimana pembayaran kredit dan pencairan hasil
penjualan tebu juga menjadi bagian dari bagian ini.
Kendala yang dihadapi pada bagian ini adalah kurang baiknya
pengelolahan data keuangan, sehingga sering terjadi permasalahan yang terjadi
pada bagian ini. Permasalahan seperti kehilangan data atau terdapat data ganda
(Redudansi) sangat sering terjadi. Akibatnya tidak hanya mengganggu proses
bisnis Koperasi Tani Sumber Manis, akan tetapi juga mengakibatkan Koperasi
11
BAB III LANDASAN TEORI
3.1Koperasi
3.1.1 Definisi Koperasi
Menurut Fay (1980), definisi koperasi adalah suatu perserikatan dengan
tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan
selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga
masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan
mendapatkan imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.
Sedangkan menurut Chaniago (1984), mendefinisikan koperasi adalah
suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang
memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagi anggota dengan berkerja sama
secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmani per anggotanya.
Sesuai dengan UU No.25/1992 :
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagi gerakan ekomoni rakyat, yang berdasarkan atas azas
kekeluargaan.”
3.1.2 Jenis – Jenis Koperasi
Menurut (Undang Undang Nomor. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian)
koperasi terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Koperasi Konsumen, adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
2. Koperasi Produsen, adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang
dihasilkan Anggota kepada Anggota dan non-Anggota.
3. Koperasi Jasa, adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan jasa simpan pinjam yang diperlukan oleh Anggota dan
non-Anggota.
4. Koperasi Simpan Pinjam, adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan
simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani Anggota. Simpan
pinjam ini meliputi kegiatan:
- Menghimpun dana dari Anggota
- Memberikan pinjaman kepada Anggota
- Menempatkan dana pada Koperasi Simpan Pinjam sekundernya.
3.1.3 Tujuan Koperasi
Sesuai UU No. 17 Tahun 2012 :
“Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umuna, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dati
tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.”
3.2Kredit
Kredit menurut Anwar (2002:14) dalam bukunya yang berjudul praktek
perbankan, kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak
lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan lagi pada jangka waktu tertentu pada
masa yang akan datang yang disertai dengan kontraprestasi (balas jasa) yang
13
Kredit menurut Hasibuan (2001:87) dalam bukunya yang berjudul
dasar-dasar perbankan, kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali
bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Kredit menurut Rivai dan Veithzal (2007:4) dalam bukunya yang berjudul
Credit Mangement Handbook, kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang
dari satu pihak (kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada
pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayar dari
penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua
belah pihak.
Menurut undang-undang no. 7 tahun 1992 dalam bab 1, pasal 1 ayat 12
tentang perbankan, bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kredit diberikan atas dasar kepercayaan kedua belah pihak, dimana pihak
kreditur percaya bahwa debiturnya akan segera melunasi utangnya, dan pihak
debitur percaya bahwa pihak kreditur akan menagih piutangnya pada saat jatuh
tempo. selain itu, kredit juga mengandung unsur prestasi, dimana pihak
peminjam/debitur memberikan prestasi kepada kreditur sebagai imbalan atas
3.2.1 Jenis – Jenis Kredit
Jenis-jenis kredit yang lazim terjadi di dunia perbankan dilihat dari
berbagai segi, yaitu sebagai berikut :
3.2.1.1 Dari Segi Kegunaan
a. Kredit Investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru
atau untuk keperluan rehabilitasi.
b. Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja
diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya
lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Kredit modal kerja
merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung kredit investasi yang sudah
ada.
3.2.1.2 Dari Segi Tujuan
a. Kredit produktif
Kredit produktif merupakan kredit yang digunakan untuk menghasilkan
sesuatu (proses produksi) baik barang maupun jasa.
b. Kredit Konsumtif
Kredit Konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk digunakan
15
c. Kredit Perdagangan
Kredit Perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para
pedagang.
