• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Interpersonal Paramedis dengan Keluarga Pasien Pengguna BPJS. (Studi Deskriptif Kualitatif Kepuasan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi Interpersonal Paramedis dengan Keluarga Pasien Pengguna BPJS. (Studi Deskriptif Kualitatif Kepuasan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan)"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien

Data singkat informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Tanggal lahir :

Alamat :

Kamar pasien :

Tanggal wawancara :

1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah

pengguna BPJS ?

2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna

BPJS ?

3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?

4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang

diderita pasien ?

5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?

6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang

dialami pasien ?

7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit

yang di derita pasien?

8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?

9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?

10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek

perkembangan pasien ?

11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?

12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum

dengan pasien BPJS ?

13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam

(2)

14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan

Paramedis dalam menangani pasien :

 Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?

 Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?

 Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?

15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan ?

(3)

Lampiran 2.

DRAFT WAWANCARA DENGAN KELUARGA PASIEN BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH MEDAN

Informan I

Nama : Ismawati

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 12 Februari 1962

Alamat : Jln. Perjuangan Gg. Rezeki

Ruangan : Nuri 4

Tanggal wawancara : 28 Desember 2015

1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah

pengguna BPJS ?

Iya dek, kan saat mendaftar memang sebagai pasien BPJS.

2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna

BPJS ?

Mendaftar disinipun jadi pasien BPJS gak ada sulitnya semuanya mudah cuma disuruh ngasih Kartu Keluarga,KTP dan kartu BPJSnya.

3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?

Komunikasi lancar dan jelas.

4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang

diderita pasien ?

Setiap dokter datang ya selalu berkonsultasi, dokternyapun datang bukan hanya memeriksa cucu Ibu aja, tetapi sambil berkomunikasi.

5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?

Selama 10 menit.

6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang

(4)

selama konsultasi dokter mendengarkan

7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit

yang di derita pasien?

Saat menerangkan tentang penyakit pasien, dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang perkembangan kondisi cucu Ibu dan memberikan saran biar cepat sembuh.

8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?

Dokter memberi informasi yang mudah dipahami, Ibu mengerti apa yang disampaikan dokternya.

9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?

Dokternya baik, tidak sombong, dokter setiap hari datang didampingi anak Ibu mau itu pagi atau siang pokoknya dokter datanglah untuk meriksa cucu Ibu selalu sama anak Ibu yang bekerja disini sebagai

perawat.

10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek

perkembangan pasien ?

Ya paling mengantar obat dan mengganti infus.

11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?

Ada beberapa yang baik dan ramah, tapi tidak semua, intinya kita harus pandai membawa diri agar perawatnyapun baik sama kita.

12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum

dengan pasien BPJS ?

(5)

13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya

?

Ibu merasa puas dengan standar pelayanan medis yang di berikan dokter bahkan lebih-lebih.

14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan

Paramedis dalam menangani pasien :

 Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?

Ibu merasa puas dengan pelayanan Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan ini sebelum cucu Ibu ini dirawat disini, Ibu duluan yang dirawat baru keluar dua minggu yang lalu. Ibu memilih Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan karena udah ngerasa nyaman Ibu dan cocok aja Ibu rasa dirawat disini insya Allah sembuh.

 Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?

Puas.

 Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?

Puas.

15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan ?

(6)

Informan II

Nama : Rahmat

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 2 April 1990

Alamat : Jln. Sunggal

Ruangan : Nuri 1

Tanggal wawancara : 29 Desember 2015

1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah

pengguna BPJS ?

Iya.

2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna

BPJS ?

Daftar disinipun mudah gak ada dipersulit asalkan semua berkas lengkaplah dek kayak Kartu Keluarga,KTP dan kartu BPJS

3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?

Tidak ada berjalan komunikasi.

4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang

diderita pasien ?

gak ada komunikasinya gak ada ngobrolnya kayak mana mau konsultasi, Sayapun jadi malas mau bertanya karena dokternya buru-buru pergi.

5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?

Dokter datang Cuma lima menit

6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang

dialami pasien ?

Gak bisa ngpbrol jadi gak perna ada konsultasi.

7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit

yang di derita pasien?

(7)

8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?

Tidak ada informasi, dari mana Saya dapat informasi tentang penyakit Ibu Saya kalau bukan dari dokter,tidak ada saran ataupun solusi dari dokter, kalau Ibu Saya tidak sembuh.

9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?

sikap dokter tidak peduli kayak acuh tak acuh gitulah, datangpun jarang kalau datang cuma sebentar.

10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek

perkembangan pasien ?

Enggak, menggantikan perban Ibu Saya aja enggak mau, kalau Saya manalah ngerti bagaimana cara mengganti perban ini.

11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?

Perawatpun samanya, kurang open.

12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum

dengan pasien BPJS ?

mungkin karena Ibu Saya dirawat menggunakan kartu BPJS kali ya, makanya sikap dokter tidak peduli kayak acuh tak acuh gitulah, datangpun jarang kalau datang cuma sebentar paling sekitar 5 menit memeriksa pakai yang diletakan di kuping (stetoskop) untuk memeriksa Ibu terus langsung pergi. Coba kalau ke pasien umum, ohh beda kalilah dokter langsung memeriksa setiap hari datang.

13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya

?

Tidak.

14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan

Paramedis dalam menangani pasien :

(8)

Puas, lagian dari rumah ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medankan dekat jadi gak banyak keluar biaya lagi untuk ongkos pulang balik kalau ada yang harus diambil atau diperlukan. Daftar disinipun mudah gak ada dipersulit asalkan semua berkas lengkaplah dek kayak Kartu Keluarga,KTP dan kartu BPJS, langsung di bawa keruangan ini.”

 Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?

Tidak puas tidak perna ada waktu kosultasi, Saya sangat kecewa liat ajalah dokter cuma 1 kali datang padahal Ibu dirawat dari tanggal 24 Desember dan sekarang udah tanggal 29kan dek.

 Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?

Tidak puas

15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan ?

(9)

Informan III

Nama : Erik

Jenis kelamin : laki-laki

Tanggal lahir : 22 April 1975

Alamat : Jln. Melati perumahan helvetia

Ruangan : Nuri 2

Tanggal wawancara : 29 Desember 2015

1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah

pengguna BPJS ?

Dokter mengetahui.

2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna

BPJS ?

istri Bapak kan dirawat disini karena rujukan menggunakan kartu BPJS, saat mendaftar didepan sama orang informasinya gak ada dipersulit memang mungkin karena lengkap berkas berkas yang diperlukan

3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?

Untuk komunikasi, kalau gak Bapak duluan yang mulai konsultasi menanyai kondisi istri Bapak mungkin dokter langsung pergi, itupun komunikasi tidak berjalan dengan baik cuma sebentar.

4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang

diderita pasien ?

cuma dua kali waktu dokter datang meriksa istri Bapak .

5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?

Paling lama lima menit dek.

6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang

dialami pasien ?

(10)

7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit

yang di derita pasien?

Tidak ada menerangkan tentang penyakit istri Bapak , cuma dikasih saran banyak makan.

