Lampiran 1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien
Data singkat informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal lahir :
Alamat :
Kamar pasien :
Tanggal wawancara :
1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah
pengguna BPJS ?
2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna
BPJS ?
3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?
4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang
diderita pasien ?
5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?
6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang
dialami pasien ?
7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit
yang di derita pasien?
8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?
9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?
10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek
perkembangan pasien ?
11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?
12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum
dengan pasien BPJS ?
13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam
14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan
Paramedis dalam menangani pasien :
Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?
Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?
Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?
15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan ?
Lampiran 2.
DRAFT WAWANCARA DENGAN KELUARGA PASIEN BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH MEDAN
Informan I
Nama : Ismawati
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 12 Februari 1962
Alamat : Jln. Perjuangan Gg. Rezeki
Ruangan : Nuri 4
Tanggal wawancara : 28 Desember 2015
1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah
pengguna BPJS ?
Iya dek, kan saat mendaftar memang sebagai pasien BPJS.
2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna
BPJS ?
Mendaftar disinipun jadi pasien BPJS gak ada sulitnya semuanya mudah cuma disuruh ngasih Kartu Keluarga,KTP dan kartu BPJSnya.
3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?
Komunikasi lancar dan jelas.
4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang
diderita pasien ?
Setiap dokter datang ya selalu berkonsultasi, dokternyapun datang bukan hanya memeriksa cucu Ibu aja, tetapi sambil berkomunikasi.
5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?
Selama 10 menit.
6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang
selama konsultasi dokter mendengarkan
7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit
yang di derita pasien?
Saat menerangkan tentang penyakit pasien, dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang perkembangan kondisi cucu Ibu dan memberikan saran biar cepat sembuh.
8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?
Dokter memberi informasi yang mudah dipahami, Ibu mengerti apa yang disampaikan dokternya.
9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?
Dokternya baik, tidak sombong, dokter setiap hari datang didampingi anak Ibu mau itu pagi atau siang pokoknya dokter datanglah untuk meriksa cucu Ibu selalu sama anak Ibu yang bekerja disini sebagai
perawat.
10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek
perkembangan pasien ?
Ya paling mengantar obat dan mengganti infus.
11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?
Ada beberapa yang baik dan ramah, tapi tidak semua, intinya kita harus pandai membawa diri agar perawatnyapun baik sama kita.
12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum
dengan pasien BPJS ?
13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya
?
Ibu merasa puas dengan standar pelayanan medis yang di berikan dokter bahkan lebih-lebih.
14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan
Paramedis dalam menangani pasien :
Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?
Ibu merasa puas dengan pelayanan Rumah Sakit Umum Bina
Kasih Medan ini sebelum cucu Ibu ini dirawat disini, Ibu duluan yang dirawat baru keluar dua minggu yang lalu. Ibu memilih Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan karena udah ngerasa nyaman Ibu dan cocok aja Ibu rasa dirawat disini insya Allah sembuh.
Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?
Puas.
Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?
Puas.
15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan ?
Informan II
Nama : Rahmat
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 2 April 1990
Alamat : Jln. Sunggal
Ruangan : Nuri 1
Tanggal wawancara : 29 Desember 2015
1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah
pengguna BPJS ?
Iya.
2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna
BPJS ?
Daftar disinipun mudah gak ada dipersulit asalkan semua berkas lengkaplah dek kayak Kartu Keluarga,KTP dan kartu BPJS
3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?
Tidak ada berjalan komunikasi.
4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang
diderita pasien ?
gak ada komunikasinya gak ada ngobrolnya kayak mana mau konsultasi, Sayapun jadi malas mau bertanya karena dokternya buru-buru pergi.
5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?
Dokter datang Cuma lima menit
6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang
dialami pasien ?
Gak bisa ngpbrol jadi gak perna ada konsultasi.
7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit
yang di derita pasien?
8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?
Tidak ada informasi, dari mana Saya dapat informasi tentang penyakit Ibu Saya kalau bukan dari dokter,tidak ada saran ataupun solusi dari dokter, kalau Ibu Saya tidak sembuh.
9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?
sikap dokter tidak peduli kayak acuh tak acuh gitulah, datangpun jarang kalau datang cuma sebentar.
10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek
perkembangan pasien ?
Enggak, menggantikan perban Ibu Saya aja enggak mau, kalau Saya manalah ngerti bagaimana cara mengganti perban ini.
11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?
Perawatpun samanya, kurang open.
12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum
dengan pasien BPJS ?
mungkin karena Ibu Saya dirawat menggunakan kartu BPJS kali ya, makanya sikap dokter tidak peduli kayak acuh tak acuh gitulah, datangpun jarang kalau datang cuma sebentar paling sekitar 5 menit memeriksa pakai yang diletakan di kuping (stetoskop) untuk memeriksa Ibu terus langsung pergi. Coba kalau ke pasien umum, ohh beda kalilah dokter langsung memeriksa setiap hari datang.
13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya
?
Tidak.
14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan
Paramedis dalam menangani pasien :
Puas, lagian dari rumah ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medankan dekat jadi gak banyak keluar biaya lagi untuk ongkos pulang balik kalau ada yang harus diambil atau diperlukan. Daftar disinipun mudah gak ada dipersulit asalkan semua berkas lengkaplah dek kayak Kartu Keluarga,KTP dan kartu BPJS, langsung di bawa keruangan ini.”
Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?
Tidak puas tidak perna ada waktu kosultasi, Saya sangat kecewa liat ajalah dokter cuma 1 kali datang padahal Ibu dirawat dari tanggal 24 Desember dan sekarang udah tanggal 29kan dek.
Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?
Tidak puas
15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan ?
Informan III
Nama : Erik
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir : 22 April 1975
Alamat : Jln. Melati perumahan helvetia
Ruangan : Nuri 2
Tanggal wawancara : 29 Desember 2015
1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah
pengguna BPJS ?
Dokter mengetahui.
2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna
BPJS ?
istri Bapak kan dirawat disini karena rujukan menggunakan kartu BPJS, saat mendaftar didepan sama orang informasinya gak ada dipersulit memang mungkin karena lengkap berkas berkas yang diperlukan
3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?
Untuk komunikasi, kalau gak Bapak duluan yang mulai konsultasi menanyai kondisi istri Bapak mungkin dokter langsung pergi, itupun komunikasi tidak berjalan dengan baik cuma sebentar.
4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang
diderita pasien ?
cuma dua kali waktu dokter datang meriksa istri Bapak .
5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?
Paling lama lima menit dek.
6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang
dialami pasien ?
7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit
yang di derita pasien?
Tidak ada menerangkan tentang penyakit istri Bapak , cuma dikasih saran banyak makan.
8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?
tidak ada informasi, saran dari dokter cuma banyak makan jangan gak makan.
9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?
Doker tidak professional menangani istri Bapak . Dokter jarang datang, bayangkan dek istri Bapak dirawat dari tanggal 23 Desember 2015 sekarang udah tanggal 29 Desember cuma dua kali datang dokter meriksa istri Bapak . Itupun gak tentu jadwalnya datang cuma satu kali dalam sehari, yang pertama dokter datang pagi yag kedua dokter datang sore.