3.3System Development Life Cycle (SDLC)
Menurut McLeod (2008 : 199) siklus hidup sistem (system development
life cycle) disingkat SDLC adalah proses evolusioner dalam menetapkan sistem
dan sub sistem informasi berbasis komputer. SDLC yang juga dikenal sebagai
pendekatan air terjun (waterfall approach) terdiri dari serangkaian tugas yang erat
mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem, karena proses tersebut mengikuti
sebuah pola yang teratur dan dilakukan secara top-down.
Komponen dari SDLC ini seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1. System Development Life Cycle (McLeod (2008 : 199))
Siklus hidup pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang
digunakan untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama, dan langkah-langkah
Project Identification dan Selection
Project initiation dan planning
Analysis
Logical Design
Physical Design
didalam tahapan tersebut dalam proses pengembangnnya. Tiap-tiap
pengembangan sistem itu dibagi menjadi beberapa tahapan kerja. Tiap tahapan ini
mempunyai karakteristik tersendiri. Sebagai awal dari pelaksanaan pengembangan
sistem adalah proses kebijaksanaan dan perencanaan sistem. Dimana
kebijaksanaan sistem merupakan landasan dan dukungan dari menajemen puncak
untuk membuat perencanaan sistem. Sedangkan perencanaan sistem merupakan
pedoman untuk melakukan pengembangan dari sistem tersebut.
3.4Konsep Dasar Sistem
Menurut Kendall (2003 : 37) Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi
klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau
lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam
dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.
Menurut Kendall (2003 : 37) Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3.5Konsep Dasar Aplikasi
Aplikasi menurut Davis (1999 : 17) Aplikasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
3.5.1 Blok Masukan
Menurut Davis (1999 : 17) Masukan atau Input mewakili data yang
masuk ke dalam Aplikasi. Masukan disini termasuk metode-metode dan media
untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa
17
3.5.2 Blok Model
Menurut Davis (1999 : 17) Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur,
logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
3.5.3 Blok Keluaran
Menurut Davis (1999 : 17) Produk dari Aplikasi adalah keluaran yang
merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk
semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
3.5.4 Blok Teknologi
Menurut Davis (1999 : 17) Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox)
dalam Aplikasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
3.5.5 Blok Basis Data
Menurut Marlinda (2004 : 20) Basis data (database) merupakan
kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di
perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian
rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang
baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau
dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan
3.5.6 Blok Kendali
Menurut Davis (1999 : 17) Banyak hal yang dapat merusak Aplikasi,
seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu,
kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan,
ketidak-efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak
sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat
langsung diatasi.
3.6 Analisis dan Perancangan Sistem
Menurut Kendall (2003 : 40) dalam bukunya Analisis dan Perancangan
Sistem Jilid 1 penguraian dari suatu Aplikasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikannya.
Kendall (1998 : 41) menyimpulkan sebagai berikut:
”Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system
planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis
merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.”
3.7 System Flow
Menurut Kendall (1998 : 71) System flow atau bagan alir sistem
19
sistem. System flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam
sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem.
3.8 Data Flow Diagram
Marlinda (2004 : 20) menarik kesimpulan sebagai berikut:
”DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.”
3.9Konsep Dasar Basis Data
Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data
operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang diorganisir atau
dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu
menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang
diperlukan pemakainya.
Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah
pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan
pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai),
masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data
independence (kebebasan data).
3.9.1 Sistem Basis Data
Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem
menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk
organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang
diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.
Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu
Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data
(Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data
(DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat
opsional).
A. Kelebihan Sistem Basis Data
1. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam
berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang.
2. Mencegah ketidak konsistenan.
3. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai
yang tidak berwenang.
4. Integritas dapat dipertahankan.
5. Data dapat dipergunakan bersama-sama.
6. Menyediakan recovery.
7. Memudahkan penerapan standarisasi.
8. Data bersifat mandiri (data independence).
9. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti data harus
akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan
data dan pemeliharaan keselarasan data.