8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?

tidak ada informasi, saran dari dokter cuma banyak makan jangan gak makan.

9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?

Doker tidak professional menangani istri Bapak . Dokter jarang datang, bayangkan dek istri Bapak dirawat dari tanggal 23 Desember 2015 sekarang udah tanggal 29 Desember cuma dua kali datang dokter meriksa istri Bapak . Itupun gak tentu jadwalnya datang cuma satu kali dalam sehari, yang pertama dokter datang pagi yag kedua dokter datang sore.

10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek

perkembangan pasien ?

Tugasnyapun paling cuma ngantar obat dan menggantikan infus.

11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?

Kalau perawat tidak semua baik dan ramah.

12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum

dengan pasien BPJS ?

Saya sangat merasakan perbedaan antara pasien umum dan pasien BPJS,

kalau adek tidak percaya adek naik kelantai atas ruangan VIP pasti mereka menjawab puas semua.

13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya

?

Tidak, kalau dia melaksanakan pasti diasetiap hari datang.

14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan

(11)

 Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?

Puas tidak dipersulit.

 Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?

Tidak puas.

 Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?

Tidak puas, tidak ada informasi apapun dari dokter.

15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan ?

Kami disini seperti di hotel yang sedang liburan, karena tidak ada tindakan medis yang serius. Istri Bapak hanya tertidur-tidur saja, Sayapun begitu sambil menunggu dokter atau perawat yang masuk untuk memeriksa

(12)

Informan IV

Nama : Nurfika Harahap

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir :14 Agustus 1984

Alamat : Sei mencirim km.13

Ruangan : Nuri 3

Tanggal wawancara : 30 Desember 2015

1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah

pengguna BPJS ?

Tahulah dek.

2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna

BPJS ?

Waktu Kakak daftar di bawah dek langsung diproses, tidak ada dipersulit karena Kakak bawak semua berkasnya.

3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?

kalau dokternya malas bicara makanya Kakak duluan yang ngajak bicara.

4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang

diderita pasien ?

udah seminggu Ibu dirawat, tapi saat natal dan hari libur dokter gak datang, berarti baru tiga kali dokter datang disitulah Kakak konsultasi.

5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?

Lima menit.

6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang

dialami pasien ?

(13)

ada yang dirasa Ibu sakit langsung Kakak ke dokter atau perawat diluar, bilang Ibu sakit perutnya, kepalanya oyong, terus tanggapan mereka gak ada yang senang semuanya masang muka ketat, memang didengarkan.

7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit

yang di derita pasien?

Tidak ada, makanya Saya cerewet disini kalau Ibu ada rasanya yang sakit Kakak langsung melapor pada dokter atau perawat. Terus tanggapan mereka gak ada yang senang semuanya masang muka ketat.

8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?

Tidak ada informasinya, paling sarannya banyak makan dan minum, kalau itu Kakakpun tau pastilah Kakak kasih makan,minum Ibu Kakak.”

9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?

Sikap dokter yang tidak professional hanya datang untuk meriksa saja pakai alatnya itu (stetoskop) datangpun jarang, sehari itu datang cuma sekali itupun gak tentu kadang pagi kadang sore.

10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek

perkembangan pasien ?

Enggak mau perawatnya, paling cuma ngantar obat dan gantikan infus aja.

11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?

Perawatnya ada yang baik tapi gak semua, paling ada empat orang.

12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum

dengan pasien BPJS ?

kak sangat merasakan tidak puasnya menggunakan kartu BPJS ini dek,

tapi kayak mana lagi Kakakpun gak punya banyak uang, jadi Ibu Kakak daftarkan sebagai pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Bina Kasih

(14)

13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya

?

Tidak, kalau melaksanakan standar kesehatan dalam tugasnya gak mungkin ada perbedaan antara pasien umum dan pasien BPJS.

14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan

Paramedis dalam menangani pasien :

 Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?

awalnya Ibu, Kakak bawak ke klinik daerah rumah Kakak, terus karena gak sanggup mungkin makanya Ibu di rujuk ke bina kasih medan, karena Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan fasilitasnya lengkap dan dokternyapun lengkap. Waktu Kakak daftar di bawah dek langsung diproses dan Ibu langsung di bawak ke ruangan, kalau dengan rumah sakit Kakak puaslah.

 Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?

Tidak puas, karena konsultasi berjalan itupun Kakak duluan yang ngajak diskusi, kalau Kakak tidak cerewet, pastilah dokter

langsung pergi gak ada konsultasi-konsultasi.

 Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?

Tidak puas, karena tidak ada informasi yang diberikan.

15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan ?

(15)

Informan V

Nama : Ina

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 23 Agustus 1966

Alamat : P.Baris

Ruangan : Nuri 7

Tanggal wawancara : 30 Desember 2015

1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah

pengguna BPJS ?

Iya dokter tahu

2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna

BPJS ?

tidak ada dipersulit saat daftar dibawah yang penting bawak semua berkas pendaftaran.

3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?

Komunikasi tidak berjalan dengan baik.

4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang

diderita pasien ?

Setiap kali dokter datang, paling cuma dua kali.

5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?

Sebentar sekali hanya lima menit.

6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang

dialami pasien ?

Waktu pertama kali dibawakan diperiksa dokter, Ibu bilang anak Ibu pernah sakit hepatitis, entah dengar atau tidak dokternya, tidak ada tanggapan.

7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit

(16)

Dokter malah bilang anak Ibu cuma mencret biasa, kalau cuma mencret biasa Ibupun bisa ngobatinya, dan anak Ibu gak akan selemas ini dan merasakan sakit.

8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?

informasi yang diberikan salah, malah salah mengdiagnosis anak Ibu.

9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?

Dokter tidak profesional.

10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek

perkembangan pasien ?

perawatpun datang paling ganti infus dan ngasih obat aja.

11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?

Ada yang baik, ada yang ramah tapi tidak semua.

12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum

dengan pasien BPJS ?

Ibu ina mengaku baru kali ini menggunakan kartu BPJS dan ternyata beda kali ya antara pasien yang bayar sama gak bayar, pasien BPJS dokternya jarang datang dan tidak mau berkomunikasi.

13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya

?

Iya, cuma periksa aja.

14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan

Paramedis dalam menangani pasien :

 Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?

(17)

 Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?

Tidak puas, karena salah mendiagnosis anak Ibu

 Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?

Tidak puas.

15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan ?

(18)

Lampiran 3. Dokumentasi

Bangunan Rumah Sakit Bina Kasih Medan

(19)

Bagian informasi

Foto peneliti dilantai satu bagian informasi, disinilah peneliti berurusahan

saat menyerahkan surat izin penelitian dan disinilah tempat pendaftaran para

(20)
(21)

Foto Bersama Kak Nurfika Harahap

Foto bersama Bang Rahmat

Foto bersama informan kedua yang bernama Bang Rahmat

(22)
(23)
(24)
(25)

Lampiran 4. Biodata Peneliti DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : DEBI FARADHITAYAHMA SIREGAR

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : MEDAN, 06 JANUARI 1994

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

AGAMA : ISLAM

ALAMAT : JLN MEDAN-BINJAI KM 15 DISKI

ORANGTUA

AYAH : H. SAIFULLAH A. SIREGAR

IBU : HJ. SITI KHADIJAH LUBIS

JUMLAH SAUDARA : HAMIDAH KHADIRIANISYA SIREGAR

PUTRI RAMADHANI SIREGAR HAFIZUN AKMAL SIREGAR

PENDIDIKAN

1999-2005 : SD TAMAN SISWA

2005-2008 : SMP YAYASAN BAYU BAYU PERTIWI

(26)
(27)
(28)
(29)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Andi. (2007). Regulasi Kesehatan Indonesia, Yogyakarta: Andi Offiset.

