Oleh :
Nama : Ferry Kurniadi Sirait
NIM : 98.41010.4207
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
Halaman
ABSTRAKSI... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Pembatasan masalah ... 2
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Sistem Informasi ... 5
2.2 Tahap Pengembangan Sistem Informasi... 6
2.3 Arsitektur DBMS ... 13
2.4 Bahasa DBMS... 13
2.5 Keuntungan Menggunakan DBMS ... 15
2.6 Sistem Informasi Akuntansi... 15
2.7 Informasi Akuntansi Keuangan ... 17
2.8 Pengertian Aktiva tetap ... 18
2.11 Software yang digunakan... 28
2.12 Perancangan Sistem ... 29
BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 33
3.1 Pengumpulan Data dan Mempelajari Masalah ... 33
3.2 Wawancara... 33
3.3 Survey ... 34
3.4 Observasi ... 34
3.5 Analisa Permasalahan ... . 34
3.6 Studi Literatur ... 34
3.7 Analisa, Perancangan dan Implementasi ... 35
3.8 Uji Test Program ... 35
3.9 Desain Sistem ... . 35
3.10 Perancangan Input Output ... 61
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 72
4.1 Kebutuhan dan Konfigurasi Sistem ... 72
4.2 Implementasi Input dan Output ... 74
BAB V PENUTUP ... 89
5.1. Kesimpulan ... 89
5.2. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
LAMPIRAN ... 91
1.1Latar Belakang Masalah
Pada perusahaan taksi yang bergerak dalam bidang jasa, aktiva tetap
merupakan faktor yang cukup dominan untuk memperoleh pendapatan. Hal ini
berkaitan dengan kendaraan taksi yang dimiliki perusahaan untuk melakukan
kegiatan operasionalnya. Dengan demikian ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam kaitannya dengan aktiva tetap tersebut.
Pertama, perencanaan dan pengendalian pengeluaran bagi perusahaan
merupakan hal yang sangat penting, terlebih suatu pengeluaran yang memerlukan
dana yang dalam jumlah besar dan waktu yang lama.
Kedua, sehubungan kebijaksanaan pimpinan perusahaan baik
kebijaksanaan mengenai penyusutan maupun kebijaksanaan pengeluaran selama
masa penggunaan aktiva.
Pendapatan pada PT. PARA BATHARA SURYA diperoleh dari setoran
yang dilakukan oleh sopir yang terdapat di beberapa lokasi sedangkan sistem
keuangan pada PT. PARA BATHARA SURYA masih dicatat secara manual dan
belum terintegrasi dengan sistem transaksi setoran, pembelian serta perhitungan
penyusutan aktiva tetap sehingga pada bagian keuangan kesulitan untuk membuat
laporan keuangan untuk pihak manajemen. PT. PARA BATHARA SURYA
bermaksud untuk membenahi sistem akuntansi yang telah ada menjadi sistem
yang terkomputerisasi dan saling menunjang antar satu bagian dengan bagian
yang lain dan juga agar dapat membantu perusahaan untuk memecahkan
permasalahan pada perhitungan penyusutan aktiva tetap terutama kendaraan
taksi. Dengan sistem informasi akuntansi yang dibuat diharapkan pihak
perusahaan dapat lebih mudah dalam menangani transaksi setoran, pembelian dan
menghitung biaya penyusutan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan
Untuk itu peneliti membuat suatu software aplikasi untuk meringankan
pekerjaan dalam bidang akuntansi, terutama yang berhubungan dengan sistem
transaksi setoran, pembelian dan perhitungan penyusutan aktiva tetap dengan
Metode Double Declining Balance.
1.2Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang ada maka perumusan masalah dapat
diketahui sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat sistem transaksi setoran, transaksi pembelian
baik secara tunai dan kredit untuk membantu bagian administrasi ?
2. Bagaimana membuat sistem perhitungan penyusutan aktiva tetap
dengan metode Metode Double Declining Balance untuk membantu
bagian accounting membuat laporan penyusutan aktiva tetap?
3. Bagaimana memberikan informasi keuangan pada pihak manajemen
berupa laporan laba rugi, laporan neraca serta laporan perubahan
modal.
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas pembahasan dalam skripsi ini
1. Penanganan seluruh transaksi pendapatan setoran, pembelian secara tunai dan
kredit
2. Penyajian laporan keuangan meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Modal
3. Penyajian laporan manajemen meliputi Laporan Pendapatan setoran,
Pembelian dan Laporan perhitungan penyusutan aktiva tetap dengan Metode
Double Declining Balance.
4. Sistem dirancang untuk dapat digunakan secara multi user.
5. Sistem dibuat mengunakan Delphi 5.0 dengan database Oracle 8i.
1.4Tujuan
Tujuan dibuatnya Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Pada
Perusahaan Taksi PT. PARA BATHARA SURYA Surabaya, adalah :
1. Membuat perangkat lunak yang menghasilkan laporan pendapatan setoran,
pembelian secara tunai dan kredit.
2. Membuat perangkat lunak yang menghasilkan laporan keuangan meliputi
Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Modal berdasarkan
periode tertentu.
3. Membuat perangkat lunak yang menghasilkan laporan akumulasi penyusutan
aktiva tetap dengan Metode Double Declining Balance yang dirinci menurut
jenisnya
4. Mendukung sistem keamanan data dengan adanya user dan password sesuai
1.5Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, maksud
dan tujuan dari pembuatan sistem, perumusan masalah, ruang
lingkup permasalahan, metode penelitian dan sistematika
penulisan tugas akhir.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi teori-teori
dasar yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan yaitu teori
yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang metode penelitian, analisa dan desain sistem
dari Sistem Flow, Data Flow Diagram, Entity Relationship
Diagram, dan perancangan input dan output dari sistem yang
dibuat.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab ini berisi tentang rancangan pemecahan masalah yang
diajukan penulis secara riil, antara lain pembuatan blok diagram.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini dibahas uraian kesimpulan tentang sistem yang telah
dibuat, serta saran-saran yang dapat berguna bagi pengembangan
2.1 Sistem Informasi
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang dibuat
oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk
menyampaikan suatu tujuan, yaitu menyajikan informasi.
Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari :
1. Hardware, terdiri dari perangkat keras komputer, peripheral komputer dan
jaringan.
2. Software, merupakan kumpulan dari perintah atau fungsi yang ditulis dengan
aturan tertentu, untuk memerintah computer melaksanakan tugas tertentu.
3. Data, merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih
lanjut untuk menghasilkan informasi.
4. Manusia, yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator, pimpinan
sistem informasi dan sebagainya.
Kegiatan didalam sistem informasi biasa, mencakup :
1. Prosedur, seperti dokumentasi prosedur/proses sistem, buku penuntun
operasional (aplikasi) dan teknis.
2. Input, menggambarkan kegiatan untuk menyediakan data yang akan diproses.
3. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan
suatu informasi yang bernilai tambah.
4. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses tersebut diatas.
5. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.
6. Kontrol, ialah aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut
berjalan sesuai dengan yang diharapakan.
2.2 Tahap Pengembangan Sistem Informasi
Tahapan utama siklus Pengembangan Sistem Informasi secara garis besar
terdiri dari
1. Survei, bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan.
2. Analisis, bertujuan untuk memahami sistem yang ada, mengidentifikasi
masalah dan mencari solusinya.
3. Desain , bertujuan mendesain sistem yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.
4. Pembuatan, membuat sistem yang baru ( Hardware dan Software ).
5. Implementasi, bertujuan untuk mengimplementasikan sistem yang baru.
6. Pemeliharaan, bertujuan agar sistem dapat berjalan secara optimal.
Secara rinci tahapan pengembangan sistem informasi dapat dilakukan
dengan cara :
1. Mempelajari sistem yang ada
Mempelajari sistem yang ada berdasarkan struktur organisasi, menguraikan
tugas dan tanggung jawab pada bagian tersebut, kemudian mempelajari
sistem, prosedur, aliran informasi dan penggunaannya dalam pengambilan
keputusan. Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan pihak yang
berkepentingan dan dilakukan pengamatan terhadap organisasi secara
2. Spesifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan klarifikasi masalah yang sering terjadi dalam sistem
yang akan dikembangkan, khususnya yang menyangkut sistem pengajaran,
sistem penilaian kinerja karyawan maupun sistem penggajian karyawan
3. Analisa informasi
Setelah masalah yang akan dibahas telah jelas, maka diidentifikasi
informasi-informasi yang diperlukan manajemen, setelah itu dianalisis dari mana
informasi-informasi tersebut dapat diperoleh.