B. Kekurangan Sistem Basis Data
1. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.
21
3. Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang
terkait.
3.9.2 Database Management System
Menurut Marlinda (2004:6), Database Management System (DBMS)
merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya.
Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri
sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data,
menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.
A.Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS
1. Data Definition Language (DDL)
Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang
diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil
kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file
khusus yang disebut data dictionary/directory.
2. Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data
sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.
3. Query
Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian
B. Fungsi DBMS
1. Data Definition
DBMS harus dapat mengolah data definition atau pendefinisian data.
2. Data Manipulation
DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk
mengakses data.
3. Data Security dan Integrity
DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh
DBA.
4. Data Recovery dan Concurrency
a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis
data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan
sebagainya.
b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu
bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai
pada saat yang bersamaan.
5. Data Dictionary
DBMS harus menyediakan datadictionary atau kamus data.
3.10 Tools Pemrograman
Dalam pengembangan suatu Aplikasi, tentunya membutuhkan suatu tool
atau alat berupa bahasa pemrograman. Salah satu tool dalam bahasa
pemrograman yang sekarang dipakai adalah keluarga Microsoft Visual Studio
23
A. Microsoft Visual Studio 2010
Microsoft Visual Studio 2010 merupakan sebuah IDE (Integrated
Development Environment) yang dikembangkan oelh microsoft. IDE ini
mencakup semua bahasa pemrograman berbasis .NET framework yang
dikembangkan oleh microsoft. Keunggulan Microsoft Visual Studio 2010 ini
antara lain adalah support untuk windows 8, editor baru dengan WPF (Windows
Presentation Foundation), dan banyak peningkatan fitur lainya.
B. SQL SERVER
Microsoft SQL Server merupakan produk Relational Database
Management System (RDBMS) yang dibuat oleh Microsoft.Orang sering
menyebutnya dengan SQL Server saja. Microsoft SQL Server juga mendukung
SQL sebagai bahasa untuk memproses query ke dalam database. Microsoft SQL
Server banyak digunakan pada dunia bisnis, pendidikan atau juga pemerintahan
sebagai solusi database atau penyimpanan data. Pada tahun 2008 Microsoft
mengeluarkan SQL Server 2008 yang merupakan versi yang banyak digunakan.
Berikut ini adalah beberapa fitur yang dari sekian banyak fitur yang ada pada SQL
Server 2008 :
a. XML Support. Dengan fitur ini, Anda bisa menyimpan dokumen XML
dalam suatu tabel, meng-query data ke dalam format XML melalui
Transact-SQL dan lain sebagainya.
b. Multi-Instance Support. Fitur ini memungkinkan Anda untuk menjalankan
beberapa database engine SQL Server pada mesin yang sama.
c. Data Warehousing and Business Intelligence (BI) Improvements. SQL
Intelligence melalui Analysis Services. Selain itu, SQL Server 2000 juga
ditambahi dengan tools untuk keperluan data mining.
d. Performance and Scalability Improvements. SQL Server menerapkan
distributed partitioned views yang memungkinkan untuk membagi workload
ke beberapa server sekaligus. Peningkatan lainnya juga dicapai di sisi
DBCC, indexed view, dan index reorganization.
e. Query Analyzer Improvements. Fitur yang dihadirkan antara lain: integrated
debugger, object browser, dan fasilitas object search.
f. DTS Enhancement. Fasilitas ini sekarang sudah mampu untuk
memperhatikan primary keydan foreign key constraints. Ini berguna pada
saat migrasi tabel dari RDBMS lain.
3.11 Interaksi Manusia dan Komputer
Suatu Aplikasi yang baik tentunya harus mempertimbangkan interaksi
antara pengguna dan program yang dibuat. Di sinilah pentingnya penerapan ilmu
Interaksi Manusia dan Komputer.
Menurut Santoso (2004:4), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)
adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari
sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang
faktor-faktor utama dalam lingkungan interaksinya.
Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari
perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama,
sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan
25
memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor
kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem.