Azwar, Azrul. (1995). Pengantar Pelaksanaan Dokter Keluarga, Jakarta: Ikatan

Dokter Indonesia.

Bungin, Burhan. (2009). Sosial Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenama Media

Grup.

Cangara, Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Effendy, Onong Uchjana. (2000). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

--- . (2003). The Interpersonal Communication. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Pers.

Kinnersley,`P., Stott, N., Petters, T., Harvey, I., & Hackett, P. (1996). A

Comparison of Methods for Measuring Pattent Satisfaction with

Consulations in Primary Care. Family Practice Vol. 13, No 1. London :

Oxford University Press.

Kotler, Philip, Amstrong. Gary. (1996). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta:

Perlindo.

Kriyantono, Rachmat. (2007). Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

---. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Persada

Media Group.

Liliweri. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Moleong. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulkan, Dede. (2007). Makalah Ilmiah: Pola Ideal Hubungan Dokter Dengan

Pasien (Pentingnya Seorang Dokter Memahami Komunikasi): padjadjaran.

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

(30)

Poerwadarminta, W.J.S. (2014), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka

Prawirohardjo. Sarwono. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Utama, S. (2003). Memahami Kepuasaan Pasien Rumah Sakit. Sumatera Utara.

Widjaja, A. W. (1986). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT. Bina

Aksara.

---. (2000). Ilmu Komunikasi; Pengantar Studi. Yogyakarta:

Rineka Cipta.

Internet :

https://www.google.com/search?q=sejarah+berdirinya+rumah+sakit+umum+bi

na+kasih+medan&ie=utf-8&oe=utf-8 diakses pada tanggal 8 Agustus 2015 pukul 16.00 WIB

https://www.google.com/search?q=seruu.com&ie=utf-8&oe=utf-8 diakses pada tanggal 8 Agustus 2015 pukul 16.10 WIB

http://www.BPJSketenagakerjaan.go.id/page/profil/Sejarah.html diakses pada

tanggal 10 Agustus 2015 pukul 13.05 WIB

http://medan.trIbunnews.com/2013/10/25/keluarga-pasien-rs-bina-kasih-keluhkan-pelayanan diakses pada tanggal 10 Agustus 2015 pukul 13.50 WIB

http://www.allacademic.com diakses pada tanggal 26 Agustus 2015 pukul 12.00

(31)

Lampiran 1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien

Data singkat informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Tanggal lahir :

Alamat :

Kamar pasien :

Tanggal wawancara :

1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah

pengguna BPJS ?

2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna

BPJS ?

3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?

4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang

diderita pasien ?

5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?

6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang

dialami pasien ?

7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit

yang di derita pasien?

8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?

9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?

10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek

perkembangan pasien ?

11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?

12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum

dengan pasien BPJS ?

13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam

(32)

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian

deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti

bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati

gejala dan mencatat dalam buku observasinya (Rakhmat, 2004: 4).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana data diperoleh

dengan metode wawancara. Dalam melakukan penelitian kualitatif, waktu

pengumpulan data, secara umum penelitian menemukan data penelitian dalam

bentuk kata-kata, gambar, data di sini bisa berupa catatan data lapangan, dan

dokumen pribadi. Data ini menurut Iskandar (2009: 38), haruslah dideskripsikan

oleh peneliti.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui

pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan

besarnya populasi atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan

bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling

lainnya. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada persoalan ke dalam data

bukan banyaknya data. (Kriyantono, 2009:56)

3.2. Objek Penelitian

Menjelaskan objek penelitian kualitatif adalah fokus penelitian, yaitu apa

yang menjadi sasaran penelitian. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul

dan topik penelitian tetapi secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah

penelitian. Objek penelitian ini adalah komunikasi interpersonal paramedis

dengan keluarga pasien pengguna BPJS di Rumah Sakit Umum Bina Kasih

(33)

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam peneitian ini adalah informan yang diminta

informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun subjek

penelitian ini adalah keluarga pasien pengguna Kartu BPJS Kesehatan.

3.4. Unit Analisis

Tempat, tempat berlangsung. Tempat berlangsungnya penelitian ini adalah

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Pelaku penelitian adalah subjek

penelitian sebagai informan yang sesuai dengan penelitian. Dalam hal ini adalah

keluarga pasien pengguna kartu BPJS Kesehatan.

3.5. Kerangka Analisis

Pada penelitian ini, data dari informan yang dikumpulkan di lapangan

akan di kumpulkan terus menerus hingga data jenuh atau tidak di jumpai variasi

informasi dan teknik analisis data selama di lapangan berdasarkan model Miles

dan Huberman. Langkah –langkah analisis data adalah sebagai berikut:

Penelitian akan melakukan reduksi data. Data yang di peroleh dari

lapangan yang sangat banyak, sehingga perlu dilakukan analisis dan melakukan

reduksi data. Mereduksi berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang

pokok dan berfokus pada hal-hal yang penting saja. Data yang telah direduksi

akan memberi gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti melakukan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan (Sugyono, 2005:92).

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-carayang dapat digunakan periset

dalam mengumpulkan data (Kriyantono, 2006: 91). Penelitian menggunakan dua

metode yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama dan

tangan pertama di lapangan (Kriyantono, 2006:43). Adapun data untuk

(34)

Wawancara mendalam

Wawancara yang di maksudkan disini adalah wawancara tidak bersturktur,

yaitu tidak memiliki setting wawancara yang baku. Penyampaian dan

peruntunan pertanyaan akan berbeda dari wawancara ke wawancara.

Tetapi, peneliti tetap membuat interview guide agar memiliki panduan

dalam mewawancari informan. Wawancara dilakukan secaralangsung

bertatp muka untuk mendapatkan data lengkap dan mendalam

(Kriyantono, 2006: 108).

Wawancara ini digunakan untuk meneliti yang telah direncanakan secara

sistematik tentang bagaimana proses komunikasi yang terjadi antara paramedis

dengan keluarga pasien pengguna kartu BPJS, dan melihat kepuasan keluarga

pasien pengguna BPJS.

Wawancara dapat memperoleh data dari informan saat diwawancarai,

informan utamanya adalah para keluarga pasien pengguna BPJS yang dirawat di

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan selama 3 sampai 7 hari.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini di dapat dengan cara melakukan studi

ke perpustakaan dengan mengumpulkan sumber bacaan yang dianggap

relevan dengan penelitian ini seperti jurnal, situs-situs dan buku yang

mendukung selama proses peneitian.