10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek
perkembangan pasien ?
Tugasnyapun paling cuma ngantar obat dan menggantikan infus.
11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?
Kalau perawat tidak semua baik dan ramah.
12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum
dengan pasien BPJS ?
Saya sangat merasakan perbedaan antara pasien umum dan pasien BPJS,
kalau adek tidak percaya adek naik kelantai atas ruangan VIP pasti mereka menjawab puas semua.
13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya
?
Tidak, kalau dia melaksanakan pasti diasetiap hari datang.
14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan
Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?
Puas tidak dipersulit.
Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?
Tidak puas.
Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?
Tidak puas, tidak ada informasi apapun dari dokter.
15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan ?
Kami disini seperti di hotel yang sedang liburan, karena tidak ada tindakan medis yang serius. Istri Bapak hanya tertidur-tidur saja, Sayapun begitu sambil menunggu dokter atau perawat yang masuk untuk memeriksa
Informan IV
Nama : Nurfika Harahap
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir :14 Agustus 1984
Alamat : Sei mencirim km.13
Ruangan : Nuri 3
Tanggal wawancara : 30 Desember 2015
1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah
pengguna BPJS ?
Tahulah dek.
2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna
BPJS ?
Waktu Kakak daftar di bawah dek langsung diproses, tidak ada dipersulit karena Kakak bawak semua berkasnya.
3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?
kalau dokternya malas bicara makanya Kakak duluan yang ngajak bicara.
4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang
diderita pasien ?
udah seminggu Ibu dirawat, tapi saat natal dan hari libur dokter gak datang, berarti baru tiga kali dokter datang disitulah Kakak konsultasi.
5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?
Lima menit.
6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang
dialami pasien ?
ada yang dirasa Ibu sakit langsung Kakak ke dokter atau perawat diluar, bilang Ibu sakit perutnya, kepalanya oyong, terus tanggapan mereka gak ada yang senang semuanya masang muka ketat, memang didengarkan.
7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit
yang di derita pasien?
Tidak ada, makanya Saya cerewet disini kalau Ibu ada rasanya yang sakit Kakak langsung melapor pada dokter atau perawat. Terus tanggapan mereka gak ada yang senang semuanya masang muka ketat.
8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?
Tidak ada informasinya, paling sarannya banyak makan dan minum, kalau itu Kakakpun tau pastilah Kakak kasih makan,minum Ibu Kakak.”
9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?
Sikap dokter yang tidak professional hanya datang untuk meriksa saja pakai alatnya itu (stetoskop) datangpun jarang, sehari itu datang cuma sekali itupun gak tentu kadang pagi kadang sore.
10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek
perkembangan pasien ?
Enggak mau perawatnya, paling cuma ngantar obat dan gantikan infus aja.
11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?
Perawatnya ada yang baik tapi gak semua, paling ada empat orang.
12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum
dengan pasien BPJS ?
kak sangat merasakan tidak puasnya menggunakan kartu BPJS ini dek,
tapi kayak mana lagi Kakakpun gak punya banyak uang, jadi Ibu Kakak daftarkan sebagai pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Bina Kasih
13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya
?
Tidak, kalau melaksanakan standar kesehatan dalam tugasnya gak mungkin ada perbedaan antara pasien umum dan pasien BPJS.
14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan
Paramedis dalam menangani pasien :
Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?
awalnya Ibu, Kakak bawak ke klinik daerah rumah Kakak, terus karena gak sanggup mungkin makanya Ibu di rujuk ke bina kasih medan, karena Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan fasilitasnya lengkap dan dokternyapun lengkap. Waktu Kakak daftar di bawah dek langsung diproses dan Ibu langsung di bawak ke ruangan, kalau dengan rumah sakit Kakak puaslah.
Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?
Tidak puas, karena konsultasi berjalan itupun Kakak duluan yang ngajak diskusi, kalau Kakak tidak cerewet, pastilah dokter
langsung pergi gak ada konsultasi-konsultasi.
Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?
Tidak puas, karena tidak ada informasi yang diberikan.
15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan ?
Informan V
Nama : Ina
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 23 Agustus 1966
Alamat : P.Baris
Ruangan : Nuri 7
Tanggal wawancara : 30 Desember 2015
1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah
pengguna BPJS ?
Iya dokter tahu
2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna
BPJS ?
tidak ada dipersulit saat daftar dibawah yang penting bawak semua berkas pendaftaran.
3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?
Komunikasi tidak berjalan dengan baik.
4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang
diderita pasien ?
Setiap kali dokter datang, paling cuma dua kali.
5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?
Sebentar sekali hanya lima menit.
6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang
dialami pasien ?
Waktu pertama kali dibawakan diperiksa dokter, Ibu bilang anak Ibu pernah sakit hepatitis, entah dengar atau tidak dokternya, tidak ada tanggapan.
7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit
Dokter malah bilang anak Ibu cuma mencret biasa, kalau cuma mencret biasa Ibupun bisa ngobatinya, dan anak Ibu gak akan selemas ini dan merasakan sakit.
8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?
informasi yang diberikan salah, malah salah mengdiagnosis anak Ibu.
9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?
Dokter tidak profesional.
10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek
perkembangan pasien ?
perawatpun datang paling ganti infus dan ngasih obat aja.
11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?
Ada yang baik, ada yang ramah tapi tidak semua.
12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum
dengan pasien BPJS ?
Ibu ina mengaku baru kali ini menggunakan kartu BPJS dan ternyata beda kali ya antara pasien yang bayar sama gak bayar, pasien BPJS dokternya jarang datang dan tidak mau berkomunikasi.
13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam tugasnya
?
Iya, cuma periksa aja.
14.Apakah anda puas dengan standar pelayanan kesehatan yang dilakukan
Paramedis dalam menangani pasien :
Apakah anda puas mendaftarkan anggota keluarga anda (pesan) untuk dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan?
Apakah anda puas saat berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang dialami pasien?
Tidak puas, karena salah mendiagnosis anak Ibu
Apakah anda puas dengan jawaban dan informasi yang diberikan dokter tentang penyakit pasien?
Tidak puas.
15.Apakah keluarga anda (pasien) ditelantarkan saat masuk ke Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan ?
Lampiran 3. Dokumentasi
Bangunan Rumah Sakit Bina Kasih Medan
Bagian informasi
Foto peneliti dilantai satu bagian informasi, disinilah peneliti berurusahan
saat menyerahkan surat izin penelitian dan disinilah tempat pendaftaran para
Foto Bersama Kak Nurfika Harahap
Foto bersama Bang Rahmat
Foto bersama informan kedua yang bernama Bang Rahmat
Lampiran 4. Biodata Peneliti DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : DEBI FARADHITAYAHMA SIREGAR
TEMPAT/TANGGAL LAHIR : MEDAN, 06 JANUARI 1994
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : JLN MEDAN-BINJAI KM 15 DISKI
ORANGTUA
AYAH : H. SAIFULLAH A. SIREGAR
IBU : HJ. SITI KHADIJAH LUBIS
JUMLAH SAUDARA : HAMIDAH KHADIRIANISYA SIREGAR
PUTRI RAMADHANI SIREGAR HAFIZUN AKMAL SIREGAR
PENDIDIKAN
1999-2005 : SD TAMAN SISWA
2005-2008 : SMP YAYASAN BAYU BAYU PERTIWI
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Andi. (2007). Regulasi Kesehatan Indonesia, Yogyakarta: Andi Offiset.