Pada implementasinya, interaksi manusia dan komputer dipengaruhi
berbagai macam faktor antara lain organisasi, lingkungan, kesehatan, pengguna
26
BAB IV
DESKRIPSI PEKERJAAN
4.1 Analisis Sistem
Berdasarkan hasil survey, wawancara dan pengamatan yang dilakukan di
bagian Bendahara KONTAN Sumber Manis, maka didapatkan proses-proses yang
terjadi dalam kegiatan proses pembayaran kredit dan proses pencairan hasil
penjualan tebu.
4.1.1 Pembayaran Kredit
Proses pembayaran kredit memiliki proses utama yaitu melakukan pencatatan
dan pengecekan terhadap kevalidan nomor kontrak yang tercantum pada faktur yang
diberikan oleh PG. Gempolkerep. Ketika nomor yang tercantum pada faktur tersebut
terdapat pada rekap kontrak yang ada pada koperasi maka bagian keuangan akan
merekap data pengiriman tebu tersebut. Rekap terdiri dari 2 copy, 1 untuk di arsipkan
oleh bagian keuangan, 1 untuk ketua koperasi. Proses selanjutnya adalah bagian
keuangan menghitung pencairan hasil penjualan tebu dengan membaca dokumen
RDKK dan dokumen rekap hasil pengiriman tebu. Hasil penjualan tebu yang di
peroleh oleh kelompok tani pemilik kontrak akan langsung dikurangkan dengan
27
4.1.2 Pencairan Hasil Penjualan Kredit
Proses pencairan hasil penjualan kredit memiliki proses utama yaitu
memberikan informasi tentang sisa hasil perhitungan pembayaran kredit. Dimana
sisa hasil perhitungan pembayaran nantinya akan di laporkan kepada kelompok
petani yang bersangkutan. Pelaporan mengenai sisa hasil perhitungan pembayaran
kepada kelompok tani terlampir pada nota pencairan yang akan diterima petani.
4.1.3 Document Flow
Document flow yaitu bagan yang memiliki arus pekerjaan secara menyeluruh
dari sistem lama koperasi yang menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang terdapat
di dalam sistem. Pada document flow pembayaran kredit dan pencairan hasil
penjualan tebu memiliki 4 entitas yaitu Bagian Keuangan, Kelompok Tani, dan
Ketua Koperasi. Pada tiap bagian entitas memiliki tugas dan alur masing-masing.
Untuk penjelasan mengenai penggambaran document flow informasi proses
Pembayaran kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu akan ditunjukkan pada
Gambar 4.1 Document Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
Dari dokumen flow aplikasi pembayaran dan pencairan hasil tebu di atas
terdapat kelemahan tidak ada pengecekan kedalam setiap proses yang ada pada
kegiatan pembayaran dan pencairan hasil, sehingga ada kemungkinan salah satu
kontrak mendapatkan dua kali pencairan dalam satu periode.
4.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem dimaksudkan untuk menggambarkan sistem yang akan
diperbaiki dalam hal ini perancangan sistem mencakup System flow, Hirarki Input
Dokumen Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
PG. Gempolkerep Bag. Keuangan Ketua Koperasi Kelompok Tani
P
Penjualan Tebu Dokumen
29
Proses Output (HIPO)/Diagram berjenjang, Data Flow Diagram (DFD), Entity
Relationship Diagram (ERD), Struktur Tabel, dan Desain I/O.
4.2.1 System Flow
System flow yaitu bagan yang memiliki arus pekerjaan secara menyeluruh
dari suatu sistem yang menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang terdapat di dalam
sistem. Pada system flow aplikasi Pembayaran kredit dan Pencairan Hasil Penjualan
Tebu memiliki 2 entitas yaitu Bagian Keuangan, Kelompok Tani, PG. Gempol
Kerep, dan Aplikasi Pendaftaran Kontrak. Pada tiap bagian entitas memiliki tugas
dan alur masing-masing. Untuk penjelasan mengenai penggambaran system flow
informasi proses Pembayaran kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu akan
A. System Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Tebu
Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Tebu
Bag. Keuangan System
Gambar 4.2 System Flow Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu.