3.6.1. Aspek Kajian

Pertanyaan untuk keluarga pasien

1) mengenai kepuasan keluarga pasien BPJS

 Kepuasaan saat mendaftarkan untuk dirawat sebagai pengguna BPJS

 Kepuasaan saat berkonsultasi

 Kepuasaan saat menerima informasi dari paramedis tentang penyakit pasien

2) Penilaian tentang komunikasi interpersonal paramedis

 Kemampuan komunikasi paramedis

(35)

 Kejelasan informasi

 Mudah dipahami informasi saat konsultasi

3.6.2. Penentuan Informan

Penentuan Informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para

keluarga pasien pengguna kartu BPJS yang sedang dirawat inap selama 3 sampai

7 hari di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

3.6.3. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah setiap keadaan harus mendemonstrasikan nilai

yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat di terapkan dan

memperbolehkan keputusan luar yang dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya

dan kenetralan dari temuan dan keputusan – keputusannya (Moleong 2005).

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam Metode triangulasi adalah

metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk lebih mengutamakan

efektivitas proses dan hasil yang di inginkan. Triangulasi digunakan untuk

menguji kebenaran dan kejujuran informan dalam mengungkapp realitas menurut

apa yang dialami, dirasakan dan dibayangkan. Analisis triangulasi merupakan

upaya menganalisis jawaban informan dengan meneliti kebenarannya dengan data

empiris (sumber data lainnya) (Kriyantono,2007:71).

Dengan demikian, triangulasi dilakukan dalam penelitian untuk menguji

pemahaman informan, hal ini dilakukan karena dalam penelitian dapat terjadi

perbedaan pemahaman setiap informan mengenai suatu objek yang diteliti. Oleh

karena itu untuk menghindari adanya pemahaman yang berbeda tersebut

digunakan triangulasi untuk mengumpulkan informasi dan mengecek kebenaran

data. Dengan cara mengurangi sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada

saat pengumpulan data.

Dalam penelitian kualitatif, membedakan empat macam triangulasi yaitu:

 Sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda.

 Metode yaitu mengecek kepercayaan penemuan hasil penelitian.

(36)

 Teori . (Moleong 2005: 320 - 322)

Penelitian dengan menggunakan metode triangulasi bertujuan untuk memperoleh

data yang benar-benar lengkap.

3.7. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan

analisis deskriptif kualitatif. Dalam metode kualitatif, peneliti merupakan

instrumennt, oleh karena itu menurut Iskandar (2009: 39), seorang peneliti harus

siap memasuki setting sosial objek, dan di harapkan peneliti mampu menguasai

wawasan terhadap bidang yang di teliti. Karena itu, riset bersifat subjektif, dan

hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan (Kriyantono, 2007: 57).

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.

Maka dalam analisis data selama di lapangan peneliti menggunakan model Miles

dan Huberman, yang sering disebut dengan metode analisis data interaktif.

Mereka mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus -menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada tiga, yaitu (Bungin, 2009:196-197) :

1) Reduksi data

Data yang di peroleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari

tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila

diperlukan. Dalam mereduksi data peneliti akan dipandu oleh tujuan yang

akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada

temuan.oleh karena itu, apa bila peneliti dalam melakukan penelitian

menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum

memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam

(37)

2) Penyajian data

Menurut Miles dan Huberman (dalam buku Bungin, 2009:197) yang paling

sering di gunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan adanya penyajian data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjtnya Miles

dn Huberman disarankan agar dalam melakukan penyajian data, selain

dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network

(jaringan kerja) dan grafik.

3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Menurut Miles dan Huberman (dalam buku Bungin, 2009:197) adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang di kemukakan

masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi apa bila kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian

kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

(38)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Proses Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dengan judul komunikasi interpersonal paramedis terhadap

kepuasaan keluarga pasien pengguna BPJS, dilakukan berdasarkan tekhnik

maupun metode yang sudah dijelaskan oleh peneliti pada bab II dan bab III.

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dan untuk

mendapatkan semua informasi yang diperlukan, semua data di kumpulkan dari

informan yang telah ditentukan. Informan dalam penelitian ini adalah keluarga

pasien pengguna BPJS yang sedang dirawat inap selama 3 sampai 5 hari di

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Untuk mengumpulkan semua informasi

data yang diperlukan, dilakukan proses wawancara dengan keluarga pasien

tersebut.

Ketika peneliti datang ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan pada

tanggal 15 Desember 2015 untuk menyerahkan surat izin penelitian, peneliti

datang ke bagian informasi untuk menyerahkan surat izin tersebut, setelah

menyerahkan surat penelitian dan meninggalkan nomor telepon yang bisa

dihubungi agar mudah memberitahukan kepada peneliti untuk tahap selanjutnya.

Tiga hari berlalu peneliti tidak ada di hubungi dari pihak Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan, ini membuat peneliti mendatangi kembali Rumah

Sakit Umum Bina Kasih Medan pada tanggal 19 Desember 2015 untuk menanyai

tindak lanjut surat izin penelitian tersebut, pihak Rumah Sakit memberitahukan

bahwa pimpinan sedang berada diluar kota, karena kendala ini peneliti harus

menunggu lagi.

Sampai tanggal 23 Desember 2015 peneliti tidak ada dihubungi dari pihak

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan, peneliti memutuskan untuk datang

kembali ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan untuk menanyakan boleh atau

tidak melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

Sesampainya di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan peneliti langsung

(39)

peneliti menunggu kira-kira selama satu jam akhirnya seorang laki-laki

menyamperi peneliti, ternyata dia adalah Bapak Nando yang bertugas sebagai

Humas di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Bapak Nando menjelaskan

bahwa penelitian sudah di terima oleh pimpinan dan bisa dilakukan mulai hari

senin tanggal 28 Desember 2015.

Hari Senin tanggal 28 Desember 2015 peneliti tiba di Rumah Sakit Umum

Bina Kasih Medan pukul 11:35 WIB, peneliti langsung menghubungi Bapak

Nando selaku Humas di Rumah Sakit Bina Kasih Medan kemudian peneliti

diarahkan untuk naik ke lantai dua karena di lantai dua adalah ruangan pasien

BPJS dan meminta izin pada perawat yang sedang bertugas bahwa peneliti akan

melakukan penelitian, setelah diberi izin peneliti langsung masuk kedalam

ruangan 1/1.

Ternyata tidak mudah untuk mewawancarai keluarga pasien diperlukan

pendekatan terlebih dahulu, karena ada beberapa informan yang merasa takut

untuk menjawab pertanyaan yang ada. disinilah tugas peneliti untuk meyakinkan

para informan untuk tidak perlu ada yang ditakutkan karena penelitian ini sudah

mendapat izin dari pimpinan Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

Akhirnya selama proses wawancara dilakukan tidak ada lagi kesulitan dan

para keluarga pasien menyambut baik peneliti dan mau meluangkan waktunya

untuk dilakukan wawancara, selama wawancara berjalan para informan menjawab

semua pertanyaan secara jelas.