Azwar, Azrul. (1995). Pengantar Pelaksanaan Dokter Keluarga, Jakarta: Ikatan
Dokter Indonesia.
Bungin, Burhan. (2009). Sosial Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenama Media
Grup.
Cangara, Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Effendy, Onong Uchjana. (2000). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
--- . (2003). The Interpersonal Communication. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Pers.
Kinnersley,`P., Stott, N., Petters, T., Harvey, I., & Hackett, P. (1996). A
Comparison of Methods for Measuring Pattent Satisfaction with
Consulations in Primary Care. Family Practice Vol. 13, No 1. London :
Oxford University Press.
Kotler, Philip, Amstrong. Gary. (1996). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta:
Perlindo.
Kriyantono, Rachmat. (2007). Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
---. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Persada
Media Group.
Liliweri. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Moleong. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulkan, Dede. (2007). Makalah Ilmiah: Pola Ideal Hubungan Dokter Dengan
Pasien (Pentingnya Seorang Dokter Memahami Komunikasi): padjadjaran.
Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Poerwadarminta, W.J.S. (2014), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka
Prawirohardjo. Sarwono. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Utama, S. (2003). Memahami Kepuasaan Pasien Rumah Sakit. Sumatera Utara.
Widjaja, A. W. (1986). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT. Bina
Aksara.
---. (2000). Ilmu Komunikasi; Pengantar Studi. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
Internet :
https://www.google.com/search?q=sejarah+berdirinya+rumah+sakit+umum+bi
na+kasih+medan&ie=utf-8&oe=utf-8 diakses pada tanggal 8 Agustus 2015 pukul 16.00 WIB
https://www.google.com/search?q=seruu.com&ie=utf-8&oe=utf-8 diakses pada tanggal 8 Agustus 2015 pukul 16.10 WIB
http://www.BPJSketenagakerjaan.go.id/page/profil/Sejarah.html diakses pada
tanggal 10 Agustus 2015 pukul 13.05 WIB
http://medan.trIbunnews.com/2013/10/25/keluarga-pasien-rs-bina-kasih-keluhkan-pelayanan diakses pada tanggal 10 Agustus 2015 pukul 13.50 WIB
http://www.allacademic.com diakses pada tanggal 26 Agustus 2015 pukul 12.00
Lampiran 1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien
Data singkat informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal lahir :
Alamat :
Kamar pasien :
Tanggal wawancara :
1. Apakah dokter mengetahui bahwa anggota keluarga anda (pasien) adalah
pengguna BPJS ?
2. Apakah anda dipersulit karena keluarga anda adalah pasien pengguna
BPJS ?
3. Apakah dokter mau berkomunikasi dengan anda ?
4. Sudah berapa kali anda berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit yang
diderita pasien ?
5. Berapa lama anda berkonsultasi dengan dokter ?
6. Apakah dokter mau mendengarkan keluhan anda berdasarkan yang
dialami pasien ?
7. Apakah dokter menerangkan dengan jelas dan terbuka tentang penyakit
yang di derita pasien?
8. Apakah informasi yang diberikan dokter mudah anda pahami?
9. Bagaimana Sikap Dokter saat menangani anggota keluarga anda (pasien) ?
10.Saat dokter tidak ada, apakah perawat yang mengantikan untuk mengecek
perkembangan pasien ?
11.Bagaimana sikap perawat saat menangani pasien ?
12. Menurut anda apakah ada perbedaan saat menangani pasien umum
dengan pasien BPJS ?
13.Apakah dokter melaksanakan standar pelayanan kesehatan dalam
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian
deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti
bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati
gejala dan mencatat dalam buku observasinya (Rakhmat, 2004: 4).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana data diperoleh
dengan metode wawancara. Dalam melakukan penelitian kualitatif, waktu
pengumpulan data, secara umum penelitian menemukan data penelitian dalam
bentuk kata-kata, gambar, data di sini bisa berupa catatan data lapangan, dan
dokumen pribadi. Data ini menurut Iskandar (2009: 38), haruslah dideskripsikan
oleh peneliti.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui
pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan
besarnya populasi atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan
bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling
lainnya. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada persoalan ke dalam data
bukan banyaknya data. (Kriyantono, 2009:56)
3.2. Objek Penelitian
Menjelaskan objek penelitian kualitatif adalah fokus penelitian, yaitu apa
yang menjadi sasaran penelitian. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul
dan topik penelitian tetapi secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah
penelitian. Objek penelitian ini adalah komunikasi interpersonal paramedis
dengan keluarga pasien pengguna BPJS di Rumah Sakit Umum Bina Kasih
3.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam peneitian ini adalah informan yang diminta
informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun subjek
penelitian ini adalah keluarga pasien pengguna Kartu BPJS Kesehatan.
3.4. Unit Analisis
Tempat, tempat berlangsung. Tempat berlangsungnya penelitian ini adalah
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Pelaku penelitian adalah subjek
penelitian sebagai informan yang sesuai dengan penelitian. Dalam hal ini adalah
keluarga pasien pengguna kartu BPJS Kesehatan.
3.5. Kerangka Analisis
Pada penelitian ini, data dari informan yang dikumpulkan di lapangan
akan di kumpulkan terus menerus hingga data jenuh atau tidak di jumpai variasi
informasi dan teknik analisis data selama di lapangan berdasarkan model Miles
dan Huberman. Langkah –langkah analisis data adalah sebagai berikut:
Penelitian akan melakukan reduksi data. Data yang di peroleh dari
lapangan yang sangat banyak, sehingga perlu dilakukan analisis dan melakukan
reduksi data. Mereduksi berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang
pokok dan berfokus pada hal-hal yang penting saja. Data yang telah direduksi
akan memberi gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti melakukan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan
data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan (Sugyono, 2005:92).
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-carayang dapat digunakan periset
dalam mengumpulkan data (Kriyantono, 2006: 91). Penelitian menggunakan dua
metode yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama dan
tangan pertama di lapangan (Kriyantono, 2006:43). Adapun data untuk
Wawancara mendalam
Wawancara yang di maksudkan disini adalah wawancara tidak bersturktur,
yaitu tidak memiliki setting wawancara yang baku. Penyampaian dan
peruntunan pertanyaan akan berbeda dari wawancara ke wawancara.
Tetapi, peneliti tetap membuat interview guide agar memiliki panduan
dalam mewawancari informan. Wawancara dilakukan secaralangsung
bertatp muka untuk mendapatkan data lengkap dan mendalam
(Kriyantono, 2006: 108).
