• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Pembuatan Aplikasi Penjualan Obat Pada Rumah Sakit Paru Surabaya Berbasis Web.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Pembuatan Aplikasi Penjualan Obat Pada Rumah Sakit Paru Surabaya Berbasis Web."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN APLIKASI PENJUALAN OBAT PADA

RUMAH SAKIT PARU SURABAYA BERBASIS WEB

KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

MITCHELL FEBRIAN 13410100004

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

▸ Baca selengkapnya: rumus stok optimum obat

(2)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Manfaat... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 8

2.1 Sejarah Perusahaan ... 8

2.2 Tujuan Perusahaan ... 9

2.2.1 Tujuan Umum ... 9

2.2.2 Tujuan Khusus... 9

2.3 Logo Perusahaan ... 9

2.4 Profil Perusahaan... 10

2.5 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan ... 11

(3)

xii

2.5.2 Misi Perusahaan ... 11

2.5.3 Motto, Filosofi, dan Budaya Organisasi ... 12

2.6 Struktur Organisasi ... 13

LANDASAN TEORI ... 15

3.1 Penjualan ... 15

3.1.1 Harga Pokok Penjualan ... 15

3.1.2 Penentuan Harga Penjualan Obat Apotek ... 16

3.2 Persediaan (Inventory) ... 17

3.2.1 Fungsi Persediaan ... 17

3.2.2 Jenis-jenis Persediaan ... 19

3.2.3 Model-Model Sistem Persediaan ... 20

3.2.4 Model Persediaan Probabilistik EOQ Sederhana ... 23

3.2.5 Proses Pengadaan Persediaan ... 24

3.3 Piutang ... 25

3.4 Obat ... 26

3.5 Web ... 26

3.6 Analisis dan Perancangan Sistem ... 26

3.6.1 Document Flow ... 27

3.6.2 System Flow ... 27

3.6.3 Data Flow Diagram ... 27

3.6.4 Entity Relationship Diagram ... 28

3.7 System Development Life Cycle (SDLC) ... 29

DESKRIPSI PEKERJAAN ... 31

4.1 Analisis Sistem ... 31

4.1.1 Document Flow Transaksi Penjualan pada Instalasi Farmasi ... 32

(4)

xiii

4.2 Perancangan Sistem... 36

4.2.1 System Flow Penjualan Obat (umum) Pada Unit Instalasi Farmasi ... 36

4.2.2 System Flow Penjualan Obat (Perawat) Pada Unit Instalasi Farmasi 38 4.2.3 System Flow Persediaan Obat Pada Unit Instalasi Farmasi ... 39

4.2.4 Hierarchy Input Process Output (HIPO) ... 42

4.2.5 Context Diagram ... 43

4.2.6 Data Flow Diagram ... 43

4.2.7 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 46

4.2.8 Struktur Tabel ... 49

4.3 Kebutuhan Sistem ... 53

4.3.1 Desain Input/Output ... 53

4.4 Implementasi Sistem ... 61

4.4.1 Teknologi ... 61

4.4.2 Tampilan Program ... 62

PENUTUP... 73

5.1 Kesimpulan... 73

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(5)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UPT Rumah Sakit Paru Surabaya adalah sarana layanan kesehatan masyarakat milik pemerintah kota Surabaya. Salah satu layanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan obat untuk pasien umum dan rawat inap. Instalasi Farmasi merupakan bagian dari UPT Rumah Sakit Paru Surabaya yang khusus ditugaskan mengelola obat untuk kebutuhan pasien rumah sakit. Saat ini Instalasi Farmasi UPT Rumah Sakit Paru Surabaya mengelola lebih dari 500 jenis obat.

Untuk saat ini pengolahan data penjualan obat yang dilakukan secara manual akan memakan banyak waktu dan tenaga, belum lagi kesalahan yang sangat rentan terjadi. Data-data yang masuk akan dicatat kedalam sebuah buku, pencatatan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu tidak sedikit. Selain itu penyusunan data-data pada Farmasi yang ada juga akan terhambat dengan dilakukannya cara-cara pengelolaan yang masih bersifat manual.

(6)

dilakukan yaitu membuat sistem pencatatan yang manual dengan menggunakan sistem yang berbasis komputer, baik dari segi pendataan barang persediaan, pencatatan data transaksi, proses pembuatan laporan dan proses yang lainnya yang berhubungan dengan aktivitas pada Farmasi yang bersangkutan. Dengan adanya sebuah aplikasi sistem informasi Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan pada Farmasi yang akan dibuat ini, maka sistem informasi Farmasi akan dapat dikelola dengan lebih baik lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana membuat aplikasi penjualan obat yang dapat mempermudah melakukan pencatatan dan memberikan laporan tentang data transaksi penjualan, data stok obat, dan data pengadaaan obat yang diperlukan pada bagian Farmasi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk membuat aplikasi penjualan obat yang dapat mempermudah melakukan pencatatan dan memberikan laporan tentang data transaksi penjualan, data stok obat, dan data pengadaaan obat yang diperlukan pada bagian Farmasi

1.4 Batasan Masalah

(7)

1. Hanya menangangi proses transaksi penjualan obat pasien umum dan perawat.

2. Tidak membahas proses pada bagian logistic

3. Tidak membahas proses permintaan obat pada bagian perawat

1.5 Manfaat

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan kerja praktik di UPT Rumah Sakit Paru Surabaya antara lain :

1. Aplikasi penjualan obat dapat membantu mempermudah unit instalasi Farmasi dalam melakukan proses penjualan obat, pencatatan dan laporan data-data yang diperlukan pada bagian Farmasi

2. Membantu petugas Farmasi untuk melihat laporan-laporan sepeti laporan penjualan dan laporan stok obat

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang masalah yang sedang dibahas, maka sistematika penulisan laporan pembuatan aplikasi penjualan obat pada UPT Rumah Sakit Paru Surabaya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, batasan masalah, manfaat aplikasi bagi perusahaan, serta sistematika penulisan laporan ini.

(8)

Pada bab ini membahas tentang gambaran umum UPT Rumah Sakit Paru Surabaya, mulai dari sejarah rumah sakit, visi dan misi rumah sakit dan struktur organisasi.

BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas teori singkat yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktik. Teori-teori ini dijadikan bahan acuan bagi penulis untuk menyelesaikan masalah

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

Pada bab ini membahas mengenai uraian tugas-tugas yang dikerjakan selama pelaksanaan kerja praktik, mulai dari gambaran analisis sistem, perancangan desain sistem baru meliputi System Flow, Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, Database Management System, Design

Input/Output sampai dengan implementasi sistem berupa capture dari setiap

form aplikasi. BAB V PENUTUP

(9)

8

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Rumah Sakit Paru Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berlokasi di wilayah Surabaya Utara tepatnya di Jalan Karang Tembok 39 Surabaya. Sesuai surat izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa Timur, nomor : P2T/1/03.26/XI/2010 tanggal 12 November 2010, Rumah Sakit Paru Surabaya melaksanakan pemberantasan penyakit paru melalui pengobatan dan perawatan penderita paru, menetapkan diagnosis, penyuluhan kesehatan serta melaksanakan sistem rujukan dalam usaha pencegahan, pemberantasan penyakit paru. Setiap harinya Rumah Sakit Surabaya memeriksa dan mengobati ± 250 pasien untuk pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan paru. Selain datang sendiri, pasien yang berobat ada yang dirujuk dari puskesmas, dokter swasta, bahkan sebagian berasal dari luar Surabaya, seperti Gresik, Sidoarjo,Mojokerto, Lamongan, dan Madura.

(10)

paru, tetapi juga penyakit lainnya seperti Kulit & Kelamin, Mata, THT, Kandungan, Penyakit Dalam, Bedah.

2.2 Tujuan Perusahaan 2.2.1 Tujuan Umum

Rumah Sakit Paru Surabaya menyelenggarakan upaya kesehatan paru secara paripurna (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan menggunakan teknologi tepat guna, didukung peran serta aktif masyarakat, kerjasama lintas sektor dan merupakan pusat pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan upaya kesehatan paru yang berorientasi pada kesehatan paru masyarakat.

2.2.2 Tujuan Khusus

1. Melaksanakan pengobatan penderita penyakit Paru

2. Melaksanakan sistem rujukan dalam usaha pencegahan diagnosis dan pengobatan penyakit Paru

3. Mengupayakan pelayanan kesehatan umum

2.3 Logo Perusahaan

(11)

2.4 Profil Perusahaan

Sejak menjalankan kegiatan operasional sebagai sarana pelayanan kesehatan paru, landasan hukum Rumah Sakit Paru Surabaya mengikuti kebijakaan dan peraturan sebagai berikut :

1. Perda Provinsi Jawa Timur No. 37 Tahun 2000 tentang Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur

2. Keputusan Gubernur Jawa Timur No.26 tahun 2002 tentang Uraian Tugas dan Fungsi UPT Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

3. SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, kewenangan: 1) Menyelenggarakan Pelayanan Rawat Inap

Hal ini mengacu pada SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur No.445/195/115.4/1999 tgl.26 Mei 1999 tentang Ijin Rawat Inap BP-4 Surabaya

2) Pelayanan Kesehatan setara RS tipe C

Hal ini mengacu pada SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur No.060/2192/111.1/03 tgl. 19 Juni 2003 tentang Ijin Pengembangan Fungsi dan Pelayanan setara RSU tipe C

(12)

5. Surat izin penyelenggaraan Rumah Sakit Paru Surabaya nomor : P2T/1/03.26/XI/2010 dari Gubernur Jawa Timur.

6. Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 188 tahun 2010 tentang Penetapan Rumah Sakit Paru Surabaya sebagai Badan Layanan Umum Daerah.

7. Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Paru Surabaya oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-SERT/551/IV/2012.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.03.05/I/1775/12 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Khusus Paru Surabaya Provinsi Jawa Timur.

2.5 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 2.5.1 Visi Perusahaan

“Menjadi Rumah Sakit Paru Rujukan di Jawa Timur dengan pelayanan

selangkah lebih maju.” adalah Visi dari Rumah Sakit Paru Surabaya. Visi

Rumah Sakit Paru Surabaya ini tercantum dalam dokumen Rencana strategis tahun 2009 Untuk perencanaan bisnis periode 2015-2020 adalah “ Menjadi Rumah Sakit Umum yang berdaya saing dengan pelayanan yang selangkah lebih maju”.

2.5.2 Misi Perusahaan

1. Membentuk jejaring pelaksanaan rujukan dan kerja sama dengan lembaga & institusi terkait, dengan unggulan pelayanan penyakit paru. 2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

(13)

4. Melaksanakan penelitian - penelitian, baik langsung maupun bekerja sama dengan pihak luar.

2.5.3 Motto, Filosofi, dan Budaya Organisasi

Motto Rumah Sakit Paru Surabaya adalah: Pelayanan yang kompetitif dan bermutu Sedangkan filosofinya adalah:

1. Pelayanan spesialistik (Paru, Penyakit Dalam,THT, Mata, Kulit Kelamin, Kandungan, Bedah).

2. Pelayanan kesehatan yang berstandar, guna peningkatan kualitas pelayanan.

3. Memperhatikan kelayakan kemampuan ekonomi masyarakat.

Motto dan Filosofi Rumah Sakit Paru Surabaya dapat dinyatakan dalam suatu bentuk operasionalisasi secara konkrit dengan cara menjiwai motto dan filosofi, tersebut dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan. Motto dan filosofi tersebut tidak berjalan sendiri melainkan dilandasi oleh suatu budaya organisasi.

Budaya organisasi Rumah Sakit Paru Surabaya terdiri dari Keyakinan dasar dan Nilai dasar. Keyakinan dasar merupakan pemacu semangat untuk mewujudkan visi organisas. Keyakinan dasar tersebut adalah :

1. Kebersamaan

Merupakan pemacu kekuatan organisasi dalam menghadapi semua tantangan. Kebersamaan yang terjalin antara Rumah Sakit Paru Surabaya dan mitra kerja dilakukan untuk menjadikan produk jasa yang telah disediakan menjadi alat terbaik bagi konsumen.