Selama penelitian dilakukan peneliti bertemu dengan orang banyak, ada

yang mendaftar untuk dirawat ada juga yang sudah sembuh bergegas untuk

kembali kerumahnya. Peneliti melihat ternyata tidak ada dipersulit untuk dirawat

di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan ini, tinggal menunjukan berkas-berkas

yang lengkap kemudian langsung di antar ke ruangan masing-masing.

Selama tiga hari peneliti datang ke Rumah Sakit Bina Medan, peneliti

mendapatkan informasi data yang lengkap dari lima informan. Awalnya peneliti

telah buat janji dengan pihak Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan melakukan

penelitian selama seminggu, tetapi hanya tiga hari saja dan peneliti

memberhentikan penelitiannya karena data yang diperlukan sudah lengkap dan

(40)

Dari lima informan yang peneliti wawancarai, empat merasakan tidak puas

selama dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan karena komunikasi

interpersonal tidak berjalan, hak-hak pasien tidak terpenuhi dan sikap paramedis

yang tidak profesional saat menangani pasien, sedangkan satu informan yang lain

merasa puas dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dan informan

mengaku bahwa anaknya bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan tersebut. Semua hasil wawancara akan disajikan dalam bentuk

narasi.

4.1.2. Lokasi Penelitian

4.1.2.1. Sejarah RSU. Bina Kasih Medan

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan diresmikan pada tanggal 17

September 2005 oleh kepala Dinas Kesehatan Dr. Hj. Linda Wardani. Gedung

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan pada awal berdirinya hanya berkapasitas

75 tempat tidur yang terdiri dari 5 lantai. Akan tetapi dengan semakin maju dan

berkembangnya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan

dan terjalinnya kerja sama dalam bidang kesehatan dengan PT. Askes ( Askes

PNS ), PT. Jamsostek dan Jamkesmas yang sebelumnya dikenal dengan Program

Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin ( ASKESKIN ) dan sekarang disebut

Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) dan pada tanggal 1 Januari 2014

kita kenal dengan nama Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS

Kesehatan).

Dengan semakin meningkatnya kepercayaan semua lapisan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan, maka pada ulang tahun yang pertama (I) Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan telah menambah kapasitas gedungnya menjadi 200 tempat tidur.

Pada ulang tahunnya yang kedua (II) kembali manajemen Rumah Sakit Umum

Bina Kasih Medan meresmikan penambahan kapasitas gedungnya menjadi 300

tempat tidur terdiri :

1. Kelas Super Vip : 6 Tempat Tidur

2. Kelas Vip : 12 Tempat Tidur

(41)

4. Kelas Dua ( II ) : 28 Tempat Tidur

5. Kelas Tiga ( III ) Umum : 54 Tempat Tidur

6. Kelas Tiga Jamkesmas : 108 Tempat Tidur

7. Ruang ICU : 12 Tempat Tidur

8. ICU VIP Anak : 1 Tempat Tidur

9. ICU VIP Dewasa : 4 Tempat Tidur

10. Ruang NICU / PICU : 10 Tempat Tidur

11. Ruang Anak : 12 Tempat Tidur

12. Ruang Isolasi : 12 Tempat Tidur

13. Ruang Baby Sehat : 25 Box

Semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan dengan ini RSU Bina Kasih semakin membenahi diri

dengan melengkapi fasilitas – fasilitas yang ada seperti:

1. Unit Trauma Center

2. Unit ICU, ICCU, NICU dan PICU

3. Unit Hemodialisa ( Dalam Persiapan Kontrak Kerja )

4. Unit Endoscopy dan Infertilitas

5. Unit Radiologi

6. Unit CT Scan

7. Unit Laboratorium

8. Unit Fisiotherapi

Selanjutnya pada ulang tahunnya yang ketiga (III) direncanakan peresmian

unit-unit yang diatas. Dengan adanya rencana pengembangan ke depan Rumah

Sakit Umum Bina Kasih Medan dengan kerendahan hati mengupayakan

terjalinnya kerjasama dengan PT.Telkom, dan perusahaan swasta dan BUMN

lainnya.

Berkembangnya pelayanan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan

tidak terlepas dari adanya tekad yang kuat dari manajemen, staf dan semua

(42)

4.1.2.2. Profil Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan

Alamat : Jln. Jend. TB. Simatupang, No.148 Medan

Telpon : (061) 8475111

Fax : (061) 8445270

4.1.2.3. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Visi

Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat umum secara

profesional dengan jiwa pengabdian dan kebanggaan sebagai pelayan kesehatan.

 Misi

Memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialis dan subspesialis dalam

bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk pasien rawat jalan dan

(43)

4.1.2.4. Tujuan dan Motto Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan  Tujuan

Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat luas dengan

memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia secara maksimal.

 Motto

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan memberikan pelayanan kesehatan yang

cepat, tepat, murah Dan Berkualitas tanpa adanya perbedaan pada pasien.

4.1.2.5. Kemudahan Mengurus Administrasi

Dengan komitmen dalam memberikan informasi dan pelayanan yang

bermutu serta berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Pelayanan yang

berkualitas merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan.

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan telah melakukan Ikatan

Kerjasama dengan PT.Jamsostek Persero Cabang Medan dengan Nomor :

PER/55/032008 tanggal : 18 Maret 2008 dengan memakai Sistem INA – DRG

juga dapat digunakan sebagai salah satu standart penggunaan sumber daya dalam

memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, dengan kata lain INA – DRG

adalah sistem pemerataan, jangkauan yang berhubungan dengan mutu pelayanan

kesehatan yang menjadi salah satu unsur dalam pembiayaan kesehatan atau

mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran dengan

pembiayaan yang dikaitkan dengan mutu dan efektifitas pelayanan terhadap

pasien. Sekarang Jamsostek berubah menjadi Badan Penyelenggaraan Jaminan

Sosial (BPJS).

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan adalah salah satu Rumah Sakit

Swasta yang pertama di Indonesia melakukan ikatan kerjasama dengan

PT.Jamsostek Persero yang sekarang berubah menjadi Badan Penyelenggaraan

Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dengan memakai Sistem INA – DRG

untuk melayani pasien BPJS demi tercapainya pelayanan yang terbaik, cepat,

(44)

Dengan sistem komputerisasi, kami akan membantu anda menyelesaikan

perincian biaya pasien dengan cepat, tepat dan akurat sesuai peraturan yang

berlaku di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

4.2. Wawancara dengan Keluarga Pasien

Peneliti melakukan wawancara kepada lima informan, semua informan

adalah keluarga pasien BPJS yang sedang dirawat inap selama 3 sampai 7 hari di

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Wawancara disusun dalam bentuk narasi

dan sesuai dengan susunan pedoman wawancara yaitu karakteristik informan,

komunikasi interpersonal dokter, sikap paramedis dan kepuasan keluarga pasien

pengguna BPJS.

4.2.1. Karakteristik Informan Informan I

Nama : Ismawati

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 12 Februari 1962

Alamat : Jln. Perjuangan Gg. Rezeki

Ruangan : Nuri 4

(45)

Seperti yang sudah dijanjikan oleh Bapak Nando bahwa penelitian bisa

dilaksanakan pada hari senin tanggal 28 Desember 2015, penelitipun tiba di

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan pukul 14:00 wib, dan diarahkan langsung

untuk naik ke lantai dua karena disitu ruangan semua pasien pengguna BPJS.

