• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DENGAN BLUE OCEAN STRATEGY UNTUK MENINGKATKAN

MUTU PELAYANAN HOTEL

(Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan)

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

DARA MUTHIA HERDA 0 9 0 4 0 3 0 0 9

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler

Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas

sarjana ini adalah “Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment

(QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan

Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari

masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan

pembaca lainnya.

Medan, Oktober 2013

Penulis,

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada

Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan

dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah

membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun

administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Tri Buana Tungga Dewi selaku Pembimbing Lapangan Hotel Grand Angkasa Internasional MEdan yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.

(7)

6. Ayahanda Erman, SE dan Ibunda Afrida yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.

7. Kakakku Paramyta Herda, Adikku Mhd. Dendi Tri Herda, dan M. Wildan Arief yang selalu mendukungku baik waktu, moril, materil, semangat, dan doanya sehingga mendukung penulis untuk secepatnya menyelesaikan laporan ini.

8. Semua teman angkatan 2009 di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis pada saat penelitian, Poppy Cynthia Devi, Siti Maulina Dalimunthe, Laulia Aryani Rangkuti, Deadara Dafika S, dan Nadia Syafira 10. Teman-teman rekan kerja di Laboratorium Proses Manufaktur (Febi, Nadya,

Nurhayati, Ramadhani, Fahrulrozi, Bagus, Oloan, Yusuf, Edgard, Danu, Wahyu, Nadia Pilli, Sofyan, Fajar, dan Rini) yang mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

11. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2013

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

ABSTRAK ... xxii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1

1.2 Rumusan Masalah ... I-6

1.3 Tujuan Penelitian ... I-6

1.4 Asumsi dan Batasan Masalah ... I-7

1.5 Manfaat Penelitian ... I-8

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1 Sejarah Berdirinya Hotel Grand Angkasa Internasional Medan ... II-1

2.2 Visi dan Misi Hotel ... II-2

2.3 Fasilitas Hotel ... II-2

2.3.1 Fasilitas ... II-2 2.3.2 Fasilitas Kamar Hotel ... II-3 2.3.3 Fasilitas Olahraga dan Rekreasi ... II-3 2.4 Struktur Organisasi Hotel Grand Angkasa Internasional Medan .... II-3

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1 Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian ... III-1

3.2 Strategi Kepuasan Pelanggan ... III-2

3.2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan... III-3

3.2.2 Karakteristik Jasa ... III-5

3.3 Metode Kano ... III-6

3.3.1 Keuntungan Mengklasifikasikan Kebutuhan Pelanggan

dengan Model Kano ... III-8

3.3.2 Cara Perhitungan dan Analisa Menggunakan Model Kano . III-9

3.4 Quality Function Deployment (QFD) ... III-10

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.4.2 Tahapan QFD ... III-11

3.4.3 Manfaat QFD ... III-13

3.4.4 Matrik House of Quality ... III-13

3.5 Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) ... III-17

3.6 Blue Ocean Strategy ... III-20

3.6.1 Konsep Strategi ... III-20

3.6.2 Kerangka Kerja Empat Langkah (four actions framework)

dan Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan

(ERRC grid) ... III-22

3.6.3. Kanvas Strategi (strategy canvas) dan Kurva Nilai

(VaLue Curve) ... III-24

3.7 Hotel ... III-26

3.7.1 Pengertian Hotel ... III-26

3.7.2 Jenis-jenis Hotel ... III-27

3.7.3 Kualitas Pelayanan Hotel dan Harapan Tamu ... III-29

3.7.4 Klasifikasi dan Pengelompokan Hotel ... III-30

3.7.5 Persyaratan Hotel Bintang 5 (Lima) ... III-31

3.8 Metode Sampling ... III-33

3.8.1 Populasi, Elemen, dan Sampel ... III-34

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.8.3 Non-Probability Sampling ... III-38

3.9 Validitas dan Reliabilitas ... III-40

3.9.1 Validitas ... III-40

3.9.2 Reliabilitas ... III-41

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2 Jenis Penelitian ... IV-1

4.3 Objek Penelitian ... IV-1

4.4 Variabel Penelitian ... IV-2

4.5 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3

4.6 Definisi Variabel Operasional ... IV-4

4.7 Pengumpulan Data ... IV-5

4.7.1 Sumber Data ... IV-5

4.7.2 Metode Pengumpulan Data ... IV-6

4.8 Instrumen Penelitian ... IV-7

4.8.1 Variabel Kuesioner ... IV-7

4.8.2 Bentuk Kuesioner ... IV-8

4.8.2.1 Kuesioner Terbuka ... IV-8

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.9 Populasi dan Sampel ... IV-10

4.9.1 Populasi ... IV-10

4.9.2 Teknik Sampling ... IV-10

4.9.3 Ukuran Sampel ... IV-11

4.10 Blok Diagram Penelitian ... IV-12

4.11 Pengolahan Data ... IV-14

4.11.1 Perhitungan Modus ... IV-16

4.11.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... IV-16

4.11.3 Metode Kano ... IV-16

4.11.4 Pembuatan Matriks House of Quality ... IV-17

4.11.5 Pendekatan Metode TRIZ ... IV-19

4.11.6 Pendekatan TRIZ terhadap QFD ... IV-20

4.11.7 Menentukan Strategi Pelayanan ... IV-21

4.12 Analisis dan Pembahasan Hasil ... IV-22

4.13 Kesimpulan dan Saran ... IV-22

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1 Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1 Penyebaran Kuesioner ... V-1

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.3 Kuesioner Model Kano ... V-7

5.2 Pengolahan Data... V-10

5.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-10

5.2.1.1 Uji Validitas ... V-11

5.2.1.1.1 Uji Validitas Tingkat Kepentingan ... V-11

5.2.1.1.2 Uji Validitas Model Kano ... V-15

5.2.1.2 Uji Reliabilitas ... V-20

5.2.1.2.1 Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan . V-20

5.2.1.2.2 Uji Reliabilitas Model Kano ... V-21

5.2.2 Identifikasi Atribut Berdasarkan Metode Kano ... V-23

5.2.2.1 Analisis Kuantitas Kano ... V-26

5.2.2.1.1 Menghitung Nilai CS dan DS ... V-26

5.2.2.1.2 Menentukan Titik CS dan DS ... V-28

5.2.2.1.3 Menentukan Fungsi Kepuasan

Pelanggan ... V-29

5.2.2.1.4 Melakukan Plotting Kurva Fungsi

Kepuasan Pelanggan ... V-32

5.2.3 Membangun Quality Function Deploymet (QFD) ... V-41

5.2.3.1 Menentukan Kebutuhan Pelanggan/ Customer

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3.2 Menentukan Tingkat Kepentingan Pelanggan/

Customer Importance (CI)... V-42

5.2.3.3 Menentukan Karakteristik Pelayanan Perhotelan V-44

5.2.3.4 Menetapkan Hubungan antara Karakteristik

Pelayanan ... V-47

5.2.3.5 Menetapkan Tingkat Hubungan antara

Karakteristik Pelayanan dengan Kebutuhan

Pelanggan... V-48

5.2.3.6 Penentuan Matriks Perencanaan/

Planning Matriks ... V-49

5.2.3.7 Penentuan Nilai Respon Teknis ... V-52

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1 6.1 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... VI-1

6.2 Analisis Kano ... VI-1

6.3 Analisis Quality Function Deploymeny ... VI-4

6.3.1 Analisis Matriks Variabel Pelayanan terhadap Tingkat

Kepentingan ... VI-4

6.3.2 Analisis Matriks Variabel Pelayanan terhadap Sales

(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.3.3 Analisis Nilai Respon Teknis ... VI-7

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan ... VI-1

7.2 Saran ... VI-3

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.2 Rekapitulasi Kotak Saran ... I-2

3.1 Evaluasi Kano ... III -9

3.2 Keterangan Kuesioner Kano ... III -10

3.3 Pengelompokan Hotel Berdasarkan Kelas Bintang ... II-30

5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-1

5.2 Atribut-atribut Pertanyaan Kuesioner ... V-4

5.3 Rekapitulasi Kuesioner Derajat Kepentingan Atribut... V-5

5.4 Rekapitulasi Kuesioner Model Kano ... V-8

5.5 Perhitungan Koefisien Korelasi Validitas Pertanyaan 1Tingkat

Kepentingan ... V-11

5.6 Hasil Perhitungan Varians Tingkat Kepentingan ... V -14

5.7 Perhitungan Koefisien Korelasi Validitas Pertanyaan 1 Model

Kano ... V -15

5.8 Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... V -19

5.9 Perhitungan Varians Tiap Butir Tingkat Kepentingan ... V -20

5.10 Perhitungan Varians Tiap Butir Model Kano ... V -22

5.11. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut ... V -24

5.12 Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut Menurut Blauth’s

Formula ... V -25

(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.14 Penentuan Nilai CS dan DS untuk Tiap Atribut ... V -29

5.15 Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Tiap Atribut ... V -32

5.16 Customer Requirement (CR) terhadap Layanan Perhotelan ... V -41

5.17 Hasil Kuesioner Derajat Kepentingan ... V -43

5.18 Customer Importance (CI) terhadap Layanan Perhotelan

Persentasi ... V -44

5.19 Karakteristik Pelayanan Hotel... V -46

5.20 Nilai Sales Point untuk Setiap Variabel Kebutuhan ... V -50

5.21 Bobot Kepentingan dan Bobot Kepentingan Relatif ... V-52

5.22 Perhitungan BI untuk Karakteristik Fasilitas yang Lengkap ... V -53

5.23 Perkiraan Biaya ... V-54

6.1 Kategori Kano Tiap Atribut ... VI-2

6.2 Pemetaan Kategori Must Be Metode Kano ... VI-3

6.3 Penilaian Matriks Variabel Pelayanan terhadap Tingkat

Kepentingan Kualitas Pelayanan Hotel Grand Angkasa

Internasional Medan ... VI-5

(18)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1 Struktur Organisasi Hotel Grand Angkasa Internasional

Medan ... II-4

3.1 House of Quality ... III-14

3.2 Prinsip TRIZ ... III-19

3.3 Upaya Bersamaan dalam Mengejar Diferensiasi dan Biaya

Rendah ... III-21

3.4 Kerangka Kerja Empat Langkah (The Four Actions

Framework) ... III-23

3.5 Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan (The ERRC

Grid) ... III-24

3.6 Kanvas Strategi (Strategy Canvas) dan Kurva Nilai... III-25

4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-4

4.2 Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ... IV-13

4.3 Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-15

4.4 Diagram Alir Pengolahan Data Model Kano ... IV-17

4.5 Diagram Alir Pengolahan Data QFD ... IV-18

4.6 Diagram Alir TRIZ ... IV-20

4.7 Diagram Alir Pengolahan Data Pendekatan TRIZ terhadap

(19)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

4.8 Diagram Alir Analisis ERRC ... IV-22

5.1 Kurva Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Atribut Fasilitas

Tambahan Berupa Karaoke Club ... V-33

5.2 Kurva Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Atribut Suasana

Hotel yang Tenang dan Nyaman ... V-34

5.3 Kurva Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Atribut Karyawan

Yang Sopan dalam Melayani Pelanggan ... V-35

5.4 Kurva Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Atribut Waktu

Pelayanan dari Hotel 24 Jam ... V-36

5.5 Kurva Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Atribut Kamar yang

Bersih dan Nyaman ... V-37

5.6 Kurva Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Atribut Karyawan

Melayani Pelanggan dengan Cepat ... V-38

5.7 Kurva Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Atribut Kemudahan

Pemesnan Kamar dengan Internet dan Telpon ... V-39

5.8 Kurva Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Atribut Pelanggan

Tidak Lama Menunggu dalam Mendapatkan Pelayanan ... V-40

5.9 Kurva Fungsi Kepuasan Pelanggan untuk Atribut Reseptionist

Mampu Memberikan Infomasi dengan Jelas dan Lengkap... V-41

5.10 Hubungan Korelasi Antar Karakteristik Pelayanan ... V-48

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Tabel Nilai Kritis untuk Product Moment ... L.1

2. Form Tugas Akhir ... L.2

3. Surat Penjajakan ... L.3

4. Surat Balasan Perusahaan ... L.4

5. Surat Keputusan Tugas Akhir... L.5

(21)

ABSTRAK

Keluhan yang dirasakan pelanggan dari pelayanan Hotel Grand Angkasa Internasional di Medan membuat pelanggan menjadi kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Keluhan tersebut antara lain: lambatnya respon karyawan didalam melayani permintaan pelanggan, kurangnya inovasi menu makanan yang disediakan, air conditioner yang kurang dingin, air panas yang tidak berfungsi maksimal, dan kualitas air yang kurang jernih. Inovasi nilai digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan hotel dengan cara memberikan strategi pelayanan yang belum pernah ada sebelumnya. Tahapan awal adalah dengan metode Kano diketahui atribut keinginan pelanggan yang telah terkategori attractive, one dimensional, serta must be. Atribut yang telah terkategori digunakan pada matriks house of quality untuk melihat hubungannya dengan karakteristik teknis pelayanan hotel. Karakteristik teknis pelayanan hotel yang berlawanan diperbaiki dengan pendekatan TRIZ dan dihubungkan dengan metode Blue Ocean Strategy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rancangan strategi yang baru, perusahaan mengeliminasi dan mengurangi beberapa faktor yang dianggap tidak penting dalam kompetisi. Selain itu terdapat beberapa strategi yang diciptakan yang belum pernah ditawarkan sebelumnya pada ruang pasar misalnya pembentukan konsep desain interior dan eksterior ruangan yang ditata rapi dan indah bernuansa khas daerah khas Sumatera Utara. Akhirnya, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rancangan strategi perusahaan yang baru telah memenuhi ke dalam tiga ciri blue ocean strategy dalam menciptakan ruang pasar yang tidak diperebutkan yaitu fokus, divergensi, dan moto yang memikat.

(22)

ABSTRAK

Keluhan yang dirasakan pelanggan dari pelayanan Hotel Grand Angkasa Internasional di Medan membuat pelanggan menjadi kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Keluhan tersebut antara lain: lambatnya respon karyawan didalam melayani permintaan pelanggan, kurangnya inovasi menu makanan yang disediakan, air conditioner yang kurang dingin, air panas yang tidak berfungsi maksimal, dan kualitas air yang kurang jernih. Inovasi nilai digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan hotel dengan cara memberikan strategi pelayanan yang belum pernah ada sebelumnya. Tahapan awal adalah dengan metode Kano diketahui atribut keinginan pelanggan yang telah terkategori attractive, one dimensional, serta must be. Atribut yang telah terkategori digunakan pada matriks house of quality untuk melihat hubungannya dengan karakteristik teknis pelayanan hotel. Karakteristik teknis pelayanan hotel yang berlawanan diperbaiki dengan pendekatan TRIZ dan dihubungkan dengan metode Blue Ocean Strategy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rancangan strategi yang baru, perusahaan mengeliminasi dan mengurangi beberapa faktor yang dianggap tidak penting dalam kompetisi. Selain itu terdapat beberapa strategi yang diciptakan yang belum pernah ditawarkan sebelumnya pada ruang pasar misalnya pembentukan konsep desain interior dan eksterior ruangan yang ditata rapi dan indah bernuansa khas daerah khas Sumatera Utara. Akhirnya, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rancangan strategi perusahaan yang baru telah memenuhi ke dalam tiga ciri blue ocean strategy dalam menciptakan ruang pasar yang tidak diperebutkan yaitu fokus, divergensi, dan moto yang memikat.

