JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh:
Eka Fitri Ardiyanti
1111025100036
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
i
Eka Fitri Ardiyanti (1111025100036). Penyiangan Bahan Pustaka di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur. Di bawah
bimbingan Nuryudi, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui kebijakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur tentang penyiangan/ weeding bahan pustaka. (2) Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan kegiatan penyiangan/
weeding bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
(KPAK) Jakarta Timur. (3) Untuk mengetahui solusi yang dilakukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi tentang kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka. Jenis penelitian ini adalah Kualitatif dengan menggunakan pendekatan Deskriptif. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Observasi (pengamatan),Wawancara, Dokumentasi. Sedangkan teknik pengolahan data adalah Reduksi Data, Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penyiangan bahan pustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur secara garis besar dilakukan dua tahun sekali berbarengan dengan kegiatan stock opname dan dilakukan oleh pustakawan. Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur memiliki kriteria khusus untuk bahan pustaka yang disiangi, diantaranya seperti bahan pustaka yang sudah out of date dan buku yang rusak secara fisik. Selama ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur telah melakukan usaha yang cukup maksimal dan optimal dalam hal penyiangan bahan pustaka, namun tetap saja ada hambatan yang dihadapi. Secara garis besarnya hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah kebijakan tertulis yang sampai saat ini tidak dimiliki oleh KPAK Jakarta Timur dan juga minimnya tenaga pelaksana
weeding. Problematika seperti ini menjadi bahan pembicaraan bagi para pustakawan,
terutama bagian Pengembangan Koleksi KPAK Jakarta Timur.
ii
Eka Fitri Ardiyanti (1111025100036). Weeding Library Materials in the Library and Archives Office of the City Administration (KPAK) On East Jakarta. Under the guidance of Nuryudi, MLIS. The Library Science Program Faculty of Adab and Humanities Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2015. Library and Archive Office Administration (KPAK) East Jakarta in overcoming the obstacles encountered on the activities of weeding / weeding of library materials. This type of research is using a qualitative descriptive approach. The technique used for data collection is observation (observation), Interview, Documentation. While the data processing techniques are data reduction, data presentation, drawing conclusions.
iii
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan kekuatan iman dan Islam, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad Saw, yang telah memberikan wejangan dan fatwa kepada seluruh ummatnya hingga akhir zaman.
Disadari sepenuhnya dengan kerendahan hati, bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tepat pada waktunya tanpa bantuan, bimbingan, serta dorongan dari beberapa pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan skripsi ini, diantaranya kepada:
1. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Nuryudi, MLIS, selaku pembimbing skripsi yang begitu baik mencurahkan ilmunya dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.
5. Amir Fadillah, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan waktunya untuk ACC judul skripsi penulis.
6. Ir. Yati Sudiharti, M.Si selaku Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.
7. Ahmad Staniurachman, Sarti, selaku informan dan segenap Staf Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur yang telah memberikan informasi kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini
8. Seluruh dosen Fakultas Adan dan Humaniora, terlebih kepada dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segala ilmunya kepada penulis.
9. Kedua orangtuaku Bapak H. Sukardi dan Mamahku tercinta Salmah Aryani yang selalu melimpahkan seluruh kasih sayangnya dan tidak pernah bosan memberikan nasehat, dukungan moril dan materilnya serta Nenekku Hj. Maryamah terima kasih untuk doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis, kedua adikku Syifa Nur Azizah dan M. Faqih Al-hafidz yang tiada lelah menyemangati penulis.
v
Teman-teman KKN Kaaffah UIN Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih untuk segala masukan dan motivasinya.
11.Teman-teman JIP angkatan 2011, khususnya kelas B Karina, Adzani, Maeta, Nurul, Maria, Destia, Asma, Pathur Rohmah, Sasmita, Denisya, Eko, Bintang, Yogi, M. Arif, Maliki, Uli, Wahyudin, Wildan terima kasih canda tawa kalian selama ini.
12.Sahabat kecilku Choirunnisya Al-ayubi, terima kasih atas canda tawa serta motivasi yang selalu diberikan kepada penulis. Hendi Achmad terima kasih atas motivasi, semangat dan waktu luangnya yang dengan ikhlas mengantarkan penulis mulai dari bimbingan, penelitian, hingga sampai terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan hal ini karena adanya keterbatasan dari penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bekasi, 11 September 2015
vi
ABSTRAK ………...……….…… i
ABSTRACT ………..………...….…… ii
KATA PENGANTAR ……….…………...………….….. iii
DAFTAR ISI ……….…...………....…. vi
DAFTAR TABEL ………..……..…….…… ix
DAFTAR GAMBAR ………..…….……...………….. x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….………...……… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……….………...… 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….……. 8
D. Definisi Istilah ……….…….……….. 9
E. Sistematika Penulisan ……….………..……….…… 11
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum ……….. 12
1. Pengertian Perpustakaan Umum ……...………...… 14
2. Tujuan Perpustakaan Umum ………..………….…. 16
3. Fungsi Perpustakaan Umum ………...……….…… 18
4. Tugas Perpustakaan Umum ……….… 20
5. Koleksi Perpustakaan Umum ………...…… 21
B. Pengembangan Koleksi ………..……… 22
1. Pengertian Pengembangan Koleksi ………...…….22