(14)

Merupakan pembangkit semangat untuk belajar secara berkelanjutan dan sebagai pemacu kinerja bagi semua SDM. Adanya dukungan dalam diri Rumah Sakit Paru Surabaya dapat memacu inspirasi bagi semua karyawan untuk membangun organisasi.

3. Kebersihan

Kebersihan secara lahir dan batin merupakan landasan pelayanan kesehatan yang diberikan untuk mendukung seluruh hubungan antar manusia dan antar organisas Rumah Sakit Paru Surabaya dalam melipat gandakan nilai yang disediakan bagi pelanggan melalui pembangunan kualitas hubungan yang berdasarkan kebersihan tersebut.

2.6 Struktur Organisasi

(15)
(16)

15

LANDASAN TEORI

Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktik ini yang antara lain:

3.1 Penjualan

Menurut Sora N (2016) penjualan adalah kegiatan yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuasan kebutuhan serta keinginan pembeli/konsumen, guna untuk mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba atau keuntungan. Atau definisi penjualan adalah merupakan suatu kegiatan transaksi yang dilakukan oleh 2 (dua) belah pihak/lebih dengan menggunakan alat pembayaran yang sah. Penjualan juga merupakan salah satu sumber pendapatan seseorang atau suatu perusahaan yang melakukan transaksi jual & beli, dalam suatu perusahaan apabila semakin besar penjualan maka akan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh seseorang atau perusahaan tersebut.

3.1.1 Harga Pokok Penjualan

(17)

berdasarkan prinsip akuntansi Indonesia menjelaskan bahwa Saldo awal dari persediaan ditambah harga pokok barang-barang yang dibeli untuk dijual dikurangi jumlah persediaan akhir adalah harga pokok barang yang harus dibandingkan pendapatan untuk masa yang bersangkutan, untuk perusahaan industri dalam harga pokok penjualan termasuk semua upah baru langsung dan biaya bahan-bahan ditambah seluruh biaya pabrik (produksi) tak langsung dikoreksi dengan jumlah-jumlah saldo awal dan akhir persediaan. 3.1.2 Penentuan Harga Penjualan Obat Apotek

Menurut Fauzi Btb (2016) Harga suatu obat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu dari produsen, distributor maupun pemerintah yang dapat menetapkan harga suatu obat dipasaran. Berikut adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menentukan hrga jual obat apotek :

a. HJP(Harga jual produsen)

Merupakan harga yang dijual produsen ke distributor apakah itu PBF atau apotek

b. HNA(Harga Netto Apotek)

Harga obat yang dibeli apotek daru distributor c. Mark Up

Persentase keuntungan, ada yang menetapkan 25% (1,25) dan ada yang menetapkan 30% (1,3)

d. HET (Harga Eceran Tertinggi)

(18)

e. HJA( Harga Jual Apotek)

Harga Jual Apotek, harga yang ditawarkan kepada konsumen setelah diperhitungkan HNA, PPN 10% dan Mark Up.

HJA = (HNA x PPN 10% x Mark Up) ≤HET\

3.2 Persediaan (Inventory)

Menurut Baroto (2002:53) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan juga dapat didefinisikan sebagai bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan

3.2.1 Fungsi Persediaan

Rangkuti (2007:15) menjelaskan adapun fungsi-fungsi persediaan oleh suatu perusahaan/pabrik adalah sebagai berikut Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :

(19)

Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses

individual perusahaan terjaga “kebebasannya”.

Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.

b. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembeliaan, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih 9

besar dibandingkan biaya- biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).

c. Fungsi Antisipasi

(20)

3.2.2 Jenis-jenis Persediaan

Menururt Agus Ristono(2009:1-2)Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang dijalani dan berdasarkan tujuan. Berdasarkan proses manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori, yaitu

1. Persediaan bahan baku dan penolong. 2. Persediaan bahan setengah jadi. 3. Persediaan barang jadi.

Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari 1. Persediaan pengaman (safety stock)

Persediaan pengaman (safety stock) adalah persedian yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan (stock out). Faktor-faktor yang menentukan safety stock:

1.1 Penggunaan bahan baku rata-rata, Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya.

(21)

waktu tersebut tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan yang lain, tetapi bervariasi.

2. Persediaan antisipasi

Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock)

Persediaan dalam pengiriman disebut work-in process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu:

3.1 Desain form dan laporan (reports).

3.2 Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada

dalam transportasi.

3.3 Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu

untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan. 3.2.3 Model-Model Sistem Persediaan

Terdapat 2 keputusan yang penting dalam sebuah model persediaan, yaitu :

1. Menurut Agus Ristono (2009:3):

1.1 Berapa (how many) jumlah yang harus dipesan untuk persediaan barang tertentu?

(22)

2. Menurut Hamdy A. Taha(1992):

Setiap keputusan yang diambil mempunyai pengaruh terhadap besar biaya persediaan. Untuk memudahkan dalam mengambil keputusan, dikembangkan model-model dalam manajemen persediaan. Model permintaan dibagi menjadi dua macam, yaitu permintaan deterministik dan permintaan probabilistik

Statis Deterministik

Dinamis Permintaan

Stasioner Probabilistik

Nonstasioner

Gambar 3.1 Klasifikasi Permintaan dalam Model Persediaan

2.1 Permintaan Deterministik

Pada model deterministik permintaan dan periode kedatangan pesanan dapat diketahui secara pasti sebelumnya. Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:

(23)

2.1.2 Dinamik deterministic Pada model ini tingkat permintaannya diketahui dengan pasti tetapi sifat permintaannya bervariasi dari periode ke periode. Untuk menentukan kebijaksanaan persediaan yang optimum, dibutuhkan informasi mengenai parameter-parameter berikut: Perkiraan kebutuhan, biaya-biaya persediaan, lead time. Dalam model persediaan deterministik parameter-parameter yang berpengaruh terhadap sistim persediaan dapat diketahui dengan pasti. Rata-rata kebutuhan dan biaya-biaya persediaan diasumsikan diketahui dengan pasti. Lamanya lead time juga diasumsikan selalu tetap. Karena semua parameter bersifat deterministik maka tidak dimungkinkan adanya kekurangan persediaan. Dalam dunia nyata, akan sangat jarang ditemukan situasi di mana seluruh parameter dapat diketahui dengan pasti. Karena itu, akan lebih masuk akal jika digunakan model-model probabilistik yang mempertimbangkan ketidakpastian pada parameter-parameternya. Namun, model deterministik terkadang merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak merupakan langkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena persediaan.

