• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH BIDANG KESEHATAN, PENGELUARAN PEMERINTAH BIDANG PENDIDIKAN, PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) TERHADAP PERTUMBUHAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)” (Studi Kasus Di Indonesia Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH BIDANG KESEHATAN, PENGELUARAN PEMERINTAH BIDANG PENDIDIKAN, PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) TERHADAP PERTUMBUHAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)” (Studi Kasus Di Indonesia Tahun"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)” (Studi Kasus Di Indonesia Tahun 1985 Hingga 2014)

“ANALYSIS EFFECTS OF GOVERNMENT EXPENDITURE IN HEALTH SECTOR, GOVERNMENT EXPENDITURE IN EDUCATIONAL SECTOR, FOREIGN INVESTMENT AND DOMESTIC INVESTMENT TOWARDS

THE GROWTH OF HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI)” (Study Case Of Indonesia From 1985 To 2014)

Disusun oleh :

KARINA GAMA SOLEHA 20130430122

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

ix

rahmat serta kemudahan dalam penulisan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan, Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan, Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) Terhadap Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)” (Studi Kasus Di Indonesia Tahun 1985 Hingga 2014).

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Yogyakarta. Penulis memilih topik ini dengan harapan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep serta pemecahan permasalahan pembangunan manusia di Indonesia. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terumakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(3)

x

4. Ayah dan Ibu, Drs. Kaharuddin HM, M.Si dan Siti Aminah yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian serta do’a kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

5. Saudara-saudaraku tercinta, Addin Gama Bertaqwa S.T., M.T, Dunul Gama Bertaqwa, Adinda Gama Soleha yang selalu meberi dukungan dan do’a. 6. Yang tak terlupakan, keluarga dalam perantauan, teman-teman seperjuangan

yang selalu saling menguatkan. “Kita-Kita”: Kiki, Upeh, Nyak, Momon, Nur, Nia, Nailil, terimakasih banyak atas dukungan dan do’a kalian guys.

7. Wisnu Prambudi Wibowo, teman bertukar fikiran dan selalu mendukung dan mendo’akan penulis dalam menyelesaikan studi.

8. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, serta kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Yogyakarta, 2 Desember 2016

(4)

(5)

Nama : Karina Gama Soleha

Nomor Mahasiswa : 20130430122

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGARUH

PENGELUARAN PEMERINTAH BIDANG KESEHATAN,

PENGELUARAN PEMERINTAH BIDANG PENDIDIKAN, PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) TERHADAP PERTUMBUHAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)” (Studi Kasus Di Indonesia Tahun 1985 Hingga 2014) tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 2 Desember 2016

(6)
(7)

✂✄

(8)

xi

b. Penanaman Modal Dalam Negeri...23

B. Penelitian Terdahulu ...24

C. Kerangka Berfikir ...30

D. Hipotesis. ...30

(9)

xii

F. Metode Analisis ...36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...48

A. Statistik Deskriptif ...48

B. Uji Akar Unit (Unit Root Test) ...50

C. Uji Panjang lag...58

D. Pengujian Stabilitas VAR ...64

E. Uji Kointegrasi Johansen.. ...50

F. Uji Kualitas Granger. ...51

G. Model VECM...53

H. Analisis Impulse Response Function (IRF). ...55

I. Analisis Variance Decomposition...59

J. Pembahasan...60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...66

A. Simpulan ...66

B. Saran ...67

DAFTAR PUSTAKA

(10)

☎✆✆✆

Domestic Investment of the growth of Human Development Index (HDI) in Indonesia from 1985 to 2014. The analysis tool used is the vector error correction model (VECM). The results from this study show that the variable of government expenditure in health sector has positive and significant effect on the HDI, government expenditure in educational sector has significant and negative effect on the HDI, foreign investment is a significant and negative effect and domestic investment has positive significant effect on the HDI.

(11)

✝ ✞✞

Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan, Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan, PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia tahun 1985 hingga 2014. Alat analisis yang digunakan adalah ✟✠✡ ☛☞ ✌ error correction ♠☞ ✍✠ ✎

(VECM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan berpengaruh signifikan positif terhadap IPM, Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap IPM, PMA pun berpengaruh signifikan dan negatif dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan IPM.

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan didirikannya suatu negara adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, dengan kata lain

melakukan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan

pembangunan manusia, hal ini dicerminkan memalui Indeks Pembanguna

Manusia. Indeks Pembanguna Manusia (IPM) adalah indikator penting

untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup

manusia dan juga dapat menentukan peringkat pembangunan suatu negara

yang di dalamnya terdapat tiga dimensi dasar, yakni umur panjang dan

hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak.

Pembangunan adalah syarat terpenting bagi kehidup suatu negara.

Menciptakan pembangunan yang berkelanjutan adalah hal penting yang

harus dilakukan oleh sebuah negara dengan tujuan untuk menciptakan

kondisi bagi masyarakat untuk dapat menikmati lingkungan yang

menunjang bagi hidup sehat, umur panjang dan menjalankan kehidupan

yang produktif.

Pembangunan manusia merupakan tujuan sentral dari

pembangunan ekonomi di suatu negara. Pembangunan sumber daya

(13)

pembangunan. Kapasitas dasar menurut Todaro (2003) yakni tiga

nilai pokok keberhasilan pembangunan ekonomi adalah kecukupan

(sustenance), jati diri (selfsteem), dan kebebasan (freedom). Kecukupan

dalam hal ini merupakan kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dasar yang meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan,dan

keamanan. Fungsi dasar dari kegiatan ekonomi pada dasarnya adalah

untuk menyediakan sebanyak mungkin kebutuhan dasar masyarakat, atas

dasar itulah syarat penentu keberhasilan ekonomi adalah membaiknya

kualitas kehidupan seluruh lapisan masyarakat (Ginting, 2008).

Pembangunan manusia dapat dilihat dari Human Development

Index (HDI) atau yang lebih dikenal sebagai Indeks Pembanguan Manusia

yang dikeluarkan oleh United Nations Development Programme (UNDP).

UNDP menerbitkan laporan tahunan mengenai kerja kinerja IPM pada

(14)

Tabel 1.1 Peringkat IPM Negara-Negara Asia

Indonesia di dunia menurun dari 108 ditahun 2013 menjadi urutan ke-110

dari 187 negara, dengan IPM sebesar 0.684. dapat disimpulkan bahwa laju

pertumbuhan IPM Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan

Negara-negara lainnya. Indonesia berada pada peringkat kelima di antara

neraga-negara Asia Tenggara, yakni dibawah Singapura, Brunai

Darussalam, Malaysia, dan Thailand. Meskipun di Indonesia mengalami

tren positif pada IPM, akan tetapi jika dibandingkan dengan negara

terdekat, kedudukan Indonesia masih tertinggal sangat jauh. Dalam hal ini

banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya tingginya jumlah

penduduk dan faktor luas wilayah (Athar, 2016).

Pada saat ini Indonesia menghadapi masalah dalam pembangunan

(15)

oleh berbagai faktor seperti dalam bidang educational achievement yakni

kurangnya tingkat pendidikan pada masyarakat, dalam bidang kesehatan

yakni angka harapan hidup yang rendah dan dalam access to resource

yakni PDB riil per kapita serta tingkat angkatan kerja yang cukup rendah.

Hal ini merupakan masalah yang sangat penting dalam menciptakan

pembangunan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Hal ini

dapat dilihat dari tabel berikut :

Sumber: UNDP (2015)

Gambar 1.1

Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Tahun 1984-2014

Dari tabel diatas terlihat bahwa indeks pembangunan manusia

Indonesia secara keseluruhan terjadi beberapa kali penurunan, tetapi

penurunan yang paling besar yakni terjadi tahun pada tahun 1985 IPM

0.512 menuju ke tahun 1986 dengan IPM 0.358. Pencapaian Indonesia

dalam IPM tersebut sangat rendah berbanding terbalik dengan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari tahun ketahun. Produk Domestik

(16)

Sumber: BPS DIY, 2016

Gambar 1.2

Laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia Tahun 1985-2014

Gambar 1.2 menunjukkan bahwasanya pertumbuhan ekonomi

Indonesia berfluktuasi. Hal ini berarti bahwa aktifitas perekonomian di

Indonesia tumbuh namun tidak sejalan dengan IPM Indonesia yang masih

tertinggal dibawah pencapaian IPM nasional.