2. Tujuan Pengembangan Koleksi ………..……….… 23
vii
4. Kebijakan Pengembangan Koleksi ……….. 24
C. Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……….………….………… 27
1. Pengertian Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ….…...………… 27
2. Tujuan dan Manfaat Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……...… 28
3. Kebijakan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……….…….….. 30
4. Kriteria Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ………...… 32
5. Prosedur Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ………. 33
6. Hambatan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……….……..…… 34
D. Penelitian Terdahulu ………...……… 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ………...……….… 38
B. Sumber Data ………...………39 A. Profil Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur ……….………..…… 46
7. Waktu Layanan Perpustakaan ………..……… 57
8. Layanan Perpustakaan ………. 57
viii
B. Profil Informan ………..………….………64
C. Hasil Penelitian ……….……….… 66
1. Kebijakan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ….……..………… 66 2. Prosedur Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ………... 68 3. Hambatan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ………...…… 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……… 81
B. Saran ……….………….…… 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian ………..………… 46
Tabel 2 Tanda-Tanda Penyiangan ………..……72
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi (KPAK) Jakarta Timur
Gambar 2 Buku Yang Sangat Jarang Dipinjam Disiangi
Gambar 3 Buku Dengan Informasi Yang Kadaluarsa
Gambar 4 Buku Rusak
Gambar 5 Buku Yang Beberapa Bagian Isinya Hilang
Gambar 6 Buku Dengan Cover Rusak
Gambar 7 Buku Tersiram Air Disiangi
Gambar 8 Jajaran Buku Rusak di Rak Penyiangan
Gambar 9 Buku Dengan Jumlah Duplikasi Yang Banyak
Gambar 10 Rak Penyimpanan Hasil Penyiangan Tampak Samping Kanan
Gambar 11 Rak Penyimpanan Hasil Penyiangan Tampak Samping Kiri
Gambar 12 Rak Penyimpanan Hasil Penyiangan Tampak Depan
Gambar 13 Ruangan Khusus Hasil Penyiangan
Gambar 14 Suasana Penumpukan Buku di Gudang
1 A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan adalah sesuatu ruangan yang digunakan untuk menyimpan bahan pustaka seperti buku, majalah, jurnal, bibliografi, indeks ataupun non buku lainnya yang disusun secara sistematis menurut kasifikasinya agar mudah di temukan kembali dan dapat disajikan kepada para pembaca.1 Pernyataan tersebut
diperkuat dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Sulistyo Basuki mengenai perpustakaan. Menurutnya, perpustakaan adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca dan bukan untuk dijual.2
Perpustakaan merupakan sebuah lembaga pemberi layanan informasi kepada masyarakat dan pelestarian budaya bangsa dalam bentuk bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian, ilmu dan teknologi, serta pengembangan kebudayaan. Dalam sebuah perpustakaan tentu terdapat sebuah bahan pustaka dan tempatnya atau sarana dan prasarana yang mendukung. Menurut Kosam Rimbarawa bahwa bahan pustaka merupakan segala bentuk karya tulis, cetak dan
1Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2003), h. 7.
2Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
rekam, seperti naskah, buku, terbitan berkala, surat kabar, brosur, peta, film, foto, pita rekaman, dan lain-lain bahan sejenis.3
Perpustakaan bukanlah sebuah gedung yang hanya dijadikan tempat menyimpan bahan pustaka, melainkan didalamnya terdapat proses manajemen yang mengatur kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan tujuan dari perpustakaan itu sendiri adalah untuk memberikan layanan berupa informasi sebagai sarana pembelajaran dan hiburan melalui koleksi yang disajikan, sesuai dengan kebutuhan pengguna yang sarat akan informasi, selalu up to date dan segar.
Sutarno NS, menjelaskan bahwa perpustakaan dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khazanah budaya Indonesia serta berbagai layanan jasa lainnya. Mengingat pentingnya manfaat sebuah perpustakaan, maka pada sebuah perpustakaan tidak boleh lepas dari tiga prinsip penting, yaitu mengumpulkan (to collect) informasi-informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misi lembaga dan masyarakat yang dilayaninya. Kedua, atau yang selanjutnya adalah melestarikan, memelihara dan merawat seluruh koleksi perpustakaan agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai, dan tidak lekas rusak, baik karena pemakaian maupun karena usianya
(to preserve). Ketiga, menyediakan untuk siap dipergunakan dan diperdayakan (to
3Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Perlengkapan
make available) atas seluruh sumber informasi atau koleksi yang dimiliki perpustakaan bagi para pemakainya.4
Perpustakaan berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan dan informasi dan terhimpun secara sistematis kepada masyarakat dan pengguna jasa perpustakaan, sehingga pemakai perpustakaan lebih menarik menggunakan koleksi perpustakaan. Pada hakikatnya perpustakaan merupakan penyedia bahan informasi dan wahana pembelajaran bagi seluruh kalangan masyarakat. Saat ini perpustakaan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan informasi masyarakat, baik dikalangan pelajar, mahasiswa, instansi pemerintahan dan masyarakat pada umumnya. Untuk itu pengguna jasa pepustakaan dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian sesuai dengan jenis perpustakaannya yaitu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan khusus.
Perpustakaan umum menurut Sulistyo Basuki adalah "perpustakaan yang
diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum”.
Menurut UU No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial ekonomi.
Sehubungan dengan hal tersebut, segala bentuk informasi yang dikoleksi dan diolah oleh perpustakaan umum haruslah sesuai dengan tujuan awal
perpustakaan. Kebutuhan informasi dari setiap pemakai perpustakaan dalam hal ini disebut pemustaka sangatlah beragam, terutama kebutuhan informasi pada perpustakaan umum yang merupakan jantungnya informasi bagi semua masyarakat luas.
