KUESIONER
I. Kata Pengantar
Dengan Hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Transparansi Kebijakan Bublik Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada DPRD Provinsi Sumatera utara)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang akuntansi pada Program Sarjana Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Annisa
Alamat : Jl. Amal Gg Melati V no 63F Medan Sunggal
Status : Mahasiswi Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.
Peneliti,
II. Kuesioner Penelitian
PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DENGAN
TRANSAPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Pada DPRD Provinsi Sumatera Utara)
Kuesioner ini digunakan sepenuhnya untuk kepentingan penelitian dan pendidikan dan tidak ada unsur yang menyesatkan dalam penggunaanya. Isilah form yang disediakan dengan jujur!
Identitas diri Petunjuk pengisian kuisioner
Bapak/Ibu diminta untuk menjawab pertanyaan dibawah ini, kemudian dimohon menjawab pertanyaan tersebut dengan memberi check list (√) pada tabel yang sudah tersedia dengan memilih :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
1. Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran
No
1. Saya mengetahui bagaimana cara penyusunan APBD 2. Pelaksanaan APBD yang sebenarnya harus dilakukan
oleh eksekutif dapat saya pahami
3. Jika terjadi kebocoran dalam pelaksanaan APBD, saya mengetahui
4. Saya mampu mengidentifikasi pemborosan/ kegagalan di dalam pelaksanaan proyek .
2. Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
No PERTANYAAN (5)
1. Saya terlibat dalam memberikan masukan saat penyusunan arah dan kebijakan umum APBD
2. Analisis politik saya lakukan dalam rangka menyusun APBD
3. Bagi saya aspirasi masyarakat menjadi dasar dalam rangka menyusun APBD
4. Saya terlibat dalam pengesahan APBD
5. Saya dapat menjelaskan tentang APBD yang telah disyahkan
6. Saya merasa pengesahan APBD sudah memenuhi azas transparansi
7. Saya terlibat dalam memantau pelaksanaan APBD 8. Saya aktif melakukan evaluasi terhadap laporan
triwulanan/bulanan yang dibuat eksekutif
9. Saya menanyakan alasan adanya revisi anggaran
10. Saya meminta keterangan atas Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) APBD yang disampaikan Gubernur
11. Saya menanyakan LPJ APBD jika terjadi kejanggalan 12. Jika ada kejanggalan dalam LPJ APBD saya kira
hanya karena ketidak cermatan dalam menghitung nota anggaran
3. Transparansi Kebijakan Publik
NO PERTANYAAN
(5) SS
(4) S
(3) KS
(2) TS
(1) STS
1.
Menurut saya, pengumuman kebijakan
anggaran kepada masyarakat dapat
meningkatkan transparansi.
2. Selama ini menurut saya masyarakat mudah
mengakses dokumen publik tentang anggaran.
3.
Laporan pertanggungjawaban tahunan
sepengetahuan saya selama ini tepat waktu.
4. Bagi saya kebijakan transparansi anggaran dapat
mengakomodasi dan meningkatkan suara/usulan rakyat.
5.
Adanya sistem pemberian informasi kepada
publik bagi saya dapat meningkatkan kebijakan
transparansi anggaran
HASIL PENELITIAN dan ANALISIS SPSS
Uji Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (�)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Uji Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengawasan
APBD (�)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.899 12
Uji Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik (�)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .99339927
Most Extreme Differences Absolute .151
Positive .136
Negative -.151
Kolmogorov-Smirnov Z 1.326
Asymp. Sig. (2-tailed) .060
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2136.192 1 2136.192 525.199 .000a
Residual 305.055 75 4.067
Total 2441.247 76
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Dewan tentang Anggaran b. Dependent Variable: Pengawasan APBD
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Pengawasan APBD
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .935a .875 .873 2.017 1.812
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Dewan tentang Anggaran b. Dependent Variable: Pengawasan APBD
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.923 .823 7.200 .000
Pengawasan APBD -.082 .017 -.493 -4.912 .000
a. Dependent Variable: absolute_residual_untuk_moderasi
Distribusi Frekuensi Penilaian Responden untuk Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (�)
Keterangan P1 P2 P3 P4
STS 0 0 0 0
TS 0 0 0 0
KS 30 26 17 5
S 37 30 33 66
SS 10 21 27 6
Distribusi Frekuensi Penilaian Responden untuk Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD (�)
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KS 6 16 5 27 5 20 5 5 20 21 10 23
S 33 28 66 38 50 40 60 44 30 40 45 26
SS 38 33 6 12 22 17 12 28 27 16 22 28
Distribusi Frekuensi Penilaian Responden untuk Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik (�)
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5
Uji Signifikansi Transparansi Kebijakan Publik (�) dalam Memoderasi Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (�) terhadap
Pengawasan APBD (�)
a. Dependent Variable: absolute_residual_moderasi
4 3 3 4
Pengawasan APBD
5 5 4 5 4
4 4 4 3 4
4 3 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 5 4 4
3 3 3 3 3
4 4 5 4 4
5 5 4 5 4
4 4 4 3 4
4 3 4 4 4
5 5 5 5 5
4 4 5 4 4
5 5 4 5 5
5 5 4 5 4
4 4 4 3 4
4 3 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 5 4 4
3 3 3 3 3
4 4 5 4 4
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2002. Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta:UPP AMP YKPN.
Augustine, Y. dan R. Kristaung. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi.Jakarta: PT Dian Rakyat.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.