Peneliti langsung meminta izin pada perawat yang sedang bertugas setelah

diizinkan peneliti langsung memasuki ruangan Nuri empat, karena pada saat itu

peneliti melewati nuri satu, nuri dua dan nuri tiga tidak ada keluarga yang

menjaga didalam ruangan, mungkin sedang keluar makan atau kesibukan lainnya.

Di Nuri empat peneliti bertemu dengan Ibu Ismawati, Ibu Ismawati

merupakan informan pertama yang peneliti wawancarai. Ibu Isma adalah nenek

dari pasien, Ibu Isma seorang Ibu rumah tangga yang sangat peduli dengan

kesehatan anak dan cucu-cucunya. Ibu Ismawati memiliki ciri-ciri berkulit hitam

manis, berambut pendek dan tinggi kira-kira 165 cm, bersifat baik juga ramah

dengan orang lain. Begitu juga saat melihat kedatangan peneliti, Ibu Isma

menerima dan langsung dekat dengan peneliti seperti sudah lama kenal. Buk Isma

juga bersedia untuk menjadi informan peneliti dan siap untuk diwawancarai.

(46)

tulis untuk mencatat hal-hal penting dari wawancara dan tidak lupa

mendokumentasikan.

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mengetahui biodata ibu Ismawati

yang merupakan salah satu keluarga pasien BPJS yang sudah dirawat inap selama

4 hari terhitung mulai dari tanggal 25 Desember 2015 dirawat di Rumah Sakit

Bina Kasih Medan.

Ibu Ismawati mengaku Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan adalah

Rumah Sakit favorit dan sudah seperti rumah sakit pribadi buat Buk Isma, setiap

ada yang sakit dalam keluarganya mulai dari Ibu Isma sendiri, suami, anak-anak

dan cucu-cucu semua selalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan

untuk dirawat dan menerima pertolongan medis. Sebagai pengguna kartu BPJS

Ibu Ismawati mengaku tidak ada dipersulit saat mendaftarkan cucunya untuk

dirawat di Rumah Sakit Bina Kasih Medan. Seperti yang diungkapkan Ibu

Ismawati saat wawancara berlangsung tanggal 28 Desember 2015.

“sebelum cucu Ibu ini dirawat disini, Ibu duluan yang dirawat baru keluar dua minggu yang lalu. Ibu memilih Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan karena udah ngerasa nyaman Ibu dan cocok aja Ibu rasa dirawat disini Insya Allah sembuh. Cucu Ibu ini Ibu daftarkan sebagai pasien BPJS, dokter tau kalau cucu Ibu ini pasien BPJS, waktu Ibu mendaftar disinipun jadi pasien BPJS gak ada sulitnya semuanya mudah cuma disuruh ngasih Kartu Keluarga, KTP dan kartu BPJSnya.

Informan II

Nama : Rahmat

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 2 April 1990

Alamat : Jln. Sunggal

Ruangan : Nuri 1

(47)

Selasa, 29 Desember 2015 peneliti datang ke Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan pukul 11:35 WIB, kembali untuk melanjutkan wawancara, peneliti

langsung masuk keruangan pertama yaitu nuri satu. Karena sudah ada keluarga

pasiennya yang sedang merawat, menunggui pasien diruangan ini.

Peneliti mengetuk pintu dan mengucapkan salam, di ruangan nuri satu

terlihat ada laki-laki berkulit hitam dengan menggunakan topi dikepalanya, dia

bingung dengan kedatangan peneliti. Sebelum wawancara dimulai peneliti

berkenalan terlebih dahulu dengan keluarga pasien, ternyata laki-laki berkulit

hitam dan memakai topi itu bernama Bang Rahmat, dan peneliti meminta izin

kepada Bang Rahmat untuk bersedia meluangkan waktunya sebentar agar

dilaksanakan wawancara santai. Awalnya Bang Rahmat merasa takut untuk di

wawancarai, peneliti menjelaskan bahwa penelitian ini sudah diberi izin dari

pihak Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan untuk melaksanakan penelitian

dengan cara wawancara untuk melengkapi data-data skripsi peneliti, dan akhirnya

(48)

Suasana wawancara sangat santai, karena Bang Rahmat menjawab semua

pertanyaan yang ada dengan perasaan yang dia rasakan selama menjaga pasien.

Pasien ini adalah Ibu dari Bang Rahmat yang menderita penyakit diabetes.

Sebagai anak, Bang Rahmat sangat sedih melihat Ibunya sakit berbaring

lemas di tempat tidur, ia mengaku biaya kesehatan itu sangat mahal. Dengan

adanya bantuan dari pemerintah untuk berobat gratis, Bang Rahmat sangat

bersyukur. Bang Rahmat mengaku kenapa memilih Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan, karena dekat dari rumah dan menerima pasien BPJS, untuk masuk

dirawatpun tidak ada dipersulit saat mendaftar.

“dari rumah ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medankan dekat jadi gak banyak keluar biaya lagi untuk ongkos pulang balik kalau ada yang harus diambil atau diperlukan. Daftar disinipun mudah gak ada dipersulit asalkan semua berkas lengkaplah dek kayak Kartu Keluarga, KTP dan kartu BPJS, langsung di bawa keruangan ini.”

Informan III

Nama : Erik

Jenis kelamin : laki-laki

Tanggal lahir : 22 April 1975

Alamat : Jln. Melati perumahan helvetia

Ruangan : Nuri 2

(49)

Pada tanggal yang sama peneliti melanjutkan wawancara ke ruangan nuri

dua peneliti bertemu dengan Bapak Erik yang sedang merawat dan menjaga

istrinya. Peneliti langsung meminta izin bersedia atau tidak Pak Erik

diwawancarai. Bapak Erik yang memiliki kulit sawo matang dan berkacamata ini

bersedia untuk diwawancarai walaupun Pak Erik terlihat lagi tidak enak badan

kemudian Pak Erik mengajak wawancara dilakukan diluar ruangan agar tidak

mengganggu istrinya yang sedang istirahat.

Pak Erik bertanya kuliah dimana, kemudian peneliti menjawab kuliah di

Universitas Sumatera Utara. Pak Erik kira peneliti adalah calon dokter, peneliti

menjelaskan bahwa peneliti jurusan ilmu komunikasi, wawancara ini untuk

melengkapi skripsi peneliti. Pertanyaan wawancara juga memfokuskan ke

komunikasi paramedis di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

Wawancarapun dimulai, saat peneliti bertanya bagaimana perasaan Pak

Erik, istri Bapak dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dengan

(50)

“istri Bapak kan dirawat disini karena rujukan menggunakan kartu BPJS, saat mendaftar didepan sama orang informasinya gak ada dipersulit memang mungkin karena lengkap berkas berkas yang diperlukan. Istri Bapak dirawat dari tanggal 23 Desember 2015 sekarang udah tanggal 29 Desember berarti sudah 7 hari dirawat disini.”