4. Perancangan sistem secara umum
Tujuan dari perancangan sistem secara umum adalah untuk memberikan
gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru, dimana tahapan pada
kegiatan ini meliputi perancangan struktur informasi, perancangan aliran
informasi dan perancangan output.
5. Perancangan sistem terinci
Pada tahap ini sistem dirancang dengan lebih terinci, meliputi :
a. Perancangan database
Database merupakan komponen sistem informasi yang penting, karena
database akan menghidupkan sistem informasi. Tujuan dari perancangan
database adalah agar data dapat disimpan dan diambil kembali secara mudah,
cepat dan menghemat memori.
Adapun langkah-langkah perancangan database dapat terdiri dari
a.1 Kodefikasi
Kodefikasi adalah pemberian kode khusus pada data. Kode digunakan
untuk tujuan mengklarifikasi data, memasukkan data kedalam komputer dan
mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya.
Pengkodean ini dapat mempermudah pencatatan data, mempertinggi efisiensi,
mempercepat pengambilan data, kecermatan pemrosesan, dan menghemat
media penyimpanan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan
kodefikasi adalah : kode sebaiknya mudah diingat dan harus unik.
a.2 Normalisasi :
Proses normalisasi merupakan pengelompokkan data elemen menjadi
tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Tujuan dari normalisasi
adalah untuk mengurangi proses penyimpanan, pengubahan, penghapusan dan
dapat mengoptimalkan penggunaan tempat penyimpanan data.
Basis data yang baik paling tidak telah berada dalam bentuk normal
ketiga (3NF). Sebab tabel dikatakan berada dalam bentuk normal pada tahap
ketiga (3NF) jika untuk setiap ketergantungan fungsional (KF) dengan notasi
X → A, dimana A mewakili semua atribut tunggal didalam tabel yang tidak
ada didalam X, maka X haruslah superkey pada tabel tersebut atau A
merupakan bagian key primer pada tabel tersebut.
a.3 Perancangan file :
Dalam perancangan file, file-file program aplikasi disesuaikan dengan
program database induk yang digunakan. Perancangan file ini dilakukan
a.3.1 Perancangan model fisik database :
Setelah file-file ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah
pengembangan model fisik dari database. Model fisik database
menggambarkan file-file yang membentuk database beserta struktur fisik dari
elemen-elemen datanya yang dinyatakan oleh panjang dan tipe data. Panjang
elemen data dinyatakan dalam banyaknya karakter yang membentuk elemen
tersebut.
a.3.2 Pengisian database
Setelah struktur file ditentukan maka langkah selanjutnya adalah
pengisian database. Pengisian database adalah pengisian file-file dengan
data-data yang sesuai dengan elemen-elemen yang membentuk file-file tersebut,
yang disimpan dalam media penyimpanan melalui program yang telah dibuat.
a.3.3 Perancangan input/output
Perancangan formulir input digunakan untuk menentukan
parameter-parameter yang dipakai sebagai masukkan dari sistem. Dimana perancangan
formulir input ini dapat membantu operator dalam memasukkan data kedalam
database.
a.3.4 Perancangan program aplikasi
Pada tahap ini di rancang penyiapan serangkaian instruksi-instruksi
yang dapat dimengerti database manajemen sistem untuk tugas pengelolaan
data dan dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Kegiatan ini meliputi
algoritma program, fasilitas - fasilitas program yang disediakan, perancangan
a.3.5 Pembuatan program komputer
Pada tahap ini dilakukan pembuatan program komputer berdasarkan
rancangan database dengan bahasa pemrograman yang dipilih.
6. Uji validasi
Program komputer yang telah selesai dibuat diuji dengan data-data yang
berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan yang dapat diberikan oleh sistem.
Jika program tersebut dapat menghasilkan informasi seperti yang diharapkan,
maka proses perancangan ini selesai, tetapi jika terdapat hal-hal yang harus di
teliti kembali maka perancangan dikembalikan pada tahap perancangan sistem
terinci.
7. Implementasi sistem
Rencana implementasi dimaksud untuk mengatur biaya dan waktu yang
dibutuhkan selama tahap implementasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilaksanakan dalam tahap implementasi adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan dan pelatihan karyawan
2. Instalasi perangkat lunak dan perangkat keras
3. Pemrograman sistem
4. Pengetesan sistem, serta
5. Konversi sistem
2.2.1 Perlunya pengembangan sistem
Sebuah sistem informasi mempunyai siklus hidup, yang apabila
telah mencapai siklus akhir perlu diganti atau dikembangkan. Pengembangan
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang telah ada.
Sistem yang lama perlu diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu :
1. Adanya permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan
-permasalahan yang timbul itu antara lain, yaitu :
a. Ketidakberesan
Ketidakberesan yang terjadi dalam sistem yang lama disebabkan sistem
tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
b. Pertumbuhan organisasi
Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang
baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan organisasi
yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat,
perubahan prinsip akuntansi yang baru. Karena adanya perubahan ini,
maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi sehingga tidak
dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan ( oportunities )
Dengan berkembangnya dunia teknologi informasi, pertumbuhan
perangkat keras komputer, perangkat lunak serta teknologi komunikasi
yang begitu cepat maka organisasi merasakan bahwa teknologi informasi
semakin perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi
sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan
manajemen. Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan memperoleh
informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya
kesempatan-kesempatan yang ada. Kesempatan-kesempatan ini dapat
berupa peluang-peluang pasar, pelayanan yang meningkat, pelanggan dan
lain sebagainya.
3. Adanya instruksi-instruksi (directives)
Penyusunan sistem yang baru juga dapat terjadi karena adanya
instruksi-instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, seperti peraturan
pemerintah. Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi,
maka sistem yang baru perlu dikembangkan untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan yang timbul.
2.2.2 Pendekatan pengembangan sistem
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam pengembangan
sistem informasi adalah :
1. Pendekatan Top Down, pendekatan top down merupakan pengembangan
suatu model atau arus informasi dalam organisasi dan merancang sistem
informasi yang sesuai dengan arus informasi itu. Pendekatan dimulai dari
tingkat atas organisasi kemudian diturunkan ke bawah.
2. Pendekatan Bottom Up, pendekatan bottom up dimulai dari tingkat
organisasi paling bawah, dengan mengembangkan model-model
pengolahan transaksi untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
dinyatakan oleh manajemen dan pengambil keputusan lainnya dalam
organisasi.
3. Pendekatan Kombinasi, pendekatan ini merupakan gabungan dari kedua
pendekatan yang telah dijelaskan diatas, yaitu pendekatan top down dan
2.3 Arsitektur DBMS
Sistem basis data memiliki suatu arsitektur yang dinamakan
Three-Schema-Architecture, dan dapat didefinisikan menjadi 3 level, yaitu:
1. Internal level (level fisik)
Level ini menjabarkan struktur fisik penyimpanan dari suatu basis data.
Selain itu level ini juga menggunakan suatu model data fisik dan menjabarkan
secara detil media penyimpanan dan jalur akses basis data serta bagaimana
suatu basis data disimpan.
2. Conseptual level (level koseptual)
Menjabarkan struktur keseluruhan dari suatu basis data, level ini akan
menggunakan data apa yang disimpan, hubungan (relasi) yang terjadi antar
data dalam basis data dan menyembunyikan detil dari level fisik.
3. External level (view)
Merupakan level tertinggi yang menggambarkan sebagian dari keseluruhan
basis data. Pada level ini difokuskan kepada user, dimana hanya informasi
yang dibutuhkan oleh user saja yang ditampilkan. Hal ini disebabkan setiap
user membutuhkan informasi yang berbeda dalam suatu basis data. Sebagai
contoh, bagian personalia suatu perusahaan tidak membutuhkan data
persedian bahan baku tetapi membutuhkan data kepegawaian sehingga
informasi yang harus tersedia untuk bagian ini adalah informasi kepegawaian.