2.2 Permintaan probabilistik

(24)

biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan dan harga kenyataannya sering bervariasi. Model-model deterministik tidak peka terhadap perubahan-perubahan parameter tersebut. Untuk menghadapi variasi yang ada, terutama variasi permintaan dan lead time, model probabilistik biasanya dicirikan dengan adanya persediaan pengaman (safety stock). Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:

2.2.1 Stasioner probabilistic, Pada model ini fungsi

kepadatan probabilitas permintaannya tetap tidak berubah sepanjang waktu. Akibatnya pengaruh trend musiman permintaan tidak dimasukkan dalam model.

2.2.2 Non stationer probabilistic, Pada model ini fungsi

kepadatan probabilitas permintaanya bervariasi dari waktu ke waktu dan dipengaruhi trend musiman permintaan.

3.2.4 Model Persediaan Probabilistik EOQ Sederhana

Model persediaan probabilitas ditandai oleh perilaku permintaan dan lead time yang tidak dapat diketahui sebelumnya secara pasti sehingga perlu didekati dengan distribusi probabilitas.Perhitungan EOQ Probabilistik adalah sebagai berikut:

1. Uji normalitas data, Untuk mengetahui data berdistribusinormal atau tidak normal dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov

(25)

1.2 Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka data tidak berdistribusi normal

2. Menyusun distribusi probabilitas demand dan lead time untuk menentukan harapan demand selama lead time

3. Menentukan Q optimal.

Q

=

2 �S

Dimana :

D : Kebutuhan dalam suatu periode perencanaan

Q: Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesanan dibuat

S : Biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesanan dibuat

h : Biaya simpan per unit periode

3.2.5 Proses Pengadaan Persediaan

Replenishment atau pengadaan ulang ialah upaya yang dilakukan

perusahaan untuk mengadakan pemesanan ke penyalur yang bertujuan untuk menyimpan persediaan. Dalam sebuah proses pengadaan dengan biaya produksi cekung, untuk meningkatkan penjualan, banyak penyalur menawarkan diskon bagi pelanggannya, yang dikenal dengan quantity

discount. Pihak perusahaan harus memutuskan kapan dan berapa banyak

(26)

terbesar karena biaya produksinya menurun, tetapi biaya penyimpanan akan meningkat akibat pesanan yang lebih besar. Pada kasus lain perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi tingkat persediaan, sebaliknya konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat layanan konsumen. Perusahaan sebaiknya tidak melakukan tindakan pembelian item dalam jumlah banyak.Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan harus melakukan pengadaan, antara lain:

1. Mengatasi adanya permintaan dari customer yang tidak terduga. 2. Menghadapi adanya kenaikan harga barang persediaan itu sendiri. 3. Memanfaatkan adanya quantity discounts untuk pembelian dalam

jumlah tertentu (misal: perusahaan akan mendapatkan potongan harga 10 % jika pembelian 100 unit, dan akan bertambah terhadap kelipatan pembeliannya)

3.3 Piutang

Piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Rusdi Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.

Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang

(27)

klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.

3.4 Obat

Menurut Drs. H. Syamsuni (2005:13), yang dimaksud obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.

3.5 Web

Menurut Ir. Yuniar Supardi (2010:2) web server merupakan perangkat lunak yang mengelola (mengatur) permintaan user dari browser dan hasilnya dikembalikan kembali ke browser, sedangkan database server merupakan perangkat lunak database yang dapat menyimpan data yang besar di internet.

3.6 Analisis dan Perancangan Sistem

(28)

yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi perangkat lunak.

Analisa dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi (Kendall, 2003).

3.6.1 Document Flow

Document flow yaitu sebuah bagan atau chart yang menunjukkan flow

atau alir di dalam program/prosedur sistem secara Logika, disebut juga sebagai bagan alir formulir atau paperwork flowchart.

3.6.2 System Flow

System flow hampir sama dengan document flow, dalam system flow ini

proses yang digambarkan berdasarkan document flow yang sudah diubah menjadi proses-proses yang terkomputerisasi.

3.6.3 Data Flow Diagram

(29)

tersebut menurut Kendall (2003). Penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan di bawah ini:

a. Context Diagram, yaitu diagram awal yang terdiri dari sebuah

proses dan menggambarkan area lingkup proses.

b. Diagram Level 0 adalah diagram yang menggambarkan proses

penting dari sistem serta interaksi entity, proses, alur data, dan data source.

c. Diagram Detail adalah penguraian dalam proses yang ada

terhadap diagram level 0. Diagram ini merupakan diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.

3.6.4 Entity Relationship Diagram

Menurut Marlinda (2004) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem dimana di dalamnya terdapat hubungan antara entity

beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai atribut yang merupakan ciri entity tersebut. Relasi adalah hubungan antar entity yang berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity.

Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan

hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah

entity dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah

disajikan oleh perancang database. Untuk itu Entity Relationship Diagram

(30)

a. Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model (CDM) adalah jenis model data yang

menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual.

b. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang

menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal

3.7 System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses

dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model

SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.

Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.

Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah

SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah

1. Analisis system kebutuhan, yaitu membuat analisis aliran kerja

(31)

2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek system

3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan

desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi

4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi

dengan menulis program yang diperlukan

5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang

telah dibuat

6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan

(32)

DESKRIPSI PEKERJAAN

Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan obat. Penghimpunan data yang diperoleh diantaranya melalui kegiatan wawancara, observasi dan studi literatur. Setelah melakukan proses penghimpunan data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: 1. Menganalisa system

2. Mendesain sistem

Analisa sistem merupakan cara untuk menganalisis permasalahan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil studi lapangan untuk menghasilkan sebuah sistem yang baru. Sedangkan desain sistem merupakan tahapan yang menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

4.1 Analisis Sistem

(33)

pencatatan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu tidak sedikit. Selain itu penyusunan data-data pada instalasi Farmasi yang ada juga akan terhambat dengan dilakukannya cara-cara pengelolaan yang masih bersifat manual.

