BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan wilayah adalah proses sosial yang wajar dan selalu terjadi
pada bagian wilayah tertentu dari suatu unit pemerintahan. Perkembangan suatu
wilayah ditunjukkan oleh adanya perubahan karakter atau ciri khas itu sendiri.
Perubahan karakter itu adalah semakin berkurangnya atau menurunnya lahan
pertanian digantikan dengan sektor perdagangan dan jasa. Perkembangan wilayah
dilatar belakangi oleh adanya beberapa faktor diantaranya percepatan
pembangunan, perkembangan penduduk, perkembangan ekonomi dan
perkembangan IPTEK1. Dengan dilatar belakangi faktor tersebut, maka cepat atau
lambat suatu wilayah di unit pemerintahan akan bergeser dan mengalami
perubahan yang signifikan terhadap bentuk keruangan wilayah tersebut. Apabila
faktor-faktor tersebut tidak diatur dan ditata dengan serius, maka mengakibatkan
perkembangan yang tidak terarah dan tidak terkendali.
Oleh karena itu, apabila situasi ini dibiarkan berlarut-larut maka akan
sangat dimungkingkan dan peluang untuk munculnya permasalahan dikemudian
hari sangat besar. Oleh karena itu, perkembangan wilayah harus diimbangi dengan
perencanaan yang matang. Keterlambatan pemerintah daerah dalam
mengantisipasi penataan perkembangan wilayah akan melahirkan berbagai
permasalahan, misalnya saja kasus yang terjadi di Kota Malang kecamatan
Lowokwaru pada saat ini yaitu Dampak Pengembangan Pembangunan Pasar
1
Modern Dinoyo dan Pasar Blimbing sebanyak 3.900 pedagang di Pasar Dinoyo
dan Pasar Blimbing segera digeser. Mereka akan ditempatkan di lokasi baru untuk
keberlangsungan pembangunan pasar modern hasil kerja sama Pemkot Malang
dengan pihak ketiga atau investor2. Permasalahan diatas, hampir terjadi di semua
wilayah unit pemerintahan yang mengalami perkembangan. Hal itu dikarenakan
kurang adanya sikap tegas dari pemerintah daerah dalam penataan ruang.
Secara normatif Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah pada pasal 199 telah mengatur kemungkinan terjadinya
perkembangan sebagian wilayah dari Kabupaten maupun Kota, sebagaimana
dinyatakan bahwa3: “Kawasan perkotaan dapat berbentuk a) kota sebagai daerah
otonom b) bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan c) bagian dari
dua atau lebih daerah yang berbatasan langsung dan memiliki ciri perkotaan”.
Pasal ini sejatinya telah mengantisipasi perkembangan wilayah dalam sebuah kota
atau kabupaten, yaitu dengan adanya pengaturan tentang masalah wilayah
perkotaan. Kemudian diperjelas lagi dengan adanya Permendagri Nomor 1 Tahun
2008 tentang Pedoman Pembentukan Kawasan Perkotaan. Berdasarkan aturan
Permendagri tersebut, format pengaturan kawasan perkotaan diantaranya meliputi:
a) Kawasan perkotaaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian, dengan susunan fungsi dan kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi. b) Kawasan perkotaan baru adalah kawasan
pedesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan c)
2
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=736248&page=40
3
Kawasan stategis kabupaten adalah wilayah diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan/ lingkungan.4
Disamping itu, proses penetapan kawasan perkotaan harus memenuhi
prasyarat yang memang sudah menjadi landasan normatif dari pengembangan
kawasan perkotaan, seperti harus mempunyai luas wilayah mencapai 2600 hektar
dan lebih dari 60 persen dari luas wilayah tersebut bukan merupakan lahan
pertanian. Pengaturan ini adalah salah satu bentuk langkah antisipasi dari
kekhawatiran munculnya perkembangan kawasan perkotaan yang tidak terkendali.
Perkembangan wilayah menuju kawasan perkotaan merupakan sikap responsif
dari pemerintah daerah seiring dengan adanya percepatan pembangunan di segala
bidang. Sikap itu ditunjukkan dengan adanya inisiatif dari kepala daerah untuk
menjadikan kecamatan menjadi kawasan perkotaan seperti yang diharapkan.
Pembentukan kawasan perkotaan sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Undang-Undang di atas ternyata juga menjadi perhatian utama bupati
kabupaten Pamekasan, hal ini nampak dengan telah digulirkannya wacana
pengembangan kawasan perkotaan di kabupaten Pamekasan. Kabupaten dengan
luas wilayah kurang lebih 792,30 km2 ini, terdiri dari 13 kecamatan, 178 Desa
dan 11 Kelurahan. Salah satu wacana yang akan dijadikan proyek percontohan
pengembangan kawasan perkotaan di Pamekasan adalah kecamatan Waru yang
berada di wilayah pantai utara (Pantura). Dipilihnya kecamatan ini salah satunya
dimaksudkan untuk memudahkan pemerintah daerah dalam rangka membuka
4
isolasi bagi daerah-daerah terpencil yang rata-rata berada di wilayah Pantura.
Selama ini, wilayah di sekitar pantura merupakan daerah yang sulit dijangkau
dalam pengembangan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Akan tetapi, sampai saat ini wacana tersebut nampaknya masih menemui
jalan buntu, hal ini disebabkan oleh munculnya kawasan-kawasan lain di
Pamekasan yang juga menginginkan adanya pengembangan kawasan perkotaan.
Akhirnya proses pengembangan wilayah perkotaan yang pada awal mulanya
berdimensi administratif lambat laun bergerak menjadi permasalahan politis juga,
sehingga banyak kalangan yang mencoba ikut mengambil keuntungan dari upaya
yang dilakukan pemerintah kabupaten Pamekasan ini.
Disamping itu, dilipihnya kecamatan Waru ini dibagian Pantura sebagai
proyek percontohan karena kecamatan tersebut merupakan wilayah yang paling
maju jika dibandingkan dengan dua kecamatan lainnya yang berada di pantura
yakni kecamatan Pasean dan Batumarmar, baik dibidang pendidikan, sosial dan
ekonomi. Letak wilayah Waru sangat strategis yaitu berada diantara kecamatan
Pasean dan Batumarmar, sehingga cocok dijadikan tampat pusat pengembangan di
wilayah pantura. Luas wilayah kecamatan Waru kuarang lebih mencapai
12.268.461 Ha yang terdiri dari 12 Desa dan 72 Dusun yang notabene wilayah
pertanian. Seiring adanya percepatan pembangunan di segala bidang, kini keadaan
Waru sudah mulai mengalami perubahan misalnya berdirinya bangunan-bangunan
pertokoan dan permukiman dengan menggeser lahan pertanian ditambah dengan
pembangunan jalan arternatif guna menghindari kemacetan di jalan utama.
dalam pembagunan dan perekonomian terpusat di kecamatan waru, sehingga
pembangunan dan perputaran ekonomi hanya terpusat di Waru.
Berdasarkan penjelasan diatas, dan dengan digulirkannya wacana tentang
pembentukan kawasan perkotaan di kecamatan Waru diharapkan dapat
mengantisipasi sejak dini perubahan yang terjadi di kecamatan tersebut. Akan
tetapi, wacana ini perlu dikaji lebih mendalam lagi tentang urgensi pentingnya
pembentukan kawasan perkotaan dikecamatan Waru. Hal itu disebabkan karena
apabila Waru menjadi kawasan perkotaan akan melahirkan permasalahan baru,
berdasarkan aturan normatif yang telah disebutkan diatas, maka lahan pertanian
yang tersisa akan berubah menjadi bangunan yang bergerak dibidang perdagangan
dan jasa. Disamping itu, nilai-nilai local misalnya gotong royong dan kekerabatan
yang melekat pada masyarakat Waru akan terus bergeser seiring pembentukan
kawasan perkotaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terkait dengan wacana pembentukan
kawasan perkotaan di Kecamatan Waru, maka rumusan masalah nya adalah:
bagaimana munculnya wacana pembentukan kawasan perkotaan di kecamatan
Waru dan bagaimana pula proses pengembangan wacana tersebut?
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses pewacanaan
D.Manfaat Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan
diatas, tentunya penulis mengharapkan manfaat dari hasil penelitian yang telah
dilakukan baik secara akademis maupun secara praktis
1. Manfaat akademis
Secara akadmis diharapakn penelitian ini dapat berguna bagi
perkembangan ilmu pemerintahan khususnya dibidang wacana
pengembangan wilayah menuju kawasan perkotaan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis diharapkan sebagai bahan rekomendasi khususnya
pemerintah daerah kabupaten Pamekasan dalam penyusunan kebijakan
tentang perkembangan wilayah.
E.Definisi Konsep
Untuk memperjelas pengertian variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan
suatu konsep untuk menghadiri kesalah pahaman. Sebagaimana kita ketahuai
bahwa analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersenbunyi dari suatu teks
atau pernyataan.
Oleh karena itu berdasarkan judul penelitian yaitu Pengembangan Wilayah
Menuju Kawasan Perkotaan (Studi tentang Wacana Pembentukan Kawasan
Perkotaan di Kec, Waru Kab. Pamekasan) maka dengan menggunakan nanalisis
wacana kita bisa mengetahui makna yang tersirat dalam wacana tersebut.
Berdasarkan judul di atas definisi konsep yang yang perlu dijabarkan adalah:
Istilah wacana dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa,
psikologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya. Sobur Alex (2001)5
mengungkapkan bahwa wacana adalah rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur
yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis
dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun non
segmental bahasa. Jadi wacana adalah proses komunikasi menggunakan
simbol-simbol yang berkaitan dengan interpretasi dan peristiwa-peristiwa di dalam sistem
kemasyarakatan yang luas.
Melalui pendekatan wacana, pesan-pesan komunikasi seperti kata-kata,
tulisan dan lain-lain tidak bersifat netral atau steril. Eksistensinya ditentukan oleh
orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang berkenaan
dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi keberadaannya, semua
itu dapat berupa nilai-nilai, ideologi, emosi dan kepentingan-kepentingan.
Sedangkan wacana menurut Facault 1972 dalam analisis wacana6 adalah kadang
kala sebagai bidang dari semua pernyataan (statement) kadangkala sebagai
individualisasi kelompok pernyataan, dan kadang kala sebagai praktik regulatif
yang dilihhat dari sejumlah pernyataan.
Dalam analisis Wacana kritis, menurut Fairclough dan Wodak analisis wacana
kritis melihat wacana pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk
dari praktik sosial. Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial menyebabkan
5
Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacan Kritis. Yrama Widya. Bandung. Hlm. 3
6
sebuah hubungan dialektis diantara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi,
institusi, dan struktur sosial yang membentuknya7.
2. Pengembangan Wilayah
Konsep pengembangan wilayah dikembangkan dari kebutuhan suatu daerah
untuk meningkatkan fungsi dan peranannya dalam menata kehidupan sosial,
ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan masyarakat. Pengembangan wilayah
merupakan bagian penting dari pembangunan suatu daerah terutama di perdesaan
yang sangat rentan dan berat menghadapi perubahan yang berskala global.
Perubahan ini, jika tidak didukung suatu perencanaan wilayah yang baik dengan
mempertimbangkan aspek internal, sosial dan pertumbuhan ekonomidan berakibat
semakin bertambahnya desa-desa tertinggal8.
3. Kawasan Perkotaan
Kawasan perkotaan (urban) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. kawasan perkotaan dibedakan atas9: a.
Kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari daerah kabupaten b. Kawasan
perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan
perdesaan menjadi kawasan perkotaan c. Kawasan perkotaan yang mempunyai
7
Ibid. Hlm. 7
8
http://2009/21/konsep-pengembangan-wilayah-dalam-perencanaan-pembangunan/ diakses pada hari Selasa, 30-11-2010
9
bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan sebagai satu kesatuan sosial,
ekonomi dan fisik perkotaan
Dasmann et al mengatakan bahwa pembangunan perkotaan membawa
tingkatan yang bervariasi, tetapi pembangunan perkotaan selalu ditentukan oleh
pembatas-pembatas ekologi yang bekerja dalam sistem alam. Pembangunan juga
berimplikasi pada perubahan kualitas lingkungan10
F.Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk menjelaskan identifikasi konsep yang
lebih akurat untuk diamati. Dimana berkaitan dengan kegiatan apa saja yang harus
dilakukan dalam memperoleh data atau indikator yang menunjukkan konsep
dimaksudkan. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian,
maka indikator yang digunakan adalah
1. Latar Belakang Munculnya Wacana Pengembangan Kecamatan Waru
2. Proses Pembentukan Wacana
a. Kampanye Pilkada Kabupaten Pamekasan (Pilbub) Tahun 2008
b. Gerakan Massa menagih Janji Bupati
3. Proses Penguatan Wacana
a. Jalur Formal
b. Jalur Informal
4. Proses Formalisasi Wacana
a. Konsolidasi dengan Partai Pendukung
10
b. Dengar Pendapat (hearing) dengan DPRD
G. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan
atau memperoleh data yang diperlukan.11 Sehingga dalam keberlanjutannya
menjadi satu kesatuan yang utuh dan konsisten antara metode yang digunakan.
Berdasarkan judul yang diangkat oleh penulis yakni Wacana pengembangan
kawasan perkotaan, maka metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah metode analisis wacana. Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak
dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan
atau menandakan sejumlah makna, pendapat dan ideologi.12
1. Jenis Penelitian
Jenis yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif. Penelitian ini bertujuan
untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok
orang tertentu atau gambaran suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau
lebih
2. Teknik Pengambilan Data a. Observasi
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan
11
Soehartona, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm. 70
12
sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti
tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada
responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat dan direkam dengan alat
perekam
c. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
diajukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai
macam, tidak hanya dokumen resmi
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian berkaitan dengan sumber informasi berupa orang yang
memberikan informasi secara lengkap terkait dengan penelitian. Oleh karena itu,
penelitian yang dilakukan di kecamatan Waru kabupaten Pamekasan Madura
maka subjek penelitian yang diambil adalah:
1. Anggota DPRD Kab. Pamekasan komisi A bidang Pemerintahan
2. Camat Waru
3. Mayarakat Waru
4. Lokasi Penelitian
H.Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistimatis
untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang tentang kasus yang diteliti dan
menyajikan sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian
kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai
sumber.
Menurut Van Djik kerangka metode yang bisa dilakukan dalam analisis
wacana yaitu13
a. Critical Liguistics
Menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan
seseorang atau peristiwa tertentu, bagaimana strategi tekstual yang dipakai
untuk menyingkirkan atau memarjinalkan suatu kelompok, gagasan atau
peristiwa tertentu.
b. Wawancara Mendalam
Menganalisis bagaimana kognisi peneliti dalam memahami seseorang atau
peristiwa tertentu yang akan ditulis
c. Studi Pustaka, Penelusuran sejarah
Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses
produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan.
13
i
PERKEMBANGAN WILAYAH MENUJU KAWASAN
PERKOTAAN
(Studi tentang Pembentukan Kawasan Perkotaan di Kecamatan Waru Pamekasan Madura)
SKRIPSI
SHOFIA TAUFANI 07230021
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama Shofia Taufani
NIM : 07230021
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi :Perkembangan Wilayah Menuju Kawasan Perkotaan (Studi Tentang Wacana Pembentukan Kawasan Perkotaan di Kecamatan Waru Pamekasan Madura)
Malang, 02 Mei 2011
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Krishno Hadi Drs. Jainuri, M. Si
Mengetahui,
Dekan Ketua Prodi
FISIP UMM Ilmu Pemerintahan
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima sebagai persyaratan Untuk memperoleh gelar Kesarjanahan Strata-1
Pada tanggal : 07 Mei 2011
Dihadapan Dewan Penguji
1. Drs. Asep Nurjaman, M. Si ( )
2. Drs. Achmadur Rifa`i, M. Si ( )
3. Drs. Krishno Hadi ( )
4. Drs. Jainuri, M. Si ( )
Mengetahui
Dekan FISIP
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Shofia Taufani
NIM : 07230021
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : Perkembangan Wilayah Menuju Kawasan Perkotaan (Studi Tentang Wacana Pembentukan Kawasan Perkotaan di Kecamatan Waru Pamekasan Madura)
Menyatakan bahwa karya ilmiah ayau skripsi yang berjudul Perkembangan Wilayah Menuju Kawasan Perkotaan (Studi Tentang Wacana Pembentukan Kawasan Perkotaan di Kecamatan Waru Pamekasan Madura) adalah bukan merupakan karya tulis oranh lain, baik sebagian maupun keseluruhannya kecuali dalam bentuk yang telah kami sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ii tidak benar, penulis bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Malang, 02 Mei 2011 Yang Menyatakan
Shofia Taufani Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
v
! "
#
"
$ #
%
&
' (
vi
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Shofia Taufani NIM : 07230021
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : Perkembangan Wilayah Menuju Kawasan Perkotaan (Studi Tentang Wacana Pembentukan Kawasan Perkotaan di Kecamatan Waru Pamekasan Madura)
Pembimbing : 1. Drs. Krishno Hadi 2. Drs. Jainuri, M. Si
Tanggal
Paraf Dosen Pembimbing
Keterangan
I II
01-10-2010 Pengajuan Proposal
30-12-2010 ACC Seminar Proposal
11-01-2011 ACC Proposal
19-01-2011 Pengajuan Bab II
17-02-2011 ACC Bab II
19-03-2011 Pengajuan Bab III
05-04-2011 ACC Bab III
16-04-2011 Pengajuan Bab IV dan V
27-04-2011 ACC Bab IV dan V
28-04-2011 Abstraksi
Mengetahui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
vii
Shofia Taufani, 2011, 07230021 Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan, PERKEMBANGAN WILAYAH MENUJU KAWASAN PERKOTAAN (Studi tentang Pembentukan Kawasan Perkotaan di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan Madura), Dosen Pembimbing I: Drs. Krishno Hadi; DosenPembimbing II: Drs. Jainuri, M. Si
Abstraksi
Perkembangan wilayah merupakan proses sosial yang wajar terjadi di suatu wilayah unit pemerintahan. Biasanya ditandai dengan adanya perubahan ciri khas daerah itu sendiri yaitu semakin menghilangnya lahan pertanian digantikan dengan sektor jasa dan industri. Dampaknya adalah apabila tidak diatur maka akan terjadi perkembangan yang tidak terarah dan tidak terkendali. Oleh karena itu, perkembangan wilayah harus diimbangi dengan perencanaan yang matang. Secara normatif Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 199 telah mengatur kemungkinan terjadinya perkembangan sebagian wilayah dari Kabupaten maupun Kota. Pasal ini sejatinya telah mengantisipasi perkembangan wilayah dalam sebuah kota atau kabupaten, yaitu dengan adanya pengaturan tentang masalah wilayah perkotaan. Kemudian diperjelas lagi dengan adanya Permendagri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Kawasan Perkotaan. Perkembangan wilayah menuju kawasan perkotaan merupakan sikap responsif dari pemerintah daerah seiring dengan adanya percepatan pembangunan di segala bidang. Inisaiasi pengembangan wilayah bisa dimunculkan dari kalangan masyarakat, maupun dari pihak eksekutif.
Dalam penelitian ini proses inisiasi berasal dari bupati dalam janji politik kampanye pilkada. Sikap itu ditunjukkan dengan adanya inisiatif dari kepala daerah dengan menjadikan bagian dari wilayah, kota atau kabupaten menjadi kawasan perkotaan seperti yang diharapkan. Proses selanjutnya wacana tersebut butuh penguatan serta legitimasi dari pihak legislatif melalui jalur formal di DPRD agar menjadi agenda kebijakan. Akan tetapi bupati selaku inisiator tidak melakukan upaya penguatan wacana secara serius melalui jalur formal sehingga sampai tahun ketiga bupati memimpin, wacana tersebut hanyalah wacana saja dan masih belum menjadi isu kebijakan. Konsekuensinya apabila wacana tersebut dibiarkan menjadi wacana biasa maka akan terjadi ketidak percayaan publik (public distrust) terhadap pemerintah.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka mendeskripsikan dan menganalisa wacana pembentukan kecamatan waru menjadi kota kedua dari Pamekasan (kawasan perkotaan) dengan menggunakan metode analisis wacana, serta jenis penelitian deskriptif dengan teknik analisa data kualitatif. Lokasi penelitian di kecamatan Waru pamekasan Madura, penelitian ini dilaksanakan sejak Desember 2010 hingga April 2011.
viii
mengetahui perkembangan wacana pembentukan kawasan perkotaan di kecamatan Waru.
Kata kunci: perkembangan wilayah, wacana
Malang, 27 April 2011 Penulis
Shofia Taufani
Menyetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Krishno Hadi Drs. Jainuri, M. Si Mengetahui,
Dekan FISIP
ix
Shofia Taufani, 2011, 07230021 University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social and Politic, Governmental Science, THE DEVELOPMENT OF REGION TO MUNICIPALITY (A Study on the Forming Municipality Region in Waru, Pamekasan, Madura), Advisor I: Drs. Krishno Hadi; Advisor II: Drs. Jainuri, M. Si
ABSTRACT
The development of region is a social process equitably occurs in such region of governmental unit. It is usually marked by the changing of the regional characteristics itself; they are there is no agricultural field that it is replaced by service and industrial sectors. The effect is that if it is not arranged then there would be any undirected and uncontrolled development. Therefore, regional development should be balanced by good planning. Normatively, the 2004 Act no 32 of Regional Government in article 199 has regulated the possibility of regional development in regency or even in the city. This article, actually, is anticipating the development of regional in a city or regency; it is by the regulation about municipality area. Then, it is re-clarified by the existence of 2008 State Ministry Regulation no 1 about the rule of municipality forming. The development of region to municipality is responsive attitude from regional in accompanying with the existence of development acceleration in many fields. The initiation of region development can be emerged from society or executive.
x
This study is conducted in describing and analyzing the discourse of forming Waru regency to be the second city of Pamekasan (municipality region) by using discourse analysis method; it is descriptive study by using analysis on qualitative data. Location of this study is in Waru, Pamekasan, Madura. This study was conducted on December 2010 up to April 2011.
From the data analysis, it can be concluded that the head officer is failed in bringing the discourse on the development of region to be issue or agenda of policy by formal way in Regional Department. The researcher hopes that there is any further study on this issue; it is to know the development of forming discourse in municipality region in Waru regency.
Key words: the development of region, discourse
Malang, April 24th, 2011 The researcher
Shofia Taufani
Advisor I Advisor II
Drs. Krishno Hadi Drs. Jainuri, M. Si
Agreed, Dean of FISIP
xi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: ”PERKEMBANGAN WILAYAH MENUJU KAWASAN
PERKOTAAN (STUDI TENTANG WACANA PEMBENTUKAN KAWASAN PERKOTAAN DI KECAMATAN WARU PAMEKASAN MADURA)”, meskipun sempat mengalami berbagai macam kesulitan dalam perampungan penyusunannya.
Shalawat serta salam tetaplah tercurahkan kepada jujungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai utusan akhir zaman yang telah membawa ahlak al-kharimah kepada seluruh penjuru alam semesta sebagai rahmat lil`alamin yang telah memberi syafaat kepada seluruh umat manusia.
Atas terselesaiannya karya tulis ini dengan rasa syukur dan kerendahan hati, penulis mengucapkan ucapan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang memberikan dukungan, khususya kepada:
1. Dr. Muhajir Efendi, M. AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Wahyudi, M. Si selaku Dekan FISIP
3. Dr. Tri Sulistyaningsih selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan.
4. Drs. Krishno Hadi selaku dosen Pembimbing I dan Drs. Jainuri selaku dosen pembimbing II. Karena berkat ketulusan dan keiklasan bantuan, bimbingan dan motivasi dari beliau dan karena adanya keinginan yang keras dari penulis maka terwujudlah karya tulis ini.
5. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan motivasi baik dukungan moral serta do’a untuk penulis
6. Dan tidak lupa juga kawan-kawan seperjuangan yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.
xii
sehingga penulis banyak menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Tak lupa kritik, saran dan masukan dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan karya tulis ini. semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.
Malang ,02 Mei 2011
xiii
A Wacana Pengembangan Wilayah 13
1
Perspektif Administrasi Wacana Pengembangan Wilayah Perspektif Politik Wacana Pengembangan Wilayah
13 16 18 23
B Model Pengembangan Wilayah 24
1
2 3 4
Model Pengembangan Wilayah dengan Pendekatan Agropolitan
Model Pengembangan Wilayah dengan Pendekatan Ekonomi Model Pengembangan Wilayah di Negara Maju
Model Pengembangan Wilayah di Negara Berkembangan
25
26 26 27
xiv
Wilayah 28
D Proses Perencanaan Pengembangan Wilayah 31
E Proses Politik Perencanaan Pengembangan Wilayah 33
BAB III PEMETAAN POTENSI WILAYAH DAN KONDISI
POLITIK SEBELUM LAHIRNYA WACANA
PENGEMBANGAN KECAMATAN WARU
A Gambaran Umum Kecamatan Waru 35
1
B Kondisi Politik Sebelum Lahirnya Wacana Pengembangan Kecamatan Waru
50
1
2
Wacana Pengembangan Kecamatan Waru sebagai Isu kampanye Pilkada
Aksi Massa Menuntut Janji Bupati Terpilih
50
53
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
A Latar Belakang Munculnya Wacana Pengembangan Kecamatan Waru
56
B Proses Terbentuknya Wacana Pembentukan Kawasan Perkotaan di Kecamatan Waru
57
1
2
Kampanye Pilkada Kabupaten Pamekasan (Pilbub) Tahun 2008
Gerakan Massa Menagih Janji Bupati
57
59 C Proses Penguatan Wacana Pembentukan Kawasan Perkotaan di
Kecamatan Waru D Proses Formalisasi Isu Pembentukan Kawasan Perkotaan di
Kecamatan Waru 1
2
Konsolidasi dengan Partai Pendukung Dengar Pendapat (Hearing) dengan DPRD
72 73 E Tanggapan Warga terhadap Wacana Pembentukan Kawasan
Perkotaan di Kecamatan Waru
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 79
xv
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Luas Desa Lahan Sawah Tiap Desa di Kecamatan
Waru 36
Tabel 2 Luas Lahan Bukan Sawah Tiap Desa di Kecamatan
Waru 37
Tabel 3 Topografi atau bentang lahan Kecamatan Waru 39 Tabel 4 Struktur Matapencaharian Penduduk 43 Tabel 5 Rekapitulasi Hasil penghitungan Suara Pemilu
Bupati dan Wakil Bupat Tingkat kecamatan 48 Tabel 6 Rekapitulasi Hasil penghitungan Hasil
Perolehan Suara Partai Politik 49
Tabel 7 Rekapitulasi Perolehan Suara Pasangan
cabub dan Cawabub 52
Tabel 8 Hasil Wawancara 76
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Salah Satu kawasan Pertanian di kecamatan Waru yang merupakan Rona Kawasan Agropolitan
Ranupandur (KAR) 38
Gambar 2 Lahan Pertanian di Desa Co`Gunong Kecamatan Waru 39 Gambar 3 Struktur Tata Ruang Kawasan Agropolitan
Ranupandur (KAR) 41
Gambar 4 Komoditas Unggulan KAR 42
Gambar 5 Sidak Dermaga pada Saat Kunjungan Bupati di
Kecamatan Pasean 64
Gambar 6 Mendiknas mendeklarasikan Kabupaten Pamekasan di
sebagai Kabupaten pendidikan 65
Gambar 7 Lahan atau Kerapan Sapi Madura yang akan Dibangun
RSU di Kecamatan Waru 69
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Yrama Widya. Bandung
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana Pengantar analisis Teks Media. LkiS: Yogyakarta
Firmanzah. 2009. Marketing Politik. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta
Hariyono, Paulus. 2010. Perencanaan Pembanhunan Kota dan perubahan Paradigma. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Morissan dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa. Ghalia Indonesia: Bogor.
Nawawi, Ismail. 2009. Pembangunan Problema Masyarakat Kajian Konsep, Model, Teori dari Aspek Ekonomi dan Sosiologi. Putra Media Nusantara: Surabaya
Permendagri No. 1 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembentukan Kawasan Perkotaan
Sirait, Jones Hendra M. mahasiswa s2 pwd/pwk sps usu. konsep pengembangan kawasan perkotaan.pdf
Sirajuddin dkk. 2009. Parlemen Lokal DPRDPeran dan Fungsi dalam Dinamika Otonomi Daerah. Setara Press: Malang
Soehartono, Ismail. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
Soenarno. Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah. Pengembangan Kawasan agropolitan dalam Rangka pengembangan Wilayah. Disampaikan pada seminar nasioanal agroindustri dan pengembangan Wilayah februari 2003. Diakses 27 Januari
Sjarifuddin Akil. Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah pdf.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang pemerintah Daerah.
xix
(Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2003). Dalam Kajian Pustaka Konsep Wilayah dan pusat pertumbuhan pdf. Penulis tidak diketahhui
Sumber Koran
Radar Madura. Kado Pahit Memasuki Tahun Horor (2010) Banyak Rencana Melangit, Fakta Dipertanyakan dan Korupsi Rating Teratas. 03 Januari 2010
Radar Madura. Aziz, Abdul. Bedah Buku Bupati Pamekasan Menuai Protes Mahasiswa. 21 Oktober 2010
Radar Madura. Mendiknas Deklarasi Pamekasan Kabupaten Pendidikan. 25 Desember 2010
Radar Madura. Rombongan pejabat pemkab saat meninjau lokasi pembangunan di kawasan pantura beberapa waktu lalu. 07 November 2009
Surabaya Post. Mendiknas Kukuhkan Pamekasan sebagai Kabupaten Pendidikan. Minggu 26 Desember 2010
Antara News Jawa Timur. Abdul Aziz. Pembangunan Rumah Sakit Pamekasan Ditargetkan selesai Akhir 2011.
Sumber dari Internet
Tempointeraktif. Kholilurrahman-Kadarisman Menagkan Pilkada. Selasa, 11 Maret 2008.
http://www.jawapos.com/berita tentang Mengikuti Sidak Bupati-Wakil Bupati. 07 Agustus 2008. Diakses pada 20 Maret 2011
http://www.pdf-finder.com/Pertumbuhan-dan-perkembangan-suatu-wilayah-khususnya-di-Kota-....html (diakses pada tanggal 17 Desember 2010)
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=736248&page=40
http://2009/21/konsep-pengembangan-wilayah-dalam-perencanaan-pembangunan/
xx
http//idipamekasan.blogspot.com. Pembangunan Rumah Sakit Pamekasan ditargetkan Selesai Akhir 2011
http://index.php?title=kawasan_perkotaan&action=edit§ion=1 diakses pada Selasa, 30-11-2010