Perpustakaan umum sebagai sarana layanan masyarakat, berupaya memasyaratkan perpustakaan dengan mengadakan penyajian yang menarik dan menempatkan lokasi perpustakaan pada pusat keramaian sehingga masyarakat mudah untuk mendatanginya. Perpustakaan umum turut membina masyarakat agar gemar membaca sedini mungkin terutama anak-anak berusia balita, anak sekolah, dan masyarakat pada umumnya. Perpustakaan umum menyediakan buku-buku berdasarkan kelompok usia agar sesuai dengan selera dan kebutuhannya.5
Di dalam perpustakaan, baik perpustakaan umum atau jenis perpustakaan yang lainnya bahan pustaka atau koleksi merupakan unsur yang penting. Bahan pustaka adalahsemua hasil karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam. Dikatakan unsur yang penting karena suatu bahan pustaka mengandung nilai informasi. Bertambahnya bahan pustaka di perpustakaan yaitu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna secara cepat dan tepat. Hal ini dilakukan pustakawan dalam proses pengembangan koleksi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kebutuhan pengguna perpustakaan yang meningkat serta berubah dari waktu ke waktu, serta
5Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka,
kegiatan pengembangan koleksi yang dilakukan secara terus menerus menyebabkan bertambahnya koleksi di perpustakaan. Dan tentunya sebagian koleksi di perpustakaan akan berkurang manfaatnya, seperti halnya dengan adanya perkembangan yang baru sehingga diperlukan edisi yang mutakhir. Ada juga koleksi bahan pustaka yang sudah tua usianya tetapi nilai informasi yang terkandung di dalamnya masih tinggi seperti nilai ilmiahnya (intrinsik), maupun fisiknya (ekstrinsik). Koleksi perpustakaan tersebut merupakan karya langka yang memuat nilai sejarah di dalamnya serta diakui sebagai akar perkembangan ilmiah masa kini. Masalah lain yang timbul adalah dengan semakin bertambahnya koleksi di perpustakaan maka semakin terbatasnya ruang penyimpanan koleksi dan semakin tingginya biaya pemeliharaan. Sehingga perpustakaan perlu mengurangi koleksi yang tidak bermanfaat, koleksi yang sudah tua, kebutuhan informasi pemustaka yang telah berubah, koleksi yang informasi di dalamnya sudah out of date, dan bahan pustaka yang telah memiliki edisi terbaru dengan kandungan informasi yang lebih baik meskipun dengan judul yang sama.
Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan penyegaran koleksi dan pelestarian terhadap bahan pustaka perlu dilakukan terutama di perpustakaan umum melalui kegiatan penyiangan (weeding) bahan pustaka.
collection development" yang artinya adalah penyiangan merupakan bagian integral dalam pengembangan koleksi.6
Penyiangan merupakan upaya penyegaran bagi koleksi yang sudah rusak, memiliki eksemplar yang banyak, telah memiliki edisi baru, kurang up to date, bahasanya yang kurang dikenal pengguna dan sebagainya. Adapun tujuan dari penyiangan/ weeding adalah untuk memperoleh tambahan tempat (shelf space) untuk koleksi yang baru, membuat koleksi lebih bisa dimanfaatkan sebagai sumber yang akurat, dan memungkinkan staf perpustakaan untuk mengelola koleksi lebih efektif dan lebih efisien.7
Weeding dilakukan dalam rangka menjaga kemutakhiran dan daya guna
koleksi perpustakaan. Dapat dikatakan juga penyiangan/ weeding merupakan re-evaluasi koleksi (mengre-evaluasi koleksi yang telah ada). Dan untuk dapat melakukan kegiatan tersebut tentunya dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang nantinya akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan penyiangan/ weeding bahan pustaka.
Peneliti memilih Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur sebagai tempat penelitian karena pada dasarnya KPAK Jakarta Timur memiliki koleksi dalam jumlah yang relativ besar, serta koleksi buku bertambah setiap tahun menyebabkan perpustakaan menambah kapasitas ruangan agar koleksi bisa masuk ke jajaran koleksi. Untuk mengatasi penumpukan koleksi
6Lelis Masridah, "Kebijakan Penyiangan Koleksi Di Badan Perpustakaan Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta," (Skripsi S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h. 14.
7Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, Cet 2 (Jakarta: Universitas
maka KPAK Jakarta Timur harus menyediakan ruangan yang besar, sedangkan keberadaan ruangan sudah sangat tidak memungkinkan lagi untuk menampung buku-buku baru. Untuk itu langkah yang ditempuh oleh KPAK Jakarta Timur guna mengurangi penumpukan bahan pustaka adalah melakukan penyiangan/
weeding bahan pustaka secara berkala. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan
buku dan juga menghemat ruangan dan menjaga agar koleksi tetap up to date. Mengingat pentingnya penyiangan/ weeding bahan pustaka, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan penyiangan/
weeding bahan pustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
(KPAK) Jakarta Timur, yang dituangkan dalam penelitian yang berjudul: "Penyiangan (weeding) Bahan Pustaka Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur"
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak keluar dari permasalahan maka penelitian ini dibatasi pada:
a. Kebijakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur tentang penyiangan/ weeding bahan pustaka.
c. Solusi yang dilakukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi tentang kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah:
a. Bagaimana kebijakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur tentang penyiangan/ weeding bahan pustaka?
b. Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta?
c. Bagaimana solusi yang dilakukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi tentang kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini, yaitu:
2. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan kegiatanpenyiangan/ weeding bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.
3. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi tentang kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka.
Adapun manfaat dari penelitian ini, diantaranya:
1. Menambah wawasan mengenai penyiangan bahan pustaka baik bagi peneliti maupun bagi masyarakat umum.
2. Diharapkan dapat menambah sumbangan pemikiran untuk Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.
3. Sebagai masukan kepada para pemegang kebijakan di perpustakaan untuk menentukan kebijakan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur.
D. Definisi Istilah 1. Penyiangan
Penyiangan (weeding) adalah upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati, terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat diberikan ke perpustakaan lain, atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi.8
8Maunglib’s Weblog, Analisis Koleksi Perpustakaan Seleksi, Penyiangan dan
Dalam definisi lain, penyiangan bahan pustaka (weeding) adalah proses mengeluarkan bahan pustaka dari rak buku dan memperhitungkan kembali nilai dari segi kebutuhan saat ini. Sekali bahan pustaka dikeluarkan, maka hal itu akan dipindahkan, dibuang atau disimpan dan dikelompokan dalam gudang, atau diputuskan untuk dijual atau dihadiahkan kepada perpustakaan lain.9
2. Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku sedangkan kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.
3. Bahan Pustaka
Bahan pustaka menurut UU Perpustakaan No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, memberikan pengertian bahwa bahan perpustakaan atau bahan pustaka adalah semua hasil karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam.10 4. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum menurut UU No. 43/ 2007 tentang perpustakaan, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukan bagi masyarakat
9Heri Kusnanto, Penyiangan Bahan Pustaka Di Perpustakaan Utama Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011.
luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial ekonomi.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat argumentasi seputar penelitian, meliputi latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini berisi landasan teori terhadap hal –hal yang berkaitan yang hendak diteliti dari segi definisi, fungsi dan koleksi perpustakaan umum. Selain itu menjelaskan mengenai pengembangan koleksi, definisi penyiangan/ weeding bahan pustaka, tujuan dan fungsi penyiangan/ weeding, kebijakan penyiangan/ weeding, metode penyiangan/ weeding bahan pustaka dan penelitian relevan.