Wawancara ini digunakan untuk meneliti yang telah direncanakan secara
sistematik tentang bagaimana proses komunikasi yang terjadi antara paramedis
dengan keluarga pasien pengguna kartu BPJS, dan melihat kepuasan keluarga
pasien pengguna BPJS.
Wawancara dapat memperoleh data dari informan saat diwawancarai,
informan utamanya adalah para keluarga pasien pengguna BPJS yang dirawat di
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan selama 3 sampai 7 hari.
2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini di dapat dengan cara melakukan studi
ke perpustakaan dengan mengumpulkan sumber bacaan yang dianggap
relevan dengan penelitian ini seperti jurnal, situs-situs dan buku yang
mendukung selama proses peneitian.
3.6.1. Aspek Kajian
Pertanyaan untuk keluarga pasien
1) mengenai kepuasan keluarga pasien BPJS
Kepuasaan saat mendaftarkan untuk dirawat sebagai pengguna BPJS
Kepuasaan saat berkonsultasi
Kepuasaan saat menerima informasi dari paramedis tentang penyakit pasien
2) Penilaian tentang komunikasi interpersonal paramedis
Kemampuan komunikasi paramedis
Kejelasan informasi
Mudah dipahami informasi saat konsultasi
3.6.2. Penentuan Informan
Penentuan Informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para
keluarga pasien pengguna kartu BPJS yang sedang dirawat inap selama 3 sampai
7 hari di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.
3.6.3. Keabsahan Data
Keabsahan data adalah setiap keadaan harus mendemonstrasikan nilai
yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat di terapkan dan
memperbolehkan keputusan luar yang dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya
dan kenetralan dari temuan dan keputusan – keputusannya (Moleong 2005).
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam Metode triangulasi adalah
metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk lebih mengutamakan
efektivitas proses dan hasil yang di inginkan. Triangulasi digunakan untuk
menguji kebenaran dan kejujuran informan dalam mengungkapp realitas menurut
apa yang dialami, dirasakan dan dibayangkan. Analisis triangulasi merupakan
upaya menganalisis jawaban informan dengan meneliti kebenarannya dengan data
empiris (sumber data lainnya) (Kriyantono,2007:71).
Dengan demikian, triangulasi dilakukan dalam penelitian untuk menguji
pemahaman informan, hal ini dilakukan karena dalam penelitian dapat terjadi
perbedaan pemahaman setiap informan mengenai suatu objek yang diteliti. Oleh
karena itu untuk menghindari adanya pemahaman yang berbeda tersebut
digunakan triangulasi untuk mengumpulkan informasi dan mengecek kebenaran
data. Dengan cara mengurangi sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada
saat pengumpulan data.
Dalam penelitian kualitatif, membedakan empat macam triangulasi yaitu:
Sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda.
Metode yaitu mengecek kepercayaan penemuan hasil penelitian.
Teori . (Moleong 2005: 320 - 322)
Penelitian dengan menggunakan metode triangulasi bertujuan untuk memperoleh
data yang benar-benar lengkap.
3.7. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan
analisis deskriptif kualitatif. Dalam metode kualitatif, peneliti merupakan
instrumennt, oleh karena itu menurut Iskandar (2009: 39), seorang peneliti harus
siap memasuki setting sosial objek, dan di harapkan peneliti mampu menguasai
wawasan terhadap bidang yang di teliti. Karena itu, riset bersifat subjektif, dan
hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan (Kriyantono, 2007: 57).
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.
Maka dalam analisis data selama di lapangan peneliti menggunakan model Miles
dan Huberman, yang sering disebut dengan metode analisis data interaktif.
Mereka mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus -menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada tiga, yaitu (Bungin, 2009:196-197) :
1) Reduksi data
Data yang di peroleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila
diperlukan. Dalam mereduksi data peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada
temuan.oleh karena itu, apa bila peneliti dalam melakukan penelitian
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum
memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam
2) Penyajian data
Menurut Miles dan Huberman (dalam buku Bungin, 2009:197) yang paling
sering di gunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan adanya penyajian data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjtnya Miles
dn Huberman disarankan agar dalam melakukan penyajian data, selain
dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network
(jaringan kerja) dan grafik.
3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Menurut Miles dan Huberman (dalam buku Bungin, 2009:197) adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang di kemukakan
masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apa bila kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Proses Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dengan judul komunikasi interpersonal paramedis terhadap
kepuasaan keluarga pasien pengguna BPJS, dilakukan berdasarkan tekhnik
maupun metode yang sudah dijelaskan oleh peneliti pada bab II dan bab III.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dan untuk
mendapatkan semua informasi yang diperlukan, semua data di kumpulkan dari
informan yang telah ditentukan. Informan dalam penelitian ini adalah keluarga
pasien pengguna BPJS yang sedang dirawat inap selama 3 sampai 5 hari di
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Untuk mengumpulkan semua informasi
data yang diperlukan, dilakukan proses wawancara dengan keluarga pasien
tersebut.
Ketika peneliti datang ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan pada
tanggal 15 Desember 2015 untuk menyerahkan surat izin penelitian, peneliti
datang ke bagian informasi untuk menyerahkan surat izin tersebut, setelah
menyerahkan surat penelitian dan meninggalkan nomor telepon yang bisa
dihubungi agar mudah memberitahukan kepada peneliti untuk tahap selanjutnya.
Tiga hari berlalu peneliti tidak ada di hubungi dari pihak Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan, ini membuat peneliti mendatangi kembali Rumah
Sakit Umum Bina Kasih Medan pada tanggal 19 Desember 2015 untuk menanyai
tindak lanjut surat izin penelitian tersebut, pihak Rumah Sakit memberitahukan
bahwa pimpinan sedang berada diluar kota, karena kendala ini peneliti harus
menunggu lagi.
Sampai tanggal 23 Desember 2015 peneliti tidak ada dihubungi dari pihak
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan, peneliti memutuskan untuk datang
kembali ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan untuk menanyakan boleh atau
tidak melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.
Sesampainya di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan peneliti langsung
peneliti menunggu kira-kira selama satu jam akhirnya seorang laki-laki
menyamperi peneliti, ternyata dia adalah Bapak Nando yang bertugas sebagai
Humas di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Bapak Nando menjelaskan
bahwa penelitian sudah di terima oleh pimpinan dan bisa dilakukan mulai hari
senin tanggal 28 Desember 2015.
Hari Senin tanggal 28 Desember 2015 peneliti tiba di Rumah Sakit Umum
Bina Kasih Medan pukul 11:35 WIB, peneliti langsung menghubungi Bapak
Nando selaku Humas di Rumah Sakit Bina Kasih Medan kemudian peneliti
diarahkan untuk naik ke lantai dua karena di lantai dua adalah ruangan pasien
BPJS dan meminta izin pada perawat yang sedang bertugas bahwa peneliti akan
melakukan penelitian, setelah diberi izin peneliti langsung masuk kedalam
ruangan 1/1.