Berdasarkan skala internasional, capaian IPM dikategorikan

menjadi kategori tinggi (IPM ≥ 80), kategori menengah atas (66 ≤ IPM <

80), kategori menengah bawah (50 ≤ IPM < 66), dan kategori rendah (IPM

< 50). Peringkat tersebut menempatkan Indonesia pada posisi menengah

keatas, akan tetapi relatif jauh untuk dapat mencapai tingkat pembangunan

manusia pada level tinggi.

Disisi lain Presiden Joko Widodo mengarahkan paket kebijakan

ekonomi tahap II nya untuk fokus kepada upaya meningkatkan investasi,

berupa deregulasi dan debirokratisasi peraturan untuk mempermudah

investasi, seperti kemudahan layanan investasi 3 jam, pengurusan tax

allowance dan tax holiday lebih cepat, PPN transpotrasi ditiadakan,

(17)

kehutanan baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman

modal asing bukan saja dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi Indonesia melainkan juga pembangunan

manusianya.

Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi

kemajuan suatu negara dimana pembangunan suatu negara tidak bisa

dikatakan berhasil apabila hanya melihat dari besarnya pendapatan

domestik. Oleh karena itu akan dicoba bahas secara mendalam melalui

penelitian, dengan judul “ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN

PEMERINTAH BIDANG KESEHATAN, PENGELUARAN

PEMERINTAH BIDANG PENDIDIKAN, PENANAMAN MODAL

ASING (PMA) DAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI

(PMDN) TERHADAP PERTUMBUHAN INDEKS PEMBANGUNAN

MANUSIA (IPM)” (Studi Kasus Di Indonesia Tahun 1985 Hingga

(18)

B. Batasan Penelitian

Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Indeks

Pembangunan Manusia di Indonesia, maka penelitian hanya membahas,

yakni :

1. Variabel-variabel yang dianggap berpengaruh terhadap pertumbuhan

indeks pembangunan manusia yang terjadi di Indonesia

2. Data yang digunakan adalah data tahunan dari 1985 sampai dengan

2014 yang terdiri atas:

a. Data pertumbuhan Indeks Pembangunan Panusia (IPM)

b. Data pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan

(PPBK)

c. Data pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan

(PPBP)

d. Data pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA)

e. Data pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

C. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan

(PPBK) berpengaruh terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan

Manusia di Indonesia pada tahun 1985-2014?

2. Apakah pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan

(PPBP) berpengaruh terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan

(19)

3. Apakah pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh

terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia

pada tahun 1985-2014?

4. Apakah pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

berpengaruh terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia di

Indonesia pada tahun 1985-2014?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Bidang

Kesehatan (PPBK) terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan

Manusia di Indonesia pada tahun 1985-2014?

2. Mengetahui pengaruh pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Bidang

Pendidikan (PPBP) terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan

Manusia di Indonesia pada tahun 1985-2014?

3. Mengetahui pengaruh pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA)

terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia

pada tahun 1985-2014?

4. Mengetahui pengaruh pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia di

(20)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep pertumbuhan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan

pemikiran terhadap pemecahan masalah pembangunan manusia di

(21)

10 A. Landasan Teori

2.1 Pembangunan

Dari sudut pandang ilmu ekonomi, pembangunan dapat diartikan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) yang berkelanjutan agar negara dapat memperbanyak outpu yang lebih cepat dibanding laju pertumbuhan penduduk. Terdapat tiga nilai-nilai atau komponen dasar yang berfungsi sebagai pedoman guna memahami arti pembangunan yang sebenarnya. Ketiga nilai ini tersebut adalah:

1. Kecukupan (sustenance), dimana segala sesuatu yang dibutuhkan baik itu sandang, pangan, papan terpenuhi guna mendukung kehidupan manusia pada tingkat yang paling minimum.

2. Harga diri (self-esteem), mengandung atri bahwa masyarakat akan merasa berharga ketika sistem, ekonomi, politik, dan lembaga sosial di negara tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti, martabat, kemandirian, integritas dan kehormatan.

(22)

2.2 Pembangunan Manusia

Menurut United Nations Development Programme (1995)

pembangunan manusia adalah proses memperluas pilihan-pilihan manusia,

dalam hal ini yang paling utama dalah mengarah pada tingginya harapan hidup

dan kesehatan,dapat hidup sesuai dengan standar kelayakan hidup dan dapat

mengenyam pendidikan. Pembangunan manusia merupakan hal pokok yang

harus dijunjung tinggi oleh pemerintah dari pada sekedar peningkatan

pendapatan nasional semata. Pada dasarnya pembangunan manusia adalah

pembangunan multi dimensi dalam upaya meningkatkan kemampuan

insaninya menumbuhkan kreatifitas kehidupan yang sejalan dengan kebutuhan

dan minatnya dalam rangka meningkatkan produktifitasnya.

Makna sesungguhnya dari pembangunan manusia menjadi dasar

pemikiran bahwa sumberdaya manusia adalah harta kekayaan negara

sesungguhnya dinama meskipun negara tersebut kaya akan alam dan seisinya

tetapi tidak akan berarti bila tidak dikelola dan dijaga dengan baik oleh

sumberdaya manusianya. Hal ini di sesuai dengan teori klasik Adam Smith

(1729-1790) dimana manusia merupakan faktor produksi utama yang

menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alam (tanah) tidak ada artinya jika

tidak ada SDM yang pandai mengolahnya agar bermanfaat bagi kehidupan.

Kesejahteraan manusia akan selalu meningkat sebagai dampak positif dari

pembagian kerja dan spesialisasi, yang dimaksud dalam teori tersebut adalah

(23)

Orang miskin merupakan orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya, meskipun demikian setidaknya mereka memiliki asset berupa

tenaga fisik yang juga merupakan kekayaan negara sesungguhnya. Dengan

tenaga fisik sebagai awalnya potensi sumber daya manusia akan meningkat

bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan, kesehatan serta pendapatan

yang dimilikinya.

Pada tahun UNDP (1990) memberikan laporan yang menegaskan

pentingnya pembangunan manusia (human development) bahwa asset bangsa

yang sesungguhnya adalah manusia. Tujuan pokok dari adanya pembangunan

adalah menciptakan lingkungan yang dapat dinikmati secara utuh di umur

yang panjang, sehat serta melaksanakan kehidupan yang produktif. Tujuan

pokok tersebet merupakan kenyataan yang sederhana tetapi sangat sering

terlupakan oleh manusia dikarenakan kesibukannya dalam jangka pendek.

Dalam laporan UNDP tahun 1996 menjelaskan bahwa pembangunan manusia

merupakan tujuan akhir dari pembangunan (the ultimate end), sedangkan

pertumbuhan ekonomi adalah sarana (the principle means) untuk mencapai

tujuan akhir pembangunan. Dalam rangka mewujudkan tujuan akhir

pembangunana tersebut, ada 4 komponen pokok yang harus diperhatikan

dalam pembangunan manusia, yaitu :

1. Produktivitas (productivity), yang berarti bahwa manusia yang produktif

itu adalah manusia yang berguna mampu memenuhi kebutuhan dirinya

sendiri, keluarga dan bangsanya. Oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi

(24)

yang nantinya akan berdampak pada indeks pembangunan manusia

(UNDP, Human Development Report, 1995).