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang kondisi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur yang meliputi sejarah berdirinya perpustakaan visi dan misi, sumber daya manusia, tugas pokok dan fungsi, dan sarana dan prasarana serta berisi hasil temuan penelitian dan pembahasan terkait yang dijelaskan secara objektif mengenai kebijakan, prosedur, kendala penyiangan/ weeding dan koleksi pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur
BAB V PENUTUP
13 BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Umum
Menurut Manifesto UNESCO Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dianggap penting oleh umum (badan PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan) guna membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Unesco mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum pada tahun 1972 yang menyatakan bahwa perpustakaan umum harus terbuka bagi semua orang tanpa membeda-bedakan warna kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan dan ras.11
Dalam bahasa Inggris perpustakaan umum dikenal dengan nama “Public
Library”, yaitu perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan pelayanan
kepada masyarakat umum, berbeda dengan ketiga jenis perpustakaan lainnya yaitu: perpustakaan sekolah (school library), perpustakaan perguruan tinggi
(university library), dan perpustakaan khusus (special library). Perpustakaan
umum melayani masyarakat pemakai tidak mengenal adanya batasan. Maksudnya adalah bahwa ruang lingkup dan layanan perpustakaan umum diperuntukan bagi semua masyarakat (terutama yang berdomisili di daerah dimana perpustakaan berada). Keberadaan perpustakaan umum biasanya terkait dengan keberadaan pemerintah, baik yang berada di tingkat pusat (perpustakaan nasional), maupun
11Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka
pemerintah daerah, mulai dari daerah tingkat I (provinsi) sampai ke pemerintah desa.12
Perpustakaan umum sebagai sarana layanan masyarakat, berupaya memasyarakatkan perpustakaan dengan mengadakan penyajian yang menarik dan menempatkan lokasi perpustakaan pada pusat keramaian sehingga masyarakat mudah untuk mendatanginya. Kebiasaan membaca di perpustakaan umum merupakan proses pendidikan secara mandiri dan berlaku seumur hidup. Masyarakat dapat memilih koleksi yang tersedia di perpustakaan umum sesuai kebutuhannya, karena tujuan perpustakaan umum adalah untuk membina dan mengembangkan kebiasaan membaca. Perpustakaan umum turut membina masyarakat agar gemar membaca sedini mungkin, terutama anak-anak berusia balita, anak sekolah, dan masyarakat pada umumnya.13
1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah tempat penyimpanan berbagai jenis bacaan, disitu masyarakat dapat memanfaatkan bacaannya untuk menambah pengetahuan, mencari informasi atau sekedar mendapatkan hiburan. Oleh karena itu perpustakaan umum sangat berperan penting bagi masyarakat umum guna mencerdaskan seluruh lapisan masyarakat dengan keberadaannya.
12Kosasih E, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, (Bandung: Geger
Sunten, 1997), h.16.
13Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka,
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya disediakan oleh masyarakat dan penggunanya tidak terbatas pada kelompok orang tertentu.14 Pernyataan yang sama juga dinyatakan oleh
Sulistyo Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan, bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum.15 Dari definisi tersebut
dapat digambarkan bahwa perpustakaan umum merupakan suatu perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya disediakan oleh masyarakat umum dan pengguna perpustakaan umum tidak terbatas pada satu kelompok orang dalam masyarakat tetapi secara bebas perpustakaan umum tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu anggota masyarakat mana pun dan dari mana pun berhak menggunakan segala fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan umum.
Perpustakaan juga dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meninggkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.16 Perpustakaan umum juga dapat diarikan sebagai perpustakaan yang
14Ibid., h. 17.
mempunyai tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan, dan lain-lain.17
Perpustakaan umum berperan sebagai pionir dalam melayani kelompok-kelompok khusus seperti tuna netra, tuna rungu dan masyarakat lainnya. Karena itu pada abad ini pula lahir pelayanan perpustakaan. Perpustakaan umum pun semakin lama semakin lengkap sebagai suatu lembaga yang dikelola secara mantap untuk mencapai tujuan. Pada hakikatnya perpustakaan umum menjadi suatu unit kerja yang mengorganisasi kegiatan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, pelayanan, perawatan koleksi dengan sistem tertentu untuk kepentingan pendidikan, penelitian, informasi, rekreasi, dan kebudayaan.18
2. Tujuan Perpustakaan Umum
Pada dasarnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuannya antara lain:
a. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan umum.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum. c. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang
tersedia di Perpustakaan Umum.
d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
e. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat.
17 Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta:
Kanisius, 1992), h. 34.
f. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.”19
Adapun dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan utama yaitu:
a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
b. Menyediakan informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
c. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan seperti ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan nasional juga terbuka untuk umum namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung bagi perorangan, adakalanya harus melalui perpustakaan lain.
d. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran membaca, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni.”20
Sedangkan dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum tujuan perpustakaan umum terbagi ke dalam tiga jenis tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan Umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat berada dalam jangkauan layanan, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.
b. Tujuan Fungsional dan tujuan khusus Perpustakaan Umum adalah :
1) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
2) Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.
3) Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna. 4) Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
5) Memupuk minat dan bakat masyarakat.
6) Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
8) Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
c. Tujuan Operasional, Tujuan operasional Perpustakaan Umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.21
3. Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah tempat menyimpan berbagai jenis bahan bacaan. Disitu masyarakat dapat memanfaatkan bacaannya untuk menambah pengetahuan, mencari informasi, atau sekedar mendapatkan hiburan. Berbagai jenis koleksi yang tersedia yaitu berupa buku, majalah surat kabar, bahan audio visual, rekaman kaset, film, dan lain-lain. Fungsi perpustakaan pun semakin luas yaitu sebagai saran penyebaran budaya bangsa-bangsa tanpa batas ruang dan waktu. Dengan tersedianya berbagai jenis fungsi bahan pustaka tersebut maka fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Fungsi Edukatif
Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan manambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.
21Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
b. Fungsi Informatif
Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang diperlukan pembaca.
c. Fungsi Kultural
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk terekam/tercetak. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia dan setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.
d. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.”22
4. Tugas Perpustakaan Umum
Sesuai dengan pengertian perpustakaan bahwa tugas perpustakaan umum adalah mengumpulkan, menyimpan dan menyajikan koleksi bahan pustaka kepada pemakai, maka tugas pokok Perpustakaan umum adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat.
b. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin.
c. Mendorong masyrakat untuk terampil mmilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal.
d. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.”23
5. Koleksi Perpustakaan Umum
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak informasi yang dibutuhkan semakin banyak pula jenis bahan pustaka yang tersedia. Hal ini menuntut perpustakaan untuk dapat mengembangkan koleksinya sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar berbagai jenis bahan pustaka, hasil karya pemikiran manusia yang dituangkan dalam berbagai jenis media, baik tercetak maupun non tercetak.24
a. Buku teks atau monograf: membahas satu masalah dari karya pengarang tunggal, ganda atau editor. Monografi bias berupa karya asli, terjemahan atau saduran dalam bentuk satu buku atau beberapa jilid buku.
b. Buku fiksi adalah buku yang berisi rekaan, misalnya adalah cerpen dan novel.
c. Terbitan berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus-menerus dengan jangka waktu terbit tertentu dan yang termasuk jenis ini adalah harian, majalah, bulanan, buletin jurnal, warta/ news latter dll.
d. Buku referensi atau dikenal dengan rujukan umum. Contohnya adalah kamus, ensiklopedia, biografi, autobiografi, peta, buku tahunan, abstrak, direktori dan lain-lain.
e. Brosur atau pamflet; suatu terbitan yang isinya bersifat sementara berupa uraian mengenai hal-hal actual dan diterbitkan dalam jumlah terbatas serta tidak diperdagangkan.
f. Disamping bahan tercetak ada pula yang disebut bahan grafis yaitu:
1) Bahan pustaka yang dapat diproyeksikan seperti film hidup dan slide.
2) Bahan pustaka yang dapat dilihat langsung yaitu karya seni asli, seni cetak, bagan, foto dan poster.
g. Bahan kartografi adalah karya referensi grafis dari bumi, matahari, bulan, benda-benda ruang angkasa, peta dan atlas.
h. Bentuk computer atau non buku.”25
24Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, Cet 2 (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), h. 1.23.
B. Pengembangan Koleksi
1. Pengertian Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan pembaca atau pengguna perpustakaan dengan sumber-sumber informasi dalam lingkungan perpustakaan atau unit informasi yang mencakup kegiatan penyusunan kebijakan pengembangan koleksi, pemilihan, pengadaan, pemeliharaan dan promosi, penyiangan serta evaluasi pendayagunaan koleksi.26
Pengembangan koleksi merupakan suatu proses universal untuk perpustakaan karena setiap perpustakaan akan membangun koleksi yang kuat demi kepentingan pengguna perpustakaan. Pengembangan koleksi adalah awal dari pembinaan koleksi perpustakaan, bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai, dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi.
Pengembangan koleksi adalah aktivitas perpustakaan yang mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan. Kegiatan tersebut, antara lain seleksi dan evaluasi bahan pustaka (pengukuran terhadap sejauh mana koleksi itu), kajian kebutuhan pemakai (analisis pemakai) untuk memberikan yang tepat dan sesuai dengan pemakainya, pengadaan bahan pustaka mencakup pembelian, tukar menukar, dan hadiah.27
26Edward Evans, Developing Library and Information Center Collection, (Colorado:
Libraries Unlimited, 1995), h.17.
27Shaleh,Abdul Rahman, Manajemen Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2. Tujuan Pengembangan Koleksi
Tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntutan pengguna masa kini serta masa mendatang.28 Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan pengguna agar perpustakaan dapat secara berencana mengembangkan koleksinya.29
Pengembangan koleksi adalah awal pembinaan koleksi perpustakaan yang bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi.Mutu perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pengembangan koleksi.30
3. Aspek-Aspek Dalam Pengembangan Koleksi Aspek-aspek pengembangan koleksi meliputi:
a. Seleksi Bahan Pustaka
Seleksi merupakan aktifitas yang tidak mudah karena mengandung banyak resiko. Seleksi terkait pada pengguna atau pemakai perpustakaan, maksud dari visi dan misi institusi.
b. Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh salah satu perpustakaan atau pusat dokumentasi dan informasi. Kegiatan pengadaan bertujuan agar bahan pustaka yang dibutuhkan tersedia dalam jajaran koleksi.
c. Penyiangan Bahan Pustaka
28Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Sugeng Seto, 2006), h. 115.
Penyiangan adalah proses mengeluarkan bahan pustaka dari rak buku dan memperhitungkan kembali (reassessing) nilainya dari segi kebutuhan saat ini.
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran terhadap sejauh mana baiknya
suatu item atau koleksi bahan pustaka.”31
Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut diperlukan anggaran yang memadai, karyawan yang cakap dan berdedikasi, struktur organisasi yang mantap, dan alatbantu pemilihan bahan perpustakaan yang relevan.
4. Kebijakan Pengembangan Koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi ada juga yang menyebutkan selection
policies, yakni rumusan atau dokumen tertulis yang memberi arah dan
membimbing mengenai koleksi yang akan kita kembangkan. Terangkum didalamnya adalah kebijakan-kebijakan yang mengatur seleksi bahan-bahan pustaka, pertukaran, hadiah, serta hal-hal lain yang berhubungan.32
Kebijakan pengembangan koleksi menjelaskan mengenai kekuatan dan kelemahan koleksi menjadi panduan bagi staf perpustakaan. Kebijakan pengembangan koleksi seharusnya menjadi suatu dokumen yang hidup, dapat berubah dan berkembang. Kebijakan tersebut menjadi panduan yang dapat dimodifikasi disaat koleksi perpustakaan memerlukan perubahan.33
31Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, h. 28. 32NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik,h.153.
33Fadhlan Abdul Wadud Imron, “Kebijakan Pengembangan Koleksi Terbitan
Secara umum pengembangan koleksi perlu rujukan terhadap prinsip-prinsip pengembangan koleksi yaitu sebagai berikut:
a. Relevansi
Relevansi merupakan aktifitas pemilihan dan pengadaan terkait dengan program pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada dan berorientasi kepada pemakai. Dengan demikian kepentingan pengguna menjadi acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka.
b. Kelengkapan
Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks tetapi juga menyangkut segala disipin ilmu. Komponen koleksi disesuaikan dengan tingkan prioritas yang dibutuhkan.
c. Kemutakhiran
Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemutakhiran bahan pustaka dapat dilihat dari tahun terbit. Jika bahan pustaka diterbitkan pada tahun terakhir, maka dapat dilihat dari kemutakhiran dan dapat dikatakan mutakhir.
d. Kerjasama
petugas perpustakaan atau pustakawan, guru, serta pihak yang mengadakan pembelian.34
Adapun fungsi kebijakan pengembangan koleksi tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman bagi para petugas perpustakaan, karena dengan adanya kebijakan para petugas perpustakaan akan lebih terarah karena sasaran yang jelas dan dana yang ada dapat dimanfaatkan dengan lebih bijaksana. b. Sebagai sarana komunikasi; kebijakan akan memberitahukan kepada
pemakai, administrator, serta pihak lain mengenai tahapan dan cirri-ciri koleksi yang ada dan direncanakan untuk pengembangan selanjutnya. c. Sebagai sarana perencanaan; kebijakan ini memberikan informasi yang
akan membantu dalam proses alokasi dana yang ada.
Disamping ketiga fungsi tersebut diatas, kebijakan tertulis pengembangan koleksi juga bermanfaat sebagai berikut:
a. Membantu menetapkan metode untuk bahan pustaka sebelum dibeli.
b. Membantu memilih cara terbaik untuk pengadaan bahan pustaka c. Membantu dalam perencanaan anggaran jangka panjang dengan
menetapkan prioritas-prioritas dan garis besar sasaran pengembangan.
d. Membantu merencanakan bentuk-bentuk kerjasama dengan perpustakaan lain. Seperti pinjam antar perpustakaan, kerjasama dalam pengadaan dan bentuk kerjasama yang lainnya.
e. Membantu identifikasi bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi.35
34Ibid.,h. 20-21.
C. Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka
1. Pengertian Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka
Penyiangan bahan pustaka atau weeding adalah upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati atau terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat diberikan ke perpustakaan lain, atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi.36
Penyiangan koleksi (weeding) adalah suatu praktik dari pengeluaran atau pemindahan ke gudang, duplikat bahan pustaka, buku-buku yang jarang digunakan, dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi dimanfaatkan oleh pengguna. Hasil penyiangan bisa saja dihadiahkan kepada perpustakaan lain, dipertukarkan, dijual murah kepada para penggemar buku atau dititip jual kepada pedagang yang khusus menjual buku-buku out of print (buku yang sudah tidak tersedia di pasaran).37
Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat digantidengan bahan pustaka yang baru. Pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian untuk dipisahkan atau
36Manglib’s Weblog, Analisis Koleksi Perpustakaan Seleksi, Penyiangan dan
Evaluasi, http//manglib.wordpress.com, diakses pada 13Maret 2015, 20:08 WIB.
dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.38
2. Tujuan dan Manfaat Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka
Adapun tujuan dari kegiatan penyiangan bahan pustaka adalah untuk memperoleh tambahan tempat (shelf space) untuk koleksi yang baru, membuat koleksi lebih bisa dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang akurat, relevan, up to date dan menarik, memberi kemudahan kepada pemakai koleksi, dan memungkinkan staf perpustakaan untuk mengelola koleksi lebih efektif dan efisien.
Sedangkan fungsi dari penyiangan itu sendiri adalah:39 a. Menghemat Tempat
Biaya penyediaan ruangan dan rak tidak lebih rendah dari biaya yang sebenarnya untuk pembelian rak tambahan untuk pengerakan lebih banyak buku. Suatu perawatan koleksi yang baik akan menghemat biaya pengerakan buku, mengurangi debu dari buku yang tidak satupun digunakan dan membuat ruang lebih banyak untuk pergeseran buku.
b. Menghemat Waktu
Menghemat waktu baik bagi pengguna maupun staf dan yang terbaik bagi semua. Rak-rak penuh sesak dengan buku compang-camping dan
38Donna J. Baumbach dan Linda L. Miller, Less is More A Practical Guide to
Weeding School Library Collection, (Chicago: American Library Association, 2006), h. 7.
39Syakirin Pangaribuan, Manual Penyiangan Koleksi Perpustakaan Modern, (Medan:
memerlukan waktu untuk memeriksa tanda-tanda yang tak terbaca. Pengguna yang mencari buku tertentu harus memilah-milah buku yang jelas tidak diinginkan. Staf mencoba untuk mengesampingkan buku yang kembali harus bergeser dan buku tersebut disusun kembali untuk membuat ruang.
c. Membuat Koleksi Lebih Menarik
Dengan mengganti buku compang-camping, tercoreng dengan penjilidan kembali yang menarik dan buku-buku baru yang tidak menarik.
d. Meningkatkan Reputasi Perpustakaan
Penyiangan juga dimaksudkan untuk kehandalan dan kemutakhiran dan membangun kepercayaan publik. Pelanggan berharap bahwa bahan pustaka yang dipilih oleh para ahli adalah informasi oyang up-to-date dan dapat diandalkan.
e. Mengetahui Kebutuhan Koleksi
Penyiangan memberikan hasil pemeriksaan berkelanjutan tentang perlunya memperbaiki atau menjilid kembali, pemberitahuan staf perpustakaan untuk buku hilang atau dicuri yang membutuhkan pengganti, dan menjamin hitungan volume yang lebih akurat.
f. Mendapatkan Masukan Yang Konstan Pada Kekuatan dan Kelemahan Koleksi
individu dan permintaan bantuan khusus dalam mengembangkan pada bidang kepentingan khusus dan kegunaannya bagi mereka.
3. Kebijakan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka
Kebijakan atau policy merupakan landasan atau pedoman untuk menyusun kebutuhan. Ada beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesinambungan antara tempat, koleksi yang selalu bertambah dengan koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Sebelum melaksanakan penyiangan, staf pengembangan koleksi harus mempelajari lagi kebijakan dari penyiangan. Staf pengembangan koleksi harus mempertimbangkan berbagai hal, seperti memilih alternatif dari tiga tindakan terhadap koleksi, mengkaji ulang perkembangan kebutuhan informasi pengguna, kecenderungan perkembangan koleksi yang terjadi akhir-akhir ini, dan anggaran yang tersedia untuk penyiangan bahan pustaka. Berbagai kebijakan yang berkaitan dengan koleksi, apabila dipersiapkan dengan baik akan membantu mengurangi masalah ruangan dengan pengawasan pertumbuhan koleksi.40
Penyiangan bahan pustaka haruslah memiliki acuan koleksi mana saja yang akan disiangi, maka perpustakaan harus memiliki kabijakan koleksi yang akan disiangi. Seperti dalam sebuah buku yang berjudul Less Is More: a
pratical guide to weeding school library collection dijelaskan bahwa kebijakan penyiangan harus berisi hal-hal sevagai berikut:41
a. Who weeds the collection?
Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang SDM yang akan melakukan kegiatan penyiangan koleksi.
b. What is the purpose the weeding?
Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang alasan atau tujuan dilakukannya kegiatan tersebut.
c. What criteria applied?
Kebijakan penyiangan koleksi, berisi tentang criteria koleksi yang akan dijadikan acuan, untuk menentukan koleksi yang akan disiangi.
d. What professional tools are used an evaluating the collection and is material?
Kebijakan penyiangan koleksi berisi alat bantu yang akan digunakan dalam menunjang kegiatan penyiangan yang akan dilaksanakan.
e. How regularly is weeding to take place?
Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang koleksi yang disiangi akan dipindahkan atau disimpan ketempat yang lain.
f. What is done with material removed from the collection?
Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang tindak lanjut koleksi yang telah disiangi atau dikeluarkan dari jajaran koleksi.
41Donna J. Baubach, Linda L. Milner, Less Is More: a pratical guide to weeding
g. What are step-by-step procedures to be followed in weeding?
Kebijakan penyiangan koleksi berisi tentang prosedur atau langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan penyiangan.Tujuannya agar pelaksana kegiatan penyiangan melaksanakan pekerjaannya secara sistematis.
4. Kriteria Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka
Penyiangan bukanlah proses yang bisa dilakukan dalam semalam dan bukan sebuah fungsi yang dapat dikerjakan secara terpisah dari proses-proses lain dalam pengembangan koleksi. Untuk melaksanakan penyiangan perlu memepertimbangan tujuan dan aktivitas perpustakaan, ketersediaan dana untuk membeli bahan pustaka baru, keterkaitan dari satu buku dengan buku yang lain pada subjek yang sama, sampai dimanakah tanggung jawab perpustakaan sebagai unit kearsipan dari sumber daya pengetahuan, dan potensi kegunaan dari sebuah bahan pustaka di masa yang akan datang.
Setelah mengetahui berbagai faktor terkait masalah koleksi, barulah dapat diidentifikasi beberapa kriteria dalam penyiangan. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Subjek tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. a. Bahan pustaka yang sudah usang isinya.
c. Bahan pustaka yang secara fisik sudah terlalu rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
d. Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap lagi dan tidak dapat diusahakan untuk melengkapi isi yang hilang tersebut.
e. Bahan pustaka yang jumlah eksemplarnya terlalu banyak, permintaannnya sedikit atau pemakaiannya rendah.
f. Bahan pustaka yang karena sesuatu hal peredarannya dilarang oleh negara.42
5. Prosedur Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka
Hal selanjutnya yang tak kalah penting untuk dikaji adalah masalah prosedur penyiangan. Prosedur adalah sebuah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan; prinsip dan praktek-praktek pengajaran. Dalam pedoman penyiangan koleksi biasanya berisi butir-butir, antara lain:
a. Menentukan persyaratan koleksi yang akan disiangi. Misalnya atas dasar usia terbit, subjek, cakupan, atau kandungan informasi. b. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi. Seperti buku,
majalah, brosur, kaset rekaman, atau laporan tahunan.
c. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, dan menghapus data dari pangkalan data/ OPAC.
d. Koleksi perpustakaan yang disiangi diberi cap yang tertulis: "dikeluarkan dari koleksi perpustakaan".
e. Membuat berita acara tentang penyiangan koleksi untuk keperluan administrasi dengan lampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan. f. Menyimpan koleksi hasil penyiangan tersebut di gedung atau dapat
ditawarkan kepada perpustakaan lain yang membutuhkan.43
42Saleh Abdul Rahman, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, (Jakarta:
6. Hambatan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka
Kegiatan penyiangan bukanlah suatu hal yang mudah yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Karena proses weeding memerlukan proses yang panjang dan tidak sebentar. Selain itu dalam pelaksanaannya banyak kendala atau hambatan dalam pihak pengelola perpustakaan itu sendiri. Berkaitan dengan hal ini penulis melihat beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan penyiangan.44
Adapun beberapa hambatannya sebagai berikut:
a. Adanya kebanggaan terhadap bahan pustaka (hambatan psikologis) seperti adanya perasaan tidak rela untuk membuang bahan pustaka.
b. Masih adanya anggapan bahwa jumlah koleksi menentukan mutu. Jumlah kolesi akan dianggap menunjukan kehebatan perpustakaan tanpa memperhatikan kondisi dan relevansi bahanpustaka tersebut dengan tujuan perpustakaan.
c. Adanya anggapan bahwa penyiangan berlawanan dengan tujuan pengadaan atau konsep pembangunan koleksi.
d. Masih dijumpainya prosedur yang rumit, terutama untuk koleksi yang ada di perpustakaan pemerintah, karena setiap pengeluaran barang harus dilakukan melalui prosedur yang membutuhkan waktu yang lama dan terkesan rumit.