Ternyata tidak mudah untuk mewawancarai keluarga pasien diperlukan
pendekatan terlebih dahulu, karena ada beberapa informan yang merasa takut
untuk menjawab pertanyaan yang ada. disinilah tugas peneliti untuk meyakinkan
para informan untuk tidak perlu ada yang ditakutkan karena penelitian ini sudah
mendapat izin dari pimpinan Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.
Akhirnya selama proses wawancara dilakukan tidak ada lagi kesulitan dan
para keluarga pasien menyambut baik peneliti dan mau meluangkan waktunya
untuk dilakukan wawancara, selama wawancara berjalan para informan menjawab
semua pertanyaan secara jelas.
Selama penelitian dilakukan peneliti bertemu dengan orang banyak, ada
yang mendaftar untuk dirawat ada juga yang sudah sembuh bergegas untuk
kembali kerumahnya. Peneliti melihat ternyata tidak ada dipersulit untuk dirawat
di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan ini, tinggal menunjukan berkas-berkas
yang lengkap kemudian langsung di antar ke ruangan masing-masing.
Selama tiga hari peneliti datang ke Rumah Sakit Bina Medan, peneliti
mendapatkan informasi data yang lengkap dari lima informan. Awalnya peneliti
telah buat janji dengan pihak Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan melakukan
penelitian selama seminggu, tetapi hanya tiga hari saja dan peneliti
memberhentikan penelitiannya karena data yang diperlukan sudah lengkap dan
Dari lima informan yang peneliti wawancarai, empat merasakan tidak puas
selama dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan karena komunikasi
interpersonal tidak berjalan, hak-hak pasien tidak terpenuhi dan sikap paramedis
yang tidak profesional saat menangani pasien, sedangkan satu informan yang lain
merasa puas dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dan informan
mengaku bahwa anaknya bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Umum Bina
Kasih Medan tersebut. Semua hasil wawancara akan disajikan dalam bentuk
narasi.
4.1.2. Lokasi Penelitian
4.1.2.1. Sejarah RSU. Bina Kasih Medan
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan diresmikan pada tanggal 17
September 2005 oleh kepala Dinas Kesehatan Dr. Hj. Linda Wardani. Gedung
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan pada awal berdirinya hanya berkapasitas
75 tempat tidur yang terdiri dari 5 lantai. Akan tetapi dengan semakin maju dan
berkembangnya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan
dan terjalinnya kerja sama dalam bidang kesehatan dengan PT. Askes ( Askes
PNS ), PT. Jamsostek dan Jamkesmas yang sebelumnya dikenal dengan Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin ( ASKESKIN ) dan sekarang disebut
Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) dan pada tanggal 1 Januari 2014
kita kenal dengan nama Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan).
Dengan semakin meningkatnya kepercayaan semua lapisan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Bina
Kasih Medan, maka pada ulang tahun yang pertama (I) Rumah Sakit Umum Bina
Kasih Medan telah menambah kapasitas gedungnya menjadi 200 tempat tidur.
Pada ulang tahunnya yang kedua (II) kembali manajemen Rumah Sakit Umum
Bina Kasih Medan meresmikan penambahan kapasitas gedungnya menjadi 300
tempat tidur terdiri :
1. Kelas Super Vip : 6 Tempat Tidur
2. Kelas Vip : 12 Tempat Tidur
4. Kelas Dua ( II ) : 28 Tempat Tidur
5. Kelas Tiga ( III ) Umum : 54 Tempat Tidur
6. Kelas Tiga Jamkesmas : 108 Tempat Tidur
7. Ruang ICU : 12 Tempat Tidur
8. ICU VIP Anak : 1 Tempat Tidur
9. ICU VIP Dewasa : 4 Tempat Tidur
10. Ruang NICU / PICU : 10 Tempat Tidur
11. Ruang Anak : 12 Tempat Tidur
12. Ruang Isolasi : 12 Tempat Tidur
13. Ruang Baby Sehat : 25 Box
Semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan dengan ini RSU Bina Kasih semakin membenahi diri
dengan melengkapi fasilitas – fasilitas yang ada seperti:
1. Unit Trauma Center
2. Unit ICU, ICCU, NICU dan PICU
3. Unit Hemodialisa ( Dalam Persiapan Kontrak Kerja )
4. Unit Endoscopy dan Infertilitas
5. Unit Radiologi
6. Unit CT Scan
7. Unit Laboratorium
8. Unit Fisiotherapi
Selanjutnya pada ulang tahunnya yang ketiga (III) direncanakan peresmian
unit-unit yang diatas. Dengan adanya rencana pengembangan ke depan Rumah
Sakit Umum Bina Kasih Medan dengan kerendahan hati mengupayakan
terjalinnya kerjasama dengan PT.Telkom, dan perusahaan swasta dan BUMN
lainnya.
Berkembangnya pelayanan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan
tidak terlepas dari adanya tekad yang kuat dari manajemen, staf dan semua
4.1.2.2. Profil Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan
Alamat : Jln. Jend. TB. Simatupang, No.148 Medan
Telpon : (061) 8475111
Fax : (061) 8445270
4.1.2.3. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Visi
Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat umum secara
profesional dengan jiwa pengabdian dan kebanggaan sebagai pelayan kesehatan.
Misi
Memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialis dan subspesialis dalam
bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk pasien rawat jalan dan
4.1.2.4. Tujuan dan Motto Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat luas dengan
memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia secara maksimal.
Motto
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan memberikan pelayanan kesehatan yang
cepat, tepat, murah Dan Berkualitas tanpa adanya perbedaan pada pasien.
4.1.2.5. Kemudahan Mengurus Administrasi
Dengan komitmen dalam memberikan informasi dan pelayanan yang
bermutu serta berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Pelayanan yang
berkualitas merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan.
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan telah melakukan Ikatan
Kerjasama dengan PT.Jamsostek Persero Cabang Medan dengan Nomor :
PER/55/032008 tanggal : 18 Maret 2008 dengan memakai Sistem INA – DRG
juga dapat digunakan sebagai salah satu standart penggunaan sumber daya dalam
memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, dengan kata lain INA – DRG
adalah sistem pemerataan, jangkauan yang berhubungan dengan mutu pelayanan
kesehatan yang menjadi salah satu unsur dalam pembiayaan kesehatan atau
mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran dengan
pembiayaan yang dikaitkan dengan mutu dan efektifitas pelayanan terhadap
pasien. Sekarang Jamsostek berubah menjadi Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial (BPJS).
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan adalah salah satu Rumah Sakit
Swasta yang pertama di Indonesia melakukan ikatan kerjasama dengan
PT.Jamsostek Persero yang sekarang berubah menjadi Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dengan memakai Sistem INA – DRG
untuk melayani pasien BPJS demi tercapainya pelayanan yang terbaik, cepat,
Dengan sistem komputerisasi, kami akan membantu anda menyelesaikan
perincian biaya pasien dengan cepat, tepat dan akurat sesuai peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.