2. Keadlian (equality), yang berarti bahwa segala hal yang tidak adil dalam

kehidupan manusia harus di hapuskan seperti praktik monopoli politik

maupun monopoli ekonomi karena manusia merupakan makhluk social

yang setiap individunya diberi kesempatan yang sama untuk menjalankan

hidup yang lebih baik sesuai dengan aturan yang telah ditentukan secara

konstitusional dan demokrstis (UNDP, Human Development Report,

1995).

3. Keberlanjutan (sustainability), yang bermakna bahwasanya setiap individu

mempunyai tanggungjawab dalam pembangunan manusia yang

berkelanjutan yang artinya sumber daya yang dapat diperbaharui yang

tersedia saat ini merupakan kekayaan yang nantinya akan diperlukan oleh

generasi yang akan datang yang harus dijaga, sedangkan sumberdaya yang

tidak dapat diperbaharui harus digunakan secara bijak dan mencari

subtitusi sumberdaya alternatif dari sumberdaya tersebut (UNDP, Human

Development Report, 1995).

4. Pemberdayaan (empowerment), kita ketahui bahwa manusia memiliki

keterbatasan masing-masing dalam mensejahterakan kehidupannya,

sehingga perlu diadakannya pemberdayaan optimal agar terwujudnya

pembangunan manusia. Dengan adanya pemberdayaan maka seluruh

(25)

mempengaruhi kesejahteraan mereka (UNDP, Human Development

Report, 1995)

2.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme

(UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan

tahunan Human Development Report (HDR). IPM menjelaskan bagaimana

penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh

pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Menurut Badan Pusat

Statistik (2015), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup.

Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi

dasar.Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan

kehidupan yang layak.Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas

karena terkait banyak faktor.Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan

angka harapan hidup waktu lahir.

Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan

gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.Adapun

untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya

beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata

besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang

(26)

Umur IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan

dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).IPM

dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.

a. Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

Indeks pembangunan manusia memiliki tiga indikator dasar yang

digunakan untuk menghitung indeks manusia suatu negara, yakni:

1. Tingkat kesehatan yang diukur adalah harapan hidup saat lahir

(tingkat kematian bayi)

2. Tingkat pendidikan diukur dengan angka melek huruf (dengan

bobot dua pertiga)

3. Indeks hidup layak yang diukur dengan tingkat pengeluaran per

kapita per tahun.

Dalam mengukur indeks pembangunan manusia menggunakan

rumus sebagai berikut :

IPM = 1/3 (Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3) …………. (1)

Dimana:

X1 = Indeks kesehatan

X2 = Indeks pendidikan

(27)

Langkah awalnya adalah menghitung terlebih dahulu indeks ketiap

komponen, yang diberi nilai antara 0 (terendah) dan 1 (terbaik) dan dalam

rangka memberi kemudahan dalam menganalisa biasanya indeks ketiga

konponen tersebut dikalikan 100.

b. Komponen-komponen IPM

1. Indeks Harapan Hidup

Indeks harapan hidup menunjukkan banyaknya tahun hidup

yang diharapkan dapat dinikmati oleh penduduk di suatu wilayah

dengan menggunakan angka kemtian dan kelahiran per tahun yang akan

memperlihatkan tingkat hidup sehat dan rata-rata lama hidup. Karena

terdapat kesulitan dalam memperoleh data orang yang meninggal dalam

kurun waktu tertentu, maka digunakan metode tidak langsung dalam

dalam menghitung angka harapan hidup.Data yang digunakan dalam

metode ini adalahrata-rata anak masih hidup dari wanita yang pernah

kawin dan dan rata-rat anak lahir hidup (BPS, 2009).

2. Indeks Pendidikan

Rata-rata lama sekolah/ Mean Years Of Schooling Index(MYS)

dan angka melek huruf / Adult Literacy Rate Index(Lit) adalah dua

indikator pada perhitungan indeks pendidikan. Kedua indikator tersebut

diharapkan dapat menggambarkan tingkat pengetahuan (cerminan

angka Lit) yang merupakan komponen masyarakat yang mampu baca

(28)

3. Indeks Hidup Layak

Indeks hidup layak merupakan gambaran daya beli mayarakat.

Menurut UNDP real per capita GDP adjusted / PDB riil per kapita

yang disesuaikan merupakan indicator yang digunakan dalam

menghitung standar hidup layak (daya beli), akan tetapi dalam

perhitungan IPM se-nasional (kabupaten/kota dan provinsi) tidak

menggunakan PDRB perkapita dikarenakan hanya mengukur produksi

suatu wilayah. Sedangkan di Indonesia dalam mengukur standar hidup

layak masyarakat BPS menggunakan data dari Survei Sosial Ekonomi

Masyarakat yakni data rata-rata konsumsi 27 komoditi terpilih yang

domonan dikonsumsi masyarakat Indonesia yang sesuaikan dnegan

indeks PPP (Purchasing Power Parity) (BPS, 2009).

c. Manfaat Indeks Pembangunan Manusia

IPM dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal sebagai berikut:

a) Untuk menyadarkan para pengambil keputusan agar lebih terfokus

pada pencapaian manusia, Karena IPM diciptakan untuk menjadi hal

utama dalam pembangunan sebuah negara, bukan pertumbuhan

ekonomi.

b) Untuk mempertanyakan pilihan-pilihan kebijakan suatu negara.

Bagaimana dua negara yang tingkat pendapatan perkapitanya sama

(29)

c) Untuk memperlihatkan perbedaan di antara negara-negara, di antara

provinsi-provinsi (atau negara bagian), di antara gender, kesukuan,

dan kelompok sosial ekonomi lainnya. Dengan memperlihatkan

disparitas atau kesenjangan di antara kelompok-kelompok tersebut,

maka akan lahir berbagai debat dan diskusi di berbagai negara untuk

mencari sumber masalah dan solusinya.

2.4 Pengeluaran Pemerintah

Pemerintah merupakan lembaga didalam masyarakat yang

tujuannya tidak lain adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera.

Dalam rangka memenuhi fungsi dan tugas tersebut maka pemerintah

memiliki hak dalam menggunakan barang dan jasa disuatu negara dalam

berbagai bentuk, salah satunya berupa uang. Ketika pemerintah

menggunakan uang tersebut dalam menjalankan tugas dan fungsinya maka

inilah yang disebut dengan pengeluaran pemerintah.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mangkoesubroto yang

mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah adalah gambaran kebijakan

pemerintah yakni, ketika pemerintah memilih kebijakan untuk membeli

barang dan jasa maka pengeluaran tersebut adalah biaya yang harus

dikeluarkan oleh pemerintah dalam menjalankan kebijakan tersebut

(Mangkoesubroto, 2000).

Dalam pemerintahan terdapat anggaran belanja yang digunakan

dalam kegiatan pemerintahan salah satunya yang cukup penting adalah

(30)

direncanakan pemerintah dalam penyusunan anggaran yang akan

digunakan dalam pelaksaan pembangunan. Anggaran yang tersedia adalah

variabel penting bagi proses pembangunan suatu negara, sehingga alokasi

anggaran tersebut harus dipertimbangkan secara matang sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai yang berpegang teguh pada Pancasila, Trilogi

Pembangunan dan Undang-Undang Dasar 1945 (Suparmoko, 1994).

Pada pengeluaran pemerintah dibagi menjadi beberapa sektor

antara lain adalah :

a. Pengeluaran pemerintah bidang kesehatan

Beberapa ekonom berpendapat bahwa kesehatan adalah fenomena

ekonomi ketika dianggap sebagai sebuah investasi, yang akhirnya

kesehatan menjadi salah satu variable yang dianggap penting untuk

meningkatkan nilai tambah barang dan jasa dalam faktor produksi dan

juga sebagai tujuan masyarakat yang dikenal dengan kesejahteraan.

Sehingga kesehatan dikenal sebagai modal yang positif bagi masyarakat.