43Bancin Tekka, Penyiangan Koleksi Bahan Pustaka,
http://tekkabancin.blogspot.com/2013/05/penyiangan-koleksi-bahan-pustaka.html, Diakses pada 9Maret 2014, 10:42 WIB.
44Yunus Winoto, "Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka: Sebuah Tinjauan Teoritis"
e. Ketidaktahuan seseorang mengenai ilmu dan manfaat weeding, sehingga timbul rasa takut akan membuang koleksi yang berharga atau seharusnya tidak dibuang, atau bahan koleksi yang baru.45
D. Penelitian Terdahulu
Tinjauan literature ini dimaksudkan pada karya ilmiah yang memiliki tema serupa dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Berikut adalah karya ilmiah berupa skripsi yang memiliki tema yang serupa:
1. Kebijakan penyiangan koleksi di Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan penyiangan koleksi (weeding) di Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY tahun 2009, skripsi ini diajukan oleh Lelis Marsidah mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY telah melakukan kegiatan penyiangan dan memiliki kriteria serta prosedur penyiangan bahan pustaka namun belum memiliki kebijakan penyiangan secara tertulis. Maka diharapkan agar Badan Perpustakaan Daerah Provinsi DIY memiliki kebijakan penyiangan secara tertulis demi meningkatkan kinerja perpustakaan sebagai penyedia informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
45Donna J. Baumbach dan Linda L. Miller, Less is More A Practical Guide to
2. Penyiangan bahan pustaka pada perpustakaan SMP/SMA Islam Al-Azhar skripsi diajukan oleh Maria Ulfah Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta tahun 2013. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa perpustakaan SMP/SMA Islam Al-Azhar belum mempunyai kebijakan secara tertulis, penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan Stock Opname, selain itu pustakawan juga melakukan Stuck
Reading setiap seminggu sekali untuk memeriksa buku-buku yang rusak atau
sobek halamannya. Kendala yang dialami oleh pustakawan dalam melakukan kegiatan penyiangan diantaranya adalah kendala psikologis, datanya tidak akurat. Selain itu kendala lainnya juga pada masalah manajemen, misalnya terkait soal manajemen waktu kerja yang masih belum efektif, dana pemeliharaan, tempat dan hasil dari penyiangan kemudian disumbangkan ke perpustakaan yang membutuhkan.
3. Penyiangan koleksi di perpustakaan Universitas Prof. Dr. HAMKA Limau Jakarta Selatan skripsi diajukan oleh Lutfan Zulwaqar mahasiswa Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta tahun 2014. Hasil penelitian yang dapat di simpulkan adalah Perpustakaan Universitas Prof. Dr. HAMKA Limau Jakarta Selatan memiliki kebijan tertulis mengenai
penyiangan bahan pustaka, isi dari kebijakan tersebut adalah “Jenis koleksi
yang akan disiangi, criteria dalam melakukan penyiangan, alur kerja
penyiangan koleksi” manfaat yang didapatkan dengan adanya kebijakan
38 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.46 Selain itu, menutut Bogdan dan Taylor, sebaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari dari orang-orang atau perilaku yang diamati.47
Pendekatan penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Karena orientasinya demikian, sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat kealamian, serta tidak bias dilakukan di laboratorium melainkan di lapangan. Oleh sebab itu penelitian semacam ini sering disebut dengan naturalistic inquiry atau field study. Penelitian kualitatif ini juga yang akan
46
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. ALFABETA, 2008), h. 1.
47
menjawab setiap permasalahan secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang akan diteliti guna menghasilkan kesimpulan-kesimpulan dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan.48
Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian menggunakan pola deskriptif. Yang dimaksud pola deskriptif menurut Best (sebagaimana dikutip oleh Sukardi), adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.49 Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian kualitatif dengan pola deskriptif yang dilakukan, bermaksud menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
B. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy. J. Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif, mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic.50
Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam
48Ibid., hlm 17
49Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2009), h. 112.
50
mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya.51
C. Informan
Informan adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti melalui narasumber yang bersangkutan. Dalam penelitian ini narasumber yang bersangkutan adalah pustakawan dan staf penyiangan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur. Alasan peneliti mengambil informan tersebut dalam penelitian ini adalah karena jabatan yang mereka duduki dan pengalaman serta pengetahuan di bidang penyiangan bahan pustaka dan dipandang dapat memberikan jawaban atau data yang dibutuhkan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data lapangan, peneliti menggunakan teknik field
research (penelitian lapangan). Peneliti merumuskan gagasan dan topik.
Selanjutnya peneliti memilih kelompok sosial dan lokasi untuk diteliti. Adapun teknik pengumpulan datanya melalui:
51
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Kerena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.
Dalam melakukan observasi, peneliti harus selalu mengingat dan memahami betul apa yang hendak direka. Agar tidak mengganggu objek pengamatan, maka pencatatan merupakan hal yang mat dilematis dilakukan. Pencatatan langsung jika diterapkan akan mengganggu objek pengamatan, tetapi apabila tidak dilakukan biasanya peneliti dihadapkan dengan keterbatasan daya ingat. Menghadapi hal ini maka seni mencatatat hasil observasi harus terus diciptakan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil yang baik.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.52 Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, di mana seorang pewawancara menetapkan sendiri masalah dan
52
pertanyaan yang akan diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis yang disusun dengan ketat.53
Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview), pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga informan bersedia bekerja sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah secara terstruktur (tertulis) yaitu dengan menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan. Hal ini dimaksudkan agar pembicaraan dalam wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar. Selain itu juga digunakan sebagai patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang muncul ketika kegiatan wawancara berlangsung.54
3. Dokumentasi
Metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dalam hal ini data data-data tersebut merupakan data yang bersifat tulisan.55 Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kondisi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur, seperti letak geografis, latar belakang dan struktur kelembagaan.
53Ibid., h. 138. 54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, h. 203.
55Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods(Bandung: CV.