Coryanata, Isma. 2007. Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebijakan Publik sebagai Pemoderating Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran dan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). (Tidak dipublikasikan) Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.
Donaldson,L. Dan Davis,J.1991. Stewardship Theory or Agency Theory: CEO Govermance and ShareholderReturns. Vol 16 No.1. Januari 2016)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara : Medan.
Field, A. 2009.Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage
Gamst, G., L.S. Meyers, dan A.J. Guarino. 2008. Analysis of Variance Designs, Computational Approach with SPSS and SAS. Cambridge: Cambridge University Press.
Ghozali, I. 2009. Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Helmayunita, Nayang. 2012. Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran
Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) dengan Akuntabilitas Publik dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating. Skripsi : FE UNP
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE.
Indradi, dan Syamsiar. 2001.Pengaruh Pendidikan dan Pengalaman anggota DPRD dengan Proses Pembuatan Peraturan Daerah,Tesis S2 Tidak dipublikasikan, Program Pasca Sarjana Ilmu Administrasi Negara: Universitas Brawijaya Malang.
Jufri, Darma, & Ali Fikri Hasibuan, 2012. Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerag Dengan Partisipasi Masyarakat Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Mediasi Vol.4 No.1 Juni 2012.
Kurina, Utama & Efrizal Syofyan. Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Variabel Pemoderasi Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik. Jurnal WRA, Vol.1 No.1,1 April 2011.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.Maridasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi.
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi
Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian untuk Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Pramono, A,H. 2002. Pengawasan Legislative terhadap Eksekutif dalam Penyelenggaraan pemerintahan Daerah. Tesis S2 tidak dipublikasikan. Universitas Brawijaya Malang.
Sopanah, 2003. Pengaruh Partisipasi dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah. Jurnal SNA VI Hlm.1160-1174. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Yudoyono, B. 2002, Optimalisasi Peran DPRD dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah. (online), 28 Desember2016)
Zigmund, W.G. et al. 2009. Business Research Methods, 8th Edition.Pearson Prentice Hall.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian angka dan melakukan analisis dengan prosedur statistik. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner.
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitin dilakukan di Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara yang telah menerapkan good govermance dengan opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).Waktu penelitian dilakukan selama satu bulan.
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
PelaporanAkhi r
Sidang
Sumber : Data OlahanPeneliti 2015 3.3 Batasan Operasional
Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang akan diteliti, maka perlu adanya batasan dalam melakukan penelitian.Unit analisis penelitian ini berupa manusia yaitu pengetahuan anggotaDPRD Provinsi Sumatera Utara.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah DPRD Provinsi Sumatera Utara.Sampel penelitian ini adalah seluruh anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah responden sebanyak 98 orang.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Nama lain dari variabel ini adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau variabel konsekuensi ( Indriantoro dan Supomo, 1999). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (Y). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert lima poin yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan butir pertanyaan sebanyak 16 pertanyaan yang dikembangkan oleh Ayu Juliastuti (2013).
3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel Independen ialah Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran (X1). Variabel ini juga akan diukur menggunakan skala Likert lima poin dengan butir pertanyaan sebanyak enam pertanyaan yang dikembangkan oleh Ayu Juliastuti (2013) dengan poin penilaian Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
3.5.3Variabel Moderating
Variabel moderating yaitu variabel yang memengaruhi (menguatkan
kebijakan publik (X2) yang mana semuanya di ukur skala Likert lima poin dengan butir pertanyaan sebanyak delapan pertanyaan yang dikembangkan oleh Ayu Juliastuti (2013).
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan dalam sebuah kuisioner yang akan diisi oleh responden. Butir pertanyaan dan pilihan jawaban dalam kuisioner disesuaikan dengan variabel-variabel yang akan diukur. Kuisioner akan diantarkan langsung kepada responden, dan jika memungkinkan kuisioner akan langsung diambil kembali setelah diisi oleh responden. Namun, jika tidak memungkinkan maka kuisioner akan diambil paling lambat 1 minggu setelah penyerahan atau sesuai waktu yang telah disepakati dengan responden. Sebagai tambahan, data juga diambil dari literatur, buku-buku panduan, studi pustaka serta sumber-sumber lain yang relevan dengan topik penelitian.
3.7Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek. Data berupa tanggapan tulisan atas pertanyaan atau kuesioner dari subjek penelitian yaitu anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer ini nantinya akan diperoleh langsung dari responden.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data dalam penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS ( Statistical Package for Social Science). Beberapa teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan alat statistik yaitu statistik deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden, seperti jenis kelamin,pendidikan, jabatan, fraksi dan komisi mengenai variabel-variabel penelitian.
3.8.2Uji Kualitas Data
3.8.2.1 Uji Validitas
moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk butir pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen (Noor, 2011:132). Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 (Sekarang dalam Augustine dan Kristaung, 2013:70).
Setelah data diperoleh berdasarkan penyebaran kuesioner, maka data tersebut perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Bila instrumen atau alat ukur atau kuesioner tersebut tidak valid maupun reliabel, maka tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik (Noor, 2011:130, Zikmund, et al, 2009:309).
3.8.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih, Reliabilitas adalah indeks yang menujukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap setiap konstruk atau variabel yang digunakan dalam penelitian (Augustine dan Kristaung, 2013:70).
menggunakan nilai Alpha Cronbach (Augustine dan Kristaung, 2013:71-72). Alpha Cronbach mengindikasikan apabila kerelasian memiliki nilai yang tinggi, maka instrumen penelitian juga memiliki reliabilitas yang tinggi pada internal consistency dan umumnya Alpha Cronbach digunakan untuk skala interval (Cooper dan Schindler dalam Augustine dan Kristaung, 2013:72).
Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165).
Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memilikiatau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas (Noor, 2011:130).
3.8.3 Uji Asumsi Klasik
3.8.3.1 Uji Normalitas
3.8.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas adalah keadaan dimana terjadi ketidak samaan varians dari residual untuk pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi masalah heteroskedasitas.Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plotantara lain prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika ada titik pola tertentu yang teratur (bergelombang,melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009 : 37).
3.8.3.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah keadaan di mana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW).
Pengambilan keputusan sebagai berikut (Priyatno, 2013: 59)
1. Du < dw < 4 – du, maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi
3. Dl < dw < du atau 4 – du < dw < 4, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.
3.8.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk menguji pengaruh moderasitransparansi kebijakan publik terhadap variabel pengetahuan dewan tentang anggaran dalam mempengaruhi pengawasan anggaran APBD. Analisis residual menguji pengaruh deviasi dari suatu model dengan fokus lack of fit antar variabel independen (Ghozali, 2005:240).
Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan regresi persamaan :
Z = a + b1X + e………..(1)
Kemudian regresi dilanjutkan dengan persamaan : | e | = a + b2Y………..(2)
Persamaanregresi (2) menggambarkan transparansi kebijakan publik sebagai variablemoderating jika nilai koefisien parameternya signifikan dan negatif.
3.8.4.1 Uji Koefisien Determinasi (��)
semua hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.8.4.2 Uji F (Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimsukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama, terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau :
H
0:b1 = b2=...= bk = 0 (5) Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :Ha :b
1 ≠b
2 ≠...≠b
k ≠ 0 (6)Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Rumus signifikan sebagai berikut :
�ℎ
=
�2 / k
(1−�2) / (n−k−1)
Dimana :
Ketentuannya jika Fh> Ft, maka koefisien korelasi ganda mempunyai pengaruh yang signifikan dan diberlakukan dimana sampel diambil (Sugiyono, 2012:192).
3.8.4.3Uji Statistik t
Uji statistik pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis Nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah satu parameter (b1) sama dengan nol, atau :
H0:b1=0 (2)
Artinya, tidak ada hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Hippotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :
H
a:b1≠ 0 (3)Artinya, terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Rumus uji signifikan korelasi product moment sebagai berikut:
�=�√� −2 √1 +�2
Di mana:
n = Jumlah pengamatan Ketentuan jika:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Analisis Statistik Dekrisptif Responden
Dalam Penelitian ini peneliti menyebarkan kuisioner sebanyak 98 rangkap kepada anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara yang berada ditempat selaku responden, dimulai pada tanggal 7 Desember 2015 sampai tanggal 8 Februari 2016. Dan kuisioner yang di kembalikan responden pada peneliti sebanyak 77 rangkap. Berikut ini disajikan hasil analisi statistik desktiptif yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan peneliti.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 67 87.01%
Perempuan 10 12.99%
Total 77 100%
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahuidari 77responden, 67 responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 87.01%, sementara 10 responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase 12.99%.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase
SMA 7 9.10%
Diploma 1 1.30%
Sarjana 53 68.83%
Pasca Sarjana 15 19.48%
Doktor 1 1.30%
Berdasarkan Tabel 4.2diketahui dari 77 responden untuk pendidikan, menunjukan bahwa tingkat responden yang paling banyak berada pada pendidikan Sarjana sebanyak 53 responden dengan persentase 68.83%.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Jabatan
Jabatan Frekuensi Persentase
Pimpinan 4 5.20%
Anggota 73 94.80%
Total 77 100%
Berdasarkan Tabel 4.3dapat diketahui dari 77 responden yang menjabatan di Kantor DPRD Provsu menunjukan bahwa tingkat jabatan yang paling banyak berada pada anggota sebanyak 73 responden dengan persentase 94.80%.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Partai
Fraksi Frekuensi Persentase Golkar 14 18.18%
PDI 10 12.99%
Demokrat 12 15.58% Gerindra 10 12.99%
Hanura 8 10.39%
PKS 6 7.79%
PAN 5 6.50%
Nasdem 4 5.20%
PKB 8 10.39%
Total 77 100%
12.99%dari partai Gerindra 10 responden atau dengan persentase 12.99% dan seterusnya.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Komisi
Komisi Frekuensi Persentase Komisi A Bidang Pemerintahan 19 24,68% Komisi B Bidang Perekonomian 12 15.58% Komisi C Bidang Keuangan 15 19.49% Komisi D Bidang Pembangunan 12 15.58% Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat 19 24.67%
Total 77 77%
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui dari 77 responden, 19 responden berasal dari Komisi A Bidang Pemerintahan dengan persentase 24.68%, 12 responden berasal dari Komisi B Bidang Perekonomian dengan persentase 15.58%, 15 responden berasal dari Komisi C Bidang Keuangan dengan persentase 19.49%, 12 responden berasal dari Komisi D Bidang Pembangunan dengan persentase 15.58%, dan 19 responden berasal dari Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat dengan persentase 24.67%.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran
Keterangan P1 P2 P3 P4
STS 0 0 0 0
TS 0 0 0 0
KS 30 26 17 5
S 37 30 33 66
SS 10 21 27 6
(S) untuk tiap-tiap butir pertanyaan.Hal ini menandakan pengetahuan responden mengenai pengetahuan dewan tentang anggaran cukup baik.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KS 6 16 5 27 5 20 5 5 20 21 10 23
S 33 28 66 38 50 40 60 44 30 40 45 26
SS 38 33 6 12 22 17 12 28 27 16 22 28
Berdasarkan Tabel 4.7 untuk variabel pengawasan APBD, terdapat 12 pertanyaan.Diketahui mayoritas responden menjawab setuju (S) untuk tiap-tiap butir pertanyaan.Hal ini menandakan pengetahuan responden mengenai pengawasan APBD cukup baik.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5
STS 0 0 0 0 0
TS 0 0 0 0 0
KS 6 17 6 17 6
S 50 39 44 39 61
SS 21 21 27 21 10
4.2Uji Kualitas Data
4.2.1Uji Validitas
Noor (2011:130) menyatakan agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang.Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner melibatkan 30 responden.Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel pengetahuan dewan tentang anggaran (X), pengawasan APBD (Y), dan transparansi kebijakan publik (Z).