Informan IV

Nama : Nurfika Harahap

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir :14 Agustus 1984

Alamat : Sei mencirim km.13

Ruangan : Nuri 3

Tanggal wawancara : 30 Desember 2015

Pada pukul 14:15 wib, siang itu peneliti langsung mengetuk pintu kamar

pasien dan bertemu dengan Kak Nurfika Harahap, dia adalah anak dari pasien

yang menderita sakit diabetes dan ada sakit jantung juga. Ciri-ciri Kak Nurfika

(51)

mengaku memilih Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan karena dekat dari

rumah dan fasilitasnya lengkap, jadi kalau Ibu disuruh dokter foto (CT-Scan).

“awalnya, Ibu Kakak dibawa ke Klinik daerah rumah Kakak, terus karena gak sanggup mungkin makanya Ibu di rujuk ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan, karena Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan fasilitasnya lengkap dan dokternyapun lengkap. Waktu Kakak daftar di bawah dek langsung diproses dan Ibu langsung di bawak ke ruangan inilah, gak ada dipersulit karena berkas yang diperlukan lengkap Kakak bawak semuanya.”

Informan V

Nama : Ina

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 23 Agustus 1966

Alamat : P.Baris

Ruangan : Nuri 7

(52)

Hari semakin sore peneliti langsung mencari informan selanjutnya dan

bertemu dengan seorang Ibu yang menggunakan hijab, berkulit coklat muda

dengan postur tinggi badan kira-kira 160 cm, Ibu Ina sedang duduk diluar ruangan

pasien. Peneliti langsung mendatangi Ibu tersebut dan menyapa, memberi salam,

ternyata Ibu merespon baik kedatangan peneliti, setelah berkenalan nama Ibu

tersebut adalah Ibu Ina yang sedang merawat dan menjaga anaknya dan Ibu Ina

mau meluangkan waktunya untuk diwawancarai.

Saat Ibu Ina mengetahui anaknya sakit, langsung dibawa ke Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan. Alasana Ibu Ina memilih Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan karena dekat dari rumah dan menerima pasien BPJS.

“namanya orang tua ya panik anaknya sakit, jadi Ibu pilih Rumah Sakit yang dekat ajalah dek, Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medankan dekat dari rumah Ibu dan menerima pasie BPJS juga. Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan bagus pelayanannya, tidak ada dipersulit saat daftar dibawah, langsung dibawa ke ruangan disini.”

4.2.2. Komunikasi Interpersonal

Berdasarkan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui komunikasi

interpersonal paramedis dengan keluarga pasien BPJS di Rumah Sakit Umum

Bina Kasih Medan. Komunikasi yang efektif diharapkan dapat mengatasi kendala

yang ditimbulkan dari kedua belah pihak, baik itu keluarga maupun dokter.

Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dari keluarganya dan

keluargapun yakin akan kesembuhan pasien menyerahkan seutuhnya kepada

dokter.

Kondisi ini sangat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien

selanjutnya, dengan berkomunikasi berjalanlah konsultasi yang memberikan

informasi kepada keluarga pasien, keluargapun akan patuh menjalankan nasehat

dan saran-saran dari dokter untuk kesembuhan pasien.

Setelah peneliti melakukan wawancara mendalam kepada setiap informan

yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini. Hanya satu informan yang

merasakan komunikasi dokter berjalan dengan baik dan empat lainnya mengaku

(53)

Informan I

Nama : Ismawati

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 12 Februari 1962

Alamat : Jln. Perjuangan Gg. Rezeki

Ruangan : Nuri 4

Tanggal wawancara : 28 Desember 2015

Ibu Ismawati adalah informan pertama yang peneliti wawancarai. Saat

peneliti bertanya apakah dokter mau berkomunikasi, dan apakah ada kesulitan saat

melakukan konsultasi dengan dokter.

Ibu yang ramah dan suka ketawa ini mengaku bahwa tidak ada kesulitan

saat berkomunikasi dengan dokter, dokter meluangkan waktunya untuk

berkonsultasi dengan Ibu Ismawati dan memberikan informasi. Informasi yang

diterima semuanya mudah dipahami dan dimengerti.

saat dokter datang untuk meriksa cucu Ibu, dokter tidak hanya diam saja tapi sambil berbicara, jadinya komunikasi berjalan dengan baik, konsultasi berjalan setiap dokter datang meriksa pasti ada waktu untuk konsultasi selama 10 menitlah tentang penyakit cucu Ibu, selama konsultasi dokter mendengarkan dan memberi informasi yang lengkap tentang perkembangan kondisi cucu Ibu dan memberikan saran biar cepat sembuh. Kitapun harus banyak bertanya agar bertambah informasi dan tau perkembangan pasien.Komunikasi dokternyapun mudah dipahami, Ibu mengerti apa yang disampaikan dokternya, menjadi seorang yang merawat cucu Ibu, Ibu harus menggantikan peran pasien, untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter. Komunikasilah penghubungan antara Ibu dan Dokter, untuk penyembuhan cucu Ibu. Dengan berkomunikasi dokter akan memberikan informasi perkembangan cucu Ibu, memberikan saran-saran dan larangan apa saja yang harus diperhatikan agar cepat berjalan penyembuhan cucu Ibu. Dan Ibu bersyukur Dokter-dokter yang menangani cucu Ibu mau berkomunikasi dan mengajak berkonsultasi selama proses komunikasi berjalan Ibupun semakin banyak mendapatkan informasi-informasi perkembangan cucu Ibu.”

Informan II

Nama : Rahmat

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 2 April 1990

(54)

Ruangan : Nuri 1

Tanggal wawancara : 29 Desember 2015

Bang Rahmat adalah informan kedua yang peneliti wawancarai, dengan

muka yang tegang tetapi Bang Rahmat menjawab semua pertanyaan dengan apa

yang dirasakan oleh Bang Rahmat. Seperti saat peneliti menanyakan Komunikasi

Interpersonal dokter dengan Bang Rahmat, ternyata komunikasi tidak berjalan,

dokter tidak mau berkomunikasi dan berkonsultasi tentang penyakit Ibu Bang

Rahmat, Bang Rahmat mengaku tidak mendapatkan informasi tentang

perkembangan Ibunya.

Saya sangat kecewa liat ajalah dokter cuma 1 kali datang padahal Ibu dirawat dari tanggal 24 Desember dan sekarang udah tanggal 29kan dek. Datangpun cuma memeriksa aja itupun sebentar paling lama lima menit, gak ada komunikasinya gak ada ngobrolnya kayak mana mau konsultasi, Sayapun jadi malas mau bertanya karena dokternya buru-buru pergi. Dari mana Saya dapat informasi tentang penyakit Ibu Saya kalau bukan dari dokter, tidak ada saran ataupun solusi dari dokter.”

Bang Rahmat mengaku belum bisa menyesuaikan diri dengan dokter, hal

ini dikarenakan dari diri Bang Rahmat sendiri yang merasakan perasaan takut

untuk memulai komunikasi, ditambah lagi dokter yang tidak mau memulai

berkomunikasi dengan dirinya. Seharusnya dengan mengadapi dokter yang tidak

mau berkomunikasi, Bang Rahmat bisa memulai atau mengajak komunikasi

dengan dokter. Saat peneliti bertanya kenapa tidak Abang yang memulai

berkomunikasi untuk berkonsultasi dengan dokter, Bang Rahmat Menjawab.