4.2. Wawancara dengan Keluarga Pasien
Peneliti melakukan wawancara kepada lima informan, semua informan
adalah keluarga pasien BPJS yang sedang dirawat inap selama 3 sampai 7 hari di
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Wawancara disusun dalam bentuk narasi
dan sesuai dengan susunan pedoman wawancara yaitu karakteristik informan,
komunikasi interpersonal dokter, sikap paramedis dan kepuasan keluarga pasien
pengguna BPJS.
4.2.1. Karakteristik Informan Informan I
Nama : Ismawati
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 12 Februari 1962
Alamat : Jln. Perjuangan Gg. Rezeki
Ruangan : Nuri 4
Seperti yang sudah dijanjikan oleh Bapak Nando bahwa penelitian bisa
dilaksanakan pada hari senin tanggal 28 Desember 2015, penelitipun tiba di
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan pukul 14:00 wib, dan diarahkan langsung
untuk naik ke lantai dua karena disitu ruangan semua pasien pengguna BPJS.
Peneliti langsung meminta izin pada perawat yang sedang bertugas setelah
diizinkan peneliti langsung memasuki ruangan Nuri empat, karena pada saat itu
peneliti melewati nuri satu, nuri dua dan nuri tiga tidak ada keluarga yang
menjaga didalam ruangan, mungkin sedang keluar makan atau kesibukan lainnya.
Di Nuri empat peneliti bertemu dengan Ibu Ismawati, Ibu Ismawati
merupakan informan pertama yang peneliti wawancarai. Ibu Isma adalah nenek
dari pasien, Ibu Isma seorang Ibu rumah tangga yang sangat peduli dengan
kesehatan anak dan cucu-cucunya. Ibu Ismawati memiliki ciri-ciri berkulit hitam
manis, berambut pendek dan tinggi kira-kira 165 cm, bersifat baik juga ramah
dengan orang lain. Begitu juga saat melihat kedatangan peneliti, Ibu Isma
menerima dan langsung dekat dengan peneliti seperti sudah lama kenal. Buk Isma
juga bersedia untuk menjadi informan peneliti dan siap untuk diwawancarai.
tulis untuk mencatat hal-hal penting dari wawancara dan tidak lupa
mendokumentasikan.
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mengetahui biodata ibu Ismawati
yang merupakan salah satu keluarga pasien BPJS yang sudah dirawat inap selama
4 hari terhitung mulai dari tanggal 25 Desember 2015 dirawat di Rumah Sakit
Bina Kasih Medan.
Ibu Ismawati mengaku Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan adalah
Rumah Sakit favorit dan sudah seperti rumah sakit pribadi buat Buk Isma, setiap
ada yang sakit dalam keluarganya mulai dari Ibu Isma sendiri, suami, anak-anak
dan cucu-cucu semua selalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan
untuk dirawat dan menerima pertolongan medis. Sebagai pengguna kartu BPJS
Ibu Ismawati mengaku tidak ada dipersulit saat mendaftarkan cucunya untuk
dirawat di Rumah Sakit Bina Kasih Medan. Seperti yang diungkapkan Ibu
Ismawati saat wawancara berlangsung tanggal 28 Desember 2015.
“sebelum cucu Ibu ini dirawat disini, Ibu duluan yang dirawat baru keluar dua minggu yang lalu. Ibu memilih Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan karena udah ngerasa nyaman Ibu dan cocok aja Ibu rasa dirawat disini Insya Allah sembuh. Cucu Ibu ini Ibu daftarkan sebagai pasien BPJS, dokter tau kalau cucu Ibu ini pasien BPJS, waktu Ibu mendaftar disinipun jadi pasien BPJS gak ada sulitnya semuanya mudah cuma disuruh ngasih Kartu Keluarga, KTP dan kartu BPJSnya.
Informan II
Nama : Rahmat
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 2 April 1990
Alamat : Jln. Sunggal
Ruangan : Nuri 1
Selasa, 29 Desember 2015 peneliti datang ke Rumah Sakit Umum Bina
Kasih Medan pukul 11:35 WIB, kembali untuk melanjutkan wawancara, peneliti
langsung masuk keruangan pertama yaitu nuri satu. Karena sudah ada keluarga
pasiennya yang sedang merawat, menunggui pasien diruangan ini.
Peneliti mengetuk pintu dan mengucapkan salam, di ruangan nuri satu
terlihat ada laki-laki berkulit hitam dengan menggunakan topi dikepalanya, dia
bingung dengan kedatangan peneliti. Sebelum wawancara dimulai peneliti
berkenalan terlebih dahulu dengan keluarga pasien, ternyata laki-laki berkulit
hitam dan memakai topi itu bernama Bang Rahmat, dan peneliti meminta izin
kepada Bang Rahmat untuk bersedia meluangkan waktunya sebentar agar
dilaksanakan wawancara santai. Awalnya Bang Rahmat merasa takut untuk di
wawancarai, peneliti menjelaskan bahwa penelitian ini sudah diberi izin dari
pihak Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan untuk melaksanakan penelitian
dengan cara wawancara untuk melengkapi data-data skripsi peneliti, dan akhirnya
Suasana wawancara sangat santai, karena Bang Rahmat menjawab semua
pertanyaan yang ada dengan perasaan yang dia rasakan selama menjaga pasien.
Pasien ini adalah Ibu dari Bang Rahmat yang menderita penyakit diabetes.
Sebagai anak, Bang Rahmat sangat sedih melihat Ibunya sakit berbaring
lemas di tempat tidur, ia mengaku biaya kesehatan itu sangat mahal. Dengan
adanya bantuan dari pemerintah untuk berobat gratis, Bang Rahmat sangat
bersyukur. Bang Rahmat mengaku kenapa memilih Rumah Sakit Umum Bina
Kasih Medan, karena dekat dari rumah dan menerima pasien BPJS, untuk masuk
dirawatpun tidak ada dipersulit saat mendaftar.
“dari rumah ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medankan dekat jadi gak banyak keluar biaya lagi untuk ongkos pulang balik kalau ada yang harus diambil atau diperlukan. Daftar disinipun mudah gak ada dipersulit asalkan semua berkas lengkaplah dek kayak Kartu Keluarga, KTP dan kartu BPJS, langsung di bawa keruangan ini.”
Informan III
Nama : Erik
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir : 22 April 1975
Alamat : Jln. Melati perumahan helvetia
Ruangan : Nuri 2
Pada tanggal yang sama peneliti melanjutkan wawancara ke ruangan nuri
dua peneliti bertemu dengan Bapak Erik yang sedang merawat dan menjaga
istrinya. Peneliti langsung meminta izin bersedia atau tidak Pak Erik
diwawancarai. Bapak Erik yang memiliki kulit sawo matang dan berkacamata ini
bersedia untuk diwawancarai walaupun Pak Erik terlihat lagi tidak enak badan
kemudian Pak Erik mengajak wawancara dilakukan diluar ruangan agar tidak
mengganggu istrinya yang sedang istirahat.