Tabel 4.9 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (X)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Tabel 4.10 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD (Y)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Tabel 4.11 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik (Z)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected Item-Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 (Sekaran dalam Augustine dan Kristaung, 2013:70). Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.9 hingga 4.11 diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid. Aturan lain untuk menentukan apakah tiap-tiap butir pertanyaan pada kuesioner valid atau tidak, dapat dibandingkan dengan nilai ������. Untuk menghitung nilai ������, perlu diketahui nilai derajat bebas. Nilai derajat bebas dihitung dengan rumus � −2, di mana � menyatakan banyaknya responden yang dilibatkan untuk uji validitas. Dalam hal ini, �= 30. Sehingga nilai derajat bebas adalah � −2 =
30−2 = 28. Nilai ������ dengan derajat bebas 28 adalah 0,36. Karena
tiap-tiap nilai korelasi (Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari pada ������ = 0,36, maka seluruh butir pertanyaan pada kuesioner memenuhi syarat
validitas.
4.2.2Uji Reliabilitas
validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas (Noor, 2011:130). Berikut hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang valid.
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas pada Kuesioner Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (X), Pengawasan APBD (Y), dan Transparansi
Kebijakan Publik (Z)
Variabel Nilai Alpha Cronbach
Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Pengawasan APBD
Transparansi Kebijakan Publik
0,913 0,889 0,940
Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165). Diketahui bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1Uji Normalitas
Dalampenelitian ini,uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
�,yakni 0,06, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.
Tabel 4.13 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual
N 77
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .99339927
Most Extreme Differences Absolute .151
Positive .136
Negative -.151
Kolmogorov-Smirnov Z 1.326
Asymp. Sig. (2-tailed) .060
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.3.2Uji Heterokedastisitas
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas
Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1 tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.3 Uji Asumsi Autokorelasi
Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Field, 2009:220).Nilai statistik dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4.Field (2009:220) menyatakan sebagai berikut.
“Specifically, it (Durbin-Watson) tests whether adjacent residuals are correlated. The test statistic can vary between 0 dan 4 with a value 2 meaning that the residuals are uncorrelated".
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.Field (2009:220-221) menyatakan sebagai berikut.
original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.
Tabel 4.14 UjiAutokorelasi
Model Durbin-Watson
1 1.812
Berdasarkan Tabel 4.14, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,812. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.
Pengambilan keputusan apakah terjadi autokorelasi atau tidak juga dapat dibandingkan dengan nilai kritis Durbin-Watson. Diketahui jumlah variabel bebas sebanyak 1, dan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 77, maka �� =
1,6561dan 4− �� = 2,3439. Karena
�� < 1,812 < 4− ��
1,6561 < 1,812 < 2,3439,
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (�2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Gujarati, 2003:212).
Tabel 4.15 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .935a .875 .873 2.017 1.812
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Dewan tentang Anggaran
b. Dependent Variable: Pengawasan APBD
Berdasarkan Tabel 4.15, nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2 = 0,875. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel pengawasan APBD (�) sebesar 87,5%, sisanya sebesar 12,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4.4.2Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji �)
memiliki pengaruh yang signifikan secara statistika terhadap variabel pengawasan APBD(�) pada tingkat signifikansi 5%.
Gambar 4.2 Menentukan Nilai � Tabel dengan Microsoft Excel
Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui nilai F tabel adalah 3,968. Berdasarkan Tabel 4.16, diketahui nilai F hitung adalah 525,199. Perhatikan bahwa karena nilai F hitung (525,199)≥ F tabel (3,968), maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan dari variabel bebas pengetahuan Dewan tentang anggaran signifikan secara statistika terhadap pengawasan APBD.
Tabel 4.16Uji Pengaruh Simultan dengan Uji �
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2136.192 1 2136.192 525.199 .000a
Residual 305.055 75 4.067
Total 2441.247 76
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Dewan tentang Anggaran
4.4.3Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh
Parsial (Uji t)
Tabel 4.16 menyajikannilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.
Tabel 4.17 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji �)
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Pengawasan APBD
Berdasarkan Tabel 4.17 diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut :
Pegawasan APBD = 11,552 + 2,383Pengetahuan Dewan tentang Anggaran + e
Sebelum menghitung nilai � tabel, terlebih dahulu menghitung nilai derajat. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas.