Undang-Undang No.36 tahun 2009 yang mengatur tentang dana

kesehatan bahwa minimal anggaran kesehatan dialokasikan sebesar 5

persen dari APBN diluar gaji, dan anggaran kesehatan daerah provinsi dan

kabupaten/kota sebesar 10 persen dari APBD diluar gaji. Oleh sebab itu

sudah sepatutnya pemerintah memberikan layanan publik yang yang

memadai dalam rangka peningkatan kualitas manusia yang selanjutnya

akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Maryani,

(31)

b. Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan

Ada beberapa sumber dana pendidikan di Indonesia yaitu anggaran

pemerintah pusat, anggaran pemerintah tingkat provinsi dan anggaran

pemerintah tingkat kabupaten. Pada hal ini akan membahas tentang

anggaran pemerintah pusat dalam bidang pendidikan. Pada dasarnya dana

pendidikan bersumber dari pemerintah pusat baik itu berupa (1) anggaran

rutin seperti membiayai Sekolah Dasar (SD), administrasi sesuai dengan

kegiatan pendidikan, sekolah-sekolah negeri, serta gaji guru. (2) anggaran

kegiatan pengembangan fisik seperti pembangunan gedung, proyek-prokey

perintisan, pengadaan tanah dan sarana penunnjang lainnya.

Dalam pengeluaran pemerintah bidang pendidikan Indonesia harus

mampu membagi dengan baik anngaran, baik untuk anggaran rutin

maupun anggaran pembangunan agar peningkatan pengeluaran pemerintah

dalam pendidikan ini sesuai dengan yang diharapkan, karena pengeluaran

untuk belanja pokok pendidikan lebih kepada mempertahankan fasilitas

pendidikan yang ada dari pada memperluas fasilitas tersebut, padahal di

masih banyak daerah terpencil yang membutuhkan bantuan pembangunan

fasilitas pendidikan, sehingga pendidikan di Indonesia belum berkembang

dengan baik yang akhirnya mempengaruhi IPM di Indonesia.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sukirno (1985) yang menyatakan

salah satu faktor yang nimbulkan hal tersebut adalah kurangnya fasilitas

dan gaji yang relatif rendah yang menurunkan semangat guru-guru dalam

(32)

Hal ini menunjukan bahwasanya anggaran pembangunan dari Departemen

Pendidikan Nasional adalah sumber utama dalam memperbaiki mutu

pendidikan.

Menurut Umar Tirtarahardja dan la Sula (1998) permasalahan di

atas dapat diatasi bila :

1. Sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku, minimal alokasi

dana pendidikan dari APBN adalah 20 persen dan dari APBD

20 persen.

2. Pemerintah dapat memberikan kesempatan pemerataan

pendidikan, yang berarti bahwa pemerintah dapat menyediakan

tempat untuk melakukan pemerataan tersebut yaitu sekolah.

3. Pendidikan yang bermutu merupakan salah satu jawaban dari

masalah diatas, artinya seluruh perencanaan dan proses

pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang

dirumuskan.

4. Pelaksanaan pendidikan efisien yang sesuai rancangan.

5. Produk bermutu yang relevan, yang mengandung arti bahwa

hasil akhir dari pendidikan sesuai dengan pembangunan dan

(33)

2.5 Penanaman Modal / Investasi

Investasi merupakan pembelanjaan penanaman modal guna membeli

barang-barang modal serta perlengkapan produksi untuk meningkatkan

produksi barang dan jasa di dalam perekonomian, sehingga investasi disebut

juga penanaman modal. Menurut Adhisasmita (2005), mengatakan bahwa

perpindahan modal atau investasi merupakan sarana bagi proses komulatif,

baik dilakukan oleh pemerintah maupun swasta yang mengarah kebawah di

daerah bernasib kurang baik dan mengarah keatas di daerah bernasib baik.

Penanaman modal terbagi menjadi dua yakni :

a. Penanaman Modal Asing

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal, penanaman modal asing adalah kegiatan

menanam modal yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan modal

dalam negeri. Dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing, modal asing dalam

undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal secara langsung

yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-undang ini

yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti

bahwa pemilik menaggung resiko dari penanaman modal tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, Ismail Sunny dan Rudio Rochmat

(1968) berpendapat bahwa pada PMA terdapat tiga unsure pokok, yakni :

(34)

2. Penggunaan modal untuk menjalankan perusahaan

3. Resiko yang langsung ditanggung oleh pemilik modal

Menurut David K. Eiteman (1989), motif yang mendasari

penanaman modal asing ada tiga yaitu motif strategi, motif perilaku

ekonomi. Pada motif strategis dibesakan dalam mencari pasar, mencari

bahan baku, mencari efesiensi produk, mencari pengetahuan serta

keamanan politik. Sedangkan motif pelaku adalah rangsangan lingkungan

eksternal dan yang lain dari organisasi didasarkan pada kebutuhan serta

komitmen individu maupun kelompok. Disisi lain motif ekonomi

merupakan motif untuk mencari keuntungan dengan memaksimalkan

keuntungan jangka panjang dan harga pasar saham perusahaan.

b. Penanaman Modal Dalam Negeri

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Pasal 1 Tahun 1968

tentang PMDN mengatakan bahwa bagian dari kekayaan masyarakat

Indonesia, termasuk hak-hak dan benda-benda baik yang dimiliki swasta

nasional maupun swasta asing yang berdomisili di Indonesia yang

disediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak

diatur oleh pasal 2 Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang penanaman

modal asing.

Ditinjau dari dampaknya, investasi berpengaruh terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat baik itu Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), hal ini

(35)

terserap. Pengangguran pun akan mendapat pekerjaan dan pendapatan.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan, maka daya beli masyarakat juga

akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan pemerataan

pemdapatan akan mengakibatkan peningkatan jumlah IPM bila

dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak disertai dengan

pemerataan pendapatan dalam masyarakat (Sumanto, 2012).

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan yang juga mengkaji tentang

Indeks Pembangunan Manusia, baik yang mengambil studi kasus di Jawa

Tengah maupun daerah yang lainnya.

Setiawan dan Hakim (2013) telah melakukan penelitian tentang Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia.Variabel-variabel yang digunakan

adalah Produk Domestik Bruto (PDB), Pajak Pendapatan (PPN), variable

dummy desentralisasi pemerintahan, variabel dummy krisis tahun 1997, dan

variable dummy krisis tahun 2008. Metode yang digunakan adalah Error

Correction Model (ECM). Pada penelitian ini ditemukan bahwa PDB dan PPN

berpengaruh terhadap IPM dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Estimasi model ECM menemukan bahwa krisis ekonomi tahun 2008

berpengaruh terhadap IPM, sementara krisis tahun 1997 dan desentralisasi

pemerintahan berpengaruh negatif terhadap IPM.

Yuliati (2012) dalam kajiannya tentang faktor-faktor yang

Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah perbatasan

(36)

mempengaruhu IPM yakni: PDRB per kapita, rasio tenaga pendidikan SMP

dan tingkat pengangguran terbuka,dan Persentase Penduduk Miskin, data

yang digunakan adalah data skunder dari Badan Pusat Statistik dalam kurun

waktu 2007-2010 dan metode analisis yang digunakan adalah menode analisis

regresi data panel. Penelitian ini dilakukan di kabupaten perbatasan darat

sebanyak 16 kabupaten pada 4 provinsi yaitu: Kalimantan Barat 5 kabupaten

(Sambas, Bengkayang, Sintang, Sanggau dan Kapuas Hulu), Kalimantan

Timur 3 kabupaten (Nunukan, Malinau dan Kutai Barat), Nusa Tenggara

Timur 3 kabupaten (Kupang, Belu dan Timor Tengah Utara), dan Papua 4

kabupaten (Merauke, Boven Digoel, Pegunungan Bintang dan Keerom) dan 1

kota yaitu Kota Jayapura. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PDRB

per kapita signifikan bepengaruh positif terhadap IPM, sedangkan persentase

penduduk miskin signifikan berpengaruh negatif terhadap IPM , dan rasio

tenaga pendidikan SMP dan tingkat pengangguran terbuka tidak signifikan

berpengaruh terhadap IPM di Indonesia.