Pak Erik bertanya kuliah dimana, kemudian peneliti menjawab kuliah di
Universitas Sumatera Utara. Pak Erik kira peneliti adalah calon dokter, peneliti
menjelaskan bahwa peneliti jurusan ilmu komunikasi, wawancara ini untuk
melengkapi skripsi peneliti. Pertanyaan wawancara juga memfokuskan ke
komunikasi paramedis di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.
Wawancarapun dimulai, saat peneliti bertanya bagaimana perasaan Pak
Erik, istri Bapak dirawat di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dengan
“istri Bapak kan dirawat disini karena rujukan menggunakan kartu BPJS, saat mendaftar didepan sama orang informasinya gak ada dipersulit memang mungkin karena lengkap berkas berkas yang diperlukan. Istri Bapak dirawat dari tanggal 23 Desember 2015 sekarang udah tanggal 29 Desember berarti sudah 7 hari dirawat disini.”
Informan IV
Nama : Nurfika Harahap
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir :14 Agustus 1984
Alamat : Sei mencirim km.13
Ruangan : Nuri 3
Tanggal wawancara : 30 Desember 2015
Pada pukul 14:15 wib, siang itu peneliti langsung mengetuk pintu kamar
pasien dan bertemu dengan Kak Nurfika Harahap, dia adalah anak dari pasien
yang menderita sakit diabetes dan ada sakit jantung juga. Ciri-ciri Kak Nurfika
mengaku memilih Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan karena dekat dari
rumah dan fasilitasnya lengkap, jadi kalau Ibu disuruh dokter foto (CT-Scan).
“awalnya, Ibu Kakak dibawa ke Klinik daerah rumah Kakak, terus karena gak sanggup mungkin makanya Ibu di rujuk ke Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan, karena Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan fasilitasnya lengkap dan dokternyapun lengkap. Waktu Kakak daftar di bawah dek langsung diproses dan Ibu langsung di bawak ke ruangan inilah, gak ada dipersulit karena berkas yang diperlukan lengkap Kakak bawak semuanya.”
Informan V
Nama : Ina
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 23 Agustus 1966
Alamat : P.Baris
Ruangan : Nuri 7
Hari semakin sore peneliti langsung mencari informan selanjutnya dan
bertemu dengan seorang Ibu yang menggunakan hijab, berkulit coklat muda
dengan postur tinggi badan kira-kira 160 cm, Ibu Ina sedang duduk diluar ruangan
pasien. Peneliti langsung mendatangi Ibu tersebut dan menyapa, memberi salam,
ternyata Ibu merespon baik kedatangan peneliti, setelah berkenalan nama Ibu
tersebut adalah Ibu Ina yang sedang merawat dan menjaga anaknya dan Ibu Ina
mau meluangkan waktunya untuk diwawancarai.
Saat Ibu Ina mengetahui anaknya sakit, langsung dibawa ke Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan. Alasana Ibu Ina memilih Rumah Sakit Umum Bina
Kasih Medan karena dekat dari rumah dan menerima pasien BPJS.
“namanya orang tua ya panik anaknya sakit, jadi Ibu pilih Rumah Sakit yang dekat ajalah dek, Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medankan dekat dari rumah Ibu dan menerima pasie BPJS juga. Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan bagus pelayanannya, tidak ada dipersulit saat daftar dibawah, langsung dibawa ke ruangan disini.”
4.2.2. Komunikasi Interpersonal
Berdasarkan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui komunikasi
interpersonal paramedis dengan keluarga pasien BPJS di Rumah Sakit Umum
Bina Kasih Medan. Komunikasi yang efektif diharapkan dapat mengatasi kendala
yang ditimbulkan dari kedua belah pihak, baik itu keluarga maupun dokter.
Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dari keluarganya dan
keluargapun yakin akan kesembuhan pasien menyerahkan seutuhnya kepada
dokter.
Kondisi ini sangat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien
selanjutnya, dengan berkomunikasi berjalanlah konsultasi yang memberikan
informasi kepada keluarga pasien, keluargapun akan patuh menjalankan nasehat
dan saran-saran dari dokter untuk kesembuhan pasien.
Setelah peneliti melakukan wawancara mendalam kepada setiap informan
yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini. Hanya satu informan yang
merasakan komunikasi dokter berjalan dengan baik dan empat lainnya mengaku
Informan I
Nama : Ismawati
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 12 Februari 1962
Alamat : Jln. Perjuangan Gg. Rezeki
Ruangan : Nuri 4
Tanggal wawancara : 28 Desember 2015
Ibu Ismawati adalah informan pertama yang peneliti wawancarai. Saat
peneliti bertanya apakah dokter mau berkomunikasi, dan apakah ada kesulitan saat
melakukan konsultasi dengan dokter.
Ibu yang ramah dan suka ketawa ini mengaku bahwa tidak ada kesulitan
saat berkomunikasi dengan dokter, dokter meluangkan waktunya untuk
berkonsultasi dengan Ibu Ismawati dan memberikan informasi. Informasi yang
diterima semuanya mudah dipahami dan dimengerti.
“saat dokter datang untuk meriksa cucu Ibu, dokter tidak hanya diam saja tapi sambil berbicara, jadinya komunikasi berjalan dengan baik, konsultasi berjalan setiap dokter datang meriksa pasti ada waktu untuk konsultasi selama 10 menitlah tentang penyakit cucu Ibu, selama konsultasi dokter mendengarkan dan memberi informasi yang lengkap tentang perkembangan kondisi cucu Ibu dan memberikan saran biar cepat sembuh. Kitapun harus banyak bertanya agar bertambah informasi dan tau perkembangan pasien.Komunikasi dokternyapun mudah dipahami, Ibu mengerti apa yang disampaikan dokternya, menjadi seorang yang merawat cucu Ibu, Ibu harus menggantikan peran pasien, untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter. Komunikasilah penghubungan antara Ibu dan Dokter, untuk penyembuhan cucu Ibu. Dengan berkomunikasi dokter akan memberikan informasi perkembangan cucu Ibu, memberikan saran-saran dan larangan apa saja yang harus diperhatikan agar cepat berjalan penyembuhan cucu Ibu. Dan Ibu bersyukur Dokter-dokter yang menangani cucu Ibu mau berkomunikasi dan mengajak berkonsultasi selama proses komunikasi berjalan Ibupun semakin banyak mendapatkan informasi-informasi perkembangan cucu Ibu.”
Informan II
Nama : Rahmat
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 2 April 1990
Ruangan : Nuri 1
Tanggal wawancara : 29 Desember 2015
Bang Rahmat adalah informan kedua yang peneliti wawancarai, dengan
muka yang tegang tetapi Bang Rahmat menjawab semua pertanyaan dengan apa
yang dirasakan oleh Bang Rahmat. Seperti saat peneliti menanyakan Komunikasi
Interpersonal dokter dengan Bang Rahmat, ternyata komunikasi tidak berjalan,
dokter tidak mau berkomunikasi dan berkonsultasi tentang penyakit Ibu Bang
Rahmat, Bang Rahmat mengaku tidak mendapatkan informasi tentang
perkembangan Ibunya.