Pada system flow pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu
(Gambar 4.2), bagian keuangan pertama kali harus menginputkan nomor kontrak
31
input maka sistem akan secara otomatis melakukan cek kevalidan nomor kontrak
yang di inputkan dengan yang ada pada database. Bila nomor kontrak valid maka
sistem akan menampilkan RDKK beserta Log Pencairan Hasil Tebu. Kemudian
bagian keuangan diharuskan menginputan berapa jumlah tebu yang dikirimkan
kelompok petani tersebut kepada PG. Gempolkerep sesuai dengan yang tertera pada
faktur. Selanjutnya sistem akan melakukan perhitungan berdasarkan jumlah kiriman,
harga gula sesuai dengan yang ada pada database dan jumlah RDKK yang belum
terbayar. Proses selanjutnya akan dilanjutkan oleh proses pencairan hasil penjualan
kredit dimana proses ini menampilkan sisa hasil perhitungan pembayaran kredit. Sisa
hasil perhitungan pembayaran nantinya akan di laporkan kepada kelompok petani
yang bersangkutan.
4.2.2 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) yaitu yang menggambarkan aliran data yang
terjadi dalam sistem, sehingga dengan dibuatnya DFD ini akan terlihat arus data yang
mengalir dalam sistem.
A. HIPO
Hirarki Input Proses Output menggambarkan hirarki proses-proses yang ada
dalam Data Flow Diagram. Gambar 4.3 adalah HIPO dari Aplikasi Pembayaran
Input No Kontrak Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
Gambar 4.3 Hirarki Input Proses Output Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
Pada HIPO Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
ini terdapat 4 proses utama yang dilakukan yaitu : proses Kelola Master Harga Tebu,
Cek RDKK, pembayaran kredit, pencairan hasil tebu Pada setiap proses memiliki
proses turunan yang dapat dilihat pada gambar 4.3 tersebut.
B. Context Diagram
Context diagram menggambarkan asal data dan menunjukkan aliran dari data
tersebut. Context Diagram Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil
Penjualan Tebu pada gambar 4.4 terdiri dari 2 eksternal entity yaitu Bagian.
33
eksternal entity mempunyai arti bahwa data tersebut berasal dari eksternal entity
tersebut, Sedangkan aliran data yang masuk mempunyai arti informasi data ditujukan
untuk eksternal entity tersebut.
Hag ra Gula
Perhitung an Pencairan Hasil Penjualan Tebu Banyak Tebu Yang Dikirim
RDKK
Gambar 4.4 Context Diagram Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Tebu
Gambaran diatas merupakan gambaran sistem aplikasi pembayaran kredit dan
pencairan hasil penjualan tebu yang dibuat dalam kerja praktek ini secara garis besar.
Dalam system ini terdapat 2 eksternal entity yaitu bagian keuangan dan PG.
Gempolkerep. Masing eksternal entity tersebut memberikan input kepada aplikasi
pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu.
Bagian Keuangan memberikan input berupa no kontrak dan banyak tebu yang
dikirim sesuai dengan yang tertera pada faktur pengiriman. Output yang diterima
oleh bagian keuangan adalah RDKK pemilik no kontrak yang diinputkan dan juga
hasil perhitungan pencairan hasil penjualan tebu.
PG. Gempolkerep memberikan masukkan berupa harga tebu yang akan
DFD Level 0 Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
Gambar 4.5 merupakan DFD Level 0 Aplikasi Pembayaran Kredit dan
Pencairan Hasil Penjualan Tebu.