Dalam pembuatan laporan penjualan obat juga mengalami kendala diantaranya memerlukan waktu dan tenaga yang lebih untuk mengolah data laporan yang masih berbentuk kertas, sehingga laporan-laporan yang diperlukan tidak dapat langsung disediakan, dikarenakan proses manual yang masih diterapkan.

Berdasarkan hasil analisa dari sistem saat ini masih berjalan pada proses pelayanan pada farmasi, diperlukan sebuah aplikasi pelayanan farmasi yang dapat membantu pelayanan farmasi dalam melakukan proses transaksi penjualan dan laporan penjualan sehingga dapat mengurangi dan mempercepat proses pelayanan farmasi dilapangan.

4.1.1 Document Flow Transaksi Penjualan pada Instalasi Farmasi

Proses Transaksi Penjualan pada Instalasi Farmasi yang saat ini masih berjalan sebagai berikut:

1. Dimulai saat pasien menyerahkan resep obat kepada instalasi farmasi. Kemudian instalasi farmasi akan menghargai obat dan membuat kwitansi.

2. Instalasi farmasi menyerahkan kwintansi kepada pasien untuk untuk menebus obat yang tertera pada kwintasi.

(34)

4. Bagian loket akan membuat nota bayar dan menyerahkan kepada pasien untuk mengambil obat dibagian instalasi farmasi.

5. Setelah pasien menunjukan nota bayar, instalasi farmasi akan mencatat transaksi penjualan lalu memberikan nota bayar dan obat kepada pasien.

Document Flow Penjualan Obat (Umum) pada Unit Instalasi Farmasi

(35)

4.1.2 Document Flow Pengadaan Obat pada Instalasi Farmasi

1. Dimulai saat instalasi farmasi melakukan pengecekan, kemudian membuat catatan kecil untuk obat-obat yang dirasa kurang dan butuh melakukan penambahan stock

2. Instalasi farmasi membuat tiga rangkap surat pesanan, dua rangkap diberikan kepada logistic. Surat pesanan rangkap pertama disimpan. 3. Pada bagian logistic rangkap ke-dua disimpan, jika obat yang dipesan

ada maka akan langsung mengirim barang kepada bagian instalasi farmasi, jika tidak, surat pesanan angkap ke-tiga diberikan pada supplier

4. Supplier akan menyiapkan barang dan faktur, kemudian dikirim ke logistic

5. Bagian logistic akan memeriksa faktur dan barang berdasarkan surat pesanan rangkap ke-dua, jika sesuai maka akan melakukan proses pembayaran dan membuat jurnal pengeluaran.

6. Barang yang sudah diterima logistic akan dikirim ke bagian instalasi farmasi

(36)

Document Flow Pengadaan Obat pada Unit Instalasi Farmasi

(37)

4.2 Perancangan Sistem

Pengembangan sistem dilakukan dengan menggunakan beberapa pemodelan untuk melakukan pengembangan dari analisis sistem yang sedang berjalan diantaranya yaitu system flow, hierarchy input process output,

context diagram, data flow diagram, entity relationship diagram dan

disertakan juga struktur tabel dari aplikasi penjualan obat yang dibuat. 4.2.1 System Flow Penjualan Obat (umum) Pada Unit Instalasi Farmasi

Prosedur untuk system flow pembuatan aplikasi penjualan obat pada unit instalasi farmasi Rumah Sakit Paru Surabaya terbagi menjadi dua fase, yaitu fase Pengajuan obat dan fase Pemberian obat yang dijelaskan sebagai berikut

4.2.1.1 System Flow Cetak Kwitansi

1. Dimulai saat pasien menyerahkan resep obat kepada instalasi farmasi, kemudian instalasi farmasi akan mengakses

sub-menu ‘’ pada sub-menu ‘transaksi penjualan’ dan menginputkan

data obat yang tertera pada resep.

2. Pada bagian penghargaan obat, Aplikasi penjualan obat Rs. Paru akan langsung menampilkan harga obat yang sudah

dihargai menggunakan rumus ‘Harga jual Apotek’

3. Instalasi farmasi akan mencetak kwitansi dan menyimpan data

transaksi penjualan dengan status ‘pending’ kedalam database.

(38)

Proses Pembuatan Kwitansi

Cetak Kwitansi Dan Penyimpan data transaksi pending

Kwintansi

Selesai

Gambar 4.3 System Flow Cetak Kwitansi

4.2.1.2 System Flow Pemberian Obat

1. Dimulai pada saat pasien memberikan nota bayar kepada instalasi farmasi, kemudian instalasi farmasi akan mengakses sub-menu ‘Transaksi Pending pada menu ‘transaksi penjualan’ dan merubah status transaksi penjualan menjadi lunas.

(39)

Proses pemberian obat (umum)

Gambar 4.4 System Flow Pemberian Obat

4.2.2 System Flow Penjualan Obat (Perawat) Pada Unit Instalasi

Farmasi

1. Dimulai pada saat perawat menyerahkan resep dokter kepada instalasi farmasi.

2. Instalasi farmasi akan mengakses menu permintaan obat. Kemudian akan melakukan approve obat yang diminta perawat dan mencetak kwitansi.

(40)

Proses Penjualan Obat (Perawat) Pada Unit Instalasi Farmasi

Gambar 4.5 System Flow Penjualan Obat (Perawat) Pada Unit Instalasi

Farmasi

4.2.3 System Flow Persediaan Obat Pada Unit Instalasi Farmasi

4.2.3.1 System Flow Pemesanan Obat Pada Unit Instalasi Farmasi

(41)

sekali pesan menggunakan model ‘persediaan EOQ

sederhana’.

2. Bagian farmasi akan menginputkan data pemesanan obat kemudian mencetak surat pesanan rangkap tiga untuk disimpan satu sebagai laporan pesanan bentuk cetak, dua surat pesanan lainnya akan diberikan kepada bagian logistic.

Proses Pemesanan obat

Logistic

Instlasi Farmasi Kepala farmasi

P

Gambar 4.6 System Flow Pemesanan Obat

4.2.3.2 System Flow Penerimaan Obat Pada Unit Instalasi Farmasi

(42)

2. Instalasi farmasi melakukan pengecekan pesanan obat.

3. Jika pesanan tidak sesuai sama sekali maka dapat langsung mencetak surat pesanan obat tidak sesuai untuk diberikan langsung pada bagian logistic.