“Saya sangat kecewa liat ajalah dokter cuma 1 kali datang padahal Ibu dirawat dari tanggal 24 Desember dan sekarang udah tanggal 29kan dek. Datangpun cuma memeriksa aja itupun sebentar paling lama lima menit, gak ada komunikasinya gak ada ngobrolnya kayak mana mau konsultasi, Sayapun jadi malas mau bertanya karena dokternya buru-buru pergi. Dari mana Saya dapat informasi tentang penyakit Ibu Saya kalau bukan dari dokter, tidak ada saran ataupun solusi dari dokter.”
Bang Rahmat mengaku belum bisa menyesuaikan diri dengan dokter, hal
ini dikarenakan dari diri Bang Rahmat sendiri yang merasakan perasaan takut
untuk memulai komunikasi, ditambah lagi dokter yang tidak mau memulai
berkomunikasi dengan dirinya. Seharusnya dengan mengadapi dokter yang tidak
mau berkomunikasi, Bang Rahmat bisa memulai atau mengajak komunikasi
dengan dokter. Saat peneliti bertanya kenapa tidak Abang yang memulai
berkomunikasi untuk berkonsultasi dengan dokter, Bang Rahmat Menjawab.
“Saya takut dek, kayaknya Saya lihat Dokternya sibuk sekali. Dokternya jarang datang, paling lama datang hanya lima menit, dengan waktu yang singkat itu lalu buru-buru pergi, jadi sayapun malas mau bertanya.”
Informan III
Nama : Erik
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir : 22 April 1975
Alamat : Jln. Melati perumahan helvetia
Ruangan : Nuri 2
Bapak Erik mengaku seharusnya Dokter sebagai komunikator untuk
memulai berkomunikasi dan memberikan pesan-pesan informasi dan Bapak Erik
sebagai komunikan yang menerima Pesan-pesan tersebut, tetapi Bapak Eriklah
yang selalu mengajak atau memulai komunikasi dengan dokter. Menurut Bapak
Erik dengan berkomunikasi mengajak dokter berkonsultasi ini menambah inf
ormasi kepadanya untuk merawat istrinya yang sedang sakit, mengetahui
perkembangan istrinya. Seperti yang diungkapkan Bapak Erik saat diwawancarai
tangggal 29 Desember 2015.
“Untuk komunikasi, kalau gak Bapak duluan yang mulai konsultasi menanyai kondisi istri Bapak mungkin dokter langsung pergi. Seharusnya dokterlah yang aktif berkomunikasi bertukar informasi kepada Bapak tetapi dokternya hanya menunggu Bapak bertanya, kalau Bapak diam saja ya sama sekali tidak berjalan komunikasi disini dek. Komunikasi tidak berjalan dengan baik cuma sebentar dek paling ada lima menit gitu, itupun tidak ada informasi, saran dari dokter cuma banyak makan jangan sampai gak makan.”
Informan IV
Nama : Nurfika Harahap
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir :14 Agustus 1984
Alamat : Sei mencirim km.13
Ruangan : Nuri 3
Tanggal wawancara : 30 Desember 2015
Saat peneliti bertanya dengan Kak Nurfika, apakah dokter mau
berkomunikasi dan mengajak Kakak berkonsultasi tentang perkembangan kondisi
Ibu Kakak.
Kak Nurfika mengaku kalau komunikasi mengharapkan dokter duluan
yang mulai, tidak akan pernah terjadi, kakak orangnya cerewet dek kalau gak
kakak duluan yang memulai komunikasi, berkonsultasi, dokternya hanya diam
saja dan tidak mau tau.
ya diam aja mana mau tau. nunggui orang sakit ini harus cerewet, kalau ada yang dirasa Ibu sakit langsung Kakak ke perawat diluar, bilang Ibu sakit perutnya, kepalanya oyong, terus tanggapan mereka gak ada yang senang semuanya masang muka ketat, kalau dokternya malas bicara makanya Kakak duluan yang ngajak bicara menanyai kondisi Ibu, memang didengarkan tapi gak ada informasinya, paling sarannya banyak makan dan minum, kalau itu Kakakpun tau pastilah Kakak kasih makan,minum Ibu Kakak.”
Informan V
Nama : Ina
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 23 Agustus 1966
Alamat : P.Baris
Ruangan : Nuri 7
Tanggal wawancara : 30 Desember 2015
Ibu Ina menceritakan anaknya sakit karena kelelahan pulang dari kamping,
awalnya Ibu Ina tidak memberi izin kepada anaknya yang mau kamping dengan
teman-teman kuliahnya, karena Ibu Ina khawatir takut sakit anaknya kambuh lagi,
anaknya pernah menderita sakit hepatitis .tapi sianak tetap memaksa dan akhirnya
Ibu Ina luluh dan memberikan izin kepada anaknya untuk ikut kamping. Selama
kurang lebih seminggu kamping, pulang dari kamping anaknya ternyata sakit, apa
yang ditakuti buk Ina terjadi, anaknya langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum
Bina Kasih Medan. Dokternya jarang datang dan tidak mau berkomunikasi, saat
pertama kali masuk dokter memeriksa salah memvonis penyakit anak Saya,
seharusnya seorang dokter harus mampu mengenali satu persatu pasiennya
dengan baik, ini perlu agar dokter tidak salah mengdiagnosa penyakit pasien yang
ditanganinya.
4.2.3. Sikap Paramedis
Selain komunikasi interpersonal paramedis, penelitian ini bertujuan
melihat sikap paramedis saat menangani pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Bina
Kasih Medan, bagaimana sikap paramedis dalam upaya menyembuhkan pasien.
Informan I
Nama : Ismawati
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 12 Februari 1962
Alamat : Jln. Perjuangan Gg. Rezeki
Ruangan : Nuri 4
Tanggal wawancara : 28 Desember 2015
Ibu Isma sangat nyaman dengan pelayanan Rumah Sakit Umum Bina
Kasih Medan, dengan dokter-dokternya dan para perawatnya semuanya baik dan
ramah, seperti yang diungkapkan Ibu Isma saat di wawancarai tanggal 28
Desember 2015.
“Dokternya baik, ramah, tidak sombong, mau gitu ngobrol sama keluarga pasien dan pasiennya. Dokter menunjukan kepeduliannya. Dokter setiap hari datang mau itu pagi atau siang pokoknya dokter selalu datang untuk memeriksa cucu Ibu didampingi anak Ibu yang bekerja disini sebagai perawat. Perawatnyapun baik, ramah-ramah.”
Informan II
Nama : Rahmat
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 2 April 1990
Alamat : Jln. Sunggal
Ruangan : Nuri 1
Tanggal wawancara : 29 Desember 2015
Saat peneliti bertanya bagaimana sikap paramedis saat menangani Ibu dari
Bang Rahmat. Dengan penuh rasa kecewa Bang Rahmat menjawab dengan nada
yang meninggi, bahwa dokter dan perawat di Rumah Sakit Bina Kasih Medan
“sikap dokter tidak peduli kayak