[Hag ra Gula]
Baca Membac a
[Perhitung an Penc airan Has il Penjualan Tebu]
Membac a
3 Log Penc airan Tebu
Bag
Gambar 4.5 DFD Level 0 Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
DFD level 0 merupakan hasil decompose dari context diagram. Sistem
pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan tebu terbagi dalam 5 sub sistem
yaitu, sub sistem cek Kontrak, pembayaran kredit, Pencairan Hasil Penjualan Tebu,
dan Membuat Kontrak. Dari DFD level 0 diatas terdapat 4 tabel yang terdapat dalam
database yang diperlukan untuk pembayaran kredit dan pencairan hasil penjualan
35
C. DFD Level 1 cek Kontrak
[RDKK] Data Kontrak yang Memiliki RDKK
[Membaca][Membaca]
[RDKK] [No Kontrak]
Bag Keuang an
2 RDKK
Pembayaran Kredit
1 Kontrak
1.1
Input No Kontrak
1.2 Menampilkan
Kontrak dan RDKK
Gambar 4.6 DFD Level 1 Subsistem Cek Kontrak
DFD Level 1 cek Kontrak (Gambar 4.6) merupakan hasil dekomposisi dari
DFD Level 0 sub sistem cek Kontrak. Didalam proses cek Kontrak terdapat 2 proses
yaitu proses Input no Kontrak dan Menampilkan Kontrak dan RDKK serta
D. DFD Level 1 Pembayaran Kredit
Update
Hasil Perhitung an Pembayaran Kredit
Simpan Pendapatan Hasil Penjualan Tebu
Banyak Tebu Yang Dikirim
Baca Banyak Tebu Yang Dikirim
Bag
Gambar 4.7 DFD Level 1 Subsistem Pembayaran Kredit
DFD Level 1 pembayaran kredit (gambar 4.7) merupakan hasil dekomposisi
dari DFD Level 0 sub sistem pembayaran kredit. Didalam proses pembayaran kredit
terdapat 4 proses yaitu input banyak tebu yang dikirim, perhitungan pembayaran
kredit, dan menampilkan dan simpan perhitungan pembayaran kredit. Pada keempat
37
E. DFD Level 1 Pencairan Hasil Penjualan Tebu
Perhitung an Pencairan Hasil Penjualan Tebu Data Penc airan
Membac a
3 Log Penc airan Tebu
Bag Keuang an 1
Cek Data Penc airan Tebu
2
CetakFaktur Penc airan
Gambar 4.8 DFD Level 1 Subsistem Pencairan Hasil Penjualan Tebu
DFD Level 1 mengelola pencairan hasil penjualan tebu (gambar 4.8)
merupakan hasil dekomposisi dari DFD Level 0 sub sistem pencairan hasil penjualan
tebu. Didalam proses mengelola data pencairan terdapat 2 proses yaitu cek data
4.2.3 Entity Relationship Diagram
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan dan perancangan database yang akan
digunakan beserta strukturnya. Rancangan database sistem yang dibuat berupa Entity
Relational Diagram (ERD), yaitu alat untuk merepresentasikan model data yang ada
pada sistem dimana terdapat entity dan relationship.
Pada gambar 4.11 dan gambar 4.12 akan dijelaskan relasi-relasi atau
hubungan antar tabel dalam perancangan Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan
dalam bentuk Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM).
A. CDM
Gambar 4.11 CDM Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
Conceptual data model (CDM) merupakan sebuah diagram database yang
masih berupa konsep. Dalam CDM ini, terdapat 4 tabel yang saling berhubungan
39
Gambar 4.12 PDM Aplikasi Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu
Physical data model (PDM) merupakan desain fisik tabel dari sebuah
database. Dalam PDM ini terdapat 4 tabel yang saling berhubungan dan terintegrasi.
Keempat tabel inilah yang nantinya akan dibuat dalam database.