������������= � − �.
tingkat signifikansi 5%adalah ±1,992. Gambar 4.3 merupakan penghitungan � tabel berdasarkan Microsoft Excel.
Gambar 4.3 Menentukan Nilai � Tabel dengan Microsoft Excel
Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji � (Gio, 2015).
������ℎ������ ≤|������|,�����0������������1�������.
������ℎ������> |������|,�����0�����������1��������.
Gambar 4.4 Aturan Pengambilan Keputusan terhadap Hipotesis
berdasarkan Uji �
−������/������ +������/������
4.5Pengujian Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran(�)terhadap
Pengawasan APBD (�)
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.17, diketahui nilai koefisien regresi dari pengetahuan dewan tentang anggaran bernilai positif, yakni 2,383. Berpengaruh positif berarti, semakin baik pengetahuan responden mengenai pengetahuan dewan tentang anggaran, maka pengawasan APBD juga akan semakin baik. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari pengetahuan dewan tentang anggaran adalah 0,000. Karena nilai probabilitas dari variabelpengetahuan dewan tentang anggaran, yakni 0,000, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan variabel pengawasan APBD signifikan secara statistika. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ����� = 22,917�> |������ = 1,992|, yang menandakan juga bahwa pengaruh yang terjadi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan variabel pengawasan APBD signifikan secara statistika.
Daerah penerimaan �0, penolakan �1 (pengaruh tidak signifikan)
Daerah penerimaan �1, penolakan �0 (pengaruh signifikan)
4.6Uji Signifikansi Transparansi Kebijakan Publik dalam Memoderasi Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Pengawasan APBD
Ghozali (2006:164) menyatakan terdapat tiga cara menguji regresi dengan varaibel moderating, yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan (3) uji residual. Dalam penelitian ini digunakan uji residual. Digunakannya uji residual karena pada uji interaksi dan uji nilai selisish mutlak mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary least square (OLS) (Ghozali, 2006:164). Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan metode lain yang disebut uji residual.
Tabel 4.18Uji Signifikansi Transparansi Kebijakan Publik dalam Memoderasi Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran
terhadap Pengawasan APBD
Coefficientsa
a. Dependent Variable: absolute_residual_untuk_moderasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan, diketahui nilai probabilitas F hitung 0,000 dan nilai tingkat signifikansi 0,05. Perhatikan bahwa karena nilai probabilitas < tingkat signifikansi, maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan variabel bebas terhadap pengawasan APBD signifikan secara statistik.
2. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2 = 0,875. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel pengawasan APBD sebesar 87,5%, sisanya sebesar 12,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3. Untuk pengujian secara parsial, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari pengetahuan dewan tentang anggaran adalah 0,000, yakni lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05.
5.2 SARAN
Dari hasil penelitian, analisis data, pembahasan dan kesimpulan yang telah diambil, maka dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi Anggota DPRD diharapkan semakin mensosialisasikan kebijakan publik secara transparan, sehingga masyarakat dapat membantu pengawasan keuangan daerah yang dilakukan oleh dewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.1.1Pengertian Keuangan Daerah
Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasan pasal 156 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :“Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.
Dalam arti luas Mardiasmo (2004) anggaran daerah atau anggaran sektor publik memiliki beberapa fungsi utama, yaitu : sebagai alat perencanaan, alat pengendalian, alat kebijakan fiskal, alat politik, alat koordinasi dan komunikasi,alat penilaian kinerja,alat motivasi dan alat menciptakan ruang publik.
tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa DPRD mempunyaiperan penting yang berfokus kepada pengawasan terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Pengawasan yang dilakukan oleh dewan dapat berupa pengawasan secara langsung dan tidak langsung serta preventif dan represif. Pengawasan langsung dilakukan secara pribadi dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri di tempat pekerjaan dan meminta secara langsung dari pelaksa dengan cara inspeksi. Sedangkan pengawasan tidak langsung dilakukan dengan cara mempelajari laporan yang diterima dari pelaksan. Pengawasan preventif dilakukan melalui pre-audit yaitu sebelum pekerjaan dimulai. Pengawasan represif dilakukan melalui pos-udit dengan memeriksa tahap pelaksanaan di tempat (inspeksi).
2.1.2 Tujuan Pengawasan Keuangan Daerah
perubahan kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah disebutkan bahwa perubahan Angaran Pendapatan Belanja Daerah dapat dilakukan apabila terjadi :
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja.
3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih pada tahun sebelumnya harus digunakan pada tahun anggaran berjalan.
4. Keadaan darurat. 5. Dan keadaan luar biasa.
Sesuai dengan peraturan diatas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang pedoman penyusunan peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tentang tata tertib Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Pasal 2 Ayat 1 bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai Fungsi Legislasi, Fungsi Anggaran dan Fungsi Pengawasan.
Tujuan adanya pengawasan APBD adalah untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dijalankan, menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggran yang telah digariskan dan menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
1. Untuk menjamin keamanan seluruh komponen keuangan daerah.
2. Untuk menjamin dipatuhinya berbagai aturan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah.
3. Untuk menjamin dilakukannya berbagai upaya pengehmatan, efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan daerah.
Sedangkan tujuan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah : 1. Untuk memastikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang
disusun benar-benar sesuai dengan rencana strategis dan prioritas program yang telah ditetapkan.
2. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tersebut benar-benar sesuai dengan anggaran, aturan-aturan dan tujuan yang ditetapkan.
3. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang bersangkutan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
terlaksana secara efesien, efektif dan realistis serta dapat di pertanggungjawabkan.
Maka dalam perubahahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) proses persiapannya dengan melakukan penyesuaian terhadap adanya usulan dari unit kerja pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Utara, berupa perubahan dan penyesuaian atas beberapa kegiatan berdasarkan urgensi dan keadan rill dilapangan, agar pengguna anggaran lebih efektif dan efisien serta tepat sasaran. Maka dalam setiap tahapan dari proses pembahasan yang dilakukan terhadap rancangan perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya dilakukan secara terbuka, luas dan mendalam, baik secara internal dilingkungan Badan Angaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara maupun secara bersama-sama dengan tim Anggaran Daerah Provinsi Sumatera Utara.
2.1.3 Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran
Pengetahuan Dewan tentang anggaran yaitu mengetahui tentang anggaran dan kemampuan Dewan dalam hal menyusun anggaran (RAPBD/APBD), deteksi serta identifikasi terhadap pemborosan atau kegagalan dan kebocoran anggaran (Yudoyono,2002).
Dalam menjalankan fungsi pengawasan anggota DPRD memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan, meminta keterangan, mengajukan pernyataan pendapat dan mengadakan penyelidikan .
Bersama Kepala daerah menyusun dan membahas rancangan Anggaran Pendapat Belanja Daerah (APBD) yang selanjutnya ditetapkan 6 dalam peraturan daerah. Hal ini dilakukan oleh Dewan dalam hal perubahan Anggaran Pendapatan Belaja Daerah yang dilaksanakan.
2. Hak Meminta Keterangan
Sekurang-kurangnya lima anggota Dewan yang tidak terdiri dari satu fraksi dapat mengajukan kepada pimpinan Dewan untuk meminta keterangan tentang kebijaksanaan Kepala Daerah.
3. Hak Mengadakan Perubahan
Hak ini ialah untuk mengajukan perubahan terhadap rancangan peraturan daerah. Perubahan yang dimaksud dapat bersifat menambah, mengurangi atau pun menyempurnakan baik pasal ataupun redaksi dari suatu rancangan peraturan daerah yang sedang dibahas.
4. Hak Mengajukan Pernyatan Pendapat.
Sekurang-kurangnya lima orang anggota Dewan yang mengajukan suatu usul pernyataan pendapat atau usul lain. Usul tersebut dapat disampaikan dalam sidang pleno. Pembicaran usul ini diakhiri dengan keputusan Dewan yang menyatakan menerima atau menolak usul pernyatan pendapat tersebut.
bersama. Sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah dirancang dimana para eksektif sebagai steward termotivasi untuk bertindak sesuai keinginan prinsipal. Steward akan melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja prusahaan dengan demikian fungsi utilitas akan maksimal. Dan Steward theory berasumsi bahwa manusia pada hakikatnya mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, berintegritas tinggi dan memiliki kejujuran. Teori ini memandang manajeman sebagai pihak yang mampu melaksanakan tindakan sebaik-baiknya yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders. Konsep ini atas asas kepercayaan pada pihak yang diberikan wewenang dimana manjemen dalam suatu organisasi dicerminkan sebagai good steward yang melaksanakan tugas yang diberikan dari atasannya dengan penuh tanggung jawab.
politik tersebut terarah negara membutuhkan regulasi dalam menjembataninya.
2.1.4 Transaparansi Kebijakan Publik
Transparansi merupakan keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat (Mardiasmo,2004). Prinsip transparansi memiliki 2 aspek yaitu :
1. Komunikasi publik oleh pemerintah 2. Hak masyarakat terhadap akses informasi
Transparansi merupakan salah satu prinsip good govermance.
Mardiasmo,2004 menyebutkan Anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif (DPRD) dikatakan transparansi jika memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
1. Terdapat pengumuman kebijakan anggaran. 2. Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses.
3. Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu. 4. Terakomodasinya suara atau usulan rakyart.
5. Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik.
telah dicapai dapat diakses atau didapatkan oleh masyarakat dengan baik dan terbuka (Mardiasmo, 2004).
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian dengan topik yang sama telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
NAMA dan Belanja Daerah Dengan Akuntabilitas Sebagai Variabel Moderating
Variabel Independen : Pengetahuan Anggota Legislatif Tentang Anggaran
Variabel Dependen : Pengawasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
Variabel Moderating : Akuntabilitas
1. Berdasarka hasil analisis regresi Belanja Daerah, dan
secara parsial
Variabel Independent: Pengetahuan Anggota Dewan Tentang Anggaran Daerah
Variabel Dependent : Pengawasan Keuangan Daerah
Variabel Moderating: Partisipasi Masyarakat
tentang anggaran tentang anggaran dan pengawasan dan Belanja Daerah dengan variabel moderating.
Variabel Independent: Pengetahuan Anggota Legislatif Tentang Anggaran.
Variabel Dependent : Pengawasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
Variabel Pemoderasi : Akuntabilitas Publik
1. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara Pengetahuan Daerah secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan.
2. Berdasarkan analisis regresi dengan menggunakan uji interaksi,
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan tentang alur berfikir dan hubungan yang menunjukkan kaitan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang ada dalam penelitian ini.Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, Variable Independennya ialah pengetahuan dewan tentang anggaran dan Variabelmoderating dalam penelitian ini ialah transparansi kebijakan public, yang mana semuanya di ukur dengan skala likert.
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran
denganPengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Pengetahuan Dewan tentang mekanisme anggaran ini berasal dari kemampuan anggota Dewan yang diperoleh dari latar belakang pendidikannya ataupun dari pelatihan dan seminar tentang keuangan daerah yang diikuti oleh anggota Dewan akan akan meningkatkan
anggaran pendapatan belanja daerah.
Transparansi Kebijakan Publik (Z)
Pengetahuan Dewan tentang anggaran (X)
pemahaman anggota Dewan bahwa proses alokasi anggran bukan sekedar proses administrasi, tetapi politik. Memastikan anggaran sesuai prioritas harus dilakukan oleh DPRD sejak penyusunan rencana jangka menengah daerah hingga proses penentuan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Beberapa penelitian yang menguji hubungan antara kualitas anggota dewan dengan kinerjanya diantaranya dilakukan oleh (Indradi dan Syamsiar, 2001; Sutamoto, 2002; Sopanah dan Wahyudi,2007). Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kualitas Dewan yang diukur dengan pendidikan, pengetahuan keterampilan dan pengalaman berpengaruh terhadap kinerja Dewan yang salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan. Dengan demikian Hipotesis yang dirumuskan :
H1 :Pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh positif terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
2.4.2 Hubungan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan
Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasn
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
Transparansi kebijakan pubik berarti adanya akses bagi warga masyarakat untuk dapat mengetahui proses dari anggaran serta kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh masyarakat.
pengawasan yang dilakukan oleh Dewan akan semakin meningkat karena masyarakat juga terlibat dalam mengawasi kebijakan publik tersebut. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Secara umum lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat peraturan perundang-undangan), 2) Fungsi anggaran (fungsi untuk menyusun anggaran) dan 3) Fungsi pengawasan (fungsi untuk mengawasi kinerja eksekutif).Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105 tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban menjalankan Anggaran bahawa : 1) Pengawasan atas anggaran dilakukan oleh Dewan, 2) Anggota Dewan berwenang memerintahkan pemeriksa eksternal didaerah untuk melakukan pemerikasaan terhadap pengelolaan anggaran. Oleh karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah pernyataan tentang rencana pendapatan dan belanja daerah dalam periode tertentu (1tahun).Sebelum anggaran dijalankan harus mendapat persetujuan dari DPRD sebagai wakil rakyat maka fungsi anggaran juga sebagai alat pengawasan dan pertanggungjawaban terhadap kebijakan publik. Dengan melihat fungsi anggaran tersebut maka seharusnya anggaran merupakan power relation antara eksekutif, legislatif dan rakyat itu sendiri (Sopanah, 2004).
ahirnya undang-undang ini merupakan upaya untuk menata kembali hubungan pemerintah pusat dan daerah. Oleh karena itu Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 memberikan keleluasaan dalam penyelenggaraan otonomi daerah.Dalammelaksanakan fungsinya, lembaga perwakilan selalu memunyai keterkaitan dengan lembaga-lembaga kenegaraan lainnya, khususnya dengan pemerintah.Lembaga perwakilan rakyat juga harus memunyai hubungan yang erat dengan rakyat yang diwakilinya. Penerapan otonomi daerah dalam konteks negara kesatuan tentunya harus disertai dengan proses pengawasan. Fungsi pengawasan yang dilakukan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) merupakan penilaian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan daerah yang dijalankan oleh pemerintah daerah.
dan integritas pengabdian dalam mengemban misi perjuangan bangsa untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara.
Untuk mendukung prinsip good governance diperlukan pengawasan anggaran yang dilakukan oleh dewan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Pramono, 2002). Faktor internal adalah faktor yang dimiliki oleh dewan yang berpengaruh secara langsung terhadap pengawasan yang dilakukan oleh dewan, salah satunya adalah pengetahuan tentang anggaran. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh dari pihak luar terhadap fungsi pengawasan yang akan memperkuat atau memperlemah fungsi pengawasan yang dilakukan oleh dewan, diantaranya adalah akuntabillitas publik, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik.
Transparansi sangat penting untuk diterapkan guna menghindari kerugian negara dalam penyelenggaran pemerintahan. Sebagai misi dari BPK (Badan Pemerikasa Keuangan), transparansi dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintah yang baik dan bersih. Transparansi harus dilakukan mulai dari perencanaan dan penggaran, pelaksanaan anggaran, pelaporan dan pertanggung jawaban anggaran, pengawasan internal dan pemeriksa auditor eksternal yang independen.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating ( Studi Pada DPRD Provinsi Sumatera Utara )”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ?
2. Apakah Transparansi Kebijakan Publik dapat memoderasi pengetahuan Dewan tentang anggaran terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pengaruh pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur akuntansii sektor publik dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan guna penelitian lain. 2. Bagi pemerintah daerah diharapkan menjadi masukan dalam mendukung
pelaksanaan otonomi daerah khususnya akan meningkatkan peran DPRD terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk mewujudkan pemerintah yang baik (good goverment)
ABSTRAK
Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating
(Studi pada Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel transparansi kebijakan publik dalam memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan APBD.Penelitian ini mengumpulkan bukti-bukti empiris.Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah DPRD Provinsi Sumatera Utara.Sampel penelitian ini adalah seluruh anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah responden sebanyak 77 orang.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linear, pengaruh yang terjadi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan variabel pengawasan APBD signifikan secara statistika.Dari hasil pengujian moderasi dengan pendekatan uji residual, transparansi kebijakan publik signifikan dalam memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan APBD.
ABSTRACT
Knowledge about the influence of the Council of Regional Budget (APBD) with Transparancy Public Policy as Moderating Variable
(Study on Parliament’s office in North Sumatera Utara)
This research aimed to analyze The Effect of Variable Transparency of Public Policy in Moderating the Relationship between The Councilor Knowledge about The Budget for APBD Supervision. This research collected empirical evidence. Population was all elements that became the object in this research, was DPRD of North Sumatera. Sample of this research were all members of Provincial DPRD of Nort Sumatera with the number of respondents as many as 77 people.
Based on the result of data management using Linear Regression Method, the effect that occured between the councilor knowledge about the budget with variable of the budget control was significant statistically. From the test result of moderation by residual approach, transparency of public policy was significant in moderating the relationship between the councilor knowledge about the budget for the APBD supervision.
SKRIPSI
PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA
DAERAH (APBD) DENGAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Pada Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara)
OLEH
ANNISA 140522100
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating
(Studi pada Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel transparansi kebijakan publik dalam memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan APBD.Penelitian ini mengumpulkan bukti-bukti empiris.Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah DPRD Provinsi Sumatera Utara.Sampel penelitian ini adalah seluruh anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah responden sebanyak 77 orang.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linear, pengaruh yang terjadi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan variabel pengawasan APBD signifikan secara statistika.Dari hasil pengujian moderasi dengan pendekatan uji residual, transparansi kebijakan publik signifikan dalam memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan APBD.
ABSTRACT
Knowledge about the influence of the Council of Regional Budget (APBD) with Transparancy Public Policy as Moderating Variable
(Study on Parliament’s office in North Sumatera Utara)
This research aimed to analyze The Effect of Variable Transparency of Public Policy in Moderating the Relationship between The Councilor Knowledge about The Budget for APBD Supervision. This research collected empirical evidence. Population was all elements that became the object in this research, was DPRD of North Sumatera. Sample of this research were all members of Provincial DPRD of Nort Sumatera with the number of respondents as many as 77 people.
Based on the result of data management using Linear Regression Method, the effect that occured between the councilor knowledge about the budget with variable of the budget control was significant statistically. From the test result of moderation by residual approach, transparency of public policy was significant in moderating the relationship between the councilor knowledge about the budget for the APBD supervision.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdullilah, Puji syukur penulis ucapkan kehadiranAllah SWT dan Nabi Besar Muhammad SAW karena atas berkat dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dengan Transparansi Kebijakan Publik sebagai Variabel Moderating”.Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, doa, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi SI Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi SI Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs.M.Utama Nasution,MM,AK selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu dan memberikan saran-saran serta perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Yunus Budiadidan Fitri yang memberikan semangat dan mendoakan penulis, dan kepada Adik Mhd.Irsyaad yang telah banyak membantu dan memberikan semangat kepada penulis juga.
6. Seluruh Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Priode 2014-2019 yang telah membantu penulis dalam riset sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Staff dan Rekan Kerja Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara yang terus
membantu dan menyemangati penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Sahabat seperjuangan Nur Afifah, Nadila Humairoh, T.Alhumairah, Arief
Rudiansyah dan seluruh teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu dan bekerja sama dalam mengerjakan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semoga kita selalu dijalan yang diridho i Allah SWT, Amin.
Medan, Maret 2016 Penulis,
ANNISA
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... .viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14
2.3 Kerangka Konseptual ... 16
2.4 Pengembangan Hipotesis ... 16
2.4 Kerangka Konseptual ... 16
2.4.1 Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Dengan Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ... 16
3.5Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 20
4.1 Analisi Statistik Deskriptif Responden ... 31
4.2 Uji Kualitas Data ... 35
4.2.1 Uji Validitas ... 35
4.2.2 Uji Reliabilitas ... 36
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 37
4.3.1 Uji Normalitas ... 37
4.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 38
4.2.3 Uji Autokorelasi... 39
4.4Pengujian Hipotesis ... 41
4.4.1 Analisis Koefisien Determinasi... 41
4.4.2 Uji Sifnifikan Pengaruh Simultan (Uji F) ... 41
4.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t)... 43
4.5Pengujian Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (X) terhadap Pengawasan APBD (Y) ... 45
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 14
3.1 Waktu Penelitian... 19
4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Jenis Kelamin... 31
4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Pendidikan... 31
4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Jabatan... 32
4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Partai... 32
4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Komisi... 33
4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Reseponden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran... 33
4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD... 34
4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik... 34
4.9 Uji Validasi Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran(X)... 35
4.10 Uji Validasi Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD (Y)... 35
4.11 Uji Validasi Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik... 36
4.12 Uji Reliabilitas pada Kuesioner Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (X),Pengawasan APBD(Y) dan Transparansi Kebijakan Publik(Z)... 37
4.13 Uji Normalitas... 38
4.14 Uji Autokorelasi ... 40
4.15 Koefisien Determinasi... 41
4.16 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F... 42
4.17 Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t)... 43
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 16
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 38
4.2 Menentukan Nilai F Tabel dengan Microsoft Excel... 42
4.3 Menentukan Nilai t Tabek dengan Microsoft Excel... 44
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1. Permohonan Izin Membagikan ... 52
2. Kuesioner ... 53
3. Hasil Penelitian dan Analisis SPSS ... 56