2.4 Bahasa DBMS
Secara umum bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS terdiri dari 4
jenis yang digunakan untuk menangani basis data, yaitu:
Digunakan oleh Database Administration untuk mendefinisikan suatu skema
konseptual dan menyimpan deskripsinya kedalam katalog DBMS (data
dictionary).
Contoh:
CREATE TABLE KARYAWAN
(KODE_KAR VARCHAR2(6)
CONSTRAINT KARYAWAN_PK PRIMARY KEY,
NAMA VARCHAR2(30)
CONSTRAINT KARYAWAN_NN NOTNULL);
2. Storage Definition Language (SDL)
Digunakan untuk mengatur sistem penyimpanan terutama untuk DBMS yang
menangani data dengan volume besar.
Contoh:
CREATE TABLESPACE MyTBSpace
Datafile ‘C:\temp\MyData’ SIZE 1M REUSE TEMPORARY;
3. View Definition language (VDL)
Bahasa ini digunakan untuk menyediakan beraneka ragam
informasi yang dibutuhkan oleh user.
Contoh:
CREATE VIEW ABSEN AS
SELECT G.DEPT, G.JAM, G.WAKTU, L.NAMA,
FROM DEPT G, TIME L
4. Data Manipulation Language (DML)
Bahasa ini digunakan untuk memanipulasi suatu basis data. Baik itu
memasukkan data, koreksi ataupun menghapus data.
Contoh:
A. INSERT INTO KARYAWAN VALUES (‘026856’,’Ferry’);
UPDATE KARYAWAN SET NAMA = ’Kurniadi’
WHERE KODE_KAR = ’0236584’;
DELETE KARYAWAN WHERE KODE_KAR = ’0236584’;
Pada saat ini banyak DBMS menggunakan suatu bahasa yang dapat
menangani semua fungsi DBMS yang disebutkan diatas. Bahasa yang umum
digunakan adalah SQL.
2.5 Keuntungan Menggunakan DBMS
DBMS digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
terjadi sehubungan dengan perancangan suatu sistem basis data, yaitu:
1. Pengendalian redundansi dan inkonsistensi data serta kemudahan dalam
mengakses data pada sistem basis data yang memiliki relasi-relasi kompleks.
2. Multi user dan pembatasan akses (security)
3 Pemaksaan integrity constraint dan konsep kebebasan data.
4 Tersedianya fasilitas backup dan recovery.
2.6 Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi merupakan sekumpulan sumber daya yang
diatur untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi akuntansi. Informasi
Informasi Akuntansi meliputi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siklus –
siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Siklus – siklus pemrosesan transaksi
dalam perusahaan taksi meliputi: siklus pendapatan dan siklus keuangan. Siklus
Pendapatan: Transaksi yang berkaitan dengan pendistribusian barang dagang /
jasa ke pembeli atau pelanggan dan penerimaan kasnya. Siklus Keuangan:
Transaksi yang berkaitan dengan perolehan dana dan pengelolaan dana. Siklus ini
mencakup sistem aplikasi yang berkaitan dengan pengendalian dan manajemen
kas, utang jangka panjang, dan modal seperti emisi obligasi dan saham ( Haryono
Jusup, 2001 ).
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu:
1. Definisi dari sudut pemakai
Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “suatu
disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi”.
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk :
- membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan
keputusan oleh manajemen.
- pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan
pemerintahan dan sebagainya.
Dari definisi ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
- Akuntansi diselenggarakan dalam suatu organisasi ( biasanya berupa
organisasi perusahaan ). Informasi akuntansi yang dihasilkan adalah
- Informasi akuntansi sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan
perusahaan. Informasi ini digunakan dalam pengambilan keputusan
intern organisasi ( oleh manajemen yaitu orang yang diberi tugas untuk
memimpin perusahaan ), dan juga untuk pengambilan keputusan oleh
pihak ekstern organisasi ( oleh investor yaitu orang yang menanamkan
uangnya dalam perusahaan untuk mendapatkan laba, oleh kreditur
yaitu orang-orang yang memberi pinjaman kepada perusahaan dan
pihak lainnya).
2. definisi dari sudut proses kegiatan
Apabila ditinjau dari sudut kegiatan, akuntansi dapat didefinisikan sebagai
“proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan
data keuangan suatu organisasi “. Definisi ini menunjukkan bahwa kegiatan
akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut
bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi harus :
- mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan
keputusan yang akan diambil.
- Memproses atau menganalisis data yang relevan.
- Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
2.7 Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan diperlukan baik oleh manajemen maupun
pihak luar perusahaan. Informasi akuntansi keuangan diperlukan oleh pihak luar
untuk pengambilan keputusan guna menentukan hubungan antara pihak luar
sistem pengelolaan informasi keuangan yang disebut akuntansi keuangan.
Informasi akuntansi keuangan ini disajikan kepada pihak luar dengan jenis
laporan dan format baku yang berupa laporan keuangan, yaitu :
1. Neraca
Laporan yang menginformasikan tentang posisi keuangan suatu perusahaan
pada tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan yang menginformasikan tentang hasil operasi suatu perusahaan
selama periode tertentu
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan yang menginformasikan tetang perubahan modal suatu perusahaan
selama periode tertentu.
sedangkan informasi keuangan bagi pihak intern sangat beragam dan dengan
format laporan tidak baku karena kebutuhan manajemen setiap perusahaan
berbeda ( Bambang Subroto, 1992 ).
2.8 Pengertian Aktiva tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan yang mempunyai nilai guna ekonomis
jangka panjang yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna
menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak
untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan (Mahcfoeds,
1990).
Dari pendapat tersebut dapat diambil suatu generalisasi yang digunakan
sebagai kriteria bahwa suatu aktiva disebut sebagai aktiva tetap apabila memenuhi
1. Umumnya dipakai lebih dari satu tahun
Hal ini menunjukkan bahwa aktiva tetap mempunyai sifat tahan lama, maka
dengan demikian tidak saja kapasitas atau manfaat untuk masa sekarang akan
tetapi tersedia juga untuk masa yang akan datang tergantung pada umur
ekonomis yang bersangkutan.
2. digunakan dalam operasi normal perusahaan
Dalam hal ini menunjukkan bahwa suatu aktiva tetap harus dipakai dalam
operasi normal, karena apabila tidak digunakan dalam operasi normal
perusahaan maka hal tersebut akan dikelompokkan dalam aktiva lain-lain atau
rekening investasi jangka panjang.
3. Tidak untuk diperjualbelikan
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara aktiva tetap dengan persediaan
barang dagangan
4. Pengeluaran hendaknya cukup besar
Oleh karena itu hanya aktiva tetap yang nilainya cukup besar saja yang
biasanya dikelompokkan sebagai aktiva tetap. Sedangkan aktiva yang nilainya
tidak material biasanya tidak dikelompokkan sebagai aktiva tetap walaupun
digunakan dalam kegiatan normal perusahaan dan umurnya relatif sama.
Sehingga dengan demikian perusahaan perlu mempunyai kebijaksanaan
kapitalisasi yang menetapkan sampai jumlah berapa pengeluaran dicatat
sebagai aktiva atau dicatat sebagai biaya
Dimana aktiva yang dapat diraba dan dirasakan serta dikategorikan sebagai
aktiva tetap seperti tanah, gedung, mesin, kendaraan dan peralatan bisa secara
langsung dan dilihat serta dirasakan oleh panca indra.
2.8.1 Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap digolongkan menjadi dua bagian yaitu : aktiva tetap yang
berwujud dan aktiva tetap yang tak berwujud. Aktiva tetap yang tak berwujud
yang dimiliki perusahaan dapat berupa : Patent, hak cipta, merk dagang dan
lain-lain.
Sedangkan aktiva yang berwujud menurut jensinya yang dapat dimiliki
perusahaan dapat berupa : tanah, bangunan, alat-alat pabrik, kendaraan-kendaraan
dan lain-lain.
Baridwan ( 1992:272 ) mengelompokkan aktiva tetap menjadi 3 golongan
yaitu :
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,
pertanian, peternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis misalnya bangunan,
mesin alat-alat, meubel, kendaraan dan lain-lain.
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila habis masa penggunaannya
tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis misalnya sumber-sumber alam
seperti tambang, hutan, dan lain-lain.
2.8.2 Pengertian Harga Perolehan Aktiva tetap
Penentuan harga perolehan aktiva dengan tepat merupakan hal yang sangat
penting, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap nilai aktiva yang
bersangkutan, bahkan berpengaruh juga terhadap penyusutan dan biaya-biaya lain
yang dibebankan dalam tahun berjalan.
Untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva berlaku prinsip
yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai
aktiva itu siap dipakai harus dikapitalisasi.
Adapun perolehan aktiva tetap dapat dibedakan atas :
1. Harga perolehan asli
Adalah semua pengeluaran-pengeluaran yang layak dan diperlukan pada saat
aktiva tetap tersebut diperoleh perusahaan. Proses perolehan aktiva tetap bisa
melalui pembelian, dibuat sendiri, melalui pertukaran dengan aktiva lain dan
kadang-kadang juga bisa diperoleh sebagai hadiah.
2. Tambahan atas harga perolehan asli
Semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva
diperhitungkan ke dalam harga perolehan aktiva.
Adapun cara-cara memperoleh aktiva tetap dan penentuan harga
perolehannya adalah sebagai berikut :
1. Pembelian tunai
Harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh melalui pembelian terdiri dari
aktiva tetap yang ditambah dengan semua biaya atau kewajiban yang dipikul
termasuk dalam harga perolehan adalah : harga faktur ongkos angkut, premi
asuransi, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan.
Semua biaya tersebut dikapitalisir sebagai harga perolehan aktiva tetap.
Apabila ada potongan dalam pembelian aktiva maka potongan tersebut
merupakan pengurang terhadap harga faktur, tidak memandang apakah
potongan itu direalisir atau tidak.
2. Pembelian angsuran
Harga perolehan yang didapat dengan angsuran ini didalamnya tidak
termasuk bunga selama angsuran walaupun secara jelas disebutkan, untuk itu
harus dikeluarkan dengan harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya
bunga.
3. Ditukar dengan aktiva yang tidak sejenis
Kadangkala aktiva yang sudah dipakai ditukarkan dengan aktiva yang
mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda. Penentuan harga perolehan seperti
ini harus didasarkan pada harga pasar aktiva yang diserahkan dan ditambah
uang tunai yang dibayarkan. Namun apabila harga pasar aktiva yang
diserahkan tidak diketahui maka harga perolehan yang baru didasarkan pada
harga pasar itu sendiri.
4. Ditukar dengan aktiva yang sejenis
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara menukarkan dengan aktiva yang
mempunyai sifat dan fungsi yang sama. Harga perolehan dari aktiva tersebut
didasarkan pada nilai wajar yang diperoleh. Dan apabila dalam pertukaran
5. Diperoleh dari hadiah
Atas dasar alasan tertentu suatu perusahaan mendapatkan aktiva dari
hadiah. Untuk menerima hadiah mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi
biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima.
Apabila aktiva tetap dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan maka hal ini
akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban
depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi hal ini maka aktiva yang
diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya.
6. Aktiva yang dibuat sendiri
Perusahaan di dalam memenuhi kebutuhan aktiva tidak selalu membeli
dari pihak lain dengan alasan tertentu mungkin perusahaan membuat sendiri
yang dibutuhkan. Dalam pembuatan aktiva semua biaya yang dibebankan
langsung seperti bahan, upah langsung dan biaya overhead pabrik.
2.8.3 Biaya-biaya Selama Penggunaan Aktiva Tetap
Selama penggunaan aktiva tetap memerlukan biaya baik yang bersifat
rutin maupun yang bersifat non rutin. Dalam perlakuan akuntansi terhadap
pengeluaran modal selama penggunaannya tidak selalu ditambah pada harga
perolehan. Hal ini tergantung pada sifat dan manfaat pengeluaran modal yang
terjadi selama masa penggunaan aktiva tetap. Dan akan merupakan penambahan
harga perolehan apabila dapat menambah harga buku atau ditangguhkan
pembebanannya melalui rekening tersendiri dan terpisah dari rekening aktiva
Pengeluaran-pengeluaran selama masa penggunaan aktiva dimaksudkan
untuk mempertahankan aktiva agar dalam keadaan seperti semula. Macam-macam
biaya tersebut adalah :
1. Pemeliharaan, pengeluaran ini untuk mempertahankan aktiva tetap agar
berada dalam kondisi yang tetap baik. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya
pengecatan, penggantian olie, penyetelan peralatan, dan biaya ini biasanya
bersifat rutin dan tidak meningkatkan kapasitas sebagai pengeluaran
penghasilan.
2. Reparasi, merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk mengembalikan
aktiva tetap pada kondisi semula karena terjadi kerusakan atau mengganti
bagian tertentu yang rusak. Reparasi yang memperbaiki aktiva secara
keseluruhan disebut pembaharuan. Perlakuan akuntansi terhadap
penggantian aktiva tersebut pada bagian-bagian aktiva atau satu kesatuan
dari aktiva tersebut.
3. Perbaikan dan Penyempurnaan, pengeluaran ini biasanya untuk
menambah, menyempurnakan atau meningkatkan jasa-jasa yang diberikan
aktiva tersebut. Pengeluaran ini dapat berbentuk pemasangan sistem
penyinaran, sistem pemanasan dan lainnya guna menambah manfaat dari
aktiva.
4. Penambahan, adalah dimaksudkan untuk memperbesar atau memperluas
suatu aktiva seperti penambahan tempat parkir, penambahan paviliun dan
sebagainya.
5. Perencanaan kembali, dimaksudkan untuk pemindahan, penataan kembali
efisiensi yang lebih tinggi. Biaya-biaya yang dikeluarkan harus
dibebankan kepada periode yang memperoleh manfaat dari satu tahun
perkiraan aktiva ditetapkan untuk menunjukkan sifat biaya yang
ditangguhkan dan jumlahnya dialokasikan secara sistematis pada
pendapatan.
2.9 Pengertian Penyusutan
Analisis Penyusutan adalah suatu sistem yang sistematis dan rasional
tentang bagaimana harga perolehan aktiva tetap berwujud ini dialokasikan sebagai
biaya operasional sepanjang umur aktiva. Pengalokasian harga perolehan
diperlukan agar dapat dilakukan penandingan yang tepat antara pendapatan
dengan biaya, sebagaimana diminta oleh prinsip penandingan. Depresiasi adalah
proses pengalokasian harga perolehan, bukan proses penilaian aktiva. Perubahan
harga aktiva tetap yang terjadi di pasar, tidak perlu dicatat dalam pembukuan
perusahaan, karena aktiva tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, bukan
untuk dijual kembali. Oleh karena itu, nilai buku aktiva (harga perolehan
dikurangi akumulasi depresiasi), bisa sangat berbeda dengan harga pasar aktiva
yang bersangkutan.
Pengakuan atas depresiasi aktiva tetap tidak berakibat adanya
pengumpulan kas untuk mengganti aktiva lama dengan aktiva yang baru. Saldo
rekening Akumulasi Depresiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang telah
dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun
2.9.1 Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyusutan
Biaya penyusutan periodik harus merupakan hasil alokasi harga perolehan
aktiva dikurangi dengan nilai taksiran residu pada periode-periode di mana
manfaat potensial aktiva itu dikonsumsi.
Supaya mencapai hasil alokasi yang sesuai dengan manfaat potensial yang
dikonsumsi pada masing-masing periode ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan, antara lain :
1. Harga Perolehan aktiva tetap, adalah seluruh pengeluaran yang
berkaitan dengan aktiva tetap sampai siap dipergunakan. Harga
perolehan ini merupakan jumlah yang akan dialokasikan sebagai
penyusutan.