4.2.4 Struktur Tabel
Dari PDM yang telah terbentuk, dapat disusun struktur tabel yang nantinya
akan digunakan untuk menyimpan data. Tabel-tabel yang digunakan pada aplikasi ini
antara lain :
A. Tabel Kontrak
Primary Key : no_kontrak
Foreign Key :
Tabel 4.1 Tabel Kontrak
Field Name Type Field Size Description
NO_KONTRAK Char 10 Primary Key
NAMA_KETUA_KELOMPOK Char 30 -
NAMA_SEKRETARIS Char 30 -
NAMA_BENDAHARA Char 30 -
LUAS_LAHAN Integer - -
KATEGORI Char 10 -
KODE_DESA Char 5 -
B. Tabel RDKK
Primary Key : KODE_RDKK
Foreign Key : NO_KONTRAK
Fungsi : Menyimpan data RDKK
Tabel 4.2 Tabel RDKK
Field Name Type Field Size Description
KODE_RDKK Char 5 Primary Key
NO_KONTRAK Char 10 Foreign Key
TANGGAL_RDKK Date - -
41
C. Tabel Log Pencairan Tebu
Primary Key : KODE_LOG_PENCAIRAN
Foreign Key 1 : NO_KONTRAK
Fungsi : Menyimpan data Log Pencairan Tebu
Tabel 4.3 Tabel Log Pencairan Tebu
Field Name Type Field Size Description
KODE_LOG_PENCAIRAN Char 10 Primary Key
NO_KONTAK Char 10 Foreign Key
TANGGAL_PENCAIRAN Date - -
TOTAL_PENCAIRAN Integer - -
STATUS Char 10 -
D. Tabel Harga Gula
Primary Key : Kode BRIXT
Foreign Key : KODE_LOG_PENCAIRAN
Fungsi : Menyimpan data harga gula
Tabel 4.4 Tabel Harga Gula
Field Name Type Field Size Description
KODE_LOG_PENCAIRAN Char 10 Foreign Key
KODE_BRIXT Char 5 Primary Key
4.2.5 Desain Input Output
Desain input/output merupakan rancangan input/output berupa form untuk
memasukkan data dan laporan sebagai informasi yang dihasilkan dari pengelolaan
data. Desain input/output juga merupakan acuan pembuat aplikasi dalam merancang
dan membangun sistem.
A. Desain Input
Desain input adalah bagian dari perencanaan form-form yang akan dibangun
untuk mendukung pembuatan sistem ini. Berikut ini adalah desain input sistem
tersebut :
1. Rancangan Form Perhitungan Pencairan
Rancangan Form Perhitungan Pencairan pada gambar 4.13 merupakan
rancangan input untuk mengisi form Perhitungan Pencairan pada KOPTAN Sumber
Manis, Mojokerto. Form Perhitungan Pencairan ini nantinya akan berfungsi sebagai
input dari proses transaksi Perhitungan Pencairan.
43
B. Desain Output
Desain output merupakan perancangan desain output yang merupakan hasil
dari proses data yang terjadi, yang tersimpan pada database yang kemudian akan
diolah sedemikian rupa menjadi informasi yang berguna bagi pengguna sistem
informasi.
1. Rancangan Output Laporan Pencairan RDKK
Rancangan output Pencairan RDKK yang dicari pada gambar 4.14
merupakan hasil dari proses pengolahan aplikasi untuk perhitungan pencairan petani
yang tersimpan dalam database.
4.14 Gambar Rancangan Laporan Pencairan RDKK
4.3Implementasi dan Evaluasi
Implementasi sistem ini akan menjelaskan detil aplikasi ini dan penjelasan
4.3.1 Teknologi
1. Perangkat Lunak
Sedangkan perangkat lunak minimum yang harus diinstall ke dalam
sistem komputer adalah :
a. Windows 7 (atau lebih tinggi)
b. Microsoft SQL Server 2005
c. Microsoft Visual Studio 2010 beserta Dotnet Bar
2. Perangkat Keras
Spesifikasi perangkat keras minimum yang dibutuhkan untuk
menjalankan aplikasi ini adalah satu unit komputer dengan :
a. Prosesor 4Ghz (atau lebih tinggi)
b. Memori dengan RAM 1Gb
c. VGA on board
d. Monitor
e. Keyboard dan Mouse
4.3.2 Pengoperasian Program
Pada sub bab ini akan dijelaskan langkah – langkah pengoperasian Aplikasi
45
1. Form Manu Utama
Gambar 4.15 Form Menu Utama
Pada gambar 4.15 merupakan tampilan menu utama. Pada form ini terdapat
beberapa menu yang ada pada menu strip aplikasi pada bagian atas seperti list harga,
transaksi, laporan dan exit. Menu list harga pada menu utama berisi satu sub menu
yaitu menu harga tebu, menu transaksi berisi sub menu perhitungan pencairan, dan
pada menu laporan terdapat submenu untuk menampilkan laporan RDKK.