“Saya takut dek, kayaknya Saya lihat Dokternya sibuk sekali. Dokternya jarang datang, paling lama datang hanya lima menit, dengan waktu yang singkat itu lalu buru-buru pergi, jadi sayapun malas mau bertanya.”

Informan III

Nama : Erik

Jenis kelamin : laki-laki

Tanggal lahir : 22 April 1975

Alamat : Jln. Melati perumahan helvetia

Ruangan : Nuri 2

(55)

Bapak Erik mengaku seharusnya Dokter sebagai komunikator untuk

memulai berkomunikasi dan memberikan pesan-pesan informasi dan Bapak Erik

sebagai komunikan yang menerima Pesan-pesan tersebut, tetapi Bapak Eriklah

yang selalu mengajak atau memulai komunikasi dengan dokter. Menurut Bapak

Erik dengan berkomunikasi mengajak dokter berkonsultasi ini menambah inf

ormasi kepadanya untuk merawat istrinya yang sedang sakit, mengetahui

perkembangan istrinya. Seperti yang diungkapkan Bapak Erik saat diwawancarai

tangggal 29 Desember 2015.

“Untuk komunikasi, kalau gak Bapak duluan yang mulai konsultasi menanyai kondisi istri Bapak mungkin dokter langsung pergi. Seharusnya dokterlah yang aktif berkomunikasi bertukar informasi kepada Bapak tetapi dokternya hanya menunggu Bapak bertanya, kalau Bapak diam saja ya sama sekali tidak berjalan komunikasi disini dek. Komunikasi tidak berjalan dengan baik cuma sebentar dek paling ada lima menit gitu, itupun tidak ada informasi, saran dari dokter cuma banyak makan jangan sampai gak makan.”

Informan IV

Nama : Nurfika Harahap

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir :14 Agustus 1984

Alamat : Sei mencirim km.13

Ruangan : Nuri 3

Tanggal wawancara : 30 Desember 2015

Saat peneliti bertanya dengan Kak Nurfika, apakah dokter mau

berkomunikasi dan mengajak Kakak berkonsultasi tentang perkembangan kondisi

Ibu Kakak.

Kak Nurfika mengaku kalau komunikasi mengharapkan dokter duluan

yang mulai, tidak akan pernah terjadi, kakak orangnya cerewet dek kalau gak

kakak duluan yang memulai komunikasi, berkonsultasi, dokternya hanya diam

saja dan tidak mau tau.

(56)

ya diam aja mana mau tau. nunggui orang sakit ini harus cerewet, kalau ada yang dirasa Ibu sakit langsung Kakak ke perawat diluar, bilang Ibu sakit perutnya, kepalanya oyong, terus tanggapan mereka gak ada yang senang semuanya masang muka ketat, kalau dokternya malas bicara makanya Kakak duluan yang ngajak bicara menanyai kondisi Ibu, memang didengarkan tapi gak ada informasinya, paling sarannya banyak makan dan minum, kalau itu Kakakpun tau pastilah Kakak kasih makan,minum Ibu Kakak.”

Informan V

Nama : Ina

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 23 Agustus 1966

Alamat : P.Baris

Ruangan : Nuri 7

Tanggal wawancara : 30 Desember 2015

Ibu Ina menceritakan anaknya sakit karena kelelahan pulang dari kamping,

awalnya Ibu Ina tidak memberi izin kepada anaknya yang mau kamping dengan

teman-teman kuliahnya, karena Ibu Ina khawatir takut sakit anaknya kambuh lagi,

anaknya pernah menderita sakit hepatitis .tapi sianak tetap memaksa dan akhirnya

Ibu Ina luluh dan memberikan izin kepada anaknya untuk ikut kamping. Selama

kurang lebih seminggu kamping, pulang dari kamping anaknya ternyata sakit, apa

yang ditakuti buk Ina terjadi, anaknya langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum

Bina Kasih Medan. Dokternya jarang datang dan tidak mau berkomunikasi, saat

pertama kali masuk dokter memeriksa salah memvonis penyakit anak Saya,

seharusnya seorang dokter harus mampu mengenali satu persatu pasiennya

dengan baik, ini perlu agar dokter tidak salah mengdiagnosa penyakit pasien yang

ditanganinya.

(57)

4.2.3. Sikap Paramedis

Selain komunikasi interpersonal paramedis, penelitian ini bertujuan

melihat sikap paramedis saat menangani pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan, bagaimana sikap paramedis dalam upaya menyembuhkan pasien.

Informan I

Nama : Ismawati

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 12 Februari 1962

Alamat : Jln. Perjuangan Gg. Rezeki

Ruangan : Nuri 4

Tanggal wawancara : 28 Desember 2015

Ibu Isma sangat nyaman dengan pelayanan Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan, dengan dokter-dokternya dan para perawatnya semuanya baik dan

ramah, seperti yang diungkapkan Ibu Isma saat di wawancarai tanggal 28

Desember 2015.

Dokternya baik, ramah, tidak sombong, mau gitu ngobrol sama keluarga pasien dan pasiennya. Dokter menunjukan kepeduliannya. Dokter setiap hari datang mau itu pagi atau siang pokoknya dokter selalu datang untuk memeriksa cucu Ibu didampingi anak Ibu yang bekerja disini sebagai perawat. Perawatnyapun baik, ramah-ramah.”

Informan II

Nama : Rahmat

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 2 April 1990

Alamat : Jln. Sunggal

Ruangan : Nuri 1

Tanggal wawancara : 29 Desember 2015

Saat peneliti bertanya bagaimana sikap paramedis saat menangani Ibu dari

Bang Rahmat. Dengan penuh rasa kecewa Bang Rahmat menjawab dengan nada

yang meninggi, bahwa dokter dan perawat di Rumah Sakit Bina Kasih Medan

(58)

sikap dokter tidak peduli kayak

Gambar

GAMBAR 1 KERANGKA TEORI ..............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Asli Surat Pemyatdan Jaminan Purna Jual Terdiri Dari Garansi Produk dan Jaminan Pemeliharaan Produk; DOKUMEN TEKNIS KOMPUTER BRANDED3. Asli Spesifikasi Teknis Barang

Agar petani perambah yang telah direlokasi keluar dari kawasan TNRAW tidak kembali lagi ke dalam kawasan TNRAW, maka lahan pengganti tersebut diharapkan merupakan

Universitas Negeri

Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi perusahaan berada dalam kondisi grow, sehingga dapat disarankan implementasi strategi antara lain: Memperbanyak kredit usaha

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

[r]

Kemudian dari perhitungan dengan sudut keruntuhan α = φ , angka keamanan yang didapat untuk guling adalah 0,9; sedangkan angka keamanan untuk geser dan daya dukung tanah dasar

Kita tidak sama dengan orang lain, dalam kaum kita tiak ada laki-laki, kita tidak punya mamak yang akan membela sako jo pusako, engkau adalah satu-satunya