2. Taksiran nilai residu, adalah nilai taksiran harga jual, bila aktiva
tersebut telah berakhir masa operasinya. Nilai residu ini dipakai
sebagai pengurang harga perolehan aktiva tetap atau dengan kata lain
residu ini tidak turut dialokasikan. Dan penentuan besarnya nilai residu
ditentukan atas dasar taksiran.
3. Taksiran umur ekonomis atau masa kegunaan aktiva tetap, adalah
taksiran umur aktiva tetap yang dipergunakan (dioperasikan). Umur
aktiva tetap ini dipengaruhi oleh cara-cara, sifat dan pola pemakaian
aktiva yang bersangkutan.
Faktor – faktor yang menyebabkan penyusutan bisa dikelompokkan
1. Faktor-faktor fisik
Faktor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus
karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and
decay ) dan kerusakan-kerusakan.
2. Faktor-faktor fungsional
Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain,
ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga
perlu diganti dan karena adanya perubahan permintaan terhadap
barang atau jasa yang dihasilkan, atau karena ada kemajuan teknologi
sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.
2.10 Metode Saldo Menurun Ganda ( Double Declining Balance Method )
Metode penghitungan biaya penyusutan dimana harga perolehan aktiva
tetap dialokasikan atas dasar berlalunya waktu, selama taksiran masa manfaat, dan
alokasi dilakukan sedemikian rupa sehingga pembebanan pada tahun-tahun
permulaan pemakaiannya lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun
kemudian. Alokasi biaya dilakukan dengan mengalikan suatu tarif tetap terhadap
nilai buku aktiva tetap ( Haryono Jusup, 2001 ).
Rumus Metode Saldo Menurun Ganda :
1. Tarif Penyusutan =
2. Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai Buku Awal Periode
3. Nilai Buku Awal Periode = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan
2.11 Software yang digunakan 2.11.1 Borland Delphi
Borland Delphi adalah salah satu bahasa pemrograman yang dapat berjalan
di windows dan linux. Juga merupakan bahasa pemrograman Object Oriented
Programming (OOP), yaitu bahasa pemrograman yang berorientasi objek. Borland
Delphi menyediakan objek-objek yang sangat kuat, berguna, dan mudah dipakai.
Saat ini Delphi menjadi bahasa pemrograman standar untuk PC karena
pemakaiannya yang luas dan juga memiliki fitur yang canggih, seperti
internet-intranet, database, network, dan pembuatan aplikasi client-server.
2.11.2 Power Designer
Digunakan untuk mendesain sistem, membuat, dan menguji kebenaran
logika rancangan DFD (Data Flow Diagram) dan ERD (Entity Relationship
Diagram) yang menggambarkan arus data serta proses pengolahan data yang ada
pada sistem yang akan dibuat. Perangkat lunak ini memiliki fasilitas yang lengkap
seperti error checking. Power Designer dapat melakukan create table keberbagai
DBMS.
2.11.3 Oracle 8i
Oracle 8i merupakan salah satu DBMS yang mempunyai kemampuan
sangat handal di dunia seperti kemampuan dalam kapasistas penyimpanan data
dan security data secara baik apalagi ditunjang dengan sistem backup and
recovery yang baik. Di samping itu Oracle 8i juga dirancang untuk aplikasi
handal, disamping itu juga menyediakan beberapa fasilitas untuk mengatur
kepentingan para pemakainya.
2.12 Perancangan Sistem
Melakukan perancangan sistem adalah melakukan pendefinisian
kebutuhan fungsional dengan menggambarkan bentuk sistem yang akan dibuat
yang menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem. Dengan perancangan sistem ini diharapkan
sistem informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pemakai untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan. Hal – hal yang sangat diperlukan
didalam merancang sistem informasi adalah :
2.12.1 Sistem Flow
Sistem Flow merupakan suatu bagan alir yang digunakan untuk
menunjukkan arus pekerjaan atau proses secara menyeluruh dari bagian sistem
dimana bagan ini menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang ada dalam sistem.
Bagan alir ini digunakan untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.
Bagan alir ini berupa simbol-simbol sederhana yang mewakili aliran yang sesuai
dengan tahapan algoritma. Suatu algoritma akan menjelaskan secara berurutan
dan sistematik suatu solusi.
Sistem flow akan memudahkan kita untuk menemukan
kesalahan-kesalahan dalam suatu program. Sistem flow juga memudahkan seorang
programer untuk menerapkannya dalam bentuk bahasa pemrograman apa saja.
Gambar 2.1 Simbol-simbol dalam pembuatan sistem flow
2.12.2 Data Flow Diagram (DFD)
Data flow diagram (DFD) merupakan sebuah alat dokumentasi grafis yang
menggunakan beberapa simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir
melalui proses yang terhubung. DFD sering digunakan untuk menggambarkan
suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang dikembangkan secara logika.
DFD berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam
sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan kita
untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi sistem ke dalam
bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana. Ada beberapa bagian-bagian dalam
DFD itu sendiri, yaitu antara lain :
1. Context Diagram
Merupakan proses pokok yang merepresentasikan keseluruhan sistem. Dalam
context diagram ini hanya terdapat satu proses yang merupakan proses utama
dalam suatu sistem. Proses tersebut terhubung atau terkoneksi dengan : Proses dimulai
: Proses komputerisasi
: Display menu
: input secara manual
: suatu kondisi bersyarat
: Panah arah proses : Not penhubung
: Data disimpan ke dalam disk
beberapa entity yang mendukung agar suatu proses sistem tersebut dapat
berlangsung atau dapat dijalankan.
2. Bagan Berjenjang
Bagan berjenjang adalah bagan yang menggambarkan tingkatan level yang
dimiliki oleh sistem tersebut. Tingkatan level tersebut diawali dengan level
paling atas atau biasa disebut dengan top level. Dalam top level ini hanya
terdapat satu proses utama yang kemudian akan diperjelas ke level bawah
(level 0) menjadi beberapa proses. Proses yang terdapat dalam level 0 ini
kemudian diperjelas lagi ke level berikutnya yaitu level 1. Dan begitulah
seterusnya. Pada prinsipnya semakin banyak proses dan semakin tinggi level
yang dimiliki oleh sistem tersebut maka akan semakin komplek pulalah sistem
tersebut. Adapun simbol atau notasi yang sering digunakan dalam pembuatan
DFD adalah antara lain :
Gambar 2.2 Simbol-simbol dalam DFD
2.12.3 Entity Relationships (ERD)
Entity Relationship (ERD) merupakan data model yang menggambarkan
hubungan antara satu data dengan data lainnya, serta menggambarkan beberapa
banyak hubungan yang terjadi antara satu data dengan data lainnya. ERD
diciptakan berdasarkan pada persepsi dari dunia nyata yang terdiri atas : External entity
: Proses : Penyimpan data
sekumpulan objek-objek dasar yang disebut entity dan hubungan (relationship)
diantara objek-objek tersebut. Model tersebut ditujukan terutama untuk proses
perancangan database. Adapun simbol yang digunakan dalam pembuatan ERD
adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 Simbol dalam pembuatan ERD : Tabel database
: relasi n to 1 : relasi 1 to 1
Metode penelitian yang dilakukan untuk membangun Sistem Informasi
Akuntansi Pada Perusahaan Taksi PT. PARA BATHARA SURYA Surabaya.
3.1. Pengumpulan Data dan Mempelajari Masalah
Pengumpulan data digunakan untuk mempelajari suatu masalah yang ada
sebelum memutuskan tindakan atau solusi penyelesaian yang akan dilaksanakan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memperoleh data dan
mempelajari permasalahan yang terjadi diantaranya adalah wawancara dan
survey.
3.2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada karyawan di bagian administrasi untuk
mengetahui proses penyusutan aktiva khususnya kendaraan taksi yang sedang
berjalan saat ini, juga di bagian akuntansi dan bagian lain yang berkaitan dengan
Sistem Informasi Akuntansi sebagai acuan untuk Perancangan Sistem Informasi
Akuntansi Pada Perusahaan Taksi PT. PARA BATHARA SURYA Surabaya.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi
Perusahaan Taksi PT. PARA BATHARA SURYA Surabaya.