2. Form Menu Daftar Harga Tebu
Pada Daftar Harga Tebu (Gambar 4.16) user dapat melihat harga tebu yang
Gambar 4.16 Menu Daftar Harga Tebu
3. Form Transaksi Perhitungan Pencairan
Pada gambar 4.17 merupakan tampilan untuk form transaksi perhitungan
pencairan. User dapat memilih no kontrak yang sudah terdaftar, berapa banyak tebu
yang dikirim yank kode brixt untuk dilakukan pencairan, sistem akan secara otomatis
melakukan perkalian antara harga tebu sesuai kode brixt dengan jumlah tebu yang
47
Gambar 4.17 Menu Perhitungan Pencairan
4. Form Laporan Pencairan RDKK
Pada form laporan (Gambar 4.18) pencairan RDKK digunakan untuk
menampilkan rekaman transaksi berdasarkan nomor kontrak yang dipilih oleh user.
Laporan juga akan menampilkan sisa RDKK yang dimiliki oleh nomor kontrak
tersebut.
5. Form Laporan Rekap RDKK
Gambar 4.19 Menu Laporan Rekap RDKK
Pada form laporan rekap RDKK (Gambar 4.19) digunakan untuk
menampilkan rekap RDKK berdasarkan periode tanggal yang dipilih oleh user.
Laporan juga akan menampilkan sisa RDKK yang dimiliki oleh nomor kontrak
tersebut.
49
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerja Praktik pada KOPTAN Sumber Manis telah menghasilkan Aplikasi
Pembayaran Kredit dan Pencairan Hasil Penjualan Tebu yang diharapkan dapat
membantu pihak bendahara Koperasi dalam mengelolah data pembayaran kredit dan
pencairan hasil penjualan tebu.
5.2 Saran
Saran dari penulis untuk pengembangan selanjutnya adalah:
1. Aplikasi yang dibangun ini belum mampu melakukan update harga
secara real time sehingga dapat dikembangkan berdasarkan
perkembangan teknologi di kemudian hari.
2. Bagi pembaca yang ingin mengembangkan aplikasi pembayaran dan
pencairan hasil tebu, diharapkan dengan adanya hasil penelitian dan
perancangan aplikasi ini dapat dijadikan sebagai pembanding dan
50
DAFTAR PUSTAKA
Davis GB. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Cetakan Kesepuluh. Terjemahan. Penerbit : PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Kendall, dan Kendall, 2003, Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.
Marlinda, Linda, S.Kom, 2004, Sistem Basis Data, Andi Offset, Yogyakarta.
McLeod Raymond & Schell George,2008, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit : Salemba empat, Jakarta
Hartono, Jogianto. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan
terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Neuschel, Richard F. 1976. Management Systems for Profit and Growth. New
York: McGraw-Hill.
Insap Santoso, 2009, Interaksi Manusia dan Komputer, Andi Offset, Yogyakarta.
Yuswanto, dan Subari. 2005. Mengolah Database dengan SQL Server 2000. Prestasi Pustaka, Jakarta.
Hasibuan, Malayu. 2001. Dasar-dasar Perbankan. Bumi Askara. Jakarta
Chaniago, Arifinal. 1984. Perkoperasian Indonesi, Angkasa, Bandung
Anwar, Arifin. 2002. Praktek Perbankan. RajaGrafindo Perkada. Jakarta
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang
Koperasi.Lembaga Negara RI Tahun 1992. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang