• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif pada pengusaha kecil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif pada pengusaha kecil"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

セGS\jO_ウNQ@

/P

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL

DENGAN PERILAKU INOVATIF PADA

PENGUSAHA KECIL

Disusun Oleh :

YUSUF BURHANUDIN

( 103070029075 )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

FAKUL TAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEC3ERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAK,ARTA

(2)

HUBUNGANANTARALOCUSOFCONTROLDENGAN

PERILAKU INOVATIF PADA

PENGUSAHA KECIL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatul\ah Jakarta untuk

memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh:

Yusuf Burhanudin NIM : 103070029075

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing 11

Yunita Faele Nisa, M.Psi NIP. 150 368 748

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS.ISLAM NEGE:RI

SYARIF HIDAYATULLAH

jakャセrta@
(3)

PENGESAHAN-PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN PERILAKU INOVATIF PADA USAHA KEGIL" telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Psikologi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, pada hari rabu tanggal 21 november 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 2·1 november 2007

Sidang Munaqosah,

Ketua

セ]@ jセセャ\。ー@

Anggota,

Ora.Nett NIP. 150

Penguji I,

セ@

Ors. Sofiandy Zakaria, M. Psi. T

Pembimbing I,

Yunita Faela Nisa M.Psi NIP. 150 368 748

Pembantu Oekan I/ Sekretaris Meran!Jkap Anggota,

Drn.

zィュャセa@

h M.S!

NIP. 150 238 77

セ@

Abdul Rahman Shaleh, M.Si NIP. 150 293224

Pembimbing Aセ@

/

(4)

NI OTTO

"Hidup adalah perjuangan, sebab itu jangan takut

merasa 'sakit' untuk berbuat, karena r,::isa saf\it

sering menyadarkan kita dari kenyatonn"

:J{e/1dao aan

tfWUJ tvd!.atili

arwn

mefiaJwman fieafJian

!

Jlllwd

p efifuvudali

dan

f'lem&:ul{Jfian

:Jlelli@aan t4vtpifivt

6Ufvj0j

!

$v0iliap

6ufwe6

!

Sefiingga

tvdlentw1

(5)

JHifini neft0w!lian

ュ・。・エョQLヲゥセQョ@ エ。ᄋエヲイセエ@

!

?Janiui

dan

peJ1C1A1Ja

liallwa

Sepvdi

iJang.

aiula

ingiJff:ru:.

"<Ya fi[[afi .

..

Ticfak,acfa yana mudali k,sc1u1E se suati:

)'Gl!fJ

Tnak,au jadiR.gn 1n11da!i, TnaR.gu{afi

}illl!J

QQQlGョェ。、セᄋイコイQQ@

}ang susafi itu menjarfi rnuda

fl!'

-1(a1ya ini kJtpersem6afiR.gn untuk,k,sc[ua orang tzhllD1,

R.gR.g{-k,ak,afoJJt, Orang-orang yana afU1

SO)'liil!Ji,

(lJan

(6)

<Pengeta!iua,z-ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Oktober 2007

(C) Yusuf Burhanudin

(D) ·.xviii+ 103 ha la man + Lampiran

(E) Hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif pada usaha kecil.

(F) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kian maraknya pedagang kecil baik

dikota-kota besar atau di daerah. lni dapat dilihat bahwa terdapat suatu perilaku inovasi para pengusaha kecil yang membuat mereka ingin melakukan hal-hal

baru dalam perdagangan. Perilaku inovatif tersebut bisa dipengaruhi oleh locus

of control.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

locus of control dengan perilaku inovatif pada pengusaha kecil. Untuk mengkaji masalah tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada pengusaha kecil di jalan utama Pemda Kab. Bogor. Sampel yang digunakan sebanyak 75 pedagang. Teknik pengambilan

sampel yang dipakai adalah dengan menggunakan purposive sampling dengan

menggunakan metode pengambilan sample dimana setiap individu dalam populasi yang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan dapat dijadikan sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berbentuk skala

model Liker! dan diolah menggunakan korelasi product moment dari Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada ィオ「オョセQ。ョ@ antara locus of

control dengan perilaku inovatif, menunjukkan angka sebesar 0.124 dan (r table) dengan angka sebesar 0.227.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka alangkah lebih baiknya untuk penelitian selanjutnya menggunakan populasi yang lebih banyak dengan sampel yang lebih bervariasi lagi. Untuk para pelaku ekonomi, dapat

disarankan agar lebih mengenal psikologi ekonomi untuk selalu berinovasi, sehingga diharapkan dapat memajukan perekonomian Indonesia menuju lebih baik lagi.

(7)

ABSTRACTION

(A) Faculty of Psychology State Islamic University (B) November 2007

(C) Yusuf Burhanudin (D) xviii + 103 + Enclosure

(E) The Relationship Between Locus of Control and Innovative behavior in the small entrepreneurs.

(F) The background of the study is, many small entrepreneurs that appear in the urban area and suburban area. It can be seen from the innovation behavior of the small entrepreneurs that make the new trade. The innovation behavior can be caused by the locus of control

The purpose of the study is to know about the relationship between the locus of control and innovation behavior of trie small entrepreneurs.

To analyze the problem, the study is used quantitative approach to the small

entrepreneurs in the main Street of government regency office in bッセQッイN@ The

amounts of the sample are 75 sellers. The technique of getting the samples is by using purposive Sampling. And it using way which every individual in total population has some persistent characteristics and it also can be used as a sample. The data is collected by using the questioners in the form of Liker! scale Model and it is proceed by using correlation Product moment from Pearson. The result of the study shows that there is significant correlation between the Locus of Control and Innovation Behavior, by the significant value :0.124 (sig. < 0.05). and the r table: 0.227

Based on the study, so it is better to use more population and more various populations for the next research. For the businessman it is better to know about Economy psychology in order to make some innovation, so we hope that they can bring Indonesia to a better condition.

(G) Reading materials: 34 book ( 1980-2007) + Skipsi

I

Thesis

I

Dissertation + 4
(8)

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

セ@ Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT penguasa semesta alam. Dengan izin

dan ridho-Nya juga kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Tiada lagi kata yang bisa untuk menguntai rasa syukur hamba kehadirat-Mu ya Robb. Dan sholawat serta salam somoga tercurah kepada manusia yang paling sempurna Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang tetap istiqornah dijalan-Nya.

Proses pembuatan skripsi ini telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis, bahwa segala sesuatu itu penuh dengan perjuangan, harus disertai dengan keinginan yang Ima!, dan harus dipertanggungjawabkan. Dalam perjalannya, skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis sadari masih banyak kekurangan di dalamnya karena tidak luput dari kelemahan penulis. Maka dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang tiada hingga kepada:

1. Dekan fakultas Psikologi, lbu Ora. Hj. Netty Hartaty, M.Si, lbu Hj. Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si, selaku pembantu dekan I bagian akademik, dan seluruh dosen serta staf Fakultas. Terima ksih atas ilmunya, bimbingan dan motivasi yang dengan tulus ikhlas diberikan kepada penulis dari mulai semester I hingga selesai skripsi ini.

2. lbu Yunita Faela Nisa, M.Psi selaku pembimbing I dan lbu Liany Luzvinda, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Ors. Jais Prasodjo, MA, selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Sofiandy Zakaria M.Si sebagai dosen penguji I dan Bapak

Abdurrahman Shaleh M.Si sebagai dosen penguji II, juga Bu Neneng Tali Sumiati, M.Si, Psi terimakasih alas masukannya. Serta seluruh dosen pengajar yang telah membimqing dan memberikan ilmunya dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Pengusaha kecil pasar dadakan di Pemda Cibinong Bogor yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

5. Ucapan terimakasih yang penuh cinta, kasih, dan 8ayang penulis

haturkan kepada lbunda yang telah lama pergi sernoga amal ibadahnya diterima disisi Allah dan Ayahanda yang telah mengorbankan waktu dan tenaganya untuk memberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas. Untuk Ebe Ntin yan9 telah memberikan dukungan dan perhatian. Untuk teh

Nurjalilah, teh Azizah, aAziz, albnu, mba Dani, teh Nia dan mas

Tyo

terima kasih telah menjadi seorang kakak yang sabar dan penuh perhatian dan keponakan-keponakanku Fadli, Naufal, Via, Keisya juga seluruh keluargaku.

(9)

lnlan, Kiki, Agung, !lung, Adil, Kamal, Fadlyers, \Nawan, Rini, Uniq, Filhkam, Salam dan Eka lerimakasih untuk persahabatan dan

kebersamaannya mari kita menuju kesuksesan, karena sukses adalah kewajiban kila.

7. Bapak Asep Haerul Gani dan Komunitas Gang Bacang "Pesanlren Hipnolerapi" yang telah memberikan molivasi, ,II.dank, lsmu, Kiky, Wisnu, Vivi dan Dian.

8. Saudariku, kelompok KKL Garuda: Uni Ira, Mba Lela, Nyit-nyit, Nana, dan Amy

9. Teman-leman Kost Adelina di JI. Jati 2 : Pak Daus, Om Jumy, Bung Hendra, Adit, Nadjhib, Dana "musafir yang hidup di dunia menuju akhirat" jangan tidur mulu, dan Fahem yang memberikan sumbangsih ilmu

komputernya.

10.

Sobat-sobat kost_an : Dhani, lyuz, Calur, Ramdan, Dru Yamani dan Adil

kriting.

11.

Kawan-kawanku di HMI Cabang Ciputat lerima kasih telah ュ・ュ「・イゥォ。セQ@

arti berorganisasi : Afif, Toto, Raif, Adhan, Rio, Chalenk, Black, !kin, Dhelol, dan Jhoni.

12.

Juga lerimaksih kepada seluruh pihak yang lelah membanlu baik sec'3ra

moril ataupun materil sehingga lerbentuknya skripsi ini.

13. Perpuslakaan Universitas Pusat dan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, YAI, UI, Perpustakaan Nasional RI, Atmajaya dan Taruma Negara.

Akhirnya, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda alas segala bantuan yang telah diberikan.

Meskipun penelitian ini secara administrarif telah selesai, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari keterbalasan dan kekurangan. Untuk ilu saran dan kritik membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa berguna bagi semua kalangan, khususnya bagi kalangan pemerhati ekonomi Indonesia.

Jakarta, Oklober

2007

(10)

DAFTAR ISi

Halaman Judul ... .

Halaman persetujuan ... ii

Halaman pengesahan ... ... iii

Motto ... iv

Ab::;trak· ... ... v

Kata pengantar ... ... .. ... vi

Daftar isi ... ... viii

DcJtar gambar ... xii

Dciftar tabel... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... ·1.·i 5

1.1 Latar Belakang ... . 1.2 ldentifikasi Masalah ... ..

1.3 Batasan dan Rumusan Masalah ... .

1.3.1. Batasan Masalah ... .

1.3.2. Rumusan Masalah ... .

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .... . 1.4.1. Tujuan Penelitian ... .

1.4.2. Manfaat Penelitian ... . 1.5 Teknik Penulisan ... .

1.6 Sistematika Penulisan .... .

·1 I

12

1 ')

13

14

14

BAB 2 KAJIAN TEORI ... I>). 59 2.1 Perilaku lnovatif ... ..

2.1.1 Pengertian Perilaku lnovatif ... 2.1.2 Proses Pembentukan Perilaku lnovatif ..

vi ii

16

(11)

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilak-1 lnoviltif.. 2G

2.1.4 Ciri-ciri Perilaku lnovatif.. 311

2 1.5 lnovasi pada Usaha Kecil .... .

2.2 Locus of Control ... .

17

40

2 2.1 Sejarah Perkembangan l<onsep Locus of Control . 1l 1

2.2.2 Pengertian Locus of Control... 4"'.

2.2.3 Macam-macam Locus of Control . 1\8

2.2.4 Fakor-faktor yang Mempengmuhi Locus ot Control... 51

2.2.5 Penelitian-penelitian Locus of Control . . .. . ... '3:3

2.3 Kerangka Berpikir .. .... .... .... . .... .. . G6

2.4 Hipotesis Penelitiaan ... .. 59

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .. ... ... ... .. ... ... . .. . ... GCl-83

3.1

Pendekatan dan Metode Penelitian .... 60

3.1.1 Pendekatan Penelitian ... .

3.1.2 Metode Penelitian ... .

3.1.3 Definisi variabel dan Operasional Variabe.·l. ... .

3.1.3.1 Definisi Variabel ... .

3.1.3.2 Operasional Variabel ... .

3 . .:: Pengambilan Sampel. ... ..

3.2.1 Populasi. ... .

3.2.2 Sampel ... .

3.2.3 Teknik pengambilan sampel ... ..

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... .

3.3.1 lnstrumen Penelitian ....

3.3.2 Tipe dan Cara Skoring lnstrumen

3.3.3 Teknik Uji lnstrnmen Penelitian ..

3.3.4 Uji lnstrumen Penelitian ... .

3.3.5 Hasil Uji lnstrumen Penelitian ... .

(12)

3.4

Teknik Analisis Data .. . 8(1

3.5 Prosedur Penelitian ... .

83

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA ... t3'1-9S 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ...

4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelarnin .. 4.1.2 Responden Berdasarkan Usia ..

4.1.3

Responden Berdasarkan Lama Bervviraush3. 4.2 Presentasi Data ... .

4.2.1

Uji Normalitas ... ..

4.2.2 Uji Homogenitas

4.2.3

Deskripsi Statistik ...

4.3

Uji Hipotesis .. .. .. .. . .. . .

4.4

Hasil Hipotesis ... .

84

85

S6

26

86

J(l

'J5

BA'S 5 PENUTUP ... 96 - 1f•:.!

5.1 Kesimpulan ... ..

5 .2 Diskusi ... .

9e

01

5.3

Saran... 100

DAFT AR PUST AKA ... ... ;cv

(13)

DAFTAR GAMBAR

BAB II

[image:13.595.31.441.135.503.2]

G:.imbar 1. Dua belas variabel bagi iklim kreatif dan inovatif ..

Gambar 2. Model of incividual motivation.

Gdmbar 3. Bagan kerangka berfikir ..

BAB IV

Gambar 4.1 Diagram sca//erp/o/ skala perilaku inovatif .

Gambar 4.2 Diagram scatterplot skala locus of control .

?6

28

(14)

DAFTAR TABEL

BAB Ill

Tabel

3. 1

Blue print perilaku inovatif .. Tabel 3.2 Blue print locus of control ..

Tabel

3.3 Skor skala perilaku inovasi.

Tabel 3.4 Skor skala locus of control ...

Tabel 3.5 Tabel interpretasi klasifikasi reliabilitas .. Tabe·, 3.6 Blue print revisi perilaku inovatif ... Tabel 3.7 Blue print revisi locus of control ..

BAB IV

6fJ

'iO

72

72

?6

77

i

Tabel 4. 1 Gambaran umum responden berdasarkan jenis ,\elamin. 8t,

Tabel 4.2 Gambaran' umum responden berdasarkan us'01 35

Tabel 4.3 Gambaran umum responden berdasarka1> lamG b3rwirausaha S6

Tabel 4.4 Hasil penghitungan uji normalitas perilaku in:.N&tif dan /0cL'S of

control ... .. ... 28

Tabel 4.5 Hasil uji homogenitas jenis kelamin.. . .. .. . 91

Tabel 4.6 Hasil uji homogenitas usia . . ... 91

Tabel 4.7 Hasil uji homogenitas lama berwirnusaha.

92

Tabel 4.8 Deskriptive statistics ... .

[image:14.595.42.456.155.590.2]
(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang masalah

Pertumbuhan ekonomi pad a saat ini mer1gala111i fluktuasi, atau clengan kuta

lain keada<in ekonomi pada saat ini ticlak stabil terkadan9 :ia'k dan lebh sering turun. Ketidakstabilan penurunan ekonom·r dapat ci!li,<c·t cJari

b:.igaimana keadaan ekonomi masyarakat yang semakin tE•i 1J' iruk den;i;11'

meningkatnya jumlah pengangguran da11 kemiskinan. Ju nloili L·nii オウ。ャセ。@

skala kecil lebih banyak dibanding usaha menengah da11 besar. Urata (cJala1'1

Riyanti, 2006) menggambarkan peta pemain bisnis di seluruh badan us;:i,ia di

Indonesia, 99% di antaranya adalah sektor usaha kecil, yang rnenyerap

99,6% tenaga kerja di Indonesia.

Menurut Heriawan (Biro Pusat Statistik, 2007) 62,68 persan t.e-raga kerJa

bekerja di usaha mikro, 21,91 persen pada usaha kecil, 5,39 persen pada

usaha menengah dan 10,02 persen pad a usaha besar. DibanrJing

pulau-pulau lain, Pulau Jawa mendominasi jumlah perusahaan. Sebanyak 1"',5 juta

(16)

2

i

Lebih lanjut Heriawan mengatakan bahwa di Suma'.ra terdapat empat juta

usaha. Skala usaha ditetapkan dengan merujuk pada referc:nsi yang berlaku

'

s8cara umum yakni penentuan berdasarkan omzet. Untuk Usaha Mikro

r!itetapkan omzet kurang dari Rp 50 juta per tahun. Skala Usah<i :<ecil

beromzet sebesar Rp 50 juta hingga Rp 1 miliar per tahun Ur.tuk skaloi

Usaha Menengah memiliki omzet sebesar Rp 1 miliar hingga Rp 3 milim per tahun. Dan L.saha Besar, omzet di atas Rp 3 miliar.

Menurut Naomi Siagian (dalam Suara Pembaharuan 2007) fl<°•LISi1haan GOGNャZャセj@

bergerak di bidang usaha mikro dan kecil di Indonesia tercatat iebih 'Jeszir

dibandingk&n perusahaan yang berskala rnenengah dan be:;3r. Berdasar:\211

data Sadan Pusat Statistik, usaha mikro tercatat 83,43 persen clan us3:ia kedl sebanyak 15,84 persen dari total perusahaan yang a1fa c,i lnclonesiu

yakni 22,7 juta perusahaan. Sementara usaha menengah d2r; besar hany3 166.400 perusahaan atau ticlak lebih dari satu persen dari jumi;:ih perusa'Fo>:in

yang ada. Dari hasil sensus terlihat bahwa usaha kecil dan mil".ro menyerap

sebagian besar tenaga kerja.

Sejalan c1engan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat r,1err;uncL::ka11

pe:saingan yang ketat antar wirausaha dalam menjual dar; n'enc1hasilkan

produknya. Peningkatan penjualan produksi clan kualitasrve cif.an

(17)

wirausahawan lain. Sedangkan penu1·unan penjualan prnduks 1 clan kuaiita:;

akan berdarnpak pada tidak terpenuhinya kebutuhan pas2r dar1 perginy2

sebagiar konsurnen ke wirausaha lain yang pada akhimya nic::1·1yebabka·1

wirausahawan tersebut harus "gulung tikar".

3

Keadaan fluktuatif perturnbuhan ekonorni di Indonesia 、ゥー・ョQQ。セオィゥ@ oleh

beherapa faktor, di antaranya nilai rnata uang, keberadaa:-i penanarn medal

dari luar negeri, kondisi politik, dan sebagainya. Hal ini berpengaruh hq,i

para pelaku ekonorni baik yang bergerak di sektor riil rnaupu,. di sektor u;n

rii). Narnun kehidupan perekonornian masyarakat harus 「・イャ。QQェセエN@ rnaka t1dak

sedikit dari para pelaku ekonorni beralih profesi ke bidang usaha skala セ・」ゥGL@

baik itu usaha bergerak di bidang elektronik, aksesoris se')erci gelang kalur,g

セイャッェゥL@ sandal sepatu, pakaian baju dan celana, maupun penjL.:al makanan cla11

11inurnan di pasar-pasar tradisional atau di pinggir-pinggir jalan.

Keberadaan pasar tradisional dalarn fungsi ekonomi mer:1il1ki arti yano sa:igat

penting rnengingat pasar rnerupakan elernen yang pen ting dalam sist'.'m1

ekonorni. lnstitusi-institusi maupun pelaku-pelaku yang teriibat di dciiam pasar

tradisional saling men1pengaruhi dan membentuk jalinan )'c1n9 sangat 」イᄋセエ@

(Effendi, 1997). Pasar tradisional adalah tempat berjual be;i d1 ma1-a sege11ap

(18)

clari incliviclu yang selalu berkaitiln erat clengan norrna cliln

ecbt kebiasaan

yang acla secara turun-ternurun (l<ilrnus Besar Bahasa lncc•'"'s1ci, 2005)

Sebagai bagian clari pasar traclisional, pasar rninggu cladak<:m y:1ng ter:&tak cl1

jan'tung kola Bogor di jalan utarna perkantoran Perncla bagi cAbagian l:,csar

rnasyarakat Bogor rnerniliki arti yang sangat penting. Keberc>claannya

rnernberikan surnbangan ekonorni yang sangat besar bagi pen;lapatar,

claerah, karena sekarang suclah rnasuk catatan clinas pari1Nisatc, Pe111cl11

Bogor. Selain banyaknya penjual, acla juga hiburan minggu2n ·, ong ciisahkan

di sana.

Keberaclaan pasar minggu claclakan tersebut banyak sekali cJicJstangi

pengunjung yang mencari beragam kebutuhan seperti pilkaian, aksesoris,

motor, lukisan, clan alat-alat clapur rurnah tangga yang rnar1u21I hi11ggc1

elektronik. Dunia perclagangan mempunyai sifat yang keras, kompetit1f,

penuh tantangan, beresiko tinggi, clan bersifat spekulatif (fvlut1s, 1999),

S8i';ngga· I ,an ya i:'Jciivici U-inciiViciU ciengan karakteriStik pribc•cJi 181 '.C?ll!U yang

berminat untuk terjun rnenekuninya sebagai surnber nafkah セQャ。イョゥャ@

kehiclupan.

Holt (clalam Riyanti, 2006) rnenggarisbawahi bahwa sifat k1eat.f Jan inovat1f

(19)

inovasi, tidak sama. Kreativitas merupakan prasyara\ ir1ov<Jsi. Mer1urut

Amabile (1989), kreativitas berarti munculnya gagasan·ga;iasan rJa>u.

sedangkan inovasi adalah penerapan gagasan-gagasan 1.EHsebut. C'rucker

(1985) menegaskan perlunya seorang wirausaha ュ・ャ。AGGMGセGBB@ inova2i ::-.ecarei

sistematik, sebab inovasi adalah alat khusus bagi para wirilusahawa11.

Dewasa ini belum ada kesepakatan dalam kepustakaan kntang cJef1nisi

inovasi (Zaltman, Duncan, & Holbecl,, dalam Amabile. 1Qfl8). Karer1a 2turii 1n1

· secara spesifik lebih menyangkut inovasi dan bukan kre:ot1vitas, apa1agi

dalam wacana sosial dan kepustakaan riset, pengertia11 kala kreativilas dan

inovasi sering dicampur aduk, maka definisi inovasi yan:; c1ip1lih 、。ャ。セQ@ ウセカZゥQ@

ini akan dibahas di kajian teori.

Mueller (dalam Riyanti, 1999) berpendapat bahwa ino11a0: '?dalali s<12t·_1

suby;;k yang luas, bisa berarti banyak hal bagi banyak o-an;;, baik Yc'i'J nya'''

maupun tidak nyata. Menurutnya semua inovasi adalali ;.erubahan エ・セ。ーゥ@

tidak semua perubahan adalah inovasi. Suatu ide yan!J brn u, tsori, ala\,

pengaturan sosial, dan pola perilaku a,ialah subyek cimr inovasi. Drl<uc3kan

lebih lanjut oleh Mueller bahwa suatu perubahan baru dise':>ut inovasi bilo

perubahan itu merupakan hasil dan tindakan yang clisenga,a bers1f2t baru

atau bisa juga berarti perubahan yang khusus bertujua.1 :<1enc3pai sistem

(20)

Katainovasi merupakan kata serapan dari

innovation

HャョァセQイゥウIL@ dengan k<it.i

dasar

innovate

yang berarti mendapatkan faham-faham b3ru 1,.1a1am EcnrJls

dan Shadily, 1992). Koentjaraningrat (1991) menerangkan ba: .vva rnovasi

ad0lah proses pembaharuan dalam menggunakan sumber-sc:mber alarn, i

energi, modal, pengaturan baru mengenai tata kerj8 dan pengg1inaan

6

teknologi baru dalam sistem produksi. lnovasi pada dasam;a Qセゥ・ョェオイオウ@ pa•Ja

'

pciningkatan kualitas maupun kuantitas produk agar mengh2silkan nilai

"konorpis yang lebih tinggi.

Amabile (1988) mendefinisikan inovasi sebagai implementdsi oari

gaga3ar,-gagasan baru dan tepat. Kewirausahaan biasanya diariikan r.alCirn kaitan

dengan inovasi. Misalnya, Schum peter (dalam Amabile, 1937) meny2:a',an

bahwa kegiatan-kegiatan kewirausahaan mencakup ciilal\uf:anrya ォッュ「ゥイQセウQM

kombinasi baru, "destruksi kreatif' dari suatu keseimbangan dai3rn sebuah

industri. Definisi tentang kewirausahaan ini diterima secara ILras di kalangrin

akademik, dan telah dijelaskan lebih lanjut oleh ahli-ahli lain se!.lagai "IJrOSES

di mana penemuan dipraktekkan, dengan mengubah gagas0>11 yn11g belcm

diwujudkan menjadi kegiatan yang dapat dikerjakan dan berrnanfaat secarn

ekonomis". Jadi kewirausahaan adalah suatu bentuk khusu3 dcvi inovasi.

Kewirausahaan adalah implementasi yang berhasil dari gagc1s;;,1-gag::isan

kreatif untuk memproduksi suatu bisnis baru, atau suatu ini>iatir IJartr dalan-,

(21)

Kreativitas dapat rnasuk ke dalarn kegiatan kewirausaha2n denga11 ber bilgar

cara. Wirausaha mungkin memiliki gagasan baru untuk suatu prnc.Juk at2u

jasa tertentu, sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah dilakuka11

sebelumnya dan nam::iaknya dianggap berguna atau diinginkan oleh para

pelanggan. lnilah yang biasanya terlintas dalam pikiran rnanakala kita

rnendf•ngar istilah "kreativitas" dalam konteks bisnis. Peril<1i<u :novatif tiaik

adaptif maupun kreatif sangat berguna dalam mengeloia •_rsaha, seperti

dikatakan oleh ahli-ahli bidang wirausaha bahwa wiraus3ha i1arus se!alu

mengikuti perubahan dan melakukan pembaharua11 sehingga usaha11ya

C:2;:-01t terus berjalan dan ma ju.

7

Para pakar wirausaha berpendapat bahwa aspek sifat merc;paka11 fakccr

,::ienting dalam keberhasilan wirausaha. Analisis teori terhacloif.J asµek-aspek

sifat wirausaha yang d'ilakukan oleh Sukardi (1991) mengidentifikasi

sembilan sifat unggul pada wirausaha yaitu sifat instrumental, prestat(,

keluwesan dalam bergaul, kerja keras. yakin diri, berani mengambil 'esikc,

swa kendali (personal contro0, inovatif, dan mandiri. Sifat inovatif adalah sifat

yang han .. s ada pada individu yang terjun dalam dunia usah8, agm dapat

menemukan peluang usaha di lingkungan di mana ia her21da. keyakina•1 c'an

keberanian bertindak untuk mulai berusaha. Diperluka:1 1r1crnL'lna jarir·:gcin

koneksi yang sangat.vital bagi pengembangan kegiatan usar,a bark bagr yan,:i

(22)

5

adalah salah satu sifat agar individu yang bersangkt.tm1 mengkonsenlr asik311

diri hanya pada kegiatan berusaha yang dijalanka1111y;i.

Pendapat Sukardi di atas mendukung pendapat McC!iol!anc.: (da'.am

Setyowati, 2002) yang telah melakukan penelitian menctal,3111 'erhaclap

karakteristik wirausaha yang berhasil. Dalam penelitiar. 1ersebul, セLQ」イZQ・QQ。イN、@

menyatakan bahwa agar berhasil di clunia usaha seseorar,r; ilarus me,11i:111i

need fo( achievement yang tinggi yaitu kebutuhan untuk bcrprest2si y3,1g

ditandai oleh perilaku yang cliarahkan pada upaya pencz10aian tujuan

tertentu_

Di samping dituntut untuk mempunyai need for achievemw1/ yang ti:ig:Ji cloir-,

keberanian mengambil keputusan yang mempunyai risikc yang

diperhitungkan (calculated risk), seorang pengusaha jugil clituntut 1•11luk

berorientasi pacla dirinya sendiri. Yang dimaksucl clen\J<Jr, terorient;.1s' pada

diri sendiri adalah keyakinan bahwa keberhasilan atau keg0;gal<m bersumbe1

pada dirinya sendiri. Memang faktor-faktor di luar dirinya QMQQ・ューセQQケZ[G@ ,Juanan

pula, namun yang paling oominan adalah diri sencliri.

Darr ienomena di atas, clapat disimpulkan bahwa keberl1ac,1lan atau

kegagalan seseorang bersumber pacla clirinya senclirr atmr keyakir,iln

(23)

9

disebut sebagai locus of control (LOC). Konsep LOC ini ci1perl<.enalkan oleh Rotter seperti dikutip McConnell (dalam Setyowati, 200:2) ケ。pセQ@ menj<0las'"'Hl

bahwa LOC menunjuk pada keyakinan seseorang men[;ei-.;:>i sumber ー・ョ・ョエセ@

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Dalcini hal iri 0da LOC

yang internal dan LOC yang eksternal.

Perbedaan utama antara orang dengan LOC eksternal clan i11ternal terletzk

pada keyakinan mengenai sumber-sumber yang menyebJ;Jkan l<eberhasilan

atau kegagalannya. Orang yang memiliki LOC eksternal rnern::rndang !JC'hwa

keberhasilan atau kegagalannya disebabkan oleh faktor ''dsi0 atau fakt0r

kendali orang lain. Hal ini berbeda dengan orang yang rnemiliki LOC ゥQQエッイセ」LiN@

Mereka yakin bahwa dirinya sencliri yang menentukan berhc";il alal' 1ic!0knya

mereka dalam kehidupan.

Keyakinan pada diri sendiri dalam dunia usaha merupal·;an iaktor JJenti11g

yang menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang cLilam d1111ia '

'usaha. Hal ini dikemukakan oleh Warneryd (1991) yang d·i!arn penclit:annya

menemukan bahwa usahawan yang terjun dalam usaha k8cil rnemiliki LOC

yang internal. Penelitian tersebut mendukung penelitia11 M1llr:r (199J) yo.irg

menyatakan bahwa seseorang dengan LOS internal IJiasanya lebih aktif :Jan

inovatif, lebih ber.ani mengambil resiko clan bertindak seo2.gai pemimr;iri

(24)

10

Menurut Setyowati (2002), keyakinan pada diri sendiri :Jc: 'clr.1 clu11ia usaha

merupakan faktor penting yang menentukan keberhasil:om ataL1 ォ・ァMZゥセQ。ャ。ョ@

seseorang dalam dunia usaha. Hal ini dikemukakan oleh \f\larneryd yang

dalam penelitiannya menemukan bahwa usahawan yang terju,1 clalar,1 オセ。ィ。@

kecil memiliki LOC yang internal. Penelitian tersebut n1endu:<ur:g h3sil

penelitian Miller yang menyatakan bahwa seseorann c.Jeng3n LOC interrai

biasanya lebih aktif clan inovatif lebih berani mennambil rssi''o clan bertinC:E,k

sebagai pemimpin dalam situasi kompetitif.

Di samping keyaldnan pada diri sendiri, faktor lain yang d 811ggap

mempengaruhi perilaku inovatif yang ada daiam diri seseorang a-:ICi:cih

n.lai-nilai yan;i diyakininya. Hal ini dikemukakan oleh Baron da:1 Byrne (HJ93)

yang menyatakan bahwa inovatif yang ada dalam diri seseor ang tidak bis3

dilepaskan dari nilai-nilai yang ia yakini. Pemaha.man terhadar nilai-11i1ei

tersebut akan dapat memberikan suatu penjelasan menge.-,ai kekuatan motif

yang ada.

Dari fenomena yang ada nampaknya cukup menarik ur1c:.1;< menalrti secara

lebih mendalam keberadaan pasar minggu dadakan dr Jal2:1 utama Pemcla

Bogar. Hal ini juga didasarkan pada masih terbatasnya oconelitian-µe11e'1tic.11

tentang locus of control dengan perilaku kreatif inovatif pe'l:JUsaha

(25)

Indonesia. Terlebih dalam situasi ekonomi Indonesia yang beiwn

menampakkan tanda-tanda kearah perbaikan serta percepalan dunia

memasuki abad globalisasi.

11

Penelitian ini penting dilakukan mengingat usaha kecil merupakan pusat

aktivitas kegiatan perekonomian yang sangat menyentuh kicohidupan

masyarakat di tengah banyaknya pasar-pasar induk dan mali-m'3il yang

muncu). Pokok permasalahan yang ingin dibahas dalam pe1•el1tian ini adal'lil

"HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGA/\l l:::rl::RlcA:<U INCVATIF PADA PENGUSAHA KECIL".

1.2. ldentifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapE masalah yawi

tir:·1bul dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Apakah pelaku wirausaha yang memiliki sifat inovat1f yiir1:; tinggi

secara langsung atau tidak langsung dapat membentur. L OC dal<:Tn

diri wirausaha tersebut ?

2) Apakah LOC internal seorang wirausaha secara sigr ifif;a11 berkor·eiasi

(26)

12

3) Apakah LOC internal seorang wirausaha secara signii1kan berkorelas1

negat1f terhadap inovatif?

4) Apal<e1h LOC mempengaruhi perilaku inovatif?

5) Apakah ada hubungan antara LOC clengan perilaku inovcitif?

1.3

Bata::;an dan rumusan masalah

1.3'.1 Batas.an masalah

Agar penelitian ini lebih terarah clan tidak meluas, maka dipcrl1.1'\an

pembatasan masalah clari masalah-masalah yang henclak ci11elili. Aclapun

pembatasan masalah dalam penelitian ini aclalah sebagai 「ᄋ_イゥセ@ ut:

a. Locus of control, dalam penelitian ini aclalah suatu 」ャゥウーッウQウセ@ rerilaku yar";i

mempengaruhi manusia terhadap situasi yang berkaitan denga11 masalan

berusaha dan belajar yang berkeyakinan akan adanya kontrol re!nforcernent

yang bersifat internal dan eksternal.

b. lnovatif, dalam penelitian ini aclalah suatu kontinum ケ。ョセZ@ Jimulai dengan

kemampuan untuk "melakukan sesuatu dengan lebih baik' ke k•:::111ampuar,

unt1k "rrie1akukan sesuatu secara berbeda". Ujung kontin1n1 [LセL@ ci1rian1C1k<m

perilaku inovatif adaplif, sedangkan ujung satunya dinamaka1·1 psrilaku

(27)

13

'1.3.2 Rurnusan rnasalah

Adapun rurnusan masalah dalam penelitian ini adalah: ,i\u3kah ada hubungan

yang signifikan antara locus of control dengan perilakl inovcit:f pcida

pengusaha kecil

?

1.4. Tujuan dan manfaat penelitian

1.4.1.

Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalal1 untuk mens1et?.hui il1Jbung21·· a11tara

locus of control dengan perilaku i11ovatif pada pengusa!'il セᄋ]」ゥャN@

1.4.2

Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian yang peneliti peroleh adalah

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna baqi イイセᄋ」Zケ」ゥ@

pengembangan ilmu-ilmu psikologi melalui data-data yang diperol8r

dari proses penelitian ini, khususnya dalarn bid.;n;i r'sikologi li•dustri

(28)

14

:::. "e.cara empiris, menginformasikan bagairnana membc:r,\L,K LOC ur,t1k

berperilaku inovatif dan membuatnya menjadi bern:anf<iot bagi ora·iCJ

yang beminat berwirausaha.

3. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat berguna ウ・「。セ。ゥ@ bar.an

evaluasi bagi peningkatan usaha skala kecil.

1.5. Teknik penulisan

Teknik penuiisan dalam penelitian ini menggunakan buku Ped·Jrnan Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan APA (American Psychology Associati0n:

Citation Style Guide.

1.6. Skema pembahasan

Guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan rna',ui yang af'.on

dibahas dalam skripsi ini, maka penulis mengemukakan der:rJan skema

pembahasan penelitian ini sebagai berikut:

Pada Bab 1 Pendahuluan

Berisi Latar belakang masalah, identifikasi masalah. batasan clan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, lcckni>. pen11lisci11,

(29)

1,. セG@

Dalam Bab 2 Kajian Pustaka

Berisi l<ajian teori tentang locus of control, se,araci r;erkemba1'giln

konsep locus of control, pengertian locus of con:.rol, r:<o:ca1T,-111ac:a11;

.. locus of control, faktor-faktor yang mempengaruhi locus of rontrJI,

penelitian-penelitian locus of control, pengertian ue,-ilaku inovatif,

proses pembentukan perilaku inovatif, faktor yang mernpengar uhi

perilaku inovatif, ciri-ciri perilaku inovatif, inovasi ー\セ、。@ usaha 1,ecil,

disertakan juga kerangka berpikir dan pengajuan

r.

potesis.

Pada Bab

3 Metodologi Penelitian

Berisi jenis penelitian, definisi variabel dan operasi-:rnal variab:s

metode dan instrument pengumpulan data, Lmit anaiisis. popi.;i2si,

sample dan responden, lokasi penelitian memuat tent3ng wilayah

dimana penelitian itu dilaksanakan, jadwal penelitian (a) tah3p-tai"i;o;p

penelitian (b) waktu yang diperlukan untuk mela.,sa1ial\an seti'3p tahap

penelitian.

Dalam Bab 4 Presentasi dan Analisis Data

Berisi gambaran umum responden, deskripsi hasil n-:;nelitian.

pengujian hipotesis dan interpretasi data serta hcisil tcimbcinan

(30)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.:

Perilaku lnovatif

2.1.1 Pengertian perilaku inovatif

Dewasa ini belum ada kesepakatan dalam kepustakaan te1loi110 definis1

inovasi (Zaltman, Duncan, & Holbeck, dalam /\mabile, 198-3) !<arena studi :ni

secara spesifik lebih menyangkut inovasi dan bukan kreat1v,t,cs. opalagi

dalam wacana sosial dan kepustakaan riset, pengertian kata 1-'.reativitas -:la1

inovasi sering dicampur aduk, berikut ini akan diuraikan tentano def1nrsi

inovasi.

Perilaku inovatif wirausaha menurut Kirton (1989) adalal1 seti,1c orang 、。セ。エ@

ditempatkan pada suatu kontinum yang dimulai dengan ke111;;·npuan ur.tL.k

"melakukan sesuatu dengan lebih baik" ke kemampuan オュオセ@ "n1elakukan

sesuatu secara berbeda". Ujung kontinum ini dinamakan perilaku inovati'

(31)

f<onsep Kirton ini digunakan dalam penelitian ini karena dc,p2t 1;1enjelask8n

kerancuan pemahaman arti kreativitas dan inovasi. Sejumlilh ahli sepal;0,

bahwa kreativitas digunakan untuk menjelaskan daya cipta ya;i!=J sud al•

diimplementasikan (Amabile, 1997). Konsep Kirton ini berciasarkan

pendekatan l<epribadian kreatif dan lebih menjelaskan kece11clerungan

perilaku. Menurut Goldsmith (dalam Kirton, 1989), Teori Adops1-lnovasi

menjelaskan kecenderungan orang dalam melakukan pi:rubc;hz,n maka

banya.k ahli lain menyebutkan ada 2 perilaku inovatif yaitu inovatif yang

adoptif atau inovatif yang kreatif.

17

Sedangkan ;nenurut Mudd (dalam Riyanti, 2006), teori l<irton paralel dl.rngo111

pendapat Koestler tentang perilaku kreatif asosiatif-bisosiat1f. TindakE'n k1oatif

(Koestler) identik dengan gaya kreatif (Kirton). Kontinum /l,-1 (EJjapsi-ino·1a-;1) m<:::njelaskan Koestler tentang ciri-ciri utama pikiran asosiatif (adaptor) cl2n

pikiran bisosiatif (inovator). Di samping itu, menurut MacKinnon dEJn Roe

(dalam Kirton, 1989), setidaknya ada sejumlah perbedaan silai relevaci

dengan inovasi. lni dapat dibenarkan karena rersyaratan u11tc1k memecai1kc1n masalah secara efektif memang bervariasi, terga11tung ー。」ャRセ@ tu3as yang

dihadapi. Tetapi dewasa ini baru jelas bahwa pada berbagei :crdang kerja

terdapat sejumlah ciri penting yang secara konsisten berkcritan clengan

penyesuaian masalah secara kreatif baik inovatif yang aclaptif o:.tau inovutif

(32)

Menurut Kirton (1989) Seseorang akan cenderung berper1lak1: aclaptor alac1

incwator akan ditentukan oleh tiga subskala komponen-kornpori'm sifal clari

、ゥセQ・ョウゥ@

adaptor-inovator, yaitu:

18

a. Faktor pertama disebut keaslian (originality), terdiri dmi icem-item yar,g

menguraikan orang kreatif dalam banyak literatur, teruta1•10 penyencl;ri

kreatif dari Rogers (dalam Kirton, '1989).

b. Faktor kedua disebut metoclis versi Weber (methodical '1"e/Jerianist)

diuraikan sebagai orang yang ekstrim seperti yang dibutul,kan

organisasi yaitu tepat, dapat clipercaya, disiplin.

c. Faktor ketiga disebut konformis versi Merton (mertonia1: co.ifonmst).

menggambarkan orang yang cocok masuk clalam sua\u 01rok·asi kc,rena

dia mempunyai pengaruh yang cukup untuk otoritas dcn-1 psratvran

Mueller (dalam Riyanti, 1999) berpendapat bahwa inovasi aJoc:l3h suat11

subyek yang luas, bisa berarti banyak hal bagi banyak mar1g, baik yang '1yc.ta

maupun tidak nyata. Menurutnya semua inovasi adalah pe1·ui"21han h:t2.pi

tidak semua perubahan aclalah inovasi. Suatu ide yang baru, teori, alal,

pengaturan sosial, dan pola perilaku adalah subyek dar! !nova':'. Dikalakari

lebih lanjut oleh Mueller bahwa suatu perubahan baru clisehut i;'ovasi tila

perubahan itu merupakan hasil dari tindakan yang disengaja Gersifat t&ru.

atau bis,J ェオセ。@ ':Jerarti perubahan yang khusus bertujuan msnccipai si,terr

(33)

Sedangkan menurut \/Vebsters' Third New International !J1c!ion1N (dalarn

Riyanti, 1999), inovasi adalah

1) -tindakan atau contoh perubahan

- pengenalan pada sesuatu yang baru

2) -sesuatu yang menyimpang dari hukum yang teia1·1 ci;tetapkan a1au kebiasaan.

- sesuatu yang berbeda dari bentuk yang suclah ada.

Pierce & Delbecq (dalam Riyanti, 1999) mengkonsepkan i.10vasi ウ・「[ゥセ。ゥ@

: berikut:

a). penggunaan pertama kali suatu gagasan (penggunaan ycing berikutnya

disebut sebagai imitasi)

b). penggunaan pertama kali suatu gagasan, barang, atau jasa dalam

organisasi yang sama tujuannya, dan

Sementara itu Amabile (1988) mendefinisikan kreativitc•s sebagai 'i:;rocuksi

gagasan-gagasan baru dan berguna oleh seorang 。エ。Nセ@ 1':8iompok ked

individu yang bekerja bersama-sama". Sedangkan inovosi crganisac;ior,al

adalah implementasi yang berhasil dari gagasan-qa9a,1rn1 1\reatif d2lar,:

sebuah organisasi". Rosenfeld dan Servo (dalam Riyar:ti. 1099)

membedakan kreativitas dan inovasi secara lebih eksplis1t ciengan

mengatakan "kreativitas berarti melahirkan 9agasang<x1as<in baw

(34)

20

sedangkan i1ovasi berarti mema11faatkannya untuk men gr asril"m uang" Olel1 seb1b !tu' kreativitas adalah titik awal bagi inovasi ; dai,i!I banyak r-,2,1

merupakan suatu proses soliter yang menghasilkan gagasa11 1::agasan.

lnovasi adalah kerja keras sesudah terbentuknya gagasar. cb11 trasariya mencakup kerja banyak orang yang memiliki sldll yang berbecJa-beda tetapr

saling melergkapi".

Kanter (dalam Amabile, 1988) menegaskan bahwa lahirnya gagasan

merupakan tahap pertama dari proses inovasi. Dari perspektif i•1i, inovac.r

individual mencakup proses yang mulai dengan pengenal2.n m:0salah rfan

melahirkcin gagasan. Pada tal1ap kedua proses tersebut. in<:ii>.idu yang

inovatif itu mencari sponsor untuk gagasan dan berusaha membangun koal>si

pendukung-pendukung untuk gagasan baru itu. Akhirnya. paoa tahap ketiga

proses inovasi, individu yang inovatif itu "melengkapi" gagasc;n dengan

menrihasilkan "suatu prototipe atau model inovasi ya no dap2.t disentuh ata1

dialami, yang kini dapat disebarluaskan, diproduksi secara rw1ssal,

digunakan secara produktif, atau dilembagaka11". Studi irii merigikuti

perspektif yang melihat kelahiran gagasan atau kreativitas merut:iakc.r1 taililp

pertama proses inovasi, dan bahwa perilaku inovat.f mencakup lilhirny-:i

gagasan dan perilaku-perilaku lain yang sesuai dengan tar ap-tahap larn dar1

(35)

21

Perbedaan pendapat lainnya dalam kepustakaan inovasi eclalc;h mer1yangkL:t

kebaruan (sifat baru) atau keunikan gagasan-gagasan yang drial>irkan pacia

tahap pertama proses inovasi. Sejumlah peneliti berpendap;on 'J2iw:a

gagasan-gagasan itu harus baru dalam arti universal (Hendc;rsor·, & Clari<;

Kimberly & Evanisko; Meyers & Marguis; Schoonhaven, Eise:-1hardt, &

Lyman; Steiner; dalam Riyanti, 199g). Sebaliknya penelrti IEiin menga'.akan

bahwa gaga:san-gagasan itu harus baru hanya dalam irnpl•2me.1casi 2tau

penerapan yang dilakukan organisasi (Aiken & Hage; Becker & \r\fhisler;

Knight; Van de Ven; dalam Riyanti, 1999). Menurut perspekt,f k2dua ini,

inovasi b•1leh atau tidak boleh mencakup kreativitas yang

pre

ウQ。セ。エョケ。@

ad;;ilah keba:uan gagasan. Sifat baru dan gagasan merupcrks:1 pengerti3n

yang problernatis. Dalam lembaga-lembaga R&D (researc'i nr:c,

developmen.1) yang membidangi lahirnya g<Jgasan-gagasan bciru, sebagi:.11

besar kegiatan inovasi ha11ya menyangkut peningkatan dari crpz: yang sudah

dilakukan sebelumnya. Akibatnya, sangat sulit untuk menenti_rke;n apa aniri;a

baru.

Dari pendapat para ahli di atas, definisi inovasi yang dikemukakan oleh Va1

de Ven serta West & Farr (dalam Riyanti, 1999) cukup luas dr.n mencakL·p

sejumlah pandangan tentang inovasi. Definisi tersebut digunakan sebagai

rujukan dalam studi ini, yaitu: inovasi adalal1 introduksi dar1 ci::.likasi

(36)

22

dalam menuangkan gagasan-gagasan, proses-proses, proc:luk-produk, atau

pr'osedur-prosedur, yang baru bagi unit adopsi yang bersangkutan, yar.g

>iirancang agar betul-betul bermanfaat bagi kinerja peran rndiviuu, kelom;:iok,

atau masyarakat lebih luas.

Berdasarkan pendapat para ahli di alas dapat disimpulkan bahwa kreativ;tas

menekankan pada munculnya gagasan baru, sedangkan inovasi

menekankan pada penerapan gagasan kedalam produk y<mg herguna.

Penelitian ini akan menggunakan teori perilaku inovatif milik i'(irton (1989)

sebagai acuan karena uraiannya lebih jelas, efisiensi, yanf: n.engarah ke

adaptor atau inovator dan relatif masih jararig, sehingga masir. d.perlukcir

sttxli lebih lanjut untuk mengevaluasi sejauhmana teori tersebut c'<0pat

mengukur perilaku inovatif seseorang.

2.1.2

Proses pembentukan perilaku inovatif

Seperti Kanter (dalam Rayini et.al, 2002), studi ini berpendaoc:t l:Jahwa

lahirnya S'.agasc.n merupakan proses pertama dari suatu pro; c:s yang l81cr1r,

da1>i banyak tahap di mana setiap tahap memiliki ォ・ァゥ。エ。ョMォ・セゥRエ。ョ@ secc.ra

spesifik berbeda. Kanter mengatakan bahwa perilaku-peril:iku,

08ti'.1al:-tidaknya teroiri dari riset aktif untuk proses-;Jroses, teknik-tekr,;k, dan/ata•,

(37)

upaya mempertahankan gagasan-gagasan itu dan usal1a :11encari sponsor.

rnencari sumber-sumber untuk mewujudkan ァ。ァ。ウ。ョMセj。GN⦅[RL[。ョ@ tersebut.

2 3

. Pendapat Kanter di alas sejalan dengan pendapat Thcmpson (dalci111 Riya11t1,

1999) yang memfokuskan pada tiga fase, yaitu:

a. inisiasi dari suatu gagasan atau usulan yang kel1k0 Jiadopsi c'a1

diimplementasikan akan mengarah ke ・ョ。」エュ・ョエOー・イイオョ」ZセNQャ。ョ@ dari

beberapa perubahan dalam organisasi

b. adopsi dan gagasan atau usulan, suatu fase yar.g イョ・イNァィ。、Qイセ。QQ@ watu

keputusan yang dibuat dengan pembuat keputusan organisilsi yang

memadai dengan memberi mandat/kekuasaan cl;n su1nberda;1a untuk

perubahan, dan implementasi, instalasi gagasar1 yc;r,9 diadops1 '.1e

dalam suatu pola perilaku yang dapat dikenali 、。ャ。イセQ@ organisasi

Sementara itu, menu rut Langley & Truax (dalam Riyan,: 1999) scbuah

budaya kerjasama yang berorientasi pada kreativitas, me::-i:il<i senjata

rahasia berupa lima langkah metodologi inovasi, yaitu :

a. Memahami. Memahami adalah langkah pertama dalar:1 rnetode inovas:.

Setiap pemimpin harus melibatkan diri dalam produk yang 。ォ。Qセ@

dihasilkan. la harus memahami bagaimana proses k2rjs sampai

(38)

menemui perwakilan-perwakilan dan pemasara11 p 1\);i!;c:si, d<1n

bagian-bagian kunci lain.

b. Obse1vasi. Di sinilah tempat paling banyak gagasan diltr·ng dalam JL:mial1

yang sangat besar. Observasi dilakukan oleh staf yang :·11enguasai

pengetahuan tentang faktor manusia dalam dunia ke:p. Jika ing'11

mengembangkan suatu usaha baru, selain berkumpJ: cengan

cm1n,1-orang yang setuju, kita juga mau tidak mau harus berd1slzusi denga,1

kelompok yang keberatan dan menanyakan kepada n·1meka baga1mam1

sebaiknya menurut mereka. Stal yang memaharni faktor manusia

biasanya dilatih untuk bertindak sebagai pakar psiko:os1 yang

mengembangkan pertanyaan-pertanyaan, terlibat dDlu ii pekerja 3r,

bawaan dan melihat bagaimana mereka bekerja.

c. Visualisasi/Demonstrasi. Visualisasi adalah langkah per.ting.

Pengembang-pengembang gagasan membuat us•_rlan<sula11 prorluk 1elJil•

awal dan sering. Setiap kelompok kerja memiliki kewena11gan di mana

pekerja boleh membuat usulan produk dan ide mereka sendiri.

Usular,-usulan itu kemudian didiskusikan oleh semua kelonnok cian hasilnya

ditunjukkan ke konsumen atau orang lain, kemudian mereka

mendengarkan apa yang salah dan membuatkan usu13fl 'Gin dari mulai

(39)

2::

d . .lmplementasi. lmplementasi yaitu kreasi yang sudah 111elc,·;,ati uji coba

yang sudah bisa diterima oleh konsumer1 atau orang rain segera

diproduksi.

e. Akhirnya evaluasi. Dalam tahap ini setiap proyek yang SL!Ca'' lengk.ap.

dilihat apakah dapat berjalan dengan baik atau dapat diJalar.kan dengan

lebih baik. Organisasi juga perlu mengevaluasi apa yang cl.ce!ajari dc111

pengusaha lain. Untuk melakukan inovasi, setiap individu l1c1rus dil2.tih

untuk ber[;ikap sabar dan teliti dengan apa yang dimaui ::iasa; atau

.

.

konsumen.

Dengan demikian, munculnya perilaku inovatif ternyata meiewz,;, 3atu prosE·S

mulai dari munculnya gagasan, kemudian berokhir pada penerar·zin gagas2n

secara berha:3il dan berguna.

2. 1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku inovaiif

Bumside (dalam Riyanti, 1999) mengemukakan bahwa strmu:c:rn ;ang paling

pokok dalam kreativitas adalah Worf< Group Suppo11 (dukunga1 kelompok kerja), yaitu adanya rekan kerja yang secara pribadi mera11gs::;r19 kreativit2s

seseorang. Selain dukunga11 dari kelompok kerja, tantangan jL1ga merupaka,1

stimulan untuk munculnya kreativitas. Jika seseorang meng<'l'g::Jap

(40)

26

kreativitas yang berasal dari tantangan kadang berbenturan rJt;r·gan

keinginan untuk mempertahankan status quo yang men;ih nriari gagasnr,

baru yang belum pernah dicoba, dan sebaliknya, melakukan ._iengan caru

yang biasa dilakukan.

Ekvall, Tangenberg, & Anderson (dalam Riyanti, 1999) ュ・イZセQオェゥ@ 12 dirnonsi

yang diduga mempengaruhi iklim kreatif dan inovatif. Lihat gumbar 2 ai

「。キ。セ@ ini:

Context

Dari penelitian terhadap 12 faktor tersebut, Ekva II melihat tn!:v<a fa kt or -faH0r

yang paling mendukung terciptanya iklim yang mendorong :cr1c; .iinya inovr1si

di kantor surat kabar adalah:

(1). ada suatu tujuan bersama yang disatukan de,1gan baik da!ilm kelorn:Jo:,

(41)

(3): rumusan kebijakan dan filosofi merupakan suatu prose:> yrir,g terus

menerus dilakukan dalam kelompok itu.

21

(4). kompetensi yang khusus dari para jurnalis dalam kelon•cllk :t,_, (10

1ata-rata mereka diatas 120) dan fokus khusus mereka yany be:?>ga111 1far:

surat kabar itu secara keseluruhan, men\perkuat solidarii<''" ke!o:11pok

mereka.

(5). tingk<J konfiik dalam kelompok relative rendah, menga1·a, 1 ' \ : '

'kedewasaan para anggotanya dan pemahaman mereki1 ci,nn ォッョ、ゥセQ@

sosial psikologis dan kerasama yang membangur1.

(6). anggota .. anggota secara individual dapat bekerja dalanr sr:i1tu produk

bersama sambil juga membuat penampilan individual.

Meskipun mungkin pendorong munculnya gagasan dan evalussi di daleir1

organisasi terkadang merupakan aktivitas tersendiri, ウ・イゥョセQォ。ゥQ@ :in;iQola

kelompok kerja dan teman sebaya mempengaruhi inovasi indiv:·iu. Fa:r &

Ford (dal3111 Riyanti, 1999) berpendapat bahwa seseorang p•e1:genal sucitu

inovasi dalam peran kerjanya adalah merupakan suatu fungsi doiri 4 raktor,

yaitu:

(1 ). individu beranggapan bahwa perlu ada perubaha11 dalam ri:=ran kerjan1a.

(2). 1n.dividu berpendapat bahwa perubahan itu akan bmhasii ci:lerapkan

dalam peran kerjanya, yaitu suatu keyakinan akan ke:n:::nrnan dir1r1y3

(42)

bl.

individu beranggapan akan hasil yang positif dari perutia11an yang

diterapkannya tersebut.

(4). adanya kemampuan individu yang secara L11num mamp11 n·emulai ucin

menggunakan gagasan baru. Lihat gambar 3 di bawall 1r;r:

Perceived need for

'. - - - ,

Gセ@ • !

1 Perc;c1 \'Cd '

Role

ゥョョッカ。エゥッセ@

_______ j' i'ay off \ .

,..

___ J'

1 change [

Ji//

c·Technical knowledge

J

J ro111 1

'.2hange 1

________ J

Gambar 2. Model of individual motivatior,

Model dari F'arr & Ford (dalam Riyant1, Pengembangan Moclel Pen/:0/•11 !r.ovat1f l\eryaNan

Perusahaan-Perusahaan Baclan Usaha Mi/1!< Negara.1%><. 1·. ·19)

Dapat dijelaskan keempat faktor tersebut aclalah: persepsr individu akar

kebutuhan untuk berubah, persepsi efficacy untuk rnenernpkan perubc.l12n,

persepsi akan hasil dari perubahan, kemampuan untuk menghasilkar·. :de-id<?

bJru clan b13rrnanfaat.

Sementara itu Scott & Bruce (clalam Riyanti, 1999), rnelabk:ci • peneliti2n

[image:42.595.48.441.169.475.2]
(43)

tnengajukan 8 variabel yang diduga mendukung tnL'l'CJill\'a perilaku

karyawan di tempat kerja. Hasil penelitian tersebut n1e,1uniukka11 bcihwa:

1) iklim psikologis untuk inovasi berkorelasi positif c!er;sian ilubungan pitnpinan-anggota.

2) Gaya pemecahan masalah kreatif berkorelasi negatif cier,g311 ikliri

ps1Kologis untuk inovasi.

3) Gaya petnecahan masalah intuitif berkorelasi negaiif ciens;an rklin'

. psikologis untuk inovasi.

i 4) Gaya pemecahan tnasalah konvensional berkorelas1 1,egatif c!engan

perilaku inovatif.

5) Sejarah perilaku inovatif sebelumnya berkorelasi posiirf c.Jengan perilal;u

inovatif.

29

6) Hubungan pitnpinan-anggota berkorelasi positif denCJil': peril::iku i>1cvatif.

7) Harapan peran inovasi dari pemimpin berkorelasi posiiif c!engan perihku

inovatif.

8) Hubungan antara kepemitnpinan clan perilaku inovatii menjac:!i kuat

dimana gaya pemecahan masalah konvensional rer1clah daripacla qayci

(44)

Alat yang digunakan oleh Scott & Bruce (dalam Riyanti セ@ 999) .H1tu'<

melakukan penelitian adalah:

30

1) Problem solving style (PSS) kreatif dan konvensional, l>erupa skc.lzi \'Z"19

dikembangkan oleh Jabri (dalam Riyanti, '1999) untuk :T1en:;ukur ga:1a

kognitif asosiatif dan gaya kognitif bisosiatif. Gaya kognitif usosiatif tP-r:Lri

dari 10 item, dan gaya kognitif bisosiatif terdiri clari 9 1tern. Format jaw<ib3,1

berupa 7 poin skala Liker! merentang dari Senang rne·,i(_r1i;1ti ke Ticl"1V

menikmati. Skor yang tinggi pada skala kognitif asosialif n:nrlUnjukkc.n

inclividu memiliki gaya pemecahan masalah konvensicnal,

elem

skor ·1z1-10

tinggi pacla skala kognitif bisosiatif menunjukkan kec;enderungan inclividu

memiliki gaya kognitif inovatif.

2) Decision Mai<ing Style (OMS) rasional dan intuitif, diukL:r :!e11gan

menggunakan Global Decision Making Style (GDMS) yang ,iikeT,ba11:;ika1·,

oleh Scott & Bruce (dalam Riyanti, 1999). Masing-rnasir1g skala '.)2r1c1 5

item dengan 5 pilihan jenis Liker! rnerentang dan San9at Tidak SeLrju ke

Sangat Setuju.

3) Teei;;;-member exchange (TMX), diukur den9an ska/a 14 i'."111 yang

dikembangkan oleh Seers (dalam Riyanti, 1999). For1·1a\ jawuban uclaliln

5 pilihan model Liker! yang merentan9 dari San9at Ticlak Setuju ke

i Sangat Setuju. Skala ini mengukur kualitas hubun9an i\er;a yang

(45)

31

4) Leader-member exchange (LMX) diukur dengan ュ・ョァァセjイ。カN。ョ@ skala ·;4

item yang dikernbangkan oleh Graen, Novak, & Sommeri<amp (clalwn

Riyanti, 1999). Format jawaban adalah 5 pilihan skala Likert •11erentano

dari Sangat Tidak Setuju ke Sangat Setuju. Skala ini merigukur kua'it:is

hubungan antara manajer dan bawahan.

5) Karisrna diukur dengan rnenggunakan 9 item yang diadc)p·i ole 11 Basll

(dalarn Scott & Bruce, 1994) dari pengukuran kepen•im:J!l1a:,

transforrnasional yang dikembangkan oleh Bass (dalan• P:ycinti, 1998).

Setelah diuji oleh Basu, diternukan bahwa 9 item ini me>'.:1J.c1kan dis!(rimsn

yang paling efektif antara LMX dan kepernirnpinan tran;,forn.c1sio11al

Skala ini rnengukur tingkat dirnana pernimpin イョ・ョオョ[オォォQQセ@ Sllatu

keberadaan visi dan keyakinan kornunikasi dalarn ke111Cn1r::ucrn

pengikutnya untuk rnernpertemukan hara pan kinerja yan;i \1ngg1. Fm1 nc;t

jawaban berupa 5 skala Likert yang rnerentang dari Sa•1ga1 セゥ」ャ。ォL@ S:o'uju

. ke Sangat Setuju.

6) Harapan Peran inovatif clari pernirnpin diukur dengan satu iiem :unggal

yaitu "tidak sernua peran kerja mernerlukan individu menjc,d' kreatif'.

Padahal, dapat cliartikan bahwa kelompok kerja yang e'e!d'f mem1liki %'u

campuran dari individu yang inovatif dan indiv'clu yang ZZゥ・イセゥョョケ。@

rnenclukung inovasi orang lain. Dalam penge1iian ini, pera.1 adalah

serangkaian harapari dari posisi mancliri dari seseorans1 ycirig rnemeca11g

(46)

32

masing-masing bawahan anda sebagai inovator atau pe:1c.ukung incvasi

'.°'"rmat jawaban adalah 5 ska la Likert yang merer1tilng dc:ri peran yan;i

rnemerlukan seorang inovator dan peran yang memeriL:h:ir, :;eorz.rig

pendukunglsupporter. Item itu skornya berbalikan, skor yang tinggi

: menunjukkan peran inovator, skor yang rend ah menunjukkoir, per an

pendukung.

7) Psychological climate for innovation (PCI), berisi 26 it.er n hasrl mod1fiv2si '

dari ukuran iklim inovasi yang dikembangkar1 oleh Siegel & l<aemmernr

(dalam Riyanti,

1999).

Oalam alat asli yang dibuat Siegel & l'..ciemmerer.

alat ini terdiri dari 3 subskala yaitu dukungan terhadap l<rcil!ivitas.

toleransi terhadap perbedaan, dan komitmer1 pribadi. Subskrila komit1T·en

pribadi dihapus dalam penelitian kali ini karena item-iten' rla1alll ウオ「ウセ。ャ。@

tersebut bila diikut sertakan akan mengulang apa ケ。ョセQ@ ci:ukur oleil

konstruk komitmen terhadap organisasi. Oengan セ・ィョゥォ@ rut .isi varimax dari

prinsip komponen faktor, 26 item yang terdiri dari 2 faktcr vaitu ('•)

dukungan terhadap inovasi, dan resource supply, ditemukar; 4 item tirhk

valid. Maka PCI akhirnya terdiri dari 16 item untuk clukw19an terhaJap

inovasi, dan 6 item untuk resource supply.

8) Innovative history diperoleh dari dokumen-dokumer1 organisasi, yang

meliputi:

a. project leadership, yaitu berapa kali responden me111i:T:pin pre yek

(47)

b. technical achievement award adalah jumlah pe11ghmc;,E<l ya11g diterima responden selama masa kerj2mya.

33

c. invention disclosure, mendaftarkan hak cipta, menclcipc:.tl\an hak ciptci, dan menghasilkan publikasi dalam jurnal profesionill sei·oima rT.aca

kerjanya.

9) Pengukuran variabel tergantung yaitu perilaku inovatif lto.11-itemnya

dikembangkan dari literatur dan penemuan-penemuan has1I penelitian

West (dalam Riyanti, 1999), ahli psikologi organisasi b1:orr:1asarkan penelitiannya pada perilaku inovatif di tempat kerja pacia 'e;urnlah

111anajer di lnggris, menyimpulkan bahwa perilaku inovalif r1emlliki

indikasi-indikasi sebagai berikut:

a) mempunyai gagasan-gagasan baru dalam melaksana:;an pekerjE an

: b) mampu menetapkan target kerja

c) mampu menetapkan metode untuk mencapu·1 targe': セ・イー@

d) mampu membuat urutan kerja untuk tercapainya trnget

e) mampu memilih pihak-pihak yang bisa diajak bekerJa sa111a dalam

mencapai target kerja, dan

f) mamou mengembangkan cara-cara inovatif dalan1 rne:1rnpai tt.:jLaG.

10) Kovariabel dalam penelitian ini adalah:

a) klasifikasi pekerjaan, dibagi dalam

2 klasifikasi yaitu tuc1;;;s-tugas

(48)

34

b) tingkat pendidikan, yang diberi kode sebagai berikut: 1,,.i.usa11 sセta]@ C,,

lulusa.1 03 = 1, lulusa11 81= 2; lulusan 82 = 3, dan 1urusc.1' 83= 4.

c) lamanya bekerja di bidang R&D (research & develope1n0nt).

2.1.4 Cii.i-ci ri perilaku inovatif

Untuk bisa membedakan seseorang dengan perilaku inov2tif at1n1 capat

dilihat dari ciri-cirinya. Ciri-ciri seseorang denga11 perilaku i110•1atrf

dikemukakan oleh Amabile (1988) yang mengatakan bahwa ;nd111idu ya11g

berperilaku ir10vatif adalah yang gigih, ingin ta1

1u, penuh ウ・ュ。イBセN」ゥエ@ kerja,

clapat memotivasi diri sendiri, mempunyai kemampuan kognit.r i'1ng

lua-biasa (seperti bakat clalam bidang tertentu dan kemampuan berurkir kre1J\ifJ,

berorientasi paca resiko (seperti tertarik pacla tantangan clan l1e1buat sesc12lu

yang berbeda), mempunyai keahlian clibidangnya, senang :J8r:;iaul, sert3

mempunyai berbagai macam pengalaman. Ticlak jauh berbeda .C.mabile

(1988) menambahkan bahwa seseorang yang berperilaku ino'.atif aclalah

individu yang dapat dipercaya untuk mengakui keleluasaan ye ng dimilik: C:an

untuk bekerja secara konsisten berjalan dengan tujuan organis:lsi. lndiv:d•.1

yang inovatif lebih senang berperilaku sebagai organisationc:/ cili:ensi·,;p ia11

non-role, serta unrewarded behavior, juga berpikiran kritis den kesuksernn

org3nisasi. Dengan berperilaku tanpa mengharapkan imbai311 bi<a m2mbc1at

I

(49)

32

Sedangkan menurut Ki1ion (1989) deskripsi perilaku inovatnr adalah sebagE.i

berikut:

a. Kelihatannya tidak disiplin, berpikir melawan aru'.;, イョ・ャ。セQQォ。ョ@ tu'.)E3 dari

sudut yang tidak disangka-sangka

b. Sul'a menemukan masalah dan menemukan jalan keluarnya

c. Meragukan asumsi-asumsi di balik masalah; me111anu1)c1lasi ュ。ウ。セ。ィ@

d. Bagi kelompok-kelompok mapan dia adalah semarg per·1baharL.; aia

tidak mematuhi pandangan-pandangan yang telah 、ゥ」セウZ[jォ。エゥL@ cli&nQgap

sebagai perusak dan penyebab keonaran

e. t・イォeセウ。ョ@ ticlak dapat dipercaya; ticlak praktis; sering 111engejuckon lawannya

f.

Dalarn mencapai tujuan ticlak terlalu menggunakan sarana yang ad<e1

g. Mampu mengerjakan tugas-tugas rutin (seperti ma1111enc:nce) '12ny;. untuk jangka waktu singkat. Cepat menclelegasikan tug::is .. tugas rut'i1.

· h. Akan menjadi pimpinan dalam situasi-situasi yang tidak terstruktur

i. Sering melanggar peraturan, kurang menghormati セ」」「ゥ。ウ。。ョ@ lama

J.

Kelihatan tidak ragu-ragu terhadap diri sendiri ketika rne11ge111ukvlzc1n

gagasan-gagasan, dalam menghadapi penolakan tici11k membu'.uhk<1n

konsensus agar tetap merasa pasti

k. Dalam institusi sangat penting dalam krisis-krisis yang tidak terdugJ,

bahwa juga mas1h dapat membantu mengatasi krisis-krisis itu, jika ia

(50)

3,,

, Q

Kei::,a bekerjasarna dengan para adaptor; rnenjaga crier .t3si pekerj:iar ..

tidak mau terikat dengan rnasa lampau dan teori yang cfo1nut

111. Tidak peka terhadap orang lain, sering rnengancam konesi dan

kerjasama kelompok

n. Memungkinkan dinamika-dinarnika untuk melakuka11 pnt1bahan r;o:c'1kal

secara periodik (tanpa perubahan radikal itu institusi akan mati)

Sem.entara itu menurut Soul Abbas (dalarn Mu11andar, 19811, cerbedaan

antar pribadi yang kreatif dan yang bukan terletak pad a k8n1anipuan U'ltuk

memanipulasi kenyataan tanpa adanya hambatan, mamar,i,Julasi ャゥョァセオL P ァ。ョN@

dan menggunakan observasi atau pengamatan sebagai d3sar unluk

irnajinasi. Pribadi yang kreatif merniliki kepercayaan cirri ケ。ョセj@ c ukup 、。Qセ@

berperasaan aman dan bebas untuk mengadakan peric::ltian. eksperi.T1el'

eksperimen, pribadi yang kreatif memiliki sikap fooling arou1JCJ yang

menjadikan dirinya merasa bebas untuk mencoba sega:a n'c;<;an·, hal t;;n1J3

adanya kekuatan untuk menjadi salah atau dianggap foolish.

Dari semua teori yang dikemukakan para ahli tersebut cl; citas clapat

disimpulkan bahwa perilaku inovatif merupakan suatu usaha 1ndividu -inc>iviciu

untuk rnemperkenalkan secara sengaja sesuatu yang bw:r. rx1ik berupa

<:le-ide, prose:;-proses, produk-procluk, atau prosedur-prosed,_:r. 0818111 fimrc1.1

(51)

27

セ@ } ) ,.,

_.,. .. . ' '

.... セGセ@ >.;

Artinya : Mereka tiacla menafkahkan suatu nafkah yang keci! c.an ticlak (pul3) yang besar clan ticlak melintasi suatu lembah, melainkan cliiu'isi<an ba9i mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik clari apa yang telah mereka kerjak<1n.

Dalam ayat cliatas menunjukkan suatu sifat kreatif, clapat me1r:cit'vasi diri, clan

berani mengambil resiko climana perilaku inovatif mempunyai ォpセ・イゥ、・イオョア。ョ@

untuk tertarik pacla nilai-nilai intc;lektual clan artistik, te1i2rik pacla

kompleksitas. pecluli pacla pekerjaan clan pencapaian, tekun, '1e-p1kir manoiri,

ュ・イイQᄉセZGケ。ゥ@ toleransi terhaclap ambiguitas, otonom, percaya ci111 dan s1ap

mengambil resiko.

2. i.5 lnovasi pacla us aha ska la kecil

Amabile (1 g33) menclefinisikan inovasi sebagai implementasi rlari

gagasar1-gagasan baru clan tepat. Kewirausahaan biasanya cliartika1 dai2m kait;m

dengan inovasi. Misalnya, Schumpeter (clalarn Amabile,

1

Slf.F) ュ・ョケ。エ。ォ。イセ@

bahwa kegiatan-kegiatan kewirausahaan mencakup clilakukc;nnya kombinasi

kombinasi baru, "clestruksi kreatif" clari suatu keseimbangan c'alcin1 sebu31i

inclustri. kewirausahaan adalah suatu bentuk khusus clari ino1,3si

(52)

38

kreatif untuk memproduksi suatu bisnis baru, atau suatu !ll'siatif baru :1a:an1

suatu bisnis yang sudah berjalan.

l<reativitas dapat masuk ke dalam kegiatan kewirausahaa>1 ·Je:1ga11 bP-rbaga1

cara. \fllirausaha mungkin memiliki inovasi untuk suatu proc!uk a;au Jaso.

ti;irtentu, sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah dilakui;cin

sebelumnya dan nampaknya dianggap berguna atau diirgi.·k;rn oleh µara

pelariggan. lnilah yang biasanya terlintas dalam pikiran ョセ。Qカゥゥイ。ゥ。@ kita

mendengar istilah "kreativitas" dalam konteks bisnis. F'endap; 1t bah VI a

kreativitas hanya berarti munculnya gagasa11 clasar yang b.o;:10r-bena· baru

untuk produk atau jasa, mungkin dapat clisimpulkan bahwn \, eativitas

sebetulnya tak berperan dalam perusahaan-perusahaar: ke1vi,.2.usahaan yang

sukses. Padahal kebaruan mungkin tak ditemukan pada ーイッjセZク@ itu se,1d11'

tetapi dalam penerapannya. Contohnya, sifat baru mung1<;1·, ;:;Ja pada ,·arar:a

untuk menciptakan atau menyalurkan procluk identifikasi peluang-peluan;i

pasar baru, atau organisasi dan sistim-sistim yang dibangun untuk melempa

Gambar

Gambar 2. Model of incividual motivation.
Tabel 3. 1 Blue print perilaku inovatif ..
Gambar 2. Model of individual motivatior,
Gambar 3. Bagan Kerangka Berpikir Hubungan Locus Of Cont;01 dengon Perilalu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji hipotesis regresi linier secara parsial menemukan bahwa variabel brand trust mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap customer loyalty Internet Service Provider Mobile

Dari hasil yang diperoleh terhadap jumlah angka lempeng total masih memenuhi standar dari peraturan PERMENKES RI No1096/MENKES/PER/VI/2011 yang menyatakan bahwa angka kuman pada

Lingkungan merupakan hal yangmempengaruhi derajat kesehatan manusia sehingga pemerintah melalui Direktorat Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL)

Personal adjusment pada saat menghadapi masa pensiun : studi fenomenologi near phase terhadap dua orang pegawai negeri sipil lembaga permasyarakatan kelas IIA Banceuy

Hal ini disebabkan karena pendekatan saintifik melalui model discovery learning dengan permainan dapat menjadikan pelajaran matematika yang identik dengan konsep angka,

Jumlah biji isi dan biji hampa tanaman padi Nipponbare transgenik tidak semuanya lebih unggul dari tanaman Nipponbare kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, serta hidayah-Nya sehingga dengan segala keterbatasan yang ada, penulis dapat

Hal ini dapat dilihat adanya hutan rakyat tradisional yang diusahakan oleh masyarakat itu sendiri tanpa campur tangan pemerintah (swadaya murni), baik berupa tanaman