4. Jika pesanan sesuai maka instalasi farmasi akan menginputkan data-data obat kedalam database.

5. Jika pesanan sesuai tetapi ada yang tidak, maka instalasi farmasi hanya menginputkan data-data obat yang sesuai kedalam database. Setelah itu instalasi farmasi dapat mencetak surat pesanan obat yang tidak sesuai untuk diberikan pada bagian logistic

Proses Penerimaan obat

Logistic Instlasi Farmasi Kepala farmasi

P Sesuai, tetapi ada yang tidak

Penerimaan Obat

Cetak Surat Pesmeanan obat yang tidak

sesuai

(43)

4.2.4 Hierarchy Input Process Output (HIPO)

Berikut ini merupakan struktur diagram Hierarchy Input Process

Output dari aplikasi penjualan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya yang

memberikan gambaran proses dan sub-proses yang ada.

Aplikasi Penjualan

Gambar 4.8 Hierarchy Input Process Output (HIPO) pada Aplikasi

(44)

4.2.5 Context Diagram

Context Diagram dari aplikasi pelayanan penjualanobat pada Rumah

Sakit Paru Surabaya digunakan untuk mendesain sistem yang memberikan gambaran mengenai informasi yang diterima ataupun dihasilkan dari suatu aktivitas.

Aplikasi Pelayanan Pejualan Obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya

Laporan Penjualan Obat (Perawat) Laporan Penjualan Obat (Umum)

Resep Obat Logistic

Laporan Penerimaan Obat Surat Pesan Obat

Obat & Faktur

Surat Pesan Obat Tidak Sesuai

Gambar 4.9 Context Diagram

4.2.6 Data Flow Diagram

(45)

4.2.6.1 Data Flow Diagram Level 0

Gambar 4.10 Data Flow Diagram Level 0

4.2.6.2 Data Flow Diagram Level 1 Penjualan Obat (Umum)

Penjualan Obat (Umum)

1

Pasien

1 Obat

2 Penjualan

Data Penjualan Pending Resep

Kwitansi Nota Bayar

Kepala Farmasi

Update Status Transaksi (Lunas) melihat

Laporan Penjualan Obat (Umum) melihat

(46)

4.2.6.3 Data Flow Diagram Level 1 Penjualan Obat (Perawat)

Gambar 4.12 Data Flow Diagram Level 1 Penjualan (Obat Perawat)

4.2.6.4 Data Flow Diagram Level 1 Pemesanan Obat

1 Obat

(47)

4.2.6.5 Data Flow Diagram Level 1 Penerimaan Obat

Gambar 4.14 Data Flow Diagram Level 1 Penerimaan Obat

4.2.7 Entity Relationship Diagram (ERD)

Pada tahap ini desain database yang dibuat berupa Entity Relational

Diagram (ERD), merupakan model untuk merepresentasikan data yang ada

pada sistem dimana terdapat entity dan relational. Ada 2 model yang digunakan dalam pemodelan, seperti Conceptual Data Model (CDM) dan

Physical Data Model (PDM). Entity Relationship Diagram (ERD) itu sendiri

(48)

4.2.7.1 Conceptual Data Model

Conceptual Data Model (CDM) adalah gambaran secara keseluruhan

struktur aplikasi. Dengan CDM kita bisa membangun desain awal sistem dan tidak perlu khawatir dengan detail implementasinya secara fisik. Dan melalui prosedur generation yang mudah, kita bisa melakukan generate CDM ke PDM.

Gambar 4.15 Conceptual Data Model

(49)

4.2.7.2 Physical Data Model

Physical Data Model menggambarkan hubungan struktur antar

tabel-tabel yang digunakan untuk menyimpan data penggajian karyawan sebagaimana diterapkan pada Database Mangement System (DBMS).

Gambar 4.16 Physical Data Model

(50)

4.2.8 Struktur Tabel

Dalam hal merancang struktur tabel yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penjualan obat Rumah Sakit Paru Surabaya, meliputi nama tabel, nama atribut, tipe data, serta data pelengkap seperti primary key dan foreign key. Data-data dibawah ini akan menjelaskan satu per satu secara detil dari struktur tabel sistem.

1. Tabel Menu

Nama tabel : menu Primary key : idMenu Foreign key : -

Fungsi : untuk menyimpan data menu

No. Field Tipe Panjang Keterangan

1 idMenu INT PRIMARY KEY

2 namaMenu VARCHAR 100

3 link VARCHAR 100

Tabel 4.1 Tabel Menu

2. Tabel Priviledges

Nama tabel : priviledges Primary key : -

Foreign key : idMenu, idLevel

Fungsi : Menyimpan menu-menu yang dapat diakses oleh level

No. Field Tipe Panjang Keterangan

1 idMenu INT FOREIGN KEY

2 idLevel INT FOREIGN KEY

Tabel 4.2 Tabel Priviledges

3. Tabel Level

(51)

Primary key : -

Foreign key : idMenu, idLevel Fungsi : menyimpan data lebel

No. Field Tipe Panjang Keterangan

1 idLevel INT PRIMARY KEY

2 namaLevel VARCHAR 100

Tabel 4.3 Tabel Level

4. Tabel User Akses

Nama tabel : user_akses Primary key : -

Foreign key : idUser, idLevel

Fungsi : Menyimpan data level yang dapat diakses oleh user

No. Field Tipe Panjang Keterangan

1 idUser INT FOREIGN KEY

2 idLevel INT FOREIGN KEY

Tabel 4.4 Tabel User Akses

5. Tabel User

Nama tabel : user Primary key : idUser Foreign key : -

Fungsi : Menyimpan data user

No. Field Tipe Panjang Keterangan

1 idUser INT PRIMARY KEY

2 username VARCHAR 100

3 password VARCHAR 100

Tabel 4.5 Tabel User

6. Tabel Penjualan

(52)

Primary key : noPenjualan Foreign key : idUser

Fungsi : Menyimpan data penjualan obat

No. Field Tipe Panjang Keterangan

1 noPenjualan CHAR 8 PRIMARY

KEY

2 tglPenjualan DATETIME

3 idUser INT FOREIGN

KEY

4 status ENUM(confirm,

pending)

Tabel 4.6 Tabel Penjualan

7. Tabel Penerimaan

Nama tabel : penerimaan Primary key : noPenerimaan Foreign key : idUser

Fungsi : Menyimpan data penerimaan obat

No. Field Tipe Panjang Keterangan

1 noPenerimaan CHAR 8 PRIMARY

KEY

2 noPesan CHAR 8 FOREIGN

KEY

3 tglPenerimaan DATETIME

4 idUser INT FOREIGN

KEY

5 status ENUM(confirm,

salah, sebagian)

Tabel 4.7 Tabel Penerimaan

8. Tabel Pesan

(53)

Fungsi : Menyimpan data pemesanan obat

5 status ENUM(confirm,

pending)

Tabel 4.8 Tabel Pesan

9. Tabel Permintaan Obat

Nama tabel : permintaan obat Primary key : noPermintaan Foreign key : idUser

Fungsi : Menyimpan data permintaan obat

No. Field Tipe Panjang Keterangan

1 noPermintaan CHAR 8 PRIMARY

KEY

2 tglPermintaan DATETIME

3 idUser INT FOREIGN

KEY

4 status ENUM(confirim,

pending)

Tabel 4.9 Tabel Permintaan Obat

10.Tabel Obat

Nama tabel : obatFarmasi Primary key : idObat Foreign key : -

(54)

No. Field Tipe Panjang Keterangan

1 IdObat CHAR 10 PRIMARY KEY

2 namaObat VARCHAR 100

3 stokFarmasi INT

4 stokMinimal INT

5 harga int

6 satuan VARCHAR 50

Tabel 4.10 Tabel Obat

4.3 Kebutuhan Sistem

4.3.1 Desain Input/Output

Desain input/output merupakan rancangan I/O berupa form untuk memasukkan data dan membuat laporan sebagai informasi yang dihasilkan dari pengelolaan data serta merupakan acuan membuat aplikasi dalam merancang dan membangun sistem.

4.3.1.1 Desain Input

Desain input merupakan desain masukan dari pengguna kepada sistem yang kemudian disimpan kedalam database.

1. Form Login

(55)

Form login merupakan menu awal tampilan untuk memasuki aplikasi Penjualan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya. Form ini berfungsi untuk melakukan Login kedalam aplikasi.

2. Form Transaksi Penjualan

Gambar 4.18 Tampilan Desain Form Transaksi Penjualan

Form transaksi penjualan berfungsi untuk melakukan transaksi penjualan.

(56)

Gambar 4.19 Tampilan Desain Form Detil Transaksi Pending

Form detil transaksi pending penjualan berfungsi untuk memproses transaksi yang telah dicatat sebelumnya.

4. Form Detil Permintaan Obat

Gambar 4.20 Tampilan Desain Form Detil Permintaan Obat

Form detil permintaan obat berfungsi untuk memproses transaksi permintaan dari perawat yang telah dilakukan sebelumnya.

(57)

Gambar 4.21 Tampilan Desain Form Pemesanan Obat

Form Pemesanan Obat berfungsi untuk melakukan pemesanan obat.

6. Form Penerimaan Obat (input)

Gambar 4.22 Tampilan Desain Form Penerimaan Obat (input)

(58)

4.3.1.2 Desain Output 1. Form Dashboard

Gambar 4.23 Tampilan Desain Dashboard

Form Dashboard merupakan tampilan utama aplikasi penjualan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya.

2. Form Transaksi Pending

Gambar 4.24 Tampilan Desain Form Transaksi Pending

(59)

3. Form Laporan Permintaan Obat

Gambar 4.25 Tampilan Desain Form Laporan Permintaan Obat

Form permintaan obat berfungsi untuk melihat data permintaan obat yang masih pending.

4. Form Penerimaan Obat

Gambar 4.26 Tampilan Desain Form Penerimaan Obat

Form Penerimaan obat berfungsi untuk melihat data pemesanan yang masih pemesanan yang masih pending.

(60)

Gambar 4.27 Tampilan Desain Form Laporan Stok Obat

Form ini berfungsi untuk melihat laporan stok obat.

6. Form Laporan Pesan Obat

Gambar 4.28 Tampilan Desain Form Laporan Tagihan Obat

Form ini berfungsi untuk melihat laporan pemesanan obat yang masih pending maupun yang sudah dikonfirmasi.

(61)

Gambar 4.29 Tampilan Desain Form Laporan Tagihan Obat

Form ini berfungsi untuk melihat laporan permintaan obat yang masih pending maupun yang sudah dikonfirmasi.

8. Form Laporan Penjualan Obat

Gambar 4.30 Tampilan Desain Form Penjualan Obat

Form ini berfungsi untuk melihat laporan penjualan obat yang masih pending maupun yang sudah dikonfirmasi.

(62)

Gambar 4.31 Tampilan Desain Form Penerimaan Obat

Form ini berfungsi untuk melihat laporan penerimaan obat

4.4 Implementasi Sistem

Implementasi sistem menjelaskan detail aplikasi penggajian, penjelasan software/hardware pendukung, dan form-form yang ada pada aplikasi penggajian.

4.4.1 Teknologi

1. Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi penggajian ini adalah satu unit komputer dengan:

3. Processor Intel(R) Core(TM) i3 CPU 3) RAM 2 GB DDR3 Memory

4) VGA on Board

5) Monitor Super VGA (1024 X 768) 6) 320 GB HDD

(63)

2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak minimum yang harus di-install ke dalam sistem komputer adalah:

1) Sistem operasi : Windows XP / Windows Vista / Windows 7

2) XAMPP

3) Google Chrome browser

4.4.2 Tampilan Program 1. Halaman Login

Gambar 4.32 Tampilan Interface Halaman Login

Pada form login user yang dapat melakukan login adalah farmasi dengan menginputkan username dan password pada kolom yang tersedia, kemudian tekan tombol login.

(64)

Gambar 4.33 Tampilan Interface Dashboard

Pada Halaman Dashboard,user dapat melihat notifikasi pembelian obat, stok obat difarmasi kurang, dan transaksi pending.