3.3 Survey
Survey ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang sudah
dihasilkan oleh sistem informasi manual tentang hal-hal yang berkaitan dengan
proses penerimaan, pengeluaran kas dan akuntansi pada perusahaan, serta
mempelajari sistem informasi yang telah ada saat ini.
3.4 Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung ke perusahaan untuk
mengetahui permasalahan yang sebenarnya sehubungan dengan pengumpulan
data primer maupun data sekunder.
3.5 Analisa Permasalahan
Melakukan analisa terhadap data-data yang telah diperoleh dan
dikumpulkan yang kemudian disesuaikan dengan rancangan sistem sehingga
dapat diketahui baik atau tidaknya suatu sistem terhadap masalah yang dihadapi
agar dalam proses sistem dapat berjalan dengan baik, cepat dan tepat.
3.6Studi Literatur
Metode ini lebih diarahkan dengan cara mempelajari dan membaca semua
bentuk literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi untuk
mendukung data-data yang ada dalam menyelesaikan masalah tersebut misalnya
buku-buku tentang akuntansi dan manajemen database Oracle 8i
3.7 Analisa, Perancangan dan Implementasi
Analisis ini dilakukan untuk mempelajari kebutuhan – kebutuhan sistem
yang dilanjutkan dengan perancangan dan implementasi sistem, meliputi :
1. Pembuatan sistem flow.
2. Pembuatan DFD (Data Flow Diagram)
3.8 Uji Test Program
Melakukan pengujian pada program yang telah dibuat apakah sudah valid
dan sesuai dengan sistem yang telah dirancang. Uji test ini dilakukan dengan cara
menguji sendiri program yang telah dibuat dengan mamasukkan data – data
produksi perusahaan ke dalam sistem program dan mengecek kembali apakah
program sudah berjalan seperti yang diharapkan
3.9 Desain Sistem
Setelah menganalisa permasalahan yang timbul, maka tahap selanjutnya
yaitu mendesain sistem, dimana pada tahap ini membuat model kerja sistem
sehingga menghasilkan suatu sistem atau aplikasi yang diharapkan.
3.9.1 Dokumen Flow
Dokumen flow adalah suatu sistem yang menggambarkan alur kerja dari
suatu permasalahan atau media yang sedang diamati. Pada halaman berikut ini
terdapat gambar alur kerja yang masih bersifat manual dari Perusahaan Taksi PT.
PARA BATHARA SURYA Surabaya.
Bag. Operasional Direktur Utama Bag. Pembelian
SPOI : Surat Permintaan Otorisasi Investasi
SPPH : Surat Permintaan Penawaran Harga
SPK : Surat Pengajuan Kredit
Gambar 3.1 Dokumen Flow Transaksi Pembelian Aktiva Tetap
Checker Sopir Kasir
Membuat
Bag. Pembelian Bag. Accounting
Membuat Data Pembelian Aktiva
Tetap Mulai
Data Pembelian Aktiva Tetap
Data Pembelian Aktiva Tetap
N
Membuat Analisa Penyusutan Aktiva Tetap
Lap. Data Penyusutan Aktiva
Tetap
Proses Jurnal
Laporan Keuangan
Selesai
Bag. Accounting Direktur Utama
Data Penyusutan
Data Pembelian
Data Setoran / Pengeluaran Uang
Gambar 3.4 Dokumen Flow Accounting
3.9.2 Sistem Flow
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas pada bab ini, diperoleh
sistem flow yang dapat diterapkan dalam membantu menyelesaikan permasalahan
yang ada Pada Perusahaan Taksi PT. PARA BATHARA SURYA Surabaya. Pada
halaman berikut ini terdapat gambar sistem flow yang merupakan hasil dari
DATA
Gambar 3.5 Sistem Flow Entry Data Master
Data
Data Setoran
Data Checker
Data Jurnal
Sopir Setoran
Data Account
Bukti Memo Bukti Memo Bukti Memo
Entry Data Entry Data
Entry Data
Jurnal Kas Masuk Dan Keluar
Jurnal Bank
Masuk Dan Keluar Jurnal Memorial
Proses Laporan
Laporan Keuangan
Gambar 3.7 Sistem Flow Setoran dan Accounting
3.9.3 Data Flow Diagram (DFD)
Setelah Proses desain dengan menggunakan sistem flow, langkah
selanjutnya dalam desain sistem adalah pembuatan Data Flow Diagram (DFD)
yang merupakan representasi grafik dalam menggambarkan arus data sistem
secara terstruktur dan jelas sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi sistem
A. Context diagram
Diagram ini menggambarkan rancangan global/keseluruhan dari proses
yang ada pada DFD. Gambar 3.8 berikut ini merupakan tampilan dari contex
diagram sistem yang ada.
Data Supplier
Laporan Setoran
Lap Pembelian
Data Setoran
Jurnal Jual Beli
Data Jurnal Memo Data Jurnal Kas Bank Bukti Setoran
DATA SOPIR
Lap Rugi Laba
Lap Perubahan Modal Lap Penyusutan Aktiva
Lap Neraca
Faktur Beli
0
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PT PARA BATHARA SURYA
+
SUPPLIER SOPIR
MANAGER ADMINISTRASI
42
C. DFD Level 0 dari Sistem Informasi Akuntansi
Data Set Program Data Set Program
Data Set Program Data Set Program
Data Set Program Data Set Program
Data Jenis Aktiva
[Data Supplier]
[Jurnal Jual Beli]
Data Djurnal Data HJurnal Data Setoran
Data Jenis Aktiva
Data Sopir Data Taksi
Data Lokasi Data Pembina
Data Jenis Aktiva
Data DAKTIVA
Data Jenis Taksi Data Kota
Data Jenis Kendaraan Data Pembina
Data Taksi Data Account
[Lap Penyusutan Aktiva]
[Lap Perubahan Modal]
[Lap Neraca]
[Lap Rugi Laba] [Data Jurnal Memo]
[Data Jurnal Kas Bank]
[Bukti Setoran]
ENTRY DATA MASTER
+
6 Jenis Taksi
7 Pembina
8 HKASBANK 9 DKASBANK
10 HJURNAL
16 Jenis Aktiva
17 Sopir
21 SET
PROGRAM
D. DFD Level 1 dari Proses Pembelian
[Data Set Program]
[Data HPembelian]
[Lap Pembel ian] Data Jeni s Aktiva
Data Suppl ier Data DPembeli an
[Data DPembelian]
[Data Jenis Aktiva] [Data Suppl ier]
[Faktur Bel i]
[Data Pembelian] SUPPLIER
12 PEMBELIAN
13 Suppl ier
16 Jeni s Aktiva
10 HJUR NAL
11 DJUR NAL
1.1
21 SET PROGR AM
Gambar 3.11 DFD level 1 Proses Pembelian
E. DFD Level 1 dari Proses Setoran
[Data Set Program]
Data Lokasi
[Data Tak si] [Data Lokasi] [Data Pembina]
21 SET PROGRAM
F. DFD Level 1 dari Proses Penyusutan
[Data Set Program]
Data Aktiva Data DAktiva
[Lap Penyusutan Aktiva]
Data Aktiva Data DNilaiAktiva
[Data Dpenyusutan]
[Data HPenyus utan] Data Aktiva
Data DNilaiAktiva [Data DAKTIVA]
[Data Aktiva] [Data Pembelian]
MANAGER
12 PEMBELIAN
14 AKTIVA
15 DNILAIAKTIVA
10 HJURNAL
11 DJURNAL
2.1
Transaksi Penyus utan
2.2
Proses Hitung Aktiva
2.3
Laporan Penyus utan
2.4
Penghentian Aktiva
21 SET PROGRAM
G. DFD Level 1 dari Proses Accounting
[Data Set Program]
[Lap Perubahan Modal]
[Lap Rugi Laba] Data HKasBank
Data DKasBank
Data DJurnal
Data HJurnal
Data Saldo Account