Kajian pembangunan manusia dilakukan oleh Sugiarto Sumas yang

berfokus pada kebijakan fiskal sektor pendidikan dan sektor kesehatandengan

menggunakan data panel. Hasil analisis dari studi ini adalah sejak tahun 2004

hingga 2008 menunjukan bahwasanya kebijakan fiskal melalui sektor

pendidikan dan sektor kesehatan mempunyai hubungan kausalitas terhadap

indeks pembangunan manusia meskipun dampaknya kecil. Dalam rangka

meninggkatkan IPM di Indonesia maka kebijakan fiscal yang paling efektif

(37)

Penelitian tentang Indeks Pembangunan Manusia juga dilakukan Athar

(2016).Penelitian ini mengaitkan Belanja Pemerintah Sektor Pendidikan,

Sektor Kesehatan dan PDRB terhadap Pembangunan Manusia Pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Barat.Studi ini dilakukan di 5

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Barat dari tahun 2006-2013.Alat analisis

yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan teknik estimasi

menggunakan Random Effect Model(REM). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel belanja pendidikan berpengaruh signifikan positif terhadap

IPM.Variabel belanja kesehatan berpengaruh signifikan positif pada terhadap

IPM.Variabel PDRB berpengaruh signifikan positifpada alpha 5 persen

terhadap IPM. Variasi variabel independen dalam model mampu menjelaskan

tingkat pencapaian IPM.

Selain itu, Pimpin Primananda juga meneliti tentang yang berfokus

pada kinerja perekonomian daerah dan desentralisasi fiskal terhadap Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) pada 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Timur dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Alat analisis yang digunakan

adalah analisis regresi data panel.Dari studi ini disimpilkan bahwa

Desentalisasi Fiskal dan Perekonomian daerah berpengaruh signifikan

terhadap IPM (Primananda, 2015).

Royan dkk (2015) juga meneliti tentang IPM yang berfokus pada

pengaruh investasi publik dan swasta terhadap IPM di Jawa Timur.Metode

analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda menggunakan data

(38)

menunjukkan bahwa investasi publik dan swasta sama-sama berpengaruh

positif signifikan terhadap peningkatan IPM di Jawa Timur.Peran Publik lebih

besar dibanding swasta hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi yang relatif

besar.Koefisien pada masing-masing kabupaten/kota berbeda, hal ini diduga

karena kurangnya pemerataan investasi pada masing-masing kabupaten/kota

(39)

Tabel 2. 1

Penelitian Terdahulu

No Judul Penulis Variabel Model Analisis Hasil Penelitian 1 Indeks Pembangunan bahwa PDB dan PPN berpengaruh

terhadap IPM dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Estimasi model ECM menemukan

bahwa krisis ekonomi tahun 2008 berpengaruh terhadap IPM, sementara krisis tahun 1997 dan

desentralisasi pemerintahan

Ambar Yuliati PDRB per kapita, rasio tenaga pendidikan SMP bahwa PDB dan PPN berpengaruh

terhadap IPM dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Estimasi model ECM menemukan

bahwa krisis ekonomi tahun 2008 berpengaruh terhadap IPM, sementara krisis tahun 1997 dan

desentralisasi pemerintahan

Sugiarto Sumas Kebijakan fiskal sektor pendidikan dan sektor

kesehatan

Analisis regresi data

panel

Hasil analisis dari studi ini adalah sejak tahun 2004 hingga 2008 menunjukan bahwasanya kebijakan

(40)

Indeks Pembangunan positif pada terhadap IPM. Variabel

PDRB berpengaruh signifikan positifpada alpha 5 persen terhadap

IPM.

Dari studi ini disimpilkan bahwa Desentalisasi Fiskal dan

terhadap peningkatan IPM di Jawa Timur. Peran Publik lebih besar

dibanding swasta hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi

(41)

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan dalam menentukan faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia,

maka variable-variabel yang akan diteliti adalah pertumbuhan Pengeluaran

Pemerintah Bidang Kesehatan, Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan,

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA)

dalam krangka berfikir sebagai berikut:

D. Hipotesis

Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan dan Pengeluaran Pemerintah

Bidang Pendidikan berpengaruh posisitf signifikan pada IPM, hal ini

menunjukkan bahwa dengan ditingkatkannnya PPBK dan PPBP maka akan

meningkatkan pembangunan manusia. Dengankata lain bahwa PPBK dan PPBP

yamg disalurkan oleh poemerintah dapat meningkatkan komperensi masyarakt Pengeluaran Pemerintah

Bidang Kesehatan

Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan

Penanaman Modal Asing

pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia di

Indonesia

(42)

serta kesehatannya, karena PPBK dan PPBP merupakan duaindikator penting

dalam pembangunan IPM. sudah sepatutnya pemerintah memberikan layanan

publik yang yang memadai dalam rangka peningkatan kualitas manusia yang

selanjutnya akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Maryani,

2010).

Menurut Pramono dan Rofi (2011) PMA berpengaruh positif terhadap

IPM, hal ini didukung juga oleh Ningrum (2015) bahwasanya investasi baik itu

PMA maupun PMDN berpengaruh positing terhadap Indeks pembangunan

Manusia (IPM). Dengan meningkatnya jumlah investasi maka terjadi

pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan peningkatan IPM.

Berdasatkan konsep, teori yang telah dikemukakan terdahulu dan telaah

pustaka dapat disimpulkan, adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Pertumbuhan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan indeks pembangunan manusia di Indonesia.

2. Pertumbuhan pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan indeks pembangunan manusia di Indonesia.

3. Pertumbuhan penanaman modal asing berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan indeks pembangunan manusia di Indonesia.

4. Pertumbuhan penanaman modal dalam negeri berpengaruh positif terhadap

(43)

32

❆✏ Obyek dan Subyek Penelitian

1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan

manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pertumbuhan

Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan dan pendidikan, PMDN serta

PMA terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia

tahun1985 sampai 2014.

2. Subyek Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan variabel dependen pertumbuhan

indeks pembangungan manusia Indonesia dan variable independennya

adalah pertumbuhan Pengeluaran Pemerintsh Bidang Kesehatan dan

pendidikan, PMDN dan PMA.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder berupa time series dalam bentuk tahunan selama periode tahun

1985 sampai dengan 2014. Data yang digunakan meliputi, pertumbuhan

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, pertumbuhan Pengeluaran

(44)

Bidang Pendidikan, pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA)

serta pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari data variable

penelitian dengan kata lain menggunakan metode library research yaitu

penelitian yang menggunakan suber-sumber dari kepustakaan seperti

mengumpulkan catatan-catatan/data-data, artikel, jurnal, laporan ilmiah

yang diperlukan sesuai penelitian yang akan dilakukan dari lembaga

terkait.

D. Sumber Data

Data-data tersebut didapatkan dari sumber-sumber sebagai berikut:

1. Badan Pusat Statistik (BPS)

BPS merupakan lembaga pemerintah non kementrian yang yang

menyediakan data statistic yang berkualitas melalui kegiatan statistic

yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional serya

bertanggung jawab langsung kepada presiden (Badan Pusat Statistik,

2016).

2. United Nations Development Programme (UNDP).

UNDP merupakan organisasi terbesar dari PBB yang perannya

penting bagi negara-negara berkembang yang bertujuan untuk

mendukung pemerintahan dengan sistem demokratis, menanggulangi

kemiskinan, perluasan energy dan keseimbangan lingkungan serta

(45)

E. Definisi Oprerational Variabel Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan variabel dependen

pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan variable

independennya adalah pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), Pengeluaran Pemerintah

Bidang Kesehatan dan Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan.

Berikut penjelasan definisi operational masing-masing variabel:

a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

United Nation Development Programme (UNDP)

merupakan bagian dari Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) dalam bidang pembangunan menjelaskan Indeks

Pembangunan Manusia sebagai proses memperluas pilihan

manusia dalam hal ini yang diutamakan adalah harapan hidup,

rata-rata lama sekolah dan paritas daya beli yang dilihat dari

pertumbuhan ekonomi disuatu negara. Data diambil dari data

UNDP Indonesia tahun 1985-2014 dinyatakan dalam bentuk

persen.

b. Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan

Pengeluaran pemerintah bidang kesehatan adalah pengeluaran yang

dilakukan pemerintah dibidang kesehatan baik itu dalam

memberikatan dana-dana bantuan kesehatan bagi masyarakat

terutama yang tidak mampu dan dan memberikan layanan yang

(46)

Badan Pusat Statistik DIY tahun 1958 hingga 2014 dalam bentuk

persen, yang diperoleh dengan rumus:

Pertumbuhan PPBKt=

PPBKt-PPBKt-1 PPBKt-1 x 100

c. Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan

Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan adalah pengeluaran

yang dilakukan pemerintah dibidang pendidkan untuk

meningkatkan mutu pendidikan di guna mencerdaskan kehidupan

bangsa. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik DIY dalam

bentuk persen daritahun 1985-2014 dengan rumus:

Pertumbuhan PPBPt=

PPBPt-PPBPt-1 PPBPt-1 x 100

d. Penanaman Modal Asing (PMA)

Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) UU No. 25 Tahun 2007

menyebutkan bahwa penanaman modal adalah segala bentuk

kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri

maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah

Negara Republik Indonesia. data diamnil dari Badan Pusat Statistik

DIY tahun 1985-2014 dalam bentuk persen.

Pertumbuhan PMAt=

PMAt-PMAt-1 PMAt-1 x 100

(47)

Penanaman modal dalam negeri adalah penanamn modal yang

dilakukan oleh warga negara ataupun asing yang menetap disuatu

negara. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik DIY dari

tahun 1985-2014 dalam bentuk persen dengan rumus :

Pertumbuhan PMDNt=

PMDNt-PMDNt-1 PMDNt-1 x 100

F. Metode Analisis

Metodeanalisis Vector ❊✑ ✑✒ ✑ ❈✒ ✑ ✓✔✕✖✒ ✗ Model (VECM) dipilih

dalam menganalisis data pada penelitian ini. Analisis VECM digunakan

untuk melihat ❚✑ ✓✗ ✘ statistik dalam data mengindikasikan bahwa ada

komponen long-run (jangka panjang) dan short-run (jangka pendek) dalam

data time series.Penelitian tentang trend stokastik dalam variabel ekonomi

terus berkembang, sehingga pada tahun 1981, Granger mengembangkan

konsep kointegrasi.Pada tahun 1987, Engle bersama Granger

mengembangkan konsep kointegrasi dan koreksi error (error

correction).Kemudian, pada tahun 1990, Johansen dan Juselius mengembangkan konsep VECM. VECM menawarkan suatu prosedur

kerja yang mudah untuk memisahkan komponen jangka panjang

(long-run) dan komponen jangka pendek (short-run) dari proses

pembentukan Metode Estimasi model regresi.

Menrut Gujarati (2003) terdapat keunggulan dalam menggunakan

(48)

1. Dapat melihat variable yang lebih banyak dalam menganalisis

ekonomi jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Dapat mengkaji kekonsistennan model empirik dengan teori

ekonometrika

3. Mampu mencarikan pemecahan terhadap variable runtun waktu

yang tidak stasioner dan regresi lancing.

Guna mendapat model yang tepat untuk data pada penelitian ini,

maka ada beberapa tahapan yang harus dilalui yaitu :

a. Uji Stasioneritas Data

Uji stasioneritas data atau disebut juga uji akar unit. Uji akar

unit adalah konsep dalam menguji kestasioneran data time series.

Dickey dan Fuller mengembangkan pengujian ini dengan

menggunakan Augmented Dickey Fuller ✙✚✛ ✜ (ADF). Menurut

Rusydiana, (2009) dalam (Basuki,2015) menyatakan bahwa data

ekonomi time series umumnya bersifat stikastik (memiliki trend yang

tidka stasioner/ data memiliki akar unit). Apabila terdapat akar unit

akan menyulitkan dalam mengestimasi suatu model dikarenakan

nilainya cenderung akan berfluktuasi bukan pada nilai rata-ratanya.

Uji stasioneritas yang akan digunakan adalah uji ADF dengan

menggunakan taraf nyata 5%.

Gujarati (2003) meneranggkann persamaan uji stasioneritas

(49)

….……….(1)

Yt= a0+γ Yt-1+ ∑p

i = 2Yt-i = 1+εt

Yang mana mengikuti proses white noise :εt

γ= -(1

-kecildibanding nilai kritis Mac Kinnon, maka yang terjadi adalah

penerimaan terhadap hipotesis nol. Dengan kata lain, Yt

mengandungsatu akar unit. Seri yang belum stasioner dapat dibuat

menjadi stasioner dengan proses diferensiasi. Deferensiasi Yt pada

tingkatderajat pertama dapat dinyatakan sebagai berikut :

……..……….(4)

Yt= a0+β1 Yt-1+εt

Apabila dalam hipotesis nol β1 = 0 ditolak maka dapat

disimpulkan bahwa Yt telah stasioner pada derajat pertama.

b. Uji Panjang Lag Optimal

………..…….(2)

(50)

Penentuan jumlah lag (ordo) yang akan digunakan dalam

model VAR dapat ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Akaike Information Criterion (AIC) : -2

(

T1

)

+ 2(k + T)……….(1)

Schwarz Information Criterion (SIC):-2

(

T1

)

+ klog (T)T ……..….(2)

Hannan-Quinn(HQ) : -2

(

1T

)

+ 2klog

(

log (T)T

)

…(3)

Dimana :

1 : Jumlah Observasi

k : parameter yang diestimasi

Penentuan lag pada model VAR sesuai dengan criteria

informasi yang direkomendasikan oleh Akaike Information Criterion

(AIC),Schwarz Information Criterion (SIC),Hannan-Quinn (HQ) dan

Final Prediction Error (FPE). Kriteria yang memiliki AIC, SIC, HQ

atau FPE paling kecil adalah lag yang akan digunakan. Pengujian lag

ini digunakan agar tidak terdapat permasalahan autokorelasi dalam

sistem (Basuki, 2015).

c. Uji Stabilitas Model VAR

Setelah menentukan kriteria panjang lag untuk estimasi VAR,

langkah selanjutnya adalah pengujian stabilitas VAR menggunakan

(51)

Modulus polynomial kurang dari 1 (<1) berarti bahwa variable

tersebut stabil.Uji stabilitas model VAR perlu dilakukan karena

apabila hasil dari estimasi VAR yang digabungkan dengan model

koreksi kesalahan tidak stabil, hal ini akan berdampak pada Impuls

Response Function (IRF) dan Variance Decomposition(VD) menjadi tidak stabil (Basuki, 2015)

d. Uji Kointegrasi

Kointegrasi dilakukan guna menguji ada tidaknya Hubungan

jangka panjang antar variable. Uji kointegrasi yang digunakan adalah

uji kointegrasi Johansen dengan membandingkan ✢✣ ✤✥✦ ❙ ✧✤ ✧★✩ ✧★✥ dan

✪✣★✧★✥ ✤✫ Value 5% dan 1% atau membandingkan maksimum

Eigenvalue dengan Critical Value 5% dan 1%, apabila nilai ✢✣✤✥✦

❙✧✤✧★✩ ✧★✥ dan maksimum Eigenvalue lebih besar dari Critical Value

5% dan 1% maka pada variabel tersebut terdapat kointegrasi,

begitupun sebaliknya.

Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dahulu perlu

dilakukan uji stabilits VAR, untuk melihat baik tidaknya data.Maka

dilakukan uji VAR berupa stability condition chek data VAR stabil

apabila rootsnya memiliki nilai modulus lebih kecil dari satu (<1).

Jika Xt merupakan vertor endogen dalam VAR dengan

(52)

………..(1)

Xt= A1Xt-1+ A2Xt-2++ APXt-p+βYtt

Dimana:

= vektor variabel endogen

Xt

= parameter matriks

AP

= d-vektor dari determinan variabel

βYt

vektorinnovation

εt=

Spesifikasi VAR ini dapat pula dinyatakan dalam bentuk first

differencesebagai berikut:

Xt= IIXt-1+∑p-1 ……….(2)

i = jr1Xt+ βYt+εt

II=∑p-1 ……….(3)

i = jAi-I

……….(4)

r1=∑p-1 i = jAj

I = matriks identitas

Apabila terdapat hubungan kointegrasi, maka digunakan

model unrestricted VAR. Apabila terdapat hubungan kointegrasi

maka digunakan ❱ ✬✭✮✯✰✱✰ ✰ ✯✰✲ ✯✰ ✰ ✬✳✮✴✯✵Model (VECM).

(53)

Uji kausalitas granger dilakukan untuk mengetahui apakah

diantara variabel memiliki hubungan timbal balik atau tidak, karena

masing-masing variabel dalam penelitian memiliki kesempatan untuk

menjadi variabel eksogen maupun endogen. Pada uji kausalitas ini

mrnggunakan VAR Pairwise Granger Causality ✹✺✻ ✼ dan

menggunakan taraf lima persen. Berikut hasil analisis Pairwise

Granger Causality ✹✺✻ ✼✽

Terdapat tiga interpretasi Granger : pertama ✉✾ ✿❀ ✿❁ ✺❂ ✼✿❃✾ ❄ ❅

❂❄✉✻ ❄ ❅✿✼❝, kedua ❜✿❅❄ ✼✺❁ ❄ ❅ ❂❄✉✻ ❄❅✿✼❝ dan ketiga ✿✾ ❀✺❇✺✾❀✺✾ ❂✺

❂❄✉✻ ❄ ❅✿✼❝.❯✾ ✿❀✿❁ ✺❂ ✼✿❃ ✾❄❅ ❂❄✉✻ ❄❅✿✼❝terjadi jika koefisien lag variabel

dependen signifikan dan seluruh lag variabel independen adalah nol.

❉✿❅❄✼✺❁❄❅ ❂❄ ✉✻❄❅✿✼❝terjadi ketika koefisien lag seluruh variable baik

independen dan depanden signifikan ❋●❍■❏❑❏ ▲▼◆ Ekonometrika ❖❏P❏❑◆

2003).

Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah 5%, artinya

ketika nilai dibawah 5% maka Ha diterima atau dengan kata lain

terdapat pengaruh dari variabel satu ke variabel lain.

f. Vektor Error Correction Model (VECM).

◗✺ ❘ ✼❃ ❁ ❲❁ ❁ ❃❁ ❳❃❁ ❁ ✺❂ ✼✿❃✾ ❨❃❀✺ ❅ (VECM) adalah bentuk VAR

yang terrestriksi karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner

namun terkointegrasi. Spesifikasi VECM merestriksi hubungan

(54)

hubungan kointegrasinya, namun tetap membiarkan keberadaan

dinamisasi jangka pendek (Basuki, 2015).

Sumber : Gujarati (2004)

Gambar 3.1 Model VAR dan VECM

Level yang digunakan pada penelitian adalah 5%, artinya ketika

nilai yang didapat lebih rendah dari 5% Ha diterima atau dengan kata lain

terdapat pengaruh dari variabel satu ke variabel lain.

g. Analisis Impuls Response Function

Fungsi dari Impulse Response adalah untuk melihat respon variabel

endogen dari waktu ke waktu trehadap guncangan (shock) variabel tertentu

dan berapa lama guncangan tersebut terjadi (Basuki, 2015).

(55)

Forecast ❬ ❭ ❭❪ ❭ Variance Decompotition (FEVD) atau dekomposisi

ragam kesalahan peramalan menguraikan inivasi pada suatu variabel

terhadap komponen-komponen variabel yang lain dalam VAR. Informasi

yang disampaikan dalam FEVD ini adalah pergerakan secara berurutan

yang diakibatkan oleh guncangan sendiri serta variabel lain

(56)

45 A. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif mewakili seluruh contoh populasi dalam penelitian.

Hal ini menjelaskan mengenai kecenderungan data tengah dan pengukuran

dispersi. Eviews 9 digunakan sebagai alat ekonometrika untuk menganalisis

data. Pada penelitian ini ditemukan statistik desktiptif sebagai berikut :

Table ❦❧♥ Statistik Deskriptif

IPM PPBK PPBP PMA PMDN

Mean 0.632187 19.54880 28.65989 36.15727 28.64490

Median 0.674000 14.23222 15.41574 16.99249 32.76737

Maximum 0.731000 102.7397 390.4988 449.5559 176.4058 Minimum 0.3584 -5176520 -44.80868 -86.52423 -58.89785 Std. Dev 0.102931 36.04140 74.92033 102.3469 58.61636 Skewness -1.377248 0.518209 3.878808 2.632065 0.692408 Observation 30 30 30 30 30

Sumber: Pengolahan Data, Lampiran 1

Tabel 4.1 memperlihatkan statistik deskriptif dari semua variabel yang

berkaitan dengan perubahan pertumbuhan IPM, PPBK, PPBP, PMA dan

PMDN. Dari table diatas dapat dilihat hasil dari nilai Mean, Median,

Maximum dan Minimum IPM masing-masing yakni, 0.632187, 0.674000,

0.731000, dan 0.3584, yang kedua nilai Mean, Median, Maximum dan

Minimum PPBK adalah 19.54880, 14.23222, 102.7397 dan -5176520. Ketiga,

(57)

15.41574, 390.4988 dan -44.80868. Selanjutnya nilai Mean, Median,

Maximum dan Minimum dari PMA adalah 36.15727, 16.99249, 449.5559 dan

-86.52423. Terakhir nilai Mean, Median, Maximum dan Minimum dari

PMDN masing-masing adalah 28.64490, 32.76737, 176.4058 dan -58.89785.

Hasil menunnjukkan nilai mean yang positif diseluruh variabel. Nilai

Skewness untuk seluruh variabel positif, selain Skewness dari IPM yaitu

negatif (-1.377248).

B. Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Uji akar unit atau disebut juga dengan uji stasioner yang digunakan

untuk menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious

regression. Jika nilai t-statistik lebih besar dari nilai kritis, data stasioner di

level maka dapat dianalisis menggunakan metode VAR, tetapi jika nilai

t-statistik lebih kecil dari nilai kritis maka data tidak stasioner pada tingkat

level. Uji ADF digunakan untuk memeriksa data stasioner dan panjang lag

dari enam variabel di level dan first difference. Ketika setiap variabel sudah

dinyatakan stasioner maka koefisien dalam model akan menjadi lebih

(58)

Table 4.2 Unit Root Test – Augmented Dickey Fuller (ADF-test)

IPM -1.368691 0.5835 Tidak Stasioner -8.222278 0.0000 Stasioner

PPBK -4.541918 0.0012 Stasioner -6.043751 0.0000 Stasioner

PPBP -5.209408 0.0002 Stasioner -5.714227 0.0001 Stasioner

PMDN -6.466452 0.0000 Stasioner -5.576984 0.0001 Stasioner

PMA -5.937230 0.0000 Stasioner -4.998686 0.0005 Stasioner

Sumber : Pengolahan Data, Lampiran 2

Dari table 4.2 diatas memperlihatkan bahwa data pertumbuhan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan

(PPBK), Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan (PPBP), Penanaman

Modal Dalam Negeri (PDMN), dan Penanaman Modal Asing (PMA) telah

stasioner pada first difference. Data dapat dikatakan stasioner ketika ADF

t-statistik ♦Critical Value 5%.Karena kelima variable tersebut stasioner pada

first difference maka nilai didefinisikan dalam persamaan berikut ini :

DIPM1= A0+ A1DPPBKt

merupakan first difference dari IPM, DPPBK merupakan first difference dari

pengeluaran pemerintah bidang kesehatan, DPPBP merupakan first difference

dari pengeluaran pemerintah bidang pendidikan, DPMDN merupakan bentuk

first difference dari penanaman modal dalam negeri dan DPMA merupakan

(59)

C. Uji Panjang lag

Langkah kedua dalam proses ini adalah menentukan panjang lag

optimal untuk sistem VAR guna melihat hubungan jangka panjang antar

variabel. Penentuan lag pada model VAR sesuai dengan criteria informasi

yang direkomendasikan oleh Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz

Information Criterion (SIC), Hannan-Quinn (HQ) dan Final Prediction Error

(FPE). Kriteria yang memiliki AIC, SIC, HQ atau FPE paling kecil adalah lag

yang akan digunakan. Pengujian lag ini digunakan agar tidak terdapat

permasalahan autokorelasi dalam sistem (Basuki, 2015).

Tabel 4.3 Kriteria Panjang Lag

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 s t✇ ①②③ ④⑤ ⑥ NA t② ④⑦ ⑧⑨⑦ ⑦ ⑩⑦ ②③ ⑤ ❶⑩ ④ ⑩⑦ ②⑩✇ ⑤③ ⑦ ⑩ ⑦②①①⑩ ① ❶

1 s t⑩ ①② t①✇ ⑥ ④ ⑥② ⑥✇ ① ❶✇❷ ⑦② ❶ ④⑧⑨⑦⑦❷ ①✇②tt⑩⑩④❷ ⑩ ❶②✇ ⑤ ⑥✇③❷ ①✇②✇ ✇ ④⑩⑤❷

❷ indicates lag order selected by the criterion

❸❹ ❺ sequential modified ❸❹ test statistic (each test at 5% level)

FPE: Final prediction error AIC: Akaike information criterion SC: ❻❼❽❾❿➀ ➁ information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion Sumber : Pengolahan Data, ➂➃➄ ➅➆ ➇➃ ➈ 3

Table memperlihatkan hasil otomatis panjang lag dengan

menggunakan Eview ✇② Hal ini memperlihatkan bahwa nilai dari ❸❹ statistic,

Final Prediction Error (FPE), Akaike information criterion (AIC), Schwarz

Information Criterion (SC), dan Hannan-Quinn Information (HQ) berada

pada lag 1 masing-masing dengan nilai sebesar ④ ⑥②⑥✇①❶✇➉ ⑦②❶④ ⑧⑨⑦⑦➉

①✇ ② t t⑩ ⑩ ④➉ ⑩ ❶②✇ ⑤ ⑥✇③ dan ①✇ ②✇✇④⑩ ⑤② Berdasarkan hasil pengolahan data diatas

(60)

D. Pengujian Stabilitas VAR

Setelah menentukan kriteria panjang lag untuk estimasi VAR, langkah

selanjutnya adalah pengujian stabilitas VAR menggunakan Root of

Characteristic Polynomial. Ketika nilai dari Roots dan Modulus polynomial

kurang dari 1 (<1) berarti bahwa variable tersebut stabil.

Tabel 4.4 Root of Characteristic Polynomial

Root Modulus

No root lies outside the unit circle.

Sumber : Pengolahan Data, ↕➙➛ ➜➝ ➞➙ ➟➠

Berdasarkan table ➔➋→ diatas semua nilai dari Roots dan Modulus

kurang dari 1 (<1), dan berdasarkan VAR , telah memenuhi stabilitas kontrol,

yang menyebutkan bahwa ➡ No root lies outside the unit circle ➢ ini berarti

bahwa variabel dapat digunakan pada model VAR.

E. Uji Kointegrasi Johansen

Uji kointegrasi dilakukan dengan memeriksa nilai stasioner dari

masing-masing variabel dalam penelitian ini. Uji ini bertujuan untuk

mengetahui keberadaan hubungan antar variabel, khususnya dalam jangka

(61)

maka sudah pasti terdapat hubungan jangka panjang antar variabel dan dapat

dilanjutkan dengan menggunakan VECM. Namun, apabila tidak terkointegrasi

maka dapat menggunakan model VAR first Difference (FDVAR). Guna

melihat angka integrasinya dengan melihat Trace Statistic dan Maximal Eigen

statistic dan berdasarkan probabilitasnya. Apabila probabilitasnya α0.05,

maka tidak terdapat kointegrasi pada variabel. Hasil dari uji kointegrasi

johansen diperlihatkan pada table 4.5 dibawah ini .

Tabel 4.5 Uji Kointegrasi Johansen

Model Hypothesized Trace

Sumber : Pengolahan Data, lampiran 5

Table ➲ ➩➭ diatas menunjukkan hasil dari Johansen Juselius

Co-integration test. P-value dari MacKinnon-Haug-Mihelis adalah 0.000 <α=

0.05, hal ini berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain model

signifikan. Pada Trace statistic dapat dilihat bahwa lima variable

terkointegrasi dan pada Max-Eigen statisticterdapat lima variabel yang

terkointegrasi. Dengan kata lain terdapat kointegrasi antara IPM, PPBK,

PPBP, PMA, PMDN pada tahun ➦➳ ➨➭➾➵➸➦➲➩ Berdasarkan pada tes ini terdapat

(62)

F. Uji Kualitas Granger

Uji kausalitas granger dilakukan untuk mengetahui apakah diantara

variabel memiliki hubungan timbal balik atau tidak, karena masing-masing

variabel dalam penelitian memiliki kesempatan untuk menjadi variabel

eksogen maupun endogen. Pada uji kausalitas ini mrnggunakan VAR Pairwise

Granger Causality Test dan menggunakan taraf lima persen. Berikut hasil

analisis Pairwise Granger Causality Test.

Tabel 4.6 Hasil Pairwise Granger Causality Test

Variabel Dependen Variabel Independen Probability

IPM PPBK 0.3146

PPBP ➚ ➪➚ ➚➚ ➶ ➹

PMA 0.0610

Gambar

Tabel 1.1 Peringkat IPM Negara-Negara Asia
Gambar 1.1 Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia
Gambar 1.2
Tabel 2. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kereta Api Indonesia (persero) divisi regional Sumatera Utara &amp; NAD, dengan pedoman kepada peraturan, ketentuan perusahaan, anggaran pendapatan dan anggaran biaya serta

Kendala yang ditemui dalam penerapan model inkuiri terbimbing untuk mengurangi miskonsepsi siswa kelas X SMAN 2 Ponorogo pada pokok bahasan perpindahan panas

Total jumlah subjek untuk kelompok urea dan niasinamid adalah sama yaitu 33 subjek mendapatkan krim urea 10% atau niasinamid 4% berdasarkan random alokasi menggunakan

1) Peserta didik mengidentifikasi masalah – malasah yang ada di daerahnya dan dampaknya. 2) Menggunakan sumber – sumber setempat (narasumber dan bahan – bahan)

2aparan radiasi pada indi9idu (pasien) yang menjalani pemeriksaan dengan sumber radiasi pengion selain (pasien) yang menjalani pemeriksaan dengan sumber radiasi pengion selain

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Profesi Psikologi pada tanggal :.. 5

terlihat bahwa pemanfaatan jasa lingkungan hutan menjadi ekowisata memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan yaitu sebesar 30.70% untuk

Terdapat perbedaan yang bermakna antara gambaran mikroskopis paru mencit Balb/c yang hanya dipapar asap obat nyamuk bakar dengan gambaran mikroskopis paru mencit Balb/c