3. Halaman Transaksi Penjualan

Gambar 4.34 Tampilan Interface Halaman Transaksi Penjualan

form Transaksi Penjualan user dapat melihat melakukan proses

transaksi penjualan.

(65)

Gambar 4.35 Tampilan Interface Halaman Transaksi Pending

Pada halaman transaksi pending, user dapat melakukan cetak kwitansi, dan melihat data transaksi pending dan detil transaksi pending.

5. Kwitansi

Gambar 4.36 Tampilan Interface Kwitansi

(66)

Gambar 4.37 Tampilan Interface Halaman Detil Transaksi Pending

Halaman detil transaksi pending, user dapat menekan tombol proses

yaitu merubah status transaksi menjadi ‘confirm’.

7. Halaman Permintaan Obat

(67)

Halaman permintaan obat digunakan untuk melihat data permintaan obat yang statusnya masih pending.

Gambar 4.39 Tampilan Interface Halaman Menu Permintaan Obat (Detail)

8. Halaman Pemesanan Obat

(68)

Halaman Pemesanan Obat diigunakan untuk melakukan pemesanan obat.

9. Halaman Penerimaan Obat

Gambar 4.41 Tampilan Interface Halaman Penerimaan Obat

Halaman Penerimaan Obat digunakan untuk melihat data pemesanan obat yang nanti dicocokan dengan data penerimaan obat.

Gambar 4.42 Tampilan Interface Halaman Penerimaan Obat (Input)

(69)

Gambar 4.43 Tampilan Interface Halaman Laporan Stok Obat

Halaman output laporan stok obat digunakan untuk melihat data obat yang ada di Bagian Farmasi.

11.Halaman Menu Laporan Pesan Obat

(70)

Halaman output laporan pemesanan obat digunakan untuk melihat data pemesanan obat.

Gambar 4.45 Tampilan Interface Halaman Laporan Pemesanan Obat

(Detail)

12.Halaman Menu Laporan Permintaan Obat

(71)

Halaman output laporan pemesanan obat digunakan untuk melihat data pemesanan obat.

Gambar 4.47 Tampilan Interface Halaman Laporan Pemesanan Obat

(Detail)

13.Halaman Menu Laporan Penjualan Obat

(72)

Halaman output laporan penjualan obat digunakan untuk melihat data penjualan obat.

Gambar 4.49 Tampilan Interface Halaman Laporan Penjualan Obat (Detail)

14.Halaman Menu Laporan Penerimaan Obat

(73)

Halaman output laporan penerimaan obat digunakan untuk melihat data penerimaan obat.

Gambar 4.51 Tampilan Interface Halaman Laporan Penerimaan Obat

(74)

73 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan aplikasi penjualan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya adalah :

Pembuatan aplikasi penjualan obat memiliki fungsi penjualan obat seperti transaksi penjualan obat untuk pasien umum, transaksi penjualan obat untuk melalui perawat, dan fungsi pengadaan seperti pemesanan obat dan penerimaan obat.

5.2 Saran

Berdasarkan aplikasi Penjualan obat pada Rumah Sakit Paru Surabaya yang telah dibuat, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

(75)

74

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. (2004). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Baroto, T. (2002). Perencanaan dan pengendalian produksi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Btb, F. (2016, Mei 28). cara menghitung harga jual apotek hja.html. Retrieved from ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id:

http://ilmu- kefarmasian.blogspot.co.id/2014/06/cara-menghitung-harga-jual-apotek-hja.html

Carl S. Warren, J. M. (2005). Pengantar Akuntansi Edisi ke 21. Jakarta.: Penerbit Salemba Empat.

Fatta, H. A. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.

N, S. (2016, Mei 1). Pengertian Penjualan Dan Pemasaran Artikel Lengkap. Retrieved from www.pengertianku.net:

http://www.pengertianku.net/2014/08/pengertian-penjualan-dan-pemasaran-artikel-lengkap.html

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Professional. Jakarta: Salemba Medika.

Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Ristono, A. (2009). Manajemen persediaan edisi . Yogyakarta: Graha Ilmu .

Siregar. (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Supardi, I. Y. (2010). Ardikom Lautan Ilmu. Jakarta.

Syahrul, M. (2016, Mei 5). Pengertian Harga Pokok, Harga Pokok Produksi dan Harga

pokok penjualan. Retrieved from http://www.wawasanpendidikan.com/:

http://www.wawasanpendidikan.com/2014/11/Pengertian-Harga-Pokok-Harga-Pokok-Produksi-dan-Harga-pokok-penjualan.html

Gambar

Gambar 4.1 Document Flow Penjualan Obat
Gambar 4.2 Document Flow Pengadaan Obat
Gambar 4.3 System Flow Cetak Kwitansi
Gambar 4.4 System Flow Pemberian Obat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembayaran DP Data Pemesanan Data jenis Perangkat Data Harga Data Persediaan Mengelola Data Master Mengelola Transaksi Data Pelanggan Katalog Perangkat Komputer Laporan

Aplikasi Pencatatan Kerusakan dan Perawatan yang dibangun ini adalah sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan laporan kerusakan, pencatatan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat aplikasi yang dapat melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dan kredit, pelunasan piutang, retur penjualan kredit, dan

Berdasarkan permasalahan di atas penulis membuat sebuah aplikasi penjualan yang akan mempercepat proses pencatatan produk yang akan dipesan oleh customer, yang mana pada

Damar Abadi Pontianak pengolahan data transaksi seperti pencatatan penjualan dan pembayaran, serta penghitungan laporan keuangan masih menggunakan sistem manual

Sistem informasi yang sudah dibuat ini memudahkan pemilik dan pegawai apotek untuk melakukan perncarian informasi tentang data stok obat dan data transaksi penjualan. Sistem

Selanjutnya apabila terjadi transaksi maka admin akan menginputkan data tambah transaksi dengan memanggil id_w di database stok ke dalam aplikasi dan disimpan ke

Sistem yang dibangun adalah sistem informasi inventory obat yang mampu mengolah data persediaan stok obat, pengecekan, pemesanan dan pembuatan laporan secara