Data Kas Bank
Data Kas Bank
Data Neraca
[Lap Neraca] Data Setup Neraca
Data Setup RL [Jurnal Jual Beli]
[Data Jurnal Memo] [Data Jurnal Kas Bank]
Data Account
Data Account
Data Account
Data Account
Data Account [Data Ac count] Data HJurnal
Data DJurnal Data DKasBank
Data HkasBank
Data Rugi Laba Data HKasBank
Transaksi J urnal Jual Beli
4.3
Transaksi Kas Bank
4.4
Laporan Neraca
4.5
Laporan Laba Rugi
4.6
Laporan Perubahan Modal
18 Setup RL
19 NeracaSetup
10 HJURNAL
4.7
Proses Tutup Buku
20 AccountSaldo
21 SET PROGRAM
H. DFD Level 1 dari Proses Entry Data Master
[Data Set Program] [Data Set Program]
Data Lokasi
Data Pembina
Jenis Kendaraan [Data Supplier]
[Data Jenis Taksi] [Data Tak si]
[Data Pembina]
[Data Jenis Kendaraan] [Data Pembina] [Data Tak si]
[Data Lokasi]
[Data Jenis Aktiva] [Data Jenis Aktiva]
SOPIR
6 Jenis Taksi
13 Supplier
16 Jenis Aktiva
17 Sopir
SUPPLIER
3.1
Entry Data Master Jenis Aktiva
3.2
Entry Master Account
3.3
Entry Master Kota
3.4
Entry Master Supplier
3.5
Entry Master Sopir
3.6
Entry Master Lokasi
3.7
Entry Master Pembina
3.8
Entry Master Taksi
3.9
Entry Master Jenis Kendaraan
21 SET PROGRAM
3.10
Enrty Data Set Program
I. Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk
merepresentasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan
untuk sistem pemrosesan database. ERD juga menyediakan bentuk untuk
menunjukkan struktur keseluruhan data dari pemakai. Dalam perancangan sistem
ini telah terbentuk ERD ( Gambar 3.16 ) yang merupakan lanjutan dari pembuatan
1. CDM (Conceptual Data Model)
2. PDM (Physical Data Model)
3.9.4 Struktur Database
Struktur database merupakan kumpulan dari data-data beserta tipenya
yang merupakan komponen penting dalam membuat suatu program. Struktur
database tersebut merupakan struktur data yang saling berhubungan satu sama lain
sehingga sangat diperlukan dalam menjalankan program dan juga menyimpan
data dalam suatu sistem database seperti dibawah ini :
1. Struktur Tabel User
Nama tabel : user
Primary key : Kd_user
Fungsi : Menyimpan data-data user
Tabel 3.1 User
Field Type Length Keterangan
Kd_user Varchar2 9 Kode user
Pwd_user Varchar2 15 Password user
Level Number 1 Lavel user
Status Number 1 Status aktif
2. Struktur Tabel Master Sopir
Nama tabel : Sopir
Primary key : Kode_Sopir
Fungsi : Menyimpan data-data sopir taksi
Tabel 3.2 Sopir
Field Type Length Keterangan
Kode_Sopir Varchar2 15 Kode sopir
Nama_Sopir Varchar2 50 Nama sopir
Alamat Varchar2 50 Alamat sopir
Kode_kota Varchar2 15 Kode kota
Telpon Number 15 Telepon sopir
Tanggal_masuk Date Tanggal masuk sopir
3. Struktur Tabel Master Pembina
Nama tabel : Pembina
Primary key : Kode_pembina
Fungsi : Menyimpan data-data pembina sopir taksi
Tabel 3.3 Pembina
Field Type Length Keterangan
Kode_pembina Varchar2 15 Kode pembina
NRP Varchar2 15 NRP Pembina
Nama_pembina Varchar2 50 Nama pembina
Alamat Varchar2 50 Alamat pembina
Kode_Kota Varchar2 15 Kota pembina
Telepon Number 15 Telepon pembina
Tanggal_masuk Date Tanggal masuk pembina
4. Struktur Tabel Master Supplier
Nama tabel : Supplier
Primary key : Kode_supplier
Fungsi : Menyimpan data-data supplier
Tabel 3.4 Supplier
Field Type Length Keterangan
Kode_supplier Varchar2 15 Kode supplier
Nama_supplier Varchar2 50 Nama supplier
Alamat Varchar2 50 Alamat supplier
Kode_kota Varchar2 15 Kode kota supplier
Kode_pos Varchar2 15 Kode pos supplier
Telepon Number 15 Telpon supplier
5. Struktur Tabel Master Kota
Nama tabel : Kota
Primary key : Kode_kota
Tabel 3.5 Kota
Field Type Length Keterangan
Kode_kota Varchar2 15 Kode kota
Nama Varchar2 50 Nama kota
6. Struktur Tabel Master Lokasi
Nama tabel : Lokasi
Primary key : Kode_lokasi
Fungsi : Menyimpan data-data lokasi
Tabel 3.6 Lokasi
Field Type Length Keterangan
Kode_lokasi Varchar2 15 Kode lokasi
Nama_lokasi Varchar2 50 Nama lokasi
7. Struktur Tabel Master Taksi
Nama tabel : Taksi
Primary key : Kode_taksi
Fungsi : Menyimpan data-data taksi
Tabel 3.7 Taksi
Field Type Length Keterangan
Kode_taksi Varchar2 15 Kode taksi
Jenis Varchar2 15 Jenis taksi
Nopol Varchar2 15 Nomor polisi taksi
Kode_lokasi Varchar2 15 Kode lokasi
Kode_pembina Varchar2 15 Kode pembina
8. Struktur Tabel Master Jenis Aktiva
Nama tabel : Jenis_Aktiva
Fungsi : Menyimpan data-data jenis aktiva
Tabel 3.8 Jenis aktiva
Field Type Length Keterangan
Kode Varchar2 15 Kode jenis aktiva
Nama Varchar2 50 Nama jenis aktiva
9. Struktur Tabel Master Jenis Taksi
Nama tabel : Jenis_Taksi
Primary key : Kode
Fungsi : Menyimpan data-data master jenis taksi
Tabel 3.9 Jenis Taksi
Field Type Length Keterangan
Kode Varchar2 15 Kode jenis taksi
Nama Varchar2 50 Nama jenis taksi
10.Struktur Tabel Setoran
Nama tabel : Setoran
Primary key : Kode_setoran
Fungsi : Menyimpan data-data setoran
Tabel 3.10 Setoran
Field Type Length Keterangan
Kode_setoran Varchar2 15 Kode setoran
Taksi Varchar2 15 Taksi
Sopir Varchar2 15 Sopir
Tanggal Date Tanggal setoran
Rit Number 20 Jumlah rit
Km_isi Number 20 Jumlah Km isi taksi
Km_db Number 20 Jumlah Km db taksi
Status_operasi Number 20 Status Operasi taksi
Jam setor Data/time Jam setoran taksi
Ongkos Number 20 Jumlah ongkos setoran
Km_total Number 20 Jumlah total km taksi
11.Struktur Tabel Detail Setoran
Nama tabel : DSetoran
Primary key : Kode_setoran
Fungsi : Menyimpan data-data detail setoran
Tabel 3.11 Detail setoran
Field Type Length Keterangan
Kode_setoran Varchar2 15 Kode setoran
Hasil_kotor Number 20 Hasil kotor setoran
Hasil_bersih Number 20 Hasil bersih setoran
12.Struktur Tabel Pembelian
Nama tabel : Pembelian
Primary key : NoBukti
Fungsi : Menyimpan data-data pembelian aktiva tetap
Tabel 3.12 Pembelian
Field Type Length Keterangan
Nobukti Varchar2 15 No bukti pembelian
Tanggal Date Tanggal pembelian
Kode_supplier Varchar3 15 Kode supplier
Keterangan Varchar2 50 Keterangan aktiva tetap
Harga Number 20 Harga aktiva tetap
Status Number 15 Status pembelian aktiva
Tanggal_lunas Date Tanggal lunas pembelian aktiva
13.Struktur Tabel Master Aktiva Tetap
Nama tabel : Aktiva
Primary key : Kode_aktiva
Tabel 3.13 Aktiva Tetap
Field Type Length Keterangan
Kode_aktiva Varchar2 15 Kode aktiva tetap
Nama_aktiva Varchar2 50 Nama aktiva tetap
Jenis_aktiva Varchar2 15 Jenis aktiva tetap
Nobukti Varchar2 15 No bukti aktiva tetap
Tanggal_beli Date Tanggal pembelian aktiva tetap
Hrg_perolehan Number 20 Harga perolehan
Nilai_residu Number 15 Nilai residu aktiva tetap
Umur Number 15 Nilai umur manfaat
Status Number 1 Status aktiva tetap
14.Struktur Tabel Nilai Aktiva Tetap
Nama tabel : Nilai_aktiva
Primary key : Kode_aktiva
Fungsi : Menyimpan data-data detail nilai aktiva
Tabel 3.14 Nilai Aktiva
Field Type Length Keterangan
Kode_aktiva Varchar2 15 Kode aktiva tetap
Nahun Varchar2 4 Tahun penyusutan aktiva tetap
NBiaya Number 15 Biaya penyusutan
NAkumulasi Number 15 Akumulasi penyusutan
NBuku Number 15 Nilai buku aktiva tetap
15.Struktur Tabel Detail Aktiva Tetap
Nama tabel : DNilai_aktiva
Primary key : DTahun
Fungsi : Menyimpan data-data detail nilai aktiva
Tabel 3.15 Detail Aktiva Tetap
Field Type Length Keterangan
DTahun Varchar2 4 Tahun penyusutan aktiva tetap
DBulan Number 2 Bulan penyusutan aktiva tetap
DBiaya Number 15 Biaya penyusutan
DAkumulasi Number 15 Akumulasi penyusutan
DBuku Number 15 Nilai buku aktiva tetap
16.Struktur Tabel Master Kas Bank
Nama tabel : HKasbank
Primary key : Nobukti
Fungsi : Menyimpan data-data master kas bank
Tabel 3.16 Master Kas Bank
Field Type Length Keterangan
Nobukti Varchar2 30 No bukti kas bank
Tanggal Date Tanggal kas bank
Kodeacc Varchar2 30 Kode account
Dibuat Varchar2 30 Pembuat kas bank
Dibukukan Varchar2 30 Pembuku kas bank
Diperiksa Varchar2 30 Pemeriksa kas bank
Disetujui Varchar2 30 Yang menyetujui kas bank
Noreff Varchar2 15 Kode refferensi
Keterangan Varchar2 30 Keterangan
Kelompok Number 15 Kelompok account
Total Number 15 Total kas bank
17.Struktur Tabel Detail Kas Bank
Nama tabel : DKasbank
Primary key : Nobukti,urut
Fungsi : Menyimpan data-data detail kas bank
Tabel 3.17 Detail Kas Bank
Field Type Length Keterangan
Nobukti Varchar2 30 No bukti kas bank
Urut Number 2 Nomer item kas bank
Kodeacc Varchar2 30 Kode account
Keterangan Varchar2 30 Keterangan
18.Struktur Tabel Master Jurnal
Nama tabel : Hjurnal
Primary key : no_bukti
Fungsi : Menyimpan data-data master jurnal
Tabel 3.18 Master Jurnal
Field Type Length Keterangan
No_bukti Varchar2 30 No bukti Jurnal
Tanggal Varchar2 30 Tanggal jurnal
No_reff Varchar2 15 No Reff
Dibuat Varchar2 15 Di buat oleh
Dibukukan Varchar2 60 Dibukukan oleh
Diperiksa Varchar2 60 Diperiksa oleh
Disetujui Varchar2 60 Disetujui oleh
Keterangan Varchar2 80 Keterangan
Kelompok Number 1 Kelompok account
Periode Varchar2 10 Peiode bulan
19.Struktur Tabel Detail Jurnal
Nama tabel : Djurnal
Primary key : no_bukti,urut
Fungsi : Menyimpan data-data detail jurnal
Tabel 3.19 Detail Jurnal
Field Type Length Keterangan
No_bukti Varchar2 30 No bukti
Urut Number 30 Urut
Kode_acc Varchar2 15 Kode account
Keterangan Varchar2 60 Keterangan
Debet Number 11,2 Nominal debet
Kredit Number 11,2 Nominal kredit
20.Struktur Tabel Account
Nama tabel : Account
Primary key : kode_acc
Fungsi : Menyimpan data-data account
Tabel 3.20 Account
Field Type Length Keterangan
Kode_acc Varchar2 30 Kode account
Nama Varchar2 100 Nama account
Header Varchar2 5 Kode account induk atau tidak
Parent Varchar2 30 Kode account induk
Tingkatan Number 5 Tingkatan atau level
Kelompok Number 1 Kelompok account
Tanggal Date Tanggal entry
DK Varchar2 1 Account deber atau kredit
21.Struktur Tabel Saldo Account
Nama tabel : Saldo_Account
Primary key : kode_acc
Fungsi : Menyimpan data-data saldo account
Tabel 3.21 Saldo Account
Field Type Length Keterangan
Kode_acc Varchar2 30 Kode account
Periode Varchar2 10 Periode bulan
Mutasi_debet Number 11,2 Mutasi debet
Mutasi_kredit Number 11,2 Mutasi kredit
Bulan_lalu_debet Number 11,2 Bulan lalu debet
Bulan_lalu_kredit Number 11,2 Bulaln lalu kredit
Saldo_awal Date 11,2 Saldo awal account
22.Struktur Tabel Seting Rugi Laba
Nama tabel : SetupRL
Fungsi : Menyimpan data-data untuk setting rugi laba
Tabel 3.22 Setting Rugi Laba
Field Type Length Keterangan
Kode Varchar2 30 Kode data atau item
Kode_acc Number 30 Kode account
Keterangan Varchar2 15 Keterangan
Saldo Varchar2 15 Saldo
Kolom Number 1 Kolom
Garis Number 1 Tulisan digaris bawah
RL1 Number 11,2 Nominal rugi laba bulan
sekarang
RL2 Number 11,2 Nominal rugi laba bulan lalu
RL3 Number 11,2 Nominal rugi laba tahunan
Rumus Varchar2 100 Rumus untuk perhitungan
Tebal Number 1 Tulisan dicetak Tebal
Miring Number 1 Tulisan dicetak Miring
Hal1 Number 1 Halam Laporan
Tanggal Date Tanggal
Ortu Number 1 Kode induk
Tingkatan Number 1 Tingkatan
23.Struktur Tabel Setting Neraca
Nama tabel : Setupneraca
Primary key : kode
Fungsi : Menyimpan data-data setup neraca
Tabel 3.23 Setting Neraca
Field Type Length Keterangan
Kode Varchar2 30 Kode data atau item
Kode_acc Number 30 Kode account
Keterangan Varchar2 60 Keterangan
Saldo Varchar2 11,2 Saldo
Kolom Number 1 Kolom
Garis Number 1 Tulisan cetak garis bawah
Rumus Varchar2 100 Rumus untuk perhitungan
Tebal Number 1 Tulisan dicetak tebal
Neraca1 Varchar2 11,2 Nominal neraca bulan sekarang
Miring Number 1 Tulisan dicetak Miring
Hal1 Number 1 Halaman Laopran
Header Number 1 Induk atau Tidak
Tanggal Date Tanggal entry
Ortu Number 1 Kode induk atau perent
Tingkatan Number 1 Tingkatan atau level
3.10 Perancangan Input Output
Menggambarkan hubungan antara menu yang terdapat dalam Sistem
Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Taksi PT. PARA BATHARA SURYA
Surabaya.
3.10.1 Perancangan Input
Input atau masukan data merupakan dasar dari suatu informasi yang akan
digunakan kemudian. Pada sistem informasi akuntansi ini terdapat beberapa
interface dimana user perlu memasukkan data. Adapun interface-interface yang
memerlukan input dari user antara lain :
1. Input Master Sopir
Desain input master sopir merupakan desain dari form master sopir yang
berfungsi untuk memasukkan data sopir yang dimiliki oleh perusahaan.
Kode Sopir
Nama Sopir
Kode Sopir Nama Sopir NRP Nama Sopir Alamat
Tambah Koreksi Hapus Keluar
Master Sopir
NRP
Tanggal Masuk
Tanggal Keluar Alamat
Kota
No Telp