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang

Di zaman globalisasi persaingan yang terjadi diantara perusahaan sejenis

semakin kompetitif dan semakin sengit sehingga menuntut setiap perusahaan

melakukan continious improvement agar perusahaan tidak hanya sekedar bertahan

tetapi juga harus berani maju dan mampu bebas dari persaingan. Perusahaan

biasanya hanya muncul sebagai kompetitor terhadap perusahaan yang sudah eksis

sebelumnya tanpa terlebih dahulu melakukan pendekatan terhadap kebutuhan

konsumennya. Perusahaan dituntut untuk memberikan nilai lebih dengan cara

memperhatikan kebutuhan konsumen terutama dari segi kualitas pelayanan.

Contoh perusahaan dibidang jasa yang mengalami persaingan cukup ketat didalam

dunia bisnis adalah jasa penginapan.

Hotel Grand Angkasa Internasional Medan merupakan salah satu

perusahaan jasa yang bergerak dibidang jasa penginapan dan merupakan salah

satu hotel berbintang lima. Hotel Grand Angkasa Internasional Medan terletak di

Jl. Sutomo No. 1 Medan, Sumatera Utara. Seiring dengan peningkatan kompetisi,

industri hotel harus menawarkan layanan yang berkualitas baik

kepada pelanggan (RK Srivastava., 2012). Tingginya persaingan dibidang layanan

penginapan salah satunya ditandai dengan banyaknya layanan penginapan yang

berdiri di kota Medan. Data layanan penginapan Hotel berbintang 5 di Kota

(24)

Tabel 1.1 Hotel Berbintang 5 di Kota Medan Posisi Hotel Nama Hotel

1 JW Marriott

2 Grand Swiss-Bel Hotel

3 Grand Aston

4 Hotel Aryaduta

5 Grand Angkasa

International Hotel

Sumber: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

Dampak tingginya persaingan konvensional antar sarana penyedia layanan

penginapan di Kota Medan mengakibatkan kemampuan penyedia layanan

penginapan untuk menguasai segmen pasar tertentu menjadi rendah, dimana

pelanggan bisa saja berpindah dari satu pelayanan ke pelayanan yang lain untuk

mencari kepuasan tersendiri terhadap apa yang mereka harapkan.

Berdasarkan visi dari Hotel Grand Angkasa Internasional Medan yaitu

memberikan pelayanan terbaik dan mengutamakan kepuasan pelanggan. Dalam

hal ini Hotel tersebut harus memberikan pelayanan dengan baik agar tidak

terjadinya keluhan dari pelanggan. Namun, terdapatnya permasalahan mengenai

kualitas pelayanan yang dirasakan pelanggan yang dapat dilihat melalui kotak

saran.

Kualitas pelayanan yang kurang memuaskan yang dirasakan oleh

pelanggan membuat pelanggan menjadi kecewa terhadap pelayanan hotel dan

apabila terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan pelanggan beralih ke

(25)

kepuasan kepada pelanggan yang dapat terus mempertahankan eksistensinya

didalam dunia bisnis.

Salah satu cara meningkatkan kemampuan perusahaan serta menciptakan

segmen pasar tersendiri adalah dengan memberikan inovasi nilai/ Value

Innovation (Kim & Mauborgne, 2005). Strategi inovatif dapat diciptakan dengan

melakukan differensiasi terhadap nilai pelanggan (buyer value) dengan biaya

relatif (relative cost) secara bersamaan (Kim, Sangsoo et.al., 2008).

Selain itu beberapa peneliti lain juga menggunakan QFD sebagai

metodologi untuk menangkap atau menerjemahkan suara pelanggan (Voice of

customer) ke dalam karakteristik teknis dari produk ataupun jasa. Proses pada

QFD telah banyak digunakan dan didokumentasikan secara ekstensif dalam

pembangunan produk ataupun jasa. Paryani, Kioumars et.al. (2010)

mengungkapkan bahwa QFD dapat digunakan sebagai proses perencanaan untuk

menghubungkan kebutuhan pelanggan dan karakteristik jasa pada industri

hospitality. 1

2

Blue Ocean Strategy (BOS) adalah suatu pendekatan strategi untuk

menguasai ruang pasar yang tidak ramai diperebutkan sehingga persaingan

menjadi tidak relevan. Konsep BOS adalah menggeser dan memperluas pasar bagi

pelanggan potensial, sehingga memenuhi nilai yang diharapkan oleh pelanggan

pada pasar yang dituju. Ruang pasar blue ocean strategy dikiaskan ke dalam 2

jenis yaitu Red Ocean (pasar yang penuh persaingan dengan strategi bersaing

(26)

persaingan). Pencapaian kondisi blue ocean dapat dilaksanakan dengan cara

menerapkan inovasi pada perusahaan menggunakan empat langkah strategis yaitu

strategi eliminate, reduce, raise, dan create.3

Dalam penelitian ini Quality Function Deployment (QFD) digunakan

untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan pelanggan ke dalam karakteristik

pelayanan di hotel. Metode QFD dapat dikombinasikan dengan metode Kano

didalam mengetahui atribut-atribut yang menjadi keinginan dan kebutuhan

pelanggan. Karena metode Kano mampu untuk mengkategorikan atribut-atribut

yang menjadi keinginan dan kebutuhan pelanggan kedalam kategori Kano,

dimana perusahaan mengetahui kategori kebutuhan dasar yang harus dipenuhi/

diprioritaskan agar kinerja atribut pelayanan terebut tidak memberikan penilaian

buruk kepada pelanggan4. Karakteristik pelayanan yang terdapat pada QFD yang

memiliki kontradiksi akan diperbaiki dengan menggunakan metode TRIZ

sehingga karakteristik teknis tersebut tidak memiliki kontradiksi. Selain itu, QFD

dapat membantu peneliti didalam menerapkan inovasi pada perusahaan

menggunakan empat langkah strategis yaitu strategi eliminate, reduce, raise, dan

create.

Bedasarkan penjelasan yang diuraikan diatas, peneliti melakukan

penelitian dengan judul Integrasi Aplikasi Metode Quality Function

1

Paryani, Kioumars, et.al. 2010. QFD Application in the Hospitality Industry: A Hotel Case Study. QMJ:ASQ

2

Kim, C and Mauborgne, R. 2005: Blue Ocean Strategy. Boston: Harvard Business School Press.

3

Kim, W. C., dan R. Mauborgne. 2005. Blue Ocean Strategy. Boston: Harvard Business School Press.xc

4

(27)

Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus di Hotel Grand Angkasa Internasional Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka yang menjadi

rumusan permasalahan adalah tingginya tingkat persaingan diantara penyedia

layanan penginapan membuat persaingan yang tidak sehat dalam memperebutkan

pasar. Hal ini menyebabkan persaingan diantara penyedia layanan penginapan

dalam memperebutkan pelanggan. Untuk itu pihak hotel perlu melakukan inovasi

nilai berkaitan dengan strategi bisnis atau pelayanan yang mereka sampaikan ke

pihak pelanggan sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam

ruang pasar.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah melakukan inovasi nilai terhadap

strategi pelayanan di Hotel Grand Angkasa Internasional Medan.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan hotel yang terkategori.

2. Menerjemahkan setiap atribut kebutuhan pelanggan yang terkategori ke

dalam karakteristik pelayanan hotel dengan menggunakan matriks house of

quality.

(28)

4. Menyusun empat langkah strategis pelayanan hotel dengan menggunakan

analisis ERRC.

1.4 Asumsi dan Batasan Masalah

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Responden mengetahui pelayanan dari Hotel Grand Angkasa Internasional

Medan sehingga dapat memberikan penilaian pada pertanyaan dalam

kuesioner.

2. Responden tidak dipengaruhi oleh pihak lain saat memberikan jawaban pada

kuesioner.

3. Kondisi pelayanan di Hotel Grand Angkasa Internasional tidak berubah

selama penelitian berlangsung.

4. Interpretasi responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam

kuesioner adalah sama dengan yang dimaksud peneliti.

5. Pihak manajemen hotel memahami kondisi persaingan yang ada pada ruang

pasar.

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini dilaksanakan di Hotel Grand Angkasa Internasional Medan.

2. Responden yang dijadikan objek penelitian adalah pelanggan/ tamu yang

menginap di Hotel Grand Angkasa Internasional selama kegiatan penelitian

berlangsung.

3. Metode yang digunakan dalam penilaian kualitas pelayanan adalah metode

(29)

4. Matriks House Of Quality digunakan untuk mengidentifikasi tingkat

kepentingan dan biaya relatif dari karakteristik pelayanan yang ditentukan.

5. Penyelesaian kontradiksi TRIZ berdasarkan referensi buku Insourching

Innovation karangan David Silvestein.

6. Pendekatan Blue Ocean Strategy yang dilaksanakan hanya sebatas

merumuskan strategi, tidak mencakup eksekusi strategi ke pasar.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian, antara lain:

1. Bagi penulis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bisnis dan persaingan

pasar didalam memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan.

b. Menambah wawasan terkait dengan penerapan metode Quality Function

Deployment (QFD), Theoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ)

dan pendekatan Blue Ocean Strategy didalam perbaikan kualitas

pelayanan.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan dan saran perbaikan bagi

pihak Hotel Grand Angkasa Internasional Medan dalam melakukan

pengembangan strategi bisnis dan upaya perbaikan terhadap kualitas

(30)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana adalah

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang masalah yang mendasari

penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi dan batasan yang

digunakan dalam penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan tugas

akhir.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah perusahaan,

visi dan misi perusahaan, fasilitas layanan, struktur organisasi dan uraian tugas.

Bab III Landasan Teori, menguraikan teori-teori yang digunakan dalam

analisis pemecahan masalah. Sumber teori atau literatur yang digunakan berupa

buku, jurnal penelitian dan tugas sarjana mahasiswa yang pernah mengangkat

topik permasalahan yang sama.

Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah penelitian

yang dilaksanakan yaitu meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian,

objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual, definisi variabel

operasional, instrumen penelitian, serta langkah-langkah penelitian meliputi

pengumpulan data, pengolahan data, analisis pemecahan masalah, serta

kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, mengumpulkan data-data

primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta teknik yang digunakan

untuk mengolah data dalam memecahkan masalah. Data-data berkaitan dengan

(31)

kuesioner tertutup, yang kemudian data tersebut akan diolah sesuai dengan

prosedur pengolahan data. Pengolahan data dilaksanakan mulai dari tabulasi hasil

kuesioner, pengujian validitas dan reliabilitas data, pengkategorian atribut dengan

Model KANO, pengembangan matriks house of quality, memecahkan masalah

karakteristik teknis yang berkontradiksi dengan metode TRIZ, serta melakukan

analisis ERRC.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, menguraikan hasil pengolahan data

serta mengalisis hasil pengolahan data.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, kesimpulan memberikan hasil yang

ditunjukkan oleh penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

Pada tahun 1930 dibawah pimpinan kolonial belanda Grand Angkasa

International hotel bernama Hotel Astoria. Hotel ini memiliki 19 kamar.

Berdasarkan peraturan pemerintah tahun1962, hotel Astoria berubah nama

menjadi Hotel Angkasa. Manajemen dari Hotel Grand Angkasa International

Hotel diserahkan dibawah pemerintahan provinsi Sumatera Utara. Pada tahun

1983, Hotel Angkasa direnovasi kembali sehingga memiliki 50 kamar dan

memiliki fasilitas antara lain; restaurant, bar, coffee shop, dan swimming pool.

Pada tahun 1994, Hotel Angkasa merupakan hotel berbintang empat dan

dibawah pimpinan para pengusaha investor lokal. Namun, pada tahun 2000, Hotel

Angkasa diambil oleh pihal luar negeri asal Malaysia. Hotel Angkasa semakin

lama semakin berkembang sehingga hotel tersebut berubah nama menjadi Hotel

Grand Angkasa Internasional dan merupakan salah satu hotel berbintang 5 yang

ada di Medan. Tipe-tipe kamar yang tersedia di Hotel Grand Angkasa

Internasional Medan antara lain:

1. Jenis kamar Unggul

2. Jenis kamar Deluxe

3. Jenis kamar Standar

4. Jenis kamar Executive Floor

5. Jenis kamar Star Suite

(33)

7. Jenis kamar Grand Suite

8. Jenis kamar Family Suite

2.2 Visi dan Misi Hotel

Visi hotel Grand Angkasa Internasional Medan adalah memberikan

pelayanan terbaik dan mengutamakan kepuasan pelanggan.

Misi hotel Grand Angkasa Internasional Medan antara lain yaitu:

1. Menjadi hotel terbaik di kota Medan

2. Menjadi hotel yang banyak diminati dari segi fasilitas dan pelayanan yang

diberikan.

3. Menjadi hotel idaman di kota Medan.

2.3 Fasilitas Hotel

Fasilitas yang disediakan oleh Hotel Grand Angkasa Internasinal Medan

antara lain sebagai berikut :

2.3.1 Fasilitas

Jenis fasilitas yang diberikan oleh pihak hotel Grand Angkasa

Internasional Medan yaitu coffee shop, fasilitas rapat, lantai eksekutif, kotak

penyimpanan aman, layanan kamar. lift, restoran, salon, transfer bandara/ hotel,

bar/ pub, concierge, layanan antar jemput, laundry/ dry cleaning, , wi-fi, ruang

(34)

2.3.2 Fasilitas Kamar Hotel

Fasilitas kamar yang disediakan dari pihak hotel Grand Angkasa

Internasional Medan antara lain yaitu: air conditioner, mesin pembuat teh/ kopi,

meja, hair dryer, brankas, wifi, tv kabel, sendal, cermin, bar kecil, telpon, shower

dan bak terpisah, ruang bebas rokok, dan televisi lcd.

2.3.3 Fasilitas Olahraga dan Rekreasi

Fasilitas penunjang yang disediakan oleh pihak hotel Grand Angkasa

Internasional Medan antara lain yaitu : kolam renang, massage, spa, sauna, gym,

dan jacuzzi.

2.4 Struktur Organisasi Hotel Grand Angkasa Internasional Medan Struktur organisasi hotel Grand Angkasa Internasional Medan adalah

struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi fungsional dapat dikenali

dengan karakteristik pembagian tugas dan tanggung jawab kerja berdasarkan

fungsi masing-masing bagian. Struktur organisasi ini juga ditandai dengan adanya

hubungan horizontal antara kepala bagian, dimana antar kepala bagian tidak

berhak memerintah satu dengan yang lainnya.

Struktur organisasi hotel Grand Angkasa Internasional Medan dapat dilihat

(35)

General Manager

Director of Sales

Marketing

Room Divison

Manager

Chief

Engineering

Finansial

Controller

Spa & Fitness

Manager

Chief Security

Sales Manager

Sales

Executive

Ass. Chef

Engineering

Technician

Human Resources

Manager

Training

Managaer

Front Office

Manager

Housekeeper

Exec

Food Beverages

Manager

Outlet

Manager

Waiters

Executive Chef

Kepala Chef

Commis

Income Audit

Cashier

IT Manager

General Affair

Managaer

Personnel

[image:35.842.63.791.117.363.2]

Manager

Purchasing

Manager

(36)

1. General Manager

Tugas dan tanggung jawab :

a. Bertanggung jawab terhadap hal-hal yang menyangkut keuangan

perusahaan baik operasional sehari-hari ataupun kebutuhan yang bersifat

tidak terjadwal.

b. Bertanggung jawab mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan di semua bidang.

c. Bertanggung jawab untuk memberikan arahan kepada manager setiap

departemen.

d. Bertanggung jawab untuk mengontrol pencatatan transaksi dan

penanganan uang tunai berjalan dengan baik.

e. Mengikuti petunjuk dan garis besar kebijakan dan prosedur manual

perusahaan untuk menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang

baik dan aman untuk semua karyawan dan pelanggan.

f. Bertanggung jawab atas semua prosedur dan standar serta kebijakan

perusahaan yang digunakan sehingga dapat dikomunikasikan lebih efektif

kepada seluruh karyawan.

2. Human Resources Manager

a. Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengembangan SDM di

lingkungan hotel, yaitu dalam hal perencanaan, pengendalian, pelaksanaan

(37)

b. Bertanggung jawab untuk menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan

SDM perusahaan berdasarkan strategi jangka panjang dan jangka pendek

yang telah ditetapkan.

c. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administrasi guna menunjang

kontinuitas operasional perusahaan.

d. Bertanggung jawab untuk menjalin hubungan dengan instansi pemerintah,

swasta dan instansi serta lembaga pendidikan terkait sebagai pemenuhan

kebutuhan SDM.

e. Bertanggung jawab didalam membangun forum komunikasi karyawan

agar tercipta hubungan yang harmonis antara manajer dan karyawan.

f. Membina disiplin ketertiban, keamanan dan ketentraman di lingkungan

hotel.

g. Bertanggung jawab untuk mengelola anggaran bagian SDM sehingga

dapat digunakan lebih efektif dan efisien sesuai dengan rencana kerja.

h. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengawasan dan melaksanakan

evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan/ diperlukan oleh

perusahaan.

3. Director of Sales Marketing

a. Bertanggung jawab atas pendelegasian tugas-tugas unatuk memastikan

bahwa target penjualan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

b. Mengarahkan usaha-usaha penjualan, terlibat secara langsung dalam

(38)

c. Mengontrol tugas karyawan yang bertanggung jawab dalam kegiatan

penjualan yang berkaitan dengan hotel.

d. Menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung yang berguna untuk

memudahkan tugas bagian pemasaran dan penjualan dalam melaksanakan

tugas-tugasnya. Seperti penyediaan sarana transportasi, bantuan sekretarial

dan bantuan lainnya

e. Bertanggung jawab didalam menganalisa hasil kinerja masing-masing

karyawan yang terlibat.

f. Bertanggung jawab untuk memberikan ide-ide inovasi dalam

mengembangkan perusahaan menjadi lebih sukses lagi.

4. Chief Engineering

a. Bertanggung jawab mengawasi semua kegiatan yang terkait dengan sistem teknologi dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Bertanggung jawab untuk merawat atau maintenance setiap mesin,

peralatan kerja maupun kondisi bangunan dalam dan luar (Interior &

Exterior) baik dilakukan sendiri maupun dengan pihak luar apabila

diperlukan (Maintenance Contract).

c. Bertanggung jawab didalam memperbaiki kerusakan peralatan baik

mekanikal, elektrik ataupun elektronik.

d. Bertanggung jawab untuk pengadaan audit kinerja masing-masing sistem

(39)

5. Room Division Manager

a. Bertanggung jawab untuk menerapkan strategi dengan tujuan minimalisir

biaya, memaksimalkan produktivitas tanpa mengurangi standar kualitas.

b. Bertanggung jawab melaporkan kesalahan pemeriksaan dan kerusakan

perabot dan alat kelengkapan di semua area hotel kepada departemen

pemeliharaan.

c. Bertanggung jawab mengontrol dan memantau ketersediaan kamar, tipe

kamar dan kategori kategori harga kamar.

6. Food Beverages Manager

a. Bertanggung jawab menjaga tingkat kepuasan tamu terhadap pelayanan

yang diberikan selama tamu berkunjung ke restaurant.

b. Bertanggung jawab mengawasi daily operational agar senantiasa dapat

memberikan kualitas pelayanan.

c. Bertanggung jawab merancang aktifitas dan ide-ide kegiatan yang kreatif

dengan tujuan dapat menambah pemasukan dari segi keuangan

d. Bertanggung jawab menjaga standar makanan dan minuman yang akan

dihidangkan kepada tamu baik dari segi rasa maupun penampilan.

e. Bertanggung jawab menyusun anggaran FB Production kitchen dan F&B

service.

f. Bertanggung jawab merumuskan kebijaksanaan pengendalian biaya

(40)

g. Bertanggung jawab menciptakan hubungan yang harmonis dengan

pelanggan.

h. Bertanggung jawab menyelenggarakan briefing di dalam departemen.

i. Mengusulkan kepada atasan tentang penyesuaian prosedur dan kebijakan

di lingkungan food & beverage department, jika diperlukan.

7. Executive Chef

a. Bertanggung jawab mengawasi seluruh fungsi departemen seperti

karyawan dapur, fasilitas, penjualan dan biaya untuk memastikan

keuntungan departemen maksimal tercapai.

b. Bertanggung jawab mengawasi penyusunan, penyajian dan pelayanan

produk makanan untuk memastikan makanan dalam kualitas yang terbaik

sepanjang waktu.

c. Bertanggung jawab menetapkan dan memelihara hubungan kerja yang

efektif.

d. Bertanggung jawab untuk pengadaaan fungsi-fungsi seperti wawancara,

orietation karyawan, evaluasi kinerja, pembinaan, dan pemberhentian jika

perlu untuk memastikan staf telah tepat dalam penempatannya.

8. Finansial Controller

a. Bertanggung jawab didalam merencanakan pengembangan system,

(41)

memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib

dan teratur.

b. Bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan pembelian

barang atau bahan guna operasional perusahaan.

c. Bertanggung jawab didalam mengelola fungsi akuntansi pemrosesan data

dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang

dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu.

d. Bertanggung jawab untuk memelihara catatan akuntansi seperti buku

besar, jurnal, dan catatan akuntansi lainnya untuk mematuhi perintah atau

peraturan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah daerah.

e. Bertanggung jawab menyusun laporan dan intepretasi laporan keuangan

hotel

f. Bertanggung jawab merencanakan dan mengendalikan anggaran.

g. Bertanggung jawab menjaga kontrak, leasing, dan catatan penting

(42)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pasar Konsumen dan Peilaku Pembelian

Konsep penuntun untuk memilih produk mana yang memuaskan adalah

nilai (value). Nilai merupakan sebuah konsep yang rumit. Menurut Karl Max,

misalnya nilai suatu objek hanya tergantung pada seberapa banyak tenaga kerja

yang digunakan untuk memproduksi sebuah sepeda motor diperlukan tenaga kerja

dua kali dibanding memproduksi sebuah sepeda.

Pasar konsumen terdiri dari semua individu dan rumah tangga yang

membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk dikonsumsi secara pribadi. Pada

tahap permulaan, para pemasar dapat memperoleh suatu pengertian mengenai

konsumen, melalui pengalaman sehari-hari pada waktu menjual sesuatu kepada

para konsumen itu. Perusahaan dan pasar semakin besar, hilanglah peluang para

pembuat keputusan pemasaran dapat berhubungan langsung dengan para

pelanggan. 5

Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan antara

lain:6

1. Pemilihan pasar yaitu memilih pasar yang akan dilayani.

Keputusan ini didasari atas faktor-faktor:

5

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Hal: 174-177.

6

(43)

a. Persepsi terhadap fungsi dan pengelompokkan teknologi yang dapat

diproteksi dan didominasi.

b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan

(fokus) yang lebih sempit.

c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error didalam

menanggapi peluang dan tantangan.

d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka

atau pasar yang terproteksi.

3.2 Strategi Kepuasan Pelanggan7

Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses

yang paling sederhana, yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung

mengambil keputusan untuk membeli merk favorit/ kegemarannya (tanpa evaluasi

alternatif). Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir

dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku

pembeli. Konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang

akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, ia akan

memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang. Menurut

Singth, terdapat tiga tanggapan atau komplain terhadap ketidakpuasan yaitu:

7

(44)

1. Voice Customer

Kategori ini meliputi usaha untuk menyampaikan keluhan secara langsung

dan/ atau meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bersangkutan,

maupun kepada distributornya.

2. Private Response

Tindakan yang dilaksanakan antara lain memperingatkan atau

memberitahu kolega teman, atau keluarganya mengenai pengalaman

produk atau perusahaan yang bersangkutan. Tindakan ini sering dilakukan

dan dampaknya sangat besar bagi citra perusahaan.

3. Third-Party Response

Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara

hukum, mengadu lewat media massa atau secara langsung mendatangi

lembaga konsumen, instansi hukum, dan sebagainya.

3.2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan8

Kepuasan pelanggan merupakan kunci keberhasilan perusahaan. Pihak

yang paling banyak berhubungan langsung dengan kepuasan/ ketidakpuasan

pelanggan adalah pemasar, konsumen, konsumeris, dan peneliti perilaku

konsumen. Persaingan yang terjadi antar produsen yang menawarkan produk atau

jasa memberikan pilihan kepada konsumen untuk memilih kualitas produk atau

pelayanan yang terbaik sehingga kekuatan tawar-menawar konsumen semakin

besar.

(45)

Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan kepuasan

pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya

hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis,

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya

loyalitas/kesetiaan pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke

mulut yang menguntungkan perusahaan.

Evaluasi kepuasan produk atau jasa suatu perusahaan mengacu pada

berbagai faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi

kepuasan terhadap suatu perusahaan antara lain:

1. Kinerja (performance)

Karakteristik operasi produk dari produk inti (core producti) yang dibeli.

Misalnya: kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat

diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi.

2. Keandalan (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

atau gagal dipakai

3. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) yaitu sejauh

mana karakterisktik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah

ditetapkan sebelumnya.

4. Daya tahan (Durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat

terus digunakan.

5. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah

direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan.

8

(46)

6. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

7. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena

kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut/ ciri-ciri produk atau jasa yang

akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga,

nama merk, iklan, reputasi perusahaan, dll.

3.2.2 Karakteristik Jasa9

Jasa memiliki karakteristik yang sangat mempengaruhi perencanaan

program pemasarannya tersendiri. lima karakteristik pokok pada jasa yang

membedakannya dengan barang. Kelima karakteristik ini antara lain :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Barang merupakan suatu objek, alat, atau benda,

maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja

(performance), atau usaha.

2. Insperability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Jasa pada

umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

pada waktu dan tempat yang sama.

(47)

3. Variability (berubah-ubah)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa,

kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.

4. Perishability (kurangnya daya tahan)

Perishability berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Masalah

tidak akan terjadi apabila permintaan bersifat konstan, karena staf dan

penyedia jasa bisa merencanakan untuk memenuhi permintaan.

5. Lack of ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada

pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan

manfaat produk yang dibelinya. Pelanggan hanya memiliki akses personal

disaat perusahaan hanya menawarkan jasa untuk jangka waktu yang terbatas

(misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan, dan pendidikan).

3.3 Metode Kano10

Metode Kano dikembangkan oleh Noriaki Kano. Metode Kano adalah

metode yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk maupun

jasa berdasrkan seberapa baik produk/ jasa tersebut mampu memuaskan

9Tjiptono, Fandi. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.

10

(48)

kebutuhan pelanggan. Atribut-atribut layanan dapat dibedakan menjadi beberapa

kategori.

1. Must Be atau Basic needs.

Kategori keharusan (must be) atau kebutuhan dari (basic needs), pelanggan

menjadi tidak puas apabila kinerja dari atribut yang bersangkutan rendah.

Kepuasan pelanggan tidak akan meningkatjauh diatas netral meskipun kinerja

dari atribut tersebut tinggi.

2. One-dimensional atau performance needs

Kategori one dimensional atau performance needs, tingkat kepuasan

pelanggan berhubungan linear dengan kinerja atribut sehingga kinerja atribut

yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan pelanggan pula.

3. Attractive atau excitement needs

Kategori attractive atau excitement needs, tingkat kepuasan pelanggan akan

meningkat sampai tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Penurunan

kinerja atribut tidak akan menurunkan tingkat kepuasan.

Ketidaktahuan terhadap atribut layanan dapat menimbulkan akibat negatif

bagi pihak perusahaan. Perusahaan yang bergerak dibidang produk/ jasa

mengetahui adanya perbedaan keinginan konsumen. Keinginan pelanggan tidak

akan tetap sepanjang masa, keinginan pelanggan akan berubah sesuai dengan

perkembangan waktu. Secara spesifik atribut attrctive akan menjadi one

(49)

3.3.1 Keuntungan Mengklasifikasikan Kebutuhan Pelanggan dengan Model Kano

Keuntungan kita mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan dengan

menggunakan model Kano antara lain:

1. Memprioritaskan pengembangan produk. Sebagai contoh , tidak akan berguna

berinvestasi untuk meningkatkan atribut berkategori must-be yang merupakan

tingkat kebutuhan dasar, tetapi lebih meningkatkan atribut berkategori

one-dimensional atau attractive yang mempunyai pengaruh lebih besar dalam

penerimaan kualitas produk dan konsekensinya meningkatkan kepuasan

pelanggan.

2. Atribut-atribut produk dapat diketahui lebih baik. Kriteria produk yang

mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan pelanggan.

3. Metode kano memberikan bantuan yang bernilai dalam menghadapi kondisi

pada tahap pengembangan produk.

4. Menemukan dan memenuhi kategori attractive akan menciptakan

kemungkinan besar untuk perbedaan dengan membedakan produk perusahaan

pesaingnya.

5. Kategori must-be, one dimensional, attractive adalah berbeda dalam

menentukan segmen pelanggan karena kebutuhan tiap segmen yang berbeda.

6. Metode Kano dapat secara optimal dikembangkan dengan model QFD

(50)

3.3.2 Cara Perhitungan dan Analisa Menggunakan Model Kano

[image:50.595.185.435.267.486.2]

Cara perhitungan model Kano dapat digunakan tabel evaluasi kano seperti

Tabel 3.1

Tabel 3.1 Evaluasi Kano

Sumber: A. Theresia. 2001

Keterangan :

Q = Questionable (Diragukan) R = Reverse (Kemunduran) A = Attrctive (Menarik) I = Indefferent (Netral)

(51)
[image:51.595.114.518.218.456.2]

Keterangan dari kuesioner Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Keterangan Kuisioner Kano

No Atribut Fungsional/Disfungsional Skor

Kesesuaian dengan fasilitas 1. Suka

2. Mengharapkan

3. Netral

4. Toleransi

5. Tidak suka

Ketidaksesuaian biaya dengan fasilitas 1. Suka

2. Mengharapkan

3. Netral

4. Toleransi

5. Tidak suka

Sumber: A. Theresia. 2001

3.4 Quality Function Deployment (QFD) 11 3.4.1 Pengertian QFD

Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu cara untuk

meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen

kemudian menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan suatu

barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan.

Rumah mutu (Quality Function Deployment) adalah alat perencanaan yang

11

(52)

digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para

pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.

3.4.2 Tahapan QFD

Tahapan dalam membuat QFD antara lain:

1. Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut produk

Metode ini dimulai dengan pengidentifikasian pelanggan dan pandangan

mereka terhadap kebutuhan dan atribut produk yang diinginkan. Metode ini

disebut dengan klinik dimana pelanggan dapat dilibatkan dalam hal yang

menyangkut dengan produk/ jasa tertentu dan tentang berbagai persaingan

produk yang telah disusun.

2. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut-atribut

Tidak semua atribut produk yang teridentifikasi akan memiliki kualitas yang

sama pentingnya bagi pelanggan atau konsumen. Misalnya, mudah digunakan

dapat dinyatakan sebagai hal yang lebih penting daripada mudah dirawat. Tim

perancang juga perlu mengetahui atribut dari desain produk yang merupakan

hal penting yang mempengaruhi persepsi konsumen dari produk yang dimiliki

dan hal penting untuk menerapkan tingkat kepentingan relatif dari para

pelanggan.

3. Mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing

Performansi dari pesaing dianalisis keterangan mengenai atribut yang

diprioritaskan pesaing.

(53)

Karakteristik yang digunakan para desainer akan diketahui dengan membuat

matriks perlawanan yang akan mempengaruhi kinerja atau persepsi pelanggan.

5. Mengidentifikasi hubungan antara karakterisitik teknis dan atribut produk.

Pemeriksaan yang dilakukan melalui sel-sel matriks digunakan untuk

mengidentifikasi karakteristik rekayasa yang mempengaruhi atribut produk.

Hubungan antara karakteristik dan atribut tidak akan memiliki nilai yang

sama. Sebagian karakteristik akan memiliki pengaruh yang kuat pada

beberapa atribut, sementara karakteristik lainnya hanya memiliki pengaruh

yang lemah.

6. Mengidentifikasi interaksi yang relevan diantara karakteristik teknis

Cara memeriksa interaksi ini adalah untuk menambahkan bagian lain pada

matriks interaksi. Bagian yang akan ditambahkan pada matriks yang sudah

ada akan menghasilkan bentuk segitiga matriks dengan diagram yang

dihasilkan.

7. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai untuk karakteristik teknis.

Tim perencanaan akan mendapatkan isyarat substansial kedalam desain atau

perencanaan termasuk persepsi pelanggan dari produk dan produk pesaing dan

bagaimana karakteristik rekayasa dari produk ini dihubungkan dengan

kebutuhan para konsumen. Tim akan menentukan target yang ditetapkan

untuk parameter karakteristik rekayasa yang dapat diukur guna memenuhi

(54)

3.4.3 Manfaat QFD

Manfaat dari QFD adalah sebagai berikut:

1. Rancangan produk baru dapat dipusatkan pada kebutuhan pelanggan karena

kebutuhan tersebut sudah lebih dulu dipahami.

2. Kegiatan menganalisa dapat lebih diutamakan dan dipusatkan pada kebutuhan

pelanggan.

3. Kegiatan menganalisa kinerja produk perusahaan terhadap pesaing utama

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

4. Kegiatan fokus pada upaya rancangan sehingga akan mengurangi waktu untuk

perubahan rancangan secara keseluruhan sehingga akan mengurangi waktu

pemasaran produk baru

5. Mendorong terselenggaranya tim kerja antar departemen

6. Menyediakan cara untuk membuat dokumentasi proses dan dasar yang kuat

untuk pengambilan keputusan.

3.4.4 Matrik House of Quality

Penggrambaran dari QFD dilaksanakan dengan menyusun satu atau lebih

(55)

menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. Matrik

(56)
[image:56.595.129.498.109.397.2]

Gambar 3.1 House of Quality

Sumber: (dari Lou Cohen, 1995 dalam Rosnani Ginting)

Keterangan dari tiap bagian adalah sebagai berikut:

1. Bagian A

Bagian A merupakan bagian yang berisi daftar semua kebutuhan dan harapan

pelanggan yang biasanya ditentukan dengan riset pasar secara kualitatif. Cara

untuk mengetahui kebutuhan dan harapan pelanggan antara lain:

a. Pelaksanaan wawancara secara langsung dengan pelanggan untuk

(57)

b. Penyebaran angket atau kuesioner kepada pelanggan mengenai kebutuhan

dan harapan terhadap produk/jasa yang diberikan organisasi atau

perusahaan kepada pelanggan.

c. Penerimaan keluhan dan saran dari pelanggan.

d. Pengujuan terhadap pelanggan potensial, yaitu dengan memberikan

produk/jasa kepada mereka, kemudian meminta tanggapan terhadap

produk/jasa tersebut.

2. Bagian B

Berisi berbagai macam informasi. Pertama, data pasar dari atribut pada bagian

A yang bersifat kualitatif perlu diketahui derajat kepentingannya bagi

konsumen pada setiap atribut produk/jasa yang signifikan.

Kedua, perusahaan perlu melaksanakan evaluasi terhadap kinerja produk/jasa

yang dihasilkan perusahaan dengan kinerja produk/jasa yang dihasilkan

perusahaan pesaingnya. Perusahaan dapat mengetahui gap antara

atribut-atribut produk/jasa yang dihasilkan perusahaan dengan yang dihasilkan oleh

perusahaan pesaingnya.

Ketiga, perusahaan perlu menetapkan tujuan strategis untuk produk atau jasa

baru. Atribut produk/jasa perlu ditetapkan nilai target sesuai dengan

kemampuan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan. Tingginya nilai target

akan mengakibatkan semakin besar gap antara atribut produk atau jasa yang

dihasilkan perusahaan dengan nilai target, sehingga untuk mencapai nilai

(58)

Keempat, dengan mengetahui besarnya nilai target dan kinerja dari atribut

produk/jasa perusahaan, maka dapat diukur besarnya rasio perbaikan

(improvement). Sales point adalah persepsi atau pendapat tentang suatu

produk/jasa dari pihak manajeman.

3. Bagian C

Merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran bagaimana cara tim

pengembangan produk/jasa dalam merespon keinginan konsumen. Suara

konsumen baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus

diterjemahkan kedalam suara pengembang. Penerjemahan suara biasanya

disebut sebagai Substritute Quality Characteristics (SQC). Penerjemahan

bahasa konsumen kedalam bahasa organisasi teknik (Organization’s

Technical Language).

4. Bagian D

Bagian ini menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan keinginan

konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD. Matrik yang digunakan dalam

menunjukkan hubungan dapat bersifat kuat, moderat, lemah dan tidak ada

hubungan.

5. Bagian E

QFD merupakan kunci untuk menuju concurent engineering, karena

terdapatnya fasilitas untuk mengkomunikasikan satu sama lain dari bagian

parameter teknik. Bagian E disebut sebagai technical correlations atau atap

dari House Of Quality. Bagian ini akan memetakan hubungan dan saling

(59)

6. Bagian F

Bagian F berisi berbagai macam informasi. Pertama, menghitung besarnya

pengaruh dari technical response serta keinginan konsumen. Perhitungan

dilakukan berdasarkan perangkingan terhadap jenis parameter teknik.

Kedua, perbandingan antara produk/jasa yang dihasilkan perusahaan dan

produk/jasa yang dihasilkan pesaing. Satuan ukur dari parameter teknik yang

digunakan perlu untuk ditetapkan. Informasi dapat digunakan untuk

melakukan benchmarking dari produk/jasa pesaing.

Ketiga, dari perbandingan di atas perusahaan dapat menetapkan sasaran

kinerja (nilai target) secara teknis yang dicapai perusahaan. Penetapan target

ini dilaksanakan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

3.5 Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (Triz)12

Secara umum TRIZ merupakan kombinasi dari beberapa disiplin ilmu

pengetahuan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari alam (biologi, fisika,

kimia,dll), ilmu pengetahuan yang mempelajari kebiasaan dan kehidupan manusia

dalam bermasyarakat (psikologi, sosiologi, dll), ilmu pengetahuan yang

mempelajari objek buatan (teknik rekayasa, disain, root cause dll).

Metode TRIZ yang merupakan singkatan dari phrase dalam bahasa Rusia

yang diterjemahkan menjadi terori dari pemecahan masalah inventif

dikembangkan pada tahun 1946 oleh Genrich Altshuller, seorang tentara Rusia

(60)

menyelesaikan berbagai masalah teknis, apapun sumbernya. TRIZ menggunakan

otak kiri, ilmiah, dan meliputi proses yang dilakukan langkah demi langkah, yang

didasarkan pada ratusan studi mengenai paten inovatif sedunia.

TRIZ adalah metodologi yang digunakan untuk pegembangan dan

peningkatan daya-daya kreativitas dan daya-daya inovatif. Kreativitas diperlukan

dalam merumuskan berbagai pemecahan masalah, implementasi “trial and error

yang dilakukan secara konvensional dan bersifat alami /natural. Pada kondisi

tertentu, situasi di dalam aktivitas bisnis pasti akan bersifat sangat kompleks.

Berbagai metode pemecahan masalah bisnis pasti akan diterapkan untuk

mendapatkan rumusan-rumusan pemecahannya.

Metode-metode pemecahan masalah bisnis yang biasanya digunakan tidak

dapat menghasilkan solusi-solusi yang memuaskan. Situasi yang terjadi seperti ini

membutuhkan metode penyelesaian maslah inventif. Oleh karena itu, diciptakan

TRIZ sebagai salah satu strategi alternatif terbaik yang dapat dimanfaatkan,

khususnya dalam kepentingan penyelesaian permasalahan yang muncul pada

pekerjaan-pekerjaan proyek yang bersifat lebih kompleks dibandingkan dengan

pekerjaan-pekerjaan manufaktur.

Metode-metode desain konvensional yang ada pada saat ini bersifat sangat

terbatas, dan lebih banyak bergantung pada standar-standar fungsi-fungsi

pembobotan karakteristik dalam desain, misalnya bobot kasus, bobot tegangan,

tingkat beban, temperatur kerja, dan sebagainya. TRIZ adalah metode yang

menjembatani ide-ide pengembangan dan peningkatan yang relatif tidak standar,

12

(61)

kontradiksi, tumpang-tindih terhadap konsep-konsep desain, atau kejadian

interaktif yang disinyal dari diagram QFD atau dari desain axiomatic. Pada

diagram QFD, manifestasi desain dapat ditinjau pada matriks-matriks korelasinya

(di bagian atas ‘House of Quality’). Pada desain axiomatic, manifesta desain dapat

dilihat pada format “couped design”.

TRIZ adalah solusi pada saat manifestasi desain tidak terkompromi ke

dalam desain total akhir. Pada prinsipnya, TRIZ adalah salah satu perangkat kerja

komplementer dari QFD dan desain axiomatic. Hal ini dapat diartikan bahwa

TRIZ juga merupakan salah satu metode kualitas dalam proyek pengembangan

dan pengingkatan Six Sigma yang berfungsi sebagai perangkat kerja dalam

aktivitas peningkatan fungsi-fungsi eliminasi konflik yang timbul dalam sistem.

TRIZ dapat juga diartikan pendekatan sistematik untuk memecahkan

berbagai macam permaslahan secara kreatif. Teknik TRIZ merupakan sebuah

ilmu pengetahuan yang berorientasi terhadap manusia berdasarkan metodologi

sistematis terhadap menemukan penyelesaian permasalahan (inventive problem

solving). Problem solving TRIZ dapat dilihat pada Gambar 3.2

(62)
[image:62.595.159.431.110.314.2]

Gambar 3.2 Prinsip TRIZ Sumber:www.triz40.com

Prosedur pengerjaan TRIZ pada Gambar 3.2 akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Specify Problem : Mendeskripsikan masalah spesifik hasil observasi yang

menunjukkan gejala kontrasdiksi.

2. General Problem : Specify Problem di generalisasi menjadi general problem

dan dicari kontradiksi teknisnya dengan menggunakan The 39 Enggineering

Parameter.

3. General Solution : Pencarian solusi dengan menggunakan tools kontradiksi

dari tools the 40 inventitive solution.

4. Specify Solution : Penyesuaian general solution dengan permasalahan

spesifik dan dilakukan analisa dengan menggunakan literatur yang terkait.

Problem solving, dimaksudkan pada penyelesaian permasalahan nonroutine secara

kreatif:

(63)

b. Solusi ideal dapat diproyeksikan dari trend yang diketahui terhadap evolusi teknis.

3.6 Blue Ocean Strategy13 3.6.1 Konsep Strategi

Blue Ocean Strategy (BOS) menggambarkan jenis industri yang tidak

eksis saat pada ini. BOS merupakan market space yang belum diketahui dan

belum tersentuh, dimana menciptakan demand baru untuk pertama kalinya.

Konsep dasar dari BOS adalah inovasi nilai. Tindakan untuk mengalihkan

diri dari persaingan red ocean yang sangat kompetitif dan berdarah, menuju pada

blue ocean yang membuat kompetisi jadi tidak relevan lagi. Inovasi nilai tidak

selalu berupa inovasi teknologi, tetapi berupa inovasi untuk peningkatan

keuntungan pelanggan yang disesuaikan dengan harga jual dan biaya. Strategi

yang digunakan selalu mempunyai resiko yang harus diperhitungkan dengan

seksama. Formulasi dan eksekusi BOS haruslah dilakukan dengan tepat dan

cermat.

Inovasi nilai diciptakan dalam wilayah dimana tindakan perusahaan secara

positif mempengaruhi struktur biaya dan tawaran nilai bagi pembeli. Pada

Gambar 3.3 diilustrasikan penghematan biaya dilakukan dengan menghilangkan

dan mengurangi faktor-faktor yang menjadi titik persaingan dalam industri. Nilai

pembeli ditingkatkan dengan menambah dan menciptakan elemen-elemen yang

(64)

ketika ekonomi skala bekerja setelah terjadi volume penjualan tinggi akibat nilai

[image:64.595.251.371.167.284.2]

unggul yang diciptakan.

Gambar 3.3 Upaya Bersamaan dalam Mengejar Diferensiasi dan Biaya Rendah

Sumber: Kim & Mauborgne, 2005

3.6.2 Kerangka Kerja Empat Langkah (Four Actions Framework) dan Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan (ERRC Grid)

Pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 diilustrasikan bahwa untuk mendobrak

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Hotel Grand Angkasa Internasional Medan
Tabel 3.1 Tabel 3.1 Evaluasi Kano
Tabel 3.2 Keterangan Kuisioner Kano
Gambar 3.1 House of Quality
+7

Referensi

Dokumen terkait